Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Metode Observasi Langsung dan Observasi Tidak Langsung ( Studi Eksperimen pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya) The Different of the Result of Student’s Learning on the Learning Process Using Direct Observation Method and Indirect Observaation Method th (The Study of Experiment on Ecosystem Concept at 7 Grade Students of The Six Public Junior High School at Tasikmalaya)
Milaviandy Pranata, Purwati Kuswarini Suprapto, Ai Sri Kosnayani Program Study Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, University of Siliwangi Jl. Siliwangi no: 20 Tasikmalaya -Jawa Barat, Email:
[email protected]
Abstract This research purposed to know the different of the result of student’s learning which the learning process using direct observation method with indirect observation method the study of experiment throught ecosystem concept at 7th grade students of the six public junior high school Tasikmalaya. This research conducted on December 2013 until April 2014. The population of the research was all the 7th grade students of eleven classes. The sample in this research used purposive sampling technique consist of two classes, it was VII C class consist of 40 students and VII E class consist of 39 students. To measure the result of students’ learning, the research instrument that used test. Technique of analyzing the data in this research using independent t-test with significant level α = 0,05. The average of the result of students’ learning process by using direct method observation as 23,13 and indirect method observation as 17,13. Grounded on result of analyzing the data and testing the hypothesis can be concluded that there were a difference between the result of students’ learning by using direct method observation and indirect method observation and the directed of better than undirected observation. Key words : direct observation, indirect observation, ecosystem Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan metode observasi langsung dengan observasi tidak langsung (studi eksperimen pada konsep Ekosistem di kelas VII SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya).Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2013 sampai dengan April 2014. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII sebanyak 11 kelas. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 2 kelas, yaitu kelas VII C berjumlah 40 orang dan kelas VII E berjumlah 39 orang. Untuk mengukur hasil belajar digunakan instrumen berupa tes hasil belajar. Teknik analisis data menggunakan uji t independen dengan taraf signifikan α = 0,05. Rata-rata hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan metode observasi langsung sebesar 23,13 dan metode observasi tidak langsung sebesar 17,35. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis didapat kesimpulan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa
1
yang proses pembelajarannya menggunakan metode observasi langsung dengan observasi tidak langsung dan observasi langsung lebih baik dari observasi tidak langsung. Kata kunci : observasi langsung, observasi tidak langsung, ekosistem
Pendahuluan Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi : tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut harus di perhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan modelmodel pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Sebagian besar dari siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka
pelajari
dengan
bagaimana
pengetahuan
itu
dapat
dipergunakan/dimanfaatkan. Pembelajaran IPA di SMP pada umumnya masih didominasi oleh aktifitas guru. Kelas berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan dan KBM berpegang pada buku paket saja. Sehingga kegiatan pembelajaran kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan benda-benda konkrit dalam situasi yang nyata. Pada pengamatan awal di SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya menunjukkan kenyataan bahwa proses KBM berjalan secara teoritis dan tidak terkait dengan lingkungan nyata tempat siswa berada. Padahal kondisi lingkungan sekolah sangat memungkinkan
untuk
diadakannya
kegiatan
praktikum,
yang
dalam
pelaksanaannya tidak harus di dalam laboratorium. Sehingga siswa hanya dapat membayangkan obyek yang sedang dipelajarinya secara abstrak. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar baik secara individu maupun secara klasikal. Mata
pelajaran
IPA
hingga
saat
ini
masih
menjadi hal yang
menakutkan bagi siswa. Selain materinya kompleks juga banyak mengandung konsep abstrak. Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar harus mampu memberikan kemudahan kepada siswa untuk mempelajari berbagai
hal di
sekitarnya.
Selain itu, gurupun harus mampu memilih 2
metode/model mana yang cocok terhadap materi yang akan diajarkan oleh siswa. Karena jika guru menggunakan model/metode yang tidak sesuai dengan materi maka hasil belajarpun tidak akan maksimal. Keterbatasan guru dalam pemahaman model/metode pembelajaran mengakibatkan guru cenderung menggunakan pembelajaran yang terpusat pada ceramah sehingga siswa merasa bosan dan pembelajaranpun tidak aktif. Seperti kita ketahui bahwa anak usia sekolah menengah pertama memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias yang kuat terhadap segala sesuatu serta memliki sikap berpetualang serta minat yang kuat untuk mengobservasi lingkungan. Rendahnya prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor tersebut adalah cara mengajar guru dengan hanya menggunakan metode ceramah. Metode ceramah yang digunakan secara terus menerus tanpa menggunakan alat bantu mengajar seperti media pengajaran akan mengakibatkan siswa merasa bosan pada mata pelajaran yang bersangkutan. Hal itu di karenakan kemampuan siswa dalam menerima materi yang tidak sama dalam satu kelas. Oleh karena itu, perlu pembelajaran yang mampu menghadirkan subjek atau objek yang akan di pelajari, di antaranya melalui metode observasi langsung dan metode observasi tidak langsung. Dengan menggunakan metode observasi siswa diarahkan untuk langsung terjun mengamati objek-obejk yang akan dipelajari sehingga siswa tidak lagi membayangkan objek-obejek tersebut. Dengan mengamati langsung siswa diharapkan adanya peningkatan hasil belajar siswa terutama dalam mempelajari konsep Ekosistem. Observasi dapat dilakukan secara langsung dengan menggunakan banyak alat-alat indra. Di sini siswa dituntut untuk mempunyai motivasi mencari pemecahan masalahnya dengan observasi langsung ke sumber objek yang diamati yaitu di luar lingkungan kelas dengan menggunakan alat penunjang praktikum. Sedangkan observasi tidak langsung sedikit menggunakan alat indra dan menggunakan alat bantu yaitu carta atau alat bantu yang lainnya, dan pengamatannya pun dilakukan di dalam kelas. Metode ini merupakan metode pembelajaran alternatif yang digunakan pada konsep Ekosistem agar siswa belajar 3
lebih aktif dan dapat meningkatkan hasil belajarnya. Karena dalam proses belajarnya dapat membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman yang dilatarbelakangi oleh pengalaman dan pengetahuan awal dalam pengetahuan lingkungannya serta siswa dapat memanfaatkan hasil pengamatannya dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Metode Observasi Langsung dengan Observasi Tidak Langsung (Studi Eksperimen pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya)”. Metode Penelitian Metoda penelitian yang digunakan adalah metoda pre experimental. Materi yang di bahas dalam penelitian ini adalah ekosistem, sedangkan metode pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah metode observasi langsung dan observasi tidak langsung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya sebanyak 11 kelas dengan jumlah siswa 431 orang dan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Sampel yang di gunakan adalah kelas VII C dan VII E. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tekhnik tes. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa pada konsep Ekosistem. Bentuk tes berupa soal multiple choice dengan empat option dengan jumlah 50 soal. Tes dilakukan setelah pelaksanaan proses belajar mengajar pada konsep Ekosistem selesai. Hasil belajar yang diukur adalah ranah kognitif yang dibatasi hanya pada jenjang mengingat (C1), memahami (C2), memakai (C3), menganalisis (C4), dan mengevaluasi (C5) dengan dimensi pengetahuan faktual (A), konseptual (B) dan prosedural (C). Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan perbandingan nilai postest yang dinormalisasi. Menguji normalitas dengan menggunakan uji Chi-kuadrat (χ2). Data yang diuji meliputi 4
post-test, uji homogenitas dengan menggunakan uji Fmaximum. Data yang diuji adalah post-test. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Metode Observasi Langsung Berdasarkan data hasil penelitian yang telah di lakukan di kelas VII C yang proses pembelajarannya menggunakan metode observasi langsung di peroleh x = 23,13 dengan s = 3,20 dari s2 = 10,23 dan nilai χ2hitung 6,89 < χ2tabel 7,81. Adapun KKM mata pelajaran IPA di SMP Negeri 6 Kotas Tasikmalaya adalah 75,00. Dari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas VII C SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya konsep Ekosistem adalah 77,1. Jika di lihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan metode observasi langsung telah mencapai nilai KKM yang telah di tentukan. Proses pembelajaran metode observasi langsung siswa di hadapi dengan objek-objek yang akan di pelajari, sehingga siswa tidak lagi kesulitan untuk membayangkan objek-objek yang mereka pelajari. Menghadirkan objekobjek yang nyata ikut membantu siswa untuk mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari ataupun dapat membuktikan sendiri materi yang akan di pelajari. Setelah melakukan observasi siswa di berikan lembar kerja siswa yang dikerjakan secara berkelompok untuk mengtahui sampai mana pemahaman siswa dari pengamatan yang telah di lakukan.
5
100
Nilai
80
60
pertemuan 1
40
pertemuan 2
20 0 1
2
3
4
5
6
7
8
Kelompok
Gambar 1. Hasil Diskusi Lembar Kerja Siswa dengan Metode Observasi Langsung Gambar 1 Menjelaskan hasil diskusi kelompok pada pertemuan kesatu dan kedua dimana pada pertemuan kesatu,nilai yang di peroleh tiap kelompok bervariasi. Nilai tertinggi diperoleh oleh kelompok empat dengan nilai 80 sedangkan nilai terendah di peroleh kelompok satu dengan nilai 40. Sedangkan pada pertemuan kedua nilai terbesar di peroleh kelompok empat dan lima dimana kedua kelompok tersebut mendapatkan nilai yang sama yaitu 80, sedangkan nilai terkecil di peroleh kelompok satu dan delapan dimana kedua kelompok tersebut juga memiliki nilai yang sama yaitu 50. Adanya kelompok yang mendapatkan nilai rendah membuktikan bahwa masih ada siswa yang tidak aktif pada saat melakukan observasi dan masih di dominasi oleh siswa yang lebih pintar dalam mengerjakannya. Jika dilihat dari diagram diatas menunujakn ada peningkatan pada pertemuan kedua meskipun ada beberapa kelompok yang turun nilainya. Hal ini membuktikan adanya perbedaan kemampuan siswa dalam penerimaan materi yang di berikan.
6
2. Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Metode Observasi Langsung Berdasarkan data hasil penelitian yang telah di lakukan di kelas VII E yang proses pembelajarannya menggunakan metode observasi tidak langsung di peroleh x = 17,35 dengan s = 2,52 dari s2= 6,35 dan nilai χ2hitung 2,71 < χ2tabel 7,81. Adapun KKM mata pelajaran IPA di SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya adalah 75,00. Dari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas VII E SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya konsep Ekosistem adalah 57,83. Jika di lihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan metode observasi langsung tidak mencapai nilai KKM yang telah di tentukan. Hasil belajar siswa di kelas VII E yang menggunakan metode observasi tidak langsung memiliki nilai belajar yang rendah, hal ini disebabkan karena siswa sulit untuk menerapkan ataupun mengaitkan materi dengan kehidupan nyata. Metode observasi tidak langsung merupakan proses pembelajaran dengan cara mengamati gejala atau proses pada situasi yang tidak sebenarnya. Setelah melakukan observasi yang di bantu dengan media carta siswa di berikan lembar kerja siswa yang dikerjakan secara berkelompok untuk mengtahui sampai mana pemahaman siswa dari pengamatan yang telah di lakukan. 100
Nilai
80 60
pertemuan 1
40
pertemuan 2
20 0 1 2 3 4 5 6 7 8
Kelompok
Gambar 2. Hasil Diskusi Lembar Kerja Siswa dengan Metode Observasi Tidak Langsung Gambar 2 Menjelaskan hasil diskusi kelompok pada pertemuan kesatu dan kedua dimana pada pertemuan kesatu, nilai yang di peroleh tiap 7
kelompok bervariasi. Nilai tertinggi diperoleh oleh kelompok satu dan empat dengan nilai 70 sedangkan nilai terendah di peroleh kelompok dua, enam dan delapan dengan nilai 50. Sedangkan pada pertemuan kedua nilai terbesar di peroleh kelompok empatdengan nilai 80, sedangkan nilai terkecil di peroleh kelompok delapan dengan nilai 50. Adanya kelompok yang mendapatkan nilai rendah membuktikan bahwa masih ada siswa yang tidak aktif pada saat melakukan observasi dan masi di dominasi oleh siswa yang lebih pintar dalam mengerjakannya. Jika dilihat dari diagram diatas menunujakn ada peningkatan pada pertemuan kedua meskipun ada beberapa kelompok yang turun nilainya. Hal ini membuktikan adanya perbedaan kemampuan siswa dalam penerimaan materi yang di berikan.
3. Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Metode Observasi Langsung dan Tidak Langsung Dari penelitian yang telah di lakukan, peneliti menggunakan dua sampel dengan perlakuan yang berbeda. Peneliti menggunakan kelas VII C dan VII E sebagai sampel dan metode observasi langsung dan tidak langsung sebagai perlakuan. Berdasarkan data hasil penelitian yang telah di lakukan di kelas VII C yang proses pembelajarannya menggunakan metode observasi langsung di peroleh x = 23,13 dengan s = 3,20 dari s2 = 10,23 dan nilai χ2hitung 6,89 < χ2tabel 7,81 dengan kesimpulan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Adapun KKM mata pelajaran IPA di SMP Negeri 6 Kotas Tasikmalaya adalah 75,00. Dari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas VII C SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya konsep Ekosistem adalah 77,1. Jika di lihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan metode observasi langsung telah mencapai nilai KKM yang telah di tentukan. Berdasarkan data hasil penelitian yang telah di lakukan di kelas VII E yang proses pembelajarannya menggunakan metode observasi tidak langsung di perloeh x = 17,35 dengan s = 2,52 dari s2= 6,35 dan nilai χ2hitung 2,71 < 8
χ2tabel 7,81 dengan kesimpulan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Adapun KKM mata pelajaran IPA di SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya adalah 75,00. Dari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas VII E SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya konsep Ekosistem adalah 57,83. Jika di lihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan metode observasi langsung tidak mencapai nilai KKM yang telah di tentukan. 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 nilai rata-rata nilai rata-rata nilai rata-rata KKM observasi langsung observasi tidak langsung
Gambar 3. Daftar Nilai Rata-Rata Observasi Langsung, Observasi Tidak Langsung dan KKM Dari gambar 3 dapat di jelaskan bahwa siswa yang proses pembelajarannya menggunakan metode observasi langsung memiliki nilai rata-rata 77,1 sedangkan metode observasi tidak langsung memperoleh nilai rata-rata 57,83. Hal ini membuktikan bahwa metode observasi langsung memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang proses pembelajarannya menggunakan metode observasi tidak langsung. Hal ini disebabkan karena siswa yang proses pembelajarannya menggunakan metode observasi langsung lebih termotivasi untuk bertanya dan
memiliki
rasa
ingin
tahu
yang lebih
tinggi,
karena
proses
pembelajarannya dilakukan dilingkungan yang sebenarnya atau diluar lingkungan
kelas
sedangkan
siswa
yang
proses
pembelajarannya
menggunakan metode observasi tidak langsung keaktifan siswa kurang, 9
karena proses pembelajaran terjadi di dalam kelas dan hanya menggunakan media carta sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Setelah diuji dengan menggunakan uji perbedaan dua rata-rata (uji t) dengan taraf nyata 5% didapat ttabel = 0,034 dan thitung = 9,03 sehingga thitung terletak di daerah penolakan Ho. Hal tersebut menunjukan ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan metode observasi langsung dengan observasi tidak langsung di kelas VII SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya. Timbul perbedaan hasil belajar siswa tersebut diakibatkan pada saat proses belajar siswa memperoleh pengalaman berbeda. Kelompok siswa yang proses pembelajarannya menggunakan metode observasi langsung skor rataratanya adalah 23,13 sedangkan siswa yang proses pembelajarannya menggunakan metode observasi tidak langsung skor rata-ratanya adalah 17,35. Ini disebabkan karena banyak hal yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran, di antaranya faktor sarana dan prasarana sekolah yang kurang mendukung dan juga faktor lingkungan. Berdasarkan pembahasan di atas, jika di kaitkan dengan faktor yang mempengaruhi hasil belajar, faktor guru sangat berpengaruh sekali, karena perencanaan sebagian besar dibuat oleh guru, selain itu faktor lingkungan juga sangat berpengaruh, di antaranya adalah suasana di dalam kelas dan lingkungan sekitar sekolah. Kesimpulan 1. Ada
perbedaan
hasil
belajar
siswa
yang
proses
pembelajarannya
menggunakan metode observasi langsung dengan observasi tidak langsung 2. Metode observasi langsung lebih baik dari observasi tidak langsung 3. Pembelajaran yang menggunakan metode observasi langsung lebih mudah untuk membantu siswa dalam mengaitkan di kehidupan sehari-hari 4. Pembelajaran yang menggunakan metode observasi langsung mampu untuk memperkuat materi 10
5. Siswa yang pembelajarannya menggunakan metode observasi langsung lebih aktif di karenakan siswa termotivasi dan tidak merasa jenuh karena pembelajaran di lakukan di luar kelas dan siswa langsung mengamati objek yang sesungguhnya Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Peneltian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Raksa. Creswell, Jhon W. (2013). Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Indriani,
Leli. (2010). Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Prose Pembelajarannya Menggunakan Pendekatan Keterampilan Proses Jenis Observasi Langsung Dengan Jenis Observasi Tidak Langsung. Universitas Siliwangi: Tasikmalaya
Kurniawan, Edi. (2011). Perbandingan Keefektifan Metode Observasi dan Diskusi Terhadap Hasil Belajar Biologi Pokok Bahasan Ekosistem pada Siswa Kelas X Semester 2 SMA Negeri 1 Mijen Tahun Pelajaran 2010/2011. IKIP PGRI Semarang. Russefeendi. (2010). Dasar-dasar Penelitian dan Bidang Non eksakia Lainnya. Bandung: Tarsito
Sudjana, Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2013). Statistika Untuk Peneltian. Bandung: Alfabeta. Wulan, Ana Ratna. (2008). Taksonomi Bloom-revisi.
11