Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian HIV dan AIDS Di Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar Esse Puji1, Sri Syatriani2, Bachtiar1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan, Makassar, Indonesia
Introduction HIV dan AIDS menyerang manusia diakhir abad ke-20 dengan penyebaran yang sangat cepat. WHO (2009), 33,3 juta ODHA di dunia. Ditjen P2PL Kemenkes, kasus HIV tahun 2011 pada laki-laki 68,4% dan perempuan 31,6%. Faktor risiko tertinggi melalui Heteroseksual 78,8%, Penasun 9,4%, Lelaki Seks Lelaki 2,8% dan ibu ke Anak 3,3%. Objectives Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor risiko penggunaan narkoba suntik dan gaya hidup seks bebas terhadap kejadian HIV dan AIDS di Puskesmas Kassikassi kota Makassar. Methods Penelitian adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan case control. Sampel dibagi menjadi dua yaitu kasus dan kontrol sebesar 40 kasus dan 40 kontrol sehingga total responden sebanyak 80 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Accidental Sampling. Result Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko penggunaan narkoba suntik terhadap kejadian HIV dan AIDS dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai OR = 31,7. Dan risiko melakukan seks bebas terhadap kejadian HIV dan AIDS dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai OR = 9,5. Conclussion Simpulan, responden yang menggunakan narkoba suntik berisiko 31,7 kali lebih besar untuk menderita penyakit HIV dan AIDS dibanding yang tidak menggunakan. Dan responden yang memiliki gaya hidup seks bebas 9,5 kali lebih besar untuk menderita HIV dan AIDS dibandingkan yang tidak melakukan seks bebas. Disarankan bagi pengguna narkoba suntik harus lebih berhati-hati dalam pemakaian jarum suntik, sterilisasi dengan cara yang benar dan penggunaan kondom saat berhubungan agar penyebaran serta penularan HIV dan AIDS dapat ditekan sekecil mungkin. Kata Kunci
: narkoba suntik, seks bebas, HIV dan AIDS
1
kandidiasis, berbagai radang pada kulit, paru, saluran
PENDAHULUAN HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah
pencernaan, otak dan kanker. Stadium AIDS membutuhkan
virus yang menyerang sel darah putih di dalam tubuh
pengobatan Antiretroviral (ARV) untuk menurunkan jumlah
(limfosit) yang mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh
virus HIV di dalam tubuh sehingga bisa sehat kembali.
manusia. Orang yang dalam darahnya terdapat virus HIV dapat
tampak
sehat
dan
belum
Pada akhir tahun 2009, sekitar 33,3 juta orang hidup
membutuhkan
dengan HIV di dunia. Pada tahun yang sama, sekitar 2,6 juta
pengobatan. Namun orang tersebut dapat menularkan
orang dengan kasus infeksi baru HIV, dan 1,8 juta meninggal
virusnya kepada orang lain bila melakukan hubungan
karena AIDS, termasuk 260.000 anak-anak. Dari semua orang
seks berisiko dan berbagi alat suntik dengan orang lain.
yang hidup dengan HIV, 68% berada di sub-Sahara Afrika di
AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome
mana terdapat sekitar 10,6 juta orang yang membutuhkan ART
adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena
(WHO, 2009 dalam Amiruddin 2011).
turunnya kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh infeksi HIV.
Prevalensi HIV meningkat pada IDU dialami disebagian
Akibat menurunnya kekebalan tubuh pada seseorang maka
China, Nepal, Indonesia, Malaysia, dan Vietnam. Oleh karena
orang tersebut sangat mudah terkena penyakit seperti TBC,
jumlah penduduk dunia 60% terdapat di Asia Pasifik,
2
walaupun prevalensi HIV relatif rendah tetapi secara
Tengah (877 kasus), Kepulauan Riau (474 kasus), Sulawesi
kuantitatif akan lebih banyak orang yang hidup dengan HIV
Selatan (472 kasus), dan Kalimantan Barat (422 kasus).
dan AIDS. Misalnya di India, yang termasuk negara dimana
Jumlah kasus baru AIDS tahun 2011 (Januari sampai
terdapat orang yang hidup dengan HIV dan AIDS terbanyak di
dengan September) tercatat sebanyak 1805 kasus. Proporsi
dunia, walaupun prevalensi HIV kurang dari 1%. Apabila
kumulatif kasus AIDS tahun 1987-2011 tertinggi dilaporkan
Indonesia mencapai tingkat prevalensi seperti yang sedang
pada kelompok umur 20-29 tahun (45,9%), diikuti kelompok
terjadi di Kambodja yang mencapai 2,7% pada orang dewasa
umur 30-39 tahun (31,1%) dan kelompok umur 40-49 tahun
umum, maka penduduk di Indonesia yang tertular infeksi HIV
(9,9%). Sedangkan pada tahun 2011, proporsi tertinggi adalah
dari penduduk usia 15-49 tahun berjumlah 2,4 juta orang
pada kelompok umur 30-39 tahun, yaitu sebanyak 33,2%,
(Amiruddin, 2011).
kemudian diikuti kelompok umur 20-29 tahun (30,9%), dan
Provinsi dengan jumlah kumulatif kasus HIV terbanyak
kelompok umur 40-49 tahun (13,9%).
tahun 2011 adalah DKI Jakarta (3401 kasus), diikuti Papua
Situasi pengidap HIV dan penderita AIDS di Sulawesi
(2044 kasus), Jawa Timur (1872 kasus), Bali (1141 kasus),
Selatan sampai dengan bulan Desember 2008 tercatat bahwa
Jawa Barat (939 kasus), Sumatera Utara (919 kasus), Jawa
penderita AIDS sebanyak 107 orang dan HIV sebanyak 419
3
orang. Pengidap HIV dan AIDS tersebut terdiri dari 403 orang
80 % dari data kasus Sulawesi Selatan (KPA Sulsel, diakses 17
(laki-laki) dan 123 orang (perempuan). Kelompok umur yang
Maret 2013).
paling banyak ditemukan yaitu kelompok umur 25-34 tahun
METODE PENELITIAN
(47,19%), kemudian kelompok umur 15-24 tahun (39,16%),
Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Kassi-kassi kota
kelompok umur 35-44 tahun (12,36%), dan 45 tahun (0,2%).
Makssar. Desain penelitian yang digunakan adalah case
Jika dilihat dari faktor risiko, maka pengidap HIV dan AIDS di
control untuk mengetahui besar risiko pengguna narkoba
Sulawesi Selatan terjangkit karena idus (61,60%), hetero
suntik dan seks bebas terhadap kejadian HIV dan AIDS.
(28,71%), homo (7,03%), tidak diketahui (1,5%), perinatal
Sampel dibagi dalam 2 kelompok yaitu:
(0,76%) dan donor darah terinfeksi (0,38%) (KPA Sulsel,
a.
diakses 17 Maret 2013).
Kasus adalah pasien yang berkunjung di Puskesmas Kassi-Kassi yang dinyatakan menderita HIV dan AIDS.
Kasus HIV dan AIDS di Provinsi Sulawesi Selatan
b.
Kontrol adalah pasien yang berkunjung di Puskesmas
sampai dengan September 2011 adalah sebanyak 4908 orang.
Kassi-Kassi yang dinyatakan tidak menderita HIV dan
Dengan pengidap HIV sebanyak 3343 orang dan AIDS
AIDS.
sebanyak 1565, sedangkan untuk kasus Makassar kurang lebih
4
Data primer diperoleh melalui pengisian kuesioner
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa
yang disediakan dengan cara mewawancarai responden
alasan menggunakan narkoba suntik paling banyak karena
dengan instrument. Data sekunder di peroleh dari instansi
coba-coba sebesar 11 responden (40,8%). Disusul dengan
setempat yaitu Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar.
alasan karena pengaruh teman sebesar 10 responden (37,0%). Hasil analisis menunjukkan bahwa pasangan seks paling tinggi adalah PSK sebesar 15 responden (53,6%). Ini
HASIL DAN PEMBAHASAN
menunjukkan bahwa sasaran paling empuk untuk melakukan
Analisis Univariat Hasil penelitian menunjukkan bahwa penasun
seks adalah pekerja seks komersial.
menggunakan narkoba suntik pertama kali pada saat
Berbagai alasan yang diutarakan responden terkait
berusia antara 16-20 tahun sebesar 23 responden (85,2%).
mengapa mereka melakukan seks bebas. Dari 28 responden
Kelompok tersebut termasuk usia produktif dan mulai
yang pernah melakukan seks bebas, 16 responden (57,1%)
memasuki awal kematangan berpikir untuk mengambil
mengatakan bahwa mereka melakukannya karena kebutuhan.
sebuah keputusan tepat bagi kehidupannya.
5
Analisis Bivariat
nilai 1 maka secara statistik dikatakan bermakna
a.
sehingga hipotesis penelitian diterima.
Pengguna Narkoba Suntik. Pengguna narkoba suntik merupakan salah satu
Interpretasi hasil analisis bivariat antara pengguna
faktor dari tingginya kejadian HIV dan AIDS. Kasus
narkoba suntik dengan kejadian HIV dan AIDS adalah
baru infeksi HIV terus meningkat pada para pengguna
orang yang menggunakan narkoba suntik 31,7 kali
narkoba suntik. Di seluruh dunia pengguna narkoba
berisiko menderita HIV dan AIDS dibanding orang yang
suntik hanya berkontribusi 5-10% dari total infeksi HIV,
tidak menggunakan narkoba suntik. Sehingga dapat
namun di beberapa belahan dunia, narkoba suntik
disimpulkan
merupakan cara penularan virus HIV yang utama.
merupakan faktor risiko terjadinya HIV dan AIDS serta
Berdasarkan uji odds ratio dengan tingkat
bahwa
penggunaan
narkoba
suntik
memiliki hubungan yang bermakna.
kepercayaan 95% diperoleh nilai OR = 31,7 dengan nilai
Ini menunjukkan bahwa risiko pengguna narkoba
lower limit (LL)=6,7 dan upper limit (UL) = 150,6.
suntik untuk menderita HIV dan AIDS sangat tinggi.
Karena nilai lower limit dan upper limit tidak mencakup
Penelitian ini sejalan dengan data Ditjen PPM & PL Depkes RI, 2010 bahwa pengguna jarum suntik paling
6
berisiko terinfeksi HIV dan AIDS dengan jumlah 15,9
merupakan faktor risiko tertinggi dalam penularan virus
juta orang tercatat pengguna narkoba suntik, 3 juta
HIV. Olehnya itu, perlu peran penting dan ketegasan dari
diantaranya hidup dengan HIV.
pemerintah agar kiranya bisa meminimalisir adanya
b. Gaya seks bebas
PSK.
Seks bebas merupakan kebisaaan melakukan seks
Dari uji odds ratio dengan tingkat kepercayaan
diluar nikah. Bukan hanya itu, bergonta-ganti pasangan
95% diperoleh nilai OR = 9,5 dengan nilai lower limit
dalam berhubungan juga tergolong dalam seks bebas.
(LL) = 3,07 dan upper limit (UL) = 29,2. Karena nilai
Seks bebas digolongkan menjadi beberapa bagian
lower limit dan upper limit tidak mencakup nilai 1 maka
ditinjau dari pelakunya, seperti heteroseksual, lelaki seks
secara statistik dikatakan bermakna sehingga hipotesis
lelaki, dan PSK.
penelitian diterima.
Hasil analisis menunjukkan bahwa pasangan seks
Interpretasi hasil analisis bivariat antara gaya
paling tinggi adalah PSK sebesar 15 responden (53,6%).
hidup seks bebas dengan kejadian HIV dan AIDS
Ini menunjukkan bahwa sasaran paling empuk untuk
adalah orang yang melakukan seks bebas 9,5 kali
melakukan seks adalah pekerja seks komersial. PSK
berisiko menderita HIV dan AIDS dibandingkan
7
orang yang tidak melakukan seks bebas. Sehingga
Kesimpulan 1. Pengguna narkoba suntik berisiko 31,7 kali
dapat disimpulkan bahwa gaya hidup seks bebas
menderita HIV dan AIDS dibandingkan yang tidak
merupakan faktor risiko terjadinya HIV dan AIDS
menggunakan narkoba suntik.
serta memiliki hubungan yang bermakna.
2. Orang yang melakukan seks bebas 9,5 kali berisiko
Berdasarkan hal tersebut, gaya hidup seks bebas
menderita HIV dan AIDS dibandingkan yang tidak
merupakan faktor risiko terjadinya HIV dan AIDS.
melakukan seks bebas.
Karena hubungan seksual, baik secara vagina, oral, maupun anak dengan seorang pengidap adalah cara yang
Saran
paling umum terjadi, meliputi 80-90% dari total kasus 1. Bagi pengguna narkoba suntik harus lebih berhati-hati sedunia. Penularan lebih mudah terjadi apabila terdapat dalam pemakaian jarum suntik, diharapkan tidak lesi penyakit kelamin dengan ulkus atau peradangan berganti-ganti jarum, sterilisasi dengan cara yang jaringan seperti Herpes genitalis, sifilis, gonorea, benar dan penggunaan kondom saat berhubungan agar klamidia, kankroid, dan trikomoniasis. penyebaran serta penularan HIV dan AIDS dapat PENUTUP ditekan sekecil mungkin.
8
2. Bagi Dinas Kesehatan dan Puskesmas Kassi-kassi agar
Ditjen PP dan PL Kementrian Kesehatan RI. 2010. Laporan Triwulan Situasi Perkembangan HIV dan AIDS di Indonesia sd 30 Juni 2010, (Online), Komisi Penanggulangan AIDS diakses 20 Maret 2013. Ditjen PP dan PL Kementrian Kesehatan RI. 2011. Laporan Kasus HIV dan AIDS di Indonesia Triwulan 3 sd 30 September 2011, (Online), Komisi Penanggulangan AIDS diakses 20 Maret 2013. Ditjen PP dan PL Kementrian Kesehatan RI 2012. Laporan Perkembangan HIV dan AIDS Triwula I, (online), Komisi Penanggulangan AIDS diakses 20 Maret 2013. Ditjen PP dan PL Kementrian Kesehatan RI. 2013. Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia dilapor sd Desember 2012, (Online) (http://spiritia.or.id/Stats/StatCurr.pdf) , Komisi Penanggulangan AIDS diakses 20 Maret 2013. Erna. 2010. Faktor-faktor Pencegahan Penularan HIV dan AIDS di Kalangan Pengguna NAPZA Suntik di Puskesmas Kassi-kassi Tahun 2010. Skripsi diterbitkan : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. http://ranumra.blogspot.com/2013/04/rumus-case-controlpenelitian-kasus.html diakses Agustus 2013. Herisman. 2012. Analisis Data. (online) http://herisman.blogspot.com/2012/04/pemilihan-ujistatistik-analisis-data.html diakses 17 Maret 2013 Husna, Asmaul. 2013 . Remaja dan Seks Bebas. (online) http://aceh.tribunnews.com/2013/03/09/remaja-dan-seksbebas diakses 23 Maret 2013
mengoptimalkan pemberian edukasi kepada penasun melalui
pendidikan
sebaya
terutama
mengenai
informasi sterilisasi yang benar dan penggunaan kondom serta perlunya layanan promosi
DAFTAR PUSTAKA
Ahira, Anne.2013. Apakah Definisi Sosial Budaya?.(online). http://www.anneahira.com/definisi-sosial-budaya.htm diakses 17 Maret 2013 Amalia, Nila. 2012. Dukungan untuk ODHA. (online) http://nilaamalia14888.blogspot.com/2012/12/dukunganuntuk-odha-pernah-dikirim.html diakses 17 Maret 2013 Amiruddin, Ridwan. 2011. Epidemiologi Perencanaan dan Pelayanan Kesehatan. Makassar : Masagena Press. Budiastuti, Anggun. 2011. Faktor yang Berhunungan Dengan Pemeriksaan HIV pada Pengguna NAPZA Suntik di Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar. Skripsi diterbitkan : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
9
Hutauruk, Musa. 2011. Stigma dan Diskriminasi. (online) www.slideshare.net/HutaurukMusa/stigma-10562714 diakses 22 Maret 2013 Lisna , 2008, Analisis Faktor Risiko Kejadian Diabetes Militus di RS Dr.Wahidin Sudirohusodo. Komisi Penanggulangan AIDS. 2007. Strategi Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS 2007-2010, (online), (http://www.undp.or.id diakses 17 Maret 2013). Komisi Penanggulangan AIDS. 2010. Pencegahan HIV dan AIDS, (Online), (http://www.aidsindonesia.or.id diakses 17 Maret 2013). Puji, Esse, dkk. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi Edisi 9. Makassar : STIK Makassar. Rasyd, Chitra Dewi. 2012. Studi Epidemiologi HIV dan AIDS di Puskesmas Jumpandang Baru Kota Makassar. Skripsi diterbitkan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar. Sofyan M. 2013. Sepanjang 2012, Ditemukan 900 Pengidap HIV – AIDS di Makassar.(0nline) (http://radiosmartfm.com/ ) diakses 17 Maret 2013. Suparyanto .2011. Analisis Univariat. (online). http://drsuparyanto.blogspot.com/2011/07/analisis-univariat.html diakses 17 Maret 2013 Surianti . 2010. Faktor Yang Berhubungan dengan Stigma HIV/AIDS pada Siswa SMA 1 Barru Kab. Barru. Skripsi diterbitkan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar. Tim Warta AIDS. 2011. Menanggapi Epidemi HIV di Kalangan Pengguna Narkoba Suntikan.
10