30
ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBIKAYU (Manihot esculenta) DI DESA PUNGGELAN KECAMATAN PUNGGELAN KABUPATEN BANJARNEGARA Supriyatno1), Pujiharto2), dan Sulistyani Budiningsih2) 1)Dinas
Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Banjarnegara Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto
2)Fakultas
ABSTRAK
P
enelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi (lahan garapan, tenaga kerja dan pupuk) dan tingkat efisiensi alokatif penggunaannya pada usahatani ubikayu di Desa Punggelan Kecamatan Punggelan Kabupaten Banjarnegara. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive sampling dengan pertimbangan bahwa di desa ini banyak petani yang menanam ubi kayu secara monokultur. Sampel penelitian diambil secara acak sederhana (simple random sampling) sebanyak 31 orang responden dari petani ubikayu sebanyak 53 orang. Data penelitian dari sampel terpilih diambil melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan. Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda tipe Cobb Douglas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi ubikayu secara nyata dipengaruhi oleh luas lahan garapan, sedangkan pupuk dan tenaga kerja tidak berpengaruh secara nyata. Luas garapan dan penggunaan tenaga kerja belum mencapai efisiensi alokatif sedangkan penggunaan pupuk tidak efisien secara alokatif. diusahakan oleh petani pada akhir
PENDAHULUAN Di Desa Punggelan Kecamatan
musim hujan yaitu bulan Maret dan
Punggelan areal ubi kayu cukup luas
April. Usahatani ubi kayu ini dilakukan
yaitu sekitar 70 ha pada tahun 2004
untuk
dengan produktivitas mencapai 193
konsumen sekaligus untuk memperoleh
ton/hektar/tahun, dan setiap tahun
pendapatan.
petani selalu mengusahakannya selama
adalah
satu
membeli ubi kayu dari petani dalam
musim
tanam
dan
hasil
memenuhi Konsumen
pedagang
permintaan ubi
kayu
pengumpul
yang
produksinya semua dijual ke pedagang
jumlah yang
berbeda-beda
pengumpul. Pada saat ini ubi kayu
banyaknya modal yang tersedia.
merupakan tanaman yang paling banyak
Supriyatno, Pujiharto, dan S. Budiningsih : Analisis Efisiensi Alokatif …
dengan
31
Produksi
ubi
kayu
secara
kualitatif maupun kuantitatif ditentukan oleh beberapa faktor antara lain biaya (modal)
yang
dikorbankan
untuk
Metode Pengambilan Data dan Jenis Data Metode pengambilan data dengan cara:
wawancara,
observasi,
dan
usahatani. Oleh karena itu setiap
dokumentasi. Jenis data yang diambil
penggunaan modal dalam usahatani
adalah : data primer dan sekunder.
harus dapat memberikan keuntungan
Metode Pengambilan Sampel
pada pemiliknya. Dalam usahatani ubi
Sampel petani diambil secara
kayu ada beberapa hal yang perlu
sederhana
diperhatikan
terhadap
produksi
agar
bisa
yang
memperoleh
mencapai
optimal
keuntungan
untuk maksimal,
(simple
random
sampling)
ubikayu
dengan
populasi sebanyak 53 orang
Jumlah
petani
sampel yang diambil dihitung dengan
diantaranya adalah penggunaan faktor
rumus sebagai berikut,
produksi. Oleh karena itu alokasi
1991):
penggunaan
t 2. p.q d2 n= 1 t 2. p.q 1+ − 1 N d2
optimal
faktor
perlu
produksi
dilakukan
yang untuk
mencapai efisiensi alokatif sehingga diharapkan
dapat
acak
(Cochran,
memperoleh
keuntungan yang maksimal. METODE PENELITIAN Sasaran Penelitian Obyek yang menjadi sasaran penelitian ini adalah petani yang mengusahakan ubikayu secara monokultur di lahan
Keterangan : n : jumlah sampel N : jumlah populasi p : probabilitas q :1–p d : standar error yang digunakan t : nilai deviasi normal terhadap probabilitas keyakinan yang digunakan
tegalan di Desa Punggelan Kecamatan
Dalam penelitian ini digunakan batas
Punggelan.
probabilitas keyakinan (p) sebesar 95%
AGRITECH, VOL. X NO. 1 JUNI 2008 : 30 – 40
32
maka diperoleh nilai tabel-z sebesar
digunakan uji F, sedangkan untuk
1,96, sedangkan standar erorr (d) sebesar
mengetahui
5%. Berdasarkan data dan rumus di atas
masing
diperoleh
parsial digunakan uji t.
jumlah
sampel
sebagai
penggunaan
Metode Analisis Data mengetahui
pengaruh tenaga
besarnya
penggunaan
produksi tanah, kerja
faktor
masing-
produksi
secara
2. Untuk mengetahui tingkat efisiensi
berikut sebanyak 31 orang. 1. Untuk
pengaruh
faktor
pupuk, dilakukan
dan
dihitung
faktor
dengan
produksi
menggunakan
rumus sebagai berikut : NPMx 1 NPMx 2 NPMxi = = .......... ... = BKMx 1 BKMx 2 BKMxi
dengan
analisis regresi berganda tipe Cobb
Dari fungsi Cobb Douglas NPMxi dan BKMxi dapat diperoleh :
Douglas, yang secara matematik Y = bo X1b1. X2b2 . X3b3
ditulis sebagai berikut Y = bo X1b1. X2b2 . X3b3
MPxi =
Untuk memudahkan pendugaan dibuat
linier
dengan
cara
dy Y .bi = dxi xi
π = TR – TC = Y.Py–(Px1.X1+......+ Pxi.Xi)
mentransformasi persamaan dalam keuntungan maksimum jika :
bentuk log sebagai berikut LogY = bo+b1logX1+b2logX2+b3logX3
dΠ =0 dxi
Keterangan : X1 : luas garapan (ha) X2 : pupuk (kg) X3 : tenaga kerja (HOK) Y : produksi ubikayu (kg) b0,b1,........b3 : koefisien regresi
MPxi . Py = Pxi MPxi . Py = NKMxi
Untuk menguji pengaruh faktor
Pxi = BKMxi (dalam kondisi pasar
produksi
persaingan sempurna petani adalah
terhadap
secara
bersama-sama
produksi
dΠ dy = Py− Pxi= 0 dxi dxi
ubikayu
Supriyatno, Pujiharto, dan S. Budiningsih : Analisis Efisiensi Alokatif …
33
price taker, sehingga harga faktor produksi sebagai given) Y .bi Py = Pxi xi Y.bi Py ki = xi Pxi
Keterangan : BKM : biaya korbanan marjinal NKM : nilai korbanan marjinal MP : marginal product TR : total Revenue TC : total Cost Py : harga produk Px : harga faktor produksi Y : produksi Xi : faktor produksi ke-i ki : indeks efisiensi harga bi : koefisien regresi (elastisitas produksi dari faktor produksi ke-i)
ki - 1 thitung = --------------------------Se(bi) Y/xi (Py/Pxi) Keterangan : : indeks efisiensi harga ki Se(bi) : standar error bi Y : rata-rata produksi Xi : rata-rata penggunaan faktor produksi ke i Py : harga ubikayu (Rp/kg) Pxi : harga faktor produksi ke i (Rp/satuan) HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Petani Sampel Karakteristik
petani
sampel
dapat dilihat dari beberapa aspek antara lain umur, pendidikan formal, jumlah tanggungan keluarga dan luas lahan garapan. Umur pada batas tertentu akan
Uji hipotesis indeks efisiensi harga
berpengaruh
adalah :
kerja. Sebagian besar petani sampel
Ho : ki = 1 Hi : ki ≠ 1
berada pada kisaran umur produktif
Kaidah uji : -ttabel ≤thitung ≤ ttabel → terima Ho, artinya penggunaan faktor produksi ke-i sudah efisien thitung > ttabel atau thitung < ttabel → tolak Ho, artinya penggunaan faktor produksi ke-i tidak atau belum efisien
sehingga diharapkan produktivitas kerja
terhadap
produktivitas
(70,96%), yaitu umur 30 – 59 tahun, masih relatif tinggi. Pendidikan formal akan mempengaruhi kemampuan dan kecepatan menerima informasi dan inovasi baru. Dari Tabel 1. nampak bahwa
sebagian
besar
responden
(35,48%) tidak sekolah. Hal tersebut
AGRITECH, VOL. X NO. 1 JUNI 2008 : 30 – 40
34
dapat menjadi penyebab rendahnya
lain
tingkat inovasi petani baik di bidang
ketersediaan tenaga kerja. Dari Tabel
budidaya, penanganan pasca panen
1 nampak bahwa sebagian besar
maupun pemasaran hasil produksi.
petani
memberikan
mempunyai
gambaran
tanggungan
Tabel 1. Identitas Petani Sampel di Desa Punggelan, Tahun 2006 No Jenis Identitas Umur (tahun) 30 - 39 40 - 49 50 - 59 60 - 69 70 - 79 2 Tingkat pendidikan formal tidak sekolah SD SLTP SLTA PT 3 Jumlah tanggungan keluarga 1-2 3-4 5-6 4 Luas lahan (hektar) < 0,50 0,60 - 1,00 1,01 - 1,50 > 1,50 Sumber : Analisis Data Primer, 2006
Jumlah (orang)
Persentase (%)
2 11 9 7 2
6,45 35,48 29,03 22,58 6,45
11 9 1 9 1
35,48 29,03 3,23 29,03 3,23
4 10 17
12,90 32,26 54,84
20 8 1 2
64,52 25,81 3,23 6,45
1
Jumlah tanggungan keluarga disamping
terhadap
berarti bahwa ketersediaan tenaga
harus
kerja keluarga cukup besar namun
ditanggung kepala keluarga, di sisi
juga beban ketergantungan relatif
besarnya
berpengaruh
keluarga 5-6 orang (54,84%), yang
konsumsi
yang
Supriyatno, Pujiharto, dan S. Budiningsih : Analisis Efisiensi Alokatif …
35
besar, sehingga petani harus lebih produktif
untuk
dapat
memenuhi
Penggunaan faktor produksi akan
kebutuhan keluarga. Luas berpengaruh
lahan
Penggunaan Faktor Produksi dan Produksi
garapan
terhadap
akan tingkat
pencapaian penerimaan bersih dan besarnya modal yang harus ditanggung petani untuk membiayai usahataninya. Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa sebagian besar petani mempunyai luas lahan garapan ≤ 0,5 ha (64,52%), atau
memberikan
gambaran
terhadap
kemampuan petani dalam berusahatani baik secara ekonomi maupun non ekonomi. Jenis dan jumlah penggunaan faktor produksi oleh petani ubi kayu di Desa Punggelan disajikan pada Tabel 2. Bibit Bibit
yang
ditanam
petani
disebut juga sebagai petani gurem
berupa stek yang diusahakan sendiri
(Soekartawi, 1995) yang memberikan
dari hasil panen sebelumnya, yaitu
konsekuensi
berupa batang pohon ubi kayu. Jumlah
terhadap
kemampuan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
stek yang ditanam rata-rata 10.000
Tabel 2. Penggunaan Faktor Produksi dan Produksi Usahatani Ubi Kayu di Desa Punggelan, Tahun 2006 Rata-rata
Variabel 1. Luas lahan garapan (ha) 2. Bibit (stek) 3. Pupuk - Urea (kg) - TSP (kg) 4. Tenaga kerja LK (HOK) 5. Produksi (kg) Sumber : Analisis Data Primer, 2006
Per UT 0,55 5500,00
Per Ha 1,00 10000,00
347,74 43,55 70,48 9411,29
577,42 56,51 145,73 18134,41
AGRITECH, VOL. X NO. 1 JUNI 2008 : 30 – 40
36
batang/hektar, dengan jarak tanam100
adalah tenaga
x 100 cm. Umur panen berkisar antara
umumnya dengan sistem borongan,
9 – 12 bulan. Jumlah bibit yang
dan semuanya tenaga laki-laki. Tenaga
dimiliki
kerja
petani
relatif
melimpah
yang
luar keluarga
diperhitungkan
yang
adalah
sehingga sebagian besar digunakan
digunakan untuk pengolahan tanah,
sebagai kayu bakar.
penanaman, penyiangan, pemupukan
Pupuk
dan panen. Usahatani ketela pohon Pupuk yang digunakan terdiri
tidak
melakukan
kegiatan
dari pupuk urea (100%) dan sebagian
pemberantasan
hama/penyakit.
menggunakan pupuk TSP (51,61%).
tersebut disebabkan tidak dijumpai
Satu musim dilakukan pemupukan 2
hama/penyakit yang menyerang ubi ubi
kali yaitu pada umur tanaman 2 dan 6
kayu.
bulan, dilakukan setelah penyiangan.
Biaya Produksi Biaya
Jumlah pupuk yang diberikan rata-rata
produksi
Hal
yang
adalah 577,42 kg/hektar pupuk urea
dikeluarkan petani terdiri dari biaya
dan 56,51 kg/hektar pupuk TSP.
bibit, pupuk, upah tenaga kerja dan
Tenaga kerja
pajak tanah, yang disajikan pada Tabel
Tenaga kerja yang digunakan
3.
Tabel 3. Rata-rata Biaya Usahatani Ubi Kayu di Desa Punggelan, tahun 2006 Jenis Biaya
Per UT (Rp)
1. Sarana Produksi a. Bibit 137.500 b. Pupuk 619.597 - Urea 521.613 - TSP 97.984 2. Tenaga Kerja 881.048 3. Pajak 30.484 Jumlah 1.668.629 Sumber : Analisis Data Primer, 2006
Per Ha (Rp)
(%)
250.000 993.266 866.129 127.137 1.821.640 57.376 3.122.282
8,01 31,81 27,74 4,07 58,34 1,84 100,00
Supriyatno, Pujiharto, dan S. Budiningsih : Analisis Efisiensi Alokatif …
37
Dari Tabel 3 nampak bahwa
dengan biaya variabel. Untuk keputusan
biaya terbesar untuk upah tenaga kerja
produksi dan pencapaian keuntungan
(58,34%), dan ini sangat dirasakan besar
jangka pendek, maka gross margin lebih
bagi petani karena semua tenaga kerja
relevan untuk pengambilan keputusan.
yang digunakan adalah tenaga kerja luar
Besarnya pendapatan bersih dan gross
keluarga dengan sistem borongan.
margin disajikan pada Tabel 4.
Biaya
bibit
(8,01%)
tidak
Dari
Tabel
4.
terlihat
bahwa
keluarkan petani karena milik sendiri.
komposisi biaya variabel (38,68%) dan
Biaya
biaya
terendah
disamping
pajak
tetap
(0,72)
relatif
kecil
(1,84%) adalah pupuk TSP (4,07%)
dibandingkan dengan total penerimaan
yang
kotor.
digunakan
pengolahan
petani
tanah/penyiapan
sesudah lahan
Rendahnya
mengindikasikan
biaya
tetap
bahwa
untuk
usahatani.
mencapai titik impas tidak diperlukan
Pendapatan Petani
skala usaha yang relatif luas, sedangkan
Pendapatan bersih merupakan
rendahnya biaya variabel menunjukkan
selisih antara penerimaan dengan total
bahwa usahatani ubikayu tidak begitu
biaya produksi, sedangkan gross margin
sensitif terhadap perubahan harga baik
adalah selisih antara penerimaan kotor
harga
faktor
produksi
maupun
Tabel 4. Rata-rata Penerimaan, Biaya Produksi, Gross Margin dan Pendapatan Bersih (per Usahatani) Uraian 1. Penerimaan 2. Biaya Produksi a. Biaya tetap b. Biaya variabel 3. Pendapatan bersih 4. Gross margin Sumber : Analisis Data Primer, 2006
Jumlah (Rp) 4.235.081
Persentase (%)
30.484 1.638.145 2.566.452 2.596.935
0,72 38,68 60,60 61,32
AGRITECH, VOL. X NO. 1 JUNI 2008 : 30 – 40
38
harga
produk,
sehingga
usahatani
pupuk Urea) secara bersama-sama
ubikayu mempunyai prospek yang baik
berpengaruh nyata pada produksi
untuk dikembangkan dalam rangka
ubikayu. Nilai R2 sebesar 0,968
meningkatkan
mempunyai
pendapatan
petani.
arti
bahwa
96,8%
Kendala yang umum dihadapi petani
produksi ubikayu
adalah aspek pemasaran.
faktor produksi
Analisis Regresi Linier Berganda
kerja, pupuk Urea, sedangkan sisanya
Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor produksi
(luas lahan,
tenaga kerja, pupuk Urea) terhadap
dijelaskan oleh luas lahan, tenaga
3,2% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model. Hasil
uji
secara
parsial
produksi usahatani ubikayu digunakan
menunjukan bahwa lahan garapan dan
analisis regresi Cobb Douglass, yang
konstante
disajikan pada
(pada α = 5%)
secara
Tabel 5.
Tabel 5. Estimasi Fungsi Produksi Usahatani Ubi kayu di Desa Punggelan Variabel Koefisien Regresi Standar error Thitung lahan (log X1) 0,963* 0,140 12,583 Pupuk Urea (log X2) -0,093ns 0,166 6,898 Tenaga Kerja (log X3) 0,027ns 0,053 -0,563 Konstante 4,340* 0,345 0,501 Fhitung 273,562 R2 0,968 Sumber : Analisis Data Primer, 2006 Keterangan : * : signifikan pada α = 5%; ns : non significant (tidak beda nyata) Dari Tabel 5. menunjukkan bahwa
nyata berpengaruh pada produksi
nilai Fhitung > Ftabel yang berarti bahwa
ubikayu. Konstante sebesar 4,340
hasil
bersama-sama
mempunyai arti bahwa pada keadaan
variabel
tidak ada pemakian faktor produksi,
independen (luas lahan, tenaga kerja,
maka produksi ubikayu sebanyak
uji
secara
menunjukkan
bahwa
Supriyatno, Pujiharto, dan S. Budiningsih : Analisis Efisiensi Alokatif …
39
76,71 kg ubikayu (Exp 4,34 = 76,71)
sedangkan penggunaan pupuk Urea
serta menunjukkan
tidak efisien. Agar mencapai efisiensi
bahwa model
harga
tersebut memang signifikan. Koefisien regresi lahan garapan sebesar
0,963,
artinya
bahwa
penambahan lahan garapan sebanyak 100%
dengan
independen
asumsi
lainnya
konstan
penggunaan ditambah
lahan
garapan
dan
tenaga
kerja
perlu
sedangkan
penggunaan
pupuk Urea dikurangi. Penambahan lahan garapan seluas
variabel dapat
maka
1
hektar
akan
meningkatkan
meningkatkan produksi ubikayu sebesar
pendapatan sebesar Rp.7.415.241,-.
96,3%.
Penambahan luas lahan garapan masih
Efisiensi Alokasi (Harga)
dimungkinkan
dengan
cara
Efisiensi harga tercapai jika ki = 1,
pengalihan lahan milik sendiri yang
namun dalam setiap analisis jarang
selama ini diusahakan untuk usahatani
dijumpai nilai ki = 1. Hasil uji statistik
selain ubi kayu. Penambahan pupuk
yang disajikan pada Tabel 6.
Urea 1 kg akan menurukan keuntungan
Tabel 6.Uji Efisiensi Harga (Alokasi) Usahatani Ubikayu di Desa Punggelan Variabel BKM X1 57.376 X2 1.500 X3 12.500 Sumber : Analisis Data Primer, 2006 Keterangan : * signifikan pada α = 5%
Dari Tabel 6. tersebut terlihat bahwa luas garapan,
NPM 7.415.241 -1.135 1.585
ki 129,239* -0,756* 0,127*
thitung 15,6647 -3,4917 -4,4629
petani dari usahatani ubikayu sebesar
penggunaan
Rp.1.135,-. Jika dikaitkan dengan faktor
pupuk Urea dan tenaga kerja berbeda
lain maka pencapaian efisiensi harga
nyata pada α = 5%, yang berarti lahan
melalui
garapan dan tenaga kerja belum efisien,
pupuk Urea akan menurunkan besarnya
pengurangan
AGRITECH, VOL. X NO. 1 JUNI 2008 : 30 – 40
penggunaan
40
biaya pembelian pupuk Urea yang
yang selama ini diusahakan untuk
menduduki komposisi biaya terbesar
usahatani selalin ubi kayu atau
setelah
Penambahan
mengurangi jarak tanam sehingga
tenaga kerja sebesar 1 Hksp akan
perlu penanganan dan pemeliharaan
menambah
yang intensif melalui budidaya yang
tenaga
kerja.
keuntungan
sebesar
Rp.1.585,-. Penambahan penggunaan
baik.
tenaga kerja dapat dilakukan dengan
dibutuhkan
memberdayakan tenaga kerja keluarga
informasi teknologi yang berguna
sehingga produktivitas tenaga kerja
bagi peningkatan pendapatan petani
dalam keluarga meningkat.
ubikayu.
SIMPULAN DAN SARAN
Peran
2. Penanganan
penyuluh untuk
sangat
memberikan
usahatani
ubikayu
Simpulan
secara intensif dapat dilakukan
1. Produksi Ubikayu secara nyata
dengan melibatkan tenaga kerja
dipengaruhi
oleh
luas
lahan
keluarga.
garapan, sedangkan pupuk dan tenaga kerja
tidak berpengaruh
secara nyata pada produksi ubikayu. 2.
Luas garapan dan penggunaan tenaga kerja efisiensi
belum
alokatif
mencapai
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2005. Statistik Pertanian. Dinas Pertanian Kecamatan Punggelan Kabupaten Banjarnegara
sedangkan
penggunaan pupuk tidak efisien secara alokatif.
Cochran, William G. 1991. Teknik Penarikan Sampel. UI Pres Jakarta
Saran 1.
Penambahan luas tanam untuk meningkatkan pendapatan petani dapat
dilakukan
dengan
mengalihkan lahan milik sendiri
Supriyatno, Pujiharto, dan S. Budiningsih : Analisis Efisiensi Alokatif …