GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG HIV/AIDS DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DI UPTD PUSKESMAS PONDOK GEDE KOTA BEKASI TAHUN 2013 Andi Rizka Romadaniah Pembimbing : drg. Sandra Fikawati, MPH Abstrak Kerentanan perempuan untuk tertular HIV/AIDS umumnya disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan akses untuk mendapatkan informasi mengenai HIV/AIDS. Laporan Riskesdas tahun 2010, menunjukkan bahwa persentase tingkat pengetahuan komprehensif perempuan masih sangat rendah, yakni sebesar 9,8%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang HIV/AIDS dan faktor-faktor yang berhubungan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, sebagian besar ibu berpengetahuan kurang, yaitu sebesar 58,1%. Pada penelitian ini, pengetahuan ibu tentang HIV/AIDS berhubungan dengan keterpaparan informasi melalui media cetak. Disarankan adanya upaya peningkatan promosi kesehatan, baik di dalam maupun di luar gedung Puskesmas, serta melalui media cetak, dan juga mendorong peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan pengetahuan tentang HIV/AIDS. Abstract Women’s vulnerability to contracting HIV/AIDS is generally caused due to lack of knowledge and access to information about HIV/AIDS. Basic Health Research in 2010, reported that the percentage of comprehensive knowledge of women is still very low, with number 9,8%. This research is aimed to know the description of women’s knowledge of HIV/AIDS and related factors.This is quantitative research with cross sectional design. The result showed that most women have poor knowledge, with number 58,1%. In this research shown that there is conjuction between women’s knowledge of HIV/AIDS and information exposure through printed media. Its recommended to increase the number of health promotion, inside and outside “Puskesmas”, and also through printed media, by increasing the number of poster and leaflet about HIV/AIDS, and also by encourage society role for increasing the knowledge about HIV/AIDS. Key words: knowledge, health promotion 1.
Pendahuluan
Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan
menjadi pandemi yang mengkhawatirkan,
Acquired
Syndrome
karena di samping belum ditemukan obat
(AIDS) telah menimbulkan kekhawatiran di
dan vaksin untuk pencegahan, penyakit ini
berbagai belahan bumi, karena penyakit ini
juga memiliki “periode jendela” (window
tidak hanya berdampak terhadap kesehatan,
periode) dan fase asimtomatik (tanpa gejala)
tetapi
yang
juga
Immunodeficiency
terhadap
keadaan
sosial,
ekonomi, dan politik. Selain itu, HIV/AIDS
relatif
panjang
dalam
perjalanan
penyakitnya. Hal inilah yang menyebabkan Universitas Indonesia
Gambaran pengetahuan..., Andi Rizka Romadaniah, FKM UI, 2013
2
pola perkembangannya seperti fenomena
AIDS terbanyak dilaporkan pada kelompok
gunung es (iceberg phenomena) 6.
umur 20-29 tahun, yaitu sebesar 41,5%. Kemudian diikuti kelompok umur 30-39
Epidemi HIV/AIDS menjadi masalah dan
tahun sebesar 30,8%, umur 40-49 tahun
tantangan
sebesar 11,6%, dan umur 15-19 tahun
serius
terhadap
kesehatan
13
masyarakat di dunia, baik di negara maju
sebesar
maupun
prevalensi HIV pada penduduk usia 15-49
di
negara
berkembang.
Berdasarkan laporan WHO
25
, jumlah Orang
tahun
4,1%
.
Secara
diproyeksikan
nasional,
akan
mengalami
Dengan HIV/AIDS (ODHA) di seluruh dunia
peningkatan dari 0,2% pada tahun 2008
pada
menjadi 0,4% pada tahun 2014
tahun
mencapai
2011
34,2
diperkirakan orang.
19
. Begitu
Sedangkan
pula dengan jumlah ODHA yang diproyeksi
jumlah kasus HIV baru sebanyak 2,5 juta
mengalami peningkatan dari sekitar 404.600
kasus
pada tahun 2010 menjadi 813.720 pada
dan
juta
sudah
sebanyak
1,7
juta
orang
meninggal akibat AIDS. Dari jumlah tersebut
tahun 2014 16.
terdapat anak (umur kurang dari 15 tahun) dengan HIV/AIDS sebanyak 3,4 juta orang,
Memasuki tahun 2000, epidemi HIV/AIDS di
330.000 kasus HIV baru, dan kematian
Indonesia beralih dari klasifikasi “epidemi
akibat AIDS sebanyak 230.000 anak.
tingkat rendah” (prevalensi HIV pada salah satu kelompok berisiko tinggi tidak melebihi
Bersama Indonesia
dengan
India
merupakan
dan
Pakistan,
5%, serta tidak melebihi 1% pada penduduk
di
usia
negara
Asia
15-49
tahun)
menjadi
“epidemi
dengan laju epidemi HIV yang cepat
19
. Di
terkonsentrasi”, dimana prevalensi HIV di
Indonesia,
terus
kalangan kelompok berisiko tinggi sudah
mengalami peningkatan. Sejak pertama kali
mencapai lebih dari 5%, dengan perkiraan
ditemukan, yakni pada tahun 1987, sampai
prevalensi
epidemi
HIV/AIDS
HIV
sebesar
0,2%
pada
17
pada bulan Juni 2012, kasus HIV/AIDS telah
penduduk usia 15-49 tahun
tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
dengan provinsi lainnya, di Papua dan
Berdasarkan laporan Direktorat Jenderal
Papua Barat saat ini sudah memasuki
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
tingkat
Lingkungan (Ditjen PP & PL) Kementerian
memprihatinkan,
Kesehatan RI (Kemenkes RI), menunjukkan
umum”, dengan prevalensi pada penduduk
bahwa jumlah kumulatif kasus HIV sampai
usia 15-49 tahun sebesar 2,4% 18.
epidemi
HIV yakni
. Berbeda
yang tingkat
sangat “populasi
bulan Juni 2012 adalah sebanyak 86.762 kasus. Sedangkan jumlah kumulatif kasus
Perubahan dalam perkembangan epidemi
AIDS sebanyak 32.103 kasus dan jumlah
HIV/AIDS tidak hanya terjadi pada tingkatan
kematian akibat
epidemi,
AIDS sebanyak
5.681
kasus. Adapun persentase kumulatif kasus
tetapi
penularannya.
juga Pada
terjadi bulan
Gambaran pengetahuan..., Andi Rizka Romadaniah, FKM UI, 2013
dari Juni
cara 2006,
3
dilaporkan bahwa 54,4% kasus AIDS baru
tahun terakhir, menunjukkan bahwa jumlah
terjadi di kalangan pengguna napza suntik
terbesar kasus AIDS pada perempuan
(penasun). Namun, pada bulan Juni 2011
adalah pada ibu rumah tangga 18. Dari tahun
turun menjadi 16,3%. Sebaliknya, dalam
1987 sampai bulan Juni 2012, dilaporkan
kurun
terdapat 3.368 kasus AIDS terjadi pada ibu
waktu
yang
sama,
heteroseksual
meningkat
menjadi 76,3%
18
penularan
dari
38,5%
rumah tangga 13.
. Peningkatan penularan
HIV/AIDS di Indonesia cenderung akan
Dengan meningkatnya penularan HIV pada
terus
perempuan,
berlangsung
banyaknya
orang
dengan
semakin
yang
termasuk pada ibu rumah
melakukan
tangga, maka semakin besar kemungkinan
hubungan seks tanpa pelindung (kondom)
kecenderungan penularan HIV dari ibu
dan peningkatan pemakaian napza suntik
16
kepada
Selain
ini
Penelitian yang dilakukan oleh Muhaimin
itu,
peningkatan
mempercepat
penularan
penyebaran
.
meluasnya
dan
bayi
Besral
yang 21
,
dilahirkannya
menunjukkan
18
.
bahwa
infeksi HIV tidak hanya diantara kelompok
prevalensi HIV pada ibu hamil di masyarakat
berisiko tinggi, tetapi juga dapat terjadi pada
umum yang berasal dari delapan ibu kota
kelompok berisiko rendah atau bahkan pada
provinsi, dari tahun 2003 sampai tahun 2010
kelompok
tidak
adalah sebesar 0,41%. Angka ini lebih tinggi
mempunyai perilaku berisiko, yaitu kepada
bila dibandingkan dengan negara maju
istri atau pasangan tetapnya 4.
seperti Belanda, yakni sebesar 0,12%.
yang
sebenarnya
Selain itu, penularan dari ibu ke bayi Berdasarkan
laporan Ditjen
Kemenkes
RI,
PP
&
menunjukkan
PL
bahwa
(perinatal)
dilaporkan
meningkat
sebesar 1,5% pada tahun 2006
6
dari
menjadi
12
persentase kumulatif kasus AIDS pada
2,8% pada bulan Juni 2011
perempuan mengalami peningkatan, dari
akhir tahun 2015, diperkirakan akan terjadi
sebesar 16% pada tahun 2006
6
. Dan pada
menjadi
penularan HIV secara kumulatif pada lebih
. Sementara
dari 38.500 anak yang dilahirkan dari ibu
itu, persentase kasus AIDS pada laki-laki
dengan HIV positif. Hal ini menunjukkan
menurun, dari sebesar 82% pada tahun
bahwa HIV/AIDS telah menjadi ancaman
29% pada bulan Juni 2012
2006
6
menjadi sebesar 70% pada bulan
Juni 2012 jumlah
13
serius bagi bangsa Indonesia 10.
13
. Hal ini menunjukkan bahwa
kasus
AIDS
secara
berangsur
Jumlah
perempuan
yang
rentan
untuk
meningkat pada perempuan. Pergeseran
tertular virus HIV ini diprediksi akan terus
pola penularan dari laki-laki ke perempuan
mengalami
ini dikenal dengan “feminisasi epidemi HIV”.
perempuan
Berdasarkan
yang
disebabkan oleh faktor biologis perempuan
dilaporkan oleh Kemenkes RI dalam 10
yang lebih rentan dibandingkan dengan laki-
data
kasus
AIDS
peningkatan. untuk
tertular
Gambaran pengetahuan..., Andi Rizka Romadaniah, FKM UI, 2013
Kerentanan tidak
hanya
4
laki. Akan tetapi, umumnya disebabkan oleh
(dua) dari 31 Puskesmas yang ada di Kota
kurangnya pengetahuan dan akses untuk
Bekasi,
mendapatkan informasi mengenai HIV/AIDS
konseling dan testing HIV/AIDS secara
15
sukarela
.
Laporan
Riskesdas
tahun
2010,
yang
mempunyai
(Voluntary
pelayanan
Counselling
and
menunjukkan bahwa dari 57,5% penduduk
Testing/VCT). Menurut profil tahunan UPTD
yang pernah mendengar tentang HIV/AIDS,
Puskesmas Pondok Gede
hanya 11,4% yang memiliki pengetahuan
waktu 3 (tiga) tahun terjadi peningkatan
komprehensif
dan
jumlah kasus HIV positif yang cukup tinggi,
tingkat
yaitu dari 14 kasus pada tahun 2008
pengetahuan komprehensif lebih rendah,
menjadi 25 kasus pada tahun 2011. Hal ini
yakni sebesar 9,8%, dibandingkan dengan
perlu mendapatkan perhatian penuh dari
laki-laki sebesar 13% 11.
pihak Puskesmas, untuk dapat mencegah
persentase
tentang perempuan
HIV/AIDS, dengan
24
, dalam kurun
dan mengurangi penularan HIV sehingga Pada bulan Juni 2012, provinsi Jawa Barat
dapat mencegah munculnya kasus HIV
dilaporkan
baru.
menempati
urutan
keempat,
setelah DKI Jakarta, Papua, dan Jawa Timur, dengan jumlah kasus AIDS terbanyak di Indonesia, yaitu sebanyak 4.043 kasus
13
Berdasarkan latar belakang yang telah
.
diuraikan di atas, penulis tertarik untuk
Bahkan, pada tahun 2009, provinsi Jawa
melakukan penelitian mengenai gambaran
Barat
provinsi
pengetahuan ibu tentang HIV/AIDS dan
dengan jumlah kasus AIDS tertinggi di
faktor-faktor yang berhubungan di UPTD
pernah
tercatat
sebagai
Indonesia, yaitu sebanyak 3.598 kasus
16
.
Puskesmas Pondok Gede tahun 2013.
Sementara itu, berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota Bekasi
8
, jumlah kasus
Tujuan
penelitian
ini
adalah
untuk
kumulatif HIV/AIDS di Kota Bekasi sampai
diketahuinya gambaran pengetahuan ibu
tahun 2012 adalah sebanyak 2376 kasus
tentang
HIV dan 816 kasus AIDS, dan pada bulan
pendidikan, pekerjaan), dan keterpaparan
Oktober 2011 tercatat ada enam ibu hamil di
informasi (keterpaparan informasi melalui
kota
media
Bekasi
yang
terdeteksi
mengidap
1
HIV/AIDS .
HIV/AIDS,
cetak,
lingkungan pengetahuan
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)
karakteristik
media
sosial), tentang
(umur,
elektronik serta
hubungan
HIV/AIDS
dengan
karakteristik dan keterpaparan informasi.
Puskesmas Pondok Gede, merupakan 2
Gambaran pengetahuan..., Andi Rizka Romadaniah, FKM UI, 2013
dan
5
2.
Metode Penelitian
Penelitian
ini
merupakan
penelitian
kuantitatif dengan desain penelitian potong lintang
(cross
sectional).
Penelitian
Puskesmas Pondok Gede pada tanggal 31 Desember 2012 sampai 4 Januari 2013.
ini
merupakan penelitian dengan menggunakan
Menggunakan
data primer, yaitu kuesioner yang diadaptasi
proporsi dengan selang kepercayaan 95%,
dari Riskesdas 2010 dan SDKI 2007,
kekuatan uji 80%, P1 69,9%, dan P2 38,3%,
dengan
kepada
maka besar sampel yang diperlukan sekitar
sampel penelitian. Sampel penelitian ini
76 sampel. Jumlah ini ditambah 10% dan
adalah ibu pernah menikah yang berusia 15-
dibulatkan menjadi 90 sampel. Analisis
49 tahun dan pernah mendengar tentang
menggunakan analisis univariat dan bivariat,
HIV/AIDS,
yaitu
melakukan
yang
wawancara
berkunjung
ke
UPTD
uji
Chi
uji
hipotesis
Square
beda
dengan
dua
derajat
kepercayaan 95%. 3.
Hasil dan Pembahasan
Pada tabel 1. terlihat bahwa sebagian besar
sebanyak 32 (34,4%) responden bekerja.
responden
yang
Selain itu juga, terlihat bahwa proporsi
kurang tentang HIV/AIDS, yaitu sebanyak 54
responden yang kurang terpapar informasi
responden
tentang
memiliki (58,1%),
pengetahuan sedangkan
yang
HIV/AIDS melalui media cetak
memiliki pengetahuan yang baik sebanyak
(31,2%) lebih sedikit daripada responden
39
93
yang cukup terpapar (68,8%). Proporsi
responden yang diteliti, sebagian besar
responden yang kurang terpapar melalui
responden berumur ≥ 33 tahun, yaitu
media elektronik
sebesar
49,5%
daripada responden yang cukup terpapar
responden berumur < 33 tahun. Responden
(48,4%). Serta dari 93 responden yang
yang berpendidikan tinggi lebih banyak,
diteliti, sebanyak 56 (60,2%) responden
yaitu 65 (69,9%) responden dibandingkan
cukup terpapar informasi tentang HIV/AIDS
dengan
berpendidikan
melalui lingkungan sosial dan sisanya,
rendah sebanyak 28 (30,1%) responden.
sebanyak 37 (39,8%) responden kurang
Sebanyak 61 responden (65,6%) tidak
terpapar.
responden
(41,9%).
50,5%,
responden
Dan
sedangkan
yang
dari
(51,6%)
bekerja atau ibu rumah tangga dan sisanya,
Gambaran pengetahuan..., Andi Rizka Romadaniah, FKM UI, 2013
lebih banyak
6
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Dependen dan Independen di UPTD Puskesmas Pondok Gede Tahun 2013 Variabel
Jumlah
Persentase (%)
Pengetahuan Kurang
54
58.1
Pengetahuan Baik
39
41.9
< 33 tahun
46
49.5
≥ 33 tahun
47
50.5
Pendidikan Rendah
28
30.1
Pendidikan Tinggi
65
69.9
Tidak Bekerja
61
65.6
Bekerja
32
34.4
Kurang Terpapar
29
31.2
Cukup Terpapar
64
68.8
Kurang Terpapar
48
51.6
Cukup Terpapar
45
48.4
Kurang Terpapar
37
39.8
Cukup Terpapar
56
60.2
Pengetahuan tentang HIV/AIDS
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Keterpaparan
Informasi
melalui
Media Cetak
Keterpaparan
Informasi
melalui
Media Elektronik
Keterpaparan
Informasi
melalui
Lingkungan Sosial
Pada tabel 2. menunjukkan bahwa hampir
masing sebesar 81,7%, 50,5%, dan 73,1%.
semua ibu dapat menjawab dengan benar
Masih banyak ibu yang mengatakan bahwa
pada pertanyaan HIV/AIDS dapat ditularkan
penularan HIV dari ibu ke anak tidak terjadi
melalui hubungan seksual yang tidak aman,
saat
penggunaan jarum suntik bersama, serta
menganggap bahwa anak dapat tertular HIV
melalui transfusi darah yang tidak aman,
saat
yaitu masing-masing sebesar 96,8%, 97,8%,
berhubungan
dan 93,5%. Sementara itu, persentase ibu
darah) dengan ibunya, sedangkan saat
yang mengetahui bahwa HIV/AIDS dapat
persalinan tidak terjadi demikian. Hal ini
ditularkan dari ibu ke anak selama hamil,
tidak sesuai dengan teori yang mengatakan
saat persalinan, dan saat menyusui masing-
bahwa perempuan yang terinfeksi HIV akan
proses hamil
persalinan. dan
menyusui
langsung
Gambaran pengetahuan..., Andi Rizka Romadaniah, FKM UI, 2013
Mereka karena
(berhubungan
7
menularkan HIV ke anaknya saat kehamilan,
gigitan
persalinan, atau saat proses menyusui. Saat
menularkan infeksi HIV 5.
serangga
(nyamuk)
dapat
persalinan, bayi berisiko untuk tertular HIV dari cairan genital atau darah dari ibunya 3.
Pada
Penularan
persentase responden yang mengetahui
HIV
umumnya
pada
terjadi
saat
persalinan
ketika
adanya
cara
tabel
3.
pencegahan
menunjukkan yang
benar
bahwa bahwa
pencampuran darah ibu dan lendir (cairan
HIV/AIDS
genital) ibu dengan bayi. Oleh karena itu,
berhubungan seksual hanya dengan satu
dianjurkan kepada ibu dengan HIV positif
pasangan tetap yang tidak berisiko dan
untuk bersalin dengan operasi Caesar,
dengan suami/istri saja adalah sebesar
sehingga risiko penularan HIV ke bayi dapat
75,3%. Kemudian sebesar 64,5% responden
ditekan seminimal mungkin 15.
mengetahui bahwa HIV/AIDS dapat dicegah dengan
dapat
dicegah
menggunakan
dengan
kondom
saat
Selain itu, pada tabel 2. menunjukkan
berhubungan
bahwa
yang
berisiko dan tidak menggunakan jarum
bahwa
suntik bersama sebesar 88,2%. Namun,
seseorang tidak dapat tertular HIV karena
kurang dari separuh responden mengetahui
membeli sayuran segar dari penjual yang
bahwa HIV/AIDS dapat dicegah dengan
terinfeksi HIV dan makan makanan yang
tidak melakukan hubungan seksual sama
disiapkan ODHA adalah masing-masing
sekali yaitu sebesar 48,4% dan tidak dapat
sebesar 81,7% dan
71%. Sementara,
dicegah dengan melakukan sunat/sirkumsisi
persentase responden yang mempunyai
sebesar 49,5%. Sebagian besar responden
pengetahuan benar bahwa seseorang tidak
mengatakan bahwa HIV/AIDS tidak dapat
dapat tertular HIV karena makan sepiring
dicegah dengan tidak melakukan hubungan
dengan ODHA dan melalui gigitan nyamuk
seksual sama sekali, dan tidak mengetahui
adalah sama, yaitu sebesar 54,8%. Hal ini
bahwa melakukan sunat/sirkumsisi tidak
menunjukkan
dapat mencegah HIV/AIDS. Hal ini tidak
persentase
mempunyai
responden
pengetahuan
bahwa
benar
masih
adanya
seks
dengan
pasangan
pengetahuan/persepsi yang salah diantara
sesuai dengan teori yang
responden,
bahwa
bahwa tidak melakukan hubungan seksual
dengan makan sepiring bersama ODHA
sama sekali/abstinensia dan saling setia
dapat tertular HIV/AIDS. Hal ini tidak sesuai
pada pasangan seks tetap adalah upaya
dengan teori yang mengatakan bahwa HIV
pencegahan terbaik untuk tidak tertular
tidak akan ditularkan melalui benda-benda
HIV/AIDS melalui jalur hubungan seksual 7.
seperti toilet duduk, gagang pintu, pakaian
Selain itu, pria yang tidak disunat/sirkumsisi
atau peralatan makan dan minum yang telah
dan tidak higienis juga akan menambah
yang
menganggap
digunakan oleh ODHA
2, 14
. Selain itu juga,
mengatakan
suseptibilitas /kerentanan untuk penularan
tidak ada bukti yang menyatakan bahwa
Gambaran pengetahuan..., Andi Rizka Romadaniah, FKM UI, 2013
8
HIV/AIDS. Faktor terakhir ini terkait dengan
pelayanan kesehatan. Dari responden yang
masalah kebersihan penis 8.
mengetahui adanya VCT tersebut, sebesar
Pada tabel 4. menunjukkan bahwa
71% menyebut Rumah Sakit sebagai tempat
persentase responden yang mengetahui
layanan
tentang adanya layanan VCT masih rendah
Puskesmas sebagai tempat layanan VCT.
yaitu sebesar 33,3%. Hal ini disebabkan
Selain itu, sebesar 9,7%
kurangnya promosi kesehatan mengenai
swasta dan 3,2% menyebut bidan/perawat
pelayanan
sebagai tempat layanan VCT (tabel 5.).
VCT
yang
dilakukan
oleh
VCT,
dan
16,1%
menyebut
menyebut klinik
Tabel 2. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Cara Penularan HIV/AIDS No
1.
Pengetahuan Tentang Cara
Benar
Salah
Tidak Tahu
Penularan
n
%
n
%
n
%
Hubungan seksual yang tidak
90
96.8
2
2.2
1
1.1
91
97.8
1
1.1
1
1.1
87
93.5
1
1.1
5
5.4
aman 2.
Penggunaan
jarum
suntik
bersama 3.
Transfusi darah
Penularan dari ibu ke anak 4.
Selama kehamilan
76
81.7
9
9.7
8
8.6
5.
Saat persalinan
47
50.5
27
29.0
19
20.4
6.
Saat menyusui
68
73.1
14
15.1
11
11.8
7.
Seseorang tidak dapat tertular
76
81.7
11
11.8
6
6.5
51
54.8
34
36.6
8
8.6
66
71.0
18
19.4
9
9.7
51
54.8
22
23.7
20
21.5
HIV karena membeli sayuran segar
dari
penjual
yang
terinfeksi HIV 8.
Seseorang tidak dapat tertular HIV karena makan sepiring dengan ODHA
9.
Seseorang tidak dapat tertular HIV karena makanan yang disiapkan oleh ODHA
10.
Seseorang tidak dapat tertular HIV karena gigitan nyamuk
Gambaran pengetahuan..., Andi Rizka Romadaniah, FKM UI, 2013
9
Tabel 3. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Cara Pencegahan HIV/AIDS No
Pengetahuan
Tentang
Cara
Pencegahan 1.
Berhubungan
Benar
Salah
Tidak Tahu
n
%
n
%
N
%
70
75.3
15
16.1
8
8.6
dengan
70
75.3
18
19.4
5
5.4
hubungan
45
48.4
44
47.3
4
4.3
60
64.5
22
23.7
11
11.8
82
88.2
6
6.5
5
5.4
46
49.5
15
16.1
32
34.4
seksual
hanya
dengan satu pasangan tetap yang tidak berisiko 2.
Berhubungan
seksual
suami/istri saja 3.
Tidak
melakukan
seksual sama sekali 4.
Menggunakan
kondom
berhubungan
seks
saat dengan
pasangan berisiko 5.
Tidak menggunakan jarum suntik bersama
6.
Tidak
dapat
dicegah
dengan
sunat
Keterangan :
n : jumlah % : persentase
Tabel 4. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Adanya Tes HIV secara Sukarela yang Didahului dengan Konseling/VCT Pengetahuan tentang
Jumlah
Persentase (%)
Mengetahui
31
33.3
Tidak mengetahui
62
66.7
Total
93
100.0
Adanya VCT
Tabel 5. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Tempat Layanan VCT Tempat Layanan VCT
Jumlah
Persentase (%)
RS
22
71
Puskesmas
5
16.1
Klinik Swasta
3
9.7
Bidan/Perawat
1
3.2
Total
31
100.0
Gambaran pengetahuan..., Andi Rizka Romadaniah, FKM UI, 2013
10
Hasil
analisis
bivariat
(pada
tabel
6.)
sikap
individu
terhadap
menunjukkan bahwa responden yang lebih
informasi/pengetahuan
muda (< 33 tahun) lebih banyak yang
adanya stigma terkait dengan HIV/AIDS
berpengetahuan kurang tentang HIV/AIDS
menimbulkan
yaitu sebesar 60,9%, dibandingkan dengan
menerima informasi tentang HIV/AIDS, tidak
responden yang lebih tua (≥ 33 tahun),
tergantung pada tingkat pendidikan individu
sebesar
tersebut.
55,3%.
Analisis
penelitian
ini
tersebut.
penolakan
individu
Masih untuk
membuktikan bahwa tidak ada hubungan antara
umur
pengetahuan
Penelitian menunjukkan bahwa proporsi
responden tentang HIV/AIDS. Hasil ini tidak
responden yang tidak bekerja lebih sedikit
sesuai dengan teori yang
yang
bahwa
dengan
dengan
seseorang,
mengatakan
bertambahnya
maka
taraf
berpikir
semakin matang dan dewasa
berpengetahuan
kurang
tentang
umur
HIV/AIDS (57,4%) daripada responden yang
akan
bekerja
20
. Hal ini
(59,4%).
Analisis
bivariat
menghasilkan p-value 1,000, artinya tidak
mungkin disebabkan karena pengetahuan
ada
tentang HIV/AIDS adalah pengetahuan yang
pekerjaan
tidak
umur
pengetahuannya tentang HIV/AIDS. Hasil
seseorang, namun dapat saja dipengaruhi
penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang
oleh faktor yang lain misalnya sikap orang
menyatakan bahwa lingkungan pekerjaan
tersebut.
menghambat
dapat menjadikan seseorang memperoleh
tentang
pengalaman dan pengetahuan baik secara
dipengaruhi
oleh
Inilah
penerimaan
faktor
yang seseorang
pengetahuan terhadap HIV/AIDS.
hubungan
responden
kurang
tentang
yang
berpengetahuan
HIV/AIDS,
persentase
responden yang berpendidikan rendah lebih besar
(64,3%)
responden
dibandingkan
yang
bermakna
responden
tempat
disebabkan responden
karena
antara dengan
langsung maupun tidak langsung mungkin
Dari
yang
20
. Ini
lingkungan
berada
tidak
mempengaruhi peningkatan pengetahuan responden tentang HIV/AIDS.
dengan tinggi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proposi
(55,4%). Secara statistik hubungan ini belum
responden yang cukup terpapar informasi
terbukti. Hasil ini tidak sesuai dengan teori
tentang HIV/AIDS melalui media cetak lebih
yang
tinggi
banyak yang berpengetahuan baik tentang
tingkat pendidikan, maka akan semakin
HIV/AIDS (50%) daripada responden yang
mudah
kurang terpapar informasi melalui media
mengatakan menerima
semakin diterimanya
banyak
berpendidikan
bahwa
makin
informasi,
sehingga
pengetahuan
yang
20
cetak
(24,1%).
Hasil
analisis
bivariat
. Selain itu juga mungkin
membuktikan
karena
suatu
bermakna antara keterpaparan informasi
informasi/pengetahuan juga tergantung dari
melalui media cetak dengan pengetahuan
disebabkan
penerimaan
adanya
hubungan
Gambaran pengetahuan..., Andi Rizka Romadaniah, FKM UI, 2013
yang
11
tentang
HIV/AIDS
0,034).
media cetak) lebih mempermudah cara
Responden yang kurang terpapar informasi
penyampaian dan penerimaan informasi
tentang HIV/AIDS melalui media cetak lebih
kesehatan
berpotensi mempunyai pengetahuan yang
disebabkan
kurang
penyampaian antara media cetak dengan
tentang
dibandingkan
(p-value
HIV/AIDS
dengan
3,14
responden
kali yang
media
23
.
Selain
itu
karena
elektronik.
juga,
dapat
perbedaan
cara
Dalam
penyampaian
cukup terpapar informasi melalui media
informasinya, media elektronik, misalnya
cetak. Hal ini sesuai dengan teori bahwa
internet, terkadang memberikan informasi
kemudahan
yang kurang benar tentang HIV/AIDS. Hal
untuk
memperoleh
suatu
informasi akan mempercepat seseorang
inilah
untuk memperoleh pengetahuan yang baru
proporsi responden yang cukup terpapar
20
media namun berpengetahuan yang kurang
.
yang
menyebabkan
banyaknya
baik tentang HIV/AIDS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang kurang terpapar informasi
Berdasarkan
tentang HIV/AIDS melalui media elektronik
menunjukkan bahwa bahwa responden yang
lebih banyak yang berpengetahuan kurang
kurang terpapar informasi tentang HIV/AIDS
tentang HIV/AIDS (58,3%) dibandingkan
melalui lingkungan sosial lebih sedikit yang
dengan responden yang cukup terpapar
berpengetahuan
(57,8%). Walaupun demikian, hubungan ini
(37,8%)
belum terbukti secara statistik. Hal ini tidak
responden yang cukup terpapar (44,6%).
sesuai dengan teori bahwa pengetahuan
Dari hasil uji bivariat didapatkan hasil bahwa
diterima atau ditangkap melalui panca indra.
tidak terdapat hubungan yang bermakna
Semakin banyak indra yang digunakan
antara
untuk menerima sesuatu, maka semakin
lingkungan
banyak dan semakin jelas pula pengetahuan
tentang HIV/AIDS. Hal ini tidak sesuai
yang
media
dengan teori yang menyatakan bahwa
elektronik seharusnya lebih berperan dalam
lingkungan sosial, adalah lingkungan yang
peningkatan
mempunyai
diperoleh.
Dari
teori
pengetahuan
ini
dibandingkan
dengan media cetak. Namun, menurut
hasil
baik
bila
HIV/AIDS
dibandingkan
dengan
informasi
dengan
pengaruh
pembentukan
ini,
tentang
keterpaparan sosial
penelitian
pengetahuan
besar
pengetahuan
melalui
terhadap
dan
sikap
20
beberapa penelitian para ahli, indra yang
seseorang
paling banyak menyalurkan pengetahuan ke
komunikasi interpersonal, yaitu komunikasi
otak adalah mata. Kurang lebih 75% - 87%
dengan lingkungan sosial, lebih efektif bila
pengetahuan manusia diperoleh melalui
dibandingkan dengan komunikasi melalui
mata. Sedangkan 13% - 25% lainnya
media massa
diperoleh melalui indra yang lain. Jadi, dapat
dengan teori Elgar Dale
disimpulkan bahwa alat-alat visual (misalnya
proses penerimaan pesan, tulisan (media
. Teori lain menyatakan bahwa
23
. Namun, hasil ini sesuai 22
, bahwa dalam
Gambaran pengetahuan..., Andi Rizka Romadaniah, FKM UI, 2013
12 9
cetak) mempunyai intensitas yang lebih
al
tinggi untuk mempersepsikan pesan atau
terhadap
informasi,
berhubungan
dibandingkan
dengan
,telah diketahui bahwa keterpaparan televisi
dan
media
dengan
cetak
pengetahuan
penyampaian informasi yang hanya dengan
mengenai HIV/AIDS lebih kuat dibandingkan
kata-kata saja. Selain itu, menurut Shrotri et
dengan percakapan secara individu.
Tabel 6. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan Ibu Tentang HIV/AIDS di UPTD Puskesmas Pondok Gede Tahun 2013 Variabel
Pengetahuan Kurang
P value
OR (95% CI)
Baik
n
%
n
%
< 33 tahun
28
60.9
18
39.1
≥ 33 tahun
26
55.3
21
44.7
Rendah ( < SMA )
18
64.3
10
35.7
Tinggi ( ≥ SMA )
36
55.4
29
44.6
Tidak Bekerja
35
57.4
26
42.6
Bekerja
19
59.4
13
40.6
Kurang Terpapar
22
75.9
7
24.1
Cukup Terpapar
32
50.0
32
50.0
Kurang Terpapar
28
58.3
20
41.7
Cukup Terpapar
26
57.8
19
42.2
Kurang Terpapar
23
62.2
14
37.8
Cukup Terpapar
31
55.4
25
44.6
Umur ( n = 93 ) 0.740
1.256 (0.550 –2.868)
Pendidikan ( n = 93) 0.569
1.450 (0.581 – 3.619)
Pekerjaan ( n = 93 ) 1.000
0.921 (0.386 – 2.196)
Keterpaparan Informasi Melalui Media Cetak (n = 93)
Keterpaparan
Informasi
0.034*
3.143 (1.178 – 8.387)
Melalui
Media Elektronik (n = 93)
Keterpaparan
Informasi
1.000
1.023 (0.449 – 2.333)
Melalui
Lingkungan Sosial (n = 93) 0.663
1.325 (0.567 – 3.093)
Keterangan : *) Hubungan signifikan (p value < 0,05)
4.
Kesimpulan dan Saran
Sebagian
besar
responden
memiliki
yang
kurang
tentang
sebesar 41,9%. Sebanyak 47 responden
HIV/AIDS, yaitu sebesar 58,1%, sedangkan
(50,5%) berumur ≥ 33 tahun, 65 responden
pengetahuan
yang
memiliki
pengetahuan
Gambaran pengetahuan..., Andi Rizka Romadaniah, FKM UI, 2013
yang
baik
13
(69,9%)
berpendidikan
tinggi,
serta
dan
sebanyak
61
(65,6%)
tidak
peningkatan kuantitas dan kualitas klinik
bekerja atau ibu rumah tangga. Sebanyak
VCT dengan melakukan kerjasama dengan
64
berbagai
responden
responden
(68,8%)
cukup
terpapar
majalah.
pihak
Serta
mengupayakan
(termasuk
LSM),
serta
informasi tentang HIV/AIDS melalui media
melakukan evaluasi terhadap program yang
cetak, dan 48 responden (51,6%) kurang
telah dilaksanakan.
terpapar melalui media elektronik. Serta sebanyak 56 (60,2%) responden cukup terpapar informasi tentang HIV/AIDS melalui lingkungan sosial. Selain
itu,
terdapat
hubungan
yang
bermakna antara keterpaparan informasi melalui media cetak dengan pengetahuan ibu tentang HIV/AIDS. Responden yang kurang terpapar informasi tentang HIV/AIDS melalui
media
cetak
cenderung
berpengetahuan lebih rendah 3,14 kali dibandingkan cukup
dengan
terpapar.
responden
Dan
tidak
yang
terdapat
hubungan yang bermakna antara umur, pendidikan,
pekerjaan,
keterpaparan
informasi melalui media elektronik serta keterpaparan informasi melalui lingkungan sosial dengan pengetahuan ibu tentang HIV/AIDS.
Selain itu juga, penelitian ini menyarankan agar
UPTD
Puskesmas
Pondok
Gede
melakukan
upaya-upaya
promosi
kesehatan,
diantaranya
dengan
meningkatkan KIE dan penyuluhan tentang HIV/AIDS, baik di dalam gedung maupun di luar gedung Puskesmas, dan mencakup semua
kalangan
khususnya
masyarakat
kepada
para
umum,
perempuan,
termasuk remaja putri yang merupakan calon ibu. Meningkatkan kualitas kerjasama pelayanan VCT dan terus mengintegrasikan VCT ke dalam layanan KIA, KB, BP Umum, dan
yang
lainnya.
Selain
itu
juga,
menyarankan kepada semua ibu hamil yang berkunjung
pertama
kalinya
untuk
melakukan tes HIV. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya penularan ibu yang HIV positif kepada bayinya. Dan menambah jumlah media cetak seperti leaflet, yang
Penelitian ini menyarankan agar Dinkes
memberikan
Kota Bekasi dapat meningkatkan upaya
HIV/AIDS,
promosi kesehatan mengenai HIV/AIDS,
kepada
khususnya
perempuan,
mendorong Peran Serta Masyarakat dalam
melalui berbagai media promosi kesehatan,
promosi kesehatan tentang HIV/AIDS, yaitu
dan memperluas akses informasi tentang
dengan menggerakkan kader-kader, tokoh
HIV/AIDS
masyarakat, serta di Palang Merah Remaja
pada
dengan
kalangan
pengadaan
leaflet,
memperbanyak poster, serta rubrik di koran
pengetahuan yang
pengunjung
tentang
diberikan/disediakan Puskesmas.
(PMR) yang ada di sekolah-sekolah.
Gambaran pengetahuan..., Andi Rizka Romadaniah, FKM UI, 2013
Serta
14
Daftar Acuan 1.
AIDS Watch Indonesia. (2012). Perda AIDS Kota Bekasi. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2012 dari http://www.aidsindonesia.com/2012/10/ perda-aids-kota-bekasi.html. 2. AIDSinfo. (2012). HIV and Its Treatment. Diakses pada tanggal 12 November 2012 dari http://aidsinfo.nih.gov/contentfiles/HIVan dItsTreatment_ cbrochure_en.pdf. 3. AIDSinfo. (2012). HIV and Pregnancy. Diakses pada tanggal 12 November 2012 dari http://aidsinfo.nih.gov/contentfiles/Perin atal_FS_en.pdf 4. Badan Pusat Statistik. (2005). Situasi Perilaku Berisiko Tertular HIV di Indonesia Hasil SSP Tahun 2004-2005. Jakarta: Badan Pusat Statistik dan Departemen Kesehatan. 5. Chin, James. (2009). Manual Pemberantasan Penyakit Menular Edisi 17 Cetakan III. Jakarta: Infomedika 6. Departemen Kesehatan RI. (2006). Situasi HIV/AIDS di Indonesia Tahun 1987-2006. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 7. ______________________. (2009). Analisis Kecenderungan Perilaku Berisiko Terhadap HIV di Indonesia Laporan Survei Terpadu Biologi dan Perilaku Tahun 2007. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 8. Dinas Kesehatan Kota Bekasi. (2012). Laporan Tahunan Kasus HIV/AIDS Kota Bekasi. Bekasi: Dinas Kesehatan Kota Bekasi. 9. Fako, Kangara L. W., and Forcheh, N., (2010). Predictors of knowledge about HIV/AIDS among young people: Lessons from Botswana. Journal of AIDS and HIV Research; Vol. 2(6): 116130. 10. Hidayana, I.M., Noor, I.R., dan Pakasi, D. (2010). Laporan Akhir Penelitian Hak Seksual Perempuan dan HIV/AIDS: Studi pada Perempuan Muda (15-24 tahun) di Tiga Kota di Jawa Barat. Depok: Pusat Kajian Gender dan Seksualitas FISIP UI. 11. Kementerian Kesehatan RI. (2010). Riset Kesehatan Dasar 2010. Jakarta:
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. ______________________. (2011). Situasi AIDS Terkini 2011. Diakses pada tanggal 7 Mei 2012 dari http://www.pppl.depkes.go.id/_asset/_d ownload/ SITUASI_AIDS_TERKINI.pdf ______________________. (2012). Laporan Situasi Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia s/d 30 Juni 2012. Jakarta: Ditjen PP & PL Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. ______________________. (2012). Pedoman Pelaksanaan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak Bagi Tenaga Kesehatan di Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia. (2008). Pemberdayaan Perempuan dalam Pencegahan Penyebaran HIVAIDS. Jakarta: Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS). (2010). Ringkasan Peta Jalan Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia. Jakarta: Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. (2011). Rangkuman Eksekutif Upaya Penganggulangan HIV dan AIDS di Indonesia 2006-2011: Laporan 5 Tahun Pelaksanaan Peraturan Presiden No. 75/2006 tentang Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Jakarta: Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. ______________________. (2011). Laporan KPA Nasional 2010. Jakarta: Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia. ______________________. (2011). Agenda Nasional Penelitian HIV/AIDS. Jakarta: Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia.
Gambaran pengetahuan..., Andi Rizka Romadaniah, FKM UI, 2013
15
20. Mubarak, W. I., Nurul, C., Khoirul, R., dan Supradi. (2007). Promosi Kesehatan.Yogyakarta: Graha Ilmu. 21. Muhaimin, Toha dan Besral. (2011). Prevalensi HIV pada Ibu Hamil di Delapan Ibu Kota Provinsi di Indonesia Tahun 2003-2010. Jakarta: Makara Kesehatan, Vol.15 No.2: 93-100. 22. Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. 23. ______________________. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan Edisi Revisi 2012. Jakarta: Rineka Cipta. 24. UPTD Puskesmas Pondok Gede. (2011). Profil UPTD Puskesmas Pondok Gede. Bekasi: UPTD Puskesmas Pondok Gede 25. World Health Organization. (2012). Global Summary of the AIDS Epidemic 2011. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2012 dari http://www.who.int/hiv/data/en/
Gambaran pengetahuan..., Andi Rizka Romadaniah, FKM UI, 2013