Jurnal Sains dan Teknologi Kimia ISSN 2087-7412
Vol 1. No.1 April 2010, hal 30-37
SINTESIS, KARAKTERISASI DAN UJI AKTIVITAS KATALIS Ni/Al2O3 PADA REAKSI HYDROCRACKING MINYAK NABATI Dora N. Murdijanto, Agus Setiabudi, Ratnaningsih Eko Progam Studi Kimia Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia Email:
[email protected]
ABSTRAK Bahan bakar fosil yang ketersediaannya semakin menipis dan menimbulkan pencemaran lingkungan, pada akhirnya memaksa untuk dilakukannya pencarian energi alternatif, salah satunya adalah alkana cair yang dapat dihasilkan dari proses hydrocracking minyak nabati dengan bantuan katalis. Katalis NiO/Al2O3 disintesis menggunakan metoda wet impregnation yang kemudian dikarakterisasi menggunakan FTIR, AAS dan XRD. Katalis yang telah direduksi menjadi Ni/Al2O3 memiliki aktifitas untuk memutus rantai-rantai asam lemak pada trigliserida yang terkandung dalam minyak nabati. Reaksi hydrocracking dilakukan di tekanan (7,5 - 8) kg/cm2 dan pada tekanan (13 - 15) kg/cm2 pada suhu 250 °C selama 2 jam menggunakan reaktor batch dan heater dengan rancangan tertentu. Analisis hasil reaksi menggunakan GCMS menunjukkan bahwa hydrocracking menghasilkan senyawa-senyawa turunan asam lemak. Kata kunci: Hydrocracking, minyak nabati, Ni/Al2O3, reaktor.
PENDAHULUAN Penyediaan sumber energi untuk berbagai kebutuhan baik skala kecil maupun skala besar masih banyak mengandalkan bahan bakar fosil walaupun dapat berdampak buruk pada lingkungan. Sementara ketersediaan bahan bakar fosil itu sendiri terbatas dan tidak dapat diperbaharui. Penggunaan energi yang terus menerus untuk berbagai kebutuhan tentu akan mengakibatkan defisiensi terhadap sumber energi fosil. Saat ini dunia sedang menghadapi kenyataan bahwa persediaan minyak bumi sebagai salah satu tulang punggung produksi energi semakin berkurang. Dengan pola konsumsi seperti sekarang, dalam waktu 50 tahun cadangan minyak bumi dunia akan habis. Keadaan ini bisa diamati dengan kecenderungan meningkatnya harga minyak di pasar dalam negeri, serta ketidakstabilan harga tersebut di pasar internasional, karena beberapa negara maju sebagai konsumen minyak terbesar mulai melepaskan diri dari ketergantungannya kepada minyak bumi sekaligus berusaha mengendalikan harga agar tidak meningkat. Minyak bumi merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui dimana proses terbentuknya memakan waktu jutaan tahun. Persediaan minyak bumi Indonesia sendiri saat ini semakin menipis, yaitu sebanyak 3,5 miliar barel, yang hanya dapat mencukupi untuk 10 tahun ke depan. Terbatasnya ketersediaan bahan bakar fosil dan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh bahan bakar fosil tersebut, pada akhirnya akan 30
memaksa dilakukannya pencarian sumber energi alternatif. Sebelum mengenal bahan bakar fossil, manusia sudah menggunakan biomassa sebagai sumber energi. Misalnya dengan memakai kayu untuk menyalakan api unggun. Sejak manusia beralih pada minyak, gas bumi, atau batu bara untuk menghasilkan energi, penggunaan biomassa tergeser dari kehidupan manusia. Mengingat persediaan bahan bakar fosil yang mulai menipis sementara persediaan biomassa di Indonesia melimpah dan masih dapat diperbaharui, maka penggunaan biomassa sebagai sumber energi alternatif kini semakin digiatkan. Penelitian di bidang biodiesel sejauh ini terus berkembang dengan memanfaatkan beragam lemak nabati dan hewani untuk mendapatkan bahan bakar hayati (biofuel) dan dapat diperbaharui (renewable). Biofuel merupakan bahan bakar baik cair, padat, maupun gas, hasil konversi dari material-material biologis yang disebut sebagai biomassa yang ketersediannya sangat melimpah, murah, sehingga dapat terus diperbaharui dan ramah terhadap lingkungan. Biodiesel merupakan salah satu biofuel yang bahan bakunya berasal dari biomassa. Memiliki sifat menyerupai minyak diesel/solar. Bahan bakar ini ramah lingkungan karena menghasilkan emisi gas buang yang jauh lebih baik dibandingkan dengan diesel/solar, yaitu bebas sulfur, bilangan asap (smoke number) yang rendah, memiliki bilangan setana yang tinggi, pembakaran lebih sempurna, memiliki sifat pelumasan terhadap piston mesin dan dapat terurai (biodegradable) sehingga tidak beracun. Proses produksi biodiesel dapat dilakukan melalui metode
Dora N. Murdijanto, Agus Setiabudi, Ratnaningsih Eko
J. Si.Tek.Kim.
transesterifikasi menghasilkan metil ester asam lemak (FAME) ataupun melalui metode hydrocracking yang produknya berupa senyawa hidrokarbon rantai lurus (alkana)13. Transesterifikasi merupakan reaksi antara trigliserida (minyak) dengan alkohol (etanol atau metanol) menghasilkan suatu metil atau etil ester dengan bantuan katalis asam, basa, ataupun enzim. Hydrocracking merupakan suatu metode untuk mengkonversi trigliserida pada minyak nabati menghasilkan campuran senyawa hidrokarbon rantai lurus (n-C15-n-C18) yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif. Proses ini dilakukan dengan bantuan suatu katalis dan berlangsung pada tekanan dan temperatur yang relatif tinggi. Produk biodiesel melalui metode hydrocracking memiliki bilangan setana yang lebih tinggi dibandingkan dengan FAME karena biodiesel hasil proses hydrocracking adalah suatu alkana rantai lurus dari n-C15 hingga n-C18, bukan ester asam lemak. Kualitas tinggi dari biodiesel produk hydrocracking ditunjukkan juga oleh beberapa parameter kualitas bahan bakar solar, seperti kekentalan, kerapatan, titik anilin, kadar residu karbon, kadar air dan sedimen, dan kadar sulfur yang baik. Metode ini pun dapat diaplikasikan di industri dengan memanfaatkan infrastruktur pada pengilangan minyak yang tersedia sehingga tidak memerlukan peralatan dan pabrikasi baru yang biasanya memakan biaya besar. Dengan keuntungan-keuntungan tersebut metode hydrocracking merupakan metode alternatif yang potensial untuk menciptakan energi terbarukan yang ramah lingkungan.
Cara Kerja Sintesis Katalis Sintesis katalis NiO/Al2O3 dilakukan berdasarkan adaptasi prosedur kerja yang telah dikembangkan didalam literatur (Moulijn, et al., 1993; Rautanen, 2002; Fern´andez, et al., 2007). Adapun tahapan preparasinya meliputi tahap pembuatan larutan garam prekursor, tahap impregnasi dan pengeringan serta kalsinasi. Sintesis katalis diawali dengan pembuatan larutan garam prekursor. Yaitu pembuatan larutan garam prekursor Ni(NO3)2 (Nikel Nitrat) 0,2003 M dengan menimbang sebanyak 29,114 gram padatan Ni(NO3)2.6H2O yang berwarna hijau. Kemudian dilarutkan dalam 200 mL aquades dan diencerkan dalam labu ukur 500 mL hingga tanda batas. Untuk mengimpregnasikan logam Ni ke permukaan Al2O3, 50 gram Al2O3 direfluks bersama dengan 500 mL larutan garam prekursor Ni(NO3)2 0,2003 M pada (82-85)°C selama 3 jam. Kemudian didinginkan hingga suhu ruangan dan disaring menggunakan kertas saring. Setelah dilakukan penyaringan, katalis dikeringkan untuk menghilangkan air, nitrat, dan senyawa – senyawa organik dilakukan menggunakan oven pada suhu 120°C selama 17 jam dan kalsinasi dilakukan menggunakan furnace pada 500°C selama 4 jam untuk mengubah kation Ni menjadi bentuk oksidanya, kemudian didinginkan di desikator. Karakterisasi Katalis Proses kalsinasi menghasilkan katalis yang kemudian dikarakterisasi NiO/Al2O3 menggunakan FTIR dan XRD untuk mengetahui logam Ni yang telah terimpregnasi pada Al2O3. Jumlah Ni yang telah terimpregnasi diketahui menggunakan instrumen AAS.
METODE PENELITIAN Peralatan Alat – alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah neraca analitik, set alat gelas, set alat refluks, stirring hot plate, heater, oven, furnace, desikator, dan set reaktor. Sedangkan instrumen yang digunakan untuk analisis adalah FTIR, XRD, GCMS dan AAS. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain minyak goring merk Bimoli, Ni(NO3)2.6H2O (pro analysis, Merck), Al2O3 (Type E 60 G neutral, Pro analysis and for thin layer chromatography, Merck), Aquades, Gas Hidrogen (Wt / pressure : 150 kg/cm2, Composition : H2 89,8% N2 10,2%), Gas Nitrogen (Pressure : 150 A, > 99,999% N2, < 3 ppm O2, < 2 ppm H2O), Kertas saring (Whatman 64 mm).
31
Rancangan Reaktor Parameter – parameter yang diujicobakan pada rancangan diatas antara lain, ketahanan terhadap tekanan (kebocoran reaktor), ketahanan terhadap suhu, ketahanan terhadap reaksi kimia (baik reaktor maupun seal), dan hubungan antara kenaikan suhu dengan kenaikan tekanan baik pada gas hidrogen (H2) maupun pada gas nitrogen (N2). Seal digunakan pada reaktor untuk mencegah kebocoran. Seal yang digunakan antara lain adalah seal garlo, silikon dan Teflon. Uji Aktivitas Katalis Pada Proses Reduksi dan Reaksi Hydrocracking Untuk mengetahui keaktifannya, katalis diaplikasikan pada reaksi reduksi katalis itu sendiri dan pada reaksi hydrocracking minyak goreng. Prosesnya diawali dengan perhitungan secara teoritis tentang komposisi gas didalam reaktor dan perhitungan besarnya tekanan yang diperlukan
Jurnal Sains dan Teknologi Kimia ISSN 2087-7412
Vol 1. No.1 April 2010, hal 30-37
untuk menghidrogenasi sejumlah tertentu minyak goreng (Bimoli). Analisis GCMS terhadap minyak goreng awal, dilakukan untuk mengetahui kandungan asam lemak dalam minyak goreng sehingga perhitungan teoritis untuk menentukan besarnya tekanan gas yang diperlukan dalam reaksi dapat lebih akurat. Setelah dilakukan perhitungan secara teoritis, pelaksanaan penelitian dilakukan dengan mengacu pada hasil perhitungan tersebut. Reaktor diaplikasikan melalui serangkaian penelitian sebagai berikut: 1. Proses reduksi pada tekanan input 5 kg/cm2 dan suhu (250 – 260)oC selama 2 jam. 2. Proses hydrocracking pada suhu (250 – 260)oC, menggunakan katalis Ni/Al2O3 dengan variasi tekanan input pada 5 kg/cm2 atau dan 10 kg/cm2. Minyak hasil hydrocracking dianalisis menggunakan GCMS setelah dipisahkan dari katalisnya melalui proses filtrasi menggunakan kertas saring. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sintesis Katalis Katalis NiO/Al2O3 diperoleh setelah mengimpregnasikan Ni(NO3)2.6H2O 0,2 M yang berupa cairan berwarna hijau jernih ke permukaan Al2O3 yang berbentuk serbuk halus berwarna putih. Dihasilkan katalis berwarna hijau kebiruan. Karakterisasi Katalis Pada spektra IR NiO/Al2O3, terdapat puncak baru jika dibandingkan dengan spektra Al2O3, seperti diperlihatkan pada Gambar 1. Yaitu pada puncak 1153.4 cm-1. Puncak tersebut merupakan hasil interaksi Al-O-Al pada Al2O3 yang kemudian tidak muncul setelah NiO terimpregnasi pada Al2O3 (spektrum berwarna merah).
Gambar 1. Spektrum IR Al2O3 dan NiO/Al2O3 Dengan analisis menggunakan AAS diketahui logam Ni terimpregnasi pada permukaan Al2O3 sebanyak 0,498 %. Sedikitnya logam Ni yang terimpregnasi ini dapat disebabkan karena kurang optimalnya kondisi reaksi saat impregnasi, 32
seperti konsentrasi larutan garam prekursor, suhu reaksi, waktu reaksi, maupun Al2O3 yang digunakan.
Gambar 2. Hasil Analisa XRD NiO/Al2O3 Gambar 2 menunjukkan pola difraksi XRD dari katalis NiO/Al2O3 yang telah disintesis. Dengan membandingkan hasil analisa XRD tersebut dengan pola difraksi XRD pada literatur, terdapat puncak-puncak yang serupa. Dimana pada literatur puncak-puncak NiO yang terimpregnasi pada Al2O3 terdapat pada 2θ = 37,5°, 43,2° dan 62,9°. Sementara puncak-puncak Al2O3 terdapat pada 2θ = 32,6°, 36°, 46° dan 67°. Perbandingan antara pola difraksi literatur dengan pola difraksi katalis terdapat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1. Perbandingan Nilai 2θ Pada Pola Difraksi NiO Literatur dan NiO yang Telah Disintesis
Dora N. Murdijanto, Agus Setiabudi, Ratnaningsih Eko
J. Si.Tek.Kim.
Tabel 2. Perbandingan Nilai 2θ Pada Pola Difraksi Al2O3 Literatur dan Al2O3 Pada Katalis yang Telah Disintesis
Analisa GCMS Sampel Minyak Goreng Hasil analisa GCMS dari minyak goreng asal (sebelum terhidrogenasi) telah mengandung asam lemak bebas seperti diperlihatkan pada Gambar 3. Komponen-komponen asam lemak yang terdapat dalam sampel ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4. Komponen Utama dalam Sampel Minyak Goreng
Dari hasil perbandingan dengan data literatur, maka difraksi yang terjadi pada katalis NiO/Al2O3 mirip dengan data literatur dimana menunjukkan bahwa NiO terdispersi pada Al2O3. Uji Coba Reaktor Reaktor yang digunakan tahan terhadap reaksi kimia, ditunjukkan dengan kondisi fisik reaktor yang baik setelah kontak dengan zat kimia. Reaktor juga tahan terhadap suhu dan tekanan tinggi. Seal diujicobakan terhadap parameter tekanan, suhu dan reaksi kimia. Jenis-jenis seal yang digunakan dan ketahanannya terhadap suhu diperlihatkan pada Tabel 4.3. Gambar 3. Kromatogram GC Minyak Goreng Tabel 3. Data Uji Coba Ketahanan Seal Terhadap Suhu
Dari hasil analisa GCMS minyak goreng, terdapat beberapa senyawa asam lemak sebagai komponen utama, selain itu terdapat juga puncak-puncak lain yang menunjukkan senyawa-senyawa turunan asam lemak namun dengan kadar yang sangat sedikit seperti dicantumkan pada Tabel 5. Analisa GCMS Sampel Minyak Goreng Terhidrogenasi Pada Tekanan (7,5 - 8) kg/cm2
Hasil uji coba menunjukkan bahwa seal Garlo tidak tahan terhadap suhu tinggi dan reaksi kimia. Hal ini ditunjukkan dengan melelehnya seal setelah digunakan. Seal silikon meleleh pada suhu reaksi diatas 250 °C sehingga menyebabkan turunnya tekanan di dalam reaktor meskipun tahan terhadap reaksi kimia. Seal teflon dapat digunakan pada suhu diatas 300 °C dan tahan terhadap reaksi kimia.
33
Hasil analisa GCMS dari minyak goreng terhidrogenasi pada Tekanan (7,5 - 8) kg/cm2 ditunjukkan pada Gambar 4.
Jurnal Sains dan Teknologi Kimia ISSN 2087-7412
Vol 1. No.1 April 2010, hal 30-37
Tabel 6. Hasil Analisa GCMS Minyak Goreng Terhidrogenasi Pada (7,5 - 8) kg/cm2
Gambar 4. Hasil Analisa GCMS Minyak Goreng Terhidrogenasi di tekanan (7,5 - 8) kg/cm2 Dengan membandingkan hasil analisa GCMS minyak goreng asal dengan minyak goreng yang telah terhidrogenasi pada tekanan (7,5 - 8) kg/cm2, komponen-komponen utama minyak goreng belum terputus menjadi fraksi-fraksi yang lebih kecil seluruhnya seperti dicantumkan pada Tabel 5. Selain itu, minyak hasil reaksi hydrocracking pada tekanan (7,5 - 8) kg/cm2 mengalami beberapa perubahan dibandingkan minyak goreng asal. Tabel 5. Komponen Utama Dalam Minyak Goreng Terhidrogenasi Pada (7,5 - 8) kg/cm2
Adapun kemungkinan-kemungkinan senyawa-senyawanya antara lain sebagai berikut: a) Pada waktu retensi 17,775 terdapat senyawa dengan massa molekul 185, kemungkinan rumus molekulnya antara lain: Rumus mo l e k u l1C O2. Ke mungk i n a n2H9 k e mungk i n a ns t r uk t u rmo l e k ul ny aa n t a r al a i n:
Se ny a wa t e r s e b utk e mungk i n a n be r a s a l da r imo l e k ula s a mp a l mi t a ta t a ua s a ms t e a r a ty a ng me ng a l a mip u t u s ny ai ka t a nhi dr o g e npa dag ug u s hi dr o k s i ls e p e r t ib e r i k ut :
St r uk t url a i ny a ngmu ngk i na da l a h Dari Tabel 5 terlihat bahwa komposisi komponen utama dalam minyak goreng terhidrogenasi pada (7,5 - 8) kg/cm2 berkurang jika dibandingkan dengan komposisi komponen minyak goreng asal. Hal ini dikarenakan pada tekanan tersebut asam lemak-asam lemak penyusun minyak goreng terengkahi menjadi fraksi-fraksi asam lemak yang muncul di puncak-puncak lain seperti ditunjukkan pada Tabel 6.
Se ny a wa t e r s e b utk e mungk i n a n be r a s a l da r ia s a m p a l mi t a t y a ng t e l a h me ng a l a mi p e mut us a ni k a t a nCCda nme ng a l a mipo l i me r i s a s i . O. Ke mungk i n a nRumus mo l e k u l1C 2H25 k e mungk i n a ns t r uk t u rmo l e k ul ny aa n t a r al a i n:
Se ny a wadi a t a sk e mungk i n a nb e r a s a lda r i a s a mp a l mi t a ta t a ua s a ms t e a r a ty a ngme ng a l a mi p ut us ny ai k a t a n CC da nj ug ap u t u s ny ag ug us k a r bo n i l da n H pa da g ug us hi dr ok s i l de ng a n me k a ni s mes e p e r t ib e r i k ut :
34
Dora N. Murdijanto, Agus Setiabudi, Ratnaningsih Eko
J. Si.Tek.Kim.
6. Ke mungk i na n s e ny a wa de ng a n ma s s a mo l e k u l23 9a da l a h H31O Rumusmo l e k ul C 1 6 O b )Pa dawa k t ur e t e ns i19, 4 0 8,t e r d a p a ts e ny a wa d e ng a n ma s s a mo l e k ul s e b e s a r 1 43. Ke mun gk i na nk e mungk i n a nny as e p e r t ib e r i k ut : Rumusmo l e k ul H C15O2 de n ga nke mu ngk i na n 8 s t r uk t urmo l e k ula nt a r al a i n
Se ny a wadi a t a sdi p e r k i r a k a nb e r a s a lda r i a s a ml e ma kt a kj e nuh( a s a m 8-ok t a de ke noa t )y a ng t e r p u t u sg ug usf ung s ik a r b o ni l n y ada nj ugaa t om H p a dag ug ushdr o k s i l ny a . e )Pa d ap un c a kke10da n11t e r d a p a ts e ny a wa de ng a n ma s s a mo l e k u l26 4 da n 26 5y a ng s e b e l umny at i d a kt e r d a p a tpa dami ny a kgo r e ng a s a l .Pe r k i r a a ns t r uk t urs e ny a wa ny aa da l a h
Se ny a wadi a t a sme mi l i k ig ug usk a r b o ni l da n di p e r k i r a k a n me nga l a mi p u t u s ny ai k a t a n hi dr o g e n pa da g ug us hi dr ok s i l , s e hi ngg a di p e r k i r a ka ns e ny a wa di a t a s be r a s a lda r ia s a m l e ma kj e n uh( a s a mp a l mi t a ta t a ua s a ms t e a r a t )y a n g t e l a hk e hi l a n g a ns e ba g i a nr a nt a ik a r bo nny a . Rumusmo l e k ul C H19O de ng a nke mu ngk i na n 9 s t r uk t urmo l e k uly a i t u
Se ny a wa t e r s e b ut di p e r k i r a k a n be r a s a l da r ia s a m l e ma ky a ng me ng a l a mi p e mut us a n s e b a g i a n r a nt a ik a r bo n ny a ,j u g a me ng a l a mi po l i me r i s a s ida nl e p a s ny aa t om H p a da g ug us f ungs ihi dr o k s i la t a up ut us ny ai k a t a nr a ng ka pp a d a g ug usk a r bo ni l . Rumusmo l e k ul C H7O de ng a nke mu ngk i na n 1 0 s t r u k t urmo l e k u ly a i t u
Se ba g a i ma na p a dap unc a kk e8 da n 9, s e ny a wa dia t a sj uga di p e r k i r a k a nb e r a s a lda r i As a m8ok t a d e ke no a t . Analisa GCMS Sampel Minyak Goreng Terhidrogenasi Pada Tekanan (13 - 15) kg/cm2 Ha s i la na l i s aGCMSda r imi ny a kgo r e ng t e r h i d r o g e na s ipa da Te ka na n( 13 -15)kg / c m2 di t u n j uk k a np a daGa mb a r5.Kompo n e npe ny us un mi ny a k go r e n gt e r h i d r o g e na s ip a da ( 13 - 15 ) kg / c m2t e r l i h a tp a d aTa be l8. Ta b e l8.Kompo ne nUt a maDa l a m Mi ny a kGo r e ng Te r hi dr og e na s iPa da( 1315 )k g / c m2
Se ny a wadi a t a sdi p e r k i r a k a nb e r a s a lda r i g a b u ng a na s a ml e ma kj e nuhy a ngt e l a hme ng a l a mi p e mut us a ng ug usf un g s i ny ade ng a na s a ml e ma k l a i ny a ng t e l a h me ng a l a mi p e mu t u s a nr a nt a i k a r bo n ny a . c ) Pa da wa k t u r e t e ns i2 2, 917 , ha s i l MS me nu nj uk ka ns e ny a wade ng a nma s s amo l e k ul 24 0de ng a nk e mungk i n a ns t r uk t u rmo l e k ul ny a s e p e r t ib e r i k ut : Rumusmo l e k u l C H32O 16
Di p e r k i r a k a ns e ny a wadi a t a sbe r a s a lda r i a s a ml e ma kj e nu h( a s a mp a l mi t a td a na s a ms t e a r a t ) di ma na g ug u s hi dr ok s i ll e p a s da r i mo l e k ul di g a nt i k a no l e hme t i lda r imo l e k u ll a i n . d)Pa da p unc a k ke 8 da n9t e r da pa ts e ny a wa d e ng a nma s s amo l e k u l2 39s e b a ga i ma naj ug a t e r da p a tp a dami ny a kgo r e nga s a ldip unc a kk e
35
Be r b e da d e nga na n a l i s a mi ny a k go r e ng dr o g e na s i t e r h i d r o g e na s ip a da( 7, 5-8)k g / c m2,hi p a da( 13 -15)k g / c m2 me ng ha s i l k a nk ompo s i s i y a ng be r t a mba hp a da a s a m 8ok t a d e ke no a tda n a s a ms t e a r a t . Ta b e l9.Pun c a kp unc a k GCMS Ha s i lAna l i s a Mi ny a k Go r e ng Te r hi dr og e na s i Pa d a( 1315 ) kg / c m2
Jurnal Sains dan Teknologi Kimia ISSN 2087-7412
Vol 1. No.1 April 2010, hal 30-37
Se ny a wadi a t a sme mi l i k ig u g usk a r b o ni l da n di p e r k i r a k a n me nga l a mi p u t u s ny ai k a t a n hi dr o g e n pa d a g ug us hi dr ok s i l , s e hi ngg a di p e r k i r a ka ns e ny a wa di a t a s be r a s a lda r ia s a m l e ma kt a kj e n uh( a s a m 8-ok t a de k e no a t )a t a ua s a m l e ma kj e n uh( a s a mp a l mi t a tda ns t e a r a t )y a ngt e l a h k e hi l a nga ns e b a g i a nr a n t a ika r bo nny ada ns a l a h s a t ua t o mHt e r e duk s ime mb e nt uki k a t a nr a n gka p . c )Pa dawa k t ur e t e ns i23, 12 5,t e r d a p a ts e ny a wa d e ng a nma s s amo l e k uls e be s a r240 . H19O de ng a nke mu ngk i na n Rumusmo l e k u l C 9 s t r u k t u rmo l e k u ly a i t u
Ga mb a r5.Ha s i lAn a l i s aGCMSMi ny a kGo r e n g Te r h i d r o g e na s idit e k a n a n( 13-15 )k g / c m2 De nga n me mb a n di ngka n ha s i la na l i s a GCMSmi ny a kgo r e nga s a lde ng a nmi ny a kgo r e n g y a ngt e l a ht e r hi dr og e na s ip a dat e k a na n( 13-15) ny a k go r e n g me nga l a mi p e r ub a ha nkg / c m2,mi p e r ub a ha n. J i k a di b a ndi ng ka n de ng a n ha s i la na l i s a mi ny a k go r e ng a s a l ,t e r da pa tb e b e r a p as e ny a wa s e ny a wa b a r up a dami ny a kha s i lhydrocracking 10k g / c m2. Ke mung k i n a ns e ny a wa s e ny a wa t e r s e b ut a nt a r a l a i n , a )Pa dawa k t ur e t e ns i1 9, 52 5t e r da p a ts e ny a wa de ng a nma s s amo l e k ul8 7,k e mungk i n a nr umus mo l e k ul ny aa nt a r al a i n: H7O2.Ke mung k i na ns t r uk t ur Ru musmo l e k ul 4C mo l e k ul ny aa d a l a h:
Se ny a wadi a t a ske mung k i na nb e r a s a lda r i a s a mp a l mi t a ta t a ua s a ms t e a r a ty a ngme ng a l a mi p ut us ny ai k a t a nCCj u g ap ut us ny ag ug u ska r b o ni l da nHp a dag ug ushi dr o k s i l . b )Pa dawa k t ur e t e ns i21 , 4 8 3,t e r da p a ts e ny a wa de n g a n ma s s a mo l e k u l s e b e s a r 97. Ke mung k i n a nny a s t r uk t ur mo l e k ul ny a s e p e r t i b e r i k ut : H5O2 de ng a nk e mungk i n a n Rumusmo l e k ul 5C s t r u k t urmo l e k ula n t a r al a i n
36
Se ny a wa t e r s e b ut di p e r k i r a k a n be r a s a l da r ia s a m l e ma ky a ng me ng a l a mi p e mut us a n s e b a g i a n r a nt a ik a r bo n ny a ,j u g a me ng a l a mi po l i me r i s a s ida nl e p a s ny aa t om H p a da g ug u s f ungs ihi dr o k s i la t a up ut us ny ai k a t a nr a ng ka pp a d a g ug usk a r bo ni l . d)Pa dawa k t ur e t e ns i2 3, 558da n25 , 258 ,t e r d a p a t s e ny a wa d e ng a n ma s s a mo l e k ul1 29 de ng a n k e mungk i n a n s t r u k t u r mo l e k ul ny a s e p e r t i b e r i k u t : H13O2 Rumusmo l e k ul 7C
Di p e r k i r a k a ns e ny a wadi a t a sbe r a s a lda r i a s a ml e ma kj e nu h( a s a mp a l mi t a td a na s a ms t e a r a t ) di ma naa t om Hl e pa sda r ig u g ushi dr o k s i l .
KESIMPULAN Be r d a s a r k a n p e ne l i t i a n y a ng t e l a h di l a k uk a nda p a td i s i mp u l k a nb a hwat e l a hd i s i nt e s i s O3 y a ng ke mud i a n d i r e d uk s i k a t a l i s Ni O/ Al 2 me nj a diNi / Al O3.Ka nd unga np r e k ur s o rl o ga m Ni 2 di da l a m ma t e r i a lpe n duk u ng Al O3 p a da ka t a l i s 2 Ni / Al da l a hs e b a ny a k2 1, 043 p p m.Ka t a l i s 2O3 a b e l um me mi l i k ia k t i v i t a s unt uk me ngko nv e r s i mi ny a kgo r e ngme n j a dia l k a nac a i r . De nga n r e a ks i hydrocracking p a d a t e k a na nr e a k s i( 7, 5 -8)k g / c m2 d a n( 1 3 -1 5) kg / c m2p a das u hu2 50° Cs e l a ma2j a md e ng a n me ng g una ka nk a t a l i s Ni / Al ,mi ny a k go r e ng 2O3 t e r k o nv e r s ime nj a dit ur u n a na s a ml e ma k DAFTAR PUSTAKA Bu c k l e ,K.A. ,Ed wa r d s ,R.A. ,Fl e e t ,G.A. , Woo t t o n ,M.( 2007 ) .Ilmu Pangan.UI Pr e s s :J a k a r t a .
Dora N. Murdijanto, Agus Setiabudi, Ratnaningsih Eko
J. Si.Tek.Kim.
Cha i ,S. ,Si v a k uma r ,V.M. ,Ze i n,S.H.S. , Mo h a me d,A.R.( 2008 ) .The Examination Of Nio And Coox Catalysts Supported On Al2O3 And Sio2 For Carbon Nanotubes Production By Catalytic Chemical Vapor Deposition Of Methane. Ma l a y s i a : Uni v e r s i t iSa i nsMa l a y s i a .
Ra ut a ne n,P.( 2002 ) .Liquid Phase Hydrogenation of Aromatic Compounds on Nickel Catalyst.Fi nl a nd :He l s i nk iUni v e r s i t yof Te c h no l ogy .
Cl a r k ,J .[ 2003 ] . Cracking Alkanes. [ On l i ne ] . Te r s e d i a : ht t p : / / www. c he mg ui de . c o . uk / o r g a ni c p r op s / a l ka ne s / c r a c k i ng . h t ml .[ 1 9 Ok t o b e r 200 9]
Sa r t i k a ,R.A.D.( 2009 ) .Pengaruh Suhu Dan Lama Proses Menggoreng (Deep Frying)Terhadap Pembentukan Asam Lemak Trans. De p o k : Uni v e r s i t a s I ndo ne s i a .
Ke t a r e n,S.( 200 5) .Pe ng a nt a rTe k no l og iMi ny a k da nLe ma kPa ng a n.UI Pr e s s :J a k a r t a . Mo u l i j n,J .A. ,v a nLe e u we n,P.W.N.M. ,v a n Sa n t e n , R. A. ( 1 993 ) . Catalysis. An Integrated Approach to
Tr i s una r y a nt i ,W. ,Tr i wa hy un i ,E. ,Sudi o no ,S. ( 2005 ) . Preparasi, Modifikasi Dan Karakterisasi Katalis Ni-Mo/Zeolit Alam Dan Mo-Ni/Zeolit Alam.TEKNOI N,Vo l . 10,No .4 , De s e mbe r2 005,269 2 82 . Yogy a k a r t a :Ga dj a hMa daUni v e r s i t y .
Homogenous, Heterogenous and Industrial Catalysis. El s e v i e r :Ams t e r d a m.
Wi na r no ,F.G.( 1 997 ) .Kimia Pangan dan Gizi.PT Gr a me di aPus t a k aUt a ma :J a ka r t a .
Ox t oby ,D.W. ,Gi l l i s ,H.P. ,Na c ht r i e b ,N.H. ( 200 1) .Kimia Modern Edisi Keempat Jilid I.Er l a n g g a :J a k a r t a
Wi nt e r b o t t om,J .M. ,Ki ng ,M.B.( 19 99 ) .Reactor Design for Chemical Engineers.Uni t e d Ki n g dom:Un i v e r s i t yofBi r mi ng ha m.
Pu t r a ,S.E.[ Ta np a Ta hun ] .Indonesia Sebagai Lumbung Bioenergi Dunia. [ On l i ne ] . Te r s e d i a : ht t p : / / www. c h e mi s -
Zi no v i e v ,S. ,Ar umug a m,S. ,Mi e r t us ,S. ,( 2 007) . Background Paper on Biofuel Production Technologies Working Document.I CSUNI DO.
.
37
t r y . o r g / ? s e c t =f o k us &e x t =39.[ 2 2J a nua r i 200 9]