Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) – Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, 11 – 12 Mei 2007
ANALISA JAMINAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI Abriyani Sulistyawan Dosen Teknik Sipil Universitas Sains Al-Qur’an Wonosobo dan Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil Universitas Diponegoro Semarang,
[email protected]
ABSTRAK Pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas kegiatan yang melibatkan tenaga kerja, alat dan bahan dalam jumlah besar, baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama sehingga dapat menjadi sumber terjadinya kecelakaan. Hal ini tidak diikuti dengan kesadaran para pelakunya baik para pekerja, pengusaha, pengawas bahkan pemilik. Hampir keseluruhan pelaksanaan pembangunan tidak melengkapi proyeknya dengan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja yang lengkap dan memadai. Penelitian ini menganalisis berdasarkan identifikasi faktor-faktor dari jaminan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja dan sejauh mana faktor-faktor tersebut diterapkan di lapangan dengan lingkup penelitian pada beberapa proyek konstruksi di Semarang. Data didapat melalui penyebaran kuisioner kepada responden para konsultan pengawas, kontraktor dan pekerja seperti mandor, tukang dan buruh. Data yang diperoleh dari penyebaran kuisioner di kota Semarang tersebut dianalisis dengan menggunakan metode Kendalls Concordance Analysis untuk menentukan prioritas ranking pilihan responden. Dari hasil analisis diambil lima faktor yang paling berpengaruh terhadap produktivitas dengan ranking tertinggi sebagai prioritas utama yaitu : pertama pembinaan dan pelatihan kerja. Kedua, lingkungan kerja yang aman. Ketiga, pentingnya kesadaran dalam bekerja. Keempat adalah hubungan yang baik dengan rekan sekerja. Kelima adalah kenaikan gaji atau upah. Sedang lima faktor yang paling diterapkan adalah satu, adanya obat-obatan dan P3K. Kedua, hubungan kerja yang baik dengan rekan sekerja, ketiga adalah adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas, yang keempat adalah pentingnya kesadaran dalam bekerja dan yang kelima adalah mengikuti instruksi kerja yang ada. Kata kunci: K3, Produktivitas, Proyek Konstruksi
1. PENDAHULUAN Latar Belakang Pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas kegiatan yang melibatkan tenaga kerja, alat dan bahan dalam jumlah besar, baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama sehingga dapat menjadi sumber terjadinya kecelakaan. Sayangnya hal ini tidak diikuti dengan kesadaran para pelakunya baik para pekerjanya, pengusaha jasa konstruksi, pengawas bahkan pemiliknya. Hampir keseluruhan pelaksana pembangunan tidak melengkapi proyeknya dengan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja yang lengkap dan memadai, karena dunia konstruksi merupakan dunia yang mempunyai faktor resiko kecelakaan yang tinggi, maka pembangunan gedung tersebut dapat pula menimbulkan dampak resiko kecelakaan kerja yang tinggi pula.
ISBN 979.9243.80.7
173
Abriyani Sulistyawan
Untuk melindungi hak-hak pekerja berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek konstruksi maka pemerintah membuat beberapa perundang-undangan yang mengatur tentang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Undang-undang mengenai K3 merupakan suatu upaya melaksanakan perlindungan terhadap tenaga kerja, yaitu dengan maksud menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja juga setiap orang yang berada di lingkungan kerja agar senantiasa merasa aman dan tenang dalam bekerja, sehingga diharapkan dapat bekerja secara optimal dan dapat meningkatkan nilai kerja yang berarti dapat meningkatkan produktivitas pekerja tersebut. Karena tenaga kerja merupakan unsur penting dalam proses konstruksi maka sudah sewajarnya diberikan perhatian sungguh-sungguh yang berkaitan dengan keselamatan kerja dari setiap pelaku yang berkepentingan demi keberhasilan jasa konstruksi dan demi peningkatan produktivitas kerja. Perumusan Masalah Penelitian ini akan menganalisis berdasarkan identifikasi faktor-faktor dari jaminan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja pada beberapa proyek konstruksi di Semarang. Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: apakah dengan adanya jaminan (K3) ini dapat meningkatkan prestasi kerja/produktivitas kerja para pekerja dan sejauh mana program K3 dilaksanakan dan diterapkan pada proyek konstruksi bangunan gedung di Semarang. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui sejauh mana jaminan K3 dilaksanakan dalam aktivitas proyek sehari-hari dan menganalisis faktor-faktor apa saja dari jaminan keselamatan dan kesehatan kerja yang paling berpengaruh produktivitas pekerja proyek. Manfaat Penelitian Dengan dilakukan penelitian ini maka diharapkan dapat memberikan manfaat dapat memberikan masukan terhadap upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja khususnya K3 pada pekerja proyek konstruksi dan menjadi masukan yang berguna untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijaksanaan kontraktor sebagai pelaksana terhadap penerapan program K3 serta untuk menekan dan mencegah timbulnya kecelakaan kerja yang tidak diharapkan.
2. STUDI PUSTAKA Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja menurut Edwin B. Flippo (1995) adalah “pendekatan yang menentukan standar yang menyeluruh dan bersifat (spesifik), penentuan kebijakan pemerintah atas praktek-praktek perusahaan di tempat-tempat kerja dan pelaksanaan melalui surat panggilan, denda dan hukuman-hukuman lain” Beberapa pengertian keselamatan kerja menurut Suma’mur (1992) adalah: (1) keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan seperti cacat dan kematian akibat kecelakaan kerja. (2) keselamatan kerja dalam hubungannya dengan perlindungan tenaga kerja adalah salah satu segi penting dari perlindungan tenaga kerja. (3) keselamatan Kerja dalam hubungannya dengan peningkatan produksi
174
ISBN 979.9243.80.7
Analisa Jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja pada Proyek Konstruksi
dan produktivitas adalah dengan melaksanakan keselamatan kerja yang sebaikbaiknya yang akan membawa iklim keamanan dan ketenangan kerja sehingga sangat membantu hubungan kerja dan manajemen. Keselamatan Kerja Konstruksi Pada tahap konstruksi penggunaan tenaga kerja mencapai puncaknya dan terkonsentrasi di lokasi yang relatif sempit. Hal demikian ditambah dengan sifat pekerjaan yang potensial mudah sekali menjadi penyebab kecelakaan, sehingga sudah sewajarnya bila pengelola proyek mencantumkan masalah keselamatan kerja pada prioritas pertama. Disamping itu hal-hal yang mendorong keselamatan kerja yang harus selalu diperhatikan adalah (1) rasa perikemanusiaan, penderitaan yang dialami oleh yang bersangkutan akibat kecelakaan tidak dapat diukur dengan uang. Adanya kompensasi hanyalah untuk membantu meringankan beban si penderita. (2) pertimbangan ekonomis, pertimbangan ini dapat berupa biaya kompensasi, kenaikan premi asuransi, kehilangan waktu kerja, juga pergantian alat-alat yang mengalami kerusakan akibat terjadinya kecelakaan kerja. Tujuan dan Syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Beberapa pendapat menurut para ahli tentang tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja antara lain: “Untuk sedapat mungkin memberikan jaminan kondisi kerja yang aman dan sehat kepada setiap karyawan dan untuk melindungi sumber daya manusia” (Gary J. Dessler, 1993), Suma’mur (1992) mengemukakan pendapatnya bahwa tujuan keselamatan dan kesehatan kerja adalah: (1) melindungi tenaga kerja atas hak dan keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional (2) menjamin keselamatan orang lain yang berada di tempat kerja (3) sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien. Menurut pendapat Suma’mur (1992) menyebutkan bahwa “dalam aneka pendekatan keselamatan kerja antara lain akan diuraikan pentingnya perencanaan yang tepat, pakaian kerja yang tepat, penggunaan alat-alat perlindungan diri, pengaturan warna, tanda-tanda petunjuk, label-label, penerangan yang baik, pengaturan pertukaran udara dan suhu serta usaha-usaha terhadap kebisingan”. Pengertian Produktivitas Salah satu kesulitan dalam usaha-usaha untuk memberikan prioritas pada produktivitas adalah tiadanya definisi yang tegas dan jelas mengenai apa yang dimaksud dengan produktivitas. Beberapa pendapat para ahli, seperti produktivitas adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (Revianto,1992). Produktivitas adalah perbandingan secara ilmu hitung antara jumlah yang dihasilkan dan jumlah setiap sumber yang dipergunakan selama produksi berlangsung (J. Wetik, 1986). Produktivitas adalah lebih dari sekedar ilmu pengetahuan, teknologi dan manajemen karena produktivitas mengandung falsafah dan sikap mental yang selalu berorientasi pada perkembangan dari menuju mutu kehidupan hari esok yang lebih baik dan produktivitas tenaga kerja sebagai suatu konsep mewujudkan adanya kaitan hasil kerja dan satuan waktu yang dibutuhkan untuk mengahasilkan produk dari seorang tenaga kerja (Revianto, 1994). Aspek-aspek yang mempengaruhi produktivitas dalam pekerjaan konstruksi terbagi dalam perilaku dasar dalam bekerja, hubungan antara pimpinan dan pegawai, wewenang kontraktor dan manajemen proyek (Frederick L. Harrison, 1981). Rendahnya produktivitas para ISBN 979.9243.80.7
175
Abriyani Sulistyawan
pekerja di konstruksi berhubungan erat dengan prosentase perubahan desain (change work), gangguan (distrubtion), pekerjaan ulang (rework) (Thomas & Napolitan, 1992). Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Produktivitas Hubungan antara keselamatan kerja dan produktivitas adalah (1) dengan pelaksanaan keselamatan kerja yang baik maka kecelakaan kerja yang mendatangkan kerugian material dan finansial dapat dihindari, (2) praktek keselamatan kerja yang baik menciptakan kondisi yang mendukung kenyamanan dan kegairahan kerja, sehingga faktor manusia dapat diserasikan dengan tingkat efektifitas kerja yang tinggi, (3) kemampuan kerja secara selamat merupakan suatu segi keterampilan yang sangat esensial bagi kelangsungan bekerja, (4) keselamatan kerja yang menggerakkan partisipasi semua pihak dapat menciptakan iklim sehat sebagai landasan kuat untuk kelancaran bekerja. (Suma’mur, 1994) Keselamatan dan kesehatan kerja dapat membantu peningkatan produksi dan produktivitas atas dasar (1) dengan tingkat dan kesehatan kerja yang tinggi, kecelakaan kecelakaaan yang menyebabkan sakit, cacat dan kematian dapat dikurangi atau ditekan sekecil-kecilnya, sehingga pembiayaan yang tidak perlu dapat dihindari, (2) tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan pemeliharaan dan penggunaan peralatan kerja dan mesin yang produktif dan efisien bertalian dengan tingkat produksi dan produktivitas yang tinggi, (3) pada berbagai hal, tingkat keselamatan dan kesehatan kerja yang tinggi menciptakan kondisi yang mendukung kenyamanan serta perjalanan ke dan dari tempat kerja.
3. METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian lapangan yang didukung oleh kepustakaan yang berhubungan dengan pokok permasalahan yang akan diteliti, sehingga hasil yang didapatkan merupakan gabungan dari teori dan kenyataan di lapangan. Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel terikat (K3 dan peningkatan produktivitas) dan variabel bebas (pelaksanaan sosialisasi K3, pengarahan dan pelatihan, kelengkapan fasilitas K3, lingkungan kerja, adanya jamsostek, manajemen perusahaan, hubungan antar pekerja, sangsi dan bonus). Sampel Data Sasaran responden adalah para konsultan supervisi atau konsultan manajemen konstruksi, para kontraktor, mandor-mandor yang membawahi tenaga kerja seperti tukang kayu, tukang batu, tukang besi dan buruh tenaga. Rancangan Kuisioner Penelitian Kuisioner disusun dengan sistem pilihan berganda dan pertanyaan bersifat semi terbuka dengan tujuan memberikan keleluasaan bagi responden untuk menjawab pertanyaan yang tepat dan sesuai dengan pilihan mereka. Teknik Analisa Data Metode statistik yang digunakan adalah Kendall Concordance Analysis. Metode ini merupakan metode nonparametrik yang digunakan untuk mengidentifikasi urutan prioritas dengan melihat nilai hasil mean rank.
176
ISBN 979.9243.80.7
Analisa Jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja pada Proyek Konstruksi
4. PEMBAHASAN Partisipasi Responden Dari kuisioner yang terkumpul 40 responden, dengan menggunakan program SPSS, didapat hasil seperti gambar 1 sampai dengan gambar 9, sebagai berikut : jenis proyek
responden 15
16 14 12 10 8 6 4 2 0
11
33
30 25
6
5
35
3
20 15
tu ka n
m an do r
pe ng aw m as an aj er pr oy ek pe la ks an a
10 0 Gedung
Pengairan
Jalan
Gambar 1. Jenis Responden
Gambar 2. Jenis Proyek
pendidikan
pengalam an kerja
14
13
14
12
11
12
12
12
10
9
10
8
8
6
5
6 4
5 2
5
6
6
3
3
2
4 2
0
0 sd
smp
sma
d3
s1
s2
< 2 th
2 - 5 th
6 - 9 th
> 9 th
Gambar 3. Taraf Pendidikan Responden
Gambar 4. Pengalaman Keraja Responden
pendapat tentang jam inan K3
faktor penyebab kecelakaan kerja
10 5
4
3
0 sangat baik
cukup baik
buruk
sangat buruk
Gambar 5. Pendapat Tentang K3
ISBN 979.9243.80.7
9 6
lingkungan kerja tdk aman
11
10
kurangnya pengawasan
15
15
kurangnya kesadaran kerja
20
16 14 12 10 8 6 4 2 0
peralatan kurang memadai
22
25
Gambar 6. Faktor Penyebab Kecelakaan
177
Abriyani Sulistyawan
aturan K3 saat ini 13
19
20
11 9 7
15
9
10
7
5
Gambar 7. Tanggapan Peraturan K3
hanya yg terjangkau anggaran
sulit dilaksanakan
penting & dilaksanakan
lain lain
terlalu idealis diterapkan
cukup baik
0
tidak melaksanakan
5
sangat baik sesuai
14 12 10 8 6 4 2 0
pentingnya K3
Gambar 8. Pentingnya K3
frekuensi terjadinya kecelakaan kerja 30 25 20 15 10 5 0
24 12 2
2
selalu terjadi
sering terjadi
kadangkadang
hampir tdk pernah
Gambar 9. Frekuensi Kecelakaan Kerja Analisis Kuisioner Metode Kendall Concordance Analysis digunakan untuk menganalisi isian kuisioner para responden, metode ini dugunakan untuk mencari urutan proritas faktor-faktor dari jaminan keselamatan dan Kesehatan Kerja yang paling berpengaruh terhadap produktivitas pekerja dan sejauh mana penerapannya di lapangan. Selanjutnya hasil yang didapat ditunjukkan pada Tabel 1. Dari program SPSS, didapat hasil bahwa urutan prioritas dari para responden mempunyai nilai kendall’s W@ = 0,415 dan taraf signifikansi = 0,000, hal ini menunjukkan bahwa urutan prioritas tersebut mewakili harapan para responden. Dari hasil mean rank diatas diambil 5 besar faktor-faktor dari K3 yang paling berpengaruh terhadap produktivitas kerja antara lain : a. Faktor pembinaan dan pelatihan kerja, hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya pembinaan dan pelatihan kerja akan meningkatkan kemampuan, keahlian, kepercayaan diri pekerja. b. Faktor lingkungan kerja yang aman, lingkungan kerja yang aman dapat membuat pekerja merasa nyaman dalam bekerja, tidak merasa khawatir jika sewaktu-waktu akan terjadi kecelakaan yang mengakibatkan tidak dapat berkonsentrasi terhadap pekerjaan yang mereka kerjakan, pekerja yang merasa aman akan menghasilkan kualitas produksi pekerjaan yang lebih baik yang berarti turut menunjang produktivitas kerja mereka.
178
ISBN 979.9243.80.7
Analisa Jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja pada Proyek Konstruksi
c. Faktor pentingnya kesadaran dalam bekerja, hal ini menunjukkan bahwa kesadaran dalam bekerja sangat diperlukan pada tiap pekerjaan untuk menghindari keadaan yang tidak diinginkan seperti kecelakaan akibat kelalaian dan kecerobohan pekerja. d. Faktor hubungan yang baik dengan rekan sekerja, dengan adanya hubungan yang baik dengan rekan sekerja, maka akan kompak dan terjalin komunikasi yang baik pula. e. Faktor kenaikan gaji atau upah, produktivitas kerja karyawan dipengaruhi oleh motivasi dan salah satu motivasi pekerja tersebut adalah berupa kenaikan gaji atau upah, dan tentunya harus sebanding dengan prestasi kerja karyawan. Tabel 1. Faktor-faktor dari K3 yang Paling Berpengaruh Terhadap Produktivitas Kerja Faktor-faktor K3 yang mempengaruhi produktivitas kerja A. Pelaksanaan Sosialisasi K3 1. Kampanye Nasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 2. Spanduk dan poster berisi tentang pentingnya Keselamatan Kerja. 3. Dibentuk panitia pembinaan K3. 4. Anjuran akan pentingnya K3 tiap saat akan bekerja. B. Pengarahan dan Pelatihan 1. Penyuluhan dan Penerangan tentang K3 2. Pelatihan tentang keselamatan kerja. 3. Pembinaan dan pelatihan tenaga kerja. 4. Pengarahan pemahaman dan kesadaran akan pentingnya K3. 5. Pengarahan penggunaan alat keselamatan kerja yang benar. C. Kelengkapan Fasilitas K3 1. Adanya alat-alat keselamatan kerja. 2. Adanya obat-obatan dan P3K. 3. Jumlah tenaga ahli keselamatan dan kesehatan kerja yang memadai.
mean
rank
8.99 9,68 8,75 19,54
28 27 31 14
13,69 18,33 26,79 13,14 20,11
22 17 1 23 12
21,75 15,84 8,53
9 21 32
D. Lingkungan Kerja 1. Lingkungan kerja yang aman. 2. Mematuhi aturan keselamatan kerja yang ditetapkan. 3. Pentingnya kesadaran dalam bekerja 4. Mengikuti instruksi kerja yang ada. 5. Memakai peralatan keselamatan kerja pada setiap pekerjaan. E. Adanya Jamsostek 1. Jaminan dari Jamsostek. 2. Biaya perawatan dan tunjangan kesehatan 3. Santunan bagi korban kecelakaan. F. Manajemen Perusahaan 1. Sikap perusahaan dalam memperhatikan keselamatan kerja. 2. Pengorganisasian perusahaan dalam hal keselamatan kerja. 3. Sistem pengawasan dan pengontrolan yang ketat. 4. Evaluasi program kerja yang rutin dan teratur. G. Hubungan Antar Pekerja 1. Hubungan yang baik dengan rekan sekerja. 2. Adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas. 3. Pengakuan prestasi dari atasan. 4. Adanya pengawasan dan teguran dari atasan. 5. Sistem pengarahan kerja yang baik. H. Sanksi dan Bonus 1. Ada sanksi bagi pekerja yang tidak mengenakan peralatan K3. 2. Ada sanksi bila terjadi kecelakaan akibat K3 tidak dilaksanakan dan penghargaan bila tingkat kecelakaan kecil 3. Ada bonus atau penghargaan untuk prestasi kerja yang baik. 4. Kenaikan gaji atau upah.
24,88 18,60 24,40 21,81 13,11
2 16 3 8 24
20,21 17,36 17,76
11 20 19
10,51 8,91 21,75 22,40
26 29 10 6
23,83 22,21 12,34 18,84 20,03
4 7 25 15 13
7,20 8,84
33 30
17,83 23,08
18 5
ISBN 979.9243.80.7
179
Abriyani Sulistyawan
Tabel 2. Faktor-faktor K3 yang Paling Diterapkan di Lapangan Faktor-Faktor K3 yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja A. Pelaksanaan Sosialisasi K3 1. Kampanye Nasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 2. Spanduk dan poster berisi tentang pentingnya Keselamatan Kerja. 3. Dibentuk panitia pembinaan K3. 4. Anjuran akan pentingnya K3 tiap saat akan bekerja. B. Pengarahan dan Pelatihan 1. Penyuluhan dan Penerangan tentang K3 2. Pelatihan tentang keselamatan kerja. 3. Pembinaan dan pelatihan tenaga kerja. 4. Pengarahan pemahaman dan kesadaran akan pentingnya K3. 5. Pengarahan penggunaan alat keselamatan kerja yang benar. C. Kelengkapan Fasilitas K3 1. Adanya alat-alat keselamatan kerja 2. Adanya obat-obatan dan P3K 3. Jumlah tenaga ahli keselamatan dan kesehatan kerja yang memadai D. Lingkungan Kerja 1. Lingkungan kerja yang aman. 2. Mematuhi aturan keselamatan kerja yang ditetapkan 3. Pentingnya kesadaran dalam bekerja. 4. Mengikuti instruksi kerja yang ada. 5. Memakai peralatan K3 pada setiap pekerjaan. E. Adanya Jamsostek 1. Jaminan dari Jamsostek. 2. Biaya perawatan dan tunjangan kesehatan. 3. Santunan bagi korban kecelakaan. F. Manajemen Perusahaan 1. Sikap perusahaan dalam memperhatikan keselamatan kerja. 2. Pengorganisasian perusahaan dalam hal keselamatan kerja. 3. Sistem pengawasan dan pengontrolan yang ketat. 4. Evaluasi program kerja yang rutin dan teratur. G. Hubungan Antar Pekerja 1. Hubungan yang baik dengan rekan sekerja. 2. Adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas. 3. Pengakuan prestasi dari atasan. 4. Adanya pengawasan dan teguran dari atasan. 5. Sistem pengarahan kerja yang baik. H. Sanksi dan Bonus 1. Ada sanksi bagi pekerja yang tidak mengenakan peralatan K3. 2. Ada sanksi bila terjadi kecelakaan akibat K3 tidak dilaksanakan dan penghargaan bila tingkat kecelakaan kecil 3. Ada bonus atau penghargaan untuk prestasi kerja yang baik. 4. Kenaikan gaji atau upah.
Mean
Rank
6,11 12,79 7,11 18,64
32 22 31 17
9,11 12,30 19,49 11,98 19,96
29 24 15 27 14
22,39 26,13 10,01
9 1 28
21,95 18,74 24,13 23,85 14,13
10 16 4 5 21
22,68 17,41 17,79
7 9 18
12,13 11,76 22,45 23,48
25 26 8 6
25,25 24,16 12,71 21,05 20,20
2 3 23 12 13
5,69 7,35
33 30
16,79 21,31
20 11
Dari program SPSS, didapat hasil bahwa Urutan prioritas dari para responden mempunyai nilai kendall’s W@ = 0,487 dan taraf signifikansi = 0,000, hal ini menunjukkan bahwa urutan prioritas tersebut mewakili harapan para responden. Dari hasil mean rank diatas diambil 5 besar faktor-faktor dari K3 yang paling diterapkan di lapangan : a. Faktor adanya obat-obatan dan P3K, hal ini menunjukkan bahwa penyediaan obatobatan dan P3K selalu dilaksanakan di setiap proyek-proyek konstruksi, penyedian obat-obatan ini sangat penting sebagai langkah pertama jika ada pekerja yang menderita luka-luka akibat kecelakaan. b. Faktor hubungan kerja yang baik dengan rekan sekerja, dengan adanya hubungan yang baik dengan rekan sekerja, hal ini menunjukkan adanya kekompakan dan terjalinnya komunikasi yang baik dengan rekan dalam satu tim kerja sehingga akan 180
ISBN 979.9243.80.7
Analisa Jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja pada Proyek Konstruksi
saling bahu-membahu untuk menyelesaikan setiap pekerjaan yang mereka laksanakan. c. Faktor adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas, pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas bersifat urgent atau sangat diperlukan karena dengan pembagian ini masing-masing karyawan secara pasti mengetahui apa yang harus dia kerjakan, mana yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya dan tidak terjadi benturan atau kesalah-pahaman pada pekerjaan akibat kerancuan dua orang atau lebih yang mempunyai kewenangan yang sama yang tentunya memiliki perbedaan persepsi tentang permasalahan terhadap pekerjaan yang ada. d. Faktor pentingnya kesadaran dalam bekerja, hal ini menunjukkan bahwa kesadaran dalam bekerja sangat diperlukan pada tiap pekerjaan untuk menghindari keadaan yang tidak diinginkan. e. Faktor mengikuti instruksi kerja yang ada, dalam setiap pekerjaan para karyawan selalu mengikuti instruksi kerja yang telah ada dan ditetapkan oleh pemimpin perusahaan. Hasil Penelitian Lain Sebagai bahan perbandingan ditinjau dari Beberapa penelitian yang telah dilakukan terdahulu sebagai berikut : a. Studi yang dilakukan oleh David.N (1997) tentang Hubungan Kesadaran Akan Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas atas 34 kontraktor responden yang berasal dari Semarang dan Yogyakarta menghasilkan kesimpulan: (a) pelaksanaan keselamatan kerja yang baik dapat menghindarkan kecelakaan yang mengakibatkan kerugian material dan finansial. (b) praktek keselamatan kerja yang baik menciptakan kondisi yang mendukung kenyamanan dan kegairahan kerja sehingga faktor manusia dapat diserasikan dengan tingkat efisiensi kerja yang tinggi. (c) keselamatan kerja yang melibatkan partisipasi semua pihak dapat menciptakan iklim kerja yang sehat dan aman sebagai landasan kuat untuk kelancaran bekerja dan meningkatkan produktivitas pekerjanya. b. Studi yang dilakukan oleh Suradji (1996) terhadap 52 kontraktor di Indonesia menghasilakan kesimpulan: (a) biaya tidak langsung untuk pencegahan kecelakaan kerja lebih kecil bila dibandingkan dengan biaya langsung yang harus dikeluarkan kontraktor bila terjadi kecelakaan fatal. (b) banyak penyebab kecelakaan kerja adalah bekerja secara ceroboh pada obyek yang berbahaya, menggunakan peralatan yang tidak aman, tanpa menggunakan alat pengaman. (c) kecelakaan kerja akan selalu menyebabkan kerugian baik pada pekerjanya maupun pada kontraktor yang bersangkutan baik dari segi biaya maupun waktu. (d) kondisi kerja yang kurang aman akan menurunkan kinerja pekerja disebabkan rasa khawatir yang berakibat menurunnya kualitas produk yang dihasilkan.
5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah: (1) jenis proyek yang lebih besar kemungkinannya mengalami kecelakaan kerja adalah pada proyek bangunan gedung bertingkat 82,5% sedang untuk pekerjaan pengairan dan pekerjaan jalan serta
ISBN 979.9243.80.7
181
Abriyani Sulistyawan
jembatan masing masing hanya 5%. (2) 47,5% responden hanya melaksanakan program K3 yang terjangkau anggaran proyek saja, sedangkan 22,5% menjawab bahwa program ini penting tapi sulit untuk dilaksanakan karena biayanya sangat besar, 17,5 % responden menjawab tidak melaksanakan sama sekali, dan hanya 12,5% menjawab sangat penting dan dilaksanakan dengan baik. (3) 5% responden menyatakan selalu terjadi kecelakaan kerja dan 5% sering mengalami kecelakaan kerja pada proyek mereka, 60 % menyatakan kadang-kadang saja terjadi kecelakaan kerja sedangkan 30 % menyatakan hampir tidak pernah mengalami kecelakaan kerja pada proyek-proyek yang mereka tangani. (4) faktor-faktor yang dominan dari jaminan K3 yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja adalah : (a) pembinaan dan pelatihan kerja, (b) lingkungan kerja yang aman, (c) pentingnya kesadaran dalam bekerja, (d) hubungan yang baik dengan rekan sekerja, (e) kenaikan gaji atau upah. (5). faktor-faktor yang dominan dari jaminan K3 yang berpengaruh terhadap produktivitas ditinjau dari tingkat penerapannya di lapangan adalah: (a) adanya obatobatan dan P3K (b) hubungan kerja yang baik dengan rekan sekerja (c) adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas (d) pentingnya kesadaran dalam bekerja (e) mengikuti instruksi kerja yang ada. Saran Saran dari hasil analisa tersebut adalah sebagai berikut: (1) untuk mengantisipasi rendahnya pendidikan para pekerja sebaiknya perlu diadakan pelatihan tentang K3 pada setiap proyek konstruksi (2) berikan sanksi bagi mandor yang para pekerjanya melalaikan pemakaian peralatan K3 (3) Harus ada sanksi bagi kontraktor yang melalaikan keselamatan kerja pekerjanya apalagi sampai terjadi kecelakaan yang sangat fatal (4) konsultan pengawas seharusnya mempunyai tenaga ahli khusus di bidang K3.
6. DAFTAR PUSTAKA 1. Dessler, Gary (1993), Manajemen Personalia, Diterjemahkan Agus Dharma, Erlangga, Jakarta. 2. Flippo, Edwin B. (1987), Principle Of Personal Management, Diterjemahkan Mas'ud, Erlangga, Jakarta 3. Harrison F .L. (1981), Advanced Project Manajement, Hants, England, Gower Publishing Company Limited. 4. Nitisemito Alex S. (1982), Manajemen Personalia, Manajemen Sumber Daya Manusia, Ghalia Indonesia. 5. Nyoo, D. (1997), Analisis Hubungan Akan Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Pekerja, Program Pasca Sarjana Program Studi Magister Teknik Universitas Atma Jaya, yogyakarta. 6. Napitupulu, V. (1992), Keselamatan Kerja Terpadu Dalam Sistem Manajemen, Institut Manajemen Proteksi Indonesia, Jakarta. 7. Revianto, R. (1987), Produktivitas Dan Laba, Lembaga Sarana Informasi Usaha, Jakarta. 8. Revianto, R. (1985), Produktivitas Dan Manajemen, Lembaga Sarana Informasi Usaha, Jakarta.
182
ISBN 979.9243.80.7
Analisa Jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja pada Proyek Konstruksi
9. Silalahi, Bernard (1985), Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, Pustaka Binaman Presindo, Jakarta. 10. Soeripto (1992), Penerapan K3 Pada Konstruksi Bangunan Gedung Bertingkat, Institut Manajemen Proteksi Indonesia, Jakarta. 11. Suma'mur (1989), Keselamatan Kerja Dan Pencegahan Kecelakaan, CV Haji Masagung, Jakarata. 12. Suma'mur (1992), Program Dan Aspek Keselamatan Pada Bangunan Tinggi, Institut Manajemen Proteksi Indonesia, Jakarta. 13. Suradji, A. (1997), Identifikasi Dan Analisa Biaya Kecelakaan Kerja Konstruksi Di Indonesia, Program Pasca Sarjana Program Studi Magister Teknik Universitas Tarumanegara, Jakarta. 14. Wetik, JL. (1983), Penelitian Kerja Dan Pengukuran Kerja, Erlangga, Jakarta
ISBN 979.9243.80.7
183