Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk
Nama : Stephanie Octaviani Npm : 21209655 Jurusan : S1 - Akuntansi
Latar Belakang Masalah Sebagaimana kita ketahui bahwa bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Baik dalam perusahaaan yang berskala besar maupun kecil akan mempunyai perhatian yang sangat besar di bidang keuangan, terutama dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, menimbulkan persaingan antara perusahaan pun semakin ketat, khususnya antara perusahaan sejenis. Belum lagi karena kondisi perekonomian yang tidak menentu menyebabkan banyaknya perusahaan yang mengalami keruntuhan. Oleh karena itu, agar perusahaan dapat bertahan atau bahkan dapat tumbuh berkembang maka perusahaan harus mencermati kondisi dan kinerja keuangan perusahaan. Untuk mengetahui dengan tepat kondisi dan kinerja keuangan perusahaan maka perlu dilakukan analisis yang tepat. Alat analisis yang dapat dipakai untuk menilai kinerja keuangan perusahaan adalah laporan keuangan. dilihat dari laporan keuangan yang disajikan pada akhir periode Laporan keuangan perusahaan terdiri dari neraca dan laporan laba/rugi. Dengan analisis terhadap pos-pos neraca dapat diketahui gambaran tentang posisi keuangan perusahaan, sedangkan analisis laporan laba-rugi akan memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan usaha perusahaan. Setiap perusahaan akan menyusun suatu laporan keuangan yang dapat menggambarkan kondisi dan kinerja keuangan perusahaan pada akhir pembukuan. Untuk itu dapat dilakukan dengan melihat kondisi finansial perusahaan dalam keadaan sehat atau tidak dengan cara melihat laporan keuangan pada setiap periode, sehingga faktor-faktor yang merugikan dan menguntungkan perusahaan dapat dilihat dan dicari penyelesaiannya. Hasil analisis laporan keuangan dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan seperti manajer, pemilik perusahaan, pekerja, investor, kreditur. Kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas prilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan dalam organisasi. Sedangkan pengertian kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Dengan menggunakan analisis keuangan, perusahaan dapat menentukan tingkat likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas. Dimana, masingmasing ratio menggambarkan keadaan yang berbeda. Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo. Solvabilitas mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rentabilitas digunakan untuk menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan semua modal yang bekerja didalamnya. Berdasarkan hal tersebut di atas mendorong penulis untuk memilih judul ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA, Tbk.
Rumusan, Batasan, dan Tujuan •
•
Rumusan Masalah Perumusan masalah dalam penulisan ilmiah ini adalah “Bagaimana menganalisa hasil kinerja keuangan perusahaan jika dilihat dari hasil analisis laporan keuangan pada perusahaan ditinjau dari segi Likuidasi, Solvabilitas, dan Rentabilitas?” Batasan Masalah Dalam penulisan ini penulis membatasi masalah yang membahas mengenai bagaimana kinerja keuangan perusahaan di lihat dari laporan keuangan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Apabila ditinjau dari rasio Likuidasi,Solvabilitas, dan Rentabilitas berdasarkan laporan keuangan tahun 2008,2009 dan 2010.
• Tujuan Penelitian Dalam penulisan ini penulis membatasi masalah yang membahas mengenai bagaimana kinerja keuangan perusahaan di lihat dari laporan keuangan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Apabila ditinjau dari rasio Likuidasi,Solvabilitas, dan Rentabilitas berdasarkan laporan keuangan tahun 2008,2009 dan 2010.
Analisis Likuiditas •
Current Ratio 2008, 2009, 2010 Aktiva Lancar Current Ratio = Hutang Lancar Tahun 2008 11,037,287 Current ratio = 7,642,207 = 144,42 %
X 100%
X 100%
Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2008 current ratio sebesar 144,42 %. Berarti perusahaan menjamin Rp 1.4442,- aktiva lancar untuk setiap Rp 1 ,- hutang lancar. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu melunasi hutang lancarnya hanya dengan menggunakan aktiva lancar. Current Ratio 2009
Current Ratio 2010 12,688,643
Current ratio = 6,747,030 = 188,06 %
15,768,558 X 100 %
Current ratio = 9,778,942 = 161,25%
X 100%
Quick Ratio Qucik Ratio 2008, 2009, 2010 Aktiva Lancar - Persediaan Quick Ratio =
X 100% Hutang Lancar
Tahun 2008 11,037,287 - 7,657,848 Quick Ratio =
X 100%
7,642,207 = 44,22% Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2010 Quick ratio sebesar 44,22 %. Berarti perusahaan menjamin Rp 0,4422,- Quick untuk setiap Rp 1 ,- hutang lancar. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu melunasi hutang lancarnya hanya dengan menggunakan dana yang ditempatkan pada aktiva lancar dikurangi dengan persediaannya. Tahun 2010
Tahun 2009 12,688,643 - 9,539,067
Quick Ratio =
15,768,558 - 9,802,455
X100%
Quick Ratio =
6,747,030 = 46,68% = 46,7%
X 100% 9,778,942
= 61,00%
Analisis Solvabilitas •
Total Debt To Total Capital Assets Ratio 2008, 2009, 2010
Total Debt To Total Capital Assets Ratio =
Total Hutang X 100% Total Aktiva
Tahun 2008 Total Debt To Total Capital Asset Ratio =
8,083,584 X 100% 16,133,819 = 50,10 %
Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2008 Total Debt To Total Capital Asset Ratio sebesar 50,10 %. Berarti setiap Rp 1 total aktiva menjadi jaminan hutang sebesar Rp 0,5010. hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu melunasi hutangnya hanya dengan menggunakan modal atau aktiva yang dimiliki perusahaan. Tahun 2009 Total Debt To Total Capital Asset Ratio =
7,250,522
17,716,447 = 40,92%
X 100%
Tahun 2010 Total Debt To Total Capital Asset Ratio =
10,309,671
20,525,123 = 50,22 %
X 100%
Total Debt To Equity Ratio • Total Debt To Equity Ratio 2008, 2009, 2010 Total Debt To Total Hutang Equity Ratio = X 100% Modal
Tahun 2008 Total Debt To Equity Ratio =
8,083,584 X 100%
8,047,896 = 100,44 % Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2008 Total Debt To Equity Ratio sebesar 100,44 %. Berarti setiap Rp 1 modal sendiri menjadi jaminan oleh hutang sebesar Rp 1,0044. hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu melunasi hutang lancar hanya dengan menggunakan modal atau aktiva yang dimiliki perusahaan. Tahun 2009 Total Debt To Equity Ratio =
7,250,522
10,461,616 = 69,30 %
X 100%
Tahun 2010 Total Debt To Equity Ratio =
10,309,671
10,214,464 = 100,9 %
X 100%
Long Term Debt To Equity Ratio • Long Term Debt To Equity Ratio 2008, 2009, 2010 Long Term Debt To Equity Ratio = Hutang Jangka Panjang X 100% Modal Tahun 2008 Long Term Debt To Equity Ratio = 441,377 X 100% 8,047,896 = 5,48% Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2008 Long Term Debt To Equity ratio sebesar 5,48 %. Berarti setiap Rp 1 modal sendiri menjadi jaminan hutang sebesar Rp 0,0548 . hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu melunasi hutang jangka panjang hanya dengan menggunakan modal yang dimiliki perusahaan. Tahun 2009 Long Term Debt To Equity Ratio = 503,492 X 100% 10,461,616 = 4,81%
Tahun 2010 Long Term Debt To Equity Ratio = 530,729 X 100% 10,214,464 = 5,19%
Analisis Rentabilitas •
Gross Profit Margin 2008, 2009, 2010
Laba Kotor Gross Profit Margin =
X 100% Penjualan
Tahun 2008 Gross Profit Margin = 9,985,249 X 100% 2,955,457 = 337,85% Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2008 Gross Profit Margin sebesar 337,85 %. Berarti setiap Rp 1 penjualan dapat menghasilkan laba kotor sebesar Rp 3,3785 . hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba kotor hanya dengan menggunakan modal atau aktiva yang dimiliki perusahaan. Tahun 2009 Gross Profit Margin =
Tahun 2010 Gross Profit Margin = 12,655,993
11,234,721 X 100%
3,148,441 = 356,83%
X 100% 3,145,057 = 402,40%
Earning Power Of Total Investment Ratio • Earning Power Of Total Investment Ratio 2008, 2009, 2010 Earning Power of Total Investment Ratio = Laba Sebelum Pajak X 100% Total Aktiva
Tahun 2008 Earning Power of Total Investment Ratio = 5,797,289 X 100% 16,133,819 = 35,93% Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2008 Earning Power of Total Investment Ratio sebesar 35,93% . Berarti setiap Rp 1 modal menghasilkan laba bagi semua investor sebesar Rp 0,3593 . hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba melalui modal yang diinvestasikan dalam bentuk aktiva. Tahun 2009 Earning Power of Total Investment Ratio = 7,213,466 X 100% 17,716,447 = 40,71%
Tahun 2010 Earning Power of Total Investment Ratio = 8,748,229 X 100% 20,525,123 = 42,62%
Net Earning Power Ratio • Net Earning Power Ratio 2008, 2009, 2010 Net Earning Power Ratio = Laba Bersih X 100% Total Aktiva Tahun 2008 Net Earning Power Ratio = 3,895,280 X 100% 16,133,819 = 24,14 % Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2008 Net Earning Power Ratio sebesar 24,14 %. Berarti setiap Rp 1 modal yang diinvestasikan dalam bentuk total aktiva mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,2414 . hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba melalui modal yang diinvestasikan dalam bentuk aktiva. Tahun 2009
Tahun 2010 5,087,339
Net Earning Power Ratio = 17,716,447 = 28,71 %
6,421,429 X 100%
Net Earning Power Ratio = 20,525,123 = 31,28 %
X 100%
Return On Equity •
Return On Equity 2008, 2009, 2010
Laba Bersih ROE =
X 100% Modal Sendiri
Tahun 2008 3,895,280 ROE = 8,047,896 = 48,40 %
X 100%
Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2008 Return on equity sebesar 48,40 %. Berarti setiap Rp 1 modal sendiri menghasilkan laba bagi pemegang saham preferen dan saham biasa sebesar Rp 0,4840 . hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba melalui modal yang diinvestasikan dalam bentuk modal sendiri. Tahun 2009 5,087,339 ROE = 10,461,616 = 48,62 %
X 100%
Tahun 2010 6,421,429 ROE = 10,214,464 = 62,86 %
X 100%
Tabel 4.2. Tabel Hasil Common Size Tahun Lalu PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk Tahun 2008, 2009, dan Tahun 2010
Tabel 4.2. Tabel Hasil Common Size Tahun Lalu PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk Tahun 2008, 2009, dan Tahun 2010
Tabel 4.2. Tabel Hasil Common Size Tahun Lalu PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk Tahun 2008, 2009, dan Tahun 2010
Tabel 4.3.1. Tabel Hasil Kuantitatif
Tabel 4.3.1. Tabel Hasil Kuantitatif
Tabel 4.3.1. Tabel Hasil Kuantitatif
4.3.2. Hasil Analisis A. Analisis Likuiditas Dalam analisis Current Ratio pada tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 43,64 %, dilihat dari tahun 2008 current rationya sebesar 144,42% ke tahun 2009 sebesar 188,06%. Peningkatan ini terjadi karena aktiva lancar yang meningkat. Sedangkan pada tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 26,81%, dilihat dari tahun 2009 current ratio sebesar 188,06% ke tahun 2010 sebesar 161,25%. Penurunan terjadi karena aktiva lancar yang meningkat dan hutang lancarnya juga meningkat. Karena current ratio masih diatas 100% pada tahun 2008, 2009, 2010 dan perusahaan masih dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya,Maka perusahaan ini masih dalam keadaan likuid. Dalam analisis Quick Ratio pada tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 2,48%, dilihat dari tahun 2008 quick rationya sebesar 44,22% ke tahun 2009 sebesar 46,7%. Dan pada tahun 2009 ke tahun 2010 juga mengalami peningkatan sebesar 14,3%, dilihat dari tahun 2009 quick rationya sebesar 46,7% ke tahun 2010 sebesar 61,00%. Peningkatan yang terjadi pada tahun 2008 ke tahun 2009,dan tahun 2009 ke tahun 2010 karena aktiva lancar dan persediaan yang meningkat. Quick ratio pada tahun 2008 dan tahun 2009 perusahaan mengalami keadaan ilikuid karena quick rationya dibawah 50%. Sedangkan pada tahun 2010 perusahaan dikatakan likuid karena quick ratio masih diatas 50%.
B. Analisis Solvabilitas Dalam analisis Total debt to total capital asset ratio pada tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 9,18 %, dilihat dari tahun 2008 Total debt to total capital asset rationya sebesar 50,10% ke tahun 2009 sebesar 40,92%. Penurunan ini terjadi karena aktiva meningkat dan hutangnya menurun. Dan pada tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 9,3 %, dilihat dari tahun 2009 Total debt to total capital asset rationya sebesar 40,92% ke tahun 2010 sebesar 50,22%. Peningkatan ini terjadi karena aktiva meningkat dan hutangnya meningkat. Meski terjadi peningkatan maupun penurunan pada tahun 2008, 2009, 2010 Total debt to total capital asset ratio perusahaan masih dalam keadaan yang solvable,karena Total debt to total capital asset rationya masih dibawah 100% dan dapat memenuhi hutang-hutangnya. Dalam analisis Total debt to equity ratio pada tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 31,14%, dilihat dari tahun 2008 Total debt to equity ratio sebesar 100,44% ke tahun 2009 sebesar 69,30%. Penurunan ini terjadi karena modal meningkat dan hutangnya menurun. Dan pada tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 31,6%, dilihat dari tahun 2009 Total debt to equity rationya sebesar 69,30% ke tahun 2010 sebesar 100,9%. Peningkatan ini terjadi karena modal menurun dan hutangnya meningkat. Pada tahun 2008 Total debt to equity ratio dianggap insolvable karena perusahaan masih belum bisa memenuhi hutangnya dan Total debt to equity rationya diatas 100%. Pada tahun 2009 Total debt to equity ratio dikatakan solvable karena perusahaan bisa memenuhi hutangnya dan Total debt to equity rationya masih dibawah 100%. Sedangkan Pada tahun 2010 Total debt to equity ratio dikatakan insolvable karena perusahaan masih belum bisa memenuhi kewajiban hutangnya dan Total debt to equity rationya diatas 100%. Dalam analisis Long term debt to equity ratio pada tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 0,67 %, dilihat dari tahun 2008 Long term debt to equity rationya sebesar 5,48% ke tahun 2009 sebesar 4,81%. Penurunan ini terjadi karena modal meningkat dan hutang jangka panjang menurun. Dan pada tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 0,38%, dilihat dari tahun 2009 Long term debt to equity rationya sebesar 4,81% ke tahun 2010 sebesar 5,19%. Peningkatan ini terjadi karena modal menurun dan hutang jangka panjang meningkat. Meski terjadi peningkatan maupun penurunan pada tahun 2008, 2009, 2010 Long term debt to equity ratio perusahaan masih dalam keadaan yang solvable,karena Long term debt to equity rationya masih dibawah 100% dan dapat memenuhi hutang jangka panjangnya.
C. Analisis Rentabilitas Dalam analisis Gross profit margin pada tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 18,98%, dilihat dari tahun 2008 Gross profit margin rationya sebesar 337,85% ke tahun 2009 sebesar 356,83%. Peningkatan ini terjadi karena laba kotor dan penjualan meningkat. Dan pada tahun 2009 ke tahun 2010 juga mengalami peningkatan sebesar 45,57%, dilihat dari tahun 2009 Gross profit margin rationya sebesar 356,83% ke tahun 2010 sebesar 402,40%. Peningkatan ini terjadi karena laba kotor yang meningkat dan penjualan menurun. Dalam analisis Earning Power of Total Investment Ratio pada tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 4,78%, dilihat dari tahun 2008 Earning power of total investment rationya sebesar 35,93% ke tahun 2009 sebesar 40,71%. Peningkatan ini terjadi karena laba sebelum pajak dan total aktiva yang meningkat. Dan pada tahun 2009 ke tahun 2010 juga mengalami peningkatan sebesar 1,91%, dilihat dari tahun 2009 Earning power of total investment rationya sebesar 40,71% ke tahun 2010 sebesar 42,62%. Peningkatan ini terjadi karena laba sebelum pajak dan total aktiva yang meningkat. Dalam analisis Net earning power ratio pada tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 4,57%, dilihat dari tahun 2008 Net earning power rationya sebesar 24,14% ke tahun 2009 sebesar 28,71%. Peningkatan ini terjadi karena laba sebelum pajak dan total aktiva yang meningkat. Dan pada tahun 2009 ke tahun 2010 juga mengalami peningkatan sebesar 2,57%, dilihat dari tahun 2009 Net earning power rationya sebesar 28,71% ke tahun 2010 sebesar 31,28%. Peningkatan ini terjadi karena laba bersih dan total aktiva yang meningkat. Dalam analisis Return on equity pada tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 0,22%, dilihat dari tahun 2008 Return on equity rationya sebesar 48,40% ke tahun 2009 sebesar 48,62%. Peningkatan ini terjadi karena modal dan laba bersih yang meningkat. Dan pada tahun 2009 ke tahun 2010 juga mengalami peningkatan sebesar 14,24%, dilihat dari tahun 2009 Gross profit margin rationya sebesar 48,62% ke tahun 2010 sebesar 62,86%. Peningkatan ini terjadi karena modal dan laba bersih yang meningkat. Maka perusahaan dikatakan reable, karena perusahaan dari tahun ke tahun memperoleh laba yang tiap tahunnya mengalami kenaikkan.
Penutup Kesimpulan Berdasarkan dari hasil analisis yang telah dilakukan penulis, dapat disimpulkan bahwa kondisi kinerja keuangan perusahaan pada tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami peningkatan yang baik dari aspek yaitu aspek likuiditas, dan rentabilitas. Sedangkan solvabilitas perusahaan mengalami penurunan. Tetapi meski mengalami penurunan di solvabilitas dalam kinerja keuangan perusahaan masih dapat berjalan dan efektif. Dan pada tahun 2009 ke tahun 2010 kondisi kinerja keuangan perusahaan semakin meningkat, dan dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan pada likuiditas sebesar 26,81 %, solvabilitas sebesar 9,3 %, dan rentabilitas sebesar 1,91 %. Dengan adanya peningkatan pada perusahaan yang dapat dilihat dari tahun 2009 ke tahun 2010 serta dari aspek-aspek tersebut, Maka kinerja perusahaan dapat dianggap efisien dan efektif.
Saran Saran Saran yang diberikan penulis adalah : 1. Perusahaan harus mempertahankan komposisi likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas. 2 . Analisa ratio bersifat kuantitatif untuk menterjemahkan perlu analisa yang bersifat kualitatif dan perusahaan masih berjalan. 3. Memperhitungkan faktor-faktor yang tidak diperhitungkan secara kualitatif yang dapat dibentuk untuk meningkatkan kemampuan kinerja perusahaan.