ANALISIS FAKTOR - FAKTOR PEMBENTUK KOMPETENSI BRAND PRESENTER DI DISTRIBUTOR PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk KARAWANG Silvie Dwi Oetari, Sonny Hersona GW, Rahmat Hasbullah ABSTRAK Kompetensi karyawan menuntut semua kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan yang didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Dengan demikian, kompetensi menunjukkan keterampilan dan pengetahuan karyawan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu bidang tertentu sebagai sesuatu yang terpenting atau sebagai unggulan bidang tersebut. Industri perusahaan rokok yang berkembang, banyak memberikan kontribusi terhadap perekonomian negara. Perusahaan rokok banyak menggunakan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pendistribusian produk maupun aktivitas pemasaran. Salah satu perusahaan rokok yang terkenal adalah PT. HM Sampoerna. Metode analisa yang digunakan dalam peneltian ini adalah kuantitatif (angka) dan kualitatif (bukan angka). Data kuantitatif dianalisis dengan statistik sedangkan data kualitatif adalah data yang berbentuk angka atau data yang diangkakan. metode kuantitatif yang digunakan adalah pengujian hipotesis. berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan : 1. Faktor – faktor pembentuk kompetensi brand presenter yang terdiri dari pengalaman, karakteristik kepribadian, motivasi, kemampuan intelektual, budaya organisasi berada pada kriteria setuju artinya responden setuju bahwa faktor – faktor tersebut merupakan faktor – faktor pembentuk kompetensi brand presenter. Namun demikian dari kelima faktor tersebut pengalaman merupakan faktor yang paling terendah di bandingkan ke empat faktor lain nya. 2. Ke lima faktor pembentuk kompetensi tersebut memiliki 21 indikator dengan rata-rata pada kriteria setuju. Namun secara spesifik dari ke 21 indikator tersebut di peroleh 2 indikator dengan nilai yang terendah yaitu kecepatan penseptual dan tanggung jawab. Kata Kunci : Faktor – Faktor Pembentuk Kompetensi Brand Presenter A. PENDAHULUAN PT HM Sampoerna suatu perusahaan rokok kretek yang cukup terpandang di masyarakat yang mempunyai andil yang cukup besar dalam memainkan peranan penting dalam perkembangan industri, penyerapan tenaga kerja dan pendapatan negara Indonesia. Salah satu perwakilan adalah PT HM Sampoerna adalah PT HM Sampoerna cabang Karawang. Dalam memasarkan produknya, PT HM Sampoerna menggunakan jasa brand presenter (Sales Promotion Girl/SPG) dengan tujuan untuk memaksimalkan fungsi penjualan kepada konsumennya. Tujuan dasar dari brand presenter adalah untuk mendorong pembeli agar bertindak, memulai rangkaian perilaku yang mengakibatkan aktivitas pembelian. Karenanya peranan brand presenter dalam mempromosikan dan menjual produk rokok sangatlah besar. Peran brand presenter tidak dapat dipisahkan dari sebuah mata rantai perusahaan penyedia barang produksi. Brand presenter berperan sebagai ujung tombak perusahaan. Biasanya brand presenter berhadapan langsung dengan end user atau bisa juga berhadapan dengan reseller atau retailer alias pengecer. Berikut ini adalah database brand presenter dan Team Leader di PT HM Sampoerna Tbk :
Tahun 2012 2013
Tabel 1.1 Database Brand Presenter dan Team Leader di PT HM Sampoerna Tbk Sampoerna Hijau Dji Sam Soe Kretek Sampoerna Pass A Mild U Mild Jumlah ( SAH ) ( DSSK ) 4
4
7 7 Sumber : Hasil Survei Penulis, 2013
Tamatan SMA
S1
8
4
4
24
20
4
4
4
8
30
25
5
1499
Dalam perkembangannya, banyak sekali fenomena dimana brand presenter kurang memiliki kompetensi dan bekal pengetahuan yang cukup. Mereka hanya diberikan training singkat yang isinya lebih ke hal hal administratif dan dengan satu perintah yang sangat jelas, yaitu menjual produk sebanyak mungkin, karenanya dilapangan sering terjadi friksi antara para tenaga penjual ini dengan konsumen karena mereka tidak mengetahui cara berkomunikasi dengan konsumen secara efektif. Seringkali ditemukan beberapa brand presenter yang tidak mengetahui secara detail mengenai kelebihan-kelebihan produk yang dijual bila dibandingkan dengan produk pesaing serta ketidakpahaman mereka tentang informasi-informasi dasar produk yang hendak ditawarkan kepada pembeli. Sehingga banyak sekali brand presenter yang tidak mampu menjawab pertanyaan pembeli dengan baik mengenai produk yang mereka tawarkan. Tenaga penjual yang sukses bukan hanya tenaga penjual yang mampu menjual barang dalam kuantitas yang besar, tetapi juga mampu menjalin hubungan dan komunikasi yang berkualitas dengan pelanggannya. Seringkali keputusan membeli konsumen dilakukan bukan karena pertimbangan rasional tetapi lebih karena pertimbangan emosional, termasuk kesan yang baik dari si tenaga penjual. Mengingat pentingnya kompetensi brand presenter dalam mendukung kenaikan volume penjualan dan kinerja perusahaan perusahaan, maka penting sekali bagi perusahaan untuk menganalisa kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing brand presenter. Dengan dilakukannya analisa mengenai kompetensi brand presenter, maka diharapkan kualitas tenaga penjual tersebut akan semakin tinggi sehingga proses komunikasi dengan pelanggan akan semakin berkualitas dan dapat mempengaruhi keputusan pelanggan untuk membeli produk yang ditawarkan oleh brand presenter. Untuk itu sangat diperlukan suatu kajian analisa mendalam mengenai kompetensi brand presenter dan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas kompetensi brand presenter pada PT HM Sampoerna Karawang. B. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Kompetensi Karyawan Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Dengan demikian, kompetensi menunjukkan keterampilan atau pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam bidang tertentu sebagai sesuatu yang terpenting, sebagai unggulan di bidang tersebut. (Wibowo, 2013). Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, perilaku yang harus dimiliki seseorang dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya (Pramudyo, 2010). Sedangkan menurut Rivai dan Sagala (2009: 308), kompetensi merupakan keinginan untuk memberikan dampak pada orang lain dan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain melalui strategi membujuk dan memengaruhi. Menurut Grote dalam Pramudyo (2010), kompetensi dapat digunakan untuk memprediksi kinerja, yaitu siapa yang berkinerja baik dan kurang baik tergantung pada kompetensi yang dimilikinya, diukur dari kriteria atau standar yang digunakan. Sedangkan menurut Amstrong (dalam Dharma, 2005:102) kompetensi mengacu kepada dimensi prilaku dari sebuah peran atau prilaku yang diperlukan seseorang untuk dapat melaksanakan pekerjaannya secara memuaskan. Spencer dan Spencer (dalam Wibowo, 2007: 87) menyatakan bahwa kompetensi merupakan landasan dasar karakteristik orang dan mengindikasikan cara berprilaku atau berpikir, menyamakan situasi, dan mendukung untuk periode waktu cukup lama. Dengan demikian kompetensi merupakan suatu kemampuan melaksanakan suatu pekerjaan berdasarkan keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki. Menurut Alwi (2006: 6) Sumber Daya Manusia atau human resource adalah orang yang bekerja dalam suatu organisasi yang sering pula disebut karyawan atau pegawai. Sedangkan menurut Nawawi (2001: 57) sumber daya manusia adalah manusia atau orang yang bekerja atau menjadi anggota suatu organisasi yang disebut personil, pegawai, karyawan, tenaga kerja, dll. Menurut Mangkunegara (2005: 40) kompetensi sumber daya manusia adalah kompetensi yang berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan karakteristik kepribadian yang mempengaruhi secara langsung terhadap kinerjanya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kompetensi sumber daya manusia adalah suatu yang dapat memberikan gambaran tentang kemampuan suatu individu sumber daya manusia untuk melaksanakan tugas tertentu. Kompetensi sumber daya manusia juga dapat diartikan sebagai
1500
karakteristik dasar individu yang dalam hubungan sebab akibat berkaitan dengan performa yang efektif atau superior dalam suatu pekerjaan atau jabatan. Kompetensi merupakan dimensi perilaku yang berada dibelakang kinerja kompeten. Sering dinamakan kompetensi perilaku karena untuk menjelaskan bagaimana orang berperilaku ketika mereka menjalankan peranannya dengan baik (Amstrong dan Baron, 1998:298) dalam Wibowo (2013:326). Perilaku kompetensi dapat diklasifikasikan : 1. Memahamai apa yang perlu dilakukan dalam bentuk alasan kritis, kapasistas strategik, dan pengetahuan bisnis. 2. Membuat pekerjaan dilakukan melalui dorongan prestasi, pendekatan proaktif, percaya diri, control, fleksibilitas, berkepentingan dengan efektivitas, persuasi dan pengaruh membawa serta orang yang memotivasi, keterampilan antar pribadi, berkepentingan dengan hasil, persuasi dan pengaruh. 2 . Tujuan Kompetensi Karyawan Menurut Hutapea dan Nurianna (2008 : 16-19) kompetensi dalam organisasi atau perusahaan pada umumnya bertujuan untuk: 1. Pembentukan pekerjaan (job design) Kompetensi teknis dapat digunakan untuk menggambarkan fungsi, peran, dan tanggung jawab pekerjaan di suatu organisasi. Besarnya fungsi, peran, dan tanggung jawab tersebut tergantung dari tujuan perusahaan, besar kecilnya perusahaan, tingkat atau level pekerjaan dalam organisasi serta jenis usaha. Sedangkan kompetensi prilaku digunakan untuk menggambarkan tuntutan pekerjaan atas prilaku pemangku jabatan agar dapat melaksanakan pekerjaan tersebut dengan prestasi luar biasa. 2. Evaluasi pekerjaan (job evaluation) Kompetensi dapat dijadikan salah satu faktor pembobot pekerjaan, yang digunakan untuk mengevaluasi pekerjaan. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan serta tantangan pekerjaan merupakan komponen yang memberikan porsi terbesar dalam menentukan bobot suatu pekerjaan. Pengetahuan dan keterampilan tersebut adalah komponen dasar pembentuk kompetensi. 3. Rekrutmen dan seleksi (recruitment and selection) Pembentukan organisasi biasanya diikuti dengan pembentukan pekerjaan serta penentuan persyaratan atau kualifikasi orang yang layak melaksanakan pekerjaan tersebut. Kompetensi dapat digunakan sebagai salah satu komponen dalam persyaratan jabatan, yang kemudian dijadikan pedoman untuk menyeleksi calon karyawan yang akan menduduki jabatan atau melaksanakan pekerjaan tersebut. 4. Pembentukan dan pengembangan organisasi (organization design and development) Organisasi yang kukuh adalah organisasi yang mempunyai kerangka fondasi yang kuat. Kekuatan kerangka dan fondasi ditentukan oleh kemampuan teknis, nilai atau budaya organisasi serta semangat kerja atau motivasi orang-orang yang bekerja dalam organisasi. Kompetensi dapat menjadi fondasi yang kuat untuk pembentukan dan pengembangan organisasi kearah organisasi yang produktif dan kreatif apabila semua orang kearah organisasi. 5. Membentuk dan memperkuat nilai dan budaya perusahaan (company culture) Peran kompetensi prilaku sangat diperlukan untuk membentuk dan mengembangkan nilai budaya perusahaan (culture) system budaya kerja yang produktif. Pembentukan nilai-nilai produktif dalam organisasi akan mudah tercapai apabila pemilihan nilai-nilai budaya perusahaan sesuai dengan kompetensi inti perusahaan. 6. Pembelajaran organisasi (organizational learning) Peran kompetensi bukan hanya untuk menambah pengetahuan dan keterampilan, melainkan juga untuk membentuk karakter pembelajaran yang akan menopang proses pembelajaran yang berkesinambungan. 7. Manajemen karier dan penilaian potensi karyawan (career management & employee’s assessment) Kerangka dan tindakan kompetensi dapat digunakan untuk membantu perusahaan atau organisasi menciptakan pengembangan ruang karir bagi karyawan untuk mencapai jenjang
1501
8.
karir yang sesuai dengan potensi yang dimiliki. Melalui assessment centre (pusat penilaian potensi karyawan), penggunaan kompetensi dapat mendorong pengembangan karier yang lebih terpola dan sejalan dengan kebutuhan perusahaan. Sistem imbal jasa (reward system) Sistem imbal jasa akan memperkuat dan diperkuat oleh kerangka pekerjaan yang berbasis kompetensi. Artinya, pemberian imbalan jasa yang dihubungkan dengan pencapaian kompetensi individu akan mendukung pelaksanaan sistem kompetensi yang digunakan oleh perusahaan secara keseluruhan. Sebaliknya, sistem kompetensi yang baik akan membantu mengefektifkan sistem imbal jasa yang berlaku dalam perusahaan.
3. Kategori Kompetensi Zwell (dalam Wibowo, 2013: 93) memberikan lima kategori kompetensi yang terdiri dari task achievement, relationship, personal attribute, managerial, dan leadership. 1. Task achievement merupakan kategori kompetensi yang berhubungan dengan kinerja baik. Misalnya orientasi pada hasil, mengelola kinerja, mempengaruhi, inisiatif, efisiensi produksi, inovasi, dan lain sebagainya. 2. Relationship merupakan kategori kompetensi yang berhubungan dengan komunikasi dan bekerja baik dengan orang lain dan memuaskan kebutuhannya. Kompetensi yang berhubungan dengan relationship meliputi, kerja sama, orientasi pada pelayanan, kepedulian antarpribadi, kecerdasan organisasional, membangun hubungan, penyelesaian konflik, dll. 3. Personal attribute merupakan kompetensi intrinsik individu dan menghubungkan bagaimana orang berpikir, merasa, belajar, dan berkembang. Personal attribute merupakan kompetensi yang meliputi: integritas dan kejujuran, pengembangan diri, ketegasan, kualitas keputusan, dll. 4. Managerial merupakan kompetensi yang secara spesifik berkaitan dengan pengelolaan, pengawasan dan mengembangkan orang. 5. Leadership merupakan kompetensi yang berhubungan dengan memimpin organisasi dan orang untuk mencapai maksud, visi, dan tujuan organisasi. Kompetensi yang berkenaan dengan ini meliputi berpikir strategis, orientasi kewirausahaan, manajemen perubahan, membangun komitmen organisasional, membangun fokus dan maksud, dasar, dan nilainilai. 4. 1.
Faktor Yang Harus Dimiliki Brand Presenter Ada dua bentuk kompetensi yang harus dimiliki oleh brand presenter, yaitu : Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran adalah aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran. Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur pokoknya yaitu komunikasi dan pemasaran, komunikasi adalah proses dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan antar individu, atau antar organisasi dengan individu. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya mentranfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya. Sedangkan komunikasi pemasaran mempresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya (Hermawan, 2012 : 54) Komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk dipasar. Konsep yang secara umum sering digunakan untuk menyampaikan pesan adalah apa yang disebut bauran promosi atau bauran pemasaran (Hermawan, 2012 : 55). Komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi perusahaan karena tanpa komunikasi konsumen maupun masyarakat secara keseluruhan tidak akan mengetahui keberadaan produk di pasar. Komunikasi pemasaran juga secara berhati-hati dan penuh perhitungan dalam menyusun rencana komunikasi perusahaanan. Penentuan siapa saja yang menjadi sasaran komunikasi akan sangat menentukan keberhasilan
1502
2.
komunikasi, dengan penentuan sasaran yang tepat, proses komunikasi akan berjalan efektif dan efisien. Dalam komunikasi pemasaran perlu dirumuskan tujuan yang ingin dicapai dari proses komunikasi pemasaran yang akan dilakukan. Setelah menentukan khalayak sasaran dengan persepsinya, pemasar harus memutuskan respon yang terjadi. Respon khalayak tersebut dapat berupa cognitive (tahap kesadaran), affective (tahap pengaruh), behavioral/conative (tahap tindakan pembelian). Model AIDA (Attention, Interest, Desire, Action) adalah salah satu model hirarki respon yang cukup popular bagi pemasar sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pemasaran. Menurut model ini, alat promosi harus menarik perhatian, mendapatkan dan mendorong minat, membangkitkan keinginan, dan menghasilkan tindakan. Dalam membangun program komunikasi yang efektif, aspek terpenting adalah memahami proses terjadinya respon dari konsumen, misalnya dalam hal konsumen melakukan pembelian suatu produk, maka diperlukan pemahaman mengenai usaha promosi yang dapat mempengaruhi respon konsumen tersebut Indikator komunikasi pemasaran adalah AIDA, yaitu : a. Attention Pada tahap ini iklan yang ditayangkan harus dapat menarik perhatian khalayak sasarannya. Jika tahap ini tidak berhasil, maka tahap selanjutnya menjadi tidak berguna. Dengan mengetahui hasil pada tahap ini perusahaan sudah dapat mengevaluasi program periklanan yang dilaksanakan. b. Interest Jika perhatian khalayak sasaran berhasil direbut, iklan yang ditayangkan hendaknya dapat membuat pemirsa berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai produk yang diiklankan. Untuk itu pemirsa harus dirangsang agar mau mengikuti pesanpesan iklan tersebut. c. Desire Iklan harus dapat menggerakan keinginan pemirsa untuk memiliki atau menikmati produk tersebut. Kebutuhan atau keinginan mereka untuk memiliki, memakai, atau melakukan sesuatu sebagai kelanjutan tahap interest. d. Action Pada tahap ini hendaknya calon pembeli sudah dapat mengambil keputusan, membeli atau tidak, tetapi belum sungguh-sungguh berusaha untuk membeli. Mungkin keinginan untuk membeli sudah di putuskan tetapi pembelian belum juga dilakukan karena ada kendala. Untuk itu iklan harus dapat menuntun calon pembeli untuk mengambil langkah akhir berupa tindakan pembelian. Tehnik Penjualan Teknik penjualan merupakan cara-cara atau kiat-kiat yang dilakukan oleh penjual dalam rangka meraih konsumen. Teknik pemasaran boleh dikatakan sebagai kunci keberhasilan dari penjualan produk. Kemampuan yang handal dalam memasarkan produk atau jasa bisa jadi lebih penting dari produk itu sendiri. Teknik pemasaran yang baik didukung oleh strategi pemasaran yang efektif. Dengan strategi tersebut, proses marketing dapat dipertahankan, bahkan cara baru dalam memasarkan produk juga bisa kita temukan dan membuat pelanggan semakin loyal. Tentu saja, jangan abaikan faktor kualitas produk yang merupakan poin penting bagi pemasaran itu sendiri. Indikator dari tehnik pemasaran adalah : a. Kenalilah pelanggan Anda. Identifikasi target market Anda akan membantu Anda dalam menyusun strategi marketing yang efektif. Anda dapat membidik pasar di kelompok usia 15—30 tahun jika Anda ingin memasarkan produk sepeda sport. Atau Anda dapat membidik wanita dengan kelompok usia 20—35 tahun jika ingin memasarkan produk sepatu wedges. Jadi, dengan mengetahui siapa target market Anda, Anda akan terhindar dari terbuangnya waktu dan biaya yang sia-sia. b. Lakukanlah promosi.
1503
Lakukan upaya promosi atau memperkenalkan produk bisnis Anda kepada konsumen. Usahakan agar promosi yang Anda lakukan tersebut konsisten, terusmenerus, dan dengan cara-cara kreatif sehingga para pelanggan tidak merasa bosan. Misalnya, setiap kali bepergian, bawalah brosur, pamflet, atau leaflet berisi produk bisnis Anda untuk dibagikan kepada rekan-rekan, atau Anda dapat menyebarkan brosur tersebut di tempat umum. Buatlah status di jejaring social yang berkaitan dengan produk Anda, atau Anda mungkin dapat mengirim sms kepada teman-teman Anda terkait dengan produk tersebut. Dengan berbagai usaha tersebut, dengan sendirinya, Anda akan menemukan pelanggan yang membutuhkan produk yang Anda tawarkan. c. Membandingkan strategi kompetitor Anda. Jika penawaran Anda lebih unik dan menarik, lanjutkan upaya promosi tersebut. Jangan lupakan pula kehebatan word-of-mouth publicity. Kekuatan promosi dari mulut ke mulut ini memang ajaib karena dapat menyebar dan menjaring pelanggan hingga berlipat-lipat. Oleh karena itu, siapkan diri Anda untuk membuat pelanggan lebih nyaman berbisnis dengan Anda. Pelanggan yang merasa puas dengan produk Anda akan menjadi pelanggan loyal yang dapat menarik pelanggan baru. d. Pilih lokasi yang strategis. Faktor penting dalam strategi pemasaran lainnya adalah masalah pemilihan tempat. Anda perhatikan outlet atau toko roti Holland Bakery selalu berada di jalan yang sibuk di mana traffic lalu lalang orang sangat tinggi. Itu merupakan strategi mereka dalam membidik pelanggan potensial. Maka, usahakan untuk memilih lokasi yang tepat, strategis, agar kesempatan bisnis Anda untuk dapat diakses oleh pelanggan lebih terbuka. e. Gunakan internet marketing. Internet marketing bisa jadi salah satu strategi marketing yang sangat efektif. Anda dapat mengetahui selera pelanggan dan kebutuhan pelanggan Anda dengan menempatkan bisnis Anda di situs jejaring sosial. Saat ini, jual beli online semakin marak dengan jumlah transaksi yang meningkat setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan kecenderungan bagaimana pelanggan ingin berbelanja di luar jam buka toko, menghindari keramaian, dan lebih privasi. Ruang inovasi juga terbuka lebar di internet. Anda dapat memasang foto, berinteraksi langsung dengan pelanggan, bahkan menggelar berbagai promo menarik bisa Anda lakukan. f. Jalin hubungan dengan pelanggan. Memelihara pelanggan lama lebih mudah dibandingkan mendapatkan pelanggan baru. Konon, biaya yang dibutuhkan untuk menarik pelanggan baru sekitar 6 kali lipat daripada memelihara pelanggan lama. Maka, buatlah database pelanggan, masukkan data-data penting beserta kemajuan yang telah dicapai, hubungi mereka secara berkala, dan informasikan pelanggan mengenai promo produk yang sedang berjalan, dan lain-lain. Joe Girard, seorang salesman terkemuka di dunia otomotif, mengatakan bahwa kunci suksesnya adalah selalu memelihara hubungan yang baik dengan pelanggannya. g. Power of Focus. Kekuatan fokus terbukti dapat mengantarkan Apple menuju kesuksesan. Apple focus pada produknya dan sanggup menghasilkan miliaran dolar hingga kini. Kesuksesan Apple tersebut karena mereka fokus dengan sumber daya mereka dan produk yang lebih sedikit tapi inovatif. Fokus tidak berarti Anda menjual lebih sedikit. Sebaliknya, Anda dapat meningkatkan produksi Anda di wilayah tertentu.
1504
5 . Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran faktor –faktor pembentuk kompetensi brand presenter dalam gambar 2.1 berikut :
Karyawan
1. Pengalaman 2. Karakteristik Kepribadian 3. Motivasi 4. Kemampuan Intelektual 5. Budaya Organisasi
Kompetensi Karyawan
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Sumber : Dikaji Dari Berbagai Sumber C. METODE PENELITIAN 1 Desain Penelitian Agar data dan informasi yang diperoleh sesuai dengan permasalahan yang ada, dengan ini menggunakan beberapa desain penelitian sebagai berikut : 1. Rancangan Penelitian Berdasarkan Tujuan Dengan memfokuskan pada penelitian terapan yang ditujukan untuk memecahkan masalah praktis, artinya penelitian dilakukan dengan cara menerapkan teori yang akan dijadikan kerangka pemikiran dengan realitas di PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. 2. Rancangan Penelitian Berdasarkan Metode Penelitian Rancangan penelitian ini berdasarkan metode penelitan yang termasuk penelitian naturalistik yaitu penelitian yang sering disebut penelitian kuantitatif. Penelitian secara langsung terjun pada objek yang diteliti untuk memahami dan menjelaskan kejadian serta untuk memahami makna. 3. Rancangan Berdasarkan Tingkat Eksplanasinya Berdasarkan tingkat eksplanasinya penelitian ini termasuk penelitian ini termasuk penelitian Asosiatif. Analisis Asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk meneliti hubungan antara dua variabel atau lebih. 4. Berdasarkan Jenis Data dan Model Analisisnya Penelitian ini termasuk penelitian data kuantitatif, dimana data kuantitatif dianalisis dengan mengutamakan analisis statistik.
1505
2 Instrument Penelitian Berikut ini adalah intstrument penelitian ini disajikan dalam tabel 3.1 berikut : Tabel 3.1 Instrument Penelitian Variabel Kompetensi Brand Presenter
Subvariabel Pengalaman
Karakteristik Kepribadian
Motivasi
Kemampuan Intelektual
Budaya Organisasi
Skala
Butir Pertanyaan
1. Lama Kerja
Indikator
Ordinal
1
2. Tingkat Pengetahuan dan Keterampilan
Ordinal
2
3. Penguasaan Pekerjaan dan Peralatan
Ordinal
3
1. Kepribadian Stabil
Ordinal
4
2. Sopan Santun
Ordinal
5
3. Profesional
Ordinal
6
4. Pengembangan Diri
Ordinal
7
5. Dapat Mengatasi Masalah
Ordinal
8
6. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Ordinal
9
7. Komunikasi Yang Efektif
Ordinal
10
1. Kebutuhan Fisiologis
Ordinal
11
2. Kebutuhan Rasa Aman
Ordinal
12
3. Kebutuhan Dihargai
Ordinal
13
4. Kebutuhan Sosialisasi Diri
Ordinal
14
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Ordinal
15
1. Kecerdasan Numeris
Ordinal
16
2. Pemahaman Verbal
Ordinal
17
3. Kecepatan Perseptual
Ordinal
18
4. Penalaran Induktif
Ordinal
19
5. Penalaran Deduktif
Ordinal
20
6. Visualisasi Ruang
Ordinal
21
7. Ingatan
Ordinal
22
1. Inisiatif Individu
Ordinal
23
2. Tanggung Jawab
Ordinal
24
3. Kebebasan Berkreatifitas
Ordinal
25
4. Integritas
Ordinal
26
5. Dukungan Manajemen
Ordinal
27
6. Kontrol
Ordinal
28
7. Sistem Imbalan
Ordinal
29
8. Toleransi Terhadap Konflik
Ordinal
30
Ordinal
31
9. Pola Komunikasi Sumber : Michael Zwang (2000) dalam Wibowo (2013 : 56-68)
3. Analisis Data a. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif yaitu suatu metode pengumpulan untuk memperoleh bahanbahan teoritis yang dapat dijadikan dasar bagi pengkajian masalah. Melalui penelitian ini penulis mempelajari buku-buku dan lainnya yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas, baik
1506
secara langsung maupun tidak langsung. Teknik deskriptif yang memberikan informasi mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud menguji hipotesis. Analisis ini hanya digunakan untuk menyajikan menganalisis data disertai dengan perhitungan agar dapat memperjelas keadaan atau karakteristik data yang bersangkutan (Nugiyantoro et al, 2004). Pengukuran dalam penelitian ini adalah mean, standar deviasi, maksimum dan minimum.mean digunakan untuk mengetahui rata-rata data yang bersangkutan. Standar deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar data yang bersangkutan bervariasi dari rata-rata. Maksimum digunakan Untuk mengetahui jumlah terbesar data yang bersangkutan. Minimum digunakan untuk mengetahui jumlah terkecil data yang bersangkutan. Menurut Sugiyono (2012 : 95) untuk mengetahui rentang skala dapat diketahui dengan Formulasi Analisis Rentang Sklala : 𝑛(𝑚 − 1) 𝑅𝑆 = 𝑚 30(5 − 1) 𝑅𝑆 = 5 120 𝑅𝑆 = 5 𝑅𝑆 = 24 Dimana : RS = Rentang Skala n = Jumlah Sampel (n) = 30 m = Jumlah Alternatif jawaban (skor) = 5 Skala Terendah : Skor terendah x Jumlah sampel (n) 1 x 30 = 30 Skala Tertinggi : Skor tertinggi x Jumlah sampel (n) 5 x 30 = 150 Jika digambarkan dalam tabel, maka akan terlihat sebagai berikut : Tabel 3.4 Analisis Rentang Skala Skor Skala
Rentang Skala
Jawaban Responden
1
30 - 54
Sangat Tidak Setuju
2
54,1 - 78
Tidak Setuju
3
78,1 - 102
Cukup Setuju
4
102,1 - 126
Setuju
5 126,1 - 150 Sangat Setuju Sumber : Sugiyono, ( 2012 : 94), diolah 2013 Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka dapat dinilai rentang skala yang selanjutnya dapat dipakai untuk memprediksi faktor pembentuk brand presenter di distributor PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk Karawang. Rentang skala diatas dapat digambarkan melalui Bar skala atu Bar Scale (Sugiyono, 2012 : 95) Bar Scale STS 30
TS 54,1
CS 78,1
S 102,1
SS 126,1
150
Gambar 3.1 Rentang Skala Sumber : Sugiyono ( 2012 : 95), diolah 2013
1507
b. Analisis Faktor Analisis faktor merupakan salah satu metode multivariate yang digunakan untuk menganalisis variabel-variabel yang diduga memiliki keterkaitan satu sama lain sehingga keterkaitan tersebut dapat dijelaskan dan dipetakan atau dikelompokkan pada faktor yang tepat. Dalam analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat pengunjung department store terdapat banyak variabel yang dapat dianalisis lebih lanjut dengan analisis faktor. Dalam penelitian ini diambil sebagai unit sampling adalah minat pengunjung. Dengan analisis faktor diharapkan dihasilkan pembagian faktor yang tepat untuk variabel-variabel yang terdapat pada faktor pembentuk brand presenter di distributor PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk Karawang. Tujuan dari analisis faktor adalah untuk menggambarkan hubungan-hubungan kovarian antara beberapa variabel yang mendasari tetapi tidak teramati, kuantitas random yang disebut faktor, (Johnson &Wichern, 2002). Vektor random teramati X dengann p komponen, memiliki rata-rata μ dan matrik kovarian. Model analisis faktor adalah sebagai berikut :
X 1 1 11F1 12 F2 .... 1m Fm 1
X p p p1 F1 p 2 F2 .... pm Fm p Atau dapat ditulis dalam notasi matrik sebagai berikut :
X pxl μ( pxl) L( pxm) F( mxl) ε pxl Dengan
i rata-rata variabel i
i faktor spesifik ke – i F j common faktor ke- j i j loading dari variabel ke – i pada faktor ke-j Bagian dari varian variabel ke – i dari m common faktor disebut komunalitas ke – i yang merupakan jumlah kuadrat dari loading variabel ke – i pada m common faktor (Johnson &Wichern, 2002), dengan rumus :
hi2 2i 1 2i 2 .... 2i m D HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 Analisis Faktor Penelitian ini menggunakan analisis faktor untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi minat pengunjung. Adapun untuk mengetahuinya menggunakan alat bantuan yaitu SPSS Versi 16, maka hasil yang diperoleh sebagai berikut : Tabel 4.38 Analisis Kaiser Meyer Olkin Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square df Sig.
.843 105.131 10 .000
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2013 Berdasarkan tabel 4.38 dapat diketahui nilai KMO sebesar 0,843 artinya penelitian ini dapat diproses lebih lanjut karena nilai KMO > 0,5. Kemudian nilai Bartlett’s Test besar dengan nilai 105,131. Faktor – faktor pembentuk kompetensi brand presenter yaitu pengalaman, karaktersitik kepribadian, motivasi, kemampuan intelektual dan budaya organisasi. Adapaun hasil yang didapatakan disajikan didalam tabel 4.39 berikut :
1508
Tabel 4.39 Analisis Faktor Pembentuk Kompetensi Brand Presenter Pengalaman Anti-image Covariance
Pengalaman Karakteristik_Kepribadia n Motivasi Kemampuan_Intelektual Budaya_Organisasi Pengalaman
Anti-image Correlation
Motivasi
Kemampuan_ Inteltktual
Budaya_Organ isasi
.144
-.093
-.124
-.038
-.056
-.093
.206
-.001
-.106
-.038
-.124 -.038 -.056
-.001 -.106 -.038 -.542
.302 .014 .005
.014 .417 -.042
.005 -.042 .615
-.594
-.154
-.188
-.363
-.106
.039 .911(a) -.083
.011 -.083 .958(a)
.768(a)
Karakteristik_Kepribadia n Motivasi Kemampuan_Intelektual Budaya_Organisasi
Karakteristik_ Kepribadian
-.542
.834(a)
-.594 -.154 -.188
-.003 -.363 -.106
-.003 .836(a) .039 .011
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2013 Berdasarkan tabel 4.39 faktor pengalaman mendapatkan nilai sebesar 0,768, faktor karakteristik kepribadian mendapatkan nilai 0,834, faktor motivasi mendapatkan nilai 0,836, faktor kemampuan intelektual mendapatkan nilai 0,911 dan faktor budaya organisasi mendapatakan nilai 0,958. Dengan demikian seluruh faktor pembentuk kompetensi > 0,5. Selanjutnya faktor yang paling pengaruhnya paling tinggi diantara faktor lainnya dapat dijelaskan oleh tabel 4.40 berikut : Tabel 4.40 Analisis Faktor Yang Pengaruhnya Tinggi Initial Eigenvalues
Extraction Sums of Squared Loadings
Component 1 2 3 4 5
Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % 3.695 73.903 73.903 3.695 73.903 73.903 .556 11.112 85.015 .438 8.760 93.775 .212 4.240 98.014 .099 1.986 100.000 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2013 Component berkisar antara 1 hingga 5 yang mewakili jumlah variabel independen. Perhatikan kolom Initial Eigenvalues yang dengan SPSS kita tentukan nilainya 1. Varians bisa diterangkan oleh oleh faktor 1 adalah 3,695/5 x 100% = 73,903. Dengan demikian, karena nilai Eigenvalues yang ditetapkan 1, maka nilai Total yang akan diambil adalah yang > 1 yaitu component 1. Artinya hanya satu faktor yang mungkin terbentuk. 2 Pembasahan Deskriptif Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat diketahui jawaban dari responden instrument kompetensi brand presenter yaitu Setuju dengan 21 indikator yaitu lama kerja, tingkat pengetahuan dan keterampilan, penguasaan pekerjaan dan peralatan, kepribadian stabil, professional, pengembangan diri, komunikasi yang efektif, kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan dihargai, kebutuhan aktualisasi diri, kecerdasan numeris, pemahaman verbal, penalaran deduktif, visualisasi ruang, kebebasan berkreatifitas, integritas, dukungan manajemen, kontrol, system imbalan dan pola komunikasi. Sedangkan kategori cukup setuju dengan 10 indikator yaitu sopan santun, dapat mengatasi masalah, meningkatkan kualitas pembelajaran, kebutuhan sosialisasi diri, kecepatan perseptual, penalaran induktif, ingatan inisiatif individu, tanggung jawab dan toleransi terhadap konflik. Nilai skor terkecil yaitu indikator
1509
kecepatan perseptual dengan skor sebesar 83, sedangkan nilai skor terbesar yaitu indikator integritas dan dukungan manajemen dengan masing – masing skor sebesar 116. 3 Pembahasan Verifikatif Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat diketahui sub variabel pengalaman, karakteristik kepribadian, motivasi, kemampuan intelekrual dan budaya organisasi menjadi pembentuk kompetensi brand presenter. Sub variabel pembentuk kompetensi brand presenter terbesar yaitu sub variabel budaya organisasi dengan nilai sebesar 0,958, sedangkan sub variabel yang menjadi pembentuk kompetensi brand presenter terkecil yaitu sub variabel pengalaman dengan nilai sebesar 0,768. E SIMPULAN DAN SARAN 1. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil analisa mengenai faktor-faktor pembentuk kompetensi brand presenter di distributor PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk Karawang, maka beberapa hal yang bisa penulis jadikan kesimpulan hasil penelitian yaitu : 1. Faktor – faktor pembentuk kompetensi brand presenter yang terdiri dari pengalaman, karakteristik kepribadian, motivasi, kemampuan intelektual, budaya organisasi berada pada kriteria setuju artinya responden setuju bahwa faktor – faktor tersebut merupakan faktor – faktor pembentuk kompetensi brand presenter. Namun demikian dari kelima faktor tersebut pengalaman merupakan faktor yang paling terendah di bandingkan ke empat faktor lain nya. 2. Ke lima faktor pembentuk kompetensi tersebut memiliki 21 indikator dengan rata-rata pada kriteria setuju. Namun secara spesifik dari ke 21 indikator tersebut di peroleh 2 indikator dengan nilai yang terendah yaitu kecepatan penseptual dan tanggung jawab. 2 Saran 1 Saran Terhadap Distributor PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk Karawang Sehubungan dengan penelitian yang telah penulis lakukan, ada beberapa hal 1. Kompetensi brand presenter terbentuk oleh faktor – faktor pengalaman, karakteristik keoribadian, motivasi, kemampuan intelektual, budaya organisasi. Tetapi untuk lebih mengoptimalkan kompetensi brand presenter tersebut perlu ditingkatkan faktor pengalaman dengan memperbanyak kegiatan eksternal yang mengarah pada pembentukan pengetahuan dan keterampilan mereka, misalnya : menyelenggarakan pameran, diklat dll. 2. Secara khusus mereka perlu juga diberikan pelatihan yang bersifat individual dalam hal kecepatan dalam mempersepsikan stimulus – stimulus lingkungan agar mampu memberikan pelayanan yang berkualitas terhadap konsumen. Hal lain yang perlu dilakukan adalah pembinaan terhadap tanggung jawab mereka dalam pelaksanaan tugasnya, salah satunya dengan melakukan pengawasan yang efektif. 2 Saran Terhadap Peneliti Berikutnya Sehubungan dengan penelitian yang telah penulis lakukan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti berikutnya diantaranya : 1. Peneliti berikutnya diharapkan meneliti variabel lain yang belum di teliti di distributor PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk Karawang 2. Peneliti berikutnya diharapkan meneliti obyek penelitian lain terutama perusahaan yang berada di Kabupaten Karawang. F DAFTAR PUSTAKA -------------------, 2010. http://makalhkumakalahmu.wordpress.com, diakses tanggal 2 Juli 2010 Afram, Rhenald. 2012.Bagaimana Menjadi Sales No 1?. PT. Suku Buku :Jakarta Budi W Sutjipto. 2002. Paradigma Baru Manajeman Sumber Daya Manusia. Amara Book : Foster, Bill. 2001. Pembinaan untuk Peningkatan Kinerja Karyawan. PPM : Jakarta Eric Alamzah Limawandoyo dan Augustinus Simanjutak. 2013. Pengelolaan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia pada PT. Aneka Sejahtera Enginering. Jurnal Manajemen Bisnis Petra Vol. 1, No. 2,
1510
Fachriadi Tanjung. 2008. Analisis Perencanaan Sumber Daya Manusia Pada PT BPRS Amanah Ummah. LTA Diploma Manajemen IPB. Tidak Dipublikasikan Greshes, Warren. 2006. The Best Damn Sales Book Ever : 16 Aturan Meraih Kesuksesan Penjualan. PT. elex Media Komputindo : Jakarta Handoko, T Hani. 2011. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE UGM : Yogyakarta Hasibuan, Malayu. 1996. Manajemen : Dasar, Pengertian, dan Masalah. PT Toko Gunung Agung : Jakarta Hasibuan, Malayu. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Bumi Aksara : Jakarta Hermawan, Agus. 2012. Komunikasi Pemasaran. PT. Erlangga : Jakarta Henry Simamora. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kedua, STIE YKPN. Yogyakarta. Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Salemba Empat Jackson Schuler, 1990. Human Resource Planning: Challenges for Industrials/Organization Mangkunegara, Anwar Prabu. 2003. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. PT Refika Aditama : Bandung Moeheriono. 2009. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Ghalia Indonesia : Bogor Moleong, L. J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda Mulyadi, Hersona GW dan Casmita. 2012. Analisis Perencanaan Sumber Daya Manusia Terhadap Penempatan Tenaga Struktural Pada Kantor kementrian Agama Kabupaten Karawang. BPFE Unsika, Vol 1 No 01 Januari 2012. Nawawi, Hadari. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis yang Kompetitif.Psycologist, New York. Purwanto, Heru Basuki. 2012. Selling Your Self. Best Practise : Jakarta Rhenald Kasali. 2005. Change. Gramedia : Jakarta. Safarudin Alwi. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. BPFE UGM : Yogyakarta Saufik Luthfianto dan Siswiyanti. 2010. Perencanaan manajemen Sumber daya Manusia melalui Strategi Perekrutan Pada produk Hidran Pilar Dua di PT. Karya Paduyasa Lebaksiu Slawi Kabupaten Tegal. Fakultas Teknik, Universitas Pancasakti Tegal. Skripsi Dipublikasikan. Scout, Gini Graham. 1997. Kaya melalui Multi Level Marketing. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta Sri Nuraenida. 2006. Analisis Perencanaan Sumber daya Manusia Pada Kompartemen Produksi di PT. Pupuk Kujang Cikampek. LTA Diploma Manajemen IPB. Tidak Dipublikasikan Subekhi, Ahmad dan Muhamad Jauhar. 2012. Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Prestasi Pustaka Jakarta : Jakarta Sudarmanto. 2009. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM. Pustaka Pelajar : Yogyakarta Sugiono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. CV Alfabeta : Bandung Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Salemba Empat : Jakarta Wibowo. 2013. Manajemen Kinerja. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta Tambunan, Raymond.2013. Aspek Nilai. www.http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/fungsi-dasar-psikologi-mainmenu27/43-human-value/51-aspek-nilai Rudien. 2010. Kompetensi Kepribadian. http://rudien87.wordpress.com/2010/03/20/kompetensikepribadian/
1511