Hubungan antara Pengetahuan Siswa tentang Penyakit HIV/AIDS dengan Sikap Siswa terhadap Penyakit HIV/AIDS
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SISWA TENTANG PENYAKIT HIV/AIDS DENGAN SIKAP SISWA TERHADAP PENYAKIT HIV/AIDS DI SMA NEGERI 6 KOTA KUPANG TAHUN 2010 Ariyanto Tosi1, Petrus Romeo 2, Marni 3 Abstract: HIV/AIDS cases in Kupang city until September 2009 still high enough, those are174 cases with the amount of HIV sufferer of 113 people and the amount of AIDS sufferer of 61 people, which from that amount, those are 32 people with the range of adolescent age 16-24 years old, 0-15 years old amount 8 people. One of the factors who cause the cases of HIV/AIDS high is the lowly knowledge of adolescent about the disease of HIV/AIDS, so as a consequence is the negatives attitude. The aim of the research is to overlook the relation between the students’ knowledge about the disease of HIV/AIDS and the SMA Negeri 6 of Kupang city students’ attitude towards the disease of HIV/AIDS. The type of the research used is an analytical survey with cross sectional approach. The amount of samples is 78 people chosen by random sampling with the approach of proportional stratified sampling, and the variable is tested with the Spearman Correlation statistic. The result of the statistic test has proven that p value < α = 0,05 which is 0,01 < 0,05 with the correlation coefficient value of 0,650 which means that there is a significant relation between the students’ knowledge about the disease of HIV/AIDS and the students’ attitude towards the disease of HIV/AIDS and so, H0 is rejected and H1 is accepted. It is concluded that there is a relation between the students’ knowledge about the disease of HIV/AIDS and the SMA Negeri 6 of Kupang city students’ attitude towards the disease of HIV/AIDS. Furthermore, it is suggested for the knowledge about the disease of HIV/AIDS and the attitude towards the disease of HIV/AIDS should be socialized generally in schools and society and specially in teenagers. Keywords
: Knowledge, Attitude, HIV/AIDS
PENDAHULUAN Masa remaja merupakan suatu periode dalam rentang kehidupan manusia. Pada masa ini berlangsung proses-proses perubahan secara biologis, juga perubahan psikologis yang dipengaruhi berbagai faktor; termasuk oleh masyarakat, teman sebaya, dan juga media massa. Mereka yang berada di masa usia remaja juga belajar meninggalkan sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan dan pada saat yang bersamaan mempelajari perubahan pola perilaku dan sikap baru orang dewasa (Ma’Shum, 2006). Perilaku seksual remaja tidak hanya sekedar bergandengan tangan, tetapi sudah lebih jauh, mulai dari bercumbuan hingga melakukan hubungan seks, hal ini dianggap sesuatu yang wajar bagi remaja (Hidayana, dkk, 1999).
makin luas penyebarannya dan sampai saat ini belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkannya. Tingginya prevalensi HIV/AIDS membuat masalah ini bukan hanya masalah medik dari penyakit menular semata-mata tapi sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang menyangkut semua aspek kehidupan manusia yakni dari segi ekonomi, sosial, psikologi, dan kebudayaan, khususnya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), sehingga membutuhkan kewaspadaan dan kesiapan yang menyeluruh dari semua pihak (Depkes RI, 2003).
Nusa Tenggara Timur (NTT) sampai dengan 31 Mei 2008 tercatat 378 Kasus HIV/AIDS, dengan jumlah penderita HIV sebanyak 208 orang dan jumlah penderita AIDS sebanyak 170 orang, dan jumlah yang meninggal sebanyak 103 orang. Sejauh ini komisi Human Immunodeficiency Virus and penanggulangan AIDS daerah Provinsi NTT Acquired Immuno Deficiency Syndrom (HIV sampai dengan 31 Mei 2008 melaporkan dan AIDS) telah menjadi pandemi yang sekasus HIV/AIDS dengan golongan umur >40 1) 2) 3)
Alumni Jurusan PKIP FKM Undana Staf pengajar Jurusan PKIP FKM Undana Staf pengajar Jurusan PKIP FKM Undana
MKM Vol. 05 No. 01 Des 2010
tahun sebanyak 52 orang, 35-39 tahun sebanyak 159 orang, 30-34 tahun sebanyak 99 orang, 25-29 tahun sebanyak 64 orang dan 0-5 tahun sebanyak 4 orang. Sementara itu jika diurut menurut cara penularannya melalui hubungan heteroseksual (termasuk ibu ke anak) sebanyak 352 orang, dan melalui narkoba suntik sebanyak 26 orang (KPAD Provinsi NTT, 2008). Untuk kota Kupang sampai dengan September 2009 tercatat 174 kasus HIV/AIDS, dengan jumlah penderita HIV sebanyak 113 orang dan jumlah penderita AIDS sebanyak 61 orang, dengan golongan umur >35 tahun sebanyak 52 orang, 25-34 tahun sebanyak 82 orang, 16-24 tahun 32 orang, 0-15 tahun sebanyak 8 orang. Sedangkan menurut jenis kelamin Laki-laki sebanyak 116 orang, perempuan sebanyak 58 orang, penyakit ini sudah tersebar di 4 kecamatan yang ada di Kota Kupang dengan jumlah penderita, yaitu kecamatan Oebobo sebesar 35%, kecamatan Alak sebesar 28%, diikuti kacamatan Kelapa Lima sebesar 20% dan kecamatan Maulafa sebesar 17% (Dinkes kota Kupang 2009). Angka-angka ini adalah angka resmi jumlah kasus yang sudah ditemukan namun tidak menggambarkan jumlah kasus yang sesungguhnya ada di tengah masyarakat. Hal ini dikenal dengan fenomena “gunung es”, angka resmi yang dicatat adalah puncak dari gunung es sedangkan kenyataan masih banyak orang yang terinfeksi HIV dan belum menunjukkan gejala sakit. Pada usia 5 tahun atau lebih penderita mulai terinfeksi dan pada usia 15-19 tahun dimana pada usia ini perilaku-perilaku beresiko tinggi dilakukan seperti melakukan hubungan seks yang tidak aman dan penggunaan narkoba suntik yang tidak steril secara bergantian. Pada usia 15-19 tahun yang tergolong remaja ini perilaku-perilaku tersebut dapat dilakukan karena adanya faktor eksternal seperti dari lingkungan, pengaruh dari teman sebaya, pengaruh gambar atau film porno, dan faktor internal adalah dorongan seksual yang timbul dari dalam diri sebagai akibat perubahan hormonal dalam tubuh remaja tersebut, sehingga mempengaruhi perilaku pada remaja yang sangat tinggi, seperti 2
keingintahuan remaja, ingin coba-coba bahkan kadang-kadang mengabaikan resiko yang dapat ditimbulkan. SMA Negeri 6 merupakan salah satu SMA yang ada di kota Kupang, yang memiliki siswa dengan berbagai latar belakang suku, agama, dan nilai-nilai keluarga dan masyarakat yang berbeda-beda. Keragaman ini turut berpengaruh pada pembentukan pola pikir dan penilaian remaja tersebut terhadap lingkungan sekitar (Sulaeman, 1995), khususnya terhadap HIV/AIDS. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru di sekolah tersebut sering ada sosialisasi mengenai HIV/AIDS di sekolah tersebut, dengan informasi mengenai HIV/AIDS yang ada sebagai suatu bahan pengetahuan dapat memungkinkan adanya perbedaan penilaian dari siswa masingmasing terhadap penyakit HIV/AIDS. Tujuan umum dari penelitan ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan siswa tentang penyakit HIV/AIDS dengan sikap siswa-siswi SMA Negeri 6 kota Kupang terhadap penyakit HIV/AIDS. Tujuan khusus yaitu mengetahui pengetahuan siswa-siswi SMA Negeri 6 Kota Kupang tentang penyakit HIV/AIDS, mengetahui sikap siswa-siswi SMA Negeri 6 Kota Kupang terhadap penyakit HIV/AIDS, mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan sikap siswasiswi SMA Negeri 6 Kota Kupang tentang penyakit HIV/AIDS. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional (Notoadmodjo, 2005(a)). Konteks penelitian ini adalah menghubungkan variabel pengetahuan siswa tentang penyakit HIV/AIDS dengan variabel sikap siswa terhadap penyakit HIV/AIDS di SMA Negeri 6 kota Kupang. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 6 Kupang, Jl. H.R Koroh, Kelurahan Sikumana, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang. Penelitian ini dilakukan selama satu bulan sejak tanggal 08 Mei sampai dengan 08 Juni 2010.
Hubungan antara Pengetahuan Siswa tentang Penyakit HIV/AIDS dengan Sikap Siswa terhadap Penyakit HIV/AIDS
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X dan kelas XI pada SMA Negeri 6 Kupang tahun ajaran 2009-2010, yang berjumlah 356 siswa.
Data yang telah diperoleh dari hasil penelitian diolah dengan bantuan komputer dengan menggunakan software SPSS (Statistic Product Solution Service). Hasil tabulasi ini disajikan dalam bentuk tabel, Sampel adalah bagian dari keseluruhan kemudian dinarasikan. objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Nazir, 2005). Objek yang HASIL dimaksudkan dalam penelitian ini adalah Gambaran Umum Lokasi Penelitian siswa-siswi kelas X dan kelas XI SMA Negeri 6 Kupang. Teknik pengambilan sampel ini SMA Negeri 6 Kupang terletak di jalan H. R. menggunakan pendekatan Propportional Koroh, Kelurahan Sikumana, Kecamatan Stratified Random Sampling. Jumlah sampel Maulafa, Kota Kupang. SMA Negeri 6 ini ditentukan dengan menggunakan rumus didirikan pada tahun 1995 (pembangunan fisik), namun Kegiatan Belajar Mengajar menurut Notoatmodjo (2005a) yaitu: (KBM) dimulai pada tahun 1996. SMA Negeri N n 6 memiliki tanah seluas 2 Ha. 2
1 N d
dimana: Sebagai bahan informasi mengenai penyakit n = Besar sampel HIV/AIDS, SMA Negeri 6 Kupang bekerja N = Besar populasi sama dengan Yayasan Tanpa Batas (YTB) d = tingkat kepercayaan atau ketepatan yang untuk memberikan sosialisasi mengenai diinginkan (0,12) penyakit HIV/AIDS terhadap siswa-siswi disekolah tersebut. Sehingga diperoleh:
356 1 356 0.12 356 n 4.56 n 78.070175 78 n
Gambaran karakteristik responden merupakan gambaran tentang identitas umum responden, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1.
Jadi, besar sample dalam penelitian ini adalah 78 siswa. CARA, BAHAN PENGUMPULAN DATA
DAN
ALAT
Data primer diperoleh dengan menggunkan kuesioner yang meliputi pengetahuan responden tentang penyakit HIV/AIDS, serta sikap responden terhadap penyakit HIV/AIDS. Data sekunder merupakan datadata yang diperoleh dari instansi kesehatan (Dinkes kota Kupang dan KPAD Provinsi NTT) mengenai morbiditas penyakit HIV/AIDS, dan Tata Usaha Sekolah (jumlah siswa dan gambaran umum mengenai tempat penelitian). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner .
Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas Dan Jenis Kelamin Di SMA Negeri 6 Kupang Tahun 2010 N o
Ke las
Jenis Kelamin
L n % 1 X 14 43,8 2 XI 18 56,2 Total 32 100 Sumber: Data Primer
n 21 25 46
P % 45,7 54,3 100
Jumlah Responden n 35 43 78
% 44,9 55,1 100
Data pada Tabel 1. menunjukkan bahwa jumlah responden paling banyak adalah siswa kelas XI yang berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 25 orang (54,3%) dan jumlah responden yang paling sedikit adalah siswa kelas X yang berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 14 orang (43,8%). Pengetahuan Responden Pengetahuan responden tentang penyakit HIV/AIDS merupakan gambaran yang 3
MKM Vol. 05 No. 01 Des 2010
Hasil Pengujian Hipotesa Hasil uji statistik dengan uji spearman correlation untuk hipotesa hubungan antara pengetahuan siswa tentang penyakit HIV/AIDS dengan sikap siswa terhadap penyakit HIV/AIDS terbukti dengan p value < Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat α = 0,05 yaitu 0,01 < 0,05 dengan nilai Pengetahuan Tentang Penyakit HIV/AIDS Di SMA koefisien korelasi 0,650 yang berarti terdapat Negeri 6 Kupang Tahun 2010 hubungan yang signifikan antara No Tingkat Jumlah % pengetahuan siswa tentang penyakit Pengetahuan Responden HIV/AIDS dengan sikap siswa terhadap 1 Kurang 14 17,9 2 Sedang 23 29,5 penyakit HIV/AIDS.
menunjukan sejauh mana kemampuan siswa untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan penyakit HIV/AIDS. Secara rinci distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan dapat dilihat pada Tabel 2.
3 Baik Total Sumber: Data Primer
41 78
52,6 100
Data pada Tabel 2. menunjukkan sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang penyakit HIV/AIDS yaitu sebanyak 41 orang (52,6%), hasil ini memberi gambaran bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang definisi/dampak HIV/AIDS, penularan HIV/AIDS, dan pencegahan HIV/AIDS. Sikap Responden Sikap responden terhadap penyakit HIV/AIDS merupakan gambaran yang menunjukan respon siswa terhadap pernyataan yang berkaitan dengan pandangan, perasaan dan kecenderungan untuk melakukan tindakan terhadap penyakit HIV/AIDS. Secara rinci distribusi responden berdasarkan sikap terhadap penyakit HIV/AIDS dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap Penyakit HIV/AIDS Di SMA Negeri 6 Kupang Tahun 2010 No Kategori Jumlah % Sikap Responden 1 Negatif 14 17,9 2 Positif 64 82,1 Total 78 100 Sumber: Data Primer
BAHASAN Pengetahuan merupakan salah satu aspek yang turut membentuk sikap seseorang. Semakin baik tingkat pengetahuan seseorang tentang penyakit HIV/AIDS maka orang tersebut cenderung semakin menjauhi sikap negatif terhadap penyakit HIV/AIDS, sebaliknya semakin kurang tingkat pengetahuan seseorang tentang penyakit HIV/AIDS maka orang tersebut cenderung akan bersikap negatif terhadap penyakit HIV/AIDS. Hasil analisis statistik dengan uji Spearman menunjukan bahwa p value < α = 0,05 yaitu 0,01 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan siswa tentang penyakit HIV/AIDS dengan sikap siswa terhadap penyakit HIV/AIDS. Hasil tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi pengetahaun siswa tentang penyakit HIV/AIDS, maka ada kecenderungan untuk melakukan sikap yang positif terhadap penyakit HIV/AIDS.
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Bloom bahwa pengetahuan (kognitif) merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Pengalaman dan penelitian membuktikan bahwa perilaku yang didasari Data pada Tabel 3. menunjukan bahwa oleh pengetahuan akan lebih langgeng sebagian besar responden memiliki daripada perilaku yang tidak didasari oleh kecenderungan sikap yang bersifat positif pengetahuan (Notoatmodjo, 2005b). dalam menanggapi hal-hal yang berkaitan dengan penyakit HIV/AIDS. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan Notoatmodjo (2007) bahwa pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga 4
Hubungan antara Pengetahuan Siswa tentang Penyakit HIV/AIDS dengan Sikap Siswa terhadap Penyakit HIV/AIDS
mengandung dua aspek yaitu aspek positif Education) Untuk Pencagahan HIV/AIDS. dan negatif. Kedua aspek inilah yang Jakarta: Departemen Pendidikan akhirnya akan menentukan sikap seseorang Nasional. Pusat Pengenbangan Kualitas terhadap obyek tertentu. Semakin banyak Jasmani bekerjasama dengan UNICEF aspek positif dari obyek yang diketahui, akan Indonesia menumbuhkan sikap makin positif terhadap Budiarto, Eko. 2002. Biostatistika Untuk obyek tersebut. Kedokteran Dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran-EGC Dari data pengetahuan dapat dikatakan Chin, James. 2006. Manual Pemberantasan bahwa banyak responden yakni sebanyak 73 Penyakit Menular. Infomedika. Jakarta responden yang belum mengetahui tentang Depkes RI. 1995. WHO AIDS Seri 1-8. cara kerja dari virus HIV/AIDS. Misalnya Jakarta tentang virus yang dapat menyebabkan AIDS Depkes RI. 2003. Estimasi Nasional Infeksi dengan cara menyerang sel darah putih yang HIV Pada Orang Dewasa Indonesia. bernama sel CD4 sehingga dapat merusak Jakarta sistem kekebalan tubuh manusia, bukan sel Depkes RI. 2005. Kajian Penelitian Sosial darah merah. Sedangkan jika dilihat dari dan Perilaku Yang Berkaitan Dengan gejala-gejala HIV/IDS, banyak responden Infeksi Menular Seksual (IMS), HIV/AIDS yakni sebanyak 68 responden belum di Indonesia. Jakarta: Pusat Penelitian mengetahui bahwa salah satu gejala dan Pengembangan Pemberantasan HIV/AIDS yakni bahwa apabila terkena AIDS Penyakit, Balai Penelitian dan berat badan seseorang akan menurun Pengembangan Depkes RI, bekerjasama secara drastis lebih dari 10% tanpa alasan dengan Komisi Penanggulangan AIDS yang jelas dalam1 bulan, bukan 1 tahun. Nasional Faktor yang menyebabkan kedua hal Dinkes Kota Kupang. 2009. Laporan Bulanan tersebut adalah, karena responden tidak Kasus HIV/AIDS Kota Kupang. mengetahui lebih jauh mengenai cara kerja KPAD Provinsi Nusa Tenggara Timur. 2008. virus HIV/AIDS dan gejala-gejala yang Laporan Bulanan Kasus HIV/AIDS menyebabkan HIV/AIDS. Provinsi Nusa Tenggara Timur. Ma’Shum, Yahya. 2006. Remaja dan Aspek Jika dilihat dari data sikap, banyak Psikososial. Artikel. http://.kesrepro.info responden yang menjawab “Ragu-ragu (R)” /krr/jun/2006/krr01.htm (diakses tanggal pada pernyataan yang menyatakan bahwa 06 Maret 2010) tidak merasa kuatir batuk yang tidak Murti, B. 2003. Prinsip dan Metode Riset sembuh-sembuh disertai sesak nafas yang Epidemiologi. Gajah Mada University. berkepanjangan. Padahal pernyataan Press. Yogyakarta tersebut bertolak belakang dengan teori yang Nazir, Moh. 2005. Metode penelitian. Bogor: dikemukakan oleh Chin, 2006 yang Ghalia Indonesia menyatakan bahwa batuk yang tidak Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Pendidikan sembuh-sembuh disertai sesak nafas yang dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka berkepanjangan merupakan salah satu dari Cipta gejala-gejala AIDS. Jawaban responden atas ____________________. 2003. Pendidikan pernyataan tersebut disebabkan karena dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka responden menganggap bahwa batuk yang Cipta diderita merupakan batuk-batuk biasa. ____________________. 2005a. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka DAFTAR PUSTAKA Cipta ____________________. 2005b. Promosi Ahmadi, Abu. 2002. Psikologi Sosial. Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Jakarta: Jakarta: Rineka Cipta Rineka Cipta Ananto, Purnomo, Astuti Rahma, Ariani, _____________________. 2007. Promosi Hutapea Jintan, Haryanti Erni. 2005. Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Cetakan I. Pendidikan Kecakupan Hidup (Life Skills Jakarta. Rineka Cipta 5
MKM Vol. 05 No. 01 Des 2010
Nurgiyantoro, Burhan, Gunawan. 2004. Statistik Terapan Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Gajah Mada University Press. Yogyakarta Priyatno, Dwi. 2008. SPSS Untuk Data dan Uji Statistik. Mediakom: Jakarta Purwanto, Heri. 1999. Pengantar Perilaku Manusia, Untuk Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Riono, Pandu. 1999. Informasi dan Edukasi IMS/HIV/AIDS (Biologi, Respon Imunologi, dan Manifestasi Klinik Penularan HIV/AIDS). Jakarta. Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia bekerja sama dengan Flinders University of South Australia Saifuddin, Achmad F. & Irwan M. Hidayana. 1999. Seksualitas Remaja. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Sarwono, Sarlito W. 2004. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Tuauni, Agustinus. 2009. Pengetahuan dan Sikap Seksualitas Remaja (Studi Komparasi di SMA Negeri 1 Kota Kupang dan SMA Kristen 1 Tarus Kabupaten Kupang). Walgito, Bimo. 1999. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi Offset Yayasan Mitra Inti, BKKBN. 2001. Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta. BKKBN
6