ANALISIS DAN OPTIMASI PROSES PROVISIONING DAN FAULT HANDLING DENGAN OPENACS (AUTO CONFIGURE SERVER) PADA SPEEDY DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA
Penulis : Hendro Muhamad Yudistira 1200945082 I Putu Harry Sudarsana
1200947320
Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat suatu sistem autoconfigure berbasis open source. Sistem ini dibuat untuk memudahkan PT.Telekomunikasi Indonesia untuk melakukan pemasangan baru dan penanganan gangguan pada perangkat pelanggan dengan cara autoconfigure dan me-remote modem pelanggan. Metode yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah dengan melakukan survey lapangan untuk mengetahui sistem yang sedang berjalan, wawancara dengan pihak terkait, melakukan perancangan openACS dan studi pustaka. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah perancangan sistem openACS uang digunakan untuk melakukan autoconfigure pada proses pemasangan baru (provisioning) dan melakukan penanganan pada perangkat pelanggan dengan me-remote perangkat pelanggan. Simpulan yang diperoleh dalam penelitian dan perancangan ini adalah meningkatnya kualitas pelayanan yang diberikan oleh PT.Telekomunikasi Indonesia kepada pelanggan dalam hal pemasangan baru dan penanganan gangguan secara cepat.
Kata Kunci : provisioning, fault handling, OpenACS, speedy
TEORI PENDUKUNG Teori umum 1. Pengertian Internet Internet merupakan kepanjangan dari interconnection networking yang memiliki arti hubungan dari banyak jaringan komputer dengan berbagai tipe dan model. Internet maju begitu pesat pada awal tahun 70-an.
2. Klasifikasi Jaringan -
LAN (Local Area Network) adalah jaringan pribadi yang berada di dalam gedung atau kampus yang berukuran hingga beberapa kilometer saja (10m – 1km).
-
MAN (Metropolitan Area Network) adalah gabungan dari beberapa LAN, namun pada batasan yang tidak terlalu bsar. Jaraknya antara 1km hingga 99km.
-
WAN (Wide Area Network) adalah jaringan yang mencakup daerah geografis yang luas, biasanya mencakup dunia atau benua.
3. TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah protokol standar yang dimiilki oleh semua sistem operasi.
4. Perangkat Keras Jaringan Perangkat keras jaringan selalu dibutuhkan pada setiap hal yang berkaitan dengan komputer. Dalam hal ini komputer disebut juga perangkat keras karena memiliki peran penting dalam jaringan.
5. OpenSource Open source adalah perangkat lunak yang dikembangkan dengan source code yang terbuka atau dapat digunakan oleh siapa saja. open source identik dengan free software.
6. ADSL ADSL atau yang biasa disebut Asymmetric Digital Subscriber Line adalah salah satu bentuk teknologi DSL atau Digital Subscriber Line. Ciri khas dari ADSL adalah sifatnya yang asimetrik, yaitu data yang ditransferkan dalam kecepatan yang berbeda dari satu sisi ke sisi yang lainnya.
7. Media Transmisi Media transmisi adalah media yang menghubungkan antara pengirim data dan penerima data atau informasi. Dikarenakan jarak yang jauh, maka data akan terlebih dahulu diubah menjadi kode/isyarat. Dan isyarat inilah yang akan dimanipulasi dengan berbagai macam cara untuk diubah kembali menjadi data.
8. Arsitektur Jaringan Arsitektur yang sekarang banyak digunakan adalah model OSI. OSI (Open System Interconnection) adalah sebuah model arsitektur jaringan yang dikembangkan oleh badan International Organization dor Standardization (ISO). Model ini disebut juga dengan model tujuh lapis OSI. Sebelum munculnya model refrensi OSI, sistem jaringan komputer sangat bergantung pada pemasok (vendor). OSI berupaya membentuk standar umum jaringan komputer untuk menunjang interoperatibilitas antar pemasok yang berbeda.
Teori Khusus 1. OpenACS (Auto Configure Server) ACS (Auto Configuration Server) merupakan sebuah sistem untuk melakukan kegiatan monitoring dan melakukan konfigurasi secara otomatis. Sedangkan OpenACS adalah ACS yang berbasis open source dimana semua kebutuhan untuk membangun sistem tersebut disediakan secara gratis. Dengan open source, kita dapat membuat, merubah, menambahkan, dan menghapus sesuai dengan keinginan tanpa terhalang lisensi.
2. SPEEDY SPEEDY adalah produk dari Telkom Indonesia berupa layanan akses Internet berkualitas tinggi bagi rumah tangga serta bisnis skala kecil dan menengah.
3. CPE (Customer Premise Equipment)\ Customer-Premises Equipment atau Customer-Provided Equipment (CPE) adalah terminal dan peralatan yang terletak pada tempat pelanggan, atau dengan kata lain yaitu perangkat pelanggan.
4. TR-069 CPE WAN Management Protocol (CWMP) Sebuah protokol untuk mengkomunikasikan antara Customer Premise Equipment (CPE) dan Auto Configure Server (ACS) yang mencakup autoconfiguration seperti manajemen CPE lainnya
5. TR-069 ACS TR-069 ACS adalah sebuah aplikasi middleware, berbasis J2EE. Middleware adalah pelekat antara fungsi-fungsi yang terpisah untuk membuat aplikasi end-to-end.
6. Java Java adalah bahasa pemrograman yang dapat dijalankan di berbagai komputer termasuk telepon genggam. Bahasa ini awalnya dibuat oleh James Gosling saat masih bergabung di Sun Microsystems saat ini merupakan bagian dari Oracle dan dirilis tahun 1995.
7. JBoss Application Server JBoss Application Server (JBoss AS) adalah open-source application server berbasis Java EE (Java Platform, Enterprise Edition). Perbedaan yang paling penting pada kelas software ini adalah software ini tidak hanya
mengimplementasi server yang berjalan di Java, tetapi software ini sebenarnya mengimplementasi Java EE bagian dari Java. Karena software ini berbasis Java.
8. MySQL MySQL adalah program yang dipakai untuk mengelola database clientserver. MySQL menyediakan fasilitas-fasilitas untuk mengatur dan mengelola database, serta menyediakan bahasa pemrograman SQL (Structured Query Language) atau biasa dibaca sekuel untuk mengelola database client-server.
9. NAT (Network Address Translation) NAT atau Translasi Alamat Jaringan adalah salah satu metode untuk menghubungkan lebih dari satu komputer ke jaringan internet dengan menggunakan satu alamat IP (Internet Protocol). Banyaknya penggunaan metode ini disebabkan karena terbatasnya ketersediaan alamat IP, kebutuhan akan keamanan (security), dan kemudahan serta fleksibilitas dalam administrasi jaringan.
10. De-Militarized Zone (DMZ) De-Militarized Zone (DMZ) merupakan mekanisme untuk melindungi sistem internal dari serangan luar seperti hacker atau pihak-pihak lain yang ingin memasuki sistem tanpa memiliki hak akses.
11. Firmware Firmware adalah software yang dituliskan ke dalam ROM (Read Only Memory) yang memiliki sifat permanen.
12. MAC Address MAC Address (Media Access Control Address) adalah sebuah alamat jaringan yang diimplementasikan pada lapisan data-link dalam tujuh lapisan model OSI (Open System Interconnection) yang mempresentasikan sebuah kode tertentu dalam jaringan.
ANALISIS dan INSTALASI SISTEM Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Analisa yang kami lakukan di PT.Telekomunikasi Indonesia dilakukan pada divisi akses yaitu bagian penanganan masalah (fault handling) dan penanganan pemasangan baru (provisioning) Speedy. 1. Pemasangan Baru (Provisioning)
a. Sales Support Instalation (PPA/SO) : •
Memantau dan memastikan terdapat data baru yang diinput oleh customer service dalam sistem I-SISKA secara periodik dan melakukan filterisasi terhadap data teknis yang support dan yang tidak support dengan speedy.
b. Execution Invoice : •
SSC melakukan pemberitahuan mengenai eksekusi, tanggal, jam, dan setter untuk memastikan kesiapan pelanggan untuk diaktivasi sesuai permintaan dan apabila terjadi tunda maka akan melakukan proses penjadwalan ulang.
c. M&C Request : •
DCS MC_DC Mengupdate validasi permintaan (Modify or Cancel). Validasi perlu dilakukan akibat dari adanya perubahan layanan, pembatalan order dari pelanggan dan sebagainya. Validasi akan dilakukan berdasarkan history ticket.
•
Melakukan order ulang setelah permintaan di-update, ke unit eksekutor (SSI, MDF, SITE.Opr atau Spv. Setter).
d. Network Verification : •
SO (Site Operation) akan memastikan secara teknis bahwa layanan dapat terkirim ke pelanggan.
e. DCS CC(Oplang) : •
Memastikan proses generate password untuk nomor Speedy pelanggan secara auto system.
f. Spv. Setter : •
Memberikan work order untuk aktivasi ke setter.
•
mengawasi proses permintaan pada pelanggan dan realisasinya.
•
Mengkoordinasikan ke SSI jika ada kendala dalam pemasangan.
•
Meng-update progres WO yang dilakukan oleh setter.
•
Mengkompulir berita acara yang akan diberikan ke SSA saat WO sudah dapat diselesaikan.
•
Mengevaluasi data WO progress setter dan penggunaan modem tiap minggu,bulan.
g. SSA : •
Melakukan closing WO baik yang batal maupun yang berhasil. Closing WO yang telah berhasil dilakukan dengan mecantumkan Berita Acara.
•
Meng-update pemakaian modem oleh para mitra dan setter.
•
Memverifikasi berkas pelanggan (kuitansi modem, berkas langganan, dan sebagainya).
2. Penanganan Gangguan (Fault Handling) Pada bagian ini terdapat beberapa proses kegiatan serta tanggung jawab mulai dari kantor divisi access, access regional, access area dan site operation. Proses penanganan gangguan dimulai dari laporan pelanggan di 147. Pada saat melaporkan gangguan, penanangan langsung diberikan oleh CS. Apabila tidak dapat tertangani, maka akan diteruskan ke iboc tier-3 untuk dilakukan monitoring. Apabila gangguan tersebut terjadi pada banyak pelanggan maka
akan diteruskan ke bagian maintenance dan apabila terjadi hanya pada sedikit pelanggan maka akan diteruskan ke bagian fault handling untuk melakukan penanganan.
Instalasi Sistem Dalam instalasi sistem openACS, dibutuhkan software-software yang mendukung. Berikut tahapan instalasi tersebut. -
Linux ubuntu digunakan sebagai operating system. Ubuntu digunakan karena lebih user friendly.
-
Java JDK 1.5 atau openjdk 6 sebagai compiler dan interpreter untuk pemrograman java.
-
JBoss Application Server 4.2.3 untuk membangun java based application server
-
MySql sebagai database dan MySql Connector untuk memanggil fungsi import MySql.
-
OpenACS sebagai sistem monitoring dan Auto Configuration.
-
PhpMyAdmin sebagai tambahan untuk memudahkan dalam mengakses dan mengelola database.
IMPLEMENTASI SISTEM Pada implementasi sistem terdapat 3 proses. Yaitu proses provisioning pada pelanggan baru, provisioning pada pelanggan lama, dan fault handling atau penanganan gangguan. 1. Sistem Kerja Provisioning pada Pelanggan Baru Sistem kerja pada bagian provisioning terjadi perubahan yang awalnya dikerjakan sepenuhnya oleh teknisi untuk pemasangan dan konfigurasi. Setelah dilakukan implementasi, sistem kerja pun sepenuhnya dilakukan oleh pelanggan sendiri dan konfigurasi dilakukan oleh sistem openACS. Pelanggan yang melakukan pemasangan baru pun dapat melakukan pemasangan sendiri dengan instruksi yang telah diberikan tanpa harus mendatangkan teknisi kerumah pelanggan. Teknisi akan datang kerumah pelanggan apabila dibutuhkan.
2. Sistem Kerja Provisioning pada Pelanggan Lama Pada pelanggan lama, seluruh konfigurasi pada modem pelanggan masih dilakukan secara manual. Sehingga belum dapat terhubung dengan sistem openACS. Agar dapat terhubung seperti pelanggan baru, maka dilakukan konfigurasi ulang pada modem pelanggan. Terdapat dua cara untuk melakukan konfigurasi tersebut.
3. Sistem Kerja Fault Handling Untuk proses penanganan gangguan, pertama-tama pelanggan akan melakukan pengaduan melalui 147. Pengaduan tersebut akan ditangani oleh customer service. Untuk proses pertama kali, customer service akan open ticket yaitu membuat laporan gangguan pelanggan. Selanjutnya, customer service akan memastikan apakah modem masih terkoneksi dengan openACS atau tidak dengan cara menanyakan kepada pelanggan apakah lampu DSL pada modem pelanggan masih dalam keadaan menyala. Selain itu, menanyakan apakah saluran telepon masih terdapat nada sambung. Apabila lampu modem masih dalam keadaan menyala, dan sambungan telepon masih terdapat nada sambung. Maka penanganan akan langsung dilakukan oleh customer service dengan cara me-remote modem pelanggan menggunakan openACS. Apabila lampu dsl pada modem pelanggan tidak menyala dan tidak terdapat nada sambung pada telepon, maka customer service akan langsung mengirim teknisi ke tempat pelanggan.
EVALUASI SISTEM Evaluasi ini dilakukan dengan cara melakukan pengujian terhadap proses fault handling. Dalam pengujian ini, modem pelanggan yang aktif dimonitoring untuk mengetahui gangguan yang terjadi pada pelanggan. Berikut merupakan hasil evaluasi pada pelanggan : 1. Berikut merupakan tampilan informasi pelanggan
Pada gambar diatas, terdapat data-data pada modem pelanggan. Mulai dari jenis modem yang digunakan, nomor serial modem, software yang digunakan, hingga gangguan-gangguan yang terjadi selama pengiriman paket ke pelanggan.
2. Berikut merupakan tampilan statistik pada modem pelanggan
Data dalam tabel diatas menjelaskan keadaan modem pelanggan. Proses monitoring dilakukan tiap 30 menit sekali. -
Attenuation Attenuation merupakan sinyal yang dipengaruhi oleh jarak dari modem pelangan atau CPE (Customer Premise Equipment) hingga ke perangkat DSLAM (Digital Subscriber Line Access Modul) yang berada di STO (Sentra Telepon Otomat) terdekat.
-
Current Rate Current Rate menjelaskan bandwidth yang diterima oleh pelanggan. Bandwidth yang diterima tentu saja sesuai dengan profil pelanggan. Dimana pelanggan berlangganan 512kbps maka 512kbps yang didapat. Dan apabila tidak sesuai maka dipastikan terjadi gangguan pada pelanggan.
-
MaxRate Max Rate atau Attainable merupakan batas kemampuan bandwidth yang dapat diterima oleh perangkat pelanggan atau CPE. Apabila diluar batas tersebut dipastikan akan terjadi gangguan yaitu noise akan semakin rendah dikarenakan media kabel tidak kuat untuk menerima bandwidth tersebut.
-
Power Power merupakan data output listrik yang terjadi pada modem pelanggan dan DSLAM. Semakin tinggi maka akan mengakibatkan panas pada modem pelanggan.
-
Noise Noise merupakan hambatan atau gangguan yang terjadi pada perangkat pelanggan. Biasa juga disebut dengan SNR (Signal to Noise Ratio). Gangguan tersebut biasanya dipengaruhi oleh jenis media kabel yang digunakan dan jarak antara modem pelanggan dan DSLAM. Semakin jauh tentu saja hambatan yang terjadi juga semakin tinggi yang mengakibatkan nilai SNR kecil. Begitu pula dengan keadaan kabel pada perangkat pelanggan. Korosi merupakan gangguan yang sering terjadi hingga membuat current rate yang diterima pelanggan semakin kecil.
SIMPULAN Berdasarkan hasil analisa, perancangan, pengujian dan evaluasi yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Sistem ini dapat melakukan proses autoconfigure sehingga dapat melakukan konfigurasi otomatis pada perangkat pelanggan yang melakukan pemasangan baru. 2. Sistem ini dapat melakukan proses monitoring sehingga PT. Telekomunikasi Indonesia dapat memantau apabila terjadi gangguan pada perangkat pelanggan dan melakukan perbaikan tanpa harus mendatangkan teknisi ketempat pelanggan. 3. Proses pemasangan baru atau provisioning menjadi lebih cepat karena konfigurasi perangkat pelanggan dilakukan secara autoconfigure. Sehingga tidak perlu lagi mendatangkan teknisi untuk datang kerumah. Teknisi akan datang apabila dibutuhkan saja. 4. Proses penanganan gangguan atau fault handling menjadi lebih cepat karena untuk beberapa masalah dapat diselesaikan dengan cara me-remote pernangkat pelanggan sehingga untuk beberapa gangguan tidak perlu mendatangkan teknisi ke tempat pelanggan. Karena untuk mendatangkan teknisi ke tempat pelanggan diperlukan waktu yang cukup banyak dan perlu menyesuaikan waktu dengan pelanggan untuk menghindari pelanggan tidak ada ditempat. 5. Dengan sistem openACS juga dapat melakukan proses monitoring. Proses monitoring pun cukup lengkap karena kita dapat melihat spesifikasi perangkat pelanggan serta traffic yang terjadi pada pelanggan secara lengkap dan jelas karena ditampilkan melalui gambar.
SARAN Kekurangan – kekurangan yang ada pada sistem ini harus terus diatasi dengan melanjutkan pengembangan sistem ini untuk menghasilkan suatau sistem yang lebih sempurna. Saran – saran yang dapat diberikan untuk pengembangan sistem sejenis adalah sebagai berikut: 1. Mengembangkan openACS agar dapat men-support TR-011 2. Menggunakan server yang cukup besar agar dapat menampung seluruh data pelanggan Speedy. 3. PT.Telkom menyediakan firmware untuk modem yang sudah di-setting default pada bagian CWMP dan PPPoE nya. Sehingga pada saat reset modem, tidak perlu lagi memasukan konfigurasi pada CWMP dan PPPoE. 4. PT.Telkom menyediakan modem dengan 4 port kepada pelanggan agar memudahkan proses provisioning. 5. Menggunakan IP static pada server agar bisa diakses secara mudah. 6. Menambah bandwidth yang cukup besar agar dapat memantau perangkat pelanggan secara real time.
DAFTAR PUSTAKA Alam, M. Agus J., (2005), MySQL Server versi 5 dan Aplikasinya dalam Visual Basic 6 dan Delphi, Bandung:PT Elex Media Komputindo. Anonymous. (2011). Sekitar ADSL. Diperoleh (tanggal akses 12-14-2011) dari http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/Sekitar_ADSL Anonymous. (2010). Hands On: Linksys Dual Band Wireless-N ADSL 2+ Modem Gigabit Router WAG320N. Diperoleh (tanggal akses 12-21-2011) dari http://www.wegotserved.com/2010/01/17/hands-on-linksys-dual-band-wireless-nadsl-2-modem-gigabit-router-wag320n/ Anonymous. (2010). Sepintas Teknologi ADSL. Diperoleh (tanggal akses 12-15-2011) dari http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/Sepintas_Teknologi_ADSL Anonymous. (2011). Java (Programming Language). Diperoleh (tanggal akses 12-092011) dari http://en.wikipedia.org/wiki/Java_(programming_language) Anonymous. (2011). JBoss Application Server. Diperoleh (tanggal akses 12-09-2011) dari http://en.wikipedia.org/wiki/JBoss_application_server Anonymous. (2011). Network Address Translation. Diperoleh (tanggal akses 12-242011) dari http://en.wikipedia.org/wiki/Network_address_translation Anonymous. (2011). MAC_address. Diperoleh (tanggal akses 12-18-2011) dari http://id.wikipedia.org/wiki/MAC_address Anonymous. (2011). Model OSI. Diperoleh (tanggal akses 12-18-2011) dari http://id.wikipedia.org/wiki/Model_OSI Anonymous. (2011). Translasi Alamat Jaringan. Diperoleh (tanggal akses 12-19-2011) dari http://id.wikipedia.org/wiki/Translasi_alamat_jaringan Anonymous. (2010). Sejarah Internet dan Perkembangan Internet. Diperoleh (tanggal akses 12-15-2011) dari http://www.sejarah-internet.com Anonymous. (2011). Alamat IP versi 4. Diperoleh (tanggal akses 12-18-2011) dari http://id.wikipedia.org/wiki/Alamat_IP_versi_4 Anonymous. (2011). Alamat IP versi 6. Diperoleh (tanggal akses 12-18-2011) dari http://id.wikipedia.org/wiki/Alamat_IP_versi_6
Anonymous. (2011). Customer-premises equipment. Diperoleh (tanggal akses 12-192011) dari http://en.wikipedia.org/wiki/Customer-premises_equipment Bowo, eri (2010). UBUNTU from zero, Jakarta: Penerbit JASAKOM. Chairina, Putri. (2010). Langkah Install phpMyAdmin di ubuntu 9.10. Diperoleh (tanggal akses 12-10-2011) dari http://sourceforge.net/projects/openacs/ Cisco Systems, Inc. (2008). Securing Networks with Private VLANs and VLAN Access Control Lists. Diperoleh (tanggal akses 12-20-2011) dari http://www.cisco.com/en/US/products/hw/switches/ps700/products_tech_note091 86a008013565f.shtml Dimark Software, Inc. (2010). TR-069 ACS Architectural Overview. Diperoleh
(tanggal
akses
12-17-2011)
dari
http://www.dimark.com/tr-
069_acs_architecture.html Geeknet, inc. (2011). Diperoleh (tanggal akses 12-10-2011) dari http://sourceforge.net/projects/openacs/ Haryanto. (2011). Telkom Speedy. Diperoleh (tanggal akses 12-15-2011) dari http://haryanto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/6952/Speedy.ppt Lukas, Jonathan. (2006). Jaringan Komputer. Yogyakarta:Graha Ilmu. Muhartin, Abdi. (2010). Jenis-jenis Media Transmisi pada Jaringan. Diperoleh (tanggal akses 12-18-2011) dari http://www.belajarpc.info/jenis-jenismedia-transmisi-pada-jaringan.htm Nugroho, Bunafit. (2005). Instalasi dan Konfigurasi Jaringan Windows dan Linux. Yogyakarta:Penerbit ANDI. Pierky. (2009). ACS URL confiuration via DHCP Vendor Spesific Information. Diperoleh (tanggal akses 12-10-2011) dari http://pierky.wordpress.com/tag/tr-069/ Pierky. (2009). Installing TR-069 OpenACS on a fresh Debian setup. Diperoleh (tanggal akses 12-09-2011) dari http://pierky.wordpress.com/2009/02/07/installing-tr-069-openacs-on-a-freshdebian-setup/ Rahardjo, Budi. (2007). Panduan Penelitian Open Source Software.
Diperoleh
(tanggal
akses
12-18-2011)
dari
http://rahard.wordpress.com/2007/04/09/panduan-penelitian-open-sourcesoftware/ Rozumek, Adam. (2007). TR-069 Overview. Diperoleh (tanggal akses 12-13-2011) dari http://www.iol.unh.edu/services/testing/dsl/training/TR-069_Overview.ppt Shinder, Deb. (2005). De-Militarized Zone. Diperoleh (tanggal akses 12-24-2011) dari http://www.techrepublic.com/article/solutionbase-strengthen-network-defensesby-using-a-dmz/5756029 Suryadhi, Ardi. (2010). Apa Perbedaan IPv4 dan IPv6?. Diperoleh (tanggal akses 12-18-2011) dari http://www.detikinet.com/read/2010/06/08/154824/1374132/398/apa-perbedaanipv4-dan-ipv6 Telkom. (2011). Deskripsi Speedy. Diperoleh (tanggal akses 12-12-2011) dari http://www.telkomspeedy.com/product-description Tanenbaum, Andrew S. (2003). Computer Networks. (4th edition). New Jersey: Pearson Education International. Viklund, Andreas. (2008). NVRAM. Diperoleh (tanggal akses 12-24-2011) dari http://gpinkom.wordpress.com/2008/11/26/nvram/