ANALISIS DAYA SAING PERIKANAN INDONESIA DIBANDINGKAN NEGARA ASEAN LAINNYA DI PASAR ASEAN
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Ifara Arijanto Putri 2013110008
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS EKONOMI PROGRAM SARJANA EKONOMI PEMBANGUNAN Terakreditasi Berdasarkan Keputusan BAN-PT No. 211/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/X/2013
BANDUNG 2017
COMPETITIVENESS ANALYSIS OF INDONESIAN FISHERY COMPARED TO OTHER ASEAN COUNTRIES IN ASEAN MARKET
UNDERGRADUATE THESIS
Submitted to complete part of the requirements for Bachelor’s Degree in Economics
By Ifara Arijanto Putri 2013110008
PARAHYANGAN CATHOLIC UNIVERSITY FACULTY OF ECONOMICS PROGRAM IN DEVELOPMENT ECONOMICS Accredited by BAN – PT No. 211/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/X/2013 BANDUNG 2017
ABSTRAK Berdasarkan kontribusi PDB dan nilai ekspor yang dihasilkan, sektor perikanan menjadi salah satu sektor penting bagi perekonomian Indonesia. Dalam lingkup ASEAN, Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya perikanan terbesar dan merupakan salah satu produsen utama atas produk perikanan. Adanya ASEAN Economic Community menyebabkan lalu lintas perdagangan bebas menjadi tanpa hambatan. Dengan begitu daya saing menjadi penting untuk diperhatikan karena produk dengan daya saing yang kuat dapat menarik permintaan dari negara lain yang memiliki daya saing lebih rendah. Penelitian ini mengukur seberapa besar daya saing yang dimiliki oleh produk perikanan Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya di pasar ASEAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, digunakan revealed comparative advantage dan trade specialization index dengan data time series dari tahun 2001- 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk perikanan Indonesia dan Viet Nam secara konsisten memiliki daya saing kuat di pasar ASEAN, sedangkan produk perikanan negara ASEAN lainnya memilki daya saing lemah di pasar ASEAN. Kata Kunci: perikanan, daya saing, revealed comparative advantage
v
ABSTRACT Based on the GDP and export contribution, the fishery sector becomes one of the important sectors for the Indonesian economy. On an ASEAN scale, Indonesia is a country with the largest fishery resources and is one of the major producers of fishery products. ASEAN Economic Community (AEC) cause of free trade traffic becomes unimpeded. Therefore competitiveness becomes important to note as strong competitive products can attract demand from other countries that have lower competitiveness. This study measures the competitiveness of Indonesian fishery products and other ASEAN countries in the ASEAN market. To achieve the research objectives, it is used revealed comparative advantages and trade specialization index with time series data from 2001-2015. The results show that fishery products of Indonesia and Viet Nam consistently have strong competitiveness in ASEAN market, while other ASEAN fishery products have weak competitiveness in the ASEAN market Keyword: fisheries, competitiveness, revealed comparative advantage
vi
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatakan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunai-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Daya Saing Perikanan Indonesia Dibandingkan dengan Negara ASEAN Lainnya” yang tidak lain untuk memenuhi syarat memeroleh gelar sarjana ekonomi. Mengingat sangat terbatasnya pengetahuan, kemampuan dan pengalaman penulis, maka penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik ditinjau dari segi isi maupun dari segi penyajiannya. Namun demikian dalam penulisan skripsi ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menghasilkan tulisan yang baik, dan diharapkan dapat bermanfaat. Oleh karena itu, kritik dan saran akan penulis terima sebagai masukan untuk masa yang akan datang. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta dukungan beberapa pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada yang terhormat Ibu Noknik Karliya Herawati, Dra., M.P., yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan pengertian sehingga dapat terselesaikannya penulisan skripsi ini. Demikian pula pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada: 1. Orang tua penulis yaitu ayah dan bunda yang telah membiayai serta selalu memberikan kasih sayang, doa, dan dorongan kepada penulis untuk selalu berusaha dan tidak menyerah dalam menyelesaikan pendidikan khususnya dalam penyelasaian skripsi ini. 2. Kakak penulis Indira Arijanto Putra yang telah memberikan kasih sayang dan motivasi kepada penulis untuk segera menyelasikan skripsi ini. 3. Ibu Dr. Miryam B. L. Wijaya selaku ketua jurusan Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Katolik Parahyangan yang telah memberikan banyak pengetahuan baik akademis maupun non-akademis sehingga membuat penulis menjadi pribadi yang lebih baik. 4. Seluruh dosen Ekonomi Pembangunan UNPAR yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis. 5. Teman-teman Departemen Pendidikan yaitu Mariska, Trisfian, Naufal, dan Nizar yang telah membantu penulis dalam menyelasikan tugas di Himpunan dan memberikan banyak masukan serta pembelajaran bagi penulis. 6. Seluruh teman-teman ISEP 2013 yang telah memberikan motovasi, dukungan,
dan
bantuan
kepada
penulis
khususnya
teman-teman
vii
seperjuangan yaitu Galih, Ajeng, Fiat, Trisfian, Aurel, Afina, Monica, dan Dania sehingga penulis dapat menyelasikan skripsi ini. 7. Rizal Syaepudin yang telah membantu dan memberikan perhatian selama masa perkuliahan, juga memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi penelitian selanjutnya.
Bandung, 26 Juli 2017
Ifara Arijanto Putri
viii
DAFTAR ISI ABSTRAK
v
ABSTRACT
vi
KATA PENGANTAR
vii
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
xiii
1. PENDAHULUAN
1
1.1. Latar Belakang Penelitian
1
1.2. Rumusan Masalah Penelitian
4
1.3. Tujuan Penelitian
4
1.4. Kerangka Pemikiran
4
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Umum Perikanan
6 6
2.1.1. Definisi Perikanan
6
2.1.2. Karakteristik Perikanan
7
2.2. Perdagangan Internasional
8
2.2.1. Pandangan Merkantilisme Terhadap Perdagangan
8
2.2.2. Perdagangan Berdasarkan Keunggulan Absolut
8
2.2.3. Perdagangan Berdasarkan Keunggulan Komparatif
9
2.2.4. Teori Heckscher-Ohlin
11
2.3. Definisi dan Metode Pengukuran Daya Saing
12
2.3.1. Definisi Daya Saing
12
2.3.2. Pengukuran Daya Saing
12
2.3.2.1. Revealed Comparative Advantage
12
2.3.2.2. Trade Specialization Index
13
2.4. Penelitian Terdahulu
15
2.4.1. Daya Saing Perikanan Secara Keseluruhan
15
2.4.2. Daya Saing Perikanan Menurut Komoditas
16
3. METODE DAN OBJEK PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian
18 18
3.1.1. Ruang Lingkup Penelitian
18
3.1.2. Data dan Sumber Data
19
3.1.3. Teknik Pengolahan Data
19
3.1.3.1. Revealed Comparative Advantage
19
3.1.3.2. Trade Specialization Index
20
3.2. Objek Penelitian 3.2.1. Perikanan Indonesia
21 21 ix
3.2.1.1. Produksi Perikanan Indonesia
22
3.2.1.2. Ekspor Perikanan Indonesia
23
3.2.2. Perikanan ASEAN
25
3.2.2.1. Produksi Perikanan ASEAN
25
3.2.2.2. Ekspor Perikanan ASEAN
27
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
30
4.1. Daya Saing Produk Perikanan dan Kelautan Indonesia
30
4.2. Daya Saing Produk Perikanan dan Kelautan Viet Nam
34
4.3. Daya Saing Produk Perikanan dan Kelautan Thailand
35
4.4. Daya Saing Produk Perikanan dan Kelautan Cambodia, Malaysia,
36
Singapore, Philipine, Laos, Brunei Darussalam 4.5. Daya Saing Produk Perikanan dan Kelautan Negara-Negara ASEAN
41
5. PENUTUP
45
DAFTAR PUSTAKA
46
Lampiran 1. Nilai Revealed Comparative Advantage (RCA)
A-1
Lampiran 2. Nilai Trade Specialitaion Index (TSI)
A-2
RIWAYAT HIDUP PENULIS
A-3
x
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.
Produk Domenstik Bruto (PDB) Lapangan Usaha Pertanian
2
Berdasarkan Harga Konstan 2010 Tahun 2014-2016 Gambar 2.
Produksi Produk Perikanan ASEAN Tahun 2015
3
Gambar 3.
Nilai Ekspor Produk Perikanan ASEAN Tahun 2015
3
Gambar 4.
Diagram Kerangka Pikir
4
Gambar 5.
Produksi Perikanan Indonesia Menurut Sub-sektor (ribu ton)
22
Tahun 2001-2014 Gambar 6.
Nilai Ekspor perikanan dan Kelautan Indonesia (US$) Tahun
23
2001-2015 Gambar 7.
Volume Ekspor Hasil Perikanan dan Kelautan Indonesia
24
Menurut Komoditas (Kg) Tahun 2015 Gambar 8.
Nilai Ekspor Hasil Perikanan dan Kelautan Indonesia Menurut
25
Komoditas (US$) Tahun 2015 Gambar 9.
Produksi Perikanan ASEAN (ton) Tahun 2001-2015
25
Gambar 10
Produksi Perikanan ASEAN Menurut Negara (ton) Tahun
26
2001-2015 Gambar 11.
Nilai Ekspor Perikanan ASEAN Menurut Negara (US$) Tahun
27
2001-2015 Gambar 12.
Nilai RCA dan TSI Produk Perikanan dan Kelautan Indonesia
30
di Pasar ASEAN Gambar 13.
Volume Produk Olahan Hasil Perikanan Indonesia (juta ton)
32
Tahun 2011-2015 Gambar 14.
Penyediaan Ikan dan Konsumsi Ikan Indonesia (kg/kap/tahun)
33
Tahun 2010-2014 Gambar 15.
Nilai RCA dan TSI Produk Perikanan dan Kelautan Viet Nam
34
di Pasar ASEAN Gambar 16.
Nilai RCA dan TSI Produk Perikanan dan Kelautan Thailand di
35
Pasar ASEAN Gambar 17.
Nilai RCA dan TSI Produk Perikanan dan Kelautan Cambodia
36
di Pasar ASEAN Gambar 18.
Nilai RCA dan TSI Produk Perikanan dan Kelautan Malaysia
37
di Pasar ASEAN Gambar 19.
Nilai RCA dan TSI Produk Perikanan dan Kelautan Singapore
38
di Pasar ASEAN Gambar 20.
Nilai RCA dan TSI Produk Perikanan dan Kelautan Philipine di
38 xi
Pasar ASEAN Gambar 21.
Nilai RCA dan TSI Produk Perikanan dan Kelautan Laos di
39
Pasar ASEAN Gambar 22.
Nilai RCA dan TSI Produk Perikanan dan Kelautan Brunei
40
Darussalam di Pasar ASEAN Gambar 23.
Nilai rata-rata RCA Produk Perikanan dan Kelautan Negara-
41
Negara ASEAN di Pasar ASEAN
xii
DAFTAR TABEL Tabel 1. Nilai Ekspor Produk Pertanian Menurut Sub-sektor Tahun 2016 2 Tabel 2. Matriks Pemanfaatan Sumber Daya Perairan
6
Tabel 3. Ilustrasi Kunggulan Absolut
9
Tabel 4. Ilustrasi Keunggulan Komparatif
10
Tabel 5. Ilustrasi Pengecualian Hukum Keunggulan Komparatif
10
xiii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Penelitian Sektor pertanian merupakan salah satu sektor ekonomi dengan peran yang
cukup besar bagi perekonomian Indonesia. Peran tersebut dapat terlihat dari besarnya kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Pada tahun 2016 sektor pertanian menyumbang sebesar 13,45 persen, dimana merupakan peyumbang terbesar kedua setelah sektor industri pengolahan (BPS, 2017). Disamping itu berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan (2010), pada tahun 2011 hingga 2016 sebagian besar komoditi yang menjadi unggulan Indonesia di pasar internasional merupakan hasil dari sektor pertanian. Hal itu dikarenakan enam dari sepuluh komoditi ekspor utama Indonesia merupakan produk hasil dari sektor pertanian. Produk tersebut diantaranya adalah karet, sawit, produk hasil hutan, udang, kakao, dan kopi. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dunia dengan 17.504 pulau dan luas perairan laut sebesar 5,8 juta km2, yang terdiri atas luas laut territorial seluas 0,3 juta km2, luas perairan kepulauan seluas 2,95 juta km2, dan luas zona ekonomi eksklusif seluas 2,55 juta km2 (KKP, 2015). Hal tersebut menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi sumber daya perairan yang sangat besar. Salah satu sub-sektor pertanian yang erat kaitannya dengan perairan adalah sektor perikanan. Dilihat dari besarnya PDB yang dihasilkan, pada tahun 2014 hingga tahun 2016 sektor perikanan merupakan sub-sektor pertanian penghasil PDB terbesar ketiga setelah sektor tanaman perkebunan dan tanaman pangan (Gambar 1). Selain itu dilihat dari besarnya nilai ekspor yang dihasilkan, sektor perikanan merupakan sektor yang memiliki nilai ekspor terbesar diantara 4 subsektor pertanian lainnya dimana memiliki nilai ekspor sebesar US$ 3,04 miliar pada tahun 2016 (Tabel 1). Kedua hal tersebut (PDB dan nilai ekspor) menunjukkan bahwa sektor perikanan memiliki peranan yang cukup penting bagi pembangunan perekonomian Indonesia.
1
Gambar 1. Produk Domenstik Bruto (PDB) Lapangan Usaha Pertanian Berdasarkan Harga Konstan 2010 Tahun 2014-2016 400000
perikanan
350000 kehutanan dan penebangan kayu
300000
jasa pertanian dan perburuan
250000 200000
peternakan
150000 tanaman perkebunan
100000
tanaman holtikultura
50000 0 2014
2015
2016
tanaman pangan
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), 2017 Tabel 1. Nilai Ekspor Produk Pertanian Menurut Sub-sektor Tahun 2016 NO
SUB-SEKTOR
NILAI EKSPOR (US$)
1
Tanaman pangan
13.129.743
2
Holtikutura
48.405.015
3
Perkebunan
2.931.754.874
4
Peternakan
53.230.495
5
Perikanan
3.038.964.337
Sumber: Kementerian Pertanian, SIDATIK Kelautan dan Perikanan Banyaknya sumber daya yang dimiliki serta besarnya nilai ekspor dan PDB yang dihasilkan, menggambarkan besarnya potensi yang dimiliki oleh perikanan Indonesia. Potensi tersebut dapat dioptimalkan salah satunya dengan meningkatkan daya saing dari produk yang dihasilkan. Daya saing merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan khususnya dalam perdagangan Internasional karena produk dengan daya saing yang kuat dapat menarik permintaan dari negara lain yang memiliki daya saing lebih rendah. Gambar 2 menunjukkan besar jumlah produk yang dihasilkan oleh sektor perikanan Indonesia pada tahun 2015. Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa Indonesia merupakan produsen perikanan terbesar diantara negara-negara ASEAN lainnya, dimana Indonesia mampu menghasilkan produk perikanan sebesar 2.2 juta ton pada tahun 2015. Disisi lain jika dilihat dari besarnya nilai ekspor yang 2
dihasilkan, ditahun yang sama Indonesia hanya menduduki posisi terbesar kedua (setelah Viet Nam), dengan nilai ekspor sebesar US$ 2,6 miliar (Gambar 3). Gambar 2. Produksi Produk Perikanan ASEAN (ton) Tahun 2015 25000000 20000000 15000000 10000000 5000000
jumlah produk
0
Sumber: FAO - Fisheries and Aquaculture Information and Statistics Branch Gambar 3. Nilai Ekspor Produk Perikanan ASEAN (miliar US$) Tahun 2015 6 5 4 3 2 1 0
nilai ekspor
Sumber: International Trade Centre (ITC) Pemberlakuan ASEAN Economic Community (AEC) atau lebih dikenal dengan MEA menyebabkan lalu lintas perdagangan bebas di kawasan Asia Tenggara menjadi tanpa hambatan. Hal tersebut menyebabkan persaingan yang dihadapi oleh Indonesia dan negara ASEAN lainnya semakin ketat. Oleh karena itu daya saing menjadi salah satu hal yang penting untuk diperhatikan. Daya saing yang kuat dibutuhkan oleh tiap produk (dalam hal ini produk perikanan) yang dihasilkan agar produk tersebut dapat bersaing di pasar Internasional (dalam hal ini pasar ASEAN).
3
1.2.
Rumusan Masalah Penelitian Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (2015) Indonesia merupakan
negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas perairan laut sebesar 5,8 juta km2, dan apabila dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, Indonesia merupakan negara dengan luas laut dan potensi sumber daya ikan yang paling besar. Selain itu dilihat dari besarnya jumlah produk perikanan yang dihasilkan, Indonesia menduduki posisi pertama dimana artinya Indonesia merupakan negara produsen perikanan terbesar di ASEAN (FAO, n.d.). Namun berdasarkan data yang diperoleh dari ITC, ekspor produk perikanan Indonesia hanya menduduki posisi kedua di ASEAN. Ekspor produk perikanan yang lebih rendah dibandingkan dengan negara lain dapat mengindikasikan bahwa daya saing produk yang dimiliki masih rendah. Oleh sebab itu penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut: Seberapa besar daya saing produk perikanan yang dimiliki oleh Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya di pasar ASEAN?
1.3.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar daya saing yang
dimiliki oleh produk perikanan Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya di pasar ASEAN. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada para pelaku usaha dan pihak lain (yang terkait dengan sektor perikanan) mengenai daya saing produk perikanan Indonesia dalam perdagangan Internasional khususnya di pasar ASEAN. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumber referensi untuk penelitian berikutnya.
1.4.
Kerangka Pemikiran Gambar 4. Diagram Kerangka Pikir
KEUNGGULAN KOMPARATIF
DAYA SAING PRODUK
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
PERTUMBUHAN EKONOMI
REVEALED COMPARATIVE ADVANTAGE (RCA)
Produk yang dihasilkan oleh suatu negara dapat dikatakan memiliki keunggulan komparatif ketika negara mampu menghasilkan produk tersebut dalam jumlah yang lebih banyak dengan harga yang lebih rendah daripada negara lain. Keunggulan komparatif dapat tercapai dengan terciptanya efisiensi, artinya produksi 4
yang dilakukan menggunakan biaya yang rendah. Dengan biaya produksi yang lebih rendah dari negara lain maka produk yang dihasilkan memiliki harga yang lebih rendah pula. Harga yang lebih rendah merupakan suatu keunggulan bagi suatu produk sehingga dapat bersaing dengan negara lain yang menghasilkan barang sejenis. Dengan begitu artinya produk yang memiliki keunggulan komparatif dapat dikatakan memiliki daya saing. Dimilikinya daya saing membuat negara tersebut dapat melakukan perdagangan Internasional. Daya saing yang kuat dapat mendorong ekspor suatu negara karena adanya permintaan dari negara lain (negara yang tidak memiliki keunggulan komparatif atau memiliki daya saing rendah). Dengan kata lain daya saing yang kuat dapat meningkatkan ekspor dari negara tersebut. Ekspor suatu negara yang lebih besar daripada impornya dapat meningkatkan PDB negara, dengan begitu artinya perdagangan internasional dapat memberikan dampak yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Disisi lain, tidak dimilikinya keunggulan komparatif (daya saing rendah) dapat mendorong impor suatu negara. Hal ini dikarenakan negara akan lebih memilih untuk menjadi konsumen negara pesaing yang memiliki keunggulan komparatif (daya saing yang kuat) karena memiliki tingkat efisiensi produksi yang lebih baik sehingga harga produk yang dihasilkan negara pesaing lebih murah dibandingkan dengan melakukan produksi di negara sendiri. Impor suatu negara yang lebih besar daripada ekspornya dapat menurunkan PDB negara, dengan begitu artinya perdagangan internasional dapat memberikan dampak yang negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Seberapa besar daya saing suatu produk yang dimiliki suatu negara dapat terlihat dari besarnya indeks keunggulan komparatif. Indeks tersebut dapat diperoleh menggunakan metode Revealed Comparative Advantage (RCA) dengan menghitung pangsa nilai ekspor suatu produk terhadap total ekspor suatu negara dibandingkan dengan pangsa nilai ekspor produk tersebut dalam perdagangan dunia (Kamendag, 2008).
5