Menyejukan Relung Hati
TIPS PRAKTIS
Waspada darah tinggi Sering kali ini dikaitkan dengan nyeri kepala atau kaku leher, meskipun darah tinggi tidak selalu diikuti dengan nyeri kepala atau kaku leher. Banyak penderita darah tinggi yang tensinya melebihi 200 mmhg (sistolik) tidak merasa apa-apa, sebaliknya ada yang tensinya normal 120 mmhg (sistolik) mengalami kaku leher atau nyeri kepala. Ini terjadi karena nyeri kepala sendiri penyebabnya banyak salah satunya darah tinggi, justru darah tinggi yang tanpa ada rasa atau tidak merasa apa-apa ini yang lebih berbahaya karena alarm badan kita tidak jalan sehingga badan kita tidak memberitahu kalau tensinya sedang naik. Kapan dikatakan darah tinggi? ketika diukur tekanan darahnya untuk sistolik melebihi 140 mmHg dan atau diastoliknya melebihi 95 mmHg. Seperti diketahui setiap di ukur tekanan darah biasanya akan diberitahu berapa per berapa maksudnya tekanan sistolik/diastolik. Darah tinggi bisa karena tekanan sistoliknya yang tiggi atau diastoliknya yang tinggi atau keduaduanya tinggi. Mengapa darah tinggi berbahaya? karena tensi yang tinggi ini lama kelamaan akan berakibat buruk ke organ lain misal-
nya jantung, ginjal atau pecahnya pembuluh darah diotak yang berakibat stroke. Penyebabnya bisa bermacam macam, bisa karena gaya hidup yang salah, pola makan terlalu banyak lemak dan garam, kurang olah raga atau karena penyakit di jantung dan ginjal. Kalau sudah terkena darah tinggi harus rajin kontrol tekanan darahnya, karena ada tipe darah tinggi yang kalau obatnya habis tensinya akan naik lagi jadi harus minum obat terus, kalau tidak terlalu tinggi tensinya misal 140 mmHg sistolik sering masih bisa dikendalikan tanpa obat hanya dengan mengatur pola makan yaitu garam dibatasi, hindari daging ganti ikan air tawar perbanyak sayur dan buah, sebaiknya minyak gorengnya sekali pakai saja atau memakai minyak jagung, rekreasi, olah raga ringan, hindari stres. Akan lebih baik jika bisa dilakukan chek untuk mengetahui ada penyebabnya atau tidak misal diperiksa kolesterol, trigliserida, gula darah, fungsi ginjalnya dan jantung diperiksa dengan EKG apakah sudah ada efek jantung atau belum. Kalau rajin kontrol dan minum obat tensipun bisa dikendalikan dan masih bisa menikmati hidup walaupun dengan sedikit pembatasan. Karena kompleknya darah tinggi maka harus rajin memeriksakan kesehatan jantung ke dokter terutama dokter spesialis jantung.
INFO SASETA
Tetap Salam, Senyum, Tanya Kita tidak pernah bisa menduga apa yang akan terjadi di akhir hari. Mengawali hari dengan hati riang dan semangat menjulang, kadang bisa diakhiri dengan bersungut-sungut atau marah oleh sebab berbagai macam hal. Semangat dan keriangan yang tadinya dirasakan penuh, seolah-olah terkikis habis oleh satu atau dua kejadian yang dialami. Rasanya, keseluruhan hari itu menjadi begitu buruk oleh sebab peristiwa yang dialami di ujung hari.Namun kita harus senantiasa sadar dan
ingat, bahwa kita memiliki tugas yang mulia. Pelayanan maksimal yang kita berikan kepada pasien akan memberi dorongan motivasi mereka untuk sembuh. Kekuatan motivasi ini mampu merubah yang pesimis jadi optimis. Senantiasa kita mengingatkan bahwa SASETA (Salam, Senyum, Tanya) bertujuan menjembatani komunikasi antara petugas dan penderita. Jangan sampai perasaan kesal kita menjadikan keikhlasan kita menguap begitu saja. Lakukan SASETA untuk mencapai Layanan Sepenuh Hati (LSH).
BULETIN BINROH ISLAM RSUD DR. SOETOMO Jumat, 4 Januari 2013 / 21 Shafar 1433
Adab Terhadap Diri Sendiri
S
eorang muslim pastinya sangat memahami bahwa keselamatan dan kebahagiannya di dunia maupun di akhirat sangatlah ditentukan oleh kebersihan jiwanya, kesucian dan kemuliaan jiwanya dan sampai sejauh mana dia mendidiknya dengan adab-adab Islam. Sebagaimana kesengsaraan dirinya sangat ditentukan oleh kerusakan dan kekotoran jiwanya. Karenanya lazim atas seorang Muslim untuk mendidik dirinya sendiri, mensucikan dan membersihkan jiwanya, menjauhkannya dari hal yang bisa menodai dan mengotorinya baik itu berupa keyakinan yang rusak, maupun perkataan dan perbuatan maksiat. Firman Allah SWT. : “Sesungguhnya beruntunglah orang yang men-
sucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mnegotorinya.” (Q.S As'Syams:9-10) Diantara langkah-langkah yang dilakukan untuk mendidik jiwa dalam memperbaikinya serta mensucikannya adalah : Taubat. Yaitu menghindarkan diri dari segala bentuk maksiat, mentesali dosa-dosa yang telah dilakukan dan berazam untuk tidak kembali kedalam lumpur dosa pada sisa-sisa umur yang ada. Firman Allah SWT. : “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai…” (Q.s AtTahrim:8)
itu dengan ibadah.Beliau pernah mengakhirkan shalat Maghrib sampai nampak dua bintang dilangit, lalu beliau membebaskan dua orang budak.Ataupun Abu Thalhah yang pernah disibukkan oleh kebunnya dari shalatnya (telat), lalu beliau mengeluarkan shadaqah dari kebunnya itu. - Muhasabah. Yaitu mengintropeksi diri dalam pelaksanaan perintah Allah dan meninggalkan laranganNya. Baik itu muhasabah harian, mingguan, bulanan maupun tahunan. bagaikan seorang pedagang yang mengecek dagangannya diakhir bulan apakah ia mengalami rugi atau untung. Firman Allah SWT. : “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperlihatkan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. AlHasyr: 18 )
BULETIN EMBUN Diterbitkan oleh Binroh Islam RSUD Dr. Soetomo Penasehat : 1. Direktur - Dr. Dodo Anondo MPH. 2. Dekan FK UNAIR - Prof. Dr. Agung Pranoto, dr. M.Kes, Sp.PD KEMD FINASIM Penanggung Jawab : Dr. H. Imam. Susilo, dr. Sp. PA. Pimpinan Redaksi : dr. H. Wijoto, Sp.S (K) Dewan Redaksi : Tim Kreatif Alamat : Jl. Prof. Moestopo 6-8 Surabaya telp. (031) 5501173
KISAH TELADAN
- Muraqabah. Yaitu membawa jiwa pada kondisi selalu merasa diawasi dan diintai oleh Allah SWT. setiap saat, dimanapun dan kapanpun. Firman Allah SWT. : “Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu” (Q.S An-Nisa : 1) - Mujahadah. Yaitu mengarahkan jiwa dengan sungguh-sungguh kepada keta'atan dan kebaikan serta menekan dan melawannya dari berbuat keburukan dan kemaksiatan. Firman Allah SWT. : “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami” (Q.S. AlAnkabut:69) Mu'aqabah. Yaitu memberikan sangsi kepada diri bila lalai melakukan suatu kebaikan atau tidak sempurna menunaikannya. Seperti halnya Abdullah Ibnu Umar, bila ketinggalan berjama'ah shalat, beliau selalu menghidupkan seluruh malam hari
Surat Imam Al-Ghazali kepada Salah Seorang Muridnya
W
ahai anak! Nasehat itu mudah, yang sulit adalah menerimanya; karena terasa pahit oleh hawa nafsu yang menyukai segala yang terlarang. Terutama dikalangan penuntut ilmu yang membuang-buang waktu dalam mencari kebesaran diri dan kemegahan duniawi. Ia mengira didalam ilmu yang tak bersari itulah terkandung keselamatan dan kebahagiaan, dan ia menyangka tak perlu beramal. Inilah kepercayaan filsul-filsuf. Ia tidak tahu bahwa ketika ada pada seseorang ilmu, maka ada yang memberatkan, seperti disabdakan Rasulallah saw: “Orang yang berat menanggung siksa di hari kiamat ialah orang yang berilmu namun tidak mendapat manfaat dari ilmunya itu.” Wahai anak! Janganlah engkau hidup dengan kemiskinan amal dan kehilangan kemauan kerja. Yakinlah bahwa ilmu tanpa amal semata-mata tidak akan menyelamatkan orang. Jika disuatu medan pertempuran ada seorang yang gagah berani dengan per senjataan lengkap dihadapkan dengan seekor singa yang galak, dapatkah senjatanya melindungi dari bahaya, jika tidak diangkat, dipukulkan dan ditikamkan? Tentu saja tidak akan menolong, kecuali diangkat, dipukulkan dan ditikamkan. Demikian pula jika seseorang membaca dan mempelajari seratus ribu masalah ilmiah, jika tidak diamalkan maka tidaklah akan mendatangkan faedah. Wahai anak! Berapa malam engkau berjaga guna mengulangulang ilmu, membaca buku, dan
engkau haramkan tidur atas dirimu. Aku tak tahu, apa yang menjadi pendorongmu. Jika yang menjadi pendorongmu adalah kehendak mencari materi dan kesenangan dunia atau mengejar pangkat atau mencari kelebihan atas kawan semata, maka malanglah engkau. Namun jika yang mendorongmu adalah keinginan untuk menghidupkan syariat Rasulallah saw dan mensucikan budi pekertimu serta menundukkan nafsu yang tiada henti mengajak kepada kejahatan, maka mujurlah engkau. Benar sekali kata seorang penyair, “Biarpun kantuk menyiksa mata, Akan percuma semata-mata jika tak karena Alloh semata”. Wahai anak! Hiduplah sebagaimana maumu, namun ingat! bahwasanya engkau akan mati. Dan cintailah siapa yang engkau sukai, namun ingat! engkau akan berpisah dengannya. Dan berbuatlah seperti yang engkau kehendaki, namun ingat! engkau pasti akan menerima balasannya nanti.
Menyejukan Relung Hati
TIPS PRAKTIS
Pengertian Hepatitis Hati atau hepar adalah salah satu organ penting dalam tubuh manusia. Organ ini berfungsi memecah zat makanan, menyimpan energi, menyimpan mineral, menyaring darah, menghilangkan racun (detoksifikasi), dan banyak lagi fungsinya. Pengertian Hepatitis. Hati dapat mengalami gangguan. Salah satu yang tersering adalah peradangan hati. Disebut juga hepatitis. Pada peradangan hati, terjadi kerusakan sel hati dan struktur di sekitarnya. Jika berlangsung kronis, sel hati hilang diganti jaringan ikat (terjadi serosishepar). Lama kelamaan dapat menjadi kanker hati. Peradangan hati dapat disebabkan oleh berbagai hal. Paling sering adalah karena virus hepatitis. Virus tersebut terdiri dari berbagai macam tipe, antara lain virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Masih banyak jenis yang lain, tapi kelima virus ini menarik perhatian karena memberikan gejala yang lebih parah, dapat menimbulkan kematian, dan potensial menyebar; terutama hepatitis B dan C. Penyebab lain peradangan hati adalah sel imun tubuh menyerang sel hati (autoimun), obat-obatan (misalnya overdosis parasetamol), racun makanan (aflatok-
sin), alkohol, atau penyumbatan saluran empedu. Gejala hepatitis adalah demam ringan, lemas, mual, muntah, nafsu makan hilang, kuning pada kulit dan mata (ikterus), warna kencing seperti teh pekat, kehilangan berat badan, dll. Pada kebanyakan kasus, hepatitis dapat sembuh sendiri (hepatitis akut), terutama pada hepatitis akibat virus hepatitis A. Pada beberapa kasus lainnya, hepatitis akan terus berlanjut (hepatitis kronis). Pengobatan hepatitis tergantung penyebabnya. Jika karena virus hepatitis A, maka virusnya biasanya akan lenyap setelah beberapa waktu. Jika karena hepatitis virus B atau C, dipertimbangkan pemberian antivirus dan interferon. Jika sudah terjadi sirosis, maka pengobatan yang banyak dilakukan adalah cangkok hati. Saat ini, karena tingginya angka kejadian virus hepatitis B di Indonesia, maka pemerintah menyediakan vaksin gratis hepatitis B bagi anak baru lahir. Apabila ada masalah di hepar Anda maka periksakan ke dokter terutama dokter spesialis penyakit dalam.
INFO SASETA
Sebarkan Salam Nabi Muhammad SAW bersabda, ''Kalian tak akan masuk surga sampai kalian beriman dan saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan satu amalan bila dilakukan akan membuat kalian saling mencintai? Yaitu, sebarkanlah salam di antara kalian.'' (HR Muslim dari Abi Hurairah). Menyebarkan salam berarti menyebarkan kedamaian. Sebab, kata salam mengandung makna kedamaian, keselamatan, dan keamanan. Karena itu, orang yang mengucapkan salam pada hakikatnya mengucapkan
doa terhadap orang yang diberi salam agar senantiasa mendapat kedamaian, kasih sayang, dan berkah dari Allah SWT. Usahakanlah setiap bertemu dengan para pasien ucapkanlah salam. Salam yang kita ucapkan akan menghilangkan jarak antara petugas dengan penderita yang pada akhirnya mampu memberikan motivasi sembuh kepada pasien. Maka sebarkanlah salam berikanlah kedamaian kepada para penderita dengan melaksanakan SASETA (Salam, Senyum, Tanya)
BULETIN BINROH ISLAM RSUD DR. SOETOMO Jumat, 11 Januari 2013 / 28 Shafar 1433
Berkeluh kesahlah hanya Kepada Allah
S
aat sedih dan suntuk menghampiri. Saat banyak dosa dan maksiat membuat sesak. Saat banyak hal yang dicita-citakan dan diinginkan. Saat ada sesuatu yang sangat ditakutkan dan dikhawatirkan. Bersimpuhlah di hadapan AlRahman (Dzat Maha Pengasih dan Penyayang). Tunjukkan kebutuhan dan kelemahanmu. Adukanlah berbagai keluh kesah dan hajatmu. "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku." (QS. Yusuf: 86). Benar, kepada Allah semata engkau haturkan semuanya, bukan kepada seseorang-pun selain-Nya. Jika engkau melakukan itu pasti Allah mendengar keluh kesahmu dan mengabulkan doamu sebagaimana telah dikabulkan doa-doa para nabi dan manusia pilihan terdahulu. Adalah Nabi Ayyub 'Alaihis Salam melaporkan kondisinya kepada Allah, Tuhannya dan tuhan kita semua. Beliau berdoa, "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang." (QS. Al-Anbiya': 83) maka Allah mendengarkan keluh kesahnya dan mengabulkan doanya serta menghilangkan penyakitnya. "Maka Kami pun memperkenankan
seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah." (QS. Al-Anbiya': 83) Sejarah telah mencatat, seorang wanita lemah mengadu kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam tentang suaminya, lalu Allah mendengarkan keluh aduannya. Allah turunkan jawabannya dalam beberapa ayat yang senantiasa dibaca sampai hari kiamat. "Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang memajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS. AlMujadilah: 1) Sesungguhnya Allah suka mendengar hamba-Nya yang berkeluh kesah dan mengadu kepada-Nya. Sebaliknya, Dia murka jika hamba berkeluh kesah dan mengadu kepada makhluk-Nya. Ibnul Qayyim berkata, "Allah menginginkannya agar ia menundukkan dan merendahkan diri kepada-Nya. Allah Ta'ala murka kepada orang yang berkeluh kesah kepada makhluk-Nya.
BULETIN EMBUN Diterbitkan oleh Binroh Islam RSUD Dr. Soetomo Penasehat : 1. Direktur - Dr. Dodo Anondo MPH. 2. Dekan FK UNAIR - Prof. Dr. Agung Pranoto, dr. M.Kes, Sp.PD KEMD FINASIM Penanggung Jawab : Dr. H. Imam. Susilo, dr. Sp. PA. Pimpinan Redaksi : dr. H. Wijoto, Sp.S (K) Dewan Redaksi : Tim Kreatif Alamat : Jl. Prof. Moestopo 6-8 Surabaya telp. (031) 5501173
KISAH TELADAN
da para makhluk agar mereka menolongnya, memberi rizki kepadanya, atau memberi petunjuk kepadanya pasti ia akan menundukkan hatinya kepada mereka. Sehingga dalam dirinya ada ubudiyyah (penyembahan) kepada mereka sedakar dengan hal itu." (Al-'Ubudiyyah, Ibnu Dia suka kepada orang yang menghaturkan Taimiyyah: 87) problemnya kepada-Nya. Dikatakan kepaNamun demikian, tidak mengapa da sebagian mereka: Bagaimana kamu menyampaikan keluh kesah dan mengungmengadu kepada-Nya semenntara tidak ada kapkan kebutuhan Anda kepada orangsesuatu yang tertutupi darinya? Maka ia orang yang memiliki kehormatan yang menjawab: Tuhanku ridha kepada sikap bersamaan dengan itu, ia memperbagus rendah diri hamba kepada-Nya." ('Uddah tawakkalnya dan memperkuat keterganal-Shabirin wa Dzahirah al-Syakirin: 36) tungannya kepada Allah Tabaraka wa Saat engkau datang dan mengadukan Ta'ala. Ini berlaku dalam urusan duniawi keluh kesah kepada Allah, engkau harus me- yang mereka mampu mewujudkannya. Kangenakan perhiasan sabar. Tidak mengadu rena Allah telah ciptakan mereka bermakepada makhluk bersama Allah. Jangan syarakat dan menjadikan sebagian mereka pernah bosan dan marah. Karena engkau membutuhkan kepada sebagian yang lain. mengadu kepada Pencipta yang Maha Pe- "Kami telah menentukan antara mereka penyayang, Pengasih, dan Berkuasa atas sega- nghidupan mereka dalam kehidupan dunia, la sesuatu. Engkau tidak sedang mengadu dan Kami telah meninggikan sebahagian kepada makhluk lemah yang tak kuasa mereka atas sebahagian yang lain beberapa menghadirkan kemanfaatan dan meng- derajat, agar sebahagian mereka dapat memhindarkan kemudharatan untuk dirinya. pergunakan sebahagian yang lain." (QS. AlUmar Radhiyallahu 'Anhu berkata, Zukhruf: 32) "berkeluh kesah kepada makhluk tidak lain Semoga Allah memberikan taufik-Nya akan membuat sedih saudaramu atau mem- kepada kita untuk senantiasa memperbagus buat gembira musuhmu." (Muhadharaat al- keimanan kita, menguatkan tawakkal dan Udaba' wa Muhawaraat al-Syu'ara' wa al- ketergantungan kepada-Nya semata, mebulaghaa', Al-Asfahani: 524) ningkatkan ketaatan untuk-Nya, dan menIbnu Taimiyah berkata: "Dan setiap jauhkan kita dari bermaksiat terhadap-Nya. orang yang menggantungkan hatinya kepa- Wallahu Ta'ala A'lam.
Imam Nawawi – Ulama Sejati Pecinta Ilmu Ilahi
Y
ahya bin Syarf An Nawawi, atau lebih dikenal dengan Imam Nawawi adalah ulama Syafi'iyah yang sudah sangat ma'ruf di tengah-tengah kita. Keseharian aktivitas beliau menunjukkan bahwa beliau adalah orang yang menjaga waktu dengan baik, diisi dengan hal-hal yang manfaat. Sampai di jalan pun, beliau masih sempat baca dan muthola'ah (mengkaji) kitab, bahkan waktu makan pun dikurangi gara-gara ingin belajar. Subhanallah … Sebagaimana diceritakan oleh murid Imam Nawawi, Ibnu 'Athoor, ia menceritakan perkataan gurunya sendiri bahwasanya beliau adalah orang yang tidak pernah menyia-nyiakan waktu, baik saat malam atau siang hari. Waktunya hanya disibukkan dengan ilmu. Sampai pun di jalan beliau terus mengulang-ngulang pelajaran atau menelaah beberapa bahasan. Beliau terus punya kebiasaan seperti itu selama 6 tahun. Kemudian setelah itu, beliau lebih banyak menghabiskan waktu untuk menulis, mengambil faedah, memberi nasehat
dan menyebarkan kebenaran. Dalam hal makan, beliau hanya makan sekali setelah shalat 'Isya' dan sekali minum ketika waktu sahur. Beliau pun punya pantangan memakan buah-buahan. Ia berkata bahwa ia takut kurang semangat dan malah banyak tidur.” (Dinukil dari Sholahul Ummah fii 'Uluwwil Himmah, Dr. Sa'id bin Husain Al 'Afaaniy, terbitan Muassasah Ar Risalah, 4: 175). Catatan: Mengurangi makan dan minum tentu saja tergantung keadaan setiap orang, begitu pula halnya dengan menikmati buah-buahan. Jangan sampai meninggalkannya memudhoroti diri sendiri. Sebagian orang ada yang punya pantangan demikian karena khawatir malah tidak semangat dalam menjalankan aktivitasnya. Jadi, apa yang menjadi pantangan bagi Imam Nawawi, belum tentu pantangan bagi yang lain. Moga Imam Nawawi bisa jadi teladan untuk kita dalam memanfaatkan waktu dalam kebaikan, dengan mengisi hari-hari dengan ilmu, amal dan dakwah.
Menyejukan Relung Hati
TIPS PRAKTIS
Tanda-tanda darah tinggi Tekanan darah manusia normalnya sebesar 120/80 mmHg. Tekanan darah di atas 140/90 mmHg termasuk dalam kategori darah tinggi (hipertensi). Sedangkan tekanan darah diantara nilai tersebut dianggap daerah antara (prehipertensi). Check up rutin. Sebagian besar penderita darah tinggi tidak menyadari bahwa dia sedang menderita darah tinggi. Hal ini karena tanda-tanda darah tinggi kadangkadang tidak khas. Baru setelah memeriksakan diri ke dokter, penyakit tekanan darah tingginya ketahuan. Oleh karena itu, setiap orang sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan rutin (check up) tekanan darah. Tanda-tanda darah tinggi biasanya berupa sakit kepala dan tegang di tengkuk, terutama setelah mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam. Tapi tidak semua penderita mengalami gejala seperti ini. Jika tekanan darah naik sangat tinggi, maka sering penderita akan merasakan sakit kepala hebat, lelah dan bingung, gangguan penglihatan, nyeri dada, susah bernapas, denyut jantung tidak beraturan, mual dan muntah, dan lain-lain. Tekanan darah yang naik sangat tinggi
BULETIN BINROH ISLAM RSUD DR. SOETOMO Jumat, 18 Januari 2013 / 6 Rabiul Awal 1433
Waspadai Kebiasaan Berdusta sangat berbahaya, karena dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah otak (stroke) yang dapat berakibat cacat permanen. Tanda-tanda strok bisa antara lain berupa lumpuh sebelah tubuh, gangguan penglihatan, gangguan mental, dan lain sebagainya. Bahkan, jika pembuluh darah yang pecah tergolong besar, dapat berakhir fatal/kematian. Untuk mengobati darah tinggi, perlu dilakukan perubahan pola makan. Penderita hendaknya menghindari makanan yang banyak mengandung garam dan lemak. Selain itu, bagi penderita gemuk dianjurkan untuk menurunkan berat badannya. Penderita juga dianjurkan olahraga secara teratur. Dokter juga biasanya akan memberikan obat-obatan antihipertensi. obat-obatan biasanya diminum dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu perlu rutin periksa ke dokter terutama dokter spesialis penyakit jantung.
INFO SASETA
Belajar Senyum dari Rasulullah Rasulullah, amat pemurah akan senyum. Seorang sahabat mengatakan bahwa tak pernah Rasulullah memandang atau mendatanginya, melainkan senantiasa dengan tersenyum. Bibir tipisnya senantiasa menyungging indah, lahir dari keinginan tulus membahagiakan orang lain. mengenal Rosululloh, adalah kekayaan yang tak ternilai harganya bagi kita. Rosululloh sungguh-sungguh dicipta oleh Allah untuk menjadi tauladan. Diamnya, pem-
bicaraannya pula tindakan-tindakannya, dari ujung rambut sampai pangkal kakinya, semuanya pelajaran, seluruhnya adalah referensi berharga pembawa jalan keselamatan bagi yang mengikutinya. Program SASETA yang digulirkan adalah untuk meneladani apa yang rosul contohkan. Dengan SASETA (Salam Senyum Tanya) diharapkan pengabdian di RSUD Dr. Soetomo bisa memberikan warna yang ceriah, yaitu warna kebahagiaan. Senyumlah untuk mereka.
D-
alam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Malik terdapat sebuah dialog antara seorang sahabat dengan Rasulullah shollallahu 'alaih wa sallam. Lengkapnya sebagai berikut: Telah menceritakan kepadaku Malik dari Shafwan bin Sulaim berkata; "Ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Apakah seorang mukmin bisa menjadi penakut?" Beliau menjawab: 'Ya." Kemudian ditanya lagi; "Apakah seorang mukmin bisa menjadi bakhil?" Beliau menjawab: "Ya." Lalu ditanyakan lagi; "Apakah seorang mukmin bisa menjadi pembohong?" Beliau menjawab: "Tidak." (HR. Imam Malik No. 1571) Berdasarkan hadits itu jelas bahwa Nabi shollallahu 'alaih wa sallam memaklumi jika seorang mukmin memiliki sifat sebagai penakut. Begitu pula Nabi shollallahu 'alaih wa sallam masih memaklumi jika seorang mukmin memiliki sifat bakhil. Namun Nabi shollallahu 'alaih wa sallam samasekali tidak membenarkan seorang mukmin menjadi seorang pembohong alias pendusta. Mengapa demikian? Di dalam berbagai penjelasan –baik ayat Al-Qur'an maupun hadits Nabi shollallahu 'alaih wa sallamselalu saja sifat kaum munafiqun dikaitkan dengan kebiasaan berdusta.
Berdusta merupakan ciri utama kaum munafik. “Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa Sesungguhnya kamu benarbenar Rasul Allah". dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.” (QS. AlMunafiqun : 1) Dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada empat hal yang bila ada pada seseorang berarti dia adalah munafiq atau siapa yang memiliki empat kebiasaan (tabi'at) berarti itu tabiat munafiq sampai dia meninggalkannya, yaitu jika berbicara dusta, jika berjanji ingkar, jika membuat kesepakatan khiyanat dan jika bertengkar
dah kita jumpai sifat berdusta di sekeliling kita. Sedemikian langkanya sifat jujur sehingga kita sering mendengar orang berkata: “Mana bisa maju kalau kita berlaku jujur terus.., bersikap realistik sajalah. Kita kadang-kala memang perlu berbohong…! Hanya dengan berbohonglah kita bakal berhasil di dunia…!” Orang yang hidup penuh dusta akan menjadi orang yang senantiasa dilanda keraguan. Sedangkan orang yang hidup selalu berlaku jujur pasti akan memiliki ketenteraman di dalam hatinya, walaupun ia berresiko dikucilkan. Demikianlah janji Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam: "Tinggalkan yang meragukanmu kepada sesuatu yang tidak meragukanmu karena kejujuran itu ketenangan dan dusta itu keraguan." (HR. Tirmidzi No. 2442) Saudaraku, waspadailah kebiasaan berdusta yang menjadi ciri utama kaum munafik. Sebab inilah kelompok manusia yang paling merugi kelak. Mereka bukan saja bakal bernasib sama dengan kaum kafir, yaitu masuk ke dalam azab Allah neraka yang menyala-nyala. Tetapi mereka bahkan dimasukkan ke dalam neraka dengan berada di kapling paling berat siksanya. Dan mereka kekal di dalamnya, tanpa ada fihak yang bisa menolong. ”Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekalikali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.” (QS. An-Nisa : 145)
BULETIN EMBUN Diterbitkan oleh Binroh Islam RSUD Dr. Soetomo Penasehat : 1. Direktur - Dr. Dodo Anondo MPH. 2. Dekan FK UNAIR - Prof. Dr. Agung Pranoto, dr. M.Kes, Sp.PD KEMD FINASIM Penanggung Jawab : Dr. H. Imam. Susilo, dr. Sp. PA. Pimpinan Redaksi : dr. H. Wijoto, Sp.S (K) Dewan Redaksi : Tim Kreatif Alamat : Jl. Prof. Moestopo 6-8 Surabaya telp. (031) 5501173
KISAH TELADAN
(ada perselisihan) maka dia curang". (HR. Bukhari No. 2279) Oleh karenanya, sudah sepatutnya orang-orang beriman mewaspadai sifat dan kebiasaan berdusta. Karena jika seseorang sudah mulai terbiasa berdusta, maka ia akan distempel Allah menjadi seorang pendusta. Dan pada gilirannya hal ini bisa menceburkan dirinya ke dalam golongan kaum munafik. Dan sebaliknya, jika ia membiasakan diri untuk selalu berlaku benar atau jujur, niscaya ia akan dicap oleh Allah sebagai lelaki yang jujur, sehingga ia bakal digolongkan ke dalam kelompok orang beriman sejati. Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Jarir dari Manshur dari Abu Wa`il dari Abdullah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Sesungguhnya kejujuran akan membimbing pada kebaikan, dan kebaikan itu akan membimbing ke surga, sesungguhnya jika seseorang yang senantiasa berlaku jujur hingga ia akan dicatat sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya kedustaan itu akan mengantarkan pada kejahatan, dan sesungguhnya kejahatan itu akan menggiring ke neraka. Dan sesungguhnya jika seseorang yang selalu berdusta sehingga akan dicatat baginya sebagai seorang pendusta." (HR. Bukhari No. 5629) Saudaraku, dalam kehidupan modern dimana fitnah sedemikian mewabah, sangatlah sulit menemukan sifat jujur di tengah masyarakat. Sebaliknya, sangat mu-
Kejujuran Penjaga Kebun Anggur
A
lkisah ada seorang penjaga kebun buah-buahan bernama Mubarok. Dia adalah orang jujur dan amanah. Sudah bertahun-tahun ia bekerja di kebun tersebut. Suatu hari majikannya datang mengunjungi kebunnya. Ia sedang mengalami masalah yang pelik dan sulit. Putrinya yang sudah beranjak dewasa tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik dan banyak pria yang ingin mempersuntingnya. Sambil beristirahat dan menenangkan pikiran, ia mencoba mencicipi hasil kebunnya. Dipanggillah Mubarok, penjaga kebun itu. “Hai Mubarok, kemarilah! Tolong ambilkan saya buah yang manis!” perintahnya. Dengan sigap Mubarok segera memetik buah-buahan yang diminta, kemudian diberikan kepada majikannya. Ketika buah tersebut dimakan sang majikan, ternyata rasanya masam sekali. Majikan Mubarok berkata, “Wahai Mubarok! Buah ini masam sekali! Berikan saya buah yang manis!” pinta sang majikan lagi. Untuk kedua dan ketiga kalinya, buah yang diberikan Mubarok masih terasa masam. Sang majikan terheran-heran, sudah sekian lama ia mempekerjakan Mubarok, tetapi mengapa si penjaga kebun ini tidak mampu membedakan antara buah masam dan manis? Rasa penasaran timbul dari sang majikan. Dipanggillah Mubarok, “Bukankah kau sudah lama bekerja di sini? Mengapa kamu tidak tahu buah yang manis dan masam?” tanya sang majikan. Mubarok menjawab, “Maaf Tuan, saya tidak tahu bagaimana rasa buah-buahan yang tumbuh di kebun ini karena saya tidak pernah mencicipinya!” “Aneh, bukankah amat mudah bagimu untuk memetik buah-buahan di sini, mengapa tidak ada satu pun yang kaumakan?” tanya majikannya.
“Saya tidak akan memakan sesuatu yang belum jelas kehalalannya bagiku. Buahbuahan itu bukan milikku, jadi aku tidak berhak untuk memakannya sebelum memperoleh izin dari pemiliknya,” jelas Mubarok. Sang majikan terkejut dengan penjelasan penjaga kebunnya tersebut. Dia tidak lagi memandang Mubarok sebatas tukang kebun, melainkan sebagai seseorang yang jujur dan tinggi kedudukannya di mata Allah SWT. Mulailah sang majikan bercerita tentang lamaran kerabat dan teman dekatnya kepada putrinya. Ia mengakhiri ceritanya dengan bertanya kepada Mubarok, “Menurutmu, siapakah yang pantas menjadi pendamping putriku?” Mubarok menjawab, “Dulu orang-orang jahiliah mencarikan calon suami untuk putriputri mereka berdasarkan keturunan. Orang Yahudi menikahkan putrinya berdasarkan harta, sementara orang Nasrani menikahkan putrinya berdasarkan keelokan fisik semata. Namun, Rasulullah SAW mengajarkan sebaikbaiknya umat adalah yang menikahkan karena agamanya.” Sang majikan langsung tersadar akan kekhilafannya. Mubarok benar, mengapa tidak terpikirkan untuk kembali pada Al-Qur'an dan As-Sunnah. Islamlah solusi atas semua problematika umat manusia. Ia pulang dan memberitakan seluruh kejadian tadi kepada istrinya. “Menurutku Mobaroklah yang pantas menjadi pendamping putri kita,” usulnya kepada sang istri. Tanpa perdebatan panjang, sang istri langsung menyetujuinya. Pernikahan bahagia dilangsungkan. Dari keduanya lahirlah seorang anak bernama Abdullah bin Mubarok. Ia adalah seorang ulama, ahli hadis, dan mujahid. Ya, pernikahan yang dirahmati Allah SWT dari dua insan yang taat beribadah, insya Allah, akan diberi keturunan yang mulia.
Menyejukan Relung Hati
TIPS PRAKTIS
Mengobati Mata Minus Mengobati mata minus menjadi keharusan bagi kita, karena bagaimanapun juga melihat dengan mata normal akan lebih enak dari pada harus dengan menggunakan kaca mata. Pengguna komputer, penggemar membaca, dan pekerjaan yang memerlukan kejelian mata biasanya sering terkena menderita mata minus. Mengobati Mata minus jelas dibutuhkan. Penyebab umum pada gangguan mata minus : - Kurang menjaga pola makan yang baik, ini penting sebagai penyeimbang kemampuan otot di bagian tubuh manapun termasuk mata - Sering membaca dalam posisi yang salah (tiduran, dalam ruang dengan cahaya kurang ) - Seringya mata bersentuhan langsung dengan polusi udara, debu dan lainya - Mengkonsumsi gula secara berlebihan juga ditengarai pemicu terjadinya mata minus ini/kadar gula darah tinggi. - Tempat kerja yang buruk - Sering nonton televisi dengan jarak yang kurang wajar, sambil tiduran.
BULETIN BINROH ISLAM RSUD DR. SOETOMO Jumat, 25 Januari 2013 / 13 Rabiul Awal 1433
Tiga Ucapan untuk Tiga Kondisi Beberapa hal yang dapat memperbaiki mata minus : - Banyak konsumsi buah dan sayur karena banyak mengandung vitamin dan mineral. - Lepaskan kacamata jika dirasa tidak diperlukan, mata minus biasanya hanya berlaku untuk penglihatan jarak jauh, nah ketika kita melihat dari jarak dekat usahakan melepas kaca mata, ini sebagai latihan otot-otot pada mata agar kembali berfungsi normal - Hindari sentuhan langsung dengan debu, jika Anda seorang pengendara, maka kenakan kaca mata berkendara. - Terapi dengan pergi ke tempat dengan hamparan luas seperti pantai, persawahan, usahakan melepas kaca mata saat melakukan pengamatan sebagai bagian latihan. - Jangan lupa memeriksakan secara rutin ke dokter mata.
INFO SASETA
Shodaqoh Lisan Shodaqoh tidaklah harus dengan uang/harta. Kita bisa shodaqoh dengan lisan kita. Lisan adalah perangkat tubuh kita yang sangat sulit dikendalikan. Lisan bisa menjadi sangat manis semanis madu tapi bisa juga tajam setajam sembilu. Lisan bisa mendekatkan orang yang baru kenal tetapi juga bisa mencerai beraikan dua orang yang bersaudara. Ketika kita bertanya kepada penderita yang kita layani
tentang kabarnya atau masalahnya hari ini, itu sudah shodaqoh. Walaupun kita tahu hari ini mereka masih sakit. Pertanyaan dengan senyum lembut akan menyambung hubungan kekrabatan dan keakraban, itulah pelaksanaan SASETA. Tujuan utama SASETA (Salam, Senyum, Tanya) untuk menjalin komunikasi antara petugas dan penderita sehingga tercapainya Layanan Sepenuh Hati.
H
idup di dunia bagi seorang mukmin merupakan daftar panjang menghadapi aneka ujian yang datang dari Allah Sang Pencipta Yang Maha Berkehendak lagi Maha Kuasa. Terkadang hidup diwarnai dengan kondisi suka dan terkadang dengan kondisi duka. Seorang mukmin tidak pernah mengeluh apalagi menyalahkan Allah ketika sedang diuji dengan kesulitan hidup. Ia selalu berusaha untuk tetap bersabar manakala ujian duka melanda hidupnya. Sebaliknya seorang mukmin tidak bakal lupa bersyukur tatkala sedang diuji dengan karunia kenikmatan dari Allah. Demikian indah dan bagusnya respon seorang mukmin menghadapi aneka ujian hidup sehingga Nabi Muhammad shollallahu 'alaih wa sallam mengungkapkan ketakjuban beliau. “Sungguh menakjubkan urusan orang beriman. Sesungguhnya semua urusannya baik. Dan yang demikian tidak dapat dirasakan oleh siapapun selain orang beriman. Jika ia memperoleh kebahagiaan, maka ia bersyukur. Bersyukur itu baik baginya. Dan jika ia ditimpa mudharat, maka ia bersabar. Dan bersabar itu baik baginya.” (HR Muslim 5318) Bahkan Nabi Muhammad shollallahu 'alaih wa sallam mengajarkan kita agar memberikan respon yang sesuai untuk setiap kondisi ujian yang sedang datang
kepada diri seorang mukmin. Dalam hadits di bawah ini sekurangnya Nabi mengajarkan tiga jenis ucapan berbeda untuk merespon tiga jenis kondisi ujian yang menghadang seorang mukmin dalam hidupnya di dunia. ”Barangsiapa dikaruniai Allah kenikmatan hendaklah dia bertahmid (memuji) kepada Allah, dan barangsiapa merasa diperlambat rezekinya hendaklah dia beristighfar kepada Allah. Barangsiapa dilanda kesusahan dalam suatu masalah hendaklah mengucapkan "Laa haula walaa quwwata illaa billaahil'aliyyil'adzhim." (Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung)" (HR. AlBaihaqi dan Ar-Rabii') Pertama, saat menghadapi kondisi memperoleh kenikmatan. Dalam kondisi seperti ini seorang mukmin diharuskan mengucapkan pujian bagi Allah, yaitu mengucapkan Alhamdulillah. Sebab dengan dia mengucapkan kalimat yang menegaskan kembali bahwa segala karunia berasal hanya dari Allah, maka berarti ia menutup segala celah negatif yang bisa jadi muncul dan diolah setan, yaitu menganggap bahwa kenikmatan yang ia peroleh adalah karena kehebatan dirinya dalam berprestasi. Setan sangat suka menggoda manusia dengan menanamkan sifat 'ujub atau bangga diri
an dalam suatu masalah. Menghadapi kondisi seperti iniNabi shollallahu 'alaih wa sallam menyuruh seorang mukmin untuk membaca kalimat Laa haula walaa quwwata illaa billaahil'aliyyil'adzhim. Kalimat ini sungguh sarat makna yang bermuatan aqidah. Bayangkan, kalimat ini bila diterjemahkan menjadi: Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Kalimat ini kembali mengingatkan kita akan pentingya kemantapan iman Tauhid seorang mukmin. Begitu si mukmin membaca kalimat tersebut dengan penuh pemahaman, penghayatan dan keyakinan, maka saat itu juga jiwanya akan meninggi dan berusaha menggapai kekuatan dan pertolongan Allah yang Maha Kuat lagi Maha Terpuji. Bila Allah telah mengizinkan kekuatan dan pertolonganNya datang kepada seseorang, maka masalah manakah yang tidak bakal sanggup diatasinya? Oleh karena itu, sekali lagi kami tegaskan, Islam sangat mencela sikap ketergantungan seseorang kepada selain Allah saat menangani masalahnya. Hanya Allah tempat bergantung, tempat kembali dan tempat memohon pertolongan. Hanya Allah tempat kita ber-tawakkal. Malah seorang mukmin tidak boleh ber-tawakkal kepada dirinya sendiri.
BULETIN EMBUN Diterbitkan oleh Binroh Islam RSUD Dr. Soetomo Penasehat : 1. Direktur - Dr. Dodo Anondo MPH. 2. Dekan FK UNAIR - Prof. Dr. Agung Pranoto, dr. M.Kes, Sp.PD KEMD FINASIM Penanggung Jawab : Dr. H. Imam. Susilo, dr. Sp. PA. Pimpinan Redaksi : dr. H. Wijoto, Sp.S (K) Dewan Redaksi : Tim Kreatif Alamat : Jl. Prof. Moestopo 6-8 Surabaya telp. (031) 5501173
KISAH TELADAN
bilamana baru meraih suatu keberhasilan atau kenikmatan. Manusia dibuat lupa akan kehadiran Allah yang pada hakekatnya merupakan sumber sebenarnya dari datangnya kenikmatan. Jika Allah tidak izinkan suatu kenikmatan sampai kepada seseorang bagaimana mungkin orang tersebut akan pernah dapat menikmatinya? Kedua, saat merasa berada dalam kondisi rezeki sedang diperlambat. Dalam kondisi seperti ini seorang mukmin disuruh untuk banyak mengucapkan kalimat istighfar. Kalimat istighfar berarti kalimat mengajukan permohonan agar Allah mengampuni dosa-dosa kita. Nabi Hud menyuruh kaumnya untuk beristighfar dan menjamin bahwa dengan melakukan hal itu, maka hujan deras bakal turun. Istilah ”hujan” di dalam tradisi ajaran Islam seringkali bermakna rezeki. Sehingga kaitannya menjadi sangat jelas. Orang yang sedang merasa rezekinya lambat atau seret kemudian ia beristighfar, maka ia sedang berusaha mengundang turunnya hujan alias rezeki dari Allah. “Dan (Hud berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabbmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu." (QS Hud ayat 52) Ketiga, kondisi sedang dilanda kesusah-
Kisah Seorang Raja dan Hamba Allah
A
da seorang raja yang memimpin suatu negeri. Raja ini memiliki seorang pembantu yang jika ia terkena musibah, ia selalu berkata “Al Khair Mukhtarallah” (Yang terbaik adalah pilihan Allah). Suatu hari Raja tersebut makan kemudian salah satu jarinya terpotong pisau. Spontan pembantunya berkata “Al Khair Mukhtarallah”. Mendengar perkataan itu, sang Raja pun marah dan murka kepada pembantunya. Akhirnya pembantunya dijebloskan ke dalam penjara. Tatkala akan dimasukkan ke dalam penjara, pembantunya berkata lagi ; “Al Khair Mukhtarallah”. Sang Raja pun semakin murka kepadanya. Hari pun berlalu. Sang Raja pergi berburu bersama pengawal dan anak buahnya hingga mereka keluar dari wilayah kerajaannya. Tiba-tiba mereka bertemu orangorang penyembah Api dan Dewa (kaum Majusi). Mereka pun menangkap sang Raja beserta rombongannya guna dijadikan persembahan untuk dewa mereka. Satu per
satu mereka dibunuh hingga tibalah giliran sang Raja. Tatkala raja tersebut akan dipenggal, salah seorang kaum Majusi itu melihat jari sang Raja yang terpotong. Suatu persembahan haruslah sempurna sementara ada cacat dalam tubuh sang Raja. Akhirnya sang Raja tidak jadi dibunuh dan ia dikeluarkan dalam keadaan hidup. Sang Raja pun gembira luar biasa. Ia segera teringat pembantunya yang ia penjara. Raja pun kembali ke istananya dan bertemu pembantunya untuk membebaskannya. Setelah ia bebaskan, masih ada satu pertanyaan yang mengganjal dalam hati Raja. Ia pun bertanya kepada pembantunya: “Mengapa ketika kamu dipenjara, kamu mengatakan: “Al Khair Mukhtarallah”? Pembantunya menjawab: “Jika aku tidak dipenjara, mungkin aku sudah dibunuh seperti pengawal dan anak buah tuan di luar sana”