ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP TAX COMPLIANCE PENYETORAN SPT MASA (Survei pada PKP yang Terdaftar di KPP Pratama Purwokerto)
FERDYANT PANGESTU OMAN RUSMANA Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
ABSTRACT This research is a survey research on Entrepreneur Tax Payers who registered in Pratama Purwokerto Tax Office. This research using Theory of Planned Behavior (Ajzen, 1991) to explain the tax compliance behavior. The aims of research is to find out the effect of attitude, subjective norm, and perceived behavioral control on intention toward compliance, then the effect of intention toward compliance on tax compliance. This survey research using questionnaire as instrument. The research population are Entrepreneur Tax Payers who reporting Value Added Tax Monthly Report in Pratama Purwokerto Tax Office. There were 100 Entrepreneur Tax Payers chosen as respondents of the research. Then, incidental sampling method was used to determine the respondents. The data was analyzed using Structural Equation Modeling (SEM) with Amos version 16. The result of hypotheses testing conclude that: (1) attitude has a significant effect on intention toward compliance, (2) subjective norm has a non significant effect on intention toward compliance, (3) perceived behavioral control has a significant effect on intention toward compliance, and (4) intention toward compliance has a significant effect on tax compliance. Keywords: attitude, intention, perceived behavioral control, subjective norm, tax compliance, theory of planned behavior.
1. PENDAHULUAN
Pajak merupakan tumpuan sumber penerimaan negara Indonesia. Hal ini terlihat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang menunjukkan bahwa sektor perpajakan memberikan kontribusi terbesar bagi penerimaan negara. Ini memberikan tugas kepada Direktorat Jenderal Pajak untuk senantiasa melakukan usaha guna meningkatkan jumlah penerimaan pajak. Besarnya jumlah penerimaan pajak tidak terlepas dari peran serta wajib pajak dalam pelaksanaan sistem pemungutan pajak. Penggunaan Self Assessment System dalam sistem pemungutan pajak di Indonesia memberi kepercayaan kepada wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban maupun hak perpajakannya, diantaranya adalah dalam menghitung, membayar, dan melaporkan kewajiban pajaknya melalui Surat Pemberitahuan (SPT). Hal tersebut menyebabkan kebenaran pembayaran pajak tergantung pada kejujuran dan kepatuhan wajib pajak itu sendiri dalam melaporkan kewajiban perpajakannya. Kepatuhan pajak yang dimaksud adalah terkait dengan bagaimana melaporkan semua informasi yang diperlukan tepat pada waktunya, mengisi secara benar jumlah pajak terutang, dan membayar pajak pada waktunya. Rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak menjadi salah satu penyebab belum optimalnya penerimaan pajak di Indonesia. Seperti dikutip dari www.kompas.com (20 Oktober 2011), Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengungkapkan tingkat kepatuhan masyarakat Indonesia sebagai wajib pajak masih rendah. Fakta itu menurutnya bisa dilihat dari orang pribadi yang menyerahkan SPT hanya 8,5 juta wajib pajak dari 110 juta orang penduduk yang aktif bekerja. Dengan demikian rasio SPT terhadap kelompok pekerja aktif tersebut hanya 7,7 persen atau dengan kata lain tingkat kepatuhan wajib pajak masih belum memadai. Lebih lanjut, badan usaha yang menyerahkan SPT hanya 466 ribu badan usaha padahal jumlah badan usaha yang tercatat aktif sebanyak 12 juta lebih. Itu artinya kepatuhan wajib pajak badan relatif rendah karena jumlahnya hanya 3,6 persen dari jumlah badan yang ada (www.kompas.com). Merujuk pada Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No: SE-18/PJ/2011 tentang Target Rasio Kepatuhan Penyampaian Surat Pemberitahuan pada Tahun 2011, menyatakan bahwa dalam rangka meningkatkan kepatuhan wajib pajak sebagai bagian dari upaya pengamanan penerimaan 2
pajak diperlukan usaha untuk mengoptimalkan penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) yang disampaikan wajib pajak. SPT tersebut terdiri dari SPT Tahunan PPh dan SPT Masa PPN. PPN merupakan pajak tidak langsung atas konsumsi dalam negeri. Sistem PPN diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 42 tahun 2009. Sebagaimana diketahui bahwa hampir seluruh barang-barang kebutuhan hidup rakyat Indonesia merupakan hasil produksi yang terkena PPN. Dengan kata lain, hampir semua transaksi di bidang perdagangan, industri dan jasa yang termasuk dalam golongan Barang Kena Pajak (BKP) dan atau Jasa Kena Pajak (JKP) pada prinsipnya terkena PPN. Pengusaha Kena Pajak (PKP) sebagai pihak yang memungut PPN wajib melaporkan penghitungan PPN setiap masa pajak dengan menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPN. Menurut Mustikasari (2007:3) untuk mencapai target pajak, perlu ditumbuhkan terus menerus kesadaran dan kepatuhan masyarakat wajib pajak untuk memenuhi kewajiban pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mengingat kesadaran dan kepatuhan wajib pajak merupakan faktor penting bagi peningkatan penerimaan pajak, maka perlu secara intensif dikaji tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Penelitian-penelitian mengenai kepatuhan pajak, diantaranya dapat dilihat dari sisi psikologi wajib pajak. Kajian dalam bidang psikologi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kepatuhan pajak (tax compliance) wajib pajak salah satunya adalah melalui Theory of Planned Behavior (Hidayat & Nugroho, 2010:83). Beberapa peneliti menggunakan kerangka model Theory of Planned Behavior (TPB) untuk menjelaskan perilaku tax compliance wajib pajak, baik wajib pajak orang pribadi maupun wajib pajak badan. Bobek & Hatfield (2003), Blanthorne (2000), dan Hanno & Violette (1996) dalam Mustikasari (2007:3) serta Hidayat & Nugroho (2010) memanfaatkan Theory of Planned Behavior (TPB) untuk menjelaskan tax compliance wajib pajak orang pribadi. Sedangkan Mustikasari (2007), Miladia (2010) dan Harisnani (2011) melakukan penelitian kepatuhan wajib pajak badan dengan responden tax professional atau staf pajak. Model TPB yang digunakan dalam penelitian Mustikasari (2007), Miladia (2010) dan Harisnani (2011) memberikan penjelasan yang signifikan, bahwa perilaku tidak patuh 3
(noncompliance) wajib pajak sangat dipengaruhi oleh variabel sikap, norma subyektif dan kontrol keperilakuan yang dipersepsikan. Sementara itu, penelitian Hidayat & Nugroho (2010) menghasilkan kesimpulan bahwa pengaruh sikap, norma subyektif, dan perceived behavioral control terhadap niat untuk tidak patuh pajak tidak signifikan, sedangkan niat mempengaruhi perilaku ketidakpatuhan pajak secara signifikan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan topik mengenai βFaktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Tax Compliance Penyetoran SPT Masaβ. Penelitian ini merupakan survei pada Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Purwokerto. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Theory of Planned Behavior yang dicetuskan oleh Icek Ajzen. Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam Theory of Planned Behavior antara lain adalah sikap, norma subyektif, kontrol keperilakuan yang dipersepsikan, dan niat yang juga digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini, serta variabel kepatuhan pajak. Adapun tujuan penelitian ini, antara lain adalah: 1. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh sikap terhadap niat wajib pajak untuk patuh. 2. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh norma subyektif terhadap niat wajib pajak untuk patuh. 3. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh kontrol keperilakuan yang dipersepsikan terhadap niat wajib pajak untuk patuh. 4. Untuk mengetahui signifikansi pengaruh niat wajib pajak untuk patuh terhadap kepatuhan pajak.
2. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 Kepatuhan Perpajakan (Tax Compliance) Kepatuhan dalam hal perpajakan berarti keadaan wajib pajak yang melaksanakan hak, dan khususnya kewajibannya, secara disiplin sesuai peraturan perundang-undangan serta tata cara perpajakan yang berlaku. Kepatuhan adalah ketaatan atau berdisiplin, dalam hal ini kepatuhan pajak diartikan secara bebas adalah ketaatan dalam menjalankan semua peraturan perpajakan. Menurut Nurmantu (2003:148) dalam Rambe (2009:1) kepatuhan pajak dapat 4
didefinisikan sebagai suatu keadaan wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya. Ada dua macam kepatuhan pajak, yaitu: 1) Kepatuhan Formal, yaitu suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi kewajiban perpajakannya secara formal sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Perpajakan. Jika wajib pajak menyampaikan SPT dan membayar pajak terutangnya tepat waktu, maka dapat dikatakan bahwa wajib pajak tersebut telah memenuhi kepatuhan formal. 2) Kepatuhan Material, yaitu suatu keadaan dimana wajib pajak secara substantif atau hakikat memenuhi semua ketentuan material perpajakan, yakni sesuai isi dan jiwa Undang-Undang Perpajakan. Jika wajib pajak mengisi SPT dengan jujur, baik dan benar sesuai dengan ketentuan dalam UU Perpajakan, maka wajib pajak tersebut telah memenuhi kepatuhan material (tepat bayar).
2.2 Theory of Planned Behavior Theory of Planned Behavior menerangkan bahwa perilaku yang ditampilkan oleh individu timbul karena adanya niat untuk berperilaku. Sedangkan munculnya niat berperilaku ditentukan oleh 3 faktor penentu yaitu: (1) behavioral beliefs, yaitu keyakinan individu akan hasil dari suatu perilaku dan evaluasi atas hasil tersebut (beliefs strength and outcome evaluation); (2) normative beliefs, yaitu keyakinan tentang harapan normatif orang lain dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut (normatif beliefs and motivation to comply); dan (3) control beliefs, yaitu keyakinan tentang keberadaan hal-hal yang mendukung atau menghambat perilaku yang akan ditampilkan (control beliefs) dan persepsinya tentang seberapa kuat hal-hal yang mendukung dan menghambat perilakunya tersebut (perceived power). Hambatan yang mungkin timbul pada saat perilaku ditampilkan dapat berasal dari dalam diri sendiri maupun dari lingkungan. Secara berurutan, behavioral beliefs menghasilkan sikap terhadap perilaku positif atau negatif, normative beliefs menghasilkan tekanan sosial yang 5
dipersepsikan (perceived social pressure) atau norma subyektif (subjective norm), dan control beliefs menimbulkan perceived behavioral control atau kontrol keperilakuan yang dipersepsikan (Ajzen, 2002:2) dalam Mustikasari (2007:4). Konsep Theory of Planned Behavior dapat digambarkan melalui Gambar 2.2.1 pada Lampiran.
2.3 Hipotesis 2.3.1 Pengaruh Sikap terhadap Niat Wajib Pajak untuk Patuh Sikap mempunyai peran penting dalam menjelaskan perilaku seseorang dalam lingkungannya. Sikap merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Dalam hal ini, seseorang yang mendukung atas suatu objek sikap akan memiliki kecenderungan bertindak untuk melakukan tindakan terhadap objek sikap. Konsep sikap tersebut didasarkan pada sikap manusia secara umum yang kemudian diterapkan pada wajib pajak dalam hal kepatuhan pajak. Seorang wajib pajak yang mendukung (bersikap positif) terhadap tindakan kepatuhan pajak akan memiliki kecenderungan untuk melakukan tindakan kepatuhan pajak. Demikian pula sebaliknya, seorang wajib pajak yang tidak mendukung
(bersikap
negatif)
terhadap
tindakan
kepatuhan
pajak
akan
memiliki
kecenderungan untuk tidak melakukan tindakan kepatuhan pajak (Miladia, 2007:27). Hipotesis penelitian yang diajukan: H1 : Sikap berpengaruh signifikan terhadap niat wajib pajak untuk patuh. 2.3.2 Pengaruh Norma Subyektif terhadap Niat Wajib Pajak untuk Patuh Norma subyektif merupakan fungsi dari harapan yang dipersepsikan individu dimana satu atau lebih orang di sekitarnya (misalnya saudara, teman sejawat) menyetujui perilaku tertentu dan memotivasi individu tersebut untuk mematuhi mereka (Ajzen, 1991 dalam Mustikasari, 2007). Penelitian tentang kepatuhan wajib pajak menunjukkan, bahwa teman sejawat mempunyai pengaruh penting untuk memprediksi perilaku wajib pajak (Jackson dan Milliron, 1986; Roth et al., 1989; Steenbergen, McGraw and Scholz, 1992 dalam Mustikasari, 2007:5). Norma subyektif dari seorang wajib pajak dapat dibentuk dari tekanan sosial, dalam arti individu akan melakukan suatu tindakan seperti yang diharapkan oleh orang-orang yang 6
dianggap penting (Miladia, 2010). Apabila orang-orang yang dianggap penting oleh wajib pajak memiliki sikap positif terhadap pajak, maka wajib pajak akan patuh membayar pajak. Sebaliknya, jika orang-orang yang dianggap penting oleh wajib pajak memiliki sikap negatif terhadap pajak, maka wajib pajak akan menghindari pajak. Hipotesis penelitian yang diajukan: H2 : Norma subyektif berpengaruh signifikan terhadap niat wajib pajak untuk patuh. 2.3.3 Pengaruh Kontrol Keperilakuan yang Dipersepsikan terhadap Niat Wajib Pajak untuk Patuh Ajzen (2002) mengatakan bahwa kontrol keperilakuan mempengaruhi niat didasarkan atas asumsi bahwa kontrol keperilakuan yang dipersepsikan oleh individu akan memberikan implikasi motivasi pada orang tersebut. Dalam arti bahwa, niat akan terbentuk apabila individu merasa mampu untuk menampilkan perilaku (Mustikasari, 2007:6-7). Kontrol keperilakuan yang dipersepsikan dalam konteks perpajakan adalah seberapa kuat tingkat kendali yang dimiliki seorang wajib pajak dalam menampilkan perilaku tertentu, seperti melaporkan penghasilannya lebih rendah. Hipotesis penelitian yang diajukan: H3 : Kontrol keperilakuan yang dipersepsikan berpengaruh signifikan terhadap niat wajib pajak untuk patuh. 2.3.4 Pengaruh Niat Wajib Pajak untuk Patuh terhadap Kepatuhan Pajak Niat berperilaku merupakan variabel perantara dalam membentuk perilaku (Ajzen, 1988). Hal ini berarti, pada umumnya manusia bertindak sesuai dengan niat atau tendensinya. Niat wajib pajak untuk patuh merupakan suatu keadaan dimana seorang wajib pajak memiliki kecenderungan atau keputusan untuk berperilaku patuh pada ketentuan perpajakan. Kecenderungan adalah kecondongan atau tendensi pribadi wajib pajak untuk patuh atau tidak patuh dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Keputusan adalah keputusan pribadi yang dipilih wajib pajak untuk mematuhi atau tidak mematuhi aturan perpajakan (Harisnani, 2011:28). Contohnya adalah apabila seorang wajib pajak memiliki persepsi bahwa tindakan membayar pajak akan memberikan banyak keuntungan, maka ia akan berniat positif terhadap kewajiban membayar pajak. Dengan demikian, wajib pajak akan menghindari tindakan tidak membayar pajak. Sebaliknya, jika seorang wajib pajak memiliki persepsi bahwa tindakan 7
membayar pajak akan memberikan kerugian, maka ia akan berniat negatif terhadap kewajiban membayar pajak. Dengan demikian, wajib pajak akan menghindari tindakan membayar pajak. Hipotesis penelitian yang diajukan: H4 : Niat wajib pajak untuk patuh berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pajak.
2.4 Model Penelitian Model penelitian atau kerangka teoritis penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.4.1 yang terdapat pada lampiran.
3. METODE PENELITIAN DAN TEKNIK ANALISIS DATA
Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal dengan metode survei. Survei penelitian dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Purwokerto Kabupaten Banyumas.
3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak yang merupakan Pengusaha Kena Pajak (PKP) baik orang pribadi maupun badan yang terdaftar sampai 30 November 2011 di KPP Pratama Purwokerto. Sampel dalam penelitian ini adalah PKP baik orang pribadi maupun badan yang menyampaikan SPT Masa PPN pada bulan Desember 2011. Dalam hal sampel PKP badan, responden penelitian diwakili oleh staf pajak yang bekerja di badan tersebut. Kriteria responden dalam penelitian ini adalah responden yang pernah mengisi SPT Masa PPN. Teknik pemilihan sampel dilakukan dengan cara non probability sampling, yaitu dengan incidental sampling. Teknik incidental sampling adalah teknik pemilihan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, apabila orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data (Amirin, 2009) dalam Miladia (2010:37). Berdasarkan asumsi teknik analisis Structural Equation Modelling (SEM) yang akan digunakan dalam penelitian ini, penentuan besar sampel didasarkan pada pedoman besarnya 8
sampel mengikuti teknik maximum likelihood estimation yang menyatakan bahwa jumlah sampel 100-200 (Ghozali, 2007: 64). Dengan demikian ditentukan besar sampel minimal sebanyak 100 sampel, langkah selanjutnya adalah membagi besar sampel minimal secara proporsional untuk PKP Orang Pribadi (PKPOP) dan PKP Badan (PKPB).
3.2 Pengukuran Variabel dan Data Penelitian Variabel laten dan indikatornya dapat dilihat pada Tabel 3.2.1 pada lampiran. Sedangkan pengukuran masing-masing variabel adalah sebagai berikut: 3.2.1 Sikap Pengukuran variabel sikap menggunakan 5 butir pernyataan mengenai evaluasi atau penilaian responden terhadap kepatuhan pajak. Butir pertanyaan tersebut untuk mengukur kekuatan keyakinan perilaku (behavioral beliefs strength) serta berkaitan dengan hasil dari suatu perilaku dan evaluasi atas hasil tersebut (outcome evaluation). 3.2.2 Norma Subyektif Pengukuran variabel norma subyektif menggunakan 5 butir pernyataan mengenai kekuatan pengaruh pandangan orang-orang di sekitar responden terhadap perilaku kepatuhan pajak. Butir pernyataan tersebut berkaitan dengan kekuatan keyakinan tentang harapan normatif orang lain (normative beliefs strength), dan yang kedua berkaitan dengan motivasi untuk memenuhi harapan tesebut (motivation to comply). 3.2.3 Kontrol Keperilakuan yang Dipersepsikan Pengukuran variabel kontrol keperilakuan yang dipersepsikan menggunakan 4 butir pernyataan tentang besar-kecilnya kendali dan kesanggupan yang dimiliki responden dalam menampilkan perilaku kepatuhan pajak. Indikator yang digunakan meliputi 2 aspek, yaitu aspek controllability, yaitu besarnya keyakinan orang tersebut terhadap kontrol yang dimilikinya dan self-efficacy, yaitu keyakinan orang tersebut atas kesanggupannya untuk melakukan kepatuhan pajak.
9
3.2.4 Niat untuk Patuh Dalam mengukur variabel laten niat untuk patuh, responden akan dimintai pendapatnya tentang 3 pernyataan mengenai kemauan, motivasi atau dorongan untuk melakukan kepatuhan pajak. 3.2.5 Kepatuhan Pajak Variabel laten kepatuhan pajak diukur dengan menggunakan instrumen yang mengacu pada indikator kepatuhan formal dan kepatuhan material, yaitu penyampaian SPT tepat waktu, pembayaran (penyetoran) pajak terhutang tepat waktu, dan pembayaran (penyetoran) pajak tepat bayar.
3.3 Teknik Analisis Data 3.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Survei Pendahuluan Untuk mengetahui kesahihan dan keandalan kuesioner maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner dengan menyebarkan kuesioner pendahuluan kepada 30 responden (survei pendahuluan). Uji validitas dimaksudkan untuk menguji keakuratan instrumen kuesioner. Pengujian validitas kuesioner survei pendahuluan dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment. Apabila menurut perhitungan komputer nilai r hitung
korelasi product moment semua item pertanyaan untuk masing-masing variabel lebih besar
dari nilai kritis (r
tabel)
pada tingkat kepercayaan 95%, maka seluruh item pertanyaan variabel
dinyatakan valid dan dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi data yang dikumpulkan. Pengujian reliabilitas kuesioner survei pendahuluan menggunakan rumus cronbach alpha. Suatu kuesioner penelitian dinyatakan reliabel apabila berdasarkan perhitungan komputer nilai r hitung
(r.tot) lebih besar dari r tabel sehingga dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data.
3.3.2 Analisis SEM Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) dari paket software statistik AMOS 16.0. Model ini digunakan karena memungkinkan 10
pengujian sekaligus dari analisis faktor (factor analysis), analisis jalur (path analysis) dan regresi (regression). 3.3.3 Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menganalisis nilai CR (Critical Ratio) dan nilai p (probability) hasil pengolahan data lalu dibandingkan dengan batasan statistik yang disyaratkan, yaitu diatas 2,00 untuk nilai CR (CRβ₯2,00) dan dibawah 0,05 untuk nilai p (pβ€0,05). Apabila hasil olah data menunjukkan nilai yang memenuhi syarat tersebut, maka hipotesis penelitian yang diajukan dapat diterima.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan data yang diperoleh dari KPP Pratama Purwokerto, jumlah PKP per 30 November 2011 sebanyak 2.424 PKP yang terdiri dari 500 PKP orang pribadi dan 1.924 PKP badan. Sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 100 responden, kemudian ditentukan jumlah sampel minimal masing-masing untuk PKP Orang Pribadi (PKPOP) dan PKP Badan (PKPB) dengan membagi besar sampel minimal (n) secara proporsional. Perhitungan besar sampel minimal untuk PKP orang pribadi adalah sebagai berikut: π π·π²π·πΆπ· =
πππ Γ100 π.πππ
= 20,63
π π·π²π·π© =
π.πππ Γ π.πππ
πππ = ππ, ππ
Jadi PKP orang pribadi yang dijadikan sampel adalah 21 orang dan PKP badan yang dijadikan sampel adalah 79 orang. Jumlah responden yang diteliti sebanyak 100 wajib pajak dan kuesioner yang disebarkan oleh peneliti sebanyak 100 buah, semua kuesioner tersebut kembali serta dapat diolah dan dianalisis seluruhnya. Gambaran umum mengenai karakteristik responden yang berhasil dihimpun dapat dilihat pada Tabel 4.1.1 pada lampiran.
11
4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Survei Pendahuluan Berdasarkan hasil uji validitas diketahui bahwa nilai nilai r
hitung
korelasi product
moment semua item pertanyaan dari masing-masing variabel lebih besar dari nilai kritis (r
tabel)
sebesar 0,374 pada tingkat kepercayaan 95%. Dengan demikian maka seluruh item pertanyaan dinyatakan valid dan dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data. Berdasarkan hasil uji reliabilitas diketahui bahwa nilai koefisien reliabilitas (r.tot) untuk masing-masing variabel lebih besar dari nilai kritis (r
tabel)
sebesar 0,374 sehingga semua pertanyaan untuk setiap variabel
tersebut dinyatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data.
4.3 Analisis Structural Equation Modeling (SEM) Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis Structural Equation Modeling (SEM). Diagram jalur yang dihasilkan dari analisis SEM dapat dilihat pada Gambar 4.3.1 pada lampiran.
4.4 Pengujian Hipotesis Reggression weights memberikan besarnya nilai koefisien regresi unstandardized dan standardized. Nilai critical ratio (CR) analog dengan nilai t pada regresi dan P adalah tingkat probabilitas signifikansi dengan *** berarti by default signifikan pada 0,001. Berdasarkan standardized regression weights menunjukkan bahwa sikap berpengaruh signifikan terhadap niat untuk patuh dengan koefisien standardized 0,126. Pengaruh norma subyektif terhadap niat untuk patuh sangat kecil yaitu sebesar 0,054 dan tidak signifikan karena nilai probabilitas 0,293 yang jauh di atas 0,05. Sementara itu, variabel kontrol keperilakuan yang dipersepsikan berpengaruh signifikan terhadap niat untuk patuh dengan koefisien standardized 0,993. Begitu juga dengan niat untuk patuh berpengaruh terhadap kepatuhan pajak dengan koefisien standardized sebesar 0,954. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dapat dilihat dari nilai Critical Ratio (CR) dan nilai probability (P). Ringkasan hasil uji hipotesis dapat dilihat pada Tabel. 4.4.1 pada lampiran. Adapun pembahasan hasil pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: 12
4.4.1 Pengujian Hipotesis Pertama Nilai critical ratio (C.R) untuk pengaruh variabel sikap terhadap niat untuk patuh lebih besar dari 2,00 (2,449 β₯ 2,00) dan pβ€0,05, oleh karena itu hubungan kausalitas dalam model dapat diterima. Dengan demikian, maka hipotesis pertama yang menyatakan bahwa sikap berpengaruh signifikan terhadap niat wajib pajak untuk patuh, diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin positif sikap wajib pajak untuk patuh terhadap pajak, maka niat wajib pajak untuk patuh semakin besar. 4.4.2 Pengujian Hipotesis Kedua Nilai critical ratio (C.R) untuk pengaruh variabel norma subyektif terhadap niat untuk patuh lebih kecil dari 2,00 (1,050 < 2,00) dan pβ₯0,05, oleh karena itu hubungan kausalitas dalam model ditolak. Dengan demikian, maka hipotesis kedua yang menyatakan bahwa norma subyektif berpengaruh signifikan terhadap niat wajib pajak untuk patuh, ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin besar norma subyektif atau tekanan sosial dari lingkungan wajib pajak, maka semakin besar pula niatnya untuk patuh (mempunyai pengaruh positif meskipun tidak signifikan). Pengaruh yang tidak signifikan menunjukkan bahwa niat seseorang tidaklah semata-mata dipengaruhi oleh norma subyektif dari orang-orang di sekelilingnya (Hidayat & Nugroho, 2010:90). 4.4.3 Pengujian Hipotesis Ketiga Nilai critical ratio (C.R) untuk pengaruh variabel kontrol keperilakuan terhadap niat untuk patuh lebih besar dari 2,00 (10,637 β₯ 2,00) dan pβ€0,05. Oleh karena itu, hubungan kausalitas dalam model dapat diterima. Dengan demikian, maka hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa kontrol keperilakuan yang dipersepsikan berpengaruh signifikan terhadap niat wajib pajak untuk patuh, diterima. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi wajib pajak atas kendali dan kesanggupan yang dimilikinya akan mendorong niat wajib pajak untuk patuh. 4.4.4 Pengujian Hipotesis Keempat Nilai critical ratio (C.R) untuk pengaruh variabel niat untuk patuh terhadap kepatuhan pajak lebih besar dari 2,00 (10,195 β₯ 2,00) dan pβ€0,05. Oleh karena itu, hubungan kausalitas 13
dalam model diterima. Dengan demikian, maka hipotesis keempat yang menyatakan bahwa niat wajib pajak untuk patuh berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pajak, diterima. Hal ini berarti bahwa wajib pajak yang memiliki niat untuk patuh yang tinggi, kepatuhan pajaknya pun tinggi.
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan 1.
Sikap berpengaruh signifikan terhadap niat wajib pajak untuk patuh.
2.
Norma subyektif tidak berpengaruh signifikan terhadap niat wajib pajak untuk patuh.
3.
Kontrol keperilakuan yang dipersepsikan berpengaruh signifikan terhadap niat wajib pajak untuk patuh.
4.
Niat wajib pajak untuk patuh berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pajak.
5.2 Implikasi 1.
Berdasarkan kesimpulan di atas dapat ditarik garis besar bahwa perilaku kepatuhan pajak merupakan perilaku yang didasari oleh niat wajib pajak untuk patuh. Niat seseorang dapat diwujudkan dalam perilaku tergantung pada ada atau tidaknya kendali yang nyata di lapangan. Sehingga untuk memunculkan niat tersebut diperlukan sistem pengawasan yang intensif oleh aparat pajak serta penerapan atauran perpajakan secara tegas dan adil kepada seluruh wajib pajak.
2.
Dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan perpajakan hendaknya perlu memperhatikan aspek psikologis wajib pajak sehingga dapat mendorong wajib pajak untuk lebih patuh dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, terutama kepatuhan secara sukarela.
3.
Berkaitan dengan upaya untuk mendorong niat wajib pajak untuk patuh, cara yang dapat dilakukan diantaranya adalah dengan memberikan stimuli berupa penghargaan atas sikap wajib pajak yang patuh dalam melaksanakan kewajiban perpajakan mereka, penerapan sistem yang efektif dan sederhana serta pelayanan yang prima.
14
5.3 Keterbatasan 1.
Teknik pemilihan sampling termasuk jenis non random (incidental sampling) dan sampel terbatas pada PKP yang menyetorkan SPT Masa PPN sehingga kurang bisa digeneralisasikan.
2.
Berdasarkan konsep teorinya, kontrol keperilakuan yang dipersepsikan memiliki dua pengaruh, yaitu pengaruh terhadap niat dan terhadap perilaku. Sedangkan dalam penelitian ini, variabel kontrol keperilakuan yang dipersepsikan hanya diuji pengaruhnya terhadap niat untuk patuh sehingga penelitian selanjutnya diharapkan dapat pula menguji pengaruhnya terhadap kepatuhan pajak secara langsung.
3.
Penelitian ini hanya meneliti variabel sikap, norma subyektif, kontrol keperilakuan yang dipersepsikan, dan niat untuk patuh. Penelitian selanjutnya dapat mencoba meneliti tentang perilaku kepatuhan wajib pajak menggunakan konsep teori psikologi sosial atau teori-teori lainnya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, Icek. 1991. The Theory of Planned Behavior: Organizational Behavior and Human Decision Processes. Vol. 50. pp.179-211.
_____. 2002. Constructing a TPB Questionnaire: Conceptual and Methodological Considerations. http://www.people.umass.edu/aizen/ diakses 18 Oktober 2011.
Direktorat Jenderal Pajak. 2011. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No: SE-18/PJ/2011 tentang Target Rasio Kepatuhan Penyampaian Surat Pemberitahuan pada Tahun 2011.
Ferdinand, Augusty. 2002. Structural Equation Modelling dalam Penelitian Manajemen: Aplikasi Model-model Rumit dalam Penelitian untuk Tesis Magister dan Disertasi Doktor. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Ghozali, Imam. 2008. Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi dengan Program Amos 16. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Harisnani, Ade Siti. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kepatuhan Wajib Pajak Badan (Studi pada KPP Pratama Purwokerto). Skripsi. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto. (Tidak dipublikasikan).
Hidayat, Widi dan Argo Adhi Nugroho. 2010. Studi Empiris Theory of Planned Behavior dan Pengaruh Kewajiban Moral pada Perilaku Ketidakpatuhan Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 12. No. 2. Hal. 82-93.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia. 2007. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 192/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Penetapan Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu Dalam Rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak.
_____. 2010. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80/PMK.03/2010 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2007 tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Penentuan Tempat Pembayaran Pajak, dan Tata Cara Pembayaran, Penyetoran dan Pelaporan Pajak, serta Tata Cara Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak.
Mardiasmo. 2009. Perpajakan Edisi Revisi 2009. Penerbit Andi. Yogyakarta.
16
Miladia, Novita. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tax Compliance Wajib Pajak Badan pada Perusahaan Industri Manufaktur di Semarang. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. (Tidak dipublikasikan).
Mustikasari, Elia. 2007. Kajian Empiris tentang Kepatuhan Wajib Pajak Badan di Perusahaan Industri Pengolahan di Surabaya. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar. Hal. 1-41.
Rambe, Atika. 2009. Pengaruh Self Assessment System terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan pada KPP DKI Jakarta Khususnya Jakarta Pusat.
Republik Indonesia. 2007. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Suliyanto. 2006. Analisis Data dalam Aplikasi Pemasaran. Ghalia Indonesia. Bogor.
Umar, Husein. 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Widaryanto. 2005. Analisis Strategi Peningkatan Kinerja Rumah Sakit melalui Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Perilaku Pelayanan (Studi Kasus pada Rumah Sakit Kariadi Semarang). Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang. (Tidak dipublikasikan).
www.kompas.com diakses 20 Oktober 2011.
www.pajak.go.id diakses 20 Oktober 2011.
17
LAMPIRAN
Sumber:
Ajzen, I. (1991). The Theory of Planned Behavior: Organizational Behavior and Human Decision Processes. Gambar 2.2.1. Theory of Planned Behavior.
Sikap H1 Norma Subyektif
H2
H4 Niat untuk Patuh
Kepatuhan Pajak
H3 Kontrol Keperilakuan
Gambar 2.4.1. Model Penelitian.
18
Tabel 3.2.1. Variabel Laten dan Indikatornya Variabel Laten Sikap
Indikator Nilai kebaikan kepatuhan pajak Nilai kemanfaatan kepatuhan pajak Nilai kenyamanan kepatuhan pajak Kepatuhan pajak sebagai upaya taat hukum Penilaian terhadap hukum perpajakan Norma Subyektif Pelaksanaan kepatuhan pajak oleh orang-orang sekitar Pendapat teman tentang kepatuhan pajak Pendapat petugas pajak tentang kepatuhan pajak Harapan dan dukungan teman terhadap kepatuhan pajak Harapan dan dukungan petugas pajak terhadap kepatuhan pajak Kontrol Keputusan pribadi untuk melaksanakan kepatuhan pajak Keperilakuan yang Kesanggupan untuk dapat melaksanakan kepatuhan pajak Dipersepsikan Kemungkinan untuk melaksanakan kepatuhan pajak Tingkat kesulitan melaksanakan kepatuhan pajak Niat untuk Patuh Keinginan untuk melaksanakan kepatuhan pajak Rencana untuk melaksanakan kepatuhan pajak Usaha untuk melaksanakan kepatuhan pajak Kepatuhan Pajak Penyampaian SPT Masa PPN tepat waktu
Simbol X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18
Pembayaran PPN terutang tepat waktu
X19
Pembayaran PPN tepat bayar
X20
Tabel 4.1.1. Karakteristik Responden Uraian Jenis PKP ο· PKP Orang Pribadi ο· PKP Badan Jenis Kelamin: ο· Pria ο· Wanita Usia: ο· 21-30 tahun ο· 31-40 tahun ο· 41-50 tahun ο· > 50 tahun Pendidikan Terakhir ο· Pasca Sarjana ο· Sarjana ο· DI,DII,DIII ο· Lain-lain
Frekuensi
Persentase
21 79
21% 79%
47 53
47% 53%
30 37 27 6
30% 37% 27% 6%
7 37 20 36
7% 37% 20% 36%
Sumber : Data Primer yang diolah
19
1 e1
x1 1
e2 1
e3 1
1 x2 x3
Sikap
x4
e4 1 e5
x5 e15 1 x15
e16 1
e17 1
x16
x17
1 1 e6
x6 1
e7
1
x7
Norma Subyektif
1 e8
x8
Niat untuk Patuh
1
1 x9
e9
z1
1
x10
e10
z2 1 1 x11
e11 1
x12
e12 1 e13 1 e14
Kepatuhan Pajak
1 Kontrol Keperilakuan
x13
1
x14 x18 1 e18
x19 1
x20 1
e19
e20
Gambar 4.3.1. Diagram Jalur 20
Tabel 4.4.1. Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Variabel Niat untuk_Patuh <- Sikap Niat untuk_Patuh <- Norma_Subyektif Niat untuk_Patuh <- Kontrol_Keperilakuan Kepatuhan_Pajak <- Niat untuk_Patuh
C.R 2.449 1.050 10.637 10.195
P .014 .293 *** ***
*** berarti by default signifikan pada 0,001
KUESIONER PENELITIAN Bapak/Ibu/Saudara/i Yth., Penelitian ini mengangkat topik perpajakan, khususnya kepatuhan pajak. Wajib pajak dikatakan patuh apabila menyampaikan SPT tepat waktu, membayar pajak terhutang tepat waktu, dan membayar pajak tepat bayar. Saya berharap Bapak/Ibu/Saudara/i berkenan untuk berpartisipasi dalam mengisi kuesioner ini. Kejujuran dalam pengisian sangat saya harapkan. Untuk menjaga kerahasiaan, Bapak/Ibu/Saudara/i tidak perlu menuliskan identitas pada lembar kuesioner ini. Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i meluangkan waktu mengisi lembar kuesioner penelitian ini. Semoga jerih payah Bapak/Ibu/Saudara/i bermanfaat untuk pengembangan pengetahuan khususnya dalam bidang perpajakan di Indonesia. A. BAGIAN 1 Petunjuk 1. 2. 3. 4. 5. B.
: Data Responden : Untuk nomor 1-3, lingkari pilihan jawaban yang sesuai. Untuk nomor 4 dan 5, jawablah pada tempat yang telah disediakan. Anda pernah mengisi SPT Masa PPN? a. Ya b. Tidak Pengusaha kena Pajak (PKP) : a. Orang Pribadi b. Badan Jenis Kelamin : a. Pria b. Wanita Umur : _______________________Tahun Pendidikan terakhir : ____________________________
BAGIAN 2 : MEASURES OF ATTITUDE, SUBJECTIVE NORM, PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL, AND INTENTION Petunjuk : Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan memberikan tanda check (β) pada lingkaran skala 1-7 untuk masing-masing pertanyaan/pernyataan. No. 1.
Sikap Saya menganggap bahwa melaksanakan kepatuhan pajak merupakan hal yang : Sangat Tidak Baik 1
2.
2
3
4
Sangat Baik 7
5
6
5
Sangat Bermanfaat 6 7
Bagi saya, melaksanakan kepatuhan pajak akan: Sangat Tidak Bermanfaat 1
2
3
4
21
3.
Dalam melaksanakan kepatuhan pajak, perasaan saya: Sangat Tidak Nyaman 1
4.
3
4
5
6
Bagi saya, melaksanakan kepatuhan pajak merupakan upaya taat hukum. Sangat Tidak Setuju 1
5.
2
Sangat Nyaman 7
2
3
4
5
6
Sangat Setuju 7
6
Sangat Baik 7
Bagi saya, taat hukum merupakan hal yang: Sangat Tidak Baik 1
2
3
4
5
No. Norma Subyektif 1. Orang-orang yang saya anggap penting dalam hidup saya (teman, keluarga, pimpinan), melaksanakan kepatuhan pajak. Sangat Tidak Setuju 1
2.
2
3
4
5
6
Sangat Setuju 7
4
5
6
7
Teman saya berpendapat bahwa saya: Tidak Harus
Harus 2
3
melaksanakan kepatuhan pajak. 3.
Petugas pajak berpendapat bahwa saya: Tidak Harus 1
Harus 2
3
4
5
6
7
melaksanakan kepatuhan pajak. 4.
Seberapa besar harapan dan dukungan teman Anda kepada Anda dalam melaksanakan kepatuhan pajak?
22
Sangat Kecil 1
5.
2
3
4
5
6
Sangat Besar 7
Seberapa besar harapan dan dukungan petugas pajak kepada Anda dalam melaksanakan kepatuhan pajak? Sangat Kecil 1
2
3
4
5
6
Sangat Besar 7
No. Kontrol Keperilakuan yang Dipersepsikan 1. Keputusan sepenuhnya ada pada saya, apakah akan melaksanakan kepatuhan pajak atau tidak. Sangat Tidak Setuju 1
2.
4
5
6
6
Sangat Setuju 7
2
3
4
5
6
Sangat Setuju 7
6
Sangat Mudah 7
Jika saya ingin, saya dapat melakukan kepatuhan pajak. Sangat Tidak Setuju 1
4.
3
Saya sanggup untuk melaksanakan kepatuhan pajak: Sangat Tidak Setuju 1
3.
2
Sangat Setuju 7
2
3
4
5
Melakukan kepatuhan pajak adalah hal yang: Sangat Sulit 1
2
3
4
5
No. Niat 1. Saya ingin melaksanakan kepatuhan pajak pada masa pajak yang akan datang. Sangat Tidak Benar 1
Sangat Benar 2
3
4
5
6
7
23
2.
Saya berencana untuk melaksanakan kepatuhan pajak pada masa pajak yang akan datang. Sangat Tidak Setuju 1
3.
C. BAGIAN 3 Petunjuk
5
6
2
3
4
5
6
Sangat Setuju 7
Kepatuhan Pajak Pada 1 tahun pajak terakhir, saya (perusahaan saya) menerima Surat Tagihan Pajak (STP) atas denda keterlambatan penyampaian SPT Masa PPN.
2
3
4
5
6
Tidak Pernah 7
Pada 1 tahun pajak terakhir, saya (perusahaan saya) menerima Surat Tagihan Pajak (STP) atas bunga keterlambatan pembayaran PPN terhutang. Setiap Masa Pajak 1
3.
4
: BEHAVIOR MEASURING : Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan memberikan tanda check (β) pada lingkaran skala 1-7 untuk masing-masing pertanyaan/pernyataan.
Setiap Masa Pajak 1
2.
3
Saya akan berusaha untuk melaksanakan kepatuhan pajak pada masa pajak yang akan datang. Sangat Tidak Setuju 1
No. 1.
2
Sangat Setuju 7
2
3
4
5
6
Tidak Pernah 7
Pada 1 tahun pajak terakhir, saya (perusahaan saya) menerima Surat Tagihan Pajak (STP) atas bunga dan atau denda kekurangan PPN yang disetorkan. Setiap Masa Pajak 1
2
3
4
5
6
Tidak Pernah 7
24
CURRICULUM VITAE
Biodata Nama
Ferdyant Pangestu
Tempat, Tanggal Lahir
Banyumas, 25 Februari 1988
Jenis Kelamin
Perempuan
Satus
Belum Menikah
Agama
Islam
Alamat
Jln. Yos Sudarso 05 Purwokerto Barat 53135, Kabupaten Banyumas-Jawa Tengah
Nomor HP
085328736776
E-mail
[email protected] [email protected]
Pendidikan 2005 β 2012
Program S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
2002 β 2005
SMA Negeri 2 Purwokerto
1999 β 2002
SMP Negeri 1 Purwokerto
1993 β 1999
SD Negeri 1 Jatilawang
25
BIODATA Dr. Oman Rusmana, M.Si., Ak. A. Identitas Diri 1.
Nama Lengkap (dengan gelar)
Dr. Oman Rusmana, SE, MSi, Ak.
2.
Jabatan Fungsional
Lektor/IIIc
3.
Jabatan Struktural
Ketua Jurusan Akuntansi FE Unsoed
4.
NIP/NIK/No. Identitas lainnya
19750331 200003 1 002
5.
NIDN
0031037503
6.
Tempat dan Tanggal Lahir
Ciamis, 31 Maret 1975
7.
Alamat Rumah
Jl. Diamond Blok F-16 Griya Satria Indah Sumampir Purwokerto 53121
8.
Nomor Telepon/Fax/HP
0281- 6842389/ 085227067466
9.
Alamat Kantor
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UNSOED Jl. HR Bunyamin Purwokerto
10.
Nomor Telepon/Fax
0281- 640924 / 0281- 640924
11.
Alamat email
[email protected] [email protected] [email protected]
12.
Lulusan yang telah dihasilkan
S1 = 38 orang S2 = 9 orang S3 = - orang
13.
Mata Kuliah yang diampu
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Teori Akuntansi Akuntansi KUKM Sistem Informasi Akuntansi Seminar Akuntansi Akuntansi Sektor Publik Praktikum Akuntansi Sistem Akuntansi Pemerintah Sistem Pengelolaan Keuangan 26
Negara
B. Riwayat Pendidikan S1
S2
S3
Nama Perguruan Tinggi
UNSOED
UGM
UNPAD
Bidang Ilmu
Ekonomi-Akuntansi
Ekonomi β Akuntansi
Ekonomi βAkuntansi
Tahun Masuk β Lulus
1993 - 1997
1998 - 2001
2004 - 2010
Judul Skripsi/ Tesis/
Evaluasi Penerapan Biaya Standar Untuk Pengendalian Biaya Produksi Dalam Metode Harga Pokok Pesanan
Internalisasi Biaya Lingkungan: Akuntansi Polusi
Pengaruh Implementasi Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah, Penganggaran Terpadu dan Penganggaran Kinerja Terhadap Implementasi Anggaran Dan Prinsip-Prinsip Tata Kelola Pemerintah Daerah Yang Baik Serta Implikasinya Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Di Provinsi Jawa Tengah
Dra. Sri Harmediyanti, MM, Ak, dan Dra. Silviana Agustami, M.Si, Ak.
Prof. Indra Bastian, Ph.D, MBA, Ak.
Prof. Dr. Ria Ratna Ariawati, MS, Ak
Disertasi
Nama Pembimbing / Promotor
Prof. Dr. Ida Suraida, MS, Ak. Dr. Nunuy Nur Afiah, M.Si, Ak.
27
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, Penulis I
FERDYANT PANGESTU
Penulis II
OMAN RUSMANA
memberikan pernyataan bahwa artikel ilmiah yang kami susun dengan judul βANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP TAX COMPLIANCE PENYETORAN SPT MASA (Survei pada PKP yang Terdaftar di KPP Pratama Purwokerto)β belum pernah terikat dan diterbitkan atau dipublikasikan oleh jurnal maupun lembaga penerbitan manapun.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya untuk memenuhi persyaratan pengajuan artikel ilmiah pada Simposium Nasional Akuntansi XV Banjarmasin 2012.
Purwokerto, 12 Juni 2012 Penulis I,
Penulis II,
(Ferdyant Pangestu)
(Oman Rusmana)
28