Jurnal Pendidikan P Sainns e-Pensa. Voolume 01 Nom mor 02 Tahun 2013, 2 168-173
KETER RLAKSANA AAN PEMBE ELAJARAN IPA I TERPA ADU BERBA ASIS LEARNI NING CYCLE E PADA TEM MA PENCEM MARAN AIR R DI MTsN PARTEKER P R PAMEKAS SAN Rina Mardiyanti Imran 1), Heerlina Fitrihidajati 2) dan Martini 3) 1 1)
Mahasiswa Program P Studi Pendidikan P Saiins FMIPA UN NESA, e-mail:
[email protected] 2) Dosen Jurusan J Biologgi FMIPA UNE ESA, email:
[email protected] m 3) 3 Dosen Prograam Studi Penddidikan Sains F FMIPA UNESA A, e-mail:
[email protected]
Abstrak A Penelitiian ini bertujuuan untuk menndeskripsikan keterlaksanaan k n model pembbelajaran sikluss belajar dan responss siswa. Jenis penelitian ini adalah pra ekksperimental dengan d mengggunakan satu kelas k sebagai sasaran n penelitian yaittu kelas VII-A A MTsN Partekker Pamekasan sebanyak 32 siswa. Rancanggan penelitian yang digunakan d adallah One Shott Case Study. Parameter yaang diukur daalam penelitiaan ini adalah keterlakksanaan modeel pembelajaraan siklus belajjar dan respon n siswa. Anallisis data secaara deskriptif kuantitaatif. Hasil pen ngamatan menu unjukkan bahw wa keterlaksan naan model peembelajaran siklus s belajar (learninng cycle) padaa pembelajaran n IPA terpadu tema pencem maran air mempperoleh skor rata-rata r 3,55 dengan kategori sanggat baik. Resppon siswa meemperoleh perrsentase rata-raata sebesar 933,5%, hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran n dengan mengggunakan moddel siklus belaajar (learning cycle) dapat memberikan respons yang y positif daan diterima denngan baik oleh siswa. p siiklus belajar (llearning cycle), pencemaran aair, dan responn siswa Kata kunci : model pembelajaran A Abstract This reesearch was aiimed to descriibe the realizaation of learning cycle instrruction model,, and student responsse. Type of thiis research waas pre experim mental by using g a classroom as target reseaarch that was VII-A classroom c in MTsN M Partekerr Pamekasan aas much 32 stu udents. Designn of research used u was one shot casse study. The parameter meaasured in this rresearch is learrning cycle instruction modell, and student responsse. Descriptivee quantitative of analysis data. d The obseervation result shows that realization r of leaning cycle instructtion model on integrated scieence topic of water w pollutionn transpired wiith score was 3,55 wiith excellent. Student S response achieved avverage percentaage 93.5%, this showed that teaching and learning g using learninng cycle model could given poositive responsse and good accepted by stud dents. Keywords: learning cycle c instructioon model, wateer pollution, and student respoons . PENDAHULU P UAN Kurikulum K adaalah seperangk kat rencana daan pengaturan mengenai m tujuuan, kompetenssi, kompetensi dasar, materi standar, dan hasil h belajar, serta cara yanng digunakan sebagai peedoman peenyelenggaraan n kegiatan pembelajaran p untuk mencaapai kompetennsi dasar dan tujuan t pendiddikan (BSNP, 2006). Kuriikulum yang sedang digunaakan di Indoneesia saat ini adalah a KTSP. Kurikulum K Tinngkat Satuan Pendidikan (K KTSP) adalah kurikulum k o operasional y yang disusun n oleh dan dilaksanakan d di masing-m masing satuan pendidikan. KTSP K dikem mbangkan gurru sesuai deengan satuan pendidikan, p potensi p sekollah/daerah, soosial budaya masyarakat m seetempat, dan karakteristik peserta p didik (Mulyasa, ( 200 07: 33). Dalaam KTSP, guuru berperan sebagai fasilitator. Siswa tidak lagi bertiindak sebagai pendengar, p naamun siswa haarus mampu bersikap b aktif dalam d setiap proses belajar mengajar m (studeent centered). Namun, N pad da kenyataan nnya berdasarkan hasil wawancara w d dengan guruu IPA MTssN Parteker Pamekasan P dipperoleh keteraangan bahwa sekolah telah
menerappkan KTSP, nnamun dalam pembelajarann IPA guru lebbih sering meenjelaskan teoori di kelas dengan d mengguunakan metodde ceramah. Hal ini dipeerkuat dengan hasil angkett pra penelitiian yang dibeerikan kepada 32 orang siswa, sebaanyak 81% siswa menyataakan guru serinng menggunakkan metode cerramah dalam pembelajaran p IIPA. Metode ceramah c meruupakan metode yang baik dalam men nyampaikan materi m wa, akan tetap pi metode inii juga pelajaraan kepada sisw mempun nyai kekuranggan yaitu pemb belajaran cendderung teacher centered dan siswa pasif seehingga siswa lebih cepat bosan. Interakssi antara guru dan siswa kuurang, begitu juga j interaksi antara siswa dengan siswa yang berakibaat pada rendaahnya hasil beelajar siswa karena k kurangn nya pemahamaan. Selain itu,, pembelajarann IPA belum dilaksanakann secara terpadu, paadahal pembelaajaran IPA yanng dianjurkan dalam KTSP aadalah pembelaajaran IPA yaang dilaksanakkan secara terrpadu. Hal ini sesuai dengann laporan Perm men Diknas N No. 22 tahun 20 006 tentang Staandar Isi (SI) untuk u mata pelajaran IPA padda tingkat SM MP/MTs. Salah h satu penyebabnya
Model Pembelajaran Siiklus Belajar, Hasil H Belajar Siswa, S Tema Peencemaran Airr
guru g masih kesulitan untuk mengimpplementasikan IPA terpadu karena pembelajaran p k latar belakang b guru belum b spesifik k pendidikan IP PA, tetapi masih pendidikan fisika f dan bio ologi. Sementaara itu, menurrut guru IPA pada p tahun lallu rata-rata haasil belajar siswa kelas VII pada p mata pelajaran p IPA A masih cuukup rendah diantaranya d paada bidang fisika 60% khu ususnya pada materi m suhu daan pengukuran n, pada bidangg biologi 65% khususnya k paada materi penngelolaan ling gkungan, dan pada p bidang kiimia 67% padaa materi asam dan d basa serta 65% 6 pada matteri pemisahan campuran. Haasil persentase tersebut t ditenttukan sebelum diberikan rem medial kepada siswa. Oleh karena k itu, penneliti mengkajii satu persatu konsep k tersebbut sehingga dapat mem madukan dari berbagai b disip plin ilmu antarra fisika, kimiaa dan biologi yaitu y pada KD D 1.2 Mendesskripsikan penngertian suhu dan d pengukuraannya (Fisika kelas VII sem mester 1). KD 2.1 2 Mengelom mpokkan sifatt larutan asam m, basa dan garam g melalu ui alat dan ind dikator yang tepat (Kimia kelas k VII sem mester 1). KD 4.1 Melakukaan pemisahan campuran c deng gan berbagai cara c berdasarkaan sifat fisika dan d kimia (Kiimia kelas VIII semester 1) serta KD 7.4 Mengaplikasik M kan peran maanusia dalam pengelolaan lingkungan l un ntuk mengatasi pencemaran dan d kerusakan lingkungan l (B Biologi kelas VII semester 2). Konsepkonsep k yang menjadi perrmasalahan teersebut dapat dikaitkan d secaara terpadu dengan d mengggunakan tema pencemaran p aiir. Pencemarran air merupaakan tema yang g sangat dekat dengan d kehidu upan siswa karrena di lingkuungan sekolah terdapat t sung gai yang terceemar. Dengann tema yang familiar f ini dihharapkan akann membuat mootivasi belajar siswa meningk kat dan memberikan pengalaaman berpikir serta bekerja interdisipliner. i Dengan pembbelajaran IPA terpadu t ini beberapa b konnsep yang reelevan untuk dijadikan d tem ma tidak perllu dibahas berulang b kali sehingga penggunaan waktu menjadi lebih efisien. Dalam keegiatan belajar mengajar IPA A agar kualitas pembelajaran p dapat meninggkat maka perrlu diterapkan model m pembelaajaran yang daapat melibatkann siswa secara aktif a sehinggga pembelajarran berpusat pada siswa (student ( centerred) dan pembbelajaran IPA menjadi m lebih bermakna. b y memungkinkan siswa Model pembelajaran yang beraktivitas b seecara total ad dalah model pembelajaran siklus belajaar, yaitu mo odel pembelajaran yang menyarankan m agar prosses pembelajjaran dapat melibatkan m siswa dalam kegiatan belajaar yang aktif sehingga terjadi proses asimilasi, a akoomodasi dan organisasi o dalaam struktur kognitif siswa. Apabila A proses konstruksi k peengetahuan terjadi dengan baik, maka pembelajaran p akan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadaap materi yan ng telah dipellajari. Model
pembelaajaran siklus belajar b (learninng cycle) memiiliki 5 fase diantaranya faase pendahuluuan (engagem ment), eksploraasi (explorration), penjelasan k konsep (explanaation), penerappan konsep (ellaboration), evvaluasi (evaluattion) (Kamdi, 2007: 2 98). untuk Taahap enganngement b bertujuan memperrsiapkan diri siswa agar terkondisi dalam menemppuh fase berrikutnya denggan mengekspplorasi pengetahhuan awal dan d ide-ide mereka m serta untuk mengetaahui kemungkinan terjadinya miskonsepsii pada pembelaajaran sebelum mnya. Pada fase f ini pula siswa diajak membuat preediksi-prediksi tentang fenoomena yang akan a dipelajarri dan dibukttikan dalam tahap eksploraasi. Pada fase fa exploratiion, siswa diberi kesempaatan untuk bbekerja sama dalam kelom mpokkelompo ok kecil tanpaa pengajaran langsung darii guru untuk menguji preddiksi, melakukkan dan mencatat pengam matan serta idde-ide melaluui kegiatan seperti s praktikuum dan telaahh literatur. Pad da fase explannation, guru harrus mendorongg siswa untuk menjelaskan konsep k dengan kalimat mereeka sendiri, meminta m buktti dan klarifikaasi dari penjeelasan mereka,, dan mengarrahkan kegiatan n diskusi. Padda tahap ini siswa menem mukan istilah-isstilah dari koonsep yang diipelajari. Padaa fase dan elaboration, siswa menerapkaan konsep keteram mpilan dalam situasi baru melalui keggiatankegiatan n seperti praaktikum lanjuutan dan prooblem solving. Pada tahapp akhir, evaaluation, dilakkukan evaluasii terhadap efekktifitas fase-faase sebelumnyya dan juga evaluasi e terhaadap pengetaahuan, pemahhaman konsep, atau kompeetensi-kompeteensi siswa melalui m problem m solving dalaam konteks baru b yang kaadangkadang mendorong siiswa melakukan investigasi lebih m lanjut. Berdasarkan tahapan-tahappan dalam metode d pembelaajaran bersiklus seperti dipaparkan diatas, diharapk kan siswa tiddak hanya men ndengar keterrangan guru tettapi dapat berrperan aktif untuk u menggalli dan memperrkaya pemahaaman mereka terhadap koonsepkonsep yang y dipelajarii. Sikklus belajar memiliki beberaapa kelebihan antara a lain; dapat d meningkkatkan motivaasi belajar karena k pebelajaar dilibatkan secara akttif dalam proses p pembelaajaran, membaantu mengembaangkan sikap ilmiah i pebelajaar serta pembelajaran menjaadi lebih berm makna (Soebag gio dalam Kam mdi,2007). Beerdasarkan uraaian latar belaakang diatas, maka adapun pertanyaan penelitian sebagai beerikut: 1)Bagaiimanakah keteerlaksanaan model m pembelajaran siklus belajar b (learninng cycle) padaa pembelajarann IPA terpadu tema pencemaaran air? 2)Baggaimanakah reespons siswa terhadap t moddel pembelajaaran siklus bbelajar (learninng cycle) padaa pembelajarann IPA terpaduu tema pencemaran air?
Jurnal Pendidikan P Sainns e-Pensa. Voolume 01 Nom mor 02 Tahun 2013, 2 168-173
METODE M Penelitian P ini adalah penellitian pre eksp perimen atau eksperimen e seemu dimana peeneliti hanya menggunakan m satu kelas seebagai kelas kontrol k dengaan rancangan penelitian p yan ng digunakan adalah a one shoot case study. Subyek dalam m penelitian inii adalah kelas VII A MTsN Parteker P Pameekasan yang berjumlah b 32 orang siswa pada p tahun ajaran 2012 2/2013. Instrrumen yang digunakan d dalam mengumppulkan data penelitian p ini adalah a lembaar keterlaksannaan model pembelajaran siklus belajar, dan angket resspon siswa. Prosedur yang dilakuk kan oleh penelliti, yaitu (1) melakukan m wawancara w d dengan guruu IPA dan memberikan m angket kepad da siswa; (22) menyusun proposal p peenelitian; (3)) menyusunn perangkat pembelajaran; p (4) membuatt instrumen penelitian; p (5) melakukan m vaalidasi perangkkat; (6) melakkukan proses belajar b mengajar selama tiga kali perrtemuan; (7) melakukan m analisis a data;; (8) melapporkan hasil penelitian. p nakan adalah Teknik analisis data yang digun analisis a data seecara deskriptiff. HASIL H DAN PEMBAHASA P AN Keterlaksana K an Model Pem mbelajaran Sik klus Belajar Keberhasilan K s suatu pembelajaran akan sanggat ditentukan oleh o bagaimana seorang guru dapatt mengelola pembelajaran p tersebut. Oleeh karena itu,, guru harus mampu m men ngelola pem mbelajaran dengan baik diantaranya d sesuai dengan faase-fase model pembelajaran yang y digunakaan. Pada peneelitian ini penneliti sebagai guru g menggunnakan model pembelajaran p siklus belajar (learning ( cyclle) dengan fasee-fase yang teerdapat dalam model m pembelaajaran. Tabel 1. Haasil Pengamataan Keterlaksannaan Model P Pembelajaran S Siklus Belajar Skor Peertemuan keNo Aspek 1 2 1 Enganngement 3 3,75 2 Explo oration 3,33 3,83 3 Expla anation 3,25 3,50 4 Elabooration 3,50 4,00 5 Evalu uation 3,50 4,00 6 Pengeelolaan waktu 3,75 3,67 7 Suasaana kelas 3 4 Berdasark kan Tabel 1. dapat dilihatt bahwa fase awal a dalam moodel pembelajaaran siklus belajar (learning cycle) c adalah engangement e ( (mempersiapka an). Pada fase ini i guru mem mberikan mottivasi pada siswa s dengan menampilkan m gambar yang berhubungan b d dengan materi
dan memberikan perttanyaan-pertannyaan terbuka untuk meningk katkan motivasi siswa untukk belajar. Skorr yang diperoleeh pada fase iini mengalamii peningkatan yaitu pada peertemuan 1 memperoleh skorr 3 dan pertem muan 2 memperroleh 4. Hasiil tersebut menunjukkan m bbahwa kemamppuan guru dalam d mengeelola pembelajaran semakinn meningkat pada setiap pertemuan. p Hal ini disebabkkan karena pada p pertemuuan pertama, guru kurang membangkitkaan rasa ingin tahu siswa dengan d pertanyaaan-pertanyan terbuka sehinngga siswa kurang k termotiv vasi dan padaa pertemuan kedua, guru lebih banyak memberikan pertanyaan untuk menggakses pengetahhuan awal yaang telah dimiiliki siswa sehhingga siswa leebih termotivasi dan keingin ntahuan siswa untuk mempellajari materi lebbih tinggi. Keegiatan yang telah dilakuukan oleh peeneliti sebagai guru telah sesuai dengaan pendapat K Kamdi (2007) yang mennyatakan bah hwa dalam fase engangeement ini minaat dan keingintahuan siswa teentang topik yaang diajarkan bberusaha dibanggkitkan. Fase kedua aadalah fase eksploration yang bertujuaan untuk mengeksplorasi pen ngetahuan yangg telah dimilikii oleh siswa. Pada fase inii meliputi bebberapa kegiatan n yang dilakkukan oleh guru diantarranya; membaggi siswa m menjadi bebberapa kelom mpok, membaggikan buku sisswa dan LKS, membimbing siswa dalam merumuskan masalah dann hipotesis hingga h menyajiikan dan mengganalisis data serta kegiatann yang dilakukaan oleh sisw wa yaitu; melakukan m keggiatan praktikuum secara bberkelompok dan guru hanya memberrikan bimbingaan jika siswa mengalami m kesuulitan. Rata-ratta skor yang ddiperoleh guru u pada pertem muan 1 dan padda pertemuan 2 yaitu 3,33 dan d 3,83. Darii skor yang diiperoleh tersebbut, peneliti sebagai s guru sudah mampu memperbaiki kekurangan-keekurangan yanng ada pada peertemuan 1 dianntaranya; padaa pertemuan 1 siswa masih kebingungan k untuk mengisi LKS 1 teentang identifik kasi air terceemar karena sebelumnya bbelum dijelaskan mengenai pengertian rumusan maasalah, hipotesiis, variable dan analisiss sehingga masih membuttuhkan bimbinngan guru unntuk mengisi LKS tersebutt. Namun, padaa pertemuan 2 siswa sudah mampu m mengerjjakan LKS 2 tentang pennjernihan air tanpa bimbinggan dari gurru karena suudah terlatih pada pertemu uan sebelumnyya, sehingga kegiatan prakktikum dapat berjalan dengann lancar. Keggiatan-kegiatan yang ( dilakukaan pada tahap ini sesuai denggan pendapat (Wena dalam Indah: 2013) yang y menyatakkan bahwa pada fase eksploraation, siswa ddiberi kesemp patan untuk bekerja sama daalam kelompook kecil secaraa mandiri, dann guru hanya berperan sebagaai fasilitator. ation, pada faase ini Pada fase ke-3 yaitu eksplana guru memberikan m kkesempatan pada p siswa untuk
Model Pembelajaran Siiklus Belajar, Hasil H Belajar Siswa, S Tema Peencemaran Airr
mempresentasi m ikan hasil perrcobaan yang telah mereka lakukan, l seteelah itu guru u memberikann penjelasan tambahan t kep pada siswa deengan memberrikan contohcontoh c yang berhubungan b d dengan konsep-konsep yang dipelajari d sehhingga siswa lebih memahhami konsepkonsep k yang belum b pernah mereka m temukaan. Penjelasan tambahan t pen nting dilakukann guru untukk melengkapi, menyempurnak m kan, dan menngembangkan konsep yang diperoleh d sisw wa. Skor yang diperoleh d padaa pertemuan 1 yaitu y 3 dan pada p pertemuaan 2 yaitu 3,5 5. Skor yang diperoleh d ini mengalami peningkatan pada setiap pertemuan p arttinya guru suudah mampu memperbaiki kekurangan-ke k ekurangan yaang ada padaa pertemuan sebelumnya. Fase keeempat dari Leearning Cyclee, yaitu fase elaboration e d diawali dengaan kegiatan guru dalam memberi m latiihan lanjutann yang bertu ujuan untuk menerapkan m konsep k yang telah t diperoleh h oleh siswa. Latihan L lanjuutan yang diiberikan olehh guru pada pertemuan p 1 yaitu dengan memberikan contoh kasus berupa b artikel dengan meminnta siswa untukk menanggapi kasus k pada arttikel tersebut. Sedangkan pada pertemuan 2 yaitu dengann meminta sisw wa memberikaan contoh lain mengenai m caraa menanggulan ngi dan mengattasi terjadinya pencemaran p aiir. Pada tahap ini i skor yang diperoleh d pada setiap pertemu uan mengalam mi peningkatann yaitu pada pertemuan p 1 dan d pertemuan 2 berturut-turuut sebesar 3,5 dan d 4. Hal ini i disebabkann karena pad da pertemuan sebelumnya siiswa belum teerbiasa untuk menganalisis artikel a sehingg ga siswa massih terlihat kesulitan untuk menanggapi m kasus k pada arrtikel tersebut,, tetapi pada pertemuan p 2 siswa s sudah tidak t lagi merrasa kesulitan karena k sudah terlatih t pada peertemuan sebellumnya. Fase eva aluation meruupakan fase terakhir dari model m pembeelajaran sikluss belajar (learning cycle). Pada P fase ini kegiatan k yang dilakukan olehh guru adalah memberikan m post p test kepadda siswa, untuk k mengetahui kemampuan k siiswa tentang materi m yang teelah dipelajari setelah mengiikuti pembelajjaran dengan model siklus belajar b (learning cycle) padaa pembelajarann IPA terpadu tema t pencemarran air. Pada penngelolaan wakktu dan suasanna kelas, skor yang y diperoleh h guru mengalaami peningkataan yakni pada pertemuan p perrtama 3 dan paada pertemuan kedua 4. Hal ini i dikarenakaan pada pertem muan pertama, guru kurang bisa b mengelolla waktu denngan baik karrena aktivitas praktikum p paada pertemuan pertama membutuhkan m waktu w yang leb bih banyak. Naamun, kekuran ngan ini dapat diatasi d pada pertemuan p selaanjutnya karenna guru sudah bisa b mengelolla waktu dan suasana kelas dengan baik dengan d memperhatikan alokkasi waktu padda setiap fase dan d meningkattkan rasa antussiasme siswa unntuk belajar.
Beerdasarkan uraiaan diatas, penelliti sebagai guruu telah mampu mengelola pem mbelajaran di kelas k dan telah sesuai dengan fase-fase f yang terdapat dalam m model pembellajaran siklus belajar b (learninng cycle). Keetelakasanaan model pembelaj ajaran siklus belajar (learnning cycle) secara keseluru uhan memiliki sskor rata-rata 3,,55 dan dikateggorikan sangat baik . Hal ini meenunjukkan bahw wa penerapan model m pembelaajaran siklus belajar (learning cycle) pada pembelaajaran IPA terpadu temaa pencemarann air berlangssung dengan saangat baik. Respon ns Siswa Data resspons siswa diiperoleh dari an ngket respons siswa yang dibagikan d ke 32 orang siswa pada akhir pembelaajaran. Tabel 3. Hasil Responss siswa No.
Perrtanyaan
1
Apakah kegiatan pembelajjaran dengan peenerapan m model pembelajaran siklus beelajar (learning cyccle) merupakann hal yang baru baggi Anda? Apakah Andda lebih mem miliki keberanian menyampaaikan pendapat aatau mengaju ukan pertanyaan selama prroses pembelajaran siklus beelajar (learning cyclle)? Apakah Andaa merasa lebih aktif selama prosses pembelajjaran siklus belajar (learning cyclee)? Apakah deengan penerrapan model pem mbelajaran siiklus belajar (learrning cycle) pada pembelajaran IPA Terpadu lebih l menarik dan t tidak membosankann? Apakah deengan penerrapan model pem mbelajaran siiklus belajar (learnning cycle) dapat d mempermudaah Anda dalam memahami m materi pembelajjaran IPA Terpaduu khususnya pada tema pencemaaran air ? Apakah deengan penerrapan model pem mbelajaran siiklus belajar (learnning cycle) Anda A termotivasi unntuk belajar?
2
3
4
5
6
7
Apakah deengan penerrapan model pem mbelajaran siiklus
Respoon (%) Ya Tidak
84,4
15,6
81,2
18,8
93,8
6,2
96,9
3,1
96,9
3,1
93,8
6,2
96,9
3,1
Jurnal Pendidikan P Sainns e-Pensa. Voolume 01 Nom mor 02 Tahun 2013, 2 168-173
No.
8
9
10
11 12
Pertanyaaan belajar (learning cycle) c dapat andaa untuk membbantu mengeerjakan soall-soal dari materii yang diajarkaan, sehingga dapat meningkatkkan hasil belajar? Apakaah dengan pelaksanaan pembeelajaran IPA A terpadu, pembeelajaran lebihh bermakna diband dingkan pembeelajaran IPA yang terpisah? t Apakaah dengan pembelajaran p IPA Terpadu T bisa meningkatkan m hasil belajar b anda? Apakaah dengan pembelajaran p IPA Terpadu T khussusnya pada tema pencemaran air bisa membbantu andaa untuk masalah memeecahkan pencem maran airr dalam kehidu upan sehari-harri? Apakaah guru bisaa mengelola pembeelajaran dengann baik? Apakaah guru mengu uasai materi dengann baik, khussusnya pada pembeelajaran IPA teerpadu tema pencem maran air?
Respon (%) Ya Tidak
81,2
18,8
100
0
96,9
3,1
100
0
100
0
Berdasark kan Tabel 3. dapat d dilihat bahwa b respon siswa terhadaap model peembelajaran siklus belajar (learning ( cyclle) pada pembbelajaran IPA terpadu tema pencemaran p air a adalah poositif. Hal ini terlihat dari persentase p seebesar 93,8% merasa lebiih aktif dan termotivasi t un ntuk belajar seelama proses pembelajaran siklus belajar (learning cyccle), 96,9 % merasa m model pembelajaran p siklus belajaar (learning cycle) pada pembelajaran p IPA terpadu lebih menariik dan tidak membosankan m n serta dapaat mempermuudah dalam memahami m maateri pembelajaaran IPA terpadu khususnya pada p tema penncemaran air. Seperti yang dikemukakan Indah I (2013) keuntungan dari model pembelajaran siklus belajar (learning cyccle) meningkattkan motivasi belajar b karena siswa dilibatkaan secara aktiff dalam proses pembelajaran. p Dengan keterrlibatan siswaa secara aktif dalam d pembellajaran dan gu uru hanya berpperan sebagai fasilitator f maaka dapat meempermudah siswa untuk memahami m daan mengingat materi m yang yaang diajarkan sehingga pem mbelajaran cenderung lebih menarik dan tidak t membosaankan.
Persentase yangg tinggi padda setiap jaw waban menunju ukkan siswa merespon possitif terhadap model m pembelaajaran siklus belajar (learning cycle) pada pembelaajaran IPA terppadu tema penncemaran air. H Hal ini terlihat dari beberaapa siswa menyatakan m d dengan pembelaajaran IPA terppadu hasil belaajar siswa meniingkat dan bisaa membantu sisswa menyelesaaikan masalah dalam kehiduppan sehari-harri. Sebagian besar b siswa juga mengak ku penerapan m model pembelaajaran siklus belajar b (learninng cycle) padaa pembelajarann IPA terpaduu tema pencemaran air meruupakan hal yanng baru dan bbelum kan sebelumnyaa. diterapk PENUT TUP Simpulaan Berdasaarkan hasil anaalisis data dann pembahasann pada penelitiaan ini, maka dapat disimp pulkan bahwaa: (1) Keterlakkasanaan moddel pembelajaaran siklus bbelajar (learning g cycle) secara keseluruhan memiliki m skor raata-rata 3,55 dan n dikategorikann sangat baik . Hal H ini menunjjukkan bahwa penerapan p moodel pembelajaran siklus bbelajar (learninng cycle) padaa pembelajarann IPA terpaduu tema pencemaran air berlaangsung dengaan sangat baiik. (2) m resppon positif terhaadap penerapan model Siswa memberikan pembelaj ajaran siklus belajar (learrning cycle) pada pembelaj ajaran IPA terpaadu tema pencem maran air. Saran Berdasaarkan hasil peenelitian yang diperoleh peeneliti, maka peeneliti dapat m memberikan sarran sebagai berrikut : siklus (1) Dallam menerapkkan model pembelajaran p belajar (learning cyclle), guru sebaiknya membeerikan penjelassan terlebih ddahulu kepad da siswa menngenai pengertiian rumusan masalah, hipootesis, dan vaariabel penelitiaan sebelum diilakukan kegiaatan praktikum m agar siswa tiidak kebingunggan ketika meelakukan percoobaan. (2) Perrlu diadakan ppenelitian lebiih lanjut menngenai penerap pan model pem mbelajaran sikllus belajar (leaarning cycle) pada pembelajaaran IPA dengaan materi yang lain. AR PUSTAKA A DAFTA Andiati,, Retno Harrlani. 2011. Penerapan Model M Peembelajaran Siklus S Belajarr (Learning C Cycle) Terhadap Peninggkatan Hasil Belajar B Siswa Pada Ma ateri Larutan Elektrolit dan n Non Elektroolit di Keelas X-1 SM MA Negeri Bareng Jom mbang. Su urabaya: Skripssi tidak dipublikkasikan Anonim m. 2012. Moddel Pembelajaaran Siklus Belajar (leearning cycle). Jurnal Ilmu Pendidikan.(On P nline), (htttp://lenterakeccil.com/model-pembelajaransik klus-belajar-leaarning-cycle/), diakses 8 Februari 2013
Model Pembelajaran Siiklus Belajar, Hasil H Belajar Siswa, S Tema Peencemaran Airr
Arikunto, A Suuharsimi. 20122. Dasar-Dassar Evaluasi Pendidika an. Jakarta: PT T Bumi Aksaraa BSNP. B 2006. Model Pembelajaraan Terpadu IPA.Jakarrta:Departemen n Pendidikan Nasional N Depdiknas. D 2006. Pa anduan Peengembangan Pembelajjaran IPA Teerpadu Sekola ah Menengah Pertama// Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs). http://ww ww.puskur.net. Dimyati D dan Mudjiono. Belajar B dan Pembelajaran. P Jakarta: Rineka R Cipta. Fauziatul F Faj ajaroh dan I Wayan Dasna. D 2007. Pembelajjaran Dengan n Model Sikklus Belajar (learningg cycle). Juruusan Kimia FMIPA F UM. (Online), (http://lubbisgrafura.worrdpress.com/20007/09/20/pe mbelajaraan-dengan-mod del-siklus-belaajar-learningcycle/), diakses d 8 Febru uari 2013 Fogarty, F Robeert. 1991. The Mindfull School: How To Integrateed The Curiicula. Palatin ne, Illionise. IRI/Skyliight Publishingg, Inc. Framista, F Riizki Eka. 2012. 2 Peneraapan model Pembelajjaran Koopeeratif Tipe NHT pada Pembelajjaran IPA Teerpadu Materri Bunyi dan Pendengaaran Di Kelaas VIII-F SM MP Negeri 1 Dlanggu Mojokerto. Surabaya: Skripsi S tidak dipublikaasikan Hamalik, H Oem mar. 2001. Proses P Belaja ar Mengajar. Bandung: Bumi Aksaraa. Kamdi, K Warass dkk. 2007. Model-Model M P Pembelajaran Inovatif. Malang: M UM Press P Mitarlis M dan Srri Mulyaningsiih. 2009. Pembbelajaran IPA Terpadu. Surabaya: Unnesa University y Press Mulyasa. M 20077. Kurikulum Tingkat T Satuann Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya R Ngalim, N Purwaanto. 2006. Prrinsip dan Tekh hnik Evaluasi Pendidika an. Bandung: Rosdakarya R Nurlaela, N Luthhfiyah. 2010. Model M Pembellajaran, Gaya Belajar, Kemampuan K Membaca M dan Hasil H Belajar. Surabayaa: Unesa Univeersity Press Riduwan. R 201 10. Skala Penggukuran Varia abel-Variabel Penelitiann. Bandung: Alfabeta A Sisus. 2012. Pengembangan P n Perangkat Pembelajaran P IPA Terppadu Dengan Tema T Pencema aran Air untuk siswa keelas VII di SMP S Negeri 3 Ngimbang Lamongaan. Surabaya: Skripsi S tidak diipublikasikan
Suciantii, Putri. 2011. Penerapan Model M Pembelaajaran Learning Cycle 5-E Pada Materi M Pokok Ikatan I Kim mia Kelas X Ju Jurusan Multim media A SMK N Negeri 11 Surabaya. Surabaya: Skripsi tidak dippublikasikan Sudjanaa. 1996. Metodee Statistika. Baandung: Tarsitoo. Sugiyonno. 2010. M Metode Baandung: Alfabeeta
Peneelitian
Pendiddikan.
Tim Peengajar Jurusann Sains. 2011. Panduan Riingkas Peenulisan Skrip ipsi Prodi Pendidikan P S Sains. Su urabaya: FMIPA A UNESA. Wardhaana, Wisnu Arrya. 2001. Daampak Pencem maran Lin ngkungan. Yoggyakarta: Andii Offset. Indah, Morli. M 2013. Penerapan Model M Pembelaajaran Sikklus Belajar. JJurnal Ilmu Pendidikan P (Onnline), (htttp://repositoryy.unri.ac.id/ bittstream/1234566789/1225/1/JU URNAL%20M MORL I% %20INDAH.pdff) Yamin, Martinis. 2008. Parad digma Pendiidikan Ko onstruktivistik. Jakarta: Gaungg Persada Press.