Laporan Akhir (Final Report)
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5
Pada bab ini akan diuraikan analisis data dari hasil survei primer dan
sekunder yang dilakukan pada Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan pada beberapa lokasi di Pulau Jawa. Analisis yang dilakukan berupa identifikasi karakteristik kecelakaan yang terjadi pada masing-masing lokasi sehingga dapat diusulkan teknik penanganan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kecelakaan. A. JALUR LINTAS SELATAN Lokasi daerah rawan kecelakaan yang dianalisis pada Jalur Lintas Selatan ini meliputi lokasi daerah rawan kecelakaan di Ngawi, Purwokerto, dan Nagreg, Jawa Barat. 1. Ngawi Analisis data kecelakaan di Kabupaten Ngawi dibatasi pada ruas Jalan Nasional yang melewati Kabupaten Ngawi, yaitu Ruas Jalan Solo-Mantingan dan Ruas Jalan Ngawi-Caruban. Dari ruas jalan tersebut dilakukan analisis pemeringkatan daerah rawan kecelakaan
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
5-15-
Laporan Akhir (Final Report)
sebagaimana yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Selain itu juga akan dilihat tipe kecelakaan secara mendalam untuk mendapatkan karakteristik kecelakaan yang terjadi, terutama kecelakaan fatal. Selanjutnya akan dilihat analisis karakteristik kecelakaan di masingmasing lokasi yang berpotensi sebagai daerah rawan kecelakaan berdasarkan
nilai
daerah
rawan
kecelakaan
tertinggi
yang
ditunjukkan tabel pada bab sebelumnya. Lokasi dikategorikan menjadi 2 macam, yaitu: a. Lokasi yang merupakan daerah rawan kecelakaan yang harus segera mendapatkan penanganan (prioritas) Lokasi kecelakaan di Kecamatan Widodaren merupakan lokasi jenis lokasi 1 adalah, tepatnya di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 27-28. Karakteristik kecelakaan yang terjadi di lokasi ini dapat dilihat padaTabel 5.1. Tabel 5.1. Karakteristik tipe tabrakan di Jalan Raya NgawiMantingan KM 27-28 Fatalitas
Jumlah Kecelakaan
MD
LB
LR
Sendiri (lepas kendali)
0
0
0
0
0
Samping-samping
4
0
1
1
4
Depan-samping
1
0
0
1
1
Depan-belakang
2
1
1
2
17
Depan-depan
3
2
1
2
29
Kecelakaan beruntun
0
0
0
0
0
Tipe Tabrakan
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
Nilai
2
Laporan Akhir (Final Report)
Dari Tabel 5.1 dapat diketahui bahwa kecelakaan yang berpotensi besar mengakibatkan kecelakaan dengan fatalitas adalah adalah tipe kecelakaan tabrak depan-depan. Untuk dapat mengetahui tipe tabrakan yang menjadi dasar untuk penentuan usulan penanganan maka dibutuhkan analisis resiko untuk
menentukan
prioritas
penanganan
daerah
rawan
kecelakaan. Di dalam analisis tersebut, jumlah kecelakaan diasumsikan menjadi nilai peluang dan fatalitas dari korban kecelakaan dikonversi menjadi nilai dampak, seperti yang tertera pada Tabel 5.2. Tabel 5.2. Analisis resiko di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 27-28 berdasarkan jenis tabrakan Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 27-28 Nilai Peluang
Nilai Dampak Fatalitas
Nilai Resiko
Sendiri (lepas kendali)
1
1
1
Tidak Berbahaya
Samping-samping
2
70
140
Cukup Berbahaya
Depan-samping
2
10
20
Tidak Berbahaya
Depan-belakang
2
100
200
Cukup Berbahaya
Depan-depan
3
100
300
Berbahaya
Kecelakaan beruntun
1
1
1
Jenis Tabrakan
Kategori
Tidak Berbahaya
Usulan penanganan hanya dilakukan pada jenis tabrakan dengan kategori “Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya”. Berdasarkan hasil analisis, maka tipe tabrakan yang perlu mendapat usulan penanganan adalah tipe tabrak depan-depan.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
3
Laporan Akhir (Final Report)
Karakteristik kecelakaan mengenai kondisi permukaan jalan yang terjadi di lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 5.3. Tabel 5.3. Karakteristik kondisi permukaan jalan di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 27-28 Kondisi Permukaan Jalan
Fatalitas
Jumlah Kecelakaan
MD
LB
LR
Kering
10
3
3
6
51
Genangan Air
0
0
0
0
0
Basah
0
0
0
0
0
Analisis
resiko
untuk
Nilai
menentukan
prioritas
penanganan
kecelakaan berdasarkan kondisi permukaan dapat dilihat pada Tabel 5. 4. Tabel 5. 4. Analisis resiko di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 27-28 berdasarkan kondisi permukaan jalan Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 27-28 Kondisi Permukaan Jalan
Nilai Peluang
Nilai Dampak Fatalitas
Nilai Resiko
Kering
3
100
300
Genangan air
1
1
1
Tidak Berbahaya
Basah
1
1
1
Tidak Berbahaya
Kategori Berbahaya
Berdasarkan hasil analisis, maka kondisi permukaan jalan pada saat terjadi kecelakaan yang perlu mendapat analisis untuk pengajuan usulan penanganan adalah kondisi permukaan jalan yang kering.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
4
Laporan Akhir (Final Report)
Untuk mengetahui apakah karakteristik kondisi cuaca terkait dengan terjadinya kecelakaan maka dianalisis hubungan antara jumlah terjadinya kecelakaan dengan fatalitas korban yang mengalami kecelakaan pada berbagai kondisi cuaca sehingga didapatkan nilai kecelakaan tertinggi dengan kondisi cuaca tertentu dapat dilihat pada Tabel 5.5. Tabel 5.5. Karakteristik kecelakaan berdasarkan kondisi cuaca di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 27-28 Fatalitas Kondisi Cuaca
Jumlah Kecelakaan
Nilai MD
LB
LR
Normal
10
3
3
6
51
Berkabut
0
0
0
0
0
Hujan gerimis
0
0
0
0
0
Hujan lebat
0
0
0
0
0
Analisis resiko tingkat kepentingan penanganan kecelakaan berdasarkan kondisi cuaca terjadinya kecelakaan dapat dilihat pada Tabel 5. 6. Tabel 5. 6. Analisis resiko tingkat kepentingan penanganan di Jalan
Raya
Ngawi-Mantingan
KM
27-28
berdasarkan kondisi cuaca Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 27-28 Kondisi Permukaan Jalan
Nilai Peluang
Nilai Dampak Fatalitas
Nilai resiko
Kategori
Normal Berkabut
3 1
100 1
300 1
Berbahaya Tidak Berbahaya
Hujan gerimis
1
1
1
Tidak Berbahaya
Hujan lebat
1
1
1
Tidak Berbahaya
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
5
Laporan Akhir (Final Report)
Berdasarkan hasil analisis, maka kondisi cuaca pada saat terjadi kecelakaan yang perlu mendapat analisis untuk pengajuan usulan penanganan adalah kondisi cuaca normal. Kecelakaan sering terjadi pada kondisi cuaca cerah/normal dan pada pagi atau siang hari. Pada kondisi seperti, kendaraan cenderung berjalan dengan kecepatan tinggi. Untuk mengetahui karakteristik moda dikaitkan dengan fatalitas korban yang mengalami kecelakaan sehingga didapatkan nilai kecelakaan tertinggi dengan moda kendaraan tertentu dapat dilihat pada Tabel 5.7. Tabel 5.7. Karakteristik
kecelakaan
berdasarkan
moda
kendaraan yang digunakan di Jalan Raya NgawiMantingan KM 27-28 Fatalitas Moda Kendaraan
Jumlah Kecelakaan
Nilai MD
LB
LR
Sepeda motor
8
1
2
5
33
Mobil
1
1
0
0
12
Truk
3
2
1
0
17
Bus
1
1
0
0
12
Pejalan kaki
3
1
1
1
16
Sepeda
0
0
0
0
0
Analisis
resiko
untuk
menentukan
prioritas
penanganan
kecelakaan berdasarkan jenis kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan dapat dilihat pada Tabel 5.8
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
6
Laporan Akhir (Final Report)
Tabel 5.8. Analisis resiko berdasarkan moda kendaraan di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 27-28 Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 27-28 Moda Kendaraan
Nilai Peluang
Nilai Dampak Fatalitas
Nilai Resiko
Sepeda Motor
3
100
300
Berbahaya
Mobil
2
100
200
Cukup Berbahaya
Truk
2
100
200
Cukup Berbahaya
Bus
2
100
200
Cukup Berbahaya
Pejalan Kaki
2
100
300
Berbahaya
Sepeda
1
1
1
Kategori
Tidak Berbahaya
Berdasarkan hasil analisis tingkat kepentingan penanganan berdasarkan moda kendaraan yang terlibat maka kecelakaan yang melibatkan sepeda motor dan pejalan kaki yang perlu diprioritaskan dalam penanganannya. Selanjutnya akan dilihat kondisi geometrik untuk melihat pengaruhnya pada kecelakaan yang terjadi. Kondisi geometrik di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 27-28 ini berupa: 1) Jalan 2 lajur 2 arah tidak terbagi, 2) Jalan naik turun dan banyak tikungan, 3) Lebar jalan untuk 2 arah sebesar 7,7 meter, 4) Bahu jalan 0,5–1 meter, tidak diperkeras, terdapat perbedaan level yang cukup besar dengan badan jalan (>15cm), 5) Lahan di sekitarnya berupa hutan sehingga hambatan samping minimal,
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
7
Laporan Akhir (Final Report)
6) Kondisi permukaan perkerasan banyak yang bergelombang, 7) Kondisi marka tengah sudah memudar dan tidak ada marka tepi, 8) Tidak ditemukan rambu lalu lintas. Kondisi kecepatan lalu lintas di lokasi ini menunjukkan bahwa 85% kendaraan berat (HV) memiliki kecepatan ±60 km/jam, kendaraan ringan (LV) memiliki kecepatan ±70 km/jam, dan untuk sepeda motor sebesar ±70 km/jam. Dari deskripsi kondisi geometrik lokasi kecelakaan, kondisi kecepatan lalu lintas, dan komposisi lalu lintas serta kecelakaan yang terjadi dapat dianalisis kombinasi faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan sebagai berikut ini. Kecelakaan yang terjadi sering melibatkan kendaraan berat, hal ini dikarenakan kendaraan berat merupakan kendaraan yang mendominasi di jalur ini. Kendaraan berat ini memiliki kecepatan yang relatif lebih rendah daripada jenis kendaraan lainnya. Hal ini dapat memicu ketidaksabaran dari pengguna jalan lainnya untuk menyiap. Akan tetapi karena lebar jalan di ruas ini yang relatif sempit dan tidak adanya pembatas jalan/median, memicu pengemudi yang menyiap untuk menggunakan lajur jalan untuk kendaraan dari arah sebaliknya. Kondisi alinyemen horisontal dan vertikal ruas jalan ini yang naik turun dan relatif banyak tikungan, menyebabkan jarak pandang pengemudi untuk menyiap juga terbatas, didukung pula terbatasnya ketersedian rambu dan marka yang dapat memberikan informasi maupun peringatan
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
8
Laporan Akhir (Final Report)
kepada pengemudi mengenai kondisi jalan. Akibatnya jenis kecelakaan tipe tabrak depan (head-on crash) dapat terjadi. Analisis selanjutnya, kondisi bahu jalan yang memiliki gap yang cukup besar dengan badan jalan menyebabkan kendaraan yang disiap dapat tergelincir ke bahu jalan dan susah untuk kembali ke badan jalan. Tidak adanya marka tepi juga mengurangi penaksiran pengemudi untuk tetap berada di badan jalan. Kondisi
jalan
yang
bergelombang
mengakibatkan
penguasaan/kontrol pengemudi terhadap setir maupun jalannya kendaraan berkurang, sehingga reflek pengemudi dalam kondisi mendadak juga berkurang. Adanya pejalan kaki yang terlibat dalam kecelakaan, disebabkan tidak
tersedianya
fasilitas
untuk
pejalan
kaki.
Hal
ini
dimungkinkan, karena jalan ini merupakan jalan antar kota dengan kecepatan tinggi dan akses untuk pejalan kaki dibatasi. Kondisi lahan sekitar yang berupa hutan dan jarang perumahan penduduk menyebabkan kemunculan seorang pejalan kaki merupakan suatu hal mendadak. Apabila dilihat dari uraian kondisi sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa apabila kendaraan sedang melaju dengan kecepatan tinggi dan kondisi jalan yang bergelombang serta naik turun menyebabkan kemunculan obyek, dalam hal ini pejalan kaki yang mendadak bisa mengakibatkan pengemudi/pengendara kendaraan kesulitan untuk menghentikan kendaraannya.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
9
Laporan Akhir (Final Report)
Dari deskripsi kondisi geometrik lokasi kecelakaan, kondisi kecepatan lalu lintas, dan komposisi lalu lintas serta kecelakaan yang terjadi dapat dianalisis kombinasi faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan ditunjukkan pada Tabel 5.9. Tabel 5.9. Analisis resiko yang diakibatkan kondisi geometrik jalan di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 27-28
Uraian Permasalahan
Dampak Permasalahan
Deviasi
Nilai peluang
1.
Kondisi alinyemen horizontal dan vertikal yang tidak sesuai dengan dimensi mayoritas kendaraan yang melintas (kendaraan berat dan sepeda motor)
Pengemudi sulit mengarahkan kendaraannya atau dapat keluar dari jalur
65,7%
3
100
300
Berbahaya
2.
Kondisi median (marka 2 garis sejajar utuh) yang tidak sesuai standar dan tidak ada marka tepi
Pengemudi keluar dari jalur sehingga memungkinkan terjadinya kecelakaan lalu lintas
50%
3
100
300
Berbahaya
3.
Perbedaan elevasi bahu dengan badan jalan yang tidak memenuhi standar
Membahayakan pengemudi yang keluar jalur kemudian tidak dapat kembali ke badan jalan.
100%
5
100
300
Sangat Berbahaya
4.
Tidak adanya rambu
Tidak dapat mengetahui kondisi jalan di depan seperti terdapat simpang, penyempitan jalan atau sebagainya.
100%
5
100
300
Sangat Berbahaya
6.
Tidak adanya penerangan pada jalan
Pengemudi tidak dapat melihat keadaan jalan dan kondisi lingkungan sekitar.
100%
5
100
500
Sangat Berbahaya
No
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
Nilai Nilai dampak Resiko
Kategori
10510
Laporan Akhir (Final Report)
Uraian Permasalahan
Dampak Permasalahan
7.
Kondisi permukaan perkerasan banyak yang bergelombang
8.
Adanya tikungan, dengan informasi yang masih kurang (marka serta rambu yang tidak memadai).
No
Deviasi
Nilai peluang
Nilai Nilai dampak Resiko
Pengemudi susah mengendalikan kendaraandan pergerakannya
80%
4
100
400
Sangat Berbahaya
Pengemudi tidak dapat mengendalikan kendaraan dengan baik di tikungan dan jarak pandang terbatas
100%
3
100
300
Berbahaya
Kategori
Analisis penyebab kecelakaan hanya mengusulkan penanganan pada
kategori
“Berbahaya”
dan
“Sangat
Berbahaya”.
Berdasarkan hasil analisis penyebab kecelakaan di atas, maka seluruh faktor penyebab kecelakaan harus mendapatkan usulan penanganan karena kategori yang muncul adalah “Sangat Berbahaya dan Berbahaya”. Penanganan yang diajukan memiliki beberapa tahapan yaitu penanganan untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang seperti yang tertera pada Tabel 5.10
Tabel 5.10. Usulan penanganan berdasarkan hasil analisis resiko di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 27-28 No
Uraian Permasalahan
Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek
Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang
11511
Laporan Akhir (Final Report)
No
Uraian Permasalahan
Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek a. Pembuatan papan pengumuman daerah rawan kecelakaan dan hati hati untuk meningkatkan kewaspadaan. b. Pemasangan rambu peringatan dan batas kecepatan maksimum. c. Pembuatan marka yang sesuai standar (marka dua garis utuh pada as jalan).
Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah a. Pembuatan centerline rumble strips pada as jalan. b. Perataan dan atau pengerasan bahu jalan. c. Pemasangan guardrail/wire rope. d. Pembuatan median. e. Pelebaran jalur. f. Pemasangan kancing jalan/mata kucing pada as jalan.
a. Pembuatan continuous shoulder rumble strips/longitudina l rumble strips pada bahu jalan. b. Perataan dan atau pengerasan bahu jalan. c. Pemasangan guardrail/wire rope. d. Pembuatan median. e. Pelebaran lajur. Pemasangan mata kucing pada seluruh daerah blackspot.
a. Penambahan lajur/duplikasi jalur lalu lintas, lebar minimal per lajur 3,5 m. b. Pembuatan lajur khusus sepeda motor.
Melakukan perbaikan kerataan jalan (IRI).
Melakukan perbaikan secara struktural pada perkerasan jalan.
a. Pemasangan kancing
a. Re-alinyemen horisontal jalan
1
Terjadinya kecelakaan dengan jenis tabrak depandepan.
2
Kecelakaan yang mengakibatkan kendaraan keluar dari badan jalan, terutama sepeda motor dan kendaraan berat.
a. Melakukan pengecatan marka tepi yang sesuai standar. b. Pembuatan marka yang sesuai standar (marka dua garis utuh pada as jalan). c. Pemasangan rambu peringatan dan batas kecepatan maksimum.
3
Tidak adanya penerangan jalan.
4
Kondisi permukaan perkerasan jalan bergelombang
a. Melakukan pengecatan marka tepi yang sesuai standar. b. Pembuatan marka yang sesuai standar (marka dua garis utuh pada as jalan). Pemasangan rambu peringatan mengenai kondisi permukaan jalan.
5
Adanya tikungan dengan
a. Pemasangan rambu peringatan
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang a. Re-alinyemen horisontal jalan (penambahan radius tikungan, penggunaan lengkung peralihan, meningkatkan superelevasi, mengurangi tikungan ganda). b. Re-alinyemen vertikal dengan melandaikan tanjakan dan turunan sehingga dapat meningkatkan jarak pandang. c. Penambahan lajur/duplikasi jalur lalu lintas, lebar minimal per lajur 3,5 m.
Pemasangan lampu penerangan jalan.
12512
Laporan Akhir (Final Report)
No
Uraian Permasalahan informasi yang masih kurang (marka serta rambu yang tidak memadai).
b.
c.
d. 6
Adanya korban pejalan kaki
a.
b.
Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek adanya tikungan sebelum memasuki tikungan. Pemasangan batas kecepatan maksimum sebelum memasuki tikungan (diusulkan batas kecepatan maksimum sebesar 40 km/jam). Pemasangan rambu chevron (CAM). Pemasangan patok pengarah. Pemasangan rambu peringatan adanya pejalan kaki yang melintas. Pemasangan rambu batas kecepatan maksimum pada daerah yang banyak pejalan kaki.
Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah jalan/mata kucing pada as jalan.
a. Pembuatan median.
Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang (penambahan radius tikungan, penggunaan lengkung peralihan, meningkatkan superelevasi, mengurangi tikungan ganda). b. Re-alinyemen vertikal dengan melandaikan tanjakan dan turunan sehingga dapat meningkatkan jarak pandang. c. Pemasangan dynamic curve warning system.
a. Penyediaan fasilitas bagi pejalan kaki (menyusuri jalan dan menyeberang) (lajur khusus pejalan kaki, penyeberangan tidak sebidang). b. Re-alinyemen horisontal jalan (penambahan radius tikungan, penggunaan lengkung peralihan, meningkatkan superelevasi, mengurangi tikungan ganda). c. Re-alinyemen vertikal dengan melandaikan tanjakan dan turunan.
Usulan penanganan pada Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 2728 untuk jangka pendek ditunjukkan pada Gambar 5.1, Gambar 5.2, dan Gambar 5.3.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
13513
Laporan Akhir (Final Report)
DETAIL 3 DETAIL 1
DETAIL 2
Gambar 5.1. Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 27-28
Gambar 5.2. Detail 1 usulan penanganan daerah rawan kecelakaan Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 2728
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
14514
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5.3. Detail 2 dan detail 3 usulan penanganan daerah rawan kecelakaan Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 27-28 Usulan penanganan pada Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 2728 untuk jangka menengah ditunjukkan pada Gambar 5.4, Gambar 5.5, Gambar 5. 6, dan Gambar 5.7.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
15515
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5.4. Usulan pembuatan continuous shoulder rumble strips pada bahu jalan dan centerline rumble strips pada as jalan
Gambar 5.5. Usulan perataan bahu dengan menimbun tanah dan pemasangan mata kucing
Gambar 5. 6. Pembuatan median jalan
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
16516
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5.7. Perbaikan kemiringan dan pengerasan bahu jalan
Gambar 5. 8. Pemasangan guardrail
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
17517
Laporan Akhir (Final Report)
Usulan penanganan untuk jangka panjang pada Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 27-28 ditunjukkan pada Gambar 5.9, Gambar 5.10, Gambar 5.11, dan Gambar 5. 12.
Gambar 5.9. Pelebaran jalan menjadi 4 lajur
Gambar 5.10. Usulan pemasangan dynamic curve warning system
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
18518
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5.11. Usulan pemasangan lampu jalan
Gambar 5. 12. Re-alinyemen jalan
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
19519
Laporan Akhir (Final Report)
Berikut ini adalah estimasi anggaran biaya untuk penanganan keselamatan di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 27-28.
Tabel 5.11. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka pendek di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 27-28 Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Pengecatan marka tengah dan marka tepi yang sesuai standar Pemasangan rambu peringatan, informasi, larangan, pengarah (chevron)
Perkiraan Biaya Rp. 30.000 / meter Rp.600.000/rambu
Tabel 5.12. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka menengah di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 27-28 Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Pembuatan continuous shoulder rumble strips pada bahu jalan dan pada centerline rumble strips jalan. Meratakan antara bahu dan badan jalan dengan menimbun tanah Pembuatan mata kucing pada seluruh daerah blackspot Melakukan perbaikan kerataan jalan (IRI) Meratakan antara bahu dan badan jalan dengan memperkeras daerah bahu
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
Perkiraan Biaya Rp.11.600.000/km Rp. 200.000/m3 Rp. 315.000/buah Rp. 3.000.000/km Rp.500.0000/m3
20520
Laporan Akhir (Final Report)
Tabel 5.13. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka panjang di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 27-28 Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang Pelebaran jalan dengan lebar tiap lajur 3,5 m. Pembuatan lampu penerangan jalan Re-alinyemen horisontal/vertikal Pemasangan dynamic curve warning system
Perkiraan Biaya Rp. 5.000.000/m3 Rp. 10.000.000/buah Rp. 5.000.000/m3 Rp. 200.000.000/sistem
b. Lokasi yang berpotensi menjadi daerah rawan kecelakaan (potential blackspot). 1) Padas (Jalan Raya Ngawi-Caruban KM 12-13) Lokasi kecelakaan di Kecamatan Padas merupakan lokasi yang berpotensi menjadi daerah rawan kecelakaan (potential blackspot), tepatnya di Jalan Raya Ngawi-Caruban KM 12-13. Karakteristik kecelakaan yang terjadi di lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 5.14. Tabel 5.14. Karakteristik tipe tabrakan di Jalan Raya NgawiCaruban KM 12-13 Fatalitas
Jumlah Kecelakaan
MD
LB
LR
Nilai
Sendiri (lepas kendali)
0
0
0
0
0
samping-samping
3
0
1
2
9
Depan-samping
2
0
1
2
9
Depan-belakang
0
0
0
0
0
Depan-depan
2
0
1
1
6
Kecelakaan beruntun
1
0
1
1
6
Tipe Tabrakan
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
21521
Laporan Akhir (Final Report)
Dari data Tabel 5.14 dan analisis data kecelakaan dapat diketahui bahwa kecelakaan yang mengakibatkan kecelakaan dengan fatalitas tersebut adalah adalah tipe kecelakaan tabrak samping-samping dan depan samping. Analisis resiko untuk menentukan prioritas penanganan kecelakaan berdasarkan jenis tabrakan dapat dilihat pada Tabel 5.15. Tabel 5.15. Analisis resiko di Jalan Raya Ngawi-Caruban KM 12-13 berdasarkan jenis tabrakan Jalan Raya Ngawi-Caruban KM 12-13 Jenis Tabrakan
Nilai peluang
Nilai dampak Fatalitas
Nilai Resiko
Kategori
Sendiri (lepas kendali)
1
1
1
Tidak Berbahaya
Samping-samping
2
7
140
Cukup Berbahaya
Depan-samping
2
7
140
Cukup Berbahaya
Depan-belakang
1
1
1
Tidak Berbahaya
Depan-depan
2
7
140
Cukup Berbahaya
Kecelakaan beruntun
2
7
140
Cukup Berbahaya
Usulan penanganan dilakukan pada jenis tabrakan dengan kategori “Cukup Berbahaya” karena daerah ini baru berpotensi menjadi daerah rawan kecelakaan. Berdasarkan hasil analisis, maka tipe tabrakan yang mendapat prioritas penanganan adalah tipe tabrak depan-depan, depan-samping, samping-samping, dan kecelakaan beruntun.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
22522
Laporan Akhir (Final Report)
Selanjutnya akan dilihat kondisi geometrik untuk melihat pengaruhnya pada kecelakaan yang terjadi. Kondisi geometrik di Jalan Raya Ngawi-Caruban KM 12-13 ini berupa: 1) Jalan 2 lajur 2 arah tidak terbagi, 2) Jalan relatif lurus dan datar dengan beberapa tikungan, 3) Lebar jalan untuk 2 arah sebesar 7,7 meter, 4) Bahu jalan 0,5–1 meter, tidak diperkeras, terdapat perbedaan level yang cukup besar dengan badan jalan, 5) Lahan di sekitarnya berupa pemukiman dan perdagangan (semi urban), terdapat hambatan samping berupa parkir dan kendaraan keluar masuk jalan akses, terdapat simpang dengan jalan akses, 6) Kondisi permukaan perkerasan relatif baik dengan beberapa tempat yang bergelombang atau berlubang, 7) Kondisi marka tengah baik, tidak ada marka tepi, 8) Tidak ditemukan rambu lalu lintas maupun fasilitas lalu lintas pemberi peringatan lainnya. 9) Terdapat persimpangan yang membahayakan pengemudi. Kondisi kecepatan lalu lintas di lokasi ini menunjukkan bahwa 85% kendaraan berat (HV) memiliki kecepatan ±60 km/jam, kendaraan ringan (LV) memiliki kecepatan ±70 km/jam, dan untuk sepeda motor sebesar ±70 km/jam. Kecelakaan yang terjadi di daerah ini sering melibatkan sepeda motor, mengingat daerah ini melewati daerah semi urban sehingga banyak sepeda motor yang melintas untuk
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
23523
Laporan Akhir (Final Report)
melakukan perjalanan jarak pendek, termasuk keluar masuk dan menyeberang dari jalan akses. Seperti halnya dengan sepeda motor, karena kondisi semi urban ini maka jumlah pejalan kaki yang menyusur jalan maupun menyeberang jalan juga cukup banyak. Kecelakaan yang melibatkan pejalan kaki terjadi karena pejalan kaki menyeberang tanpa perlindungan pada jalan dengan lalu lintas menerus atau tertabrak kendaraan yang keluar dari badan jalan akibat lebar jalan yang sempit, sehingga kadang memaksa kendaraan untuk keluar ke bahu jalan karena kondisi menyiap yang tidak aman. Lebar jalan di ruas ini juga relatif sempit dan tidak adanya pembatas jalan/median, memicu pengemudi yang menyiap untuk menggunakan lajur jalan untuk kendaraan dari arah sebaliknya. Kurangnya rambu, seperti rambu peringatan adanya simpang, untuk berhati-hati maupun rambu batas kecepatan untuk melintas di daerah semi urban, sehingga pengemudi terutama pengemudi kendaraan jarak jauh/lalu lintas menerus yang biasanya memiliki kecepatan tinggi tidak dipersiapkan dengan kondisi semi urban ini. Kondisi jalan juga relatif datar dan lurus sehingga pengemudi cenderung memacu kecepatan pada ruas ini. Adanya beberapa tikungan setelah bagian lurus tanpa informasi sebelumnya
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
24524
Laporan Akhir (Final Report)
menjadikan pengemudi dengan kendaraan berkecepatan tinggi kesulitan untuk mengendalikan kendaraan. Analisis selanjutnya, kondisi bahu jalan yang memiliki gap yang cukup besar dengan badan jalan menyebabkan kendaraan yang disiap dapat tergelincir ke bahu jalan dan susah untuk kembali ke badan jalan. Tidak adanya marka tepi juga mengurangi penaksiran pengemudi untuk tetap berada di badan jalan, terutama pada malam hari, karena penerangan jalan yang kurang. Kondisi jalan yang bergelombang dan lubang di beberapa tempat terhadap
mengakibatkan setir
penguasaan/kontrol
pengemudi
maupun jalannya kendaraan berkurang,
sehingga reflek pengemudi dalam kondisi mendadak juga berkurang. Selain itu juga akibat usaha untuk menghindari lubang sehingga tertabrak kendaraan baik yang searah, dari belakang maupun dari depan. Kecelakaan sering terjadi pada kondisi cuaca cerah dan pada pagi atau siang hari. Pada kondisi seperti, kendaraan cenderung berjalan dengan kecepatan tinggi. Dari deskripsi kondisi geometrik lokasi kecelakaan, kondisi kecepatan lalu lintas, dan komposisi lalu lintas serta kecelakaan yang terjadi dapat dianalisis kombinasi faktorfaktor yang menyebabkan kecelakaan ditunjukkan pada Tabel 5.16
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
25525
Laporan Akhir (Final Report)
Tabel 5.16.
Analisis resiko
yang diakibatkan kondisi
geometrik jalan di Jalan Raya Ngawi-Caruban KM 12-13 Uraian Permasalahan
Dampak Permasalahan
Deviasi
Nilai peluang
Nilai dampak
Nilai Resiko
Kategori
1 .
Kondisi alinyemen horizontal dan vertikal yang tidak sesuai dengan dimensi mayoritas kendaraan yang melintas (kendaraan berat dan sepeda motor)
Pengemudi sulit mengarahkan kendaraanny a atau dapat keluar dari jalur
65,7%
3
100
300
Berbahaya
2 .
Kondisi median (marka 2 garis sejajar utuh) yang tidak sesuai standar dan tidak ada marka tepi
Pengemudi keluar dari jalur sehingga memungkink an terjadinya kecelakaan lalu lintas
50%
3
100
300
Berbahaya
3 .
Perbedaan elevasi bahu dengan badan jalan yang tidak memenuhi standar
Membahayak an pengemudi yang keluar jalur kemudian tidak dapat kembali ke badan jalan.
100%
5
100
300
Sangat Berbahaya
4 .
Tidak adanya rambu
Tidak dapat mengetahui kondisi jalan di depan seperti terdapat simpang, penyempitan jalan atau sebagainya.
100%
5
100
500
Sangat Berbahaya
No
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
26526
Laporan Akhir (Final Report)
No
Uraian Permasalahan
Dampak Permasalahan
Deviasi
Nilai peluang
Nilai dampak
Nilai Resiko
Kategori
6 .
Tidak adanya penerangan jalan yang memadai
Pengemudi tidak dapat melihat keadaan jalan dan kondisi lingkungan sekitar.
100%
5
100
500
Sangat Berbahaya
7 .
Kondisi permukaan perkerasan banyak yang bergelombang
Pengemudi susah mengendalik an kendaraanda n pergerakanny a
80%
4
100
400
Sangat Berbahaya
8 .
Adanya tikungan, simpang, dan daerah sub urban dengan informasi yang masih kurang (marka serta rambu yang tidak memadai).
Pengemudi tidak dapat mengendalik an kendaraan dengan baik karena harus menurunkan kecepatan dengan tibatiba dan jarak pandang terbatas
100%
5
100
500
Sangat Berbahaya
Usulan penanganan hanya dilakukan pada kondisi dengan kategori “Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya”. Berdasarkan hasil analisis penyebab kecelakaan di atas, maka seluruh faktor penyebab kecelakaan harus mendapatkan usulan penanganan
karena
kategori
yang
muncul
adalah
“Berbahaya”. Usulan penanganan tersebut tercantum pada 5.17.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
27527
Laporan Akhir (Final Report)
Tabel 5.17. Usulan penanganan untuk lokasi daerah rawan kecelakaan
Jalan
Raya
Ngawi-Caruban
KM 12-13 No
Uraian Permasalahan
1
Terjadinya kecelakaan dengan jenis tabrak depandepan, depansamping, sampingsamping, dan beruntun.
2
Kecelakaan yang mengakibatkan kendaraan keluar dari
Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang
Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek
Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah
a. Pembuatan papan pengumuman daerah rawan kecelakaan dan hati hati untuk meningkatkan kewaspadaan. b. Pemasangan rambu peringatan adanya simpang dan batas kecepatan maksimum. c. Pembuatan marka yang sesuai standar (marka dua garis utuh pada as jalan). d. Pengecatan marka di simpang (marka stop untuk jalan minor). e. Pengendalian parkir di area sekitar simpang sehingga meningkatkan jarak pandang di simpang. a. Melakukan pengecatan marka tepi yang sesuai standar. b. Pembuatan marka
a. Pembuatan centerline rumble strips pada as jalan. b. Perataan dan atau pengerasan bahu jalan. c. Pemasangan guardrail/wire rope. d. Pembuatan median. e. Pelebaran jalur. f. Pemasangan kancing jalan/mata kucing pada as jalan. g. Pembuatan lajur khusus belok kanan/pulau lalu lintas. h. Re-alinyemen simpang (memperbaiki radius simpang dan jarak pandang di simpang).
a. Penambahan lajur/duplikasi jalur lalu lintas, lebar minimal per lajur 3,5 m. b. Pemasangan lampu APILL.
a. Pembuatan continuous shoulder rumble strips/longitudina l rumble strips
a. Penambahan lajur/duplikasi jalur lalu lintas, lebar minimal per lajur 3,5 m.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
28528
Laporan Akhir (Final Report) Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang
Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek
Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah
badan jalan, terutama sepeda motor dan kendaraan berat.
yang sesuai standar (marka dua garis utuh pada as jalan). c. Pemasangan rambu peringatan dan batas kecepatan maksimum.
b. Pembuatan lajur khusus sepeda motor.
3
Tidak adanya penerangan jalan.
4
Kondisi permukaan perkerasan jalan bergelombang
c. Melakukan pengecatan marka tepi yang sesuai standar. d. Pembuatan marka yang sesuai standar (marka dua garis utuh pada as jalan). Pemasangan rambu peringatan mengenai kondisi permukaan jalan.
pada bahu jalan. b. Perataan dan atau pengerasan bahu jalan. c. Pemasangan guardrail/wire rope. d. Pembuatan median. e. Pelebaran lajur. Pemasangan mata kucing pada seluruh daerah blackspot.
Melakukan perbaikan kerataan jalan (IRI).
Melakukan perbaikan secara struktural pada perkerasan jalan.
5
Adanya simpang dan daerah sub urban dengan informasi yang masih kurang (marka serta rambu yang tidak memadai).
No
Uraian Permasalahan
a. Pemasangan rambu a. Pemasangan peringatan adanya kancing tikungan/simpang jalan/mata kucing sebelum memasuki pada as jalan. tikungan/simpang. b. Pembuatan lajur b. Pemasangan batas khusus belok kecepatan kanan/pulau lalu maksimum sebelum lintas. memasuki tikungan c. Re-alinyemen (diusulkan batas simpang kecepatan (memperbaiki maksimum sebesar radius simpang 40 km/jam). dan jarak c. Pemasangan rambu pandang di chevron (CAM). simpang). d. Pemasangan patok pengarah. e. Pembuatan papan pengumuman daerah rawan kecelakaan dan hati hati untuk meningkatkan kewaspadaan. f. Pengecatan marka di simpang (marka stop untuk jalan minor). g. Pengendalian parkir di area sekitar
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
Pemasangan lampu penerangan jalan.
a. Pemasangan lampu APILL. b. Pemasangan dynamic curve warning system. c. Pembatasan akses yang masuk ke jalan arteri.
29529
Laporan Akhir (Final Report)
No
6
Uraian Permasalahan
Adanya korban pejalan kaki
Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek
Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah
simpang. a. Pemasangan rambu a. Pembuatan peringatan adanya median. pejalan kaki yang melintas. b. Pemasangan rambu batas kecepatan maksimum pada daerah yang banyak pejalan kaki.
Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang a. Penyediaan fasilitas bagi pejalan kaki (menyusuri jalan dan menyeberang) (lajur khusus pejalan kaki, penyeberangan tidak sebidang). b. Re-alinyemen horisontal jalan (penambahan radius tikungan, penggunaan lengkung peralihan, meningkatkan superelevasi, mengurangi tikungan ganda). c. Re-alinyemen vertikal dengan melandaikan tanjakan dan turunan.
Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan Raya Ngawi-Caruban KM 12-13 untuk jangka pendek ditunjukkan pada Gambar 5.13, Gambar 5.14, Gambar 5.15, dan Gambar 5.16.
DETAIL 3
DETAIL 1
DETAIL 2
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
30530
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5.13. Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan Jalan Raya Ngawi-Caruban KM 12-13
Gambar 5.14. Detail 1 usulan penanganan daerah rawan kecelakaan Jalan Raya Ngawi-Caruban KM 12-13
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
31531
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5.15. Detail 2 usulan penanganan daerah rawan kecelakaan Jalan Raya Ngawi-Caruban KM 12-13
Gambar 5.16. Detail 3 usulan penganan daerah rawan kecelakaan Jalan Raya Ngawi-Caruban KM 12-13
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
32532
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5. 17. Contoh
kondisi
sebelum
dan
sesudah
pemasangan rambu chevron pada suatu tikungan Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan Raya Ngawi-Caruban
KM
12-13
untuk
jangka
menengah
ditunjukkan pada Gambar 5.18, Gambar 5.19, Gambar 5. 20, dan Gambar 5.21.
Gambar 5.18. Usulan pembuatan continuous shoulder rumble strips pada bahu jalan dan centerline rumble strips
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
33533
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5.19. Usulan perataan bahu dengan menimbun tanah dan pemasangan mata kucing
Gambar 5. 20. Pembuatan median jalan dan pulau lalu lintas
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
34534
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5.21.Usulan pembuatan bahu yang diperkeras
Gambar 5. 22. Re-alinyemen simpang
Gambar 5. 23. Pemasangan median dengan reflector post Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan Raya Ngawi-Caruban KM 12-13 untuk jangka panjang ditunjukkan pada Gambar 5.24, Gambar 5. 25, dan Gambar 5.26.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
35535
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5.24. Pelebaran jalan menjadi 4 lajur
Gambar 5. 25. Usulan pemasangan dynamic curve warning system
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
36536
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5.26. Usulan pemasangan lampu jalan
Gambar 5. 27. Pemasangan APILL dan lajur khusus sepeda motor Berikut ini adalah estimasi anggaran biaya untuk penanganan keselamatan di Jalan Raya Ngawi-Caruban KM 12-13. Tabel 5.18. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka pendek di Jalan Raya Ngawi-Caruban KM 12-13 Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Pengecatan marka tengah dan marka tepi yang sesuai standar Pemasangan rambu peringatan, informasi, larangan, pengarah (chevron)
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
Perkiraan Biaya Rp. 30.000 / meter Rp.600.000/rambu
37537
Laporan Akhir (Final Report)
Tabel 5.19. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka menengah di Jalan Raya Ngawi-Caruban KM 12-13 Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Pembuatan continuous shoulder rumble strips pada bahu jalan dan pada centerline rumble strips jalan. Meratakan antara bahu dan badan jalan dengan menimbun tanah Pembuatan mata kucing pada seluruh daerah blackspot Melakukan perbaikan kerataan jalan (IRI) Meratakan antara bahu dan badan jalan dengan memperkeras daerah bahu Re-alinyemen simpang
Perkiraan Biaya Rp.11.600.000/km Rp. 200.000/m3 Rp. 315.000/buah Rp. 3.000.000/km Rp.500.0000/m3 Rp. 3.000.000 / m3
Tabel 5.20. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka panjang di Jalan Raya Ngawi-Caruban KM 12-13 Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang Pelebaran jalan dengan lebar tiap lajur 3,5 m. Pembuatan lampu penerangan jalan Re-alinyemen horizontal/vertikal Pemasangan dynamic curve warning system Pemasangan APILL
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
Perkiraan Biaya Rp. 5.000.000/m3 Rp. 10.000.000/buah Rp. 5.000.000/m3 Rp. 200.000.000/sistem Rp. 200.000.000/sistem
38538
Laporan Akhir (Final Report)
2) Mantingan Lokasi kecelakaan di Kecamatan Mantingan merupakan lokasi yang berpotensi menjadi daerah rawan kecelakaan (potential blackspot), tepatnya di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 3031. Karakteristik kecelakaan yang terjadi di lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 5.21. Tabel 5.21. Karakteristik kecelakaan di Jalan Raya NgawiMantingan KM 30-31 Moda Kendaraan
Fatalitas
Jumlah Kecelakaan
Nilai
MD
LB
LR
Sendiri (lepas kendali)
0
0
0
0
0
Samping-samping
2
0
1
1
6
Depan-samping
1
1
0
0
12
Depan-belakang
1
0
0
1
3
Depan-depan
2
0
1
1
6
Kecelakaan beruntun
0
0
0
0
0
Dari data Tabel 5.21dan analisis data kecelakaan dapat diketahui bahwa tipe tabrakan dengan nilai fatalistas tertinggi terdapat pada tipe tabrakan depan-samping. Tabel 5.22.
Analisis resiko di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 30-31 Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 30-31
Jenis Tabrakan Sendiri (lepas kendali) Samping-samping Depan-samping Depan-belakang
Nilai Peluang 1 2 2 2
Nilai Dampak Fatalitas 1 70 100 10
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
Nilai Resiko 1 140 200 20
Kategori Tidak Berbahaya Cukup Berbahaya Cukup Berbahaya Tidak Berbahaya
39539
Laporan Akhir (Final Report) Depan-depan Kecelakaan beruntun
2 1
70 1
140 1
Cukup Berbahaya Tidak Berbahaya
Usulan penanganan dilakukan pada jenis tabrakan dengan kategori “Cukup Berbahaya” karena daerah ini baru berpotensi menjadi daerah rawan kecelakaan. Berdasarkan hasil analisis, maka tipe tabrakan yang mendapat prioritas penanganan adalah tipe tabrak depan-samping, depan-depan, dan samping-samping. Karakteristik kecelakaan mengenai kondisi permukaan jalan yang terjadi di lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 5.23. Tabel 5.23. Karakter kondisi jalan di Jalan Raya NgawiMantingan KM 30-31 Fatalitas Kondisi Jalan
Jumlah Kecelakaan
Nilai MD
LB
LR
Kering
5
1
1
3
24
Genangan Air
0
0
0
0
0
Basah
1
0
1
0
3
Analisis resiko untuk menentukan prioritas penanganan kecelakaan berdasarkan kondisi permukaan dapat dilihat pada Tabel 5. 24. Tabel 5. 24. Analisis resiko di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 30-31 berdasarkan kondisi permukaan jalan Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 30-31 Kondisi Permukaan Jalan
Nilai Peluang
Nilai Dampak Fatalitas
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
Nilai Resiko
Kategori
40540
Laporan Akhir (Final Report) Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 30-31 Kondisi Permukaan Jalan
Nilai Peluang
Nilai Dampak Fatalitas
Nilai Resiko
Kering
3
100
300
Genangan air
1
1
1
Tidak Berbahaya
Basah
1
70
70
Tidak Berbahaya
Kategori Berbahaya
Berdasarkan hasil analisis, maka kondisi permukaan jalan pada saat terjadi kecelakaan yang perlu mendapat analisis untuk pengajuan usulan penanganan adalah kondisi permukaan jalan yang kering. Untuk mengetahui apakah karakteristik kondisi cuaca terkait dengan terjadinya kecelakaan maka dianalisis hubungan antara jumlah terjadinya kecelakaan dengan fatalitas korban yang mengalami kecelakaan pada berbagai kondisi cuaca sehingga didapatkan nilai kecelakaan tertinggi dengan kondisi cuaca tertentu dapat dilihat pada Tabel 5.25. Tabel 5.25. Karakteristik
kecelakaan
berdasarkan
kondisi
cuaca di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 30-31 Fatalitas
Jumlah Kecelakaan
MD
LB
LR
Normal
5
1
1
3
24
Berkabut
1
1
0
0
12
Hujan Gerimis
0
0
0
0
0
Hujan lebat
0
0
0
0
0
Kondisi Cuaca
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
Nilai
41541
Laporan Akhir (Final Report)
Analisis resiko tingkat kepentingan penanganan kecelakaan berdasarkan kondisi cuaca terjadinya kecelakaan dapat dilihat pada 5.26. Tabel 5. 26. Analisis resiko tingkat kepentingan penanganan di Jalan
Raya
Ngawi-Mantingan
KM
30-31
berdasarkan kondisi cuaca Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 30-31 Kondisi Permukaan Jalan
Nilai Peluang
Nilai Dampak Fatalitas
Nilai resiko
Normal
3
100
300
Berbahaya
Berkabut
2
100
200
Cukup Berbahaya
Hujan gerimis
1
1
1
Tidak Berbahaya
Hujan lebat
1
1
1
Tidak Berbahaya
Kategori
Berdasarkan hasil analisis, maka kondisi cuaca pada saat terjadi kecelakaan yang perlu mendapat analisis untuk pengajuan usulan penanganan adalah kondisi cuaca normal. Tabel 5.27.
Karakteristik
kecelakaan
berdasarkan
moda
kendaraan yang digunakan diJalan Raya NgawiMantingan KM 30-31 Fatalitas LB LR
Jumlah Kecelakaan
MD
Sepeda Motor
5
1
1
3
24
Mobil
1
0
1
0
3
Truk
2
0
0
2
6
Bus
1
1
0
0
12
Pejalan Kaki
1
0
1
0
3
Sepeda
1
0
1
0
3
Moda Kendaraan
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
Nilai
42542
Laporan Akhir (Final Report)
Analisis resiko untuk menentukan prioritas penanganan kecelakaan berdasarkan jenis kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan dapat dilihat pada Tabel 5.28. Tabel 5.28. Analisis resiko tingkat kepentingan penanganan di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 30-31 Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 30-31 Jenis Tabrakan Sepeda Motor Mobil Truk Bus Pejalan Kaki Sepeda
Untuk
Nilai Peluang
Nilai Dampak Fatalitas
Nilai Resiko
Kategori
3 2 2 2 2 1
100 70 40 100 40 40
300 140 80 200 80 80
Berbahaya Cukup Berbahaya Tidak Berbahaya Cukup Berbahaya Tidak Berbahaya Tidak Berbahaya
mengusulkan
penanganan
hanya
pada
kategori
“Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya” yang menjadi prioritas. Berdasarkan hasil analisis, maka moda kendaraan yang perlu mendapat analisis untuk pengajuan usulan penanganan adalah tipe tabrak moda sepeda motor. Selanjutnya akan dilihat kondisi geometrik untuk melihat pengaruhnya pada kecelakaan yang terjadi. Kondisi geometrik di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 30-31 ini berupa: 1) Jalan 2 lajur 2 arah tidak terbagi, 2) Jalan naik turun dan banyak tikungan, 3) Lebar untuk 2 arah sebesar 6,8 meter, 4) Bahu jalan ±1 meter, tidak diperkeras, terdapat perbedaan level yang cukup besar dengan badan jalan,
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
43543
Laporan Akhir (Final Report)
5) Lahan di sekitarnya berupa hutan sehingga hambatan samping minimal akan tetapi batang pohon yang menjorok ke jalan menghalangi jarak pandang, 6) Kondisi permukaan perkerasan banyak yang bergelombang dan terjadi kerusakan alur, 7) Kondisi marka tengah masih baik akan tetapi tidak ada marka tepi, 8) Tidak ditemukan rambu lalu lintas, 9) Penerangan jalan tidak ada. Kondisi kecepatan lalu lintas di lokasi ini menunjukkan bahwa 85% kendaraan berat (HV) memiliki kecepatan ±50 km/jam, kendaraan ringan (LV) memiliki kecepatan ±60 km/jam, dan untuk sepeda motor sebesar ±80 km/jam. Sedangkan komposisi kendaraan yang melintas di ruas ini terdiri dari 25% kendaraan berat, 29% kendaraan ringan, dan 32% sepeda motor. Dari deskripsi kondisi geometrik lokasi kecelakaan, kondisi kecepatan lalu lintas, dan komposisi lalu lintas serta kecelakaan yang terjadi dapat dianalisis kombinasi faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan sebagai berikut ini. Kecelakaan yang terjadi sering melibatkan sepeda motor, hal ini dikarenakan
sepeda
motor
merupakan
kendaraan
yang
mendominasi di jalur ini. Kecepatan sepeda motor juga relatif lebih tinggi daripada jenis kendaraan lainnya. Kondisi
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
44544
Laporan Akhir (Final Report)
geometrik yang banyak tikungan dan naik turun menyebabkan resiko sepeda motor lebih tinggi daripada jenis kendaraan lainnya. Selain sepeda motor, kendaraan berat juga sering terlibat dalam kecelakaan. Hal ini dikarenakan kendaraan berat ini memiliki kecepatan yang relatif lebih rendah daripada jenis kendaraan lainnya.
Kecepatan
yang
rendah
ini
dapat
memicu
ketidaksabaran dari pengguna jalan lainnya untuk menyiap. Akan tetapi karena lebar jalan di ruas ini yang relatif sempit dan tidak adanya pembatas jalan/median, memicu pengemudi yang menyiap untuk menggunakan lajur jalan untuk kendaraan dari arah sebaliknya. Kondisi alinyemen horisontal dan vertikal ruas jalan ini yang naik turun dan relatif banyak tikungan, menyebabkan jarak pandang pengemudi yang menyiap juga terbatas, didukung pula terbatasnya ketersedian rambu dan marka yang dapat memberikan informasi maupun peringatan kepada pengemudi mengenai kondisi jalan. Analisis selanjutnya, kondisi bahu jalan yang memiliki gap yang cukup besar dengan badan jalan menyebabkan kendaraan yang disiap dapat tergelincir ke bahu jalan dan susah untuk kembali ke badan jalan. Tidak adanya marka tepi juga mengurangi penaksiran pengemudi untuk tetap berada di badan jalan. Kondisi
jalan
yang
bergelombang
mengakibatkan
penguasaan/45ertica pengemudi terhadap setir maupun jalannya
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
45545
Laporan Akhir (Final Report)
kendaraan berkurang, sehingga reflek pengemudi dalam kondisi mendadak juga berkurang. Adanya
pejalan
kaki
yang
terlibat
dalam
kecelakaan,
disebabkan tidak tersedianya fasilitas untuk pejalan kaki. Hal ini dimungkinkan, karena jalan ini merupakan jalan antar kota dengan kecepatan tinggi dan akses untuk pejalan kaki dibatasi. Kondisi lahan sekitar yang berupa hutan dan jarang perumahan penduduk menyebabkan kemunculan seorang pejalan kaki merupakan suatu hal mendadak.Apabila dilihat dari uraian kondisi sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa apabila kendaraan sedang melaju dengan kecepatan tinggi dan kondisi jalan yang bergelombang serta naik turun menyebabkan kemunculan obyek, dalam hal ini pejalan kaki yang mendadak bisa mengakibatkan pengemudi/pengendara kendaraan kesulitan untuk menghentikan kendaraannya. Kecelakaan sering terjadi pada kondisi cuaca cerah dan pada pagi atau siang hari.Pada kondisi seperti, kendaraan cenderung berjalan dengan kecepatan tinggi. Dari deskripsi kondisi geometrik lokasi kecelakaan, kondisi kecepatan lalu lintas, dan komposisi lalu lintas serta kecelakaan yang terjadi dapat dianalisis kombinasi faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 30-31 ditunjukkan pada Tabel 5.29.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
46546
Laporan Akhir (Final Report)
Tabel 5.29. Analisis
resiko
yang
diakibatkan
kondisi
geometrik jalan di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 30-31 Deviasi
Nilai Peluang
Nilai Dampak
Nilai Resiko
Kategori
Pengemudi sulit mengarahkan kendaraannya atau dapat keluar dari jalur
65,7%
3
100
300
Berbahaya
Kondisi median (marka 2 garis sejajar utuh) yang tidak sesuai standardan tidak ada marka tepi
Pengemudi keluar dari jalur sehingga memungkinkan terjadinya kecelakaan lalu lintas
50%
3
100
300
Berbahaya
3.
Perbedaan elevasi bahu dengan badan jalan yang tidak memenuhi standar
Membahayakan pengemudi yang keluar jalur kemudian tidak dapat kembali ke badan jalan.
100%
5
100
500
Sangat Berbahaya
4.
Tidak adanya rambu
Tidak dapat mengetahui kondisi jalan di depan seperti terdapat simpang, penyempitan jalan atau sebagainya.
100%
5
100
500
Sangat Berbahaya
6.
Tidak adanya penerangan jalan
Pengemudi tidak dapat melihat keadaan jalan dan kondisi lingkungan sekitar.
100%
5
100
500
Sangat Berbahaya
7.
Kondisi permukaan perkerasan banyak yang bergelombang
Pengemudi susah mengendalikan kendaraandan pergerakannya
70%
4
100
400
Sangat Berbahaya
8.
Adanya tikungan dan tidak adanya marka serta rambu yang memadai
Pembuatan rambu dan marka yang sesuai standar pada daerah
100%
3
100
300
Berbahaya
No
Uraian Permasalahan
1.
Kondisi alinyemen horizontal dan 47ertical yang tidak sesuai dengan dimensi mayoritas kendaraan yang melintas(kendaraan berat)
2.
Dampak Permasalahan
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
47547
Laporan Akhir (Final Report)
No
Dampak Permasalahan
Uraian Permasalahan
Deviasi
Nilai Peluang
Nilai Dampak
Nilai Resiko
Kategori
tikungan
Analisis penyebab kecelakaan hanya mengusulkan penanganan pada
kategori
“Berbahaya”
dan
“Sangat
Berbahaya”.
Berdasarkan hasil analisis penyebab kecelakaan di atas, maka seluruh penyebab kecelakaan harus mendapatkan usulan penanganan karena kategori yang muncul adalah “Berbahaya”. Penanganan yang diajukan memiliki beberapa tahapan yaitu penanganan untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang seperti yang tertera pada Tabel 5.30. Tabel 5.30. Usulan penanganan berdasarkan hasil analisis resiko di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 30-31 No 1
Uraian Permasalahan Terjadinya kecelakaan dengan jenis tabrak depansamping, depansamping, dan samping-samping.
Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek a. Pembuatan papan pengumuman daerah rawan kecelakaan dan hati hati untuk meningkatkan kewaspadaan. b. Pemasangan rambu peringatan dan batas kecepatan maksimum. c. Pembuatan marka yang sesuai standar (marka dua garis utuh pada as jalan).
Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah a. Pembuatan centerline rumble strips pada as jalan. b. Perataan dan atau pengerasan bahu jalan. c. Pemasangan guardrail/wire rope. d. Pembuatan median. e. Pelebaran jalur. f. Pemasangan kancing jalan/mata kucing pada as jalan.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang a. Re-alinyemen horizontal jalan (penambahan radius tikungan, penggunaan lengkung peralihan, meningkatkan superelevasi, mengurangi tikungan ganda). b. Re-alinyemen vertikal dengan melandaikan tanjakan dan turunan sehingga dapat meningkatkan jarak pandang. c. Penambahan lajur/duplikasi
48548
Laporan Akhir (Final Report)
No
Uraian Permasalahan
Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek
Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah
Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang jalur lalu lintas, lebar minimal per lajur 3,5 m.
a. Pembuatan continuous shoulder rumble strips/longitudinal rumble strips pada bahu jalan. b. Perataan dan atau pengerasan bahu jalan. c. Pemasangan guardrail/wire rope. d. Pembuatan median. e. Pelebaran lajur. Pemasangan mata kucing pada seluruh daerah blackspot.
a. Penambahan lajur/duplikasi jalur lalu lintas, lebar minimal per lajur 3,5 m. b. Pembuatan lajur khusus sepeda motor.
Melakukan perbaikan kerataan jalan (IRI).
Melakukan perbaikan secara struktural pada perkerasan jalan.
2
Kecelakaan yang mengakibatkan kendaraan keluar dari badan jalan, terutama sepeda motor dan kendaraan berat.
a. Melakukan pengecatan marka tepi yang sesuai standar. b. Pembuatan marka yang sesuai standar (marka dua garis utuh pada as jalan). c. Pemasangan rambu peringatan dan batas kecepatan maksimum.
3
Tidak adanya penerangan jalan.
4
Kondisi permukaan perkerasan jalan bergelombang
a. Melakukan pengecatan marka tepi yang sesuai standar. b. Pembuatan marka yang sesuai standar (marka dua garis utuh pada as jalan). Pemasangan rambu peringatan mengenai kondisi permukaan jalan.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
Pemasangan lampu penerangan jalan.
49549
Laporan Akhir (Final Report)
No
Uraian Permasalahan
5
Adanya tikungan dengan informasi yang masih kurang (marka serta rambu yang tidak memadai).
6
Adanya korban pejalan kaki
Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek a. Pemasangan rambu peringatan adanya tikungan sebelum memasuki tikungan. b. Pemasangan batas kecepatan maksimum sebelum memasuki tikungan (diusulkan batas kecepatan maksimum sebesar 40 km/jam). c. Pemasangan rambu chevron (CAM). d. Pemasangan patok pengarah.
Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Pemasangan kancing jalan/mata kucing pada as jalan.
Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang a. Re-alinyemen horisontal jalan (penambahan radius tikungan, penggunaan lengkung peralihan, meningkatkan superelevasi, mengurangi tikungan ganda). b. Re-alinyemen vertical dengan melandaikan tanjakan dan turunan sehingga dapat meningkatkan jarak pandang. c. Pemasangan dynamic curve warning system.
a. Pemasangan rambu peringatan adanya pejalan kaki yang melintas. b. Pemasangan rambu batas kecepatan maksimum pada daerah yang banyak pejalan kaki.
Pembuatan median.
a. Penyediaan fasilitas bagi pejalan kaki (menyusuri jalan dan menyeberang) (lajur khusus pejalan kaki, penyeberangan tidak sebidang). b. Re-alinyemen horisontal jalan (penambahan radius tikungan, penggunaan lengkung peralihan, meningkatkan superelevasi, mengurangi tikungan ganda). c. Re-alinyemen vertikal dengan melandaikan tanjakan dan turunan.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
50550
Laporan Akhir (Final Report)
Usulan penanganan pada Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 3031 untuk jangka pendek ditunjukkan pada Gambar 5.28, Gambar 5.29, dan Gambar 5.30.
DETAIL 3
DETAIL 2
DETAIL 1
Gambar 5.28. Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 30-31
Gambar 5.29. Detail 1 usulan penanganan daerah rawan kecelakaan Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 30-31
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
51551
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5.30. Detail 2 dan detail 3 usulan penanganan daerah rawan
kecelakaan
Jalan
Raya
Ngawi-
Mantingan KM 30-31 Usulan penanganan pada daerah Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 30-31 untuk jangka menengah ditunjukkan pada Gambar 5. 31, Gambar 5. 32, Gambar 5. 33, Gambar 5. 34, dan Gambar 5. 35.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
52552
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5. 31. Usulan pembuatan continuous shoulder rumble strips pada bahu jalan dan centerline rumble strips
Gambar 5. 32. Usulan perataan bahu dengan menimbun tanah dan pemasangan mata kucing
Gambar 5. 33. Pembuatan median jalan Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
53553
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5. 34. Perbaikan kemiringan dan pengerasan bahu jalan
Gambar 5. 35. Pemasangan guardrail
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
54554
Laporan Akhir (Final Report)
Usulan penanganan untuk jangka panjang pada daerah Widodaren ditunjukkan pada Gambar 5.36, Gambar 5.37, Gambar 5.38, Gambar 5.39, Gambar 5.40, dan Gambar 5. 41.
Gambar 5.36. Usulan pembuatan median jalan serta pelebaran jalan menjadi 4 lajur
Gambar 5.37. Usulan pembuatan bahu yang diperkeras
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
55555
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5.38. Usulan pemasangan lampu jalan
Gambar 5.39. Usulan pemasangan dynamic curve warning system
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
56556
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5.40. Usulan pemasangan lampu jalan
Gambar 5. 41. Re-alinyemen jalan
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
57557
Laporan Akhir (Final Report)
Berikut ini adalah estimasi anggaran biaya untuk penanganan keselamatan di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 30-31. Tabel 5.31. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka pendek di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 30-31 Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Pengecatan marka tengah dan marka tepi yang sesuai standar Pemasangan rambu peringatan, informasi, larangan, pengarah (chevron)
Perkiraan Biaya Rp. 30.000 / meter Rp.600.000/rambu
Tabel 5.32. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka menengah di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 30-31 Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Pembuatan continuous shoulder rumble strips pada bahu jalan dan pada centerline rumble strips jalan. Meratakan antara bahu dan badan jalan dengan menimbun tanah Pembuatan mata kucing pada seluruh daerah blackspot Melakukan perbaikan kerataan jalan (IRI) Meratakan antara bahu dan badan jalan dengan memperkeras daerah bahu
Perkiraan Biaya Rp.11.600.000/km Rp. 200.000/m3 Rp. 315.000/buah Rp. 3.000.000/km Rp.500.0000/m3
Tabel 5.33. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka panjang di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 30-31 Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang Pelebaran jalan dengan lebar tiap lajur 3,5 m. Pembuatan lampu penerangan jalan Re-alinyemen 58ertical58l/vertikal Pemasangan dynamic curve warning system
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
Perkiraan Biaya Rp. 5.000.000/m3 Rp. 10.000.000/buah Rp. 5.000.000/m3 Rp. 200.000.000/sistem
58558
Laporan Akhir (Final Report)
2. Purwokerto Analisis data kecelakaan di Kabupaten Purwokerto dilakukan pada daerah jalan nasional. Dari ruas jalan tersebut dilakukan analisis pemeringkatan daerah rawan kecelakaan sebagaimana yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Selain itu juga akan dilihat tipe kecelakaan secara mendalam untuk mendapatkan karakteristik kecelakaan yang terjadi, terutama kecelakaan fatal. a. Lokasi yang merupakan daerah rawan kecelakaan yang harus segera mendapatkan penanganan (prioritas) Lokasi kecelakaan di Kecamatan Kemrajen merupakan daerah rawan kecelakaan, tepatnya terletak pada ruas Jalan Raya Buntu– Kemranjen. Karakteristik kecelakaan yang terjadi di lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 5. 34. Tabel 5. 34. Karakteristik kecelakaan di Jalan Raya Buntu– Kemranjen Jalan Raya Buntu – Kemranjen Jenis Tabrakan
MD
LB
LR
Jumlah Laka
Depan-Depan
3
1
3
2
Depan-Belakang
1
0
8
5
Depan-Samping
1
0
2
2
Samping-Samping
0
0
0
0
Tunggal
2
0
2
2
Tabrak Pejalan Kaki
3
2
3
4
10
3
18
15
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
59559
Laporan Akhir (Final Report)
Untuk dapat mengetahui tipe tabrakan mana yang menjadi dasar untuk penentuan usulan penanganan maka dibutuhkan analisis resiko dan tingkat kepentingan penanganan daerah rawan kecelakaan, dimana jumlah kecelakaan dikonversi menjadi nilai peluang serta fatalitas dari korban kecelakaan dikonversi menjadi nilai dampak, seperti yang tertera pada Tabel 5.35.
Tabel 5.35. Analisis resiko berdasarkan tipe tabrakan di Jalan Raya Buntu–Kemranjen Jalan Raya Buntu–Kemranjen Jenis Tabrakan
Nilai Peluang
Nilai Dampak Fatalitas
Nilai Resiko
Kategori
Depan-Depan
2
100
200
Cukup Berbahaya
Depan-Belakang
3
100
300
Berbahaya
Depan-Samping
2
100
200
Cukup Berbahaya
Samping-Samping
1
1
1
Tidak Berbahaya
Tunggal
2
100
200
Cukup Berbahaya
Tabrak Pejalan Kaki
2
100
200
Cukup Berbahaya
Usulan penanganan dilakukan pada jenis tabrakan dengan kategori “Berbahaya”. Berdasarkan hasil analisis, maka tipe tabrakan yang mendapat prioritas penanganan adalah tipe tabrak depan-belakang. Untuk mengetahui karakteristik moda dikaitkan dengan fatalitas korban yang mengalami kecelakaan sehingga didapatkan nilai
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
60560
Laporan Akhir (Final Report)
kecelakaan tertinggi dengan moda kendaraan tertentu dapat dilihat pada Tabel 5.36. Tabel 5.36. Jenis kendaraan yang terlibat di Jalan Raya BuntuKemranjen Jalan Raya Buntu–Kemranjen Kendaraan Yang Terlibat MD
LB
LR
Jumlah kendaraan
Truk
2
0
1
2
Bus
1
1
5
2
Mobil
3
3
12
7
Sepeda Motor
8
2
8
11
Kendaraan tak bermotor
1
0
0
1
Pejalan Kaki
3
2
3
4
Analisis
resiko
untuk
menentukan
prioritas
penanganan
kecelakaan berdasarkan jenis kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan dapat dilihat pada Tabel 5.37. Tabel 5.37. Analisis tingkat kepentingan berdasarkan kendaraan yang terlibat di Jalan Raya Buntu – Kemranjen Jalan Raya Buntu–Kemranjen Jenis Tabrakan
Nilai Peluang
Nilai Dampak Fatalitas
Nilai Resiko
Kategori
Truk
2
100
200
Cukup Berbahaya
Bus
2
100
200
Cukup Berbahaya
Mobil
3
100
300
Berbahaya
Sepeda Motor
3
100
300
Berbahaya
Kendaraan Tak bermotor
2
100
200
Cukup Berbahaya
Pejalan Kaki
2
100
200
Cukup Berbahaya
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
61561
Laporan Akhir (Final Report)
Untuk
mengusulkan
penanganan
hanya
pada
kategori
“Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya” yang menjadi prioritas. Berdasarkan hasil analisis, maka jenis kendaraan yang perlu mendapat analisis untuk pengajuan usulan penanganan adalah mobil dan sepeda motor. Selanjutnya akan dilihat kondisi geometrik jalan62 untuk melihat pengaruhnya pada kecelakaan yang terjadi. Kondisi geometrik jalan di Jalan Raya Buntu–Kemranjen ini berupa: 1) Jalan 4 lajur 2 arah tidak terbagi, 2) Perkerasan merupakan flexible pavement, 3) Jalan banyak tikungan, 4) Lebar lajur tengah 3,5 meter dan lajur tepi 1,2 meter, 5) Bahu jalan 2,5 meter pada utara jalan dan 2,3 meter pada selatan jalan, tidak diperkeras, sejajar dengan badan jalan namun kemiringan yang belum memenuhi standar dapat terlihat dari dokumentasi yang menunjukkan genangan pada bahu jalan, 6) Lahan di sekitarnya berupa pemukiman dan perdagangan (semi urban), terdapat hambatan samping berupa kendaraan keluar masuk jalan akses, 7) Kondisi cat marka tengah dan marka tepi sangat baik dan jelas, 8) Pengecatan median (2 garis sejajar utuh) yang tidak sesuai standar, 9) Tidak ditemukan rambu lalu-lintas,
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
62562
Laporan Akhir (Final Report)
10) Tidak adanya penerangan pada jalan, 11) Kondisi permukaan perkerasan baik. Kondisi kecepatan lalu lintas di lokasi ini menunjukkan bahwa 85% kendaraan berat (HV) memiliki kecepatan ±40 km/jam, kendaraan ringan (LV) memiliki kecepatan ±50 km/jam, dan untuk sepeda motor sebesar ±50 km/jam. Sedangkan komposisi kendaraan yang melintas di ruas ini didominasi oleh kendaraan ringan. Kecelakaan yang terjadi di daerah ini sering melibatkan kendaraan jenis sepeda motor, mengingat daerah ini melewati daerah semi urban sehingga banyak sepeda motor yang melintas untuk melakukan perjalanan jarak pendek, termasuk keluar masuk dan menyeberang dari jalan akses. Sepeda motor merupakan kendaraan yang paling sering terlibat kecelakaan, hal ini dikarenakan jenis moda sepeda motor merupakan moda yang mudah terlibat kecelakaan mengingat strukturnya yang kurang stabil. Adanya jalur sepeda motor (jalur tepi dengan lebar 1,2 meter),
akan
tetapi
kurang
jelas
informasi
mengenai
penggunaanya juga memiliki kontribusi terhadap kecelakaan. Sepeda motor cenderung bercampur dengan kendaraan lainnya atau kendaraan jenis lain akan menggunakan jalur yang disediakan untuk sepeda motor. Pada daerah ini kendaraan yang juga sering terlibat kecelakaan adalah jenis mobil yang merupakan kendaraan ringan, hal ini dikarenakan volume kendaraan ini paling banyak.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
63563
Laporan Akhir (Final Report)
Seperti halnya dengan sepeda motor, karena kondisi semi urban ini maka jumlah pejalan kaki yang menyusur jalan maupun menyeberang jalan juga cukup banyak. Kecelakaan yang melibatkan pejalan kaki terjadi karena pejalan kaki menyeberang tanpa perlindungan pada jalan dengan lalu lintas menerus atau tertabrak kendaraan yang keluar dari badan jalan akibat lebar jalan yang sempit, sehingga kadang memaksa kendaraan untuk keluar ke bahu jalan karena kondisi menyiap yang tidak aman. Lebar jalan di ruas ini juga relatif sempit dan tidak adanya pembatas jalan/median, memicu pengemudi yang menyiap untuk menggunakan lajur jalan untuk kendaraan dari arah sebaliknya. Kurangnya rambu, seperti rambu peringatan adanya tikungan atau simpang, untuk berhati-hati maupun rambu batas kecepatan untuk melintas di daerah semi urban, sehingga pengemudi terutama pengemudi kendaraan jarak jauh/lalu lintas menerus yang biasanya memiliki kecepatan tinggi tidak dipersiapkan dengan kondisi semi urban ini. Kondisi jalan juga relatif datar dan lurus sehingga pengemudi cenderung memacu kecepatan pada ruas ini. Adanya beberapa tikungan setelah bagian lurus tanpa informasi sebelumnya menjadikan pengemudi dengan kendaraan berkecepatan tinggi kesulitan untuk mengendalikan kendaraan. Jenis kecelakaan tabrak depan-belakang terjadi disebabkan oleh kurang awasnya pengemudi dengan lingkungan sekitar. Hal ini
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
64564
Laporan Akhir (Final Report)
disebabkan oleh kondisi kendaraan yang tidak baik (rem blong) maupun kecepatan yang terlalu tinggi sehingga kesulitan untuk melakukan pengereman apabila ada kondisi berbahaya yang mendadak. Dari deskripsi kondisi geometrik lokasi kecelakaan, kondisi kecepatan lalu lintas, dan komposisi lalu lintas serta kecelakaan yang terjadi dapat dianalisis kombinasi faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.38. Tabel 5.38. Analisis resiko yang diakibatkan kondisi geometrik jalan di Jalan Raya Buntu-Kemranjen No
Uraian Permasalahan
Dampak Permasalahan
Deviasi
Nilai peluang
Nilai dampak
Nilai Resiko
Kategori
65,7%
3
100
300
Berbahaya
1.
Tidak jelasnya peruntukkan lajur kendaraan
Kecelakaan yang melibatkan sepeda motor dan mobil
2.
Kondisi median (marka 2 garis sejajar utuh) yang tidak sesuai standar dan tidak ada marka tepi
Pengemudi keluar dari jalur sehingga memungkinkan terjadinya kecelakaan lalu lintas
50%
3
100
300
Berbahaya
3.
Tidak adanya rambu
Tidak dapat mengetahui kondisi jalan di depan seperti terdapat simpang, penyempitan jalan atau sebagainya.
100%
5
100
500
Sangat Berbahaya
100%
5
100
500
Sangat Berbahaya
Terjadinya kecelakaan tabrak depan-belakang. 4.
Adanya tikungan, simpang, dan daerah sub urban dengan informasi yang masih kurang
Pengemudi tidak dapat mengendalikan kendaraan dengan baik
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
65565
Laporan Akhir (Final Report)
No
Uraian Permasalahan
(marka serta rambu yang tidak memadai).
Dampak Permasalahan
Deviasi
Nilai peluang
Nilai dampak
Nilai Resiko
10%
2
100
200
Kategori
karena harus menurunkan kecepatan dengan tiba-tiba dan jarak pandang terbatas. Terjadinya kecelakaan tabrak depan-belakang.
5.
Pothole ф>25cm, d>10cm
Pengemudi masuk lubang dan membahayakan pergerakannya
Cukup Berbahaya
Analisis penyebab kecelakaan hanya mengusulkan penanganan pada
kategori
“Berbahaya”
dan
“Sangat
Berbahaya”.
Berdasarkan hasil analisis penyebab kecelakaan di atas, maka seluruh faktor penyebab kecelakaan harus mendapatkan usulan penanganan karena kategori yang diberikan adalah “Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya”. Usulan penanganan tersebut tercantum pada Tabel 5.39. Tabel 5.39. Usulan penanganan untuk lokasi daerah rawan kecelakaan Jalan Raya Buntu–Kemranjen No 1
Uraian Permasalahan Terjadinya kecelakaan dengan jenis tabrak depanbelakang.
Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek a. Pembuatan papan pengumuman daerah rawan kecelakaan dan hati hati untuk meningkatkan kewaspadaan. b. Pemasangan rambu peringatan adanya tikungan/simpang dan batas
Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah a. Pembuatan centerline rumble strips pada as jalan. b. Pembuatan continuous shoulder rumble strips/longitudina l rumble strips pada bahu jalan. c. Pembuatan median.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang a. Penambahan lajur/duplikasi jalur lalu lintas, lebar minimal per lajur 3,5 m. b. Pembatasan akses yang masuk ke jalan arteri.
66566
Laporan Akhir (Final Report)
No
Uraian Permasalahan
2
Kecelakaan yang melibatkan sepeda motor.
3
Tidak adanya penerangan jalan.
4
Adanya simpang dan daerah sub urban dengan informasi yang masih kurang
Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek kecepatan maksimum. c. Pembuatan marka yang sesuai standar (marka dua garis utuh pada as jalan).
a. Melakukan pengecatan marka tepi yang sesuai standar. b. Pembuatan marka yang sesuai standar (marka dua garis utuh pada as jalan). c. Pemasangan rambu peringatan dan batas kecepatan maksimum. d. Pembuatan lajur khusus sepeda motor dengan marka yang jelas dan pemasangan rambu lajur khusus sepeda motor a. Melakukan pengecatan marka tepi yang sesuai standar. b. Pembuatan marka yang sesuai standar (marka dua garis utuh pada as jalan). a. Pemasangan rambu peringatan adanya tikungan/simpang sebelum memasuki tikungan/simpang. b. Pemasangan batas
Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah d. Pelebaran jalur. e. Pemasangan kancing jalan/mata kucing pada as jalan. f. Pembuatan lajur khusus belok kanan/pulau lalu lintas. g. Re-alinyemen simpang (memperbaiki radius simpang dan jarak pandang di simpang). a. Pembuatan continuous shoulder rumble strips/longitudina l rumble strips pada bahu jalan. b. Perataan dan atau pengerasan bahu jalan. c. Pemasangan guardrail/wire rope. d. Pembuatan median. e. Pelebaran lajur.
Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang
a. Penambahan lajur/duplikasi jalur lalu lintas, lebar minimal per lajur 3,5 m. b. Pembuatan lajur khusus sepeda motor.
Pemasangan mata kucing pada seluruh daerah blackspot.
Pemasangan lampu penerangan jalan.
a. Pemasangan kancing jalan/mata kucing pada as jalan. b. Pembuatan lajur khusus belok
a. Pemasangan lampu APILL. b. Pemasangan dynamic curve warning system. c. Pembatasan akses
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
67567
Laporan Akhir (Final Report)
No
Uraian Permasalahan (marka serta rambu yang tidak memadai).
c. d. e.
f.
g.
5
Adanya korban pejalan kaki
a.
b.
Usulan Usulan Penanganan Penanganan Teknis Teknis Jangka Pendek Jangka Menengah kecepatan kanan/pulau lalu maksimum lintas. sebelum memasuki c. Re-alinyemen tikungan simpang (diusulkan batas (memperbaiki kecepatan radius simpang maksimum sebesar dan jarak 40 km/jam). pandang di Pemasangan rambu simpang). chevron (CAM). Pemasangan patok pengarah. Pembuatan papan pengumuman daerah rawan kecelakaan dan hati hati untuk meningkatkan kewaspadaan. Pengecatan marka di simpang (marka stop untuk jalan minor). Pengendalian akses di area sekitar simpang. Pemasangan rambu Pembuatan median. peringatan adanya pejalan kaki yang melintas. Pemasangan rambu batas kecepatan maksimum pada daerah yang banyak pejalan kaki.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang yang masuk ke jalan arteri.
a. Penyediaan fasilitas bagi pejalan kaki (menyusuri jalan dan menyeberang) (lajur khusus pejalan kaki, penyeberangan tidak sebidang). b. Re-alinyemen horisontal jalan (penambahan radius tikungan, penggunaan lengkung peralihan, meningkatkan superelevasi, mengurangi tikungan ganda). c. Re-alinyemen vertikal dengan melandaikan tanjakan dan turunan.
68568
Laporan Akhir (Final Report)
Usulan penanganan pada Jalan Raya Buntu-Kemrajen untuk jangka pendek ditunjukkan pada Gambar 5.42, Gambar 5.43, Gambar 5.44, dan Gambar 5.45.
DETAIL 2 DETAIL 1 DETAIL 4
DETAIL 5
DETAIL 3
Gambar 5.42. Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan Kemrajen
Gambar 5.43. Detail 1 usulan penanganan daerah rawan kecelakaan Kemrajen
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
69569
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5.44. Detail 2 dan detail 3 usulan penanganan daerah rawan kecelakaan Kemrajen
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
70570
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5.45. Detail 4 dan detail 5 usulan penanganan daerah rawan kecelakaan Kemrajen
Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan Raya Buntu-Kemranjen untuk jangka menengah ditunjukkan pada Gambar 5.46, Gambar 5.47, Gambar 5. 48, Gambar 5.49, Gambar 5. 50, dan Gambar 5. 51.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
71571
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5.46. Usulan pembuatan continuous shoulder rumble strips pada bahu jalan dan centerline rumble strips
Gambar 5.47. Pemasangan mata kucing
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
72572
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5. 48. Pembuatan median jalan dan pulau lalu lintas
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
73573
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5.49. Pembuatan bahu yang diperkeras
Gambar 5. 50. Re-alinyemen simpang
Gambar 5. 51. Pemasangan median dengan reflector post
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
74574
Laporan Akhir (Final Report)
Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan Raya Buntu-Kemranjen untuk jangka panjang ditunjukkan pada Gambar 5.52, Gambar 5. 53, dan Gambar 5. 54.
Gambar 5.52. Pelebaran jalan menjadi 4 lajur
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
75575
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5. 53. Usulan pemasangan dynamic curve warning system
Gambar 5. 54. Pemasangan APILL dan lajur khusus sepeda motor Berikut ini adalah estimasi anggaran biaya untuk penanganan keselamatan di Jalan Raya Buntu-Kemranjen. Tabel 5.40. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka pendek di Jalan Raya Buntu-Kemranjen Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Pengecatan marka tengah dan marka tepi yang sesuai standar Pemasangan rambu peringatan, informasi, larangan, pengarah (chevron)
Perkiraan Biaya Rp. 30.000 / meter Rp.600.000/rambu
Tabel 5.41. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka menengah di Jalan Raya Buntu-Kemranjen Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Pembuatan continuous shoulder rumble strips pada bahu jalan dan pada centerline rumble strips jalan.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
Perkiraan Biaya Rp.11.600.000/km
76576
Laporan Akhir (Final Report) Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Pembuatan mata kucing pada seluruh daerah blackspot Meratakan antara bahu dan badan jalan dengan memperkeras daerah bahu Re-alinyemen simpang
Perkiraan Biaya Rp. 315.000/buah Rp.500.0000/m3 Rp. 3.000.000 / m3
Tabel 5.42. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka panjang di Jalan Raya Buntu-Kemranjen Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang Pelebaran jalan dengan lebar tiap lajur 3,5 m. Re-alinyemen horizontal/vertikal Pemasangan dynamic curve warning system Pemasangan APILL Pembuatan lajur khusus sepeda motor
Perkiraan Biaya Rp. 5.000.000/m3 Rp. 5.000.000/m3 Rp. 200.000.000/sistem Rp. 200.000.000/sistem Rp. 5.000.000/m3
b. Lokasi yang berpotensi menjadi daerah rawan kecelakaan (potential blackspot) Lokasi kecelakaan di Kecamatan Sumpiuh merupakan lokasi jenis lokasi yang berpotensi menjadi daerah rawan kecelakaan, tepatnya terletak pada ruas Jalan Raya Sumpiuh. Karakteristik kecelakaan yang terjadi di lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 5.43. Tabel 5.43. Jenis kecelakaan yang terjadi di Jalan Raya Sumpiuh Jalan Raya Sumpiuh Jenis Tabrakan MD
LB
LR
Jumlah Kecelakaan
Depan-Depan
2
1
8
3
Depan-Belakang
1
0
11
5
Depan-Samping
0
0
0
0
Samping-Samping
0
0
0
0
Tunggal
0
0
0
0
Tabrak Pejalan Kaki
0
0
2
1
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
77577
Laporan Akhir (Final Report)
Dari data Tabel 5.43 dan analisis data kecelakaan dapat diketahui bahwa tipe tabrakan yang paling dominan adalah tabrakan depanbelakang. Analisis
resiko
untuk
menentukan
prioritas
penanganan
kecelakaan berdasarkan jenis tabrakan dapat dilihat pada Tabel 5.44. Tabel 5.44. Analisis resiko di Jalan Raya Sumpiuh berdasarkan jenis tabrakan Jalan Raya Sumpiuh Nilai peluang
Nilai dampak Fatalitas
Nilai Resiko
Depan-Depan
2
100
200
Cukup Berbahaya
Depan-Belakang
3
100
300
Berbahaya
Depan-Samping
1
1
1
Tidak Berbahaya
Samping-Samping
1
1
1
Tidak Berbahaya
Tunggal
1
1
1
Tidak Berbahaya
Tabrak Pejalan Kaki
1
10
10
Tidak Berbahaya
Jenis Tabrakan
Kategori
Usulan penanganan dilakukan pada jenis tabrakan dengan kategori “Berbahaya”. Berdasarkan hasil analisis, maka tipe tabrakan yang mendapat prioritas penanganan adalah tipe tabrak depan-belakang. Untuk mengetahui karakteristik moda dikaitkan dengan fatalitas korban yang mengalami kecelakaan sehingga didapatkan nilai
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
78578
Laporan Akhir (Final Report)
kecelakaan tertinggi dengan moda kendaraan tertentu dapat dilihat pada Tabel 5.45.
Tabel 5.45. Jenis kendaraan yang sering mengalami kecelakaan di Jalan Raya Sumpiuh Jalan Raya Sumpiuh Kendaraan Yang Terlibat MD
LB
LR
Jumlah Laka
Truk
0
0
0
0
Bus
1
1
5
2
Mobil
2
1
6
2
Sepeda Motor
2
0
14
7
Kendaraan Tak bermotor
0
0
0
1
Pejalan Kaki
0
0
2
1
Analisis
resiko
untuk
menentukan
prioritas
penanganan
kecelakaan berdasarkan jenis kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan dapat dilihat pada Tabel 5.46. Tabel 5.46. Analisis resiko berdasarkan kendaraan yang terlibat di Jalan Raya Sumpiuh Jalan Raya Sumpiuh Jenis Tabrakan
Nilai Peluang
Nilai Dampak Fatalitas
Nilai Resiko
Truk
1
1
1
Tidak Berbahaya
Bus
2
100
200
Cukup Berbahaya
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
Kategori
79579
Laporan Akhir (Final Report) Mobil
2
100
200
Cukup Berbahaya
Sepeda Motor
3
100
300
Berbahaya
Kendaraan Tak bermotor Pejalan Kaki
1
1
1
Tidak Berbahaya
2
40
80
Tidak Berbahaya
Berdasarkan hasil analisis tingkat kepentingan penanganan berdasarkan moda kendaraan yang terlibat maka kecelakaan yang melibatkan sepeda motor yang perlu diprioritaskan dalam penanganannya. Selanjutnya akan dilihat kondisi geometrik untuk melihat pengaruhnya pada kecelakaan yang terjadi. Kondisi geometrik di Jalan Raya Sumpiuh ini berupa: 1) Jalan 2 lajur 2 arah tidak terbagi, 2) Persimpangan tidak bersinyal 3) Perkerasan merupakan fleksibel pavement, 4) Lebar lajur jalan utama 13,5 meter, 5) Bahu jalan 2 meter pada utara jalan dan 2 meter pada selatan jalan, tidak diperkeras, sejajar dengan badan jalan, 6) Kondisi cat marka tengah baik dan marka tepi tidak jelas, 7) Tidak terdapat rambu peringatan dan rambu larangan, 8) Lampu jalan berfungsi dengan baik, 9) Hambatan samping tinggi akibat aktifitas parkir pada persimpangan, 10) Volume lalu lintas pada persimpangan tinggi, 11) Volume pejalan kaki yang tinggi, 12) Kondisi permukaan perkerasan baik.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
80580
Laporan Akhir (Final Report)
Kondisi kecepatan lalu lintas di lokasi ini menunjukkan bahwa 85% kendaraan berat (HV), kendaraan ringan (LV), dan untuk sepeda motor sebesar ±50 km/jam. Sedangkan komposisi kendaraan yang melintas di ruas ini didominasi oleh kendaraan ringan. Kecelakaan yang terjadi di daerah ini sering melibatkan sepeda motor, mengingat daerah ini melewati daerah semi urban sehingga banyak sepeda motor yang melintas untuk melakukan perjalanan
jarak
pendek,
termasuk
keluar
masuk
dan
menyeberang dari jalan akses. Seperti halnya dengan sepeda motor, karena kondisi semi urban ini maka jumlah pejalan kaki yang menyusur jalan maupun menyeberang jalan juga cukup banyak. Kecelakaan yang melibatkan pejalan kaki terjadi karena pejalan kaki menyeberang tanpa perlindungan pada jalan dengan lalu lintas menerus. Parkir di badan jalan serta banyaknya akses yang masuk ke jalan utama juga merupakan penyebab kondisi lalu lintas tercampur antara lalu lintas menerus dengan kecepatan tinggi dan lalu lintas lokal. Lebar jalan di ruas ini juga cukup lebar dan tidak adanya pembatas jalan/median, memicu pengemudi yang menyiap untuk menggunakan lajur jalan untuk kendaraan dari arah sebaliknya. Kurangnya rambu, seperti rambu peringatan adanya simpang, untuk berhati-hati maupun rambu batas kecepatan untuk melintas di daerah semi urban, sehingga pengemudi terutama pengemudi
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
81581
Laporan Akhir (Final Report)
kendaraan jarak jauh/lalu lintas menerus yang biasanya memiliki kecepatan tinggi tidak dipersiapkan dengan kondisi semi urban ini. Kondisi jalan juga relatif datar dan lurus sehingga pengemudi cenderung memacu kecepatan pada ruas ini. Adanya beberapa tikungan setelah bagian lurus tanpa informasi sebelumnya menjadikan pengemudi dengan kendaraan berkecepatan tinggi kesulitan untuk mengendalikan kendaraan. Dari deskripsi kondisi geometrik lokasi kecelakaan, kondisi kecepatan lalu lintas, dan komposisi lalu lintas serta kecelakaan yang terjadi dapat dianalisis kombinasi faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan ditunjukkan pada Tabel 5.47. Tabel 5.47. Analisis resiko yang diakibatkan kondisi geometrik jalan di Jalan Raya Sumpiuh No
Uraian Permasalahan
Dampak Permasalahan
Deviasi
Nilai peluang
Nilai dampak
Nilai Resiko
Kategori
1.
Persimpangan tidak bersinyal padahal volume lalulintas tinggi
Meningkatnya kecelakaan pada daerah persimpangan
100%
5
100
500
Sangat Berbahaya
2.
Marka tepi yang tidak jelas
Pengemudi keluar jalur
100%
5
100
500
Sangat Berbahaya
3.
Adanya tikungan, simpang, dan daerah sub urban dengan informasi yang masih kurang (marka serta rambu yang tidak memadai).
Kendaraan dengan kecepatan tinggi susah untuk mengurangi kecepatan ketika ada kendaraan atau pejalan kaki yang melintas
100%
5
100
500
Sangat Berbahaya
4.
Tidak terlindungnya pejalan kaki
Pejalan kaki tertabrak oleh pengendara
50%
3
100
300
Berbahaya
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
82582
Laporan Akhir (Final Report)
Uraian Permasalahan
No
Dampak Permasalahan
Deviasi
Nilai peluang
Nilai dampak
Nilai Resiko
Kategori
5.
Hambatan samping tinggi akibat aktifitas parkir pada persimpangan
Pergerakan pengguna jalan menjadi sulit dan memmbahayakan
80%
5
100
500
Sangat Berbahaya
6.
Terdapatnya tugu pada salah satu lengan persimpangan
Pergerakan pengguna jalan menjadi sulit dan membahayakan
100%
5
100
500
Sangat Berbahaya
7
Saluran drainasi yang terbuka di dalam ruang manfaat jalan
Memperparah dampak apabila kecelakaan terjadi
100%
5
70
350
Berbahaya
Analisis penyebab kecelakaan hanya mengusulkan penanganan pada
kategori
“Berbahaya”
dan
“Sangat
Berbahaya”.
Berdasarkan hasil analisis penyebab kecelakaan di atas, maka seluruh faktor penyebab kecelakaan harus mendapatkan usulan penanganan karena kategori yang diberikan adalah “Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya”. Usulan penanganan tersebut tercantum pada Tabel 5.48. Tabel 5.48. Usulan penanganan untuk lokasi daerah rawan kecelakaan Jalan Raya Sumpiuh No 1
Uraian Permasalahan Terjadinya kecelakaan dengan jenis tabrak depanbelakang.
Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek a. Pembuatan papan pengumuman daerah rawan kecelakaan dan hati hati untuk meningkatkan kewaspadaan. b. Pemasangan rambu peringatan adanya tikungan/simpang
Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah a. Pembuatan centerline rumble strips pada as jalan. b. Pembuatan continuous shoulder rumble strips/longitudina l rumble strips pada bahu jalan. c. Pembuatan
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang c. Pembuatan jalur khusus sepeda motor. d. Pembatasan akses yang masuk ke jalan arteri.
83583
Laporan Akhir (Final Report)
No
Uraian Permasalahan
Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek dan batas kecepatan maksimum. c. Pembuatan marka yang sesuai standar (marka dua garis utuh pada as jalan).
d.
e.
f.
2
3
Kecelakaan yang melibatkan sepeda motor.
Adanya simpang dan daerah sub urban dengan informasi yang masih kurang (marka serta rambu yang tidak memadai).
a. Melakukan pengecatan marka tepi yang sesuai standar. b. Pembuatan marka yang sesuai standar (marka dua garis utuh pada as jalan). c. Pemasangan rambu peringatan dan batas kecepatan maksimum. d. Pembuatan lajur khusus sepeda motor dengan marka yang jelas dan pemasangan rambu lajur khusus sepeda motor a. Pemasangan rambu peringatan adanya tikungan/simpang sebelum memasuki tikungan/simpang. b. Pemasangan batas kecepatan maksimum sebelum memasuki tikungan (diusulkan batas kecepatan maksimum sebesar 40 km/jam). c. Pemasangan rambu
a.
b. c.
Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah median. Pemasangan kancing jalan/mata kucing pada as jalan. Pembuatan lajur khusus belok kanan/pulau lalu lintas. Re-alinyemen simpang (memperbaiki radius simpang dan jarak pandang di simpang). Pembuatan continuous shoulder rumble strips/longitudina l rumble strips pada bahu jalan. Pengerasan bahu jalan. Pembuatan median.
a. Pemasangan kancing jalan/mata kucing pada as jalan. b. Pembuatan lajur khusus belok kanan/pulau lalu lintas. c. Re-alinyemen simpang (memperbaiki radius simpang dan jarak pandang di simpang).
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang
a. Pembuatan lajur khusus sepeda motor.
a. Pemasangan lampu APILL. b. Pemasangan dynamic curve warning system. c. Pembatasan akses yang masuk ke jalan arteri.
84584
Laporan Akhir (Final Report)
No
Uraian Permasalahan
5
Adanya korban pejalan kaki
6
Adanya roadside hazard (saluran drainasi terbuka, tugu, kendaraan parkir)
Usulan Usulan Penanganan Penanganan Teknis Jangka Teknis Jangka Pendek Menengah chevron (CAM). d. Pemasangan patok pengarah. e. Pembuatan papan pengumuman daerah rawan kecelakaan dan hati hati untuk meningkatkan kewaspadaan. f. Pengecatan marka di simpang (marka stop untuk jalan minor). g. Pengendalian parkir di sekitar simpang. h. Pengendalian akses di area sekitar simpang. a. Pemasangan rambu Pembuatan median. peringatan adanya pejalan kaki yang melintas. b. Pemasangan rambu batas kecepatan maksimum pada daerah yang banyak pejalan kaki. Menghilangkan roadside hazard (memindahkan tugu, menutup saluran drainasi)
Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang
a. Penyediaan fasilitas bagi pejalan kaki (menyusuri jalan dan menyeberang) (lajur khusus pejalan kaki, penyeberangan tidak sebidang).
Usulan penanganan pada Jalan Raya Sumpiuh ditunjukkan pada Gambar 5. 55,Gambar 5. 56, dan Gambar 5. 57.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
85585
Laporan Akhir (Final Report)
DETAIL 1
DETAIL 2
DETAIL 3
Gambar 5. 55. Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan Sumpiuh
Gambar 5. 56. Detail 1dan detail 2 usulan penanganan daerah rawan kecelakaan Sumpiuh
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
86586
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5. 57. Detail 3 usulan penanganan daerah rawan kecelakaan Sumpiuh Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan Raya Sumpiuh untuk jangka menengah ditunjukkan pada Gambar 5.58, Gambar 5.59, Gambar 5. 60, Gambar 5.61, Gambar 5. 62, dan Gambar 5. 63.
Gambar 5.58. Usulan pembuatan continuous shoulder rumble strips pada bahu jalan dan centerline rumble strips
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
87587
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5.59. Pemasangan mata kucing
Gambar 5. 60. Pembuatan median jalan dan pulau lalu lintas
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
88588
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5.61. Pembuatan bahu yang diperkeras
Gambar 5. 62. Re-alinyemen simpang
Gambar 5. 63. Pemasangan median dengan reflector post
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
89589
Laporan Akhir (Final Report)
Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan Raya Sumpiuh untuk jangka panjang ditunjukkan pada Gambar 5. 64 dan Gambar 5. 65.
Gambar 5. 64. Usulan pemasangan dynamic curve warning system
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
90590
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5. 65. Pemasangan APILL dan lajur khusus sepeda motor Berikut ini adalah estimasi anggaran biaya untuk penanganan keselamatan di Jalan Raya Sumpiuh. Tabel 5.49. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka pendek di Jalan Raya Sumpiuh Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Pengecatan marka tengah dan marka tepi yang sesuai standar Pemasangan rambu peringatan, informasi, larangan, pengarah (chevron)
Perkiraan Biaya Rp. 30.000 / meter Rp.600.000/rambu
Tabel 5.50. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka menengah di Jalan Raya Sumpiuh Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Pembuatan continuous shoulder rumble strips pada bahu jalan dan pada centerline rumble strips jalan. Pembuatan mata kucing pada seluruh daerah blackspot Meratakan antara bahu dan badan jalan dengan memperkeras daerah bahu Re-alinyemen simpang
Perkiraan Biaya Rp.11.600.000/km Rp. 315.000/buah Rp.500.0000/m3 Rp. 3.000.000 / m3
Tabel 5.51. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka panjang di Jalan Raya Sumpiuh Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang Pemasangan dynamic curve warning system Pemasangan APILL Pembuatan lajur khusus sepeda motor
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
Perkiraan Biaya Rp. 200.000.000/sistem Rp. 200.000.000/sistem Rp. 5.000.000/m3
91591
Laporan Akhir (Final Report)
3. Nagreg Analisis data kecelakaan di Kabupaten Nagreg dilakukan pada daerah jalan nasional. Dari ruas jalan tersebut dilakukan analisis pemeringkatan daerah rawan kecelakaan sebagaimana yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Selain itu juga akan dilihat tipe kecelakaan secara mendalam untuk mendapatkan karakteristik kecelakaan yang terjadi, terutama kecelakaan fatal. a. Lokasi yang merupakan daerah rawan kecelakaan yang harus segera mendapatkan penanganan (prioritas) Jalan Raya Nagreg KM 36-37 Lokasi kecelakaan di Jalan Raya Nagreg KM 36-37 merupakan jalan nasional. Karakteristik kecelakaan yang terjadi di lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 5. 52. Tabel 5. 52. Karakteristik kecelakaan di Jalan Raya Nagreg km 36-37 Fatalitas
Tipe Tabrakan
Jumlah Kecelakaan
MD
LB
LR
Sendiri (lepas kendali)
3
1
2
0
18
Samping-samping
4
0
3
1
12
Depan-samping
2
1
1
0
15
Depan-belakang
6
4
1
1
54
Depan-depan
0
0
0
0
0
Kecelakaan beruntun
0
0
0
0
0
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
Nilai
92592
Laporan Akhir (Final Report)
Dari Tabel 5. 52 dapat diketahui bahwa kecelakaan yang berpotensi besar mengakibatkan kecelakaan dengan fatalitas adalah adalah tipe kecelakaan tabrak depan-belakang. Untuk dapat mengetahui tipe tabrakan mana yang menjadi dasar untuk penentuan usulan penanganan maka dibutuhkan analisis resiko dan tingkat kepentingan penanganan daerah rawan kecelakaan, dimana jumlah kecelakaan dikonversi menjadi nilai peluang serta fatalitas dari korban kecelakaan dikonversi menjadi nilai dampak, seperti yang tertera pada Tabel 5. 53 berikut. Tabel 5. 53. Analisis resiko tingkat kepentingan penanganan di Jalan Raya Nagreg KM 36-37 Jalan Raya Nagreg KM 36-37
Jenis Tabrakan
Nilai Peluang
Nilai Dampak Fatalitas
Nilai Resiko
Kategori
Sendiri (lepas kendali)
2
100
200
Cukup Berbahaya
Samping-samping
2
70
140
Cukup Berbahaya
Depan-samping
2
100
200
Cukup Berbahaya
Depan-belakang
3
100
300
Berbahaya
Depan-depan
1
1
1
Tidak Berbahaya
Kecelakaan beruntun
1
1
1
Tidak Berbahaya
Untuk
mengusulkan
penanganan
hanya
pada
kategori
“Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya” yang menjadi prioritas. Berdasarkan hasil analisis, maka tipe tabrakan yang perlu
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
93593
Laporan Akhir (Final Report)
mendapat analisis untuk pengajuan usulan penanganan adalah tipe tabrak depan-belakang. Karakteristik kecelakaan mengenai kondisi permukaan jalan yang terjadi di lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 5.54. Tabel 5.54. Karakteristik kondisi permukaan jalan di Jalan Raya Nagreg KM 36-37 Fatalitas
Jumlah Kecelakaan
MD
LB
LR
Kering
15
6
7
2
99
Genangan Air
0
0
0
0
0
Basah
0
0
0
0
0
untuk
menentukan
Kondisi Jalan
Analisis
resiko
prioritas
Nilai
penanganan
kecelakaan berdasarkan kondisi permukaan dapat dilihat pada Tabel 5. 55. Tabel 5. 55. Analisis resiko di Jalan Raya Nagreg KM 36-37 berdasarkan kondisi permukaan jalan Jalan Raya Nagreg KM 36-37 Kondisi Permukaan Jalan
Nilai Peluang
Nilai Dampak Fatalitas
Nilai Resiko
Kategori
Kering
4
100
400
Sangat Berbahaya
Genangan air
1
1
1
Tidak Berbahaya
Basah
1
1
1
Tidak Berbahaya
Berdasarkan hasil analisis, maka kondisi permukaan jalan pada saat terjadi kecelakaan yang perlu mendapat analisis untuk pengajuan usulan penanganan adalah kondisi permukaan jalan yang kering.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
94594
Laporan Akhir (Final Report)
Untuk mengetahui apakah karakteristik kondisi cuaca terkait dengan terjadinya kecelakaan maka dianalisis hubungan antara jumlah terjadinya kecelakaan dengan fatalitas korban yang mengalami kecelakaan pada berbagai kondisi cuaca sehingga didapatkan nilai kecelakaan tertinggi dengan kondisi cuaca tertentu dapat dilihat pada Tabel 5.56. Tabel 5.56. Karakteristik kecelakaan berdasarkan kondisi cuaca di Jalan Raya Nagreg KM 36-37 Fatalitas
Jumlah Kecelakaan
MD
LB
LR
Normal
12
6
5
1
90
Berkabut
3
0
2
1
9
Hujan gerimis
0
0
0
0
0
Hujan lebat
0
0
0
0
0
Cuaca
Nilai
Analisis resiko tingkat kepentingan penanganan kecelakaan berdasarkan kondisi cuaca terjadinya kecelakaan dapat dilihat pada Tabel 5. 57. Tabel 5. 57. Analisis resiko tingkat kepentingan penanganan di Jalan Raya Nagreg KM 36-37 berdasarkan kondisi cuaca Jalan Raya Nagreg KM 36-37 Kondisi Permukaan Jalan
Nilai Peluang
Nilai Dampak Fatalitas
Nilai Resiko
Kategori
Normal
4
100
400
Sangat Berbahaya
Berkabut
1
1
1
Tidak Berbahaya
Hujan gerimis
1
1
1
Tidak Berbahaya
Hujan lebat
1
1
1
Tidak Berbahaya
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
95595
Laporan Akhir (Final Report)
Berdasarkan hasil analisis, maka kondisi cuaca pada saat terjadi kecelakaan yang perlu mendapat analisis untuk pengajuan usulan penanganan adalah kondisi cuaca normal. Untuk mengetahui karakteristik moda dikaitkan dengan fatalitas korban yang mengalami kecelakaan sehingga didapatkan nilai kecelakaan tertinggi dengan moda kendaraan tertentu dapat dilihat pada Tabel 5.58 berikut. Tabel 5.58. Karakteristik
kecelakaan
berdasarkan
moda
kendaraan yang digunakan di Jalan Raya Nagreg KM 36-37 Fatalitas
Jumlah Kecelakaan
MD
LB
LR
Sepeda Motor
15
3
8
4
72
Mobil
3
2
1
0
27
Truk
6
6
0
0
72
Bus
1
0
1
0
3
Pejalan Kaki
2
0
2
0
6
Sepeda
0
0
0
0
0
Moda Kendaraan
Analisis
resiko
untuk
menentukan
prioritas
Nilai
penanganan
kecelakaan berdasarkan jenis kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan dapat dilihat pada
Tabel 5.59 berikut.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
96596
Laporan Akhir (Final Report)
Tabel 5.59. Analisis resiko berdasarkan moda kendaraan di Jalan Raya Nagreg KM 36-37 Jalan Raya Nagreg KM 36-37 Jenis Tabrakan
Nilai Peluang
Nilai Dampak Fatalitas
Nilai Resiko
Kategori
Sepeda Motor
4
100
400
Sangat Berbahaya
Mobil
2
100
200
Cukup Berbahaya
Truk
3
100
300
Berbahaya
Bus
2
70
140
Cukup Berbahaya
Pejalan Kaki
2
70
140
Cukup Berbahaya
Sepeda
1
1
1
Tidak Berbahaya
Berdasarkan hasil analisis tingkat kepentingan penanganan berdasarkan moda kendaraan yang terlibat maka kecelakaan yang melibatkan sepeda motor dan truk yang perlu diprioritaskan dalam penanganannya. Selanjutnya akan dilihat kondisi geometrik untuk melihat pengaruhnya pada kecelakaan yang terjadi. Kondisi geometrik di Jalan Raya Nagreg KM 36-37 ini berupa: 1) Jalan 4 lajur 2 arah tidak terbagi, 2) Perkerasan merupakan flexible pavement, 3) Lebar lajur 3meter, 4) Bahu jalan 1 meter dan, diperkeras, sejajar dengan badan jalan,
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
97597
Laporan Akhir (Final Report)
5) Kondisi cat marka as jalan baik, marka tengah dan marka tepi tidak jelas, 6) Tidak ditemukan rambu lalu-lintas, 7) Tidak adanya penerangan pada jalan (lampu jalan rusak), 8) Adanya tanjakan/turunan pada ujung jalan. Kondisi kecepatan lalu lintas di lokasi ini menunjukkan bahwa 85% kendaraan berat (HV) memiliki kecepatan ±35 km/jam, kendaraan ringan (LV) memiliki kecepatan ±35 km/jam, dan untuk sepeda motor sebesar ±40 km/jam. Sedangkan komposisi kendaraan yang melintas di ruas ini didominasi oleh kendaraan ringan. Dari deskripsi kondisi geometrik lokasi kecelakaan, kondisi kecepatan lalu lintas, dan komposisi lalu lintas serta kecelakaan yang terjadi dapat dianalisis kombinasi faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan ditunjukkan pada Tabel 5. 60 sebagai berikut. Tabel 5. 60. Analisis resiko yang diakibatkan kondisi geometrik jalan di Jalan Raya Nagreg KM 36-37 Dampak Permasalahan
Deviasi
Nilai Nilai Peluang Dampak
Nilai Resiko
No
Uraian Permasalahan
1.
Tercampurnya kendaraan berat dengan sepeda motor
Kecelakaan yang melibatkan kendaraan berat dan sepeda motor.
100%
5
100
500
Sangat Berbahaya
2.
Tidak adanya rambu
Tidak dapat mengetahui kondisi jalan di depan seperti terdapat simpang, penyempitan jalan
100%
5
100
500
Sangat Berbahaya
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
Kategori
98598
Laporan Akhir (Final Report)
No
Uraian Permasalahan
Dampak Permasalahan
Deviasi
Nilai Nilai Peluang Dampak
Nilai Resiko
Kategori
atau sebagainya. 3.
Tidak adanya penerangan pada jalan
Pengemudi tidak dapat melihat keadaan jalan dan kondisi lingkungan sekitar.
100%
5
100
500
Sangat Berbahaya
4.
Tanjakan yang dilalui oleh kendaraan berat cukup panjang
Kendaraan berat berjalan pelan sehingga membahayakan pengemudi di belakangnnya dan dapat menyebabkan kecelakaan depanbelakang
100%
5
100
500
Sangat Berbahaya
Analisis penyebab kecelakaan hanya mengusulkan penanganan pada
kategori
“Berbahaya”
dan
“Sangat
Berbahaya”.
Berdasarkan hasil analisis penyebab kecelakaan di atas, maka seluruh faktor penyebab kecelakaan harus mendapatkan usulan penanganan karena kategori yang diberikan adalah “Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya”. Tabel 5.61. Usulan penanganan berdasarkan analisis resiko di Jalan Raya Nagreg KM 36-37 No 1
Uraian Permasalahan Terjadinya kecelakaan dengan jenis tabrak depanbelakang.
Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek
Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah
Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang
a. Pembuatan papan pengumuman daerah rawan kecelakaan dan hati hati untuk meningkatkan kewaspadaan. b. Pemasangan rambu peringatan adanya tikungan/simpang dan batas
a. Pembuatan centerline rumble strips pada as jalan. b. Pembuatan continuous shoulder rumble strips/longitudina l rumble strips pada bahu jalan. c. Pembuatan median.
a. Pembuatan jalur khusus sepeda motor. b. Pembatasan akses yang masuk ke jalan arteri.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
99599
Laporan Akhir (Final Report)
No
Uraian Permasalahan
2
Kecelakaan yang melibatkan sepeda motor.
3
Adanya daerah sub urban dengan informasi yang masih kurang (marka serta rambu yang tidak memadai).
Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek
Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah
kecepatan maksimum. c. Pembuatan marka yang sesuai standar (marka dua garis utuh pada as jalan).
d. Pemasangan kancing jalan/mata kucing pada as jalan. e. Pembuatan lajur khusus belok kanan/pulau lalu lintas. a. Pembuatan continuous shoulder rumble strips/longitudina l rumble strips pada bahu jalan. b. Pembuatan median.
a. Melakukan pengecatan marka tepi yang sesuai standar. b. Pembuatan marka yang sesuai standar (marka dua garis utuh pada as jalan). c. Pemasangan rambu peringatan dan batas kecepatan maksimum. d. Pembuatan lajur khusus sepeda motor dengan marka yang jelas dan pemasangan rambu lajur khusus sepeda motor a. Pembuatan a. Pemasangan papan kancing pengumuman jalan/mata kucing daerah rawan pada as jalan. kecelakaan dan b. Pembuatan lajur hati hati untuk khusus belok meningkatkan kanan/pulau lalu kewaspadaan. lintas. b. Pemasangan batas kecepatan maksimum sebelum memasuki tikungan (diusulkan batas kecepatan maksimum sebesar 40 km/jam). c. Pemasangan rambu chevron (CAM). d. Pemasangan patok pengarah.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang
Pembuatan lajur khusus sepeda motor.
Pembatasan akses yang masuk ke jalan arteri.
1005100
Laporan Akhir (Final Report)
No
Uraian Permasalahan
4
Penerangan jalan yang kurang
5
Tanjakan yang terlalu panjang terutama bagi kendaraan berat
Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek
Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah
e. Pembuatan papan pengumuman daerah rawan kecelakaan dan hati hati untuk meningkatkan kewaspadaan. f. Pengecatan marka di simpang (marka stop untuk jalan minor). Pengecatan marka a. Pembuatan yang bersifat centerline rumble reflektif strips pada as jalan. b. Pembuatan continuous shoulder rumble strips/longitudinal rumble strips pada bahu jalan. c. Pemasangan median denga reflector post. Pemasangan rambu Pembuatan lajur peringatan dan pendakian informasi tanjakan.
Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang
Pemasangan lampu penerangan jalan.
Re-alinyemen vertikal
Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan Raya Nagreg KM 36-37 untuk jangka pendek ditunjukkan pada Gambar 5. 66 dan Gambar 5. 67.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1015101
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5. 66. Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan Jalan Raya Nagreg KM 36-37
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1025102
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5. 67. Detail
usulan
penanganan
daerah
rawan
kecelakaan Jalan Raya Nagreg Km 36-37 Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan Raya Nagreg KM 36-37 untuk jangka menengah ditunjukkan pada Gambar 5. 68, Gambar 5.69, Gambar 5. 70, dan Gambar 5. 71.
Gambar 5. 68. Usulan pembuatan continuous Shoulder Rumble Strips pada bahu jalan dan centerline Rumble Strips/Stripes jalan
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1035103
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5.69. Pemasangan mata kucing
Gambar 5. 70. Pembuatan median jalan dan pulau lalu lintas
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1045104
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5. 71. Pemasangan median dengan reflector post Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan Raya Nagreg KM 36-37 untuk jangka panjang ditunjukkan pada Gambar 5. 72 dan Gambar 5.73.
Gambar 5. 72. Usulan perubahan alinyemen vertikal
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1055105
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5.73. Usulan pemasangan lampu jalan Berikut ini adalah estimasi anggaran biaya untuk penanganan keselamatan di Jalan Raya Nagreg KM 36-37. Tabel 5. 62. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka pendek di Jalan Raya Nagreg KM 36-37 Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Pengecatan marka tengah dan marka tepi yang sesuai standar Pemasangan rambu peringatan, informasi, larangan, pengarah (chevron)
Perkiraan Biaya Rp. 30.000 / meter Rp.600.000/rambu
Tabel 5. 63. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka menengah di Jalan Raya Nagreg KM 36-37 Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Pembuatan continuous shoulder rumble strips pada bahu jalan dan pada centerline rumble strips jalan. Pembuatan mata kucing pada seluruh daerah blackspot
Perkiraan Biaya Rp.11.600.000/km Rp. 315.000/buah
Tabel 5. 64. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka panjang di Jalan Raya Nagreg KM 36-37 Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang Pembuatan lampu penerangan jalan Re-alinyemen horizontal/vertikal
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
Perkiraan Biaya Rp. 10.000.000/buah Rp. 5.000.000/m3
1065106
Laporan Akhir (Final Report)
B. JALUR LINTAS UTARA 1. Indramayu Analisis data kecelakaan di Kabupaten Indramayu dilakukan pada daerah jalan nasional. Dari ruas jalan tersebut dilakukan analisis pemeringkatan daerah rawan kecelakaan sebagaimana yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Selain itu, dilihat tipe kecelakaan secara mendalam untuk mendapatkan karakteristik kecelakaan yang terjadi, terutama kecelakaan fatal. Selanjutnya akan dilihat analisis karakteristik kecelakaan di masingmasing lokasi yang berpotensi sebagai daerah rawan kecelakaan berdasarkan
nilai
daerah
rawan
kecelakaan
tertinggi
yang
ditunjukkan tabel pada bab sebelumnya. Lokasi dikategorikan menjadi 2 macam, yaitu: a. Lokasi yang merupakan daerah rawan kecelakaan yang harus segera mendapatkan penanganan (prioritas) 1) Eretan Kulon, Kandanghaur KM 79-80 Lokasi kecelakaan di ruas Jalan Raya Pantura Eretan, Kandanghaur KM 79-80 terletak di daerah Indramayu. Karakteristik kecelakaan yang terjadi di lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 5.65.berikut ini.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1075107
Laporan Akhir (Final Report)
Tabel 5.65. Karakteristik tipe tabrakan di Eretan Kulon, Kandanghaur KM 79-80 Fatalitas
Jumlah Kecelakaan
MD
LB
LR
Sendiri (lepas kendali)
0
0
0
0
0
Samping-samping
1
0
0
1
3
Depan-samping
4
4
0
0
48
Depan-belakang
3
0
0
3
9
Depan-depan
0
0
0
0
0
Kecelakaan beruntun
0
0
0
0
0
Tipe Tabrakan
Nilai
Dari Tabel 5.65 dapat diketahui bahwa kecelakaan yang berpotensi besar mengakibatkan kecelakaan dengan fatalitas adalah adalah tipe kecelakaan tabrak depan-samping. Untuk mengetahui tipe tabrakan mana yang menjadi dasar penentuan usulan penanganan maka dibutuhkan analisis resiko dan
tingkat
kepentingan
penanganan
daerah
rawan
kecelakaan, di mana jumlah kecelakaan dikonversikan menjadi nilai peluang, dan fatalitas dari korban kecelakaan dikonversikan menjadi nilai dampak, seperti tertera pada Tabel 5.66.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1085108
Laporan Akhir (Final Report)
Tabel 5.66. Analisis resiko di Eretan Kulon, Kandanghaur KM 79-80 Jalan Raya Eretan Kulon, Kandanghaur KM 79-80 Jenis Tabrakan
Nilai Peluang
Nilai Dampak Fatalitas
Nilai Resiko
Sendiri (lepas kendali)
1
1
1
Tidak Berbahaya
Samping-samping
2
10
20
Tidak Berbahaya
Depan-samping
2
100
200
Cukup Berbahaya
Depan-belakang
2
10
20
Tidak Berbahaya
Depan-depan
1
1
1
Tidak Berbahaya
Kecelakaan beruntun
1
1
1
Tidak Berbahaya
Untuk
mengusulkan
penanganan hanya
Kategori
pada
kategori
“Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya” yang menjadi prioritas. Berdasarkan hasil analisis, tidak terdapat tipe kecelakaan yang termasuk katergori berbahaya dan sangat berbahaya pada daerah Eretan Kulon. Hanya terdapat kategori cukup berbahaya dengan jenis tabrakan depan-samping. Oleh karena itu, belum diperlukan penanganan/usulan baru untuk tindak lebih lanjut terhadap kondisi permasalahan di Jalan Raya Eretan Kulon. Karakteristik kecelakaan mengenai kondisi permukaan jalan yang terjadi di lokasi saat terjadi kecelakaan dapat dilihat pada Tabel 5.67
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1095109
Laporan Akhir (Final Report)
Tabel 5.67. Karakteristik kondisi jalan di Jalan Raya Eretan Kulon, Kandanghaur KM 79-80 Fatalitas
Jumlah Kecelakaan
MD
LB
LR
Kering
8
4
0
4
60
Genangan Air
0
0
0
0
0
Basah
0
0
0
0
0
Kondisi Jalan
Nilai
Untuk kondisi kering merupakan kondisi ideal. Sehingga perlu diselidiki mengenai kondisi geometri dan kondisi lingkungan eksisting yang ditunjukkan pada tahap selanjutnya untuk dapat mengetahui lebih rinci usulan penanganan seperti apa yang dibutuhkan. Untuk mengetahui karakteristik kondisi cuaca dikaitkan dengan fatalitas korban yang mengalami kecelakaan sehingga didapatkan nilai kecelakaan tertinggi dengan kondisi cuaca tertentu dapat dilihat pada Tabel 5.68. Tabel 5.68. Karakteristik kondisi cuaca di Jalan Raya Eretan Kulon, Kandanghaur KM 79-80 Fatalitas Cuaca
Jumlah Kecelakaan
Nilai MD
LB
LR
Normal
6
2
0
4
36
Berkabut
2
2
0
0
24
Hujan Gerimis
0
0
0
0
0
Hujan lebat
0
0
0
0
0
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1105110
Laporan Akhir (Final Report)
Kecelakaan sering terjadi pada kondisi cuaca cerah dan pada pagi atau siang hari. Pada kondisi seperti, kendaraan cenderung berjalan dengan kecepatan tinggi. Untuk mengetahui karakteristik moda dikaitkan dengan fatalitas korban yang mengalami kecelakaan sehingga didapatkan nilai kecelakaan tertinggi dengan moda kendaraan tertentu dapat dilihat pada Tabel 5.69 Tabel 5.69. Jenis kendaraan yang terlibat kecelakaan di Jalan Raya Eretan Kulon, Kandanghaur KM 79-80 Fatalitas
Jumlah Kecelakaan
MD
LB
LR
Sepeda Motor
5
1
0
4
24
Mobil
5
2
0
4
36
Truk
2
2
0
0
24
Bus
0
0
0
0
0
Pejalan Kaki
0
3
0
0
36
Sepeda
0
0
0
0
0
Moda Kendaraan
Nilai
Untuk dapat mengetahui moda kendaraan mana yang menjadi dasar untuk penentuan usulan penanganan maka dibutuhkan analisis resiko dan tingkat kepentingan penanganan daerah rawan kecelakaan, dimana jumlah kecelakaan dikonversi menjadi nilai peluang serta fatalitas dari korban kecelakaan dikonversi menjadi nilai dampak, seperti yang tertera pada Tabel 5.70. berikut.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1115111
Laporan Akhir (Final Report)
Tabel 5.70. Analisis resiko tingkat kepentingan penanganan berdasarkan moda kendaraan di Jalan Raya Eretan Kulon, Kandanghaur KM 79-80 Jalan Raya Eretan Kulon Nilai Peluang
Nilai Dampak Fatalitas
Nilai Resiko
Sepeda Motor
3
100
300
Berbahaya
Mobil
3
100
300
Berbahaya
Truk
2
100
200
Cukup Berbahaya
Bus
1
1
1
Tidak Berbahaya
Pejalan Kaki
1
100
100
Tidak Berbahaya
Sepeda
1
1
1
Tidak Berbahaya
Moda kendaraan
Untuk
mengusulkan
penanganan hanya
Kategori
pada
kategori
“Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya” yang menjadi prioritas. Berdasarkan hasil analisis, maka moda kendaraan yang perlu mendapat analisis untuk pengajuan usulan penanganan adalah tipe tabrak moda sepeda motor dan mobil. Kondisi geometrik di Jalan Raya Pantura Eretan ini berupa: 1) Jalan 4 lajur 2 arah tidak terbagi, 2) Perkerasan merupakan flexibel pavement (arah barat) dan rigid pavement (arah timur), 3) Lebar lajur 3,5 meter, 4) Bahu jalan 2,5 meter, tidak diperkeras, sejajar dengan badan jalan, 5) Kondisi cat marka tengah dan marka tepi tidak jelas, Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1125112
Laporan Akhir (Final Report)
6) Tidak ditemukan rambu lalu-lintas, 7) Kondisi
permukaan
perkerasan
rigid
mengalami
keretakan. 8) Terdapat Bukaan (U-Turn) yang tidak memiliki rambu serta tidak terlindung Dari deskripsi kondisi geometrik lokasi kecelakaan, dapat dianalisis
kombinasi
faktor-faktor
yang
menyebabkan
kecelakaan ditunjukkan pada Tabel 5.71sebagai berikut. Tabel 5. 71 Uraian permasalahan untuk lokasi daerah rawan kecelakaan di Eretan Kulon, Kandanghaur KM 79-80 No
Uraian Permasalahan
Dampak Permasalahan
Deviasi
Nilai Peluang
Nilai Dampak
Nilai Resiko
Kategori
1.
Marka tepi yang tidak jelas
Pengemudi keluar jalur
50%
3
100
300
Berbahaya
2.
Tidak adanya rambu pembatasan kecepatan pada daerah rawan kecelakaan
Kecepatan tinggi yang memperbesar dampak keprahan pelaku kecelakaan
100%
5
100
500
Sangat Berbahaya
3.
Tidak adanya rambu putar balik pada bukaan dan perlindungan terhadapa kendaraan yang akan berputar arah
Pengemudi tertabrak dari belakang
100%
5
100
500
Sangat Berbahaya
4.
Adanya retak pada rigid pavement
Pengemudi tidak dapat mengendalikan kendaraannya
10%
2
100
200
Cukup Berbahaya
Analisis
penyebab
penanganan
pada
kecelakaan kategori
hanya
“Berbahaya”
mengusulkan dan
“Sangat
Berbahaya”.Berdasarkan hasil analisis penyebab kecelakaan di
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1135113
Laporan Akhir (Final Report)
atas, maka seluruh faktor penyebab kecelakaan harus mendapatkan usulan penanganan karena kategori yang diberikan adalah “Berbahaya. Penanganan yang diajukan memiliki beberapa tahapan yaitu penanganan untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang seperti yang tertera padaTabel 5.72. Tabel 5.72. Usulan
penanganan
berdasarkan
uraian
permasalahan di Jalan Raya Eretan Kulon, Kandanghaur KM 79-80 Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek
No
Uraian Permasalahan
1
Tidak adanya marka tepi dan marka tengah sehingga menyebabkan pengemudi sepeda motor yang lebih rentan keluar dari jalur.
Melakukan pengecatan marka tepi dan marka tengah yang sesuai standar
2.
Tidak adanya rambu pembatasan kecepatan pada daerah rawan
3.
Tidak adanya rambu putar balik pada bukaan dan perlindungan terhadapa kendaraan yang akan berputar arah
Pemasangan rambu batas kecepatan dan pemasangan rambu hati hati serta papan pengumuman daerah rawan kecelakaan untuk menigkatkan kewaspadaaan. Pemasangan rambu putar balik dan pembuatan bukaan terlindung
Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang
Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah a. Pembuatan continuous shoulder rumble strips/longitudi nal rumble strips pada bahu jalan..
a.
Pembuatan lajur khusus sepeda motor.
a. Pemasangan kancing jalan/mata kucing pada as jalan. b. Pembuatan lajur khusus belok kanan/pulau lalu lintas.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1145114
Laporan Akhir (Final Report)
Usulan penanganan pada daerah Eretan Kulon ditunjukkan pada Gambar 5.74, Gambar 5.75, dan Gambar 5.76 sebagai berikut. DETAIL 3
DETAIL 1
DETAIL 2
Gambar 5.74. Usulan penganan daerah rawan kecelakaan Eretan Kulon
Gambar 5.75. Detail 1 usulan penganan daerah rawan kecelakaan Eretan Kulon
Gambar 5.76. Detail 2 usulan penganan daerah rawan kecelakaan Eretan Kulon Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1155115
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5.77. Detail 3 usulan penganan daerah rawan kecelakaan Eretan Kulon Usulan penanganan pada daerah Eretan Kulon untuk jangka menengah ditunjukkan pada Gambar 5.78, Gambar 5.79, Gambar 5. 80, Gambar 5. 81 sebagai berikut.
Gambar 5.78. Usulan
pembuatan
continuous
shoulder
rumble strips pada bahu jalan
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1165116
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5.79.Usulan pemasangan mata kucing
Gambar 5. 80. Pembuatan pulau lalu lintas
Gambar 5. 81. Pemasangan median dengan reflector post
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1175117
Laporan Akhir (Final Report)
Usulan penanganan pada daerah Eretan Kulon untuk jangka panjang ditunjukkan pada Gambar 5.82..
Gambar 5. 82. Lajur khusus sepeda motor Berikut ini adalah estimasi anggaran biaya untuk penanganan keselamatan di Jalan Raya Eretan Kulon. Tabel 5. 73. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka pendek di Jalan Raya Eretan Kulon Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Pengecatan marka tengah dan marka tepi yang sesuai standar Pembuatan rambu peringatan, informasi dan larangan. Pemasangan marka tikungan dan rambu pengarah.
Perkiraan Biaya Rp. 30.000 / meter Rp.600.000/rambu Rp. 30.000 / meter Rp.600.000/rambu
Tabel 5.74. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka menengah di Jalan Raya Eretan Kulon Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Pembuatan Continuous Shoulder Rumble Strips pada bahu jalan. Pembuatan mata kucing pada seluruh daerah blackspot
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
Perkiraan Biaya Rp.11.600.000/km Rp. 315.000/buah
1185118
Laporan Akhir (Final Report)
Tabel 5.75. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka panjang di Jalan Raya Eretan Kulon Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang Pembuatan lajur khusus sepeda motor
Perkiraan Biaya Rp. 5.000.000/m3
b. Lokasi yang berpotensi menjadi daerah rawan kecelakaan (potential blackspot). 1) Larangan, Lohbener KM 59-60 Lokasi kecelakaan di Jalan Lohbener KM 59-60 merupakan jenis lokasi yang berpotensi menjadi daerah rawan kecelakaan (potential black spot), tepatnya di Jalan Raya Larangan. Tabel 5.76. Karakteristik tipe tabrakan di Jalan Raya Larangan, Lohbener KM 59-60 Fatalitas
Jumlah Kecelakaan
MD
LB
LR
Sendiri (lepas kendali)
0
0
0
0
0
Samping-samping
2
0
1
1
6
Depan-samping
3
3
0
0
36
Depan-belakang
1
0
0
1
3
Depan-depan
0
0
0
0
0
Kecelakaan beruntun
0
0
0
0
0
Tipe Tabrakan
Nilai
Dari Tabel 5.76 dapat diketahui bahwa kecelakaan yang berpotensi
besar
mengakibatkan
kecelakaan
dengan
fatalitas adalah adalah tipe kecelakaan tabrak depansamping.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1195119
Laporan Akhir (Final Report)
Untuk dapat mengetahui tipe tabrakan yang menjadi dasar untuk penentuan usulan penanganan maka dibutuhkan analisis resiko dan tingkat kepentingan penanganan daerah rawan kecelakaan. Di dalam analisis tersebut, jumlah kecelakaan diasumsikan menjadi nilai peluang dan fatalitas dari korban kecelakaan dikonversi menjadi nilai dampak, seperti yang tertera pada Tabel 5.77 Tabel 5. 77. Analisis
resiko
tingkat
kepengtingan
penanganan di Eretan Kulon, Kandanghaur KM 79-80 Larangan Jenis Tabrakan
Nilai peluang
Nilai dampak Fatalitas
Nilai Resiko
Kategori
Sendiri (lepas kendali)
1
1
1
Tidak Berbahaya
Samping-samping
2
70
140
Cukup Berbahaya
Depan-samping
2
100
200
Cukup Berbahaya
Depan-belakang
2
10
20
Tidak Berbahaya
Depan-depan
1
1
1
Tidak Berbahaya
Kecelakaan beruntun
1
1
1
Tidak Berbahaya
Untuk mengusulkan penanganan hanya pada kategori “Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya” yang menjadi prioritas.Berdasarkan hasil analisis, tidak terdapat tipe kecelakaan yang termasuk katergori berbahaya dan sangat berbahaya pada daerah Larangan. Hanya terdapat kategori cukup berbahaya dengan jenis tabrakan samping-samping dan depan-samping.Oleh karena itu, belum diperlukan
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1205120
Laporan Akhir (Final Report)
penanganan/usulan baru untuk tindak lebih lanjut terhadap kondisi permasalahan di Jalan Raya Larangan. Karakteristik kecelakaan mengenai kondisi permukaan jalan yang terjadi di lokasi saat terjadi kecelakaan dapat dilihat pada Tabel 5.78. Tabel 5.78. Karakteristik kondisi jalan di Jalan Raya Larangan Fatalitas
Jumlah Kecelakaan
MD
LB
LR
Kering
6
3
1
2
45
Genangan Air
0
0
0
0
0
Basah
0
0
0
0
0
Kondisi Jalan
Nilai
Untuk kondisi kering merupakan kondisi ideal. Sehingga perlu diselidiki mengenai kondisi geometri dan kondisi lingkungan
eksisting
yang
ditunjukkan
pada
tahap
selanjutnya untuk dapat mengetahui lebih rinci usulan penanganan seperti apa yang dibutuhkan. Untuk mengetahui karakteristik kondisi cuaca dikaitkan dengan fatalitas korban yang mengalami kecelakaan sehingga didapatkan nilai kecelakaan tertinggi dengan kondisi cuaca tertentu dapat dilihat pada Tabel 5.76
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1215121
Laporan Akhir (Final Report)
Tabel 5.79. Karakter
kondisi
cuaca
di
Jalan
Raya
Larangan, Lohbener KM 59-60 Fatalitas Cuaca
Jumlah Kecelakaan
Nilai MD
LB
LR
Normal
4
2
1
1
30
Berkabut
2
1
0
1
15
Hujan Gerimis
0
0
0
0
0
Hujan lebat
0
0
0
0
0
Kecelakaan sering terjadi pada kondisi cuaca cerah dan pada pagi atau siang hari.Pada kondisi seperti, kendaraan cenderung berjalan dengan kecepatan tinggi. Untuk mengetahui karakteristik moda dikaitkan dengan fatalitas korban yang mengalami kecelakaan sehingga didapatkan nilai kecelakaan tertinggi dengan moda kendaraan tertentu dapat dilihat pada Tabel 5.80. Tabel 5.80. Jenis kendaraan yang terlibat kecelakaan di Jalan Raya Larangan Fatalitas
Jumlah Kecelakaan
MD
LB
LR
Sepeda Motor
8
3
1
4
51
Mobil
1
1
0
0
12
Truk
2
2
0
0
24
Bus
0
0
0
0
0
Pejalan Kaki
1
0
1
0
3
Sepeda
0
0
0
0
0
Moda Kendaraan
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
Nilai
1225122
Laporan Akhir (Final Report)
Untuk dapat mengetahui moda kendaraan mana yang menjadi dasar untuk penentuan usulan penanganan maka dibutuhkan analisis resiko dan tingkat kepentingan penanganan daerah rawan kecelakaan, dimana jumlah kecelakaan dikonversi menjadi nilai peluang serta fatalitas dari korban kecelakaan dikonversi menjadi nilai dampak, seperti yang tertera pada Tabel 5.81. Tabel 5.81. Analisis resiko berdasarkan moda kendaraan di Jalan Raya Larangan, Lohbener KM 59-60 Jalan Raya Larangan
Nilai Peluang
Nilai Dampak Fatalitas
Nilai Resiko
Sepeda Motor
3
100
300
Berbahaya
Mobil
2
100
200
Cukup Berbahaya
Truk
2
100
200
Cukup Berbahaya
Bus
1
1
1
Tidak Berbahaya
Pejalan Kaki
2
70
140
Cukup Berbahaya
Sepeda
1
1
1
Tidak Berbahaya
Moda kendaraan
Kategori
Untuk mengusulkan penanganan hanya pada kategori “Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya” yang menjadi prioritas. Berdasarkan hasil analisis, maka moda kendaraan yang perlu mendapat analisis untuk pengajuan usulan penanganan adalah tipe tabrak moda sepeda motor. Kondisi geometrik di Jalan Raya Larangan ini berupa: 1) Jalan 4 lajur 2 arah tidak terbagi, 2) Perkerasan merupakan flexibel pavement
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1235123
Laporan Akhir (Final Report)
3) Lebar lajur 3,5 meter, 4) Bahu jalan 2 meter, tidak diperkeras, sejajar dengan badan jalan, 5) Kondisi cat marka tengah dan marka baik dan jelas, 6) Tidak ditemukan rambu lalu-lintas, 7) Terdapat bukaan (U-Turn) yang tidak memiliki rambu serta tidak terlindung. Dari deskripsi kondisi geometrik lokasi kecelakaan, dapat dianalisis kombinasi faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan ditunjukkan pada Tabel 5.82. sebagai berikut. Tabel 5. 82. Uraian permasalahan dan kategori resiko di Jalan Raya Larangan Uraian Permasalahan
Dampak Permasalahan
Devia si
1.
Tidak adanya rambu pembatasan kecepatan pada daerah rawan kecelakaan
Kecepatan tinggi yang memperbesar dampak keprahan pelaku kecelakaan
100%
5
100
500
Sangat Berbahaya
2.
Tidak adanya rambu putar balik pada bukaan dan perlindungan terhadapa kendaraan yang akan berputar arah
Pengemudi tertabrak dari belakang
100%
5
100
500
Sangat Berbahaya
No
Analisis
penyebab
Nilai Nilai Nilai peluang dampak Resiko
kecelakaan
hanya
Kategori
mengusulkan
penanganan pada kategori “Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya”.Berdasarkan
hasil
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
analisis
penyebab
1245124
Laporan Akhir (Final Report)
kecelakaan di atas, maka seluruh faktor penyebab kecelakaan harus mendapatkan usulan penanganan karena kategori yang diberikan adalah “Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya”. Penanganan yang diajukan memiliki beberapa tahapan yaitu penanganan untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang seperti yang tertera pada Tabel 5.83. Tabel 5.83. Usulan
penanganan
berdasarkan
analisis
resiko di Jalan Raya Larangan, Lohbener KM 59-60 No
Uraian Permasalahan
Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek
1
Tidak adanya marka tepi dan marka tengah sehingga menyebabkan pengemudi sepeda motor yang lebih rentan keluar dari jalur.
Melakukan pengecatan marka tepi dan marka tengah yang sesuai standar
2.
Tidak adanya rambu pembatasan kecepatan pada daerah rawan
3.
Tidak adanya rambu putar balik pada bukaan dan perlindungan terhadapa kendaraan yang akan berputar arah
Pemasangan rambu batas kecepatan dan pemasangan rambu hati hati serta papan pengumuman daerah rawan kecelakaan untuk menigkatkan kewaspadaaan. Pemasangan rambu putar balik dan pembuatan bukaan terlindung
Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah b. Pembuatan continuous shoulder rumble strips/longitudina l rumble strips pada bahu jalan. c. Pembuatan median.
Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang b. Penambahan lajur/duplikasi jalur lalu lintas, lebar minimal per lajur 3,5 m. c. Pembuatan lajur khusus sepeda motor.
c. Pemasangan kancing jalan/mata kucing pada as jalan. d. Pembuatan lajur khusus belok kanan/pulau lalu lintas.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1255125
Laporan Akhir (Final Report)
Usulan Penaganan pada daerah Larangan ditunjukkan pada Gambar 5.83, Gambar 5.84, Gambar 5.85, dan Gambar 5.86 sebagai berikut. DETAIL 3
DETAIL 1
DETAIL 2
Gambar 5.83. Usulan penganan daerah rawan kecelakaan Larangan
Gambar 5.84. Detail 1 usulan penganan daerah rawan kecelakaan Larangan
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1265126
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5.85. Detail 2 usulan penganan daerah rawan kecelakaan Larangan
Gambar 5.86. Detail 3 usulan penganan daerah rawan kecelakaan Larangan Usulan penanganan pada daerah Larangan untuk jangka menengah ditunjukkan pada Gambar 5.87, Gambar 5.88, Gambar 5.89, Gambar 5.90 sebagai berikut.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1275127
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5.87. Usulan pembuatan continuous shoulder rumble strips pada bahu jalan
Gambar 5.88.Usulan pemasangan mata kucing
Gambar 5. 89. Pembuatan median jalan dan pulau lalu lintas
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1285128
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5. 90. Pemasangan median dengan reflector post Usulan penanganan pada daerah Larangan untuk jangka panjang ditunjukkan pada Gambar 5.91dan Gambar 5.92.
Gambar 5.91. Usulan pemasangan lampu jalan
Gambar 5. 92. Lajur khusus sepeda motor
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1295129
Laporan Akhir (Final Report)
Berikut ini adalah estimasi anggaran biaya untuk penanganan keselamatan di Jalan Raya Larangan. Tabel 5.84. Perkiraan
biaya
pelaksanaan
usulan
penanganan jangka pendek di Larangan Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Pengecatan marka tengah dan marka tepi yang sesuai standar Pembuatan rambu peringatan, informasi dan larangan. Pemasangan marka tikungan dan rambu pengarah.
Tabel 5.85. Perkiraan
biaya
Perkiraan Biaya Rp. 30.000 / meter Rp.600.000/rambu Rp. 30.000 / meter Rp.600.000/rambu
pelaksanaan
usulan
penanganan jangka menengah di Larangan Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Pembuatan Continuous Shoulder Rumble Strips pada bahu jalan Pemasangan reflector post pada seluruh daerah blackspot
Tabel 5.86. Perkiraan
biaya
Perkiraan Biaya Rp.11.600.000/km Rp. 315.000/buah
pelaksanaan
usulan
penanganan jangka panjang di Larangan Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang Pembuatan lampu penerang jalan Pembuatan lajur khusus sepeda motor
Perkiraan Biaya Rp. 10.000.000/buah Rp. 5.000.000/m3
2) Jalan Widasari, Bangkaloa Lokasi kecelakaan di daerah Bangkaloa merupakan lokasi jenis lokasi yang berpotensi menjadi daerah rawan kecelakaan (potential black spot), tepatnya di Jalan Widasari. Karakteristik kecelakaan yang terjadi di lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 5.87
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1305130
Laporan Akhir (Final Report)
Tabel 5.87. Karakteristik tipe tabrakan di Jalan Widasari, Bangkaloa Fatalitas
Jumlah Kecelakaan
MD
LB
LK
Sendiri (lepas kendali)
0
0
0
0
0
Samping-samping
3
0
1
2
9
Depan-samping
1
0
1
0
3
Depan-belakang
4
3
1
0
39
Depan-depan
0
0
0
0
0
kecelakaan beruntun
0
0
0
0
0
Tipe Tabrakan
Nilai
Dari data Tabel 5.87. dan analisis data kecelakaan dapat diketahui
bahwa
kecelakaan
yang
mengakibatkan
kecelakaan dengan fatalitas tersebut adalah adalah tipe kecelakaan tabrak samping-samping dan depan-belakang. Analisis resiko untuk menentukan prioritas penanganan kecelakaan berdasarkan jenis tabrakan dapat dilihat pada Tabel 5.88. Tabel 5.88. Analisis resiko di Jalan Widasari Widasari
Sendiri (lepas kendali)
1
Nilai Dampak Fatalitas 1
Samping-samping
2
Depan-samping
Jenis Tabrakan
Nilai Peluang
Nilai Resiko
Kategori
1
Tidak Berbahaya
100
200
Cukup Berbahaya
2
100
200
Cukup Berbahaya
Depan-belakang
2
100
200
Cukup Berbahaya
Depan-depan
1
1
1
Tidak Berbahaya
Kecelakaan beruntun
1
1
1
Tidak Berbahaya
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1315131
Laporan Akhir (Final Report)
Untuk mengusulkan penanganan hanya pada kategori “Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya” yang menjadi prioritas. Berdasarkan hasil analisis, tidak perlu dilakukan penanganan pada Jalan Widasari karena hanya didapati tipe kecelakaan dengan kategori cukup berbahaya untuk tipe tabrakan samping-samping, depan-samping, dan depandepan. Karakteristik kecelakaan mengenai kondisi permukaan jalan yang terjadi di lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 5.89 Tabel 5.89. Karakteristik kondisi permukaan jalan di Jalan Widasari, Bangkaloa Fatalitas
Jumlah Kecelakaan
MD
LB
LR
Kering
8
3
3
2
51
Genangan Air
0
0
0
0
0
Basah
0
0
0
0
0
Kondisi Jalan
Nilai
Untuk kondisi kering merupakan kondisi ideal. Sehingga perlu diselidiki mengenai kondisi geometri dan kondisi lingkungan
eksisting
yang
ditunjukkan
pada
tahap
selanjutnya untuk dapat mengetahui lebih rinci usulan penanganan seperti apa yang dibutuhkan. Untuk mengetahui karakteristik kondisi cuaca dikaitkan dengan fatalitas korban yang mengalami kecelakaan
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1325132
Laporan Akhir (Final Report)
sehingga didapatkan nilai kecelakaan tertinggi dengan kondisi cuaca tertentu dapat dilihat pada Tabel 5.90. Tabel 5.90. Karakteristik kondisi cuaca di Jalan Widasari, Bangkaloa Fatalitas
Jumlah Kecelakaan
MD
LB
LR
Normal
7
3
3
1
48
Berkabut
1
0
0
1
3
Hujan Gerimis
0
0
0
0
0
Hujan lebat
0
0
0
0
0
Cuaca
Nilai
Kecelakaan sering terjadi pada kondisi cuaca cerah dan pada pagi atau siang hari.Pada kondisi seperti, kendaraan cenderung berjalan dengan kecepatan tinggi. Untuk mengetahui karakteristik moda dikaitkan dengan fatalitas korban yang mengalami kecelakaan sehingga didapatkan nilai kecelakaan tertinggi dengan moda kendaraan tertentu dapat dilihat pada Tabel 5.91. Tabel 5.91. Jenis moda kendaraan yang mengalami kecelakaan di Jalan Widasari, Bangkaloa Fatalitas
Jumlah Kecelakaan
MD
LB
LR
Sepeda Motor
11
3
4
4
60
Mobil
2
1
1
0
15
Truk
2
1
1
0
15
Bus
1
1
0
0
12
Pejalan Kaki
0
0
0
0
0
Sepeda
0
0
0
0
0
Moda Kendaraan
Nilai
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1335133
Laporan Akhir (Final Report)
Untuk dapat mengetahui moda kendaraan mana yang menjadi dasar untuk penentuan usulan penanganan maka dibutuhkan analisis resiko dan tingkat kepentingan penanganan daerah rawan kecelakaan, dimana jumlah kecelakaan dikonversi menjadi nilai peluang serta fatalitas dari korban kecelakaan dikonversi menjadi nilai dampak, seperti yang tertera pada Tabel 5.92 Tabel 5.92. Analisis resiko berdasarkan moda kendaraan di Jalan Widasari Jalan Widasari Nilai peluang
Nilai dampak Fatalitas
Nilai Resiko
Sepeda Motor
4
100
400
Berbahaya
Mobil
2
100
200
Cukup Berbahaya
Truk
2
100
200
Cukup Berbahaya
Bus
2
100
200
Cukup Berbahaya
Pejalan Kaki
1
1
1
Tidak Berbahaya
Sepeda
1
1
1
Tidak Berbahaya
Moda kendaraan
Kategori
Untuk mengusulkan penanganan hanya pada kategori “Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya” yang menjadi prioritas. Berdasarkan hasil analisis, maka moda kendaraan yang perlu mendapat analisis untuk pengajuan usulan penanganan adalah tipe tabrak moda sepeda motor. Kondisi geometrik di Jalan Widasari ini berupa: 1) Jalan 4 lajur 2 arah tidak terbagi, 2) Perkerasan merupakan Fleksibel pavement Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1345134
Laporan Akhir (Final Report)
3) Lebar lajur 3,5 meter, 4) Bahu jalan 3 meter, tidak diperkeras, sejajar dengan badan jalan, 5) Kondisi cat marka tengah dan marka baik dan jelas, 6) Tidak ditemukan rambu lalu-lintas, 7) Terdapat Pertigaan serong yang berdekatan dengan tikungan yang sangat membahayakan 8) Lampu APILL yang tidak menyala atau rusak Dari deskripsi kondisi geometrik lokasi kecelakaan, dapat dianalisis kombinasi faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan ditunjukkan pada Tabel 5.93 sebagai berikut. Tabel 5. 93. Uraian permasalahan dan kategori resiko di Jalan raya Widasari No 1.
2.
3.
Uraian Dampak Permasalahan Permasalahan Tidak adanya Kecepatan rambu tinggi yang pembatasan memperbesar kecepatan dampak pada daerah keparahan rawan pelaku kecelakaan Tidak adanya Pengemudi rambu kehilangan tikungan dan kendali rambu penunjuk arah Lampu APILL Terjadi yang tidak kecelakaan menyala atau pada rusak persimpangan
Analisis
penyebab
Deviasi 100%
Nilai Nilai Nilai Peluang Dampak Resiko 5 100 500
Kategori Sangat Berbahaya
100%
5
100
500
Sangat Berbahaya
100%
5
100
500
Sangat Berbahaya
kecelakaan
hanya
mengusulkan
penanganan pada kategori “Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya”.Berdasarkan
hasil
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
analisis
penyebab
1355135
Laporan Akhir (Final Report)
kecelakaan di atas, maka seluruh faktor penyebab kecelakaan harus mendapatkan usulan penanganan karena kategori yang diberikan adalah “Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya”. Penanganan yang diajukan memiliki beberapa tahapan yaitu penanganan untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang seperti yang tertera pada Tabel 5.94. Tabel 5.94. Usulan
penanganan
berdasarkan
uraian
permasalahan di Jalan Widasari, Bangkaloa No
Uraian Permasalahan
1
Terjadinya kecelakaan dengan jenis tabrak depandepan, depansamping, sampingsamping, dan beruntun.
2.
Adanya simpang dan daerah sub urban dengan informasi yang masih kurang
Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek a. Pembuatan papan pengumuman daerah rawan kecelakaan dan hati hati untuk meningkatkan kewaspadaan. b. Pemasangan rambu peringatan adanya simpang dan batas kecepatan maksimum. c. Pembuatan marka yang sesuai standar (marka dua garis utuh pada as jalan). d. Pengecatan marka di simpang (marka stop untuk jalan minor). a. Pemasangan rambu peringatan adanya tikungan/simpang sebelum
Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah
Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang
a. Pembuatan lajur khusus belok kanan/pulau lalu lintas. b. Re-alinyemen simpang (memperbaiki radius simpang dan jarak pandang di simpang).
Pemasangan lampu APILL.
a. Pembuatan lajur khusus belok kanan/pulau lalu lintas. b. Re-alinyemen
a. Pemasangan lampu APILL. b. Pemasangan dynamic curve warning
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1365136
Laporan Akhir (Final Report)
No
Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek
Uraian Permasalahan (marka serta rambu yang tidak memadai).
b.
c.
d. e.
f.
memasuki tikungan/simpang. Pemasangan batas kecepatan maksimum sebelum memasuki tikungan (diusulkan batas kecepatan maksimum sebesar 40 km/jam). Pemasangan rambu chevron (CAM). Pemasangan patok pengarah. Pembuatan papan pengumuman daerah rawan kecelakaan dan hati hati untuk meningkatkan kewaspadaan. Pengecatan marka di simpang (marka stop untuk jalan minor).
Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah simpang (memperbaiki radius simpang dan jarak pandang di simpang).
Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang system. c. Pembatasan akses yang masuk ke jalan arteri.
Usulan penanganan pada daerah Bangkaloa ditunjukkan pada Gambar 5.93, Gambar 5.94, Gambar 5.95, Gambar 5.96, Gambar 5.97, dan Gambar 5.98 sebagai berikut. DETAIL 3
DETAIL 4 DETAIL 2 DETAIL 1
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1375137
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5. 93. Usulan penganan daerah rawan kecelakaan Bangkaloa
Gambar 5.94. Detail 1 usulan penganan daerah rawan kecelakaan Bangkaloa
Gambar 5.95. Detail 2 usulan penganan daerah rawan kecelakaan Bangkaloa
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1385138
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5.96. Detail 3 usulan penganan daerah rawan kecelakaan Bangkaloa
Gambar 5.97. Detail 4 usulan penganan daerah rawan kecelakaan Bangkaloa
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1395139
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5. 98. Contoh kondisi sebelum dan sesudah pemasangan rambu chevron pada suatu tikungan Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan Raya Widasari untuk jangka menengah ditunjukkan pada Gambar 5.99, Gambar 5. 100, Gambar 5. 101, dan Gambar 5. 102.
Gambar 5.99. Usulan pembuatan continuous shoulder rumble strips pada bahu jalan
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1405140
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5. 100. Pembuatan pulau lalu lintas
Gambar 5. 101. Re-alinyemen simpang
Gambar 5. 102. Pemasangan median dengan reflector post
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1415141
Laporan Akhir (Final Report)
Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan Raya Widasari untuk jangka panjang ditunjukkan pada Gambar 5.103 dan Gambar 5.104.
Gambar 5. 103. Usulan pemasangan dynamic curve warning system
Gambar 5. 104. Pemasangan APILL dan lajur khusus sepeda motor
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1425142
Laporan Akhir (Final Report)
Berikut ini adalah estimasi anggaran biaya untuk penanganan keselamatan di Jalan Widasari, Bangkaloa. Tabel 5.95. Perkiraan
biaya
pelaksanaan
usulan
penanganan jangka pendek di Jalan Widasari, Bangkaloa Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Pembuatan rambu peringatan, informasi dan larangan. Pemasangan marka tikungan dan rambu pengarah.
Perkiraan Biaya Rp.600.000/rambu Rp. 30.000 / meter Rp.600.000/rambu
Tabel 5.96. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka menengah di Jalan Widasari, Bangkaloa Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Pembuatan continuous shoulder rumble strips pada bahu jalan. Pemasangan reflector post pada seluruh daerah blackspot Re-alinyemen simpang
Perkiraan Biaya Rp.11.600.000/km Rp. 315.000/buah Rp. 3.000.000 / m3
Tabel 5.97. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka panjang di Jalan Widasari, Bangkaloa Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang Pemasangan dynamic curve warning system Pemasangan APILL
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
Perkiraan Biaya Rp. 200.000.000/sistem Rp. 200.000.000/sistem
1435143
Laporan Akhir (Final Report)
2. Semarang Analisis data kecelakaan di Kota Semarang dibatasi pada ruas Jalan Nasional yang melewati Kota Semarang, yaitu Ruas Jalan KendalSemarang dan Ruas Jalan Semarang-Surabaya. Dari ruas jalan tersebut dilakukan analisis pemeringkatan daerah rawan kecelakaan sebagaimana yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Selain itu juga akan dilihat tipe kecelakaan secara mendalam untuk mendapatkan karakteristik kecelakaan yang terjadi, terutama kecelakaan fatal. Selanjutnya akan dilihat analisis karakteristik kecelakaan di masingmasing lokasi yang berpotensi sebagai daerah rawan kecelakaan berdasarkan
nilai
daerah
rawan
kecelakaan
tertinggi
yang
ditunjukkan tabel pada bab sebelumnya. Lokasi dikategorikan menjadi 2 macam, yaitu: a. Lokasi yang merupakan daerah rawan kecelakaan yang harus segera mendapatkan penanganan (prioritas) Lokasi kecelakaan di daerah Kaligawe merupakan lokasi jenis lokasi 1 adalah, tepatnya di Jalan Raya Semarang - Surabaya KM 4,5. Karakteristik kecelakaan yang terjadi di lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 5.98. Tabel 5.98. Karakteristik kecelakaan di Jalan Raya SemarangSurabaya KM 4,5 Tipe Tabrakan Sendiri (lepas kendali)
Fatalitas
Jumlah Kecelakaan
MD
LB
LR
0
0
0
0
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
Nilai 0
1445144
Laporan Akhir (Final Report) Jumlah Kecelakaan 0
0
0
0
0
Depan-samping
2
0
2
2
12
Depan-belakang
0
0
0
0
0
Depan-depan
2
2
0
2
30
Kecelakaan beruntun
0
0
0
0
0
Tipe Tabrakan Samping-samping
Fatalitas
Nilai
Dari data Tabel 5.98 dan analisis data kecelakaan dapat diketahui bahwa kecelakaan yang mengakibatkan kecelakaan dengan fatalitas tersebut adalah adalah tipe kecelakaan tabrak depandepan. Untuk dapat mengetahui tipe tabrakan mana yang menjadi dasar untuk penentuan usulan penanganan maka dibutuhkan analisis resiko dan tingkat kepentingan penanganan daerah rawan kecelakaan, dimana jumlah kecelakaan dikonversi menjadi nilai peluang serta fatalitas dari korban kecelakaan dikonversi menjadi nilai dampak, seperti yang tertera pada Tabel 5.99 berikut. Tabel 5.99. Analisis resiko di Jalan Raya Semarang-Surabaya KM 4,5 Kaligawe Jenis Tabrakan
Nilai peluang
Nilai dampak Fatalitas
Nilai Resiko
Kategori
Sendiri (lepas kendali)
0
0
0
Tidak Berbahaya
Samping-samping
0
0
0
Tidak Berbahaya
Depan-samping
2
100
200
Cukup Berbahaya
Depan-belakang
0
0
0
Tidak Berbahaya
Depan-depan
2
100
200
Cukup Berbahaya
Kecelakaan beruntun
0
0
0
Tidak Berbahaya
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1455145
Laporan Akhir (Final Report)
Untuk
mengusulkan
penanganan
hanya
pada
kategori
“Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya” yang menjadi prioritas. Berdasarkan hasil analisis, maka tipe tabrakanyang perlu mendapat analisis untuk pengajuan usulan penanganan adalah tipe tabrak depan-depan. Karakteristik kecelakaan mengenai kondisi permukaan jalan yangterjadi di lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 5.100 berikut. Tabel 5.100. Karakteristik kondisi permukaan jalan di Jalan Raya Semarang-Surabaya KM 4,5 Fatalitas
Jumlah Kecelakaan
MD
LB
LR
Kering
0
0
0
0
0
Genangan Air
8
3
2
2
48
Basah
0
0
0
0
0
Kondisi Jalan
Nilai
Perlu diselidiki mengenai kondisi geometri dan kondisi lingkungan eksisting yang ditunjukkan pada tahap selanjutnya untuk dapat mengetahui lebih rinci usulan penanganan seperti apa yang dibutuhkan. Tabel 5.101. Karakteristik
kondisi
cuaca
di
Jalan
Raya
Semarang-Surabaya KM 4,5 (Kaligawe) Fatalitas
Jumlah Kecelakaan
MD
LB
LR
Normal
6
2
2
2
36
Berkabut
2
1
1
0
15
Hujan Gerimis
0
0
0
0
0
Kondisi Cuaca
Nilai
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1465146
Laporan Akhir (Final Report)
Kondisi Cuaca Hujan lebat
Fatalitas
Jumlah Kecelakaan
MD
LB
LR
2
1
1
0
Nilai 15
Untuk kondisi normal merupakan kondisi ideal. Sehingga perlu diselidiki mengenai kondisi geometri dan kondisi lingkungan eksisting yang ditunjukkan pada tahap selanjutnya untuk dapat mengetahui lebih rinci usulan penanganan seperti apa yang dibutuhkan. Tabel 5.102. Karakteristik
kondisi
cuaca
di
Jalan
Raya
Semarang-Surabaya KM 4,5 Fatalitas
Jumlah Kecelakaan
MD
LB
LR
Sepeda Motor
8
1
2
5
33
Mobil
1
1
0
0
12
Truk
3
2
1
0
27
Bus
3
1
1
1
18
Pejalan Kaki
3
1
1
1
18
Sepeda
0
0
0
0
0
Moda Kendaraan
Nilai
Untuk dapat mengetahui moda kendaraan mana yang menjadi dasar untuk penentuan usulan penanganan maka dibutuhkan analisis resiko dan tingkat kepentingan penanganan daerah rawan kecelakaan, dimana jumlah kecelakaan dikonversi menjadi nilai peluang serta fatalitas dari korban kecelakaan dikonversi menjadi nilai dampak, seperti yang tertera pada 5.103 berikut.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1475147
Laporan Akhir (Final Report)
Tabel 5.103. Analisis resiko berdasarkan moda kendaraan di Jalan
Raya
Semarang-Surabaya
KM
4,5
(Kaligawe) Kaligawe Jenis Tabrakan
Nilai Peluang
Nilai Dampak Fatalitas
Nilai Resiko
Sepeda Motor
3
100
300
Berbahaya
Mobil
2
100
200
Cukup Berbahaya
Truk
2
100
200
Cukup Berbahaya
Bus
3
100
300
Berbahaya
Pejalan Kaki
2
100
300
Berbahaya
Sepeda
1
1
1
Untuk
mengusulkan
penanganan
hanya
Kategori
Tidak Berbahaya
pada
kategori
“Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya” yang menjadi prioritas. Berdasarkan hasil analisis, maka moda kendaraan yang perlu mendapat analisis untuk pengajuan usulan penanganan adalah tipe tabrak moda sepeda motor. Kondisi geometrik di Jalan Raya Semarang-Surabaya KM 4,5 ini berupa: 1) Jalan 4 lajur 2 arah terbagi dengan median , 2) Lingkungan sekitar merupakan daerah komersil (pabrik dan perguruan tinggi), 3) Lebar untuk 2 arah sebesar 8 meter, 4) Bahu jalan 1 meter, diperkeras, terdapat perbedaan level yang cukup besar dengan badan jalan, 5) Kondisi permukaan perkerasan bagus, 6) Kondisi marka tengah dan marka tepi masih bagus,
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1485148
Laporan Akhir (Final Report)
Kondisi kecepatan lalu lintas di lokasi ini menunjukkan bahwa 85% kendaraan berat (HV) memiliki kecepatan ±65 km/jam, kendaraan ringan (LV) memiliki kecepatan ±80 km/jam, dan untuk sepeda motor sebesar ±70 km/jam.Karena kecepatan merupakan fungsi dari kecelakaan, maka pada daerah rawan kecelakaan perlu ada pembatasan kecepatan yang nilainya berada di bawah dari kecepatan diatas yaitu menjadi sebesar 40 km/jam. Sedangkan komposisi kendaraan yang melintas di ruas ini didominasi oleh kendaraan berat. Kendaraan berat ini biasanya berjalan dengan kecepatan yang rendah sehingga menyebabkan kendaraan di belakangnya, khusunya sepeda motor, akan melakukan pergerakan mendahului tidak aman. Hal ini diyakini mengapa
kendaraan
bermotor
lebih
banyak
mengalami
kecelakaan dan tipe tabrakan yang dominan terjadi adalah tipe tabrak depan-depan Dari deskripsi kondisi geometrik lokasi kecelakaan, kondisi kecepatan lalu lintas, dan komposisi lalu lintas serta kecelakaan yang terjadi dapat dianalisis kombinasi faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan ditunjukkan pada 5.104 sebagai berikut. Tabel 5. 104. Uraian permasalahan untuk lokasi daerah rawan kecelakaan Jalan Raya Semarang-Surabaya KM 4,5 (Kaligawe)
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1495149
Laporan Akhir (Final Report) Uraian Permasala han
No
Dampak Permasalahan
Deviasi
Nilai Nilai Peluang Dampak
Nilai Resiko
Kategori
1.
Tidak adanya rambu
Tidak dapat mengetahui kondisi jalan di depan seperti terdapat simpang, penyempitan jalan atau sebagainya.
100%
5
100
500
Sangat Berbahay a
2.
Kondisi permukaan perkerasan banyak yang bergelomba ng
Pengemudi susah mengendalikan kendaraandan pergerakannya
10%
2
100
200
Cukup Berbahay a
Analisis penyebab kecelakaan hanya mengusulkan penanganan pada
kategori
“Berbahaya”
dan
“Sangat
Berbahaya”.
Berdasarkan hasil analisis penyebab kecelakaan di atas, maka seluruh faktor penyebab kecelakaan harus mendapatkan usulan penanganan karena kategori yang diberikan adalah “Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya”. Tabel 5.105.
Usulan
penanganan
berdasarkan
uraian
permasalahan di Jalan Raya Semarang-Surabaya KM 4,5
No
Uraian Permasalahan
1.
Pengemudi tidak berkonsentrasi, termasuk karena penumpang dan penggunaan telpon genggam
2.
Banyaknya penyeberang jalan dari jalur lambat ke
Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang
Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek
Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah
Pembuatan papan pengumuman daerah rawan kecelakaan dan hati hati untuk meningkatkan kewaspadaan Pembuatan ramburambu lalu lintas
Pembuatan Continuous Shoulder Rumble Strips pada bahu jalan.
-
Pembuatan lajur khusus belok
Pembuatan fasilitas khusus
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1505150
Laporan Akhir (Final Report)
No
Uraian Permasalahan
Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek
jalur cepat
kanan/pulau lalu lintas.-
1
Kondisi permukaan perkerasan banyak yang bergelombang
Pemasangan rambu peringatan mengenai kondisi permukaan jalan.
2
Tidak adanya ramburambu untuk pengendara dari jalur lambat ke jalur cepat atau untuk memutar arah
Pemasangan ramburambu tanda hatihati atau batas kecepatan maksimumc
Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang
Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah
untuk pejalan kaki Melakukan perbaikan kerataan jalan (IRI)
Pembuatan lajur khusus belok kanan/pulau lalu lintas.
-
Usulan penanganan pada daerah Kaligawe untuk jangka pendek ditunjukkan pada Gambar 5.105, Gambar 5.106, dan Gambar 5.107 sebagai berikut.
Gambar 5.105. Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan jalan
raya
Semarang-Surabaya
KM
4,5
Kaligawe
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1515151
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5.106. Detail
usulan
penanganan
daerah
rawan
kecelakaan jalan raya Semarang-Surabaya KM 4,5 Kaligawe
Gambar 5.107. Detail
usulan
penanganan
daerah
rawan
kecelakaan Jalan Raya Semarang-Surabaya KM 4,5 Kaligawe
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1525152
Laporan Akhir (Final Report)
Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan Raya Semarang-Surabaya KM 4,5 Kaligawe untuk jangka menengah ditunjukkan pada Gambar 5.108, Gambar 5.109, dan Gambar 5.110.
Gambar 5.108. Usulan pembuatan continuous shoulder rumble strips pada bahu jalan
Gambar 5. 109. Pembuatan pulau lalu lintas
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1535153
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5. 110. Pemasangan median dengan reflector post Usulan penanganan pada daerah Kaligawe untuk jangka panjang ditunjukkan pada Gambar 5.111 sebagai berikut.
Gambar 5. 111.Usulan pemerataan jalan yang bergelombang Berikut ini adalah estimasi anggaran biaya untuk penanganan keselamatan di Jalan Raya Semarang-Surabaya KM 4,5 Kaligawe Tabel 5.106. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka pendek di Jalan Raya Semarang-Surabaya KM 4,5 (Kaligawe) Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Pembuatan rambu peringatan, informasi dan larangan. Pemasangan marka tikungan dan rambu pengarah.
Perkiraan Biaya Rp.600.000/rambu Rp. 30.000 / km Rp.600.000/rambu
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1545154
Laporan Akhir (Final Report)
Tabel 5. 107. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka menengah di Jalan Raya SemarangSurabaya KM 4,5 (Kaligawe) Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Pembuatan Continuous Shoulder Rumble Strips pada bahu jalan. Pemasangan reflector post pada seluruh daerah blackspot
Perkiraan Biaya Rp.11.600.000/km Rp. 315.000/buah
Tabel 5.108. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka panjang di Jalan Raya Semarang-Surabaya KM 4,5 (Kaligawe) Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang Melakukan perbaikan kerataan jalan (IRI)
Perkiraan Biaya Rp. 3.000.000/buah
b. Lokasi yang berpotensi menjadi daerah rawan kecelakaan (potential blackspot). 1) Jalan Siliwangi Lokasi kecelakaan di Jalan Siliwangi merupakan jenis lokasi yang berpotensi menjadi daerah rawan kecelakaan (potential blackspot), tepatnya di Simpang Siliwangi. Karakteristik kecelakaan yang terjadi di lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 5.109
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1555155
Laporan Akhir (Final Report)
Tabel 5.109. Karakteristik tipe tabrakan di Jalan Siliwangi Fatalitas
Jumlah Kecelakaan
MD
LB
LR
Sendiri (lepas kendali)
0
0
0
0
0
Samping-samping
2
0
1
1
6
Depan-samping
2
0
1
2
9
Depan-belakang
0
0
0
0
0
Depan-depan
3
0
1
2
9
Kecelakaan beruntun
0
0
0
0
0
Tipe Tabrakan
Nilai
Dari data Tabel 5.109 dan analisis data kecelakaan dapat diketahui bahwa kecelakaan yang mengakibatkan kecelakaan dengan fatalitas tersebut adalah adalah tipe kecelakaan tabrak samping-samping, depan samping dan depan-depan. Untuk dapat mengetahui tipe tabrakan mana yang menjadi dasar untuk penentuan usulan penanganan maka dibutuhkan analisis resiko dan tingkat kepentingan penanganan daerah rawan kecelakaan, dimana jumlah kecelakaan dikonversi menjadi nilai peluang serta fatalitas dari korban kecelakaan dikonversi menjadi nilai dampak, seperti yang tertera pada Tabel 5.110.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1565156
Laporan Akhir (Final Report)
Tabel 5.110. Analisis resiko tingkat kepentingan penanganan di Jalan Siliwangi Semarang Jalan Siliwangi Semarang
Sendiri (lepas kendali)
1
Nilai dampak Fatalitas 1
Samping-samping
2
Depan-samping
Jenis Tabrakan
Nilai peluang
Nilai Resiko
Kategori
1
Tidak Berbahaya
7
140
Cukup Berbahaya
2
7
140
Cukup Berbahaya
Depan-belakang
1
1
1
Tidak Berbahaya
Depan-depan
3
7
280
Berbahaya
Kecelakaan beruntun
2
7
140
Cukup Berbahaya
Untuk
mengusulkan
penanganan hanya
pada
kategori
“Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya” yang menjadi prioritas. Berdasarkan hasil analisis, maka tipe tabrakan yang perlu mendapat analisis untuk pengajuan usulan penanganan adalah tipe tabrakan depan-depan. Kondisi geometrik di Jalan Siliwangi ini berupa: 1) Jalan 2 lajur 2 arah terbagi, 2) Jalan relatif lurus dan datar, 3) Lebar untuk 2 arah sebesar 7 meter, 4) Bahu jalan 0,5–1 meter, tidak diperkeras, 5) Lahan di sekitarnya berupa perdagangan (semi urban), terdapat hambatan samping berupa parkir dan kendaraan keluar masuk jalan akses, terdapat simpang dengan jalan akses, 6) Kondisi permukaan perkerasan relatif baik dengan beberapa tempat yang bergelombang atau berlubang,
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1575157
Laporan Akhir (Final Report)
7) Kondisi median,marka tengah baik, tidak ada marka tepi, 8) Terdapat persimpangan dengan rambu-rambu lalu lintas Kondisi kecepatan lalu lintas di lokasi ini menunjukkan bahwa 85% kendaraan berat (HV) memiliki kecepatan ±55 km/jam, kendaraan ringan (LV) memiliki kecepatan ±65 km/jam, dan untuk sepeda motor sebesar ±60 km/jam.Karena kecelakaan merupakan fungsi dari kecepatan, maka pada daerah rawan kecelakaan perlu ada pembatasan kecepatan yang nilainya berada di bawah dari kecepatan diatas yaitu menjadi sebesar 40 km/jam. Lebar jalan di ruas ini juga relatif sempit dengan pembatas jalan/median. Kurangnya rambu, seperti rambu peringatan adanya simpang, untuk berhati-hati maupun rambu batas kecepatan untuk melintas di daerah
urban, sehingga
pengemudi terutama pengemudi kendaraan jarak jauh/lalu lintas menerus yang biasanya memiliki kecepatan tinggi tidak dipersiapkan dengan kondisi urban ini. Analisis selanjutnya tidak adanya marka tepi juga mengurangi penaksiran pengemudi untuk tetap berada di badan jalan, terutama pada malam hari, karena penerangan jalan yang kurang. Kondisi jalan yang bergelombang dan lubang di beberapa tempat terhadap
mengakibatkan setir
penguasaan/kontrol
pengemudi
maupun jalannya kendaraan berkurang,
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1585158
Laporan Akhir (Final Report)
sehingga reflek pengemudi dalam kondisi mendadak juga berkurang. Selain itu juga akibat usaha untuk menghindari lubang sehingga tertabrak kendaraan baik yang searah, dari belakang maupun dari depan. Kecelakaan sering terjadi pada kondisi cuaca cerah dan pada pagi atau siang hari.Pada kondisi seperti, kendaraan cenderung berjalan dengan kecepatan tinggi. Dari deskripsi kondisi geometrik lokasi kecelakaan, kondisi kecepatan lalu lintas, dan komposisi lalu lintas serta kecelakaan yang terjadi dapat dianalisis kombinasi faktorfaktor yang menyebabkan kecelakaan ditunjukkan pada Tabel 5.111 Tabel 5.111. Uraian permasalahan untuk lokasi daerah rawan kecelakaan Jalan Siliwangi Uraian Permasalahan
Dampak Nilai Deviasi Permasalahan Peluang
1.
Marka tepi yang tidak ada
Pengemudi keluar dari jalur sehingga memungkinka n terjadinya kecelakaan lalu lintas
100 %
2.
Kondisi permukaan perkerasan banyak yang bergelombang
Pengemudi susah mengendalika n kendaraan dan pergerakanny a
3.
Tidak ada fasilitas untuk pejalan kaki
Pejalan kaki menyusur dan menyeberang jalan tanpa
No
Nilai Dampak
Nilai Resiko
5
100
500
Sangat Berbahaya
10%
2
100
200
Cukup Berbahaya
100 %
5
100
500
Sangat Berbahaya
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
Kategori
1595159
Laporan Akhir (Final Report)
No
Uraian Permasalahan
Dampak Nilai Deviasi Permasalahan Peluang
Nilai Dampak
Nilai Resiko
Kategori
perlindungan
Analisis
penyebab
penanganan
pada
kecelakaan kategori
hanya
mengusulkan
“Berbahaya”
dan
“Sangat
Berbahaya”. Berdasarkan hasil analisis penyebab kecelakaan di atas, maka seluruh faktor penyebab kecelakaan harus mendapatkan usulan penanganan karena kategori yang diberikan
adalah
“Berbahaya”
dan
“Sangat
Berbahaya”.Usulan penanganan tersebut tercantum pada Tabel 5.112 berikut. Tabel 5.112. Usulan penanganan untuk lokasi daerah rawan kecelakaan Jalan Siliwangi No
Uraian Permasalahan
Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Pengecetan kembali marka tepi yang sesuai standar
1
Marka tepi yang tidak ada
2
Kondisi permukaan perkerasan banyak yang bergelombang
Pemasangan rambu peringatan mengenai kondisi permukaan jalan.
3
Kurang adanya rambu-rambu lalu-lintas
Penambahan ramburambu lalu-lintas sesuai dengan kondisi jalan
Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Pembuatan Continuous Shoulder Rumble Strips -
Pembuatan lajur khusus belok kanan/pulau lalu lintas. Re-alinyemen simpang-
Usulan Penanganan Teknis Jangka panjang -
Melakukan perbaikan kerataan jalan (IRI)
Pembuatan fasilitas khusus untuk pejalan kaki
Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan Siliwangi untuk jangka pendek ditunjukkan pada Gambar 5.112, Gambar 5.113 dan Gambar 5.114 Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1605160
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5.112. Usulan
penanganan
daerah
rawan
kecelakaan jalan Siliwangi
Gambar 5.113. Detail 1 usulan penanganan daerah rawan kecelakaan jalan Siliwangi
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1615161
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5.114. Detail 2 usulan penanganan daerah rawan kecelakaan jalan Siliwangi Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan Siliwangi untuk jangka menengah ditunjukkan pada Gambar 5.115, Gambar 5.116, dan Gambar 5.117.
Gambar 5.115. Usulan pembuatan continuous shoulder rumble strips pada bahu jalan
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1625162
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5. 116. Pembuatan pulau lalu lintas
Gambar 5. 117. Re-alinyemen simpang Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan Siliwangi untuk jangka panjang ditunjukkan pada Gambar 5.118.
Gambar 5.118. Usulan untuk melakukan perbaikan kerataan jalan (IRI)
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1635163
Laporan Akhir (Final Report)
Berikut ini adalah estimasi anggaran biaya untuk penanganan keselamatan di Jalan Siliwangi. Tabel 5.113. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka pendek di Jalan Siliwangi Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Pengecatan kembali median menjadi 2 garis sejajar utuh dengan lebar garis 0,12 m dengan jarak 0,1 m dan marka tepi yang sesuai standar Pembuatan rambu peringatan, informasi dan larangan.
Perkiraan Biaya Rp. 30.000 / meter
Rp.600.000/rambu
Tabel 5.114. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka menengah di Jalan Siliwangi Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Pembuatan continuous shoulder rumble strips pada bahu jalan. Pembuatan pulau lalu lintas. Re-alinyemen simpang
Perkiraan Biaya Rp.11.600.000/km Rp. 200.000/m3 Rp. 1.000.000/ m3
Tabel 5.115. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka panjang di Jalan Siliwangi Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang Melakukan perbaikan kerataan jalan (IRI)
2)
Perkiraan Biaya Rp. 3.000.000/ m3
Jalan Raya Semarang – Kendal (Depan Terminal Mangkang) Lokasi kecelakaan di Jalan Raya Semarang–Kendal ini merupakan jenis lokasi yang berpotensi menjadi daerah rawan
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1645164
Laporan Akhir (Final Report)
kecelakaan (potential blackspot), tepatnya di depan terminal Mangkang. Karakteristik kecelakaan yang terjadi di lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 5.116. Tabel 5. 116. Karakteristik tipe tabrakan di Jalan Raya Semarang
–
Kendal
(Depan
Terminal
Mangkang) Fatalitas
Jumlah Kecelakaan
MD
LB
LR
Sendiri (lepas kendali)
0
0
0
0
0
Samping-samping
0
0
0
0
0
Depan-samping
2
0
1
2
9
Depan-belakang
2
0
1
2
9
Depan-depan
0
0
0
0
0
Kecelakaan beruntun
2
0
1
1
6
Tipe Tabrakan
Nilai
Dari data Tabel 5.116 dan analisis data kecelakaan dapat diketahui bahwa kecelakaan yang mengakibatkan kecelakaan dengan fatalitas tersebut adalah adalah tipe kecelakaan tabrak depan belakang, depan samping dan kecelakaan beruntun. Untuk dapat mengetahui tipe tabrakan mana yang menjadi dasar untuk penentuan usulan penanganan maka dibutuhkan analisis resiko dan tingkat kepentingan penanganan daerah rawan kecelakaan, dimana jumlah kecelakaan dikonversi menjadi nilai peluang serta fatalitas dari korban kecelakaan dikonversi menjadi nilai dampak, seperti yang tertera pada Tabel 5.117. Tabel 5.117. Analisis resiko di Jalan raya Semarang-Kendal
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1655165
Laporan Akhir (Final Report)
Jalan Siliwangi Semarang Nilai Nilai Dampak Resiko Fatalitas
Jenis Tabrakan
Nilai Peluang
Sendiri (lepas kendali)
0
0
0
Tidak Berbahaya
Samping-samping
1
1
1
Tidak Berbahaya
Depan-samping
2
7
140
Depan-belakang
3
7
280
Depan-depan
0
0
0
Kecelakaan beruntun
2
7
140
Untuk
mengusulkan
“Berbahaya”
dan
penanganan hanya
“Sangat
Berbahaya”
Kategori
Cukup Berbahaya Berbahaya Tidak Berbahaya Cukup Berbahaya
pada
kategori
yang
menjadi
prioritas.Berdasarkan hasil analisis, maka tipe tabrakan yang perlu mendapat analisis untuk pengajuan usulan penanganan adalah tipe tabrak depan-belakang. Kondisi geometrik di Jalan raya Semarang-Kendal ini berupa: 1) Jalan 2 lajur 2 arah terbagi, 2) Jalan relatif lurus dan datar, 3) Lebar untuk 2 arah sebesar 7,70 meter, 4) Bahu jalan 0,5 – 1 meter, tidak diperkeras, 5) Lahan di sekitarnya berupa perdagangan (semi urban), terdapat hambatan samping berupa parkir dan kendaraan keluar masuk jalan akses. 6) Kondisi
permukaan
perkerasan
relatif
baik
dengan
beberapa tempat yang bergelombang atau berlubang,
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1665166
Laporan Akhir (Final Report)
7) Kondisi median,marka tengah sudah tidak terlihat lagi, tidak ada marka tepi, Kondisi kecepatan lalu lintas di lokasi ini menunjukkan bahwa 85% kendaraan berat (HV) memiliki kecepatan ±55 km/jam, kendaraan ringan (LV) memiliki kecepatan ±60 km/jam, dan untuk sepeda motor sebesar ±55 km/jam.Karena kecelakaan merupakan fungsi dari kecepatan, maka pada daerah rawan kecelakaan perlu ada pembatasan kecepatan yang nilainya berada di bawah dari kecepatan diatas yaitu menjadi sebesar 40 km/jam. Kecelakaan yang terjadi di daerah ini sering melibatkan sepeda motor, mengingat daerah ini melewati daerah semi urban sehingga banyak sepeda motor yang melintas untuk melakukan perjalanan jarak pendek, termasuk keluar masuk dan menyeberang dari jalan akses. Seperti halnya dengan sepeda motor, karena kondisi semi urban ini maka jumlah pejalan kaki yang menyusur jalan maupun menyeberang jalan juga cukup banyak.Kecelakaan yang melibatkan pejalan kaki terjadi karena pejalan kaki menyeberang tanpa perlindungan pada jalan dengan lalu lintas menerus atau tertabrak kendaraan yang keluar dari badan jalan akibat lebar jalan yang sempit, sehingga kadang memaksa kendaraan untuk keluar ke bahu jalan karena kondisi menyiap yang tidak aman.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1675167
Laporan Akhir (Final Report)
Lebar jalan di ruas ini juga relatif sempit dengan pembatas jalan/median. Kurangnya rambu, seperti rambu untuk berhatihati maupun rambu batas kecepatan untuk melintas di daerah semi urban, sehingga pengemudi terutama pengemudi kendaraan jarak jauh/lalu lintas menerus yang biasanya memiliki kecepatan tinggi tidak dipersiapkan dengan kondisi semi urban ini. Analisis selanjutnya tidak adanya marka tepi juga mengurangi penaksiran pengemudi untuk tetap berada di badan jalan, terutama pada malam hari, karena penerangan jalan yang kurang. Kondisi jalan yang bergelombang dan lubang di beberapa tempat terhadap
mengakibatkan setir
penguasaan/kontrol
pengemudi
maupun jalannya kendaraan berkurang,
sehingga reflek pengemudi dalam kondisi mendadak juga berkurang. Selain itu juga akibat usaha untuk menghindari lubang sehingga tertabrak kendaraan baik yang searah, dari belakang maupun dari depan. Kecelakaan sering terjadi pada kondisi cuaca cerah dan pada pagi atau siang hari. Pada kondisi seperti, kendaraan cenderung berjalan dengan kecepatan tinggi. Dari deskripsi kondisi geometrik lokasi kecelakaan, kondisi kecepatan lalu lintas, dan komposisi lalu lintas serta kecelakaan yang terjadi dapat dianalisis kombinasi faktor-
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1685168
Laporan Akhir (Final Report)
faktor yang menyebabkan kecelakaan ditunjukkan pada Tabel 5.116. Tabel 5.118. Uraian permasalahan untuk lokasi daerah rawan kecelakaan Jalan Siliwangi No
Uraian Dampak Permasalahan Permasalahan
Deviasi
Nilai Nilai Analisis Kategori Peluang Dampak Resiko
1.
Marka tepi yang tidak ada
Pengemudi keluar dari jalur sehingga memungkinka n terjadinya kecelakaan lalu lintas
100%
5
100
500
Sangat Berbahaya
2.
Kondisi permukaan perkerasan banyak yang bergelombang
Pengemudi susah mengendalika n kendaraan dan pergerakanny a
10%
2
100
200
Cukup Berbahaya
Analisis
penyebab
penanganan
pada
kecelakaan kategori
hanya
“Berbahaya”
mengusulkan dan
“Sangat
Berbahaya”. Berdasarkan hasil analisis penyebab kecelakaan di atas, maka seluruh faktor penyebab kecelakaan harus mendapatkan usulan penanganan karena kategori yang diberikan adalah “Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya”. Usulan penanganan tersebut tercantum pada Tabel 5.119 berikut. Tabel 5.119. Usulan penanganan untuk lokasi daerah rawan kecelakaan Jalan raya Semarang-Kendal
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1695169
Laporan Akhir (Final Report)
No
Uraian Permasalahan
Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek
1
Marka tepi yang tidak ada
Pengecetan kembali marka tepi yang sesuai standar
2
Kondisi permukaan perkerasan banyak yang bergelombang
Pemasangan rambu peringatan mengenai kondisi permukaan jalan.-
3
Kurang adanya rambu-rambu lalu-lintas
Penambahan rambu-rambu lalulintas sesuai dengan kondisi jalan
Usulan Penanganan Teknis Jangka panjang
Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Pembuatan Continuous Shoulder Rumble Strips -
-
Pembuatan lajur khusus belok kanan/pulau lalu lintas. Re-alinyemen simpang-
Pembuatan fasilitas khusus untuk pejalan kaki
Melakukan perbaikan kerataan jalan (IRI)
Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan Raya Semarang-Kendal untuk jangka pendek ditunjukkan pada Gambar 5.119 dan Gambar 5.119.
Gambar 5.119. Usulan
penanganan
daerah
rawan
kecelakaan Jalan Raya Semarang-Kendal
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1705170
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5.120. Detail usulan penanganan daerah rawan kecelakaan Jalan Raya Semarang-Kendal Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan Raya Semarang-Kendal untuk jangka menengah ditunjukkan pada Gambar 5.121, Gambar 5.122, dan Gambar 5.123.
Gambar 5.121. Usulan pembuatan continuous shoulder rumble strips pada bahu jalan
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1715171
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5. 122. Pembuatan pulau lalu lintas
Gambar 5. 123. Re-alinyemen simpang Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan Raya Semarang-Kendal untuk jangka panjang ditunjukkan pada Gambar 5.124.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1725172
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5.124. Usulan untuk melakukan perbaikan kerataan jalan (IRI) Berikut ini adalah estimasi anggaran biaya untuk penanganan keselamatan di Jalan Raya Semarang-Kendal. Tabel 5.120. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka pendek di Jalan Raya Semarang-Kendal Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Pengecatan kembali median menjadi 2 garis sejajar utuh dengan lebar garis 0,12 m dengan jarak 0,1 m dan marka tepi yang sesuai standar
Perkiraan Biaya Rp. 30.000 / meter
Pembuatan rambu peringatan, informasi dan larangan.
Rp.600.000/rambu
Tabel 5.121. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka menengah di Jalan Raya SemarangKendal Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Pembuatan continuous shoulder rumble strips pada bahu jalan. Pembuatan pulau lalu lintas. Re-alinyemen simpang
Perkiraan Biaya Rp.11.600.000/km Rp. 200.000/m3 Rp. 1.000.000/ m3
Tabel 5.122. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka panjang di Jalan Raya Semarang-Kendal
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1735173
Laporan Akhir (Final Report)
Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang Melakukan perbaikan kerataan jalan (IRI)
Perkiraan Biaya Rp. 3.000.000/ m3
3. Surabaya Analisis data kecelakaan di Kotamadya Surabaya dilakukan pada jalan nasional. Dari ruas jalan tersebut dilakukan analisis pemeringkatan daerah rawan kecelakaan sebagaimana yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Selain itu juga akan dilihat tipe kecelakaan secara mendalam untuk mendapatkan karakteristik kecelakaan yang terjadi, terutama kecelakaan fatal. Daerah rawan kecelakaan lalu lintas pada Jalan Nasional di Kotamadya Surabaya terdapat pada daerah Jalan Raya SurabayaGresik, ruas Kalianak dan ruas Gereges. a. Lokasi yang merupakan daerah rawan kecelakaan yang harus segera mendapatkan penanganan (prioritas) Jalan Raya Surabaya-Gresik (Ruas Kalianak) Lokasi kecelakaan di Ruas Kalianak merupakan lokasi potential black spot tepatnya di Jalan Raya Surabaya-Gresik. Karakteristik kecelakaan yang terjadi di lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 5.123. Tabel 5.123. Karakteristik
tipe
tabrakan
di
Jalan
Raya
Surabaya-Gresik Tipe Tabrakan
Jumlah Kecelakaan
Fatalitas Nilai MD
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
LB
LR
1745174
Laporan Akhir (Final Report)
Fatalitas
Jumlah Kecelakaan
MD
LB
LR
Sendiri (lepas kendali)
0
0
0
0
Samping-samping
1
0
0
1
3
Depan-samping
5
4
0
1
51
Depan-belakang
1
0
0
1
3
Depan-depan
0
0
0
0
0
Kecelakaan beruntun
0
0
0
0
0
Tipe Tabrakan
Nilai 0
Dari Tabel 5.123 dapat diketahui bahwa kecelakaan yang berpotensi besar mengakibatkan kecelakaan dengan fatalitas adalah adalah tipe kecelakaan tabrak depan-samping. Untuk dapat mengetahui tipe tabrakan yang menjadi dasar untuk penentuan usulan penanganan maka dibutuhkan analisis resiko dan tingkat kepentingan penanganan daerah rawan kecelakaan.Di dalam analisis tersebut, jumlah kecelakaan diasumsikan menjadi nilai peluang dan fatalitas dari korban kecelakaan dikonversi menjadi nilai dampak, seperti yang tertera pada Tabel 5.124 Tabel 5.124. Analisis resiko di Jalan Raya Surabaya-Gresik (Ruas Kalianak) Kalianak
Sendiri (lepas kendali) Samping-samping
1 2
Nilai Dampak Fatalitas 1 10
Depan-samping
3
100
300
Berbahaya
Depan-belakang
2
10
20
Tidak Berbahaya
Depan-depan
1
1
1
Tidak Berbahaya
Kecelakaan beruntun
1
1
1
Tidak Berbahaya
Jenis Tabrakan
Nilai Peluang
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
Nilai Resiko
Kategori
1 20
Tidak Berbahaya Tidak Berbahaya
1755175
Laporan Akhir (Final Report)
Usulan prioritas penanganan hanya dilakukan pada jenis tabrakan dengan
kategori
“Berbahaya”
dan
“Sangat
Berbahaya”.
Berdasarkan hasil analisis, maka tipe tabrakan yang perlu mendapat analisis untuk pengajuan usulan penanganan adalah tipe tabrak depan-samping. Karakteristik kecelakaan mengenai kondisi permukaan jalan yang terjadi di lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 5.125 Tabel 5.125. Karakteristik kondisi permukaan jalan di Jalan Raya Surabaya-Gresik (Ruas Kalianak) Fatalitas
Jumlah Kecelakaan
MD
LB
LR
Kering
7
4
0
3
57
Genangan Air
0
0
0
0
0
Basah
0
0
0
0
0
Kondisi Jalan
Nilai
Untuk kondisi kering merupakan kondisi ideal. Sehingga perlu diselidiki mengenai kondisi geometri dan kondisi lingkungan eksisting yang ditunjukkan pada tahap selanjutnya untuk dapat mengetahui lebih rinci usulan penanganan seperti apa yang dibutuhkan. Untuk mengetahui karakteristik kondisi cuaca dikaitkan dengan fatalitas korban yang mengalami kecelakaan sehingga didapatkan nilai kecelakaan tertinggi dengan kondisi cuaca tertentu dapat dilihat pada Tabel 5.126.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1765176
Laporan Akhir (Final Report)
Tabel 5.126. Karakteristik
kondisi
cuaca
di
Jalan
Raya
Surabaya-Gresik (Ruas Kalianak) Cuaca
Fatalitas
Jumlah Kecelakaan
MD
LB
LR
Nilai
Normal
6
3
0
3
45
Berkabut
1
1
0
0
12
Hujan Gerimis
0
0
0
0
0
Hujan lebat
0
0
0
0
0
Kecelakaan sering terjadi pada kondisi cuaca cerah dan pada pagi atau siang hari.Pada kondisi seperti, kendaraan cenderung berjalan dengan kecepatan tinggi. Untuk mengetahui karakteristik moda dikaitkan dengan fatalitas korban yang mengalami kecelakaan sehingga didapatkan nilai kecelakaan tertinggi dengan moda kendaraan tertentu dapat dilihat pada Tabel 5.127. Tabel 5.127. Jenis moda kendaraan yang mengalami kecelakaan di Ruas Jalan Kalianak Fatalitas
Jumlah Kecelakaan
MD
LB
LR
Sepeda Motor
8
4
0
4
60
Mobil
1
0
0
1
3
Truk
3
3
0
0
36
Bus
1
1
0
0
12
Pejalan Kaki
1
0
0
1
3
Sepeda
0
0
0
0
0
Moda Kendaraan
Nilai
Untuk dapat mengetahui moda kendaraan mana yang menjadi dasar untuk penentuan usulan penanganan maka dibutuhkan analisis resiko dan tingkat kepentingan penanganan daerah rawan Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1775177
Laporan Akhir (Final Report)
kecelakaan, dimana jumlah kecelakaan dikonversi menjadi nilai peluang serta fatalitas dari korban kecelakaan dikonversi menjadi nilai dampak, seperti yang tertera pada Tabel 5.128. Tabel 5.128. Analisis resiko tingkat kepentingan penanganan berdasarkan moda kendaraan di Jalan SurabayaGresik (Ruas Kalianak) Kalianak Nilai peluang
Nilai dampak Fatalitas
Nilai Resiko
Sepeda Motor
3
100
300
Berbahaya
Mobil
2
10
20
Tidak Berbahaya
Truk
2
100
200
Cukup Berbahaya
Bus
2
100
200
Cukup Berbahaya
Pejalan Kaki
2
10
20
Tidak Berbahaya
Sepeda
1
1
1
Tidak Berbahaya
Moda kendaraan
Untuk
mengusulkan
penanganan
hanya
Kategori
pada
kategori
“Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya” yang menjadi prioritas. Berdasarkan hasil analisis, maka moda kendaraan yang perlu mendapat analisis untuk pengajuan usulan penanganan adalah tipe tabrak moda sepeda motor. Kondisi geometrik di Jalan Raya Surabaya Gresik (Ruas Kalianak) ini berupa: 1) Jalan 4 lajur 2 arah tidak terbagi dan 2 lajur 2 arah tidak terbagi pada penyempitan, 2) Perkerasan merupakan fleksibel pavement,
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1785178
Laporan Akhir (Final Report)
3) Lebar lajur 3,5 meter, 4) Bahu jalan 2 dan 3 meter, tidak diperkeras, sejajar dengan badan jalan, 5) Kondisi cat marka tengah dan marka tepi tidak jelas, 6) Tidak ditemukan rambu lalu-lintas, 7) Terdapat penyempitan jalan dan petigaan yang berdekatan (akses masuk SPBU). Dari deskripsi kondisi geometrik lokasi kecelakaan, dapat dianalisis kombinasi faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan ditunjukkan pada Tabel 5.129 sebagai berikut. Tabel 5. 129.
Uraian permasalahan dan kategori resiko di Jalan raya Kalianak Peluang
No
Uraian Permasalahan
Dampak Permasalahan
Deviasi
Nilai Nilai peluang dampak
*
Kategori
dampak 1.
Marka tepi dan marka tengah yang tidak jelas
Pengemudi keluar jalur
70%
4
100
400
Sangat Berbahay a
2.
Tidak adanya rambu pembatasan kecepatan pada daerah rawan
Kecepatan tinggi yang memperbesar dampak keprahan pelaku kecelakaan
100%
5
100
500
Sangat Berbahay a
3.
Tidak adanya rambu penyempitan dan pertigaaan serta informasi adanya SPBU
Pengemudi keluar jalur dan membahayakan serta tidak mengetahui adanya pertigaaan
100%
5
100
500
Sangat Berbahay a
4.
Marka yang tidak jelas
Pengemudi keluar jalur
90%
5
100
500
Sangat Berbahay a
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1795179
Laporan Akhir (Final Report)
Analisis penyebab kecelakaan hanya mengusulkan penanganan pada kategori “Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya”.Berdasarkan hasil analisis penyebab kecelakaan di atas, maka seluruh faktor penyebab kecelakaan harus mendapatkan usulan penanganan karena kategori yang diberikan adalah “Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya”.Usulan penanganan tersebut tercantum pada Tabel 5.130 berikut. Tabel 5. 130. Usulan penanganan untuk lokasi daerah rawan kecelakaan Jalan Raya Kalianak No
Uraian Permasalahan
Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek
1
Marka tepi dan tengah yang tidak ada
Pengecetan kembali marka tepi yang sesuai standar
2
Tidak adanya rambu pembatasan kecepatan pada daerah rawan
3
Tidak adanya rambu penyempitan dan pertigaaan serta informasi adanya SPBU
Pemasangan rambu batas kecepatan dan pemasangan rambu hati hati serta papan pengumuman daerah rawan kecelakaan untuk menigkatkan kewaspadaaan. Pemasangan rambu penyempitan jalan dan pertigaan ganda dengan jarak 100 m dan 200 m dari pertigaan
4
Penerangan malam hari yang kurang
a. Melakukan pengecatan marka tepi yang sesuai standar. b. Pembuatan marka yang sesuai
Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah
Usulan Penanganan Teknis Jangka panjang
a. Pembuatan Continuous Shoulder Rumble Strips b. Pembuatan centerline rumble strips pada as jalan. c. Pembuatan median a. Pembuatan centerline rumble strips pada as jalan. b. Pembuatan median -
Penambahan lajur/duplikasi jalur lalu lintas, lebar minimal per lajur 3,5 m.
Penambahan lajur/duplikasi jalur lalu lintas, lebar minimal per lajur 3,5 m.
-
Penambahan lajur/duplikasi jalur lalu lintas, lebar minimal per lajur 3,5 m (Pelebaran jalan untuk menghilangkan penyempitan)
Pemasangan mata kucing pada seluruh daerah blackspot.
Pemasangan lampu jalan
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1805180
Laporan Akhir (Final Report)
No
Uraian Permasalahan
Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek
Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah
Usulan Penanganan Teknis Jangka panjang
standar (marka dua garis utuh pada as jalan).
Usulan penanganan pada daerah Ruas Kalianak ditunjukkan pada Gambar 5.125, Gambar 5.125, Gambar 5.125, dan Gambar 5.125 sebagai berikut.
DETAIL 1
DETAIL 2
DETAIL 3
DETAIL 4
Gambar 5. 125. Usulan penganan daerah rawan kecelakaan Kalianak
Gambar 5. 126.
Detail 1 usulan penanganan daerah rawan kecelakaan Kalianak
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1815181
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5. 127. Detail 2 dan Detail 3 usulan penanganan daerah rawan kecelakaan Kalianak
Gambar 5. 128. Detail 4 usulan penanganan daerah rawan kecelakaan Kalianak Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Ruas Kalianak untuk jangka menengah ditunjukkan pada Gambar 5.129, Gambar 5.130, dan Gambar 5.131.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1825182
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5. 129. Usulan pembuatan continuous shoulder rumble strips pada bahu jalan dan centerline rumble strips
Gambar 5. 130. Pembuatan median jalan dan pulau lalu lintas
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1835183
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5. 131. Pemasangan median dengan reflector post Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan Siliwangi untuk jangka panjang ditunjukkan pada . Gambar 5.132, Gambar 5.133 dan Gambar 5.134.
Gambar 5.132. Usulan untuk memperbaiki penyempitan jalan
Gambar 5.133. Usulan pemasangan lampu jalan
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1845184
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5.134. Pelebaran jalan menjadi 4 lajur Berikut ini adalah estimasi anggaran biaya untuk penanganan keselamatan di Ruas Kalianak. Tabel 5. 131.
Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka pendek di Ruas Kalianak
Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Pengecatan marka tengah dan marka tepi yang sesuai standar Pemasangan rambu peringatan, informasi, larangan, pengarah
Perkiraan Biaya Rp. 30.000 / meter Rp.600.000/rambu
Tabel 5.132. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka menengah di Ruas Kalianak Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Pembuatan continuous shoulder rumble strips pada bahu jalan dan pada centerline rumble strips jalan. Pemasangan reflector post pada seluruh daerah blackspot
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
Perkiraan Biaya Rp.11.600.000/km Rp. 315.000/buah
1855185
Laporan Akhir (Final Report)
Tabel 5.133. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka panjang di Ruas Kalianak Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang Pelebaran jalan dengan lebar tiap lajur 3,5 m. Pembuatan lampu penerangan jalan
Perkiraan Biaya Rp. 5.000.000/m3 Rp. 10.000.000/buah
b. Lokasi yang berpotensi menjadi daerah rawan kecelakaan yang harus segera mendapatkan penanganan (potential blackspot) Simpang Duduk Sampeyan Lokasi kecelakaan terdapat di Jalan Raya Gresik tepatnya di Simpang Duduk Sampeyan. Karakteristik kecelakaan yang terjadi di lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 5.134. Tabel 5. 134. Karakteristik tipe tabrakan di Simpang Duduk Sampeyan Fatalitas
Tipe Tabrakan
Jumlah Kecelakaan
MD
LB
LR
Sendiri (lepas kendali)
0
0
0
0
0
Samping-samping
1
0
0
1
3
Depan-samping
4
4
0
0
48
Depan-belakang
0
0
0
0
0
Depan-depan
1
0
1
0
3
Kecelakaan beruntun
0
0
0
0
0
Nilai
Dari Tabel 5.134 dapat diketahui bahwa kecelakaan yang berpotensi besar mengakibatkan kecelakaan dengan fatalitas adalah adalah tipe kecelakaan tabrak depan-samping.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1865186
Laporan Akhir (Final Report)
Untuk dapat mengetahui tipe tabrakan yang menjadi dasar untuk penentuan usulan penanganan maka dibutuhkan analisis resiko dan tingkat kepentingan penanganan daerah rawan kecelakaan. Di dalam analisis tersebut, jumlah kecelakaan diasumsikan menjadi nilai peluang dan fatalitas dari korban kecelakaan dikonversi menjadi nilai dampak, seperti yang tertera pada Tabel 5.135. Tabel 5.135. Analisis resiko di Simpang Duduk Sampeyan Duduk Sampeyan Nilai peluang
Nilai dampak Fatalitas
Peluang * Dampak
Sendiri (lepas kendali)
1
1
1
Tidak Berbahaya
Samping-samping
2
10
20
Tidak Berbahaya
Depan-samping
2
100
200
Cukup Berbahaya
Depan-belakang
1
1
1
Tidak Berbahaya
Depan-depan
2
70
140
Tidak Berbahaya
Kecelakaan beruntun
1
1
1
Tidak Berbahaya
Jenis Tabrakan
Kategori
Usulan prioritas penanganan hanya dilakukan pada jenis tabrakan dengan
kategori
“Berbahaya”
dan
“Sangat
Berbahaya”.
Berdasarkan hasil analisis, hanya terdapat kategori kecelakaan cukup berbahaya dengan tipe kecelakaan depan-samping. Karakteristik kecelakaan mengenai kondisi permukaan jalan yang terjadi di lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 5.136. Tabel 5.136. Karakteristik kondisi permukaan jalan di Simpang Duduk Sampeyan
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1875187
Laporan Akhir (Final Report)
Fatalitas
Jumlah Kecelakaan
MD
LB
LR
Kering
6
4
1
1
54
Genangan Air
0
0
0
0
0
Basah
0
0
0
0
0
Kondisi Jalan
Nilai
Untuk kondisi kering merupakan kondisi ideal. Sehingga perlu diselidiki mengenai kondisi geometri dan kondisi lingkungan eksisting yang ditunjukkan pada tahap selanjutnya untuk dapat mengetahui lebih rinci usulan penanganan seperti apa yang dibutuhkan. Untuk mengetahui karakteristik kondisi cuaca dikaitkan dengan fatalitas korban yang mengalami kecelakaan sehingga didapatkan nilai kecelakaan tertinggi dengan kondisi cuaca tertentu dapat dilihat pada Tabel 5.137 Tabel 5.137. Karakteristik kondisi cuaca uraian permasalahan di Simpang Duduk Sampeyan Fatalitas
Jumlah Kecelakaan
MD
LB
LR
Normal
6
4
1
1
54
Berkabut
0
0
0
0
0
Hujan Gerimis
0
0
0
0
0
Hujan lebat
0
0
0
0
0
Cuaca
Nilai
Kecelakaan sering terjadi pada kondisi cuaca cerah dan pada pagi atau siang hari. Pada kondisi seperti, kendaraan cenderung berjalan dengan kecepatan tinggi.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1885188
Laporan Akhir (Final Report)
Untuk mengetahui karakteristik moda dikaitkan dengan fatalitas korban yang mengalami kecelakaan sehingga didapatkan nilai kecelakaan tertinggi dengan moda kendaraan tertentu dapat dilihat pada Tabel 5.138 Tabel 5.138. Jenis moda kendaraan yang mengalami kecelakaan di Simpang Duduk Sampeyan Fatalitas
Jumlah Kecelakaan
MD
LB
LR
Sepeda Motor
6
3
1
2
45
Mobil
4
1
1
0
15
Truk
1
1
0
0
12
Bus
1
1
0
0
12
Pejalan Kaki
0
0
0
0
0
Sepeda
0
0
0
0
0
Moda Kendaraan
Nilai
Untuk dapat mengetahui moda kendaraan mana yang menjadi dasar untuk penentuan usulan penanganan maka dibutuhkan analisis resiko dan tingkat kepentingan penanganan daerah rawan kecelakaan, dimana jumlah kecelakaan dikonversi menjadi nilai peluang serta fatalitas dari korban kecelakaan dikonversi menjadi nilai dampak, seperti yang tertera pada Tabel 5.139
Tabel 5.139. Analisis resiko tingkat kepentingan penanganan berdasarkan moda kendaraan di Simpang Duduk Sampeyan Moda kendaraan
Simpang Duduk Sampeyan
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1895189
Laporan Akhir (Final Report)
Nilai peluang
Nilai dampak Fatalitas
Peluang * Dampak
Sepeda Motor
3
100
300
Berbahaya
Mobil
2
100
200
Cukup Berbahaya
Truk
2
100
200
Cukup Berbahaya
Bus
2
100
200
Cukup Berbahaya
Pejalan Kaki
1
1
1
Tidak Berbahaya
Sepeda
1
1
1
Tidak Berbahaya
Untuk
mengusulkan
penanganan
hanya
Kategori
pada
kategori
“Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya” yang menjadi prioritas. Berdasarkan hasil analisis, maka moda kendaraan yang perlu mendapat analisis untuk pengajuan usulan penanganan adalah tipe tabrak moda sepeda motor. Kondisi geometrik di Simpang Duduk Sampeyan ini berupa: 1) Jalan 2 lajur 2 arah tidak terbagi, 2) Perkerasan merupakan Fleksibel pavement, 3) Lebar lajur 3,5 meter, 4) Bahu jalan 2 dan 3 meter, tidak diperkeras, sejajar dengan badan jalan, 5) Kondisi cat marka tengah dan marka tepi tidak jelas, 6) Tidak ditemukan rambu lalu-lintas, 7) Terdapat perempatan dengan volume lalu lintas tinggi.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1905190
Laporan Akhir (Final Report)
Dari deskripsi kondisi geometrik lokasi kecelakaan, dapat dianalisis kombinasi faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan ditunjukkan pada Tabel 5.140 sebagai berikut. Tabel 5. 140. Uraian permasalahan dan kategori resiko di Simpang Duduk Sampeyan Uraian Permasalahan
Dampak Deviasi Permasalahan
Nilai peluang
Nilai dampak
Nilai Resiko
1.
Marka tepi dan marka tengah yang tidak jelas
Pengemudi keluar jalur
70%
4
100
400
Sangat Berbahaya
2.
Tidak adanya rambu pembatasan kecepatan dan rambu hati-hati pada daerah rawan
Kecepatan tinggi yang memperbesar dampak keprahan pelaku kecelakaan
100%
5
100
500
Sangat Berbahaya
3.
Tidak adanya rambu perempatan serta marka dan rambu stop pada lengan sekunder
Pengemudi keluar jalur dan membahayakan serta tidak mengetahui adanya perempatan
100%
5
100
500
Sangat Berbahaya
4.
Marka yang tidak jelas
Pengemudi keluar jalur
90%
5
100
500
Sangat Berbahaya
5.
Penerangan malam hari yang kurang
Keterbatasan jarak pandang pada malam hari
100%
4
100
400
Berbahaya
6.
Tidak ada fasilitas pejalan kaki
Keselamatan pejalan kaki tidak terjamin baik ketika berjalan maupun menyeberang jalan
100%
5
100
500
Sangat Berbahaya
No
Kategori
Analisis penyebab kecelakaan hanya mengusulkan penanganan pada kategori “Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya”.Berdasarkan
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1915191
Laporan Akhir (Final Report)
hasil analisis penyebab kecelakaan di atas, maka seluruh faktor penyebab kecelakaan harus mendapatkan usulan penanganan karena kategori yang diberikan adalah “Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya”. Usulan penanganan tersebut tercantum pada Tabel 5.141 berikut. Tabel 5.141. Usulan penanganan untuk lokasi daerah rawan kecelakaan Simpang Duduk Sampeyan No
Uraian Permasalahan
Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek
Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah
Usulan Penanganan Teknis Jangka panjang
1
Lajur yang relative sempit dengan marka tepi dan tengah yang tidak ada
Pengecetan kembali marka tepi yang sesuai standar
Pembuatan Continuous Shoulder Rumble Strips Pembuatan median
Penambahan lajur/duplikasi jalur lalu lintas, lebar minimal per lajur 3,5 m.
2
Tidak adanya rambu pembatasan kecepatan pada daerah rawan
-
Penambahan lajur/duplikasi jalur lalu lintas, lebar minimal per lajur 3,5 m.-
3
Tidak adanya rambu perempatan serta marka dan rambu stop pada lengan sekunder
-
Pemasangan APILL
4
Penerangan malam hari yang kurang
Pemasangan rambu batas kecepatan dan pemasangan rambu hati hati serta papan pengumuman daerah rawan kecelakaan untuk menigkatkan kewaspadaaan. Pemasangan rambu perempatan dengan jarak 200 m dari perempatan serta marka dan rambu stop pada lengan sekunder -
-
Pemasangan lampu jalan
5
Tidak ada fasilitas untuk pejalan kaki
-
Pembuatan fasilitas penyeberangan jalan
Pembuatan jalur pejalan kaki/
Usulan penanganan pada daerah Simpang Duduk Sampeyan ditunjukkan pada Gambar 5.135, Gambar 5.136, Gambar 5.137, dan Gambar 5.138 sebagai berikut.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1925192
Laporan Akhir (Final Report)
DETAIL 3
DETAIL 1
DETAIL 2
Gambar 5.135. Usulan penganan daerah rawan kecelakaan Simpang Duduk Sampeyan
Gambar 5.136. Detail 1 usulan penganan daerah rawan kecelakaan Simpang Duduk Sampeyan
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1935193
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5.137. Detail 2 usulan penganan daerah rawan kecelakaan Simpang Duduk Sampeyan
Gambar 5.138. Detail 3 usulan penganan daerah rawan kecelakaan Simpang Duduk Sampeyan
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1945194
Laporan Akhir (Final Report)
Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Simpang Duduk Sampeyan untuk jangka menengah ditunjukkan pada Gambar 5.139.
Gambar 5. 139. Usulan
pembuatan
Continuous
Shoulder
Rumble Strips pada bahu jalan dan Centerline Rumble Strips/Stripes jalan
Gambar 5. 140. Usulan pembuatan median jalan
Gambar 5. 141. Pembuatan fasilitas penyeberangan jalan
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1955195
Laporan Akhir (Final Report)
Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Simpang Duduk Sampeyan untuk jangka panjang ditunjukkan pada Gambar 5.142 dan Gambar 5.143.
Gambar 5.142. Pelebaran jalan menjadi 4 lajur
Gambar 5.143. Usulan pemasangan lampu jalan
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1965196
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5. 144. Pemasangan APILL dan jalur pejalan kaki Berikut ini adalah estimasi anggaran biaya untuk penanganan keselamatan di Ruas Kalianak. Tabel 5. 142.
Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka pendek di Simpang Duduk Sampeyan
Usulan Penanganan Teknis Jangka Pendek Pengecatan kembali median menjadi 2 garis sejajar utuh dengan lebar garis 0,12 m dengan jarak 0,1 m dan marka tepi yang sesuai standar
Perkiraan Biaya Rp. 30.000 / meter
Pembuatan rambu peringatan, informasi dan larangan.
Rp.600.000/rambu
Tabel 5.143. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka menengah di Simpang Duduk Sampeyan Usulan Penanganan Teknis Jangka Menengah Pembuatan Continuous Shoulder Rumble Strips pada bahu jalan dan pada Centerline Rumble Strips/Stripes jalan.
Perkiraan Biaya Rp.11.600.000/km
Pembuatan fasilitas penyeberangan pejalan kaki
Rp. 20.0000.000/set
Pembuatan median jalan
Rp. 4.000.000/m3
Tabel 5.144. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan jangka panjang di Simpang Duduk Sampeyan
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1975197
Laporan Akhir (Final Report) Usulan Penanganan Teknis Jangka Panjang Perbaikan penyempitan jalan dengan cara pelebaran jalan dengan lebar tiap lajur 3,5 m. Pembuatan lampu penerang jalan Pembuatan jalur pejalan kaki Pemasangan APILL
Perkiraan Biaya Rp. 5.000.000/m3 Rp. 10.000.000/buah Rp. 5.000.000/m3 Rp. 200.000.000
C. BENCHMARKING PENURUNAN ANGKA DAN RESIKO KECELAKAAN Intelligent Transport System (ITS) adalah salah satu system yang saat ini digunakan di beberapa negara maju di dunia untuk menurunkan angka dan resiko kecelakaan. Berikut ini adalah beberapa contoh penerapannya.
1. Manajemen Informasi Cuaca (Road Weather Management) Kondisi cuaca buruk berdampak besar pada keselamatan di ruas jalan dan simpang. Cuaca mempengaruhi perilaku pengemudi, performa kendaraan, gesekan trotoar, dan infrastruktur jalan. Peristiwa kondisi cuaca beserta dampaknya di jalan dapat dipandang sebagai prediksi, insiden yang tidak berulang yang mempengaruhi keamanan, mobilitas dan produktivitas pelaku perjalanan. Kondisi cuaca dapat mempengaruhi keselamatan jalan melalui peningkatan risiko kecelakaan, serta bahaya-bahaya lain yang berkaitan dengan cuaca. Peningkatan dampak buruk dari cuaca dapat dilakukan dengan mengurangi volume lalu lintas dan kecepatan yang lewat di ruas
jalan,
meningkatkan
variasi
kecepatan,
yaitu
ukuran
keseragaman kecepatan, dan penurunan kapasitas jalan, yaitu tingkat
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1985198
Laporan Akhir (Final Report)
maksimum di mana kendaraan dapat melakukan perjalanan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kondisi cuaca selain akan menurunkan produktivitas perjalanan, juga akan meningkatkan biaya operasi dan biaya pemeliharaan jalan. Di beberapa negara maju, untuk menekan dampak negatif terhadap cuaca, khususnya yang terkait dengan peningkatan keselamatan pengguna jalan, dilakukan suatu manajemen informasi cuaca (road weather management) sedemikian sehingga apabila terjadi cuaca yang cukup ekstrim (misalnya hujan yang sangat lebat, angin puting beliung, dan lain-lain), maka dampak cuaca tersebut terhadap kecelakaan bisa diminimalisir. Gambar 5.145 berikut menunjukkan proses dari road weather management yang dilakukan oleh negaranegara maju.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
1995199
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5. 145. Road Weather Management untuk Menurunkan Resiko Kecelakaan
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
2005200
Laporan Akhir (Final Report)
2. Sistem
Komunikasi
Antar
Kendaraan
(Vehicle-to-Vehicle
Communications for Safety)
Sistem Komunikasi antarkendaraan bermotor, merupakan sebuah teknologi di mana antarkendaraan akan saling berkomunikasi, menyediakan informasi antar satu sama lain seperti peringatan keamanan dan informasi lalu lintas. Sebagai pendekatan kooperatif , sistem komunikasi kendaraan dapat lebih efektif untuk menghindari kecelakaan dan kemacetan lalu lintas.
Secara singkat, prinsip kerja dari sistem ini adalah dengan menggangap dua node yaitu (1) kendaraan (2) stasiun yang diletakkan di pinggir jalan, yang dihubungkan dengan perangkat Dedicated Short Range Communications (DSRC), yang kemudian saling berkomunikasi untuk mencapai sebuah tujuan keselamatan dan produktivitas melalui sebbuah sistem yang mengintegrasikan komunikasi antara kendaraan dan stasiun tersebut (fixed node) sebagaimana yang dijelaskan pada Gambar 5.146 berikut.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
2015201
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5. 146. Sistem Kerja pada Vehicle-to-Vehicle Communications for Safety
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
5-
Laporan Akhir (Final Report)
3. Vehicle Infrastructure Integration (VIM)
Vehicle infrastucture Integration (VIM) merupakan aplikasi serangkaian teknologi yang secara langsung menghubungkan kendaraan dengan jalan dan lingkungannya. Prinsip kerja utama dari VIM ini adalah untuk menyediakan link komunikasi antara kendaraan dan infrastruktur pinggir jalan (melalui Roadside Equipment) dengan suatu link khusus, di mana sistemnya hampir sama dengan sistem Komunikasi antarkendaraan. Beberapa contoh aplikasi VIM yang saat ini banyak digunakan antara lain: a. Peringatan terhadap pengemudi tentang kondisi tidak aman atau tabrakan b. Peringatan terhadap pengemudi jika kecepatannya terlalu tinggi c. Informasi kepada pengemudi mengenai kemacetan, kondisi cuaca yang real-time dan insidentil d. Informasi kepada pengemudi tentang kapasitas jalan terkait dengan real time management, sampai pemberian saran untuk ruas-ruas jalan yang harus dilewati pengendara Gambar 5.147 berikut menjelaskan contoh penggunaan VIM untuk meningkatkan keselamatan di jalan raya
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
5-
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5. 147.
Aplikasi VIM untuk informasi adanya kecelakaan, penyeberang jalan, dan kendaraan yang pindah lajur secara mendadak
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
5-
Laporan Akhir (Final Report)
4. Point to point Speed Enforcement (P2SE) Point-to-Point Speed Enforcement bekerja dengan mengukur jumlah waktu yang dibutuhkan kendaraan berat untuk berkendara antara dua titik dan kemudian menghitung rata-rata kecepatan kendaraan. Jika kecepatan rata-rata kendaraan adalah lebih tinggi dari batas kecepatan untuk panjang jalan tertentu, maka si pengendara akan diberi pesan untuk mengurangi kecepatannya. Semua panjang penegakan Point-to-Point Speed Enforcement disertifikasi untuk memastikan keakuratan perhitungan kecepatan rata-rata. Jarak yang digunakan ketika menghitung kecepatan rata-rata kendaraan di seluruh panjang jalan penegakan Point-to-Point Speed Enforcement akan menjadi jarak praktis yang terpendek yang menjamin bahwa tidak ada kemungkinan bahwa kecepatan pengemudi dapat melebihi kecepatan yang sudah ditentukan. Penegakan Point-to-Point Speed Enforcement digunakan pada daerah dengan kecepatan tinggi yang tidak ditopang oleh kelayakan alinyemen vertikal dan horisontal. Dampak penegakan Point-to-Point Speed Enforcement di luar negeri telah menunjukkan bahwa telah terjadi pengurangan sebesar 50 persen pada kecelakaan fatal dan serius. Point-to-Point Speed Enforcement hanya menargetkan untuk kendaraan berat karena jikalau kendaraan tersebut terlibat dalam kecelakaan akibat kecepatannya yang tinggi, maka korban kecelakaan kemungkinan besar adalah fatal atau meninggal dunia. Gambar 5. 148 menunjukkan aplikasi sistem Point-to-Point Speed Enforcement untuk kendaraan berat.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
5-
Laporan Akhir (Final Report)
Gambar 5. 148. Contoh
Penerapan
Point
to
point
Speed
Enforcement untuk Kendaraan Berat Dari beberapa contoh penerapan teknologi untuk mengurangi angka kecelakaan dan tingkat resiko kecelakaan di atas, Tabel 5.145 mencoba merangkum teknologi-teknologi di negara maju yang dapat diaplikasikan di wilayah studi sepanjang jalur pantai utara dan jalur pantai selatan.
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
2065206
Laporan Akhir (Final Report)
Tabel 5. 145.
Benchmarking Penerapan ITS di Negara Maju Untuk Kasus Jalur Pantai Utara dan Jalur Pantai Selatan Guna Penurunan Angka dan Resiko Kecelakaan
Lokasi Jalur Lintas Utara Kabupaten Loh Bener Indramayu Kadangheur Widasari Kota Semarang Kaligawe Jl. SemarangKendal Simpang Siliwangi Kota Surabaya Kalianak
RWM
V2C
VIM
P2SE
v -
v v v v v
v v v v v
v v v
-
v v
v v
v v
Simpang Duduk Sampeyan Jalur Lintas Selatan Ngawi Widodaren Mantingan Simpang Padas Purwokerto Kemrajen Sumpiuh Nagreg Nagreg KM 36-37
-
v
v
v
-
v v v -
v v v v v v
v v v v v
Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan
2075207