Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010
ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN BADUNG) Ariany Frederika dan Yudha Astana Dosen Fakultas Teknik Sipil, Universitas Udayana Email:
[email protected]
ABSTRAK Kabupaten Badung merupakan bagian wilayah Provinsi Bali, yang perkembangan pembangunannya cukup pesat. Salah satu perkembangan yang cukup menonjol adalah pembangunan dalam bidang konstruksi gedung. Dalam pelaksanaaan pembangunan konstruksi gedung banyak hal yang harus diperhatikan, salah satunya adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). K3 merupakan suatu upaya dalam mengatasi potensi bahaya dan risiko kesehatan dan keselamatan yang mungkin terjadi. Kecelakaan kerja pada proyek konstruksi banyak diakibatkan karena kurang diperhatikannya K3, sehingga perlu diadakan analisis mengenai K3, untuk mengetahui bagaimana pemahaman K3 pada proyek konstruksi, dan bagaimana hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi K3 terhadap K3 itu sendiri, serta faktor manakah yang memberikan pengaruh terbesar terhadap K3 pada proyek konstruksi di Kabupaten Badung. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan survai menggunakan kuesioner yang ditujukan ke proyek konstruksi, untuk mengetahui bagaimana penerapan K3 pada proyek konstruksi tersebut. Data sekunder yang berupa lokasi proyek konstruksi di Kabupaten Badung diperoleh dari Pemerintah Kabupaten Badung dan Dinas Cipta Karya. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan Metode Hipotesis Deskriptif, Analisis Regresi Ganda, Analisis Korelasi Ganda, Sumbangan Relatif, dan analisis faktor menggunakan program SPSS. Dari hasil pengujian hipotesis deskriptif one tail test pihak kanan, didapat thitung < +ttabel maka H0 gagal ditolak, menyatakan bahwa pemahaman K3 pada proyek konstruksi di Kabupaten Badung tergolong belum baik. Kemudian dari hasil analisis regresi dan korelasi ganda dapat diketahui bahwa hubungan yang terjadi antara faktor-faktor yang mempengaruhi K3 pada proyek konstruksi adalah tergolong sedang, dengan nilai sebesar 0,472; koefisien determinasi sebesar 0,223 menunjukkan bahwa nilai rata-rata K3 pada proyek konstruksi sebesar 22,3% ditentukan oleh 3 faktor yang mempengaruhi K3, sedangkan 77,7% ditentukan oleh faktor lain. Dari hasil perhitungan sumbangan relatif diperoleh bahwa dari ketiga faktor yaitu, sistem manajemen, pelaksanaan, dan pengawasan, yang memberikan pengaruh terbesar terhadap K3 pada proyek konstruksi adalah faktor pengawasan sebesar 57,618%. Dengan program SPSS metode analysis faktor dapat diketahui bahwa untuk sistem manajemen, pelaksanaan, dan pengawasan, faktor yang paling berpengaruh terhadap K3 pada proyek konstruksi berturut-turut adalah prosedur untuk identifikasi bahaya dan penilaian resiko, pengamanan bak muatan beton yang diangkut dengan derek/ kabel, dan tidak adanya ijin kerja sering menjadi penyebab kecelakaan kerja di proyek. Kata kunci: Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3), Kabupaten Badung, Hipotesis Deskriptif, Analisis Regresi Ganda, Analisis Korelasi Ganda, Sumbangan Relatif.
1. PENDAHULUAN Latar Belakang Keselamatan kerja merupakan suatu permasalahan yang banyak menyita perhatian berbagai organisasi saat ini karena mencakup permasalahan segi perikemanusiaan, biaya, dan manfaat ekonomi, aspek hukum, pertanggungjawaban serta citra organisasi itu sendiri. Semua hal tersebut mempunyai tingkat kepentingan yang sama besarnya walaupun di sana sini memang terjadi perubahan perilaku, baik di dalam lingkungan sendiri maupun faktor lain yang masuk dari unsur eksternal industry (Ervianto, 2005). Proses pembangunan proyek kontruksi pada umumnya merupakan kegiatan yang banyak mengandung unsur bahaya. Situasi dalam lokasi proyek mencerminkan karakter yang keras dan kegiatannya terlihat sangat kompleks dan sulit dilaksanakan sehingga dibutuhkan stamina yang prima dari pelaksananya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pekerjaan konstruksi ini merupakan penyumbang angka kecelakaan yang cukup tinggi. Banyaknya kasus kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja sangat merugikan banyak pihak terutama tenaga kerja bersangkutan.
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
M - 267
Ariany Frederika dan Yudha Astana
Kecelakaan kerja sering terjadi akibat kurang dipenuhinya persyaratan dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Dalam hal ini pemerintah sebagai penyelenggara negara mempunyai kewajiban untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kerja. Hal ini direalisasikan pemerintah dengan dikeluarkannya peraturanperaturan seperti : UU RI No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, Undang-undang No. 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK), dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: Per.05/Men/1996 mengenai sistem manajemen K3. Namun pada kenyataannya, pelaksana proyek sering mengabaikan persyaratan dan peraturan-peraturan dalam K3. Hal tersebut disebabkan karena mereka kurang menyadari betapa besar resiko yang harus ditanggung oleh tenaga kerja dan perusahaannya. Disamping itu adanya peraturan mengenai K3 tidak diimbangi oleh upaya hukum yang tegas dan sanksi yang berat, sehingga banyak pelaksana proyek yang melalaikan keselamatan dan kesehatan tenaga kerjanya. Sistem pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak hanya memperhitungkan aspek keteknikan, namun juga harus membangun aspek moral, karakter dan sikap pikir pekerja untuk bekerja dengan selamat. Oleh karena itu, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) konstruksi menjadi tanggung jawab semua pihak yang terkait langsung dalam proyek konstruksi, mulai dari owner, kontraktor, maupun pekerja di lapangan (baik tenaga kerja ahli maupun tenaga kerja non ahli). Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana pemahaman K3 pada proyek konstruksi, dan bagaimana hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi K3 terhadap K3 pada proyek konstruksi, dan berapa besar tingkat hubungannya, serta untuk mengetahui faktor apa yang memberikan pengaruh terbesar terhadap K3 pada proyek konstruksi. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian adalah hasil studi ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam penerapan K3 yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait dalam suatu proyek konstruksi, baik secara langsung maupun tak langsung.
2. TINJAUAN PUSTAKA Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) K3 merupakan faktor yang paling penting dalam pencapaian sasaran tujuan proyek. Hasil yang maksimal dalam kinerja biaya, mutu dan waktu tiada artinya bila tingkat keselamatan kerja terabaikan. Indikatornya dapat berupa tingkat kecelakaan kerja yang tinggi, seperti banyak tenaga kerja yang meninggal, cacat permanen serta instalasi proyek yang rusak, selain kerugian materi yang besar (Husen, 2009). Pengertian K3 K3 dapat ditinjau dari dua aspek yakni aspek filosofis dan teknis. Secara filosofis K3 adalah konsep berpikir dan upaya nyata untuk menjamin keutuhan dan kesem purnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, beserta hasil-hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adil, makmur, dan sejahtera. Secara teknis K3 adalah perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja/perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan sehat, sehingga setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien (Utama, 2001). Dalam hal ini K3 amat berkaitan dengan upaya pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan memiliki jangkuan berupa terciptanya masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan sejahtera, serta efisien dan produktif. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bertujuan : Memberikan jaminan rasa aman dan nyaman bagi karyawan dalam berkarya pada semua jenis dan tingkat pekerjaan, menciptakan masyarakat dan lingkungan kerja yag aman, sehat, dan sejahtera, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, dan ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan nasional dengan prinsip pembangunan berwawasan lingkung an. Perencanaan Program K3 Perencanaan program K3 pada suatu instansi atau proyek mem butuhkan kesadaran kolektif dari semua pihak yang terlibat didalamnya, sehingga aturan dan kebijakan yang telah diputuskan dapat diimplemen tasikan secara bersamasama. Masalah lain yang masih menghambat implementasi program K3 adalah biaya yang belum sepenuhnya dialokasikan oleh pengambil kebijakan pada tingkat manajerial. Sistem Manajemen K3 yang telah ada dan sudah diaplikasi kan di Indonesia adalah OHSAS 18001. OHSAS 18001 adalah suatu standar internasional untuk penerapan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja. OHSAS sendiri merupakan singkatan dari Occupational Health and Safety Assessment Series, yang mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan kondisi kesehatan kerja dan mencegah terjadinya potensi kecelakaan kerja. Sertifikat OHSAS 18001 membukti kan bahwa
M - 268
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Analisis Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus Pada Proyek Konstruksi Di Kabupaten Badung)
sistem manajemen perusahaan sudah diukur berdasarkan pengukuran dan pemenuhan standar tersebut, sertifikat tersebut juga membuktikan bahwa perusahaan telah secara proaktif melindungi kesehatan (Health) dan keselamatan (Safety) dalam lingkungan kerjanya. OHSAS 18001 ini digunakan sebagai patokan dalam menyusun suatu sistem manajemen yang berfokus untuk mengurangi dan menekan kerugian dalam kesehatan, keselamatan dan bahkan properti. Seperti halnya pada ISO 9000 dan 14000, OHSAS 18001 menekankan pada kegiatan pencegahan. Peralatan Standar K3 di Proyek Konstruksi Dalam bidang konstruksi, ada beberapa peralatan yang digunakan untuk melindungi seseorang dari kecelakaan ataupun bahaya yang kemungkinan bisa terjadi dalam proses konstruksi. Peralatan ini wajib digunakan oleh seseorang yang bekerja dalam suatu lingkungan konstruksi. Namun, tidak banyak yang menyadari betapa pentingnya peralatan-peralatan ini untuk digunakan. Kesehatan dan keselamatan kerja adalah dua hal yang sangat penting. Oleh karenanya, semua pelaksana proyek berkewajiban menyediakan semua keperluan peralatan/ perlengkapan perlindungan diri atau Personal Protective Equipment (PPE) untuk semua karyawan yang bekerja, yaitu (Ervianto, 2005): a. Pakaian Kerja Tujuan pemakaian pakaian kerja ialah melindungi badan manusia terhadap pengaruh-pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa melukai badan. Mengingat karakter lokasi proyek konstruksi yang pada umumnya mencerminkan kondisi yang keras maka selayaknya pakaian kerja yang digunakan juga tidak sama dengan pakaian yang digunakan oleh karyawan yang bekerja dikantor. Perusahaan pada umumnya menyediakan sebanyak tiga pasang dalam setiap tahunnya. b. Sepatu Kerja Sepatu kerja (Safety Shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap pekerja konstruksi perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa bebas berjalan dimana-mana tanpa terluka oleh benda-benda tajam atau kemasukan oleh kotoran dari bagian bawah. Bagian muka sepatu harus cukup keras (atau dilapisi dengan pelat besi) supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa benda dari atas. Umumnya, sepatu kerja disediakan dua pasang dalam satu tahun. c. Kacamata Kerja Kaca mata pengaman digunakan untuk melindungi mata dari debu kayu, batu atau serpih besi yang berterbangan di tiup angin. Mengingat partikel-partikel debu berukuran sangat kecil yang terkadang tidak terlihat/kasat oleh mata. Oleh karenanya, mata perlu diberikan perlindungan. Tidak semua jenis pekerjaan membutuhkan kaca mata kerja. Namun, pekerjaan yang mutlak membutuhkan perlindungan mata adalah mengelas. d. Penutup Telinga Alat ini digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang dikeluarkan oleh mesin yang memiliki volume suara yang cukup keras dan bising. Namun demikian, bukan berarti seorang pekerja tidak dapat bekerja bila tidak menggunakan alat ini. Kemungkinan akan terjadi gangguan pada telinga tidak dirasakan saat itu, melainkan pada waktu yang akan datang. e. Sarung Tangan Sarung tangan sangat diperlukan untuk beberapa jenis kegiatan. Tujuan utama penggunaan sarung tangan adalah melindungi tangan dari benda-benda keras dan tajam selama menjalankan kegiatannya. Namun, tidak semua jenis pekerjaan memerlukan sarung tangan. Salah satu kegiatan yang memerlukan adalah mengangkat besi tulangan, kayu. Pekerjaan yang sifatnya berulang seperti mendorong gerobag cor secara terus-menerus dapat mengakibatkan lecet pada tangan yang bersentuhan dengan besi pada gerobag. f. Helm Helm (helmet) sangat penting digunakan sebagai pelindung kepala, dan sudah merupakan keharusan bagi setiap pekerja konstruksi untuk menggunakannya dengan benar sesuai peraturan pemakai yang dikeluarkan dari pabrik pembuatnya. Keharusan mengenakan helm lebih dipentingkan bagi keselamatan si pekerja sendiri mengingat kita semua tidak pernah tahu kapan dan dimana bahaya akan terjadi. Helm ini digunakan untuk melindungi kepala dari bahaya yang berasal dari atas, misalnya saja ada barang, baik peralatan maupun material konstruksi yang jatuh dari atas kemudian kotoran (debu) yang berterbangan di udara dan panas matahari. Namun, sering kita lihat bahwa kedisiplinan para kerja untuk menggunakannya masih rendah yang tentunya dapat membahayakan diri sendiri. Kecelakaan saat bekerja dapat merugikan pekerja itu sendiri maupun kontraktor yang lebih disebabkan oleh kemungkinan terhambat dan terlambatnya pekerjaan. g. Masker Pelindung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk pekerja konstruksi mengingat kondisi lokasi proyek itu sendiri. Berbagai material konstruksi berukuran besar sampai sangat kecil yang merupakan sisa dari suatu kegiatan, misalnya serbuk kayu sisa dari kegiatan memotong, mengamplas, menyerut kayu. Tentu saja seorang pekerja yang secara terus-menerus menghisapnya dapat mengalami gangguan pada pernafasan, yang akibatnya tidak langsung dirasakan saat itu. Berbagai jenis macam masker tersedia di pasaran, pemilihannya disesuaikan dengan kebutuhan.
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
M - 269
Ariany Frederika dan Yudha Astana
h. Jas Hujan Perlindungan terhadap cuaca terutama hujan bagi pekerja pada saat bekerja adalah dengan menggunakan jas hujan. Pada tahap konstruksi, terutama di awal pekerjaan umumnya masih berupa lahan terbuka dan tidak terlindungi dari pengaruh cuaca, misalnya pada pelaksanaan pekerjaan pondasi. Pelaksanaan kegiatan di proyek selalu bersinggungan langsung dengan panas matahari ataupun hujan karena dilaksnakan di ruang terbuka. Tujuan utama pemakaian jas hujan tidak lain untuk kesehatan para pekerja. i. Sabuk Pengaman Sudah selayaknya bagi pekerja yang melaksanakan kegiatannya pada ketinggian tertentu atau pada posisi yang membahayakan wajib mengenakan tali pengaman atau safety belt. Fungsi utama tali pengaman ini adalah menjaga seorang pekerja dari kecelakaan kerja pada saat bekerja, misalnya saja kegiatan erection baja pada bangunan tinggi, atau kegiatan lain yang harus dikerjakan di lokasi. j. Tangga Tangga merupakan alat untuk memanjat yang umum digunakan. Pada mulanya tangga hanya terdiri dari dua buah balok bambu kemudian diberikan batang melintang pada jarak tertentu. Namun, saat ini pengembangan bentuk tangga sangat bervariasi dengan tingkat keamanan yang semakin tinggi. Pemilihan dan penempatan alat ini untuk mencapai ketinggian tertentu dalam posisi aman harus menjadi pertimbangan utama. k. P3K Apabila terjadi kecelakaan kerja baik yang bersifat ringan ataupun berat pada pekerjaan konstruksi, sudah seharusnya dilakukan pertolongan pertama di proyek. Untuk itu, pelaksana konstruksi wajib menyediakan obatobatan yang digunakan untuk pertolongan pertama. Adapun jenis dan jumlah obat-obatan disesuaikan dengan aturan yang berlaku. Uji Reliabilitas Instrumen Uji reliabilitas instrumen adalah mengukur instrumen terhadap ketepatan (konsisten). Reliabilitas disebut juga keterandalan, keajegan, consistency, stability, atau dependability. Untuk menguji reliabilitas instrument digunakan rumus Cronbach Alpha (α). Cronbach Alpha dapat digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen skala Likert (1 sampai 5) atau instrumen yang item-itemnya dalam bentuk esai. Rumusnya adalah (Usman dan Akbar, 2008) : α= ……….……………………….……(1) Dimana : k = jumlah item ∑s2t = jumlah varians skor total s2i = varians responden untuk item ke i ∑s2 = jumlah varians responden seluruh item Sebuah instrumen dikatakan reliabel dan dapat diberlakukan ke semua sampel penelitian apabila nilai α-nya lebih besar dari 0,80. Untuk mendapatkan nilai ∑s2t, digunakan rumus : ∑s2t =
………………………………...…(2)
Dimana : ∑a, ∑b, ∑c, ∑d, ∑e = jumlah seluruh skor item responden a,b,c,d,dan e ∑tot = total jumlah seluruh skor item responden N = jumlah sampel Untuk mendapatkan nilai s2i, digunakan rumus : s2i =
………………………(3)
Dimana : sia, sib, sic, sid, sie, = skor item ke-i responden a, b, c, d, dan e ∑itemi = jumlah skor item ke-i seluruh responden N = jumlah sampel Pengujian Hipotesis Deskriptif
M - 270
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Analisis Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus Pada Proyek Konstruksi Di Kabupaten Badung)
Dalam penelitian, hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Hipotesis deskriptif adalah dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan. Terdapat dua macam pengujian hipotesis deskriptif, yaitu dengan uji dua pihak (two tail test) dan uji satu pihak (one tail test). Dalam penelitian ini digunakan uji satu pihak (one tail test). Uji satu pihak yang digunakan adalah uji pihak kanan. Uji pihak Kanan digunakan bila hipotesis nol (H0) berbunyi “lebih kecil atau sama dengan (≤)” dan hipotesis alternatifnya (Ha) “lebih besar (>)” (Sugiyono, 2009). Rumus yang digunakan dalam pengujian hipotesis deskriptif adalah : thitung =
....................…….(4)
dimana : s2 =
…………....…….(5)
s =
………
…………...………(6)
keterangan : t = Nilai t yang dihitung x = Rata-rata xi µ o = Nilai yang di hipotesiskan s = Simpangan baku n = Jumlah data sampel Dalam penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pemahaman K3 pada proyek konstruksi di Kabupaten Badung, perlu dilakukan suatu hipotesis, dimana hipotesisnya adalah : H0 : Pemahaman K3 pada proyek konstruksi di Kabupaten Badung tergolong belum baik. Ha : Pemahaman K3 pada proyek konstruksi di Kabupaten Badung tergolong baik. Kriteria pengujian satu pihak untuk pihak kanan: Jika thitung ≤ +ttabel, maka H0 gagal ditolak. Metode Analisis Regresi Ganda Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel terikat dapat diprediksi melalui variabel bebas secara individual. Regresi ganda berguna untuk mendapatkan pengaruh dua variabel kriteriumnya, atau untuk mencari hubungan fungsional dua variabel prediktor atau lebih dengan kriteriumnya (Usman dan Akbar, 2008). Adapun persamaan umum regresi ganda adalah (Sugiyono, 2009): Y = a + b1X1 + b2X2+b3X3 Dimana : Y = penerapan K3 pada proyek konstruksi a = harga Y bila X = 0 (konstan) b = koefisien regresi X = faktor-faktor yang mempengaruhi K3 X1 = Faktor Sistem Manajemen; X2 = Faktor Pelaksanaan; X3 = Faktor Pengawasan
.………..(7)
Metode Analisis Korelasi Ganda Korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan derajat hubungan linier antara dua variabel atau lebih. Korelasi merupakan salah satu teknik analisis statistik yang paling banyak digunakan oleh para peneliti, karena peneliti umumnya tertarik terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi dan mencoba untuk menghubungkannya (Usman dan Akbar, 2008). Besarnya angka korelasi disebut koefisisen korelasi dinyatakan dalam lambang R. Adapun rumus untuk menghitung koefisien korelasinya adalah (Sugiyono, 2009): R(1,2,3) =
………….……(8)
Dimana : R(1,2,3) = Koefisien korelasi b = koefisien regresi
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
M - 271
Ariany Frederika dan Yudha Astana
Tabel 1 Pedoman untuk Memberikan Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi Interval koefisien Tingkat Hubungan (r) 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat (Sumber : Sugiyono, 2009 Koefisien determinasi = R2.. ..……..(9) Pengujian signifikansi koefisien korelasi, selain dapat menggunakan tabel dapat juga dihitung dengan uji F yang rumusnya sebagai berikut: Fhitung =
…………(10)
Kriteria pengujian signifikansi R yaitu: Ha : Tidak signifikan H0 : Signifikan Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima atau signifikan. Dimana : N = jumlah sampel/data m = jumlah variabel independen Sumbangan terbesar masing-masing faktor dihitung dengan menggunakan perhitungan sumbangan relatif, dimana rumusnya adalah (http://journal.uii.ac.id/index.php/Sinergi/article/view/922/852): SR Xn % =
x 100%
…..(11)
dimana : JKreg =
......(12)
Keterangan : JKreg = jumlah kuadrat regresi
3. RANCANGAN KEGIATAN Teknik Sampling Dalam pengambilan sampel pada penelitian ini digunakan teknik nonprobability sampling. Teknik nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Jenis teknik nonprobability sampling yang dipakai adalah sampling kuota, dimana sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan (Sugiyono, 2009). Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. 1. Data Primer Data primer adalah data yang didapatkan langsung melalui kuesioner sesuai dengan jumlah sampel yang diambil. 2. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain yang diantaranya didapat dengan melihat dokumen yang berhubungan dengan penelitian yaitu data yang di dapatkan dari Pemerintah Kabupaten Badung, Dinas Cipta Karya yaitu, data bangunan pemerintah kabupaten badung tahun 2008 dan data penerima Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) daerah Kabupaten Badung dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009, sehingga dapat dipakai untuk memperkirakan jumlah sampel yang akan diambil.
M - 272
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Analisis Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus Pada Proyek Konstruksi Di Kabupaten Badung)
Pengolahan Data Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumus-rumus tertentu (Hasan, 2008). Pengolahan data dilakukan untuk mendapatkan data yang siap dipergunakan dalam analisis. Data tersebut meliputi nama-nama proyek dan lokasinya yang berada di Kabupaten Badung, dan hasil pengisian kuesioner. Dari data tersebut kemudian diolah, untuk data hasil pengisisan kuesioner yang berupa data kualitatif diubah terlebih dahulu menjadi data kuantitatif, dan kemudian ditabelkan untuk membantu perhitungan dalam tahap analisis. Analisis Data Data yang diperoleh dari kuesioner perlu disusun terlebih dahulu sebelum diolah lebih lanjut. Pada tahap ini juga dilakukan proses penentuan skala penilaian dan penaksiran parameter dengan tujuan untuk mengetahui nilai kemungkinan yang terjadi. Analisis data dilakukan dengan cara analisis regresi dan korelasi. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel terikat dapat diprediksi melalui variabel bebas secara individual. Analisis korelasi mempelajari hubungan antara dua variabel atau lebih dan seberapa kuat hubungan itu. Analisis korelasi juga digunakan untuk mencari besarnya sumbangan variabel satu terhadap variabel yang lainnya. Pada penelitian ini akan dicari hubungan antara variabel penerapan K3 pada proyek konstruksi sebagai variabel terikat dengan faktor-faktor yang mempengaruhi K3 sebagai variabel bebas dengan menggunakan perhitungan secara statistik.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Untuk menghitung reliabilitas instrument, digunakan rumus cronbach alpha (α): α=
.......pers.1
α = ( 1,011) (0,9) α = 0,912 > 0,80 karena nilai α = 0,912 > 0,80, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen (kuesioner) dinyatakan reliabel, sehingga dapat diberlakukan ke semua sampel penelitian. Perhitungan Pengujian Hipotesis Deskriptif Dalam perhitungan hipotesis deskriptif digunakan data dari hasil kuesioner yang telah ditabulasikan, dimana data tersebut dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2 Jumlah Skor Hasil Kuesioner No
X1
X2
X3
Y
∑
1
148
149
113
4
414
2
122
150
94
3
369
3
127
136
103
3
369
4
127
131
103
3
364
5
150
139
117
4
410
6
143
142
103
3
391
7
133
154
116
4
407
8
47
136
61
3
247
9
139
151
102
3
395
10
101
150
99
3
353
11
142
151
101
4
398
12
139
163
124
4
430
13
143
129
103
3
378
14
97
153
94
3
347
15
140
156
117
4
417
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
M - 273
Ariany Frederika dan Yudha Astana
16
153
167
128
3
451
17
148
149
115
4
416
18
129
147
104
3
383
19
140
151
103
4
398
20
62
135
45
3
245
21
118
158
110
3
389
22
55
125
50
3
233
23
80
161
92
3
336
24
56
124
51
3
234
25
128
144
102
3
377
26
123
164
76
3
366
27
147
157
106
3
413
28
73
118
54
3
248
29
68
136
70
3
277
30
147
147
115
3
412
Jumlah
3525
4373
2871
98
10.867
(Sumber : Hasil Analisis) Untuk menghitung simpangan baku, terlebih dahulu dibuat tabel penolong, ditunjukkan pada tabel 3. Tabel 3 Penolong Untuk Menghitung Simpangan Baku
M - 274
No
x
xi - x
(xi - x)2
1
414
51,767
2.679,788
2
369
6,767
45,788
3
369
6,767
45,788
4
364
1,767
3,121
5
410
47,767
2.281,654
6
391
28,767
827,521
7
407
44,767
2,004,054
8
247
-115,233
13.278,721
9
395
32,767
1.073,654
10
353
-9,233
85,254
11
398
35,767
1.279,254
12
430
67,767
4.592,321
13
378
15,767
248,588
14
347
-15,233
232,054
15
417
54,767
2.999,388
16
451
88,767
7.879,521
17
416
53,767
2.890,854
18
383
20,767
431,254
19
398
35,767
1.279,254
20
245
-117,233
13.743,654
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Analisis Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus Pada Proyek Konstruksi Di Kabupaten Badung)
21
389
26,767
716,454
22
233
-129,233
16.701,254
23
336
-26,233
688,188
24
234
-128,233
16.443,788
25
377
14,767
218,054
26
366
3,767
14,188
27
413
50,767
2.577,254
28
248
-114,233
13.049,254
29
277
-85,233
7.264,721
30 ∑
412 10.867
49,767 2.476,721 ∑ (xi - x)2 = 118.051,367
Sehingga dari tabel 3 dapat diperoleh simpangan bakunya sebagai berikut: s2 =
s2 =
(pers.5)
= 4.070,737
s = s =
...............................
(pers.6) = 63,8
Sehingga : thitung =
(pers.4)
thitung =
thitung =
= 1,222
taraf signifikansi (α) = 0,05; dk = n – 1= 30 – 1 = 29. Berdasarkani tabel distribusi t menggunakan uji satu pihak, diperoleh ttabel = 1,699 Kriteria pengujian satu pihak untuk pihak kanan: Jika thitung ≤ +ttabel, maka H0 gagal ditolak. Ternyata dari hasil perhitungan didapatkan bahwa 1,222 < +1,699, thitung < +ttabel, maka H0 gagal ditolak, hal ini menyatakan bahwa pemahaman K3 pada proyek konstruksi di Kabupaten Badung tergolong belum baik. Kedudukan thitung dan ttabel dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini.
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
M - 275
Ariany Frederika dan Yudha Astana
Daerah Gagal Menolak Ho
Daerah Berhasil Menolak Ho
thitung
ttabel
1,222 1,699 Gambar 1
Uji Pihak Kanan Pemahaman K3 pada Proyek Konstruksi di Kabupaten Badung
Perhitungan Regresi Persamaan regresi untuk tiga variabel/prediktor adalah: Y = a + b 1X 1 + b 2X 2 + b 3X 3 Dimana : Y = penerapan K3 pada proyek konstruksi a = harga Y bila X = 0 (konstan) b = koefisien regresi X = faktor-faktor yang mempengaruhi K3 X1 = Sistem Manajemen X2 = Pelaksanaan X3 = Pengawasan
...................................
(pers.7)
Dari hasil perhitungan regresi ganda, didapatkan hasil seperti berikut: Y = 2,470 + 0,00276X1 – 0,00035X2 + 0,00550 X3
……………….….(13)
Dari persamaan regresi yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa K3 pada proyek konstruksi akan naik bila faktor sistem manajemen (X1) dan faktor pengawasan (X3) bertambah karena bertanda positif (+). Sebaliknya K3 pada proyek konstruksi akan turun bila faktor pelaksanaan (X2) bertambah karena bertanda negatif (–). Perhitungan Korelasi Rumus Korelasi ganda adalah : R(1,2,3) = (pers.8) R(1,2,3) =
M - 276
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Analisis Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus Pada Proyek Konstruksi Di Kabupaten Badung)
R(1,2,3) =
= 0,4720699
Koefisien determinasi : R2 = 0,47206992 = 0,22285 (pers.9) Berdasarkan tabel 1, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang sedang antara faktor-faktor yang mempengaruhi K3 terhadap K3 pada proyek konstruksi, yaitu sebesar 0,472. Koefisien determinasi sebesar 0,223 menunjukkan bahwa nilai rata-rata K3 pada proyek konstruksi sebesar 22,3% ditentukan oleh tiga faktor yang mempengaruhi K3, sedangkan 77,7% ditentukan oleh faktor lain. Untuk menguji apakah harga R = 0,472 signifikan atau tidak, maka dilakukan dengan uji F dengan rumus : Fhitung =
(pers.10)
dimana : N = 30 dan m = 3 Fhitung =
= 2,4885
Derajat kebebasan untuk menguji signifikansi harga Fhitung adalah dk pembilang = m dan dk penyebut = N – m – 1. Berdasarkan tabel distribusi F, untuk taraf signifikan (α) = 0,05, Ftabel = 2,98 Kriteria pengujian Ho yaitu : Ha : Tidak signifikan Ho : Signifikan Berdasarkan perhitungan F hitung < F tabel, maka Ho diterima atau signifikan, sehingga dapat diberlakukan ke populasi. Perhitungan Sumbangan Relatif Perhitungan sumbangan relatif dilakukan untuk mengetahui besar sumbangan masing-masing prediktor atau faktor. (pers.12) JKreg = dimana : b1∑X1Y = (0,00276)( 200) = 0,552 b2∑X2Y = (– 0,00035)( 45,867) = – 0,016 b3∑X3Y = (0,00550)( 140,4) = 0,772 dalam harga mutlaknya : b1∑X1Y = 0,552 b2∑X2Y = 0,016 b3∑X3Y = 0,772 sehingga : JKreg = = 0,552 + 0,016 + 0,772 = 1,340 Jadi sumbangan relatif tiap faktor adalah : SR Xn % =
x 100%
(Pers.11) Faktor X1 (Sistem Manajemen): SR X1 % =
x 100% = 41,188 %
Faktor X2 (Pelaksanaan): SR X2 % =
x 100% = 1,194 %
Faktor X3 (Pengawasan): SR X3 % =
x 100% = 57,618 %
+
Total = 100 %
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
M - 277
Ariany Frederika dan Yudha Astana
Dari perhitungan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa faktor pengawasan X3 = 57,618 % memberikan pengaruh paling besar dibandingkan faktor sistem manajemen X1 = 41,188 % dan faktor pelaksanaan X2 = 1,194 %. Pengolahan Data dengan Program SPSS Hasil yang didapat dari perhitungan secara manual dikontrol dengan menggunakan bantuan komputer. Program yang digunakan adalah program Statistical Product and Service Solution (SPSS) seri 13.0. Untuk memudahkan pembacaan tabel hasil program SPSS, maka perlu disederhanakan. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4 Hasil Analisis Regresi Program SPSS Variabel Koefisien Konstanta Faktor Sistem Manajemen (X1) Faktor Pelaksanaan (X2) Faktor Pengawasan (X3) (Sumber : Output SPSS 13.0)
2,647 0,003 -0,0003 0,006
R
R2
F
0,472 0,472 0,472 0,472
0,223 0,223 0,223 0,223
2,489 2,489 2,489 2,489
Dari tabel 4 hasil analisis regresi menggunakan program SPSS 13.0 di atas dapat dijelaskan bahwa : 1. Kolom Variabel Terdiri dari empat variabel yaitu, konstanta, faktor sistem manajemen (variabel X1), faktor pelaksanaan (variabel X2), dan faktor pengawasan (variabel X3). 2. Kolom Koefisien a. Nilai konstanta sebesar 2,467 menyatakan bahwa jika tidak ada faktor pelaksanaan, faktor pengawasan atau pada saat X = 0, maka keselamatan dan kesehatan kerja (K3) = 2,467. b. Nilai faktor sistem manajemen sebesar 0,003 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda +) faktor sistem manajemen maka akan meningkatkan K3 pada proyek konstruksi sebesar 0,003. c. Nilai faktor pelaksanaan sebesar -0,0003 menyatakan bahwa setiap pengurangan (karena tanda -) faktor pelaksanaan maka akan mengurangi K3 pada proyek konstruksi sebesar 0,0003. d. Nilai faktor pengawasan sebesar 0,006 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda +) faktor pengawasan maka akan meningkatkan K3 pada proyek konstruksi sebesar 0,006. 3. Kolom R a. Angka R sebesar 0,472 menunjukkan bahwa korelasi/hubungan antara K3 pada proyek konstruksi dengan tiga faktor yang mempengaruhi K3 sesuai dengan tabel 2 adalah sedang. b. Angka R2 atau koefisien determinasi adalah 0,223 Hal ini berarti nilai rata-rata K3 pada proyek konstruksi sebesar 22,3% ditentukan oleh 3 faktor yang mempengaruhi K3, sedangkan 77,7% ditentukan oleh faktor lain. 4. Kolom F Dari uji ANOVA atau F test, didapat Fhitung adalah 2,489. Berdasarkan tabel F, untuk taraf signifikan (α) = 0,05, Ftabel = 2,98. Untuk taraf signifikan (α) = 0,01, Ftabel = 4,64. Jadi dapat disimpulkan bahwa Fhitung < Ftabel (signifikan) , sehingga dapat diberlakukan ke populasi. Untuk mendapatkan faktor yang paling berpengaruh terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dari pertanyaan kuesioner digunakan program SPSS 13.0 metode analysis factor, dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 5 sampai dengan tabel 7.
M - 278
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Analisis Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus Pada Proyek Konstruksi Di Kabupaten Badung)
Tabel 5 Hasil Program SPSS Analysis Factor Untuk Faktor Sistem Manajemen Komponen No. Pertanyaan 1
1
2
3
4
0.788
0.288
0.273
0.093
2
0.653
0.663
0.201
0.028
3
0.872
0.143
-0.084
0.255
4
0.840
0.278
-0.137
0.266
5
0.379
0.122
0.131
0.859
6
0.605
0.200
0.233
0.625
7
0.861
0.194
0.218
0.254
8
0.815
0.306
0.420
0.147
9
0.744
0.436
0.272
0.162
10
0.620
0.522
0.284
0.101
11
0.785
0.237
0.429
0.098
12
0.308
0.863
0.054
0.166
13
0.262
0.749
0.388
0.193
14
0.759
0.362
0.382
0.173
15
0.718
0.301
0.428
0.279
16
0.684
0.278
0.468
0.241
17
0.256
0.860
0.077
0.174
18
0.256
0.136
0.855
0.219
19
0.433
0.714
0.390
0.247
20
0.083
0.422
0.416
0.191
21
0.729
0.464
0.344
0.200
22
0.556
0.536
0.487
0.094
23
0.380
0.574
0.608
0.184
24
0.670
0.298
0.404
0.374
25
0.137
0.407
0.431
0.708
26
0.322
0.610
0.134
0.576
27
0.358
0.621
0.480
0.124
28
0.301
0.549
0.560
0.138
29
0.600
0.472
0.415
0.260
30
0.756
0.370
0.303
0.273
31
0.684
0.477
0.257
0.329
0.587
0.370
0.224
32
0.583 (Sumber : Output SPSS 13.0)
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
M - 279
Ariany Frederika dan Yudha Astana
Tabel 6 Hasil Program SPSS Analysis Factor Untuk Faktor Pelaksanaan No. Pertanyaan 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0.001
0.099
0.062
-0.040
0.883
0.034
0.085
0.087
0.180
-0.105
2
0.027
0.082
0.095
0.244
0.372
0.826
-0.079
0.075
-0.051
-0.077
3
0.024
0.210
-0.019
-0.026
0.770
0.471
0.075
0.139
-0.087
0.140
4
0.086
0.487
-0.087
-0.090
0.181
0.598
0.072
0.056
0.178
0.378
5
0.117
-0.077
0.654
-0.050
0.338
-0.032
0.208
-0.157
0.313
0.100
6
0.240
0.060
0.528
0.080
0.541
-0.041
0.180
0.110
-0.021
-0.051
7
-0.029
0.074
0.796
0.087
0.259
0.124
0.072
0.121
-0.112
-0.040
8
-0.006
0.680
0.213
0.146
0.420
-0.031
0.020
0.309
-0.179
0.154
9
0.168
0.025
0.808
-0.129
0.009
0.306
0.152
0.191
0.140
0.163
10
-0.130
0.024
0.311
0.278
0.161
-0.043
0.050
0.084
0.776
-0.077
11
-0.032
0.106
0.665
0.059
-0.122
-0.097
0.005
-0.025
0.104
-0.185
12
0.071
0.436
0.453
0.299
0.183
-0.222
0.419
-0.354
0.171
-0.064
13
0.825
0.047
0.031
-0.146
-0.081
0.041
0.039
-0.019
0.108
-0.227
14
0.209
0.148
0.545
0.207
-0.263
0.604
0.198
-0.143
-0.206
0.100
15
0.599
0.342
-0.177
0.548
-0.153
0.133
-0.093
0.176
0.175
-0.041
16
0.353
0.687
0.059
-0.098
0.138
0.179
0.101
-0.043
-0.121
-0.219
17
-0.042
0.267
0.303
0.454
0.164
0.458
0.126
0.008
-0.448
0.111
18
-0.079
0.163
0.028
0.144
0.148
-0.020
0.191
0.883
-0.024
0.154
19
0.036
0.047
-0.065
0.005
-0.047
0.061
0.016
0.171
-0.061
0.896
20
-0.022
0.268
0.089
-0.160
0.259
0.123
0.786
0.178
0.205
0.018
21
-0.063
0.061
0.165
0.895
-0.032
0.039
-0.071
0.160
0.052
-0.058
22
0.197
0.347
0.234
0.248
0.251
0.170
-0.093
0.622
0.285
0.091
23
-0.123
0.186
-0.080
0.847
0.058
0.121
0.046
0.021
0.069
0.136
24
0.871
0.207
-0.054
-0.101
0.246
-0.083
-0.136
0.033
0.033
-0.005
25
0.668
-0.062
0.259
-0.101
-0.173
0.174
-0.017
0.078
-0.085
0.114
26
0.807
-0.114
0.125
0.220
0.173
-0.084
0.078
-0.177
-0.057
0.343
27
0.776
0.015
0.136
0.010
0.080
0.083
0.376
-0.065
-0.273
0.131
28
0.077
0.024
0.279
0.550
0.646
0.240
0.194
0.029
0.006
0.012
29
0.111
0.020
0.338
0.137
0.040
-0.072
0.841
0.003
-0.071
0.006
30
0.566
0.193
-0.100
-0.087
0.101
0.336
0.550
0.136
-0.329
-0.029
31
-0.056
0.710
0.074
0.417
0.107
0.260
0.023
0.039
0.080
-0.193
32
-0.004
0.843
-0.005
0.130
-0.063
-0.154
0.407
0.021
-0.148
0.140
33
0.012
0.785
0.081
0.101
0.006
0.254
-0.057
0.309
0.220
0.169
-0.147
0.551
0.046
-0.196
0.078
0.046
0.139
-0.309
34
Komponen
0.574 -0.041 (Sumber : Output SPSS 13.0)
M - 280
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Analisis Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus Pada Proyek Konstruksi Di Kabupaten Badung)
Tabel 7 Hasil Program SPSS Analysis Factor Untuk Faktor Pengawasan Komponen No. Pertanyaan 1
1
2
3
4
5
0.630
0.480
0.166
0.508
-0.066
2
0.520
0.388
0.333
0.500
0.063
3
0.516
0.219
0.088
0.704
-0.058
4
0.275
0.248
0.172
0.792
0.154
5
-0.144
0.174
0.533
0.652
-0.263
6
0.133
0.421
0.746
0.112
-0.095
7
0.309
0.799
-0.016
0.283
0.213
8
0.313
0.803
0.187
0.191
-0.005
9
0.065
0.786
0.187
0.191
0.124
10
0.532
0.336
0.590
0.333
-0.162
11
0.407
0.354
0.420
0.535
0.334
12
0.059
0.173
0.073
0.002
0.882
13
0.228
0.198
0.654
0.349
0.255
14
0.541
0.647
0.239
0.156
0.183
15
0.459
0.714
0.188
0.266
0.298
16
0.599
0.626
0.195
0.327
0.142
17
0.573
0.580
0.184
0.402
0.045
18
0.594
0.515
0.281
0.453
0.164
19
0.302
0.732
0.253
0.084
-0.170
20
0.267
-0.066
0.843
0.047
0.270
21
0.741
0.457
0.129
0.082
0.140
22
0.662
0.338
0.383
0.505
0.012
23
0.453
0.362
0.545
0.426
-0.257
24
0.845
0.222
0.195
0.111
0.133
25
0.636
0.311
0.559
0.296
-0.061
0.273
0.499
0.349
-0.046
26
0.688 (Sumber : Output SPSS 13.0)
Dari tabel 5 sampai dengan tabel 7, dapat dijelaskan bahwa : 1. Kolom No. Pertanyaan Kolom No. Pertanyaan merupakan kolom dari pertanyaan kuesioner setiap faktor dimana jumlahnya berbeda sesuai dengan jumlah pertanyaan masing-masing bagian/faktor. Untuk faktor sistem manajemen 32 pertanyaan, faktor pelaksanaan 34 pertanyaan, dan faktor pengawasan 26 pertanyaan. 2. Kolom komponen merupakan kolom untuk mengetahui besar korelasi komponen dengan item (pertanyaan). Faktor sistem manajemen memiliki 4 komponen, faktor pelaksanaan 10 komponen, dan faktor pengawasan 5 komponen. Dalam satu item (pertanyaan) dari setiap faktor, digunakan komponen dengan nilai yang terbesar, sehingga masing-masing item (pertanyaan) memiliki satu komponen terbesar dari komponen yang ada. Kemudian dari setiap item (pertanyaan) dipilih yang terbesar, dan di dapatkan bahwa untuk faktor sistem manajemen, petanyaan no. 3 merupakan yang terbesar dengan nilai korelasi sebesar 0,872; faktor pelaksanaan, petanyaan no. 19 dengan nilai korelasi sebesar 0,896; dan faktor pengawasan, petanyaan no. 12 dengan nilai korelasi sebesar 0,882. Dari hasil analisis dengan menggunakan program SPSS 13.0 metode analysis factor di atas dapat disimpulkan bahwa untuk sistem manajemen, pelaksanaan, dan pengawaan, faktor yang paling berpengaruh terhadap K3 pada
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
M - 281
Ariany Frederika dan Yudha Astana
proyek konstruksi berturut-turut adalah prosedur untuk identifikasi bahaya dan penilaian resiko (pertanyaan no. 3), pengamanan bak muatan beton yang diangkut dengan derek/kabel (pertanyaan no. 19), dan tidak adanya ijin kerja sering menjadi penyebab kecelakaan kerja di proyek (pertanyaan no. 12).
5. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil analisis dan perhitungan yang telah dilakukan, dapat diambil simpulan bahwa : 1. Dari uji hipotesis deskriptif one tail test pihak kanan didapatkan thitung(1.222) < +ttabel(1.699) maka H0 gagal ditolak (H0 berada pada daerah penerimaan), sehingga disimpulkan pemahaman K3 pada proyek konstruksi di Kabupaten Badung tergolong belum baik. 2. Hubungan yang terjadi antara faktor-faktor yang mempengaruhi K3 terhadap K3 pada proyek konstruksi adalah sedang sebesar 0,472. Sedangkan koefisien determinasi sebesar 0,223 menunjukkan bahwa nilai rata-rata K3 pada proyek konstruksi sebesar 22,3% ditentukan oleh 3 faktor yang mempengaruhi K3, sedangkan 77,7% ditentukan oleh faktor lain. 3. Faktor yang memberikan pengaruh terbesar terhadap K3 pada proyek konstruksi adalah faktor pengawasan (Sumbangan Relatif X3 = 57.618%). Kemudian dengan menggunakan Program SPSS 13.0 metode Analysis Factor dapat diketahui bahwa untuk sistem manajemen, pelaksanaan, dan pengawasan faktor yang paling berpengaruh terhadap K3 pada proyek konstruksi berturut-turut adalah prosedur untuk identifikasi bahaya dan penilaian resiko, pengamanan bak muatan beton yang diangkut dengan derek/ kabel, dan tidak adanya ijin kerja sering menjadi penyebab kecelakaan kerja di proyek. Saran Dari hasil simpulan di atas ada beberapa hal yang dapat menjadi saran dalam penelitian ini, yaitu : 1. Faktor pengawasan perlu mendapat perhatian khusus dalam perencanaan K3 pada proyek konstruksi, tanpa mengabaikan faktor sistem manajemen dan faktor pelaksanaan. Prosedur untuk identifikasi bahaya dan penilaian resiko, pengamanan bak muatan beton yang diangkut dengan derek/kabel, dan tidak adanya ijin kerja sering menjadi penyebab kecelakaan kerja di proyek, seharusnya lebih diperhatikan oleh para pelaksana proyek dalam melaksanakan proyek konstruksi. 2. Secara umum, untuk meningkatkan K3 pada proyek konstruksi, pelaksana proyek dapat melakukan upaya seperti : a. Memperhatikan, memahami, dan menerapkan kebijakan-kebijakan K3 (sistem manajemen K3) dalam melaksanakan proyek konstruksi. b. Mensosialisasikan kebijakan-kebijakan K3 dan memberikan pelatihan tentang K3 kepada seluruh lapisan karyawan/pekerja yang terlibat dalam pelaksanaan proyek konstruksi. c. Melakukan pencegahan kecelakaan, seperti pemakaian alat-alat pelindung, pemasangan rambu, dan pemasangan konstruksi pengaman. d. Melakukan pengawasan dalam menerapkan K3, dimana pelanggar terhadap kebijakan dan aturan yang telah disepakati harus diberi sanksi. 3. Pemerintah sebaiknya lebih sering memberikan informasi mengenai K3 dan peraturan-peraturannya secara berkala dan berkelanjutan, agar para pelaksana proyek konstruksi lebih mengetahui dan sadar akan pentingnya penerapan K3 pada proyek konstruksi. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi K3 terhadap K3 pada proyek konstruksi dengan mengambil sampel yang lebih luas atau dengan memperluas batasan nilai proyek, dan perlu dilakukan identifikasi terhadap faktor-faktor lain yang sangat mempengaruhi K3 terhadap K3 pada proyek konstruksi. DAFTAR PUSTAKA Budi, Triton Prawira. 2006. SPSS 13.0 Terapan Riset Statistik Parametrik. Andi Offset, Yogyakarta Dipohusodo, Istimawan. 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid 1, Kanisius, Jakarta. Ervianto, Wulfram I. 2005. Manajemen Proyek Konstruksi. Andi, Yogyakarta. Hadi, Sutrisno. 2004. Analisis Regresi, Andi, Yogyakarta. Hasan, Iqbal. 2008. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Bumi Aksara, Jakarta. Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Republik Indonesia. 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Nuansa Aulia, Bandung. Husen, Abrar. 2009. Manajemen Proyek, Perencanaan, Penjadwalan, dan penegendalian Proyek. Andi, Yogyakarta. Irianto, Agus. 2006. Statistik Konsep Dasar & Aplikasinya. Kencana, Jakarta.
M - 282
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Analisis Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus Pada Proyek Konstruksi Di Kabupaten Badung)
Riduwan. 2008. Dasar-Dasar Statistika. Alfabeta, Bandung. Silalahi, Bennett. 1995. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, PT. Pustaka Binaman P, Jakarta. Sugiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung. Sutjana, D. P. 2006. Hambatan dalam Penerapan K3 dan Ergonomi di Perusahaan. Website : http://
[email protected] 13:25 21/06/09 http://journal.uii.ac.id/index.php/Sinergi/article/view/922/852 20:25 20/08/09 http://taufiqsusanto.blogspot.com/2009/07/peralatan-standar-k3-di-proyek 14:01 21/06/09
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta
M - 283
Ariany Frederika dan Yudha Astana
M - 284
Universitas Udayana – Universitas Pelita Harapan Jakarta – Universitas Atma Jaya Yogyakarta