WWW.BWSMALUT.ID
EDISI 1 | SEPTEMBER 2016
Media Informasi & Komunikasi Balai Wilayah Sungai Maluku Utara
Tajuk Utama
Aktualita
Jelajah
Wisata Air
1000 mangrove untuk maitarA
Negeri di bawah stratovolCano
ekspedisi pulau-pulau terluar
wisata air bendung opiyang
Dua Hari Untuk Masa Depan Pulau Maitara
Pengendalian Sedimen Pasca Letusan Gunung Gamalama
Studi Pengembangan Sumber Daya Air
Destinasi Wisata Air Di Subaim, Halmahera Timur
INDONESIA
KERJA NYATA
TH
Kepala Balai Wilayah Sungai Maluku Utara Ir. Rudy Hartanto, Dipl. HE
Balai Wilayah Sungai Maluku Utara Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat
Redaksi Pembina
Ir. Rudy Hartanto, Dipl. HE
Pemimpin Redaksi Noho Ali, S.E
Dewan Redaksi
Dave HI. Muhaimin, S.T., M.Eng.Sc Rizhali Triutomi Sahan, S.T., M.T Idhar Sahdar, S.T., M.T Erlangga Perwira, S.T., M.PSDA Zainal, S.T Johny Irfanto Dunda, S.T., M.E Abdul Hamid Muchlis Lumaela, S.T Edi Sukirman, S.T Iksan Mustafa, S.T
Redaktur Pelaksana
Nasabuddin Noho, S.I.Kom., M.A Mirza Assagaf, S.E Sitti Dahniya Umanailo, S.T
Fotografi
Ismanto Abdullah, S.T Bhakti Supriyadi Massirin Nasa Noalsya
Distribusi
Tata Usaha Balai Wilayah Sungai Maluku Utara
Diterbitkan Oleh
Humas Balai Wilayah Sungai Maluku Utara Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Alamat
Jalan Jati Besar No.443, Ternate, Maluku Utara http://bwsmalut.id/ |
[email protected] Telepon : 0921–3128775 Faximilie : 0921-3128776
Editorial Di era percepatan teknologi dan informasi ini, media komunikasi mengambil posisi yang sangat penting dalam penyampaian informasi kepada khalayak. Sebagai instansi pemerintahan yang berfungsi untuk memberikan pelayanan publik, hal ini menambah krusialitas sebuah media komunikasi dan informasi. Melihat hal tersebut, Balai Wilayah Sungai Maluku Utara pun tidak mau ketinggalan dalam menyajikan informasi kepada publik. Pada tahun 2016 ini, Balai Wilayah Sungai Maluku Utara (BWS Malut) mempersembahkan majalah “Kinerja” edisi pertama terbitan bulan September 2016. Dengan majalah ini, BWS Malut berharap agar segala informasi terkait pekerjaan yang telah maupun akan dilakukan dapat diketahui oleh publik. Selain menyajikan informasi, dengan terbitnya edisi pertama majalah “Kinerja” ini kami berharap agar dapat tercipta transparansi informasi pubik terkait kegiatan dan pekerjaan-pekerjaan diruang lingkup BWS Malut baik di bidang Perencanaan dan Program, Tatalaksana, Pelaksanaan Jaringan Sumber Air, Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air, dan Operasi & Pemeliharaan dapat diketahui oleh masyarakat luas, serta dapat membina hubungan yang harmonis antara instansi dengan masyarakat.
Selamat membaca.
Daftar Isi Tajuk Utama
06 07
Seribu Pohon Mangrove Untuk Maitara
Dua Hari Untuk Masa Depan Pesisir Pulau Maitara
Ulasan Khusus
09
Peresmian Unit Air Baku Kota Tobelo & Fram 7 Galela
11 Peristiwa
71th Indonesia Kerja Nyata
Aktualita
13 16
Negeri Di Bawah Stratovolcano
Pengendalian Lahar Gunung Gamalama
Bingkai
20 23
Penjaga Pos Hidrologi Akan Diberi Reward
Air Untuk Masa Depan Yang Lebih Baik
Content Jelajah
Bingkai
25 26
Inspeksi Pos Hidrologi
Teropong
Mengintip Kinerja Administrasi Keuangan BWS Malut
Ragam Infrastruktur
28 30
Bukan Hanya Tentang Batu Bacan: Rehabilitasi Unit Air Baku Kab. Halsel
Solusi Krisis Air Bersih di Kayoa
32
Ekspedisi Pulau-Pulau Terluar: Studi Pengembangan Sumber Daya Air Pulau-Pulau Terluar
Wisata Air
36
Destinasi Wisata Air Bendung Opiyang Halmahera Timur
Teknologi
38
Bendung Karet Terbesar di Negeri Van Orange
Info Buku
40
Out of Water: From Abundance to Scarcity and How to Solve the World's Water Problems
4 | MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI BALAI WILAYAH SUNGAI MALUKU UTARA
Pulau Maitara Kecamatan Tidore Utara Kota Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara
KINERJA | EDISI 1 | SEPTEMBER 2016
|5
Tajuk Utama
Seribu Pohon Mangrove
Untuk Maitara
Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air Dalam Rangka Penanaman 1.000 Pohon Mangrove
Pulau Maitara, Maluku Utara
“Penanaman mangrove di sekitar pesisir pulau Maitara adalah upaya konservasi terpadu dan berkelanjutan untuk menjawab persoalan abrasi pesisir pantai Maitara.”
ulau Maitara, tidak hanya terkenal sejak mengisi halaman gambar di uang pecahan Rp. 1000,- sejak tahun 2000, namun pulau ini sudah
P
terkenal sejak abad ke-7 saat para pedagang Cina, Arab, Gujarat mulai masuk ke Maluku dan pada abad ke-16 saat Spanyol dan Portugis sampai di Maluku Utara. Selain keindahannya yang elok dan eksotik, pulau Maitara juga memiliki ermasalahan terkait pelestarian lingkungan, utamanya untuk daerah pesisir yang disebabkan oleh abrasi air laut. Upaya penanganan sudah sepantasnya harus segera dilakukan. Kerusakan sekitar pesisir pantai yang semakin tahun semakin meningkat ini dirasa sangat mengganggu fungsi dari ekosistem yang berada didalamnya. Upaya konservasi terpadu dan
6 | MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI BALAI WILAYAH SUNGAI MALUKU UTARA
berkelanjutan merupakan salah satu upaya pelestarian yang diyakini dapat menjawab permasalahan–permasalahan yang terjadi, khususnya soal abrasi pesisir pantai dengan gerakan penanaman pohon mangrove di sekitar pesisir pulau Maitara ini.
Tajuk Utama
Dua Hari Untuk Masa Depan Pesisir Pulau Maitara
egiatan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Sumber Daya Air dalam Rangka Penanaman 1.000 pohon Mangrove di Maitara, BWS Maluku Utara menghadirkan beberapa narasumber ahli pemberdayaan Mangrove yakni Edy Supriyanto, SP, dan Teguh Suprapto, SP. M.Si. Selain itu turut juga hadir dalam kegiatan
K
KINERJA | EDISI 1 | SEPTEMBER 2016
|7
Tajuk Utama tersebut dari Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Kehutanan Pemerintah Kota Tidore Kepulauan yang diwakili oleh Ir. Boesary. Hadir pula dalam acara tersebut dari Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pariwisata, Dinas Perikanan dan Kelautan, Camat Tidore Utara dan Perangkat Desa Maitara, yang diikuti oleh 52 peserta. Kegiatan ini mendapat respon yang cukup baik dari masyarakat Maitara, salah satu tokoh Pemuda pulau Maitara, Rizal Ibrahim, mewakili Pemuda Maitara sekaligus masyakat pesisir Maitara menyambut baik kegiatan ini, “kegiatan seperti ini sangat baik dan dapat membawa pengaruh pada perbaikan lingkungan dan pengembangan
pariwisata pulau Maitara.” Pada event kali ini telah dilakukan berbagai upaya untuk pengenalan dan penguatan kelembagaan organisasi atau komunitas peduli Mangrove yang terdiri dari Sanset Indonesia, Sahabat Noah, dan Pemuda Maitara. Ketiga komunitas tersebut bersama-sama dengan BWS Maluku Utara melakukan perencanaan, koordinasi dengan stakeholder, pelaksanaan kegiatan hingga monitoring dan evaluasi. Program ini akan dilanjutkan hingga menghabiskan bibit 1.000 pohon Mangrove yang telah disediakan oleh Masyarakat bersama komunitas peduli Mangrove ekosistem laut dari Sanset Indonesia dan komunitas terkait.
8 | MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI BALAI WILAYAH SUNGAI MALUKU UTARA
“
Penanaman Mangrove merupakan bagian pemberdayaan masyarakat pesisir dalam rangka pelestarian sumber daya air, sekaligus pengaman pantai alami.”
Ulasan Khusus
Peresmian Unit Air Baku Kota Tobelo & Fram7 Galela
Kepala Balai Wilayah Sungai Maluku Utara, Ir. Rudy Hartanto, Dipl. HE Dalam Acara Peresmian Unit Air Baku Kota Tobelo & Unit Air Baku Fram 7 Galela
egiatan peresmian unit air baku Kota Tobelo dan Unit Air Baku Fram 7 Galela, Kepala Balai Wilayah Sungai Maluku Utara, Ir. Rudy Hartanto, Dipl. HE., beserta rombongan yang terdiri dari tujuh orang yang ikut ke Tobelo. Acara peresmian baru akan berlangsung esok hari. Rombongan pun lalu menginap selama semalam di Kota Tobelo.
K
Termasuk dalam rombongan tersebut Satker PKPAM Maluku Utara, Anggiat Simaremare, S.T., M.T. Acara tersebut di resmikan oleh Bupati Halmahera Utara, Ir. Frans Maneri. Target dalam Pengaliran air baku tersebut adalah 1000 KK
kapasitas untuk air bersih. Acara peresemian tersebut mengambil loksi di Kecamatan Tobelo Selatan yang kemudian secara resmi dibuka oleh Bupati Halut. Selain Bupati Halmahera Utara, turut pula hadir dalam acara kegiatan peresmian tersebut antara lain terdiri dari Kapolres, Satker PKPAM, Kepala PDAM Maluku Utara dan beberapa perwakilan dari PDAM Tobelo.
Dari Balai Wilayah Sungai Makuku Utara (BWS Malut) sendiri yang hadir adalah Kepala BWS Malut dan perwakilan dari staf air baku. Selesai dari acara peresmian tersebut, Bupati Halmahera Utara, Ir. Frans Maneri dan rombongan berkeliling melihat bangunan-bangunan yang ada di lokasi peresmian tersebut. Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara dan satker PKPAM selaku Panitia penyelenggaran kegiatan peresmian tersebut dan di hadiri juga kepala PDAM Maluku Utara.
KINERJA | EDISI 1 | SEPTEMBER 2016
|9
Ulasan Khusus Respon masyarakat terhadap pembangunan unit air baku di wakilkan oleh setiap kepala Desa yang hadir dalam acara tersebut mengucapkan terima kasih terhadap pihak-pihak yang berwenang, termasuk bupati Halmahera utara yang melakukan peresmian tersebut. “Kami sangat senang sudah terairi air bersih, terlebih lagi kini sudah mencapai 1000 KK yang mendapat air bersih, sebab ada beberapa desa yang dari dulu memang tidak mendapat air tetapi sekarang sudah tersedia berkat pembangunan proyek ini,” ungkap Muksin Gani, warga setempat yang turut hadir di acara peresmian tersebut. Pesan dari Kepala BWS Malut untuk masyarakat setempat agar ikut menjaga bangunan yang sudah di bangun tersebut agar bangunan tersebut tidak rusak dan tidak di ambil pipanya dan kedepanya lebih di tingkatkan lagi pembangunan bangunan di lokasi-lokasi lainya karena ada beberapa desa yang ingin agar air bersih masuk ke desa mereka.
10 | MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI BALAI WILAYAH SUNGAI MALUKU UTARA
INDONESIA
Peristiwa
KERJA NYATA
TH
endung tak selamanya hujan, itulah kata bijak yang tampaknya tidak lagi berlaku di hari yang terkenang itu. Bertempat di halaman kantor Balai Wilayah Sungai Maluku Utara (BWS Malut), para peserta upacara turut mengambil kesempatan untuk menaikkan Sang Saka Merah Putih.
M
Upacara tersebut berlangsung sejak pukul 08.15 WIT hingga selesai. Berdiri Kepala BWS Malut, Ir. Rudy Hartanto, Dipl. HE selaku inspektur upacara, lalu memberikan mandat kepada komandan upacara untuk memulai acara yang khidmad itu. Upacara tersebut dihadiri oleh seluruh pegawai/karyawan/karyawati PNS dan juga Honorer. Lagu Indonesia Raya kemudian menggema keudara mengiringi bendera Merah Putih menuju tempat tertingginya, lalu dilanjutkan dengan paduan suara lagu-lagu kemerdekaan.
“Hari kemerdekaan sejatinya adalah momentum perubahan untuk meningkatkan kinerja kerja nyata.”
Setelah menyelesaikan pidatonya, Kepala BWS Maluku Utara dalam menyampaikan amanatnya dengan menyelipkan semangat kepada seluruh pegawai/karyawan/karyawati untuk tetap konsisten bekerja keras, bekerja nyata dalam memegang amanat rakyat dan tanpa pamrih dan tanpa lelah mengabdi kepada Negara Republik Indonesia. “Hari kemerdekaan sejatinya adalah momentum perubahan untuk meningkatkan kinerja kerja nyata agar lebih baik lagi di hari esok.” ucap Kepala BWS Malut (17/08/16). Hari yang mendung itu tidak memudarkan semangat peserta untuk mengikuti upacara hingga selesai. Antusiasme tampak diwajah para peserta upacara hari itu. Upacara kemudian ditutup dengan penghormatan kepada inspektur upacara, diikuti dengan pembubaran barisan oleh komandan upacara. KINERJA | EDISI 1 | SEPTEMBER 2016
| 11
Aktualita
Photo Credit Philip Ross/IBTIMES.COM REUTERS/Stringer
unung Gamalama merupakan salah satu gunung berapi yang terletak di pulau Ternate, Provinsi Maluku Utara. Gunung Gamalama yang kerap disebut sebagai puncak Ternate merupakan gunung berapi tipe stratovolcano, yakni gunung yang tinggi dan mengerucut, yang terdiri atas lava dan abu vulkanik yang mengeras.
G
Gunung yang berdiameter 11km ini, memiliki danau kawah dan kawah ganda. Gunung api
Gamalama, juga merupakan salah satu gunung di Indonesia yang masih aktif. Sejak tahun 1538 M hingga saat ini, gunung api Gamalama telah menyeburkan lava berpuluh kali, dan sebagian diantaranya menimbulkan bencana alam akibat banjir lahar. Sebagai ilustrasi erupsi yang terjadi pada tahun 2012 telah menimbulkan 15 korban jiwa (6 orang meninggal dunia dan 9 orang hilang) dan sebanyak 273 rumah
12 | MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI BALAI WILAYAH SUNGAI MALUKU UTARA
rusak berat dan ringan. Baru-baru ini (Rabu, 3/8/16) gunung Gamalama kembali beraktifitasnya dan mengeluarkan asap tebal dengan ketinggian hingga 300 meter. Erupsi kali ini tergolong erupsi letusan (explosive erupstion). Permasalah yang terjadi di pulau Ternate akibat erupsi Gunung Gamalama memerlukan penanganan yang serius dan cermat agar dampak dari bencana tersebut dapat diminimalisir.
Aktualita
Negeri Dibawah Stratovolcano Kajian Volumen Endapan Sedimen dan Pembangunan Bangunan Pengendali Lahar/Sedimen Pasca Letusan Gunung Gamalama
Pada tahun 2016 ini BWS (Balai Wilayah Sungai) melakukan pekerjaan fisik Pembangunan Bangunan Pengendali Sedimen di daerah Tubo, Kota Ternate Utara. Proyek dengan nilai kontrak Rp.48,551,000,000,- ini juga termasuk Perbaikan Sungai Togurara, Sungai Lotto, dan Sungai Togafo Pasca Letusan Gunung Gamalama.
Menurut Argenta, Djiko, ST, direksi proyek tersebut, hingga saat ini, dalam realisasinya proyek ini telah berjalan 90% sejak Februari 2016 dan diharapkan akan selesai 100% di bulan Oktober 2016 mendatang sebagaimana yang tertuang dalam kontrak. Sebelumnya telah dilakukan studi identifikasi dan desain penanggulangan bencana alam
akibat erupsi gunung api Gamalama. Lokasi pekerjaan meliputi tiga sungai yakni Sungai Lotto, Sungai Togafo dan Sungai Togugara. Pekerjaan proyek ini diharapkan memberikan arah, kebijakan dan desain penanggulangan bencana alam khususnya akibat erupsi Gunung Gamalama.
KINERJA | EDISI 1 | SEPTEMBER 2016
| 13
Aktualita alam menanggulangi bencana banjir lahar di daerah aliran lahar/sedimen, digunakanpendekatan IWRM (Integrated water Resource Management) secara komprehensif. Pendekatan ini melalui koordinasi dan pengelolaan sumber daya terkait secara maksimal dan terpadu dengan memperhatikan keberlanjutan ekosistem untuk kesejahteraan masyarakat baik sosial, ekonomi, budaya.
D
Dalam menghadapi ancaman
bencana akibat aktivitas gunung api, upaya yang dilakukan untuk mengurangi resiko bencana dengan mempertimbangkan tiga komponen bencana yakni, ancaman, kerentanan dan kapasitas. Upaya mengurangi resiko bencana berarti upaya mengurangi ancaman, mengurangi kerentanan dan meningkatkan kapasitas. Tindakan pencegahan bencana dilakukan berdasarkan perencanaan penanggulangan bencana yang disusun berdasarkan penjabaran hasil
analisis resiko bencana berdasarkan konsep teknosabo, baik secara structural maupun nonstrukural atau kombinsi keduanya. Aliran Sungai Loto Pada alur Sungai Loto telah dibangun satu buah jembatan yang menghubungkan desa sebelah kiri dan kanan, satu bangunan sabodam yang berfungi sebagai Groundsill, revetment pada tebing kiri dan tanggul bronjong di sisi kanan.
Kajian Volume Endapan Sedimen Gunung Gamalama
Sungai Takome Kelurahan Loto, Kecamatan Kota Ternate Utara Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara
14 | MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI BALAI WILAYAH SUNGAI MALUKU UTARA
Aktualita Penerapan konsep teknosabo untuk mengendalikan aliran lahar di daerah ini hendaknya dilakukan dengan extra hati-hati. Aliran Sungai Togurara Pada beberapa tempat terjadi degradasi dasar sungai, yaitu perlu mendapat perhatian adalah di hilir Sabo Dam, dimana setelah terjadi gerusan setempat. Degradasi dasar sungai dapat membahayakan stabilitas bangunan yang pada dasarnya nanti dapat mengancam keberadaan bangunan Sabo lainnya baik terletak di hulunya maupun di hilirnya. Untuk mengantisipasi kondisi itu dapat dilakukan dengan memberi perlindungan dengan menempatkan Sabo Dam baru dihilir. Sungai Togurara Kelurahan Loto, Kecamatan Kota Ternate Utara Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara
Aliran Sungai Baliora Kawasan Baliora menjadi kawasan yang sangat padat penduduk. Di kawasan ini terdapat perumahan BTN, pertokoan, jembatan, maka tidaklah mengherankan ketika terjadi banjir lahar akibat erupsi Gunung Gamalama. Permasalahan yang sangat serius dikawasan Baliora adalah banyak sekali rumah penduduk yang dibangun sampai di pinggir sungai atau sudah menempati kawasan pengelolaan sungai. Banyaknya sampah anorganik pada palung sungai juga semakin mempersempit kawasan pengelolaan sungai. Penerapan teknosabo di kawasan ini akan melibatkan
berbagai instansi terkait dan masyarakat karena berbasis pada people base community. Aliran Sungai Takome Berdasarkan informasi dari penduduk setempat, banjir lahar akibat erupsi gunungapi Gamalama masih sering terjadi di daerah ini. Banjir lahar yang kerap terjadi tersebut disimpulkan bahwa ada beberapa ruas Sungai Takome yang masih dapat dilimpasi aliran lahar, dan dari hasil investigasi awal ada beberapa tebing sungai rendah sehingga diduga aliran lahar melimpas melalui tebing yang rendah. Walaupun disepanjang alur Takome telah ada beberapa bangunan sabo namun masih diperlukan dengan menerapkan konsep teknosabo.
“Upaya mengurangi resiko bencana berarti upaya mengurangi ancaman, mengurangi kerentanan dan meningkatkan kapasitas.”
KINERJA | EDISI 1 | SEPTEMBER 2016
| 15
Aktualita
Pengendalian & Perbaikan Tiga Sungai Pasca Letusan Gunung Gamalama esa Loto merupakan salah satu desa yang mendapatkan dampak meletusnya Gunung Gamalama. Pada beberapa tahun terakhir, bertempat di desa tersebut telah dibangun bangunan Sabo Dam untuk menahan sediment, dan menstabilkan aliran banjir lahar dingin. Pada tahun 2016 ini dibangun lagi sebelum bangunan pengendali Sabo Dam di STA 0+450 oleh Balai Wilayah
D
Sungai Maluku Utara. Satker SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) Balai Wilayah Sungai Maluku Utara, Dave H.I. Muhaimin, S.T., M.T mengatakan bahwa, “pekerjaan ini telah dilaksanakan sejak Februari 2016 dengan jangka waktu pengerjaan selama 240 hari, dan hingga saat ini belum ada kendala yang berarti, kecuali beberapa hari lalu ketika Gunung Gamalama kembali meletus,
16 | MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI BALAI WILAYAH SUNGAI MALUKU UTARA
sehingga pekerjaan sempat terhenti sehari.”Hal tersebut juga dikonfrimasi oleh direksi proyek, Argenta Djiko, S.T, “kemarin saat gunung Gamalama meletus aktifitas pekerjaan bangunan sabo ini sempat dihentikan karena hujan abu yang menutupi desa tersebut. Namun tidak berlangsung lama sehingga pada hari berikutnya kegiatan sudah dapat berjalan sebagaimana mestinya.”
Aktualita
Sabo Dam Sang Pengendali Lahar aat kunjungan Tim Humas BWS Maluku Utara ke lapangan, Argenta Djiko, S.T., selaku direksi proyek tersebut juga menjelaskan manfaat dan fungsi bangunan sabo. Sambil menjunjukan blueprint gambar bangunan tersebut ia menjelaskan bahwa bangunan ini berfungsi untuk menahan sedimen, menahan batu-batu yang besar agar tidak sampai ke hilir dan pemukiman warga. Bangunan ini juga menjaga hilir sungai sehingga kualitas aliran sungai tetap stabil.
S
Selain itu, Aziz, petugas lapangan dari PT. Waskita Karya yang merupakan kontraktor dari pekerjaan tersebut turut mendampingi kunjungan pada
hari ketiga pasca letusan Gunung Gamalama mengakui bahwa terdapat pula beberapa kendala yang sering dihadapi dalam pembangunan seperti ini. Curah hujan yang tinggi yang menyebabkan banjir, terlebih lagi berhadapan dengan letusan atau erupsi Gunung Gamalama. Namun pihak kontraktor sendiri telah bekerja sama dan berkoordinasi dengan pihak BMKG Babullah Kelas I
Kota Ternate dalam hal pemantauan aktifitas Gunung Gamalama. Target pekerjaan ini akan selesai bulan September 2016 sesuai dengan kontrak. Pihak PT. Waskita Karya juga telah bekerja maksimal yakni dengan memaksimalkan waktu lembur untuk mengisi waktu pekerjaan yang sempat terkendala akibat letusan Gunung Gamalama. Hingga kini progres pekerjaan sudah mencapai 90%.
Figur 1. Tampak Samping Sabo Dam Sungai Loto STA 0+450
Figur 2. Tampak Atas-Depan Sabo Dam Sungai Loto STA 0+450
KINERJA | EDISI 1 | SEPTEMBER 2016
| 17
Aktualita
Cerita Sabo: Dari Austria Hingga Ke Indonesia Untuk menanggulangi daerah kritis serta pengerusakan hutan, Pemerintah Perancis pada tahun 1718 memperkenalkan undang-undang pencegahan pengerusakan hutan dan gunung dengan istilah Restoration des Montagnes. Kemudian dijelaskan oleh E. Chiery sebagai Corrections et Reboisement. Dari sinilah arah kegiatan sabo mulai diperkenalkan di Eropa.
dan pembukaan daerah pertanian baru di sepanjang sungai Yodo.
U
Disinilah cerita tentang Sabo dimulai. Pada tahun 1882 terjadi banjir besar di Austria yang cukup terkenal saat itu.
Pemerintah Austria lalu mulai mengembangkan Sabo di daerah Pegunungan AIpen kemudian dikenal dengan Wildbach Verbauung. Usaha ini kemudian diikuti oleh negara-negara Jerman, Swiss dan Italia. Di Swiss sebagian pekerjaan Sabo adalah pencegahan tanah longsor, yang dikenal dengan Lawinen Verbauung, sedangkan di Inggris dan Amerika menamakan pekerjaan ini sebagai Erosion Control and Reforestation. Di Jepang, Sabo mulai dikembangkan pada jaman Meiji tahun 1873, dengan terbentuknya undang-undang sabo di daerah sungai Yododi pulau Honsyu yang isinya tentang pelarangan terhadap penebangan pohon-pohonan
18 | MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI BALAI WILAYAH SUNGAI MALUKU UTARA
Pada tahun 1900, Mr. Hoffman, seorang ahli Sabo berkebangsaan Austria datang di Jepang untuk memberi kuliah mengenai kegiatan Sabo di Austria pada Universitas Tokyo. Sejak saat itu dan belajar dari pengalaman-pengalaman Austria tersebut, Jepang mulai engembangkan Sabo-nya dengan skala yang lebih besar. Secara kebetulan keadaan topografi antara Jepang dan Austria hampir sama yang banyak dengan gunung-gunung api, dengan penduduk yang cukup padat serta sering dilanda bencana alam akibat letusan gunung api, banjir lahar, tanah longsor dan sebagainya. Tahun 1951, Dr. Lowdermilk, seorang ahli pengawetan tanah terkemuka dari USA datang berkunjung ke Jepang, ia sangat menghargai pekerjaan Sabo di Jepang. Ia kemudian menawarkan kepada dunia Internasional untuk menggunakan istilah SABO. Istilah Sabo sudah mencakup semua arti istilah tersebut di atas. Sejak saat itulah SABO mulai digunakan di seluruh dunia termasuk di Indonesia.
Aktualita
Sembilan Bangunan Pengendali Lahar/Sedimen di Ternate i Indonesia teknologi Sabo baru diterapkan sejak kedatangan tenaga ahli jepang M. Tomoaki Yokota pada tahun 1970, dan sejak saat itu dirasakan teknologi Sabo masih dipandang sebagai salah satu alternatif terbaik dalam rangka penanggulangan bencana alam akibat erosi, aliran sedimen dan sedimentasi di Indonesia.
D
Sejak tahun 2014 hingga 2016, Balai Wilayah Sungai Maluku Utara telah membangun enam buah Sabo Dam dan tiga buah Groundsill sebagai upaya pengendalian lahar/sedimen letusan dan erupsi Gunung Gamalama. Pekerjaan terbaru dari Balai Wilayah Sungai Maluku Utara diharapkan akan selesai 100% pada bulan September 2016 sesuai dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang tertuang dalam kontrak.
KINERJA | EDISI 1 | SEPTEMBER 2016
| 19
Bingkai
Penjaga Pos Hidrologi Akan Diberi Reward Kepala Seksi Hidrologi dan Kualitas Air Wilayah II, Suibdit Hidrologi dan Kualitas Air Direktorat BPSDA Kementerian PUPR Drs. Pradah Dwiatmanta, M.Si., Memberikan Materi Pembinaan Teknis Penjaga Pos dan Pembinaan Staf Hidrologi engambil tempat di Ruang Rapat Balai Wilayah Sungai Maluku Utara (BWS Malut), kegiatan Pelatihan Penjaga Pos dan Pembinaan Staf Hidrologi Selasa 9 Agustus 2016, kurang lebih lima puluh peserta yang terdiri dari para Penjaga Pos dan Staf O & P BWS Malut tampak antusias mengikuti materi yang disampaikan oleh pemateri.
M
Pada kesempatan tersebut selaku ketua panitia pelaksana kegiatan, Iksan Mustafa, S.T., menyampaikan laporan kegiatan. Dalam laporannya, disampaikan pula tujuan dari kegiatan tersebut yakni, untuk mendapatkan tenaga terampil dan terlatih, sehingga mampu melaksanakan operasi secara efektif dan efesien serta berkelanjutan. Adapun peserta kegiatan terdiri dari dua puluh lima orang
staf O & P BWS Malut dan dua puluh lima orang lainnya terdiri dari Penjaga Pos Hidrologi yang berasal dari dua Wilayah Sungai (WS) yakni WS Halmahera Utara dan WS Halmahera Selatan. Turut hadir PPK O & P SDA 1, Edy Sukirman, S.T., mengatakan bahwa “dengan adanya kegiatan ini Balai Wilayah Sungai Maluku Utara akan memberikan penilaian bagi para Penjaga Pos Hidrologi dan yang terbaik akan mendapatkan reward dari Balai Wilayah Sungai Maluku Utara”. Pada kegiatan yang dilangsungkan selama satu hari full tersebut, hadir pula dua orang pemateri yakni Drs. Pradah Dwiatmanta, M.Si., (Kepala Seksi Hidrologi dan Kualitas Air Wilayah II, Subdit Hidrologi dan
20 | MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI BALAI WILAYAH SUNGAI MALUKU UTARA
Bingkai
Kualitas Air Direktorat BPSDA Kementerian PUPR), dan juga Ibu Widiarti Sumawinata selaku pemateri dalam acara tersebut. “Peningkatan kinerja dari masing-masing Penjaga Pos sangat bagus, dilihat dari cara pemahaman materi, diskusi masalah dan praktek alat klimatologi mereka sangat mudah memahaminya.” tutur Kasi Hidrologi. Pada kesempatan yang sama, Ibu Widiarti mengatakan bahwa ia tidak menyangka para Petugas Pos bisa tahu cara menghitung kubikasi curah hujan dan bahkan mengetahui betul pergeseran musim hujan, “ini kalau ditempat lain belum tentu mereka setiliti ini
dalam mengamatinya. “Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala Tata Usaha, Noho Ali, S.E., sembari memberikan pengantarnya. Dalam kesempatan tersebut, beliau menyampaikan bahwa kebijakan ini diambil bersama dengan tujuan agar dapat meningkatkan motivasi kerja dari para Penjaga Pos. Beliau berharap BWS Malut dapat terus bekerjasama dengan para petugas lapangan dalam hal ini Petugas Pos dalam pengumpulan data yang mana kemudian akan diolah dan harapannya nantinya dapat dijadikan pedoman bagi pembangunan untuk meningkatkan kinerja di masa
yang akan datang. Dalam kegiatan ini turut hadir narasumber dari BMKG Babullah I Kota Ternate, Bapak Muhammad Riva. Ia hadir untuk memberikan materi tentang cara mengenal hujan dan cara penggunaan alat-alat klimatologi yang baik dan benar. Beliau sangat merespon baik kegiatan ini dengan harapan kiranya kedepan dapat membangun kerjasama yang baik antara BWS Malut dan BMKG dalam hal penggunaan data, “kedepannya kita jalin hubungan kerjasama yang baiklah jadi data saya bisa dipakai oleh BWS Malut dan begitupun sebaliknya.” pungkasnya.
KINERJA | EDISI 1 | SEPTEMBER 2016
| 21
Bingkai
Tidak Boleh Asal-Asalan Dalam Penulisan Data Lapangan alam kesempatan kegiatan Operasi dan Pemeliharaan (OP I) dalam rangka Pelatihan Teknis Penjaga Pos dan Pembinaan Staf Hidrologi, Dave H.I Muhaimin, ST, MT., selaku Kepala Satker Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) Balai Wilayah Sungai Maluku Utara menyempatkan hadir untuk menyapa peserta kegiatan sembari memberikan penghargan kepada tiga orang peserta Penjaga Pos terbaik.
D
Beliau dalam kesempatannya menyampaikan beberapa hal, salah satunya agar penjaga pos tidak asal-asalan dalam penulisan data lapangan atau dengan kata lain data fiktif karena apapun bentuk kecurangan pasti akan terbaca oleh Tim Pakar Hidrologi pusat. Selain itu ia berharap jika ada kendala atau masalah dilapangan sebaiknya dikomunikasikan agar PPK OP 1 dalam hal ini Pak Edi dan Pak Pradah dari Subdit Hidrologi bisa mengetahuinya dan mereka bisa dengan cepat memberikan solusinya. Selain memberikan pesannya, beliau juga menyampaikan kesannya dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut, “ini baru pertama kali saya melihat langsung ada narasumber yang begitu antusias dan berperan aktif dalam memberikan materi
22 | MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI BALAI WILAYAH SUNGAI MALUKU UTARA
langsung face to face. Ini suatu proses pembelajaran yang sangat bagus dimana para peserta bisa lebih detail dalam memahami materi dan pelatihan tersebut,” tutur Kapala Satker PJSA. Sebelum beliau menutup acara dengan resmi beliau memberikan saran dan nasehat kepada para Staf BWS Maluku Utara dan juga kepada seluruh peserta untuk perbaikan kinerja kedepan serta memberikan memotivasi menjalankan tugas dan tanggung jawab sehinga dapat meningkatkan kinerja di masa akan datang.
Bingkai
Air Untuk Masa Deopan Yang Lebih Baik
Dinamika Pembangunan Sumber Daya Air Tahun 2017-2020 Unit Perencanaan dan Program BWS Maluku Utara
ebutuhan air yang terus meningkat pesat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan kepadatan penduduk tak jarang menimbulkan permasalan di masyarakat. Upaya-upaya telah dilakukan untuk mengatasi persoalan tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan ialah perencanaan terpadu yang berbasis wilayah sungai.
K
penduduk dan pengembangan aktivitasnya. Padahal dilain pihak ketersediaan sumber daya air semakin terbatas bahkan cenderung semakin langka, terutama akibat penurunan kualitas lingkungan dan penurunan kualitas akibat pencemaran.
Balai Wilayah Sungai Maluku Utara mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan sumber daya air yang meliputi Perencanaan, Pelaksanaan Konstruksi, Operasi dan Pemeliharaan dalam rangka konservasi sumber daya air, pengembangan sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air pada wilayah sungai Maluku Utara.
Apabila hal seperti ini tidak diantisipasi, maka dikhawatirkan dapat menimbulkan ketegangan dan bahkan konflik akibat terjadinya benturan kepentingan manakala permintaan (demand) tidak lagi seimbang dengan ketersediaan sumber daya air untuk pemenuhannya (supply). Oleh karena itu perlu upaya secara proporsional dan seimbang antara pengembangan, pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya air baik dilihat dari aspek teknis maupun dari aspek legal.
Melalui peningkatan sarana dan prasarana, kualitas sumber daya manusia, penyelenggaraan pemerintah yang baik, dukungan masyarakat dan dunia usaha diharapkan mampu mendorong pembangunan nasional untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan sumber daya air untuk berbagai keperluan disatu pihak terus meningkat dari tahun ketahun sebagai dampak pertumbuhan
Kepala Seksi Perencanaan dan Program Balai Wiayah Sungai Maluku Utara, Idhar Sahdar, ST., M.T., dalam komentarnya saat ditemui diruang kerjanya bahwa, “pengelolaan sumber daya air merupakan masalah yang kompleks dan melibatkan semua pihak baik sebagai pengguna, pemanfaat maupun pengelola, tidak dapat dihindari perlunya upaya bersama dengan menggunakan pendekatan
“Perlunya upaya bersama dengan menggunakan pendekatan, satu sungai, satu rencana, dan satu sistem pengelolaan yang terkoordinasikan.” satu sungai, satu rencana, dan satu sistem pengelolaan yang terkoordinasikan.” Menurutnya, keterpaduan dalam perencanaan, kebersamaan dalam pelaksanaan, dan kepedulian dalam pengendalian sudah waktunya diwujudkan. Perencanaan Pengelolaan SDA WS Halmahera Selatan dan Halmahera Utara adalah merupakan suatu pendekatan holistik, yang merangkum aspek kuantitas dan kualitas air. Perencanaan tersebut merumuskan dokumen inventarisasi sumber daya air wilayah sungai, identifikasi ketersediaan saat ini dan masa mendatang, pengguna air dan estimasi kebutuhan mereka KINERJA | EDISI 1 | SEPTEMBER 2016
| 23
Bingkai serta analisis upaya alternatif agar lebih baik dalam penggunaan sumber daya air. Penurunan Kualitas Sumber Daya Air Air sebagai kebutuhan makluk hidup yang utama memerlukan perhatian khusus yang menerus agar senantiasa terjaga secara kuantitas maupun kualitas. Kasi Perencanaan dan Program BWS Malut menambahkan bahwa “penurunan kualitas sumber daya air merupakan salah satu dari tiga isu strategis lokal. Dua diantaranya ialah penyediaan air baku dan daya rusak air.” Pada isu strategis lokal yang pertama ini, kegiatan pembangunan pemerintah, swasta, masyarakat serta pihak lainnya tidak boleh menimbulkan penurunan kualitas air. Pertambangan nikel yang ada cukup mengkhawatirkan untuk kualitas sumber daya air kedepannya. Pengawasan dan pengelolaan harus terus menerus ditingkatkan untuk menjaga kualitas air yang ada sehingga dapat terus memenuhi kebutuhan air dalam hal ini WS Halmahera Selatan dan WS Halmahera Utara secara berkelanjutan. Penyediaan Air Baku Rendahnya akses masyarakat terhadap air bersih mengakibatkan berkembangnya penyakit-penyakit yang bersumber dari air (diare, mutaber, penyakit kulit). Meskipun WS Halmahera Selatan dan WS Halmahera Utara merupakan wilayah dengan hutan dengan kondisi
yang masih baik dan sungaisungai besar, namun karena pengelolaannya tidak mengikuti kaidah ekologis, maka beberapa kawasan masuk dalam kategori kritis. Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan air rumah tangga, kota dan industri (RKI) ialah rendahnya cakupan pelayanan air RKI bagi masyarakat, makin berkurangnya kapasitas air baku pada badan-badan air, karena kerusakan lingkungan, dan makin meningkatnya tuntutan kebutuhan RKI pada pusat pengembangan. Daya Rusak Air Ruslan Rizal, S.T., selaku pelaksana teknik Perencanaan dan Program mengatakan bahwa “daya rusak air akibat aktifitas manusia ataupun aktifitas alam meliputi banjir, erosi lahan, sedimentasi sungai, longsor.” Ia menambahkan bahwa hal tersebut menyebabkan kerusakan infrastruktur, gangguan aktifitas dan kerugian materiil lainnya. Bilamana tidak diatasi secara tepat dan bijak akan menghambat pertumbuhan pembangunan serta penurunan kualitas hidup masyarakat. Adapun strategi pengelolaan sumber daya air yang dilakukan yakni melalui pengembangan dan pengelolaan wilayah sungai berbasis penataan ruang yang sinergis antar sektor, antar daerah dan antar pemerintah
24 | MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI BALAI WILAYAH SUNGAI MALUKU UTARA
masyarakat dan swasta, pembangunan prasarana SDA yang berkelanjutan dengan berpedoman pada Norma Standar Pedoman dan Manual (NSPM) berbasis partisipasi masyarakat dan peningkatan pelayanan masyarakat dengan membangun sistem informasi SDA didukung kelembagaan dan sumber daya manusia yang handal. Selain itu juga dilakukan penigkatan peran dan optimalisasi fungsi TKPSDA WS (Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah
Sungai), Komisi Irigasi, dan Dewan Sumber Daya Air serta pelaksanaan pola kerjasama operasional secara kolektif dengan melibatkan instansi terkait dan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat). Dinamika pembangunan sumber daya air unit Perencaan dan Program BWS Maluku Utara diharapkan dapat memberikan pelayanan, pemeliharaan, serta penyediaan air baku untuk masyarakat demi masa depan yang lebih baik.
Bingkai
Inspeksi Pos Hidrologi
PPK O & P SDA 1 Edi Sukirman, S.T., Melakukan Inspeksi Lapangan ke Desa Amasing Kali, Kecamatan Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan
elapan jam tak terasa, kapal berlabuh di dermaga Kupal, Bacan. PPK O & P SDA 1 beserta rombongan tiba di Pulau Bacan. Kunjungan kali ini adalah inspeksi lapangan Pos Hidrologi yang terdiri dari Pos Duga Air dan Pos Curah Hujan.
D
Kegiatan lapangan ini bermaksud untuk meninjau kondisi pos-pos tersebut. PPK O & P SDA 1 pun turut menemui Penjaga Pos
dan berbincang-bincang sekaligus memberikan arahan kepada para pengamat pos. Adapun hal-hal yang disampaikan oleh beliau diantaranya pengambilan data harus sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Hal lainnya, jika ada masalah atau kerusakan, ia mengharapkan agar segera dilaporkan kepada pihak Balai Wilayah Sungai Maluku Utara. Dalam kunjungan singkat terse
but, PPK O & P SDA 1 telah melihat secara langsung kondisi Pos Hidrologi di Pulau Bacan. “Pos Duga Air masih berfungsi dengan baik, namun kedepannya akan kita lakukan perbaikan khususnya pada alat AWLR agar berfungsi lebih optimal lagi.” Sementara itu, Pak Hamzah, selaku Penjaga Pos Hidrologi mengatakan bahwa, “masalah yang sering muncul adalah pada saat hujan deras, air sering meluap dan menyebabkan banjir.” Hal tersebut juga merupakan konsen utama O & P untuk kedepannya, dalam hal perbaikan dan pemeliharaan alat agar data yang dihasilkan bisa lebih akurat dan berkesinambungan. KINERJA | EDISI 1 | SEPTEMBER 2016
| 25
Teropong
Mengintip Kinerja Administrasi Keuangan BWS Malut
idak lengkap rasanya jika berbicara tentang Balai Wilayah Sungai Maluku Utara (BWS Malut) tanpa mengintip sejenak sekaligus mengenal para pegawai/ karyawan & karyawati yang terlibat dalam pekerjaan administrasi dan keuangan.
T
Ditemui diruang kerjanya, M. Fardan Saleh, S.E., selaku Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) BWS Malut tampak sedang serius di depan perangkat kerjanya. “Dalam menjalankan roda keuangan di lingkungan BWS Malut sudah diterapkan Sistem Akutansi Berbasis Akrual. Sistem ini adalah suatu sistem akuntansi dimana transaksi dan peristiwa lainnya diakui, dicatat dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, Tanpa memperhatikan waktu kas atau setara kas diterima atau dibayarkan,” tutur M. Fardan Saleh, S.E. Beliau menambahkan bahwa administrasi keuangan yang dijalankan oleh BWS Malut saat ini adalah Sistem Akuntansi Berbasis Akrual. Sistim ini lebih mempermudah proses pelaporan keuangan kami dimana dalam hal ini kami mendapat aplikasinya langsung dari Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Ternate dan bekerjasama dengan mereka sehingga waktu pencatatan (recording) dan pelaporan kami dapat mencapai target yang sesuai dengan saat terjadinya arus sumber daya.
Di dalam ruangan interior yang dinamis tersebut, terdapat beberapa staf yang juga sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Dalam kesempatan yang terbatas itu pula, Farwa Ibrahim, S.Sos., selaku Bendahara BWS Malut pun bercerita soal strategi manajemen keuangan yang dipakai dalam penyerapan anggaran, “di sini kami menerima masukan usulan dari PPK kemudian kami periksa kelengkapannya dan menganalisa kemudian nanti diserahkan kebagaian petugas SPM untuk diproses pencairannya,” ujar Bendahara BWS Malut.
26 | MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI BALAI WILAYAH SUNGAI MALUKU UTARA
Teropong Pada kesempatan yang sama, adapun hal yang menarik selain bekerja keras untuk mewujudkan kinerja yang maksimal ialah bahwa antara Satker saling berlomba-lomba dalam meningkatkan kinerjanya masingmasing. Bendahara Pelaksana Jaringan Sumber Air (PJSA), Sabaria S. Mustary, S. AP., menuturkan strategi PJSA berkaitan dengan penyerapan anggaran. Menurutnya, saat Tim Audit melakukan pemeriksaan maka kami sebagai satu tim telah dengan matang mempersiapkan semua dokumen-dokumen, surat-surat dan laporan keuangan dengan rapi dan benar adanya. Sehingga Tim Pemeriksa juga tidak kewalahan saat memeriksa semua dokumen dan laporan yang ada. Keuntungan dari pengelolaan keuangan ini kami mendapat nilai + dari KPPN karena kami dapat menyelesaikan laporan yang terkait dengan
realisasi anggaran tepat pada waktunya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh KPPN Ternate. “Kalau tim adminstrasi dan keuangan kita di Satker PJSA itu sudah jelas pembagian tugasnya siapa yang bagian administrasi sampai pada siapa yang menangani bagian arsip file dan pembukuan itu semua sudah ada kesepakatan dalam tim kami dan mereka sangat bertanggung jawab terhadap tugas mereka masing–masing. Mungkin itu yang membuat kami agak sedikit berbeda dengan tim yang lain,” ungkap Bendahara PJSA. Dalam waktu yang bersamaan Bendahara Pelaksana Jaringan Pemanfaatan Air (PJPA), Aminah Anwar, S.E., mengungkapkan bahwa “tidak jauh berbeda dengan satker PJSA, strategi administrasi keuangan yang diterapkan di Satker PJPA di sini, telah dibentuknya kerja tim antara staf dan pejabat inti, sehingga dari segi administrasi dapat berjalan dengan teratur dan dapat diselesaikan tepat sesuai dengan waktu yang ditentukan.” Sementara itu, para staf keuangan berharap untuk kedepannya agar adanya reward untuk internal pegawai/karyawan-karyawati. Karena dengan adanya reward bagi staf berprestasi otomatis akan menjadi pemicu bagi staf-staf lain untuk bersama–sama berlomba–lomba dalam meningkatkan kinerja di masa mendatang.
KINERJA | EDISI 1 | SEPTEMBER 2016
| 27
Ragam Infrastruktur
Bukan Hanya Tentang Batu Bacan acan tidak hanya terkenal dengan Batu Bacan (chrysocolla chalcedony gemstone), ataupun dengan yakis (red. kera) Bacan, tetapi Bacan dikenal dengan kekayaan sumber daya air-nya yang melimpah. Salah satu sumber air yang terdapat di Bacan adalah Sungai Mandaong dengan debit air ± 700-800 liter/det.
B
Selatan. Hal ini dikarenakan telah berkurangkan debit air pada sumber penangkapan lama yakni di salah satu anak sungai Daerah Aliran Sungai Mandaong. Hal tersebut direspon baik oleh BWS Malut yang kemudian masuk
Sumber air bersih untuk kebutuhan penduduk di Bacan diperoleh dari sumber air Sungai Mandaong. Kualitas air Sungai Mandaong yang cukup baik untuk digunakan sebagai sumber air bersih bagi kebutuhan penduduk. Pada tahun 2015, Balai Wilayah Sungai Maluku Utara menerima proposal usulan dari PDAM Bacan untuk membangun Unit Air Baku di Desa Papaloang, Kecamatan Bacan
28 | MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI BALAI WILAYAH SUNGAI MALUKU UTARA
Ragam Infrasturktur
Rehabilitasi Unit Air Baku Kabupaten Halmahera Selatan
FOTO MENUNGGU FOTO PEKERJAAN 100%
dalam usulan dana APBN 2016 Pekerjaan tersebut kemudian di tindak lanjuti pada proyek Rehabilitasi Unit Air Baku Kabupaten Halmahera Selatan pada tahun 2016. Pekerjaan Rehabilitasi Unit Air Baku Kabupaten Halmahera Selatan tersebut meliputi pembangunan bronkaptering, instalasi pipa HDPE sejauh 1.750 meter beserta pembangunan
setempat merespon baik pekerjaan yang telah dilangsungkan tersebut. Harapan masyarakat Bacan pada umumnya agar kedepannya unit Air Baku yang telah dibangun dapat dijaga oleh Pekerjaan tersebut hingga kini masyarakat setempat dan juga telah selesai 100% pada Juli juga dapat dijadikan program 2016 sesuai jangka waktu yang rutin Operasi dan Pemeliharaan tertuang dalam kontrak yakni BWS Malut. Selain itu besar 150 hari sejak Februari 2016. harapan warga agar dibangun Pekerjaan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan air baku di lagi Unit-Unit Air Baku, sehingga masyarakat Bacan bisa memBacan sesuai dengan apa yang peroleh air dengan mudah. diharapkan. Masyarakat jembatan pipa sebanyak dua unit yang mana masing-masing berbentang sepanjang 18 meter dan 20 meter.
KINERJA | EDISI 1 | SEPTEMBER 2016
| 29
Ragam Infrasturktur
ayoa atau juga Kaóia dalam bahasanya Alfred Russel Wallace di bukunya “On the Organic Law of Change” merupakan salah satu tempat yang termasuk dalam tempat-tempat yang di kunjungi oleh Naturalis asal British tersebut. Kayoa adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, Indonesia.
K
Dari air PAM/PDAM setempat, dan sebagian lagi menggunakan air hujan dan air sungai.
Persoalan air bersih juga tidak bisa dilepaskan dari pulau ini. Sumber air minum mayoritas warga Pulau Kayoa adalah air sumur dan sebagian lainnya.
Dilansir dari amanmalut.com (26/09/15) misalnya, bahwa 8 desa di Kayoa krisis air bersih. Persoalan kesulitan air di Pulau Kayoa dapat di atasi dengan pembangunanpembangunan embung untuk menangkap air hujan. Semakin banyak embung, maka semakin banyak persediaan air baku di Pulau Kayoa, dan krisis air bersih dapat diatasi.
30 | MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI BALAI WILAYAH SUNGAI MALUKU UTARA
Solusi Krisis Air Bersih di Kayoa Pada tahun 2016 ini PPK Air Baku Balai Wilayah Sungai Maluku Utara telah melakukan UKL-UPL Embung Pulau Kayoa serta Pembangunan Embung Pulau Kayoa dengan nilai anggaran sebesar Rp. 6.692.290.000,yang meliputi pekerjaan pemasangan jaringan pipa sejauh 5 KM. Tujuan pekerjaan ini sebagai solusi krisis air bersih di Kayoa. Selain itu juga pemba ngunan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kebutuhan air baku yang lebih optimal untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat.
Jelajah
Studi Identifikasi Pengembangan Sumber Daya Air
Ekspedisi Pulau-Pulau Terluar
S
“Pengelolaan Sumber Daya Air Sebagai Pondasi Peradaban Manusia.”
umber daya air adalah aspek vital yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahkan dapat dipastikan, tanpa pengembangan sumber daya air, peradaban manusia tidak akan dapat mencapai tingkat yang dinikmati pada saat ini. Oleh karena itu, tidak berlebihan bila pengembangan dan pengelolaan sumber daya air disebut sebagai pondasi peradaban manusia.
Pulau-Pulau Terluar. Kegiatan ini diharapkan akan lebih memberikan arah strategis dan kebijakan operasional yang terpadu dan sinergis antara pengelolaan sumber daya air dengan kebijakan tata ruang wilayah di provinsi terkait dan kebijakan tata ruang wilayah Kabupaten Kota tersebut.
Balai Wilayah Sungai Maluku Utara selaku yang berwenang terhadap Studi Potensi SDA di
Saat ini masih dijumpai bahwa Pulau-Pulau Terluar terjadi ketidakseimbangan dalam
Perencanaan Pengelolaan SDA Wilayah Sungai merupakan pendekatan menyeluruh, yang merangkum aspek kuantitas dan kualitas air. Perencanaan tersebut merumuskan dokumen inventarisasi sumber daya air wilayah sungai, identifikasi ketersediaan saat ini dan masa mendatang serta analisis upaya agar lebih baik dalampenggunaan sumber daya air. Termasuk di dalamnya evaluasi dampak dari upaya alternatif terhadap kualitas dan kuantitas sumber daya air, dan KINERJA | EDISI 1 | SEPTEMBER 2016
| 31
Jelajah rekomendasi upaya yang akan menjadi dasar pedoman dalam pengelolaan wilayah sungai di masa mendatang. Maka dari itu dengan upaya pelaksanaan pekerjaan yang berkesinambungan dan berkelanjutan maka pada tahun 2016, Pemerintah Provinsi Maluku Utara melalu Balai Wilayah Sungai Maluku Utara bermaksud melakukan Pekerjaan Rancangan Rencana Pengelolaan SDA Pulau-Pulau Terluar. Maksud dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah mengumpulkan data-data mengenai kondisi sarana dan prasarana dasar sumber daya air, pengairan yang berhubungan/satu sistem, rencana pengembangan wilayah, potensi sumber air baku yang sudah di kelola maupun yang akan di kembangkan serta data-data lainnya yang terkait dengan masalah penyediaan dan pengembangan air baku. Sedangakan tujuan dari pekerjaan ini adalah menyusun potensi sumber daya air, pemanfaatannya pada saat ini serta rekomendasi tindak lanjut pengembangan potensi sumber daya air yang bersifat holistik, terintegrasi dan berkelanjutan, sehingga diikuti pula dengan adanya upaya pelestarian dan konservasi. Dengan teridentifikasinya seluruh potensi yang layak di kembangkan, selanjutnya akan memudahkan untuk merencanakan dan menyusun implementasi pengembangan berdasarkan skala prioritas yang tertuang dalam policy pemerintah daerah bersangkutan.
Lokasi Pekerjaan Studi Identifikasi SDA di Pulau-Pulau Terluar berada di 3 abupaten yaitu Kab. P Morotai, Kab. Haltim, dan Kab. Halteng. Studi identifikasi ini mengambil tempat di beberapa lokasi yakni Pantai Desa Sopi, Air Terjun Desa Sopi, Sungai Sopi, Ake Dodotan, Pantai Patlean, dan Pantai Pulau Jiuw. Penjelajahan di Pulau Morotai yang termasuk pulau-pulau
25 | MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI BALAI WILAYAH SUNGAI MALUKU UTARA 32
terluar berada pada Kecamatan Morotai Jaya, Desa Sopi dan Sopi Majiko di mana terdapat potensi pariwisata yang di gemari para turis-turis asing yaitu berselancar. Menurut warga sekitar, pada musim ombak sering terjadi abrasi hingga ke pemukiman masyarakat. Berangkat dari hal tersebut, tentu perlunya adanya pengaman pantai, karena sebagian besar masyarakat berprofesi sebagai nelayan yang ekonomi
Jelajah
Pantai Desa Sopi Desa Sopi, Kecamatan Morotai Jaya Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara
mereka sangat bertumpu pada hasil laut. Selain itu, potensi sumber daya air tanah di Pulau Morotai adalah air tanah dalam yang terdapat dalam cekungan dalam, di Desa Sopi juga terdapat air terjun yang berpotensi sebagai air baku, namun sekitar sungai di
Desa Sopi sering meluap ketika terjadi hujan yang di mana sering mengakibatkan banjir. Sama seperti di Pulau Morotai di tanjung lelai merupakan pulau terluar yang berada pada ujung Halmahera Timur di mana sering terjadi abrasi yang mengakibatkan rusaknya pemukiman serta pemakaman yang terletak di tepi pantai.
Dalam ekspedisi tersebut termasuk pula peninjauan tim studi identifikasi terhadap kondisi hidrologi khususnya air tanah dan air permukaan di kabupaten Halmahera Timur. Kondisi tersebut sangat di pengaruhi oleh kondisi iklim dan curah hujan serta keberadaan Sungai, Mata Air, Daerah Aliran Sungai dan Embung dengan akuifer berskala kecil sampai yang berskala besar. Angka-angka yang ditemukan yaitu berkisar antara sekitar 200 sampai dengan akuifer 825, selain itu juga terdapat berbagai mata air dengan debit yang mempunyai ragam dimana debitnya bervariasi antara 0,1 sampai 500 liter per detik. KINERJA | EDISI 1 | SEPTEMBER 2016
| 33
34 | MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI BALAI WILAYAH SUNGAI MALUKU UTARA
KINERJA | EDISI 1 | SEPTEMBER 2016
| 35
Wisata Air endung adalah bangunan melintang sungai yang berfungsi meninggikan muka air sungai agar bisa di sadap. Bendung sebagai konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk atau danau tidak hanya memiliki fungsi sebagai sumber pengairan untuk lahan pertanian/persawahan tetapi juga bisa menjadi lokasi wisata.
B
Salah satu bendung yang menjadi tempat wisata andalan masyarakat adalah bendung yang dibangun oleh SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air (PJPA) Balai Wilayah Sungai Maluku Utara. Bendung
tersebut ialah Bendung Opiyang yang terletak di Desa Subaim, Kabupaten Halmahera Timur, Priovinsi Maluku Utara. Subaim adalah wilayah transmigrasi di
Maluku Utara. Bendungan Opiyang yang terletak 5 KM sebelah selatan desa Bumirestu dan berada di kaki gunung Wato-Wato. Pengunjung yang datang selain mandi-mandi dan bermain air, pengunjung juga dapat menyaksikan pemandangan dan rindangnya pohon-pohon dan sejuknya udara khas hutan tropis.
Wisata Air Bendung Opiyang
36 | MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI BALAI WILAYAH SUNGAI MALUKU UTARA
Wisata Air Perjalanan menuju Subaim dapat di tempuh melalui darat dengan waktu tempuh 2-3 jam dengan mobil angkutan darat dari Sofifi, Ibu Kota Provinsi Maluku Utara. Di Halmahera Timur sendiri terdapat bermacam-macam penginapan yang dapat disewa kapan saja bagi para pelancong.
Hotel sekelas losmen dapat ditemukan di Maba dan Buli. Untuk sampai ke Bendung Opiyang dapat ditempuh melalui desa Bumi Restu, Subaim sejauh 5 KM dengan kendaraan pribadi maupun sewaan.
Photo Credit : Catur Suranto
KINERJA | EDISI 1 | SEPTEMBER 2016
| 37
Teknologi
Bendung Karet Terbesar diNegeri Van Orange Text Written by Nasabuddin Noho
Inflatable Rubber Dam, Inexpensive to maintain and inexpensive to install. endung Karet (Balgstuw atau Rubber Dam) sejak Norman Imbertson mematenkan Collapsible Dam atau Rubber Dam sebagai karya ciptanya pada 16 Maret 1965, hingga kini bangunan air itu tak lagi asing ditelinga para praktisi teknik maupun akademisi. Di Indonesia pembangunan Bendung Karet telah dimulai sejak tahun 1989 dengan jenis pengisian berupa udara (air filled).
B
Tercatat hingga pada tahun 1995 terdapat 19 buah Bendung Karet yang tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Hingga kini menurut Pusdata Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun 2014, terdapat 257 Bendungan, dan 1.446 Bendung yang
Harry Stefes
tersebar di 33 provinsi di seluruh Indonesia. Secara definitif, berdasarkan fungsinya, Bendung (stuw/weir) dibedakan dengan Bendungan (Dam/waterkering). Menurut BOW (Burgerlijke Openbare Werken), bendung adalah bangunan air (beserta kelengkapannya) yang dibangun melintang sungai untuk meninggikan taraf muka air sehingga dapat dialirkan secara gravitasi ke tempat yang membutuhkannya. Sedangkan berdasarkan tipe konstuksinya Bendung juga terbagi atas beberapa tipe, salah
38 MEDIA INFORMASI INFORMASI & & KOMUNIKASI KOMUNIKASI BALAI BALAI WILAYAH WILAYAH SUNGAI SUNGAI MALUKU MALUKU UTARA UTARA 26 | MEDIA
Photo Credit Jochem Kossen
satunya ialah Bendung Karet. Jika kita menilik lebih jauh sejarahnya, Bendung Karet atau dalam Bahasa Inggris lebih familiar dengan istilah rubber dam/rubber weir telah dikembangkan sejak tahun 1950-an. Bendunga karet pertama kali di buat di California, Amerika Serikat tepat di Sungai Los Angeles dengan fungsi mitigasi banjir. Bendung tersebut menggunakan kombinasi udara dan air sebagai filling medium dalam pengisiannya. Hingga kini telah dibangun ribuan Bendung Karet yang tersebar diseluruh dunia. Selain berfungsi sebagai pengendali banjir, Bendung Karet juga mempunyai banyak fungsi antara lain sebagai pengairan (irigasi), penyediaan air baku,
Bekerja Keras
Bergerak Cepat Bertindak Tepat
WWW.BWSMALUT.ID
Balai Wilayah Sungai Maluku Utara Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat WWW.BWSMALUT.ID
Teknologi pembangkit listrik, hambatan pasang surut air laut, pengolahan air, juga wisata air. Bendung Terbesar Yang Pernah Dibuat di Eropa. Beberapa waktu lalu, Dutch Public Works Departemen (RWS) selaku Local Water Authority di Belanda memulai konstruksi Bendung Karet yang dikenal dengan Balgstuw Ramspol. Bendung ini terletak di Ramspol, Kampen, Provinsi Overijssel. Bendung Karet ini termasuk Bendungan terbesar yang pernah dibuat dari jenisnya di Eropa. Bendung tersebut dibuat dengan fungsi sebagai penghalang badai Barat Laut. Bendungan dengan bahan karet yang digunakan yang diporoduksi oleh Bridgestone, Jepang tersebut berada diantara Ketelmeer dan Zwarte Meer. Bendung ini melintang dengan panjang bawah 60 meter dan atas 80 meter. Bendung dengan berat 33 ton ini dapat menampung udara dan air, masing-masing sebanyak 3.500.000 liter. Saat mengembang pada proses inflasi Balgstuw Ramspol dapat mengembang setinggi 8.35 meter dari posisi deflasi. Biaya Konstruksi, Pemasangan dan Pemeliharaan Yang Ekonomis Harry Stefes, Project Manager Flood Protection, mengatakan bahwa persoalan air dan bencana banjir merupakan ancaman yang tidak bisa dilepaskan di Belanda. IJsseldelta, sebuah daerah di tepi barat
Figur 1. Balgstuw Ramspol Saat Inflasi
Figur 2. Balgstuw Ramspol Saat Deflasi
sangat rentan terhadap banjir. Ketinggian debit air di Ketelmeer dan sungai-sungai dari IJsseldelta, ditambah lagi dengan badai dari Barat Laut membuat daerah pedalaman rentan mengalami resiko banjir. Bendung Karet menurutnya adalah solusi yang mereka temui, disamping sistemnya yang mudah dan konstruksi yang tidak mahal, juga biaya konstruksi yang murah, dan dapat menghemat biaya pemeliharaan. Selain itu ketika dalam kondisi badai telah reda, Bendung itu akan mengalami deflasi dan tenggelam sehingga tidak tampak di permukaan air. Sistem Kontrol Terkendali Ketika debit air di Ketelmeer naik hingga lima puluh sentimeter, maka sistem langsung teraktifasi. Air kemudian masuk melalui katup yang terbuka secara otomatis dan mengalir ke dalam perut Bendung. Ketika ketinggian air (di bawah) di dalam perut Bendung telah sama dengan ketinggian air di luar Bendung, mak udara kemudian dipompa kebawah sehingga bagian bawah Bendung mengalirkan air ke sisi sebelah dan berfungsi sebagai Bendung.
Photo Credit www.boxbarrier.com
Tentang Penulis
Nasabuddin Noho atau yang lebih dikenal dengan nama pena Nasa Noalsya mulai tertarik dengan sains dan teknologi sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Pernah menempuh bangku kuliah Fakultas Teknik di Universitas Khairun, Ternate namun tidak rampung, dan melanjutkan studi Sarjana-nya di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dan studi Master di Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Selain itu, ia mulai tertarik dengan dunia menulis sejak tahun 2009, dan telah menelurkan tujuh buah buku fiksi dan non-fiksi. Saat ini ia mulai tertarik dengan penulisan-penulisan seputar sejarah, sains, dan teknologi informasi & komunikasi. e-mail
[email protected] twitter @nasanoalsya
KINERJA | EDISI 1 | SEPTEMBER 2016
| 39
Info Buku Out of Water: From Abundance to Scarcity and How to Solve the World's Water Problems Authors: Colin Chartres & Samyuktha Varma Dimensions: 5-3/8 X 8-1/4 Pages: 256
About Authors Colin Chartres is a world authority on water issues and Director General of the International Water Management Institute (IWMI), Colombo, Sri Lanka. He has 35 years’ experience in R&D and policy areas related to water and natural resources, and served as Chief Science Advisor to the Australian Water Commission. He has published over 120 papers, book chapters and reports on soil, water and agricultural management issues. Samyuktha Varma is Executive Officer to the Director General and Communications Specialist at IWMI. She focuses on issues of water, equity and poverty in developing countries, ensuring that women's voices are heard in the development of water management solutions. A social scientist, her background has led to her work on issues ranging from human rights to urban governance.
Summary From cities to biofuels, competition for water is accelerating. Climate change threatens to intensify the onset and severity of the water crisis in several regions of the developing world: this is already happening throughout much of Asia, the Mediterranean, southwestern Australia, and the southwestern US. Along with water shortages, unsafe water becomes an increasingly widespread problem, too. As water crises trigger food and health crises, billions may slip further into poverty, leading to greater social and political unrest, new wars, and worsening national security. Out of Water doesn't just illuminate the coming global water crisis: it presents innovative solutions in agriculture, engineering, governance, and beyond, including state-of-the art techniques for integrated water management. This book will help raise the level of debate about water to the highest levels of government, and identify workable reforms and incentives to help water users utilize this crucial resource far more efficiently. Six Steps For Avoiding a Global Water Crisis In the book Out of water: From abundance to scarcity and how to solve the world’s water problems, Chartres and Varma layout a six-point plan for overhauling water use to meet competing demands from agriculture,
40 | MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI BALAI WILAYAH SUNGAI MALUKU UTARA
industry, cities and the environment. The recommendations are that water planners: 1) gather high-quality data about water resources; 2) take better care of the environment; 3) reform how water resources are governed; 4) revitalize how water is used for farming; 5) better manage urban and municipal demands for water; and 6) involve marginalized people in water management. The most important action needed if we are to provide enough food for a growing population, support industry and enable cities to function is to empower the world’s poor and marginalized people. Providing water has been proven to reduce poverty but more needs to be done to improve equity in access, control, and participation in water management to ensure that the most vulnerable communities are reached. As climate change increases rainfall variability, developing simple water storage facilities, improving soil quality and giving women in agricultural communities the chance to contribute to decision-making about water use could prevent millions of deaths from starvation and malnutrition. And if these simple actions are taken in conjunction with those outlined above, we will all have a better chance of surviving the extreme weather events that climate change unleashes in the future.