Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0172 pp. 11- 21
11 Pages
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR KOPI ARABIKA ACEH 1)
Dewi Navulan Sari1, Moh. Nur Syechalad2, Sofyan2 Magister Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 2) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Abstract: Arabica coffee has a significant contribution to Aceh economy as well as the regional GDP. The main objective of this research is to identifiy and analyze factors influencing most toward the export volume Aceh Arabica coffee. The data which is used is the secondary data and quantitative time series from 1988 to 2011 were further analyzed using the Ordinary Least Square (OLS). The independent variables is the amount of Aceh Arabica coffee production, exchange rate, the price of Arabica coffee abroad, and foreign per capita income, while the dependent variable is the volume of exports of Arabica coffee Aceh. The result shows that all independent variables have a significant influence on the volume of exports is statistically Aceh Arabica coffee for 91.07%. Arabica coffee production Aceh positive impact on Aceh Arabica coffee exports amounted to 0.0727, the exchange rate had a positive effect on export volume amounted to 0,3694 Aceh Arabica coffee, and coffee prices abroad have a positive impact Aceh Arabica coffee exports amounted to 10,992. Keywords : export, Aceh Arabica coffee, production, exchange rate, foreign prices, and income per capita Abstrak: Kopi Arabika memiliki peranan penting dalam perekonomian daerah dengan memberikan konstribusi PDRB Aceh melalui kegiatan ekspor setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kopi Arabika Aceh. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersifat kuantitatif runtut waktu dari tahun 1988 hingga tahun 2011 yang selanjutnya di analisis dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah produksi kopi Arabika Aceh, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, harga kopi Arabika di luar negeri, dan pendapatan perkapita luar negeri, sedangkan variabel tidak bebas adalah volume ekspor kopi Arabika Aceh. Dari hasi penelitian diketahui bahwa seluruh variabel bebas memberikan pengaruh yang signifikan secara statistik terhadap volume ekspor kopi Arabika Aceh sebesar 91,07%. Produksi kopi Arabika Aceh memberikan pengaruh positif terhadap volume ekspor kopi Arabika Aceh sebesar 0,0727, kurs memberikan pengaruh positif terhadap volume ekspor kopi Arabika Aceh sebesar 0,3694 dan harga kopi luar negeri memberikan pengaruh positif terhadap volume ekspor kopi Arabika Aceh sebesar 10,992. Kata Kunci : ekspor, kopi Arabika Aceh, produksi, kurs, harga luar negeri, dan pendapatan perkapita.
PENDAHULUAN
Salvatore (1997:425).
Pasca revolusi di Inggris pada abad ke-19,
Negara-negara
maju
seperti
Inggris,
telah mendorong perkembangan pusat-pusat
Perancis, Jerman dan negara-negara maju
bisnis baru di berbagai penjuru dunia yang
lainnya mengalami pertumbuhan ekonomi yang
kemudian disebut sebagai “dunia peradaban
pesat
baru” atau “regions of recent settlement”. Pada
bersandar
pembentukan dunia peradaban baru tersebut
internasional
terutama
sangat dipengaruhi oleh aktifitas ekspor dan
membuktikan
bahwa
impor, terutama aktifitas ekspor, Nurske dalam
kegiatan perdagangan internasional yang telah
11 -
Volume 1, No. 1, Februari 2013
karena
pertumbuhan
pada
aktifitas ekspor. ekspor
ekonominya perdagangan Hal
ini
merupakan
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala menjadi “mesin pertumbuhan” (engine or
1998 tanggal 4 Desember 1998 tentang
growth)
bagi
Ketentuan
Dengan
kegiatan
berkembang
negara-negara
dapat
ekspor,
berkembang. negara-negara
meningkatkan
Umum
Dibidang
Ekspor
sebagaimana telah beberapa kali di ubah
devisa
terakhir dengan Peraturan Menteri Perdagangan
sehingga akan meningkatkan kekayaan atau
Nomor 01/M-DAG/PER/1/2007 Tanggal 22
pendapatan negara yang secara tidak langsung
Januari 2007.
juga dapat meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat
(the
export
let
growth
hypothesis).(Soekartawi, 1991). Dalam Pemerintah
perdagangan Republik
Dalam pengaturan ekspor terdiri dari barang yang diatur ekspornya, barang yang diawasi ekspornya, barang yang dilarang dan
internasional,
Indonesia
telah
barang yang bebas ekspornya. Kopi merupakan komoditi
yang
diatur
ekspornya.
Untuk
menetapkan beberapa peraturan dan kebijakan
pelaksanaan ekspor kopi, eksportirnya harus
tentang perdagangan luar negeri. Kebijakan
terdaftar sebagai eksportir Kopi.
Perdagangan Luar Negeri disusun dan tetapkan
Provinsi Aceh merupakan salah satu
oleh Menteri Perdagangan. Kebijakan ekspor
provinsi di Indonesia yang memiliki potensi
disusun dalam rangka peningkatan daya saing,
sumber daya alam baik berupa sumber daya
menjamin kepastian usaha dan kesinambungan
minyak dan gas bumi maupun dari sektor
bahan
negeri,
pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan
mendukung tetap terpelliharanya kelestarian
dan kelautan. Berbagai strategi dilakukan oleh
lingkungan/sumber
yang
pemerintah daerah Provinsi Aceh untuk dapat
menyangkut kesehatan, keamanan, keselamatan,
meningkatkan pendapatan daerah dari potensi
lingkungan dan moral bangsa (K3LM) serta
yang ada melalui pendapatan devisa pada
adanya perjanjian internasional.
kegiatan ekspor.
baku
industri
di
daya
dalam
alam
Sesuai dengan otonomi daerah, Provinsi
Seiring
dengan
merosotnya
volume
Aceh memiliki kewenangan dalam mengatur
ekspor Migas, pemerintah berusaha untuk
dan mengelola sistem pemerintah daerah,
meningkatkan ekspor melalui sektor non migas.
namun dalam hal kebijakan perdagangan luar
Komoditi kopi merupakan salah satu komoditi
negeri tetap dilaksanakan oleh Pemerintah pusat.
ekspor yang memberikan kontribusi dalam
Hal ini terkait dengan perjanjian Internasional,
perolehan devisa negara dan merupakan salah
jangkauan operasional bersifat nasional yang
satu komoditi unggulan provinsi Aceh. Saat ini
memerlukan koordinasi antar instansi terkait
Provinsi Aceh tergolong salah satu daerah
tingkat nasional maupun lembaga internasional.
produsen kopi Arabika dan Robusta
Pengelompokkan barang-barang ekspor
di
Indonesia.
diatur dalam Keputusan Menteri Perindustrian
Kopi Arabika merupakan komoditi yang
dan Perdagangan Nomor 558 /MPP /Kep/ 12/
memiliki peranan penting dalam perekonomian Volume 1, No. 1, Februari 2013
- 12
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala daerah Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten
1
Bener Meriah, sebagai daerah penghasil kopi
1
Arabika. Komoditi ini memberikan lapangan
2
6
7
8
Aceh Tengah
48.000
25.187
33.474
2 Bener Meriah
39.679
14.286
27.628
87.679
39.473
61.102
ACEH
kerja, sebagai sumber bahan mentah industri dan sebagai penyumbang devisa negara melalui
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Aceh-2011.
kegiatan ekspor. Namun kebijakan dalam upaya
Selama 11 tahun, perkembangan produksi
meningkatkan volume dan nilai ekspor kopi
kopi Arabika memperlihatkan peningkatan.
Arabika melalui peningkatan produksi dalam
Namun peningkatan yang terjadi pada sektor
rangka
produksi
peningkatan
menyebabkan
surplus
kesejahteraan produksi
petani
sejalan
dengan
volume
atas
ekspornya. Pada Tabel 1.2 memperlihatkan
konsumsi dan ekspor yang diikuti oleh mutu
perkembangan produksi dan perkembangan
yang relatif rendah (Ilyas, 1991).
ekspor kopi Arabika selama 11 tahun terakhir.
Pada tahun 2010, daerah
di
tidak
produsen kopi
Persentase
volume
ekspor
terhadap
terbesar adalah Kabupaten Aceh Tengah dengan
produksi Kopi Arabika Aceh tertinggi tercapai
produksi 28.914 ton pertahun, yang terdiri dari
pada tahun 2003. Dan mengalami penurunan
27.777 ton kopi Arabika dan 1.137 ton kopi
tahun 2009 hingga hanya 13,48 persen dari
Robusta, Kabupaten Bener Meriah dengan
produksi kopi Arabika yang diekspor ke negara-
produksi 15.868 ton terdiri dari kopi Arabika
negara tujuan ekspor, namun pada tahun 2010
13.248 ton dan 2.620 ton kopi Robusta. Kedua
mengalami
Kabupaten
daerah
19,15 persen. Hal ini dapat dikaitkan dengan
penghasil kopi Arabika. Dari total produksi
kualitas kopi yang dihasilkan. Sesuai dengan
kopi Aceh 49.861 ton/ pada tahun 2010, kopi
Standard Nasional Indonesia, kualitas ekspor
Arabika merupakan bagian terbesar yaitu
kopi terbaik adalah kualitas Grade 1 dan Grade
82.28% atau 41.025 ton dari total produksi dan
2. Kualitas kopi rendah berpengaruh terhadap
17,72% atau 8.836 ton sisanya adalah
kopi
harga kopi dan permintaan. Kontribusi ekspor
Robusta. Sementara daerah kabupaten lainnya
kopi Arabika Aceh terhadap ekspor kopi
merupakan produsen kopi Robusta. Besarnya
Arabika Indonesia pada tahun 2010 hanya
produksi kopi Arabika di Aceh dipicu oleh
2,61% atau 7.854,46 ton dari 200.480,00 ton
harga jual kopi Arabika lebih baik dari harga
(www.aeki-aice.org)
Tersebut
merupakan
perningkatan
kembali
menjadi
Kopi Robusta. Sebaran tanaman kopi Arabika Tabel 2. Perkembangan Produksi dan Ekspor Kopi Arabika Aceh
di jelaskan pada Tabel 1. Tabel 1. Luas Areal, Produksi Komoditi Kopi Arabika dan Jumlah Petani Perkebunan Rakyat, Tahun 2010 No
13 -
Kab/Kota
Luas total (Ha)
Produksi (Ton)
Jumlah petani (KK)
Volume 1, No. 1, Februari 2013
Tahun
2000
Produksi Kopi (ton/thn) Kopi Total Arabika
Kopi
28.352
41.535
Volume ekspor Kopi(ton/thn) Kopi Total
Persentase volume ekspor terhadap Arabika kopi produksi Kopi Arabika 4.209,34 4.262,44 14,85
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 2001
28.352
40.919
4.384,50 4.705,50
15,46
10.768,7
Menyadari
akan
pentingnya
peranan
10.832,92
40,26
ekspor kopi bagi pertumbuhan ekonomi Negara
33.985
9.386,70 9.391,86
43,47
Republik Indonesia, khususnya pendapatan daerah Aceh, maka penulis tertarik untuk
2002
26.748
40.025
2003
21.593
2
2004
22.757
37.382
6.619,02 6.669,72
29,09
2005
28.930
35.012
3.651,99 3.716,49
12,62
2006
35.597
41.894
6.818,62 7.055,62
19,16
2007
28.730
46.943
6.038,44 6.038,44
21,02
Arabika
2008
41.076
47.124
7.435,84 7.435,84
18,10
komoditi kopi terbesar di provinsi Aceh dan
2009
41.592
50.190
5.606,92 5.606,92
13,48
2010
41.025
49.861
7.854,46 7.854,46
19,15
mengetahui permasalahan disekitar karena
kopi Arabika
kopi
merupakan
hanya 19,15 persen yang di ekspor ke beberapa
Sumber: BPS Aceh (Diolah) Catatan: Total kopi adalah jumlah kopi Arabika dan Kopi Robusta
negara tujuan konsumsi kopi Arabika. Kecilnya volume
ekspor
kopi
Arabika
Aceh
dibandingkan dengan produksi kopi Arabika Prospek kopi Arabika ke depan sangat menjanjikan,
karena
permintaan
Aceh merupakan suatu masalah yang harus
pasar
dianalisis, ada apa dengan kopi Arabika Aceh
internasional terhadap kopi Arabika terus
dan faktor apa saja yang mempengaruhi ekspor
meningkat. Negara Amerika Serikat merupakan
kopi Arabika Aceh.
negara tujuan ekspor kopi Arabika Aceh yang secara kontinyu mengimpor kopi Arabika asal Aceh. (Serambi, 22 Maret 2011). Namun permintaannya
berfluktuatif setiap tahunnya.
Begitu pula dengan negara-negara konsumsi kopi Arabika lainnya. Permintaan kopi Arabika Aceh
tidak
konstan
pada
satu
Negara,
Pergerakan permintaan kopi Arabika Aceh
Gambar 1.
Perkembangan Volume Ekspor Kopi Arabika
berdasarkan negara tujuan ekspor di uraikan
Aceh
Berdasarkan
Negara
Tujuan Ekspor
pada Gambar 1. Konsumsi kopi dunia mencapai 8.334.600
KAJIAN KEPUSTAKAAN
ton pada tahun 2010. Nilai ini merupakan
Dharmansyah dalam Soekartawi (1991),
penjumlahan konsumsi pada negara-negara
faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor non
pengekspor
konsumen.
migas antara lain harga pasar internasional,
Kontribusi ekspor kopi Aceh sangat kecil,
nilai tukar, kuota ekspor dan impor, kebijakan
hanya 0,09 persen dari konsumsi kopi dunia.
tarif
Peluang ini sangat besar untuk meningkatkan
Salvatore
kuantitas eskpor kopi Aceh dalam rangka
menyebutkan di luar tarif dan kuota yang
meningkatkan pendapatan daerah Aceh dari
mempengaruhi
sektor perdagangan luar negeri.
antara lain; pembatasan ekspor secara sukarela
kopi
dan
negara
dan
kebijakan (1997:320)
nontarif. secara
perdagangan
Sementara lebih
detail
internasional
Volume 1, No. 1, Februari 2013
- 14
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala (voluntary export restraints), aturan-aturan
“Makin rendah harga suatu barang, maka makin
teknis, prosedur administratif, politik dumping
banyak permintaan terhadap barang tersebut,
dan berbagai ketentuan pemerintah lainnya
sebaliknya makin tinggi harga suatu barang
seperti subsidi kredit ekspor, birokrasi (red-tape
makin rendah permintaan terhadap barang
barriers),
tersebut (caterus paribus)” (Sadono Sukirno,
kebijakan
pengutamaan
produk
dalam negeri, pajak-pajak perbatasan (border taxes),
perjanjian-perjanjian
internasional
(international commodity agreements), dan pemberlakuan
kurs
2003).
majemuk
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Banda Aceh
(multiple
exchange rates), kartel-kartel internasional dan
dengan ruang lingkup penelitian difokuskan pada
praktek dumping serta subsidi ekspor. Dalam teori perdagangan internasional faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi penawaran (supply) dan permintaan (demand) (Krugman
ekspor, nilai tukar riil, pendapatan dunia dan kebijakan devaluasi. Dari sisi penawaran, ekspor dipengaruhi oleh harga ekspor, harga domestik, nilai tukar riil, kapasitas produksi yang bisa diproduksi melalui investasi, impor
yang
mempengaruhi
perkembangan ekspor komoditi kopi Arabika Aceh dari sisi penawaran seperti; kapasitas produksi kopi Arabika Aceh, nilai tukar (exchange rate) dan harga kopi luar negeri. Jenis
dan Obstfeld, 2005; Salvatore, 1996). Dari sisi permintaan, ekspor dipengaruhi oleh harga
faktor-faktor
data
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif runtut waktu (time series) mulai tahun 1988 sampai tahun 2011. Pengumpulan data sekunder
menggunakan
teknik studi
dokumenter, yaitu cara memperoleh
data
dengan menyelidiki dan mempelajari dokumendokumen sesuai dengan dalam model penelitian
bahan baku, dan kebijakan deregulasi.
ini Model analisis yang digunakan adalah
Faktor Harga Dalam kegiatan perdagangan internasional (ekspor dan impor) ada beberapa faktor yang harus mendapatkan perhatian. Salah satunya adalah
harga
dari
barang
yang
dengan menggunakan analisa Regresi Linear Berganda yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
akan (1)
diperdagangkan karena harga akan menentukan besar kecilnya jumlah barang yang akan diperdagangkan.
Teori
permintaan
menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan dan harga barang yang merupakan suatu hipotesa yang menerangkan: 15 -
Volume 1, No. 1, Februari 2013
Fungsi di atas kemudian dispesifikasikan ke dalam model persamaan ekonometrika sebagai berikut (2)
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Di mana:
Para ekonom membedakan kurs menjadi
Ykp = Volume ekspor kopi Arabika (ton)
dua yaitu kurs nominal dan kurs riil. Kurs
Xpka = Produksi Kopi Arabika ( ton)
nominal (nominan exchange rate) adalah harga
Xk
relatif dari mata uang dua negara. Sebagai
= Kurs mata uang Indonesia terhadap dollar (Rp/US$)
contoh, jika antara dollar Amerika Serikat dan
Xhk = Harga kopi Arabika di luar negeri (US$/lb)
Rupiah adalah Rp.3.000,00 per dollar, maka orang Amerika Serikat bisa menukar US$.1,00
Β1, β2, β3= Koefifien Regresi
untuk Rp.3.000,00 di pasar uang. Sebaliknya
β0
= Intercept (Konstanta)
orang Indonesia yang ingin memiliki dollar
µi
= Variabel pengganggu (error term)
akan membayar Rp.3.000,00 untuk setiap dollar yang dibeli. Ketika orang-orang mengacu pada “kurs” diantara kedua negara, mereka biasanya
Nilai Tukar Mata Uang (Kurs) Nilai tukar atau kurs didefinisikan sebagai
mengartikan kurs nominal (Mankiw, 2003).
harga mata uang luar negeri dalam satuan harga mata uang Domestik (Salvatore;1997:10).
Kurs rill (real exchange rate) adalah harga relatif dari barang-barang diantara dua negara. Kurs
Sedangkan menurut Krugman (2000:335),
riil
menyatakan
tingkat
dimana
kita
bisa
Kurs adalah harga sebuah mata uang dari suatu
memperdagangkan barang-barang dari suatu negara
negara yang diukur atau dinyatakan dalam mata
untuk barang-barang dari negara lain.
uang yang lain dan mampu mempengaruhi HASIL PEMBAHASAN
ekspor. Menurut Sukirno (2000:109), peningkatan
Volume ekspor kopi arabika Aceh setiap
Kurs mata uang negara pengimpor terhadap
tahunnya memperlihatkan pergerakan yang
mata
dapat
berfluktuatif. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa
meningkatkan daya beli negara pengimpor yang
faktor diantaranya adalah faktor produksi kopi
mengakibatkan nilai ekspor negara pengekpor
arabika di Aceh, harga kopi arabika di pasar
meningkat. Nilai tukar mata uang (kurs)
Internasional dan nilai tukar (kurs). Dari hasil
memainkan peranan sentral dalam hubungan
penelitian
perdagangan
kurs
menggambarkan bahwa tiga variabel di atas
memungkinkan dapat membandingkan harga-
berpengaruh terhadap volume ekspor kopi
harga barang dan jasa yang dihasilkan oleh
arabika Aceh.
uang
negara
pengekspor
internasional,
karena
terhadap
faktor-faktor
tersebut
suatu negara. Hal ini dijelaskan pula oleh Salvatore (1997) bahwa dalam melakukan
Volume Ekspor
transaksi perdagangan antar negara-negara,
Jumlah rata-rata volume ekspor kopi
mereka menggunakan mata uang asing bukan
arabika Aceh dengan tujuan negara-negara
mata uang negaranya.
Amerika, seperti Amerika Serikat, Canada, Volume 1, No. 1, Februari 2013
- 16
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Mexico
dan
pergerakan
Auburn
yang
mempunyai
memperlihatkan
berfluktuatif
kecendrungan
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
meskipun
untuk
terus
meningkat mengikuti perkembangan pasar kopi arabika internasional yang sejak tahun 1962 dikendalikan
oleh
ICO
yang
merupakan
organisasi kopi internasional. Jumlah rata-rata volume ekspor kopi arabika Aceh tertinggi pada tahun 2008 dan volume ekspor terendah pada tahun 1988, namun peningkatan volume ekspor
3.006,200 1.636,320 2.283,560 3.207,900 2.961,540 3.191,400 3.590,620 2.587,500 5.286,120 4.731,375 6.327,880 4.945,500 6.112,660 5.996,520
49,57 -45,57 39,55 40,48 -7,68 7,76 12,51 -27,94 104,29 -10,49 33,74 -21,85 23,60 -1,90
Sumber: Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Aceh (Diolah)
tertinggi terjadi pada tahun 1991 yang mencapai
Aceh pada tahun 2008 didorong oleh tingginya produksi kopi arabika dan harga kopi arabika di pasar internasional (New York) mencapai harga
10000000 8000000 6000000 4000000
2000000 0 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Tingginya volume ekspor kopi arabika
12000000 Volume Ekspor (kg)
144,56 persen.
US$ 138,32 per lb atau setara dengan US$ 305
Negara-Negara Tujuan Ekspor (termasuk negara Amerika)
per kg. Peningkatan harga kopi yang mencapai
Tujuan ekspor ke negara-negara Amerika
12,27 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya memicu eksportir kopi untuk mengekspor kopi arabika. Selain dari harga kopi yang meningkat, pada tahun ini juga memperlihatkan peningkatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika sehingga nilai jual kopi ke luar negeri memberikan keuntungan yang besar bagi eksportir. Tabel 3. Perkembangan ekspor kopi arabika Aceh ke negara-negara Amerika kurun waktu 1988 – 2011 Tahun Volume Ekspor Peningkatan (%) (ton) 1988 142,300 1989 253,400 78,07 1990 260,100 2,64 1991 636,100 144,56 1992 657,800 3,41 1993 699,200 6,29 1994 684,000 -2,17 1995 785,000 14,77 1996 999,040 27,27 1997 2.009,880 101,18
17 -
Volume 1, No. 1, Februari 2013
Tahun
Gambar 2. Perkembangan volume ekspor arabika Aceh tahun 1988-2011
Pada
Gambar
2.
kopi
memperlihatkan
perbandingan volume ekspor kopi arabika Aceh antara keseluruhan negera-negara tujuan ekspor dengan negara-negara yang berada dalam kawasan Amerika. Dalam kurun waktu 24 tahun, ada 29 negara tujuan ekspor kopi Arabika Aceh yang berada pada 10 kawasan yaitu kawasan negara Asia Timur, Asia Tenggara, Asia Selatan, Amerika Utara, Afrika, Eropa Utara, Eropa Barat, Eropa
Selatan, Eropa Timur
dan
Australasia sesuai Lampiran.2. Pada tahun 2002 merupakan tahun tertinggi berdasarkan volume ekspor kopi arabika Aceh ke negara-negara tujuan ekspor termasuk negara-negara Amerika, hal ini disebabkan oleh tingginya volume
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala ekspor kopi arabika ke negara Jerman yang mencapai 1.022,700 ton. Selain itu faktor harga kopi arabika pada tahun 2002 juga mendukung tingginya permintaan akan kopi arabika Aceh.
Produksi Kopi Arabika di Aceh Kopi Arabika terdapat di dua kabupaten yang berada di dataran tinggi pada provinsi Aceh, yaitu Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten
Bener
Meriah.
Produksi
kopi
arabika dari dua kabupaten tersebut selama 24 tahun memperlihatkan peningkatan. Berbagai upaya
telah
dilakukan
untuk mendukung
peningkatan produksi kopi arabika, antara lain dengan perluasan areal tanam, penggunaan bibit unggul dan pemeliharaan tanaman produktif. Produksi kopi arabika pada tahun 2009 merupakan produksi tertinggi dari tahun 1988
Tabel 4. Perkembangan Produksi Kopi Arabika Aceh Kurun Waktu 1988 – 2011 Tahun Produksi kopi Peningkatan (%) arabika (ton) 1988 21.814,00 1989 22.605,00 3,63 1990 22.672,00 0,30 1991 28.080,10 23,85 1992 29.577,94 17,80 1993 31.468,20 -1,84 1994 31.225,00 -3,83 1995 33.418,40 -5,79 1996 36.875,00 25,35 1997 29.640,00 -19,62 1998 30.554,00 3,08 1999 27.104,00 -11,29 2000 28.352,00 4,60 2001 28.352,00 3,53 2002 26.748,00 25,20 2003 21.593,00 -14,03 2004 22.757,00 -5,81 2005 28.930,00 -2,78 2006 35.597,00 23,05 2007 28.730,00 -19,29 2008 41.076,00 42,97 2009 41.592,00 1,26 2010 41.025,00 -1,36 2011 41.100,00 0,18
Sumber: BPS Aceh (Diolah)
sampai dengan tahun 2011. Namun peningkatan produksi tertinggi terjadi pada tahun 2008 hingga mencapai 42,97 persen.
pada tahun 2007 sehingga pemerintah dan terkait
berupaya
untuk
meningkatkan produksi kopi guna memenuhi permintaan akan kopi arabika yang cukup tinggi pada tahun 2008. Tahun
2010
produksi
kopi
arabika
mengalami penurunan sebesar 1.36 persen dibandingkan dengan produksi kopi pada tahun 2009,
hal
ini
disebabkan
oleh
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika
Hal ini
didorong oleh peningkatan harga kopi arabika
pihak-pihak
Nilai Tukar Mata Uang (Kurs)
dari
tahun
1988
sampai
dengan
2011
memperlihatkan pergerakan yang berfluktuatif. Tingginya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika
dimulai
merupakan
awal
Indonesia.
Namun
dari tahun
1997 yang
dari
moneter
krisis
kegiatan
ekspor
di
tidak
mengalami kendala, bahkan kegiatan ekspor mengalami peningkatan dikarenakan konversi keuntungan yang diperoleh menjadi lebih besar.
kegiatan
peremajaan tanaman kopi yang telah tidak produktif lagi dan pengaruh iklim pemanasan global yang secara nyata mempengaruhi kondisi
Tabel 5. Perkembangan Nilai Kurs Tengah US Dollar Terhadap Rupiah di Bank Indonesia Jakarta Kurun Waktu 1988 – 2011
habitat tanaman kopi. Volume 1, No. 1, Februari 2013
- 18
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Tahun 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Kurs (Rp)
Peningkatan (%)
1.655 1.795 1.901 1.992 2.062 2.110 2.200 2.308 2.383 4.650 8.025 7.100 9.530 10.400 8.940 8.465 9.290 9.830 9.020 9.419 10.950 9.400 9083 8774
8,46 5,91 4,79 3,51 2,33 4,27 4,91 3,25 95,13 72,58 -11,53 34,23 9,13 -14,04 -5,31 9,75 5,81 -8,24 4,42 16,25 -14,16 -3,37 -3,40
sesuai dengan data analisis, dimana permintaan akan kopi arabika meningkat ditinjau dari peningkatan volume ekspor seiring dengan peningkatan harga kopi arabika.
Sumber: Bank Indonesia (Diolah)
Harga Kopi Luar Negeri (US$) Harga
kopi
arabika
dari
Indonesia,
khususnya dari Aceh di pasar New York memperlihatkan pergerakan yang cendrung terus meningkat dari tahun ke tahun, hal ini di sebabkan oleh tingginya permintaan kopi arabika. Walaupun negara-negara Amerika memberlakukan menetapkan
food
safety
yang
Sumber: International (www.ICO.org)
Coffee
Organization
dengan
peraturan-peraturan
persyaratan-persyaratan
Tabel 6. Perkembangan Harga Kopi Luar Negeri Berdasarkan Harga Pasar New York Kurun Waktu 1988 – 2011 Tahun Harga kopi Peningkatan arabika (%) (US$/lb) 1988 76,02 1989 66,10 -13,25 1990 46,80 -29,20 1991 41,60 -11,11 1992 34,90 -16,11 1993 56,50 61,89 1994 66,60 17,88 1995 68,60 3,00 1996 74,40 8,45 1997 76,70 3,09 1998 25,10 -67,28 1999 39,40 56,97 2000 85,09 115,96 2001 61,94 -27,21 2002 60,43 -2,44 2003 64,08 6,04 2004 80,15 25,08 2005 114,30 42,61 2006 113,95 -0,31 2007 123,20 8,12 2008 138,32 12,27 2009 141,65 2,41 2010 194,40 37,24 2011 273,20 40,53
sangat
dan ketat
sebagai upaya perlindungan konsumen, namun
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah
kopi arabika Aceh dapat menembus pangsa
dilakukan
dalam
pasar di negara Amerika tersebut. Keberhasilan
disimpulkan bahwa:
penelitian
ini
dapat
Aceh menembus pasar Amerika tidak terlepas
1. Dari hasil perhitungan, variabel produksi
dari dukungan semua pihak guna peningkatan
kopi Arabika Aceh, nilai tukar rupiah
mutu kopi arabika yang dihasilkan.
terhadap dolar Amerika dan harga kopi
Sesuai dengan mekanisme pasar, makin
Arabika di luar negeri berpengaruh nyata
tingginya permintaan akan suatu barang, maka
terhadap volume ekspor kopi Arabika
makin tinggi pula harga barang tersebut. Hal ini 19 -
Volume 1, No. 1, Februari 2013
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Aceh, baik secara parsial maupun secara
kurs yang memberikan dampak labih baik
serempak pada tingkat signifikan 95%.
bagi perkembangan ekspor kopi Arabika.
2. Keseluruhan digunakan
variabel dalam
bebas model
yang
3. Perubahan iklim dapat berdampak buruk
mampu
bagi tanaman kopi Arabika, sehingga perlu
menjelaskan hubungan variabel bebas
adanya
kebijakan
pemerintah
untuk
dengan volume ekspor kopi Arabika Aceh
mencegah penebangan hutan secara ilegal
sebesar 91,07%, sedangkan sisanya 8,93%
dan gerakan penghijauan untuk mengurangi
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang
efek pemanasan global saat ini.
tidak dimasukkan dalam model 3. Variabel yang dominan mempengaruhi volume ekspor kopi Arabika Aceh adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika (kurs), hal ini ditandai oleh nilai koefisien pada hasil regresi dengan menggunakan shazam (partial
standardized coefficient
untuk variabel tersebut lebih besar dari nilai koefisien variabel yang lainnya. 4. Beberapa
negara
tujuan ekspor
kopi
Arabika Aceh, memberlakukan food safety yang
bertujuan
konsumen
yang
untuk dapat
perlindungan mempengaruhi
volume ekspor kopi Arabika bila kualitas kopi tidak dipertahankan atau ditingkatkan. Saran 1. Pemerintah dapat
memberikan perhatian
yang lebih terhadap kebijakan-kebijakan yang terkait dengan produksi kopi Arabika agar kuantitas dan kualitas kopi menjadi lebih baik, dan kedepan perlu adanya sertifikasi mutu terhadap kopi Arabika sehingga dapat menjamin konsumen dan meningkatkan nilai jual kopi Arabika. 2. Pemerintah lebih memberikan perhatian terhadap kebijakan yang berkaitan dengan
DAFTAR KEPUSTAKAAN Arwansyah, 2003. Analisis Sumbangan Perkebunan Kopi Terhadap Perekonomian Daerah Kabupaten Aceh Tengah. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Volume 2, Nomor 3, Desember 2003: 457-471. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan BPS, 2009. Aceh Dalam Angka. Banda Aceh. Darwan, 1998. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Minyak Kelapa Sawit Di Daerah Istimewa Aceh. Skripsi FE-Unsyiah (tidak dipublikasikan). Dinas Kehutanan dan Perkebunan Aceh, 2010. Statistik Perkebunan Aceh. Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Aceh, 2010. Realisasi Expor Provinsi Aceh. Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Departemen Perdagangan, 2007. Kebijakan di Bidang Ekspor. Fitriyana, 2007. Pengaruh Harga Terhadap Volume Ekspor Udang Beku (Studi Kasus di PT. Misaja Mitra Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai Kartanegara). Jurnal EPP. Volume 4 Nomor 1, 2007:45-50, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman. Kalimantan Timur. Gujarati, D.N., 2007. Dasar-dasar Ekonometrika. Edisi ketiga. Jilid 2, Jakarta: Erlangga. Hajar, S., 2010. Analisis Permintaan Amerika Serikat Terhadap Komoditi Kopi Indonesia. Tesis Program Pasca Sarjana IESP – Unsyiah : Banda Aceh. Ilyas, R., 1991. Analisis Permintaan Luar Negeri Atas Kopi Indonesia, Artikel Disertasi. Jurnal Ekonomi. Nomor 2 Maret 1992. Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala : Banda Aceh. Krugman, P.R., and Obstfeld, 2005. Ekonomi Internasional Teori dan Kebijakan. Jakarta: PT. Indek Kelompok Gramedia. Mankiw, N. G., 2003. Macroeconomics, Fifth
Volume 1, No. 1, Februari 2013
- 20
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Editions. New York; Worth Publisher, 41 Medison Avenue. Marbun, S., 2006. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Non Migas Indonesia Tahun 1970-2004. Tesis Program Pascasarjana IESP- Medan: USU. Nicholson, W., 1998. Intermediate Microeconomic and its Applications, 9th Edition. Thomson, Soutwestem. Salvatore, D., 1997. Ekonomi Internasional. Edisi ke 5. Bandung: PT. Gelora Aksara Pratama. Samanhudi, T., 2009. Analisis Faktor-faktorYang Mempengaruhi Ekspor Produk Pertanian Indonesia ke Amerika Serikat. Tesis Program Pascasarjana IESP- Medan: USU. Serambi Indonesia, 2011. Ekonomi & Bisnis, “Produksi Kopi Gayo Kian Merosot (Pasar Ekspor Terancam tak Terpenuhi)” 22 Maret
21 -
Volume 1, No. 1, Februari 2013
2011. Banda Aceh Soekartawi, 1991. Agribisnis: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Press Sukirno, S., 2000. Makroekonomi Modern. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sumodininggrat, G., 1994. Ekonometrika Pengantar. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. Syahril, 2008. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Volume Ekspor Komoditi Perikanan di NAD. Tesis FE Unsyiah. Banda Aceh Wibowo, A. B., 2007. Kopi Aceh. Banda Aceh: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Aceh. Yusdja, Y., 2004. Tinjauan Teori Perdagangan Internasional dan Keunggulan Kooperatif. Forum Penelitian Agro Ekonomi. Volume 22 No.2, Desember 2004:126 – 141.