AKTIVITAS PROMOSI DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI PULAU HOGA KABUPATEN WAKATOBI (Studi Pada Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi)
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Bisnis (S.AB) Pada Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Halu Oleo
OLEH:
RAHMAN C1A1 12 157
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
HALAMAN PERSETUJUAN Telah diperiksa dan disetujui oleh dosen pembimbing untuk di pertahankan didepan panitia ujian skripsi pada Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Halu Oleo Kendari. Nama
: Rahman
Stanbuk
: C1A1 12 157
Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis Jurusan
: Ilmu Adminisdrasi
Judul
: Aktivitas Promosi Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan di Pulau Hoga Kabupaten Wakatobi (Studi pada Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi.) Kendari,
April
2016
Menyetujui, Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. H. Mustakim, M.Si NIP. 19570715 198403 1 001
Drs. H. Akhyar Abdullah. M.Si NIP. 19610121 198803 1 004
Mengetahui, Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis
H. Makmur Kambolong, SE.,M.Si NIP. 19610925 198803 1 001
ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI Judul : AKTIVITAS PROMOSI DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI PULAU HOGA KABUPATEN WAKATOBI (Studi Pada Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi) Disusun Oleh : RAHMAN C1A1 12 157 Telah dipertahankan dihadapan Panitia Ujian Skripsi pada Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Halu Oleo guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis, Tanggal 13 April 2016 dan telah memenuhi syarat serta dinyatakan lulus. PANITIA UJIAN SKRIPSI Ketua
:
Drs. H. Mustakim M.Si
(.....................)
Sekretaris
:
H.Makmur Kambolong,SE,M.Si
(.....................)
Anggota
:
1. Dr. Arifin Utha,. M.Si
(.....................)
2. Dr. Muh.Basri, M.Si
(.....................)
3. Drs. H. Akhyar Abdullah, M.Si
(.....................)
Kendari, Disahkan Oleh Dekan Fakultas Ilmu Administrasi
Dr. Arifin Utha., M.Si NIP. 19610101 198703 1 005 iii
April 2016
ABSTRAK
RAHMAN, Nomor Pokok C1A1 12 157 judul, Aktivitas Promosi dalam Meningkatan Kunjungan Wisatawan di Pulau Hoga Kabupaten Wakatobi (Studi pada Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi). Di bimbingan oleh bapak .H. Mustakim sebagai pembimbing I dan bapak H. Akhyar Abdullah. sebagai pembimbing II Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas promosi pariwisata dalam meningkatkan kunjungan wisata di pulau Hoga dan untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan objek wisata pulau Hoga yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wakatobi. Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi. Untuk mencapai tujuan yang dimaksud, dalam penulisan skripsi ini digunakan metode analisis kualitatif deskriptif. Dimana penulis memberikan gambaran objek wisata penelitian secara jelas dan sistematis. Analisis ini berdasarkan data yang diperoleh baik dari pustaka maupun observasi, yaitu penelitian langsung dilapangan dengan melakukan wawancara langsung kepada informan yang dianggap mampu memberikan keterangan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti seperti kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kepala Bidang Pemasaran dan Seksi Promosi. Aktivitas promosi yang dilakukan yaitu personal selling, iklan, publik relation, dan direct marketing. jumlah wisatawan meningkat sejak tahun 2010. Meningkatnya kunjungan wisatawan dipengaruhi oleh faktor pendukung, yaitu obyek wisata sudah terkenal, peran pemerintah dan masyarakat sekitar, mudahnya koordinasi antar pihak terkait, faktor penghambat, yaitu kurang tersedianya sarana dan prasarana penunjang, keterbatasaan anggaran daerah dan keterbatasan kualitas sumber daya manusia yang relatif masih kurang baik dalam jumlah personil maupun dalam kualitas dalam hal ini kecakapan berbahasa. Kata kunci; Promosi, Wisatawan.
iv
KATA PENGENTAR Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas segala limpahan berkat, taufik, dan hidayah-NYA, sehingga skripsi yang berjudul ‘’AKTIVITAS PROMOSI DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN DI PULAU HOGA
(Studi Pada Dinas Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi) ini dapat diselesaikan dengan baik. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan studi guna memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Halu oleo. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik isi maupun teknik penyusunannya, untuk itu saran dan kritik sangat diperlukan demi kesuksesan dalam berkarya. Penulis menyadari bahwa sekalipun karya ilmiah ini merupakan hasil karya sendiri, namun tidak lepas dari bimbingan dan arahan dari pihak lain, untuk itu ucapan terima kasih yang sangat mendalam dan penghargaan kepada Bapak Dr. H. Mustakim, M.Si selaku Pembimbing I, dan Bapak Drs. Akhyar A. M.Si selaku Pembimbing II mulai dari penyusunan proposal hingga skripsi ini. Selanjutnya, pada kesempatan ini pula tidak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada: 1.
Bapak Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, MS, selaku Rektor Universitas Haluoleo.
2.
Bapak Dr. Arifin Utha, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Administrasi. v
3.
Bapak H. Makmur Kambolong, SE.,Msi selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Niaga.
4.
Bapak Dr.Yusuf S.sos, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi.
5.
Kepada seluruh Dosen pengajar Jurusan Adminisrtasi FIA UHO, atas segala ilmu yang tak terhingga, semoga mendapat pahala yang melimpah dari Tuhan YME.
6. Skripsi ini penulis persembahkan spesial kepada kedua orang tua tercinta HALUDI dan WA ODE IDA atas semua curahan kasih sayang, ketulusan, kesabaran, keikhlasan dalam mendidik dan membesarkan penulis, serta segenap doa yang dipanjatkannya. Ya Allah sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangi hamba sedari hamba dalam kandungan hingga sekarang ini, semoga Tuhan Yang Maha ESa senantiasa melimpahkan rejeki, kesehatan, dan berkat-NYA, Terima kasih juga buat kak Asna, Kak Serli, dan Kak Una yang selalu memberikan dorongan semangat dan motivasi serta adik saya Agus, dan Sima yang tersayang, dan seluruh keluarga besar saya yang telah memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. 7.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi, serta seluruh pegawai dan staf yang senantiasa memberi informasi selama proses penelitian berjalan.
8.
Kepada Camat Wangi-wangi dan Wangi-wangi Selatan Kabupaten Wakatobi.
9.
Buat teman-teman seangkatan ADM 2012 : Muh Syahwan Ode, Murni sari, Yusnia K, Siti Nurjana, Arnisa Putri Riskiya ,Nulatipa, Nurselowasi,Rina Angriani, Ediana Wati Ardi Trisetiaji, Hermawan, Hardirman S, Hadirman,
vi
Jafar Angga, La Ode Hasrudin, LM Iskandar Dinata, Melreski, Mustamin dan lainnya yang tak dapat disebutkan semua, terima kasih atas dorongan motivasinya selama menjalani studi. 10. Buat seluruh teman-teman SMA : La Rino, Rudianto La Paudi, Untung Lapaudi, La Ode Ali Akbar Hamit,Arsid, La Riko, Wa Ode Rosliati, Suharni, Neni Hidaya, Lida Yanti, Raden Ayuamaliah, Muh Syahwan Ode, Fediani, Miliani, fitri, Liyana, Candra, dan lainnya yang tak dapat disebutkan semua, saya ucapkan banyak terima kasih, yang mana dalam penyusunan skripsi ini selalu membantu saya baik itu dorongan motivasi maupun bantuan tenaga. 11. Buat senior dan junior-juniorku : Agus Salim, Chairul, Rizal, dan yang lainnya. 12. Serta terkhusus kepada Sindiani yang selalu membantu saya baik dalam hal penyusunan prososal sampai skripsi serta dorongan motivasi dan perhatian yang selalu diberikan. Akhirnya, penulis menyampaikan segala permohonan maaf dengan penuh kerendahan dan dari lubuk hati yang paling dalam atas segala kekurangan dan kesalahan dalam penulisan skripsi ini, semoga dapat berguna bagi Nusa dan Bangsa, serta Agama.
Kendari,
April 2016
Penulis
vii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii ABSTRAK ......................................................................................................... iv KATA PENGANTAR .......................................................................................
v
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR .........................................................................................
x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang .........................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................
5
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Aktifitas .................................................................................
6
B. Pengertian Promosi .................................................................................
6
C. Peningkatan Jumlah Pengunjung ............................................................ 17 D. Pengertian Pariwisata .............................................................................. 18 E. Wisatawan ............................................................................................... 20 F. Usaha Pariwisata ..................................................................................... 21 G. Faktor Yang Pendukung dan Penghambat ............................................. 23 H. Kerangka Pikir ........................................................................................ 23 BAB III METODE PENELITAN A. Lokasi Penelitan ..................................................................................... 30 B. Jenis Penelitian ........................................................................................ 30
viii
C. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 30 D. Teknik Analisis Data ............................................................................... 31 E. Definisi Operasional Dan Variabel penelitian ........................................ 32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.. ..................................................... 34 B. Bentuk Aktivitas Promosi Pengembangan Pulau Hoga .......................... 37 C. Faktor Pendukung Pengembangan Objek Wisata Pulau Hoga ............... 52 D. Faktor Penghambat Pengembangan Objek Wisata Pulau Hoga ............. 58 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................ 66 B. Saran ....................................................................................................... 67 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Gambar Kantor Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi .................................................................................................. 35 Gambar 2. Gambar pameran Dinas Paiwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi di Jepang ..................................................................................... 44 Gambar 3.GAmbar Iklan Wisata Wakatobi ................................................................. 48 Gambar 4.Gambar kendahan alam Pulau Hoga ........................................................... 55
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tabel variabel operasional .................................................................... 33 Tabel 2 Tabel kunjungan wisatawan wakatobi ................................................... 52 Tabel 3 Tabel kunjungan wisatawan pulau Hoga ............................................... 54
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia, dikaruniai berbagai macam ekosistem pesisir dan laut karang yang indah seperti pantai berpasir, goa, laguna, estuaria, hutan mangrove, padang lamun, rumput laut, dan terumbu karang. Dan tidak heran jika dari sepuluh ekosistem terumbu karang terindah dan terbaik di dunia, lima diantaranya terdapat di indonesia yakni Raja Ampat, Wakatobi, Taka Bone Rate, Bunaken, Karimun Jawa. (Kompas.com) Melihat hal tersebut maka pembangunan dan pengembangan potensi wisata bahari pun gencar dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah guna memperoleh manfaat dan keuntungan yang sebesar-besarnya. Pembangunan kepariwisataan memiliki manfaat dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja, mendorong
pemerataan
kesempatan
berusaha,
mendorong
pemerataan
pembangunan Nasional, dan memberikan kontribusi dalam penerimaan devisa negara yang dihasilkan dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman). Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, Indonesia memiliki lima wilayah ekosistem terumbu karang terindah dan terbaik di dunia yang kesemuanya menjadi daya tarik bagi wisatawan manca negara maupun lokal, salah satunya adalah taman nasional Wakatobi. Keindahan dan kekayaan kawasan perairan Wakatobi sebenarnya sudah terkenal di mancanegara, terutama setelah Ekspedisi Wallacea dari Inggris pada tahun 1995 yang menyebutkan bahwa kawasan di Sulawesi Tenggara berada di Kabupaten Wakatobi yang lebih tepatnya di Pulau 1
Hoga sangat kaya akan spesies koral. Dalam penelitiannya Mengatakan bahwa Pulau Hoga adalah kawasan yang paling kaya akan keragaman hayati bawah laut, yaitu 942 jenis ikan, 750 jenis terumbu karang dari 850 jenis yang telah diidentifikasi oleh Ilmu pengetahuan. Jumlah tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan Carribean di Amerika Latin yang hanya memiliki 50 jenis dan Laut Merah Mesir yang hanya memiliki 300 jenis Terumbu Karang. (Nur seminar internasional ke delapan : penataan daerah dan dinamikanya, 2008:229) Selain itu karena kekayaan laut yang dimiliki di perairan Wakatobi, sebuah lembaga Internasional yang menangani masalah masalah tentang konservasi dan restorasi lingkungan yaitu WWF (World Wide Fund for Nature) memberikan perhatian khusus, bekerja sama dalam suatu bentuk kemitraan The Nature Conservancy (TNC) sejak akhir tahun 2002 dengan maksud membantu mengelolah Wakatobi untuk memperbaiki rencana pengelolaannya, zonasi dan penerapan pengelolaan kawasan (dikutip dari www. WWF Indonesia Wakatobi.htm) Hal ini sesuai dengan peran pemerintah yang harus dilakukan dalam menentukan kebijakan pariwisata strategis, salah satunya menyediakan dan memfasilitasi kebutuhan legislasi, regulasi dan kontrol yang diterapkan dalam pariwisata, perlindungan lingkungan dan pelestarian budaya dan warisan budaya (UN-WTO dalam I Gde dan Diarta 2009 : 113) Melihat potensi kekayaan laut yang dimiliki perairan Wakatobi maka tidak heran jika pariwisata bahari menjadi aktifitas wisata andalan di kepulauan Wakatobi. Wisatawan baik lokal maupun manca negara yang berkunjung ke Wakatobi mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai 2015 2
Peningkatan kunjungan wisatawan tersebut tentunya tidak lepas dari upaya yang dilakukan instansi terkait dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi dalam meninggkatkan kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Dinas ini bertanggung jawab terhadap perencanaan, pengembangan, serta peraturan dan mengadakan pembinaan terhadap industry kepariwisataan di daerah secara menyeluruh. Di dalam menjalankan tugasnya Dinas ini mendesain sebuah strategis yang handal untuk pengembangan dan pemasaran dalam upaya peningkatan kunjungan wisatawan baik domestik maupun wisatawan asing ke Wakatobi. Rencana Strategi pemasaran yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wakatobi tidak luput dari konsep marketing yang diartikan sebagai sebuah sistem yang didalamnya terdapat aktivitas penjualan, promosi dan periklanan (Oka A. Yoeti, 2006:22). Aktivitas promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran karena pada hakekatnya promosi merupakan bentuk dari upaya dalam mengkomunikasikan informasi tentang produk dan mempengaruhi untuk membelinya (Paul Peter dan Jerry C. Olson, 2000:180) Manfaat pariwisata menurut Leiper dalam Pitana dan Diarta (2009: 185188) yaitu: 1. Manfaat pariwisata dari bidang ekonomi a. Pendapatan dari penukaran valuta asing. b. Menyehatkan neraca perdagangan luar negri. c. Pendapatan dari usaha atau bisnis pariwisata d. Pendapatan pemerintah 3
e. Penyerapan tenaga kerja f. Multiple effects g. Pemanfaatan fasilitas pariwisata oleh masyarakat lokal. 2. Manfaat pariwisata dari bidang social a. Diferensiasi struktur social b. Modernisasi keluarga c. Memperluas wawasan dan cara pandang masyarakat terhadap dunia luar. 3. Manfaat pariwisata dari bidang budaya a. Berkembangnya kebudayaan lokal. b. Perlindungan terhadap cagar budaya. c. Perlindungan monument bernilai sejarah. Peningkatan pengunjung wisatawan yang berkunjung ke Wakatobi dapat dijadikan tolak ukur atas keberhasilan strategi pemasaran objek wisata yang dilakukan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi dalam hal ini aktivitas promosi. Oleh karena itu berdasarkan uraian di atas, maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul : Aktivitas Promosi Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Di Pulau Hoga Kabupaten Wakatobi ( Studi pada Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi.) B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana aktivitas promosi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi dalam mempromosikan objek wisata laut Wakatobi? 2. Faktor-faktor
apa
yang
mendukung 4
dan
menghambat
kegiatan
pengembangan obyek wisata pulau Hoga yang di lakukan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Kabupaten Wakatobi? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui aktivitas Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi dalam mempromosikan objek wisata laut Wakatobi 2. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan promosi oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Kabupaten Wakatobi D. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan keilmuan khususnya pada kajian komunikasi pemasaran di Kabupaten Wakatobi khususnya Pulau Hoga 2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar informasi untuk mengajukan saran dan rekomendasi kepada pihak lain (pengelola wisata) guna peningkatan kunjungan wisatawan.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Aktivitas Aktivitas adalah suatu kegiatan yang dapat dijumpai dalam proses administrasi. Hal ini sejalan dengan pengertian yang dikemukakan oleh Widjaja (2000 : 3) sebagai berikut: “ Aktivitas adalah usaha-usaha yang dikemukakan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijakan yang telah dirumuskan dan ditetapkan untuk melengkapi segala kebutuhan alat-alat yang diperlukan, siapa yang akan melaksanakan, ditempat mana pelaksanaannya, kapan waktu dimulai dan berakhir, dan bagaimana cara yang harus dilaksanakan” Dengan demikian dalam operasionalnya, aktivitas dapat dirasakan perlu adanya penerapan dan fungsi manajemen yakni pelaksanaan kegiatan operasional. Dengan dasar pemahaman bahwa rangkaian tidak lanjut merupakan upaya positif (efektif dan efisien) ke arah tujuan akhir. Disamping itu adanya pelaksanaan yang terlibat dalam pencapaian tujuan merupakan adanya penggerakan kegiatan dalam suatu tujuan tertentu. B. Pengertian Promosi Pengertian promosi menurut (David, 2002 : 21) sebagai berikut: “Promosi adalah kegiatan memperkenalkan produk, meyakinkan dan meningkatkan dan kembali produk sasaran pembeli dengan harapan mereka tergerak hatinya dan secara sukarela membeli produk”. Pengertian promosi menurut (Ali Hasan, 2013: 603) yaitu sebagai berikut: “Promosi adalah suatu bentuk kegiatan komunikasi pemasaran yang berusaha untuk menyebarkan informasi, memengaruhi, mengingatkan pasar sasaran agar 6
bersedia menerima,membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan oleh perusahaan ”. Dari pengertian diatas maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa promosi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperkenalkan suatu produk barang atau jasa kepada masyarakat agar tertarik untuk membelinya. Promosi merupakan variable khusus pemasaran untuk menarik perhatian wisatawan potensial ke destinasi tertentu dan menikmati berbagai kegiatan yang dirancang dalam parawisata. Dalam konteks bisnis promosi dimaknai untuk menginfornasikan, membujuk, dan mengingatkan wisatawan baik secara langsung maupun tidak langsung tentang suatu produk atau brand yang dijual kepada calon wisatawan tentang produk yang ditawarkan dengan memberitahukan tempat tempat dimana orang dapat melihat atau melakukan pembelian pada waktu dan tempat yang tepat. Cara promosi akan berbeda beda tergantung dimana akan berpromosi, online atau kombinasi keduanya. Dalam pemasaran promosi merupakan suatu kegiatan menyadarkan calon pembeli akan adanya produk suatu perusahaan. Sehingga jika khalayak yang membutuhkan produk tersebut mereka akan berusaha untuk mencarinya dengan mendatangi tempat-tempat penjualan yang terdekat dari tempat tinggalnya. Tetapi untuk menarik calon pembeli pada sebuah produk baru maka perusahaan harus dapat menyakinkan dan menumbuhkan daya tarik pada produknya. Karena kegiatan penjualan hanya mungkin terjadi bila orang sudah mempunyai perhatian, sehingga pada akhirnya dengan sukarela membeli produk yang ditawarkan. Promosi yang efektif adalah dapat menumbuhkan serta membangkitkan niat 7
pembeli. Demikian pula terhadap promosi pariwisata yang diadakan adalah untuk memberitahukan, membujuk atau meningkatkan konsumen atau wisatawan supaya wisatawan yang bersangkutan mempunyai keinginan untuk datang berkunjung ke daerah yang telah dipromosikan. Oleh karena itu promosi harus dilakukan melalui media komunikasi yang efektif, sebab orang-orang yang menjadi sasaran promosi mempunyai selera dan keinginan yang berbeda-beda. 1. Tujuan Promosi Promosi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan bertujuan untuk memperkenalkan produk pada konsumen agar dapat mengenal produk yang ditawarkan dan akhirnya tertarik untuk membelinya. Sistem promosi dibidang pariwisata untuk dua tujuan utama yaitu: Pertama untuk tujuan eksternal perusahaan dengan penggunaan berbagai bentuk variasi informasi serta insentif untuk menarik wisatawan potensial mencari pemasok, mendorong transaksi, pemeliharaan wisatawan untuk peluang kunjungan ulang. kedua untuk tujan internal perusahaan, yaitu untuk menginformasikan kepada semua mitra internal agar mereka mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh perusahaan, termaksud untuk memperoleh tanggapan, pendapat, keinginan mitra internal perusahaan (Ali Hasan, 2015:259) . Tujuan promosi menurut (Tjiptono, 2002:21) adalah sebagai berikut: “Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya.” 8
Berikut akan dijelaskan mengenai tujuan promosi: 1.
Menginformasikan Penjual harus menginformasikan pasar mengenai produk baru serta
memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk.
Dalam hal ini penjual harus menjelaskan cara kerja produk dan meluruskan kesan yang salah dan menyampaikan perubahan harga pada pasar serta membangun citra perusahaan. 2.
Membujuk pelanggan sasaran Penjual harus dapat membujuk pelanggan agar dapat membentuk pilihan merek, mengalihkan pilihan pada mrek yang ditawarkan, dan terlebih lagi mendorong pembeli untuk belanja pada saat itu juga, tetapi pada dasarnya promosi ini kurang disenangi oleh sebagian masyarakat, namun pada kenyataan promosi ini sering muncul.
3.
Mengingatkan Promosi ini bertujuan untuk mengingatkan bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat dan juga untuk mengingatkan akan tempat yang menjual produk perusahaan. Tujuan ini sangat penting karena perusahaan akan mempertahankan pembeli yang ada dengan mengingatkan mereka kembali kepada kepuasan yang lalu sehingga mereka tidak berbalik kepada pesaing. Demikian pula terhadap promosi pariwisata yang diadakan adalah untuk
memberitahukan, membujuk atau mengingatkan konsumen atau wisatawan supaya wisatawan yang bersangkutan mempunyai kenginginan untuk datang berkunjung ke daerah yang telah dipromosikan. Oleh karena itu promosi harus 9
dilakukan untuk media komunikasi yang efektif, sebab orang-orang yang menjadi sasaran promosi mempunyai selera dan keinginan yang berbeda-beda. Tujuan utama promosi menurut Angipora (2002:339), yaitu: “Promosi yang dilakukan oleh perusahaan secara mendasar terdiri dari beberapa alternatif antara lain dapat berupa: menginformasikan, mempengaruhi, membujuk dan mengingatkan sasaran konsumen tentang perusahaan bauran pemasarannya”. 1.
Menginformasikan, merupakan tujuan utama dari promosi yang akan dilakukan adalah menginformasikan seluruh aspek-aspek dan kepentingan perusahaan yang berhubungan dengan konsumen dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk dapat diketahui secara jelas. Kegiatan untuk menginformasikan atas berbagai hal yang berkaitan antara perusahaan dengan konsumen.
2.
Mempengaruhi dan Membujuk Pelanggan Sasaran, sebagai alternative kedua dari tujuan promosi yang akan dilakukan oleh perusahaan adalah mempengaruhi dan membujuk pelanggan atau konsumen sasaran agar mau membeli
atau
mengalihkan
pembelian
terhadap
produk-
produk yang dihasilkan perusahaan 3.
Mengingatkan, sebagai alternatif dari tujuan promosi yang akan dilakukan perusahaan adalah mengingatkan kembali konsumen sasaran yang selama ini dimiliki atas keberadaan perusahaan dan merek-merek produk yang dihasilkan yang tetap setia dan konsisten untuk melayani. Sedangkan mengklasifikasikan tujuan promosi sebagai efek dari komunikasi sebagai berikut: 10
a.
Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan (category needs)
b.
Memperkenalkan dan memberi pemahaman tentang suatu produk kepada konsumen (brand awareness)
c.
Mendorong pemilihan terhadap suatu produk (brand attitude)
d.
Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk (brand purchage intention)
e.
Mengimbangi pelanggan untuk membeli suatu produk yang lain (brand fasilitation)
f.
Menanamkan citra produk dan perusahaan (positioning) Secara singkat promosi berkaitan dengan upaya bagaimana orang dapat
menjual produk perusahaan, lalu memahaminya berupa sikap menyukai, yakin kemudian akhirnya membeli dan selalu ingat akan produk tersebut. 2. Bentuk-bentuk Promosi Perusahaan atau instansi yang akan diperkenalkan produknya harus menentukan cara yang terbaik untuk menjual produk keputusan yang cocok adalah tentang sifat perpaduan promosi yang mungkin paling efektif. Untuk itu perusahaan harus dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh setiap unsur promosi sehingga dengan demikian dapat disusun strategi penjualan yang tepat dan dianggap efektif untuk dilaksanakan. Untuk mewujudkan usaha memperkenalkan suatu produk maka bauran perusahaan yang tepat sangat penting. Adapun unsur-unsur bauran pemasaran seperti yang dikemukakan oleh (Kotler, 2005:77) bahwa : “Bauran pemasaran 11
(marketing mix terdiri dari empat alat utama yaitu Periklanan, promosi, penjualan pribadi, humas/publisitas”. Lebih lanjut lagi dipaparkan oleh (Stanton dalam Swasta dan Irawan 1998:349) sebagai berikut: “Promotional mix adalah kombinasi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling dan alat promosi lain yang semuanya direncanakan untuk mencapai program tujuan penjualan”. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan setiap bentuk-bentuk promosi sebagai berikut. 1. Periklanan Periklanan adalah salah satu kegiatan untuk mencapai tujuan pemasaran barang dan jasa, baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek. Untuk itu iklan meliputi setiap bentuk yang dibayar dalam persentase dan promosi dari gagasan barang-barang atau jasa oleh suatu sponsor yang diketahuiadapun contoh dari iklan yamti melalui media cetak seperti iklan di koran, brosur, baliho. Dan iklan melalui siaran televisi. Menurut (Winardi, 1992:113) pengertian periklanan sebagai berikut: “Periklanan merupakan komunikasi non pribadi dimana orang harus melakukan pembayaran melalui media yang dilakukan oleh perusahaan. Organisasi-organisasi non laba dan individu-individu yang satu atau lain cara untuk mengidentifikasikan pada pesan periklanan dan bertujuan umtuk memberi informasi, membujuk anggota-anggota atau audiensi tertentu.” Sedangkan (Kotler, 2005:264-312) memberikan definisi sebagai berikut: “Setiap bentuk yang didapat dibayar dari penyajian non pribadi, dari gagasan, barang atau jasa oleh seorang sponsor tertentu.” Secara umum periklanan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan 12
penyebarluasan pesan komunikasi kepada khalayak untuk menawarkan barang atau jasa dengan menyewa media. Periklanan sendiri mempunyai sifat-sifat khusus sebagai suatu komponen dari bauran komunikasi sebagai berikut: a. Presentasi umum : Periklanan adalah cara komunikasi yang sangat umum b. Tersebar luas : Periklanan adalah medium berdaya sebar luas yang memungkinkan penjualan mengulang pesan berkali-kali c. Ekspresi yang lebih kuat : periklanan memberikan peluang untuk mendramatisasikan perusahaan dan produknya melalui media d. Tidak bersifat pribadi : periklanan tidak mempunyai kemampuan untuk memaksa audiens. Iklan hanya mampu melakukan monolog. Adapun macam-macam keuntungan yang dapat diperoleh melalui periklanan adalah sebagai berikut: a. Dana merupakan metode promotional yang teramat efisien dipandang dari sudut biaya, karena dapat menjangkau orang banyak dengan biaya perkepala (unit cost) yang rendah b. Periklanan dapat memungkinkan pihak yang mengiklankan mengulangi pesan yang bersangkutan berulang kali. c. Dapat menimbulkan pengaruh baik atas citra umum perusahaan yang bersangkutan Untuk lebih mengefektifkan penyampaian informasi kepada masyarakat atau konsumen, tersedia media periklanan antara lain: a. Media-media lini atas (Above the line media) yang terdiri atas iklan-iklan 13
yang memuat dalam media cetak, media elektronik (Radio, TV dan Bioskop) serta media luar ruang (papan reklame dan angkutan) b. Media lini bawah (Below the line media) terdiri dari seluruh media selain media diatas seperti pameran, sponsorship, kalender, gantungan kunci, payung dan cendramata. 2. Promosi penjualan (sales Promosion) Promosi penjualan merupakan salah satu bagian dari kegiatan promosi yang mempunyai kegiatan membujuk konsumen / komunikan. Promosi penjualan mempunyai perhitungan bahwa barang dan jasa dapat terjual dalam jangka waktu yang singkat Promosi penjualan sebagai berikut: “Suatu metode jangka pendek dari pencapaian tingkat keinginan akan penjualan yang sangat cepat.” (Carwford dalam swasta, 1998:60) Dari definisi diatas diketahui bahwa promosi penjualan berbeda dengan periklanan, sebab periklanan memperhitungkan tujuan jangka panjang sedangkan promosi penjualan untuk jangka pendek. Menurut (Swasta, 1998:349) batasan promosi penjualan adalah: “Promosi penjualan adalah kegiatan-kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan dan publisitas yang mendorong efektifitas pembelian konsumen dan perdagangan dengan menggunakan alat-alat seperti peragaan, demonstrasi dan sebagainya.” Pengertian promosi penjualan diatas mengandung arti bahwa kegiatan yang mencakup hubungan dengan masyarakat yang dikaitkan dengan masyarakat 14
mengefektifkan periklanan atau personal selling. Meskipun alat promosi penjualan seperti kupon, perlombaan atau sejenisnya sangat beragam, semuanya memberikan manfaat yang berbeda antara lain: a. Komunikasi: Promosi penjualan menarik perhatian dan biasanya memberikan informasi yang dapat mengarah kepada produk b. Intensif: Promosi penjualan menggabungkan sejumlah kebebasan, dorongan atau konstribusi yang menberi nilai lebih bagi konsumen c. Ajakan : Promosi penjualan merupakan ajakan untuk melakukan pembelian sekarang 3. Penjualan Tatap Muka (Personal Selling) Penjualan tatap muka merupakan penyajian secara lisan oleh perusahaan atau produsen kepada satu atau beberapa calon pembeli dengan tujuan agar barang atau jasa yang ditawarkan dapat terjual. Menurut (Swasta, 1998:260) adalah sebagai berikut: “Penjualan tatap muka atau personal selling adalah merupakan interaksi individu-individu saling bertemu muka yang bertujuan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan dengan pihak iklan.” Penjualan tatap muka atau penjualan personal merupakan alat yang efektif biaya pada tahapan lebih lanjut dalam proses pembelian terutama dalam membangun preferensi, keyakinan, tindakan pembeli pembelian karena penjualan Personal memiliki 3 (tiga) manfaat tersendiri antara lain: a.
Konfrontasi penjualan : penjualan personal mencakup hubungan hidup 15
langsung dan interaktif antara dua orang atau lebih. Masing-masing pihak dapat melihat kebutuhan dan karakteristik pihak lain secara lebih dekat dan segera melakukan penyesuaian. b.
Mempererat : penjualan personal memungkinkan timbulnya berbagai jenis hubungan penjualan sampai ke hubungan persahabatan wiraniaga yang efektif harus berupaya mengutamakan kepentingan pelanggannya jika mereka ingin mempertahankan hubungan jangka panjang.
c.
Tanggapan : penjualan personal membuat pembeli merasa berkewajiban untuk mendengarkan pembicaraan wiraniaga terutama sekali harus menanggapi walau tanggapan tersebut hanya berupa suatu ucapan terima kasih secara sopan. Pada penjualan tatap muka terdapat kontak pribadi langsung terhadap
penjual dan pembeli, sehingga dapat tercipta komunikasi yang dua arah. Disamping menjelaskan atau memberitahukan tentang produk, penjual juga membujuk calon pembeli. Kelebihan dari penjualan antar penjualan dan pembeli secara langsung sehingga pertukaran informasi mengenai rasa suka atau tidak suka terhadap suatu produk dapat dinilai dengan cepat. Kegiatan ini juga menampung keluhan dan saran dari pada pembeli sebagai umpan balik bagi perusahaan dimana penjual tersebut bekerja. Kegiatan penjualan pribadi dapat dilihat dalam kegiatan wiraniaga yang sering mengunjungi atau mendatangi konsumen dimana saja dan kapan saja. 4. Hubungan masyarakat (public Relations) dan Publisitas (Publicity) Hubungan masyarakat dan publisitas merupakan stimulasi dari permintaan 16
secara non personal, produk, servis atau kesatuan usaha tertentu dengan jalan mencamtumkan berita-berita penting tentangnya, didalam sebuah publikasi atau mengupayakan presentasi tentangnya melalui media massa atau sandiwara yang lainnya yang tidak dibiayai oleh sponsor. Menurut (Morison, 2010:29) pengertian publisitas sebagai berikut: “Publisitas merupakan tanggapan positif secara lebih luas dari masyarakat atau publikasi yang disebarluaskan melalui berbagai media tentang aktivitas dan kegiatan perusahaan yang pantas diketahui oleh publik.” Daya tarik hubungan masyarakat dengan publisitas didasarkan pada tiga sifat khusus yaitu: a. Kredibilitas yang tinggi : berita dan gambar lebih otentik dan dapat dipercaya oleh pembaca dibandingkan dengan iklan. b. Kemampuan menangkap pembeli yang menduga : hubungan masyarakat dapat menjangkau calon pembeli yang cenderung menghindari wiraniaga dan iklan. Pesan diterima oleh pembeli lebih sebagai berita, bukan sebagai komunikasi bertujuan penjualan. c. Dramatisasi seperti halnya periklanan, hubungan masyarakat memiliki kemampuan untuk mendramatisasi suatu perusahaan atau produk. C. Peningkatan Jumlah Pengunjung Peningkatan jumlah pengunjung suatu tempat wisata dapat diartikan sebagai
kegiatan
pengorganisasian
secara
menyeluruh
yang
mencakup
pengembanyan/pembangunan fasilitas fasilitas pariwisata, sehingga fasilitas tersebut dapat memenuhi tugas tugas sebagaimana mestinya.(Oka A.Youti 2012:69) menjelaskan bahwa aspek aspek yang perlu diperhatikan dalam 17
mengelola pariwisata ada lima yaitu: a. Wisatawan (touris) b. Pengangkutan (transportasi) c. Daya tarik wisata (touris attraction) d. Fasilitas pelayanan (service fasilities) e. Informasi dan promosi (informations). Peningkatan pengunjung pada suatu obyek wisata berbandimg lurus dengan peningkatan kinerja pengelolaan. Apabila pengunjung meningkat berarti kinerja pengelolaan dilakukan dengan maksimal, apabila pengunjung mengalami penurunan dapat diartikan bahwa terjadi penurunan dalam kinerja pengelolaan. pengunjung obyek wisata disebut dengan istilah wisatawan yang terbagi dalam beberapa ketegori yaitu wisatawan mancanegara, dan wisatawan nusantara. Kategori wisatawan menunjukan adanya motivasi dalam berwisata. Motivasi wisatawan dalam berwisata terdiri dari motifasi fisik, seperti bersantai atau pemeliharaan kesehatan, kultural yaitu ingin mengetahui kebudayaan suatu wilaya dan interpesonal yaitu melarikan diri dari kesibukan dan status menunjukan kedudukan atau pamer (Hari Karyono: 1997:21) D. Pengertian Pariwisata Kata pariwisata berasal dari bahasa sangsakerta yaitu dari kata pari yang berarti lengkap, berputar-putar dan kata wisata yang berarti perjalan atau berpergian. Dengan demikian secara tata bahasa dapat diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ketempat yang lain. 18
Untuk lebih jelasnya berikut pengertian pariwisata yang dikemukakan oleh (Marapung, 2002:21) sebagai berikut: “Pariwisata merupakan kegiatan rekreasi yang dilakukan di luar rumah yang mengambil waktu lebih dari 24 jam, seperti: kunjungan keluarga diluar kota selama 2 (dua) hari. Ada 3 (tiga) unsur utama yang terkandung dalam pariwisata yaitu: 1.
Manusia (Man) yang dilakukan perjalanan wisata
2.
Ruang (Space) daerah atau ruang lingkup perjalanan
3.
Waktu (Time) waktu yang digunakan selama wisata. (Yoeti, 2001:101) yaitu: “Pariwisata atau tour adalah perjalanan yang
dilakukan disuatu tempat ketempat lainnya dengan maksud tertentu, selalu mengingatkan perjalanan itu dengan tujuan untuk bersenang-senang dan perjalanan dilakukan lebih dari 24 jam.” Lebih lanjut dijelaskan ada 4 (empat) kriteria perjalanan dapat disebut sebagai perjalanan pariwisata, yaitu: 1.
Perjalanan itu tujuannya semata-mata untuk bersenang-senang
2.
Perjalanan itu harus dilakukan dari suatu tempat (dimana orang itu tinggal berdiam) ke tempat lain (yang bukan kota atau negara dimana ia biasanya tinggal)
3.
Perjalanan itu dilakukan minimal 24 jam
4.
Perjalan itu tidak dikaitkan dengan mencari nafkah di tempat yang dikunjungi dan orang yang melakukan perjalanan itu semata-mata sebagai konsumen di tempat yang dikunjunginya.
19
E. Wisatawan Di Indonesia pengertian “wisatawan” tercantum dalam Instruksi Presiden RI No.9 tahun 1969, yaitu setiap orang yang berpergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ketempat lain dengan menikmati perjalanan dan kunjungan itu. Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan lebih dari 24 jam ketempat lain, untuk tujuan selain mencari nafkah, mereka menghabiskan sebagian besar waktu dan uang untuk membeli pengalaman rekreasi, ini menjadi faktor utama dalam memengaruhi keputusan orang, apakah akan mengunjungi objek wisata, melihat atraksi, menginap di hotel yang ditawarkan atau tidak (Ali Hasan 2015:4). Menurut World Tourist Organization dalam (Marpaung, 2002:36) memberikan definisi wisatawan sebagai berikut: “Wisatawan adalah setiap orang yang bertempat tinggal disuatu Negara tanpa memandang kewarganegaraannya, berkunjung pada suatu tempat pada Negara yang sama untuk jangka waktu lebih dari 24 jam dengan tujuan untuk melakukan perjalanannya” Untuk tujuan praktisnya Departemen Pariwisata dalam (Marpaung, 2002:37) menyatakan definisi wisatawan yaitu: “Wisatawan bisa saja adalah setiap orang yang melakukan perjalanan dan menetap untuk sementara di tempat lain selain tempat tinggalnya untuk salah satu atau beberapa alasan, selain mencari pekerjaan”. Dari beberapa definisi tersebut diatas yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa wisatawan adalah orang yang sedang melakukan perjalanan dari tempat yang didiaminya ke tempat tujuannya, yang dilakukan tidak untuk dalam jangka waktu yang lama. 20
F. Usaha Pariwisata Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan objek daya tarik wisata, usaha sarana wisata dan usaha lain yang berhubungan dengan bidang pariwisata. Usaha pariwisata digolongkan dalam 3 (tiga) bagian yaitu: a. Usaha jasa pariwisata b. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata c. Usaha sarana wisata Usaha jasa pariwisata, berupa jenis-jenis usaha: a. Jasa biro perjalanan b. Jasa agent perjalanan wisata c. Jasa impresariat d. Jasa pramuwisata e. Jasa konsultan pariwisata f. Jasa informasi pariwisata g. Jasa konvensi, perjalanan intensif dan pameran. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata beserta prasarana dan sarana yang diperlukan. Usaha sarana pariwisata dapat berupa jenis-jenis usaha seperti: a. Penyediaan akomodasi b. Penyediaan makanan dan minuman c. Penyediaan angkutan wisata Ada tiga faktor menurut (Soekadijo, 1996:269) yang dapat menentukan keberhasilannya pembangunan pariwisata sebagai industri. Ketiga faktor tersebut 21
adalah: 1. Tersedianya objek dan atraksi wisata yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang yang mengunjungi suatu daerah tujuan wisata. Misalnya: keindahan alam, hasil budaya, kesenian adat istiadat, tata cara hidup suatu masyarakat, festival tradisional dan upacara-upacara keagamaan dan lain-lain sebagainya. 2. Adanya fasilitas accessibility, yaitu prasarana dan sarana perhubungan dengan segala fasilitasnya, sehingga memungkinkan para wisatawan mengunjungi daerah tujuan wisata tertentu. 3. Tersedianya fasilitas amenities, yaitu sarana kepariwisatawan yang dapat memberikan pelayanan pada wisatawan selama dalam perjalanan wisata yang dilakukan baik dalam negeri maupun luar negeri. Penyelenggaraan kepariwisatawan memiliki tujuan menurut (Soekadijo, 1996:269) antara lain: 1.
Memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan dan meningkatkan mutu objek dan daya tarik wisata.
2.
Memupuk rasa cinta tanah air dan meningkatkan persahabatan antara bangsa
3.
Memperluas dan meratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja.
4.
Meningkatkan
pendapatan
nasional
dalam
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. 5.
Mendorong pendayagunaan produksi nasional.
22
rangka
meningkatkan
G. Faktor Yang Mendukung dan Menghambat Pada dasarnya kebutuhan berwisata akan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dunia, serta tingginnya rutinitas pekerjaan manusia modren saat ini, sehingga mendorong keinginan akan kebutuhan Refressing. Adapun faktor yang dapat mempengaruhi pengembangan pariwisata dalam (Sefira Ryalita Primandy, Mardiyono, Riyanto. 141-14 : 2013) yakni : a. Obyek wisata sudah terkenal masyarakat. b. Peran aktiv pemerintah dan masyarakat sekitar. c.
Mudahnya koordinasi antara pihak yang terkait. Kemudian adapun faktor penghambat pengembangan obyek wisata antara
lain: a.
Kurang tesedianya sarana dan prasarana penujang.
b.
Keterbatasan anggaran Daerah.
c.
Keterbatasan kualitas sumberdaya manusia.
H. Kerangka Pikir Aktivitas pemasaran semakin memegang peranan penting dalam sebuah industri, perusahaan/instansi maupun organisasi yang bergerak dibidang produk dan jasa. Pariwisata merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang didalamnya terdapat berbagai bidang pemasaran mulai dari kegiatan biro perjalanan, pengangkutan, perhotelan, restoran, kegiatan pemanduan, kerajinan rakyat, kegiatan promosi, sampai dengan pemeliharaan dan pengembangan objek-objek wisata dan kesenian daerah. Oleh karena itu Dinas Pariwisata sebagai penanggung jawab di daerahnya 23
mampu melihat dan mendayagunakan semaksimal mungkin semua potensi wisata yang ada didaerah. Salah satu cara untuk memperkenalkan pariwisata di Kabupaten Wakatobi adalah melalui promosi. Promosi ini diharapkan dapat memperkenalkan kepada masyarakat luas (wisatawan) akan keindahan objek wisata laut yang ada di Wakatobi, dapat membangun citra daerah tersebut. Promosi adalah suatu komunikasi dari penjual dan pembeli yang berasal dari informasi yang tepat yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut. Berdasarkan pengertian ini maka promosi merupakan aktifitas komunikasi yang berasal dari informasi yang tepat. (Laksana ; 2008 : 133) Informasi yang tepat merupakan rujukan bagi suatu keberhasilan komunikasi, dalam hal ini Dinas Pariwisata akan berhasil dalam komunikasinya jika mampu memberikan informasi yang benar, dengan demikian informasi merupakan investasi yang disampaikan dalam komunikasi dengan bahasa yang dimengerti. Sedangkan menurut (Michael Morissan, 2010:16) mendefinisikan promosi sebagai kordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual untuk membangun saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan. Selain mengupayakan perkenalan sebuah produk, promosi juga mengacu pada insentif yang digunakan oleh produsen untuk memulai tranksaksi untuk membeli suatu merek serta mendorong tenaga penjualan untuk secara agresif menjualnya (Terence, 2004:45) 24
Dalam dunia pariwisata produk yang dihasilkan tentu berbeda dengan produk industri lainnya. Produk pariwisata berupa keindahan panorama alam dan keunikan kebudayaan, sedangkan produk industri misalnya industri tekstil produk yang dihasilkan berupa kain. Oleh karena itu Dinas Pariwisata memerlukan langkah atau strategi khusus dalam melakukan promosi wisata. I Gde dan Diarta (2009:155) menyebutkan bahwa pariwisata sebagai layanan khusus yang menyediakan produk layanan atau jasa, pariwisata mempunyai beberapa dimensi yang sangat berbeda dengan dimensi produk umum yang kita temui di pasaran sehari-hari, yaitu sebagai berikut : 1. Intangibility Produk jasa/layanan berarti produk yang ditawarkan tidak berbentuk seperti barang nyata yang bisa kita temui dalam pengertian produk yang bisa dilihat dan dipajang di pasar, toko, tempat jualan, lainnya. Konsekuensinya, produk yang intangible ini tidak bisa dievaluasi atau didemonstrasikan sebelum dipakai dan dibeli. 2. Perishability Produk jasa/layanan pariwisata tidak seperti barang-barang pabrik, tidak dapat disimpan untuk dijual di kemudian hari. Contohnya, tempat tidur hotel atau kursi di pesawat terbang yang tidak dijual dalam suatu periode tertentu yang sudah lewat tidak bisa diapa-apakan lagi. 3. Inseparability Produk jasa/pelayanan seperti pariwisata biasanya merupakan produk yang dibentuk dari berbagai bentuk produk pendukung yang terpisah-pisah. Misalnya, 25
mulai dari tour dan travel, airlines, hotel, restoran dan sebagainya. Hal yang demikian mengandung resiko sebab tiap produk pendukung digerakkan oleh organisasi yang berbeda dan juga memiliki standar kualitas pelayanan yang berbeda. Aktivitas promosi memiliki lima jenis kegiatan promosi yang dikelola secara strategis oleh para pemasar yakni iklan, promosi penjualan, penjualan personal, public relations dan direct Marketing. Kegiatan-kegiatan promosi tersebut pada dasarnya memiliki tujuan dan fungsi yang sama yaitu untuk menginformasikan, membujuk, mengingatkan, tetapi bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya yang sering disebut bauran promosi. Fandy Tjiptono (2008:224) menjelaskan defenisi jenis kegiatan tersebut sebagai berikut : 1. Personal selling adalah komunikasi langsung tatap muka antara penjual dan calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka akan mencoba dan membelinya seperti pasar malam, pameran dagang, persentasi penjualan. 2. Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian, seperti iklan cetak dan siaran, logo ataupun film. 3. Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan 26
berbagai intensif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan, seperti pemberian hadiah, pemberian kupon, dan diskon 4.
Public relations merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan, bentuk kegiatannya berupa seminar, publikasi, sponsor, hubungan lobbying
5. Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu media atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan tranksaksi dapat disemua lokasi, dalam direct marketing komunikasi promosi langsung ditujukan kepada konsumen individual. Tujuan kegiatan promosi jika dilihat dari aspek komunikasi tidak lain adalah upaya untuk memotivasi calon konsumen dalam pengambilan keputusan dalam pembelian sebuah produk. Dalam teori motivasi bahwa motif konsumen dalam pengambilan keputusan, membeli sebuah produk salah satu diantaranya dengan melihat proritas kebutuhan. Teori ini dikenal dengan teori hirarki, dimana kebutuhan yang tidak terpenuhi yang akan memotivasi individu untuk melakukan suatu perilaku atau tindakan tertentu (Maslow dalam Suryani, 2008:39) Asumsi tersebut dapat digambarkan bahwa perilaku wisatawan dalam pengambilan keputusan untuk mengunjungi objek wisata Wakatobi berdasarkan motif kebutuhan yang belum pernah dipenuhi. Dinas Pariwisata Wakatobi dapat melihat asumsi ini dalam menyusun strategi promisinya. Dalam kegiatan promosi 27
tidak jarang ditemukan beberapa hambatan yang dapat mempengaruhi keberhsilan dalam suatu promosi. Ada dua faktor yang mempengaruhi strategi periklanan dan promosi penjualan yakni kekacauan promosi dan tingkat persaingan. Kekacauan promosi merupakan ketidak efektifannya sebuah iklan disebabkan oleh kurangnya daya ingat konsumen terhadap iklan yang ditampilkan karena banyaknya iklan yang ditayangkan. Sedangkan tingkat persaingan adalah banyaknya jumlah pengiklan atau orang yang melakukan promosi. (Paul dan Jerry Olson, 2000:193)
28
Gambar 1. bagan kerangka pikir.
Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
Aktivitas Promosi
Faktor Pendukung
Iklan
1. Objek Wisata sudah terkenal 2. Peran Pemerintah dan masyarakat 3. Mudahnya koordinasi antar pihak terkait
Personal selling Publik relation Direct marketing (Fandy Tjiptono, 224:2008)
Faktor Penghambat 1. Kurang tersedianya sarana dan prasarana penunjang 2. Keterbatasan anggaran Daerah 3. Keterbatasan kualitas
SDM.
Peningkatan wisatawan
29
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Kantor Dinas Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi
Kecamatan Wangi-wangi
Selatan,
dengan
pertimbangan administratif bahwa Pulau Hoga merupakan salah satu destinasi wisata andalan Kabupaten Wakatobi yang telah terkenal baik tingkat domestik maupun manca Negara B. Jenis penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan obyek Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Kabupaten Wakatobi yang melakukan kegiatan promosi terhadap obyek wisata Wakatobi. Pendekatan kualitatif Deskriptif digunakan untuk memahami kegiatan promosi melalui metode wawancara mendalam terhadap pihak-pihak yang terkait seperti yang melakukan tugas khusus promosi seperti Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kretif dan, Kepala Bidang Pemasaran Dan Seksi Promosi. C. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, baik data primer maupun data sekunder, digunakan dua metode penelitian sebagai berikut : 1. Penelitian Kepustakaan, yaitu metode pengumpulan data dengan cara menyajikan berbagai informasi dan data melalui tulisam-tulisan ilmiah, seperti : buku-buku, brosur, majalah, jurnal dan lainya yang mempunyai relevansi dengan masalah yang dikaji/diteliti. 30
2. Penelitian Lapangan, yaitu metode pengumpulan data secara langsung pada obyek penelitian yang diteliti. Untuk mempeloleh data lapangan dalam penelitian ini, digunakan tehnik wawancara, dan penelusuran dokumen seperti: a. Observasi, yaitu pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap obyek penelitian. b. Dokumentasi, yakni dengan mencatat dokumen berupa bahan/laporan yang berkaitan dengan penelitian. D. Teknik Analisis Data Analisis data yang dilakukan adalah analisis kuliatatif deskriptif. Analisis kualitatif deskriptif tersebut digunakan untuk mendeskripsikan kebijakan pengembangan obyek wisata, berdasarkan data-data yang diperoleh dilapangan. Kemudian ditabulasi selanjutnya disajikan dalam rangka menjawab masalah penelitian. E. Defenisi Operasional Variabel Variable penelitian meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang diteliti (Rianse,2008). Berikut ini penjabaran dari variabelvariabel penelitian dalam konsep dan indikator-indikator yaitu: 1. Aktifitas adalah kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam mempremosikan kepariwisataan di daerah 2. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi adalah lembaga
pemerintah
yang
memiliki
kepariwisataan di daerah Wakatobi 31
wewenang
untuk
mengurus
3. Promosi adalah usaha memperkenalkan tentang barang dan jasa. Dalam hal ini promosi yang dimaksud adalah kegiatan-kegiatan untuk menginformasikan, membujuk dan mengingatkan kepada khalayak luas tentang objek wisata Wakatobi di Kabupaten Wakatobi. 4. Wisatawan adalah pengunjung yang melakukan kunjungan pada objek wisata laut Wakatobi baik berasal dari luar negri maupun lokal 5. Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan objek wisata laut Wakatobi, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran wisatawan untuk melakukan kunjungan, contohnya iklan pada media cetak dan siaran. 6. Public relations merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok wisatawan terhadap objek wisata Wakatobi bentuk kegiatannya seperti seminar, sponsor, atau lobbying. 7. Direct marketing adalah sistem pemasaran bersifat interaktif Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wakatobi yang memanfaatkan satu media atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan tranksaksi dapat disemua lokasi, dalam direct marketing komunikasi promosi langsung ditujukan kepada konsumen individual, seperti catalog maupun surat. 8. Wisatawan adalah pengunjung yang melakukan kunjungan pada objek wisata laut Wakatobi baik berasal dari luar negri maupun lokal
32
Kemudian untuk lebih jelasnya operasinal variabel dapat dilihat pada daftar table berikut : No 1.
Variabel Aktivitas Promosi
Dimensi
Indikator
1. Iklan
1. Tersedianya iklan tentang destinasi pulau hoga diberbagai media 2. Tersedianya brosur tentang destinasi pulau hoga 3. Tersedianya buku tentang destinasi pulau hoga 1. Terjadinya kerja sama pemda dengan masyarakat sekitar obyek wisata 2. Membangun kesadaran akan pentingnya pengembangan di pulau hoga 3. Adanya kerjasama PEMDA dalam menyediakan jasa wisata 1. Dapat menghadirkan wisatawan secara langsung 2. Membuat pameran expo yang dihadiri sejumlah wisatawan
2. Public relation
3. Personal selling
1.
4. Direct marketing
2.
2.
Faktor Pendukung dan Penghambat Promosi
Faktor Pendukung
1. 2. 3.
Faktor penghambat
1. 2. 3.
33
Terjalinnya kerjasama dengan pihak swasta Lahirnya industri pariwisata di Kabupaten Wakatobi
Obyek wisata sudah terkenal pada masyarakat Peran aktif masyarakat Terjalinnya kerja sama di semua pihak. Kurang tersidianya sarana dan prasarana penunjang Keterbatasan anggaran daerah Keterbatasan kulitas sumber daya manusia
BAB IV HASIL DAN PEMBEHASAN A.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi Terbentuknya kantor Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten
Wakatobi diawali dengan adanya Badan Pengembangan Pariwisata Daerah (Baparda) yang ditetapkan melalui Undang-Undang Pariwisata No. 29 tahun 2003. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sulawesi Tenggara dengan dikeluarkannya peraturan daerah (perda) Provinsi tingkat I sultra No.7 tahun 1984 tentang pembentukan susunan organisasi dan tata kerja Dinas Pariwisata Provinsi daerah tingkat I Sulawesi Tenggara. Maka keluarlah surat keputusan (SK) Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara Tenggara tentang penjabaran tugas dan fungsi Kantor Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wakatobi. 2. Struktur Organisasi Susunan Organisasi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi terdiri atas : a. Kepala Dinas b. Sekretariat terdiri dari : 1. Kepala Sub Bagian dan Kepegawaian
34
2.
Kepala Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan
3.
Kepala Sub Bagian Program
c. Kepala Bidang Ekonomi Kreatif terdiri dari : 1.
Kepala Seksi Ekraf Berbasis Seni dan Budaya
2.
Kepala Seksi Ekraf Berbasis Media, Desai dan Iptek
d. Kepala Bidang Destinasi Pariwisata terdiri dari : 1.
Kepala Seksi Produk dan Usaha Pariwisata
2.
Kepala Seksi Standarisasi dan Pengembangan Masyarakat
e. Kepala Bidang Pemasaran : 1.
Kepala Seksi Promosi dan Pengembangan Pasar
2.
Kepala Seksi Sarana Pemasaran
f. Staf Pelaksana Gambar 1.
Kantor Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi. 35
3.
Visi dan Misi Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wakatobi. Visi. Dengan mengacu pada kondisi pasar pariwisata yang dinamis, produk
pariwisata yang variatif, citra pariwisata yang positif, kemitraan yang kondusif, dan usaha
promosi
yang
telah
diupayakan
oleh
semua
pihak
dalam
pengembangan pariwisata, maka visi pemasaran pariwisata yang ditetapkan adalah sebagai berikut:“Menjadikan Wakatobi Sebagai Destinasi Bahari Terbaik di Asia Tenggara” Sedangkan misi kantor Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wakatobi merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan oleh organisasi (instansi pemerintah) agar tujuan organisasi dapat tercapai dan berhasil dengan baik. Adapun misi Kantor Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi adalah: 1. Mewujudkan pengembangan pasar yang berorietasi pada kepuasan konsumen. 2. Menyediakan produk pariwisata yang berkualitas berbasis pada kekayaan bahari. 3. Mewujudka citra pariwisata Wakatobi sebagai destinasi yang memiliki kekayaan biota laut, bentang alam dan keunikan budaya maritim. 4. Menjalin kerjasama (kemitraan) dengan berbagai stakeholder pariwisata terkait baik di dalam negari maupun luar negeri. 5. Mengembangkan
usaha promosi yang tepat sasaran
36
sehingga mampu
mendatangkan wisatawan yang berkualitas B. Bentuk Aktivitas Promosi Pengembangan Wisata Pulau Hoga Setelah penulis melakukan penelitian melalui observasi secara langsung dan wawancara dengan beberapa informan serta melakukan studi pustaka dari beberapa literatur yang berhubungan dengan promosi, maka penulis berhasil memperoleh data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti yakni mengenai aktivitas promosi di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi. Dari hasil yang didapatkan dilapangan, nampak bahwa aktivitas. Promosi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menerapkan aktivitas promosi terpadu dimana semua aktivitas promosi wisata yang ada di Wakatobi dijalankan secara bersamaan. Promosi merupakan kegiatan yang penting dalam pengembangan pariwisata yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi. Bentuk promosi terhadap suatu produk wisata yang dilakukan oleh pengunjung antara lain dilakukan dengan saling tukar menukar informasi, berbagai pengalaman dari mulut ke mulut kepada orang-orang disekitarnya. Pada
dasarnya
promosi
dilakukan
dengan
tujuan
memberitahukan
informasi kepada konsumen terhadap suatu produk yang akan ditawarkan, bentuk promosipun dilakukan dengan cara dan teknik yang berbeda-beda, yakni dengan menggunakan media elektronik seperti televisi, radio, media iklan seperti baliho, spanduk, brosur, majalah, koran, maupun media komputer dan lain-lain, dengan
37
tujuan memberikan informasi. Informasi yang membujuk, mengingatkan, dan memberi tahu. Informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat Baik promosi maupun informasi sama-sama memegang peranan penting dalam proses pengembangan obyek wisata, karena dengan adanya promosi serta informasi tentang obyek wisata maka orang akan mengetahui dan secara tidak langsung akan memberikan suatu rasa keingin tahuan terhadap obyek wisata tersebut. Dari proses tersebut maka akan terjadilah kegiatan berkunjung ke obyek wisata tersebut sebagai suatu bentuk keingintahuan dan pembuktian terhadap apa yang di promosikan dan informasi yang di peroleh. Dengan demikian pengunjung juga memiliki peran penting dalam melakukan promosi terhadap suatu objek dan daya tarik wisata, secara tidak langsung ia sebagai agen dalam berpromosi (agent of promotion). Bauran pemasaran meliputi tiga tujuan utama promosi meliputi (1) untuk menginformasikan pada masyarakat
luas tentang keberadan objek wisata
Pulau Hoga melalui bentuk (2) untuk membujuk wistawan agar mengunjungi Pulau Hoga (3) mengingatkan wisatawan untuk mengunjungi objek wisata yang ditawarkan di Pulau Hoga Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi memiliki acuan pokok dalam menetukan langkah-langkah aktivitas promosi objek wisata daerah.
38
acuan pokok tersebut adalah “Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah” atau yang disingkat dengan RIPPD. RIPPD diatur dalam peraturan daerah (PERDA) dengan meninjau dan menentukan potensi wisata yang dimiliki daerah Kabupaten Wakatobi dan selanjutnya dari hasil penenijauan tersebut maka daerah yang telah ditentukan
sebagai
wilayah
potensi
wisata
dapat
dikembangkan
secara
berkelanjutan. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi memiliki wewenang dan fungsi sebagai instansi yang memiliki tugas dalam pengembangan wilayah-wilayah yang memiliki nilai wisata termasuk didalamnya adalah kegiatan promosi. Tentunya kegiatan promosi yang merupakan bagian dari langkah pengembangan wilayah potensi wisata selalu melihat dari hasil tinjauan pemerintah daerah dalam hal ini RIPPD karena didalam rencana tersebut pemerintah daerah
dalam
melakukan
peninjaun
telah
melakukan
analisis mengenai
potensi-potensi yang menjadi daya tarik wisatawa. Salah contoh dari hasil peninjauannya adalah bahwa telah ditentukan jenis wisata bahari sebagai skala prioritas pemerintah daerah Wakatobi untuk dikembangkan, melihat kekayaan panorama dan biota laut yang dimiliki Pulau Hoga dan pulau lebih mendominasi dibanding sektor-sektor lainnya seperti seni dan budaya. Selain itu telah diakui oleh UNESCO sebagai salah satu cagar biosfer dibumi yaitu salah satu kawasan yang terdiri dari ekosistem asli dan unik yang keseluruhan unsur alamnya dilindungi dan dilestarikan bagi kepentingan penelitian
39
dan pendidikan. Keberadaan operation Wallencea di Pulau Hoga mempunyai arti strategi dalam pemsasaran pariwisata Wakatobi karena merupakan tempat berkumpulnya mahasiswa dan Profesor yang berminat tinggi terhadap kegiatan penelitian/riset mahasiswa dan peneliti datang pada musim libur Universitas di Eropa yaitu Maret dan Juni sampai September kedatangan mahasiswa dan peneliti tersebut sekaligus
memperkenalkan wakatobi dikalangan dunia Internasional ( Laporan
Akhir Blue Print Pariwisata Kabupaten Wakatobi 2016:84). Pulau Hoga masuk dalam kategori wilayah sepuluh ekosistem terumbu karang terindah dan terbaik di dunia. Seksi promosi dan pemasaran dalam struktur kelembagaan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi memiliki peranan penting dalam merancang strategi-strategi mulai dari bentuk sampai pada penggunaan medianya. Hal tersebut tidak terlepas dari konsep komunikasi pemasaran sebagai satu grand desaign dalam menentukan kegiatan promosi. Contoh bentuk promosi yang pernah dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi adalah
‟‟Sail
Wakatobi‟‟,
merupakan
suatu rangkaian kegiatan bahari yang diadakan di wilayah sekitar Wakatobi. Tema yang diambil dalam bentuk kegiatan yang diadakan pada 23 – 29 September 2015 ini adalah "Clean the Ocean for Future Live dan Wakatobi Expo yang dilakukan pada 26-30 November 2015 kegiatan ini telah dijadikan sebagai kegiatan tahunan yang pertama kali dilakukan mulai dari tahun 2001. Tujuannya adalah memperkenalkan kekayaan dan kemurnian laut Wakatobi
40
kepada masyarakat
internasional, alhasil event tersebut berhasil diselenggarakan dengan sukses yang ditandai adanya peningkatan pengunjung secara signifikan setelah event tersebut dilaksanakan. Berdasarkan data yang diperoleh langsung pada lokasi penelitian, maka dalam bab ini penulis akan memaparkan sejumlah hasil penelitian tentang Aktivitas Promosi Dinas Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif di Kabupaten
Wakatobi, seperti yang diuraikan di bawah ini : 1. Personal selling Merupakan komunikasi langsung tatap muka antara Dinas pariwisata dan Ekonomi Kreatif
kepada wisatwan guna membentuk pemahaman wisatawan
terhadap objek wisata yang ditawarkan sehingga mereka akan berminat untuk mengunjungi objek wisata Wakatobi. Pameran yang diikuti adalah pameran dalam Negeri maupun pameran luar negeri. Pamerasn dalam negeri yaitu wisata bahari di Jakarta tahun 2014, deep and extrem di Jakarta convetion center 2015 dan culinary Festival Bandung di Bandung tahun 2015 dan pameran yang di ikuti diluar negeri yaitu Marine Diving Expo di Jepang tahun 2015, Jeju STD Straining di Korea tahun 2015 dan Daiving Expo di Australia tahun 2015. Pameran
adalah
kesempatan langsung yang dimiliki oleh Dinasi
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Wakatobi untuk berkomunikasi secara langsung
dengan para calon wisatawan. Komunikasi tersebut terjadi ketika pengunjung
41
pameran mendatangi stand pameran dan kemudian pegawai yang bertugas akan menyampaikan atau mempersentasekan mengenai objek-objek wisata yang ada di Wakatobi. Selain pameran, event juga merupakan bentuk personal selling kerena event yang diadakan maupun diikuti oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga memberikan peluang yang sangat besar untuk mengkomunikasikan objek wisata kepada wisatawan. Berikut kutipan wawancara dari seksi promosi La Ode Almuktadir,ST “Sejauh ini bentuk promosi yang sering kami lakukan adalah pameran karena pameran menurut kami sebagai promosi yang paling akurat dapat memperlihatkan langsung kepada pengunjung mengenai referensi Wakatobi misalnya foto, dan video” (wawancara 20 Februari 2016) Kegiatan pameran baik yang diadakan sendiri oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wakatobi maupun daerah lain, pusat dan mancanegara adalah kegiatan yang selalu diusahakan untuk diikuti. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam penuturan diatas bahwa pameran dapat memperlihatkan dan berkomunikasi secara langsung kepada calon pengunjung yang memang memiliki minat berwisata. Dalam setiap kegiatan pameran biasanya panitia menyediakan stand bagi setiap daerah untuk menampilkan foto objek wisata dan hasil karya asli daerah seperti alat kesenian, pakaian tradisional, aneka makanan khas juga ikut ditampilkan, brosur yang menyajikan profil singkat dan daftar destinasi objek
42
wisata didesain semenarik mungkin siap untuk dibagikan kepada setiap pengunjung stand. Pameran yang pernah diikuti atau pun diadakan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tidak hanya sekedar menampilkan objek wisata dalam sebuah stand yang disediakan tetapi para pegawai yang ditugaskan untuk mengikuti pameran dituntut untuk memiliki peran aktif dalam mempersentasikan mengenai gambar dan hasil karya daerah yang ditampilkan. Oleh karena itu kecakapan komunikasi khususnya kemampuan persentasi sangat dibutuhkan bagi pegawai yang bertugas mengawasi stand pameran bahkan tidak jarang seorang pegawai menggunakan bahasa inggris pada saat persentasi jika pengunjungnya adalah orang asing. Pameran yang diadakan sendiri oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wakatobi senantiasa mengundang berbagai pihak yang terkait dengan industri pariwisata seperti pengusaha kerajinan dan makanan khas daerah, pengusaha resort dan travel, hotel, diving operator. Dinas Pariwisata menyediakan standstand khusus bagi pihak-pihak yang terkait sebagaiman yang telah disebutkan.
43
Gambar 2
Kegiatan pameran yang pernah di ikuti oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupate Wakatobi di Korea 2. Iklan Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan objek wisata Wakatobi, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran wisatawan untuk melakukan kunjungan, seperti iklan cetak dan siaran, logo ataupun film. Pemerintah dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi juga memiliki aktivitas promosi andalan dan menjadi kebanggan tersediri dalam melakukan kegiatan promosinya yakni melalui sebuah film yang berjudul “The
44
Miror Never lies” dibintangi aktor terkenal Reza Hardian dan Atiqah Hasiholan. Dalam Film tersebut Wakatobi tampil dengan panorama keindahan lautnya yang begitu indah, pengambilan gambar dimulai bulan September sampai bulan Oktober 2010 dan mulai ditayangkan April 2011. Tujuan dari pembuatan film ini adalah sebagai langkah mempromosikan Pulau Hoga sebagai daerah ekowisata laut sekaligus upaya menguatkan kesadaran konsevasi laut dan terumbu karang. Selama Proses pembuatan film tersebut pemerintah Wakatobi melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memposisikan diri sebagai partner yang baik, senantiasa siap memberikan dukungan penuh dalam bentuk memenuhi segala kebutuhan kru film baik itu memberikan referensi gambaran geografis, sosial dan kebudayaan masyarakat
yang kemudian dijadikan bahan rujukan dalam
pengambilan keputusan penentuan lokasi pengambilan gambar. Penggunaan media cetak dan elektronik adalah hal yang paling sering dilakukan oleh setiap instansi ataupun lembaga pemerintah dan non pemerintah sebagai media penyampaikan pesan baik itu berupa regulasi, profil instansi dan lain-lain. Sama halnya dengan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi menggunakan media cetak dan elektronik sebagai media informasi objek wisata Wakatobi. Pemilihan jenis media cetak misalnya, tidak serta merta dilakukan dengan secara cepat, akan tetapi penentuan itu juga senantiasa mempertimbangkan keefektifitasan pesan sampai kepada khalayak oleh karena itu Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wakatobi melakukan tahap analisis dalam
45
mengeksekusi kegiatan promosi dengan menggunakan media cetak. Biasanya kegiatan analisis tersebut berupa penentuan jenis media cetak baik koran atau pun majalah dan majalah biasanya menjadi pilihan yang dianggap efektif. Sebagaimana yang dikutip dari wawancara dengan Kepala Bidang Pemasaran, Noval Monali,SS : “Iklan pada media cetak memiliki keunggulan tersendiri dalam memperomosikan objek wisata di Wakatobi pada umumnya dan Pulau Hoga pada Khususnya, kami biasanya memilih majalah spesialisasinya adalah majalah pariwisata dan kami juga menyadari walaupun pemasangan iklan tak semurah dengan brosur akan tetapi sejauh ini majalah kami anggap efektif karena majalah sering kali ditempatkan pada lobi-lobi hotel, kantor maupun diperjualkan secara umum. Yang tentunya masyarakat yang berada di hotel dan kantor dapat melihat objek wisata Wakatobi sebagai tempat yang menyenangkan untuk dikunjungi” (wawancara 20 Februari 2016) Selain media cetak Dinas Pariwisata juga menggunakan media elektronik dalam aktivitas promosi seperti radio dan iklan di televisi akan tetapi Dinas Pariwisata sangat memperhatikan tempat iklan pariwisatanya ditampilkan mengingat tempat sangat menentukan keefektifan pesan. Dinas pariwisata dalam hal
ini
bekerja sama dengan pihak bandara Matahora menayangkan video keindahan terumbu karang pada LCD yang ditempatkan pada ruang tunggu penerbangan ataupun tempat strategis lainnya di bandara. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
menggunakan media iklan dalam
mempromosikan objek wisata Wakatobi sangat inovatif dan kreatif. Pembuatan film untuk memperlihatkan keunggulan keindahan panaroma laut Wakatobi sangat
46
jarang dilakukan di daerah-daerah bahari lainnya, hal ini memungkinkan pesan kepada masyarakat luas dapat sampai secara efektif karena film memiliki daya persuasif terhadap penonton. Tourism
information
center
(TIC)
atau
pusat
informasi pariwisata
Wakatobi di Wangi-wangi dan Bali adalah tempat penayangan yang sangat tepat untuk video maupun iklan cetak seperti buku, majalah yang ditampilkan. Walaupun beriklan membutuhkan anggaran yang sangat besar sedangkan anggaran yang dimiliki untuk promosi mungkin sangat terbatas. Iklan melalui media cetak seperti brosur, buku dan majalah mempunyai kelebihan diantaranya tepat waktu, mampu menangkap pasar lokal dengan baik serta mudah di distribusikan kepada wisatawan serta memiliki biaya tergolong murah dibanding spanduk dan penayangan iklan di media elektronik. Brosur memuat informasi mengenai profil obek wisata secara sederhana namun padat dan jelas, sehingga brosur yang diberikan mengarah pada tujuan. komunikasi pemasaran yaitu menginformasikan, membujuk dan mengingatkan akan adanya objek wisata Wakatobi sedangkan majalah menjelaskan secara seksama dengan gaya deskriftif sehingga dapat memberikan gambaran imajinasi pada minat pembaca.
47
Gambar 3
Iklan Wisata Wakatobi
48
3. Public relations Bentuk bauran peromosi ini dapat ditemukan dalam dari hasil penelitian yang ditemukan peneliti. Adanya seminar-seminar mengenai Wakatobi seperti “surgaisme huguaisme secerah cahaya dari Wakatobi, bedah buku “berkunjung ke surga Wakatobi” pada tanggal 29 november 2012 di Universitas Indonesia adalah upaya komunikasi menyeluruh dari Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wakatobi untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok wisatawan terhadap objek wisata Wakatobi. Prestasi dan penghargaan serta kepopuleran Bupati Wakatobi menjadi pencitraan positif bagi daerah Wakatobi karena bupati diibaratkan sebagai duta yang mewakili Wakatobi ditambah lagi apresiasi media massa seperti satasiun TV menambah bentuk bauran promosi ini semakin memiliki dampak besar terhadap promosi, apresiasi tersebut dapat dilihat dari undangan Metro TV yang secara eksklusif mengundang bupati Wakatobi dalam suatu program acara. ebagaiman yang dikutip dari wawancara dengan Kepala Bidang Pemasaran, Noval Monali,SS : “Adapun seminar-seminar yang dilakukan Oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi mengenai Wakatobi seperti, surgaisme huguaieme, secerah cahaya dari Wakatobi, bedah buku, Berkunjung kesurga Wakatobi pada tanggal 29 November 2012 di Universitas Indonesia adalah upauya komunikasi menyeluruh dari Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi unutk memengaruhi presepsi,opini,keyakinan dan sikap berbagai kelompok wisatawan terhadap objek wisata Wakatobi. Selain melakukan seminar kami juga melakukan kerjasam adengan LSM dalam mengelolah dan melestarikan destinasi wisata yang ada di Pulau Hoga” (wawancara 20 Februari 2016)
49
4. Direct marketing Bauran promosi ini bersifat interaktif, memanfaatkan satu media atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan tranksaksi disemua lokasi, dalam direct marketing komunikasi promosi langsung ditujukan kepada
konsumen
individual,
media
yang
digunakan
seperti catalog,
facebook,instagram dan twiter. Bentuk pemasaran langsung yang saat ini lazim dilakukan adalah melalui media internet Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi memanfaatkan media ini guna menginformasikan objek wisata Wakatobi. Dan adanya upaya penerbitan buku mengenai kebudayaan dan keindahan panorama laut diWakatobi diantaranya “lone traveler‟s guide to the island,ayo jalan- jalan di wakatobi dan hallo wakatobi” adalah upaya mewujudkan komunikasi interaktif dan terukur, buku yang kemudian diantaranya diseminarkan mampu menciptakan suasana interaktif secara langsung dengan wisatawan. Aktivitas promosi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi tahun 2015 yaitu (Data Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi): 1. Promosi Dalam Daerah yaitu : a. Jambore PKK tingkat Provinsi b. Sail Indonesia
50
c. Konverensi Asia Pasifik d. Wakatobi Ekpo/Wave e. Fam Trip 2. Promosi Dalam Negeri yaitu: a. Hallo Sultra Kendari b. Asita Meeting Bali c. Coral Traingle inisiatif Expo Bali d. Deep Indonesia Jakarta e. Cullinary Festifal Bandung 3. Promosi Luar Negeri yaitu: a. Marine diving Expo Jepang b. Jeju STD Strainign Korea c. Diving Expo Autralia Jumlah kunjungan Wisatawan di kabupaten Wakatobi setelah melakukan aktivitas promosi baik itu personal selling, iklan,publik relation, maupun direck marketing meningkat dari tahun ketahun seperti yang terdapat pada tabel dibawah.
51
Tabel 2. Kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara di Wakatobi Jumlah Kunjungan Wisatawan Tahun
Lokal
Mancanegara
Total
2010 4883 1910 6793 2011 5424 2274 7698 2012 5976 3024 9000 2013 9055 3315 12370 2014 9750 4520 14270 2015 11401 6626 18027 Sumber: Dinas pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi, BPS: Statistik Perusahaan/ Usaha Jasa Akomodasi 2015 Dari data diatas dapat kita lihat wisatawan meningkat dari tahun 2010 sampai 2015 baik itu wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara peningkatan tersebut tidal lepas dari aktifitas yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonopmi Kreatif C. Faktor Pendukung Pengembangan Objek Wisata Pulau Hoga a. Obyek Wisata Sudah Terkenal Wisata Pulau Hoga idealnya sudah amat dikenal oleh masyarakat Wakatobi sendiri dan bahkan keindahan alam lautnya telah dikenal di dunia Internasional. Pertama kalinya puau Hoga dikenal oleh masyarakat luas bahwa pulau Hoga kaya akan keaneka ragaman hayati laut setelah ekspedisi Wallencea dari inggris pada tahun 1995 yang menyebutkan bahwa kawasan ini sangat kaya akan spesies koral. Dalam penelitiannya mengatakan bahwa pulau Hoga adalah kawasan yang paling kaya akan keragaman hayati bawah laut yaitu 942 jenis ikan, 750 jenis terumbuk karang dari 850 jenis yang telah diidentifikasi oleh ilmu pengetahuan. Jumlah tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan Carribean di Amerika Latin dan Laut
52
Merah di Mesir yang hanya memilki 300 jenis terumbuk karang (Nur seminar internasional ke delapan: penataan daerah dan dinamikanya) Setelah itu pemerintah Daerah melakukan aktivitas promosi untuk menarik wisatawan agar mau berkunjung ke Wakatobi, dalam melakukan promosi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggunakan media baik melalui media sosial maupun media cetak serta malakukan pameran baik yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif , atau mengikuti pameran yang dilakukan oleh daerah lain maupun pameran yang di lakukan oleh Negara lain. Selain itu telah diakui oleh UNESCO pada 12 juli 2012 sebagai salah satu cagar biosfer di bumi yaitu salah satu kawasan yang terdiri dari ekosistem asli dan unik yang keseluruhan unsur alamnya dilindungi dan dilestarikan bagi kepentingan penelitian dan pendidikan. Keberadaan operation Wallencea di Pulau Hoga mempunyai arti strategi dalam pemsasaran pariwisata Wakatobi karena merupakan tempat berkumpulnya mahasiswa dan Profesor yang berminat tinggi terhadap kegiatan penelitian/riset mahasiswa dan peneliti datang pada musim libur Universitas di Eropa yaitu Maret dan Juni sampai September kedatangan mahasiswa dan peneliti tersebut sekaligus memperkenalkan wakatobi dikalangan dunia Internasional. Pantai Hoga merupakan sebuah pantai yang sangat indah, terdapat di sebelah utara Pulau Kaledupa.dan Pantai ini statusnya milik masyarakat.bila kepulau Hoga dari Kaledupa dapat di akses dengan menggunakan perahu bermotor sekitar 15 menit dari dermaga Ambeua, Pantai ini memiliki kualitas pasir dan air laut yang
53
sangat bagus dengan tingkat abrasi yang sedang. Memiliki karakter gelombang yang agak keras. Kawasan ini sudah memiliki badan penyelamat pantai. Di Pantai Hoga ini kita dapat menikmati indahnya sunrise dan sunset. Jenis-jenis kegiatan wisata di pantai itu adalah Diving, Snorkeling, Scuba diving dan lain sebagainya. Di pantai itu kita bisa menemukan rumah adat yang sekarang dijadikan sebagai restoran. Tabel 3. Kunjungan Wisatawan Domestik dan Mancanegara di Pulau Hoga Jumlah kunjungan wisatawan Tahun Domestik Mancanegara Total 2013
553
289
842
2014 690 350 1.040 2015 750 401 1.151 Sumber: Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi, BPS: Statistik Perusahaan / Usaha Akomodasi 2015 Dari data di atas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa jumlah kunjungan wisatawan dari tahun 2013 sampai 2015 wisatawan demestik lebih banyak di bandingkan dengan pengunjung wisatawan mancanegara.
54
Gambar 4
keindahan alam Pula Hoga 55
b. Peran Aktiv Pemerintah dan Masyarakat Sekitar Salah satu faktor yang tak kalah pentinya dalam pengembangan obyek wisata di Pulau Hoga adalah adanya peran langsung dari Dinas Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi, berupa bimbingan dan keterlibatan langsung di lapangan tempat wisata yang bekerja sama dengan masyarakat sekitar dalam mengembangkan pariwisata yang ada di Kabupaten Wakatobi tepatnya di Pulau Hoga. Peranan pemerintah dalam pengembang setiap obyek wisata yang ada di Kabupaten Wakatobi khususnya Pulau Hoga adalah seperti yang sudah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, pengembangan Objek Wisata Pulau Hoga yang digagas oleh pemerintah, serta promosi wisata yang dilakukan secara berkelanjutan untuk menarik wisatawan baik lokal maupun wisatwan mancanegara. Dalam rangka memaksimalkan potensi wisata alam yang ada pemerintah juga mengundang masyarakat sekitar untuk terlibat langsung bersama-sama dalam mengembagnkan obyek wisata yang ada. Data dan informasi yang telah dioleh penulis melalui Dinas Pariwsata dan Ekonomi Kreatif, menyebutkan bahwa peranan pemerintah selain sebagi fasilitator ataupun wadah untuk masyarakat dalam menyampaikan aspirasi untuk pembangunan pariwisata, pemrintah juga terus memberikan pelatihan-pelatihan baik dalam bidang jasa maupun tour dan travel yang ada. Selain kerja sama yang telah disebutkan diatas, Pemerintahan Kabupaten Wakatobi melalui Dinas Pariwisarta dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi juga
56
telah memiliki program andalan untuk menarik masyarakat untuk turut serta aktif dalam pembangunan yakni dengan membentuk komunitas masyarakat sadar wisata untuk bersama-sama mengembangkan pariwsata wakatobi. Berikut kutipan wawancara dengan Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi Nadar.S.IP,M.Si “Untuk mengembangkan dan melestarikan lingkungan maka kami telah memebentuk komunitas masyarakat sadar wisata. Dengan didirikannya komunitas tersebut bertujuan menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati yang ada sehingga masyarakat yang berada di tempat wisata berperan aktif dalam pemeliharaan lingkungan” (Wawancara 21 Februari 2016) c. Mudahnya Koordinasi Antar Pihak Yang Terkait Menjaga hubungan baik antar Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi dengan masyarakat setempat, maupun dengan pihak-pihak laninya yang bersama-sama untuk mengembangan usaha kepariwisataan di Pulau Hoga merupakan hal mutlak dilakukan dalam berbagai kondisi dan situasi. Dalam pengembangan pariwisata Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kretif telah bekerjasama dengan dinas-dinas terkait lainya seperti Dinas Perikanan dan Kelautan, pengusaha jasa pariwisata dan organisasi internasional lingkungan hidup (WWF) serta beberapa LSM seperti Coremap, Forum Kaledupa Toundani (Fortani), dan forum tatakelolah pariwisata Wakatobi yang bergerak di sektor lingkungan dan kepariwisataan, dalam hal pelatihan-pelatihan terhadap pelaku usaha wisata yaitu pelatihan yang dilakukan dengan mengombinasikan praktik dan teori yang
57
mendorong peserta untuk memahami inti pariwisata yang berkelanjutan serta prinsip unsur strategi pelibatan pihak lain dalam penguatan usaha. Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan para peserta menyebarluaskan ilmu pariwisata yang di peroleh selama pelatihan. Dinas Pekerjaan Umum dalam hal pembangunan dan pemerliharaan fasilitas sarana dan prasarana yang telah disediakan di bebrapa titik obyek wisata yang ada Pulau Hoga Koordinasi yang dipermudah oleh pihak Pemda Wakatobi dalam hal ini yakni dengan hubungan kerjasama antara pihak pemeritah daerah dengan berbagai Lembaga Internasional seperti Lembaga internasional
yang menangani masalah-
masalah tentang konservasi penelitian dan restorasi lingkungan yaitu WWF (World Wide Fund for Nature) juga sangat memberikan dukungan terhadap kegiatan promosi. The Nature Conservancy (TNC) sejak akhir tahun 2002 dengan maksud membantu pengelola Wakatobi untuk memperbaiki rencana pengelolaan, zonasi dan penerapan pengelolaan kawasan, hal ini membuat kekayaan laut Wakatobi bisa semakin dikenal ke mancanegara. D. Faktor Penghambat Pengembangan Obyek Wisata Pulau Hoga Dibalik keinginan pemerintah Kabupaten Wakatobi dalam mengembangan kepariwisataan di daearah, tentunya ada pula beberapa hambatan yang dialami dalam proses pengembanganya. Hambatan-hambatan tersebut bisa berupa hambatan keuangan, sumber daya menusia dan lain sebagainya.
58
Dibawah ini merupakan beberapa hambatan yang dapat mempengaruhi pengembangan Obyek wisata di Pulau Hoga. a. Kurang tersedianya Sarana dan Prasarana Penunjang 1. Kurangnya ketersediaan sarana penunjang seperti penginapan yang ada dipulau Hoga dapat mempengaruhi proses pengembangan wisata pulau Hoga sehingga diharapkan pemrintah kabupaten Wakatobi maupun pihak swasta mau menanamkan modalnya untuk pembangunan hotel sehingga wisatawan yang bekunjung ke pulau Hoga merasa nyaman dan puas dengan fasilitas yang mereka dapatkan sehingga bukan hanya puas akan keindahan alamnya akan tetapi puas dengan fasilitasnya hotel. Adapun penginapan yang ada di pulau Hoga yaitu penginapan yang dibangun oleh masyarakat jumlah penginapan yang ada di pulau Hoga yaitu 170 dengan kapasitas dua kamar tidur orang dewasa bentuk bangunannya rumah-rumah panggung tradisional meskipun bangunannya sederhana tetapi penginapannya bersih sehingga para wisatawan yang nginap disini dapat merasa nyaman. Tarif yang harus dibayara bagi para wisatawan yang mengina di pulau Hoga yaitu untuk wisatawan luar negeri 100 dolar per orang dalam semalam sedangkan untuk wisatawan domestik Rp 200.000 per orang dalam semalam. 2.Kurangnya ketersediaan rumah makan. Di tempat wisata pulau Hoga sangat dibutuhkan mengingat pulau Hoga terpisah dari pulau Kaledupa yang memakan waktu selama 15 menit menggunakan perahu serta kondisi arus air laut yang cukup kuat dan ombak yang cukup besar sehingga sangat tidak memungkinkan apabila
59
wisatawan yang berkunjung ke pulau Hoga kembali ke kaledupa hanya karena lapar makanya dibutuhkan adanya rumah makan di pilau Hoga sehingga dengan adanya rumah makan wisatawan bisa langsung menikmati sarapan pagi, makan siang dan makan malam sambil menikmati keindahan alam pulau Hoga dan hembusan angin di pulau Hoga terdapat 2 ruamah makan yang ada di sana. Dengan melihat kondisi masyarakat saat ini yang gemar akan berlibur ke pulau Hoga maka diharapkan adanya penambahan jumlah rumah makan sehingga wisatawan yang berlibur disana tidak susah untuk mencari tempat sarapan. 3. Kurangnya ketersediaan alat alat renang. Peralatan renang yang tersedia di pulau Hoga masih kurang hal ini disebabkan karena keterbatasan anggaran untuk membeli peralatan sehingga alat alat yang sering digunakan ada yang rusak dan belum ada pengadaan alat renang dari pihak pemerintah yang merupakan tanggung jawab pemerintah. 4. Bukan hanya penginapan, rumah makan ataupun alat renang akan tetapi akan tetapi terdapat juga perpustakaan mini di pulau Hoga meskipun fasilitas buku yang disediakan masih sangat terbatas buku yang tersedia di perpustakaan ini yaitu buku berisi seputar kehidupan perairan. untuk pengembangan perpustakaan ini diharapkan adanya bantuan dari pihak pemerintah dan swasta bisa membantu dalam pengembangan perpustakaan baik dalam bentuk modal maupun dalam bentuk buku sehingga wisatawan yang berkunjung juga bisa menikmati fasilitas berupa buku yang tersedia.
60
Penambahan Serta Penyediaan fasilitas penunjang seperti penyediaan tempat sampah, ketersediaan
air bersih, menara pengawas untuk wisata pantai, serta
ketersediaan alat kesahatan dan keselamatan yang bisa digunakan sewaktu-waktu oleh setiap pengunjung yang mana hal ini bisa memberikan nilai plus untuk kepariwisataan di Pulau Hoga. Bukan hanya dari segi sarana tetapi prasaranya penunjang seperti ketersediaan trasportasi yang digunakan dari Wangi-wangi ke pulau Hoga atau sebaliknya itu tidak ada
serta ketersediaan transportasi dari Wangi-wangi ke Kaledupa atau
sebaliknya tidak ada setiap saat. Pengunjung yang berkunjung ke pulau Hoga harus naik motor laut atau spoot boat ke Keledupa kemudian menyebrang dari Kaledupa ke pulau Hoga dengan menggunakan perahu. motor laut dan speet boat yang berobrasi dari Kaledupa ke wangi-wangi atau sebalinya sering tidak jalan hal ini disebabkan karena cuaca dan kondisi gelombang ombak yang besar sedangkan motor laut yang beroperasi kecil sehingga wisatawan yang mau ke Hoga tidak jadi berangkat. serta jaringan internet yang kurang stabil terkadang lancar dan terkadang tidak bahkan tidak bisa sama sekali hal ini disebabkan karena jaringan yang ada di Hoga berasal dari pulau Kaledupa. b. Keterbatasan Anggaran Daerah Anggaran merupakan salah satu faktor penentu penggerak dalam setiap aktivitas pengembang obyek wisata dalam hal ini di Pulau Hoga Kabupaten Wakatobi. Dana yang diberikan Pemda Wakatobi dalam APBN untuk pengembang obyek wisata hanya berjumlah Rp 900 juta pertahun untuk pengembangan sektor 61
pariwisata di Wakatobi jumlah ini tentunya dirasakan kurang karena biaya yang dikeluarkan saat melakukan aktivitas promosi cukup besar apalagi promosi bukan hanya dilakukan di Sulawesi tenggara tetapi dilakukan di diluar Sulawesi tenggara bahkan sampai ke luar negeri seperti negara-negara Eropa dan Asia , belum lagi dengan biaya untuk pengembanyan wisata alam dan wisata seni tari tradisional pemerintah kabupaten Wakatobi sering mengirim putra putrinya ke Amerika Serikat untuk belajar seni sehingga dana yang tersedia tidak cukup untuk penambahan fasilitas sarana dan prasarana. (Netralitas.com) Hal yang sangat dirasakan kurang yakni penambahan saran dan prasaranan penunjang serta peningkatan aktifitas promosi untuk mendatangkan wisatawan ke Pulau Hoga. Bukan hanya penambahan saran dan prasarana, perbaikan fasilitas umum dalam menunjang setiap usaha wisata penting dilakukan agar obyek wista tidak terkesan kumuh dan tidak terawat serta biaya-biaya lainya yang mana kesemuanya itu tentunya amat membutuhkan anggaran. Penjelasan diatas sesuai dengan informasi yang diberikan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi dalam sebuah kutipan wawancarara berikut : „‟Pendanaan yang kami (Disnas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) terima kalau dari APBD Kabupaten Wakatobi tentunya dirasa kurang kalu mau melihat hasil yang lebih, tapi tentunya kami membuat indikator penganggaran itu sesuai dengan RKA (Rencanan Kerja Anggaran) yang kami telah sepakati sebelumnya. Kemudian untuk bebrapa tahun belakangan ini kami menerima bantuan Tugas Pembantu untuk penataan kawasan dari Pemerintah Pusat‟‟( Wawancara 20 Februari 2016)
62
Adanya bantuan dari pemerintah pusat dalam hal penataan kawasan obyek wisata pada Pulau Hoga bisa menjadi dorongan tersendiri yang dirasakan oleh kabupaten wakatobi dalam usaha percepatan pembanguna khusunya dalam sektor wisata. Dana yang seharusnya sekitar Rp 6 milyar dalam pengembangan objek wisata temasuk dalam kegiatan promosi dan pembangunan sarana dan prasrana yang ada di wakatobi seharusnya. c. Keterbatasan Kualitas Sumber Daya Manusia Sumber daya menusia merupakan salah satu faktor pengerak utama dari kesemua bentuk pengembang obyek wsisata. Bagaimana tidak keberhasilan suatu program atau kesuksesan suatu rencana dalam pengelolaan obyek wista turut ditentukan oleh sumber daya manusai yang dimiliki oleh daerah tersebut. Pelaksanaan fungi-fungi manajemen yang pada dasarnya dimulai dari perencanaan hingga proses evaluasi, kesemua itu dilakuakan oleh manusia sebagai penggerak mauapun pengarah untuk itu diharapkan adanya penambahan jumlah personil pada bidang pemasran sehingga diharapka ada pemandu Wisata bagi Wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata agar wisatawan tidak kebigungan kemana harus pergi, serta keterampilan Kepala dinas maupun seluruh jajaranya dalam berbahasa ingris sehingga tidak kesulitan dalam melakukan kegiatan promosi terutama saat promosi di lua negeri. Dari itu tentunya sumber daya manusia sangat menentukan keberhasilan, bagaimana manusia itu mengatur dengan memaksimalkan sumber-sumber daya yang ada untuk menghasilkan sesuatu yang telah diteapkan sebelumnya. 63
Selanjutnya, seperti yang kita ketahui bahwa pemerintah kabupeten wakatobi melakukan pengembang pariwisata dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan melakukan pelatihan-pelatihan baik untuk biro perjalanan maupun manajemen pengelolaan obyek-obyek wisata yang sangat potensial di Pualu Hoga pada khususnya. Hal tersebut tentunya telah disadari oleh pihak Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Kabupaten Wakatobi dalam kutipan wawancara penulis dengan Kepala
Bidang Destinasi Pariwisata sebagai berikut ini : „‟Pada dasarnya kami dari Dinas Pariwisata dan Ekonomi Keratif Kabupaten Wakatobi, telah menyadari bahwa sumber daya manusianya kita masih kurang baik dari segi jumlah personil maupun kualitas dalam hal ini kecakapan bahasa, pelayan dan lain sebaginya. Hal ini juga dikarenakan keterbatasan anggaraan yang kita miliki‟‟(wawancara 21 Februari 2016) Untuk menyikapi kekurang itu, tentunya dari pihak pemerintah daerha Kabupaten Wakatobi sangat mengharapkan kerjasama dengan pihak swasta ataupun investor baik lokal maupun asing, untuk membantu pengembangan obyek wisata di Kabupaten Wakatobi khusnya di Pulau Hoga. Kemudian yang masih menjadi kendala yang sangat subtasial dari segi Sumber daya mansuai yakni pola pikir masyarakat sekitar terlebih lagi masyarakat awam yang notabennya melihat pariwista itu sebagai seseuatu yang ingin langsung dilihat hasilnya dalam bentuk fisik. Hal tersebut tentunya bertolak belakang dengan apa yang masih dikerjakan oleh pemerintah setempat yang mana usaha pariwisata yang dijalankan kebanyakan dalam bentuk jasa.
64
Serta masih adanya anggapan masyarakat jika mendengar pariwisata maka ada ketakutan dari mereka akan hilangnya kearifan lokal yang mereka miliki. Hal tersebut sesuai dengan informasi yang diperoleh penulis dari Kepala Bidang Pemasaran, Noval Monali, SS : „‟Adanya kekhawatiran dari masyarakat awam akan hilangnya kearifan lokal yang mereka miliki jika melihat pembangunan pariwisata yang sedang berlangsung saat ini, padahal konsep pembanguna pariwsata yang dijalankan kabupaten wakatobi adalah pembangunan pariwisata yang berbasis Keperlanjutan, Kearifan Lokal dan Pemberdayaan‟‟. (Wawancara 21 Februari 2016) Dengan melihat pernyataan diatas, akan menjadi tugas tambahan pemerintah khusunya Dinas Paariwisata dan Ekonomi Kreatif, dalam hal ini bagian Hubungan Kemasyarakatan untuk menjelaskan arti dan konsep pembangun pariwsata yang sedang dilangsukan di Kabupaten Wakatobi.
65
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas promosi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi : a .Aktivitas Promosi Dari
bentuk-bentuk
bauran
promosi
yang
dilakuakan
oleh
Dinas
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi dijelaskan dalam uraian berikut ini: 1. Promosi dalam bentuk Personal selling dilakukan melalui pameran dan event, pameran biasanya diadakan sendiri ataupun mengikuti pameran di daerah lain yang bertemakan kelautan dan bahari dan kuliner. 2. Iklan dilakukan dalam bentuk pembuatan film, video, majalah, dan brousur yang kemudian didistribusikan kepada khalayak luas melalui Toursm information center (TIC) atau pusat informasi pariwisata Wakatobi di Wangi-wangi dan Bali. 3. Public relations berupa seminar-seminar mengenai Wakatobi seperti “surgaisme huguaisme secercah cahaya dari Wakatobi, bedah buku “berkunjung ke surga Wakatobi” pada tahun 2012 dan keterlibatan bupati Wakatobi yang secara tidak langsung menjadi duta pariwisata Wakatobi melalui acara program TV di Metro TV
66
4. Direct marketing yang bersifat interaktif dilakukan melalui website, akan tetapi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi juga menerbitkan beberapa buku ; lone traveler‟s guide to the island, ayo jalan-jalan di waktobi dan Hello Wakatobi. Ini adalah upaya mewujudkan komunikasi interaktif dan imajinatif dalam benak pembaca. Buku ini kemudian diseminarkan yang kemudian menjadi bentuk langsung dari komunikasi interaktif b. Faktor pendukung Pada penelitian ini diperoleh beberapa faktor yang dapat memdukung dan menghambat proses pembangunan dan pengembangan obyek wista di Pulau Hoga diantaranya faktor pendukung yakni : (1) Obyek wisata itu sudah dikenal dan terkenal pada kalangan masyarakat, (2) Adanya peran aktif pemerintah maupun masyarakat, dan (3) Mudahnya koordinasi antara pihak yang terkait. c. Faktor Penghambat Faktor penghambat pengembangan obyek wisata di Pulau Hoga yakni : (1) Kurangnya tersedianya saranan dan prasaranan penunjang, (2) Keterbatasan anggaran daerah, dan (3) Keterbatasan kualitas sumber daya manusia. B. Saran Dari hasil penilitian
yang
telah disimpulkan,
Penulis
mencoba
memberikan saran yang kemudian bisa menjadi masukan bagi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Waktobi dalam upaya memaksimalkan kunjungan wisatawaan asing maupun domestik sebagai berikut ; 67
1.
Mengoptimalkan seluruh bentuk-bentuk promosi pariwisata yang jalankan sehingga promosi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Wakatobi mampu menarik pengunjung secara
signifikan melalui kerjasama pelaku usaha pariwisata seperti biro perjalanan, hotel, dan pelaku pendukung pariwisata dengan pemberian insentif. 2. Mengoptimalkan media internet sebagai media interaktif, memiliki jangkauan luas yang sesuai perkembangan jaman seperti, menggunakan jejaring sosial facebook dan twitter dalam mempromosikan objek wisata Wakatobi. 3.
Perlunya
membina
komunikasi
efektif
dan
berkesinambungan
antara pihak-pihak yang berkaitan dibidang kepariwisataan khususnya pelaku usaha pariwisata. 4.
Perlunya juga sosialisasi kepada masyarakat agar tetap senantiasa menjaga dan melestrikan lingkungan laut. Hal tersebut diperlukan mengingat masyarakat terkadang kurang menyadari akan pentingnya kelastarian liangkungan sehingga dapat mengurangi nilai objek wisata Wakatobi.
68
DAFTAR PUSTAKA
Ady, Hasruddin. 2011. Ayo Jalan-Jalan ke Wakatobi. Makassar : PUSTAKA REFLEKSI Ali Hasan 2014. Marketing Dan Kasus Kasus Pilihan.Yogyakarta. CAPS Ali Hasan 2015.Tourism Marketing.Yogyakarta. CAPS Anonim.2015 Hello Wakatobi. Jl. La Ruku.No.11 Kompelks Perkantoran Motika Wangi-wangi selatan Angipora, Marius P. 2002. Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi Kedua, PT. Raja Grafida : Jakarta Baron, A Rupert & Donn Byrne. 2004. Psikologi Sosial. Edisi Kesepuluh. Terjemahan oleh Ratna Djuwita & Melania Parman. Jakarta: Erlangga Cangara, Hafied. 2008. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Danang Sunoto. 2013. Perilku Konsumen. Yogyakarta. CAPS David, Mario. 2002. Skripsi. Strategi Promosi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Selatan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi.2015 Laporan Akhir Blue Print Pemasaran Pariwisata Kabupaten Wakatobi.Wangi-wangi. PT.Lintas Daya Manugela Komarudin, Tatang S. 2012. Hugua Dari Wakatobi. Jakarta : La Tofi Enterprise Media Kotler, Philip & lee. 2007. Pemasaran di Sektor Publik. Terjemahan dari M. Taufik Amir. Jakarta : Indeks Kriyantono Rachmat. 2006. Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana Laksana, Fajar. 2008. Menejemen Pemasaran. Yogyakarta ; GRAHA ILMU Marpaung, Happy. 2002. Pengetahuan Pariwisata. Bandung : Alpabeta Morison. 2010. Periklanan (Komunkasi pemasaran terpadu). Jakarta : KENCANA Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi (Suatu Pengantar) Bandung: Rosda Pendit, Nyoman. 2006. Ilmu Pariwisata. Jakarta: Perdana Paramita Percik. 2008. Dinamika politik lokal di Indonesia (Penataan Daerah dan Dinamikanya). Salatiga: Percik
Peter, Paul & Jerry Olson, 2000. Consumer Behavior (perilaku konsumen dan strategi pemasaran) . Jakarta : Erlangga Pitana, I Gde & Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: ANDI Primadany Ryalita Sefira, dkk. 2013, Analisis Strategi Pengembangan Pariwisata Daerah. Studi pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah Kabupaten Nganjuk. Jurnal. Administrasi Publik (JAP).Volume 1. Soekadijo R. 1996. Anatomi Pariwisata. Gramedia Pustaka Utama : Bandung Sugiyono, 2010. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung : ALFABETA Suryani, Tatik. 2008. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: GRAHA ILMU Swasta, Basu dan Irawan. 1998. Manajemen Pemasaran Modern. Jakarta : Erlangga Terence, A. Shimp. 2004. Periklanan Promosi. Jilid II. Terjemahan Dwi Kartini. Jakarta: Erlangga Tjitono Fandy, 2008. strategi pemasaran. Yogyakarta : ANDI Tunggal Widjaja. 2000. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta : Sinar Grafika Winardi. 1992. Promosi dan Reklame. Bandung : Mandar Maju Yoeti, Oka. 2006. Tours and Trvel Marketing. Jakarta : Pradnya Paramita http//: BPS/Statistik Perusahaan/Usaha Jasa Akomodasi/ Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Wakatobi http// kompas .com 10 top destinasi yang akan di genjot pemerintah. Di akses Tanggal 14 April 2016 www. WWF Indonesia – Wakatobi.htm WWF Indonesia, 2015. Taman Nasional Wakatobi. http://www.wwf.or.id. Diakses Tanggal 21 Juli 2015. www.Netralitas.com/Nusantara/read/2414/tim/destinasi. diakses Tanggal 5 April 2026 www.Wakatobikab.go.id. Diakses Tanggal 24 Oktober 2015. WakatobiBiosphereReserveUnescoUN. www.UNESCO.ORG. Diakses Tanggal 12 September 2015.
L A M P I R A N
Aktivitas Promosi
Pameran Marine Diving Expo yang di ikuti Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi di Jepang Pada Tahun 2015.
Pameran Diving Expo yang di ikuti Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi di Australia Pada Tahun 2015
Wakatobi Wave/Expo yaitu pameran yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Wakatobi di daerah Wakatobi pada Tahun 2015
Acara pembukaan Konverensi Asia Pasifik di Lapangan merdeka Wangi-wangi pada Tahun 2015
Iklan melalui Brosur
Iklan menggunakan Baliho/papan iklan
Iklan melalui media Televisi.
Bahan Promosi:
Gantungan kunci
Brosur
Tas
Buku
Peta Wakatobi
Peta Kaledupa
STRUKTUR ORGANISASI DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
KEPALA DINAS Nadar. S. IP. M.Si SEKRETARIS
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Romeo Syahrir, S.Pd
KEPALA SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN Duwahiya
STAFF
KEPALA BIDANG DESTINASI PARIWISATA Siswadi, S.IP
KEPALA BIDANG EKONOMI KREATIF Nur Irmawati, SSS.Pd
KEPALA SEKSI EKRAF BERBASIS SENI DAN BUDAYA Zulhidayah, S.Sos
STAFF
STAFF
Muh. Syahrir
Ld. Yusuf
KEPALA SEKSI EKRAF BERBASIS MEDIA, DESAIN DAN IPTEK Muh.Amin Salam, S.Sn
STAFF Ahmad Zulfikar
Usria
KEPALA SEKSI PRODUK DAN USAHA PARIWISATA Wa Ode Hasbi, S.Ip
STAFF Totong H. SE
STAFF Kurniawati
Nursanti
KEPALA SUB BAGIAN PROGRAM La Tarima, S.S.M.Sisuf, S.IP
Wa haruwa
STAFF
M. Azizil N.
KEPALA BIDANG PEMASARAN Noval Monali, SS
KEPALA SEKSI STANDARISASI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Plt. Suliyanto,S.ST.Par
STAFF Muh.Fajri
KEPALA SUB BAGIAN KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN Hamrinah,S.ST.Par
STAFF Siti Aminah
KEPALA SEKSI PROMOSI DAN PENGEMBANGAN PASAR La Ode Almuktadir,ST
ST AFF
STA FF Patilani
KEPALASEKSI SARANA PEMASARAN Detris Jaya, SE
STAFF Muh.Aswal Amir
PEDOMAN WAWANCAR (Untuk Dinas Pariwsata dan Ekonomi Kreatif ) 1. Bagaimana bentuk aktifitas promosi yang sering dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk meningkatkan kunjungan wisatawan Pulau Hoga? 2. Media apa yang paling efektif dalam mempromosikan obyek wisata Pulau Hoga? 3. Bagaimana kerja sama pemerintah dalam menjalankan aktifitas promosi Pulau Hoga? 4. Bagaimana kerja sama pemerintah dengan masyarakat setempat dalam menjaga kelestarian lingkungan pulau hoga? 5. Apa kendala yang dihadapi oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam Pengembangan wisata Pulau Hoga? 6. Apakah dalam pengembang kepariwsataan di Kabupaten Wakatobi khususnya pada Pulau Hoga dirasakan ada kekurangan akan tenaga akhli dibidang pengembang destinasi wisata ?