BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kopi Kopi merupakan minumam stimulan yang berasal dari biji yang dipanggang. Kopi mempunyai 500 macam genus dan 6000 speies. Ada dua jenis kopi yaitu kopi arabika dan kopi robusta (Bahara M, 2009). 1. Jenis – Jenis Kopi a. Kopi arabika, kopi arabika merupakan kopi yang terbaik mutu dan citarasanya. Adapun 6 jenis kopi arabika Indonesia yaitu: kopi gayo di Aceh, kopi mandheling di Sumatera Utara, kopi jawa di Jawa, kopi kintamani di Bali, kopi toraja di Sulawesi dan jenis baru kopi mangkuraja dari Bengkulu (Dompak Manurung, 2011). b. Kopi robusta, kopi robusta lebih rendah cita rasanya dibandingkan dengan kopi arabika. Kopi robusta memiliki kelebihan yaitu lebih kental dan warnanya lebih kuat. Dalam 1 cangkir kopi robusta dengan 10 g bubuk kopi mengandung sekitar 100 mg kafein, jenis kopi robusta di Indonesia yaitu kopi Lampung dan kopi luwak (Dompak Manurung, 2011, Rosa Leliyna 2008). c. Kopi Instan, kopi instan terdiri dari kopi robusta yang dicampur dengan kopi arabika dengan komposisi yang berbeda tiap merek dan jenis yang ada di pasaran. Kopi arabika menang di aroma, tapi meninggalkan rasa asam di ujung lidah. Kopi robusta memiliki keunggulan yang kuat dan sedap. Masing-masing keunggulan itulah yang dicoba dikombinasikan ke 2 jenis kopi tersebut, sesuai komposisi dan
4
5
ramuan tertentu sesuai dengan resep masing-masing merek.
Kopi instan
mempunyai kandungan kafein sebesar 69-98 mg (percangkir 150 ml)
(Eda
Sutjipto, 2010). 2. Kandungan Senyawa Dalam Kopi Senyawa kimia yang ada pada biji kopi dibedakan menjadi dua yaitu : a. senyawa volatil adalah senyawa yang mudah menguap, terutama jika terjadi kenaikan suhu. Senyawa volatil yang berpengaruh terhadap aroma kopi antara lain golongan aldehid, keton dan alkohol. b. senyawa non volatil adalah senyawa yang berpengaruh terhadap mutu kopi antara lain kafein, chlorogenic acid dan senyawa-senyawa nutrisi, terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak. Lemak yang ada di dalam tubuh dapat diklasifikasikan menjadi tiga trigliserida (trigliserol), kolesterol, dan fosfolipid. Trigliserida merupakan bentuk lemak yang terdapat paling banyak di dalam tubuh. Trigliserida disimpan di dalam jaringan lemak di dalam tubuh. Secara kimia trigliserida didefinisikan senyawa sebagai ester yang terbentuk dari gliserol dan tiga molekul asam lemak di dalam tubuh. Trigliserida di dalam usus halus dihidrolisa oleh enzim lipase. Enzim lipase dihasilkan oleh lambung (Bhara M, 2009, Andry Hartono, 2006). B. Lipid 1. Definisi Lipid Lipid atau lemak merupakan subtansi atau zat dengan rumus bangun yang beragam. Unsur C, H dan O dalam rumus bangunnya membuat nutrien ini dapat dijadikan sumber energi. Lemak dapat larut dalam pelarut organik tetapi tidak
6
larut dalam air atau pelarut yang mengandung air (pelarut akueus) (Andry Hartono, 2006). 2. Pembagian Lipid a. Kolesterol Kolesterol adalah lemak yang berwarna kuning berbentuk seperti lilin yang diproduksi oleh manusia terutama di dalam liver (hati). Kolestrol terbentuk secara alami. Dari segi kimia, kolesterol merupakan senyawa lemak kompleks yang dihasilkan oleh tubuh dengan bermacam-macam fungsi, antara lain untuk membuat hormon seks, hormon korteks adrenal, vitamin D dan untuk membuat garam empedu yang membantu usus untuk menyerap lemak (Sri Nilawati, 2008). b. Trigliserida Trigliserida adalah sumber energi yang sangat penting bagi otot dan jantung. Trigliserida digunakan untuk menyimpan lemak di dalam tubuh dan aliran darah (Ahamad H, 2009). c. Fosfolipid Fosfolipid berfungsi untuk menjaga lemak agar selalu tersuspensi di dalam plasma darah dan cairan tubuh lain. Fosfolipid membantu transportasi subtansi yang larut dalam lemak ketika melintasi membran sel. Fosfolipid juga merupakan perkursor prostaglandin (Andry Hartono, 2006). 3. Fungsi Lipid Lipid merupakan nutrien yang digunakan tubuh sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi. Lipid juga mempunyai fungsi lain yaitu untuk membentuk komponen struktural membran sel. Kelompok lipid mencakup hormon steroid dan
7
vitamin yang larut lemak. Fungsi lemak bagi tubuh adalah sebagai bahan bakar metabolik untuk memberikan energi kepada (sel-sel) tubuh, komponen struktural membran sel, komponen pembentuk insulator untuk mengurangi penurunan panas tubuh, meredam dampak benturan pada organ tubuh, komponen pembentuk hormon (fungsi endokrin) dan vitamin yang larut dalam lemak (Andry Hartono, 2006). C. Trigliserida 1. Pengertian Trgliseida Trigliserida adalah salah satu jenis lemak yang terdapat dalam darah dan berbagai organ dalam tubuh. Trigliserida merupakan subtansi yang terdiri dari gliserol yang meningkat gugusan asam lemak. Trigliserida dalam tubuh digunakan untuk menyediakan energi berbagai proses metabolisme. Fungsi lipid ini mempunyai peranan yang hampir sama dengan karbohidrat yaitu memberi energi untuk tubuh (A.P. Bangun, 2003, Arthur C Guyton, 1991). Trigliserida merupakan salah satu macam lemak di dalam tubuh yang dikemas dalam partikel lipoprotein. Lipoprotein yang mengandung trigliserida adalah kilomikron. Kilomikron (mengandung lemak eksogen yang baru diserap) yang dilepaskan dari jaringan usus ke dalam sistem getah bening melalui saluran dada dan kemudian masuk ke aliran darah. Dalam sistem peredaran darah yang mengangkut lipid kilomikron ke hati, jantung, dan jaringan otot rangka dimana komponen dibongkar. Lipoprotein dipecah dan melepaskan lemak untuk penggunaan energi. Kelebihan lemak yang tidak diperlukan untuk thermogenesis
8
atau tubuh lainnya atau fungsi selular disimpan di dalam jaringan adiposa (Sri Nilawati, 2008, Schmid Schoenbein, 2008). 2. Metabolisme Trigliserida a. Sintesa Trigliserida Sintesa trigliserida distimulasi oleh hormon insulin, dicerna oleh enzim lipase, trigliserida rantai karbon sedang (10-12 atom karbon) akan diserap langsung ke dalam aliran darah, dan trigliserida dengan rantai karbon yang panjang (longchain triglyceride) diserap ke dalam aliran limfe setelah diemulasikan oleh getah empedu menjadi bentuk misel yang larut dalam air yang dicerna oleh enzim lipase. Misel membentuk trigliserida di dalam dinding usus dan trigliserida ini diangkut sebagai kilomikron lewat aliran limfe dan aliran darah ke dalam hati. Kilomikron akan diubah menjadi kolesterol LDL (low density lipoprotein) dan trigliserida yang selanjutnya akan disimpan di dalam jaringan adiposa atau jaringan lemak di bawah kulit (Andry Hartono, 2006). b. Transport Trigliserida Trigliserida yang berasal dari makanan dalam usus dikemas dalam bentuk partikel besar lipoprotein, yang disebut kilomikron. Trigliserida dalam kilomikron mengalami penguraian oleh enzim lipoprotein lipase, dan membentuk asam lemak bebas dari kilomikron. Asam lemak bebas akan menembus jaringan lemak atau sel otot untuk diubah menjadi trigliserida kembali (Andry Hartono, 2006).
9
D. Faktor-faktor selain kopi yang dapat mempengaruhi kadar trigliserida 1. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan naiknya kadar trigliserida
a. Makanan yang mengandung lemak Sebagian lemak yang dimakan mengandung trigliserida, makanan yang mengandung lemak akan meningkatkan kadar trigliserida dalam darah. b. Kurang mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan Sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan bahan makanan yang aman bagi tubuh, karena tidak mengandung lemak, kurang mengonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran dapat mempengaruhi kadar trigliserida dalam darah. c. Berat badan Orang yang memiliki berat badan berlebihan memiliki kadar trigliserida yang tinnggi dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan normal. Orang yang memiliki berat badan berlebihan memiliki kelebihan lemak yang disimpan dijaringan di bawah kulit yang berbentuk trigliserida. d. Alkohol Konsumsi alkohol berlebihan meningkatkan kadar trigliserida. Pecandu alkohol cenderung mempunyai berat badan berlebihan dan tekanan darah cenderung naik. e. Merokok Merokok dapat meningkatkan kepekatan darah akibatnya meningkatkan lemak salah satunya trigliserida. f. Pemakaian pil kontrasepsi Pemakaian pil kontrasepsi dapat meningkatkan kadar trigliserida.
10
g. Obesitas dan kurang aktivitas Obesitas merupakan suatu keadaan yang menunjukkan adanya kelebihan lemak dalam tubuh secara abnormal. h. Usia dan jenis kelamin Usia merupakan faktor resiko yang alami, wanita yang telah memasuki masa menopause, kadar trigliserida cenderung mengalami peningkatan. 2. Faktor-faktor yang dapat menurunkan kadar trigliserida a. Memperbanyak makan tinggi protein yang tidak mengandung lemak. b. Memperbanyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran segar yang mengandung serat tinggi. c. Menghentikan kebiasaan meminum kopi, merokok, dan minum-minuman beralkohol. d. Berolahraga, karena dengan berolahraga secara teratur akan meningkatkan pembakaran lemak di dalam tubuh. E. Hubungan Trigliserida Dengan Kafein Kafein dapat melewati semua membran permeabel dalam tubuh karena hidrofobia, kafein masuk ke dalam tubuh diserap oleh lambung melalui perut dan usus kecil. Kafein kemudian dimetabolisme dalam hati menjadi tiga metabolit primer yaitu: paraxanthine, theobromine, dan theophylline. Paraxanthine berfungsi untuk meningkatkan lipolisis yang menyebabkan peningkatan gliserol dan asam lemak bebas dalam plasma darah. Asam lemak bebas dan gliserol kemudian diserap ke dalam sel epitel usus kecil melintasi penghalang usus, asam lemak bebas bergabung kembali dengan gliserol untuk membentuk trigliserida.
11
Kadar trigliserida yang tinggi mengakibatkan radang pangkreas (Budiarto, 2008, Frohlich, J. 2002). F. Metode Dan Prinsip Pemeriksaan Trigliserida 1. Metode : Enzimatik Kalorimetri (GPO-PAP) Metode ini trigliserida akan dihidrolisa secara enzimatis menjadi gliserol dan asam bebas. Kompleks warna yang terbentuk
diukur kadarnya dengan
menggunakan spektrofotometer. 2. Prinsip : Trigliserida ditentukan setelah hidrolisis enzim dengan lemak. indikator quinoneimine membentuk hidrogen peroksida, 4-aminoantipyrine dan 4-klorofenol di bawah pengaruh katalisis peroksidase. 3. Reaksi : Trigliserida
lipase
Gliserol + ATP
gliserol + asam lemak GK
Gliserol -3-fosfat + O2
gliserol-3-fosfat + ADP GPO
H2O2 + 4-aminoantipyirine
POD
dihidroksiaseton fosfat + H2O2 quinineimine + HCl +H2O + 4-Klorofenol