1
AKTIVITAS PROMOSI DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN WAKATOBI DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATA WAKATOBI SULAWESI TENGGARA
OLEH: MARISKA MEIDILA. M
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2014
2
3
4
ABSTRAK
Mariska Meidila, E31108290, Aktivitas Promosi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wakatobi dalam Meningkatkan Kunjungan Wisata Wakatobi Sulawesi Tenggara (Dibimbing oleh : Prof. Dr. Andi Alimuddin Unde, M.Si dan Drs. Sudirman Karnay, M.Si) Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas promosi pariwisata dalam meningkatkan kunjungan wisata wakatobi dan untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat aktivitas promosi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wakatobi. Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wakatobi. Untuk mencapai tujuan yang dimaksud, dalam penulisan skripsi ini digunakan metode analisis kualitatif deskriptif. Dimana penulis memberikan gambaran objek wisata penelitian secara jelas dan sistematis. Analisis ini berdasarkan data yang diperoleh baik dari pustaka maupun observasi, yaitu penelitian langsung dilapangan dengan melakukan wawancara langsung kepada informan yang dianggap mampu memberikan keterangan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Jumlah wisatawan meningkat sejak tahun 2007. Meningkatnya kunjungan wisatawan dipengaruhi oleh faktor pendukung, yaitu objek wisata yang banyak dan menarik serta perkembangan sarana dan prasarana, faktor penghambat, yaitu sumber daya manusia yang kurang menyadari pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan laut di wakatobi.
5
ABSTRACT Mariska Meidila, E31108290. The Activity of Promotion of Tourism and Culture Department in Wakatobi District to Enhance Wakatobi Tourism Visit in Southeast Sulawesi (Supervised by :Prof. Dr. Andi AlimuddinUnde, M.Siand Drs. Sudirman Karnay, M.Si) The purpose of this study was to know the activity of tourism promotion in enhance Wakatobi tourism visit and to know the supporting and inhibitor factors the activity of promotion of Tourism and Culture Department Wakatobi. This study was conducted at the Tourism and Culture Department Wakatobi . In order to achieve the intended purpose, in writing this thesis was used descriptive qualitative analysis method. In which the researcher gives an overview of tourism object in a clear and systematic. The analysis is based on data obtained either from the literature or observations, i.eresearch directly in the field by conducting direct-interview to the informant were considered capable of giving information with regard to the problem studied. The number of tourists increased since 2007. Increased tourism visit influenced by supporting factors, i.ethe many tourism object and interesting as well as infrastructure development, while the inhibiting factors, i.ehuman resources are less aware of the importance of protecting and preserving the marine environment in the Wakatobi.
6
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................
ii
HALAMAN PENERIMAAN ............................................................... iii ABSTRAK ........................................................................................... iv ABSTRACT .........................................................................................
v
KATA PENGANTAR .......................................................................... vi DAFTAR ISI ........................................................................................ viii BAB I. Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
B. Rumusan Masalah ...............................................................
5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .........................................
5
D. Kerangka Konseptual ..........................................................
6
E. Definisi Oprasional .............................................................. 12 F. Metode Penelitian ................................................................ 14 BAB II. Tinjaun Pustaka A. Pengertian Aktivitas ............................................................ 17 B. Pengertian Promosi.............................................................. 17 C. Pengertian Pariwisata .......................................................... 29 D. Wisatawan ........................................................................... 30 E. Usaha Pariwisata ................................................................. 31 BAB III. Gambaran Umum Lokasi Penelitian A. Gambaran Umum Kabupaten Wakatobi .............................. 34 B. Wisata Pulau Wakatobi........................................................ 36 C. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wakatobi ...................... 46
viii
7
D. Struktur Organisasi .............................................................. 47 E. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pariwisata .......................... 48 F. Visi dan Misi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan ................ 52 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ................................................................... 53 B. Pembahasan ........................................................................ 63 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ......................................................................... 73 B. Saran ................................................................................... 75 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 77 LAMPIRAN
8
KATA PENGANTAR Alhamdulillahi Rabbill alamin, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan karunianya, sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi program Strata satu (SI) Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin. Dalam penulisan skripsi ini penulisan banyak menemukan kesulitan dan hambatan, utamanya kesempatan yang terbatas dan teknik-teknik penyusunan. Tapi berkat bantuan dan dorongan berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Dalam skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. Andi Alimuddin Unde, M.Si selaku pembimbing I dan kepada Bapak Drs, Sudirman Karnay, M.Si selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu, energy dan pikirannya dalam mengarahkan dan membimbing penulis, juga segala nasehatnya sehingga berbagai kendala yang penulis hadapi dapat teratasi. 2. Dr. H. Muhammad Farid, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi. 3. Seluruh staf pengajar/dosen yang telah membimbing dan memperluas keilmuan penulis. 4. Seluruh pegawai staf jurusan yang telah membantu dalam pengurusan yang kurang untuk dimengerti.
9
5. Teristimewa untuk ayahanda Ir. H. Abdi Madjid Dollah. MM ibunda Hj. Indryati, kakak tercinta Mario Nugraha Idris, Mesayu Febrianty, vi terima kasih atas cinta yang selama S.H dan adik tersayang Meutia Aulia ini diberikan. Semoga selalu ada kesempatan untuk memberikan kebahagiaan dan kebanggaan, walaupun itu tetap tidak mampu membalas pengorbanan yang telah kalian berikan. 6. Teman-temanku Exist 08 terutama Ahmad Rizandy, Zul Hidayat, And! Rawe yang telah memberikan motivasi untuk selalu semangat dan berjuang dalam menyelesaikan skripsi ini. Tiada imbalan yang dapat penulis berikan selain mendoakan semoga bantuan dari berbagai pihak diberi balasan oleh Allah Subhanahuwata'ala. Akhirnya dengan segenap kerendahan hati, penulis mengharapkan agar kiranya tulisan ini dapat menjadi salah satu bahan pembelajaran dan peningkatan kualitas pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ke depannya, juga dalam usaha peningkatan perbaikan kualitas Promosi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wakatobi dalam meningkatkan kunjungan wisata. Makassar, 17 September 2013 Penulis
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia, dikaruniai berbagai macam ekosistem pesisir dan laut karang yang indah seperti pantai berpasir, goa, laguna, estuaria, hutan mangrove, padang lamun, rumput laut, dan terumbu karang. Dan tidak heran jika dari sepuluh ekosistem terumbu karang terindah dan terbaik di dunia, lima diantaranya terdapat di indonesia yakni Raja Ampat, Wakatobi, Taka Bone Rate, Bunaken, Karimun Jawa. Melihat hal tersebut maka pembangunan dan pengembangan potensi wisata bahari pun gencar dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah guna memperoleh manfaat dan keuntungan yang sebesar-besarnya. Pembangunan kepariwisataan memiliki manfaat dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja, mendorong
pemerataan
kesempatan
berusaha,
mendorong
pemerataan
pembangunan nasional, dan memberikan kontribusi dalam penerimaan devisa negara yang dihasilkan dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman). Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, Indonesia memiliki lima wilayah ekosistem terumbu karang terindah dan terbaik di dunia yang kesemuanya menjadi daya tarik bagi wisatawan macanegara maupun lokal, salah satunya adalah taman nasional Wakatobi. Keindahan dan kekayaan kawasan perairan Wakatobi sebenarnya sudah terkenal di mancanegara, terutama setelah Ekspedisi Wallacea dari Inggris pada tahun 1995 yang menyebutkan bahwa kawasan di Sulawesi Tenggara ini sangat kaya akan spesies koral. Disana
2
merupakan pertemuan segitiga terumbu karang yang memiliki sekitar 600 jenis terumbu karang dari 900 species yang ada di dunia (Nur seminar internasional ke delapan : penataan daerah dan dinamikanya, 2008:229) Selain itu karena kekayaan laut yang dimiliki di perairan Wakatobi, sebuah
lembaga
internasional yang
menangani
masalah-masalah
tentang
konservasi penelitian dan restorasi lingkungan yaitu WWF (World Wide Fund for Nature) memberikan perhatian khusus, bekerja sama dalam suatu bentuk kemitraan The Nature Conservancy (TNC) sejak akhir tahun 2002 dengan maksud
membantu
pengelola
Wakatobi
untuk
memperbaiki
rencana
pengelolaannya, zonasi dan penerapan pengelolaan kawasan (dikutip dari www. WWF Indonesia - Wakatobi.htm) Hal ini sesuai dengan peran pemerintah yang harus dilakukan dalam menentukan kebijakan pariwisata strategis, salah satunya menyediakan dan memfasilitasi kebutuhan legislasi, regulasi dan kontrol yang diterapkan dalam pariwisata, perlindungan lingkungan dan pelestarian budaya dan warisan budaya (UN-WTO dalam I Gde dan Diarta 2009 : 113) Melihat potensi kekayaan laut yang dimiliki perairan Wakatobi maka tidak heran jika pariwisata bahari menjadi aktifitas wisata andalan di kepulauan Wakatobi. Wisatawan baik lokal maupun
mancanegara yang berkunjung ke
Wakatobi mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Hal ini dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :
3
Tabel 1. Kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara di Wakatobi Tahun
Jumlah Kunjungan Wisatawan
2007
Lokal 1532
Mancanegara 977
Total 2509
2008
2772
1443
4215
2009
3474
1446
4920
2010
4883
1910
6793
2011
5424
2274
7698
2012
5976
3024
9000
2013
3315
9055
12370
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Wakatobi, BPS; Statistik Perusahaan/Usaha Jasa Akomodasi) Peningkatan kunjungan wisatawan tersebut tentunya tidak lepas dari upaya yang dilakukan instansi terkait dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wakatobi dalam meninggkatkan kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Dinas ini bertanggung jawab terhadap perencanaan, pengembangan, serta peraturan dan mengadakan pembinaan terhadap industri kepariwisataan di daerah secara menyeluruh. Di dalam menjalankan tugasnya Dinas ini mendesain sebuah strategis yang handal untuk pengembangan dan pemasaran dalam upaya peningkatan kunjungan wisatawan baik domestik maupun wisatawan asing ke Wakatobi. Rencana Strategi pemasaran yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wakatobi tidak luput dari konsep marketing yang diartikan sebagai sebuah sistem yang didalamnya terdapat aktivitas penjualan, promosi dan periklanan (Oka A. Yoeti, 2006:22). Aktivitas promosi merupakan salah satu
4
faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran karena pada hakekatnya promosi merupakan bentuk dari upaya dalam mengkomunikasikan informasi tentang produk dan mempengaruhi untuk membelinya (Paul Peter dan Jerry C. Olson, 2000:180) Sebagaimana komunikasi sebagai inti dari kegiatan promosi, terdapat tiga kompenen utama dari komunikasi yang sudah digali guna pelaksanaan promosi. Pertama,
pesan
adalah
pengembangan
pesan
dapat
dimulai
dengan
mengartikulasikan dengan keinginan atas apa yang harus diketahui oleh audiance. Kedua, duta pesan adalah mereka yang secara aktual menyampaikan pesan atau orang yang dianggap target audiance sebagai seorang dibalik komunikasi, ialah menggunakan duta pesan, termasuk bermitra dengan cara yang baik atau menggunakan maskot sebagai element inti sebagai kampanye. Ketiga, saluran komunikasi adalah dimana pesan-pesan promosi akan ditampilkan. Tipe media utama untuk sektor instansi publik termasuk diantaranya periklanan, hubungan masyarakat, event khusus, pemasaran langsung, materi, cetakan item promosi khusus, papan tanda dan pajangan, personel selling dan media populer. (Kotler & Lee, 2007 : 185) Peningkatan pengunjung wisatawan yang berkunjung ke Wakatobi dapat dijadikan tolak ukur atas keberhasilan strategi pemasaran objek wisata yang dilakukan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wakatobi dalam hal ini aktivitas promosi. Oleh karena itu berdasarkan uraian di atas, maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul :
5
“Aktivitas Promosi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wakatobi dalam Meningkatkan Kunjungan Wisata Wakatobi Sulawesi Tenggara”
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana aktivitas promosi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Wakatobi dalam
mempromosikan
objek
wisata
laut
Wakatobi ? 2. Faktor-faktor apa yang mendukung dan menghambat kegiatan promosi oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan di Kabupaten Wakatobi ?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan a. Untuk mengetahui aktivitas Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wakatobi dalam mempromosikan objek wisata laut Wakatobi b. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan promosi oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan di Kabupaten Wakatobi
6
2. Kegunaan a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan keilmuan khususnya pada kajian komunikasi pemasaran di Sulawesi Tenggara khusunya di Kabupaten Wakatobi b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar informasi untuk mengajukan saran dan rekomendasi kepada pihak lain (pengelola wisata) guna peningkatan kunjungan wisatawan.
D. Kerangka Konseptual Aktivitas pemasaran semakin memegang peranan penting dalam sebuah industri, perusahaan/instansi maupun organisasi yang bergerak dibidang produk dan jasa. Pariwisata merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang didalamnya terdapat berbagai bidang pemasaran mulai dari kegiatan biro perjalanan, pengangkutan, perhotelan, restoran, kegiatan pemanduan, kerajinan rakyat, kegiatan promosi, sampai dengan pemeliharaan dan pengembangan objek-objek wisata dan kesenian daerah. Oleh karena itu Dinas Pariwisata sebagai penanggung jawab di daerahnya mampu melihat dan mendayagunakan semaksimal mungkin semua potensi wisata yang ada didaerahnya.
Salah satu cara untuk memperkenalkan pariwisata di
Kabupaten Wakatobi adalah melalui promosi. Promosi ini diharapkan dapat memperkenalkan kepada masyarakat luas (wisatawan) akan keindahan objek wisata laut yang ada di Wakatobi, dapat membangun citra daerah tersebut. Promosi adalah suatu komunikasi dari penjual dan pembeli yang berasal dari informasi yang tepat yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku
7
pembeli yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut. Berdasarkan pengertian ini maka promosi merupakan aktifitas komunikasi yang berasal dari informasi yang tepat. (Laksana ; 2008 : 133) Informasi yang tepat merupakan rujukan bagi suatu keberhasilan komunikasi, dalam hal ini Dinas Pariwisata akan berhasil dalam komunikasinya jika mampu memberikan informasi yang benar, dengan demikian informasi merupakan investasi yang disampaikan dalam komunikasi dengan bahasa yang dimengerti. Sedangkan menurut (Michael Morissan, 2010:16) mendefinisikan promosi sebagai kordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual untuk membangun saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan. Selain mengupayakan perkenalan sebuah produk, promosi juga mengacu pada insentif yang digunakan oleh produsen untuk memulai tranksaksi untuk membeli suatu merek serta mendorong tenaga penjualan untuk secara agresif menjualnya (Terence, 2004:45) Dalam dunia pariwisata produk yang dihasilkan tentu berbeda dengan produk industri lainnya. Produk pariwisata berupa keindahan panorama alam dan keunikan kebudayaan, sedangkan produk industri misalnya industri tekstil produk yang dihasilkan berupa kain. Oleh karena itu Dinas Pariwisata memerlukan langkah atau strategi khusus dalam melakukan promosi wisata. I Gde dan Diarta (2009:155) menyebutkan bahwa pariwisata sebagai layanan khusus yang menyediakan produk layanan atau jasa, pariwisata
8
mempunyai beberapa dimensi yang sangat berbeda dengan dimensi produk umum yang kita temui di pasaran sehari-hari, yaitu sebagai berikut : 1. Intangibility Produk jasa/layanan berarti produk yang ditawarkan tidak berbentuk seperti barang nyata yang bisa kita temui dalam pengertian produk yang bisa dilihat dan dipajang di pasar, toko, tempat jualan, lainnya. Konsekuensinya, produk yang intangible ini tidak bisa dievaluasi atau didemonstrasikan sebelum dipakai dan dibeli. 2. Perishability Produk jasa/layanan pariwisata tidak seperti barang-barang pabrik, tidak dapat disimpan untuk dijual di kemudian hari. Contohnya, tempat tidur hotel atau kursi di pesawat terbang yang tidak dijual dalam suatu periode tertentu yang sudah lewat tidak bisa diapa-apakan lagi. 3. Inseparability Produk jasa/pelayanan seperti pariwisata biasanya merupakan produk yang dibentuk dari berbagai bentuk produk pendukung yang terpisah-pisah. Misalnya, mulai dari tour dan travel, airlines, hotel, restoran dan sebagainya. Hal yang demikian mengandung resiko sebab tiap produk pendukung digerakkan oleh organisasi yang berbeda dan juga memiliki standar kualitas pelayanan yang berbeda. Aktivitas promosi memiliki lima jenis kegiatan promosi yang dikelola secara strategis oleh para pemasar yakni iklan, promosi penjualan, penjualan personal, public relations dan direct Marketing. Kegiatan-kegiatan promosi
9
tersebut pada dasarnya memiliki tujuan dan fungsi yang sama yaitu untuk menginformasikan, membujuk, mengingatkan, tetapi bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya yang sering disebut bauran promosi. Fandy Tjiptono (2008:224) menjelaskan defenisi jenis kegiatan tersebut sebagai berikut : 1.
Personal selling adalah komunikasi langsung tatap muka antara penjual dan calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka akan mencoba dan membelinya seperti pasar malam, pameran dagang, persentasi penjualan.
2.
Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian, seperti iklan cetak dan siaran, logo ataupun film.
3.
Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai intensif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan, seperti pemberian hadiah, pemberian kopon, diskon
4.
Public relations merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan, bentuk kegiatannya berupa seminar, publikasi, sponsor, hubungan lobbying.
10
5.
Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu media atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan tranksaksi dapat disemua lokasi, dalam direct marketing komunikasi promosi langsung ditujukan kepada konsumen individual. Tujuan kegiatan promosi jika dilihat dari aspek komunikasi tidak lain
adalah upaya untuk memotivasi calon konsumen dalam pengambilan keputusan dalam pembelian sebuah produk. Dalam teori motivasi bahwa motif konsumen dalam pengambilan keputusan, membeli sebuah produk salah satu diantaranya dengan melihat proritas kebutuhan. Teori ini dikenal dengan teori hirarki, dimana kebutuhan yang tidak terpenuhi yang akan memotivasi individu untuk melakukan suatu perilaku atau tindakan tertentu (Maslow dalam Suryani, 2008:39) Asumsi tersebut dapat digambarkan bahwa perilaku wisatawan dalam pengambilan keputusan untuk mengunjungi objek wisata Wakatobi berdasarkan motif kebutuhan yang belum pernah dipenuhi. Dinas Pariwisata Wakatobi dapat melihat asumsi ini dalam menyusun strategi promisinya. Dalam kegiatan promosi tidak jarang ditemukan beberapa hambatan yang dapat
mempengaruhi
keberhasilan dalam suatu promosi. Ada dua faktor yang mempengaruhi strategi periklanan dan promosi penjualan yakni kekacauan promosi dan tingkat persaingan. Kekacauan promosi merupakan ketidak efektifannya sebuah iklan disebabkan oleh kurangnya daya ingat konsumen terhadap iklan yang ditampilkan karena banyaknya iklan yang ditayangkan. Sedangkan tingkat persaingan adalah
11
banyaknya jumlah pengiklan atau orang yang melakukan promosi. (Paul dan Jerry Olson, 2000:193)
Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kab Wakatobi
Aktivitas Promosi Obyek Wisata laut Wakatobi
Tujuan Promosi
Informing
Jenis-jenis Promosi Bentuk Iklan
(menginformasikan)
Public relations Persuading (Membujuk) Reminding (mengingatkan)
Personal selling Direct marketing
Faktor Penghambat Faktor Pendukung
Gambar 1. Bagan Kerangka Konseptual
12
E. Definisi Operasional Variabel 1.
Aktifitas adalah kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dalam mempremosikan kepariwisataan di daerah
2.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wakatobi adalah lembaga pemerintah yang memiliki wewenang untuk mengurus kepariwisataan di daerah Wakatobi
3.
Promosi adalah usaha memperkenalkan tentang barang dan jasa. Dalam hal ini promosi yang dimaksud adalah kegiatan-kegiatan untuk menginformasikan, membujuk dan mengingatkan kepada khalayak luas tentang objek wisata Wakatobi di Kabupaten Wakatobi
4.
Personal selling adalah komunikasi langsung antara Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dengan wisatawan membentuk pemahaman terhadap objek wisata Wakatobi sehingga mereka ingin mencoba mengunjungi objek wisata Wakatobi.
5.
Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung Dinas Pariwisata dan Kebudayaan yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan objek wisata laut Wakatobi, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran wisatawan untuk melakukan kunjungan, contohnya iklan pada media cetak dan siaran.
6.
Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wakatobi melalui penggunaan berbagai intensif yang
13
dapat diatur untuk merangsang jumlah kunjungan dengan segera, seperti pemberian hadiah, pemberian kopon, diskon pada wisatawan 7.
Public relations merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wakatobi untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok wisatawan terhadap objek wisata Wakatobi bentuk kegiatannya seperti seminar, sponsor, atau lobbying.
8.
Direct marketing adalah sistem pemasaran bersifat interaktif Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wakatobi yang memanfaatkan satu media atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan tranksaksi dapat disemua lokasi, dalam direct marketing komunikasi promosi langsung ditujukan kepada konsumen individual, seperti catalog maupun surat.
9.
Kekacauan promosi adalah tidak efektifannya kegiatan promosi disebabkan oleh kurangnya daya ingat wisatawan terhadap kegiatan promosi yang dilakukan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wakatobi karena banyaknya aktifitas promosi lain yang ditayangkan dari objek wisata lain.
10. Tingkat persaingan adalah banyaknya jumlah pengiklan atau orang yang melakukan promosi dalam hal ini objek wisata lain yang diperomosikan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dari daerah lain. 11. Wisatawan adalah pengunjung yang melakukan kunjungan pada objek wisata laut Wakatobi baik berasal dari luar negri maupun lokal.
14
F. Metode Penelitian 1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 2 (dua) bulan, yakni Januari sampai Februari 2013. Bertempat di Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wakatobi 2. Jenis penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan objek Dinas Pariwisata dan Kebudayaan di Kabupaten Wakatobi yang melakukan
kegiatan
Promosi
terhadap
objek
wisata
Wakatobi.
Pendekatan kualitatif digunakan untuk memahami kegiatan promosi melalui metode wawancara mendalam terhadap pihak-pihak yang terkait seperti pihak yang melakukan tugas khusus promosi dalam struktur kelembagaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. 3. Teknik Pengumpulan Data a. Data primer Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung dari sumber tempat penelitian, khusus pengumpulan data primer penulis menggunakan beberapa teknik penelitian antara lain : Observasi Yaitu penulis turun langsung kelapangan untuk mengobservasi dan melihat secara langsung objek wisata tersebut
15
Wawancara Berger dalam Rachmat Kriyantono (2007:96) wawancara adalah percakapan antara periset (seseorang yang mendapatkan informasi) dan informan (pihak yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu objek). Pada teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan bertatap muka dengan informan secara intensif dengan menggunakan pedoman wawancara guna mendapatkan data yang lengkap dan mendalam. Pihak yang dimaksud adalah pejabat/pegawai pada kantor Dinas Pariwisata Kabupaten Wakatobi, yaitu : a. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Wakatobi b. Seksi Promosi Wisata c. Seksi Sarana Pemasaran b. Data sekunder Data yang diperoleh melalui kajian pustaka yang relavan dengan masalah yang diteliti dan diperoleh dari sumber kedua. Data ini dapat berupa data teks yakni berupa penelitian sebelumnya, catatan, berita suratkabar, gambar. Dalam penelitian ini peneliti memperoleh data sekunder melalu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Wakatobi (BPS; Statistik Perusahaan/Usaha Jasa Akomodasi 4. Teknik Analisis Data Untuk menganalisis data penelitian ini akan digunakan analisis data model interaktif Milles dan Huberman yaitu terdapat tiga proses yang belangsung secara interaktif.
16
a. Reduksi data, yaitu proses memilih memfokuskan, menyederhanakan, dan mengabtraksikan data dari berbagai sumber data misalnya dari catatan lapangan, dokumen, arsip dan sebagainya, sedangkan proses mempertegas, memperpendek membuang yang tidak perlu menentukan fokus dan mengatur data sehingga kesimpulan bisa dibuat. b. Penyajian data, seperti merakit data
dan menyajikan dengan baik
supaya lebih mudah dipahami. Penyajian bisa berupa matrik, gambar, skema, jaringan kerja, tabel dan narasi. c. Menarik kesimpulan/verifikasi, proses penarikan kesimpulan awal harus kuat dan terbuka, kesimpulan akhir dilakukakn setelah pengumpulan data berakhir (Sugiyono, 2010:246).
17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Aktivitas Aktivitas adalah suatu kegiatan yang dapat dijumpai dalam proses administrasi. Hal ini sejalan dengan pengertian yang dikemukakan oleh Widjaja (2000 : 3) sebagai berikut: “ Aktivitas adalah usaha-usaha yang dikemukakan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijakan yang telah dirumuskan dan ditetapkan untuk melengkapi segala kebutuhan alat-alat yang diperlukan, siapa yang akan melaksanakan, ditempat mana pelaksanaannya,kapan waktu dimulai dan berakhir, dan bagaimana cara yang harus dilaksanakan” Lebih lanjut Nasution (2001 : 10) mengemukakan bahwa : “Aktivitas sebagai proses dapat kita pahami dalam bentuk rangkaian kegiatan yakni berawal dari kebijaksanaan itu diturunkan dalam bentuk pronyek” Dengan demikian dalam oprasionalnya, aktivitas dapat dirasakan perlu adanya penerapan dan fungsi manajemen yakni pelaksanaan kegiatan operasional. Dengan dasar pemahaman bahwa rangkaian tidak lanjut merupakan upaya positif (efektif dan efisien) ke arah tujuan akhir. Disamping itu adanya pelaksanaan yang terlibat dalam pencapaian tujuan merupakan adanya penggerakan kegiatan dalam suatu tujuan tertentu.
B. Pengertian Promosi Pengertian promosi menurut (Siswanto dan David, 2002 : 21) sebagai berikut:
17
18
“Promosi adalah kegiatan memperkenalkan produk, meyakinkan dan meningkatkan dan kembali produk sasaran pembeli dengan harapan mereka tergerak hatinya dan secara sukarela membeli produk”.
Dari pengertian diatas maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa promosi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperkenalkan suatu produk barang atau jasa kepada masyarakat agar tertarik untuk membelinya. Dalam pemasaran promosi merupakan suatu kegiatan menyadarkan calon pembeli akan adanya produk suatu perusahaan. Sehingga jika khalayak yang membutuhkan produk tersebut mereka akan berusaha untuk mencarinya dengan mendatangi tempat-tempat penjualan yang terdekat dari tempat tinggalnya. Tetapi untuk menarik calon pembeli pada sebuah produk baru maka perusahaan harus dapat menyakinkan dan menumbuhkan daya tarik pada produknya. Karena kegiatan penjualan hanya mungkin terjadi bila orang sudah mempunyai perhatian, sehingga pada akhirnya dengan sukarela membeli produk yang ditawarkan. Promosi yang efektif adalah dapat menumbuhkan serta membangkitkan niat pembeli. Demikian pula terhadap promosi pariwisata yang diadakan adalah untuk memberitahukan, membujuk atau meningkatkan konsumen atau wisatawan supaya wisatawan yang bersangkutan mempunyai keinginan untuk datang berkunjung ke daerah yang telah dipromosikan. Oleh karena itu promosi harus dilakukan melalui media komunikasi yang efektif, sebab orang-orang yang menjadi sasaran promosi mempunyai selera dan keinginan yang berbeda-beda.
19
1.
Tujuan Promosi Promosi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan bertujuan untuk
memperkenalkan produk pada konsumen agar dapat mengenal produk yang ditawarkan dan akhirnya tertarik untuk membelinya. Tujuan promosi menurut (Tjiptono, 2002:21) adalah sebagai berikut: “Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya.”
Berikut akan dijelaskan mengenai tujuan promosi: 1. Menginformasikan Penjual harus menginformasikan pasar mengenai produk baru serta memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk. Dalam hal ini penjual harus menjelaskan cara kerja produk dan meluruskan kesan yang salah dan menyampaikan perubahan harga pada pasar serta membangun citra perusahaan. 2. Membujuk pelanggan sasaran Penjual harus dapat membujuk pelanggan agar dapat membentuk pilihan mrek, mengalihkan pilihan pada mrek yang ditawarkan, dan terlebih lagi mendorong pembeli untuk belanja pada saat itu juga, tetapi pada dasarnya promosi ini kurang disenangi oleh sebagian masyarakat, namun pada kenyataan promosi ini sering muncul. 3. Mengingatkan Promosi ini bertujuan untuk mengingatkan bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat dan juga untuk mengingatkan
20
akan tempat yang menjual produk perusahaan. Tujuan ini sangat penting karena perusahaan akan mempertahankan pembeli yang ada dengan mengingatkan mereka kembali kepada kepuasan yang lalu sehingga mereka tidak berbalik kepada pesaing. Demikian pula terhadap promosi pariwisata yang diadakan adalah untuk memberitahukan, membujuk atau mengingatkan konsumen atau wisatawan supaya wisatawan yang bersangkutan mempunyai kenginginan untuk datang berkunjung ke daerah yang telah dipromosikan. Oleh karena itu promosi harus dilakukan untuk media komunikasi yang efektif, sebab orang-orang yang menjadi sasaran promosi mempunyai selera dan kenginginan yang berbeda-beda. Tujuan utama promosi menurut Angipora (2002:339), yaitu: “Promosi yang dilakukan oleh perusahaan secara mendasar terdiri dari beberapa alternatif antara lain dapat berupa: menginformasikan, mempengaruhi, membujuk dan mengingatkan sasaran konsumen tentang perusahaandan bauran pemasarannya”.
1. Menginformasikan, merupakan tujuan utama dari promosi yang akan dilakukan adalah menginformasikan seluruh aspek-aspek dan kepentingan perusahaan yang berhubungan dengan konsumen dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk dapat diketahui secara jelas. Kegiatan untuk menginformasikan atas berbagai hal yang berkaitan antara perusahaan dengan konsumen. 2. Mempengaruhi dan Membujuk Pelanggan Sasaran, sebagai alternative kedua dari tujuan promosi yang akan dilakukan oleh perusahaan adalah mempengaruhi dan membujuk pelanggan atau konsumen sasaran agar mau
21
membeli atau mengalihkan pembelian terhadap produk-produk yang dihasilkan perusahaan. 3. Mengingatkan, sebagai alternatif dari tujuan promosi yang akan dilakukan perusahaan adalah mengingatkan kembali konsumen sasaran yang selama ini dimiliki atas keberadaan perusahaan dan mrek-mrek produk yang dihasilkan yang tetap setia dan konsisten untuk melayani. Sedangkan
mengklasifikasikan tujuan promosi sebagai efek dari
komunikasi sebagai berikut: a. Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan (category needs) b. Memperkenalkan dan memberi pemahaman tentang suatu produk kepada konsumen (brand awareness) c. Mendorong pemilihan terhadap suatu produk (brand attitude) d. Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk (brand purchage intention) e. Mengimbangi pelanggan untuk membeli suatu produk yang lain (brand fasilitation) f. Menanamkan citra produk dan perusahaan (positioning) Secara singkat promosi berkaitan dengan upaya bagaimana orang dapat menjual produk perusahaan, lalu memahaminya berupa sikap menyukai, yakin kemudian akhirnya membeli dan selalu ingat akan produk tersebut.
22
2.
Bentuk-bentuk Promosi Perusahaan atau instansi yang akan diperkenalkan produknya harus
menentukan cara yang terbaik untuk menjual produk keputusan yang cocok adalah tentang sifat perpaduan promosi yang mungkin paling efektif. Untuk itu perusahaan harus dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh setiap unsur promosi sehingga dengan demikian dapat disusun strategi penjualan yang tepat dan dianggap efektif untuk dilaksanakan. Untuk mewujudkan usaha memperkenalkan suatu produk maka bauran perusahaan yang tepat sangat penting. Adapun unsur-unsur bauran pemasaran seperti yang dikemukakan oleh (Kotler, 2005:77) bahwa : “Bauran pemasaran (marketing mix terdiri dari empat alat utama yaitu Periklanan, promosi, penjualan pribadi, humas/publisitas”.
Lebih lanjut lagi dipaparkan oleh (Stanton dalam Swasta dan Irawan 1998:349) sebagai berikut: “Promotional mix adalah kombinasi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling dan alat promosi lain yang semuanya direncanakan untuk mencapai program tujuan penjualan” Untuk lebih jelasnya akan diuraikan setiap bentuk-bentuk promosi sebagai berikut: 1. Periklanan Periklanan adalah salah satu kegiatan untuk mencapai tujuan pemasaran barang dan jasa, baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek. Untuk itu iklanmeliputi setiap bentuk yang dibayar dalam persentase dan promosi dari gagasan barang-barang atau jasa oleh suatu sponsor yang diketahui:
23
Menurut (Winardi, 1992:113) pengertian periklanan sebagai berikut: “Periklanan merupakan komunikasi non pribadi dimana orang harus melakukan pembayaran melalui media yang dilakukan oleh perusahaan. Organisasi-organisasi non laba dan individu-individu yang satu atau lain cara untuk mengidentifikasikan pada pesan periklanan dan bertujuan umtuk memberi informasi, membujuk anggota-anggota atau audiensi tertentu.” Sedangkan (Kotler, 2005:264-312) memberikan definisi sebagai berikut: “Setiap bentuk yang didapat dibayar dari penyajian non pribadi, dari gagasan, barang atau jasa oleh seorang sponsor tertentu.” Secara umum periklanan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan penyebarluasan pesan komunikasi kepada khalayak untuk menawarkan barang atau jasa dengan menyewa media. Periklanan sendiri mempunyai sifat-sifat khusus sebagai suatu komponen dari bauran komunikasi sebagai berikut: a. Presentasi umum : Periklanan adalah cara komunikasi yang sangat umum b. Tersebar luas : Periklanan adalah medium berdaya sebar luas yang memungkinkan penjualan mengulang pesan berkali-kali c. Ekspresi yang lebih kuat : periklanan memberikan peluang untuk mendramatisasikan perusahaan dan produknya melalui media d. Tidak bersifat pribadi : periklanan tidak mempunyai kemampuan untuk memaksa audiens. Iklan hanya mampu melakukan monolog.
24
Adapun macam-macam keuntungan yang dapat diperoleh melalui periklanan adalah sebagai berikut: a. Dana merupakan metode promotional yang teramat efisien dipandang dari sudut biaya, karena dapat menjangkau orang banyak dengan biaya perkepala (unit cost) yang rendah b. Periklanan dapat memungkinkan pihak yang mengiklankan mengulangi pesan yang bersangkutan berulang kali c. Dapat menimbulkan pengaruh baik atas citra umum perusahaan yang bersangkutan Untuk lebih mengefektifkan penyampaian informasi kepada masyarakat atau konsumen, tersedia media periklanan antara lain: a. Media-media lini atas (Above the line media) yang terdiri atas iklan-iklan yang memuat dalam media cetak, media elektronik (Radio, TV dan Bioskop) serta media luar ruang (papan reklame dan angkutan) b. Media lini bawah (Below the line media) terdiri dari seluruh media selain media diatas seperti pameran, sponsorship, kalender, gantungan kunci, payung dan cendramata 2. Promosi penjualan (sales Promosion) Promosi penjualan merupakan salah satu bagian dari kegiatan promosi yang mempunyai kegiatan membujuk konsumen / komunikan. Promosi penjualan mempunyai perhitungan bahwa barang dan jasa dapat terjual dalam jangka waktu yang singkat.
25
Promosi penjualan sebagai berikut: “Suatu metode jangka pendek dari pencapaian tingkat keinginan akan penjualan yang sangat cepat.” (Carwford dalam swasta, 1998:60) Dari definisi diatas diketahui bahwa promosi penjualan berbeda dengan periklanan, sebab periklanan memperhitungkan tujuan jangka panjang sedangkan promosi penjualan untuk jangka pendek. Menurut (Swasta, 1998:349) batasan promosi penjualan adalah: “Promosi penjualan adalah kegiatan-kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan dan publisitas yang mendorong efektifitas pembelian konsumen dan perdagangan dengan menggunakan alat-alat seperti peragaan, demonstrasi dan sebagainya.” Pengertian promosi penjualan diatas mengandung arti bahwa kegiatan yang mencakup hubungan dengan masyarakat yang dikaitkan dengan masyarakat mengefektifkan periklanan atau personal selling. Meskipun alat promosi penjualan seperti kupon, perlombaan atau sejenisnya sangat beragam, semuanya memberikan manfaat yang berbeda antara lain: a. Komunikasi : Promosi penjualan menarik perhatian dan biasanya memberikan informasi yang dapat mengarah kepada produk b. Intensif : Promosi penjualan menggabungkan sejumlah kebebasan, dorongan atau konstribusi yang menberi nilai lebih bagi konsumen
26
c. Ajakan : Promosi penjualan merupakan ajakan untuk melakukan pembelian sekarang 3.
Penjualan Tatap Muka (Personal Selling) Penjualan tatap muka merupakan penyajian secara lisan oleh perusahaan
atau produsen kepada satu atau beberapa calon pembeli dengan tujuan agar barang atau jasa yang ditawarkan dapat terjual. Menurut (Swasta, 1998:260) adalah sebagai berikut: “Penjualan tatap muka atau personal selling adalah merupakan interaksi individu-individu saling bertemu muka yang bertujuan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan dengan pihak iklan.” Penjualan tatap muka atau penjualan personal merupakan alat yang efektif biaya pada tahapan lebih lanjut dalam proses pembelian terutama dalam membangun preferensi, keyakinan, tindakan pembeli pembelian karena penjualan personal memiliki 3 (tiga) manfaat tersendiri antara lain: a. Konfrontasi penjualan : penjualan personal mencakup hubungan hidup langsung dan interaktif antara dua orang atau lebih. Masing-masing pihak dapat melihat kebutuhan dan karakteristik pihak lain secara lebih dekat dan segera melakukan penyesuaian. b. Mempererat : penjualan personal memungkinkan timbulnya berbagai jenis hubungan penjualan sampai ke hubungan persahabatan wiraniaga yang efektif harus berupaya mengutamakan kepentingan pelanggannya jika mereka ingin mempertahankan hubungan jangka panjang.
27
c. Tanggapan : penjualan personal membuat pembeli merasa berkewajiban untuk mendengarkan pembicaraan wiraniaga terutama sekali harus menanggapi walau tanggapan tersebut hanya berupa suatu ucapan terima kasih secara sopan. Pada penjualan tatap muka terdapat kontak pribadi langsung terhadap penjual dan pembeli, sehimgga dapat tercipta komunikasi yang dua arah. Disamping menjelaskan atau memberitahukan tentang produk, penjual juga membujuk calon pembeli. Kelebihan dari penjualan antar penjualan dan pembeli secara langsung sehingga pertukaran informasi mengenairasa suka atau tidak suka terhadap suatu produk dapat dinilai dengan cepat. Kegiatan ini juga menampung keluhan dan saran dari pada pembeli sebagai umpan balik bagi perusahaan dimana penjual tersebut bekerja. Kegiatan penjualan pribadi dapat dilihat dalam kegiatan wiraniaga yang sering mengunjungi atau mendatangi konsumen dimana saja dan kapan saja. 4.
Hubungan masyarakat (public Relations) dan Publisitas (Publicity) Hubungan masyarakat dan publisitas merupakan stimulasi dari permintaan
secara non personal, produk, servis atau kesatuan usaha tertentu dengan jalan mencamtumkan berita-berita penting tentangnya, didalam sebuah publikasi atau mengupayakan presentasi tentangnya melalui media massa atau sandiwara yang lainnya yang tidak dibiayai oleh sponsor. Menurut (Morison, 2010:29) pengertian publisitas sebagai berikut:
28
“Publisitas merupakan tanggapan positif secara lebih luas dari masyarakat atau publikasi yang disebarluaskan melalui berbagai media tentang aktivitas dan kegiatan perusahaan yang pantas diketahuioleh publik.” Daya tarik hubungan masyarakat dengan publisitas didasarkan pada tiga sifat khusus yaitu: a.
Kredibilitas yang tinggi : berita dan gambar lebih otentik dan dapat dipercaya oleh pembaca dibandingkan dengan iklan.
b.
Kemampuan menangkap pembeli yang menduga : hubungan masyarakat dapat menjangkau calon pembeli yang cenderung menghindari wiraniaga dan iklan. Pesan diterima oleh pembeli lebih sebagai berita, bukan sebagai komunikasi bertujuan penjualan.
c.
Dramatisasi seperti halnya periklanan, hubungan masyarakat memiliki kemampuan untuk mendramatisasi suatu perusahaan atau produk. Hubungan masyarakat dapat melakukan salah satu atau semua fungsi sebagai
berikut : a.
Hubungan pers dan aktivitas pers, yaitu menciptakan informasi bernilai berita dalam media untuk menarik perhatian pada produk barang dan jasa.
b.
Publisitas produk, yaitu mempublikasikan produk tertentu.
c.
Keinginan masyarakat, yaitu memupuk atau mempertahankan hubungan komunikasi nasional dan lokal.
d.
Melobi,
yaitu
membangun dan
mempertahankan
hubungan pejabat
pemerintah untuk mempengaruhi peraturan dan Undang-undang. e.
Hubungan investor, yaitu membangun dan mempertahankan hubungan dengan pemegang saham dan lain-lain dalam komunitas keuangan.
29
C. Pengertian Pariwisata Kata pariwisata berasal dari bahasa sangsakerta yaitu dari kata pari yang berarti lengkap, berputar-putar dan kata wisata yang berarti perjalan atau berpergian. Dengan demikian secara tata bahasa dapat diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ketempat yang lain. Untuk lebih jelasnya berikut pengertian pariwisata yang dikemukakan oleh (Marapung, 2002:21) sebagai berikut: “Pariwisata merupakan kegiatan rekreasi yang dilakukan di luar rumah yang mengambil waktu lebih dari 24 jam, seperti: kunjungan keluarga diluar kota selama 2 (dua) hari. Ada 3 (tiga) unsur utama yang terkandung dalam pariwisata yaitu: 1.
Manusia (Man) yang dilakukan perjalanan wisata
2.
Ruang (Space) daerah atau ruang lingkup perjalanan
3.
Waktu (Time) waktu yang digunakan selama wisata
(Yoeti, 2001:101) yaitu: “Pariwisata atau tour adalah perjalanan yang dilakukan disuatu tempat ketempat lainnya dengan maksud tertentu, selalu mengingatkan perjalanan itu dengan tujuan untuk bersenang-senang dan perjalan dilakukan lebih dari 24 jam.” Lebih lanjut dijelaskan ada 4 (empat) kriteria perjalanan dapat disebut sebagai perjalanan pariwisata, yaitu: 1.
Perjalanan itu tujuannya semata-mata untuk bersenang-senang
30
2.
Perjalanan itu harus dilakukan dari suatu tempat (dimana orang itu tinggal berdiam) ke tempat lain (yang bukan kota atau Negara dimana ia biasanya tinggal)
3.
Perjalanan itu dilakukan minimal 24 jam
4.
Perjalan itu tidak dikaitkan dengan mencari nafkah di tempat yang dikunjungi dan orang yang melakukan perjalanan itu semata-mata sebagai konsumen di tempat yang dikunjunginya.
D. Wisatawan Di Indonesia pengertian “wisatawan” tercantum dalam Instruksi Presiden RI No.9 tahun 1969, yaitu setiap orang yang berpergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ketempat lain dengan menikmati perjalanan dan kunjungan itu. Menurut World Tourist Organization dalam (Marpaung, 2002:36) memberikan definisi wisatawan sebagai berikut: “Wisatawan adalah setiap orang yang bertempat tinggal disuatu Negara tanpa memandang kewarganegaraannya, berkunjung pada suatu tempat pada Negara yang sama untuk jangka waktu lebih dari 24 jam dengan tujuan untuk melakukan perjalanannya” Untuk tujuan praktisnya Departemen Pariwisata dalam (Marpaung, 2002:37) menyatakan definisi wisatawan yaitu: “Wisatawan bisa saja adalah setiap orang yang melakukan perjalanan dan menetap untuk sementara di tempat lain selain tempat tinggalnya untuk salah satu atau beberapa alasan, selain mencari pekerjaan.”
31
Dari beberapa definisi tersebut diatas yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa wisatawan adalah orang yang sedang melakukan perjalanan dari tempat yang didiaminya ke tempat tujuannya, yang dilakukan tidak untuk dalam jangka waktu yang lama. E. Usaha Pariwisata Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan objekdan daya tarik wisata, usaha sarana wisata dan usaha lain yang berhubungan dengan bidang pariwisata. Usaha pariwisata digolongkan dalam 3 (tiga) bagian yaitu: a. Usaha jasa pariwisata b. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata c. Usaha sarana wisata Usaha jasa pariwisata, berupa jenis-jenis usaha: a. Jasa biro perjalanan b. Jasa agent perjalanan wisata c. Jasa impresariat d. Jasa pramuwisata e. Jasa konsultan pariwisata f. Jasa informasi pariwisata g. Jasa konvensi, perjalanan intensif dan pameran Pengusahaan objek dan daya tarik wisata beserta prasarana dan sarana yang diperlukan.
32
Usaha sarana pariwisata dapat berupa jenis-jenis usaha seperti: a. Penyediaan akomodasi b. Penyediaan makanan dan minuman c. Penyediaan angkutan wisata Ada tiga faktor menurut (Soekadijo, 1996:269) yang dapat menentukan keberhasilannya pembangunan pariwisata sebagai industri. Ketiga faktor tersebut adalah: 1. Tersedianya objek dan atraksi wisata yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang yang mengunjungi suatu daerah tujuan wisata. Misalnya: keindahan alam, hasil budaya, kesenian adat istiadat, tata cara hidup suatu masyarakat, festival tradisional dan upacara-upacara keagamaan dan lain-lain sebagainya. 2. Adanya fasilitas accessibility, yaitu prasarana dan sarana perhubungan dengan segala fasilitasnya, sehingga memungkinkan para wisatawan mengunjungi daerah tujuan wisata tertentu. 3. Tersedianya fasilitas amenities, yaitu sarana kepariwisatawan yang dapat memberikan pelayanan pada wisatawan selama dalam perjalanan wisata yang dilakukan baik dalam negeri maupun luar negeri. Penyelenggaraan kepariwisatawan memiliki tujuan menurut (Soekadijo, 1996:269) antara lain: 1. Memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan dan meningkatkan mutu objek dan daya tarik wisata.
33
2. Memupuk rasa cinta tanah air dan meningkatkan persahabatan antar bangsa. 3. Memperluas dan meratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja. 4. Meningkatkan
pendapatan
nasional
dalam
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. 5. Mendorong pendayagunaan produksi nasional.
rangka
meningkatkan
34
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI A. Gambaran Umum Kabupaten Wakatobi Wakatobi sebuah nama yang begitu terkenal di dalam dan di luar negeri.kabupaten Wakatobi adalah wilayah Taman Nasional yang memiliki kekayaan biota laut terbesar dan terindah di dunia. Wilayah ini boleh dibilang unik. Mengapa ? karena luas wilayah lautnya 97 persen dan wilayah daratnya 3 persen. Dengan demikian, pemerintah daerah menetapkan fokus pembangunan di sektor perikanan dan kelautan dan sektor pariwisata. Wakatobi terkenal dengan kepulauan tukang besi. Karena keindahan karang dan termasuk wilayah konservasi, maka Kabupaten Wakatobi telah ditetapkan oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia sebagai daerah pengembangan wisata bahari nasional. Sebagai salah satu pengembangan wisata bahari nasional, maka pemerintah pusat telah membangun fasilitas dengan pusat pelatihan penyelaman (Dive Center) dan pusat informasi pariwisata. Kedua fasilitas ini dalam tahap perampungan untuk dapat melayani masyarakat khususnya bagi mereka yang berhobi menyelam. Tetapi bagi para wisatawan yang ingin rekreasi di Wakatobi memiliki keindahan alam, pantai dan situs sejarah purbakala yang pasti menyenangkan dan sulit untuk dilupakan. Kabupaten Wakatobi termasuk alur pelayaran nasional. Hampir setiap jam dapat menyaksikan secara langsung kapal-kapal yang berlayar dari wilayah timur indonesia ke wilayah barat indonesia, baik kapal penumpang maupun kapal-kapal barang.
34
35
Pulau Wangiwangi, ibukota Wakatobi terletak disebelah timur pulau buton dan di sebelah tenggara pulau wawonii. Di antara pulau-pulau itu lalulintas kapalkapal yang menuju ke barat dan timur nusantara. Memiliki keanekaragaman biota laut terindah dan terkaya di dunia, sehingga para penyelam asing yang pernah menyelam di Wakatobi memberikan julukan : The Litle Of Paradise in the World. Dalam terjemahan bebasnya adalah “surga kecil di dunia” . Wakatobi terdapat di dalam pusat segi tiga karang dunia. Sebagai lokasi dengan keragaman hayati bahari terbesar di dunia, memiliki 750 jenis karang dan 942 jenis ikan dengan 90.000 hektar daerah terumbu karang. Juga memiliki atol terpanjang di dunia yakni atol kaledupa dengan panjang 48 KM. Memiliki panorama bawah laut yang menabjubkan. Secara umum perairan lautnya mempunyai konvigurasi dari mulai datar sampai melandai ke arah laut dan beberapa daerah perairan terdapat yang bertubir curam. Kedalaman air bervariasi. Bagian terdalam mencapai 1.044 meter dengan dasar perairan sebagian besar berpasir dan berkarang. Di dunia terdapat 2 pusat penyelam yang terkenal yaitu di Karibia dan di laut merah. Di Karibia memiliki 50 jenis terumbu karang. Di laut merah terdapat 300 jenis terumbu karang, di kabupaten Wakatobi terdapat 750 jenis terumbu karang. Jenis terumbu karang di dunia terdapat 820 spesies. Dengan demikian, 90 persen jenis terumbu karang di dunia terdapat di Wakatobi. Jadi kalau anda telah menyelam di Wakatobi berarti telah menaklukkan dunia. Wilayah kabupaten Wakatobi terdiri atas pulau-pulau besar dan pulaupulau kecil (atol) yang memiliki keindahan alam, pantai, dan tempat-tempat
36
bersejarah. Ada 8 pulau besar yang berpenghuni, yaitu pulau wangiwangi, kaledupa, tomia dan pulau binongko. Pulau kecil yang berpenghuni adalah pulau tolangdona, lentea, lentea kifolu dan pulau runduma. Nama Wakatobi adalah akronim dari nama 4 pulau-pulau besar : wangiwangi (wa), kaledupa (ka), tomia (to), dan binongko (bi) = Wakatobi. Ibukotanya, wangiwangi.
B. Wisata Pulau Wakatobi a.
Wisata pulau Wangi-Wangi Pulau
Wangiwangi terbagi atas dua wilayah administrasi
kecamatan, yakni Kecamatan Wangiwangi dan Kecamatan Wangiwangi Selatan. Di dua kecamatan ini terdapat 41 desa/kelurahan. Pulau-pulau kecil yang mengelilingi pulau Wangiwangi adalah Pulau Kapota, pulau Kompooene, Pulau Timu, Pulau Sumanga, Pulau Oroho, dan Pulau Otoue. Di antara pulau-pulau tersebut hanya pulau Kapota, yang dihuni masyarakat. Tradisi lokal menyebutkan bahwa pulau wangiwangi adalah pulau pertama yang ditemukan seorang Lakina (pejabat) dari kesultanan Buton ketika ditugaskan sultan Buton mencari daerah-daerah baru untuk pemukiman. Dari kejauhan tercium aroma harum mewangi pulau itu kemudian bernama Wangiwangi. Nama Wangiwangi dalam teradisi lokal, memiliki nilai sejarah berkaitan dengan pembakaran pohon-pohon cengkeh oleh Belanda. Bau wangi menyebar hingga ke daratan pulau Buton, sehingga daerah ini dinamakan Wangiwangi.
37
Versi lain menyebutkan bahwa ketika kapal-kapal VOC yang sedang dalam pelayaran kawasan timur ke barat nusantara bertepatan dengan musim panen cengkeh. Harum cengkeh tercium oleh para awak kapal sehingga pulau ini dinamakan Wangiwangi. Pulau Wangiwangi adalah ibukota Kabupaten Wakatobi. Pulau ini adalah pulau yang terbesar dari tiga pulau lainnya, Kaledupa, Tomia, dan Binongko. Disekitar pulau ini terdapat puluhan pulau-pulau kecil (atol) dengan pesona pantai dan laut yang indah. Sebelum terbentuk menjadi Kabupaten, kepulauan tukang besi (Wakatobi) ditetapkan pemerintah daerah Kabupaten Buton, sebelum mekar sebagai daerah pertumbuhan ekonomi dengan menempatkan seorang Pembantu Bupati Wilayah Kepulauan yang berkedudukan di Wangiwangi. Ekosistem mangrove di pulau Wangiwangi sangat sedikit dan keberadaannya hanya pada spot-spot tertentu, seperti di pulau Kapota bagian selatan dan di Pulau Komponebagian barat. Mangrove di daerah ini tumbuh pada habitat substrat pasir dan tekstur berbatu dan dipenuhi pasang surut. Tiga komponen utama yang menyusun terumbu karang di pulau Wangiwangi yaitu karang hidup dan karang mati, serta organisma lain yang bersimbiosis dengan karang. Spesies endemik dan langka yang dapat di jumpai di pulau Wangiwangi, yaitu penyu sisik, penyu hijau, ikan napoleon, kepiting kenari dan lumba-lumba. Perairan barat pulau Wangiwangi merupakan jalur migrasi ikan paus. Sementara kepiting
38
kenari dapat dijumpai di lubang-lubang batu yang jauh dari pemukiman penduduk. 1. Mercusuar Pulau Wangiwangi merupakan pulau terbesar di antara pulaupulau lainnya. Posisinya memang sangat strategis. Kepulauan Wakatobi adalah masuk jalur pelayaran Alki III. Sejak zaman dahulu selat di antara Pulau Wawoni, Pulau Wangiwangi dan Pulau Buton bagian timur merupakan jalur pelayaran perdagangan Belanda dan Portugis. Khususnya perdagangan rempah-rempah dari Maluku dan Kepulauan Tukang Besi. Untuk perdagangan pelayaran dari timur dan barat khususnya mencegah karamnya kapal, pemerintah Belanda membangun Mercusuar di Pulau Wangiwangi. Mercusuar ini berada di sebuah bukit di desa Waha, Wangiwangi. Lokasi mercusuar merupakan salah satu yang ideal untuk bisa menikmati pemandangan laut yang membiru pada sebagian kawasan laut Wakatobi. Sebagai salah satu peninggalan sejarah agaknya wajib dikunjungi selama anda berada di pulau Wangiwangi. Kostruksinya masih
kokoh
sehingga
masih
aman
untuk
dipanjat.
Untuk
mengunjunginya cukup anda memberitahu pengelola hotel. Dengan ramah anda akan diberikan informasi. 2. Goa Mata Air Sebetulnya ada banyak goa permandian dengan mata air di Pulau Wangiwangi. Hampir semua desa dan pemukiman di pulau ini
39
terdapat goa mata air. Karena pada zaman dahulu, sebelum ditemukan cara dan teknologi mendapatkan air/sumur, masyarakat Wakatobi bermukiman di wilayah atau tempat yang ada goa mata airnya. Di Wakatobi memang tidak dijumpai kali apalagi sungai. Sehingga untuk keperluan rumah tangga seperti mandi dan mencuci serta memasak mengandalkan goa mata air. Sekarang di Wakatobi, sudah tersedia air yang dikelola PDAM dan sumur pompa. Beberapa goa mata air yang cukup besar dan masih digunakan untuk pemandian adalah Goa mata air Kontamale di Kelurahan Wanci. Goa ini dapat menampung puluhan orang. Air dari mata air ini sangat jernih dan sejuk, walaupun belum disarankan untuk diminum langsung. Biasanya pagi dan sore hari penuh dikunjungi oleh masyarakat untuk mandi dan bermain-main air. Tidak usah ragu untuk menceburkan diri ketika berada di goa ini. Berenanglah dan asyik. Dahulu, goa ini terbagi dua tempat, yaitu lokasi untuk priadan lokasi untuk perempuan. Tetapi sesunggunya banyak ruang yang dapat digunakan wisatawan yang mau mencoba berenang. Konon, setelah mandi di goa ini orang menjadi awet muda. 3. Pantai Mata Air Seratus Tempat ini paling banyak dikunjungi muda-mudi. Karena pengunjungnya kaum muda, maka Mata Air Seratus ini lebih populer dengan Nama Pantai Jodoh. Lokasi ini terletak di ujung Desa Patuno.
40
Berpasir putih dan di musim timur ombak memecah di tubir karang, menjadi tontonan yang mengasyikan. Di pantai ini telah berdiri sebuah resort yang bertaraf internasional, Patuno Beach Resort (PBR). Kalau wisatawan menginap di Patuno Beach Resort, maka hanya melangkah beberapa puluh meter sudah mencapai Pantai Mata Air Seratus. Mata Air Seratus dapat disaksikan sempurna pada saat air laut surut. Wisatawan dapat menyaksikan matahari terbit atau deburan ombak Laut Banda dari anjungan milik Patuno Resort Beach. 4. Benteng Keraton Liya Di empat pulau besar Wangiwangi, Kaledupa, Tomia, Binongko terdapat sembilan benteng relatif masih utuh. Salah satu benteng yang masih relatif utuh adalah benteng Keraton Liya. Benteng Liya memiliki fungsi pertahanan dan pemukiman. Untuk kenyamanan para pengunjung saat ini sedang diadakan penataan lingkungan dalam benteng. Di dalam benteng masih berdiri sebuah Mesjid tua dan masih digunakan untuk shalat oleh masyarakat yang bermukim di dalam benteng. Tradisi adat Kabuenga ini diadakan sebagai media pertemuan antara muda dalam mencari jodoh. Tradisi Kabuenga, juga diadakan biasanya seminggu sesudah lebaran Idul Fitri dan Idul Adha.
41
b.
Wisata Pulau Kaledupa Di pulau Kaledupa terbagi atas dua Kecamatan, yaitu Kecamatan Kaledupa dan Kaledupa Selatan. Luasnya sekitar 104 km. Di Kecamatan Kaledupa terdapat 16 desa/kelurahan, sementara di Kecamatan Kaledupa Selatan, terdapat 10 desa/kelurahan. Pulau ini termasuk gugusan pulau kedua dilihat dari Pulau Buton., setelah Wangiwangi. Bentuknya memanjang dengan orientasi arah tenggara-barat laut. Keadaan daratannya agak berbeda dengan ketiga pulau besar lainnya. Tanahnya relatif subur dengan adanya kali yang mengalir sepanjang tahun memungkinkan masyarakatnya menanam ubi kayu, sayur-sayuran dan terutama kelapa. Kelapa dibuat kopra dan oleh masyarakat merupakan komoditas yang menopang perekonomian masyarakat. Dari arah laut memandang ke darat nampak pepohonan kelapa yang menghijau. Jika anda sudah pernah ke Minahasa, Sulut yang sepanjang mata memandang penuh kelapa, maka demikian juga dengan kaledupa.
Harapan
hidup
disektor
pertanian
dan
perkebunan
memungkinkan masyarakat sejahtera. Dari kejauhan samar terlihat sebuah pulau yang mengupulkan asap serta mengeluarkan aroma bau dupa. Tradisi lokal menyebutkan kepulan asam tersebut keluar dari antara kedua pohon asam. Aroma bau dupa ini yang menyakini masyarakat asal muasal penamaan pulau Kaledupa. Versi lain tradisi
42
lokal menyebutkan Kaledupa berasal dari dua suku kata yakni kehe (tempat) dan dupa (kemenyam yang harum). Salah satu pulau yang sangat populer baik nasional dan internasional adalah pulau Hoga. Menurut catatan sejarahnya, pulau ini diberi nama oleh seorang kebangsaan Belanda bernama Hoger dalam suatu perjalan setelah mengelilingi kepulauan tukang besi. Keindahan pulau kecil ini mampu memikat hati Hoger dan kemudian diberi nama Hoga Island (Pulau Hoga). Pulau hoga adalah pulau yang paling terkenal di Eropa, khususnya para mahasiswa dan pelajar dari Inggris yang melakukan penelitian sebagai persyaratan akhir studi khususnya ilmu biologi. Pulau Hoga juga ditetapkan oleh pemda sebagai pusat penelitian biota laut di pusat segi karang dunia. Menurut data-data resmi setiap tahun ada 700 mahasiswa melakukan kegiatan penelitian di Hoga. 1. Komunitas Bajo Di pulau kaledupa terdapat tiga lokasi perkampungan bajo, yaitu disampela, lohoa, dan mantigola. Bajo merupakan sebutan masyarakat awam. Nama asli komunitas ini adalah “sama” orang bajo hanya mengenal tiga mata angin, yakni : utara, barat, dan selatan. Meskipun hanya mengenal tiga arah angin, namun belum pernah mereka tersesat di laut. Alat transportasi utama mereka adalah “soppe” , sejenis perahu yang memiliki kemiripan dengan perahu yang digunakan masyarakat di kepulauan Riau. Dahulu dan sekarang masih kita jumpai soppe
43
sekaligus tempat rumah hunian mereka. Orang bajo sejak dahulu kala terkenal sebagai pengembara ulung. 2. Mesjid Agung Bente Sisa peninggalan islam di kaledupa adalah benteng. Yang didalamnya terdapat masjid tua dan agung. Masjid diperkirakan dibangun pada tahun 1451. Dinding masjid ini dibuat dari campuran kapur dan putih telur sebagai perekat. Diyakini masjid ini belum pernah direnovasi sejak zaman dahulu. Tradisi lokal menyebutkan saat meletakan batu pertama masjid ditanam hidup-hidup seorang gadis. Pusat masjid tua ini ditandai dengan sebuah batu yang bertuliskan sebuah simbol mirip tulisan arab yang menurut tradisi lokal ditulis dengan menggunakan jari manusia. Batu fondasi dan mimbar serta kaso-kaso masjid masih nampak sudah tua dimakan usia. Kecuali dinding benteng nampak yelah direnovasi secara total. Benteng dan masjid agung merupakan peninggalan masa lalu, masjid ini hanya berjarak 5 km dari kelurahan ambeua. Di pulau kaledupa juga terdapat peninggalan masa lalu yaitu benteng tua yang terdapat di desa palea. Oleh penduduk lokal dikenal dengan sebutan benteng pajam, akronim dari nama dua desa yakni desa palea dan desa jamaraka. Benteng pajam berjarak kira-kira 7 km dari kelurahan ambeua.
44
c. Wisata Pulau Tomia Pulau besar ketiga di Wakatobi adalah pulau tomia. Pulau tomia terbagi atas dua kecamatan yakni : kecamatan tomia dan kecamatan tomia timur. Di kecamatan tomia terdapat 10 desa/kelurahan sedangkan dikecamatan tomia timur terdapat 9 desa/kelurahan. Luas pulau tomia115 km2. Ada beberapa pulau yang mengelilingi pulau tomia yaitu : pulau tolandona, pulau lentea, pulau sawa, pulau rundum, dan pulau anano. Pulau tomia merupakan gugusan ketiga dari kepulauan Wakatobi tanahnya yang relativ subur terdapat di desa kahianga dan desa lagole. Sementara keadaan tanah di tomia timur agak gersang dibanding dengan truktur tanah di tomia. Dengan demikian kehidupan masyarakatnya sangat tergantung dengan perikanan dan berdagang antar pulau. Pulau tomia dapat juga dijangkau melalui pesawat udara dari denpasar, bali. Penerbangan dari bali ke tomia ditempuh dalam waktu 2 jam. Di pulau ini terdapat lapangan terbang Maranggo yang dibangun PT Wakatobi Dive Resort. Wakatobi Dive Resort berkelas internasional. Untuk dapat menginap disini kita memerlukan waktu tunggu sampai tiga tahun. Lokasi ini terletak disebuh pantai di pulau tolandonga, nama pantainya onemobaa. Secara umum pulau tomia dikelilingi gugusan karang dengan tipe karang fringing reef. Karang disekitar pulau ini dikonservasi oleh Wakatobi dive resort. Sehingga karangnya baik dan tambah indah untuk dinikmati, khususnya para penyelam. Ada salah satu spot dive yang memiliki keindahan terumbuh karang yang bagus yang
45
disebut mari mabo. Diistilahkan demikian, karena siapapun menyelam di spot ini kerap merasa terlena dan tergoda sehingga lupa kembali ke permukaan laut. Sejumlah tempat menarik untuk dikunjungi di tomia. misalnya : pulau sawa, pantai huuntete, pulau runduma, dan pulau anando. Khusus di pulau anando para wisatawan dapat menyaksikan penyu yang bertelur di pasir putih. Pulau anando dan pulau runduma cukup jauh dari pulau tomia. Kedua pulau ini terletak dibagian timur pulau tomia. kedua pulau ini bagaikan “biduk” yang terapung-apung di laut banda. Pulau runduma dihuni masyarakat. Pada musim angin timur sulit menjangkau pulau ini. Transportasi masih sulit, kecuali kita carter kapal laut. Karena ombaknya kerap besar, maka waktu yang baik untuk mengunjungi pulau ini sebaiknyapada bulan september – november. Kondisi laut pada bulan terdebut sangat teduh dan tenang. Saking air laut tenang dapat terliat bayangan kita di air laut. d.
Wisata Pulau Binongko Pulau ini terbagi dalam dua kecamatan, yakni : kecamatan binongko dan kecamatan togo binongko. Di kecamatan binongko terdapat 9 desa/kelurahan dan di kecamatan togo binongko terdapat 5 desa/kelurahan. Luas pulau 156 km2 atau sekitar 16.00 ha. Wilayah ini memiliki pulau-pulau indah tark berpenghuni dan menjadi lokasi peneluran penyu yakni pulau tuwutuwu, pulau kenteolo, dan pulau moromaha.
46
Gugusan terluar dari kepulaun Wakatobi adalah pulau binongko. Pulau ini berhadapan langsung dengan laut banda di bagian timur dan laut flores di bagian selatan dan barat daya. Hempasan dari timur membawa gelombang besar. Demikian juga hempasan angin barat dari flores dan laut buton, sehingga pada musim-musim timur dan barat sangat sulit untuk menjangkau pulau ini. Pulau-pulau ini memiliki spot-spot dive yang indah. Mangrove terdapat juga di pulau ini, seperti dibagian timur pulau moromaha dan sebagian kecil tumbuh di pulau binongko yaitu di desa popalia, taipabu, dan desa makoro. Umumya pulau binongko dikelilingi gugusan dengan tipe karang atol dan cincin yang ditemukan dikarang koko dan karang moromaha. Ikan karapu, sunu, dan ikan hias paling banyak dijumpai disekeliling di pulai ini. Tempat yang menarik dan unik dipulau binongko adalah menyaksikan para pengrajin besi yang dengan alat tradisional mereka masih mempertahankan warisan secara turun temurun. Hasil kerajinan mereka memiliki kualitas yang tinggi. Bahannya dari per mobil bekas yang di beli dari berbagai kota di indonesia, terutama didatangkan dari surabaya dan makassar. C. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wakatobi Terbentuknya kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wakatobi diawali dengan adanya Badan Pengembangan Pariwisata Daerah (Baparda) yang ditetapkan melalui Undang-Undang Pariwisata No. 29 tahun 2003.
47
Dinas
Pariwisata
dan
Kebudayaan
Sulawesi
Tenggara
dengan
dikeluarkannya peraturan daerah (perda) Provinsi tingkat I sultra No.7 tahun 1984 tentang pembentukan susunan organisasi dan tata kerja Dinas Pariwisata Provinsi daerah tingkat I Sulawesi Tenggara. Maka keluarlah surat keputusan (SK) Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara Tenggara tentang penjabaran tugas dan fungsi Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wakatobi.
E. Struktur Organisasi Susunan Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata terdiri atas : a. Kepala Dinas b. Sekretariat terdiri dari : 1. Subbagian Umum dan Kepegawaian; 2. Subbagian Keuangan dan Perlengkapan; 3. Subbagian Program. c. Bidang Kebudayaan terdiri dari : 1. Seksi Kelembagaan Seni dan Budaya 2. Seksi
Museum,
Kesejarahan,
Kepurbakalaan
Tradisional. d. Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata terdiri dari : 1. Seksi Produk dan Usaha Pariwisata 2. Seksi Standarisasi dan Pemberdayaan Masyarakat. e. Bidang Pemasaran : 1. Seksi Promosi dan Pengembangan Pasar; 2. Seksi Sarana Pemasaran.
dan
nilai-nilai
48
f. UPTD g. Kelompok Jabatan Fungsional.
E. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wakatobi a. Kepala Dinas Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin dalam melaksanakan tugas
pokoknya,
sesuai
dengan
kebijaksanaan
Bupati
dengan
memperhatikan petunjuk teknis dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata. b. Sekretaris Sekretaris mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas dalam memberikan pelayanan Administrasi yang meliputi urusan umum dan kepegawaian, keuangan, dan perlengkapan serta mengkoordinasikan penyusunan program, evaluasi dan pelaporan Dinas. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana di maksud, sekretariat mempunyai fungsi : 1. Pelaksanaan urusan ketatausahaan, surat-menyurat dan kearsipan, kehumasan dan protokoler, rumah tangga, administrasi kepegawaian, ketatalaksanaan, pendidikan dan pelatihan aparatur serta hukum dan perundang-udangan; 2. Pelaksanaan
urusan
pengkoordinasian
penyusunan
anggaran,
penatausahaan keuangan, perbendaharaan, verifikasi, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan; 3. Pelaksanaan Urusan pengelolaan barang dan aset dinas;
49
4. Pengkoordinasian penyusunan program, evaluasi dan pelaporan program Dinas 5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala Dinas sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. c. Bidang Kebudayaan Bidang Kebudayaan mempunyai tugas melaksanakan tugas Dinas dibidang pengelolaan dan pengembangan Kebudayaan. Kebudayaan mempunyai tugas : 1. Pelaksanaan perumusan kebijakan teknis bidang kebudayaan; 2. Pelaksanaan pembinaan, pengelolaan dan pengembangan seni dan budaya 3. Pelaksanaan pembinaan, pengelolaan dan pengambangan museum, kesejarahan, kepurbakalaan dan nilai-nilai tradisional ; 4. Pelaksanaan penyusunan program, evaluasi dan pelaporan Bidang Kebudayaan; dan 5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. d. Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Bidang Pengembangan Destinasi pariwisata mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang pengelolaan produk dan usaha pariwisata yang meliputi obyek dan daya tarik wisata, sarana pariwisata dan jasa pariwisata serta pelaksanaan standarisasi dan
50
pemberdayaan masyarakat. Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata mempunyai fungsi : 1. Pelaksanaan perumusan kebijakan teknis bidang pengembangan destinasi pariwisata; 2. Pelaksanaan pembinaan, pengelolaan dan pengembangan objek dan daya tarik wisata; 3. Pelaksanaan pembinaan, pengelolaan dan pengembangan sarana pariwisata; 4. Pelaksanaaan pembinaan, pengelolaan dan pengembangan jasa pariwisata; 5. Pengkoordinasian dan pelaksanaan standarisasi dan pemberdayaan masyarakat; 6. Pelaksanaan penyusunan program, evaluasi dan pelaporan Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata; dan 7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala dinas sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. e. Bidang Pemasaran Bidang Pemasaran mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang promosi dan pengembangan pasar serta sarana pemasaran. Pemasaran mempunyai fungsi : 1. Pelaksanaan perumusan kebijakan teknis bidang pemasaran; 2. Pelaksanaan promosi obyek dan daya tarik wisata serta pelayanan informasi, kondisi dan perkembangan;
51
3. Pelaksanaan kajian dan pengembangan pasar; 4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuain dengan tugas pokok dan fungsinya. Bidang Pemasaran terdiri atas : 1. Seksi Promosi dan Pengembangan Pasar; 2. Seksi Sarana Pemasaran. Seksi Promosi dan Pengembangan Pasar mempunyai tugas menghimpun bahan petunjuk teknis, melaksanakan penyelenggaraan promosi, kajian dan pengembangan strategi pemasaran obyek dan daya tarik wisata serta melakukan perencanaan penetrasi pasar pariwisata. Seksi Sarana Pemasaran mempunyai tugas menghimpun bahan dan petunjuk teknis, melaksanakan penerbitan bahan promosi, menyediakan bahan dan sarana penunjang promosi. f. Unit Pelaksana Teknis Dinas ( UPTD ) 1.
Di lingkungan Dinas dapat dibentuk UPTD;
2.
UPTD mempunyai tugas dan kedudukan sebagai unsur pelaksana teknis operasional dan teknis penunjang Dinas;
3.
UPTD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pembentukan organisasi dan tata kerjanya ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Bupati;
4.
UPTD dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
52
F. Visi dan Misi Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wakatobi Visi kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wakatobi merupakan wujud atau bentuk masa depan yang diharapkan, rumusan visi dan misi ini mencerminkan kebutuhan yang fundamental dan sekaligus memanifestasikan dinamika pembangunan dari aspek realita. Visi Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan yaitu: “Terwujudnya jati diri masyarakat Wakatobi, persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka multikultural, kesejatraan rakyat dan persahabatan antar daerah.” Sedangkan misi kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wakatobi merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan oleh organisasi (instansi pemerintah) agar tujuan organisasi dapat tercapai dan berhasil dengan baik. Adapun misi Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wakatobi adalah: a. Melakukan pelestarian dan pengembangan kebudayaan daerah yang berdasarkan nilai-nilai luhur. b. Mendukung pengembangan objek wisata dan pemasaran yang berdaya saing global. c. Melakukan pengembangan sumberdaya pariwisata dan seni budaya. d. Menciptakan tata pemerintahan yang bersih dan akuntabel.
53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Setelah penulis melakukan penelitian selama kurang lebih tiga bulan melalui observasi secara langsung dan wawancara dengan beberapa informan serta melakukan studi pustaka dari beberapa literatur yang berhubungan dengan promosi, maka penulis berhasil memperoleh data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti yakni mengenai aktivitas promosi di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wakatobi. Berdasarkan data yang diperoleh langsung pada lokasi penelitian, maka dalam bab ini penulis akan memaparkan sejumlah hasil penelitian tentang Aktivitas Promosi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan di Kabupaten Wakatobi, seperti yang diuraikan di bawah ini : a.
Aktivitas Promosi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wakatobi Sulawesi Tenggara Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wakatobi memiliki acuan
pokok dalam menetukan langkah-langkah aktivitas promosi objek wisata daerah. acuan pokok tersebut adalah “rencana induk pengembangan pariwisata daerah” atau yang disingkat dengan RIPDD. RIPPD diatur dalam peraturan daerah (PERDA) dengan meninjau dan menentukan potensi wisata yang dimiliki daerah Wakatobi dan selanjutnya dari hasil penenijauan tersebut maka daerah yang telah
53
54
ditentukan sebagai wilayah potensi wisata dapat dikembangkan secara berkelanjutan. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wakatobi memiliki wewenang dan fungsi sebagai instansi yang memiliki tugas dalam pengembangan wilayahwilayah yang memiliki nilai wisata termasuk didalamnya adalah kegiatan promosi. Tentunya kegiatan promosi yang merupakan bagian dari langkah pengembangan wilayah potensi wisata selalu melihat dari hasil tinjauan pemerintah daerah dalam hal ini RIPPD karena didalam rencana tersebut pemerintah daerah dalam melakukan peninjaun telah melakukan analisis mengenai potensi-potensi yang menjadi daya tarik wisatawan. Salah contoh dari hasil peninjauannya adalah bahwa telah ditentukan jenis wisata bahari sebagai skala prioritas pemerintah daerah Wakatobi untuk dikembangkan, melihat kekayaan panorama dan biota laut yang dimiliki Wakatobi lebih mendominasi dibanding sektor-sektor lainnya seperti seni dan budaya, tidak salah jika Wakatobi masuk dalam kategori wilayah sepuluh ekosistem terumbu karang terindah dan tarbaik di dunia. Seksi promosi dan pemasaran dalam struktur kelembagaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wakatobi memiliki peranan penting dalam merancang strategi-strategi mulai dari bentuk sampai pada penggunaan medianya. Hal tersebut tidak terlepas dari konsep komunikasi pemasaran sebagai satu grand desaign dalam menentukan kegiatan promosi. Contoh bentuk promosi yang pernah dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wakatobi adalah ’’Sail Wakatobi’’, merupakan suatu rangkaian kegiatan bahari yang
55
diadakan di wilayah sekitar Wakatobi. Tema yang diambil dalam bentuk kegiatan yang diadakan pada 23 – 29 Agustus 2001 ini adalah "Clean the Ocean for Future Live. Tujuannya adalah memperkenalkan kekayaan dan kemurnian laut Wakatobi kepada masyarakat internasional, alhasil event tersebut berhasil diselenggarakan dengan sukses yang ditandai adanya peningkatan pengunjung secara signifikan setelah event tersebut dilaksanakan. Selain sail Wakatobi, pemerintah dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wakatobi juga memiliki aktivitas promosi andalan dan menjadi kebanggan tersediri dalam melakukan kegiatan promosinya yakni melalui sebuah film yang berjudul “The Miror Never lies” dibintangi actor terkenal Reza Hardian dan Atiqah Hasiholan. Dalam Film tersebut Wakatobi tampil dengan panorama keindahan lautnya yang begitu indah, pengambilan gambar dimulai bulan September sampai bulan Oktober 2010 dan mulai ditayangkan April 2011. Tujuan dari pembuatan film ini adalah sebagai langkah mempromosikan Wakatobi sebagai daerah ekowisata laut sekaligus upaya menguatkan kesadaran konsevasi laut dan trumbu karang. Selama Proses pembuatan film tersebut pemerintah Wakatobi melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan memposisikan diri sebagai partner yang baik, senantiasa siap memberikan dukungan penuh dalam bentuk memenuhi segala kebutuhan kru film baik itu memberikan referensi gambaran geografis, social dan kebudayaan masyarakat waktobi yang kemudian dijadikan bahan rujukan dalam pengambilan keputusan penentuan lokasi pengambilan gambar.
56
Selain dari kedua bentuk promosi-promosi tersebut bentuk promosi lain yang dilakukan adalah “pameran”, sebagaiman yang dikutip dari seksi promosi dan pengembangan pasar, La Tarima, SS, M.Si : “Sejauh ini bentuk promosi yang sering kami lakukan adalah pameran karena pameran menurut kami sebagai promosi yang paling akurat dapat memperlihatkan langsung kepada pengunjung mengenai referensi Wakatobi misalnya foto” Kegiatan pameran baik yang diadakan sendiri oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wakatobi maupun daerah lain, pusat dan mancanegara adalah kegiatan yang selalu diusahakan untuk diikuti. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam penuturan diatas bahwa pameran dapat memperlihatkan dan berkomunikasi secara langsung kepada calon pengunjung yang memang memiliki minat berwisata. Adapun contoh beberapa pameraan yang pernah diikuti adalah pameran “wisata bahari” di Jakarta tahun 2008 dan “deep and extreme” di Jakarta convetion center 2012 Dalam setiap kegiatan pameran biasanya panitia menyediakan stand bagi setiap daerah untuk menampilkan foto objek wisat dan hasil karya asli daerah seperti alat kesenian, pakaian tradisional, aneka makanan khas juga ikut ditampilkan, brosur yang menyajikan profil singkat dan daftar destinasi objek wisata didesain semenarik mungkin siap untuk dibagikan kepada setiap pengunjung stand. Pameran yang pernah diikuti atau pun diadakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wakatobi tidak hanya sekedar menampilkan objek wisata dalam sebuah stand yang disediakan tetapi para pegawai yang ditugaskan untuk mengikuti pameran dituntut untuk memiliki peran aktif dalam mempersentasikan
57
mengenai gambar dan hasil karya daerah yang ditampilkan. Oleh karena itu kecakapan komunikasi khususnya kemampuan persentasi sangat dibutuhkan bagi pegawai yang bertugas mengawasi stand pameran bahkan tidak jarang seorang pegawai menggunakan bahasa inggris pada saat persentasi jika pengunjungnya adalah orang asing. Pameran yang diadakan sendiri oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wakatobi senantiasa mengundang berbagai pihak yang terkait dengan industri pariwisata seperti pengusaha kerajinan dan makanan khas daerah, pengusaha resort dan travel, hotel, diving operator. Dinas Pariwisata menyediakan standstand khusus bagi pihak-pihak yang terkait sebagaiman yang telah disebutkan. Penggunaan media cetak dan elektronik adalah hal yang paling sering dilakukan oleh setiap instansi ataupun lembaga pemerintah dan non pemerintah sebagai media penyampaikan pesan baik itu berupa regulasi, profil instansi dan lain-lain. Sama halnya dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wakatobi menggunakan media cetak dan elektronik sebagai media informasi objek wisata Wakatobi. Pemelihan jenis media cetak misalnya, tidak serta merta dilakukan dengan secara cepat, akan tetapi penentuan itu juga senantiasa mempertimbangkan keefektifitasan pesan sampai kepada khalayak oleh karena itu Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wakatobi melakukan tahap analisis dalam mengeksekusi kegiatan promosi dengan menggunakan media cetak. Biasanya kegiatan analisis tersebut berupa penentuan jenis media cetak baik koran atau pun majalah dan
58
majalah biasanya menjadi pilihan yang dianggap efektif. Seperti dari kutipan pernyataan seksi promosi dibawah ini : “Iklan pada media cetak memiliki keunggulan tersendiri dalam memperomosikan objek wisata di Wakatobi, kami biasanya memilih majalah spesialisasinya adalah majalah pariwisata dan kami juga menyadari walaupun pemasangan iklan tak semurah dengan brosur akan tetapi sejauh ini majalah kami anggap efektif karena majalah sering kali ditempatkan pada lobi-lobi hotel, kantor maupun diperjualkan secara umum. Yang tentunya masyarakat yang berada di hotel dan kantor dapat melihat objek wisata Wakatobi sebagai tempat yang menyenangkan untuk dikunjungi” Selain media cetak Dinas Pariwisata juga menggunakan media elektronik dalam aktivitas promosi seperti radio dan iklan di televisi akan tetapi Dinas Pariwisata sangat memperhatikan tempat iklan pariwisatanya ditampilkan mengingat tempat sangat menentukan keefektifan pesan. Dinas pariwisata dalam hal ini bekerja sama dengan pihak bandara halueleo dan Wangi-Wangi
di
Sulawesi Tenggara menayangkan video keindahan terumbu karang pada LCD yang ditempatkan pada ruang tunggu penerbangan ataupun tempat strategis lainnya di bandara. Selain event, film, pameran dan iklan. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dan pemerintah daerah Wakatobi menerbitkan beberapa buku mengenai kebudayaan dan keindahan panorama laut di Wakatobi diantaranya “lone traveler’s guide to the island” dan “ayo jalan-jalan di waktobi”.
59
b. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat kegiatan promosi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wakatobi 1.
Faktor Pendukung
Observasi dan wawancara yang telah dilakukan selama di lokasi penelitian, peniliti dapat menarik benang merah mengenai pendukung dan penghambat kegiatan promosi objek wisata Wakatobi. Keberhasilan dalam setiap event yang pernah dilaksanakan maupun kegiatan promosi lainnya tidak lepas dari komitmen dan kerja keras segenap jajaran pegawai Dinas pariwisata serta dukungan dari pemerintah daerah, Dinas-Dinas terkait, steakholder, dan oraganisasi Internasional. Kerja keras tersebut diwujudkan dalam inovasi dan kreatifitas dalam setiap pelaksanaan racangan strategis promosi. Sebagaimana mengacu pada rencana induk pengembangan wisata daerah yang menjadi tolak ukurnya. Adanya penyediaan Toursm information center (TIC) atau pusat informasi pariwisata Wakatobi di Wangi-Wangi dan Bali, mampu membantu akses informasi secara efektif mengenai Wakatobi terhadap calon wisatawan kususnya wisatawan mancanegara. Kepala Dinas Pariwisata (Drs. Tawakkal) dalam kutipan penuturannya : “Dalam pembangunan ini ada yang namanya tipping point. Tipping point itu artinya pemicu. Pada pembangunan fase pertama itu terdapat sejumlah prestasi, tapi pemicu prestasi itu adalah hadinya Bandara Matohara. Dengan hadirnya Bandara Matoraha tersebut maka memicu, pertama; memacu pertambahan ekonomi, kedua; meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke Wakatobi, ketiga; sosial politik hubungan pusat dengan daerah semakin lancar.”
60
Pemilihan dan penentuan lokasi penyediaan pusat informasi juga menjadi pertimbangan khusus bagi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wakatobi, maka tidak salah jika Bali menjadi pilihan menjadi tempat menyediakan TIC. Bali merupakan destinasi pariwisata skala Internasional,
berbagai wisatawan
mancanegara tiap tahun berdatangan untuk mengunjungi Bali. Tentunya wisatawan yang tadinya hanya mengetahui Bali sebagai satu-satunya destinasi wisata bahari di Indonesia maka Wakatobi dapat menjadi pilihan setelah melihat TIC. Dukungan dari pemerintah daerah, steakholder maupun dinas-dinas terkait sangat berpengaruh dalam kegiatan promosi yang dilakukan. Bentuk dukungan pemerintah kabupaten Wakatobi terlihat jelas dalam upaya perbaikan penyediaan dan sarana prasarana pendukung akses ke Wakatobi seperti pembangunan bandara Matohara yang memang secara khusus ditempatkan dipulau wangi-wangi sebagai spot destinasi wisata. Pemerintah daerah juga bekerja sama dengan pihak swasta membagun sekolah ilmu kelautan dan perikanan juga berada di wangi-wangi, hal ini dimaksudkan agar masyarakat luas mengenal Wakatobi bukan hanya sebagai objek wisata melainkan bisa menjadi pusat studi kelautan dan perikanan. Selain penyedian sarana dan prasaran pemerintah daerah bersama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dan Dinas terkait seperti PERINDAG, aktif dalam melakukan sosialisasi dan pelatihan terhadap pelaku-pelaku usaha yang terkait dengan pariwisata seperti usaha resort, travel, restoran, kerajinan dan makanan
61
khas daerah guna mensenergikan usaha promosi objek wisata dengan kualitas sumber daya manusia. Pelatihan-pelatihan tersebut menitik beratkan pada pelatihan mengenai kualitas pelayanan terhadap wisatawan sehingga kualitas pelayanan yang didapatkan wisatawan menjadi nilai tambah kepuasan selain keindahan panorama wisata laut Wakatobi. Lembaga internasional
yang menangani masalah-masalah tentang
konservasi penelitian dan restorasi lingkungan yaitu WWF (World Wide Fund for Nature) juga sangat memberikan dukungan terhadap kegiatan promosi. The Nature Conservancy (TNC) sejak akhir tahun 2002 dengan maksud membantu pengelola Wakatobi untuk memperbaiki rencana pengelolaan, zonasi dan penerapan pengelolaan kawasan, hal ini membuat kekayaan laut Wakatobi bisa semakin dikenal ke mancanegara. Pada tahun 2009 Bupati Kabupaten Wakatobi berhasil mendapatkan penghargaan dari kementrian pariwisata dan kebudayaan kategori kawasan pariwisata unit dan terpromosikan, world ocean conference (WOC) di Menado Sulawesi utara serta masih banyak lagi penghargaan lain yang berkaitan dengan pariwisata. Karena prestasi tersebut metro tv mengundang Bupati Wakatobi sebagai bintang tamu dalam acara kick andy yang bertemakann “Bukan Bupati Biasa” Bupati
Wakatobi
kerap
kali
melakukan
seminar
kepariwisataan
diantaranya “surgaisme huguaisme secercah cahaya dari Wakatobi, bedah buku
62
“berkunjung ke surga Wakatobi” pada tanggal 29 November 2011 di Universitas Indonesia. 2.
Faktor Penghambat Dalam pelaksanaan kegiatan promosi, tentunya tidak terlepas dari
hambatan atau kendala yang dapat mengurangi keefektifan promosi, meneurut seksi pemasaran Nur irmawati, SS dalam kutipan penuturannya ; “Terkadang gencarnya promosi yang dilakukan tidak sebanding dengan percepatan pengembangan objek wisata” “Terkadang dalam melakukan pameran wisata yang dilakukan dinas pariwisata terjadi miskominikasi dengan para pengisi stand pameran seperti dive operator, resort, travel yang mengakibatkan ketidak hadiran mereka mengisi stand-stand yang disediakan” Dari
kedua
mengakibatkan
kutipan
diatas
hambatan-hambatan
jelas
memperlihatkan
promosi
terjadi,
kondisi adanya
yang usaha
memperkenalkan kepada masyarakat melalui aktivitas promosi tidak sebanding dengan kesiapan objek wisata untuk diperkenalkan kepada masyrakat dari hal sarana pendukung. Seksi promosi dan pengembangan pasar La Tariman, SS, M.SI dalam kutipan penuturannya : “Ketersediaan fasilitas jasa pariwisata belum sepenuhnya maksimal, itupun penyedianya umumnya adalah pihak swasta namun pengadaan infrastruktur umum seperti jalan, listrik dan air berhubungan dengan pariwisata merupakan tanggung jawab pemerintah” Hal tersebut menghambat aktivitas promosi dikarenakan Dinas Pariwisata harus menunggu ketersediaan sarana pendukung terhadap pengembangan objek wisata walaupun strategi promosi telah direncanakan sebelumnya. Jadi promosi akan dilakukan jika sarana pendukung benar-benar siap.
63
B. Pembahasan a. Aktivitas Promosi Dari hasil yang didapatkan dilapangan, nampak bahwa Informasi merupakan salah satu komponen penting dalam kepariwisataan. Promosi merupakan kegiatan yang penting dalam pengembangan pariwisata yang dapat dilakukan oleh pemerintah maupun swasta. Bentuk promosi terhadap suatu produk wisata yang dilakukan oleh pengunjung antara lain dilakukan dengan saling tukar menukar informasi, berbagai pengalaman dari mulut ke mulut kepada orang-orang disekitarnya. Pengalaman ataupun kepuasan seseorang yang telah menikmati suatu produk atau perjalanan merupakan suatu media yang paling ampuh guna di jadikan media promosi dalam bentuk by mouth promotion yang paling dipercaya kebenarannya (Yusuf, 2003). Pada dasarnya promosi dilakukan dengan tujuan memberitahukan informasi kepada konsumen terhadap suatu produk yang akan ditawarkan, bentuk promosipun dilakukan dengan cara dan teknik yang berbeda-beda, yakni dengan menggunakan media elektronik seperti televisi, radio, media iklan seperti baliho, spanduk, brosur, majalah, koran, maupun media komputer dan lain-lain, dengan tujuan memberikan informasi. Informasi yang membujuk, mengingatkan, dan memberi tahu. Informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat.
64
Baik promosi maupun informasi sama-sama memegang peranan penting dalam proses pengembangan obyek wisata, karena dengan adanya promosi serta informasi tentang obyek wisata maka orang akan mengetahui dan secara tidak langsung akan memberikan suatu rasa keingin tahuan terhadap obyek wisata tersebut. Dari proses tersebut maka akan terjadilah kegiatan berkunjung ke obyek wisata tersebut sebagai suatu bentuk keingintahuan dan pembuktian terhadap apa yang di promosikan dan informasi yang di peroleh. Dengan demikian pengunjung juga memiliki peran penting dalam melakukan promosi terhadap suatu obyek dan daya tarik wisata, secara tidak langsung ia sebagai agen dalam berpromosi (agent of promotion). Meskipun demikian, pola promosi pariwisata dengan pola konsvesional yang di objek wisata Wakatobi melalui media brosur, liflet atau rekaman gambar obJek wisata dan lainnya dianggap sudah tidak fektif lagi, sehingga perlu pola pemasaran di bawah boks atau mendatangkan pejabat terkait dari berbagai negara. Pola pemasaran parwisata di bawah boks lebih efektif karena pejabat terkait dari negara yang diundang dapat menyaksikan langsung keindahan obyek wisata yang dimiliki daerah tujuan wisata. Selain itu, juga dapat melihat langsung keramatahan dan tradisi budaya masyarakat yang menjadi daerah tujuan wisata. Dari sisi komunikasi pemasaran yang dilakukan Dinas Pariwisata Kabupaten Wakatobi tidak lepas dari bauran promosi. Model komunikasi Dinas Pariwisata saat ini dalam mengkomunikasikan objek wisata Wakatobi meliputi : 1. Pengirim (Source) adalah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan bertugas untuk
65
menyampaikan informasi mengenai keberadaan objek wisata Wakatobi dalam bentuk bauran promosi periklanan, promosi, public relations dan direct selling.. 2. Penerima (Receiver) adalah calon pengunjung baik wisatawan manca negara maupun wisatawan domestik. 3. Encoding adalah pesan yang disampaikan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Wakatobikepada calon konsumen mengenai Wakatobi seperti melalui event Sail Wakatobi dengan tema “clean the ocean for future live” 4. Media adalah sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada konsumen. Media yang digunakan oleh Dinas Pariwisata adalah media cetak, elektronik dan media internet karena target pemasarannya adalah seluruh masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia pada umumnya. 5. Decoding adalah respon konsumen, bagaimana konsumen menanggapi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Dinas Kabupaten Wakatobi. Respon tersebut mulai dari respon positif. 6. Tindakan (feedback) adalah proses yang dilakukan konsumen setelah konsumen merespon mengenai event yang ditawarkan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Wakatobi maka tindakan selanjutnya adalah menghubungi dan memutuskan untuk mengunjungi Wakatobi. Umpan balik yang dilakukan oleh konsumen adalah mengenai kepuasan ataupun kritikan yang dilakukan oleh pelanggan. 7. Gangguan (noise) adalah hambatan yang terjadi dari proses komunikasi pemasaran.
66
Bauran pemasaran meliputi tiga tujuan utama promosi meliputi (1) untuk menginformasikan pada masyarakat luas tentang keberadan objek wisata Wakatobi melalui bentuk bentuk (2) untuk membujuk wistawan agar mengunjungi Wakatobi (3) mengingatkan wisatawan untuk mengunjungi objek wisata yang ditawarkan di Wakatobi . Adapun komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wakatobi dalam bentuk bauran promosi adalah sebagai berikut : 1. Personal selling Merupakan komunikasi langsung tatap muka antara Dinas pariwisata dan Kebudayaan kepada wisatwan guna membentuk pemahaman wisatawan terhadap objek wisata yang ditawarkan sehingga mereka akan berminat untuk mengunjungi objek wisata Wakatobi. Seperti pameran “wisata bahari” di Jakarta tahun 2008 dan “deep and extreme” di Jakarta convetion center 2012 adalah kesempatan langsung yang dimiliki oleh dinasi Pariwisata dan kebudayaan Wakatobi untuk berkomunikasi secara langsung. Komunikasi tersebut terjadi ketika pengunjung pameran mendatangi stand pameran dan kemudian pegawai yang bertugas akan menyampaikan atau mempersentasekan mengenai objek-objek wisata yang ada di Wakatobi. Selain pameran, event juga merupakan bentuk personal selling kerena event yang diadakan maupun diikuti oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan juga memberikan peluang yang sangat besar untuk mengkomunikasikan objek wisata kepada wisatawan.
67
2. Iklan Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan objek wisata Wakatobi, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran wisatawan untuk melakukan kunjungan, seperti iklan cetak dan siaran, logo ataupun film. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan menggunakan media iklan dalam mempromosikan objek wisata Wakatobi sangat inovatif dan kreatif. Pembuatan film ini untuk memperlihatkan keunggulan keindahan panaroma laut Wakatobi sangat jarang dilakukan di daerah-daerah bahari lainnya, hal ini memungkinkan pesan kepada masyarakat luas dapat sampai secara efektif karena film memiliki daya persuasif terhadap penonton. Toursm information center (TIC) atau pusat informasi pariwisata Wakatobi di Wangi-wangi dan Bali adalah tempat penayangan yang sangat tepat untuk video maupun iklan cetak seperti buku, majalah yang ditampilkan. Walaupun beriklan membutuhkan anggaran yang sangat besar sedangkan anggaran yang dimiliki untuk promosi mungkin sangat terbatas. Iklan melalui media cetak seperti brosur, buku dan majalah mempunyai kelebihan diantaranya tepat waktu, mampu menangkap pasar lokal dengan baik serta mudah di distribusikan kepada wisatawan serta memiliki biaya tergolong murah dibanding spanduk dan penayangan iklan di media elektronik. Brosur memuat informasi mengenai profil obek wisata secara sederhana namun padat dan jelas, sehingga brosur yang diberikan mengarah pada tujuan
68
komunikasi pemasaran yaitu menginformasikan, membujuk dan mengingatkan akan adanya objek wisata Wakatobi sedangkan majalah menjelaskan secara seksama dengan gaya deskriftif sehingga dapat memberikan gambaran imajinatif pada minat pembaca. 3. Promosi penjualan Hasil penelitian yang ditemukan dilapangan peneliti tidak menemukan jenis bauran promosi ini. Promosi penjualan merupakan dalam persepektif pemasaran merupakan bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai intensif yang dapat diatur untuk merangsang jumlah pembelian dengan segera, seperti pemberian hadiah, pemberian kopon, diskon pada wisatawan. 4. Public relations Bentuk bauran peromosi ini dapat ditemukan dalam faktor pendukung dari hasil penelitian yang ditemukan peneliti. Adanya seminar-seminar mengenai Wakatobi seperti “surgaisme huguaisme secercah cahaya dari Wakatobi, bedah buku “berkunjung ke surga Wakatobi” pada tanggal 29 november 2011 di Universitas Indonesia adalah upaya komunikasi menyeluruh dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wakatobi untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok wisatawan terhadap objek wisata Wakatobi. Prestasi dan penghargaan serta kepopuleran Bupati Wakatobi menjadi pencitraan positif bagi daerah Wakatobi karena bupati diibaratkan sebagai duta yang mewakili Wakatobi ditambah lagi apresiasi media massa seperti satasiun TV menambah bentuk bauran promosi ini semakin memiliki dampak besar terhadap
69
promosi, apresiasi tersebut dapat dilihat dari undangan Metro TV yang secara eksklusif mengundang bupati Wakatobi dalam suatu program acara. 5. Direct marketing Bauran promosi ini bersifat interaktif, memanfaatkan satu media atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan tranksaksi disemua lokasi, dalam direct marketing komunikasi promosi langsung ditujukan kepada konsumen individual, seperti katalog maupun surat. Bentuk pemasaran langsung yang saat ini lazim dilakukan adalah melalui media internet Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wakatobi memanfaatkan media ini guna menginformasikan objek wisata Wakatobi. Dan adanya upaya penerbitan buku mengenai kebudayaan dan keindahan panorama laut diWakatobi diantaranya “lone traveler’s guide to the island” dan “ayo jalanjalan di waktobi” adalah upaya mewujudkan komunikasi interaktif dan terukur, buku yang kemudian diantaranya diseminarkan mampu menciptakan suasana interaktif secara langsung dengan wisatawan.
b. Faktor pendukung dan penghambat promosi Hasil penelitian yang ditemukan dilapangan oleh peneliti, perlu dipahami bahwa untuk memwujudkan impian Dinas Pariwisata dan kebudayaan dalam melakukan misi pariwisata melalui aktifitas promosinya tentunya harus didukung dengan budaya demokrasi dalam penerapan komunikasi serta profesionalisme pengelola pariwisata, dan pelayanan yang baik di bidang pariwisata.
70
Misi ini tentunya tidak dijalankan dengan maksimal sebagaimana hasil temuan peneliti seperti adanya miss komunikasi antar pihak-pihak terkait serta ketimpangan antara pengembangan wisata dengan promosi yang digencarkan. Hal tersebut akan mengakibatakan kekacauan promosi yakni ketidak efektifannya kegiatan promosi disebabkan oleh kurangnya kepercayaan dan kepuasaan wisatawan terhadap kegiatan promosi yang dilakukan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wakatobi. Terlepas dari hal tersebut bahwa promosi yang digencarkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wakatobi tidak dapat berdiri sendiri selalu ada dukungan dari pihak eksternal selain dari pihak internal. Faktor pendukung aktivitas promosi dapat digambarkan dalam sebagai berikut : Gambar 2 FAKTOR PENDUKUNG PROMOSI
INTERNAL
EKSTERNAL
Dinas Parawisata dan Kebudayaan Wakatobi
Pemda Dinas Terkait Stakeholder Organisasi Internasional
Sumber : Morissan, M.A (Buku Periklanan, 2010:40) Faktor pendukung aktivitas promosi dapatkan dikategorikan dalam dua kategori yakni dari pihak internal dan eksternal. Pihak internal merupakan jajaran segenap devisi atau struktur kelembagaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
71
Wakatobi memiliki tekad dan kerja keras yang kemudian melahirkan kreativitas dalam menyusun strategi promosi. Dari pihak eksternal terdiri dari Pemirantah daerah, Dinas terkait seperti Dinas Kelautan dan Perikanan serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan, steakholder (pengusaha resort, diving operator, kerajinan) serta lembaga internasional yakni WWF. Kompenen-komponen eksternal sebagaimana yang disebutkan, secara langsung maupun tidak langsung memberikan dukungan terhadap aktivitas promosi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wakatobi karena mereka memiliki kepentingan ekonomi dari potensi-potensi wisata yang dimiliki Wakatobi. Pemerintah daerah menjadikan pariwisata sebagai sumber pendapatan daerah, para steakholder juga menjadikan bisnis pariwisata sebagai usaha yang meningkatkan taraf hidup mereka, sedangkan WWF memiliki kepentingan kesadaran lingkungan dalam menjaga kelestarian biota laut. Peniliti juga mengamati para pengusaha resort dan travel misalnya memiliki inisiatif sendiri dalam pembuatan brosur profil objek wisata Wakatobi yang kemudian akan dibagikan kepada pengunjung resort dan pengguna jasa travel. Jadi selain brosur yang dibuat oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan juga ada brosur yang dibuat oleh para pengusaha jasa pariwisata sehingga hal ini memudahkan wisatawan mendapatkan informasi-informasi mengenai objek wisata. Dukungan lain dari organisasi internasional secara signifikan memiliki dampak luas terhadap promosi wisata Wakatobi. Masyarakat dunia khususnya
72
pencinta biota laut dari berbagai kalangan baik dari dari kalangan akademisi, traveler dan lain sebagainya akan memiliki kepercayaan kuat terhadap pesan promosi yang disampaikan karena WWF secara tidak langsung bertindak sebagai source atau komunikator dari pesan yang disampaikan kepada masyarakat dunia dan WWF sebagai lembaga lingkungan dunia memiliki kredibilitas.
73
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas promosi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wakatobi : 1. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sebuah instansi pemerintah yang bergerak dan memiliki tanggung jawab pengembangan pariwisata dan pemasaran pariwisata. Kekayaan potensi wisata laut di Wakatobi adalah sebuah tantangan untuk diperkenalkan kepada masyarakat luas melalui kegiatan promosi. Hampir semua bentuk promosi dilakukan Dinas Pariwisata semuanya berorentasi pada segmentasi pasar domestik dan mancanegara, hal tersebut dapat dilihat pada jenis event, pameran maupun kegiatan lainnya berskala Internasional. Adapun lima bentuk bauran promosi yang ada, tidak semuanya dilakukan bentuk bauran promosi yang dimaksud yakni penggunaan berbagai intensif yang dapat diatur untuk merangsang jumlah pengunjung, seperti pemberian hadiah, pemberian kopon, diskon pada wisatawan. Sedangkan bauran promosi yang lainya seperti personal selling, periklanan, public relation, dan direct marketing, semuanya dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Dari bentuk-bentuk bauran promosi yang dilakuakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wakatobi dijelaskan dalam uraian berikut ini:
73
74
Promosi dalam bentuk Personal selling dilakukan melalui pameran dan event, pameran biasanya diadakan sendiri ataupun mengikuti pameran di daerah lain yang bertemakan kelautan dan bahari.
Iklan dilakukan dalam bentuk pembuatan film, video, majalah, dan brousur yang kemudian didistribusikan kepada khalayak luas melalui Toursm information center (TIC) atau pusat informasi pariwisata Wakatobi di Wangi-wangi dan Bali.
Public relations berupa seminar-seminar mengenai Wakatobi seperti “surgaisme huguaisme secercah cahaya dari Wakatobi, bedah buku “berkunjung ke surga Wakatobi” pada tahun 2011 dan keterlibatan bupati Wakatobi yang secara tidak langsung menjadi duta pariwisata Wakatobi melalui acara program TV di Metro TV
Direct marketing yang bersifat interaktif dilakukan melalui website, akan tetapi Dinas Pariwisata dan Wakatobi juga menerbitkan beberapa buku ; “lone traveler’s guide to the island” dan “ayo jalan-jalan di waktobi” adalah upaya mewujudkan komunikasi interaktif dan imajinatif dalam benak pembaca. Buku ini kemudian diseminarkan yang kemudian menjadi bentuk langsung dari komunikasi interaktif Dalam upaya kegiatan promosi pariwisata yang dilakukan oleh Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Wakatobi, lembaga tersebut tidak terlepas dari sebuah sistem kerja struktural. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wakatobi senantiasa mengacu pada rencana induk pengembangan pariwisata daerah atau RIPPD yang
75
kemudian dijadikan sebagai rafrensi dalam menyusun strategi promosi dalam kendali seksi pemasaran dan promosi. 2.
Faktor pendukung dan penghambat dalam aktivitas promosi adalah hal
yang mutlak ada dalam setiap pelaksanaannya. Faktor penghambat yang dihadapi saat ini adalah kesenjangan antara kesiapan pengembangan objek wisata dengan gencarnya promosi yang telah dilakuakan dan terkadang dalam komunikasi antara pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dan pihak terkait tidak terjadi secara efektif. Faktor pendukung berasal dari dua aspek yakni internal dan eksternal, internal mengacu pada kinerja dan kreatifitas serta langkah-langkah yang inovatif seluruh jajaran Dinas Pariwisata Kebudayaan Wakatobi sedangkan faktor pendukung eksternal berupa dukungan dari pihak-pihak lain yang berhubungan langsung dalam dunia pariwisata dan lingkungan biota laut seperti PEMDA, Dinas Perikanan dan Kelautan, PERINDAG, pengusaha jasa pariwisata (pengusaha resort, dive operator, travel, dan kerajinan daerah khas Wakatobi) serta organisai intenasional lingkungan hidup WWF.
B. Saran Dari hasil penilitian
yang
telah disimpulkan,
Penulis
mencoba
memberikan saran yang kemudian bisa menjadi masukan bagi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Waktobi dalam upaya memaksimalkan kunjungan wisatawaan asing maupun domestik sebagai berikut ; 1. Mengoptimalkan seluruh bentuk-bentuk promosi pariwisata Wakatobi yang belum diadakan, promosi penjualan yang belum dilakukan oleh
76
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wakatobi akan mampu menarik pengunjung secara signifikan melalui kerjasama pelaku usaha pariwisata seperti biro perjalana, hotel, dan pelaku pendukung pariwisata dengan pemberian insentif. 2. Mengoptimalkan media internet sebagai media interaktif, memiliki jangkauan luas yang sesuai perkembangan jaman seperti, menggunakan jejaring sosial facebook dan twitter dalam mempromosikan objek wisata Wakatobi. 3. Perlunya membina komunikasi efektif dan berkesinambungan antara pihak-pihak yang berkaitan dibidang kepariwisataan khususnya pelaku usaha pariwisata. 4. Senantiasa berkoordinasi dengan pemerintah daerah agar ketimpangan antara kesiapan pengembangan wisata daerah sejalan dengan gencarnya promosi yang dilakukan. 5. Perlunya juga sosialisasi kepada masyarakat agar tetap senantiasa menjaga dan melestrikan lingkungan laut di Wakatobi. Hal tersebut diperlukan mengingat masyarakat terkadang kurang menyadari akan pentingnya kelastarian liangkungan sehingga dapat mengurangi nilai objek wisata Wakatobi.
77
DAFTAR PUSTAKA
Ady, Hasruddin. 2011. Ayo Jalan-Jalan ke Wakatobi. Makassar : PUSTAKA REFLEKSI Angipora, Marius P. 2002. Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi Kedua, PT. Raja Grafida : Jakarta Baron, A Rupert & Donn Byrne. 2004. Psikologi Sosial. Edisi Kesepuluh. Terjemahan oleh Ratna Djuwita & Melania Parman. Jakarta: Erlangga Cangara, Hafied. 2008. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada David, Mario. 2002. Skripsi. Strategi Promosi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Selatan Komarudin, Tatang S. 2012. Hugua Dari Wakatobi. Jakarta : La Tofi Enterprise Media Kotler, Philip & lee. 2007. Pemasaran di Sektor Publik. Terjemahan dari M. Taufik Amir. Jakarta : Indeks Kriyantono Rachmat. 2006. Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana Laksana, Fajar. 2008. Menejemen Pemasaran. Yogyakarta ; GRAHA ILMU Marpaung, Happy. 2002. Pengetahuan Pariwisata. Bandung : Alpabeta Morison. 2010. Periklanan (Komunkasi pemasaran terpadu). Jakarta : KENCANA Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi (Suatu Pengantar) Bandung: Rosda Pendit, Nyoman. 2006. Ilmu Pariwisata. Jakarta: Perdana Paramita Percik. 2008. Dinamika politik lokal di Indonesia (Penataan Daerah dan Dinamikanya). Salatiga: Percik Peter, Paul & Jerry Olson, 2000. Consumer Behavior (perilaku konsumen dan strategi pemasaran) . Jakarta : Erlangga Pitana, I Gde & Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: ANDI Soekadijo R. 1996. Anatomi Pariwisata. Gramedia Pustaka Utama : Bandung
78
Sugiyono, 2010. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung : ALFABETA Suryani, Tatik. 2008. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: GRAHA ILMU Swasta, Basu dan Irawan. 1998. Manajemen Pemasaran Modern. Jakarta : Erlangga Terence, A. Shimp. 2004. Periklanan Promosi. Jilid II. Terjemahan Dwi Kartini. Jakarta: Erlangga Tjitono Fandy, 2008. strategi pemasaran. Yogyakarta : ANDI Tunggal Widjaja. 2000. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta : Sinar Grafika Winardi. 1992. Promosi dan Reklame. Bandung : Mandar Maju Yoeti, Oka. 2006. Tours and Trvel Marketing. Jakarta : Pradnya Paramita http//: BPS/Statistik Perusahaan/Usaha Jasa Akomodasi/ Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Wakatobi www. WWF Indonesia – Wakatobi.htm
79
LAMPIRAN
80
81
82
PETA WAKATOBI
1
BAGAN STRUKTUR KEPEGAWAIAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2013