ANALISIS KLAIM PADA PRODUK ASURANSI PENDIDIKAN (Studi Kasuspada PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E)
Oleh: DEDI KURNAIN NIM : 1111046200023
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M/1438 H
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1. Data Pribadi Nama Tempat/Tanggal lahir AlamatAsal Alamat Sekarang Tangerang Selatan Nomor Hp E-Mail
: Dedi Kurnain : Teluk Pinang 22-05-1989 : Teluk Pundur Hulu RT/RW 001/002 Pelangiran Inhil Riau : Komplek Inhutani Blok E Jl. Ir. H. Djuanda No.63 Ciputat Timur : 081293851015 :
[email protected]
2. Pendidikan Formal SD Teluk Pantaian 036 Tahun Ajaran 1997-2003 SMPDarurrahman Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2003-2006 SMA Al-Khairyah Jakarta Utara Ajaran 2006-2009 S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011-2017. 3. Latar Belakang Keluarga Nama Ayah Ibu Alamat Orang Tua Anak ke/ dari
: Darwis : Hawati : Teluk Pundur Hulu RT/RW 001/002 Pelangiran Inhil Riau : Ke 3 dari 5 bersaudara
4. Pengalaman Organisasi SEMARI Banten ( Serumpun Mahasiswa Riau Banten) Tahun Aktif 2011-sekarang
ABSTRAK
Dedi Kurnain, 1111046200023, “Analisis Klaim pada Produk Asuransi Pendidikan (Studi Kasus pada BRIngin Life divisi Syariah).” Program Studi Muamalat, Konsentrasi Asuransi Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penelitian ini, penulis mengangkat suatu permasalahan yaitu bagaimana prosedur klaim asuransi jiwa dana syariah di PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah, bagaimana proses pengambilan keputusan klaim asuransi jiwa BRIngin Dana Siswa Syariah, bagaimana perhitungan klaim asuransi jiwa BRIngin Dana Syariah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prosedur klaim, pengambilan keputusan klaim, dan perhitungan klaim Asuransi Jiwa Dana Siswa Syariah di PT. BRIngin Life. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Tehnik penelitian dengan cara penelitian langsung melalui riset lapangan, observasi atau pengamatan langsung, wawancara di PT. Asuransi Jiwa BRIngin Unit Syariah. Hasil pembahasan penelitian ini adalah bahwa prosedur pengajuan klaim asuransi jiwa BRIngin Dana Siswa Syariah bagi penerima manfaat yaitu dengan melapor telah terjadi kerugian kepada divisi klaim dengan dilengkapi dokumendokumen yang telah ditentukan. Sedankan prosedur klaim bagi perusahaan adalah memeriksa kelengkapan dokumen. Kemudian untuk pengambilan keputusan klaim adalah melalui proses pengajuan klaim disetujui oleh Direksi, pengajuan klaim ditunda oleh Direksi dan pengajuan klaim ditolak oleh Direksi. Perhitungan klaim yang diterima adalah melalui tabel perhitungan klaim yang telah ditentukan perusahaan. Manfaat klaim diterima sesuai jenjang pendidikan anak dan apabila peserta asuransi meninggal dunia maka manfaat akan tetatp diterima ditambah manfaat santunan. Kata Kunci
: Analisis klaim, Produk Asuransi Pendidikan, Asuransi Syariah.
Pembimbing
: M. Mujiburrahman, MA
Tahun Daftar Pustaka : 2004-2016
v
KATA PENGANTAR بسم هللا الر حمن الر حيم Assalamua’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Segala puji serta syukur selalu senantiasa dipanjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat sehat, nikmat jasmani dan rohani, karunia yang berlimpah, serta kebahagian yang selalu mengiringi. Alhamdulilah berkat pertolongannya pulalah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “ANALISIS KLAIM PADA PRODUK ASURANSI PENDIDIKAN” (Studi Kasus pada PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life). Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muahammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan kepada zaman yang terang benderang akan ilmu pengetahuan seperti sekarang. Dengan penuh kesadaran, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Sudah sepatutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah memberikan bantuan atas terselesainya penulisan skripsi ini. Oleh karena itu , dengan penuh rasa hormat, ucapan terima kasih ingin penulis sampaikan kepada : 1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
vi
2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A., selaku ketua Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Dr. Abdurrauf, Lc, M.A., selaku sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatillah Jakarta. 4. Seleruh dosen Fakultas Syariah da Hukum yang telah memberi pengajaran dan ilmu yang bermanfaat kepada penulis. 5. Bapak M. Mujiburrahman, M A selaku dosen pembimbing skripsi 6. Kepada seluruh Devisi Klaim Asuransi Jiwa PT. BRIngin Life unit Syariah 7. Ayahanda Darwis dan Ibunda Hawati yang selalu mendukung dan memberikan arahan, motivasi, doa, keridhoan, materil dan segalanya kepada ananda, agar ananda menyelesaikan skripsi dan pendidikan sarjana ananda. Ananda mengucapkan terima kasih atas jasa-jasa yang telah diberikan. Semoga Allah SWT selalu membarikan perlindungan dan kebahagiaan untuk ayahanda dan ibunda didunia dan akhirat. Amin. 8. Kakak dan abang serta adik-adik penulis yang sangat penulis cintai dan banggakan, Darmawati, Darmawan, Diana Junita dan Dewi Astuti yang telah banyak memberikan arahan, motivasi, doa, dan materil kepada penulis. 9. Sahabat-sahabat seperjungan Asuransi Syariah 2011 khususnya Vicky, Irsyad, Guspur, Dito,Yunus, Fery, dan Kinoy yang telah memberikan
vii
motivasi serta ikut andil membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Bambang, Fauzi, Rozzak, Nazar, Ali, Marsha, dan angkatan Ponpes Darurrahman angkatan 30 yang telah turut membantu motivasi dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 11. Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Semoga hasil karya penelitian ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi serta khazanah bagi perkembangan Ekonomi Islam dan berguna untuk masyarakat luas. Jakarta, April 2017
Dedi Kurnain
viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ..................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN SIDANG MUNAQOSAH ..................................... iii LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iiii ABSTRAK ............................................................................................................ v KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix DAFTAR TABEL DAN GAMBAR .................................................................... xii BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................. 7 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ......................................... 7 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 8 E. Tinjauan Kajaian Terdahulu ....................................................... 9 F. Metodologi Penelitian ................................................................ 11 G. Pedoman Penulisan .................................................................... 15 H. Sistematika Penulisan ................................................................ 16 BAB II
LANDASAN TEORI KLAIM DAN ASURANSI PENDIDIKAN A. Asuransi Syariah ........................................................................ 18 1.
Pengertian Asuransi Syariah ............................................... 18
2.
Landasan Hukum Asuransi Syariah .................................... 19
3.
Prinsip-prinsip Asuransi ..................................................... 21
ix
4.
Akad-akad Dalam Asuransi Syariah ................................... 26
B. Klaim ......................................................................................... 31 1.
Pengertian Klaim ................................................................... 31
2.
Prinsip Dasar Dalam Penyelesaian Klaim ............................ 32
3.
Prosedur Klaim ..................................................................... 33
4.
Proses Pengambilan Keputusan Klaim ................................. 34
C. Asuransi Pendidikan .................................................................... 38
BAB III
1.
Pengertian Asuransi Pendidikan ........................................... 38
2.
Manfaat Asuransi Pendidikan ............................................... 39
3.
Bentuk Asuransi Pendidikan ................................................. 40
RUANG LINGKUP PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................... 42 B. Gambaran Umum Perusahaan ................................................... 42 C. Visi dan Misi PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life ......................... 47 D. Nilai-nilai Budaya BRIngin Life ............................................... 47 E. Produk Asuransi Jiwa BRIngin dana Siswa Syariah ................. 49 F. Manfaat BRIngin Dana Siswa Syariah ...................................... 49
BAB IV
ANALISIS PERHITUNGAN KLAIM PADA PRODUK ASURANSI PENDIDIKAN A. Prosedur Pengajuan Klaim Asuransi Jiwa BRIngin Dana Siswa Syariah ....................................................................................... 52 1. Prosedur Klaim Manfaat Asuransi ........................................ 52
x
2. Dokumen-dokumen yang Harus Dipenuhi ........................... 55 3. Penelitian Polis ...................................................................... 67 B. Proses Pengambilan Keputusan Klaim Asuransi Jiwa BRIngin Dana Siswa Syariah ................................................................... 59 1. Pengajuan Klaim Disetujui Oleh Direksi .............................. 59 2. Pengajuan Klaim Ditunda Oleh Direksi ................................ 60 3. Pengajuan Klaim Ditolak Oleh Direksi ................................ 61 C. Perhitungan Klaim Asuransi Jiwa BRIngin Dana Siswa ........... 63 D. Keunggulan dan Kelemahan Prosedur Klaim Asuransi Pendidikan ................................................................................. 68 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................ 71 B. Saran-saran ................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 75 LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR Tabel
1.1
Tinjauan Pustaka ............................................................................ 10
Tabel
4.1
Tabel Penerimaan Manfaat ............................................................. 63
Gambar 4.1
Skema Prosedur Klaim BRIngin Dana Siswa Syariah ..................... 69
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia modern sudah sedemikian sarat dengan berbagai ancaman dan risiko bahaya, yang dipicu sendiri oleh kelemahannya, kesalahankesalahannya, kealpaannya, dan ketidak mengertiannya akan masalah metafisis. Manusia tidak dapat mengetahui apa yang akan ia perbuat esok hari, dan manusia pun tidak mengetahui dibumi mana ia meninggal dunia. Manusia setiap waktu dihadapkan dengan sederet bahaya yang mengancam jiwa, harta, kehormatan, agama, dan tanah airnya. Ancaman-ancaman bahaya ini menimbulkan rasa takut dan cemas pada diri manusia sehingga membutuhkan penelitian dan analisis lebih lanjut untuk bisa menjelaskan mekanisme untuk melindungi diri dari marabahaya tersebut. Dan inilah yang menjadi salah satu alasan pendirian perusahaanperusahaan asuransi jasa asuransi.1 Lembaga jasa keuangan Syariah di Indonesia telah berkembang pesat, hal ini menyebabkan banyak pihak ingin mengetahui apa perbedaan yang mendasar antara lembaga keuangan syariah dengan lembaga keuangan konvensional. Salah satu perbedaan yang sering dikemukakan oleh para ahli adalah bahwa di lembaga keuangan syariah harus ada underlying transaction yang jelas, tanpa ada alat transaksi. Dengan kata lain, perbedaan antara lembaga keuangan syariah dengan lembaga keuangan konvensional adalah terletak pada akad atau transaksinya.2Dari
1
Husain Husain Syahatah, Asuransi dalam Persefektif Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2006), cet.Ke- I, hal. 1 2 Fathurrahman Djamil, Penerapan Hukum Perjanjian Dalam Transaksi di Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), cet. Ke-I
1
2
situlah
banyak
perusahaan-perusahaan
asuransi
bersistem
syariah
bermunculan.Pertumbuhan industri asuransi syariah ditargetkan sebesar 35% per tahun. Bahkan, pertumbuhan premi asuransi syariah tercatat mencapai 43% di 2013. Ini lebih besar dibandingkan peningkatan pada asuransi konvensional yang berada di posisi 20%.3 Keberadaan perusahaan asuransi pada hakikatnya adalah sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat untuk memberikan perlindungan kepada pemakai jasa asuransi terhadap kemungkinan timbulnya kerugian akibat suatu peristiwa yang tidak terduga. Perusahaan asuransi diberi kepercayaan
(amanah)
oleh
para
peserta
untuk
mengelolah
premi,
mengembangkan dengan jalan yang halal, memberikan santunan kepada yang mengalami musibah sesuai isi akta perjanjian yang telah disepakati.4 Kehadiran asuransi syariah benar-benar mampu menjawab berbagai harapan dan keinginan yang dikehendaki masyarakat Indonesia (khususnya yang beragama Islam) dalam upaya memenuhi cita-citanya untuk mewujudkan kesejahteraan ekonomi yang lebih adil dan lebih merata sesuai dengan yang diajarkan alIslam.5Asuransi syariah adalah suatu pengaturan pengelolaan risiko yang memenuhi ketentuan syariah, tolong-menolong secara mutual yang melibatkan peserta dan operator.Dalam pengelolaan dan penanggungan risiko, asuransi syariah tidak memperbolehkan adanya gharar (ketidakpastian atau spekulasi) dan 3
Di akses dari http://www.asuransi-indonesia.net/perkembangan-asuransi-syariah-diindonesia/pada hari jum’at, 05 Februari 2015 4 Burhanuddin S, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: GrahaIlmu, 2010), cet. Ke-1, hal. 118 5 Amalia Putri, Keunggulan Kompetitif Produk Asuransi Pendidikan di PT. Asuransi Jiwa XYZ Syariah dan AJB Bumiputera Syariah, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), hal. 1
3
maisir (perjudian). Dalam investasi atau manajemen dana tidak diperkenankan adanya riba (bunga). Ketiga larangan ini, gharar, maisir dan riba adalah area yang harus dihindari dalam praktik asuransi syariah, dan yang menjadi pembeda utama dengan asuransi konvensional.6 Dalam menjalankan usahanya, perusahaan asuransi syariah dan reasuransi syariah berpedoman pada Kitab Suci Al-Qur’an dan Hadits, serta fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI), di antaranya tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah. Disamping itu pemerintah telah mengeluarkan perundang-undangan untuk mengatur pelaksanaan sistem syariah di Indonesia seperti yang tertera dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 426/KMK.06/2003 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. Peraturan inilah yang dapat dijadikan dasar untuk mendirikan asuransi syariah sebagaimana ketentuan dalam Pasal 3 yang menyebutkan bahwa: “Setiap pihak dapat melakukan usaha asuransi atau reasuransi berdasarkan prinsip syariah”.7 Asuransi syariah sebagai salah satu lembaga keuangan nonbank yang melakukan transaksi bisnis secara sistem operasional didasarkan atas pedoman syariah Islam. Sehingga segala bentuk kegiatan yang dilakukannya, baik kegiatan intern perusahaan ataupun ektren perusahaan seperti kegiatan perjanjian (akad), mekanisme pengeloaan dana, mekanisme operasional perusahaan, budaya perusahaan (shariah corporate culture), pemasaran (marketing), produk dan
6
Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum SyariahdalamPraktik, (Jakarta: GemaInsani, 2006), cet. Ke-I, hal. 2 7 Abdullah Amrin, Meraih Berkah Melalui Asuransi Syariah, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2011), hal. 39
4
sebagainya harus sesuai dengan syariah Islam. Asuransi syariah dengan perjanjian di awal yang jelas dan transparan dengan akad yang sesuai syariah, dimana danadana dan premi asuransi yang terkumpul (disebut juga dengan dana tabarru') akan dikelola secara profesional oleh perusahaan asuransi syariah melalui investasi syar'i dengan berlandaskan prinsip syariah. Dana yang dikelola tersebut (dana tabarru') nantinya akan dipergunakan untuk menghadapi dan mengantisipasi terjadinya musibah/bencana/klaim yang terjadi diantara peserta asuransi.8 Konsep asuransi syariah berdasarkan konsep takaful yang merupakan perpaduan rasa tanggung jawab dan persaudaraan antara peserta.Takaful yang bearti saling menanggung/memikul risiko antar umat manusia merupakan dasar pijakan kegiatan manusia sebagai makhluk sosial. Saling pikul risiko ini dilakukan atas dasar saling tolong menolong dalam kebaikan dengan cara, setiap orang mengeluarkan dana kebajikan (tabarru) yang ditujukan untuk menanggung risiko tersebut. Prinsip utama dalam perasuransian syariah adalah ta’awanu ‘alal birri wa al-taqwa (tolong menolonglah kamu sekalian dalam kebaikan dan takwa) dan al-takmin (rasa aman).Prinsip ini menjadikan para anggota atau peserta asuransi sebagai sebuah keluarga besar yang satu dengan lainnya saling menjamin dan menanggung risiko.Hal ini disebabkan transaksi yang dibuat dalam asuransi takaful adalah akad takafuli (saling menanggung).9Skema hubungan si penanggung (perusahaan) dan tertanggung (nasabah) dalam asuransi syariah juga berbeda dengan asuransi konvensional.
8
Di akses dari http://www.asuransisyariah.net/padahariminggu, 08 Februari 2016 Abdullah Amrin, Meraih Berkah Melalui Asuransi Syariah, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2011), hal. 69 9
5
Jika asuransi konvensional skemanya adalah transfer risiko, di asuransi syariah sistemnya berbagi risiko (risk sharing). Inti hubungan penanggung dan tertanggung adalah tolong- menolong, bukan pemindahan risiko dari peserta asuransi kepada perusahaan asuransi. Beberapa jenis terbaru sistem asuransi bermunculan pada beberapa dekade terakhir, di antaranya asuransi kesehatan khusus, asuransi perkawinan, asuransi kekayaan intelektual, asuransi pendidikan, asuransi investasi, dan lain sebagainya. Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa, oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti jenjang pendidikan, baik jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun tinggi.10 Tujuan pendidikan itu sangat penting untuk seorang anak seperti tertera dalam Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003, yaitu “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.11 Setiap orang tua menginginkan masa depan yang cerah bagi anak-anak mereka, dan memberikan mereka awal yang lebih baik. Namun banyak orang tua khawatir bahwa melonjaknya biaya sekolah akan menempatkan pendidikan yang baik di
10
Di akses dari http://belajarpsikologi.com/pentingnya-pendidikan-anak-usia-dini/pada hari sabtu, 07 Februari 2015 11 Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT. RinekaCipta, 2011), cet. Ke-I ed. Ke-III, hal. 10
6
luar jangkauan anak-anak mereka, dan kuatir akan masa depan anak-anaknya jika terjadi sesuatu terhadap mereka. Solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan menggunakan asuransi pendidikan. Asuransi pendidikan adalah suatu bentuk perlindungan bagi seseorang yang hendak menyediakan dana pendidikan bagi putera-puterinya sampai sarjana. Pada umumnya asuransi pendidikan memberikan dua fungsi yakni fungsi proteksi dan fungsi investasi. Fungsi proteksi akan menanggung risiko kematian dengan menjanjikan sejumlah uang pertanggungan jika mengalami kematian. Umumnya jumlah uang pertanggungan yang diberikan disesuaikan dengan biaya pendidikan anak yang sudah disepakati dalam polis sehingga anak akan tetap dapat meneruskan pendidikannya. Sedangkan fungsi investasinya adalah dengan menginvestasikan dan mengelola sebagian premi sehingga dapat menghasilkan keuntungan tertentu. Memilih asuransi pendidikan tentu harus memilih asuransi yang aman, dengan kata lain untuk menggunakan produk tersebut harus yang dibenarkan syariat Islam, dimana harus lepas dari praktek gharar, maisir dan riba, hal ini dapat dillihat dalam sistem operasional yang dilakukan, dimana dalam pengeloaan dananya dapat memisahkan antara rekening dana peserta dengan rekening tabarru’, dengan tujuan untuk menghindarkan pencampuran dana. Dana peserta yang terkumpul disatukan kedalam kumpulan dana peserta untuk diinvestasikan pada instrumen yang dibenarkan syariat Islam.12
12
Masruriah, Pengelolaan Dana Asuransi Pendidikan Pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera Syariah, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), hal. 5
7
Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh tentang pembayaran klaim asuransi pendidikan tersebut dalm skripsi yang berjudul “Analisis Klaim Pada Produk Asuransi Pendidikan (Studi Kasus PT. Asuransi Jiwa BRIngin LifeSyariah)” B. Identifikasi Masalah Banyaknya perusahaan asuransi syariah khususnya asuransi jiwa syariah dan banyaknya produk asuransi jiwa syariah yang salah satunya adalah asuransi pendidikan. Berdasarkan tema dalam penelitian ini, masalah yang diteliti adalah mengenai analisis klaim pada produk asuransi pendidikan. Peneliti memilih judul tersebut karena untuk mengetahui analisis klaim pada produk asuransi pendidikan tersebut. Kurangnya pemahaman tertanggung (nasabah) terhadap prosedur klaim pada produk asuransi pendidikan syariah. Klaim adalah suatu permintaan salah satu dari dua pihak yang mempunyai ikatan, agar haknya terpenuhi. C. Pembatasan dan Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis
berupaya
mengedepankan suatu tema inti berkaitan dengan masalah-masalah yang akan di angkat. Adapaun tema yang akan di angkat penulis adalah pembahasan mengenai masalah analisis klaim asuransi pendidikan pada PT. Asuransi Jiwa BRIgin Life Syariah. Dari pembatasan masalah tersebut maka rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana prosedur klaim Asuransi Jiwa Dana Siswa Syariah di PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah?
8
2. Bagaimana Pengaruh prosedur klaim terhadap pengambilan Keputusan Klaim Asuransi Jiwa BRIngin Dana Siswa Syariah ? 3. Bagaimana perhitungan klaim Asuransi Jiwa Dana Siswa Syariah di PT. BRIngin Life Syariah ? D. Tujuan dan Manfaat Penilitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditentukan, maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini, yaitu sebagai berikut: 1.
Tujuan Penilitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: a. Mengetahui prosedur klaim Asuransi Jiwa Dana Siswa Syariah di PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah. b. Mengetahuiproses Pengambilan Keputusan Klaim Asuransi Jiwa BRIngin Dana Siswa Syariah. c. Mengetahui Perhitungan Klaim Asuransi Jiwa Dana Siswa Syariah di PT. BRIngin Life.
2.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari adanya penilitan ini, yaitu: a. Bagi Penulis, hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan yang luas dan mendalam mengenai asuransi pendidikan PT. BRIngin Life Syariah khususnya tentang pembayaran klaim asuransi pendidikan. b. Bagi Perusahaan, membantu memudahkan pihak-pihak terkait secara langsung maupun tidak langsung dalam upaya pembayaran klaim asuransi pendidikan.
9
c. Bagi Akademisi, penelitian ini diharapkan menjadi salah satu informasi dari berbagai informasi dan sebagai bahan referensi atau kajian pustaka untuk menambah informasi penelitian selanjutnya. d. Bagi Masyarakat, penelitian ini dapat memberi pengetahuan kepada masyarakat tentang asuransi pendidikan di PT. BRIngin Life Syariah E. Tinjauan Kajian Terdahulu Untuk menghindari penelitian terhadap objek yang sama atau pengulangan terhadap suatu penelitian yang sama, serta menghindari anggapan plagiasi terhadap karya ilmiah yang terdahulu, maka perlu dilakukan tinjauan kajian terdahulu. Tema yang penulis angkat pada skripsi ini adalah Analisis Klaim pada Produk Asuransi Pendidikan Studi Kasus pada PT Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah. berikut penulis paparkan beberapa penelitian yang membahas pada penelitian berikut : Nama penulis/ Judul/ No.
Pembahasan
Perbedaan
Universitas/ Tahun 1
Siti Maimunah Lestari, Dalam penelitian ini Perbedaan penelitian ini “Analisis
Klaim permasalahan
Asuransi
Kendaraan diangkat
Bermotor
pada
PT. yaitu,
Asuransi
Takaful sistem
Umum”.
Skripsi klaim
yang terletak
pada
objek
penulis penelitiannya. Penelitian bagaimana ini
dilakukanPT.
pengajuan Asuransi Jiwa BRIngin asuransi Life
Syariah,
Fakultas Syariah dan kendaraan bermotor, penelitian ini khusus
dan
10
Hukum,
Muamalah, proses pengambilan membahas
Asuransi
Syariah, keputusan
2010
tentang
asuransi perhitungan klaim pada
kendaraan bermotor, produk dan
asuransi
perhitungan pendidikan,
klaim
asuransi pengambilan
kendaraan bermotor.
proses keputusan
asuransi pendidikan, dan perhitungan
klaim
asuransi pendidikan. 2
Masruriah,
Dalam penelitian ini Perbedaan penelitian ini
“Pengelolaan
Dana permasalahan
Pendidikan pada PT. diangkat AJB Syariah”.
Bumiputera yaitu,
Asuransi 2006
pada
yaitu
mengetahui penelitian ini fokus pada
Skripsi pengertian
dan perhitungan pada produk asuransi asuransi klaim asuransi
Muamalah, pendidikan
bagi pendidikan
seperti
bagaimana
sistem
Syariah, masyarakat, mengetahui pengelolaan
pengajuan klaim asuransi dana pendidikan,
asuransi pendidikan, pengambilan dan
objek
penulis penelitiannya
Fakultas Syariah dan manfaat Hukum,
yang terletak
proses keputusan
mengetahui asuransi pendidikan, dan
tinjauan
syariah perhitungan
klaim
terhadap mekanisme asuransi pendidikan. pengelolaan
dana
11
asuransi pendidikan. 3
Meyika
Kurniawan, penelitian
“Analisis Kepuasan
Tingkat permasalahan Nasabah diangkat
Terhadap Pembayaran yaitu, Klaim
(studi
yang terletak
apakah
kasus korelasi
ada ini
Asuransi
objek
dilakukan
yang PT.Asuransi
Skripsi persepsi
antara BRIngin
di Jiwa
Life
Syariah,
ini
khusus
kinerja penelitian
Fakultas Syariah dan perusahaan, Hukum,
pada
penulis penelitiannya. Penelitian
Asuransi BRIngin Life signifikan Syariah)”.
ini Perbedaan penelitian ini
membahas
tentang
Muamalah, mengetahui korelasi perhitungan klaim pada Syariah, dan
2007
seberapa produk
signifikan
asuransi
persepsi pendidikan.
kinerja dan harapan nasabah
terhadap
pembayaran dan
klaim,
mengetahui
bentukarah korelasinya
positif
atau negatif.
F. Metodologi Penelitian Penelitian merupakan suatu proses yang panjang. Berawal pada minat untuk mengetahui fenomena tertentu dan selanjutnya berkembang menjadi gagasan,
12
teori, konsep,pemilihan metode penelitian yang sesuai dan seterusnya. 13 Adapun metode dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Jenis Penelitian Dalam penelitian ini membahas terkait masalah ekonomi, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.14 Penulis menggunakan pendekatan deskriptif, yaitu bertujuan untuk menggambarkan fenomena sosial tentang setting sosial secara lengkap. Deskriptif juga dimaksudkan untuk menggali data dan informasi baik tentang proses atau mekaniseme hubungan subyek penelitian, penyajian informasi dasar, menciptakan katagori dan pengklasifikasian baru, menjelaskan perangkat tatanan ataupun menguji informasi-informasi yang sifatnya “terlihat” kontradiktif.15
13
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penlitian Survai, (Jakarta: LP3ES, 1987), cet. Ke-4, hal. 12 14 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), cet. Ke-20, hal. 9 15 Ipah Farihah, Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006), cet. Ke-I, hal. 35
13
2. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian langsung yang di lakukan dengan cara wawancara di PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah. Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan penelitian dokumen yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi melalui arsip dokumen, laporan keuangan dan data-data atau sumber lainnya yang memberikan kontribusi dalam penyelesaian penelitian ini. 3.
Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian selain menggunakan data kualitatif, penulis juga menggunakan 2 sumber data yaitu : a.
Data Primer Data Primer yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi lapangan dan wawancara langsung dengan responden terpilih melalui pengajuan daftar isian (terstruktur) dan wawancara tak terstruktur.16Untuk memperoleh data primer ini, penulis melakukan wawancara (interview) kepada pihak PT.yang dianggap dapat memberikan informasi terkait penelitian ini.
b. Data Sekunder Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari hasil studi perpustakaan, baik berupa bahan-bahan bacaan maupun data yang memungkinkan. Data sekunder juga didapat dari buku-buku, koran, majalah, internet, penelitian
16
Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), Ed. 1-3, hal. 112
14
terdahulu, dan sumber-sumber tertulis lainnya yang mengandung informasi yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. 4.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis yaitu : a. Riset Lapangan (Field Research) Penulis melakukan peninjauan langsung ke lokasi PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah untuk mendapatkan dan mengumpulkan data-data yang digunakan dalam penelitian ini, dengan teknik pengumpulan data. b. Observasi atau pengamatan langsung Observasi
dilakukan
dengan
mengadakan
pengamatan
langsung
kelapangan dengan mendatangi narasumber yakni pada PT Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah, hal ini bertujuan untuk mengetahui keadaan sebenarnya yang terjadi pada lokasi penelitian berkaitan dengan faktor yang menghambat pembayaran klaim. c. Wawancara Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara bertanya langsung kepada pihak PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah. Dalam wawancara ini terjadi interaksi komunikasi antara pihak peneliti selaku penanya dan responden selaku pihak yang diharapkan memberikan jawaban. d. Dokumentasi Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh
15
subjek sendiri atau orang lain tentang subjek,17 dengan menghimpun dan menganalisi dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik. Studi dokumentasi tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan tentang sejumlah dokumen, namun yang dilaporkan adalah hasil analisis terhadap dokumendokumen tersebut. e. Riset Kepustakaan (Liberary Research) Riset Kepustakaan (Liberary Research) yaitu metode pengumpulan data dengan cara membaca, menganalisa buku-buku serta menelusuri berbagai literatur yang berhubungan dengan pembahasan ini, serta literatur lain untuk menghimpun dan menganalisis data yang bersumber dari perpustakaan, berupa buku-buku, majalah-majalah ilmiah yang diterbitkan secara berkala, kisah-kisah sejarah, dokumen-dokumen dari materi perpustakaan lainnya yang dapat dijadikan sumber rujukan dalam penyusunan penelitian ini. G. Pedoman Penulisan Penulisan dan penyusunan skripsi ini berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012”.
17
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta, Salemba Humanika, 2010), cet. Ke-3, hal. 143
16
H. Sistematika Penulisan Dalam Penyusunan skripsi ini penulis membagi menjadi lima bab, masingmasing bab terdiri dari sub bab yang tersusun secara sistematis terhadap pokok permasalahan yang dibahas dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I :
PENDAHULUAN
Pada bab ini peneliti membahas tentang latar belakang permasalahan, peneliti ingin menjelaskan mengenai permasalahan seputar minimnya masyarakat dalam menggunakan asuransi pendidikan syariah. Kemudian pada bab ini peneliti mengemukakan indetifikasi permasalahan, rumusan masalah, manfaat dan tujuan masalah. Serta metode penelitian dan teknik pengolahan data primer untuk menerangkan rumusan masalah yang ditetapkan sebelumnya. BAB II :
LANDASAN TEORI KLAIM DAN ASURANSI PENDIDIKAN
Pada Bab ini peneliti membahas tentang teori-teori yang berkaitan seputar asuransi syariah, landasan hukum asuransi syariah, pengertian klaim, prinsip dasar asuransi dalam penyelesaian klaim, pengertian asuransi pendidikan, manfaat asuransi pendidikan, dan berakhirnya asuransi pendidikan. BAB III :
GAMBARAN UMUM PT. BRINGIN LIFE SYARIAH
Pada bab ini peneliti membahas tentang sejarah singkat PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah, visi dan misi PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah, prinsip PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah, nilai-nilai budaya perusahaan dan profil singkat PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah, dan manejemen prusahaan. Tujuan membahas gambaran umum perusahaan adalah agar informasi yang diberikan lebih detail dan mendalam dalam pembahasan.
17
BAB IV :
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti membahas tentang pokok pembahasan mengenai prosedural pengajuan klaim, proses keputusan klaim dan perhitungan klaim asuransi jiwa bringin dana siswa syariah. Segala data yang digunakan adalah data primer, dimana peneliti mendapatkan data kualitatif dari PT. BRIngin Life Syariah. BAB V :
PENUTUP
Dalam bab ini membahas tentang uraian kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian serta beberapa saran yang akan ditujukan kepada para pihak terkait dan berkepentingan dengan tema yang diteliti.
BAB II LANDASAN TEORI KLAIM DAN ASURANSI PENDIDIKAN A. Asuransi Syariah 1. Pengertian Asuransi Syariah Dalam bahasa arab asuransi disebut at-ta’min, penanggung disebut mu’ammin, sedangkan tertanggung disebut mu’amman lahu atau musta’min. men-ta’min-kan sesuatu artinya adalah seseorang membayar atau menyerah kan uang cicilan untuk agar ia tahu ahli warisnya mendapatkan sejumlah uang sebagaimana yang telah di sepakati, atau untuk mendapatkan ganti terhadap harta yang hilang, dikatakan seseorang mempertanggung kan atau mengasuransikan hidupnya, rumahnya atau mobilnya.1 Asuransi syariah adalah sutau pengaturan dan pengolahan resiko yang memenuhi ketentuan syariah, tolong menolong secara mutual yang melibatkan peserta dan operator. 2 Dewan Syariah Nasional majelis ulama Indonesia (DSN-MUI) dalam fatwanya tentang pedoman umum asuransi syariah, memberi devinisi tentang arusansi. Menurutnya, Asuransi Syariah (Ta’min, Takaful, Tadhamun). Adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk asset atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko-resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.3
1
Syakir Sula, Asuransi Syariah (life and General) Konsep dan Sistem Operasional,hal.28 Muhaimin Iqbal, ,Asuransi Umum Syariah Dalam praktek(Jakarta:gema insani,2006),hal.2 3 Andri Soemitra,Bank dan Lembaga Keuangan Syariah,(Jakarta: Kencana,2009), hal.255 2
18
19
Adapun penjelasan menurut Abdul Ghoni dan Emy Arianti dalam buku “Akutansi Asuransi Syariah’’, asuransi syariah adalah : a. Akad yang sesuai dengan syariah yang dimaksud diatas adalah yang tidak mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba, zhulm (penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan maksiat. b. Akad tabarru’ adalah semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan kebajikan dan tolong menolong, bukan semata untuk tujuan komersial. c. Akad tijarah adalah semua pihak, bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan komersial.4 2. LandasanHukum Asuransi Syariah Landasan dasar Asuransi Syariah adalah sumber dari pengambilan hukum praktek asuransi syariah karena sejak awal asuransi syariah dimaknai sebagai wujud dari bisnis pertanggungan yang didasarkan pada nilai-nilai yang ada dalam ajaran islam, yaitu Al-qur’an dan sunnah rasul.5 Hakikat asuransi secara islam adalah saling bertanggung jawab, saling bekerja sama atau saling bantu membantu dan saling melindungi penderitaan satu sama yang lain. Oleh karena itu berasuransi diperbolehkan secara syari’at, karena perinsip-prinsip dasar syari’at mengajak kepada setiap sesuatu yang meringankan bencana mereka, sebagai mana firman Allah ta’ala dalam Al-quran surat almaidah ayat 2 yang berbunyi :
4
Abdul Ghoni dan Erni Arianty, Akuntansi Asuransi Syariah, (Jakarta: INSCO Consulting, 2007) hal. 1 5 AM.Hasan Ali, Asuransi Dalam Persepektif Islam, ( Jakarta: Kencana,2004), hal.106
20
اووُىا ع ََل ْالبِ ِّر َوالتُّ ْق َىي صلً َوآلَ تَعَاوَّ وُىا ع ََل ْاْل ِء ْث ِم َو ْال ُع ْد َوا ِن ج َواتَّقُىا هللاَ صلً اِ َّن هللاَ َش ِد ْي ُد َ َوتَ َع ب ِ ْال ِعقَا Artinya: Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesunggungnya Allah amat berat siksanya.6 Dan hadist nabi Muhammad SAW yang di riwatkan oleh HR.Muslim yang berbunyi: ِ َما َرأيُ ْال ُم ْسلِ ُمىْ نَ َح َسىًا فَهُ َى ِع ْى َد هللا: قَا َل َرسُىْ ُل هللاِ َعلَ ْي ًِ َو َسلَّ َم: ض َي هللاُ َع ْىًُ قَا َل ِ َع ِه ا ْب ِه َم ْسعُىْ ٍد َر ) (رواي مسلم. َح َس ٌه Artinya:” Dari Ibnu Mas’ud ra. Dia berkata, Rasullah SAW. Bersabda:Apa-apa yang menurut orang-orang islam itu baik, niscaya menurut Allah juga baik”( HR.Muslim). Jadi perusahaan asuransi bekerja dengan hukum ini. Dengan mengamati sejumlah besar kasus, bisa di hitung probabilitas akan munculnya kejadian itu. Dengan menghimpun sejumlah besar nasabah, perusahaan asuransi sanggup menghitung dengan akurat probabilitas akan terjadinya kerugian bagi sejumlah besar nasabahnya.7 Asuransi syariah juga mengarah kepada berdirinya sebuah masyarakat yang tegak diatas saling membantu dan saling tolong menolong, karena setiap
6
Gemala Dewi, Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian Syariahdi Indonesia, (Jakarta: Kencana Pranada Media Grouf,2005),hal.141 7 AM. Hasan Ali, Asuransi Dalam Persepektif Hukum Islam,(Jakarta:Pranada Media,2004), hal.96
21
muslim terhadap muslim yang lainnya sebagaimana sebuah bangunan yang salaing menguatkan sebagian kepada bagian yang lainnya. Dari segi hukum positif, hingga saat ini asuransi syariah masih mendadarkan legalitasnya pada UU No. 2 tahun 1992 tentang usaha peransurasian yang sebenarnya kurang mengakomodasi asuransi syariah di Indonesia karena tidak mengatur keberadaan asuransi berdasarkan prinsip syariah. Dengan kata lain UU No. 2 tahun 1992 tidak dapat dijadikan landasan hukum yang kuat bagi asuransi syariah.8 3. Prinsip-prinsip Asuransi Prinsip utama dalam asuransi syariah adalah ta’awun ‘ala al birr wa altaqwa (tolong menolonglah kamu sekalian dalam kebaikan dan taqwa) dan alta’min (rasa aman). Prinsip ini menjadikan para anggota atau peserta asuransi sebagai sebuah keluarga yang satu dengan yang lainnya saling menjamin dan menanggung resiko. Hal ini disebabkan transaksi yang dibuat dalam asuransi takaful adalah akad takafuli (saling menanggung), bukan akad tabadduli (saling menukar) yang selama ini digunakan oleh asuransi konvesional, yaitu pertukaran pembayaran premi dengan uang pertanggungan. Prinsip-prinsip yang terdapat dalam asuransi syariah adalah: a. Tauhid Asuransi syariah dijalankan atas landasan tauhid dengan implementasi hukum islam sesuai Al-quran dan As-Sunnah beserta Al-hadis.9 Allah
8
Gemala dewi, (Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransan Syariah di Indonesia (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005), hal. 142 9 Agus Edi Sumanto,dkk,Solusi Berasuransi:Lebih Indah Dengan Syariah, (bandung: PT. Salamadani Pustaka Semesta, 2009), hal 98
22
meletakan prinsip tauhid (ketaqwaan) sebagai prinsip utama dalam muamalah.10 Prinsip tauhid adalah dasar utama dari setiap bentuk bangunan yang ada dalam syariah islam. Dalam berasuransi yang harus diperhatikan adalah bagaimana seharusnya menciptakan suasana dan kondisi bermuamalah yang tertuntun oleh nilai-nilai ketuhanan.11 b. Keadilan Prinsip kedua dalam berasuransi adalah terpenuhnya nilai-nilai keadilan antara pihak-pihak yang terkait dengan akad, keadilan dalam hal ini dipahami sebagai upaya dalam menempatkan hak dan kewajiban antara nasabah dan perusahaan asuransi.12 Pada asuransi syariah dana saving nasabah yang telah dibayar melalui peremi harus dikembalikan kepada nasabah yang bersangkutan, berikut hasil investasinya. Bahkan ada beberapa perusahaan asuransi syariah menyerahkan kelembaga kesejahteraan umat seperti lembaga zakat, infak, dan sedekah dana saving nasabah yang mengundurkan diri.13 c. Tolong menolong Prinsip tolong menolong berarti saling membantu antara sesame manusia sesuai dengan prinsip tauhid.14Ta’awun merupakan inti konsep 10
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah ( Konsep dan system operasional), (Jakarta : gema insani, 2004), hal.725. 11 AM. Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, (Jakarta: Kencana, 2004), hal.126 12
AM. Hasan Ali, Asuransi dalam Persepektif Hukum Islam, ... hal. 126 Abdullah Amrin, Meraih Berkah melalui Asuransi Syariah, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2011), hal. 72 14 Kuat Ismanto, Asuransi Syariah Tinjauan Asas-asas Hukum Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar: 2009), hal. 133 13
23
dari Takaful, dimana antara satu peserta dengan peserta lainnya, saling menanggung resiko. Yakni melalui mekanisme dana tabarru dengan akad yang benar yaitu akad Takafuli dan akad Tabarru.15 d.
Kerelaan Dalam bisnis asuransi kerelaan (al-ridha) dapat di terapkan pada
setiap anggota (nasabah) asuransi agar mempunyai motivasi dari awal untuk merelakan sejumlah dana (premi) yang disetorkan keperusahaan asuransi, yang di fungsuikan sebagai dana social (tabarru). Dana sosial (tabarru) memang betul-betul digunakan untuk tujuan membantu anggota (nasabah) asuransi yang lain jika mengalami kerugian.16 e. Larangan Riba Riba secara bahasa bermakna tambahan (ziyadah). Dalam pengertian lain, secara linguisik riba berarti tumbuh dan membesar. Sedangkan untuk istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara batil. Riba terbagi menjadi dua bagian, yaitu riba fadhl dan riba nasi’ah. Riba fadhl adalah Tukar menukar atau jual beli antara dua buah barang yang sama sejenis, namun tidak sama ukurannya yang disyaratkan oleh orang yang menukarnya, atau jual beli yang mengandung unsur riba pada barang yang sejenis dengan adanya tambahan pada salah satu benda tersebut. Sebagai contoh adalah tukar-menukar emas dengan emas atau
15
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah ( Konsep dan system operasional), (Jakarta : gema insani, 2004), hal.736 16 Hasan Ali, Asuransi Dalam Persfektif Hukum Islam, (Jakarta: Kencana, 2004), hal. 130
24
beras dengan beras, danada kelebihan yang disyaratkan oleh yang menukarnya. Kelebihan yang disyaratkan itu disebut riba fadhl.17 Riba nasi’ah adalah riba yang pembayarannya atau penukarannya berlipat ganda karena waktu pembayarannya diakhirkan, baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis18 Riba diharamkan dalam islam juga karena menimbulkan perlakuan tidak jujur atau tidak adil antara satu pihak dengan pihak yang lainnya.19 f. Larangan Maisir Maisir adalah perjudian atau spekulasi. Perjudian bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar keadilan, kesetaraan, kejujuran, etika, dan moral, merupakan nilai-nilai yang wajib dijunjung tinggi dalam islam. Prisip dasar asuransi yang mengharuskan adanya insurable interest atau kepentingan yang dapat di asuransikan, utmost good faith atau kepercayaan penuh serta indemnity atau doktrin ganti rugi dalam asuransi konvensional tidaklah cukup untuk mengeliminasi sikap spekulatif (perjudian) baik dari pihak penanggung maupun pihak tertanggung. Maisir atau perjudian haram dalam islam karena dapat menimbulkan sikap permusuhan dari satu pihak kepihak yang lainnya.20
17
Syafe’i Rahmat, Fikih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2007), hal. 267 Hendi suhendi, Fikih muamalah, (Jakarta: RajawalinPers, 2010), hal 62 19 Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah Dalam Praktek, (Jakarta: Gema Insani, 2006), 18
hal. 27 20
Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah Dalam Praktek, (Jakarta: Gema Insani, 2006)
hal. 26
25
g. Larangan gharar Gharar dalam pengertian bahasa adalah al-khida (penipuan), yaitu suatu tindakan yang didalamnya diperkirakan tidak ada unsur kerelaan. Wahbah al-Zuhaili memberi pengertian tentang gharar sebagai al-khatar dan
al-tagrir, yang artinya penampilan yang menimbulkan kerusakan
(harta) atau sesuatu yang tampaknya menyenangkan tetapi hakikatnya menimbulkan kebencian.21 Berdasakan Ketentuan PMK No.18/PMK.010/2010 pada bab II pasal 2 dijelaskan perusahaan yang menyelenggarakan usaha asuransi atau usaha reasuransi dengan prinsip syariah wajib menerapkan prinsip dasar sebagai berikut : 1) Adanya
kesepakatan
tolong
menolong
(ta’awun)
dan
saling
menanggung (takaful) diantara peserta. 2) Adanya kontribusi peserta kedalam dana Tabarru’. 3) Perusahaan bertindak sebagai pengelola dana Tabarru’ 4) Dipenuhinya prinsip keadilan (‘adl), dapat di percaya (amanah), keseimbangan (tawazun), kemaslahatan (maslahah), dan keuniversalan (syumul). 5) Tidak mengandung hal-hal yang diharamkan, seperti ketidak pastian atau ketidak jelasan (gharar), perjudian (maysir), bunga (riba), penganiyaaan (zhulm) suap (riswah), maksiat, dan objek haram.22
21
AM. Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, (Jakarta: Kencana, 2004),
hal.134 22
Andri Soemitra, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: kencana, 2009),
hal.126
26
4. Akad-akad dalam Asuransi Syariah Dalam asuransi syariah biasanya akad yang melandasinya berupa akad tijarah dan akad tabarru’.23Berikut akan dijelaskan akad-akad yang terdapat dalam asuransi syariah tersebut. a. Akad Tabarru’ Menurut Peraturan Menteri Keuangan No. 18/PMK.010/2010 pada BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 7 dijelaskan akad tabarru’ adalah akad hibah dalam bentuk pemberian dana dari satu Peserta kepada Dana Tabarru’ untuk tujuan tolong menolong di antara para Peserta, yang tidak bersifat dan bukan untuk tujuan komersial.24 Niat tabrru’ “dana kebajikan” dalam akad asuransi syariah adalah alternatif uang sah yang dibenarkan oleh syara’ dalam melepaskan diri dari praktik gharar yang diharamkan oleh Allah swt. Dalam konteks akad dalam asuransi syariah, tabarru’ bermaksud memberikan dana kebajikan dengan niat ikhlas untuk tujuan saling membantu di antara sesama peserta takaful (asuransi syariah) apabila ada di antaranya yang mendapat musibah. Dana klaim yang diberikan diambil dari rekening dana tabarru’ yang sudah diniatkan oleh semua peserta ketika akan menjadi peserta asuransi syariah, untuk kepentingan dana kebajikan atau dana tolong menolong.25
23
Abdullah Amrin, Asuransi Syariah, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2006), hal. Peraturan Menteri Keuangan No. 18/PMK.010/2010 Tentang Penerapan Prinsip Dasar Penyelenggaraan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah. 25 Muhammad Syukar Sula, Asuransi Syariah (life and general): Konsep dan Sistem Operasional, (Jakarta: Gema Insanil Press, 2004), hal. 36. 24
27
Dana Tabarru’ hanya boleh digunakan untuk hal-hal yang langsung berkaitan dengan nasabah, seperti klaim, cadangan tabarru’ dan reasuransi syariah.26 Dasar hukum akad tabarru’ di atur dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional pada Fatwa Nomor 53/DSN-MUI/III/2006 tentang akad Tabarru’ Pada Asuransi dan Reasuransi Syariah. Akad Tabarru’ wajib memuat sekurang-kurangnya: 1) Kesepakatan para Peserta untuk saling menolong (ta’awuni). 2) Hak dan kewajiban masing-masing Peserta secara individu. 3) Hak dan kewajiban Peserta secara kolektif dalam kelompok. 4) Cara dan waktu pembayaran kontribusi dan santunan/klaim. 5) Ketentuan mengenai boleh atau tidaknya kontribusi ditarik kembali oleh Peserta dalam hal terjadi pembatalan oleh Peserta. 6) Ketentuan mengenai alternatif dan persentase pembagian Surplus Underwriting. 7) Ketentuan lain yang disepakati. b. Akad Tijarah Menurut Peraturan Menteri Keuangan No. 18/PMK.010/2010 pada BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 8 dijelaskan akad tijarah adalah akad antara peserta secara kolektif atau secara individu dan perusahaan dengan tujuan komersial.27
26
Agus Edi Sumanto, dkk., Solusi Berasuransi Lebih Indah Dengan Syariah, hal. 77. Peraturan Menteri Keuangan No. 18/PMK.010/2010 Tentang Penerapan Prinsip Dasar Penyelenggaraan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah. 27
28
Dalam akad tijarah perusahaan bertindak sebagai pengelola (mudharib) sedangkan para peserta (pemegang polis) bertindak sebagai pemilik modal (shohibul mal).28 Akad tijarah dibagi lagi menjadi akad-akad sebagai berikut: 1) Akad Wakalah bil Ujrah Dalam PMK No. 18/PMK.010/2010 Pasal 1 ayat 9 dijelaskan bahwa: Akad Wakalah bil Ujrah adalah akad Tijarah yang memberikan kuasa kepada Perusahaan sebagai wakil Peserta untuk mengelola Dana Tabarru’ dan/atau Dana Investasi Peserta, sesuai kuasa atau wewenang yang diberikan, dengan imbalan berupa ujrah (fee). Akad Wakalah bil Ujrah wajib memuat sekurang-kurangnya: a) Objek yang dikuasakan pengelolanya. b) Hak dan kewajiban Peserta secara kolektif dan atau Peserta secara individu sebagai muwakil (pemberi kuasa). c) Hak dan kewajiban Perusahaan sebagai wakil (penerima kuasa) termasuk kewajiban Perusahaan untuk menanggung seluruh kerugian yang terjadi dalam kegiatan pengelolaan risiko dan/atau kegiatan pengelolaan investasi yang diakibatkan oleh kesalahan yang disengaja, kelalaian, atau wanprestasi yang dilakukan perusahaan.
28
M. Amin Suma, Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional, (Tangerang: Kholam Publishing, 2006), hal. 48.
29
d) Batasan kuasa atau wewenang yang diberikan Peserta kepada Perusahaan. e) Besaran, cara, dan waktu pemotongan ujrah (fee). f) Ketentuan lain yang disepakati. Dasar hukum akad wakalah bil ujrah di atur dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional pada Fatwa Nomor 52/DSN-MUI/III/2006 tentang akad Wakalah bil Ujrah Pada Asuransi dan Reasuransi Syariah. 2) Akad Mudharabah Dalam PMK No. 18/PMK.010/2010 Pasal 1 ayat 10 dijelaskan bahwa: Akad Mudharabah adalah akad Tijarah yang memberikan kuasa kepada Perusahaan sebagai mudharib untuk mengelola investasi Dana Tabarru’ dan/atau Dana Investasi Peserta, sesuai kuasa atau wewenang yang diberikan, dengan imbalan berupa bagi hasil (nisbah) yang besarnya telah disepakati sebelumnya.29 Akad Mudharabah wajib memuat sekurang-kurangnya: a) Hak dan kewajiban Peserta secara kolektif dan/atau Peserta secara individu sebagai shahibul mal (pemilik dana) b) Hak dan kewajiban Perusahaan sebagai mudharib (pengelola dana) termasuk kewajiban Perusahaan untk menanggung seluruh kerugian yang terjadi dalam kegiatan pengelolaan investasi yang 29
Peraturan Menteri Keuangan No. 18/PMK.010/2010 Tentang Penerapan Prinsip Dasar Penyelenggaraan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah.
30
diakibatkan oleh kesalahan yang disengaja, kelalaian atau wanprestasi yang dilakukan Perusahaan. c) Batasan wewenang yang diberikan Peserta kepada Perusahaan. d) Bagi hasil (nisbah), cara, dan waktu pembagian hasil investasi. e) Ketentuan lain yang disepakati. Dasar hukum akad mudharabah di atur dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional pada Fatwa Nomor 07/DSN-MUI/IV/2006 tentang akad Mudharabah Pada Asuransi dan Reasuransi Syariah. 3) Akad Mudharabah Musytarakah Menurut Peraturan Menteri Keuangan No. 18/PMK.010/2010 pada BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 11 dijelaskan akad Mudharabah Musytarakah adalah akad Tijarah yang memberikan kuasa kepada Perusahaan sebagai mudharib untuk mengelola investasi Dana Tabarru’ dan/atau Dana Investasi Peserta, yang digabungkan dengan kekayaan Perusahaan, sesuai kuasa atau wewenang yang diberikan, dengan imbalan berupa bagi hasil (nisbah) yang besarnya ditentukan berdasarkan komposisi kekayaaan yang digabungkan dan telah disepakati sebelumnya.30 Akad
Mudharabah
Musytarakah
wajib
memuat
sekurang-
kurangnya: a) Hak dan kewajiban Peserta secara kolektif dan atau Peserta secara individu sebagai shahibul mal (pemilik dana). 30
Peraturan Menteri Keuangan No. 18/PMK.010/2010 Tentang Penerapan Prinsip Dasar Penyelenggaraan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah.
31
b) Hak dan kewajiban Perusahaan sebagai mudharib (pengelola dana) termasuk kewajiban Perusahaan untk menanggung seluruh kerugian yang terjadi dalam kegiatan pengelolaan investasi yang diakibatkan oleh kesalahan yang disengaja, kelalaian atau wanprestasi yang dilakukan Perusahaan. c) Batasan wewenang yang diberikan Peserta kepada Perusahaan. d) Bagi hasil (nisbah), cara, dan waktu pembagian hasil investasi. e) Ketentuan lain yang disepakati. Dasar hukum akad mudharabah musytaralah di atur dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional pada Fatwa Nomor 51/DSN-MUI/III/2006 tentang akad Mudharabah Musytarakah Pada Asuransi Syariah. B. Klaim 1.
Pengertian klaim
Klaim adalah suatu permintaan salah satu dari dua pihak yang mempunyai ikatan, agar haknya terpenuhi. Satu dari dua pihak yang melakukan ikatan tersebut akan mengajukan klaimnya kepada pihak lainnya sesuai dengan perjanjian atau polis yang disepakati bersama oleh kedua belah pihak.31 Menurut Muhammad Syakir Sulla klaim adalah proses yang mana peserta dapat memperoleh hak-hak berdasarkan perjanjian. Semua usaha yang berkaitan untuk menjamin hah-hak tersebut dihormati sepenuhnya sebagaimana yang seharusnya32
31
Yasli Ilyas, Manajemen Utilisasi, manajemen klaim dan kecurangan asuransi Kesehatan, (Fraud, 2006) 32 Muhammad Syakir Sulla, Asuransi Syariah Llife and General). Konsep dan Operasional, (Jakarta, Gema Insani Press, 2004), hal.259
32
Klaim menurut Dewan Syariah Nasional MUI (DSN MUI) adalah hak peserta Asuransi yang wajib diberikan oleh perusahaan asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam akad. Adapun ketentuan umum klaim yag di terbitkan oleh Dewan Syariah Nasional MUI (DSN MUI) sebagai berikut: a. Klaim dibayarkan berdasarkan akad yang disepakati pada awal perjanjian. b. Klaim dapat berbeda dalam jumlah, sesuai dengan premi yang dibayarkan. c. Klaim atas akad tijarah sepenuhnya merupakan hak peserta, dan merupakan kewajiban perusahaan untuk memenuhinya. d. Klaim atas akad tabarru merupakan hak peserta dan merupakan kewajiban perusahaan, sebatas yang disepakati dalam akad. Mengelolah kewajiban pembayaran klaim perusahaan asuransi merupakan bagian operasi perusahaan asuransi yang penting karena perusahaan secara hukum dan secara moral wajib untuk memenuhi janji-janji sesuai dengan kontraknya.33 2. Prinsip Dasar Dalam Penyelesaian Klaim Ada tiga prinsip yang harus diperhatikan oleh petugas klaim sejak berkas klaim diterima sampai klaim dibayarkan kepada peserta. a. Tepat waktu Maksudnya, klaim harus dibayar sesuai waktu yang dijanjikan. Biasanya rentang waktu pembayaran klaim pada perusahaan asuransi syariah berbeda-beda. Ada yang meletakkan batas waktu satu hari sampai 30 hari, ini pun jika berkas klaim lengkap.
33
Bambang Luktio, dkk, LOMA (life office management association, inc) Penerjemah Nurmansyah Taufik, (Jakarta: 2003)
33
b. Tepat jumlah Tepat jumlah bermakna klaim yang harus dibayarkan kepada peserta sesuai dengan santunan yang menjadi hak peserta atau ahli warisnya, atau sesuai dengan nilai kerugian atau nilai maksimal yang menjadi haknya. c. Tepat orang Tepat orang artinya klaim dibayarkan harus benar-benar kepada orang yang berhak. Dengan prinsip ini perusahaan tidak akan membayar santunan kepada ahli waris jika nama ahli waris tersebut tidak tercantum dalam polis. Miskipun demikian , terkadang dalam kondisi-kondisi tertentu perusahaan asuransi membutuhkan bukti-bukti sah untuk membayar manfaat kepada pihak yang tidak tercantum dalam polis34 3. Prosedur Klaim Prosedur dalam pengajuan klaim adalah : a. Pemberitahuan klaim Tertanggung atau pihak yang mewakilinya segera melaporkan kepada penanggung. Laporan lisan harus dipertegas dengan laporan tertulis. Pada tahap awal ini tertanggung akan mendapat petunjuk lebih lanjut mengenai apa yang harus dilakukan oleh tertanggung, dan dokumen apa saja yang harus dilengkapi oleh tertanggung. b. Bukti klaim kerugian Peserta yang mendapat musibah diminta menyediakan fakta-fakta yang utuh dan bukti-bukti kerugian. Tujuan ini sangat penting bagi peserta 34
Khoiril Anwar, Asuransi Syariah, Halal dan Maslahat, (Solo, Tiga Serangkai Mandiri, 2007) hal. 62
34
yang mendapat musibah untuk menyerahkan klaim tertulis dengan melengkapi lembaran klaim standar yang di rancang untuk masingmasing Class of bussunes (CUB), yang digunakan untuk melengkapi dukumen-dukemen yang diajukan sebagaimana yang syaratkan secara standar dalam industri asuransi di Indonesia c. Penyelidikan Setelah laporan yang dilampiri dengan laporan diterima oleh perusahaan, dilakukan analisa administrasi. Apibila tahap ini telah dilalui, perusahaan akan memutuskan untuk segera melakukan survey kelapangan atau menunjuk independent adjuster, jika hal itu diperlukan, serta menilai besarnya kerugian yang terjadi. Laporan dari survey atau adjuster akan dijadikan dasar apakah klaim dijamin oleh polis atau tidak. d. Penyelesaian klaim Setelah terjadinya kesepakatan mengenai jumlah penggantian sesuai peraturan perundangan yang berlaku, diisyaratkan bahwa pembayaran klaim tidak boleh lebih dari 30 hari sejak terjadi kesepakatan tersebut.35 4. Proses Pengambilan Keputusan Klaim Perusahaan asuransi jiwa menerima berbagai jenis asuransi klaim, tergantung pada jenis produk asuransi yang jual. Penangan klaim melibatkan prosedurprosedur tertentu yang unik terhadap produk yang pokok. Namun demikian, banyak aspek dalam proses pengambilan kepetusan klaim yang sama untuk semua 35
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah Life and General, Konsep dan Operasional, (Jakarta, Gema Insani Press, 2004), hal.261
35
jenis asuransi. Pada umumnya, pengambilan keputusan apakah suatu klaim sah dan dapat dibayarkan atau tidak mencangkup pemeriksaan fakta-fakta berikut ini: a.
Apakah polis masih inforce atau masih berlaku pada saat trjadi kerugian.
b.
Apakah tergantung masih dipertanggungkan dalam polis pada saat terjadi kerugian.
c.
Apakah telah terjadi kerugian pada tertanggung.
d.
Apakah kerugian yang terjadi termasuk dalam resiko yang ditanggung oleh polis.
e.
Apakah klaim yang diajukan contestable, dan jika ya, apakah surat permintaan asuransi mengandung pemberian keterangan yang tidak benar yang bersifat menerial.
Setelah setiap fakta tersebut diatas diverifikasi, claim analyst melanjutkan dengan melakukan varifikasi atas fakta berikutnya. Pada setiap titik dalam evaluasi suatu klaim, claim analys mungkin dapat menemukan fakta yang membuat fakta suatu klaim menjadi tidak berlaku. Dalam kasus demikian, proses evaluasi klaim berakhir dan claim analys menolak klaim tersebut. Jika claim analyst melakukan verifikasi atas semua fakta yang telah disebutkan, kemudian ia menyetujui klaim tersebut dan mengikuti prosedur pembayaran klaim yang telah ditentukan.36 Setelah memeriksa claimant’s statement, bukti kerugian, dan dokumen yang terkait lannya, claim analyst bersiap untuk membuat keputusan yang harus dibuat
36
LOMA, hal 286-287
36
oleh perusahaan asuransi untuk klaim tersebut. Pilihan claim analyst adalah menyetujui klaim atau menolak klaim tersebut. a.
Menyetujui klaim Jika claim analyst berpendapat bahwa tidak ada dasar untuk menolak klaim,
keputusan yang harus diambil adalah menyetujui klaim tersebut. Setelah keputusan dibuat, tiga langkah tersisa dalam proses penangan klaim: 1) Menghitung jumlah manfaat pertanggungan yang dapat dibayarkan. Jumlah manfaat yang dapat dibayarkan menurut suatu polis asuransi juiwa umumnya mudah untuk ditetapkan. Untuk sebagian besar klaim, jumlah manfaat yang dapat dibayarkan sama dengan jumlah manfaat kematian dasar, yang umumnya merupakan jumlah uang pertanggungan dalam polis. Dalam beberpa kasus, manfaat kematian dasar tidak sama dengan jumlah uang pertanggungan polis. Sebagai contoh, jika polis berlaku dalam keadaan reduced paid-up (salah satu nonforfeiture benifet), maka jumlah manfaat kematian dasar lebih kecil dari jumlah uang pertanggungan dalam polis. 2) Menetapkan orang-orang yang berhak menerima manfaat. Setelah mengitung jumlah manfaat yang sesuai, claim analyst akan menetapkan penerima manfaat. Yaitu manfaat polis dapat dibayarkan ke para beneficiary yang namanya tertera dalam polis. Jika para beneficiary utama tersebut terlebih dahulu meninggal dari pada tertanggung, maka manfaat polis akan dibayarkan kepada beneficiary pengganti. Jika tidak ada
37
beneficiary yang masih hidup pada saat tertanggung meninggal, maka manfat polis biasaya akan dimasukan ke kekayaan pemegang poli. 3) Menetapkan cara mendistribusikan manfaat. Perusahaan asuransi biasa nya menyerahkan polis asuransi jiwa secara sekaligus dengan mengirim cek kepada beneficiary sejumlah manfaat yang harus dibayar. b.
Menolak dan Menunda Klaim Walaupun perusahaan asuransi menyetujui hampir seluruh klaim asuransi
pendidikan, maka menolak klaim dalam situasi pengecualian (exclusion clause). Hampir semua perjanjian asuransi mencantumkan pengecualian atau resiko yang tidak dijamin dalam polis. Pengecualian ini merupakan pembatasan luas jaminan polis yang merinci jenis keadaan atau peristiwa atau hal-hal yang dikecualikan dalam polis. Secara hukum pengecualian ini merupakan ketentuan khusus yang mengalahkan atau menyisihkan ketentuan umum yakni resiko-resiko yang dijamin dalam polis. Pengecualian polis ini juga harus mendapat perhatian tertanggung dan pentafsirannya harus dilakukan secara cermat dan teliti, agar peogram asuransinya dapat berjalan dengan efektif dan efisien, serta memberikan manfaat yang ekonomis. Jika Claim analyst memutuskan untuk menolak klaim, ia biasanya minta staff departemen hukum untuk memeriksa dengan menyetujui penolakan tersebut. Jika departemen hukum setuju dengan keputusan klaim tersebut, Claim analyst akan memberikan claimant alasan pengambilan keputusan secara tertulis.
38
Claimant juga akan diberitahukan bahwa perusahaan asuransi akan memeriksa ulang klaim tersebut jika ia dapat menberikan fakta-fakta tambahan yang dapat membatalkan informasi yang menjadi dasar penolakan tersebut. Claimant yang keberatan atas penolakan tersebut dapat menuntut prusahaan dan jika keberatan tersebut dibawa kepengadilan, bagian klaim akan bekerja sama dengan pengacara perusahaan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan untuk mempertahankan kasusnya. Jika pengadilan berpendapat bahwa perusahaan asuransi telah tidak sepatutnya menolak klaim tersebut, maka perusahaan asuransi harus membayar manfaat polis kemada claimant tersebut. Perusahaan asuransi mungkin jua harus menanggung biaya pengadilan dan kadang-kadang menbayar kerugian-kerugian yang dialami claimant.37 C. Asuransi Pendidikan 1. Pengertian Asuransi Pendidikan Asuransi pendidikan merupakan salah satu alternatif yang dinilai akan dapat memenuhi kebutuhan biaya pendidikan. Asuransi pendidikan dirancang sedemikian rupa, sehingga hanya untuk keperluan pendidikan anak yang sesuai dengan jenjang pendidikan. Bahkan ketika orang tua sudah tidak produktif lagi atau mengalami resiko kematian, para penerima manfaat polis (anak-anak) akan tetap terjamin kelangsungan dan pendidikannya. Asuransi pendidikan adalah kontrak antara perusahaan asuransi dan orang tua yang menyebutkan bahwa orang tua setuju untuk membayar sejumlah premi asuransi secara berkala kepada pihak perusahaan asuransi, untuk kemudian orang tua mendapatkan sejumlah dana
37
LOMA, hal. 293-298
39
pendidikan tertentu dari perusahaan asuransi pada saat anaknya memasuki usia sekolah sesuai dengan jenjang pendidikannya. Dalam asuransi ini, peserta memiliki dua kemungkinan, pertama bila masih peserta
hidup sampai masa kontra berakhir, maka pembayaran klaim dari
rekening tabarru pada peserta porsi bagi hasil, untuk digunakan bagi biaya pendidikan anak-anaknya. Yang kedua peserta meninggal dunia pada sat kontrak masih berlangsung, maka pembayaran klaim berupa rekening tabarru peserta, porsi bagi hasil, dan dana kebajikan diambil dari tabungan tabarru akan diterima oleh ahli warisnya untuk biaya pendidikan setelah ditinggal orang tuanya.38 2. Manfaat Asuransi Pendidikan Asuransi Pendidikan sudah merupakan suatu kebutuhan bagi para orang tua yang ingin menyiapkan pendidikan yang baik bagi anaknya. Asuransi Pendidikan memberikan manfaat perlindungan jiwa dan investasi bagi masa depan pendidikan anak. Adapun manfaat asuransi pendidikan adalah:39 a.
Bila peserta mengundurkan diri sebelum perjanjian berakhir, maka peserta akan mendapatkan hal berikut. 1). Dana rekening tabungan yang telah disetor. 2). Bagian keuntungan atas hasil keuntungan tabarru’ (mudharabah).
b. Bila peserta ditakdirkan meninggal dalam masa perjanjian, maka ahli warisnya akan mendapatkan hal berikut. 1). Dana rekening tabungan yang telah disetor. 38
Yadi Janwari, Asuransi syariah, (bandung: Pustaka Bani Quraisy,2005), hal. 59. Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah Life and General, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), Hal. 641.
39
40
2). Bagian
keuntungan
atas
hasil
investasi
rekening
tabungan
(mudharabah). 3). Selisih dari manfaat Takaful awal (rencana menabung) dengan premi yang sudah dibayar. 4). Selain itu bila anak (sebagai penerima hibah) : a). Hidup sampai dengan 4 tahun di Perguruan Tinggi, yang bersangkutan akan mendapatkan dana pendidikan sesuai dengan tabel. b). Meninggal, maka dana pendidikan yang belum sempat diterimanya akan dibayarkan pada ahli warisnya. 5). Bila peserta hidup sampai perjanjian berakhir dan bila anak (sebagai penerima hibah) : a). Hidup sampai dengan 4 tahun di perguruan tinggi, yang bersangkutan akan mendapatkan dana pendidikan sesuai dengan tabel. b). Meninggal sebelum seluruh dana pendidikannya diterima, maka kepada peserta akan mendapatkan semua saldo rekening tabungan dan sebagian keuntungan atas investasi rekening tabungan. 3. Bentuk Asuransi Pendidikan Dalam bentuk asuransi pendidikan terdapat dua jenis, yaitu, asuransi pendidikan murni (tradisional), dan asuransi pendidikan unit link.
41
a. Asuransi pendidkan murni (tradisional) dengan manfaat kontrak pasti hanya digunakan untuk masa pendidikan anak (selesai pendidikan polis akan close). Bile terjadi resiko pada orang tua akan keluar uang pertanggungan dan kewajiban menbayarnya terhenti, namun manfaat tahapan dan pendidikan tetap diperoleh hingga usai. Bila terjadi resiko maka diterima sejumlah tahapan dana pendidikan usai. b. Asuransi pendidikan dengan unit link dapat menjadikan anak sebagai tertanggung yang disebut asuransi dana pendidikan, karena yang diasuransikan adalah kebutuhan terhadap total dana pendidikan kedalam uang pertanggungan dasar (UP dasar). Asuransi pendidikan dengan unit link dapat menjadikan anak sebagai tertanggung yang kemudian
disebut
asuransi
rencana
pendidikan,
karena
yang
diasuransikan adalah rencana menabung dengan manfaat Payor.40
40
Perbedaan Asuransi pendidikan dengan Tabungan Pendidikan” Artikel diakses pada tanggal 2februari2016 jam 10.04 FM dari http://www.asuransipendidikanterbaik.com/perbedaanasuransi-pendidikan-vs-tabungan-pendidikan/
BAB III
RUANG LINGKUP PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu “Analisis Klaim Pada Produk Asuransi Pendidikan (Studi kasus pada PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life)”, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perhitungan klaim asuransi pendidikan pada produk Asuransi Jiwa BRIngin Dana Siswa Syariah. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian deskripsi. Adapun tehnik penulisan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini mengacu pada buku pedoman penulisan skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012. B. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Berdirinya BRIngin Life PT. Asuransi Jiwa BRIngin jiwa sejahtera berdiri berdasarkan Akte Nomor: 116 tanggal 28 Oktober 1987 yang dibuat oleh Notaris Ny. Poerbaningsi Adi Warsito, Notaris di Jakarta, dan keputusan Menteri Keuangan Repuplik Indonesia NO. Kep.181/KM 13/ 1988 tanggal 10 Oktober tentang Pemberian Ijin Usaha dalam Bidang Asuransi Jiwa kepada PT.Asuransi Jiwa Bringin jiwa sejahtera dengan menggunakan merek dagang BRIngin Life.1
1
PT. BRIngin Life Syariah, “Riwayat Singkat BRIngin Life”, artikel diakses pada 25 September 2016 dari http://bringinlife.co.id/kilas_sejarah.aspx.
42
43
BRIngin Life sebagai salah satu perusahaan asuransi jiwa nasional terbesar di Indonesia, pada awalnya dibentuk guna memenuhi kebutuhan dalam memberikan pelayanan kepada nasabah perbankan, khusunya nasabah kridit kecil BRI. Namun dalam perkembangan selanjutnya mengingat akan kebutuhan jasa asuransi yang meliputi; asuransi jiwa, asuransi kesehatan, program dana pensiun, asuransi pendidikan, kecelakaan diri, anuitas, dan program kesejahteraan hari tua cukup besar, maka bisbis BRIngin Life merambah pasar di luar BRI untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, baik secara individu maupun kumpulan. Untuk lebih meningkatkan pelayanan jasa asuransi kepada masyarakat luas, BRIngin Life membuka kantor-kantor penjualan dibeberapa kota besar di Indonesia untuk memperluas pangsa pasar serta memberikan pelayanan yang lebih baik dan lebih dekat kepada nasabah. Seiring dengan berkembangannya kantor-kantor penjualan tersebut, BRIngin Life juga melengkapi dengan petugas-petugas penjualan yang handal dilapangan yang bertugas sebagai konsultan bagi nasabah dalam membantu menemukan program asuransi yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Pada tahun 1995, atas dasar keputusan Menteri Keungan RI No. Kep184/KM.17/1995 BRIngin Life mendirikan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat akan kebutuhan pensiun di hari tua. BRIngin Life secara khusus terus menerus selalu mengembangkan produknya, baik program asuransi individu, asuransi kumpulan maupun bancassurance. Hal
44
ini tak lain adalah untuk selalu menyesuaikan dengan perkembangan dan kondisi saat ini dan dimasa mendatang agar selalu dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.2 2.
Profil BRIngin Life Syariah BRIngin Life juga mulai membuka unit usaha baru berupa Asuransi Syariah.
Izin operasional Kantor Cabang Syariah BRIngin Life telah dikeluarkan oleh Mentari Keungan sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor : KEP007/KM.6/2003 tanggal 21 Januari 2003. BRIngin Life Syariah merupakan divisi khusus di bidang asuransi dari PT. Asuransi Jiwa BRIngin Jiwa Sejahtera. Adapun Indentitas dari perusahaan adalah sebagai berikut.: a. Akta Pendirian Legal Akta Pendirian Nomor 116 tertanggal 28 Oktober 1987, Akta Nyonya Poerbaningsih Adi Warsito, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta, disahkan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor C2.6645.HT.01.01.TH.88 tanggal 02 Agustus 1988 dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 71 Tanggal 04 September 1990, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 3188 Tahun 1990; Telah mengalami beberapa kali perubahan, Perubahan terakhir Akta Nomor 49 tertanggal 15 Agustus 2008, Akta Nyonya Esther Mercia Sulaiman, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta, disahkan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU.80551.AH.01.02.Tahun 2008, dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 48 Tanggal 16 Juni 2009, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 15842 Tahun 2009, Nomor Pokok Wajib Pajak 2
PT. BRIngin Life Syariah, “Riwayat Singkat BRIngin Life”, artikel diakses pada 25 September 2016 dari http://bringinlife.co.id/kilas_sejarah.aspx.
45
Nomor 01.334.064.1062.000, Tanda Daftar Perusahaan Nomor 09.03.1.65233.01 di Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah, & Perdagangan Jakarta Selatan.3
3.
Izin Usaha SK Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor Kep-181/KM.13/1988
tanggal 10 Oktober 1988. 4.
Manajemen Modal
: - Modal Dasar : Rp. 300.000.000.000,- (Tiga Ratus (Milyar Rupiah) - Modal Disetor : Rp. 220.000.000.000,- (Dua Ratus Dua Puluh Milyar Rupiah)
Kepemilikan
: -
Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia (90,15%)
-
Yayasan Kesejahteraan Pegawai BRI (9,59%)
-
Koperasi Karyawan PT. AJ BRIngin Jiwa Sejahtera (0,26%)
Dewan komisaris : -
Gatot Mardiwasisto Trisnadi (Komisiris Utama) Mahmuddin Yasin (Wakil Komisaris Utama & Komisaris Independen)
3
-
Siswarin Dwi Hendarsapti (Komisaris)
-
Mulabasa Hutabarat (Komisaris Independen)
PT. BRIngin Life Syariah, “Identitas Perusahaan”, artikel diakses pada 25 September 2016 dari http://bringinlife.co.id/identitas_perusahaan.aspx.
46
-
M. Ridwan Rizqi R. Nasution (Komisaris Independen)
Dewan Direksi
:
DPS
:
(Dewan Pengawas Syariah) Reasuransi
:
-
Rianto Ahmadi (Direktur Utama)
-
Sugeng Sudibjo (Direktur)
-
M. Sodo Harisetyanto (Direktur)
-
Khairi Setiawan (Direktur)
-
Fabiola Noralita Sondakh (Direktur)
-
Ansar Arifin (Direktur)
-
KH. Ma’ruf Amin-ketua
-
H. Drs. Moh. Hidayat, MBA., MBL,.
-
Ir. H. Agus Haryadi
-
PT. Reasuransi Internasional Indonesia (ReINDO)
- PT. Maskapai Reasuransi Indonesia, Tbk (Marein) - PT. Reasuransi Nasional Indonesia (Nasre) Konsultan Aktuaris :
Eldridge, Padma Radya, dan Pinnacle
Konsultan Keuangan dan Aktuaris : Kantor Akuntan Publik Ichwan, Kurniawan dan Rekan. (ALLIOT Group, A Worldwide Network of Independent Firms). Konsultan Hukum : Hendro & Kanon Advocates & Counsellors at Law Nurudin, SH & Partners. Jaringan Kerja
: Kantor cabang yang tersebar di Jawa, Sumatera, Bali, Kalimantan dan Sulawesi.
47
C. Visi dan Misi PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life4 1. Visi PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Menjadikan perusahaan asuransi jiwa yang terkemuka di Indonesia 2. Misi PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life a. Melaksanakan bisnis asuransi jiwa secara profesional di Indonesia b. Memberikan pelayanan prima jiwa kepada Nasabah melalui jaringan kerja yang luas. c. Memberikan keuntungan Pemegang Saham dan meningkatkan kesejahteraan pegawai. D. Nilai nilai Budaya BRIngin Life5 1. Integritas BRIngin Life Syariah menjunjung tunggi nilai-nilai kejujuran dan niat baik bagi kepentingan seluruh nasabah. Kepercayaan nasabah senantiasa di pelihara dengan baik berdasarkan kode etik yang berlaku dalam industri jiwa syariah. 2. Profesional BRIngin Life Syariah mengutamakan profesionalisme dalam pengelolaan bisnis asuransi syariah. BRIngin Life Syariah senantiasa memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah dengan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional, jaringan organisasi yang luas, serta syitem dan teknologi tingkat tinggi yang handal.
4
PT. BRIngin Life Syariah, “Visi dan Misi BRIngin Life”, artikel diakses pada 25 September 2016 http://bringinlife.co.id/visi_misi.aspx. 5 PT. BRIngin Life Syariah, “Nilai-Nilai Budaya BRIngin Life”, artikel diakses pada 25 September 2016 http://bringinlife.co.id/budaya_perusahaan.aspx
48
3. Inovatif BRIngin Life Syariah selalu berusaha memenuhi kepuasan nasabah melalui peningkatan kualitas pelayanan, pengembangan produk, teknologi unggul dan sumber daya manusia yang trampl dan ramah. 4. Kemitraan BRIngin Life Syariah profesionalisme asuransi sebagai baga dari perusahaan selalu mengembangkan sikap kerjasama dan kemitraan yang minciptakan sinergi untuk kepentingan kemajuan perusahaan. 5. Kualitas Sumber Daya Manusia BRIngin Life Syariah menghargai sumber daya manusia sebagai aset utama perusahaan, karena itu kami selalu merekrut, mengembang dan mempertahankan sumber manusia yang berkualitas serta berusaha menjadi teladan. E. Produk Asuransi Jiwa BRIngin Dana Siswa Syariah Produk di cabang syariah merupakan suatu program perencanaan keuangan dengan konsep tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan (wa ta’awannu alal birri wat taqwa) yang memberikan manfaat tabungan dengan sistem bagi hasil dan manfaat santunan bila terjadi musibah (meninggal). Semua peserta asuransi BRIngin Life Syariah merupakan sebuah keluarga besar yang akan saling menanggung satu sama lain terhadap musibah yang dialami oleh peserta lain. Sistem ini diatur dengan meniadakan tiga unsur yang masih sering dipertanyakan, yaitu ketidakpastian (gharar), untung-untungan (maisir), dan bunga (riba).
49
BRIngin Dana Siswa Syariah dirancang khusus bagi kelangsungan pendidikan putra-putri peserta. Selain itu program BRIngin Dana Siswa Syariah dirancang untuk :6 a.
Memberikan manfaat yang dibutuhkan dalam merencanakan pendidikan bagi putra/putri sejak taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
b.
Memberikan perlindungan asuransi jiwa dan kecelakaan diri serta dana tabungan pendidikan dengan pilihan manfaat tambahan berupa pembebasan biaya konstribusi apabila peserta mengalami musibah cacat tetap total atau peserta terdiagnosa menderita penyakit kritis.
c.
Orang tua dan anak mendapatkan perlindungan asuransi sekaligus menerima Tahapan Dana Pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikan anak dimasa mendatang hingga masa asuransi berakhir.7
F. Manfaat BRIngin Dana Siswa Syariah 1. Apabila Peserta Utama (Ayah atau Ibu) mengalami musibah meninggal dunia dalam masa asuransi, maka: a. Secara otomatis polis menjadi bebas Konstribusi dan Tahapan Dana Pendidikan tetap dibayarkan sesuai dengan jenjang pendidikan anak dimasa mendatanghingga Masa Perjanjian Asuransi berakhir. b. Jika meninggal dunia bukan akibat kecelakaan maka Penerima Manfaat akan menerima santunan duka sebesar 50% (lima puluh persen) Rencana Dana Pendidikan sebagai Dana Kebajikan. 6
PT. BRIngin Life, Brosur BRINGIN DANASISWA SYARIAH, (Jakarta; PT. BRIngin Life Syariah, 2016), h. 1 7 PT. BRIngin Life, Brosur BRINGIN DANASISWA SYARIAH, h. 1
50
c.
Apabila meninggal dunia akibat kecelakaan, maka Termaslahat (Ahli Waris) akan menerima santunan duka sebesar 100% (seratus persen) Rencana Dana Pendidikan sebagai Dana Kebajikan.
2. Apabila Peserta Anak (putra/putri) mengalami musibah meninggal dunia dalam masa perjanjian, maka Termaslahat (Ahli Waris) akan menerima Dana Kebajikan sebesar Rp. 15.000.000, (lima belas juta rupiah) ditambah nilai tunai polis dan selanjutnya Polis akan berakhir (terminated). 3. Jika Pemegang Polis Peserta mengundurkan diri dalam masa perjanjian, maka Penerima Manfaat akan menerima Nilai Tunai pada saat mengundurkan diri. 4.
Pertanggungan Polis akan berakhir, apabila seluruh Tahapan Dana Pendidikan telah diterima oleh Termaslahat sesuai dengan jenjang pendidikan anak.
5.
Manfaat tambahan (rider) : a. Apabila Peserta mengalami musibah meninggal dunia karena kecelakaan (usia peserta saat meninggal dunia tersebut tidak melewati usia 60 (enam puluh) tahun, maka termaslahat atau Ahli Waris akan menerima manfaat / santunan tambahan berupa dama Kebajikan sebesar 50% (lima puluh persen) Rencana Dana pendidikan. b. Apabila Peserta mengalami musibah cacat tetap total akibat dari penyakit maupun kecelakaan selama polis berlaku, maka peserta
51
akan menerima manfaat berupa pembebasan pembayaran konstribusi sejak peserta diakui menderita cacat tetap total sampai akhir pembayaran konstribusi dan usia tidak melebihi 60 (enam puluh) tahun. c. Apabila Peserta terdiagnosa salah satu dari 31 (tiga puluh satu) penyakit kritis (critical illness) maka akan menerima manfaat berupa pembebasan pembayaran konstribusi sejak peserta diakui menderita cacat tetap total hingga akhir pembayaran konstribusi dan usia tidak melebihi 60 (enam puluh tahun).
BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS KLAIM PADA PRODUK ASURANSI PENDIDIKAN A. Prosedur Pengajuan Klaim Asuransi Jiwa BRIngin Dana Siswa Syariah Secara umum prosedur klaim pada asuransi jiwa hampir sama pada asuransi syariah maupun konvensional. Adapun yang membedakan dari masing-masing perusahaan adalah kecepatan dan kejujuran dalam menilai suatu klaim. Dalam hal prosedur klaim pada PT. BRIngin Life dengan program Asuransi Jiwa BRIngin Dana Siswa Syariah, terdepat beberapa tahapan prosedural. Adapun prosedur klaim yang telah ditetapkan BRIngin Life dan telah menjadi kesepakatan antara BRIngin life dengan penerima manfaat produk (Nasabah BRIngin Dana Siswa Syariah) adalah sebagai berikut: 1. Prosedur Klaim Manfaat Asuransi1 a.
Pemegang polis berhak mengajukan klaim dan menerima pembayaran manfaat Asuransi, kecuali klaim meninggal dunia.
b.
Yang berhak untuk mengajukan klaim dan menerima Manfaat Asuransi atas klaim meninggal dunia adalah termaslahat.
c.
Dalam hal klaim selain klaim meninggal dunia, apabila pemegang polis telah meninggal dunia, maka yang berhak mengajukan klaim dan menerima pembayaran Manfaat Asuransi adalah Ahli Waris yang sah dari prserta.
1
Yans Deddy, Selaku Staff Divisi Klaim di PT. Bringin Life Syariah, Wawancara Pribadi, wawancara dilakukakandi Divisi Syariah lantai 5 ruang Divisi Dukungan Syariah (DDS), 14 0ktober 2016, pukul 13.30 WIB.
52
53
d.
Pengajuan klaim pembayaran Manfaat Asuransi harus dilengkapi dengan berkas-berkas sebagaimana dijabarkan dalam ketentuan khusus polis.
e.
Untuk pengajuan klaim pembayaran manfaat asuransi tambahan, harus memenuhi ketentuan umum polis, ketentuan khusu polis, serta memenuhi syarat dan ketentuan sesuai yang diatur dalam Addendum Asuransi Tambahan yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Polis.
f.
Pengajuan klaim dan berkas-berkas klaim Manfaat meninggal harus diterima dan dilaporkan ke Kantor Pusat Pengelola di Jakarta paling lambat 60 (enam puluh) hari setelah tanggal terjadinya resiko. Keterlambatan penyampain klaim dan atau berkas-berkas klaim tidak akan menggugurkan keabsahan klaim, asalkan alasan keterlambatan dapat dibuktikan dan diterima secara wajar.
g.
Klaim manfaat meninggal akan pengelola bayarkan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak klaim disetujui oleh pengelola.
h.
Jika bukti-bukti tersebut tidak dapat disampakan kepada pengelola dalam waktu yang ditentukan dan alasan keterlambatan penyampaian klaim tidak dapat dibuktikan dan diterima secara wajar, atau dalam hal Pemegang Polis, penerima Manfaat atau Ahli Warisnya tidak dapat menyerahkan berkas-berkas yang di persyaratkan dalam ayat 2 dan ayat 3 diatas kepada pengelola, maka pengelola berhak untuk menunda atau tidak membayar pembayaran klaim yang bersangkutan.
i.
Apabila peserta meninggal secara tidak wajar, maka pengelola berhak mendapatkan izin dari Ahli Waris untuk diadakan pembedahan mayat
54
(autopsi) untuk mendapatkan bukti penyebab kematian Peserta, apabila diperlukan. j.
Biaya untuk mendapatkan bukti-bukti dalam pengajuan permintaan Manfaat Asuransi menjadi beban Pemegang Polis, Penerima Manfaat atau Ahli Warisnya.
k.
Manfaat Asuransi yang tidak diambil Sejak Pengelola nyatakan bahwa Manfaat Asuransi tersebut dapat dibayarkan, hanya diberikan sebesar Manfaat Asuransi dan Pengelola tidak memberikan ganti rugi apapun.
l.
Apabila ternyata berkas-berkas klaim sebagaimana dimaksud diatas telah dimanipulasi dan atau dipalsukan, maka pengelola tidak berkewajiban untuk membayarkan Manfaat Asuransi dari Polis yang bersangkutan dan kepada pelaku manipulasi dapat dilaporkan kepada yang berwajib untuk dikenakan sanksi pidana sesuai hukum yang berlaku.
m. Dalam hal pembayaran Manfaat Asuransi harus diberikan kepada lebih dari satu termaslahat, maka tanda bukti pembayaran manfaat yang telah diterima oleh pengelola serta telah ditangani bersama oleh penerima manfaat atau oleh salah seseorang sebagai kuasanya dari yang berhak dalam polis, maka dengan demikian Pengelola dianggap telah melaksanakan pembayaran Manfaat Asuransi secara sah. Setelah mendapatkan laporan klaim dari nasabah maka pihak BRIngin Life dalam hal ini diwakili oleh divisi klaim, langsung melaksanakan prosedur klaim asuransi jiwa BRIngin Dana Siswa Syariah,
yang telah ditetapkan Standar
55
Operasional Perusahaan (SOP) secara profesional dan memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang luas.2 Kemudian setelah divisi klaim mendapatkan laporan klaim, maka divisi klaim melakukan proses laporan klaim tersebut sesuai dengan proses yang berlaku dan telah ditetapkan perusahaan. Adapun proses tersebut adalah sebagai berikut. 1). Memeriksa kelengkapan dokumen peserta asuransi jiwa BRIngin Dana Siswa Syariah. 2). Apabila laporan dan persyaratan klaim lengkap maka laporan klaim tersebut segera diproses sesuai dengan ketentuan polis yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. 3). Apabila laporan dan persyaratan klaim tidak lengkap maka divisi klaim akan menghubungi nasabah atau peserta yang telah mengajukan laporan klaim tersebut. 2.
Dokumen-dokumen yang harus Dipenuhi :3 a. Klaim Asuransi Kumpulan Jenis klaim : meninggal (biasa/RI/kecelakaan); pengembalian premi; askes; PA. 1). Surat pengajuan klaim dari ahli waris. 2). Surat pengajuan klaim dari pemegang polis 3). Surat pengajuan klaim dari Kanpen 4). Asli bukti peserta
2 3
Yans Deddy, Wawancara Pribadi, 14 0ktober 2016, pukul 13.30 WIB. Yans Deddy, Wawancara Pribadi, 14 0ktober 2016, pukul 13.30 WIB.
56
5). Asli atau legalitas surat keterangan meninggal dari pemerintahan setempat minimal kelurahan. 6). Keterangan klaim meninggal dari ahli waris bermeterai. 7). Copy ktp peserta dan ahli waris, copy Kartu Keluarga. 8). Asli atau legalisir surat keterangan kematian dari Rumah Sakit apabila meninggal di Rumah Sakit. 9). Asli atau legalisir surat keterangan sebab meninggal apabila pernah dirawat di Rumah Sakit. 10). Asli atau legalisir surat keterangan sebab terjadinya kecelakaan dari kepolisian apabila meninggal karena kecelakaan. 11). Resume medis /SKD/surat keterangan lainnya apabila diperlukan. b. Klaim Asuransi Individu Jenis klaim : meninggal (biasa/RI/kecelakaan); nilai tunai; tahapan; maturity. 1). Surat pengajuan klaim dari Ahli Waris 2). Surat pengajuan klaim dari Pemegang Polis 3). Surat pengajuan klaim dari Kanpen. 4). Asli bukti peserta. 5). Asli atau legalitas surat keterangan meninggal dari pemerintahan setempat minimal kelurahan. 6). Keterangan klaim meninggal dari ahli waris 7). Copy ktp peserta dan ahli waris, copy kartu keluarga
57
8). Asli atau legalisir surat keterangan kematian dari Rumah Sakit apabila meninggal di Rumah Sakit. 9). Asli atau legalisir surat keterangan sebab meninggal apabila pernah dirawat di Rumah Sakit. 10). Asli atau legalisir surat keterangan sebab terjadinya kecelakaan dari kepolisian apabila meninggal karena kecelakaan. 11).Resume
medis
/SKD/surat
keterangan
lainnya
apabila
diperlukan. 3. Penelitian Polis4 Setelah menerima pemberitahuan tentang adanya laporan klaim dari nasabah Asuransi Jiwa Dana Syariah, maka pengelola dana (perusahaan) dalam hal ini devisi klaim melakukan pemeriksaan berupa polis, endorsment, bukti pembayaran premi, mengisi from klaim, dan verifikasi klaim dengan memperhatikan sebagai berikut: a. Menyelidiki klaim tersebut mencurigakan atau tidak b. Melakukan investigasi ke TKP c. Apabila menemukan kejanggalan, klaim bisa di tolak. Prosedur pengajuan klaim asuransi jiwa BRIngin Life Dana Siswa Syariah dapat di narasikan melalui skema yang tertera dalam gambar dibawah ini.
4
Yans Deddy, Wawancara Pribadi, 14 0ktober 2016, pukul 13.30 WIB.
58
KANTOR CABANG
KANTOR PUSAT Nasabah mengajukan klaim
Proses Klaim
Pengajuan Klaim
Terima Dokumen
Cetak Surat Penundaan Kekurangan Dokumen
Ok Tidak Ya
Penuhi Kekurangan
Cetak Surat Persetujuan & Penolakan Klaim Pembayaran Klaim
Apabila ditolak
Persetujuan Direksi
Gambar 4.1 Skema Prosedur Klaim BRIngin Dana Siswa Syariah Pada skema di atas nasabah mengajukan klaim dikantor cabang BRIngin life kemudian, pengajuan klaim tersebut di proses di kantor pusat BRIngin life. Pada proses klaim di kantor pusat terdapat dua keputusan, jika proses klaim tersebut di terima,staff klaim mencetak surat persetujuan dan penolakan klaim. maka staff klaim di kantor pusat mencetak surat persetujuan klaim dan
59
penolakan klaim yang akan di kirim ke deriksi perusahaan. Jika pengajuan klaim dari nasabah ditolak sementara (penundaan) maka staff klaim di kantor pusat mencetak surat penundaan kekurangan dokumen, kemudian surat tersebut dikirm ke kantor cabang yang mengajukan klaim nasabah. Setelah penerimaan dokumen dari kantor pusat, kantor cabang memenuhi kekurangan dokumen tersebut untuk mengajukan klaim kembali kepada kantor pusat. Persetujuan atau penolakan klaim di putus kan melalui persetujuan direksi, apabila diterima klaim tersebut maka perusahaan segera melakukan pembayaran klaim kepada nasabah yang mengajukan klaim. Apabila direksi menolak pengajuan klaim tersebut maka pembayaran klaim (penerima manfaat) tidak diterima oleh nasabah yang mengajukan klaim. B. Proses Pengambilan Keputusan Klaim Asuransi Jiwa BRIngin Dana Siswa Syariah 1.
Pengajuan Klaim Disetujui Oleh Direksi Dalam proses pengambilan keputusan klaim asuransi jiwa BRIngin Dana
Siswa Syariah, melakukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Menerima berkas pengajuan klaim baik dari nasabah, costamer servis, dan atau dari kantor cabang. Data yang diterima dimasukan (input data) kedalam sistem syariah online. b. Melakukan proses verifikasi data nasabah seperti bukti penutupan berupa polis, endorsment, bukti pembayaran premi (iuran), menisi formulir klaim, dan verifikasi klaim serta memenuhi semua dokumen yang telah dipersyarat kan oleh BRIngin Life syariah.
60
c. Jika verifikasi klaim dipenuhi atau sesuai maka dilakukan survey kelokasi nasabah bermukim. Apabila nasabah meninggal maka staff klaim mengkomfirmasi kebeneran nasabah meninggal kepada RT setempat. Kemuadian staff klaim mengkomfirmasikan juga kepada dokter yang menangi nasabah. d. Jika proses verifikasi berjalan lancar, tidak ada masalah maka perusahaan tidak ada alasan untuk menolak klaim tersebut yang selanjut nya bagian klaim segera memperoses klaim tersebut dan BRIngin Life Syariah mempunyai standar proses klaim selam 14 (empat belas) hari kerja untuk menyelesaikan setiap klaim yang masuk dengan cacatan semua persyaratan telah dipenuhi. e. Menetapkan orang-orang yang berhak untuk menerima manfaat-manfaat polis kemudian dibayarkan kepada para penerima tersebut yang namanya tertera di dalam polis. f. Menetapkan cara mendistribusi kan manfaat. 2. Pengajuan Klaim Ditunda Oleh Direksi Klaim bisa ditunda apabila nasabah dalam mengajukan klaim terdapat prosedur, syarat, atau dokumen yang kurang. Maka perusahaan atau pengelola dana tidak bisa langsung menerima proses klaim tersebut, sehingga klaim akan ditunda sebelum prosedur, syarat, dan dokumen yang diminta oleh perusahaan untuk di penuhi. Apabila semua sudah lengkap dan dipenuhi maka klaim baru dapat dibayarkan.
61
Klaim ditunda terjadi karena adanya beberapa persyaratan pada saat verifikasi klaim tidak terpenuhi, meliputi : a. Apakah terjadi perbedaan data di lapangan dengan dipolis . b. Klaim terjadi pada saat diluar periode polis. c. Premi (iuran) belom dilunasi atau ditunggak. Sebenarrnya jika salah satu point di atas tidak terpenuhi, maka perusahaan mengambil putusan penolakan. Bila Nasabah keberatan atas penolakan trsebut, Nasabah dapat dimungkin kan mengajukan Klaim Ex-Gratia secara tertulis kepada bagian klaim yaitu dengan meminta persetujuan dari manajemen (direksi). Klaim Ex-Gratia5 yaitu klaim ditolak karena teknis Unclaimable, namun dengan pertimbangan-pertimbangan bisnis, klaim yang ditolak tersebutdapat diselesaikan dengan pertimbangan-pertimbangan bisnis, klaim yang ditolak tersebut dapat diselesaikan dengan pertimbangan-pertimbangan khusus. Klaim yang ditolak tersebut dapat diselesaikan dengan persetujuan Direksi. Faktor-faktor yang melandasi penyelesain klaim Ex-Gratia antara lain : a. Tertanggung merupakan relasi yang potensial b. Moral yang baik c. Membayar premi lancar, tidak pernah outstanding melebihi ketentuan d. Loss Ratio atau Experience relatif kecil e. Prospek kedepan yang dapat diberikan Nasabah kepada asuransi f. Permohonan diajukan langsung oleh Nasabah. 3.
Pengajuan Klaim Ditolak Oleh Direksi
5
Yans Deddy, Wawancara Pribadi, 14 0ktober 2016, pukul 13.30 WIB.
62
Apabila ditemukan data klaim yang tidak sesuai dengan fakta yang terjadi dilapangan (sudah dilakukan investigasi) klaim tentunya akan ditolak. Pengelola tidak membayar manfaat klaim meninggal kepada termaslahat atau Ahli Waris yang ditunjuk, selain pembayaran nilai tunai untuk hal-hal yang menyebabkan peserta meninggal dunia yang disebabkan oleh hal-hal dibawah ini : a. Tindakan bunuh diri, percobaan bunuh diri atau pecenderaan diri oleh peserta baik yang dilakukannya dalam keadaan sadar / waras ataupun dalam keadaan tidak sadar / tidak waras ; atau b. Tindak kejahatan atau percobaan tindak kejahatan oleh pihak yang berkepentingan atas polis ; atau c. Tindak kejahatan atau percobaan tindak kejahatan atau pelanggaran hukum atau percobaan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh peserta atau perlawanan yang dilakukanoleh peserta pada saat terjadinya penahanan atas diri seseorang (termasuk peserta) yang dijalankan oleh pihak yang berwenang. Atau ; d. Hukuman mati berdasarkan putusan badan pengadilan ; atau e. Turut dalam suatu penerbangan udara selain sebagai penumpang resmi atau awak pesawat dari suatu maskapai penerbangan sipil komersial yang berlisensi dan beroperasi dalam penerbangan rutin ; atau f. Terjadi perang, invasi, tindakan bermusuhan dari tentara asing (baik dinyatakan maupun tidak), perang saudara, pemberontakan,revolusi, perlawanan terhadap pemerintah, perebutan kekuasaan oleh militer, ikut serta dalam huru hara, pemogokkan dan kerusuhan sipil ; atau
63
g. Turut dalam kegiatan atau olahraga yang berbahaya seperti bunggee jumping, menyelam, balapan jenis apapun, olahraga udara termasuk Gantole, balon udara, terjun payung dan sky diving atau kegiatan maupun olahraga berbahaya lainnya kecuali yang telah disetujui sebelumnya secara tertulis ; atau h. Meninggal dunia karena kehamilan atau melahirkan :atau i. Dibawah pengaruh atau terlibat di dalam penyalah gunaan narkotika, psikotropika, alkohol, racun, gas atau bahan-bahan sejenis atau obat-obatan; atau j. Adanya Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) atau Human Immunodeficiency Virus (HIV) dalam tubuh peserta. C.
Perhitungan Klaim Asuransi Jiwa BRIngin Dana Siswa POLIS BRINGIN LIFE SYARIAH PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA kedudukan di jakarta, selanjutnya disebut PENGELOLA akan membayarkan Manfaat Asuransi sesuai dengan Jumlah dan jenis asuransi yang tercantum pada isi POLIS ini. Manfaat Asuransi akan dibayarkan berdasarkan persyaratan sesuai dengan ketentuan umum polis, ketentuan khusus polis dan ketentuan lainnya apabila diadakan, yang semunya dilampirkan pada POLIS dan telah disetujui PEMEGANG POLIS serta menjadi bagian yang tidak dipisahkan dengan POLIS. DATA KEPESERTAAN ASURANSI JIWA SYARIAH:
64
(selanjutnya disebut peserta) Nama Orang Tua atau Peserta Utama : Muhammad Fata Rizka (30 tahun) Nama Anak atau Peserta Anak : Safa (1 tahun) Rencana Dana Pendidikan (RDP) : Rp. 50.000.000,Masa Perjanjian : 21 tahun Masa Bayar Kontribusi : 10 tahun Cara Bayar Kontribusi : tahunan Kontribusi : Rp. 5.000.000,- / tahun Keterangan : Bapak Fata mengambil manfaat rider Untuk mengetahui berapa manfaat klaim yang diterima oleh Bapak Muhammad Fata Rizka, maka terdapat tabel acuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan tercantum di dalam polis peserta. Adapun tabel untuk menentukan berapa manfaat yang didapat adalah sebagai berikut. Usia
Tahapan Dana Pendidikan
Ananda
Jenjang Pendidikan
%
4
TK A
5
Persentase dari Rencana Dana
5
TK B
10
Pendidikan (**)
6
SD
15
Total TDP maksimal 75% dari
12
SMP
20
TDP
15
SMU
25
18
PT-I
30
19
PT-II
35
20
PT-III
40
Keterangan
Persentase dari Nilai Tunai Polis
65
21
PT-IV
50
22
PT-V
100
1. Keterangan ** Rencana Dana Pendidikan adalah sejumlah dana yang direncanakan sejak diniuntuk digunakan sebagai biaya untuk masuk sekolah atau perguruan tinggi bagi anak (putra- putri) *. Tahapan Dana Pendidikan adalah biaya masuk sekolah sesuai dengan jenjang pendidikan Anak (putra-putri).
Berdasarkan tabel di atas kita dapat menentukan manfaat yang akan diterima oleh Bapak Muhammad Fata Rizka. Adapun manfaat yang diterima adalah sebagai berikut.
MANFAAT ASURANSI YANG DITERIMA (Tahapan Dana Pendidikan)
Usia 4 tahun, dibayarkan 5% dari RDP = 2.500.000,-
Usia 5 tahun, dibayarkan 10% dari RDP = 5.000.000,-
Usia 6 tahun, dibayarkan 15% dari RDP = 7.000.000,-
Usia 12 tahun, dibayarkan 20% dari RDP = 10.000.000,-
Usia 15 tahun, dibayarkan 25% dari RDP = 12.000.000,-
Usia 18 tahun, dibayarkan 30% dari NT = 8.399.000,-
Usia 19 tahun, dibayarkan 35% dari NT = 7.203.000,-
Usia 20 tahun, dibayarkan 40% dari NT = 5.560.000,-
66
Usia 21 tahun, dibayarkan 50% dari NT = 4.248.000,-
Usia 22 tahun, dibayarkan 100% dari NT = 4.094.000,-
Manfaat yang diterima oleh Bapak Muhammad Fata Rizka di mulai pada tahapan dana pendidikan safa selaku penerima manfaat (termaslahat) pada usia 4 tahun atau jenjang pendidikan pada tingkat TK A, di mana perusahaan membayarkan 5% dari Rencana Dana Pendidikan (selanjutnya disingkat RDP) yaitu sebesar Rp. 2.500.000,-, kemudian pada saat safa berusia 5 tahun atau jenjang pendidikan TK B, safa akan mendapatkan 10 % dari RDP yaitu Rp. 5.000.000,-, kemudian pada usia 6 tahun atau jenjang pendidikan mencapai tingkat SD (Sekolah Dasar) safa akan mendapatkan 15% dari RDP yaitu RP. 7.000.000,-, kemudian pada usia 12 tahun atau jenjang pendidikan memasuki tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama) safa akan mendapatkan 20 % dari RDP yaitu Rp. 10.000.000,-, kemudian pada usia 15 tahun atau jenjang pendidikan SMA (Sekolah Menengah Atas) safa akan mendapatkan 25% dari RDP yaitu Rp. 12.000.000,-, Pada saat usia 18 tahun atau jenjang pendidikan Strata 1 (Sarjana) safa akan mendapatkan 30% dari Nilai Tunai (selanjutnya disingkat NT) yaitu Rp. 8.399.000,-, kemudian pada usia 19 tahun safa akan menerima Rp. 7.203.000,-, kemudian pada usia 20 tahun safa akan menerima manfaat sebesar Rp. 5.560.000,, kemudian pada saat usia 21 tahun safa akan menerima manfaat sebesar Rp. 4.248.000,- dan pada saat safa berusia 22 tahun atau juga pada akhir masa periode polis safa akan mendapat manfaat sebesar Rp. 4.094.000,-.
67
Adapun manfaat-manfaat lain yang akan diterima oleh Bapak Muhammad Fata Rizka adalah sebagai berikut. 1. Apabila Bapak M. Fata Rizka mengalami musibah meninggal dunia dalam masa asuransi, maka : a. Secara otomatis Polis menjadi bebas kontribusi dan tahapan Dana Pendidikan tetap dibayarkan sesuai dengan jenjang pendidikan anak di masa mendatang hingga Masa Perjanjian Asuransi berakhir. b. Jika meninggal dunia bukan akibat kecelakaan, maka Termaslahat (Ahli Waris ) akan menerima santunan duka sebesar 50% (lima puluh persen) Rencana Dana Pendidikan sebagai Dana Kebajikan, yakni sebesar Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) c. Apabila meninggal dunia akibat kecelakaan, maka Termaslahat (Ahli Waris) akan menrima santunan duka sebesar 100% (seratus persen) Rencana Dana Pendidikan sebagai Dana Kebajikan, yakni sebesar Rp. 15.000.000,(lima belas juta rupiah). 2. Apabila Peserta Anak ( Safa) mengalami musibah meninggal dunia dalam masa perjanjian, maka termaslahat (Ahli Waris) akan menerima Dana Kebajikan sebesar Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) ditambah Nilai Tunai Polis dan selanjutnya Polis akan berakhir (terminated). Manfaat Tambahan untuk Bapak Fata (Rider Benefit) : Apabila Peserta (Bapak M. Fata Rizka) mengalami musibah cacat tetap total atau menderita penyakit kritis dalam masa perjanjian, maka secara otomatis Polis menjadi bebas kontribusi dan Tahapan Dana Pendidikan tetap dibayarkan
68
sesuai dengan jenjang pendidikan anak di masa mendatang hingga masa perjanjian berakhir. D.
Keunggulan dan Kelemahan Prosedur Klaim Asuransi Pendidikan Keunggulan dan kelemahan Proses Klaim PT AJ Bringin Jiwa Sejahtera (BRIngin Life) menurut perusahaan dan nasabah. 1. Menurut Perusahaan a. Keunggulan 1). Proses dan pelayanan klaim dilakukan dengan cepat tanpa berbelitbelit. 2). Manfaat klaim yang diberikan sesuai dengan perjanjian di awal tanpa potongan – potongan 3). Tahapan manfaat asuransi pendidikan sesuai dengan masa yang disepakati dan ditambah dengan hasil investasi atas nilai tunai. 4). Memiliki manfaat tambahan / rider seperti apabila peserta mengalami salah satu dari 31 penyakit kritis, maka akan menerima manfaat berupa pembebasan pembayaran kontribusi. 5). Rencana dana pendidikan (RDP) dapat disesuaikan sesuai keinginan nasabah. 6). Banyak pillihan atas metode pembayaran. b. Kelemahan 1). Proses pencairan manfaat tahapan dana pendidikan belum tersistem secara otomatis, sehingga apabila nasabah memiliki polis asuransi
69
pendidikan di bringin life, harus mengajukannya secara tertulis atau melalui agen penutup. 2). Hasil investasi atas nilai tunai relatif kecil. 3). Hanya dapat dipasarkan dalam mata uang rupiah.6 2. Menurut Nasabah a. Keunggulan 1). Pelayanan klaim yang dilakukan PT. Asuransi Jiwa BRIngin Syariah cukup memuaskan. 2). Mudah dalam hal pengajuan klaim, hal ini terbukti dengan pengajuan klaim bisa melalui email dan telephone. 3). Manfaat yang di terima sesuai dengan perjanjian yang terdapat dalam polis. 4). Proses atau prosedur klaim sesuai dengan perjanjian polis yaitu 14 hari kerja. b. Kelemahan 1). Tidak ada penjelasan detail mengenai nilai tunai dari pihak marketing atau klaim. 2). Ada perbedaan penjelasan manfaat klaim yang diinformasikan antara agen dengan pihak PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah. 3). Belum menggunakannya sistem informasi klaim terpadu (aplikasi klaim).
6
Yans Deddy, Wawancara Pribadi, 14 0ktober 2016, pukul 13.30 WIB.
70
4). Terdapat kekurang puasan nasabah terhadap jumlah dari nilai tunai yang tidak sesuai dengan nilai ekspetasinya berdasarkan dana kontribusi nasabah.
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan uraian dari bab-bab di atas serta analisis atau pembahasan yang dilakukan, maka ditarik kesimpulan bahwa Asuransi Jiwa Dana Syariah adalah suatu program untuk memberikan manfaat perlindungan asuransi jiwa dan kecelakaan diri dan memberikan manfaat dalam merencanakan pendidikkan bagi putra-putri nasabah (peserta) sejak taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi berdasarkan prinsif syariah. Manfaat tersebut dirancang dalam bentuk dana tabungan pendidikan dan beasiswa. Adapun kesimpulan cara menyeluruh sesuai rumusan masalah yang telah di tentukan adalah sebagai berikut 1. Prosedur pengajuan klaim pada PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life Syariah dimulai pada saat peserta (nasabah) mengajukan klaim dana pendidikan di kantor cabang, kemudian pengajuan proses klaim akan diajukan ke kantor pusat. Proses klaim akan di proses selama 60 (enam puluh) hari kerja . selama proses klaim terdapat dua pilihan yaitu ditunda atau dilanjutkan. Jika ditunda maka kantor pusat akan mencetak surat penundaan kekurangan dokumen, kemudian dokumen itu dikirim kekantor cabang untuk memenuhi kekurangan tersebut, setelah dokumen dipenuhi pengajuan klaim dapat diproses kembali. Apabila proses klaim tersebut diterima maka staff klaim mencetak surat persetujuan dan penolakan klaim yang akan diproses melalaui persetujun direksi. Didalam persetujuan 71
72
direksi terdapat dua keputusan diterima atau ditolak. Apabila proses klaim tersebut diterima maka klaim akan dibayarkan, paling lambat 14 (empat belas) hari kerja. Apabila ditolak, maka klaim tersebut tidak dibayarkan kepada peserta (nasabah) 2. Dalam proses pengambilan keputusan klaim asuransi jiwa BRIngin Dana Siswa Syariah, terdapat 3 (tiga) keputusan dalam pengambilan keputusan klaim, yaitu Klaim diterima, Klaim ditunda, dan Klaim ditolak. Adapun faktor-faktor umum yang dapat mempengaruhi keputusan klaim yaitu : a. Pembayaran klaim yang telah dibayarkan atau dipenuhi oleh nasabah. b. Kelengkapan dokumen yang diperyaratkan dan tercantum di polis asuransi. c.
Periode klaim pada masa penjanjian
d. Kesesuain data antara di polis dan dilapangan 3. Untuk perhitungan klaim dilakukan dengan cara menghitung dana tabungan yang berasal dari premi (iuran) yang berasal dari nasabah kemudian dana tersebut dikelola oleh perusahaan, dan apabila terjadi klaim maka pihak perusahaan membayarkan klaim sesuai manfaat dari masa polis yang berlaku. Untuk mengetahui perhitungan klaim berdasarkan tabel jenjang pendidikan yang ditetapkan oleh perusahaan. Dana tersebut akan dibayarkan sesuai waktu yang telah ditentukan.
73
B. SARAN SARAN 1. Perusahaan agar menggunakan sistem informasi klaim yang terpadu. Dalam hal ini perusahaan menggunakan aplikasi (software) untuk menunjang segala kegiatan klaim mulai dari prosedural hingga keputusan klaim. Sehingga perusahaan meningkatkan
competitive
advantage dalam hal pengajuan dan pemerosesan klaim bagi nasabah. Selain itu juga perusahaan dapat meningkatkan nilai aktivitas dan efesiensi dalam hal klaim. Selain menggunakan aplikasi (software), perusahaan seharusnya meningkatkan melalui sistem informasi web (online) terpadu. Sehingga nasabah semakin dipermudah dalam hal pengajuan dan pemerosesan dalam hal klaim. 2. Perusahaan memberikan informasi atau mensosialisasikan kegiatan prosedural dan pemerosesan klaim yang berlaku dan sesuai kesepakatan bersama secara berkala. Dalam hal ini, untuk mengurangi terjadinya kesalah pahaman prosedural klaim antara nasabah dengan perusahaan. Kemudian dengan memeberikan informasi secara berkala dapat mengurangi ketidak tahuan nasabah dalam melakukan proses klaim, sehingga nantinya dapat mengurangi proses klaim yang ditunda akibat dokumen-dokumen yang kurang lengkap dalam mengajukan proses pengajuan klaim. 3. Perusahaan agar mensosialisasikan kepada masyarakat luas mengenai manfaat-manfaat program Asuransi Jiwa BRIngin Dana Siswa Syariah.
74
Dalam hal ini perusahan agar lebih mengembangkan produk program Asuransi Jiwa BRIngin Dana Syariah, melalui seminar-seminar atau pengiklanan dengan metode ilustrasi perhitngan tabungan dana pendidikan dan klaim. Sehingga masyarakat luas dapat memahami program ini dan juga mengerti tata cara perhitungan manfaat klaim dan dana tabungan pendidikan yang akan didapat calon nasabah. Dengan mengetahui perhitungan klaim maka masyarakat luas akan dpat merencanakan dana pendidikan bagi putra putrinya dimasa yang akan datang, melalui program Asuransi Jiwa BRIngin Dana Siswa Syariah.
75
DAFTAR PUSTAKA Amrin, Abdullah. Meraih Berkah melalui Asuransi Syariah. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2011 Anwar, Khoiril. Asuransi Syariah, Halal dan Maslahat. Solo: Tiga Serangkai Mandiri, 2007 Ali, AM.Hasan. Asuransi Dalam Persepektif Islam. Jakarta: Kencana,2004 Asuransi.Net.”Perkembangan Asuransi Syariah di Indonesia”. Artikel diakses pada
5
Februari
2016
dari
http://www.asuransi-
indonesia.net/perkembangan-asuransi-syariah-di-indonesia/ Asuransipendidikanterbaik.com.”
Perbedaan
Asuransi
Pendidikan
dengan
Tabungan Pendidikan”. Artikel diakses pada 2 Februari 2016 dari http://www.asuransipendidikanterbaik.com/perbedaan-asuransipendidikan-vs-tabungan-pendidikan. Belajarpsikologi.com.”Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini”. Artikel diakses pada
7
Februari
2016
darihttp://belajarpsikologi.com/pentingnya-
pendidikan-anak-usia-dini Darmawati.”Mengapa Berasuransi Syariah”. Artikel diakses pada 8 Februari 2016 dari http://www.asuransisyariah.net. Dewi, Gemala. (Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransan Syariah diIndonesia .Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005 Djamil,
Fathurrahman.
PenerapanHukumPerjanjianDalamTransaksi
LembagaKeuanganSyariah, cet. I, Jakarta: SinarGrafika, 2012
di
76
Farihah, Ipah.BukuPanduanPenelitian UIN SyarifHidayatullah Jakarta. Cet. I, Jakarta: LembagaPenelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006 Ghoni, Abdul dan Erni Arianty. Akuntansi Asuransi Syariah. Jakarta: INSCO Consulting, 2007 Herdiansyah,Haris.MetodologiPenelitianKualitatifuntukIlmu-ilmuSosial. Cet. III Jakarta: SalembaHumanika, 2010 Ilyas, Yasli. Manajemen Utilisasi, manajemen klaim dan kecurangan asuransi Kesehatan, Fraud, 2006 Ismanto, Kuat. Asuransi Syariah Tinjauan Asas-asas Hukum Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar: 2009 Iqbal, Muhaimin. Asuransi Umum Syariah Dalam praktek. Jakarta:gema insani, 2006. Janwari, Yadi Asuransi syariah. Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2005. Luktio, Bambang, dkk. LOMA (life office management association, inc) Penerjemah Nurmansyah Taufik. Jakarta: 2003 Made Pidarta, ManajemenPendidikan Indonesia.cet.I ed. Ke-III.Jakarta: PT. RinekaCipta, 2011 Masruriah.“Pengelolaan
Dana
AsuransiPendidikan”,
Skripsi
S1
FakultasSyariahdanHukum, Universitas Islam NegeriSyarifHidayatullah Jakarta, 2006 Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Peraturan Menteri Keuangan No. 18/PMK.010/2010 Tentang Penerapan Prinsip Dasar Penyelenggaraan
77
Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah.Jakarta: Kemenkeu, 2010. PT. BRIngin Life Syariah, “Riwayat Singkat BRIngin Life”, artikel diakses pada 25 September 2016 dari http://bringinlife.co.id/kilas_sejarah.aspx. ----------“Identitas Perusahaan”, artikel diakses pada 25 September 2016 dari http://bringinlife.co.id/identitas_perusahaan.aspx. ---------“Visi dan Misi BRIngin Life”, artikel diakses pada 25 September 2016 http://bringinlife.co.id/visi_misi.aspx. ---------“Nilai-Nilai Budaya BRIngin Life”, artikel diakses pada 25 September 2016 http://bringinlife.co.id/budaya_perusahaan.aspx. ----------Brosur BRINGIN DANASISWA SYARIAH. Jakarta: PT. BRIngin Life Syariah Putri, Amalia. “Keunggulan Kompetitif Produk Asuransi Pendidikan”, Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013 Rahmat,Syafe’i. Fikih Muamalah. Bandung: Pustaka Setia, 2007 Sugiyono.MetodePenelitianKuantitatifKualitatifdan R&D. cet. 20, Bandung: Alfabeta, 2014 Suhendi, Hendi. Fikih muamalah. Jakarta: RajawalinPers, 2010 Sula, Muhammad Syakir. Asuransi Syariah ( Konsep dan System operasional ). Jakarta: Gema Insani, 2004 Sula, muhammad Syakir. Asuransi Syariah (Life and general) Konsep dan Sistem Operasional. cet. I. Jakarta: Gema Insani Press, 2004.
78
Suma, M. Amin. Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional. Tangerang: Kholam Publishing, 2006. Sumanto, Agus Edi, Ernawan Priarto, dkk. Solusi Berasuransi Lebih Indah dengan Syariah. Bandung: PT Karya Kita, 2009. Sumanto, Agus Edi, dkk. Solusi Berasuransi:Lebih Indah Dengan Syariah. Bandung: PT. Salamadani Pustaka Semesta, 2009. Singarimbun,MasridanSofian Effendi.MetodePenlitianSurvai. Cet. 4, Jakarta: LP3ES, 1987. Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana, 2009. Susanto, Burhanuddin. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah, cet. I. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010. Syahatah, Husain Husain. Asuransi dalam Persefektif Syariah, cet. I. Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2006. Teguh, Muhammad. Metodelogi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi. Ed 1-3. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005. Wawancara pribadi dengan yans Deddi. Jakarta. 14 0ktober 2016.
79
LAMPIRAN
DRAFT WAWANCARA Narasumber
: Yans Deddy
Jabatan
: Staff Klaim
Tempat
: Kantor Cabang utama Syariah ( PT. AJ. Bringin Jiwa Sejahtera )
Tanggal
: 14 Oktober 2016
Pertanyaan: 1. BRIngin Life Syariah/ Takaful Keluarga bergerak di bidang asuransi jiwa yang memfokuskan pada proteksi jiwa. Apa saja produk-produk asuransi BRIngin Life Syariah/ Takaful Keluarga? 2. Apa saja manfaat-manfaat produk asuransi jiwa dana pendidikan yang diterima oleh peserta BRIngin Life Syariah/ Takaful Keluarga ? 3. Dalam menerima manfaat produk, tentu peserta harus melakukan proses klaim. Kemudian bagaimana peran dari departemen klaim yang ada pada BRIngin Life Syariah/ Takaful Keluarga? 4. Dalam hal penanganan klaim tentunya suatu perusahaan memberikan perhatian sangat besar, khususnya dalam hal pelayanan yang unggul dan
80
terbaik. Bagaimana peran pelayanan klaim yang diberikan oleh departemen klaim BRIngin Life Syariah/ Takaful Keluarga ? 5. Bagaimana prosedur pengajuan klaim pada BRIngin Life Syariah / Takaful Keluarga? 6.
Apakah ada dokumen-dokumen khusus (pendukung) dalam pengajuan klaim yang harus dipenuhi oleh peserta ? Jika ada, apa saja dokumen yang harus dilengkapi?
7. Setelah ada laporan klaim, apakah ada penelitian polis dan penelitian lapangan (Survey) yang dilakukan oleh pihak BRIngin Life Syariah/ Takaful Keluarga? Jika ada, Bagaimana penelitian polis dan lapangan tersebut ? 8. Bagaimana proses pengambilan keputusan klaim seperti persetujuan klaim dan apabila terjadi klaim ditunda, yang dilakukan oleh pihak BRIngin Life Syariah/ Takaful Keluarga ? 9. Apakah selama ini, terdapat klaim yang ditolak oleh pihak BRIngin Life Syariah/ Takaful Keluarga ? 10. Bagaimana proses penolakan klaim tersebut ? 11. Faktor-Faktor apa saja yang membuat klaim tersebut ditolak oleh BRIngin Life Syariah / Takaful Keluarga ? 12. Terdapat istilah Klaim Ex-Gratia, menurut saudara, apakah yang dimaksud dengan Klaim Ex-Gratia? 13. Bagaimana proses Klaim Ex-Gratia pada BRIngin Life Syariah/ Takaful Keluarga ?
81
14. Apakah Pembayaran klaim pada tertanggung (peserta asuransi jiwa) dapat ditarik kembali oleh pihak BRIngin Life Syariah/ Takaful Keluarga ? Jika iya, faktor-faktor apa saja yang menyebabkan itu terjadi ? 15. Bagaimana Proses pengajuan klaim apabila pihak yang mendapat manfaat produk telah telah meningga dunia ? 16. Berapa lama klaim dapat diproses oleh departemen klaim? 17. Dalam klaim tentunya terdapat proses investigasi klaim. Bagaimana proses investigasi klaim yang dilakukan oleh perusahaan ? 18. Jika terjadi klaim, dari mana dana klaim tersebut berasal ? 19. Apakah dalam penangan klaim, BRIngin Life Syariah / Takaful Keluarga sudah menggunakan Teknologi Informasi Terpadu (Aplikasi) ? Jika iya, bagaimana proses klaim menggunakan Teknologi Informasi Terpadu (Aplikasi) ? 20. Bagaimana contoh perhitungan klaim asuransi jiwa dana pendidikan pada salah satu peserta yang mendapatkan persetujuan klaim oleh BRIngin Life Syariah/ Takaful Keluarga ? 21. Apa saja Keunggulan dan Kelemahan Prosedur Klaim Asuransi Pendidikan ? Jawaban: 1. a. Swakadan b. Ajisaka c. Purnadana
82
d. Dana siswa e. Investama f. Dana dwiguna 2. a. Bila Peserta panjang umur sampai dengan akhir perjanjian, maka akan menerima Dana Tabungan Peserta ditambah bagi hasil sebesar 100% dari hasil investasi. b. Bila Peserta Utama ditakdirkan meninggal dunia akibat dari risiko bukan kecelakaan, maka termaslahat akan menerima santunan duka sebesar 50% dari rencana dana pendidikan sebagai dana kebajikan dan secara otomatis polis menjadi bebas kontribusi dan tahapan dana
pendidikan
tetap
dibayarkan
sesuai
dengan
jenjang
pendidikan anak di masa mendatang hingga masa perjanjian Asuaransi berakhir. c. Bila Peserta Tambahan ( Anak Penerima Danasiswa ) ditakdirkan meninggal dunia, maka termaslahat akan menerima santunan duka sebesar Rp. 15.000.000 ( lima belas juta rupiah ) sebagai dana kebajikan ditambah dengan nilai tunai ( dana tabungan peserta ditambah bagi hasil sebesar 100% dari hasil investasi ) pada bulan tersebut dan secara otomatis polis menjadi berakhir ( terminated ). d. Bila Pemegang Polis mengundurkan diri dari kepesertaan, maka akan memperoleh nilai tunai ( dana tabungan peserta ditambah bagi
83
hasil sebesar 100% dari hasil investasi ) pada pulan pengunduran diri tersebut. e. Syarat dan ketentuan mengacu pada ketentuan umum dan ketentuan khusus polis yang merupakan ketentuan yang tidak terpisahkan dari polis. 3.
Memperoses klaim sesuai prosedur yang berlaku, prosedurnya adalah : a. menerima kelengkapan dokumen peserta asuransi. b. Apabila klaim tidak lengkap, maka pihak perusahaan akan menghubungi nasabah yang mengajukan klaim. Apabila sudah lengkap maka klaim akan segera di proses sesuai dengan ketentuan yang ada polis.
4. a. Melaksanakan prosedur klaim Asuransi Danasiswa atau Asuransi Jiwa secara propesional. b. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang luas.
84
5.
6.
85
7. Ada, yaitu : a. Menyelidiki klaim tersebut mencurigakan atau tidak b. Melakukan investigasi ke TKP c. Apabila menemukan kejanggalan, klaim bisa di tolak 8. Melakukan analisis terhadap klaim tersebut, sehingga dapat diketahui keputusannya. 9. Ada 10. Apabila ditemukan data klaim yang tidak sesuai dengan fakta yang terjadi dilapangan (sudah dilakukan investigasi) klaim tentunya akan di tolak. 11. Faktor-faktor yang membuat klaim tersebut di tolak oleh BRIngin Life Syariah, adalah : a. Apabila dikemudian hari, dalam pengisian Surat Permintaan Asuransi Jiwa (SPAJ) diketemukan unsur-unsur yang mengandung
86
gharar (ketidak jelasan atau keterangan yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya), maysir (perjudian), riba (bunga), zhulm (penganiyaan), riswah (suap), barang haram dan maksiat maka asuransi bagi peserta yang bersangkutan, batal demi hukum. b. Kontribusi akan dikembalikan setelah diperhitungkan dengan ujroh (biaya) terkait. c. Ditemukan kebohongan dalam SPAJ atau Polis d. Berkas tidak lengkap. 12. Ex gratia secara singkat dapat diartikan sebagai pembayaran klaim secara kebijaksanaan untuk klaim yang sebenarnya tidak laible. Pembayaran klaim ini semata-mata atas pertimbangan faktor-faktor non teknis, termasuk business cousideration atau hubungan baik. 13. Melakukan analisis terhadap klaim tersebut, apabila jumlah klaim pada pemegang polis tidak melebihi rasio klaim, klaim bisa disetujui, kalau melebihi klaim di tolak. 14. Iya, dapat. Salah memutus kan klaim (salah ngasih keputusan) contohnya harusnya bayar klaim 4 juta tapi di bayarnya 6 juta 15. Pengajuan klaim diwakili oleh ahli waris 16. 14 hari (empat belas hari) 17. Ada 4 cara yang dilaukan oleh perusahaan a. Melakukan pengecekan ke lapangan atau TKP (alamat pemegang polis)
87
b. Melakukan wawancara kepada tetangga terdekat c. Mencari data medis kesehatan yang berada di sekitar wilayah tempat tinggal almarhum / almarhumah d. Apabila ditemukan keragu-raguan penyebab meninggalnya nasabah, dapat melakukan investigasi penyebab meninggalnya tersebut dan apabila diperlukan untuk mengajukan permintaan otopsi. 18. Dana perusahaan. 19. Sudah , yaitu : a. Melalui entry yang di lakukan oleh staf. b. Setelah di entry, data nasabah klaim di analisa sesuai prosedur dalam system. 20. Contohnya : a. Apabila Peserta utama meninggal dunia, maka akan dibayarkan sebesar :
50% ( lima puluh persen ) dari Rencana Dana pendidikan ( RDP ) atau 100% ( setarus persen ) dari dana kebajikan.
100% ( seratus persen ) dari Rencana Dana pendidikan ( RDP ) atau 100% ( seratus persen ) dari Dana Kebajikan apabila terjadi meninggal dunia akibat kecelakaan, dan usia peserta tidak lebih dari 60 ( enam puluh ) tahun.
50% ( lima puluh persen ) dari Rencana Dana pendidikan ( RDP ) atau 100% ( seratus persen ) dari Dana Kebajikan, apabila
88
meninggal dunia setelah melewati hari ulang tahun ke-60 ( enam puluh ) tahun. b. Polis menjadi bebas premi, dan dinyatakan tetap berlaku sampai tanggal berakhirnya tetap belaku sampai tanggal akhir berlakunya polis. c. Tahapan Dana Pendidikan dibayarkan sesuai dengan jatuh tempo yang tertera dalam polis. 21. Kelebihan dan kekurangan Proses Klaim PT AJ Bringin Jiwa Sejahtera (BRIngin Life): Keunggulan a. Proses dan pelayanan klaim dilakukan dengan cepat tanpa berbelitbelit. b. Manfaat klaim yang diberikan sesuai dengan perjanjian di awal tanpa potongan – potongan c. Tahapan manfaat asuransi pendidikan sesuai dengan masa yang disepakati dan ditambah dengan hasil investasi atas nilai tunai. d. Memiliki manfaat tambahan / rider seperti apabila peserta mengalami salah satu dari 31 penyakit kritis, maka akan menerima manfaat berupa pembebasan pembayaran kontribusi. e. Rencana dana pendidikan (RDP) dapat disesuaikan sesuai keinginan nasabah. f. Banyak pillihan atas metode pembayaran. Kelemahan
89
a. Proses pencairan manfaat tahapan dana pendidikan belum tersistem secara otomatis, sehingga apabila nasabah memiliki polis asuransi pendidikan di bringin life, harus mengajukannya secara tertulis atau melalui agen penutup. d. Hasil investasi atas nilai tunai relatif kecil. e. Hanya dapat dipasarkan dalam mata uang rupiah.
90
SURAT WAWANCARA UNTUK NASABAH
Surat wawancara ini di gunakan untuk data penelitian skripsi yang berjudul, Analisis Klaim pada Produk Asuransi Pendidikan (Studi Kasus pada PT. Asuransi Jiwa BRIngin Life). Atas Nama, Dedi Kurnain, Nim 1111046200023. Jurusan, Ekonomi Syariah. Fakultas, Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 1. Bagaimana pelayanan klaim oleh PT. Asuransi Jiwa BRIngin Syariah ? 2. Bagaimana proses klaim oleh PT. Asuransi Jiwa BRIngin Syariah ? 3. Apakah manfaat klaim yang diberikan sesuai dengan perjanjian di awal ? 4. Apa saja kendala-kendala yang ditemukan ketika melakukan proses klaim ? 5. Apakah bapak/ibu/saudara mendapat kan manfaat tambahan (rider) ? 6. Menurut bapak/ibu/saudara, apa saja keunggulan prosedur klaim di Asuransi Jiwa BRIngin Syariah ?
PT.
7. Menurut bapak/ibu/saudara, kelemahan prosedur klaim di PT. Asuransi Jiwa BRIngin Syariah ? 8. Bagaimana kepuasan terhadap layanan klaim di PT. Asuransi Jiwa BRIngin Syariah ?
91
92
93
94
95