ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Listrik merupakan sumber kehidupan yang sangat penting. Dengan adanya
listrik semua roda kehidupan akan berjalan dengan lebih mudah dan cepat, sehingga suatu daerah akan lebih maju jika pasokan listrik di tempat tersebut baik. Kebutuhan listrik di berbagai daerah dari waktu ke waktu selalu berbeda bergantung pada pemakaian listrik di daerah tersebut, sehingga penyediaan tenaga listrik dan alokasi pembangkit yang digunakan juga berbeda di daerah yang satu dengan lainnya. Besarnya permintaan listrik pada suatu rentang waktu tidak dapat dihitung secara pasti, akibatnya timbul permasalahan yaitu bagaimana mengoperasikan suatu pembangkit sistem tenaga listrik secara kontinu agar dapat memenuhi permintaan daya setiap saat. Permasalahan energi dan konsumsi listrik semakin kompleks. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak lepas dari pendayagunaan energi listrik. Pada tahun 2014 persentase penggunaan energi listrik di Indonesia mencapai 55% dari total kebutuhan energi final dengan total kapasitas pembangkit nasional tahun 2011 adalah sebesar 38,9 GW. Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) menyatakan krisis listrik akan segera terjadi akibat meningkatnya konsumsi listrik sekitar 7%-8% per tahun. Direktur Perundingan Perdagangan Jasa Direktorat Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional Herliza meyatakan bahwa proyeksi permintaan tenaga listrik di Indonesia pada tahun 2015 sebesar 245 terawatt-hour (TWh), tahun 2020
1 SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2
mencapai 407 TWh, tahun 2025 mencapai 612 TWh, dan tahun 2030 akan mencapai 902 TWh, hal itu diakibatkan oleh permintaan akan tenaga listrik yang semakin tinggi (Jessica, 2014). Berdasarkan data dari Master Plan Pembangunan Ketenagalistrikan 20102014 menunjukkan bahwa distribusi tenaga listrik tertinggi di Indonesia terjadi di ketiga wilayah yang berdekatan yaitu Jawa, Madura, dan Bali. Kapasitas total pembangkit nasional tahun 2011 adalah sebesar 38,9 GW dengan 76% diantaranya berada di wilayah Jawa dan Bali (Kementrian ESDM RI, 2009). Pada April 2014, PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur menyatakan beban puncak sistem kelistrikan di Pulau Jawa, Madura, dan Bali mencatatkan rekor tertinggi sebesar 22,974 Mega Watt (MW) (Antaranews, 2014). Aliran listrik di sejumlah daerah di Jawa Timur setahun hingga empat tahun ke depan juga terancam tidak stabil bahkan bisa langka akibat dari infrastruktur penyaluran dari pembangkit gagal dibangun (Darmawan, 2014). Oleh karena itu, diperlukan suatu cara yang tepat dalam menyesuaikan jumlah kapasitas listrik agar sesuai dengan permintaan konsumen. Salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu dengan memprediksi permintaan beban listrik yang dibutuhkan oleh konsumen dalam beberapa jangka waktu ke depan. Peramalan merupakan upaya memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa mendatang berdasarkan data pada masa lalu, berbasis pada metode ilmiah dan kualitatif yang dilakukan secara sistematis. Selama ini banyak peramalan dilakukan secara intuitif menggunakan metode-metode statistika seperti metode smoothing, Box-Jenkins, ekonometri, regresi dan sebagainya. Pemilihan metode
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3
tersebut tergantung pada berbagai aspek, yaitu aspek waktu, pola data, tipe model sistem yang diamati, tingkat keakuratan ramalan yang diinginkan dan sebagainya. Peramalan beban selalu menjadi bagian penting dalam perencanaan dan operasii sistem tenaga listrik yang efisien. Oleh karena itu peramalan beban telah menjadi fokus penelitian di dalam negeri dan juga di luar negeri (Abdullah, 2011). Peramalan berdasarkan waktu diklasifikasikan kedalam 3 kelompok, yaitu: (1) peramalan beban jangka pendek, adalah peramalan beban untuk jangka waktu beberapa jam sampai satu minggu kedepan, yang biasanya digunakan untuk menentukan batas beban maksimum dan beban minimum; (2) peramalan beban jangka menengah, adalah peramalan beban untuk jangka watu satu bulan sampai satu tahun, yang biasa digunakan untuk perencanaan perluasan jaringan transmisi, jaringan distribusi, dan penambahan pembangkit listrik baru; dan (3) peramalan beban jangka panjang, yaitu peramalan beban untuk jangka waktu diatas satu tahun, yang digunakan untuk perencanaan produk dan sumber daya (Nasution, 2005). Peramalan untuk prediksi jumlah kapasitas listrik agar sesuai dengan permintaan konsumen adalah peramalan beban listrik jangka pendek. Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk meramalkan besarnya daya listrik dengan menggunakan berbagai macam metode peramalan baik secara matematik maupun statistik, khususnya peramalan besarnya beban listrik di wilayah Jawa Timur. Adi, dkk (2012) telah melakukan penelitian peramalan beban listrik jangka pendek menggunakan metode Optimally Pruned Extreme Learning Machine (OPELM) dengan hasil pengujian peramalan paling minimum menunjukan MAPE sebesar 1,3579%. Penelitian mengenai peramalan beban
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4
listrik berikutnya adalah Indana Zulfa dan Suhartono (2014) dengan melakukan peramalan beban listrik di Jawa Timur dengan menggunakan metode ARIMA dan Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS) hasil yang diperoleh menyatakan bahwa metode ARIMA memberikan tingkat keakuratan yang lebih baik untuk meramalkan konsumsi listrik di Jawa Timur dari pada ANFIS. Kedua penelitian sebelumnya belum ada yang mempertimbangkan efek long memory (ketergantungan jangka panjang) pada konsumsi listrik jangka pendek. Long Memory dapat dideteksi jika diantara pengamatan dengan periode yang terpisah jauh masih mempunyai korelasi yang tinggi, sehingga nilai-nilai autokorelasi pada plot ACF dan PACF turun secara lambat untuk lag yang semakin meningkat. Identifikasi ini mengindikasikan bahwa nilai dari
(koefisien
pembeda/differencing) bernilai pecahan, sehingga model yang paling cocok adalah
Model
Autoregressive
Fractionally
Integrated
Moving
Average
(ARFIMA). Pemodelan ARFIMA pertama kali dikembangkan oleh Granger dan Joyeux (1980) yang merupakan pengembangan dari model Auotoregressive Integrated Moving Average (ARIMA). Model ARFIMA memberikan hasil yang tidak bisa diperoleh apabila hanya dengan model tidak fraksional ARIMA. Kelebihan model ARFIMA diantaranya adalah mampu memodelkan perubahan yang tinggi dalam jangka panjang (long term persistence), mampu menjelaskan struktur korelasi jangka panjang dan jangka pendek sekaligus, dan mampu memberikan model dengan parameter yang lebih sedikit (parsimonius) baik untuk data jangka pendek maupun jangka panjang (Hosking, 1981). Walaupun model
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5
ARFIMA lebih aplikatif dan akurat dalam memodelkan data dibandingkan dengan model ARIMA, akan tetapi masih terdapat beberapa kesulitan dalam peramalannya. Proses peramalan model ARFIMA tidak semudah model ARIMA, baik secara matematik maupun secara komputasi. Penelitian sebelumnya mengenai penerapan ARFIMA untuk mengatasi efek long memory telah dilakukan sebelumnya oleh Utomo (2012) yang melakukan penelitian mengenai penerapan model ARFIMA pada data beban listrik di Jawa Timur dan Bali. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa metode ARFIMA lebih baik dalam peramalan daripada metode ARIMA, namun dalam penelitian tersebut asumsi white noise
dan normalitas residual belum
terpenuhi. Berdasarkan uraian diatas, maka dalam skripsi ini akan dilakukan penelitian tentang peramalan beban konsumsi listrik yang dibutuhkan di wilayah Jawa Timur dengan menggunakan model time series. Metode pertama, lakukan pembedaan dari data berdasarkan nilai d yang telah diidentifikasi sehingga data mengikuti model ARIMA
dan peramalan mengikuti metode peramalan
ARIMA. Metode kedua peramalan dilakukan melalui metode ARFIMA
.
Dalam penelitian ini akan ditunjukkan juga performa dari model ARIMA untuk kemudian dibandingkan dengan model ARFIMA dengan asumsi residual bersifat white noise dan normal terpenuhi. Hasil dari peneltian ini diharapkan mampu memberikan informasi tambahan kepada PT. PLN maupun pihak terkait tentang peramalan beban listrik di wilayah Jawa Timur untuk mengoptimalkan
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6
pendistribusian energi listrik berdasarkan hasil model terbaik dari metode yang digunakan. 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang akan
dibahas adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana karakteristik atau pola data beban konsumsi listrik di regional Jawa Timur selama periode 18 Agustus 2015 hingga 24 Agustus 2015? 2. Bagaimana hasil peramalan besarnya daya listrik yang akan dialokasikan untuk konsumsi listrik regional Jawa Timur dengan menggunakan model time series ARIMA? 3. Bagaimana hasil peramalan besarnya daya listrik yang akan dialokasikan untuk konsumsi listrik regional Jawa Timur dengan menggunakan model time series ARFIMA? 4. Bagaimana perbandingan hasil peramalan dengan pendekatan model time series ARIMA dan model time series ARFIMA untuk periode 2 hari ke depan? 1.3
Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Mengetahui karakteristik atau pola data beban konsumsi listrik di regional Jawa Timur selama 18 Agustus 2015 hingga 24 Agustus 2015.
2.
Meramalkan besarnya konsumsi listrik jangka pendek regional Jawa Timur dengan menggunakan model time series ARIMA.
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3.
7
Meramalkan besarnya konsumsi listrik jangka pendek regional Jawa Timur dengan menggunakan model time series ARFIMA.
4.
Mengetahui model terbaik untuk meramalkan besarnya daya listrik yang akan dialokasikan untuk konsumsi listrik jangka pendek regional Jawa Timur.
1.4
Manfaat
1. Bagi Mahasiswa Bertambahnya
pengetahuan,
ketrampilan
dan
pemahaman
dalam
mengaplikasikan metode-metode statistika terutama dalam konsep time series. 2. Bagi Perusahaan Manfaat yang dapat diperoleh bagi PT. PLN (Persero) Jawa Timur yaitu berupa informasi dan tawaran metode peramalan lain untuk meramalkan beban daya konsumsi listrik di masa mendatang (pada periode tertentu) yang diharapkan dapat memperbaiki metode peramalan sebelumnya. 1.5
Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini yaitu data yang digunakan untuk
analisis adalah data beban konsumsi listrik pada regional Jawa Timur selama periode 18 Agustus 2015 hingga 24 Agustus 2015. Selain itu, penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan peramalan jangka pendek, yaitu sampai periode 2 hari ke depan.
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Definisi Ketenagalistrikan Tenaga listrik adalah suatu bentuk energi sekunder yang dibangkitkan,
ditransmisikan, dan didistribusikan untuk segala macam keperluan. Segala sesuatu yang menyangkut penyediaan dan pemanfaatan tenaga listrik serta usaha penunjang tenaga listrik dinamakan dengan ketenagalistrikan. Tenaga listrik sebagai salah satu infrastruktur yang menyangkut kehidupan orang banyak, oleh karena itu pembangunan ketenagalistrikan harus menganut asas manfaat, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, optimalisasi ekonomi dalam pemanfaatan sumber daya energi, mengandalkan pada kemampuan sendiri, kaidah usaha yang sehat, keamanan dan keselamatan, kelestarian fungsi lingkungan, dan otonomi daerah ( UU RI No. 15 Tahun 1985). Usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum meliputi jenis usaha pembangkitan tenaga listrik, transmisi tenaga listrik, distribusi tenaga listrik dan penjualan tenaga listrik. 2.1.1
Beban Sistem Tenaga Listrik Beban yang dilayani oleh sistem distribusi elektrik dibagi dalam beberapa
sektor, yaitu sektor perumahan, sektor industri, sektor komersial dan sektor usaha. Masing masing sektor beban tersebut mempunyai karakteristik-karakteristik yang berbeda, sebab hal ini berkaitan dengan pola konsumsi energi pada masingmasing konsumen di sektor tersebut. Berdasarkan jenis konsumen energi listrik, secara garis besar ragam beban diklasifikasikan sebagai berikut :
8 SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
9
1. Beban rumah tangga, pada umumnya beban rumah tangga berupa lampu untuk penerangan, alat rumah tangga seperti kipas angin, pemanas air, lemari es, penyejuk udara, dan sebagainya. Beban rumah tangga biasanya memuncak pada malam hari. 2. Beban komersial, pada umumnya terdiri atas penerangan untuk reklame, kipas angin, penyejuk udara dan alat-alat listrik lainnya yang diperlukan untuk restoran. Beban hotel juga diklasifikasikan sebagai beban komersial (bisnis) begitu juga perkantoran. Beban ini secara drastis naik di siang hari untuk beban perkantoran dan pertokoan dan menurun di waktu sore. 3. Beban industri, dibedakan dalam skala kecil dan skala besar. Untuk skala kecil banyak beroperasi di siang hari, sedangkan insdustri besar sekarang ini banyak yang beroperasi sampai 24 jam. 4. Beban fasilitas umum Pengklasifikasian ini sangat penting artinya bila kita melakukan analisa karakteristik beban untuk suatu sistem yang sangat besar. Perbedaan dari empat jenis beban diatas yaitu pada daya yang digunakan dan juga waktu pembebanannya. Pemakaian daya pada beban rumah tangga akan lebih dominan pada pagi dan malam hari, sedangkan pada heban komersil lebih dominan pada siang dan sore hari. Pemakaian daya pada industri akan lebih merata, karena banyak industri yang bekerja siang-malam. Maka dilihat dari sini, jelas pemakaian daya pada industri akan lebih menguntungkan karena kurva bebannya akan lebih merata. Sedangkan pada beban fasi1itas umum lebih dominan pada siang dan malam hari.
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
10
2.1.2. Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik adalah sekumpulan pusat listrik dan gardu induk (pusat beban) yang satu dengan yang lain dihubungkan oleh jaringan transmisi dan distribusi sehingga merupakan sebuat satu kesatuan yang terinkoneksi. Tujuan utama dari sistem distribusi tenaga listrik adalah mendistribusikan tenaga listrik dari gardu induk atau sumber ke sejumlah pelanggan atau beban. Suatu sistem tenaga litrik terdiri dari tiga bagian utama, yaitu pusat pembangkit listrik, saluran transmisi, dan sistem distribusi. Suatu sistem distribusi menghubungkan semua beban yang terpisah satu dengan yang lain kepada saluran transmisi. Hal ini terjadi pada gardu-gardu induk (substansion) dimana juga dilakukan trasformasi tegangan dan fungsi-fungsi pemutusan (breaker) dan penghubung beban (switching). Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Gambar (2.1) menjelaskan sistem tenaga listrik mulai dari pemnagkit sampai ke pengguna/pelanggan.
(Gambar 2.1 Distribusi Sistem Tenaga Listrik)
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
11
2.1.3. Sejarah PLN Jawa Timur Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Perusahaan listrik yang dikuasai oleh Jepang direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia pada bulan September 1945 kemudian diserahkan kepada pemerintah Republik Indonesia. Dengan jalan Nasionalisasi, perusahaan negara tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat Indonesia dan juga memperkokoh keamanan dan ketahanan negara Republik Indonesia. Pada tahun 1961, semua perusahaan listrik di Indonesia diatukan ke dalam satu Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara (BPU – PLN) yaitu sebagai wadah kesatuan pimpinan PLN yang bertugas mendistribusikan listrik di Indonesia. Perusahaan Umum Listrik Negara yang semula bernaung di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik dialihkan ke bawah naungan Departemen Pertambangan dan Energi. Dalam perkembangannya kemudian Perusahaan Umum Listrik Negara di bawah naungan Departemen Pertambangan dan Energi mengalami perubahan status dari Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara menjadi PT. PLN (Persero). Perubahan tersebut mengakibatkan terjadinya perombakan secara structural pada tingkat Distribusi/Wilayah. Dalam hal ini, PLN Jawa Timur menjadi PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur. Berdasarkan Keputusan Direksi PT. PLN (Persero), dibentuk susunan organisasi sebagai berikut: a. General Manager
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
12
b. Bidang yang terdiri atas perencanaan, operasi, niaga, keuangan, sumber daya manusia dan organisasai, serta komunikasi, hukum dan administrasi. c. Audit internal d. Area pelayanan dan jaringan (APJ) e. Area pelayanan (AP) f. Area Jaringan (AJ) g. Area pengatur distribusi
2.2.
Peramalan Pada dasarnya peramalan merupakan suatu dugaan atau perkiraan atas
terjadinya kejadian di waktu mendatang. Menurut jangka waktunya, peramalan dibagi menjadi 3 periode sesuai dengan materi yang diramalkannya. Periode peramalan dalam meramalkan beban listrik dibagi menjadi 3, yaitu: 1.
Peramalan Jangka Panjang (Long-Term Forecasting) Merupakan peramalan yang memperkirakan keadaan dalam waktu beberapa tahun ke depan. Tujuan peramalan adalah untuk dapat memppersiapkan ketersediaan unit pembangkitan, sistem transmisi, serta distribusi.
2.
Peramalan Jangka Menengah (Mid-Term Forecasting) Merupakan peramalan dalam jangka waktu bulanan atau mingguan. Tujuan peramalan adalah untuk mempersiapkan jadwal persiapan dan operassional sisi pembangkit.
3.
SKRIPSI
Peramalan Jangka Pendek (Short-Term Forecasting)
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
13
Merupakan peramalan dalam jangka waktu harian hingga setiap jam. Biasa digunakan untuk studi perbandingan beban listrik perkiraan dengan aktual (realtime).
2.3.
(Nasution, 2005)
Konsep Dasar Time Series Deret waktu adalah serangkaian pengamatan yang diambil berdasarkan
urutan waktu dan antara pengamatan yang berdekatan dan saling berkorelasi, sehingga dikatakan bahwa pada deret waktu, tiap pengamatan yang diambil dari variabel berkorelasi dengan variabel itu sendiri pada waktu sebelumnya (Wei, 2006). Langkah penting dalam memilih suatu metode runtun waktu (time series) yang tepat adalah dengan mempertimbangkan jenis pola data sehingga metode yang paling tepat dengan pola tersebut dapat diuji. Pola data dapat dibedakan menjadi empat yaitu sebagai berikut: 1. Pola horizontal, terjadi apabila nilai data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata yang tetap. 2. Pola musiman, terjadi apabila suatu runtun dipengaruhi oleh faktor musiman. 3. Pola siklis, terjadi apabila datanya dipengaruhi oleh faktor ekonomi jangka panjang seperti berhubungan dengan siklus bisnis. 4. Pola trend, terjadi apabila terdapat kenaikan atau penurunan dalam data. (Anugerah, 2007) 2.3.1. Kestasioneran Deret Waktu Suatu pengamatan Z1 , Z 2 ,, Z n sebagai suatu proses stokastik, maka variabel random Z t1 , Z t2 ,, Z tn dikatakan stasioner apabila:
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
14
F(Zt1 , Z t2 ,, Z tm ) F(Zt1k , Z t2k ,, Z tmk )
(2.1)
Dikatakan strictly stasionary apabila persamaan (2.1) terpenuhi untuk m 1,2,, n . Deret waktu yang bersifat strictly stasionary, waktu pengamatan
tidak terpengaruh terhadap mean ( ), varians (
) dan kovarians ( ) (Wei,
2006). Ketidakstasioneran dalam time series dibedakan menjadi dua, yaitu tidak stasioner dalam mean (disebabkan varians (disebabkan
tidak konstan) dan tidak stasioner dalam
yang dependen terhadap waktu). Tidak stasioner dalam
mean dapat diatasi dengan melakukan differencing (pembedaan) dan untuk menstasionerkan varians dilakukan transformasi (Wei, 2006). 2.3.2. Autocorrelation Function (ACF) Suatu proses ( ) dikatakan stasioner apabilai nilai mean EZ t μ , var(Z t ) EZ t 2 , dimana nilai-nilai tersebut konstan dan cov(Z t , Zs ) 2
yang merupakan fungsi hanya dari pembedaan waktu t s . Dengan demikian covarians antara Z t dan Z t k adalah sebagai berikut :
γ k cov(Z t , Z t k ) E(Z t μ)(Z t k μ)
(2.2)
dan autokorelasi antara Z t dan Z t k adalah:
γk
cov(Z t , Z t k )
(2.3)
var(z t ) var( z t k )
Untuk keadaan yang stasioner var(Z t ) var(Z t k ) γ 0 , sehingga: ρk
SKRIPSI
γk γ0
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
(2.4)
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
15
Syarat untuk proses yang stasioner ialah, fungsi autokovarians ( autokorelasi 1.
=
2.
| |
3.
) dan fungsi
memenuhi asumsi: ( )
;
=1
;|
|
;
(Wei, 2006)
Pada analisis time series,
disebut sebagai fungsi autokoarian dan
disebut fungsi autokorelasi yang merupakan ukuran keeratan antara Z t dan ( dari proses yang sama dan hanya dipisahkan oleh selang waktu
)
. Fungsi
autokorelasi dihitung sesuai dengan pengambilan data dan dirumuskan sebagai berikut: nk
ˆ k
Z t 1
t
Z Z t k Z
n
(Z t 1
t
Z)
dimana
(2.5)
2
( Wei, 2006 ) 2.3.3. Partial Autocorrelation Function (PACF) Fungsi autokorelasi parsial berguna untuk mengukur tingkat keeratan hubungan antara pasangan data Z t dan Z t -k setelah dependensi linier dalam variable Z t 1 , Z t 2 , Z t 3 ,, Z t k 1 telah dihilangkan. Fungsi PACF dinyatakan dalam:
kk CorrZ t , Z t k Z t 1 ,, Z t k 1
(2.6)
Nilai PACF dapat dihitung menggunakan persamaan (2.7) sebagai berikut:
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
16
k 1
kk
ρ k k 1.jρ j j1 k 1
(2.7)
1 k 1.jρ j j1
dimana ij jj ii jj 2.4.
(Wei, 2006)
Model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) Salah satu model runtun waktu yang popular dan banyak digunakan adalah
model ARIMA. Model ARIMA pertama kali dikenalkan oleh Box dan Jenkins pada tahun 1970. Model ini biasanya dapat diterapkan dengan baik untuk deret waktu yang mempunyai mean, varians tidak konstan atau mean dan varians tidak konstan. Sifat ini disebut proses yang tidak stasioner. Model autoregressive AR menunjukkan adanya keterkaitan antara suatu nilai pada waktu sekarang Z t dengan nilai pada waktu sebelumnya Z t -k , ditambah dengan suatu nilai acak. Model moving average MA menunjukkan adanya keterkaitan antara nilai pada waktu sekarang ( Z t ) dengan nilai residual pada waktu-waktu sebelumnya ( a t k dengan k 1,2, ) (Wei, 2006). Proses random stasioner tidak dapat dengan baik dijelaskan oleh model moving average saja atau auotoregressive saja, karena itu gabungan kedua model yaitu model Autoregressive Inetgrated Moving Average (ARIMA) dapat lebih efektif menjelaskan prose s itu. Model ARIMA ( p,d, q ) merupakan gabungan model ARp dan MAq dengan pola data yang tidak stasioner dan dilakukan differencing orde
. Differencing dengan orde
bertujuan untuk mencari
perbedaan antara data satu periode dengan periode lainnya secara urut untuk
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
17
mencapai stasioner dalam mean. Supaya stasioner dalam mean dilakukan dengan mengambil sebuah pembeda yang sesuai, sedangkan supaya stasioner dalam varians dilakukan transformasi data. Bentuk umum dari model ARIMA ( p,d, q ) adalah sebagai berikut: (2.8)
p (B)(1 B) d Z t θ q (B)a t dimana
P B 1 1B 2 B2 p Bp adalah koefisien komponen AR non musiman dengan order
θ q B = 1 θ1B θ 2 B 2 θ q Bq adalah koefisien komponen
MA
non
musiman dengan order
1 Bd
= differencing non musiman dengan orde d
B
= operator Backward Generalisasi dari model ARIMA untuk data yang memiliki pola musiman,
model terbaik yaitu SARIMA ( p,d, q ) P, D, Q dirumuskan oleh Wei (2006) S
sebagai berikut:
p BΦ p Bs 1 Bd 1 BS Z t θ q BΘ Q BS a t D
(2.9)
dengan, p,d, q
= orde AR, differencing, MA non musiman
P, D, Q = orde AR, differencing, MA musiman
S 3,4,6,12
Φ P BS = (1 Φ1BS Φ p BS ) = koefisien komponen AR musiman S dengan orde P
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Θ Q BS
18
= (1 Θ1BS Θ Q BS ) = koefisien komponen MA musiman S
dengan orde Q
1 B
S D
= differencing musiman S dengan order D
Pemodelan ARIMA dilakukan berdasarkan model subset yang merupakan bagian dari model ARIMA tergeneralisasi, sehingga tidak dapat dinyatakan dalam bentuk umum. Model subset ARIMA ini merupakan himpunan bagian dari model ARIMA. Sebagai contoh subset ARIMA([1,5],0,[1,12]) dapat ditulis sebagai: (1 1 B 5 B 5 )Z t (1 1 B 12 B12 )at
(2.10)
Model subset ARIMA juga dapat diterapkan pada data musiman ARIMA (SARIMA). Contoh subset SARIMA ([0,0,1,12,13]12) apabila diterapkan dengan model subset dapat ditulis sebagai berikut:
Z t at 1at 1 12at 12 13at 13
(2.11)
Persamaan 2.11 menjelaskan bahwa nilai 𝜃1, 𝜃12 dan 𝜃13 merupakan order-order dari parameter MA. Dengan demikian model subset ARIMA merupakan model ARIMA dengan beberapa parameternya sama dengan nol (Suhartono, 2011). Dalam melakukan peramalan, terdapat beberapa tahap yang harus dilalui sebelum mendapatkan hasil peramalan yang diinginkan. Langkah-langkah melakukan analisis time series adalah tahap identifikasi, estimasi parameter, cek diagnose, peramalan, dan pemilihan model terbaik (Cryer & Chan, 2008). 2.4.1. Identifikasi Model ARIMA Inferensi statistik tentang struktur dari proses stokastik berdasarkan observasi yang diamati dari suatu proses, biasanya harus dibuat beberapa
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
19
penyederhanaan asumsi tentang proses tersebut. Asumsi yang paling penting adalah data harus stasioner, baik stasioner terhadap mean maupun terhadap varians (Cryer dan Chan, 2008). Identifikasi stasioneritas terhadap data time series dilakukan dengan membuat plot data time series. Plot time series digunakan untuk mengetahui kondisi dalam plot trend, musiman, outliner, variance tidak konstan dan fenomena tidak normal dan tidak stasioner. Jika data tidak stasioner terhadap varians, maka transformasi menggunakan transformasi Box-Cox, sedangkan differencing dilakukan jika data tidak stasioner dalam mean. Ide dasar differencing adalah mengurangkan antara pengamatan
. Secara matematis dapat
dengan pengamatan sebelumnya
dirumuskan sebagai berikut:
Wt 1 B Z t d
(2.12)
Differencing belum tentu akan mengubah data yang tidak stasioner menjadi stasioner. Banyak data yang stasioner terhadap mean tetapi tidak stasioner terhadap varians. Oleh karena itu, perlu dilakukan transformasi yang bertujuan untuk menstabilkan varians, yaitu dengan transformasi Box-Cox. T Z t
Z t 1
dengan λ adalah nilai parameter transformasi
(2.13)
Berikut ini merupakan tabel transformasi Box-Cox yang biasanya digunakan dalam menstabilkan varians. Tabel 2.1 λ
Transformasi Box-Cox Transformasi
-1 - 0,5
SKRIPSI
√
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
λ
Transformasi
0
ln ( )
0,5
20
√
1
tidak dilakukan transformasi
Langkah selanjutnya yaitu identifikasi model dasar ARIMA berdasarkan struktur ACF dan PACF. Pada Tabel 2.2 dan tabel 2.3 terdapat beberapa identifikasi model dasar ARIMA berdasarkan struktur ACF dan PACF. Tabel 2.2 Karakteristik teori ACF dan PACF untuk proses stasioner non musiman Model
ACF
PACF
Turun secara eksponensial
ARp
menuju nol dengan bertambahnya
(dies down)
Terpotong setelah lag q (cut
MAq
off after lag )
ARMAp,q
Terpotong setelah lag Turun secara eksponensial menuju nol sejalan dengan bertambahnya .
Turun secara eksponensial
Turun secara eksponensial
menuju nol sejalan dengan
sejalan dengan
bertambahnya
bertambahnya
Tabel 2.3 Karakteristik teori ACF dan PACF untuk proses stasioner musiman Model ARP
S
MAQ
S
ARMAP, Q
S
SKRIPSI
ACF Menurun secara eksponensial pada lag-lag musimannya cut off setelah lag musimannya Menurun secara eksponensial pada lag-lag musimannya
PACF cut off setelah lag musimannya Menurun secara eksponensial pada lag-lag musimannya Menurun secara eksponensial pada lag-lag musimannya
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
21
2.4.2. Estimasi Parameter Model ARIMA Dalam analisis
time
estimasi
series
parameter bertujuan untuk
pembentukan model yang baik dengan syarat parameter model harus significan atau nilai probabilitas estimatornya kurang dari 5% ( p-value < 5%) atau nilai . Metode yang dapat digunakan untuk estimasi parameter bermacam-macam, yaitu metode moment, metode ordinary least square (OLS), metode maximum likelihood, atau metode conditional least square (CLS). Proses ini dilakukan untuk melihat kelayakan suatu model, dengan melakukan pengujian signifikansi parameter dan kesesuaian asumsi, dimana asumsi dasar yang harus dipenuhi adalah residual bersifat white noise. Pengujian signifikansi parameter digunakan untuk menguji apakah suatu parameter model ARIMA layak masuk dalam model atau tidak. Apabila ternyata tidak signifikan, maka parameter tersebut dikeluarkan dari model. Jika merupakan estimasi (𝜃̂) adalah standar error nilai taksiran,
parameter suatu model ARIMA dan maka uji hipotesisnya adalah: H0
: 0
(tidak signifikan)
H1
: 0
(signifikan)
Statistik uji yang digunakan adalah uji :
t hitung
θˆ i sd θˆ
(2.14)
i
Daerah penolakan adalah: Tolak H 0 jika t ratio t / 2,df nnp dimana
adalah
banyaknya parameter yang ditaksir (Wei, 2006). Pengujian tersebut berlaku untuk dan model musiman tinggal mengganti parameter saja.
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
22
2.4.3. Cek Diagnosa Time series dimulai dengan identifikasi model dan estimasi parameter. Setelah estimasi
parameter, langkah berikutnya adalah menaksir kecukupan
model. Cek diagnosa dilakukan dengan menguji apakah data sudah White Noise dan berdistribusi normal atau tidak. Hal itu dilakukan untuk mendapatkan hasil peramalan yang baik (Wei, 2006). Untuk mengetahui apakah residual sudah memenuhi asumsi white noise, dilakukan uji Ljung-Box-Pierce (LBQ). Hipotesis yang digunakan sebagai berikut: H 0 : ρ1 ρ 2 ρ k 0
(residual White Noise)
H1 : minimal terdapat satu nilai k 0
(residual tidak White Noise)
dengan statistik uji yang diuraikan pada persamaan sebagai berikut :
ρˆ 2k Q n(n 2) k 1 n k K
(2.15)
dimana ACF residual :
n k
ρˆ 2 k
aˆ t 1
aˆ aˆ t k aˆ
t
aˆ n
t 1
maka tolak H 0 jika d Q X 2
α, K - m
t
aˆ
dengan
2
dengan
= banyaknya data
adalah maksimum lag dan m p q
(Wei, 2006) Cek diagnosa lainnya adalah menguji asumsi kenormalan residual. Pengujian asumsi kenormalan residual yang digunakan adalah uji Kolmogorov Smirnov, dengan hipotesis yang digunakan yaitu sebagai berikut:
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
H 0 : F(x) F0 (x) untuk semua
(residual berdistribusi normal)
H1 : F(x) F0 (x) untuk beberapa
dengan statistik uji
23
(residual tidak berdistribusi normal)
adalah:
D Sup x S(x) F0 (x)
(2.16)
dengan,
Sx = fungsi peluang kumulatif yang dihitung dari sampel F0 x = fungsi peluang kumulatif distribusi normal
F x
= fungsi distribusi yang belum diketahui
Sup
= nilai supremum semua x dari Sx F0 x
maka H 0 ditolak jika D K 1α,n dengan K 1α adalah nilai tabel Kolmogorov Smirnov pada kuantil (1 ) dan n = banyaknya observasi. 2.4.4. Peramalan Model ARIMA Proses Box Jenkins selanjutnya adalah melakukan peramalan. Misalkan Zˆ n l adalah hasil ramalan l tahap kedepan dari Z n 1 yang mengkuti model AR(1)
berikut:
1 BZt μ a t
(2.17)
maka untuk meramalkan nilai Zˆ n l untuk l tahap kedepan dengan t n l , model dapat ditulis pada persamaan: Zn l μ (Zn l1 μ) a n l
(2.18)
selanjutnya peramalan untuk l tahap kedepan dapat dilakukan dengan persamaan (2.19) sebagai berikut:
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ˆ 1 = μ Z μ Z n n
24
(2.19)
Zˆ n l = μ Zn l 1 μ = μ l Z n μ
, l2
(2.20)
2.4.5. Kriteria Model Terbaik Suatu model setelah diidentifikasi memungkinkan terbentuknya lebih dari satu model yang sesuai. Pemilihan model terbaik pada analisis time series biasanya berdasarkan pada Mean Square Error (MSE) dan Akaike Info Criterion (AIC). Model yang dipilih adalah model dengan nilai AIC dan MSE terkecil. Untuk memperoleh nilai AIC dapat dituliskan sebagai berikut: AICm nlnσˆ α2 2m
(2.21)
n adalah banyaknya observasi
dengan
m adalah jumlah parameter yang ditaksir σˆ α2 adalah nilai variabel residual Ukuran MSE ditentukan pada persamaan sebagai berikut:
MSE
1 n Z t Zˆ t n t 1
2
(2.22)
dengan Z t adalah nilai aktual Zˆ t adalah nilai ramalan
n adalah banyaknya sampel
2.5.
Fungsi Gamma Pada bagian ini dikenalkan fungsi gamma yang secara umum didefinisikan
sebagai berikut:
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Γn x n 1e x dx
25
dengan n
(2.23)
0
untuk n 0 dan nilai integral tersebut adalah positif, integral tersebut disebut fungsi gamma dari n .
jika n 1 , maka Γ1 e x dx = 1 0
sehingga untuk n r , maka: Γr x r 1e x r 1! 0
(Hogg dan Craig, 1987) 2.6. Model ARFIMA Model ARIMA digunakan untuk data time series short memory (jangka pendek), sebaliknya untuk data time series yang memiliki ketergantungan jangka panjang (long memory) yaitu jika diantara observasi dengan periode yang terpisah jauh masih mempunyai korelasi yang tinggi, model yang digunakan adalah ARFIMA. Long memory terlihat dari nilai autokorelasi turun lambat secara hiperbolik untuk lag yang semakin besar (Kusuma, 2009). Ini menyebabkan parameter d bernilai sangat kecil, sehingga Granger dan Joyuex memperkenalkan model ARFIMA. Model ARFIMA secara umum sama dengan model ARIMA pada persamaan (2.8), begitu juga apabila model memiliki pola seasonal (SARFIMA) pun juga memiliki model yang sama dengan persamaan (2.9). Perbedaan dengan model ARIMA terletak pada parameter pembedanya yang bernilai pecahan pada model ARFIMA. Model ARFIMA p, d , q yang dikembangkan oleh Granger dan Joyeux (1980) adalah sebagai berikut:
B1 Bd Z t μ θBa t
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
(2.24)
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
26
dengan: t adalah indeks dari pengamatan d adalah nilai parameter pembeda
adalah rata-rata dari pengamatan a t ~ IIDN 0, a
(B)
= polynomial AR p
(B)
= polynomial MAq
2
d
1 Bd k 0 1k B k = operator pembeda pecahan k
untuk nilai d yang bernilai pecahan, operator differencing fraksional 1 B d didefinisikan sebagai
1 Bd
Γ d k k B k 1 Γ d k!
1
Jika persamaan λ k (d)
(2.25)
Γ d k pada persamaan (2.25) dijabarkan untuk Γ d k!
berbagai nilai k maka: untuk k 1 , diperoleh
Γ d 1 (d)! d Γ d 1! (d 1)!1!
untuk k 2 , diperoleh
Γ d 2 (d 1)! d(1 d) Γ d 2! (d 1)!2! 2
untuk k 3 , diperoleh
Γ d 3 (d 2)! d(1 d)(2 d) Γ d 3! (d 1)!3! 6
dan seterusnya, persamaan (2.25) dapat ditulis kembali menjadi
(1 B) 1 λ k (d)B k d
(2.26)
k 1
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
27
dengan λ 0 (d) 1 λ1 (d) d
1 λ 2 (d) d(1 d) 2
1 λ 3 (d) d(1 d)(2 d) dan seterusnya 6 sehingga apabila dijabarkan untuk berbagai nilai k dapat ditulis menjadi:
1 1 (1 B) d 1 dB d(1 d)B 2 d(1 d)(2 d)B3 2 6
(2.27)
Selanjutnya dalam pemodelan dan peramalan ARFIMA juga digunakan prosedur Box Jenkins, yang meliputi tahap identifikasi, estimasi parameter, cek diagnose, peramalan dan pemilihan model terbaik pada model ARFIMA sama dengan pada model ARIMA, sehingga pada sub bab selanjutnya hanya dilakukan pembahasan terhadap tahapan identifikasi, estimasi parameter, dan peramalan model ARFIMA. 2.6.1. Identifikasi Model ARFIMA Karakteristik yang harus dipenuhi dalam pemodelan ARFIMA adalah membuktikan adanya sifat long memory pada data. Sifat long memory dapat dibuktikan dengan cara mendapat nilai Hurst berdasarkan statistik R / S (Hurst, 1951). Langkah-langkah untuk mendapatkan nilai Hurst adalah sebagai berikut: 1. Menentukan rata-rata, adjusted mean dan simpangan baku dari deret waktu dengan persamaan sebagai berikut:
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Z
28
1 T Zt T t 1 (2.28)
Z adj Zt Z t
(2.29)
1 T Z t Z2 dengan t 1,2,, T T t 1
St
(2.30)
2. Menentukan deviasi kumulatif dan rentang dari deviasi kumulatifnya T
Z*t Z adj t , dengan t 1,2, , T
(2.31)
t 1
R t Max(Z1* , Z*2 ,, Z*t ) Min(Z1* , Z*2 ,, Z*t ) dengan t 1,2,, T (2.32) 3. Menentukan nilai eksponensial Hurst (H) melalui statistik R/S dari data deret waktu.
R/St
c.t H dengan t 1,2,, T
(2.33)
ln R/St ln c H ln t
dengan
c
(2.34)
adalah suatu konstanta
H adalah eksponensial Hurst
Untuk menduga nilai H dilakukan dengan melogaritmakan statistik (R/S) dan menaksir nilai H melalui metode Ordinary Least Square (OLS) (Wei, 2006), ditunjukkan pada persamaan berikut:
X X Y Y X X T
βˆ1 H
j
j1
j
T
j1
2
(2.35)
j
dengan, Y j = lnR / S t
ˆ0 ln c
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
29
ˆ1 H X j ln t
Jika
H = 0,5
maka menunjukkan deret waktu bersifat acak
0 H 0,5
maka menunjukkan short memory
0,5 H 1
maka menunjukkan long memory
Apabila pola long memory terbukti, maka tahapan selanjutnya sama dengan identifikasi model ARIMA pada subbab 2.3.1. 2.6.2. Estimasi Parameter Model ARFIMA Estimasi parameter dilakukan dengan dua tahap, yaitu menaksir parameter pembeda ( d ) dan parameter serta . Penaksiran parameter dan pada model ARFIMA mempunyai tahapan yang sama dengan model ARIMA pada subbab 2.3.2, sehingga pada subbab ini akan dijelaskan tahapan yang dilakukan untuk menaksir nilai pembeda pecahan pada model ARFIMA. Penaksiran parameter d dapat dilakukan menggunakan regresi spektral. Menurut Darmawan (2008) metode regresi spektral secara umum merupakan metode penaksir yang paling baik karena metode ini menunjukkan akurasi yang baik pada data yang tidak ada pencilan maupun data yang mengandung pencilan. Penaksiran parameter d dapat dilakukan dengan metode GPH. Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu menentukan nilai frekuensi harmonik j untuk tiap observasi.
ω j 2π j/T dengan j 1,2,, m
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
(2.36)
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
30
Bandwitdh optimal m dibatasi sampai m gT T 0,5 . Tahap selanjutnya adalah menentukan nilai periodogram dengan metode GPH, yang bentuk periodogramnya ditentukan melalui persamaan:
I z (ω j )
T 1 1 γ 2 γ t cos t ω j 0 2π t 1
(2.37)
dimana j , dan t = nilai autokovarians dari lag ke- t . Kemudian nilai dari logaritma natural periodogramnya dijadikan sebagai variabel respon Y j untuk regresi spektral.
Y j ln I j j
(2.38)
dan untuk variabel prediktor, persamaannya adalah sebagai berikut : 1 X j ln 2 4 sin j / 2
(2.39)
sehingga dengan persamaan regresi linier Y j 0 1 X j a j nilai taksiran parameter d dapat ditentukan dengan metode least square pada persamaan: ˆ ˆ 1 d
m
X j 1
m
j
j 1
X Yj Y 2 Xj X
(2.40)
2.6.3. Peramalan Model ARFIMA Peramalan model ARFIMA pada dasarnya sama dengan model ARIMA, pada persamaan (2.8) dapat dibentuk menjadi persamaan berikut:
1 B B 1
SKRIPSI
2
2
p B p 1 B Z t 1 1 B 2 B 2 q B q at , 1 d 1 d
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Z t 1 Z t 1 2 Z t 2 p Z t p
1 B B 1
2
2
31
q B q at
1 B d
(2.41)
Sedangkan untuk persamaan (2.25) dapat dibentuk menjadi :
1 B d d k B k k d B k r 0 d k! k 0
(2.42)
dengan melakukan substitusi parameter pembeda pecahan pada persamaan (2.42) kedalam persamaan (2.41), maka akan diperoleh persamaan berikut: 2 p 1 B B B a 1 2 p t Z t 1 Z t 1 2 Z t 2 p Z t p (2.43) r r d B r 0
Jika tiap suku pada persamaan (2.43) dikalikan dengan
at maka : at
2 q at q 2 a a 2 Z t t Z t 1 2 Z t 2 p Z t p t 1 t 1 , (2.44) fd (t ) fd (t 1) fd (t q)
dengan:
fd t k d B k at k 0
fd (t 1) ( k d ) B k at 1 k 0
fd (t q) ( k (d )) B k at q k 0
Ramalan untuk l tahap ke depan diperoleh dengan mengganti indeks t menjadi nl:
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Zˆ nl ˆ1 Z nl 1 ˆ2 Z nl 2 ˆp Z nl p
32
ˆq a n2l q a n2l fd (n l ) fd (n l q)
(2.45)
dan nilai anl 0 untuk peramalan Z nl . 2.7.
MINITAB 16 Minitab adalah program komputer yang dirancang untuk melakukan
pengolahan
statistik.
Minitab
dikembangkan
di Pennsylvania
State
University oleh periset Barbara F. Ryan, Thomas A. Ryan, Jr., dan Brian L. Joiner pada tahun 1972. Minitab merupakan software yang menggabungkan kemudahan
penggunaan
layaknya Microsoft
Excel dengan
kemampuannya
melakukan analisis statistik yang kompleks. Perintah dan menu disusun secara logis dan terorganisir sehingga memudahkan instruktur statistik (dosen) dan mahasiswa dalam memahami dan mempelajari statistik. Minitab dapat menangani berbagai analisis statistik, termasuk statistik deskriptif dan nonparametrik, korelasi, regresi dan regresi logistik, univariate (anova), analisis multivariat dan sebagainya (Ryan dan Cryer, 2013). 2.8.
Program R Program R adalah suatu fasilitas perangkat lunak terpadu untuk
memanipulasi data, simulasi, kalkulasi, dan peragaan grafik. R memiliki kemampuan menganalisis data dengan efektif dan dilengkapi dengan operator pengolahan array dan matrix. Fitur-fitur program R inilah yang cocok untuk riset statistika, ekonomi, komputasi numerik, dan pemrograman komputer (Didi, 2012).
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
33
2.8.1. Struktur Program R R menyediakan fasilitas untuk membuat fungsi yang didefinisikan oleh user (user-defined function). Fungsi merupakan kumpulan beberapa perintah atau ekspresi yang disusun menurut alur logika tertentu untuk menghasilkan output yang dikehendaki. Penulisan fungsi dapat dilakukan melalui dua macam cara, yaitu melalui R-Console dan R-Editor. Fungsi atau script terdiri dari beberapa argument, yaitu Optional Argument dan Required Argument. Program R menyediakan fungsi built-in, yaitu fungsi-fungsi yang dapat digunakan untuk mengatur tampilan dari output, baik dengan menampilkan layar maupun dengan menyimpan data pada disk. Objek-objek R dikemas dalam bentuk add-ins yang disebut dengan package. Package memberikan kemampuan tambahan, misalnya perhitungan teknik-teknik statistik yang canggih, interface, dan lain-lain. Identifikasi nilai H untuk mengujji efek long memory pada time series ARFIMA dapat menggunakan packages fArma pada program
dan
packages fracdiff untuk identifikasi nilai pembeda ( d ) pada ARFIMA. 2.8.2 Packages fArma Identifikasi nilai H untuk menguji efek long memory pada data time series ARFIMA dapat menggunakan packages fArma pada software R. Salah satu fungsi packages untuk mengestimasi nilai H pada software R adalah Rescaled Adjusted Scale (R/S) Method dengan fungsi packages rsFit. Metode ini merupakan metode yang paling sering digunakan karena sangat mudah untuk diterapkan serta variabel-variabel yang dibutuhkan sangat mudah untuk didapatkan. Kelebihan dari metode ini adalah tidak bergantung pada distribusi data marginal. Dari
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
34
penelitian sebelumnya, metode R/S merupakan metode yang paling baik dalam domain waktu. Penggunaan fungsi packages rsFit memerlukan fungsi packages lainnya yaitu packages time. Contoh penggunaan packages rsFit adalah sebagai berikut: rsFit
(x,
level=50,
minnpts=3,
cut.off=10^c(0.7,2.5),
doplot=False,
trace=FALSE, title=NULL,description=NULL). 2.8.3
Packages fracdiff Estimasi parameter dapat dilakukan dengan menggunakan metode
maximum likelihood.
software R
menyediakan fungsi
packages
untuk
mengestimasi nilai parameter yaitu fracdiff (Haslet and Raftery, 1989). Contoh penggunaan packages fracdiff adalah sebagai berikut: Set.seed(101) Ts2<-fracdiff.sim(5000,ar=.2,ma=-.4,d=3) mFD<-fracdiff(ts2$series,nar=length(ts2$ar),nma=length(ts2$ma)) coef(mFD) confint(mFD) Estimasi parameter d pada ARFIMA (p,d,q) dilakukan dengan menggunakan metode Geweke Porter-Hudak (GPH) dengan menggunakan periodogram sebagai variabel tidak bebas. Packages R untuk mengestimasi parameter d dengan metode GPH yaitu fdGPH. Pemakaian packages adalah sebagai berikut: fdGPH (x,bandw.exp=0.5) dengan
SKRIPSI
x
adalah nilai univariat time series
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
bandw.exp
35
adalah nilai bandwitdh yang digunakan (default bandw.exp = 0,5 )
Hasil yang dihasilkan berupa nilai d yaitu estimasi GPH, sd.as yaitu asymptotic standart deviation, dan sd.reg yaitu nilai standar deviasi (Reisen, 1999). Langkah selanjutnya setelah melakukan differencing dengan nilai d pecahan dari hasil yang telah diperoleh. Differencing dengan nilai d pecahan dapat dilakukan dengan menggunakan packages diffseries. Contoh pemakaian packages diffseries adalah sebagai berikut: Diffseries (x,d) Dengan
x adalah vektor numerik atau nilai univariat time series d adalah nilai pembeda
2.9.
SAS V.9 SAS v.9 adalah salah satu program statistika yang dapat memberikan
solusi untuk melakukan analisis time series (Damayanti, 2007). Bahasa program yang terdapat pada SAS v.9 dapat diberikan dengan beberapa prosedur, yaitu : a. Prosedur ARIMA Prosedur ARIMA dilakukan untuk analisis time series dengan tahapan identifikasi, estimasi, dan diagnostic checking. b. Data set Data set berisi inputan data. c. Prosedur print data Prosedur print data dilakukan untuk menampilkan hasil inputan data dan output hasil pengolahan data.
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
36
d. Prosedur Univariate Prosedur
SKRIPSI
univariate
dilakukan
untuk
menguji
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
normalitas
data.
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Sumber Data dan Variabel Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur bagian Area Pengatur Distribusi (APD). Variabel penelitian yang digunakan adalah jumlah beban konsumsi listrik harian per setengah jam dalam satuan Mega Watt (MW). Data insample yang digunakan adalah data beban konsumsi listrik per setengah jam pada periode 18 Agustus 2015 hingga 22 Agustus 2015, sedangkan data out-sample yang digunakan adalah data beban konsumsi listrik per setengah jam pada 2 hari periode terakhir, yaitu tanggal 23 Agustus 2015 hingga 25 Agustus 2015. Data yang digunakan merupakan data dengan outlier yang paling sedikit. 3.2
Langkah-langkah Penelitian Langkah analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1.
Mengidentifikasi karakteristik atau pola data beban konsumsi listrik regional Jawa Timur menggunakan statistika deskriptif.
2.
Melakukan peramalan menggunakan model ARIMA (prosedur BoxJenkins) dengan langkah analisa sebagai berikut: 1. Identifikasi model ARIMA dengan langkah awal membuat plot time series untuk memeriksa kestasioneran data baik stasioner dalam varians maupun stasioner dalam mean. Jika data belum stasioner dalam varians maka dilakukan transformasi Box-Cox. Jika data belum stasioner dalam mean maka perlu dilakukan proses differencing untuk
37 SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
menentukan orde
38
. Proses berikutnya memeriksa plot ACF dan
PACF untuk menentukan orde p, q, P, Q, dan S. 2. Melakukan estimasi parameter dan diuji apakah parameter tersebut signifikan terhadap model. 3. Melakukan uji diagnosa yang meliputi uji Ljung-Box-Pierce untuk menguji white noise dan uji Kolmogorov-Smirnov untuk menguji kenormalan residual. 4. Melakukan evaluasi model dengan menggunakan outsample pada tanggal 23 Agustus 2015 – 24 Agustus 2015. Akurasi hasil ramalan berdasarkan hasil evaluasi atau kriteria pada data outsample yaitu nilai MSE terkecil. 5. Menentukan model terbaik berdasarkan AIC dan MSE terkecil. 3.
Melakukan peramalan menggunakan model ARFIMA (prosedur BoxJenkins) dengan langkah analisa sebagai berikut : 1. Identifikasi
model
ARFIMA,
dengan
langkah-langkah
mengidentifikasi adalah : 1.
Plot data data beban konsumsi listrik jangka pendek untuk mengidentifikasi apakah terdapat indikasi ketergantungan jangka panjang. Jika pola plot ACF berbentuk hiperbolik, maka terdapat indikasi ketergantungan jangka panjang, akan tetapi jika pola ACF turun lambat secara linier, maka tidak terdapat indikasi ketergantungan jangka panjang.
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2.
39
Apabila data belum stasioner terhadap varians, maka perlu dilakukan transformasi Box-Cox. Sedangkan jika data belum stasioner dalam mean, pada ARIMA dilakukan differencing untuk menanggulangi
ketidakstasioneran
tersebut,
akan
tetapi
penanggulangan ketidakstasioneran dalam mean pada ARFIMA tidak akan dilakukan differencing seperti pada ARIMA, karena ARFIMA menangkap ketidakstasioneran tersebut sebagai indikasi ketergantungan jangka panjang. 2. Melakukan estimasi parameter ARFIMA ( p, d , q) dengan langkahlangkah yang dilakukan adalah: 1. Plot ACF (Autocorrelation Function) dan PACF (Partial Autocorrelation
Function)
untuk
mengidentifikasi
model
Autoregressive Moving Average (ARMA). 2. Mengestimasi parameter
model ARFIMA menggunakan
metode regresi spektral dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menggunakan bentuk umum fungsi densitas spektral f(ω j )
1 iω γte j 2π t
2. Menentukan fungsi spektral dari model ARFIMA ( p, d , q) kemudian membentuknya menjadi sebuah persamaan regresi sederhana.
ln I z ( j ) ln f w (0) d ln 1 e i
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
2
ln
,
Iz j fw
j
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
40
dengan nilai j seperti pada persamaan (2.44) 3. Mencari nilai dari logaritma natural dari periodogram yang menjadi variabel terikatnya
dengan persamaan
n 1 ln I j ln 2 ˆ0 2 ˆt cos j t , t 1
4. Menentukan nilai variabel bebasnya
x j
seperti pada
persamaan (2.46) 5. Mencari nilai estimasi parameter dˆ dari model regresi spektral dengan metode Ordinary Least Square (OLS). 3. Melakukan estimasi parameter dan dengan menggunakan metode Maximum Likekihood Estimator (MLE). 4. Uji signifikansi orde d dimana H 0 : d 0 dan H 1 : d 0 dengan uji-t dua arah. 5. Uji signifikansi parameter model ARFIMA dengan uji-t. 6. Diagnostic checking terhadap model dengan: 1. Uji kesesuaian model dengan uji asumsi kecukupan model untuk white noise. 2. Uji normalistas residual dengan menggunakan uji Normality test. Jika identifikasi model tidak sesuai maka diulangi mulai langkah satu lagi sampai identifikasi model telah selesai. 7. Menentukan model terbaik berdasarkan AIC (pada data insample), MSE, dan MAPE terkecil. 8. Peramalan (forecasting)
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
41
4. Melakukan perbandingan dari model ARIMA dan ARFIMA terbaik dengan melakukan peramalan selama periode 2 hari kedepan dengan kriteria nilai MSE terkecil.
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
42
3.3. Flowchart ARIMA
Mulai
Input Data Beban (MW) Time Series
Data Stasioner
N
Stasionerkan Data
Y Identifikasi Model Pendugaan Parameter Model ( d , dan )
Pengujian Model
N
Model Terpenuhi ?
Y
Pemilihan Model Terbaik
Peramalan
Selesai
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
43
3.4. Flowchart ARFIMA Mulai
Input Data Beban (MW) Time Series N
ARIMA
Data Long Memory Y Cek Pola Data
Data Stasioner dalam Varians
N
Stasionerkan Data
Y
Pemilihan Model Terbaik
Y Identifikasi Model Pendugaan Parameter d dengan metode GPH Pendugaan Parameter Model ( dan ) Pengujian Model N
Model Terpenuhi ?
Peramalan Selesai
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1.
Karakteristik Beban Konsumsi Listrik Jawa Timur Data yang dianalisis pada penelitian ini merupakan data beban konsumsi
listrik harian di wilayah Jawa Timur pada 18 Agustus 2015 sampai 24 Agustus 2015 yang diambil tiap setengah jam dalam satuan Mega Watt. Data keseluruhan berjumlah 336 data, yang diantaranya pada tanggal 18 Agustus 2015 – 22 Agustus 2015 sebanyak 240 data digunakan sebagai data in-sample sedangkan data pada 23 Agustus 2015 – 24 Agustus 2015 sebanyak 96 data digunakan sebagai data out-sample. Data insample akan dianalisis guna mengetahui tren dan data outsample digunakan untuk peramalan atau prediksi (forecasting) pemakaian tenaga listrik (Mw) di Jawa Timur untuk beberapa waktu kedepan. Time Series Plot of rata-rata 4600 4400
rata-rata
4200 4000 3800 3600 3400
00.00 00.30 01.00 01.30 02.00 02.30 03.00 03.30 04.00 04.30 05.00 05.30 06.00 06.30 07.00 07.30 08.00 08.30 09.00 09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00 15.30 16.00 16.30 17.00 17.30 18.00 18.30 19.00 19.30 20.00 20.30 21.00 21.30 22.00 22.30 23.00 23.30
3200
Index
Gambar 4.1 Rata-Rata Beban Konsumsi Listrik Wilayah Jawa Timur dan Bali Tiap Setengah Jam pada 18 Agustus 2015 – 24 Agustus Tahun 2015 Gambar 4.1 menunjukkan rata-rata konsumsi listrik tiap setengah jam pada 18 Agustus 2015 – 24 Agustus Tahun 2015. Kenaikan konsumsi listrik mulai menanjak dan naik turun setelah pukul 04.00 yang merupakan awal dari
44 SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
45
aktivitas rumah tangga maupun industri di Jawa Timur dengan beban terendah adalah 3267,6 Mega Watt yang terjadi pada pukul 03.30. Setelah pukul 16.30 konsumsi listrik menanjak cukup tajam dan mencapai puncaknya pada pukul 18.00 dengan beban sebesar 4540,17 Mega Watt. Kenaikan ini diduga pada jamjam tersebut pelaku rumah tangga dan industri memerlukan penerangan lampu sebagai penunjang aktivitas masing-masing. Rata-rata konsumsi listrik menurun setelah pukul 21.00 seiring dengan berkurangnya aktivitas rumah tangga dan industri di malam hari. Time Series Plot of standart deviasi Beban Konsumsi Listrik 400 350
stdev
300 250 200 150
00.00 00.30 01.00 01.30 02.00 02.30 03.00 03.30 04.00 04.30 05.00 05.30 06.00 06.30 07.00 07.30 08.00 08.30 09.00 09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00 15.30 16.00 16.30 17.00 17.30 18.00 18.30 19.00 19.30 20.00 20.30 21.00 21.30 22.00 22.30 23.00 23.30
100
Index
Gambar 4.2 Standar Deviasi Beban Konsumsi Listrik Wilayah Jawa Timur Tiap Setengah Jam pada 18 Agustus – 24 Agustus Tahun 2015 Gambar 4.2 merupakan standar deviasi konsumsi listrik tiap setengah jam pada 18 Agustus 2015 – 24 Agustus Tahun 2015. Standar deviasi digunakan untuk menentukan sebaran data dalam sampel. Gambar 4.2 menunjukkan bahwa pada pukul 00.30 sampai 07.00 dan pukul 18.00 sampai 23.30 konsumsi listrik rumah tangga dan industri relatif seragam karena diduga minimnya aktivitas yang dilakukan oleh rumah tangga dan industri pada jam tersebut. Sebaliknya
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
46
pada pukul 07.30 sampai 18.00 merupakan waktu dimana rumah tangga dan industri banyak melakukan aktivitas yang beragam, sehingga berakibat cukup besarnya perbedaan beban konsumsi listrik pada waktu tersebut. 4.2.
Peramalan Beban Konsumsi Listrik dengan Metode ARIMA Berdasarkan prosedur Box-Jenkins, langkah awal untuk pemodelan time
series dengan pendekatan ARIMA yaitu melakukan identifikasi kestasioneran data. Identifikasi model dilakukan pada data in-sample tanggal 18 Agustus sampai 22 Agustus 2015 dengan membuat plot time series, plot ACF dan plot PACF. Tahap pertama yang dilakukan adalah dengan membuat plot data. Plotting data dilakukan untuk melihat apakah data mempunyai suatu trend dan telah memenuhi stasioneritas baik dalam mean dan variansi. Model ARIMA mempunyai syarat harus stasioner baik dalam mean dan variansi. Identifikasi kestasioneran beban konsumsi listrik dapat diperoleh dari diagram time series plot yang disajikan pada Gambar 4.3 sebagai berikut : Time Series Plot of Beban Konsumsi Listrik Jangka Pendek 5000
y3
4500
4000
3500
3000 1
24
48
72
96
120 Index
144
168
192
216
240
Gambar 4.3 Plot Time Series Beban Konsumsi Listrik pada 18 Agustus – 22 Agustus 2015 Wilayah Jawa Timur
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
47
Berdasarkan Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa pola data beban konsumsi listrik menunjukkan terjadinya kecenderungan naik/turun. Suatu proses dikatakan stasioner, jika dalam proses tersebut tidak terdapat perubahan kecenderungan baik dalam rata-rata maupun variansi. Stasioneritas dapat dilihat dengan melihat hasil ploting time series pada output Minitab dengan salah satu ciri stasioneritas, ditandai dengan hasil ploting yang grafiknya sejajar dengan sumbu waktu (Santoso, 2009). Pada Plot ACF terlihat nilai autokorelasi turun lambat secara hiperbolik untuk lag yang semakin besar (Lampiran 2B). Jika diagram ACF cenderung turun lambat maka dapat disimpulkan bahwa data belum stasioner dalam mean (Santoso, 2009). Hasil diagram ACF menunjukkan bahwa data tidak stasioner dalam mean. Data yang tidak stasioner dalam varians perlu dilakukan proses transformasi Box-Cox untuk menstasionerkan dalam variansi dan differencing untuk menstasionerkan dalam mean. Langkah untuk menstasionerkan data beban konsumsi listrik adalah dengan melihat nilai dari lamda (𝜆) yang terdapat pada diagram transformasi Box-Cox yang dapat ditampilkan pada Gambar 4.4 sebagai berikut: Lower CL
Upper CL Lambda
94
(using 95,0% confidence)
92
StDev
90
Estimate
-0,46
Lower CL Upper CL
-1,54 0,71
Rounded Value
-0,50
88 86 84 82
Limit
80 -5,0
-2,5
0,0 Lambda
2,5
5,0
Gambar 4.4 Box-Cox Plot Beban Konsumsi Listrik pada 18 Agustus – 22 Agustus 2015 Wilayah Jawa Timur
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
48
Berdasarkan Gambar 4.4 menunjukkan bahwa nilai lamda (𝜆) sebesar -0,5 , sehingga data ditransformasi dengan menggunakan rumus transformasi
1 . Zt
Data setelah dilakukan proses transformasi Box-Cox dapat dilihat pada (Lampiran 4). Plot time series dari data beban konsumsi listrik setelah ditransformasi terdapat pada Gambar 4.5 sebagai berikut: Time Series Plot of Transformasi Data 0,019
0,018
0,017
0,016
0,015
0,014 1
24
48
72
96
120 Index
144
168
192
216
240
Gambar 4.5 Plot Time Series Data Transformasi Beban Konsumsi Listrik Jangka Pendek Berdasarkan plot time series setelah data di transformasi Box-Cox pada Gambar 4.5 dapat diketahui bahwa data belum stasioner dalam mean karena pola data menunjukkan terjadinya pola signifikan yaitu naik/turun. Pada plot ACF juga menunjukkan bahwa data belum stasioner dalam variansi karena pada plot ACF terlihat bahwa nilai korelasinya cenderung turun secara hiperbolik (Lampiran 2D). Hal ini menunjukkan bahwa perlu dilakukan proses differencing lag 1 atau differencing satu kali. Data setelah dilakukan differencing lag 1 dapat dilihat pada (Lampiran 4). Plot time series dari data beban konsumsi listrik setelah dilakukan differencing lag 1 dapat ditampilkan pada Gambar 4.6 sebagai berikut:
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
49
0,0008 0,0006 0,0004 0,0002 0,0000 -0,0002 -0,0004 -0,0006 -0,0008 1
24
48
72
96
120 Index
144
168
192
216
240
Gambar 4.6 Plot Time Series Data Beban Konsumsi Listrik Jangka Pendek Setelah Differencing lag 1 Berdasarkan plot time series setelah di differencing lag 1 pada Gambar 4.6 menunjukkan data sudah stasioner karena grafik pada plot menunjukkan sejajar dengan sumbu waktu. Pada plot ACF menunjukkan plot ACF akan mencapai titik tertinggi setiap lag 48, yang berarti bahwa data memiliki pola musiman, yaitu musiman harian. Hasil dari plot ACF dan PACF dapat dilihat pada (lampiran 2F). Untuk memenuhi kestasioneran dalam mean pada data musiman, maka dilakukan differencing 1 lag dan 48 lag. 0,00050
0,00025
0,00000
-0,00025
-0,00050
-0,00075 1
24
48
72
96
120 Index
144
168
192
216
240
Gambar 4.7 Plot Time Series Data Setelah Differencing lag 1 dan lag 48
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
50
Secara visual, plot time series pada Gambar 4.7 menunjukkan pola yang datar yang berarti bahwa data sudah stasioner dalam mean. Hal ini juga didukung oleh plot ACF yang sudah tidak berpola turun secara lambat (Lampiran 2H), maka data beban konsumsi listrik jangka pendek dapat digunakan sebagai tahap pengidentifikasian model. 4.2.1 Identifikasi Model SARIMA Dugaan Salah satu tahapan yang sangat penting dalam pemodelan ARIMA adalah identifikasi berdasarkan karakteristik data. Tahapan identifikasi ini bertujuan untuk menentukan order ARIMA atau subset ARIMA yang tepat, sehingga dapat menghasilkan model terbaik. Menurut Widarjono (2007) ACF bertujuan untuk menggambarkan grafik fungsi autokorelasi, misalnya jika plot turun pada lag keq secara signifikan maka plot tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan
model Moving Average berorde q atau (MA)q . Sedangkan PACF bertujuan untuk menggambarkan grafik fungsi autokorelasi parsial, yakni jika plot turun pada lag ke- p secara signifikan maka plot tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan model Autoregressive berorde p atau ( AR) p . Hasil dari plot ACF dan PACF bisa memperkirakan model ARMA( p, q) . Uji stasioneritas data menunjukkan orde orde
mempunyai nilai sebesar 1 untuk non musiman, sedangkan
mempunyai nilai sebesar 48 untuk musiman. Berdasarkan plot ACF dan PACF pada data setelah di differencing 1 lag
dan 48 lag
yang terdapat pada (Lampiran 2F), terlihat bahwa plot ACF
menunjukkan signifikan pada lag 1, 23, 25, 47, 48 dan pada plot PACF menunjukkan keluar pada lag 1, 2, 25, 38, 41, 48. Berdasarkan lag yang keluar
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
51
dari batas signifikansi pada plot ACF dan PACF, dapat diduga beberapa model subset SARIMA yang signifikan pada data beban listrik Jawa Timur sebagaimana yang tercantum pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Model Subset SARIMA Dugaan Data Beban Konsumsi Listrik Jawa Timur No
Model Dugaan
1
SARIMA ([1,25,38],1,[1,25])48 (no constant)
2
SARIMA ([2,38],1,[1,23])48 (no constant)
3
SARIMA ([2,23,38],1,[1,23])48 (no constant)
4
SARIMA ([2,38],1,[1,23])48 (no constant)
Menurut Suhartono (2011) model subset ARIMA musiman (SARIMA) merupakan bagian dari model SARIMA tergeneralisasi, sehingga tidak dapat dinyatakan dalam bentuk umum. Model subset SARIMA merupakan himpunan bagian dari model SARIMA. 4.2.2 Estimasi Parameter dan Uji Signifikansi Parameter Model SARIMA (
)( Setelah
diperoleh
model
dugaan,
langkah
selanjutnya
adalah
mengestimasi parameter model dugaan tersebut. Estimasi parameter pada model dugaan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan metode Conditional Least Square (CLS) dengan bantuan software SAS v.9. Hasil estimasi parameter untuk beberapa model dugaan tersebut dapat dilihat pada (lampiran 8A – lampiran 8D). Langkah selanjutnya setelah megestimasi parameter dari model dugaan adalah menguji signifikansi parameter model dugaan tersebut dengan
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
52
menggunakan uji dengan bantuan software SAS v.9. Uji signifikansi parameter digunakan untuk menunjukkan apakah parameter sudah signifikan terhadap model atau layak digunakan sebagai pemodelan. Hipotesis yang diuji sebagai berikut:
H0 0 H1 0 Berdasarkan pada (lampiran 8A – lampiran 8D), maka ringkasan hasil untuk uji signifikansi parameter beberapa model dugaan yang sesuai dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.2 Uji Signifikansi Parameter Model SARIMA ( Model SARIMA SARIMA ([1,25,38],1,[1,25])48 (no constant)
Parameter
Estimate
P-value
1
0.73160
<.0001
25
-0.22024 0.43184 -0.50519
0.0051 <.0001 <.0001
0.19616 0.28821 -0.19383 -0.17559 0.18624 0.30117 0.53350 -0.20054 0.66600
0.0108 <.0001 0.0183 0.0184 0.0313 <.0001 <.0001 0.0010 <.0001
0.15180 0.28821 -0.19383 -0.17559 0.18624
0.0274 <.0001 0.0183 0.0184 0.0313
1
25 38 1
SARIMA ([2,38],1,[1,23]) (no constant)
48
23 2
38 1
SARIMA ([2,23,38],1,[1,23])48 (no constant)
23 2
23 38 1
SARIMA ([2,38],1,[1,23])48 (no constant)
23 1
38
SKRIPSI
)(
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
Keterangan
Model Signifikan
Model Signifikan
Model Signifikan
Model Signifikan
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
53
Berdasarkan pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa semua parameter model dugaan SARIMA mempunyai nilai p-value yang kurang dari yang artinya tolak
sebesar 0,05
yaitu menandakan bahwa seluruh parameter signifikan
terhadap masing-masing model dugaan dan layak dimasukkan dalam model. Model yang baik adalah jika semua parameter dalam model, baik maupun
,
berpengaruh signifikan terhadap nilai variabel yang diamati. Setelah
diketahui bahwa parameter signifikan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan cek diagnosa pada masing-masing model. 4.2.3 Uji Asumsi Residual Model SARIMA (
)(
Pada sub bab 4.2.2 sudah dijelaskan mengenai estimasi parameter dan signifikansi parameter model-model yang signifikan. Langkah selanjutnya adalah melakukan diagnostic checking pada residual model tersebut. Diagnostic checking perlu dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah residual dan variansi residual model tersebut sudah memenuhi asumsi pemodelan, yaitu dengan cara memeriksa apakah residual sudah memenuhi asumsi white noise dan berdistribusi normal. Pengujian asumsi residual white noise dapat dilakukan dengan menggunakan statistik Ljung-Box test dengan bantuan software SAS v.9. Uji Ljung-Box digunakan untuk melihat apakah terdapat korelasi korelasi serial dalam residual dari hasil estimasi dengan model yang diamati. Hipotesis yang di uji adalah :
: minimal ada satu
SKRIPSI
dengan
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
54
Berdasarkan pada (lampiran 8A – lampiran 8D), maka ringkasan hasil uji LjungBox test dapat ditampilkan pada Tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.3 Hasil Uji Ljung-Box test Residual Pada Model SARIMA ( Model SARIMA
SARIMA ([1,25,38],1,[1,25])48 (no constant)
SARIMA ([2,38],1,[1,23])48 (no constant)
SARIMA ([2,23,38],1,[1,23])48 (no constant)
SARIMA ([2,38],1,[1,23])48 (no constant)
)( Uji White Noise Sampai Lag P-value 6 0.1205 12 0.4266 18 0.6439 24 0.8788 30 0.9742 36 0.9021 6 0.5458 12 0.7030 18 0.8511 24 0.9710 30 0.9599 36 0.8746 6 0.0728 12 0.3109 18 0.3954 24 0.6227 30 0.7577 36 0.5377 6
0.5458
12 18 24 30 36
0.7030 0.8511 0.9710 0.9599 0.8746
Keterangan White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Uji Ljung Box test pada Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai p-value pada masing-masing model dugaan SARIMA lebih besar dari
SKRIPSI
sebesar 0,05 yang artinya terima
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
yaitu residual
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
55
memenuhi asumsi white noise. Setelah melakukan pengujian residual berdasarkan asumsi white noise, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian normalitas pada residual keempat dugaan sementara model tersebut. Pengujian normalitas residual dapat dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan software SAS v.9. Hipotesis yang di uji sebagai berikut: (
(
(residual berdistribusi normal)
(
(
(residual tidak berdistribusi normal)
Berdasarkan pada (lampiran 8A-8D), maka ringkasan hasil uji KolmogorovSmirnov dapat ditampilkan pada Tabel 4.4 sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Pada Model SARIMA (
)(
Model
Statistik KS
P-value
Keterangan
SARIMA ([1,25,38],1,[1,25])48 (no constant)
0.061399
0.0785
Residual berdistribusi normal
SARIMA ([2,38],1,[1,23])48 (no constant)
0.067699
0.0316
Residual tidak berdistribusi normal
SARIMA ([2,23,38],1,[1,23])48 (no constant)
0.058528
0.1081
Residual berdistribusi normal
SARIMA ([2,38],1,[1,23])48 (no constant)
0.067699
0.0316
Residual tidak berdistribusi normal
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa hasil uji KolmogorovSmirnov pada model SARIMA ([1,25,38],1,[1,25])48 (no constant) dan SARIMA
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
56
([2,23,38],1,[1,23])48 (no constant) menghasilkan nilai p-value yang lebih dari sebesar 0,05 yang artinya terima
yaitu menunjukkan bahwa residual model
berdistribusi normal, sedangkan untuk model SARIMA ([2,38],1,[1,23])48 (no constant) dan SARIMA ([2,38],1,[1,23])48(no constant) menghasilkan nilai pvalue yang kurang dari
sebesar 0,05 yang artinya tolak
yaitu menunjukkan
bahwa residual model tidak berdistribusi normal. Berdasarkan hal tersebut, model
SARIMA
([1,25,38],1,[1,25])48
(no
constant)
dan
SARIMA
([2,23,38],1,[1,23])48 (no constant) dapat digunakan untuk pemodelan beban konsumsi listrik di Jawa Timur. 4.2.4 Pemilihan Model Terbaik SARIMA (
)(
Langkah selanjutnya dalam prosedur Box-Jenkins adalah pemilihan model terbaik dengan melihat nilai AIC dan MSE pada masing-masing model. Adapun pemilihan model SARIMA terbaik dapat melihat berdasarkan nilai MSE dan AIC yang paling kecil. Hasil perhitungan nilai MSE pada masing-masing model dapat dilihat pada (lampiran 10A), dan untuk nilai AIC dapat dilihat pada (lampiran 8A dan lampiran 8C). Ringkasan pemilihan model terbaik berdasarkan nilai MSE dan AIC dapat ditampilkan pada Tabel 4.5 sebagai berikut. Tabel 4.5 Pemilihan Model SARIMA Terbaik Model SARIMA AIC MSE SARIMA ([1,25,38],1,[1,25])48 2218.438 6152,56 (no constant) SARIMA ([2,23,38],1,[1,23])48 (no 2212.98 5979,18 constant)
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
57
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa model SARIMA ([2,23,38],1,[1,23])48 (no constant) memiliki nilai AIC dan MSE, yang paling kecil. Kesimpulan yang dapat diambil yaitu model tersebut merupakan model terbaik untuk meramalkan beban konsumsi listrik di Jawa Timur. 4.2.5 Model SARIMA (
)(
Terbaik
Secara matematis model SARIMA ([2,23,38],1,[1,23])48 (no constant) dapat dituliskan dalam bentuk seperti berikut:
(1 (0,200542 ) 0,6660023 0,1518038 )(1 B)(1 B48 )Zt (1 0,30117 (0,5335023))at (Suhartono, 2011) 4.3.
Peramalan Beban Konsumsi Listrik dengan Metode ARFIMA Model ARFIMA mampu memodelkan proses ketergantungan jangka
pendek dan jangka panjang. Pengamatan-pengamatan yang dihasilkan oleh struktur ARMA menunjukan ketergantungan jangka pendek, sedangkan parameter pembedaan pecahan , yang menyebabkan nilai-nilai ACF turun secara hiperbolik untuk lag yang semakin besar menunjukkan ketergantungan jangka panjang (Kusuma, 2009). Pemodelan ARFIMA yang dilakukan melalui metode BoxJenkins pada dasarnya memiliki beberapa tahap yang sama pada pemodelan ARIMA yaitu identifikasi, estimasi, uji diagnostik dan peramalan. Walaupun metode yang digunakan mempunyai tahapan yang sama dengan moder ARIMA, akan tetapi tiap tahapannya mempunyai perbedaan tersendiri. Langkah pertama adalah pemeriksaan kestasioneran data terhadap varians. Bab 4.2 menjelaskan bahwa data beban konsumsi listrik Jawa Timur pada periode 18 Agustus 2015 – 22 Agustus tahun 2015 tidak stasioner dalam varians, sehingga
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
58
dilakukan transformasi Box-Cox dengan rumus transformasi
1 Zt
karena
Rounded Value (𝜆) bernilai -0,5 . Setelah dilakukan hasil transformasi, langkah selanjutnya adalah memeriksa apakah data memiliki sifat ketergantungan jangka panjang (long memory) atau tidak. Sifat long memory dapat diidentifikasi dengan menggunakan statistik Hurst yang dijelaskan pada Tabel 4.6 berikut: Tabel 4.6 Statistik Hurst Hurst Eksponent H Apabilai nilai
0,98529
berada pada interval
, maka data tersebut
memiliki sifat long memory. Tabel 4.6 menunjukkan bahwa H bernilai 0,98529, sehingga sifat long memory pada data beban konsumsi listrik Jawa Timur telah terbukti. Setelah diketahui bahwa data mengandung sifat long memory, langkah selanjutnya adalah menaksir nilai pembeda fraksional ( ) dengan menggunakan metode GPH. Estimasi nilai d dilakukan sesuai dengan persamaan 2.34 dengan nilai k sebesar 2. Hasil perhitungan secara manual untuk mencari batas optimal nilai k dapat dilihat pada (Lampiran 13). Nilai k bernilai 2 hal itu sesuai dengan batas maksimal nilai differencing pada analisis ARIMA yaitu diffrencing sampai orde 2. Estimasi nilai d diperoleh berdasarkan hasil run packages fdGPH pada software R, dengan hasil seperti pada tabel berikut. Tabel 4.7 Penaksiran Parameter GPH Method 0,5777098
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Tabel 4.7 menunjukkan nilai
59
taksiran yang didapat adalah 0,5777098,
sehingga hasil data transformasi Box-Cox pada langkah sebelumnya harus dilakukan differencing dengan nilai
tersebut. Nilai
diperoleh dari hasil
packages program R (Lampiran 5). Nilai frekuensi harmonik ( j ) dibatasi oleh
0,5 bandwith optimal sampai m gT T seperti pada persamaan 2.42. Setelah
proses differencing dilakukan, maka langkah selanjutnya sama dengan langkah pemodelan pada ARIMA yaitu membuat plot time series dengan hasil ditunjukkan pada Gambar 4.8 dibawah ini :
0,00050
0,00025
0,00000
-0,00025
-0,00050
-0,00075 1
24
48
72
96
120 Index
144
168
192
216
240
Gambar 4.8 Plot Time Series Beban Konsumsi Listrik pada 18 Agustus – 22 Agustus 2015 Wilayah Jawa Timur setelah differencing =0,5777098 Berdasarkan Gambar 4.8 dapat dilihat bahwa pola data beban konsumsi listrik menunjukkan terjadinya kecenderungan naik/turun. Pada Plot ACF menunjukkan data mencapai titik tertinggi tiap lag 48 (Lampiran 2.A2). Berdasarkan hal tersebut, untuk mencapai stasioneritas dalam mean pada data musiman dilakukan differencing pada lag 48.
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
60
0,00050
0,00025
0,00000
-0,00025
-0,00050 1
24
48
72
96
120 Index
144
168
192
216
240
Gambar 4.9 Plot Time Series Setelah differencing =0,5777098 dan 48 lag Secara visual, plot time series pada Gambar 4.9 menunjukkan pola relatif datar yang berarti bahwa data sudah stasioner dalam mean. Hal ini juga didukung oleh plot ACF yang sudah tidak berpola dies down very slowly (Lampiran 3D), maka data beban konsumsi listrik jangka pendek dapat digunakan sebagai tahap pengidentifikasian model SARFIMA. 4.3.1. Identifikasi Model SARFIMA Dugaan Prosedur identifikasi model ARFIMA pada dasarnya sama dengan prosedur pada ARIMA. Identifikasi model SARFIMA adalah suatu tahap untuk menentukan orde (
pada model SARFIMA, yaitu dengan
orde untuk autoregressive (AR) non musiman, (MA) non-musiman,
merupakan
merupakan orde moving average
merupakan orde untuk autoregressive (AR) musiman, dan
merupakan orde moving average (MA) musiman. Pengidentifikasian orde AR dan MA yaitu dengan mengamati pola dari plot ACF dan PACF. Plot ACF digunakan untuk mengidentifikasi orde moving average (MA) sedangkan plot PACF digunakan untuk mengidentifikasi orde autoregressive (AR).
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
61
Berdasarkan plot ACF dan PACF pada data setelah di differencing =0,5777098 dan 48 lag yang terdapat pada (Lampiran 3D), terlihat bahwa plot ACF menunjukkan keluar pada lag 1, 2, 48 dan pada plot PACF menunjukkan keluar pada lag 1, 48. Berdasarkan lag yang keluar dari batas signifikansi pada plot ACF dan PACF, dapat diduga beberapa model subset SARFIMA pada data beban listrik Jawa Timur sebagaimana yang tercantum pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Model Subset SARFIMA Dugaan Data Beban Konsumsi Listrik Jawa Timur No
Model Subset SARFIMA Dugaan ( =0,5777098)
1
SARFIMA ([
2
SARFIMA ([
3
4.3.2.
Estimasi
[ [ ] [
4
SARFIMA ([ ]
[
5
SARFIMA ([
]
Parameter
diperoleh
dan
Uji
48
]
]
SARFIMA ([ ]
SARFIMA ( Setelah
]
48
]
(no constant)
48
]
(no constant)
(constant)
48
(no constant)
]
48
[
Signifikansi
(constant)
Parameter
Model
selanjutnya
adalah
)( model
dugaan,
langkah
mengestimasi parameter model dugaan tersebut. Langkah estimasi parameter pada model ARFIMA sama dengan langkah mengestimasi model ARIMA seperti yang telah dijelaskan pada subbab 4.2.2. Berdasarkan pada (Lampiran 9), maka ringkasan hasil untuk uji signifikansi parameter beberapa model dugaan yang sesuai dapat dilihat pada Tabel 4.9 sebagai berikut:
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
62
Tabel 4.9 Pengujian Signifikansi Parameter Model Dugaan SARFIMA
([
Model
Parameter
Estimate
P-value
SARFIMA
1
0.36365
0.0202
48
0.32602
0.0248
1
0.69266
<.0001
48
-0.35449
0.0213
1
0.35045
0.0372
1
0.66513
<.0001
48 48
-0.59853
<.0001
0.59180
<.0001
1
0.34545
<.0001
constant
0.00001839
0.0126
1
0.40746
0.0073
48
0.59364
<.0001
1
0.72136
<.0001
constant
0.00001838
0.0148
48
0.33647
0.0180
1
0.35400
<.0001
48
-0.34864
0.0209
]
[
48
]
(no constant) SARFIMA ([ ] [ ] 48 (no constant) SARFIMA ([ ] [ ] 48 (constant) SARFIMA ([ ] [ ] 48 (no constant)
([
SARFIMA ] [ ] (constant)
48
Keterangan Model Signifikan
Model Signifikan
Model Signifikan
Model Signifikan
Model Signifikan
Berdasarkan pada Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa parameter model dugaan SARFIMA mempunyai nilai p-value yang kurang dari tolak
sebesar 0,05 yang artinya
yaitu menandakan bahwa seluruh parameter signifikan terhadap masing-
masing model dugaan dan layak dimasukkan dalam model. Model yang baik adalah jika semua parameter dalam model, baik
,
maupun
berpengaruh
signifikan terhadap nilai variabel yang diamati. Setelah diketahui bahwa parameter signifikan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan cek diagnosa pada masing-masing model.
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4.3.3. Uji Asumsi Residual Model SARFIMA (
63
)(
Pada sub bab 4.3.2 sudah dijelaskan mengenai estimasi parameter dan signifikansi parameter model-model yang signifikan. Langkah selanjutnya adalah melakukan diagnostic checking pada residual model tersebut. Diagnostic checking perlu dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah residual dan variansi residual model tersebut sudah memenuhi asumsi pemodelan, yaitu dengan cara memeriksa apakah residual sudah memenuhi asumsi white noise dan berdistribusi normal. Pengujian asumsi residual white noise pada ARFIMA sama dengan pengujian asumsi residual white noise pada ARIMA. Berdasarkan pada (lampiran 9), maka ringkasan hasil uji Ljung-Box test dapat ditampilkan pada Tabel 4.10 sebagai berikut: Tabel 4.10 Hasil Uji Ljung-Box test Residual Pada Model SARFIMA ( =0,5777098) Model SARFIMA
] [ SARFIMA ([ (no constant)
]
] [ ] SARFIMA ([ (no constant)
SARFIMA ([ ] [ (constant)
SKRIPSI
]
48
48
Uji White Noise Sampai Lag P-value 6 0.2517 12 0.8261 18 0.7190 24 0.8121 30 0.8814 36 0.9468 6 0.5161 12 0.8951 18 0.7359 24 0.8474 30 0.8710 36 0.9236
White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise
6 12
White Noise White Noise
Keterangan
48
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
0.4872 0.7696
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Sampai Lag
Model SARFIMA
SARFIMA ([ ] [ (no constant)
] SARFIMA ([ (constant)
]
[
]
48
48
18 24 30 36 6 12 18 24 30 36 6 12 18 24 30 36
P-value 0.8654 0.9239 0.9583 0.9784 0.4800 0.9001 0.9273 0.9464 0.9735 0.9896 0.3094 0.6530 0.7008 0.8296 0.8868 0.9336
64
Keterangan White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise White Noise
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Uji Ljung Box test pada Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa nilai p-value pada masing-masing model dugaan SARFIMA lebih besar dari
sebesar 0,05 yang artinya terima
yaitu residual
memenuhi asumsi white noise. Setelah melakukan pengujian residual berdasarkan asumsi white noise, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian normalitas pada residual kelima dugaan sementara model tersebut. Pengujian normalitas residual dapat dilakukan dengan menggunakan uji KolmogorovSmirnov dengan bantuan software SAS v.9. Ringkasan hasil uji KolmogorovSmirnov pada (lampiran 9) dapat ditampilkan pada Tabel 4.11 sebagai berikut:
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
65
Tabel 4.11 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Pada Model SARFIMA ( =0,5777098) Statistik KS
P-value
Keterangan
0.049131
0.1500
Residual berdistribusi normal
SARFIMA ([ ] [ ] 48 (no constant)
0.055736
0.1498
Residual berdistribusi normal
SARFIMA ([ ] [ ] 48 (constant)
0.052528
0.1500
Residual berdistribusi normal
SARFIMA ] [ ] (constant)
0.043731
0.1500
Residual berdistribusi normal
Model SARFIMA ] [ ] (no constant)
([
([
48
48
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa hasil uji KolmogorovSmirnov pada kelima model dugaan SARFIMA menghasilkan nilai p-value yang lebih dari residual
sebesar 0,05 yang artinya terima
yaitu menunjukkan bahwa
model berdistribusi normal. Berdasarkan hal tersebut maka kelima
model dugaan SARFIMA dapat digunakan untuk pemodelan beban konsumsi listrik di Jawa Timur. 4.3.4. Pemilihan Model Terbaik SARFIMA ( =0,5777098) Langkah selanjutnya dalam prosedur Box-Jenkins untuk pemodelan ARFIMA adalah sama dengan ARIMA yaitu pemilihan model terbaik. Model terbaik dapat ditentukan dengan membandingkan nilai MSE dan AIC (Akaike’s Information Criterion) antar model. Adapun pemilihan model ARFIMA terbaik dapat dilihat berdasarkan nilai MSE dan AIC yang paling kecil. Hasil perhitungan
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
66
nilai MSE pada model dapat dilihat pada (lampiran 10B) untuk masing-masing model , dan untuk nilai AIC dapat dilihat pada (lampiran 9). Ringkasan pemilihan model terbaik berdasarkan nilai MSE dan AIC dapat ditampilkan pada Tabel 4.12 sebagai berikut: Tabel 4.12 Pemilihan Model SARFIMA ( =0,5777098) Terbaik Model SARFIMA AIC MSE SARFIMA -2937.2 0,000000013 ([ ] [ ] 48 (no constant) ] [ ] 48 -2935.64 0,000000013 SARFIMA ([ (no constant) 0,000000013 SARFIMA ([ ] [ ] 48 -2937.33 (constant) 0,000000013 SARFIMA ([ ] [ ] 48 -2935.08 (no constant) SARFIMA -2939.73 0,000000013 ([ ] [ ] 48 (constant) Berdasarkan Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa hasil dari nilai MSE untuk masing-masing sangat kecil dan relatif sama. Model ARFIMA yang baik adalah model yang telah memenuhi beberapa kondisi, baik parameter model yang telah signifikan, asumsi residual model terpenuhi baik untuk white noise maupun normal, serta mempunyai nilai MSE yang paling kecil. Berdasarkan hal tersebut model ARFIMA terbaik untuk dijadikan sebagai pemodelan serta peramalan pada data beban konsumsi listrik dilihat berdasarkan nilai AIC terkecil yaitu model SARFIMA ([
]
[
]
48
(constant). Kesimpulan yang dapat diambil yaitu
model tersebut merupakan model terbaik untuk meramalkan beban konsumsi listrik di Jawa Timur.
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4.3.5. Model SARFIMA (
)(
Secara matematis model SARFIMA ([
67
Terbaik ]
[
]
48
(constant) dengan
( =0,5777098) dapat dituliskan dalam bentuk seperti berikut: (1 0,354B)(1 0,34864B 48 )(1 B) 0,5777098Z t 0,00001838 (1 0,33647 48 )at
(Suhartono, 2011) 4.4.
Perbandingan Model SARIMA dan Model SARFIMA Pada subbab ini akan dibandingkan hasil ramalan beban konsumsi listrik
Jawa Timur pada 18 Agustus – 22 Agustus tahun 2015 dengan menggunakan model terbaik dari model SARIMA dan SARFIMA. Hasil ramalan yang dibandingkan adalah ramalan beban konsumsi listrik untuk periode 1 hari dan 2 hari kedepan. 4.4.1. Perbandingan Ramalan Periode Satu Hari Kedepan Perbandingan yang pertama dilakukan adalah perbandingan hasil ramalan model
([2,23,38],1,[1,23])48
SARIMA
SARFIMA ([
]
[
]
48
(no
constant)
dan
model
(constant) dengan ( =0,5777098) untuk periode
ramalan satu hari kedepan, yaitu pada tanggal 23 Agustus 2015. Perbandingan dilakukan dengan melihat nilai MSE dari masing-masing model dapat dilihat pada (lampiran 11). Tabel 4.13 Perbandingan Hasil Ramalan Periode Satu Hari SARIMA SARFIMA
Model
MSE 54808,1 97926884
Tabel 4.13 menampilkan nilai MSE model ARIMA lebih kecil daripada model ARFIMA Sehingga dapat disimpulkan bahwa model ARIMA lebih baik
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
68
dalam meramalkan beban konsumsi listrik di Jawa Timur untuk periode satu hari kedepan. 4.4.2. Perbandingan Ramalan Periode Dua Hari Kedepan Perbandingan selanjutnya adalah perbandingan hasil ramalan model ([2,23,38],1,[1,23])48
SARIMA ([
]
[
]
48
(no
constant)
dan
model
SARFIMA
(constant) dengan ( =0,5777098) untuk periode ramalan dua
hari, yaitu pada tanggal 23 Agustus – 24 Agustus 2015. Perbandingan juga dilakukan dengan melihat nilai MSE dari masing-masing model seperti pada (lampiran 11). Tabel 4.14 Perbandingan Hasil Ramalan Periode Dua Hari SARIMA SARFIMA
Model
MSE 211833 8175654069
Tabel 4.14 menunjukkan bahwa model ARIMA memiliki nilai MSE yang lebih kecil dari model ARFIMA, sehingga dapat disimpulkan bahwa model ARIMA lebih baik dalam meramalkan beban konsumsi listrik di Jawa Timur untuk periode dua minggu kedepan. 4.4.3 Peramalan Beban Konsumsi Listrik Jangka Pendek Berdasarkan Model Terbaik Pada Bab 4.4 telah dijelaskan bahwa model ARIMA merupakan model terbaik untuk meramalkan beban konsumsi listrik jangka pendek di Jawa Timur, yaitu SARIMA ([2,23,38],1,[1,23])48 (no constant). Setelah mendapatkan model ARIMA terbaik maka dilakukan peramalan selama dua hari kedepan. Hasil peramalan untuk beban konsumsi listrik jangka pendek di Jawa Timur selama dua
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
69
hari dapat dilihat pada (Lampiran 11). Secara visual, hasil peramalan SARIMA disajikan dalam Gambar 4.10 berikut ini: 5500
Variable Ramalan Batas Bawah Batas Atas Data Asli
5000 4500
Data
4000 3500 3000 2500 2000 1
10
20
30
40
50 Index
60
70
80
90
Gambar 4.10 Plot Ramalan Model SARIMA Terbaik Beban Konsumsi Listrik Jangka Pendek Gambar 4.10 menunjukkan bahwa data forecast sudah baik karena pada plot dapat dilihat bahwa data asli dan data forecast banyak berhimpitan dan tidak ada yang melewati batas bawah maupun batas bawah.
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB V PENUTUP 5.1
Kesimpulan Kesimpulan yang didapatkan pada penelitian ini berdasarkan hasil
analisis dan pembahasan antara lain sebagai berikut. 1.
Beban konsumsi listrik wilayah Jawa Timur mengalami fluktuatif yang relatif besar dengan beban terendah pada pukul 03.30 dan beban tertinggi 18.00. Kenaikan beban konsumsi listrik dimulai pada pukul 16.30, yang diduga disebabkan oleh kebutuhan penerangan untuk menjalankan kegiatan rumah tangga maupun industri.
2.
Data beban konsumsi listrik Jawa Timur menunjukkan pola musiman harian, yang ditunjukkan dari plot ACF setelah differencing 1 lag yang mengalami kenaikan tian lag 48. Berdasarkan model SARIMA, didapatkan model yang paling baik untuk meramalkan beban konsumsi listrik Jawa Timur adalah model SARIMA ([2,23,38],1,[1,23])48 (no constant), dengan kriteria AIC sebesar 2212.98 dan MSE sebesar 5979,18.
3.
Data beban konsumsi listrik Jawa Timur teridentifikasi memiliki sifat long memory, yang dibuktikan dari statistik Hurst yang nilainya berada pada interval
, yaitu 0,98529, sehingga data dapat dimmodelkan
dengan model ARFIMA. Perhitungan parameter
dengan menggunakan
metode GPH menunjukkan bahwa besar parameter
yang digunakan
dalam pemodelan adalah 0,5777098. Data mengandung pola musiman harian, sehingga model terbaik yang didapatkan adalah SARFIMA ([
]
[
])48 (constant) untuk meramalkan beban konsumsi listrik
70 SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
71
Jawa Timur. Model tersebut memiliki nilai AIC sebesar -2939.73 dan MSE sebesar 0,000000013. 4.
Perbandingan antara model SARIMA dan SARFIMA menunjukkan bahwa model SARIMA memilihi hasil yang lebih baik daripada model SARFIMA untuk peramalan beban konsumsi listrik Jawa Timur dengan periode ramalan satu hari, dan dua hari. Hal ini ditunjukkan dari nilai kebaikan model out-sample, yaitu nilai MSE yang dihasilkan model SARIMA bernilai lebih kecil daripada model SARFIMA untuk kedua periode hasil ramalan.
5.2
Saran Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan
adalah melakukan penelusuran lebih lanjut terhadap penerapan model ARFIMA pada data beban listrik jangka pendek dengan periode selain harian dan melakukan penelusuran lebih lanjut terhadap outlier pada data time series, sehingga dapat meningkatkan kebaikan model untuk melakukan peramalan.
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, A., & Muyadi, Y. 2011. Peramalan Beban Listrik Jangka Pendek Menggunakan Pendekatan Statistik dan Soft Computing. Palembang: Universitas Sriwijaya. Adi, Januar. 2012. Peramalan Beban Listrik Jangka Pendek Menggunakan Optimaly Pruned Extreme Learning Machine (OPELM) pada Sistem Kelistrikan Jawa Timur. Jurnal Teknik ITS. Vol. 1. No. 1. Anugerah. 2007. Perbandingan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Metode Deret Berkala Box-Jenkins (ARIMA) sebagai Metode Peramalan Curah Hujan. C.W.J. Granger & R. Joyeux. 1980. An Introduction to Long-Memory Time Series Models and Fractional Differencing. Journal of Time Series Analysis. Vol.1. Damayanti, R., 2007, Model Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedastic Pada Data Time Series, Skripsi, Universitas Airlangga, Surabaya Darmawan, G. 2008. Perbandingan Penaksiran Parameter Pembeda pada Model ARFIMA melalui Metode Regresi Spektral. Jurnal Sains. Institut Teknologi Sepuluh November . Darmawan, W. Krisis Listrik: Jatim Terancam Kelangkaan Pasokan. Online. http://surabaya.bisnis.com/read/20141110/4/75883/krisislistrik-jatim-terancam-kelangkaan-pasokan, Diakses 24 Mei 2016. Didi. 2012. Software R dan Fitur-fiturnya. Online. http://didi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/13706/BabII.pdf Diakses 10 Maret 2016 Hogg, R.V. dan Craig, A.T. 1978. Introduction To Mathematical Statistics. Macmillan Publishing, Inc. New York. Hosking, M. 1981. Fractional Differencing. Biometrika Journal , 165 - 176. Hurst, H.E. 1951. Long-Term Storage of Reservoirs: An Experimental Study. Transaction on the American Society of Civil Engineers.
72 SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
73
Januar, A. 2013. Peramalan Beban Listrik Jangka Pendek Menggunakan Optimaly Pruned Extreme Learning Machine (OPELM) pada Sistem Kelistrikan Jawa Timur. Jurnal Teknik ITS . Jessica, G. Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik akan Disertasii. Online. http://m.metrotvnews.com/read/2014/11/13/318168/badan-usahapenunjang-tenaga-listrik-akan-disertasi.com. Diakses 24 Mei 2016. Joyeux, C. G. 1980. An Introduction to Long-Memory Time Series Models and Fractional Differencing. Journal of Time Series Analys . Kementerian ESDM RI. 2009. Master Plan Pembangunan Ketenagalistrikan 2010 s.d. 2014. Jakarta: Kementerian ESDM RI. Kusuma, Liana N. Dan Winita Sulandari. 2009. Penerapan Model ARFIMA (Autoregressive Fractionally Integrated Moving Average) dalam Peramalan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Nasution, A.H. 2005. Manajemen Industri. Yogyakarta: Andi. Reisen, V. A. dan Lopes, S. 1999. Some simulations and applications of forecasting long-memory time series models. Journal of Statistical Planning and Inference 80, 269-287. Republik Indonesia. 1985. Undang-undang No. 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan. Sekretariat Negara. Jakarta. Ryan, B., Joiner., dan Cryer, J. 2013. Minitab Handbook Sixth Edition. Brooks/Cole. Boston USA. Suhartono dan Muhammad Hisyam Lee. 2011. Forecasting of Tourist Arrivals Using Subset, Multiplicative or Additive Seasonal ARIMA Model. Matematika, 27(2): 169 - 182. ISSN: 0127-8274. DOAJ, EBSCO. Syafputri, E. PLN: beban puncak listrik Jawa-Bali catatkan rekor tertinggi. Online. http://www.antaranews.com/berita/431923/pln-beban-puncaklistrik-jawa-bali-catatkan-rekor-tertinggi. Diakses 24 Mei 2016. Tarno. 2013. Kombinasi Prosedur Pemodelan Subset ARIMA dan Deteksi Outlier untuk Prediksi Data Runtun Waktu. Seminar Nasional Statistika. Universitas Diponegoro. Semarang.
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
74
Utomo, Pramono D,. 2012. Penerapan Model DSARFIMA untuk Peramalan Beban Konsumsi Listrik Jangka Pendek di Jawa Timur dan Bali. Jurnal Sains dan Seni. ITS. Surabaya Wei, W. W. S. 2006. Time Series Analysis. New York. Addison Wesley Widarjono, Agus. 2007. Ekonometrika Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Ekonisis FE UII. Zulfa I., dan Suhartono. 2015. Peramalan Beban Listrik di Jawa Timur Menggunakan Metode ARIMA dan Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS). Jurnal Sains dan Seni ITS. Online. Vol 4. No 1. (http://ejurnal.its.ac.id/index.php/sains_seni/article/view/9233) Diakses pada 7 Maret 2016.
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 1. Data Beban Konsumsi Listrik Jangka Pendek di Jawa Timur Pada 18 Agustus 2015 – 24 Agustus 2015
SKRIPSI
Jam 00.30
18-Agust 3043,05
19-Agust 3638,53
20-Agust 3589,23
21-Agust 3620,54
22-Agust 3576,16
23-Agust 3377,05
24-Agust 3360,889
01.00
3003,14
3596,89
3565,48
3567,53
3551,64
3331,11
3317,907
01.30
2931,44
3556,29
3529,21
3539,17
3510,98
3301,53
3302,503
02.00
2953,09
3512,5
3465,82
3491,27
3460,47
3275,43
3227,977
02.30
2897,4
3494,78
3472,09
3450,56
3433,46
3217,46
3192,673
03.00
2891,34
3438,53
3451,93
3430,11
3369,91
3203,46
3152,315
03.30
2910,67
3423,93
3468,68
3412,52
3365,61
3193,09
3139,025
04.00
2950,71
3461,41
3499,74
3450,47
3375,78
3193,46
3178,927
04.30
3120,74
3601,49
3612,47
3563,29
3533,34
3292,57
3354,482
05.00
3310,78
3745,29
3764,71
3744,96
3685,62
3344,08
3518,887
05.30
3236,47
3832,7
3620,24
3772,41
3636,9
3337,83
3607,506
06.00
3234,91
3710,5
3662,38
3671,93
3540,82
3234,26
3461,763
06.30
3085,68
3510,59
3491,64
3485,35
3379,13
3102,93
3316,036
07.00
3084,55
3443,3
3424,75
3423,42
3282,06
2998,834
3284,198
07.30
3192,92
3632
3587
3592,44
3406,29
2992,724
3457,9
08.00
3358,56
3736,57
3705,23
3720,87
3483,91
3019,896
3652,389
08.30
3657,19
3930,05
3848,71
3875,57
3617,85
3069,296
3859,27
09.00
3755,34
3992,53
3932,84
3980,67
3672,39
3131,85
3947,661
09.30
3836,24
4041,64
3972,48
4034,43
3725,73
3124,425
4028,885
10.00
3892,14
4080,38
4096,53
4112,59
3869,82
3173,146
4092,026
10.30
3952,48
4144,46
4173,93
4148,01
3822,32
3217,654
4130,154
11.00
3974,53
4135,34
4149,14
4109,84
3853,79
3214,555
4149,956
11.30
3921,66
4080,14
3967,76
3889,51
3779,26
3199,555
4108,607
12.00
3892,75
3930,51
3893,75
3693,79
3672,51
3136,004
3890,495
12.30
3804,41
3905,7
3937,72
3712,73
3652,38
3134,826
3912,225
13.00
3919,38
4030,41
4061,03
4006,99
3681,53
3162,791
3974,58
13.30
4088,02
4214,66
4363,68
4184,38
3815,58
3186,02
4256,37
14.00
4303,39
4204,42
4228,47
4193,74
3745,45
3164,89
4235,735
14.30
4063,56
4184,87
4209,64
4134,73
3672,78
3150,14
4228,193
15.00
3986,27
4104,36
4124,86
4101,98
3602,83
3133,97
4126,92
15.30
3945,4
4082,53
4089,5
4083,28
3625,58
3158,96
4116,208
16.00
3920,86
4048,95
4061
4045,09
3551,49
3189,63
4052,464
16.30
3909,98
4046,98
4050,04
4029,22
3607,18
3292,54
4038,766
17.00
3977,57
4264,89
4123,52
4407,37
3732,56
3453,76
4108,348
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
17.30
4308,19
4461,54
4487,63
4575,19
3948,53
3877,15
4468,23
18.00
4512,41
4693,75
4898,11
4657,53
4362,47
4174,8
4682,15
18.30
4541,82
4657,1
4653,39
4630,7
4390,19
4198,38
4684,36
19.00
4531,46
4553,46
4618,55
4618,73
4355,32
4192,41
4625,23
19.30
4517,2
4655,86
4603,46
4619,33
4355,48
4174,74
4687,735
20.00
4493,58
4587,77
4541,99
4560,82
4271,83
4146,85
4634,625
20.30
4421,56
4500,9
4487,36
4473,02
4217,99
4078,76
4603,165
21.00
4301,41
4487,58
4345,3
4341,91
4164,07
3940,19
4506,523
21.30
4122,18
4283,9
4180,12
4174,14
3829,91
3787,12
4257,167
22.00
3973,74
3993,97
3986,75
3991,6
3600,86
3639,01
4091,888
22.30
3847,46
3937,84
3966,37
3955,31
3626,84
3580,5
4080,354
23.00
3722,32
3815,29
3837,51
3804,12
3618,91
3518,8
3957,837
23.30
3650,36
3757,15
3773,88
3729,86
3553,6
3493,15
3854,33
24.00
3596,17
3658,4
3669,17
3621,87
3485,96
3409,99
3718,43
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 2. Output Program SARIMA Minitab 16 Pemodelan Beban Konsumsi Listrik Jangka pendek di Jawa Timur
A. Plot Data Beban Konsumsi Listrik Jangka Pendek di Jawa Timur Time Series Plot of Beban Konsumsi Listrik Jangka Pendek 5000
y3
4500
4000
3500
3000 1
24
48
72
96
120 Index
144
168
192
216
240
B. Plot ACF dan PACF Data Beban Konsumsi Listrik Jangka Pendek di Jawa Timur Plot ACF Data
Plot PACF data
Autocorrelation Function for Data Beban Konsumsi Listrik Jangka Pendek
Partial Autocorrelation Function for Data Beban Konsumsi Listrik (with 5% significance limits for the partial autocorrelations)
1,0
0,8
0,8
0,6
0,6
Partial Autocorrelation
Autocorrelation
(with 5% significance limits for the autocorrelations)
1,0
0,4 0,2 0,0 -0,2 -0,4 -0,6 -0,8
0,4 0,2 0,0 -0,2 -0,4 -0,6 -0,8
-1,0
-1,0 1
5
10
15
20
25
30 Lag
35
40
45
50
55
60
1
5
10
15
20
25
30 Lag
35
40
45
50
C. Plot Data Beban Konsumsi Listrik Jangka Pendek di Jawa Timur Setelah di Transformasi Time Series Plot of Transformasi Data 0,019
0,018
0,017
0,016
0,015
0,014 1
SKRIPSI
24
48
72
96
120 Index
144
168
192
216
240
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
55
60
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lanjutan Lampiran 2. Output Program SARIMA Minitab 16 Pemodelan Beban Konsumsi Listrik Jangka pendek di Jawa Timur D. Plot ACF dan PACF Data Beban Konsumsi Listrik Jangka Pendek di Jawa Timur Setelah di Transformasi Plot ACF
Plot PACF (with 5% significance limits for the partial autocorrelations)
1,0
1,0
0,8
0,8
0,6
0,6
Partial Autocorrelation
Autocorrelation
(with 5% significance limits for the autocorrelations)
0,4 0,2 0,0 -0,2 -0,4 -0,6 -0,8
0,4 0,2 0,0 -0,2 -0,4 -0,6 -0,8
-1,0
-1,0 1
5
10
15
20
25
30 Lag
35
40
45
50
55
60
1
5
10
15
20
25
30 Lag
35
40
45
50
55
60
E. Plot Data Beban Konsumsi Listrik Jangka Pendek di Jawa Timur Setelah di Differencing Lag 1 0,0008 0,0006 0,0004 0,0002 0,0000 -0,0002 -0,0004 -0,0006 -0,0008 1
24
48
72
96
120 Index
144
168
192
216
240
F. Plot ACF dan PACF Data Beban Konsumsi Listrik Jangka Pendek di Jawa Timur Setelah di Differencing Lag 1 Plot ACF
Plot PACF (with 5% significance limits for the partial autocorrelations)
1,0
1,0
0,8
0,8
0,6
0,6
Partial Autocorrelation
Autocorrelation
(with 5% significance limits for the autocorrelations)
0,4 0,2 0,0 -0,2 -0,4 -0,6 -0,8
0,2 0,0 -0,2 -0,4 -0,6 -0,8
-1,0
-1,0
1
SKRIPSI
0,4
5
10
15
20
25
30 Lag
35
40
45
50
55
60
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
1
5
10
15
20
25
30 Lag
35
40
45
ARINA DINI YUANTI
50
55
60
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lanjutan Lampiran 2. Output Program SARIMA Minitab 16 Pemodelan Beban Konsumsi Listrik Jangka pendek di Jawa Timur G. Plot Data Beban Konsumsi Listrik Jangka Pendek di Jawa Timur Setelah di Differencing Lag 1 dan Lag 48
0,00050
0,00025
0,00000
-0,00025
-0,00050
-0,00075 1
24
48
72
96
120 Index
144
168
192
216
240
H. Plot ACF dan PACF Data Beban Konsumsi Listrik Jangka Pendek di Jawa Timur Setelah di Differencing Lag 1 dan Lag 48 Plot ACF
Plot PACF (with 5% significance limits for the partial autocorrelations) 1,0
0,8
0,8
0,6
0,6
Partial Autocorrelation
Autocorrelation
(with 5% significance limits for the autocorrelations) 1,0
0,4 0,2 0,0 -0,2 -0,4 -0,6
0,2 0,0 -0,2 -0,4 -0,6 -0,8
-0,8
-1,0
-1,0 1
SKRIPSI
0,4
5
10
15
20
25 Lag
30
35
40
45
1
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
5
10
15
20
25 Lag
30
35
40
45
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 3. Output Program SARFIMA Minitab 16 Pemodelan Beban Konsumsi Listrik Jangka pendek di Jawa Timur A. Plot Data Beban Konsumsi Listrik Jangka Pendek di Jawa Timur Setelah di Differencing d=0,5777098 0,00075
0,00050
0,00025
0,00000
-0,00025
-0,00050 1
24
48
72
96
120 Index
144
168
192
216
240
B. Plot ACF dan PACF Data Beban Konsumsi Listrik Jangka Pendek di Jawa Timur Setelah di Differencing d=0,5777098 (with 5% significance limits for the partial autocorrelations) 1,0
0,8
0,8
0,6
0,6
Partial Autocorrelation
Autocorrelation
(with 5% significance limits for the autocorrelations) 1,0
0,4 0,2 0,0 -0,2 -0,4 -0,6 -0,8
0,4 0,2 0,0 -0,2 -0,4 -0,6 -0,8
-1,0
-1,0 1
5
10
15
20
25
30 Lag
35
40
45
50
55
60
1
5
10
15
20
25
30 Lag
35
40
45
C. Plot Data Beban Konsumsi Listrik Jangka Pendek di Jawa Timur Setelah di Differencing d=0,5777098 dan Lag 48 0,00050
0,00025
0,00000
-0,00025
-0,00050 1
SKRIPSI
24
48
72
96
120 Index
144
168
192
216
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
240
ARINA DINI YUANTI
50
55
60
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lanjutan Lampiran 3. Output Program SARFIMA Minitab 16 Pemodelan Beban Konsumsi Listrik Jangka pendek di Jawa Timur
D. Plot ACF dan PACF Data Beban Konsumsi Listrik Jangka Pendek di Jawa Timur Setelah di Differencing d=0,5777098 dan Lag 48 (with 5% significance limits for the partial autocorrelations) 1,0
0,8
0,8
0,6
0,6
Partial Autocorrelation
Autocorrelation
(with 5% significance limits for the autocorrelations) 1,0
0,4 0,2 0,0 -0,2 -0,4 -0,6 -0,8
0,2 0,0 -0,2 -0,4 -0,6 -0,8
-1,0
-1,0 1
SKRIPSI
0,4
5
10
15
20
25 Lag
30
35
40
45
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
1
5
10
15
20
25 Lag
30
35
ARINA DINI YUANTI
40
45
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 4. Output Data Beban Konsumsi Listrik Jangka Pendek, Data Setelah di Transformasi, Data Setelah di Differencing Lag 1, dan Data Setelah di Differencing Lag 1 dan Lag 48 Obs
Transformasi z
Differencing 1 Lag
Differencing 1 Lag dan 48 Lag
Obs
Transformasi z
Differencing 1 Lag
Differencing 1 Lag dan 48 Lag
1
0,018128
*
*
37
0,014838
-4,8E-05
*
2
0,018248
0,00012
*
38
0,014855
1,7E-05
*
3
0,01847
0,000222
*
39
0,014879
2,34E-05
*
0,014918
3,91E-05
*
4
0,018402
-6,8E-05
*
40
5
0,018578
0,000176
*
41
0,015039
0,000121
*
6
0,018597
1,95E-05
*
42
0,015247
0,000209
*
7
0,018535
-6,2E-05
*
43
0,015575
0,000328
*
0,015864
0,000288
*
8
0,018409
-0,00013
*
44
9
0,017901
-0,00051
*
45
0,016122
0,000258
*
10
0,017379
-0,00052
*
46
0,016391
0,000269
*
11
0,017578
0,000198
*
47
0,016551
0,000161
*
0,016676
0,000124
*
12
0,017582
4,24E-06
*
48
13
0,018002
0,00042
*
49
0,016578
-9,7E-05
*
14
0,018005
3,3E-06
*
50
0,016674
9,57E-05
-2,4E-05
15
0,017697
-0,00031
*
51
0,016769
9,49E-05
-0,00013
0,016873
0,000104
0,000172
16
0,017255
-0,00044
*
52
17
0,016536
-0,00072
*
53
0,016916
4,27E-05
-0,00013
18
0,016318
-0,00022
*
54
0,017054
0,000138
0,000118
19
0,016145
-0,00017
*
55
0,01709
3,63E-05
9,82E-05
0,016997
-9,3E-05
3,34E-05
20
0,016029
-0,00012
*
56
21
0,015906
-0,00012
*
57
0,016663
-0,00033
0,000175
22
0,015862
-4,4E-05
*
58
0,01634
-0,00032
0,000198
23
0,015969
0,000107
*
59
0,016153
-0,00019
-0,00039
0,016417
0,000264
0,00026
24
0,016028
5,92E-05
*
60
25
0,016213
0,000185
*
61
0,016878
0,000461
4,08E-05
26
0,015973
-0,00024
*
62
0,017042
0,000164
0,000161
27
0,01564
-0,00033
*
63
0,016593
-0,00045
-0,00014
0,016359
-0,00023
0,000208
28
0,015244
-0,0004
*
64
29
0,015687
0,000443
*
65
0,015951
-0,00041
0,000312
30
0,015839
0,000151
*
66
0,015826
-0,00013
9,22E-05
31
0,01592
8,18E-05
*
67
0,01573
-9,6E-05
7,65E-05
0,015655
-7,5E-05
4,15E-05
32
0,01597
4,97E-05
*
68
33
0,015992
2,22E-05
*
69
0,015533
-0,00012
1,33E-06
34
0,015856
-0,00014
*
70
0,015551
1,71E-05
6,13E-05
35
0,015235
-0,00062
*
71
0,015655
0,000105
-1,7E-06
*
72
0,015951
0,000295
0,000236
36
SKRIPSI
0,014887
-0,00035
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lanjutan Lampiran 4. Output Data Beban Konsumsi Listrik Jangka Pendek, Data Setelah di Transformasi, Data Setelah di Differencing Lag 1, dan Data Setelah di Differencing Lag 1 dan Lag 48
SKRIPSI
Obs
Transformasi z
Differencing 1 Lag
Differencing 1 Lag dan 48 Lag
Obs
Transformasi z
Differencing 1 Lag
Differencing 1 Lag dan 48 Lag
73
0,016001
5,06E-05
-0,00013
114
0,015946
-0,00017
-4,8E-05
74
0,015752
-0,00025
-9,9E-06
115
0,015866
-8E-05
1,67E-05
75
0,015403
-0,00035
-1,5E-05
116
0,015624
-0,00024
-0,00017
76
0,015422
1,87E-05
0,000415
117
0,015478
-0,00015
-2,4E-05
77
0,015458
3,6E-05
-0,00041
118
0,015525
4,62E-05
2,91E-05
78
0,015609
0,000151
-4,7E-07
119
0,015875
0,000351
0,000246
79
0,015651
4,17E-05
-4E-05
120
0,016026
0,00015
-0,00015
80
0,015716
6,48E-05
1,5E-05
121
0,015936
-9E-05
-0,00014
81
0,015719
3,82E-06
-1,8E-05
122
0,015692
-0,00024
5,69E-06
82
0,015312
-0,00041
-0,00027
123
0,015138
-0,00055
-0,00021
83
0,014971
-0,00034
0,000279
124
0,015378
0,00024
0,000221
84
0,014596
-0,00038
-2,6E-05
125
0,015413
3,44E-05
-1,6E-06
85
0,014654
5,73E-05
0,000106
126
0,01557
0,000158
6,71E-06
86
0,014819
0,000166
0,000149
127
0,015637
6,72E-05
2,55E-05
87
0,014655
-0,00016
-0,00019
128
0,015692
5,48E-05
-1E-05
88
0,014764
0,000108
6,93E-05
129
0,015713
2,12E-05
1,74E-05
89
0,014906
0,000142
2,08E-05
130
0,015573
-0,00014
0,000266
90
0,014928
2,21E-05
-0,00019
131
0,014928
-0,00065
-0,0003
91
0,015278
0,000351
2,28E-05
132
0,014288
-0,00064
-0,00026
92
0,015823
0,000545
0,000257
133
0,014659
0,000371
0,000314
93
0,015936
0,000112
-0,00015
134
0,014715
5,52E-05
-0,00011
94
0,01619
0,000254
-1,5E-05
135
0,014739
2,41E-05
0,000188
95
0,016314
0,000125
-3,6E-05
136
0,014838
9,94E-05
-9E-06
96
0,016533
0,000219
9,45E-05
137
0,014928
9E-05
-5,2E-05
97
0,016692
0,000159
0,000256
138
0,01517
0,000242
0,00022
98
0,016747
5,55E-05
-4E-05
139
0,015467
0,000297
-5,4E-05
99
0,016833
8,58E-05
-9,1E-06
140
0,015838
0,000371
-0,00017
100
0,016986
0,000153
4,9E-05
141
0,015878
4,06E-05
-7,2E-05
101
0,016971
-1,5E-05
-5,8E-05
142
0,016143
0,000264
1,05E-05
102
0,01702
4,95E-05
-8,8E-05
143
0,016278
0,000136
1,07E-05
103
0,016979
-4,1E-05
-7,7E-05
144
0,016509
0,000231
1,19E-05
104
0,016904
-7,6E-05
1,73E-05
145
0,016619
0,000111
-4,8E-05
105
0,016638
-0,00027
6,8E-05
146
0,016742
0,000123
6,75E-05
106
0,016298
-0,00034
-1,7E-05
147
0,016809
6,69E-05
-1,9E-05
107
0,01662
0,000322
0,000509
148
0,016924
0,000115
-3,8E-05
108
0,016524
-9,6E-05
-0,00036
149
0,017024
9,95E-05
0,000115
109
0,016923
0,000399
-6,2E-05
150
0,017074
5,07E-05
1,19E-06
110
0,017088
0,000164
3,53E-07
151
0,017118
4,39E-05
8,51E-05
111
0,016697
-0,00039
5,77E-05
152
0,017024
-9,4E-05
-1,9E-05
112
0,016428
-0,00027
-3,5E-05
153
0,016752
-0,00027
-5,8E-06
113
0,016119
-0,00031
9,86E-05
154
0,016341
-0,00041
-7,2E-05
115
0,015866
116
0,015624
PERBANDINGAN MODEL TIME ... -8E-05
1,67E-05
-0,00024
-0,00017
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lanjutan Lampiran 4. Output Data Beban Konsumsi Listrik Jangka Pendek, Data Setelah di Transformasi, Data Setelah di Differencing Lag 1, dan Data Setelah di Differencing Lag 1 dan Lag 48
SKRIPSI
Differencing 1 Lag dan 48 Lag
Obs
Transformasi z
Differencing 1 Lag
Differencing 1 Lag dan 48 Lag
-6E-05
-0,00038
198
0,017226
0,00016
0,000109
0,000221
0,000317
199
0,017237
1,1E-05
-3,3E-05
0,000436
3,68E-05
200
0,017211
-2,6E-05
6,84E-05
0,017091
0,000153
-1,2E-05
201
0,016823
-0,00039
-0,00012
159
0,016684
-0,00041
-1,6E-05
202
0,016472
-0,00035
6,02E-05
160
0,016394
-0,00029
-2,2E-05
203
0,016582
0,00011
0,00017
161
0,016063
-0,00033
-2,1E-05
204
0,016805
0,000223
2,21E-06
162
0,01585
-0,00021
-4E-05
205
0,017203
0,000397
-3,9E-05
163
0,015744
-0,00011
-2,6E-05
206
0,017455
0,000253
0,0001
164
0,015593
-0,00015
9,17E-05
207
0,017134
-0,00032
8,56E-05
165
0,015527
-6,7E-05
7,88E-05
208
0,016942
-0,00019
9,85E-05
166
0,015599
7,19E-05
2,58E-05
209
0,016626
-0,00032
1,4E-05
167
0,016034
0,000436
8,48E-05
210
0,016502
-0,00012
8,96E-05
168
0,016454
0,000419
0,000269
211
0,016383
-0,00012
-1,3E-05
169
0,016412
-4,2E-05
4,77E-05
212
0,016075
-0,00031
-0,00016
170
0,015798
-0,00061
-0,00037
213
0,016175
9,96E-05
0,000166
171
0,015459
-0,00034
0,000215
214
0,016109
-6,6E-05
-0,00014
172
0,015442
-1,7E-05
-0,00026
215
0,016267
0,000158
-0,00028
173
0,015552
0,00011
7,54E-05
216
0,016501
0,000235
-0,00018
174
0,015614
6,2E-05
-9,6E-05
217
0,016547
4,54E-05
8,74E-05
175
0,015649
3,57E-05
-3,1E-05
218
0,016481
-6,6E-05
0,000548
176
0,015723
7,37E-05
1,89E-05
219
0,016189
-0,00029
4,64E-05
177
0,015754
3,09E-05
9,72E-06
220
0,01634
0,000151
0,000168
178
0,015063
-0,00069
-0,00055
221
0,016501
0,000161
5,11E-05
179
0,014784
-0,00028
0,000366
222
0,01666
0,000159
9,75E-05
180
0,014653
-0,00013
0,000508
223
0,016608
-5,2E-05
-8,8E-05
181
0,014695
4,24E-05
-0,00033
224
0,01678
0,000172
9,86E-05
182
0,014714
1,9E-05
-3,6E-05
225
0,01665
-0,00013
-0,00016
183
0,014713
-9,6E-07
-2,5E-05
226
0,016368
-0,00028
0,000409
184
0,014807
9,41E-05
-5,3E-06
227
0,015914
-0,00045
-0,00018
185
0,014952
0,000145
5,46E-05
228
0,01514
-0,00077
-0,00064
186
0,015176
0,000224
-1,8E-05
229
0,015092
-4,8E-05
-9E-05
187
0,015478
0,000302
5,15E-06
230
0,015153
6,03E-05
4,13E-05
188
0,015828
0,00035
-2,1E-05
231
0,015152
-2,8E-07
6,77E-07
189
0,0159
7,24E-05
3,18E-05
232
0,0153
0,000148
5,36E-05
190
0,016213
0,000313
4,85E-05
233
0,015397
9,73E-05
-4,7E-05
191
0,016374
0,000161
2,51E-05
234
0,015497
9,94E-05
-0,00012
192
0,016616
0,000242
1,17E-05
235
0,016159
0,000662
0,00036
193
0,016722
0,000106
-4,6E-06
236
0,016665
0,000506
0,000156
194
0,01678
5,76E-05
-6,5E-05
237
0,016605
-6E-05
-0,00013
195
0,016877
9,69E-05
2,99E-05
238
0,016623
1,82E-05
-0,00029
196
0,016999
0,000123
7,8E-06
239
0,016775
0,000152
-8,5E-06
197
0,017066
6,67E-05 -3,3E-05 PERBANDINGAN
0,000162 ARINA
-8E-05 DINI YUANTI
Obs
Transformasi z
155
0,016281
156
0,016503
157
0,016939
158
Differencing 1 Lag
240 TIME 0,016937 MODEL ...
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 5. Langkah dan Output Program R untuk Menentukan Statistik Hurst dan menaksir Parameter
Pada Model SARFIMA dengan Metode
GPH.
1. Langkah dan Output Penentuan Statistik Hurst x=scan(file="D:DATA1.txt") Read 240 items z=1/sqrt(x) library(fArma) rsFit(z)
Title: Hurst Exponent from R/S Method
Call: rsFit(x = z)
Method: R/S Method
Hurst Exponent: H
beta
0.9852938
0.9852938
Hurst Exponent Diagnostic: Estimate X 0.9852938
Std.Err
t-value
Pr(>|t|)
0.02194168
44.90512
1.721067e-36
Parameter Settings: n 240 SKRIPSI
levels minnpts 50
3
cut.off1 cut.off2 5
316
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lanjutan Lampiran 5. Langkah dan Output Program R untuk Menentukan Statistik Hurst dan menaksir Parameter
Pada Model SARFIMA
dengan Metode GPH.
2. Langkah dan Output Penentuan nilai
Pada Model SARFIMA dengan
Metode GPH library(fracdiff) fdGPH(z,bandw.exp=0.5) $d [1] 0.5777098
$sd.as [1] 0.2196708
$sd.reg [1] 0.3158863
dfz<-diffseries(z,d=0.5777098) write.csv(dfz,file="D:dataR.csv")
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 6. Script Program SAS Model SARIMA. A. Model SARIMA ([1,25,38],1,[1,25])48 (no constant) data listrik; input z; datalines; 3043.05 3003.14 2931.44 2953.09 2897.40 2891.34 2910.67 ....... 3815.58 3745.45 3672.78 3602.83 3625.58 3551.49 3607.18 3732.56 3948.53 4362.47 4390.19 4355.32 4355.48 4271.83 4217.99 4164.07 3929.91 3600.86 3626.84 3618.91 3553.60 3485.96 ; proc arima data=listrik; /**Tahap Identifikasi**/ identify var=z(1,48); /**Tahap Estimasi**/ estimate p=(1,25,38) q=(1,25) noconstant method=cls; run; forecast lead=96 Out=out1; run; proc print data=out1; /**Tahap Uji Normalitas Residual**/ proc univariate data=out1 normal; var residual; run;
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lanjutan Lampiran 6. Program SAS Model SARIMA. B. Model SARIMA ([2,38],1,[1,23])48 (no constant) data listrik; input z; datalines; 3043.05 3003.14 2931.44 2953.09 2897.40 2891.34 2910.67 ....... 3815.58 3745.45 3672.78 3602.83 3625.58 3551.49 3607.18 3732.56 3948.53 4362.47 4390.19 4355.32 4355.48 4271.83 4217.99 4164.07 3929.91 3600.86 3626.84 3618.91 3553.60 3485.96 ; proc arima data=listrik; /**Tahap Identifikasi**/ identify var=z(1,48); /**Tahap Estimasi**/ estimate p=(2,38) q=(1,23) noconstant method=cls; run; forecast lead=96 Out=out1; run; proc print data=out1; /**Tahap Uji Normalitas Residual**/ proc univariate data=out1 normal; var residual; run;
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lanjutan Lampiran 6. Program SAS Model SARIMA. C. Model SARIMA ([2,23,38],1,[1,23])48 (no constant) data listrik; input z; datalines; 3043.05 3003.14 2931.44 2953.09 2897.40 2891.34 2910.67 ....... 3815.58 3745.45 3672.78 3602.83 3625.58 3551.49 3607.18 3732.56 3948.53 4362.47 4390.19 4355.32 4355.48 4271.83 4217.99 4164.07 3929.91 3600.86 3626.84 3618.91 3553.60 3485.96 ; proc arima data=listrik; /**Tahap Identifikasi**/ identify var=z(1,48); /**Tahap Estimasi**/ estimate p=(2,23,38) q=(1,23) noconstant method=cls; run; forecast lead=96 Out=out1; run; proc print data=out1; /**Tahap Uji Normalitas Residual**/ proc univariate data=out1 normal; var residual; run;
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lanjutan Lampiran 6. Program SAS Model SARIMA. D. Model SARIMA ([2,38],1,[1,23])48 (no constant) data listrik; input z; datalines; 3043.05 3003.14 2931.44 2953.09 2897.40 2891.34 2910.67 ....... 3815.58 3745.45 3672.78 3602.83 3625.58 3551.49 3607.18 3732.56 3948.53 4362.47 4390.19 4355.32 4355.48 4271.83 4217.99 4164.07 3929.91 3600.86 3626.84 3618.91 3553.60 3485.96 ; proc arima data=listrik; /**Tahap Identifikasi**/ identify var=z(1,48); /**Tahap Estimasi**/ estimate p=(2,23,38) q=(1,23) noconstant method=cls; run; forecast lead=96 Out=out1; run; proc print data=out1; /**Tahap Uji Normalitas Residual**/ proc univariate data=out1 normal; var residual; run;
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 7. Script Program SAS Model SARFIMA A. Model SARFIMA SARFIMA ([
]
[
])48 (no constant)
data listrik; input dfz; datalines; 0.0004702 0.0004521 0.0004420 0.0004396 0.0004518 0.0004136 0.0003775 0.0002425 -0.0002185 -0.0004530 ......... -0.0002617 0.0000571 0.0001649 0.0002286 0.0000651 0.0002399 0.0000028 -0.0002307 -0.0004200 -0.0004988 -0.0004301 -0.0003136 -0.0002773 -0.0000927 -0.0000534 -0.0000076 0.0005929 0.0006069 0.0002724 0.0002261 0.0003244 0.0003685 ; proc arima data=listrik; /**Tahap Identifikasi**/ identify var=dfz(48); run; /**Tahap Estimasi**/ estimate p=(1)(48) q=(1)(48) noconstant method=cls; run; forecast lead=96 Out=out1; run; proc print data=out1; /**Tahap Uji Normalitas Residual**/ proc univariate data=out1 normal; var residual; run;
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lanjutan Lampiran 7. Script Program SAS Model SARFIMA B. Model SARFIMA SARFIMA ([
]
[ ])48 (no constant)
data listrik; input dfz; datalines; 0.0004702 0.0004521 0.0004420 0.0004396 0.0004518 0.0004136 0.0003775 0.0002425 -0.0002185 -0.0004530 ......... -0.0002617 0.0000571 0.0001649 0.0002286 0.0000651 0.0002399 0.0000028 -0.0002307 -0.0004200 -0.0004988 -0.0004301 -0.0003136 -0.0002773 -0.0000927 -0.0000534 -0.0000076 0.0005929 0.0006069 0.0002724 0.0002261 0.0003244 0.0003685 ; proc arima data=listrik; /**Tahap Identifikasi**/ identify var=dfz(48); run; /**Tahap Estimasi**/ estimate p=(1)(48) q=(1) noconstant method=cls; run; forecast lead=96 Out=out1; run; proc print data=out1; /**Tahap Uji Normalitas Residual**/ proc univariate data=out1 normal; var residual; run;
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lanjutan Lampiran 7. Script Program SAS Model SARFIMA. C. Model SARFIMA SARFIMA ([ ]
[
])48 (constant)
data listrik; input dfz; datalines; 0.0004702 0.0004521 0.0004420 0.0004396 0.0004518 0.0004136 0.0003775 0.0002425 -0.0002185 -0.0004530 ......... -0.0002617 0.0000571 0.0001649 0.0002286 0.0000651 0.0002399 0.0000028 -0.0002307 -0.0004200 -0.0004988 -0.0004301 -0.0003136 -0.0002773 -0.0000927 -0.0000534 -0.0000076 0.0005929 0.0006069 0.0002724 0.0002261 0.0003244 0.0003685 ; proc arima data=listrik; /**Tahap Identifikasi**/ identify var=dfz(48); run; /**Tahap Estimasi**/ estimate p=(1) q=(48) method=cls; run; forecast lead=96 Out=out1; run; proc print data=out1; /**Tahap Uji Normalitas Residual**/ proc univariate data=out1 normal; var residual; run;
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lanjutan Lampiran 7. Script Program SAS Model SARFIMA. D. Model SARFIMA ([ ]
[
])48 (no constant)
data listrik; input dfz; datalines; 0.0004702 0.0004521 0.0004420 0.0004396 0.0004518 0.0004136 0.0003775 0.0002425 -0.0002185 -0.0004530 ......... -0.0002617 0.0000571 0.0001649 0.0002286 0.0000651 0.0002399 0.0000028 -0.0002307 -0.0004200 -0.0004988 -0.0004301 -0.0003136 -0.0002773 -0.0000927 -0.0000534 -0.0000076 0.0005929 0.0006069 0.0002724 0.0002261 0.0003244 0.0003685 ; proc arima data=listrik; /**Tahap Identifikasi**/ identify var=dfz(48); run; /**Tahap Estimasi**/ estimate p=(1)(48) q=(48) method=cls; run; forecast lead=96 Out=out1; run; proc print data=out1; /**Tahap Uji Normalitas Residual**/ proc univariate data=out1 normal; var residual; run;
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lanjutan Lampiran 7. Script Program SAS Model SARFIMA. E. Model SARFIMA ([
]
[
])48 (constant)
data listrik; input dfz; datalines; 0.0004702 0.0004521 0.0004420 0.0004396 0.0004518 0.0004136 0.0003775 0.0002425 -0.0002185 -0.0004530 ......... -0.0002617 0.0000571 0.0001649 0.0002286 0.0000651 0.0002399 0.0000028 -0.0002307 -0.0004200 -0.0004988 -0.0004301 -0.0003136 -0.0002773 -0.0000927 -0.0000534 -0.0000076 0.0005929 0.0006069 0.0002724 0.0002261 0.0003244 0.0003685 ; proc arima data=listrik; /**Tahap Identifikasi**/ identify var=dfz(48); run; /**Tahap Estimasi**/ estimate p=(1)(48) q=(48) method=cls; run; forecast lead=96 Out=out1; run; proc print data=out1; /**Tahap Uji Normalitas Residual**/ proc univariate data=out1 normal; var residual; run;
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAMPIRAN 8. Output Program SAS Model SARIMA.
A. Model SARIMA ([1,25,38],1,[1,25]) (no constant) The ARIMA Procedure Conditional Least Squares Estimation Parameter
Estimate
Standard Error
t Value
Approx Pr > |t|
Lag
MA1,1 MA1,2 AR1,1 AR1,2 AR1,3
0.73160 -0.22024 0.43184 -0.50519 0.19616
0.07148 0.07769 0.07881 0.10577 0.07613
10.23 -2.83 5.48 -4.78 2.58
<.0001 0.0051 <.0001 <.0001 0.0108
1 25 1 25 38
Variance Estimate Std Error Estimate AIC SBC Number of Residuals
6317.957 79.48558 2218.438 2234.699 191
Autocorrelation Check of Residuals To Lag
ChiSquare
DF
Pr > ChiSq
6 12 18 24 30 36
2.41 7.02 10.60 12.16 13.18 21.36
1 7 13 19 25 31
0.1205 0.4266 0.6439 0.8788 0.9742 0.9021
--------------------Autocorrelations--------------------0.029 -0.120 0.054 -0.013 0.020 0.124
-0.031 0.017 0.053 -0.066 0.017 -0.050
0.073 0.062 -0.016 0.036 -0.033 0.054
-0.006 -0.016 0.056 -0.022 0.039 0.001
0.051 0.060 -0.085 0.020 -0.021 -0.119
0.051 0.018 0.026 -0.022 -0.029 -0.011
Tests for Normality
SKRIPSI
Test
--Statistic---
-----p Value------
Shapiro-Wilk Kolmogorov-Smirnov Cramer-von Mises Anderson-Darling
W D W-Sq A-Sq
Pr Pr Pr Pr
0.975718 0.061399 0.207563 1.167922
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
< > > >
W D W-Sq A-Sq
0.0021 0.0785 <0.0050 <0.0050
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lanjutan LAMPIRAN 8. Output Program SAS Model SARIMA. B. Model SARIMA ([2,38],1,[1,23]) (no constant)
The ARIMA Procedure Conditional Least Squares Estimation Parameter
Estimate
Standard Error
t Value
Approx Pr > |t|
Lag
MA1,1 MA1,2 AR1,1 AR1,2
0.28821 -0.19383 -0.17559 0.18624
0.07174 0.08140 0.07383 0.08582
4.02 -2.38 -2.38 2.17
<.0001 0.0183 0.0184 0.0313
1 23 2 38
Variance Estimate 6666.841 Std Error Estimate 81.65072 AIC 2227.728 SBC 2240.737 Number of Residuals 191 * AIC and SBC do not include log determinant.
Autocorrelation Check of Residuals To Lag
ChiSquare
DF
Pr > ChiSq
6 12 18 24 30 36
1.21 5.50 8.68 9.84 14.86 23.12
2 8 14 20 26 32
0.5458 0.7030 0.8511 0.9710 0.9599 0.8746
--------------------Autocorrelations--------------------0.003 -0.123 0.067 -0.020 -0.133 0.119
-0.005 -0.025 0.018 -0.061 0.001 -0.054
-0.032 0.005 -0.014 0.031 -0.034 0.067
-0.069 -0.023 0.037 0.000 0.044 -0.015
0.002 0.068 -0.085 0.009 -0.001 -0.109
0.016 0.018 0.039 -0.012 -0.042 -0.042
Tests for Normality
SKRIPSI
Test
--Statistic---
-----p Value------
Shapiro-Wilk Kolmogorov-Smirnov Cramer-von Mises Anderson-Darling
W D W-Sq A-Sq
Pr Pr Pr Pr
0.968755 0.067699 0.299772 1.692652
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
< > > >
W D W-Sq A-Sq
0.0003 0.0316 <0.0050 <0.0050
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lanjutan LAMPIRAN 8. Output Program SAS Model SARIMA. C. Model SARIMA ([2,23,38],1,[1,23])(no constant)
The ARIMA Procedure Conditional Least Squares Estimation
Parameter
Estimate
Standard Error
t Value
Approx Pr > |t|
Lag
MA1,1 MA1,2 AR1,1 AR1,2 AR1,3
0.30117 0.53350 -0.20054 0.66600 0.15180
0.06808 0.11201 0.05984 0.10656 0.06828
4.42 4.76 -3.35 6.25 2.22
<.0001 <.0001 0.0010 <.0001 0.0274
1 23 2 23 38
Variance Estimate 6139.963 Std Error Estimate 78.35792 AIC 2212.98 SBC 2229.241 Number of Residuals 191 * AIC and SBC do not include log determinant.
Autocorrelation Check of Residuals To Lag
ChiSquare
DF
Pr > ChiSq
6 12 18 24 30 36
3.22 8.25 13.70 16.51 19.79 29.61
1 7 13 19 25 31
0.0728 0.3109 0.3954 0.6227 0.7577 0.5377
--------------------Autocorrelations--------------------0.063 -0.143 0.118 -0.017 -0.017 0.136
0.079 -0.021 0.047 -0.067 0.064 -0.063
0.014 0.009 0.007 0.056 -0.041 0.077
-0.071 -0.024 0.059 -0.049 0.074 -0.016
0.014 0.058 -0.062 -0.027 0.034 -0.116
0.027 0.011 0.050 0.044 -0.044 0.001
Tests for Normality
SKRIPSI
Test
--Statistic---
-----p Value------
Shapiro-Wilk Kolmogorov-Smirnov Cramer-von Mises Anderson-Darling
W D W-Sq A-Sq
Pr Pr Pr Pr
0.988569 0.058528 0.107953 0.651942
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
< > > >
W D W-Sq A-Sq
0.1285 0.1081
0.0904 0.0903
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lanjutan LAMPIRAN 8. Output Program SAS Model SARIMA. D. Model SARIMA ([2,38],1,[1,23])(no constant) The ARIMA Procedure Conditional Least Squares Estimation
Parameter
Estimate
Standard Error
t Value
Approx Pr > |t|
Lag
MA1,1 MA1,2 AR1,1 AR1,2
0.28821 -0.19383 -0.17559 0.18624
0.07174 0.08140 0.07383 0.08582
4.02 -2.38 -2.38 2.17
<.0001 0.0183 0.0184 0.0313
1 23 2 38
Variance Estimate 6666.841 Std Error Estimate 81.65072 AIC 2227.728 SBC 2240.737 Number of Residuals 191 * AIC and SBC do not include log determinant.
Autocorrelation Check of Residuals To Lag
ChiSquare
DF
Pr > ChiSq
6 12 18 24 30 36
1.21 5.50 8.68 9.84 14.86 23.12
2 8 14 20 26 32
0.5458 0.7030 0.8511 0.9710 0.9599 0.8746
--------------------Autocorrelations--------------------0.003 -0.123 0.067 -0.020 -0.133 0.119
-0.005 -0.025 0.018 -0.061 0.001 -0.054
-0.032 0.005 -0.014 0.031 -0.034 0.067
-0.069 -0.023 0.037 0.000 0.044 -0.015
0.002 0.068 -0.085 0.009 -0.001 -0.109
0.016 0.018 0.039 -0.012 -0.042 -0.042
Tests for Normality
SKRIPSI
Test
--Statistic---
-----p Value------
Shapiro-Wilk Kolmogorov-Smirnov Cramer-von Mises Anderson-Darling
W D W-Sq A-Sq
Pr Pr Pr Pr
0.968755 0.067699 0.299772 1.692652
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
< > > >
W D W-Sq A-Sq
0.0003 0.0316 <0.0050 <0.0050
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAMPIRAN 9. Output Program SAS Model SARFIMA. A. Model SARFIMA ([
]
])48 (no constant)
[
The ARIMA Procedure Conditional Least Squares Estimation
Parameter
Estimate
Standard Error
t Value
Approx Pr > |t|
Lag
MA1,1 MA2,1 AR1,1 AR2,1
0.36365 0.32602 0.69266 -0.35449
0.15522 0.14408 0.12054 0.15270
2.34 2.26 5.75 -2.32
0.0202 0.0248 <.0001 0.0213
1 48 1 48
Variance Estimate 1.302E-8 Std Error Estimate 0.000114 AIC -2937.2 SBC -2924.17 Number of Residuals 192 * AIC and SBC do not include log determinant. Autocorrelation Check of Residuals To Lag
ChiSquare
DF
Pr > ChiSq
6 12 18 24 30 36
2.76 4.33 10.58 14.35 17.84 20.25
2 8 14 20 26 32
0.2517 0.8261 0.7190 0.8121 0.8814 0.9468
--------------------Autocorrelations-------------------0.016 -0.076 0.051 0.016 -0.011 0.049
-0.044 -0.011 0.116 -0.045 0.043 -0.043
-0.031 -0.006 -0.039 -0.041 0.051 -0.019
0.098 -0.028 -0.081 0.016 0.048 0.042
0.005 0.030 -0.011 0.076 -0.051 0.036
0.035 -0.013 0.073 0.085 -0.076 -0.051
Tests for Normality
SKRIPSI
Test
--Statistic---
-----p Value------
Shapiro-Wilk Kolmogorov-Smirnov Cramer-von Mises Anderson-Darling
W D W-Sq A-Sq
Pr Pr Pr Pr
0.977844 0.049131 0.158094 1.022628
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
< > > >
W D W-Sq A-Sq
0.0039 >0.1500 0.0197 0.0108
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lanjutan LAMPIRAN 9. Output Program SAS Model SARFIMA. B. Model SARFIMA ([
[ ])48 (no constant)
]
The ARIMA Procedure Conditional Least Squares Estimation
Parameter
Estimate
Standard Error
t Value
Approx Pr > |t|
Lag
MA1,1 AR1,1 AR2,1
0.35045 0.66513 -0.59853
0.16702 0.13343 0.07618
2.10 4.98 -7.86
0.0372 <.0001 <.0001
1 1 48
Variance Estimate 1.32E-8 Std Error Estimate 0.000115 AIC -2935.64 SBC -2925.87 Number of Residuals 192 * AIC and SBC do not include log determinant.
Autocorrelation Check of Residuals To Lag
ChiSquare
DF
Pr > ChiSq
6 12 18 24 30 36
2.28 4.24 11.23 14.50 18.97 22.18
3 9 15 21 27 33
0.5161 0.8951 0.7359 0.8474 0.8710 0.9236
--------------------Autocorrelations-------------------0.009 -0.087 0.065 0.023 -0.020 0.075
-0.026 -0.016 0.117 -0.050 0.042 -0.051
-0.031 -0.010 -0.043 -0.046 0.057 0.006
0.086 -0.037 -0.087 0.026 0.037 0.011
-0.007 0.016 -0.009 0.064 -0.055 0.050
0.048 0.009 0.076 0.071 -0.099 -0.053
Tests for Normality
SKRIPSI
Test
--Statistic---
-----p Value------
Shapiro-Wilk Kolmogorov-Smirnov Cramer-von Mises Anderson-Darling
W D W-Sq A-Sq
Pr Pr Pr Pr
0.978315 0.055736 0.168855 1.062008
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
< > > >
W D W-Sq A-Sq
0.0045 0.1498 0.0144 0.0087
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lanjutan LAMPIRAN 9. Output Program SAS Model SARFIMA. C. Model SARFIMA ([ ]
])48 (constant)
[
The ARIMA Procedure Conditional Least Squares Estimation
Parameter MU MA1,1 AR1,1
Estimate
Standard Error
t Value
Approx Pr > |t|
Lag
0.00001839 0.59180 0.34545
7.30626E-6 0.06899 0.06857
2.52 8.58 5.04
0.0126 <.0001 <.0001
0 48 1
Constant Estimate 0.000012 Variance Estimate 1.308E-8 Std Error Estimate 0.000114 AIC -2937.33 SBC -2927.56 Number of Residuals 192 * AIC and SBC do not include log determinant.
Autocorrelation Check of Residuals To Lag
ChiSquare
DF
Pr > ChiSq
6 12 18 24 30 36
3.44 6.52 10.02 13.32 16.47 19.46
4 10 16 22 28 34
0.4872 0.7696 0.8654 0.9239 0.9583 0.9784
--------------------Autocorrelations--------------------0.025 -0.076 -0.022 -0.017 -0.018 0.015
0.052 0.003 0.043 -0.073 0.040 -0.059
0.024 -0.040 -0.057 -0.044 0.003 -0.050
0.109 -0.064 -0.093 -0.016 0.034 0.033
0.000 0.019 -0.046 0.057 -0.064 -0.005
0.041 -0.058 0.018 0.063 -0.081 -0.073
Tests for Normality
SKRIPSI
Test
--Statistic---
-----p Value------
Shapiro-Wilk Kolmogorov-Smirnov Cramer-von Mises Anderson-Darling
W D W-Sq A-Sq
Pr Pr Pr Pr
0.981657 0.052528 0.134181 0.878836
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
< > > >
W D W-Sq A-Sq
0.0129 >0.1500 0.0403 0.0241
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lanjutan LAMPIRAN 9. Output Program SAS Model SARFIMA. D. Model SARFIMA ([ ]
])48 (no constant)
[
The ARIMA Procedure Conditional Least Squares Estimation
Parameter MA1,1 MA2,1 AR1,1
Estimate
Standard Error
t Value
Approx Pr > |t|
Lag
0.40746 0.59364 0.72136
0.15011 0.06893 0.11420
2.71 8.61 6.32
0.0073 <.0001 <.0001
1 48 1
Variance Estimate 1.324E-8 Std Error Estimate 0.000115 AIC -2935.08 SBC -2925.31 Number of Residuals 192 * AIC and SBC do not include log determinant.
Autocorrelation Check of Residuals To Lag
ChiSquare
DF
Pr > ChiSq
6 12 18 24 30 36
2.47 4.17 7.91 11.74 14.70 17.15
3 9 15 21 27 33
0.4800 0.9001 0.9273 0.9464 0.9735 0.9896
--------------------Autocorrelations-------------------0.020 -0.063 0.025 0.017 -0.002 0.031
-0.052 0.014 0.088 -0.058 0.052 -0.035
-0.030 -0.019 -0.021 -0.039 0.034 -0.024
0.085 -0.036 -0.069 0.003 0.049 0.064
0.011 0.047 -0.012 0.080 -0.051 0.020
0.034 -0.015 0.063 0.077 -0.065 -0.056
Tests for Normality
SKRIPSI
Test
--Statistic---
-----p Value------
Shapiro-Wilk Kolmogorov-Smirnov Cramer-von Mises Anderson-Darling
W D W-Sq A-Sq
Pr Pr Pr Pr
0.972643 0.064117 0.219086 1.406931
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
< > > >
W D W-Sq A-Sq
0.0008 0.0522 <0.0050 <0.0050
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lanjutan LAMPIRAN 9. Output Program SAS Model SARFIMA. E. Model SARFIMA ([
]
[
])48 (constant)
The ARIMA Procedure Conditional Least Squares Estimation
Parameter MU MA1,1 AR1,1 AR2,1
Estimate
Standard Error
t Value
Approx Pr > |t|
Lag
0.00001838 0.33647 0.35400 -0.34864
7.46874E-6 0.14097 0.06854 0.14973
2.46 2.39 5.16 -2.33
0.0148 0.0180 <.0001 0.0209
0 48 1 48
Constant Estimate 0.000016 Variance Estimate 1.285E-8 Std Error Estimate 0.000113 AIC -2939.73 SBC -2926.7 Number of Residuals 192 * AIC and SBC do not include log determinant.
Autocorrelation Check of Residuals To Lag
ChiSquare
DF
Pr > ChiSq
6 12 18 24 30 36
3.59 6.85 11.71 14.87 18.52 21.72
3 9 15 21 27 33
0.3094 0.6530 0.7008 0.8296 0.8868 0.9336
--------------------Autocorrelations--------------------0.025 -0.089 -0.000 -0.020 -0.023 0.029
0.052 -0.027 0.070 -0.058 0.032 -0.071
0.014 -0.031 -0.074 -0.049 0.021 -0.045
0.115 -0.057 -0.099 -0.002 0.029 0.011
-0.013 0.003 -0.044 0.052 -0.064 0.009
0.035 -0.055 0.029 0.074 -0.095 -0.074
Tests for Normality
SKRIPSI
Test
--Statistic---
-----p Value------
Shapiro-Wilk Kolmogorov-Smirnov Cramer-von Mises Anderson-Darling
W D W-Sq A-Sq
Pr Pr Pr Pr
0.984873 0.043731 0.093391 0.624996
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
< > > >
W D W-Sq A-Sq
0.0369 >0.1500 0.1399 0.1025
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 10. Perhitungan MSE Insample A. Model SARIMA Model SARIMA ([1,25,38],1,[1,25])48 (no constant) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 ... 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191
MSE =
SKRIPSI
3596,89 3556,29 3512,5 3494,78 3438,53 3423,93 3461,41 3601,49 3745,29 3832,7 3710,5 3510,59 3443,3 3632 3736,57 3930,05 3992,53 4041,64 4080,38 4144,46 ... 4355,32 4355,48 4271,83 4217,99 4164,07 3929,91 3600,86 3626,84 3618,91 3553,6 3485,96 ∑(
̂)
Model SARIMA ([2,23,38],1,[1,23])48 (no constant)
̂
(
3598,62 3525,71 3569 3469,88 3486,9 3471,58 3484,18 3646,99 3811,88 3699,73 3803,7 3577,36 3536,42 3591,23 3802,5 4057,06 4075,71 4118,88 4140,32 4177,16 ... 4292,39 4316,93 4293,76 4198,11 4092,66 3984,76 3742,37 3579,46 3482,69 3486,89 3351,25
2,9929 935,1364 3192,25 620,01 2339,657 2270,523 518,4729 2070,25 4434,228 17681,02 8686,24 4458,233 8671,334 1662,193 4346,765 16131,54 6918,912 5966,018 3592,804 1069,29 ... 3960,185 1486,102 480,9249 395,2144 5099,388 3008,523 20025,08 2244,864 18555,89 4450,224 18146,78
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 ... 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191
6152,564
MSE =
̂)
3596,89 3556,29 3512,5 3494,78 3438,53 3423,93 3461,41 3601,49 3745,29 3832,7 3710,5 3510,59 3443,3 3632 3736,57 3930,05 3992,53 4041,64 4080,38 4144,46 ... 4355,32 4355,48 4271,83 4217,99 4164,07 3929,91 3600,86 3626,84 3618,91 3553,6 3485,96 ∑(
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
̂)
̂
(
3598,62 3525,71 3569,08 3467,61 3493,66 3466,85 3486,96 3645,94 3805,43 3695,1 3798,97 3555,48 3547,17 3593,12 3799,2 4037,95 4072,94 4118,73 4127,91 4161,41 ... 4256,29 4330,97 4314,9 4212,07 4097,3 3989,76 3728,94 3628,63 3530,38 3550,12 3360,2
2,9929 935,1364 3201,296 738,2089 3039,317 1842,126 652,8025 1975,803 3616,82 18933,76 7826,941 2015,112 10788,98 1511,654 3922,517 11642,41 6465,768 5942,868 2259,101 287,3025 ... 9806,941 600,7401 1855,025 35,0464 4458,233 3582,023 16404,49 3,2041 7837,561 12,1104 15815,58
̂)
5979,184
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lanjutan Lampiran 10. Perhitungan MSE B. Model SARFIMA ] [ ])48 SARFIMA ([ (no constant)
Model SARFIMA ([ ] [ ])48 (no constant) ̂
No
̂
No
̂)
(
1
0,000376
0,00047
8,93E-09
1
0,000376
0,00047
8,93E-09
2
0,00024
0,000421
3,29E-08
2
0,00024
0,000422
3,34E-08
3
0,000262
0,000361
9,82E-09
3
0,000262
0,000365
1,06E-08
4
0,000284
0,000351
4,42E-09
4
0,000284
0,000356
5,11E-09
5
0,000238
0,000368
1,71E-08
5
0,000238
0,000374
1,85E-08
6
0,000319
0,000313
4,27E-11
6
0,000319
0,000319
3,07E-13
7
0,000251
0,00031
3,46E-09
7
0,000251
0,000315
4,04E-09
8
0,000104
0,000176
5,28E-09
8
0,000104
0,000181
5,94E-09
9
-0,0002
-0,00029
7,5E-09
9
-0,0002
-0,00028
6,75E-09
10
-0,00034
-0,00047
1,83E-08
10
-0,00034
-0,00047
1,77E-08
11
-0,00031
0,000128
1,87E-07
11
-0,00031
0,000127
1,87E-07
12
0,000119
-5,3E-05
2,96E-08
12
0,000119
-4,8E-05
2,79E-08
13
0,000474
0,000171
9,21E-08
13
0,000474
0,000173
9,05E-08
14
0,000364
0,000248
1,36E-08
14
0,000364
0,000245
1,42E-08
15
-0,00024
4,92E-06
5,77E-08
15
-0,00024
8,8E-08
5,54E-08
16
-0,00026
-0,00039
1,78E-08
16
-0,00026
-0,00039
1,8E-08
17
-0,0005
-0,00045
2,22E-09
17
-0,0005
-0,00045
2,05E-09
18
-0,00035
-0,00048
1,63E-08
18
-0,00035
-0,00048
1,65E-08
19
-0,00031
-0,00043
1,65E-08
19
-0,00031
-0,00044
1,71E-08
20
-0,00028
-0,00034
4,43E-09
20
-0,00028
-0,00035
4,98E-09
...
...
...
...
...
...
...
...
181
-0,00043
-0,0003
1,73E-08
181
-0,00043
-0,00027
2,47E-08
182
-0,00031
-0,00029
6,23E-10
182
-0,00031
-0,00031
5,38E-11
183
-0,00028
-0,00029
2,3E-10
183
-0,00028
-0,00027
1,2E-10
184
-9,3E-05
-0,00015
3,58E-09
184
-9,3E-05
-0,00015
2,76E-09
185
-5,3E-05
-4,3E-05
9,97E-11
185
-5,3E-05
-4,6E-05
5,46E-11
186
-7,6E-06
8,92E-05
9,37E-09
186
-7,6E-06
0,000125
1,76E-08
187
0,000593
0,000243
1,22E-07
187
0,000593
0,000241
1,24E-07
188
0,000607
0,000535
5,24E-09
188
0,000607
0,000527
6,35E-09
189
0,000272
0,000353
6,53E-09
189
0,000272
0,000321
2,37E-09
190
0,000226
0,000462
5,56E-08
190
0,000226
0,000465
5,72E-08
191
0,000324
0,000315
8,48E-11
191
0,000324
0,000318
3,74E-11
192
0,000369
0,000417
2,33E-09
192
0,000369
0,000429
3,71E-09
MSE =
∑(
0,000000013
SKRIPSI
̂)
(
̂)
MSE =
∑(
̂)
0,000000013
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lanjutan Lampiran 10. Perhitungan MSE SARFIMA ([ ] [ (constant) ̂
No
SARFIMA ([ ] [ (no constant) ̂)
(
̂
No
])48
̂)
(
1
0,000376
0,000489
1,27E-08
1
0,000376
0,00047
8,93E-09
2
0,00024
0,000431
3,68E-08
2
0,00024
0,000422
3,34E-08
3
0,000262
0,000381
1,42E-08
3
0,000262
0,000363
1,03E-08
4
0,000284
0,000389
1,1E-08
4
0,000284
0,000351
4,44E-09
5
0,000238
0,00041
2,98E-08
5
0,000238
0,000367
1,67E-08
6
0,000319
0,000352
1,04E-09
6
0,000319
0,000312
5,71E-11
7
0,000251
0,000357
1,12E-08
7
0,000251
0,000306
3,07E-09
8
0,000104
0,000211
1,15E-08
8
0,000104
0,000174
4,93E-09
9
-0,0002
-0,00025
2,78E-09
9
-0,0002
-0,00029
7,81E-09
10
-0,00034
-0,00044
9,52E-09
10
-0,00034
-0,00048
1,94E-08
11
-0,00031
0,000149
2,06E-07
11
-0,00031
0,000123
1,84E-07
12
0,000119
-5,9E-05
3,16E-08
12
0,000119
-4,8E-05
2,77E-08
13
0,000474
0,000228
6,08E-08
13
0,000474
0,000167
9,44E-08
14
0,000364
0,000274
8,11E-09
14
0,000364
0,000241
1,52E-08
15
-0,00024
-9,2E-06
5,11E-08
15
-0,00024
2,67E-06
5,66E-08
16
-0,00026
-0,00041
2,49E-08
16
-0,00026
-0,00038
1,63E-08
17
-0,0005
-0,00043
4,36E-09
17
-0,0005
-0,00045
2,2E-09
18
-0,00035
-0,00048
1,64E-08
18
-0,00035
-0,00048
1,59E-08
19
-0,00031
-0,00042
1,37E-08
19
-0,00031
-0,00044
1,68E-08
20
-0,00028
-0,00034
4,76E-09
20
-0,00028
-0,00034
4,56E-09
...
...
...
...
...
181
-0,00043
-0,00032
1,32E-08
181
-0,00043
-0,00033
9,55E-09
182
-0,00031
-0,00025
3,58E-09
182
-0,00031
-0,00029
7,12E-10
183
-0,00028
-0,00025
9,82E-10
183
-0,00028
-0,00029
1,63E-10
184
-9,3E-05
-0,00012
6,76E-10
184
-9,3E-05
-0,00016
4,8E-09
185
-5,3E-05
1,49E-07
2,87E-09
185
-5,3E-05
-3,9E-05
2,18E-10
186
-7,6E-06
0,000108
1,34E-08
186
-7,6E-06
8,29E-05
8,2E-09
187
0,000593
0,000271
1,04E-07
187
0,000593
0,000246
1,2E-07
188
0,000607
0,000562
1,98E-09
188
0,000607
0,000514
8,67E-09
189
0,000272
0,000377
1,1E-08
189
0,000272
0,000381
1,18E-08
190
0,000226
0,000454
5,2E-08
190
0,000226
0,000466
5,75E-08
191
0,000324
0,000335
1,04E-10
191
0,000324
0,000328
1,51E-11
192
0,000369
0,00045
6,72E-09
192
0,000369
0,000405
1,32E-09
MSE =
∑(
0,000000013
SKRIPSI
])48
...
̂)
MSE =
∑(
...
...
̂)
0,000000013
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lanjutan Lampiran 10. Perhitungan MSE ] SARFIMA ([ (constant) ̂
No
])48
[
̂)
(
1
0,000376
0,000488
1,27E-08
2
0,00024
0,000436
3,86E-08
3
0,000262
0,000381
1,43E-08
4
0,000284
0,000377
8,62E-09
5
0,000238
0,000396
2,53E-08
6
0,000319
0,000342
5,24E-10
7
0,000251
0,000338
7,63E-09
8
0,000104
0,000202
9,67E-09
9
-0,0002
-0,00026
3,78E-09
10
-0,00034
-0,00045
1,3E-08
11
-0,00031
0,00014
1,98E-07
12
0,000119
-3,5E-05
2,37E-08
13
0,000474
0,000195
7,8E-08
14
0,000364
0,000258
1,13E-08
15
-0,00024
1,97E-06
5,63E-08
16
-0,00026
-0,00039
1,75E-08
17
-0,0005
-0,00044
2,89E-09
18
-0,00035
-0,00047
1,47E-08
19
-0,00031
-0,00043
1,52E-08
20
-0,00028
-0,00034
4,45E-09
...
...
181
-0,00043
-0,00025
3,12E-08
182
-0,00031
-0,00028
1,07E-09
183
-0,00028
-0,00024
1,56E-09
184
-9,3E-05
-0,00012
6,76E-10
185
-5,3E-05
-2,3E-05
9,47E-10
186
-7,6E-06
0,000145
2,34E-08
187
0,000593
0,000261
1,1E-07
188
0,000607
0,000547
3,65E-09
189
0,000272
0,00033
3,29E-09
190
0,000226
0,000473
6,08E-08
191
0,000324
0,000332
5,54E-11
192
0,000369
0,000451
6,78E-09
MSE =
∑(
...
...
̂)
0,000000013
SKRIPSI
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 11. Perhitungan MSE Outsample A. MSE Outsample Periode Satu Hari Kedepan SARIMA ([2,23,38],1,[1,23])48 (no constant) ̂
No
̂
No (
̂)
])48
(
̂)
1
3377,05
2738,07568
4,08E+05
1
3377,05
3306,681
4951,74
2
3331,11
2769,085925
3,16E+05
2
3331,11
3310,151
439,2713
3
3301,53
2874,389192
1,82E+05
3
3301,53
3336,673
1235,059
4
3275,43
2596,795554
4,61E+05
4
3275,43
3301,357
672,1834
5
3217,46
2700,221418
2,68E+05
5
3217,46
3262,399
2019,541
6
3203,46
2645,502646
3,11E+05
6
3203,46
3204,33
0,757596
7
3193,09
3124,8047
4,66E+03
7
3193,09
3225,658
1060,681
8
3193,46
4980,823828
3,19E+06
8
3193,46
3219,64
685,3767
9
3292,57
-9532,888465
1,64E+08
9
3292,57
3288,549
16,16603
10
3344,08
-3133,322889
4,20E+07
10
3344,08
3502,657
25146,7
11
3337,83
-16846,36119
4,07E+08
11
3337,83
3554,782
47068,26
12
3234,26
4668,53408
2,06E+06
12
3234,26
3414,762
32581,08
13
3102,93
2038,154248
1,13E+06
13
3102,93
3186,896
7050,239
14
2998,834
2390,914525
3,70E+05
14
2998,834
3098,773
9987,784
15
2992,724
-13517,1668
2,73E+08
15
2992,724
3236,579
59465,07
16
3019,896
-6236,357967
8,57E+07
16
3019,896
3291,622
73834,75
17
3069,296
-3100,390649
3,81E+07
17
3069,296
3432,047
131588,3
18
3131,85
-3585,514521
4,51E+07
18
3131,85
3466,763
112166,7
19
3124,425
-4282,105083
5,49E+07
19
3124,425
3487,483
131811
20
3173,146
-2985,787651
3,79E+07
20
3173,146
3672,33
249184,2
...
...
...
...
...
...
...
37
4198,38
5,34412E+07
2,86E+15
37
4198,38
4212,458
198,1816
38
4192,41
6,86673E+07
4,71E+15
38
4192,41
4199,453
49,59962
39
4174,74
7,62660E+07
5,82E+15
39
4174,74
4161,776
168,0601
40
4146,85
2,91730E+08
8,51E+16
40
4146,85
4082,31
4165,45
41
4078,76
2,20963E+11
4,88E+22
41
4078,76
4033,053
2089,148
42
3940,19
3,05061E+07
9,30E+14
42
3940,19
3958,875
349,1367
43
3787,12
2,31199E+06
5,33E+12
43
3787,12
3749,126
1443,514
44
3639,01
3,12458E+06
9,74E+12
44
3639,01
3465,605
30069,33
45
3580,5
2,95273E+04
6,73E+08
45
3580,5
3484,24
9265,949
46
3518,8
1,01366E+06
1,02E+12
46
3518,8
3437,024
6687,38
47
3493,15
9,78157E+05
9,50E+11
47
3493,15
3276,201
47066,96
48
3409,99
1,62939E+06
2,64E+12
48
3409,99
3248,662
26026,59
MSE =
SKRIPSI
SARFIMA ([ ] [ (no constant)
∑(
̂)
MSE =
∑(
̂)
97926884
54808,1
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lanjutan Lampiran 11. Perhitungan MSE Outsample B. MSE Outsample Periode Dua Hari Kedepan SARIMA ([2,23,38],1,[1,23])48 (no constant) ̂
No
̂)
1
3377,05
3306,6814
4951,74
2
3331,11
3310,1512
439,2713
3
3301,53
3336,6734
1235,059
4
3275,43
3301,3565
672,1834
5
3217,46
3262,3993
2019,541
6
3203,46
3204,3304
0,757596
7
3193,09
3225,6581
1060,681
8
3193,46
3219,6397
685,3767
9
3292,57
3288,5493
16,16603
10
3344,08
3502,6571
25146,7
11
3337,83
3554,7822
47068,26
12
3234,26
3414,7623
32581,08
13
3102,93
3186,8957
7050,239
14
2998,834
3098,7729
9987,784
15
2992,724
3236,5786
59465,07
16
3019,896
3291,6215
73834,75
17
3069,296
3432,047
131588,3
18
3131,85
3466,763
112166,7
19
3124,425
3487,4828
131811
20
3173,146
3672,3295
249184,2
...
...
...
85
4684,36
4007,4981
458142
86
4625,23
4003,2528
386855,6
87
4687,735
4012,7147
455652,4
88
4634,625
3921,8687
508021,5
89
4603,165
3857,7042
555711,8
90
4506,523
3808,3962
487381
91
4257,167
3603,9066
426749,2
92
4091,888
3291,7329
640248,2
93
4080,354
3256,2476
679151,4
94
3957,837
3243,3796
510449,4
95
3854,33
3165,2709
474802,4
96
3718,43
3117,6112
360983,2
MSE =
SKRIPSI
(
∑(
̂)
211833
])48
SARFIMA ([ ] [ (no constant) ̂
No
̂)
(
1
3377,05
2738,07568
408288,2
2
3331,11
2769,085925
315871,1
3
3301,53
2874,389192
182449,3
4
3275,43
2596,795554
460544,7
5
3217,46
2700,221418
267535,8
6
3203,46
2645,502646
311316,4
7
3193,09
3124,8047
4662,882
8
3193,46
4980,823828
3194669
9
3292,57
-9532,888465
1,64E+08
10
3344,08
-3133,322889
41956748
11
3337,83
-16846,36119
4,07E+08
12
3234,26
4668,53408
2057142
13
3102,93
2038,154248
1133747
14
2998,834
2390,914525
369566,1
15
2992,724
-13517,1668
2,73E+08
16
3019,896
-6236,357967
85678238
17
3069,296
-3100,390649
38065033
18
3131,85
-3585,514521
45122986
19
3124,425
-4282,105083
54856688
20
3173,146
-2985,787651
37932464
...
...
...
85
4684,36
5,34412E+07
2,86E+15
86
4625,23
6,86673E+07
4,71E+15
87
4687,735
7,62660E+07
5,82E+15
88
4634,625
2,91730E+08
8,51E+16
89
4603,165
2,20963E+11
4,88E+22
90
4506,523
3,05061E+07
9,30E+14
91
4257,167
2,31199E+06
5,33E+12
92
4091,888
3,12458E+06
9,74E+12
93
4080,354
2,95273E+04
6,73E+08
94
3957,837
1,01366E+06
1,02E+12
95
3854,33
9,78157E+05
9,50E+11
96
3718,43
1,62939E+06
2,64E+12
MSE =
∑(
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
̂)
97926884
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 12. Hasil Peramalan Model Terbaik Hari Ke-
1
SKRIPSI
Jam
Ramalan
Batas Bawah
Batas Atas
Data Asli
19.30
4161,78
3622,3514
4701,201
4174,74
00.30
3306,68
3153,1027
3460,26
3377,05
20.00
4082,31
3535,9081
4628,711
4146,85
01.00
3310,15
3122,7872
3497,515
3331,11
20.30
4033,05
3481,1562
4584,949
4078,76
3958,88
3401,1383
4516,612
3940,19
01.30
3336,67
3134,2833
3539,063
3301,53
21.00
02.00
3301,36
3081,5295
3521,183
3275,43
21.30
3749,13
3185,2011
4313,052
3787,12
02.30
3262,4
3024,1052
3500,693
3217,46
22.00
3465,6
2895,6814
4035,528
3639,01
03.00
3204,33
2949,5648
3459,096
3203,46
22.30
3484,24
2908,4883
4059,992
3580,5
03.30
3225,66
2955,8336
3495,483
3193,09
23.00
3437,02
2855,4698
4018,577
3518,8
04.00
3219,64
2935,4365
3503,843
3193,46
23.30
3276,2
2686,8281
3865,574
3493,15
04.30
3288,55
2990,5861
3586,513
3292,57
24.00
3248,66
2654,5228
3842,802
3409,99
05.00
3502,66
3191,5634
3813,751
3344,08
00.30
3183,92
2553,9102
3813,93
3360,89
3180,35
2526,3139
3834,39
3317,91
05.30
3554,78
3231,1039
3878,46
3337,83
01.00
06.00
3414,76
3078,9669
3750,558
3234,26
01.30
3150,19
2478,0988
3822,276
3302,5
06.30
3186,9
2839,4027
3534,389
3102,93
02.00
3118,49
2427,8383
3809,137
3227,98
07.00
3098,77
2739,9642
3457,582
2998,83
02.30
3106,53
2397,256
3815,808
3192,67
07.30
3236,58
2866,8009
3606,356
2992,72
03.00
3040,39
2313,0132
3767,774
3152,32
08.00
3291,62
2911,1908
3672,052
3019,9
03.30
3023,05
2278,0127
3768,091
3139,03
08.30
3432,05
3041,2535
3822,841
3069,3
04.00
3037,14
2274,8775
3799,402
3178,93
09.00
3466,76
3065,8745
3867,652
3131,85
04.30
3145,64
2366,5545
3924,719
3354,48
3344,39
2548,8341
4139,954
3518,89
09.30
3487,48
3076,7473
3898,218
3124,43
05.00
10.00
3672,33
3251,9777
4092,681
3173,15
05.30
3375,6
2563,8829
4187,309
3607,51
10.30
3685,84
3256,0885
4115,595
3217,65
06.00
3245,59
2418,0469
4073,14
3461,76
11.00
3707,79
3268,8396
4146,746
3214,56
06.30
3030,17
2187,0918
3873,251
3316,04
11.30
3591,67
3143,7083
4039,636
3199,56
07.00
2895,8
2033,7814
3757,822
3284,2
12.00
3359,5
2898,2922
3820,716
3136
07.30
3039,1
2160,4094
3917,797
3457,9
12.30
3373,66
2905,7456
3841,584
3134,83
08.00
3124,72
2232,1725
4017,276
3652,39
13.00
3523,05
3051,981
3994,112
3162,79
08.30
3252,31
2345,1184
4159,492
3859,27
13.30
3668,62
3192,8541
4144,384
3186,02
09.00
3291,75
2369,0877
4214,415
3947,66
3345,56
2408,0791
4283,045
4028,89
2
14.00
3562,95
3081,1874
4044,703
3164,89
09.30
14.30
3491,55
3004,4346
3978,661
3150,14
10.00
3527,66
2575,9551
4479,369
4092,03
15.00
3441,98
2949,9459
3934,009
3133,97
10.30
3507,48
2541,6306
4473,331
4130,15
15.30
3458,85
2961,8049
3955,887
3158,96
11.00
3458,57
2477,1047
4440,029
4149,96
16.00
3333,35
2831,2472
3835,444
3189,63
11.30
3380,81
2386,3168
4375,305
4108,61
16.30
3421,31
2914,2439
3928,385
3292,54
12.00
3247,52
2239,2485
4255,79
3890,5
17.00
3601,93
3089,956
4113,897
3453,76
12.30
3245,31
2226,4765
4264,142
3912,23
17.30
3791,61
3274,78
4308,444
3877,15
13.00
3332,04
2304,7854
4359,292
3974,58
3485,21
2448,7196
4521,709
4256,37
18.00
4172,15
3650,4954
4693,803
4174,8
13.30
18.30
4212,46
3686,028
4738,888
4198,38
14.00
3413,41
2367,1285
4459,684
4235,74
19.00
4199,45
3668,2913
4730,614
4192,41
14.30
3329,37
2273,1195
4385,614
4228,19
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lanjutan Lampiran 12. Hasil Peramalan Model Terbaik 15.00
SKRIPSI
3247,89
2182,0347
4313,737
4126,92
15.30
3281,38
2206,2586
4356,494
4116,21
16.00
3185,565
2101,161
4269,969
4052,464
16.30
3263,683
2169,961
4357,405
4038,766
17.00
3431,317
2328,388
4534,247
4108,348
17.30
3628,535
2516,513
4740,557
4468,23
18.00
4013,999
2892,949
5135,05
4682,15
18.30
4007,498
2875,571
5139,425
4684,36
19.00
4003,253
2861,798
5144,708
4625,23
19.30
4012,715
2860,711
5164,719
4687,735
20.00
3921,869
2759,347
5084,39
4634,625
20.30
3857,704
2684,874
5030,534
4603,165
21.00
3808,396
2625,471
4991,321
4506,523
21.30
3603,907
2411,082
4796,731
4257,167
22.00
3291,733
2089,006
4494,46
4091,888
22.30
3256,248
2042,841
4469,654
4080,354
23.00
3243,38
2020,586
4466,174
3957,837
23.30
3165,271
1932,863
4397,679
3854,33
24.00
3117,611
1877,008
4358,215
3718,43
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 13. Perhitungan mencari batas optimal nilai k
SKRIPSI
ytbc
ydiff
0,018128 0,018248 0,01847 0,018402 0,018578 0,018597 0,018535 0,018409 0,017901 0,017379 .............. 0,016189 0,01634 0,016501 0,01666 0,016608 0,01678 0,01665 0,016368 0,015914 0,01514 0,015092 0,015153 0,015152 0,0153 0,015397 0,015497 0,016159 0,016665 0,016605 0,016623 0,016775 0,016937
0,00047 0,000452 0,000442 0,00044 0,000452 0,000414 0,000378 0,000243 -0,00022 -0,00045 ......... -0,00026 5,71E-05 0,000165 0,000229 6,51E-05 0,00024 2,8E-06 -0,00023 -0,00042 -0,0005 -0,00043 -0,00031 -0,00028 -9,3E-05 -5,3E-05 -7,6E-06 0,000593 0,000607 0,000272 0,000226 0,000324 0,000369
hasil nilai d jika k=2 0,00047 0,000452 0,000442 0,00044 0,000452 0,000414 0,000377 0,000242 -0,00022 -0,00045 ............. -0,00026 5,71E-05 0,000165 0,000229 6,51E-05 0,00024 2,8E-06 -0,00023 -0,00042 -0,0005 -0,00043 -0,00031 -0,00028 -9,3E-05 -5,3E-05 -7,6E-06 0,000593 0,000607 0,000272 0,000226 0,000324 0,000369
hasil nilai d jika k=3 0,00046 0,000442 0,000432 0,00043 0,000442 0,000404 0,000367 0,000233 -0,00023 -0,00046 .............. -0,00027 4,71E-05 0,000155 0,000219 5,51E-05 0,00023 -7,2E-06 -0,00024 -0,00043 -0,00051 -0,00044 -0,00032 -0,00029 -0,0001 -6,3E-05 -1,8E-05 0,000583 0,000597 0,000262 0,000216 0,000314 0,000359
PERBANDINGAN MODEL TIME ...
ARINA DINI YUANTI