Peembelajaran Beerorientasi Stanndar Proses pada Materi Fotoosintesis
PEMBELAJARAN BERORIEN B TASI STAN NDAR PROSE ES PADA M MATERI FOT TOSINTESIS S UN NTUK MENIINGKATKA AN KETERA AMPILAN PR ROSES DAN N HASIL BE ELAJAR SISW WA KELAS VIII SMP N NEGERI 2 DAWARBLA ANDONG Rachmadiartti 2), dan Wasis 3) Nurul Hidaayati 1), Fida R 1)
Mahasiswa Prog M gram Studi Penndidikan Sainss FMIPA UNESA, e-mail:
[email protected] 2) Dosen Jurusan J Biologgi FMIPA UNE ESA, e-mail:
[email protected] m 3) Doosen Jurusan Fisika FMIPA UNESA, U e-maiil:
[email protected]
A Abstrak Penelitiian ini bertujuaan untuk mend deskripsikan kketerlaksanaan pembelajaran, hasil belajar, keterampilan proses, dan respons siswa setelahh mengikuti ppembelajaran berorientasi b sttandar proses pada materi One group preteest and posttestt” dengan sasarran penelitian fotosinttesis. Penelitiann ini menggunaakan desain “O 30 sisw wa kelas VIII-F F SMP Negeri 2 Dawarblanddong. Data diperoleh dengan metode obserrvasi, tes, dan angket kemudian diaanalisis secaraa deskriptif kuuantitatif. Hasiil penelitian menunjukkan m bahwa b setiap t deng gan kategori raata-rata baik meskipun m pada tahapann pembelajarann dalam standarr proses telah terlaksana pertemuuan I aspek memfasilitasi m siswa dalam kegiatan prakttikum dilaboraatorium terlakksana dengan kategorri cukup. Secaraa keseluruhan terjadi t peningkkatan hasil belaajar dengan N-ggain 0,47 namuun ketuntasan klasikall masih sangatt rendah yaitu 16,67%. Ketterampilan pro oses siswa secaara keseluruhaan mengalami peningkkatan dengan N-gain N 0,41. Namun N demikiaan, siswa masiih kesulitan daalam merumuskan masalah, merumuuskan hipotesiis, mendefinissikan variabel secara operassional, dan m membuat tabel data. Siswa memberrikan respons yang sangat baik b terhadap pembelajaran berorientasi sstandar proses pada materi fotosinttesis dengan persentase p rataa-rata 91%. B Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpuulkan bahwa implem mentasi standar proses pada materi m fotosintesis di kelas VIIII-F SMP Neggeri 2 Dawarblaandong dapat meninggkatkan keteram mpilan proses meskipun beluum baik pada seluruh s aspek dan hasil belaj ajar meskipun belum secara s klasikal.. Kata Kunci: K pembeelajaran berorrientasi standaar proses, ketterampilan prooses, hasil beelajar, materi fotosinttesis A Abstract Aims of the research are to describee teaching learnning process, student s achieveement, science process skill and student’s responses after follow wing the standaard process orieented learning of photosynthhesis material. The dessigns of this reesearch is ‘onee group pretestt and posttest’ designs whosee subject are 30 students of SMPN 2 Dawarblanddong at VIII grrade in F class. Data from thhis research is retrieved from m observation, d questioner method m then to be analyzed w with quantity deescription analyyze. The resultt showed that test, and every leearning step inn standard proccess was done w with good averrage although at the first meeeting the step of faciliitating student to do experim ment activity in laboratory wass done enoughh. At all, there is i an increase of studeent’s achievem ment with N-gaiin 0.47, but stuudent achievem ment classicallyy is low with thhe percentage is 16.677%. At all stud dent’s science process p skill inncrease with N-gain 0.41, buut student still difficulties d to formulaate problem, foormulate hypotthesis, definite variable operaationally, and create c table of data. Student give veery good respo onses to the im mplementation of standard prrocess orientedd learning in phhotosynthesis materiaal with the perccentage averagee 91%. Thus, it can be concluded that the implementatio on of standard processs oriented learnning in photosyynthesis materiial at VIII grad de in F class of o SMPN 2 Daawarblandong increaseed science pro ocess skill alth hough not goood yet in all aspect a and studdent achievem ment although masteryy classically noot yet. Keywords: standard process p oriented learning, proocess skill, stud dent achievemeent, photosynthesis material
PENDAHULU P UAN Ilmu I Pengetahhuan Alam (IIPA) berkaitann dengan caraa mencari m tahu tentang t alam seecara sistematiis bukan hanyaa merupakan m ku umpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, f konseep-konsep, atau a prinsip--prinsip sajaa (Depdiknas, ( 20 006). Pada hakkikatnya IPA meliputi m empaat unsur u utama, yaitu sikap, proses, p produkk, dan aplikasii. Keempat K unssur tersebut saling berkaittan yang takk
seharusny ya dipisahkahhkan. Proses pembelajarann IPA hendakny ya menekankaan pada pem mberian pengallaman langsung melalui innteraksi den ngan alam untuk menjelajaahi dan memaahami alam seekitar secara ilmiah i sehingga IPA akan dippelajari sesuai dengan hakikkatnya. d akann memberikan pengalaman bbelajar Dengan demikian, yang utu uh melalui keegiatan pemeccahan masalahh dan penerapann metode ilm miah. Melalui penerapan metode m
Jurnal Pendidikan P Sainns e-Pensa. Voolume 01 Nom mor 02 Tahun 2013, 2 103-109
ilmiah i dapat mengasah m keterrampilan prosees siswa dalam m mencari m dan menerapkan m infformasi dari beerbagai sumberr serta menganalisis dan memeecahkan suatu permasalahan. p Di sisi laain, Peraturan Menteri M pendiddikan Nasionaal No. N 23 tahun 2006 tentang Standar S Komppetensi Lulusann menyebutkan m standar koompetensi lu ulusan untukk kelompok k m mata pelajaran n ilmu penggetahuan dann teknologi t tinggkat satuan peendidikan SM MP diantaranyaa adalah a menccari dan meenerapkan innformasi darri lingkungan l sek kitar dan sumbber-sumber laiin secara logiss, kritis, k dan krreatif; menunjuukkan kemam mpuan berpikirr logis, l kritis, kreatif, dan inovatif; dan menunjukkann dan memecahkan masalahh kemampuan k m menganalisis dalam d kehidu upan sehari-h hari. Berdasaarkan standarr kelulusan k yang g telah ditetappkan tersebut, tersirat bahwaa siswa harus menguasai m ketterampilan prooses sains dann kemampuan k beerpikir kritis. Keteramppilan proses addalah keteramppilan fisik dann mental m terkaitt dengan kem mampuan-kem mampuan yangg mendasar m yan ng dimiliki, dikuasai, d dan diaplikasikann dalam d suatu kegiatan ilmiaah, sehingga para ilmuwann menemukan m sesuatu yang baru b (Semiawaan et al,1986)). Menurut M Nurr (2011) ketterampilan prroses meliputti mengamati, m menginfferensi, memprediksii, mengklasifikas m si, membuat model, m mengk komunikasikann, mengukur, m merancang eksperimen, mengajukann i pertanyaan, p m mengembangkan n hipotesis, mengidentifikas m variabel, v merrumuskan deffinisi operasio onal variabell, menganalisis m data, membuaat simpulan, membuat m tabel data, d membuatt grafik (batangg, garis, atau linngkaran). Berdasark kan hasil wawaancara dengann beberapa guruu IPA I SMP Neggeri 2 Dawarblaandong, dalam m proses belajarr mengajar m IPA A di kelas VIII guru tidak pernahh memfasilitasi m siswa meelakukan perrcobaan dann pembelajaran p masih berpussat pada guruu untuk semuaa topik t materii IPA. Pad dahal untuk memberikann pengalaman p beelajar yang utuuh kepada sisw wa, tidak semuaa materi m pelajaran IPA dapat dilakuukan dengann pembelajaran p usat pada guuru. Hal ini yang berpu mengindikasik m kan bahwa beluum diaplikasikkannya standarr proses p pendiddikan secara utuh. u Dalam standar prosess pendidikan p dikkatakan bahwaa guru harus memilih m metodee pembelajaran p yang sesuai deengan karakterristik indikatorr dan d kompetenssi materi pelajaaran. Metode pembelajaran yang cenderung berpusaat pada p guru mennjadikan siswaa hanya menghhafal informasi yang y disamppaikan guru tanpa dibiaasakan untukk mengembangk m kan potensi berpikir. Haal ini dapaat siswa malas untuk berppikir mandirii. menyebabkan m Berdasarkan B tees tertulis beroorientasi keteraampilan prosess yang y diberikaan peneliti keepada 20 sisw wa kelas VIIII menunjukkan m bahwa hanyya 5% siswaa yang dapaat membuat m rum musan masalah h, 100% sisw wa belum bisaa
membuatt hipotesis sesuuai dengan rumusan masalaah dan hanya 5% % siswa yang m mengidentifikaasi variabel-vaariabel penelitiann. Data terseebut mengindiikasikan renddahnya keteramppilan proses sisw wa. Di samping s itu, ccara pembelajaaran yang dilakkukan tersebut menyebabkan m banyak siswa beranggapan bbahwa IPA adalaah pelajaran yaang sulit. Hal ini i dapat dilihaat dari hasil ang gket yang dissebarkan padaa siswa kelass VIII dengan jumlah 20 sisw wa menunjukk kan 85% respoonden menyatak kan pembelajaaran IPA itu sulit. s Hal ini dapat menjadi salah satu faaktor penyebaab rendahnya hasil belajar siiswa. Berdasarrkan data guruu pada pembelajaran materi prroses perolehaan nutrisi dan transformasi eenergi pada tum mbuhan hijau taahun pelajarann 2011/2012, teercatat 67,7% siiswa belum mencapai m KKM M yang ditettapkan sekolah dengan d nilai 755. yang Dalaam rangka m menciptakan pembelajaran p berkualitaas, pemerintahh telah menetaapkan standar proses p pendidikaan yaitu stanndar nasionall pendidikan yang berkaitann dengan pelakksanaan pembeelajaran pada satuan s pendidikaan untuk menccapai kompeteensi lulusan. Sttandar ini berfunngsi sebagai peengendali proses pendidikan untuk mencapaii kualitas prosses dan hasil pembelajaran serta sebagai pedoman baagi guru dallam merencaanakan program pembelajarann dan impllementasi proogram tersebut dalam d kegiatann nyata di lapanngan. Standar proses p ini membberikan petunjuuk pelaksanaann pembelajarann yang meliputi kegiatan peendahuluan, kegiatan k inti, dan K pen ndahuluan meeliputi kegiatan penutup. Kegiatan apersepsii, motivasi, dan meny yampaikan tujuan t pembelajaran. Kegiatann inti terbagi menjadi m tiga tahhapan, e dan konfirmasi. k yaitu tahaap eksplorasi, elaborasi, Tah hap eksplorasi menuntut sisswa untuk berrperan aktif dalaam proses peroolehan informaasi melalui intteraksi dengan lingkungan m maupun interaaksi sosial. Tahap T elaborasi memberikan kesempatan kepada k siswa untuk menunjuk kkan hasil kerjanya dan memperluas pengetahuuan. Tahap koonfirmasi mem mberikan kesem mpatan bagi gurru untuk meemberikan um mpan balik positif, p penguatann, dan refleksii sebagai konffirmasi atas keggiatan eksplorassi dan elaborrasi. Kegiatann penutup meeliputi membuatt simpulan pem mbelajaran, melakukan m peniilaian, dan mennyampaikan reencana pembeelajaran selanjjutnya (BSNP, 2007). 2 Dengann demikian im mplementasi sttandar dapat proses dalam pem mbelajaran diharapkan meningkaatkan keteram mpilan proses dan hasil belajar b siswa. Berddasarkan standdar isi, standarr kompetensi 2 kelas VIII SMP P/MTs berisi tentang memaahami sistem dalam d kehidupaan tumbuhann. Di dalaamnya menncakup kompetennsi dasar 2.2 yyang menyebuutkan tentang proses p perolehann nutrisi dan trransformasi en nergi pada tumbbuhan hijau. Kedua K proses tersebut terjaadi melalui proses p
Peembelajaran Beerorientasi Stanndar Proses pada Materi Fotoosintesis
fotosintesis. f Proses fotosiintesis melibatkan adanyaa transformasi t e energi, unsur hara, h dan senyyawa sehinggaa dengan d implem mentasi standaar proses dalam m pembelajarann materi m fotosinnesis akan lebbih mudah diipahami siswaa dengan d dibeerikan peng galaman langgsung untukk membuktikan m adanya prosees tersebut meelalui kegiatann eksplorasi. e Daalam kegiatan eksplorasi dilaakukan dengann metode m praktiikum sehinggaa siswa akan n mendapatkann pengalaman p b belajar yang menerapkan m metode m ilmiahh. Pembelajaran P juga dapat diilakukan secarra terpadu tipee connected. c Tipe T connecteed ini digu unakan untukk menghubungka m an konsep-koonsep yang saling terkait dengan d materi fotosintesis terrsebut. Fotosinteesis merupakaan proses perrubahan kimiaa yang y tidak dappat dilihat begiitu saja namun hasilnya dapaat diamati d melallui praktikum sehingga materi ini sesuaai apabila a diajarkkan dengan lanngkah-langkahh pembelajarann pada p standar proses. Sesu uai dengan standar s prosess praktikum p terrsebut dilakuk kan pada tah hap eksplorasii. Dengan D mellakukan prakktikum dapaat melatihkann keterampilan k proses p siswa seperti merumuuskan masalahh, membuat m h hipotesis, m mengidentifika asi variabell, mendefinisikan m n variabel seecara operasioonal, membuaat tabel t data, menganalisis daata, dan mem mbuat simpulann hasil h praktikum m. Penelitiaan Julaeha (201 12) yang berjud dul “Penerapann Pembelajaran P Berbasis Prakktikum untuk Meningkatkann Keterampilan K Proses Sainss dan Penguasaan Konsepp Siswa pada Konsep Fottosintesis Di Kelas VIII”” menunjukkan m bahwa melaalui pembelajjaran berbasiss praktikum p dappat meningkatkkan keterampilaan proses sainss dan d penguasaaan konsep sisw wa dengan gainn keterampilann proses p 0,57 yang y termasuuk kriteria sedang. Dengann melatihkan m keeterampilan proses ini diharapkan dapaat keterampilan meningkatkan m n proses dan hasil belajarr siswa secara keseluruhan sebagaimana penelitian p yangg dilakukan d oleh h Yuliati (2010) dengan juddul “Penerapann Pendekatan P K Keterampilan P Proses untuk Meningkatkann Hasil H Belajar Mata Pelajaraan IPA pada Siswa S Kelas V SDN Ngenepp 1 Karangploso Kab. Maalang (PTK)””. Peneitian P teersebut menuunjukkan baahwa terjaddi peningkatan p haasil belajar darri siklus I sebessar 59,13%. Penelitiann lain yang dilakukan oleh Ramdani R (2011)) dengan d judul “Pelaksanaan “ S Standar Prosess Pembelajarann Geografi G terhaadap Hasil Belajar Siswa Di SMA Negerri Kabupaten K Su ubang” menunjjukkan hasil korelasi k standarr proses p terhadaap hasil belajjar menghasilkkan sebesar 1 yang y berarti ada pengaruh h yang kuat antara standarr proses p dengaan meningkattkan hasil belajar b siswaa. Berdasarkan B h tersebut dii atas, maka akan hal a dilakukann penelitian p yaang bertujuan n untuk mendeskripsikann keterlaksanaan k n pembelajarann, keterampilann proses siswaa, hasil h belajar siswa, dan n respons siswa terhadapp
pembelajaran berorienntasi standar proses p pada materi m fotosintessis. DE METOD Penelitiann ini menggunnakan desain “One group pretest p posttest” dengan tujuaan untuk menggetahui peninggkatan kemampuuan siswa setelah mengiikuti pembelaajaran. Sampel dari d penelitian ini adalah 30 0 siswa kelas VIII-F V SMP Neg geri 2 Dawarblandong pada semester genap tahun pelajaran 2012-2013. IInstrumen yan ng digunakan dalam mengumppulkan data adalah lembar observasi, tess, dan angket. Lembar L obervassi digunakan unntuk mengumppulkan data keteerlaksanaan peembelajaran, hasil h belajar aafektif, dan hasill belajar psikoomotor melaluui metode obseervasi. Tes diguunakan untuk memperoleh data d pretest-poosttest hasil belaajar kognitif daan keterampilann proses. Sedanngkan angket digunakan d unntuk mengetahhui respons siswa terhadap pembelajaran. Dataa hasil observvasi dan angkket dianalisis secara s deskriptiff kuantitatif m menggunakan patokan rubrikk dan kriteria innterpretasi skoor. Pada data hasil tes dilakkukan analisis gain ternormaalisasi yang dikemukakan Hake ntuk mengetahuui perbedaan kemampuan k aw wal dan (1999) un akhir sisswa. Selanjutnnya dilakukan uji t berpassangan untuk mengetahui m siggnifikansi perb bedaannya. N Namun sebelumn nya, dilakukann uji normalittas sampel dengan d menggun nakan SPSS verrsi 16.0. D PEMBAH HASAN HASIL DAN Pembelajjaran berorienntasi standar proses p pada materi m fotosintessis telah dilakuukan di kelas VIII V F SMP Neegeri 2 Dawarblaandong dalam m dua pertemuuan. Keterlakssanaan rencana pelaksanaan p peembelajaran paada setiap perteemuan disajikan pada Gambar 1. Pertem muan I
S k o r
Pertemuuan II
3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0
Gam mbar 1. Grafik keterlaksanaan k n pembelajarann pada setiiap pertemuan Grafik pada Gambbar 1 menunjukkkan bahwa reencana pelaksanaaan pembelajaaran berorienttasi standar proses p pada maateri Fotosintessis telah terlaaksana dengann baik dengan rata-rata r skor masing-masin ng tahapan keggiatan 3,3; 3,1; 3,0; 3,0; dan 3,2. Pada tah hap eksplorasi,, guru
Jurnal Pendidikan P Sainns e-Pensa. Voolume 01 Nom mor 02 Tahun 2013, 2 103-109
memfasilitasi m terjadinya innteraksi antar siswa, antaraa siswa dan gurru, serta antarra siswa dan sumber s belajarr melalui m metodde pembelajarran kelompok,, tanya jawab, dan d praktikum m. Tugas sisw wa adalah menncari informasi melalui m kegiattan membaca, berdiskusi, dan d praktikum m. Pada P tahap elaborasi e guru memfasilitasii siswa untukk menganalisis m dan d memecahkkan masalah daalam percobaann melalui m diskussi kelompok, berlatih b keteraampilan prosess melalui m LKS,, dan bertindak tanpa rasaa takut untukk melaporkan m h hasil eksplorassi. Siswa mem mpresentasikann hasil h kerja keelompoknya dan d memberikkan tanggapann terhadap t kelom mpok yang laiin. Pada tahappan konfirmasi guru g memberiikan pembenaaran, penegasaan, dan umpann balik b positif atas hasil ekssplorasi dan elaborasi e yangg dilakukan d sisw wa. Proses peembelajaran tellah terlaksana dengan d kriteriaa rata-rata r baik.. Pada pertem muan II terjaddi peningkatann pada p kegiatan ekplorasi dan penutup. p Hal inni dapat terjaddi karena k pada peertemuan II keegiatan praktik kum pada tahapp eksplorasi e teelah terlaksaana sesuai waktu yangg direncanakan d dan siswa lebih berinnisiatif untukk berpendapat b d dalam menyim mpulkan hasil pembelajarann. Secara keseluuruhan, pembeelajaran beroriientasi standarr proses p pada materi m fotosinteesis terlaksana sesuai dengann makna m pemb belajaran dalaam standar proses, yaituu melibatkan m sisswa secara ak ktif dalam prooses perolehann informasi i sehiingga pembelaajaran bersifatt konstruktivis. Hal H ini sesuai dengan pernyyataan Sanjaya (2011) bahwaa mengajar m dalam m konteks stanndar proses peendidikan tidakk hanya h menyaampaikan matteri pelajarann, tetapi jugaa dimaknai d sebaagai proses mengatur m lingkkungan supayaa siswa belajar. Dalam prosess pembelajaran n, siswa haruss dijadikan d sebaagai pusat kegiatan untuk mencapai m tujuann pembelajaran. p Melalui kegiatan ekssplorasi, guru u memberikann pengalaman p laangsung kepaada siswa unttuk melakukann praktikum. p Keegiatan praktikuum ini memun ngkinkan siswaa untuk u berlatih keterampilan proses. p Hal inii sesuai dengann pernyataan p Suubiantoro (Jullaeha, 2012) bahwa dalam m kegiatan k praaktikum sanggat dimungkiinkan adanyaa penerapan p berrbagai keteram mpilan proses sains s sekaliguss pengembangan p n sikap ilmiaah yang menddukung prosess perolehan p peengetahuan dalam d diri siswa. Dataa keterampilan k p proses siswa diisajikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Nilai keterampilan prooses Jenis KPS Merumuskann masalah Membuat hippotesis Mengidentifik kasi variabel
R Rerata Prretest 31 29
Reraata Postteest 52 40
57
81
N-gain 0.30 0.16 0.56
Lanjutann Tabel 1 Mendeffinisikan variabell Membuat tabel data Mengan nalisis data Membuat simpulan Rata-raata
50
66
0.32
42 55 44 44
67 81 72 66
0.43 0.58 0.50 0.41
Pada Tabel 1 diketahui baahwa hasil pretest p kan penguasaaan keteramp pilan proses siswa menunjuk rendah. Hal H ini disebabbkan rendahnyaa pengetahuan siswa tentang metode m ilmiahh. Pada kegiaatan pretest seeluruh siswa bellum mengetahhui pengertian dari masing-m masing keteramppilan proses yaang diukur oleh peneliti. Hal H ini dipengaru uhi oleh kebiasaan guruu yang cendderung mengajarr siswa dengann menggunakaan metode cerramah sehingga kurang melaatihkan keteram mpilan proses. Fakta S (Juulaeha, tersebut didukung olehh pernyataan Subiantoro 2012) bahwa b kecennderugan gurru membelajjarkan siswanyaa dengan metoode yang kuranng representatiif dan kurang mendukung m pem menuhan kebuttuhan keilmuann IPA. Dengan kenyataan k terseebut maka sisw wa kurang dibeerikan kesempattan untuk melatihkan m keeterampilan proses p mereka. Seteelah dilaksanakan pembellajaran beroriientasi standar proses padaa materi fo otosintesis dengan d menggunnakan metode praktikum, secara keseluuruhan nilai keteerampilan prosses siswa men ningkat dengann ratarata N-ggain 0,41 terrmasuk dalam m kategori seedang. Peningkaatan tersebutt sesuai dengan d peneelitian sebelumnnya yang dilaku kukan oleh Julaaeha (2012). Juulaeha dapat melapork kan bahwa kegiatan praktikum mempenggaruhi peningkkatan keteramppilan proses. Setelah pembelajaran rata-rata nilai keteram mpilan proses siswa meningkaat dengan N-ggain sebesar 0,57 termasuk dalam kategori sedang. Peneelitian lain yaang dilakukann oleh Wardani (2008) menuunjukkan bahw wa melalui metode m m mikro rata-raata nilai keteraampilan prosess sains praktikum meningkaat dari 76,19 m menjadi 82,16. Salaah satu faktorr yang menduk kung meningkkatnya keteramppilan proses siiswa adalah prroses pembelaajaran. Melalui kegiatan eelaborasi, sisswa mendappatkan oses lebih menddalam kesempattan berlatih ketterampilan pro dengan bantuan b LKS berorientasi keterampilan k pproses. Pada keggiatan konfirmaasi, siswa menndapatkan pengguatan dan ump pan balik posiitif dari guru.. Dengan dem mikian keteramppilan proses siswa dapatt meningkat dari kemampuuan awal. Nam mun kelemahan nnya latihan terrsebut hanya diilakukan dalam m 2 kali pem mbelajaran sehhingga kurang maksimal. m Akkibatnya, hany ya 3 keteram mpilan proses yang y dapat dikuasai denngan baik daari 7 keteramppilan yang dilaatihkan. Pernyaataan tersebut sesuai dengan hasil h penelitiann tindakan keelas yang dilakkukan
Peembelajaran Beerorientasi Stanndar Proses pada Materi Fotoosintesis
oleh o Paidi dkk, d yang menyatakan m b bahwa dengann memberikan m tindakan beruupa latihan pengembangan p n kinerja k ilmiah h, secara keseeluruhan terjaddi peningkatann pengembangan p n kinerja ilmiah mahasiiswa. Namunn demikian, d padda beberapa aspek kerja ilmiah masihh mengalami m keesulitan. Melaalui refleksi dan d bimbingann yang y intensif,, penguasaan mahasiswa teerhadap aspekk kerja k ilmiah daapat ditingkatk kan. Keteramppilan yang peenguasaannya paling rendahh adalah a merum muskan masalaah dan membbuat hipotesis. Berdasarkan B hasil h posttest, ruumusan masalah yang dibuaat siswa cenderu ung bersifat um mum. Sebagiaan besar siswaa juga j mengemuukakan hipotessis yang tidak sesuai dengann rumusan r massalah. Hal in ni dapat dipeengaruhi olehh pemahaman p siswa tentang konsep masallah yang akann diselidiki d massih rendah. Reendahnya pem mahaman siswaa terhadap t masalah yang diselidiki teercermin darri sedikitnya sisw wa yang mam mpu menjawabb soal kognitiff produk p dengann baik. Pernyaataan tersebut didukung olehh Sanjaya (2011 1) bahwa konnsep-konsep dalam d masalahh harus h dikuasaii terlebih dahulu oleh siswa sehingga dapaat merumuskan m masalah denggan tepat. Hiipotesis bukann sembarang peerkiraan, tetappi harus mem miliki landasann yang y kuat, sehhingga hipotesiis yang dimunculkan bersifaat rasional r dan logis. Kemam mpuan berpikirr logis sangaat dipengaruhi d oleh wawasan yang dimilikii dan keluasann pengalaman, p sehingga seseorrang yang mem miliki wawasann yang y sempit akan a sulit menngembangkan hipotesis yangg rasional r dan lo ogis. Penguasaaan keterampilaan merumuskaan masalah dann hipotesis h yanng rendah berakibat b pad da rendahnyaa penguasaan p keeterampilan meendefinisi-kan variabel secaraa operasional. o S Siswa masih kesulitan k dalam m merumuskann masalah m dan hipotesis h sehin ngga siswa keesulitan dalam m melakukan m peengecekkan definisi d variabel yang telahh dibuat. d Nur (20011) menyatakkan bahwa defiinisi yang telahh dibuat d harus dipikir beru ulang-ulang appakah definisi tersebut t dapatt membantu menjawab m rum musan masalahh dan d menguji hiipotesis. Membuatt tabel data berarti menggorganisasi-kann informasi i ked dalam kolom--kolom dan baris b berlabell. Tabel T data harus h mampu menampung seluruh hasil pengamatan p yaang dilakukan. Tabel data yaang telah dibuaat seharusnya diibandingkan dengan d rencanna eksperimenn sehingga mam mpu mencatatt seluruh hasiil pengamatann (Nur, ( 2011). Pengamatan apa a saja yangg harus dicataat tercantum t dallam definisi operasional o variabel. Siswaa masih m kesulitaan dalam menddefinisikan varriabel sehinggaa sulit dalam membuat tab bel yang baaik. Meskipunn demikian, d sisw wa dapat men nganalisis dataa dengan baikk. Menganalisis M data berarti menemukan m maakna di dalam m data d dengan mencari keccenderungan tertentu yangg tampak t pada data. d Data hasil percobaan teelah tercantum m
secara rinci r dalam ilustrasi prraktikum sehhingga memungk kinkan siswa ddapat menemuukan kecenderuungan data meskkipun tidak meelalui tabel. Mennyimpulkan beerarti membuaat suatu pernyyataan yang mennggambarkan aapa yang telah dipelajari darii suatu eksperim men. Simpulann dari eksp perimen umuumnya berkaitann dengan hipoteesis dan rumusan masalah. Dalam D lembar penilaian p kognnitif proses khhususnya padaa soal membuatt simpulan prakktikum telah diiberikan uraiann yang berkaitann dengan daata hasil peercobaan sehhingga meskipun n kemampuan siswa dalam membuat rum musan masalah dan hipotesiss rendah mereeka tidak kessulitan dalam membuat m simppulan praktikuum. Hal ini sesuai dengan pernyataan p Sannjaya (2011) bahwa b sering terjadi t simpulan n yang dirumusskan tidak fokuus terhadap maasalah yang hen ndah dipecahkaan. Karena itu, agar simpulann yang dibuat ak kurat sebaiknyaa guru mampuu menunjukkann pada siswa datta yang relevann. Renndahnya penguuasaan keteram mpilan prosess oleh siswa seecara keseluruuhan berpengaaruh terhadap hasil belajar kognitif siswa. Dalam pembeelajaran, siswaa tidak terbiasa diajarkan ketterampilan prroses. Keteram mpilan proses haanya dipelajarri siswa pada kelas VII sem mester ganjil paada materi meetode ilmiah. Berdasarkan B leembar penilaian n kognitif dappat diketahui bahwa b jumlahh soal kognitif proses lebihh banyak dibbandingkan dengan d jumlah soal kognitif produk. Soal kognitif proses p merupakaan soal beroriientasi pada keterampilan k p proses yang terddapat pada kegiiatan praktikum m. Berdasarkann hasil tes ketterampilan proses, p sebaggian besar nilai keteramppilan proses siswa masihh rendah sehhingga ketuntasaan hasil belajaar kognitif ren ndah. Analisis hasil belajar ko ognitif siswa ddisajikan dalam m Tabel 2. Taabel 2. Hasil analisis a nilai beelajar kognitif Hasil Keetuntasan klasikal Raata-rata nilai Niilai minimal Niilai maksimal Niilai ideal N N--gain Kriteria N-gaain
Pretestt 0% 41,47 25 51
Posttest 16,67% 62,30 41 86 100 30 0,47 Sedang
Dari Tabel 2 dikketahui bahwa secara keseluuruhan nilai hassil belajar koognitif siswa meningkat setelah dilaksanaakan pembelajjaran berorienntasi standar proses p pada maateri fotosinteesis. Peningkaatan tersebut dapat dilihat daari rata-rata nillai pretest dan posttest siswaa serta meningkaatnya nilai m minimum dann maksimum yang diperoleh h siswa. Menningkatnya nilai n siswa setelah pembelajaran dapat terrjadi karena dalam d pembelajaran guru melibatkan siswa secara aktif daalam setiap keggiatan pembelajaran, memfasiilitasi interaksii antar siswa dengan d guru melalui metode taanya jawab, meemfasilitasi intteraksi
Jurnal Pendidikan P Sainns e-Pensa. Voolume 01 Nom mor 02 Tahun 2013, 2 103-109
antar a siswaa melalui pembelajarann kelompokk, interaksi sisw memfasilitasi m wa dengan sumber belajarr melalui m keggiatan eksplo orasi. Dengaan demikiann memungkinkan m n siswa untuk mengontruksi pengetahuanny p ya sesuai teori t konstruuktivis bahwaa pengetahuan p b berasal dari lu uar, tetapi disu usun oleh dann dari d dalam diiri seseorang melalui m interaaksi sosial dann pengalaman p (S Sanjaya, 2011). Peningkaatan nilai siswa setelaah mengikutti berorientasi standar pembelajaran p s prosess pada materri fotosintesis f ini sesuai dengaan penelitian terdahulu t yangg dilakukan d olehh Ramdani (2 2011). Hasil penelitian p yangg dilakukan d oleh h Ramdani menunjukkan m b bahwa korelasi standar prosess dan hasil bellajar sebesar 1. 1 Hal tersebuut berarti b peneraapan standar proses sangaat berpengaruhh dalam d meninggkatkan hasil belajar siswaa. Peningkatann hasil h belajar juga terjadi pada aspek afektif. Padaa pertemuan p II, jumlah siswaa dengan kateggori tidak baikk pada p sikap tanggung t jaw wab dan inissistif menurunn sehingga rata--rata skor setiaap aspek afek ktif meningkatt. Peningkatan P teersebut dilihat pada p grafik di bawah ini. 5 S k o r
4 4
3 2
2,83
2,37
2,7
1 0 b Tanggungjawab Pertemuan I
Inisiaatif Pertemuan II
Gambar 2. Grrafik skor rata--rata afektif settiap pertemuann Meningkatnya rasa taanggungjawab dan inisiatiff siswa dapat terjadi karena dalam prosess pembelajarann guru g membagii siswa dalam m kelompok keecil sejak awaal pembelajaran p sehingga akktifitas pembeelajaran siswaa dilakukan d dalaam kelompok. Dengan pembbelajaran dalam m kelompok k d dapat menum mbuh kembbangkan rasaa tanggungjawab t b siswa dalam menyeleesaikan tugass kelompok. k Selain itu, dapaat memfasilitassi siswa untukk berinteraksi b anntar siswa dalaam kelompok ataupun a dengann kelompok k laain. Dengan interaksi teersebut dapaat menumbuhkan m n inisiatif sisw wa untuk salingg tukar pikirann dan d saling meembantu dalam m belajar. Hal tersebut sesuaai dengan d pernyaataan Sanjaya (2011) bahwaa pembelajarann kelompok k dappat memunculkkan tanggungjawab individuu terhadap t kelo ompok, membbangkitkan motivasi m untukk keberhasilan k kelompok, saling meembantu dann membelajarkan m n antar sisw wa melalui tukar t pikirann, pengalaman, p d gagasan. dan
Selaain hasil belajar kognitif dan afektif, juga dilakukann penilaian teerhadap hasil belajar psikom motor. Psikomottor siswa padda setiap perteemuan sudah baik. Pada perttemuan II, terjaadi peningkataan psikomotor siswa. s Peningkaatan tersebut ddapat dilihat paada grafik di bbawah ini.
N i l a i
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
86
Peertemuan I
93
Pertemuan II
Kem mampuan melaku ukan praktikum
Gamb bar 3. Grafik rrata-rata nilai psikomotor p setiiap pertemuan Hassil belajar psikkomotor sisw wa yang baik dapat disebabkaan oleh pengggunaan metod de praktikum yang diterapkaan oleh guru daalam pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Ruustaman (Julaaeha, 2012) yang menyatak kan bahwa prraktikum adalaah suatu ranggkaian kegiatan yang mem mungkinkan siswa s menerrapkan keteramppilan atau meempraktikkan sesuatu. Prakktikum dapat beerperan dalam pencapaian tujuan t keteram mpilan psikomottor seperti belaajar memasang g alat dan mem makai alat atau instrumen terteentu. mbelajaran ini mendapatkan m r respons yang sangat s Pem baik dari siswa dengan rata-rata perseentase 91%. Annalisis hwa pembelajaran respons siswa menuunjukkan bah berorientasi standar proses p pada materi fotosiintesis merupakaan hal baru baagi siswa karenna mengajarkann IPA secara terpadu. Sebbelumnya guuru tidak ppernah melaksan nakan pembelaj ajaran IPA secaara terpadu. Metode M praktikum m juga merupaakan hal yangg baru karena siswa belum peernah melakukan praktikum dalam pembelajaran IPA di keelas VIII. Melaalui kegiatan prraktikum siswaa akan berprosess melalui mettode ilmiah menghasilkan m suatu produk yang y mungkin dapat diaplikkasikan siswa dalam d kehidupaan sehari-hari. D Dengan pembeelajaran IPA teerpadu yang memberikan m ppengalaman langsung melalui m praktikum m pada kegiataan eksplorasi tersebut t pemahhaman siswa lebbih utuh secaraa substansi dan sesuai hakikatt IPA. Dalam keegiatan pembeelajaran siswa sangat antusias. Hal ini menunnjukkan bahwaa siswa merasaa senang dan teertarik terhadap pembelajaran.. Hal ini dapatt menjadi salahh satu faktor penndukung meniingkatnya keterrampilan prosees dan hasil belaajar siswa.
Peembelajaran Beerorientasi Stanndar Proses pada Materi Fotoosintesis
Dalam pembelajaran p guru mengguunakan mediaa gambar g dan alat-alat prakttikum. Dengaan penggunaann media m dapat membantu m dalam m menjelaskann materi kepadaa siswa sehinggaa materi dapatt diterima denngan jelas olehh siswa. Materi fotosintesis f inii berkaitan den ngan kehidupann sehari-hari karrena proses terrsebut terjadi pada p tumbuhann yang y ada diliingkungan sekkitar. Dengan pembelajarann berorientasi b sttandar proses pada materi fotosintesis f inni siswa menjadi lebih aktif. Keeaktifan siswa ini i dapat dilihaat dari d hasil belajar afektif dan psikomotor p sisw wa yang baik. PENUTUP P Simpulan Berdasarkan B hasil h analisis daata dapat disim mpulkan bahwaa pembelajaran p berorientasi standar s prosess pada materri fotosintesis f di kelas VIII-F SM MP Negeri 2 Dawarblandong D g telah t terlaksanna dengan ratta-rata baik, meskipun m padaa pertemuan p I aspek mem mfasilitasi sisw wa melakukann pratikum p di laboratorium terlaksana dengan kriteriaa cukup. c Keteraampilan prosess siswa juga meningkat m darri kemampuan k a awal dengan N-gain N 0,41. Namun, siswaa masih m mengalaami kesulitan dalam d merumuuskan masalahh, merumuskan m h hipotesis, menndefinisikan variabel v secaraa operasional, o daan membuat taabel data. Hasiil belajar siswaa secara keselurruhan mengalaami peningkattan dengan N-gain g 0,47 meskkipun ketuntasaan klasikalnya 16,67%. Siswaa memberikan m respon r yang sangat s baik deengan rata-rataa persentase p 91% %. Saran Keterampilan K p proses perlu diilatihkan berulaang-ulang yangg tidak t terbatass pada kegiattan pembelajaaran di kelass. Keterampilan K proses dapat dilatihkan sebelum dan atauu sesudah kegiaatan kelas. Deengan latihan yang intensiff diharapkan d dappat meningkatkkan penguasaaan keterampilann proses p dengan baik oleh sisw wa. DAFTAR D PUS STAKA Arikunto, A Suhharsimi. 2010. Prosedur Peenelitian Suatuu Pendekatann Praktik. Jakaarta: Rineka Cipta. BSNP. B 2007. Peraturan Menteri M Pendiddikan Nasional Republik Indonesia I Nom mor 41 Tahun 2007 tentangg Standar Prroses untuk Sa atuan Pendidikkan Dasar dann Menengah.. Jakarta : BSN NP. Depdiknas. D 2006. P Panduan Pembelajarran IPA Terpadu. Kurikulum m, Balitbang Deepdiknas.
P Pengembangan n Jaakarta: Pusaat
Hake, H R. 19999. Analizyng Change/Gain C S Score. [online]] Tersedia : http://lists.asu. h edu (27 Maret 2013) Ibrahim, I Musslimin dkk. 2010. Dasar--dasar Prosess Belajar Meengajar. Surabaaya: Unesa Un niversity Press.
Julaeha, Siti. 2012. Peenerapan Pem mbelajaran Berrbasis Prakttikum untuk M Meningkatkan Keterampilan K P Proses Sains dan Penguassaan Konsep Siswa S pada Konsep K m Fotossintesis Di Kelas VIII (online) melalui http:///repository.upii.edu/skripsivieew.php?no_skrrip diaksees tanggal 5 Deesember 2012. Lampiran n Peraturan Meenteri Pendidik kan Nasional No. N 23 tahunn 2006 tentanng Standar Kompetensi K Luulusan (SKL). Ningrum, Epon. _. Bukku Ajar Kompeetensi Profesionnal Guru.. (online) melalui http:///file.upi.edu/Direktori/FPIPS S/JUR._PEND._GE OGRA AFI/1962030441987032EPON N_NINGRUM//Buku_Ajar/KOMPETENSI__PRO FESIO ONAL_GURU U/BAB_VI.pdff diakses tanggaal 5 Marett 2013. Nur, Moh hamad. 2011. Modul M Keteram mpilan-keteram mpilan Prosees Sains. Surabbaya : PSMS UNESA. UN Paidi, dkkk. _. Peninggkatan Kemam mpuan Calon Guru MIPA A Mengembanngkan Kerja ilmiah (Scieentific Proceess) dalam Pengajaran Mikro, M Menuju Terbeentuknya Gurru Pemula Bidang B IPA yang Komppeten. (online) m melalui http:///staff.uny.ac.idd/sites/default/ffiles/Keteramppilan% 20Prooses%20Sains-Paidi%20UNY Y%20dkk.pdf diaksees tanggal 17 A April 2013. Rachmatiin, Dewi. Banduung: UPI.
2 2010.
Modul
Pelatihan
SPSS.
Ramdani, Fian. 20111. Pelaksanaaan Standar P Proses Pemb belajaran Geoggrafi terhadap Hasil Belajar Siswa Di SM MA Negeri Kaabupaten Subaang (online) m melalui http:///repository.upii.edu/operator/sskripsiview.phhp diaksees tanggal 5 Deesember 2012. Riduwan. 2010. Skalaa Pengukuran n Variabel-variabel Penellitian. Bandungg: Alfabeta. Sanjaya, Wina. 2011. SStrategi Pembellajaran Beroriientasi Stand dar Proses Penndidikan. Jakartta: Kencana prrenada mediaa Group. Semiawaan Conny, et all. 1986. Pendeekatan Keteram mpilan Prosees : Bagaimaana Mengaktif ifkan Siswa ddalam Belajaar?. Jakarta: G Gramedia. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Banndung : PT. Taarsito. Sukmadinnata, Nana Syaaodih. 2010. Metode M Penelitiaan Pendiidikan. Bandunng: PT. Remajaa Rosdakarya. Wardani, Sri. 2008. Peengembangan keterampilan k P Proses Sains dalam Pembeelajaran Kromaatografi Lapis Tipis Melallui Praktikum m Skala Mikrro. Jurnal Innovasi Pendiidikan Kimia, ((Online), Vol .2, . No. 2, 20088, hlm 317-3322, (http:///journal.unness.ac.id/nju/indeex.php/JIPK/artticle/v iew/1260/1311, diakkses 29 April 2013)