ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR KARET DI INDONESIA Oleh : Nurul Alinda Alumni Jurusan Ekonomi Pembangunan FEB UMM E-mail/No. Hp: nurul_alinda/Abstract Rubber plant (bevea brasiliensis) constitute one of pledge export trade goods. Indonesia even have once become nature rubber producer number one at the world. Largely this plant is contrived by people. Indonesian position as producer of nature rubber universalizes to be now was angled by Malaysia and Thailand, effect acreage extent that we has be not been escorted with big production and good quality. Rubber constitutes commodity the most be relied at agribusiness sector. Volume and Indonesian rubber export point up to year 2005.1 2010.4 point out developings that fluktuatif, where is happening step-up on year 2005 2007. Meanwhile enters year 2008 2009 its growth negatives get bearings by mark sense crisises at United States Of America, where does that state constitute one of rubber importer state is outgrown from Indonesia. Besides another causal factor to be predicted is begat from international price condition, changing exchange rate, and inflation distortion. But on year 2010 ascension happening or fixed up good rubber export conditions of volume facet and also its export points. Ke words: export, rubber, Indonesia Abstrak Tanaman karet (bevea brasiliensis) merupakan salah satu komoditas ekspor andalan. Indonesia bahkan pernah menjadi produsen karet alam nomor satu di dunia. Sebagian besar tanaman ini diusahakan oleh rakyat. Kedudukan Indonesia sebagai produsen karet alam dunia kini telah digeser oleh Malaysia dan Thailand, akibat luas areal yang kita miliki tidak diiringi dengan produksi besar dan mutu yang baik. Karet merupakan komoditi yang paling diandalkan di sektor agribisnis. Volume dan nilai ekspor karet Indonesia selama tahun 2005.1-2010.4 menunjukkan perkembangan yang fluktuatif, dimana peningkatan terjadi pada tahun 2005-2007. Sedangkan memasuki tahun 2008-2009 negatif pertumbuhannya berkaitan dengan adanya krisis di Amerika Serikat, dimana negara tersebut merupakan salah satu negara pengimpor karet terbesar dari Indonesia. Selain itu faktor penyebab lainnya diduga diakibatkan dari kondisi harga internasional, perubahan nilai tukar, serta gejolak inflasi. Namun pada tahun 2010 terjadi kenaikan atau perbaikan kondisi ekspor karet baik dari segi volume maupun nilai ekspornya. Kata Kunci: ekspor, karet, Indonesia
Analisis Faktor-Faktor .... (Nurul Alinda ) .
PENDAHULUAN Tanaman
perkebunan
karet Indonesia selama tahun 2005.1-
merupakan pendukung utama sektor
2010.4 menunjukkan perkembangan
pertanian dalam menghasilkan devisa
yang fluktuatif, dimana peningkatan
bagi
terjadi
negara.
pertanian
Ekspor
Indonesia
komoditi
yang
utama
pada
tahun
2005-2007.
Sedangkan memasuki tahun 2008-
adalah hasil-hasil perkebunan. Hasil
2009
– hasil perkebunan yang selama ini
berkaitan dengan adanya krisis di
telah
ekspor
Amerika Serikat, dimana negara
kelapa
tersebut
menjadi
konvensional
komoditi terdiri
atas
negatif
pertumbuhannya
merupakan
salah
satu
sawit, karet, teh, kopi dan tembakau.
negara pengimpor karet terbesar dari
Tanaman karet (bevea brasiliensis)
Indonesia. Selain itu faktor penyebab
merupakan salah satu komoditas
lainnya
ekspor andalan. Indonesia bahkan
kondisi
pernah menjadi produsen karet alam
perubahan nilai tukar, serta gejolak
nomor satu di dunia.
inflasi. Namun pada tahun 2010
Tanaman
karet
(bevea
terjadi
diduga
diakibatkan
harga
kenaikan
dari
internasional,
atau
perbaikan
brasiliensis) merupakan salah satu
kondisi ekspor karet baik dari segi
komoditas ekspor andalan. Indonesia
volume maupun nilai ekspornya.
bahkan pernah menjadi produsen
Fluktuasi
perkembangan
karet alam nomor satu di dunia.
ekspor karet di Indonesia banyak
Sebagian
dipengaruhi kondisi internal dan
besar
tanaman
ini
diusahakan oleh rakyat. Kedudukan
eksternal negara. Kondisi
Indonesia sebagai produsen karet
negara meliputi PDB, nilai tukar,
alam dunia kini telah digeser oleh
serta
Malaysia dan Thailand, akibat luas
kondisi eksternal meliputi krisis yang
areal yang kita miliki tidak diiringi
terjadi di negara pengimpor karet
dengan produksi besar dan mutu
terutama Amerika Serikat.
gejolak
inflasi.
internal
Sementara
yang baik. Karet merupakan komoditi yang paling diandalkan di sektor agribisnis. Volume dan nilai ekspor
METODE PENELITIAN Penelitian
ini
tergolong
pada penelitian deskriptif kuantitatif
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 11 No. 01 Juni 2013
93
Analisis Faktor-Faktor .... (Nurul Alinda ) .
yaitu
penelitian
yang
sifatnya
memberikan gambaran secara umum
(X3) dan 4).Ekspor Pada Kuartal Sebelumnya (X4)
bahasan yang di teliti dalam bentuk
Variabel Terikat (Dependent
data atau angka yang kemudian di
Variable) merupakan variabel yang
analisa,
dipengaruhi
diklasifikasikan
dan
di
presentasikan dalam bentuk uraian. Data
tersebut
oleh
variabel
independen atau variabel lainnya.
bersumber
Variabel terikat (Y) dalam penelitian
dari data sekunder yang diperoleh
ini adalah ekspor karet pada suatu
dari Statistik Bank Indonesia. Data
periode tertentu atau nilai perubahan
yang diperlukan meliputi, PDB, Nilai
ekspor dari satu tahun tertentu
Tukar, dan Inflasi berdasarkan harga
terhadap
konstan 2000, sedangkan data ekspor
khususnya di Indonesia. Dimana,
karet
nilai
berdasarkan
nilai
ekspor
kuartal
ekspor
ini
sebelumnya
dalam
bentuk
menurut kode sitc 2 digit dinyatakan
kwartalan berdasarkan nilai ekspor
dalam
menurut
ribu
US$.
Data
diambil
sebelum tahun 2008 untuk melihat
kelompok
barang
dan
dinyatakan dalam bentuk Ribu US$.
ekspor karet sebelum adanya krisis
Partial
Adjustment
global sedangkan data tahun 2010 di
(PAM)
ambil untuk melihat kondisi ekspor
tingkat nilai peubah tak bebas yang
karet setelah adanya krisis keuangan
diharapkan tergantung dari tingkat
global. Adapun metode pengumpulan
nilai sekarang dari peubah bebas
data
dalam
(Sarwoko:2005). Model ini mengacu
penelitian ini adalah melalui studi
pada model percepatan fleksibel dari
pustaka, dokumentasi dan internet.
teori ekonomi yang mengasumsikan
yang
digunakan
Variabel Bebas (Independent
mengasumsikan
Model bahwa
bahwa ada jumlah keseimbangan
Variable) merupakan variabel yang
optimal
diinginkan
berpengaruh terhadap variabel lain.
panjang
yang
Variabel bebas (X) dalam penelitian
memproduksi hasil (output) tertentu
ini yang menjadi variabel bebas ada
dalam keadaan teknologi tertentu,
empat
tingkat tertentu dan seterusnya.
variabel,
diantaranya
1)Pendapatan Domestik Bruto (PDB) (X1) 2).Nilai Tukar (X2) 3).Inflasi
Analisis
atau
jangka
diperlukan
Regresi
untuk
Linier
Berganda Merupakan analisa statistik
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 11 No. 01 Juni 2013
94
Analisis Faktor-Faktor .... (Nurul Alinda ) .
untuk menunjukkan hubungan dua
pengaruh secara parsial terhadap
variabel atau lebih. Dalam penelitian
variabel terikat (Y). Fhitung > Ftabel
ini variabel yang digunakan adalah
maka Ho ditolak dan Ha diterima
Variabel PDB (X1), Nilai Tukar
atau dapat
(X2), Harga (X3), Tingkat Inflasi
variabel bebas (X) secara bersama-
(X4) dan Nilai ekspor Karet (Y).
sama mempunyai pengaruh parsial
Pengujian Hipotesis Uji t,
disimpulkan bahwa
terhadap variabel terikat (Y).
Kriteria pengujian yang digunakan
Uji
Asumsi
Klasik
Uji
adalah sebagai berikut: Ho : b1 = 0
autokorelasi bertujuan untuk menguji
berarti Variabel X (PDB, Nilai
apakah model regresi linier terdapat
Tukar, Tingkat Inflasi, dan Ekspor
korelasi atau residual pada periode t
pada
dengan
kuartal
sebelumnya)
tidak
residual
periode
berpengaruh nyata terhadap variabel
(sebelumnya).
Y (Ekspor Karet). Ha : b1 ≠ 0 berarti
terjadinya autokorelasi di antara
Variabel X ( PDB, Nilai Tukar,
kesalahan
Tingkat Inflasi dan Ekspor pada
penelitian ini digunakan uji Durbin
kuartal sebelumnya ) berpengaruh
Watson (DW statistic).
nyata terhadap Variabel Y (Ekspor Karet).
mendeteksi
pengganggu.
Uji
Dalam
Heteroskedatisitas,
Pengujian asumsi klasik ini adalah Uji
statistik F digunakan
untuk mengetahui apakah semua variabel independen (variabel bebas) yang dimasukkan ke dalam model regresi linier mempunyai pengaruh secara
Untuk
t-1
bersama-sama
terhadap
variabel dependen (variabel terikat). Kriteria
pengujian
yang
digunakan adalah sebagai berikut Fhitung < Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak atau dapat disimpulkan bahwa variabel bebas (X) secara bersama-sama
tidak
untuk mengetahui apakah distribusi probabilitas variabel gangguan untuk setiap
observasi
adalah
konstan
(homoskedastisitas) atau var (ei) = σ2 .
Apabila
varians
kesalahan
pengganggu berubah-ubah atau var (ei) ≠ σi2, maka sifat pemerkira meskipun tetap tidak biasa dan konsisten akan tetapi nilai pemerkira menjadi tidak efisien. Dalam uji heteroskedastisitas menggunakan uji park
yang
ingin
mengetahui
mempunyai
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 11 No. 01 Juni 2013
95
Analisis Faktor-Faktor .... (Nurul Alinda ) .
pengaruh masing- masing variabel
PDB tertinggi sebesar 3,76% terjadi
bebas terhadap variabel terikat.
dalam periode 2009.03 yaitu sebesar
Uji Multikolinearitas Salah
561.138 miliar rupiah dan penurunan
satu syarat yang harus dipenuhi
PDB terendah sebesar -3,64% terjadi
dalam
dalam periode 2008.04. yaitu sebesar
analisa
kuadrat
regresi
terkecil
metode
adalah
tidak
518.935 miliar rupiah.
terjadinya hubungan antara variabel
Perkembangan
nilai
tukar
bebas dengan variabel terikat atau
selama periode Januari 2005 sampai
kondisi multikolinearitas. Dengan
Desember 2010 bentuknya sangat
ciri-ciri yang di tandai dengan nilai
fluktuatif, besarnya berkisar antara -
R2 (R Square) tinggi (lebih dari 0,7),
9,44%
F stat juga signifikan atau tinggi,
dimana kenaikan nilai tukar tertinggi
namun ada nilai t stat yang rendah
19,57%
atau
tidak
2008.04 yaitu sebesar 11630 dan
ini
penurunan nilai tukar terendah (-)
menggunakan metode Farar Glauber
9,44% terjadi pada periode 2009.02
adalah
yaitu sebesar 10532.
uji
parsial
signifikan.
(uji
t)
Pengujian
dapat
mendeteksi
lokasi
multikolinearitas, variabel penyebab multikolinearitas
dan
dapat
sampai
dengan
terjadi
dalam
19,57%,
periode
Perkembangan inflasi selama periode
Januari
2005
sampai
mendeteksi kondisi multikolineritas
Desember 2010 bentuknya sangat
walaupun
Farar
fluktuatif, besarnya berkisar antara -
Glauber menggunakan uji Chi –
53,16% sampai dengan 87,91%,
khuadrat ( Chi-Square ) atau Metode
dimana inflasi tertinggi 87,91% yaitu
Klain untuk melihat tingkat toleransi
sebesar 17.10% terjadi dalam periode
terjadinya multikolinearitas.
2005.04 dan inflasi terendah (-)
rendah.
Metode
53,16% yaitu sebesar 3.70% terjadi pada periode 2009.02.
PEMBAHASAN Hasil Pembahasan.
Penelitian
dan
Penelitian
perihal
ekspor
Perkembangan
karet di Indonesia pada kurun waktu
Pendapatan Domestik Bruto (PDB)
tahun 2005-2010 yang melibatkan
berjalan fluktuatif berkisaran antara
variabel-variabel
1% sampai 3% dimana, kenaikan
antara lain Produk Domestik Bruto
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 11 No. 01 Juni 2013
makroekonomi
96
Analisis Faktor-Faktor .... (Nurul Alinda ) .
(PDB), Nilai Tukar (NT), Inflasi
(X2) terhadap nilai ekspor karet
(IFL)
sebesar – 3,135, berarti ada pengaruh
dan
Ekspor
Kwartal
sebelumnya (Lags Ekspor) sebagai
negatif
variabel
terhadap ekspor karet adalah 3,135.
penjelas
variable),
(independent
sedangkan
antara
nilai
tukar
(X2)
variabel
Jadi, apabila nilai tukar (X2) naik
tergantungnya (dependent variable)
sebesar 1% maka ekspor karet (Y)
adalah
akan
Ekspor
karet
Indonesia
dinyatakan dalam dollar.
linear
diketahui antara variabel
berganda
bagaimana
variabel
dirumuskan
dalam
sebagai berikut α
3,135.
turun sebesar 1% maka ekspor karet
dapat
(Y) akan meningkat sebesar 3,135
hubungan
dengan asumsi variabel yang lain
dan
tetap. α 3 = 0,192 ; Berarti koefisien
dapat
regresi variabel Inflasi (X3) sebesar
persamaan
0,192 berarti ada pengaruh positif
independen
dependen
sebesar
Sebaliknya, apabila nilai tukar (X2)
Dari hasil perhitungan SPSS regresi
turun
yang
;
antara Inflasi terhadap ekspor karet
Artinya ketika Pendapatan Domestik
adalah 0,192. Jadi, apabila Inflasi
Bruto (PDB) (X1), Nilai Tukar (X2),
(X3) naik sebesar 1% maka ekspor
Inflasi (X3) dan Ekspor Kuartal
karet (Y) akan naik sebesar 0,192.
sebelumnya (X4) tidak mengalami
Sebaliknya, apabila
perubahan atau menjauhi angka 0,
turun sebesar 1% maka ekspor karet
maka besarnya ekspor karet (Y)
(Y) akan turun sebesar 0,192 dengan
adalah anti logaritma 2,33 atau
asumsi variabel yang lain tetap. α 4 =
213,796 triliun rupiah. α 1 = 2,287 ;
0,328 ; Perubahan Ekspor pada
Berarti koefisien regresi variabel
kuartal
Pendapatan Domestik Bruto (PDB)
langsung dianggap
(X1)
menunjukkan
ekspor pada kuartal sekarang sebesar
besarnya elastisitas ekspor terhadap
0,328. Jadi, jika ekspor kuartal
PDB sebesar 2,287. Artinya jika
sebelumnya meningkat 1%, maka
PDB meningkat sebesar 1% maka
ekspor pada kuartal sekarang akan
mendorong
meningkat sebesar 0,328. Selain itu,
0
sekaligus
ekspor
= 2,339
meningkat
sebelumnya
sebesar 2,287%. α 2 = -3,135 ; Berarti
dari
besaran
koefisien regresi variabel nilai tukar
tersebut
dapat
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 11 No. 01 Juni 2013
Inflasi (X3)
secara tidak mempengaruhi
koefisien dihasilkan
regresi nilai
97
Analisis Faktor-Faktor .... (Nurul Alinda ) .
koefisien penyesuaiannya (coefficient
Ho.
of adjustment) yaitu sebesar 0,67 ( 1-
disimpulkan bahwa pengaruh Nilai
0,33=0,67) artinya dibutuhkan waktu
Tukar (X2) Terhadap Ekspor Karet
2,01
(Y)
bulan
agar
ekspor
Dengan
adalah
demikian
dapat
signifikan.Dari
hasil
menyesuaikan dengan ekspor yang
regresi untuk variabel Inflasi (X3) di
diinginkan (0,67 dikali satu kuartal).
peroleh t statistik (2,529), sedangkan
Nilai koefisien determinasi
untuk t tabel (2,093), maka dapat
(R ) sebesar 0,930 atau 93,0% yang
disimpulkan bahwa t statistik > t
berarti bahwa kemampuan variabel
tabel atau menerima Ha dan menolak
independen
Ho.
2
dalam
menerangkan
Dengan
demikian
dapat
variasi perubahan variabel dependen
disimpulkan bahwa pengaruh Inflasi
sebesar 93,0%, sedangkan sisanya
(X3) Terhadap Ekspor Karet (Y)
sebesar 7% dianggap tetap (cateris
adalah signifikan. Dari hasil regresi
paribus).
untuk variabel
Hasil Pengujian Hipotesis Uji
sebelumnya
Ekspor Kuartal (X4) di peroleh t
t Dari hasil regresi untuk variabel
statistik (3,414), sedangkan untuk t
Pendapatan Domestik Bruto (PDB)
tabel
(X1) di peroleh t statistik (4,479),
disimpulkan bahwa t statistik > t
sedangkan untuk t tabel (2,093),
tabel atau menerima Ha dan menolak
maka dapat disimpulkan bahwa t
Ho.
statistik > t tabel atau menerima Ha
disimpulkan bahwa pengaruh ekspor
dan menolak Ho. Sehingga dapat
kuartal sebelumnya (X4) Terhadap
disimpulkan
Ekspor Karet (Y) adalah signifikan.
bahwa
pengaruh
Pendapatan Domestik Bruto (PDB)
(2,093),
Dengan
maka
demikian
dapat
dapat
Uji F Dari hasil regresi
(X1) Terhadap Ekspor Karet (Y)
diperoleh
adalah signifikan. Dari hasil regresi
sedangkan untuk F tabel (2,80).
untuk variabel Nilai Tukar Rupiah
Maka dapat disimpulkan bahwa
Terhadap Dollar U.S (X2) di peroleh
statistik > F Tabel atau menerima Ha
t statistik (-8.063), sedangkan untuk t
dan menolak Ho. Dengan demikian
tabel
dapat
dapat disimpulkan bahwa variabel
disimpulkan bahwa t statistik < t
bebas X1, X2, X3, X4 (Pendapatan
tabel atau menolak Ha dan menerima
Domestik Bruto (PDB), Nilai Tukar,
(2,093),
maka
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 11 No. 01 Juni 2013
F
statistik
(63,500)
F
98
Analisis Faktor-Faktor .... (Nurul Alinda ) .
Inflasi
dan
Sebelumnya.)
Ekspor
Kuartal
berpengaruh
secara
(1.775<1.680<2.273)
berati
Ho
diterima dan Hi ditolak sehingga
serentak terhadap variabel terikat Y
dapat
disimpulkan
(Ekspor karet).
autokolerasi
tidak
terjadi
antara
variabel
Hasil Uji Asumsi Klasik, Uji
pengganggu (ui) yang satu dengan
Multikolinearitas Berdasarkan hasil
variabel gangguan (ui) observasi
uji multikolinearitas menunjukkan
lainnya atau dengan kata lain tidak
bahwa Hasil perhitungan data di atas
terjadi autokolerasi.
dapat diketahui bahwa R-squered
Interpretasi Hasil Penelitian
pada regres I sebesar 0.930403, R2
Pengaruh Produk Domestik Bruto
pada regres 2 sebesar 0.765316. Dari
(PDB) Terhadap Ekspor Karet. PDB
hasil
disimpulkan
berpengaruh
regres
ekspor karet. Hal ini di buktikan
regresi
bahwa
dapat
R-squered
1
signifikan
(0.930403) > R-squered regres 2
dengan
(0.765316), sehingga dalam model
menerangkan
ini tidak terjadi multikolinieritas.
sebesar 2.287 dan hasil perhitungan
Uji
kajian
terhadap
statistik koefisien
yang regresi
Heteroskedatisitas,
tabel diperoleh t-stat (4,479) > t-tabel
gambar
grafik
(2.093) berarti Ho ditolak dan Ha
scatterplotdi atas, terlihat bahwa
diterima dan berarti kajian teoritis
titik-titik menyebar secara acak serta
sesuai dengan pembuktian dari kajian
tersebar baik di atas maupun di
statistik
bawah angka 0 pada sumbu Y.
mempunyai
Dengan demikian dapat disimpulkan
terhadap ekspor karet.
Berdasarkan
bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi masalah heteroskedatisitas. Uji
Autokorelasi,.
Hasil
yang
menyatakan pengaruh
Pengaruh
Nilai
PDB positif
Tukar
Terhadap Ekspor Karet Nilai tukar berpengaruh signifikan dan negatif
regresi model diatas diperoleh bahwa
terhadap
Durbin-Watson stat sebesar 1.981.
dibuktikan dengan
Sedangkan D-W tabel dengan n= 24,
yang menerangkan koefisien regresi
df= 19, k= 3 pada tingkat keyakinan
sebesar -3,135 dan hasil perhitungan
95%
tabel diperoleh t-statistik (-8,063) <
diperoleh
dl=
1.013
dan
ekspor
karet.
Hal
ini
kajian statistik
du=1.775. Oleh karena du
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 11 No. 01 Juni 2013
99
Analisis Faktor-Faktor .... (Nurul Alinda ) .
t-tabel (2.093). Berarti Ho diterima
di ikuti oleh naiknya ekspor karet.
dan Ha ditolak.
Kurs
Pengaruh
Inflasi
Terhadap
Ekspor Karet Inflasi berpengaruh negatif terhadap nilai ekspor karet. hal ini tidak dibuktikan dengan kajian statistik yang menerangkan koefisien regresi sebesar 0,192 dan hasil perhitungan tabel diperoleh tstat (2,529) > t-tabel (2.093) berarti
Tukar
(X2)
mempunyai
pengaruh negatif terhadap ekspor karet sebesar -3,135. Yang berarti apabila
kurs
tukar
mengalami
kenaikan maka akan di ikuti oleh turunnya ekspor karet..Inflasi (X3) mempunyai
pengaruh
positif
terhadap ekspor karet sebesar 0,192. Yang artinya apabila inflasi turun maka akan di ikuti oleh turunnya
Ho ditolak dan Ha diterima.
ekspor karet. Ekspor Pada Kuartal Sebelumnya
PENUTUP Perkembangan
dan
pertumbuhan ekspor komoditi karet di Indonesia pada tahun 2005.12010.4
mengalami
fluktuasi,
demikian
pula
sejumlah
dengan
variabel makro ekonomi yang lain seperti PDB, Nilai Tukar, dan Inflasi juga menunjukan perkembangan dan
hasil
estimasi
mempunyai
pengaruh positif terhadap ekspor karet sebesar 0,328. Yang artinya apabila ekspor pada kuartal sekarang meningkat, maka akan diikuti oleh ekspor pada tahun berikutnya. Kurs Tukar (X2) merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap ekspor karet. Hal ini dapat ditunjukkan dari uji t bahwa t-hitung
pertumbuhan yang fluktuatif. Dari
(X4)
dan
pembahasan hasil penelitian tentang faktor – faktor yang mempengaruhi ekspor karet di indonesia tahun 2005.1 sampai 2010.4 dapat diambil
(4,479) > t-tabel (2.093) untuk X1, thitung (-8,063) < t-tabel (2.093) untuk X2, t-hitung (2,529) > t-tabel (2.093) untuk X3, dan t-hitung (3,414) > t-tabel (2.093) untuk X4
kesimpulan sebagai berikut .PDB (X1) mempunyai pengaruh positif terhadap ekspor karet sebesar 2,287. Yang
artinya
apabila
PDB
DAFTAR PUSTAKA A Husni Malian, 2004. Kebijakan Perdagangan Internasional Komoditas
mengalami peningkatan maka akan
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 11 No. 01 Juni 2013
100
Analisis Faktor-Faktor .... (Nurul Alinda ) .
Pertanian Indonesia. (2),135-156.
AKP
.
2
Amir, MS. 1992. Pengetahuan Bisnis Ekspor Impor Seri Umum No 8, PT. Pustaka
Bahasa
oleh Jaka Wasana dan Kirbrandoko. Binarupa Aksara: Jakarta.
Nopirin, Ph.D. 1995. Ekonomi Internasional Edisi 3.Yogyakarta: BPFE.
Binaman Pressindo, Jakarta. Boediono. 2001. Ekonomi Internasional. Yogyakarta : BPFE. Departemen Perdagangan RI. 1990. Buku Panduan Peraturan DAN Prosedur Ekspor Indonesia. Departemen Perdagangan RI bekerjasama dengan Dewan Penunjang Ekspor, Jakarta.
Dumairy. 1999. Perekonomian Indonesia. Erlangga: Jakarta Lindert, dan Kindleberger. 1993. Ekonomi Internasional. Erlangga: Jakarta. Lipsey, G. Richard, dkk. 1995. Pengantar Mikro Ekonomi Edisi Kesepuluh, Alih
Samuelson, Paul A. dan Nordhaus, William D. 2002. MakroEkonomi.Erlangga : Jakarta. Salvatore, Dominick. 1997. Ekonomi Internasional (edisi kelima, Jilid 1).Erlangga: Jakarta. Sarwoko. (2005). Ekonometrika. Yogyakarta.
Dasar-dasar Andi :
Sukirno, Sadono. (2004). Makroekonomi. Bina Aksara: Jakarta. ---------------------. (2004). Pengantar Teori Mikroekonomi. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta. Suryana. (2000). Ekonomi Pembangunan. Problematika dan Pendekatan. Salemba Empat: Jakarta
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 11 No. 01 Juni 2013
101