ADI PRAYUDA THE LOVINK (Ada CINTA dalam TINTA)
Penerbit ROMPIS Press 1
THE LOVINK (Ada CINTA dalam TINTA)
Oleh: Adi Prayuda Copyright © 2012 by Adi Prayuda
Penerbit Rompis Press
[email protected]
Desain Sampul: Reza “Kecenk” Bakhtiar
Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com 2
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2002 tentang hak cipta Pasal 2 1. Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang hak Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketentuan Pidana Pasal 72 1. Barang siapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). 2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
3
DAFTAR ISI Cover Ucapan Terimakasih Daftar isi Teruntukmu Gantungan Pakaian Seratus Rupiah Aku Berjalan Anak Kecil, Kalian Membuatku Iri Dari Mana? Titipan Pagi Dilarang atau Terimakasih Antara Positif dan Tak-Negatif Yang Sudah Selesai, ya Selesai Memudahkan atau Membutakan Mimpi dan Angin Bukan Hal yang Sama Naik Becak..Ayo Melambat Aku, DR 6830 AL, dan Klakson Getar Hatiku Daerahku, Daerahmu Peluitmu, Deritaku Tak Lelahkah We have to be Rich Not only be a Giver Telah Cukup Baginya 4
1 4 6 11 14 18 23 27 32 37 39 43 47 49 53 58 61 66 70 73 77 82 85 88 92
Life is only Life Catatan Pada Suatu Pagi Lovember 9 = Cermin Asimtot (Mendekat tetapi tidak Menyatu) Antara Sesungguhnya Tuhan tidak Murka 21 Desember 2012 : Hari Semangat! Aku Tahu Tuhan, Aku Ingin Santai Saja Keinginanku dan Kehendak-Mu Alle Anfang ist Schwer Serendah Iri Hati, Setinggi Kesombongan Wahai Engkau Waktu Semakin Dilupakan, Semakin Muncul Sandal Jepit Sandal Kita Bersama Ada Saatnya Jangan Baca Tulisan Ini! Diferensiasi - Fungsi = Sensasi Seperti Hadirnya Pake Tangan Manis donk! Nasi Goreng Terenak Cintaku Bercara Si Kecil yang Nakal Berguru pada Bambu Hujan Doamu 3R + 1R = 4R Ngapain Nyuci Motor, Nanti Hujan Lho?! 5
94 98 102 104 109 112 115 118 122 124 127 129 133 137 139 143 146 148 151 157 159 162 166 169 175 180 182 188
Ketika Kita Berbicara Dan Tidurlah Diamku Tentang Penulis
192 195 198 200
6
Teruntukmu... Gresik, 20 Juni 2010
Ada selembar hati yang secara perlahan masuk mengisi celah hati Bersemayam di dalamnya dengan penuh keanggunan Mengetuk-ngetuk dengan halus melalui senyum yang tak mungkin terlupa Mengguncangkan logikaku dengan sepercik tatapan yang sulit terhapus begitu saja.. Aku terjatuh... Tak tahu kapan tepatnya Tak tahu juga bagaimana bisa terjadi Tak habis pikir, bahkan kedua kakiku tampak masih sangat kuat Masih cukup tegar untuk menopang tubuhku, tetapi tidak hatiku.. Kumenatap langit yang tergurat pesona warna Membius mataku yang berteman keangkuhan
7
Bias syamsu damaikan hati yang sedari tadi diisi oleh riuh rendah kicau burung sore hari Entah berapa lama lagi aku disini Mencoba berdiri di atas keputusanku sendiri Tegar berjalan meniti waktu Dan jika suatu saat nanti aku bertanya.. Itu hanya karena tidak ingin ada yang membusuk karena terlalu lama terpendam Dan tidak ingin ada yang membatu karena terlalu lama membeku.. Jika hatimu ragu, Aku akan menunggu, tapi dengan batas waktu.. Jika hatimu resah, Aku pun turut gelisah, Berusaha untuk tidak pasrah.. Jika satu hari nanti kepastian itu datang dari lubuk hatimu yang dalam itu Aku pastikan masih ada ruang di hati ini
8
Entah untuk kau tempati atau hanya untuk kau singgahi Karena engkau adalah jalan bagiku untuk melihat begitu sederhananya kasih itu..
9
Gantungan Pakaian Gresik, 15 April 2010, 23.20 WIB
Sambil berbaring di tempat tidur, aku memandangi gantungan pakaian yang terpasang di pintu kamarku. Warnanya merah dan dua paku besar sudah cukup menopangnya agar dapat berfungsi dengan baik. Jaket, celana panjang, baju kemeja, sabuk, beberapa kaos oblong, dan celana pendek berdesak-desakan untuk dapat menempati tempat yang sangat terbatas. Mungkin salahku juga yang tidak segera mencuci pakaian yang sudah beberapa kali dipakai. Namun, derasnya hujan membuatku malas melakukan aktivitas pencampuran air dan minyak yang didamaikan oleh detergen itu. Alhasil, aku menjadi khawatir terhadap kekuatan gantungan pakaian yang sedang aku pandangi saat ini. Gantungan pakaian, yang kebanyakan terbuat dari bahan logam dan plastik, tentu saja memiliki kapasitas beban maksimum. Bila beban yang diberikan melebihi kapasitas beban maksimum yang dimiliki sebuah gantungan pakaian, maka dapat dipastikan pakaian kita akan patuh 10
kepada gaya gravitasi dan mendarat dengan mulus di lantai. Namun, tentu saja kapasitas beban maksimum ini tidak tertulis dalam suatu buku petunjuk penggunaan barang saat kita membeli gantungan pakaian. Kapasitas ini bersifat tersirat dan besarnya berbeda untuk tiap jenis gantungan pakaian. Sedikit bercerita tentang pakaian. Interaksi kita dengan beberapa orang dalam suasana yang berbeda-beda menuntut kita untuk memiliki beberapa jenis pakaian. Ada yang biasa digunakan kuliah, kerja, ngapel, ngepel, olahraga futsal atau basket, pergi nge-band, pergi ke acara ulang tahun atau pesta nikahan, pergi ke tempat ibadah, dan beberapa aktivitas lain yang memerlukan pakaian khusus. Aku sendiri sangat simple dalam berpakaian. Aku lebih senang menggunakan kaos oblong dan celana jeans dalam beberapa akivitas. Namun, tidak semua orang sesimple ini, kan? Bahkan ada yang harus berganti pakaian beberapa kali dalam satu hari. Mungkin karena tuntutan profesi. Beragamnya jenis pakaian inilah yang biasanya menjadi beban tersendiri bagi gantungan pakaian di kamar kita. 11
Beban pakaian yang melampaui kapasitas beban maksimum gantungan pakaian membuat kita mengeluarkan energi tambahan berupa tindakan perbaikan atau pembelian barang baru. Tentu saja hal seperti ini tidak kita inginkan bersama. Oleh karena itu, kita harus memerhatikan keseimbangan kedua parameter diatas. Terkadang terjadi, dalam hidup ini, beban yang ada melebihi kapasitas beban maksimum yang tersedia, maka kerusakan tidak dapat dielakkan. Kita menjejalkan begitu banyaknya beban dalam pikiran, sehingga tidak jarang muncul rasa jenuh. Tidak sedikit juga yang mengalami stress dan depresi. Belum lagi, kecerobohan kita membeli gantungan pakaian yang berkualitas buruk atau cepat rusak. Terkadang pula kita salah tempat menggantungkan sesuatu, sehingga kebahagiaan menjadi jauh dari jangkauan. Kebahagiaan adalah hak semua makhluk, namun tetap saja tidak semua orang dapat merasakannya setiap saat. Seringkali kita kecewa, sedih, dan marah. Mungkin semua rasa itu datang karena kita menggantungkan sesuatu pada tempat yang salah. Kita sedih karena menggantungkan harapan dan mimpi pada tempat yang rapuh. Kita 12
menjadi marah karena telah menggantungkan keinginan yang besar pada tempat yang kecil dan sempit. Menggantungkan rezeki pada orang yang punya sedikit uang lebih banyak tidak jarang berujung pada kekecewaan. Perlukah dibuktikan lagi bahwa ada Yang Maha Besar dan Maha Pemurah? Masihkah disangsikan lagi keberadaanNya? Aku tidak bermaksud menggurui. Seringkali aku lupa dan khilaf. Harapan, mimpi, dan keinginan jatuh karena tergantung pada tempat yang tidak kokoh. Dan aku tidak ingin hal seperti ini terjadi berulang kali pada kita semua. Kita boleh berharap, bermimpi, dan memiliki keinginan yang besar. Tidak ada seorang pun yang melarang dan jangan pernah marah bila ada teman yang berkata, “Jangan terlalu berharap, nanti kecewa!” Teman kita itu sedang mengingatkan kita bahwa jangan sampai meletakkan semua harapan itu pada tempat yang rapuh, pada tempat yang akan membuat kita kecewa. Berterimakasihlah padanya dan pada-Nya. Sebagai penutup catatan ini, mudah-mudahan kita semua semakin mahir dalam berkeinginan dan mahir pula “menggantungkannya” di tempat yang tepat dan kuat. 13
Aku Berjalan... Surabaya, 16 April 2011
Aku sedang berjalan... Menapaki jalan yang terkadang... Terkadang lurus Terkadang terjal Terkadang berliku Terkadang curam Terkadang licin Terkadang berbatu dan terkadang aku pun berhenti untuk menghela napas sejenak Ada yang tetap melaju sambil melambaikan tangan, mengajakku untuk terus berjalan bergabung dengannya Ada juga yang menepuk pundakku seraya berkata, "Istirahat dulu saja sebentar, disini sejuk, belum tentu kita dapatkan tempat seperti ini lagi di 14
depan sana!" Masih beristirahat dan sambil meneguk segelas air, aku melihat raut-raut wajah Ada yang tampak tegang dan terus berjalan ke depan tanpa menoleh sedikitpun ke kiri dan kanan.. Ada juga yang melompat-lompat kegirangan tanpa memperhatikan langkah kakinya.. Ada yang santai sambil memasukkan tangannya di saku celana dan tak hentinya tersenyum, seolah-olah dia tahu betul medan yang akan dilaluinya.. Ada yang berlari kencang sambil sesekali mengelap wajahnya yang penuh dengan butiranbutiran keringat.. Ada yang berjalan cukup lambat, dan terus mengeluh, "Untuk apa melanjutkan perjalanan ini? Aku capek, aku ingin berhenti! 15
Tidak ada seorang pun yang tahu pasti apa yang ada di depan sana. Untuk apa ini semua??" Ada juga yang dengan hati-hatinya berjalan sambil bibirnya bergumam, "Satu..dua..tiga..empat..lima..enam..tujuh..d elapan" Ada juga yang baru saja terjatuh karena kakinya tersandung batu, namun dengan segera bangkit dan melanjutkan perjalanan.. Ada juga yang sedang menangis memegang kakinya yang terkilir.. Aku masih menatap raut-raut itu, Entah aku harus meniru salah satu raut itu atau memilih menciptakan sendiri raut yang khusus, Tak berapa lama seseorang yang ada di sampingku, yang menepuk pundakku itu berkata, "Teruslah berjalan, sesekali engkau boleh berhenti seperti ini bila lelah, namun pastikan, berjalanlah dengan dua hal,
16
agar langkahmu terasa ringan, yaitu kakimu dan hatimu. Mungkin kita akan dipertemukan di tempat peristirahatan yang lain, walaupun jalan yang kita tempuh berbeda, namun aku yakin kita sedang menuju cahaya yang sama!"
17
Tentang Penulis Penulis lahir di Mataram dan berulang tahun setiap tanggal 20 September. Anak pertama dari tiga bersaudara yang kini berdomisili di Keputih, Surabaya. Sempat mengenyam pendidikan di Yayasan Kabar Baik Cianjur, SLTPN 6 Mataram, SMAN 5 Mataram, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dengan mengambil jurusan kimia (bukan teknik kimia). Sangat menyukai kegiatan membaca buku, tulis-menulis, bermain basket, dan bermain gitar. Penulis dapat dihubungi melalui email di:
[email protected].
18