Jurnal Pendidikan Saains e-Pensa. V Volume 01 Nom mor 03 Tahun 2013, 34-41
PEN NERAPAN PEMBELA AJARAN IP PA TERPAD DU PADA T TEMA BER RNAPAS YANG BE ERORIENT TASI PADA KETERAM MPILAN PR ROSES SAIINS TERHA ADAP HASIIL BELAJA AR SISWA K KELAS VIIII SMP NEG GERI 2 KO OTA KEDIR RI 1) M. Misbachul M H Huda , Nadi Suprapto 2), dan Beni Seetiawan 3) 1)
Program Sttudi Pendidikan n Sains FMIPA A UNESA, e-m mail:
[email protected] 2) Dossen Jurusan Fissika FMIPA UN NESA, e-mail: nadi_unesa@ @yahoo.co.id 3 3) Dosen Prograam Studi Penddidikan Sains FMIPA UNESA A, e-mail:
[email protected]
A Abstrak Telah dilakukan d pen nelitian tentang g penerapan ppembelajaran IPA I Terpadu pada tema beernapas yang berorienntasi pada keteerampilan prosses sains terhadap hasil belajjar siswa kelass VIII SMP Negeri N 2 Kota Kediri. Penelitian ini dilakukan den ngan rancangann “One Shot Case C Study” daan analisis dilaakukan secara deskripttif. Sasaran daalam penelitiann ini adalah keelas VIII-J SM MP Negeri 2 K Kota Kediri deengan jumlah siswa 38. 3 Berdasarkaan hasil pengam matan keterlakssanaan pembelaajaran diperolehh rata-rata hasiil pengamatan pada peertemuan I dan II I yaitu sebesarr 3,48 dan 3,50.. Hal ini berartti bahwa pembbelajaran IPA Terpadu T pada tema bernapas yang berorientasi pada p keteramppilan proses saains terlaksanaa dengan sang gat baik dan merupaakan pembelajaaran yang efisiien. Hasil belaajar siswa denggan pemberiann tes hasil belaajar diperoleh 91,89% % siswa tuntas pada aspek koognitif., sedangkan pada asppek afektif telaah mengalami peningkatan. Melaluii pengamatan, keterampilan proses p sains siswa memperolleh hasil 59,466 % mencapai kategori baik dan 40,,54 % dengan kategori sangat baik, sedanggkan melalui tes t tulis membberikan hasil 24,32% 2 siswa mencappai kategori baiik dan 75,68% siswa mencapaai kategori sanggat baik. Kata ku unci: Pembelaj ajaran IPA Terp padu, Keteramppilan Proses Saains, dan Hasil Belajar Siswa..
Ab bstract Has done research abbout the appliccation of integgrated science learning on thhe theme of brreathing with science process skillss oriented to thhe learning ouutcomes of eighht grade studennts 2nd Junior High School State off Kediri. The reesearch was carrried out with O One Shot Casee Study and desscriptive analyssis. Object in this stu udy is a class VIII-J V with 38 student. Based on observatiions obtained ffeasibility stud dy average of observaations at first meeting m and 2ndd meeting is eqqual to 3.48 andd 3.50. This m means that learnning breathing Integratted Sciences on the theme-orriented sciencee process skills performing vvery well. Studdent studying result by administering tests acquired d 91.89% of sttudents compleeted. Through observation, o science process skills sttudents achievee good categorry 59.46% andd 40.54% with very good cattegory, althouggh with a test has resuult 24,32% studdents achieve good g category aand 75,68% stu udents achieve very good cateegory . Keywords : Integrated Science Learrning, Science P Process Skills, and Student Studying Resultt.
diatas kriiteria ketuntasaan minimum (K KKM) namun ketika k siswa dittanya materi yang y telah berllalu siswa kessulitan mengingaat materi terrsebut. Pembeelajaran yang masih terpusat pada p guru menyyebabkan pola belajar pesertaa didik cenderungg hanya mennghafal materi yang disamppaikan. Mereka beranggapan bahhwa yang palingg penting adalahh pada hasil akh hir pembelajaraan, yaitu nilaai.. Oleh sebab ab itu, keterampiilan untuk mennemukan inform masi secara berm makna perlu diteerapkan pada siswa yaitu dengan menekkankan pembelajaaran yang beroorientasi pada keterampilan proses sains. Keterrampilan prosees merupakan sarana siswa dalam d membanggun pengetahuuannya sendiri. Melalui peneekanan pada keteerampilan proses akan memuudahkan siswa dalam membanggun pengetahuuannya mulai dari d hal yang ppaling sederhanaa dan informaasi yang diterrima menjadi lebih
PENDAHULU P UAN Penyempurrnaan kurikuluum KTSP tiddak lepas darri adanya a pergesseran paradigm ma dalam dunnia pendidikann, yaitu y bentuk pembelajaran p d yang berpuusat pada guruu dari (teacher-cente ( red) menuju pembelajaran p yang berpusaat pada p siswa (sttudent-centeredd). Menurut Mulyasa M (2007), KTSP K berorientasi pada hasil dan dampak d yangg diharapkan d m muncul pada diri peserta didik melaluui serangkaian peengalaman yanng bermakna. Hasil penyyebaran angkett pra penelitian n kepada siswaa kelas k VIII SM MP Negeri 2 Kota Kedirii sebanyak 366 angket, a 77,78% siswa men nyatakan pem mbelajaran IPA A yang y dilakukan n cenderung teeacher centereed. Keadaan inni menyebabkan m informasi yanng diterima oleeh siswa hanyaa tersimpan t daalam memori jangka penndek. Hal inni ditunjukkan d d dengan nilai ulangan u yang g telah beradaa 34
Pembelajaaran IPA Terpaadu Tema Bernnapas Berorienttasi Keterampilan Proses Sain ns membanttu menciptakaan struktur ko ognitif yang dapat menjembbatani antara pengetahuan awal peserta didik dengan pengalaman p bbelajar yang terkait, t peninggkatan kerjasama antar guru suubmata pelajaraan terkait. Modeel keterpaduaan Webbed merupakan m model keterpaduuan lintas disipplin ilmu. Mod del ini menghaddirkan tema untuk u menggintegrasikan mata pelaajaran. Keuntunggan dari modeel keterpaduann ini adalah adanya a faktor motivasi m yang datang d dari peemilihan tema yang menarik. Model ini meemberikan keseempatan pada siswa untuk meengetahui bagaaimana berbaggai kegiatan daan ideide berbeeda dihubungkkan dalam saatu tema. Kessulitan dalam model m ini terleetak pada pem milihan tema. Tema yang dipiilih sebaiknya tema yang men narik dan menncakup topik pelajaran, selain iitu pendidik haarus memperhatikan konsep yang y diajarkann agar tidak terlalu fokus pada kegiatan dalam model kketerpaduan inii. Menuurut Nur (20000) Keteramppilan proses sains merupakaan kemampuann siswa untuk menerapkan metode m ilmiah dalam mem mahami, men ngembangkan dan menemukkan ilmu penggetahuan. Keteerampilan ini sangat s penting bagi b siswa sebagai bekal untuk u mengguunakan metode ilmiah dalam m mengembanngkan pengetaahuan. m perrlunya Terdapat beberapa allasan yang mendasari diterapkaan pembelajaraan berbasis keterampilan k p proses, sebagaim mana yang dijelaskan oleh Sutjipto dan Ismojowaati (1994, dallam M. Zaennuri 2012), yaitu : Perkembaangan ilmu pengetahuan yang cepat tidak memungk kinkan guru m mengajarkan seluruh fakta, koonsep, teori kep pada siswa sehhingga siswa harus dilatih untuk menemukkan sendiri dalam men ngembangkan ilmu pengetahuuannya. Faktaa-fakta, konsepp-konsep, dan teoriteori akann lebih mudahh dipahami jikaa ditemukan melalui m kegiatan fisik dan menttal siswa sendirri. Keterrampilan prooses sains merupakan dasar keteramppilan akademiik, di sampinng sebagai “basic “ learning tools” yang merupakan keterampilan k untuk membenttuk landasan pada setiap p individu dalam d mengembbangkan diri secara lebih lanjut. l Kemam mpuan proses saains tidak hannya sebagai bagian b dari “sains” dalam peengertian “natuural science”, tetapi juga meenjadi alat (“to ools”) bagi penyelidikan p i ilmiah yang dapat digunakaan pada semuua bidang keilmuan k (Harryono, 2006). Selain S itu, denngan keteram mpilan proses dapat menanam mkan sikap ilm miah kepada siswa, yaitu sikap mempertaanyakan atau mempersoalk kan sesuatu melalui m penyelidiikan ilmiah. Keterrampilan proses sains terdiri dari 2 macam m yaitu keteramppilan proses dasar dan keterampilan k p proses terpadu. Ketrampilan proses dasarr merupakan suatu fondasi untuk u melatih keteranpilan proses p terpaduu yang lebih kom mpleks. Keteraampilan prosess terpadu khussusnya untuk diperlukaan saat m melakukan e eksperimen
bermakna b dan tersimp pan dalam memori m jangkaa panjang. p Pembelajarran IPA di tinngkat SMP/M MTs diharapkann memberikan m pengalaman bellajar yang mam mpu merancangg dan d membuat suatu karya melalui m penerapan konsep IPA A dan d kompetennsi bekerja ilm miah secara biijaksana. Agarr peserta p didik di d tingkat SMP//MTs dapat meempelajari IPA A dengan d baik, maka m dalam KTSP K IPA harrus dikenalkann dan d diajarkan secara utuh daan terpadu, baiik menyangkuut objek, o persoalan, maupun tingkat organisaasi dari benda-benda b yang adda di dalam jagaad raya (BSNP P, 2006). Berdasarkaan latar belakaang di atas, rum musan masalahh pada p penelittian ini ad dalah: Bagaim mana tingkaat keterampilan k proses p sains sisswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kota K Kediri seetelah mengikuuti pembelajaraan IPA Terpaduu pada p tema berrnapas yang beerorientasi pada keterampilann proses p sains? Bagaimana hasil belajar siswa setelahh diajarkan d denggan menerapkaan pembelajaraan IPA Terpaduu pada p tema berrnapas yang beerorientasi pada keterampilann proses p sains di d kelas VIII SMP S Negeri 2 Kota Kediri?? Bagaimana B k keterlaksanaan pengelolaan pembelajarann dengan d menerrapkan pembeelajaran IPA Terpadu padaa tema t bernapaas yang beroorientasi pada keterampilann proses p sains dii kelas VIII SM MP Negeri 2 Ko ota Kediri? Pembelajarran terpadu dalam d IPA dapat d dikemass dengan d tema atau topik. Dikelas D VIII SMP terdapaat beberapa b Kom mpetensi Dasaar yang dapaat mendukungg pembelajaran p berbasis keterrampilan proses yang dapaat dikemas d denggan tema bern napas yaitu tentang t sistem m pernapasan p maanusia, moleku ul, dan tekanaan gas. Kontenn materi m yang diipadukan dalam m tema ini dap pat mendukungg pembelajaran p y yang berorienttasi pada keteraampilan prosess sains, yaitu daari kegiatan yanng dapat dilakuukan pada saaat pembelajaran. p Fogarty (1991) menyataakan bahwa daalam arti luass, pembelajaran p terpadu meeliputi pembeelajaran yangg terpadu t dalam m satu disiplin n ilmu, terpaddu antar mataa pelajaran, p serrta terpadu dalam d lintas peserta didikk. Berdasarkan B a arti tersebut, pembelajaran IPA Terpaduu dapat d diartikan n sebagai pemb belajaran dengaan memadukann Standar Komppetensi dalam m satu bidang ilmu maupunn Standar Komppetensi antar bidang b ilmu daalam IPA yangg dapat d saling menunjang. Pembelajaran IPA terpaduu memiliki m keelebihan dann kekurangan, kelebihann pembelajaran p IPA I terpadu addalah sebagai berikut: terjaddi penghematan p waktu, w karena ketiga disiplinn ilmu (Fisikaa, Kimia, K dan Bioologi) dapat diibelajarkan sek kaligus. pesertaa didik d dapat melihat m hubunngan yang beermakna antarr konsep k fisika,, kimia, dan biologi, menin ngkatkan taraff kecakapan k beerpikir pesertaa didik, pembbelajaran IPA A terpadu t menyaajikan penerappan tentang dun nia nyata yangg dialami d dalam m kehidupan sehari-hari, s m motivasi belajarr peserta p didikk dapat dipperbaiki dan ditingkatkann, 35
Jurnal Pendidikan Saains e-Pensa. V Volume 01 Nom mor 03 Tahun 2013, 34-41 maupun molekul senyaawa yang berp peran dalam proses p pernapasaan manusia.
memecahkan m suatu s masalahh. Keterampilann proses dasarr meliputi m keterrampilan mengobservasi, mengklasifikasi m i, mengukur, m m mengkomunika asikan, mengiinferensi, dann memprediksi. m Keterampillan proses terpadu (integratedd skills) adalahh keterampilan k proses yang merupakan perpaduan p darri beberapa b keteerampilan pro oses dasar. Ada A beberapaa keterampilan k proses terpaduu menurut Ib brahim (2009), keterampilan k proses terpaadu meliputi; merumuskann masalah, m m mengidentifikas si variabel penelitiann, merancang merumuskan m hipotesis, percobaann, merumuskan m definisi d operasiional variabel, melaksanakann eksperimen e yang terkeendali secaraa sistematiss, merumuskan m kesimpulan berdasar data hasil eksprimennya. e . Hasil belajjar digunakan n oleh guru unntuk dijadikann ukuran u atau kriteria dalaam mencapai suatu tujuann pendidikan. p H ini dapat tercapai apabilla siswa sudahh Hal memahami m belajar dengann diiringi olleh perubahann tingkah t laku yang lebih baik b lagi.Belajjar merupakann proses p perkem mbangan ke arah yang leebih sempurnaa setelah terjadiinya interaksii edukatif. Peerubahan yangg terjadi t setelahh proses belajar dapat beru upa kecakapann, sikap, kebiasaaan, dan kepand daian. Hasil bellajar bisa dijadikan d indiikator tingkaat penguasaan p siiswa terhadapp materi pelajaran. Tingkahh laku l sebagai hasil belajar dalam ditinjaau secara luass mencakup m biddang kognitif,, afektif, dann psikomotoriss sesuai dengann taksonomi bloom. b Hasil belajar siswaa dapat d dipengaaruhi oleh kegiatan pemb belajaran yangg dilakukan d maaupun keteram mpilan yang telah dikuasaai sebelumnya olleh siswa. Dalaam aspek afekttif, berdasarkann penelitian p Astuuti dkk (2012)) siswa yang memiliki m sikapp ilmiah i tinggii memiliki prestasi yangg lebih baikk dibandingkan d ki sikap ilmiahh dengan siswa yang memilik rendah. r ajarkan melaluui Pembelajarran IPA Terpaadu dapat diaj sebuah tema agar pesertaa didik dapatt membangunn pemahamanny p ya secara utuh.. Tema bernappas merupakann tema t keterpaaduan yang memadukan materi yangg diajarkan d di kelas k VIII. Tem ma bernapas inni memadukann Kompetensi K Dasar D (KD) 1.5 1 yaitu mendeskripsikann sistem pernap pasan pada manusia m dan hubungannyaa dengan d kesehhatan, KD 3.33 membandinngkan molekuul unsur u dan molekul m senyaawa, dan KD K 5.5 yaituu menyelidiki m tekanan pada beenda padat, cairr, dan gas sertaa penerapannya p dalam kehiduupan sehari-harri (Standar isii, 2006). 2 Pada temaa bernapas, materi m yang akan a dipelajarri meliputi: m organ sistem peernapasan maanusia, prosess pernapasan p m manusia, mekaanisme pernapasan manusiaa, volume v udaraa pernapasan manusia, tekaanan gas yangg berperan b dalam m proses pernnapasan, dan molekul unsurr
METOD DE Rancangaan penelitian yyang dipakai adalah a one shot case study. Pola :
X → O2
(A Arikunto, 20100:124) Keterang gan : X = Pem mbelajaran IP PA Terpadu pada p tema berrnapas yang berorientasi b paada keterampilaan proses sainss O2 = Hasil H belajar siswa sessudah menerrapkan pembelajaran IPA Terpadu T pada tema t bernapass yang beroriientasi pada keterampilan prooses sains V Sasaraan dalam peneelitian ini adalaah siswa kelas VIII-J SMP Neegeri 2 Kota Kediri tahunn ajaran 20122/2013 dengan banyak 38 siswaa. Tekniik pengumpulaan data yang diigunakan ada 3 cara, diantarannya: (1) metodde observasi un ntuk mengumppulkan data keteerampilan prosses sains siswaa, data hasil bbelajar siswa pada p aspek afektif dan data pengaamatan pengelolaaan pembelajaaran melalui pengamatan p sselama kegiatan pembelajaran berlangsung; (2) ( metode tess yang digunakaan untuk mempperoleh data tentang t hasil bbelajar siswa padda aspek kognnitif dan data keterampilan k p proses sains meelalui tes tullis. Instrumenn yang digunnakan, diantarannya: lembar pengamataan keterlakssanaan pengelolaaan pembellajaran, lem mbar pengam matan keteramppilan proses saiins siswa, lembbar penilaian aafektif siswa, tees hasil belajaar siswa, sertta tes keteram mpilan proses saains siswa. Analisis data keterlaaksanaan pemb belajaran diguunakan m kem mampuan guru u dalam menggelola untuk mengetahui pembelajaran yang seedang berlangsung. Dengann cara ung rata-rata skor keterlaksanaan lanngkahmenghitu langkah pembelajaran yang selanju utnya dikategoorikan dalam kaategori: kurang, cukup, baiik dan sangat baik. Pengelolaaan pembelajjaran dikatakaan efektif appabila kemampuuan guru dalaam mengelola pembelajaran telah mencapaii kategori baikk atau sangat baik. (Lince, 2001 dalam Krriswintari, 20100:60) Analisis tes hasil beelajar bertujuan n untuk menenntukan wa. Siswa dikkatakan tuntass jika ketuntasaan belajar sisw siswa teelah mencapaai nilai uji kompetensi ≥75. Selanjutn nya untuk anaalisis keteram mpilan proses sains dilakukann dengan melaakukan penilaiaan pada setiap aspek menggunnakan interval skor 1 sampaai dengan 4 dengan d ketentuan n kriteria sebbagai berikut (Riduwan, 22009): kurang baaik, cukup baikk, baik, dan sanngat baik. 36
Pembelajaaran IPA Terpaadu Tema Bernnapas Berorienttasi Keterampilan Proses Sain ns Melallui tes keteraampilan prosess sains, terdaapat 9 siswa dengan d kemam mpuan keteram mpilan proses sains berkategoori baik dan 228 siswa berkaategori sangat baik. Pengukurran terhadap keeterampilan pro oses sains dilakkukan dengan 2 cara yaitu deengan pengamaatan dan dengan tes yang hassilnya ditunjukkkan pada Tabbel 1 dan Tabbel 3. Pada tes tulis, kategori sangat baik leebih banyak dicapai d oleh sisw wa, sedangkann pada hasil pengamatan p kaategori baik yangg labih banyak dicapai oleh siswa. Hasil belajar siswa pada aspek koognitif diperoleeh dari hasil sisw wa mengerjakann soal tes evaluaasi yang berisikkan 20 soal pilihhan ganda.. Tess ini dilaksanaakan pada perteemuan tersendiri setelah siswa m mengikuti kegiaatan belajar meengajar b yangg berorientasi pada IPA terppadu tema bernapas keterampiilan proses sainns. Dari 38 sisw wa terdapat tigaa siswa yang beluum tuntas dan saatu siswa tidak hadir dalam keegiatan pembelajaaran. Ketiga siswa s yang beelum tuntas teersebut mendapattkan nilai < 75,, yaitu dengan nilai 70, 70, ddan 60. Persentasee ketuntasan klaasikal mencapaii 91,89% dengan an ratarata nilai kelas mencapaii 83,24. Hal ini menunjukkan bahwa b sebagian besar siswa telah t berhasil mencapai m ketuuntasan dalam tess hasil belajar aaspek kognitif. Persentase P ketuuntasan hasil belaajar siswa aspeek kognitif dappat dinyatakan dalam diagram berikut. b
HASIL H DAN PEMBAHASA P AN Proses P pemb belajaran yaang menerap pkan metodee pembelajaran p bermain peeran pada penelitian p inni menggunakan m sintaks paada model pembelajarann kooperatif. k D Data yang dipperoleh dalam penelitian inni selanjutnya diianalisis dan digunakan unntuk menjawabb rumusan r masallah. Berikut ini disajikan data hasil penelitiann beserta b pembahhasannya. Tabel 1. Hasil Pengaamatan Keteram mpilan Proses Saains Siswa Katego ori
Jumlah Siswa S
Persen ntase
Kuranng
0
0%
Cukupp
0
0%
Baik Sangaat baik
22
59,46 6%
15
40,54 4%
Dari D hasil penggamatan dapatt diketahui bah hwa terdapat 222 siswa dengan n kemampuan keterampilann proses sainss berkategori b baaik dan 15 sisw wa mencapai kategori k sangaat baik. b Tabel 2. Komponen K Keeterampilan Prooses Sains No.
Kem mampuan yang diamati d
Skor
Kategori
1
Meruumuskan masalahh
3,41
Sangat Baik
2
Meruumuskan hipotesis
3,43
Sangat Baik
3
Menggidentifikasi variiabel
3,49
Sangat Baik
4
Melaksanakan eksperrimen
3,32
Sangat Baik
5
Mengganalisis data
3,46
Sangat Baik
6
Menaarik kesimpulan
3,46
Sangat Baik
Diaggram 4.1 Ketunntasan Tes Hasil Belajar Sisw wa 8,11%
91,89%
Ku urang C Cukup
0
0%
B Baik
9
24,32 2%
Sanggat baik
28
75,68 %
.
Tabbel 4. Ketuntasaan Hasil belajar Siswa Pada Asppek Afektif P Pertemuan 1 Ketun ntasan
Tabel 3. Hasil Tes Keterampilan Prosses Sains Ju umlah Siswa 0
Tidak tuntas
Pada penelitian ini guru mennerapkan pennilaian autentik dengan d tidak hanya h menilai kognitif k siswa tetapi juga mem mberikan penilaaian pada aspeek afektif. Ringgkasan nilai penggamatan afektiff siswa yang dip peroleh dari 2 orang pengamatt dalam 2 pertem muan adalah sebbagai berikut.
Skor kom mponen keteraampilan prosees sains hasil pengamatan p terendah a adalah padaa komponenn melaksanakan m eksperimen,, yaitu 3,32. Walaupunn demikian, d sem mua komponen n keterampilann proses sainss yang y diukur teelah tercapai dengan d katego ori sangat baikk. Selain deng gan pengamaatan, untuk mengetahuui keterampilan k proses sains yang telah dicapai siswaa dilakukan d pulaa tes tulis denngan hasil ditun njukkan dalam m Tabel T 3. berikuut.
Kaategori
Tuntas
Tunntas
Tidak Tuntas
Pertemuann 2 Tiidak Tuntas Tuuntas
Jumlah h siswa
221
16
37
0
Perseentase
56,776 %
43,24 %
100 %
0 0%
Persen ntase 0%
Selainn jumlah siiswa yang tuntas menggalami peningkaatan dari perteemuan I ke pertemuan II,, skor afektif yaang diperoleh oleh masing-m masing kemam mpuan yang diuk kur juga menggalami peningkkatan. Hal ini dapat ditunjukkkan dalan Tabeel 5. berikut. 37
Jurnal Pendidikan Saains e-Pensa. V Volume 01 Nom mor 03 Tahun 2013, 34-41
No.
Tabel 5. Rataa-Rata Nilai Tiaap Komponen Afektif Siswa No.
Kem mampuan yang diamati d
Pertt 1
Pert 2
1
Ketep patan waktu bekkerja
79,005
94,26
2
Partissipasi dalam keloompok
76,001
82,77
3
Mengghargai pendapaat
73,999
79,73
4
Menggajukan pertanyaaan
72,664
82,77
5
Menyyampaikan informasi
73,331
80,41
Semua indikator afektif siswa dinyyatakan tuntass dipertemuan d II. Hal ini menuunjukkan bahw wa semua siswaa telah t menunju ukkan peningkaatan dan telahh tuntas dalam m pencapaian p sem mua indikator afektif. a Nilai teertinggi terletakk pada p kemampuaan siswa dalam ketepatan wakttu bekerja. Data pengaamatan pengelo olaan pembelaj ajaran diperolehh dengan d mengg gunakan lembbar pengamataan pengelolaann pembelajaran. p L Lembar pengam matan ini diisi oleh dua orangg pengamat, p berddasarkan hasil pengamatan selama s kegiatann pembelajaran p b berlangsung, yaaitu dalam dua kali pertemuann. Data D hasil peng gamatan pengeloolaan pembelajaaran IPA terpaduu tema t bernapas yang berorien ntasi pada keterrampilan prosess sains disajikan pada p Tabel 4.9 berikut b ini: Aspek k yang No. diamaati PERSIA APAN I II
PELAK KSANAAN A. Peendahuluan 1. Mem motivasi siswa 2. Mennggiring siswa mem munculkan pertaanyaan 3. Mennginformasika n tujjuan pem mbelajaran B. Keggiatan Inti 1. Mennjelaskan mateeri secara gariss besar 2. Menngorganisasik an siiswa ke dalam m kelompok yangg telah diten ntukan 3. Mem minta siswa untu uk bekerja dalam m kelompok sesuuai dengan LKS S 4. Melaatihkan keterrampilan prosses sains selam ma siswa menngerjakan LKS S 5. Mem mbimbing
Penga mat P1 P2
II 4 4
P1 P2 P1
3 3 4
3 4 3
P2
3
4
P1
3
4
P2
III PE ENGELOLAAN N W WAKTU 1. Kesesuaian waaktu dengan yang tertera pada RP PP IV SU UASANA KELA AS 1. Kesesuaian KB BM dengan tujuan pembelajaran 2. Kesesuaian sintaks dengann model pembelajaran kooperatif 3. Pembelajaran berpusat pada siswa 4. Siswa antusiass
Pert I 3 3
3
4
P1
4
3
P2
4
4
P1
4
4
P2
3
4
P1
4
3
P2
4
4
P1
4
3
P2
3
4
P1
4
4
Aspek A yang diamati d kelompok dalaam kegiatan diskuusi secara bergilirran 6. 6 Membimbing kelompok dalaam mempresentassika n hasil diskusii 7. 7 Memberikan umpan balik hhasil diskusi C. C Penutup 1. Membimbing siswa untuk merefleksikan materi yang teelah dipelajari 2. Membimbing siswa membuaat kesimpulan pembelajaran 3. Mengadakan evaluasi 4. Memberi penghargaan
5. Guru antusias Jumlah Rata-rata
Pert
Penga mat
I
II
P2
3
4
P1
3
4
P2
4
4
P1
3
3
P2
4
4
P1
3
3
P2
4
4
P1
4
2
P2
3
3
P1 P2 P1 P2
3 4 3 3
2 3 3 3
P1
4
3
P2
3
4
P1
4
3
P2
4
3
P1
3
3
P2
3
4
P1
4
3
P2
3
4
P1 P2 P1 P2
4 3 4 4 146 3,48
4 4 3 4 147 3,50
Semuaa aspek tellah terlaksanaa dan menggalami peningkattan. Hal ini terllihat dari rata-rrata hasil pengaamatan pada perttemuan pertamaa dan kedua yaaitu sebesar 3,448 dan 3,50. Hall tersebut telahh menunjukkan n bahwa kemam mpuan guru dalaam mengelola kegiatan k pembelajaran IPA teerpadu tema bern napas yang berrorientasi pada keterampilan proses sains secaara umum telah mengalami penningkatan. Dari beberapa b pemaaparan yang adda, pembahasaan dari secara rinnci sebagai berrikut. 1. Keterrampilan Prosess Sains Siswa
38
Pembelajaaran IPA Terpaadu Tema Bernnapas Berorienttasi Keterampilan Proses Sain ns akkan mendapat pengalaman p secaara langsung. Melalui M peengalaman lanngsung seseo orang dapat lebih meenghayati prosees atau kegiatan an yang dilakukkannya daan hasil belajjar tersebut akan a menjadi lebih beermakna. Berdasarkan hasil yang telaah diperoleh, dari d 37 sisswa yang melakkukan tes hasil belajar diperoleeh 34 sisswa yang tuntass (91,89%) dan n 3 siswa tidak tuntas (8,11%). Ketidaaktuntasan yanng diperoleh dapat dissebabkan oleh beberapa fakto or, diantaranya adalah linngkungan pem mbelajaran yaang belum cocok meengingat terdappat siswa yangg baru masuk (siswa pinndahan) dan jugga posisi dudukk sendiri. Kedua faktor iniilah yang dapaat menjadi pennyebab siswa kurang k nyyaman dalam proses pembbelajaran. Wallaupun deemikian, sebagiian besar siswaa telah tuntas dalam peembelajaran dann menunjukkan bahwa pembellajaran IP PA terpadu tem ma bernapas yaang berorientasii pada keeterampilan prroses sains berpengaruh positif terrhadap hasil beelajar siswa. Hal H ini sesuai ddengan peenelitian yang ddilakukan oleh Lutviana L (2013)) yang meenyatakan bahhwa pembelajjaran berpenddekatan keeterampilan prooses sains dapatt meningkatkann hasil beelajar siswa. b. Haasil Belajar Affektif Ranah afekktif berhubung gan dengan watak peerilaku, dalam m pembelajarann IPA terpaduu tema beernapas yang beerorientasi padaa keterampilan proses saains ini terjaddi interaksi antar-pelajar a ddengan inttensitas yang tinggi. Ranah afektif yang dinilai daalam pembelajarran ini antara laain: ketepatan waktu w beekerja, partisippasi dalam kelompok, menghhargai dan peendapat, meengajukan pertanyaan, menyampaikan iinformasi. Pelaksanaan kkomponen keterrampilan prosess sains meenuntut siswa untuk saling berpartisipasi dalam keelompoknya. Keebebasan siswa untuk menyamppaikan infformasi, mengaajukan pertanyaaan, dan mengghargai peendapat meruppakan sikap yang menddukung terrcapainya masiing-masing kom mponen keteram mpilan prroses sains. Seccara berkelanjuttan guru membberikan keewenangan yanng lebih banyakk pada siswa dalam meelaksanakan keegiatan berkelom mpok yang dituunjang deengan penggunaaan LKS. Berdasarkan Tabel 5. dappat diketahui bbahwa paada pertemuann I terdapat 3 komponen aafektif sisswa yang belum tuntas yaitu menghhargai dan peendapat, meengajukan pertanyaan, menyampaian innformasi. Hall ini dimungkkinkan kaarena pada pertemuan I siswa beekerja beerkelompok seehingga sangat antusias karena k peembelajaran seebelumnya lebiih banyak dilakkukan deengan tanpa bekerja berk kelompok. Keeadaan
Pengukurann keterampilan proses sains siswa s dilakukann dengan pen ngamatan dan tes tulis. Seluuruh komponenn keterampilaan proses yang di amati dalam m penelitian inni telah tercap pai dengan kategori sangat baik. Nilai yangg paling renndah dicapai oleh siswa terletak padaa keterampilaan siswa dalam melaksanakan m eksperimen. e Haal ini diperoleeh karena siswaa yang antusias menyebabkann aktivitas sisswa berlebihan sehingga s pengaamat menilai haal ini sebagai kegaduhan dallam melaksanakkan eksperimenn meskipun peneliti telah mengontrol aktivitas yangg dilakukan siiswa. Dalam m pelaksanaan penelitian, p siswaa terlebih dahuluu dibimbing mengenai m mateeri tentang keterrampilan prosess sains. Hal inni bertujuan untu tuk mengingatkaan kembali padaa siswa tentanng komponen keterampilan proses p sains dann penyusunannnya. Berdasarrkan hasil tes tulis, kategorri sangat baik k lebih banyak dicapai d oleh sisswa, akan tetappi keterampilaan proses sain ns siswa hassil pengamatann menunjukkaan kategori baaik lebih banyaak dicapai olehh siswa. Perbbedaan ini diseb babkan oleh kem mampuan siswaa dalam aspeek kognitif leebih dominan terkait metodee pembelajaraan yang telah teerbiasa dilakukaan yaitu dengann metode ceraamah, akibatnyaa keterampilan yang y seharusnyaa dapat diperroleh siswa belum tercapai. Hal H ini relevann dengan hasil h penelitian n Dahniar (2006) ( bahwaa kecenderunggan guru untuuk menekankann aspek produkk dalam pembbelajaran membbuat keterampillan proses yangg dimiliki sisw wa tidak berkem mbang secara opptimal. Walau upun demikian, berdasarkan haasil tes tulis dann melalui pengamatan p t telah menunjuukkan bahwaa pembelajrann IPA terpadu yang y berorientaasi keterampilann proses saiins dapat membantu m sisw wa menguasaai komponen-k komponen ketterampilan yan ang dibutuhkann untuk mem mbangun pemahhamannya secaara mandiri dann menjadikann informasi yang y diterima masuk dalam m memori janggka panjang. Haal ini dapat dituunjukkan dengann 91,89% sisswa telah tuntaas dalam tes belajar b kognitif dengan nilaii rata-rata 83,24 4. 2. 2 Hasil Belajjar Siswa Tes hassil belajar dibu uat mengacu paada kompetenssi dasar yangg ingin dicapaai dan dijabarrkan ke dalam m indikator peencapaian hasil belajar. Tes yaang baik adalahh tes yang valid v artinya hasil dari suaatu pengukurann menggambaarkan segi atauu aspek yang diukur d (Syaodihh, 2010). B Kognitiff a. Hasil Belajar Dalaam pembelajaraan IPA terpaduu tema bernapass yang berorientasi padda keterampilan n proses sainss, siswa dibimbing d untukk memahami materi m pelajarann dengan melakukan beb berapa komponeen keterampilann proses sains. Keteraampilan prosees sains perluu ditekankkan karena denngan melakukan an sendiri siswaa 39
Jurnal Pendidikan Saains e-Pensa. V Volume 01 Nom mor 03 Tahun 2013, 34-41 mengeerjakan LKS. Hal inilah yang y menjadi sebab pengaamat memberi ppenilaian dengaan skor terendaah dari langkaah pembelajarran yang laain, namun secara keseluuruhan pembelajaran yang dilakukan d meruupakan pembeelajaran yang effektif.
siswa yang antusiaas ini menyeebabkan siswaa banyak bercanda denngan dengan siswa lainnyaa. Pada pertemuan p II, telah mengalaami perbaikann. Hasil belajar b siswa pada ranah afekktif mengalam mi peningkkatan. Pada peertemuan pertam ma siswa yangg tuntas adalah a 56,76% % sedangkan pada pertemuann kedua menjadi m 100%.. Masing-masin ng kemampuann yang diamati d telah mengalami m penningkatan. Hal ini mennunjukkan bahhwa penerapann pembelajarann IPA terrpadu tema berrnapas yang beerorientasi padaa keteram mpilan proses sains dapat meningkatkann hasil beelajar siswa pada p aspek afeektif. Hasil inni sesuai dengan peneliitian Yokhebed d (2012) yangg menyattakan bahwaa pembelajaaran dengann pendekaatan keteraampilan prroses dapaat mengem mbangkan keeterampilan sosial siswaa. Penelitiian ini menunnjukkan hasil bahwa dalam m dua kali k pertemuuan pembelaajaran terjaddi peningkkatan pada aspek a afektif siswa hinggaa selisih nilai n rata-rata mencapai m 56,344.
PENUTU UP Simpulan n Berdasarkkan hasil analisis dataa penelitian dan pembahasan, dapat disim mpulkan sebag gai berikut: 1. Seluru uh komponen keterampilan proses p sains yaang di amati yaitu merumusskan masalah, merumuskan m hippotesis, mengiidentifikasi vaariabel, melakssanakan ekspeerimen, mengaanalisis data, daan menarik kesiimpulan telah dicapai d oleh siswa dengan kaategori sangat baaik. 2. Penerrapan pembelaajaran IPA terpadu t pada tema bernaapas yang beroorientasi pada keterampilan k p proses sains menunjukkann 91,89% sisw wa tuntas dalaam tes hasil belajar pada aaspek kognitiff dengan rincian 34 siswaa tuntas dan 3 siswa s tidak tun ntas dari jumlahh total 37 sisswa. Pada aspeek afektif, hasiil belajar siswaa telah mengalami peningkatan. Ketunttasan hasil bbelajar siswaa aspek afekttif pada perteemuan I menncapai 56,76%, sedangkann pada pertem muan II menncapai 100% %. 3. Penerrapan pembelaajaran IPA terpadu t pada tema bernaapas yang beroorientasi pada keterampilan k p proses sains terhadap hasiil belajar sisw wa kelas VIII SMP Negerri 2 Kota Keddiri terlaksana dengan sangaat baik dan merupakan m pem mbelajaran yangg efektif.
3. 3 Keterampillan Proses Sainns Siswa Sesuai hasil h pengamattan yang telah diperoleh padaa pertemuan pertama p dan keedua dengan nillai rata-rata 3,488 dan 3,50 dapat d dinyatak kan bahwa pem mbelajaran IPA A terpadu pada p tema bernapas b yan ng berorientassi keterampilaan proses sains siswa telah teerlaksana secaraa efektif. Peengelolaan pem mbelajaran dikkatakan efektif apabila kem mampuan guru dalam d mengelola pembelajarann telah menccapai kategori baik b atau sanggat baik (Lincee, 2001 dalam m Kriswintari, 20010:60). Analisiss pengelolaan pembelajaran p IP PA terpadu temaa bernapas yaang berorientasi pada keterampiilan proses sainss dilakukan oleh o dua pengaamat. Pengamattan pengelolaann kegiatan pembelajaran p dilakukan dengan d lembar ar pengamatann pengelolaan pembelajaran. p S Seluruh langkahhlangkah keegiatan pembelaajaran terlaksanna dengan baikk pada tiap peertemuan. Berdasaarkan hasil anallisis pengelolaaan pembelajarann dapat dikettahui bahwa seeluruh langkah--langkah dalam m rencana peelaksanaan pem mbelajaran dapaat dilaksanakann oleh peneliiti, namun terd dapat 2 langkah ah pembelajarann yang memp peroleh skor 2 yaitu pada saaat membimbingg siswa meembuat kesim mpulan pembbelajaran dann mengadakan n evaluasi. Haal ini dikarenaakan pada saaat membuat kesimpulan k dann ketika mem mulai pemberiann evaluasi sisw wa masih salingg berinteraksi deengan siswa lainn meskipun teelah dilakukan pencegahan. p Seesuai pandangann Vygotsky, anak-anak kayya akan konseep tetapi tidakk sistematis, acak, dan spoontan (Halmann, 2012). Anakk mempunyaii kecenderungaan untuk berkellompok dengann teman sebbaya. Keadaann ini juga ju uga merupakann kebiasaan suasana s sebelum mnya yaitu bekeerja sama dalam m
Saran 1. Perlu diadakan pennelitian lanjutaan yang serupaa agar didapatkan perbaikaan dalam pelaaksanaan peneerapan pembelajaran IPA terpadu yangg berorientasi pada keteraampilan prosess sains. 2. Dalam m penelitian ini tidak dilaakukan penguukuran terhaddap aspek psikomotor, p m maka saran untuk peneliitian selanjutnyya dilakukan pengukuran p terrhadap aspek k psikomotor. 3. Guru hendaknya leebih sering melatih m keteram mpilan proses sains kepadaa siswa, agar siiswa merasa terbiasa memeecahkan masaalah yang adaa dalam kehidupan seharii-hari secara m mandiri. 4. Pengaamatan terhadaap keterampilan n proses sains siswa hendaaknya dilakuukan dalam tiap perteemuan pembelajaran sehinggga dapat dikettahui perkembangan keteraampilan yang ttelah dicapai olleh siswa. DAFTAR R PUSTAKA Artikel ini adalah ringgkasan dari sk kripsi dengan judul “Penerappan Pembelajaaran IPA Teerpadu Pada Tema 40
Pembelajaaran IPA Terpaadu Tema Bernnapas Berorienttasi Keterampilan Proses Sain ns Nur, Mu uhammad. 20000. Buku Pan nduan Keteram mpilan Prosses dan Hakkikat Sains. Surabaya: UN NESA University Press.
Bernapas B Yangg Berorientasii Pada Keteraampilan Prosess Sains S Terhada ap Hasil Belaajar Siswa Keelas VIII SMP P Negeri N 2 Kota Kediri”. Referensi R yangg dipakai pada artikel ini, yaittu:
T Peraturann Menteri Penddidikan Nasionnal Nomor 22 Tahun 2006 tentang SStandar Isi. Jakarta: Direektorat Jendderal Managgemen Pendid dikan Dasar dan Mennengah.
Arikunto, A Suharsimi. 2010. Prosedur P Peneelitian. Jakartaa: Rineka Cipta. C Astuti, A R. dkkk. Pembelajaraan IPA Denga an Pendekatann Keteramppilan Proses Sains S Mengguunakan Metodee Eksperim men Bebas Terrmodifikasi da an Eksperimenn Terbimbiing Ditinjau Dari Sikap Ilmiah dann Motivasi Belajar Siswaa. ISSN: 22522-7893, Vol 1, No 12 2012 (hal 51-59). Dikases D darri http://jurnnal.pasca.uns.aac.id/index.phpp/ink/article/doo wnload/119/110.
Riduwan. 2009. Skalaa Pengukurann Variabel-Variabel Pen nelitian. Bandunng: Alfabeta. Syaodih, Nana. 2009. Metode Pennelitian Pendiddikan. Banndung: Rosdakaarya. Yokhebed. 2012. Pem mbelajaran Bioologi Menggunnakan Moddel Pembelajaaran Berbasiss Masalah Deengan Pen ndekatan Keteerampilan Prroses Sains Untuk Men ningkatkan Mootivasi Belajar Dan Hasil Beelajar. ISSN N: 2252-7893,, Vol 1, No 3, 2012 (hal 183-194). Diak kses dari http://jurn nal.pasca.uns.aac.id/index.php p/ink/article/doownlo ad/1146/136.
BSNP. B 2006. Panduan Pennyusunan Kuriikulum Tingkat Satuan Pendidikan P untuuk Jenjang Pen ndidikan Dasarr dan Meneengah. Jakarta: BSNP. Dahniar, D N. 2006. 2 Science Project sebaagai salah satuu alternatiff dalam meningkatkan keteraampilan prosess S Jurnal Pendidikan Inov vatif Vol 1 Noo sains di SMP. 1. Diaakses dari http://blog.tp.ac.id/wp-content/uuploads/0efbc3acd47906b672 226930e69369 895.pdf.
Zaenuri, M. 2012. P Penerapan Model M Pembelaajaran Koo operatif Denggan Pendekaatan Keteram mpilan Prosses Pada Materi Pencemarran Lingkungaan Di SMA A Muhammadiyah 4 Su urabaya. Suraabaya. Penelitian tidak diipublikasikan.
Fogarty, F R. 19991. The Mindfful School: How To Integratee The Curricula. Palatinne: IRI/Skylight Publishingg, Inc. Illionnis. Halman, H S. U. U 2012. Teoori Perkembangan Kognitiff Piaget. Vygotsky dan diiakses darri http://ww ww.utamitamii.blogspot.co,/2012/04/teoriperkembaangan-kognitiff-vygotsky.htm ml pada 24 Juli 2013. Haryono. H 20006. Model Pembelajarran Berbasiss Peningka atan Keteramppilan Proses Sains. Jurnaal Pendidikaan Dasar Vol 7, No 1 (hal 1-13). Diaksess dari http://fip..unesa.ac.id/baank/jurnal/Mod del_Pembelajarr an_Berbaasis_Peningkattan_Ketrampilaan_Proses_Sai ns.pdf. Ibrahim, I Musslimin dkk. 2009. 2 Dasar--Dasar prosess Belajar Mengajar. M Suurabaya. UNES SA Universityy Press. Kriswintari, K D Desy. 2010. Pen ngaruh Modell Pembelajarann Kooperattif Tipe Jigssaw Berpenddekatan SETSS Terhadapp Hasil Belajarr dan Motivasii Belajar Siswaa Kelas VIII di SMP Negeri N 19 Sura abaya. Unesaa. Skripsi tidak dipublikassikan. Lutviana, L F. S. S 2013. Pembbelajaran Berb basis Masalahh Berorienttasi Keteraampilan Prroses Padaa Pembelajjaran Fisika Di D SMP. ISS SN 2301-9794. Diakses dari d http://library.u h unej.ac.id/clientt/search/asset/5549;jsessionid =D1F4411DE51173ED77A4D1E13B9D DBBD8B3. Mulyasa, M E. 20 007. Kurikulum m Tingkat Satuuan Pendidikann. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. R 41