ABSTRAK PENELITIAN DISERTASI DOKTOR TAHUN 2011
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin Kampus Unhas Tamalanrea Jln. Perintis Kemerdekaan KM. 10 Makassar Telp. : 0411 587032, , 582500, 588888 Fax.(0411) 587032, 584024 Website : http://www.unhas.ac.id/lppm email :
[email protected]
PEMBUATAN ESTER LEMAK RANTAI BERCABANG DARI MINYAK KEPOH UNTUK ADITIF BIODIESEL Yoel Pasae
ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh ester asam lemak bercabang turunan minyak kepoh melalui serangkaian alur proses, menentukan karakteristik ester asam lemak bercabang, dan menentukan pengaruh penggunaan ester asam lemak bercabang sebagai aditif biodiesel terhadap emisi gas buang. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian laboratorium yang terdiri atas tahap sintesis dan tahap pengujian emisi gas buang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ester asam lemak bercabang yang dihasilkan dalam penelitian ini mengandung senyawa C22H44O2 dengan berat molekul 340 g/mol yang merupakan ester bercabang turunan asam sterkulat dari minyak kepoh, yang keberadaannya dalam bentuk campuran dengan ester asam lemak bercabang lainnya. Ester asam lemak bercabang tersebut memiliki spesifik gravity pada 40 oC 0,870, viskositas kinematik 5,907 cSt, angka iodine 16,25 g iod/100 g sampel, angka setana 86,6 dan titik tuang -18 oC. Melalui pengujian emisi yang dilakukan, diketahui bahwa penggunaan ester asam lemak bercabang sebagai aditif pada biodiesel dapat menurunkan emisi gas buang khususnya gas NO2 dan CO2. ABSTRACT : The research aimed to obtain the branched fatty acid ester of the kepoh oil derivative through a series of a process flow, to determine the branched fatty acid ester characteristic and the impact of the branched fatty acid ester use as the biodiesel additive towards exhausted gas emission. This was a laboratory research concisting of the synthesis stage and the stage of testing of exhausted gas emission. The result of the research indivates that the branched fatty acid ester produced in the research contains C22H44O2 compound with the molecular weight 0f 340 g/mol representing the branched ester of the sterculic acid derivative from kepoh oil whose existence is in the form of the mixture with the other branched fatty acid esters. The branched fatty acid ester has the specific gravity on 40 oC of 0.870, kinematic viscosity of 5.907 cSt, iodine number of 16,25 g iod/100 g sample, the cetane numbernof 86.6, and pouring point of -18 oC. Through the emission testing carried
74
Abstrak Hasil-Hasil Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin
out, it is found out that the use of the branched fatty acid ester as the biodiesel additive can decrease the exhausted gas emission particulary NO2 and CO2 gasses.
Abstrak Hasil-Hasil Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin
75
SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOPOLIMER MULTIBLOK POLI (ESTER URETAN) (PEU) DARI POLI (ASAM LAKTAT) DAN POLI (BUTILEN MALONAT) Synthesis And Characterization Of A Novel Multiblock Copolymer Poly (Ester Urethane) Based On Poly(Lactic Acid) And Poly (Butylene Malonic) Blocks Saefuddin
ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan untuk (1) mensintesis poli(butilen malonat) (PBM) dan poli(asam laktat) (PLA) dengan menggunakan pereaksi asam malonat, asam laktat dan 1,4-butanadiol; (2) mengarakterisasi poli(butilen malonat) (PBM) dan poli(asam laktat) (PLA) yang dihasilkan tersebut; (3) mensintesis poli(ester uretan) (PEU); dan (4) mengarakterisasi poli(ester uretan) (PEU) yang dihasilkan tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium kimia Unhas Makassar, Sentra Teknologi Polimer (STP) Tangerang, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Tangerang, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, dan di Newcastle University, New South Wales-Australia. Kopolimer multiblok poli(ester uretan) (PEU) disintesis dari poli(asam laktat) (PLA) dan poli(butilen malonat) (PBM) melalui reaksi perpanjangan-rantai PLA berujung dihidroksil (PLA-OH, poli (asam laktat) diol) dan PBM berujung dihidroksil (PBM-OH, poli(butilen malonat) diol) dengan menggunakan 2,4-toluena diisosianat (TDI) sebagai pemanjang-rantai. PLA-OH disintesis melalui reaksi polikondensasi secara langsung asam laktat dan 1,4-butanadiol, sedangkan PBM-OH disintesis melalui reaksi polimerisasi kondensasi 1,4-butanadiol dengan asam malonat melalui reaksi esterifikasi yang dilanjutkan dengan polikondensasi. PLA, PBM, dan PEU yang berhasil disintesis kemudian dikarakterisasi dengan FTIR, 1H NMR, GPC, pengukuran viskositas intrinsik, dan DSC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa poli(ester uretan) (PEU) dapat disintesis dari berbagai variasi berat molekul PLA-OH dan PBM-OH. Hasil karakterisasi dengan GPC menunjukkan bahwa kecenderungan peningkatan Mn PEU berbanding lurus dengan semakin besarnya jumlah PLA-OH dalam rantai PEU tersebut. Sementara hasil karakterisasi dengan DSC menunjukkan bahwa PEU memiliki stabilitas termal yang lebih baik jika tersusun dari lebih banyak fraksi PLA-OH.
76
Abstrak Hasil-Hasil Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin
Kata kunci : Poli(ester uretan), poli(asam laktat), poli(butilen malonat), reaksi perpanjangan-rantai
ABSTRACT : This research aimed to synthesize and characterize multiblock poly(ester urethane) (PEU) consisting of poly(lactic acid) (PLA) and poly(butylene malonic) (PBM). PLA was prepared by condensation polymerization of lactic acid with 1,4-butanediol, and PBM was prepared by malonic acid in the presence of 1,4-butanediol. PEU was synthesized by chain-extension reaction of PLA-OH and PBM-OH using 2,4-toluene diisocyanate (TDI) as a chain extender. PLA and PBM were synthesized at many kinds of concentration of reactants and time of reaction to find out molecular weight targeted. PEU has been successfully synthesized by reaction of PLA-OH and PBM-OH. PLA-OH, PBM-OH, and PEU were characterized by FTIR, 1H NMR, GPC, IV, and DSC. The data of FTIR and GPC analysis indicated the characteristic of functional groups in PLA-OH and PBM-OH and their molecular weight. The chemical structure and molecular weight of PLA-OH and PBM-OH were confirmed by 1H NMR. Intrinsic viscosities data of PLA-OH and PBM-OH showed that their values were linier with the molecular weight, determined by GPC and 1H NMR results. The melting, crystal, and degradation temperatures analyzed by DSC were i.e. 130.33, 24.41, and 273.47 oC, respectively for PLA-OH whereas that for PBMOH were 42.37, undetected, and 141.23 oC, respectively. PEU was synthesized with variation of molecular weight of PLA-OH and PBM-OH (1460 and 488, 2011 and 1752, 3034 and 1788, 3952 and 1817 g/mole, respectively). The results of PEU characterization were as follows, FTIR spectra indicated the characteristic of functional groups, GPC showed the molecular weight increased with increased of the length of PLA-OH blocks in PEU chain, and DSC analysis showed the highest melting temperature of PEU(1) (141,52 oC), degradation temperature of PEU(5) (238,98 oC), and crystal temperature of PEU(8) (106,42 oC). Based on synthesis and characterization of PLA-OH and PBM-OH and their copolymerization, it can be concluded that PEU has been synthesized in line with the requirement characters. Keywords : Poly(ester urethane), poly(lactic acid), poly(butylene malonic), chain-extension reaction Abstrak Hasil-Hasil Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin
77
. STUDI KARAKTERISTIK STABILISASI TANAH PENGERUKAN SEBAGAI SUBGRADE JALAN PADA PERKERASAN RIGID Characteristic Of Soil Stabilization Study Dredging Forthe Road Subgraderigid Pavemen Hamzah Yusuf Fakultas/Jurusan :
ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) karakteristimaterial sedimen tanah pengerukan Dam Bili-bili, (2) hubungan nilai CBR tanah stabilisasi semen dengan modulus rekasi tanah, (3) deformasi material sedimen stabilisasisemen sebagaisubgrade jalan pada perkerasan rigid. (4) model simulasi numerik perkerasan rigid dengan subgrade sedimen stabilisasi semen. Penelitian ini dilaksanakan dilaboratorium dengan menggunakan sampel tanah dari hasil pengerukan sedimen di sekitar pintu air Dam Bili-bili, sampel tanah diambildari dua belas titik pengerukan dengan jarak pengerukan dari pintu air dam sekitar 100 – 200 m. Pengujian dan analisis data menggunakan metode standar yaitu, ASTM, AASHTO, dan SNI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah sedimen tergolong sebagai mineral ilite dengan berat jenis 2,516. Dalam sistem klasifikasi tanah, karakteristik sedimen tanah, sebagai tanah liat berlumpur-organik rendah dengan indeks plastis 17,205 %, pada penambahan variasi persentase kadar semenuntuk uji batasbatas Atterberg, uji pemadatan, uji CBR, serta uji kuat tekan bebas dengan variasi waktu pemeraman terjadi peningkatan kekuatan tanah. Berdasarkan hasil tersebut dilakukan uji model pembebanan subgrade (loading test) untuk perkerasan rigid. Hasil uji tersebut sesuai dengan spesifikasi subgrade jalan perkerasan rigid yang telah dipersyaratkan. Kata kunci : Stabilisasi, sedimen pengerukan, modulus reaksi tanah dasar, CBR
ABSTRACT : This study aimed to find out (1) thecharacteristics of the soil sediment dredging material Bili-Bili Dam, (2) the relationship CBR values with soilcement stabilization soil reaction modulus, (3) deformation of sedimentary material as cement stabilization on the rad subgrade rigid pavement (4) numerical simulation modelof
78
Abstrak Hasil-Hasil Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin
rigid pavement with cement subgrade stabilization of sediment Laboratory study was conducted using a sample of soil from the dredging of sediment around the door of Bili-Bili Dam water, soil samples taken fromtwelve points with distancefrom the sluice dam dredging appximately 100-200 m. Testing and analysis of data using standard methods namely, ASTM, AASHTO, and SNI. The results showed that soil sediments classified as a mineral ilite with specific gravity2.516. In soil classification system, characteristics sediment of the soil, as clay-organic muddy low with 17.205% plasticindex, the additionof cement content percentage variation for Atterberg limits test, compactiontest, CBR test, and compressive strength test with a variation of curing time increased soil strength. Based on these results a model test conducted subgrade loading (loadingtest) for rigid pavement. The test results are in accordance with the specifications of the road subgrade rigid pavement that has been required.
Abstrak Hasil-Hasil Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin
79
PEMETAAN TUTUPAN MAKROALGA KAITANNYA DENGAN SEBARAN IKAN HERBIVORA DI KEPULAUAN SPERMONDE, SULAWESI SELATAN Ahmad Faizal
ABSTRAK : Ikan herbivora di terumbu karang menjadi salah satu indikator tingkat kesehatan ekosistem. Pada terumbu karang yang telah didominasi oleh makroalga biasanya ditandai dengan menurunnya kelimpahan ikan herbivora. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan sebaran ikan herbivora dan menganalisis keterkaitan antara kepadatan ikan herbivora dengan makroalga. Pendataan jumlah jenis dan kepadatan ikan herbivora dengan metode transek sabuk dan pencacahan dengan teknik visual sensus, sedangkan penilaian tutupan makroalga dengan metode transek kuadran. Data sebaran diplot dengan teknik pemetaan sedangkan data sebaran jenis dan kepadatan dikelompokkan berdasarkan pulau dan dianalisis perbedaannya dengan analisis ragam. Hubungan antara kepadatan ikan herbivora dengan makroalga dianalisis dengan regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran jumlah jenis ikan hebivore bervariasi berdasarkan pulau dengan kisaran rata-rata 0,33 – 10 jenis dan kepadatan ikan herbivora berkisar 0,01 – 0,20 ekor/m2. Hasil analisa ragam menunjukkan bahwa ada perbedaan jumlah jenis ikan herbivora untuk setiap pulau, namun tidak dalam hal kepadatan ikan herbivora. Hubungan antara kepadatan ikan herbivora dengan tutupan makroalga berkorelasi negatif dan nyata (p = 0,018). Kata kunci : Pemetaan, Ikan Herbivora, Makroalga dan Spermonde.
ABSTRACT : Herbivorous fish on coral reefs is one indicator of ecosystem health. In the coral reef that has been dominated by macroalgal usually characterized by decreased herbivore abundance of fish. This study aims to map the distribution of herbivorous fish and analyzed the relationship between the density of macroalgae and herbivorous fishes. The number of species and density of herbivorous fish were enumerated using visual census technique, whereas assessment of macroalgal coverage was done using quadrant method. The distribution of data was plotted using data mapping technique. Data on
80
Abstrak Hasil-Hasil Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin
species and density of herbivorous fishes were compared between islands with Analyses of Variance (ANOVA). Relationship between the density of fish and macroalga was analysed using simple linear regression. The results showed that distribution of the number of fish species varied between islands with the number of species was ranged from 0.33 to 10 species and the density ranged from 0.01 to 0.20 ekor/m2. Results of analysis of variance showed that there is a significant different in the number of herbivorous fish species between islands, but no significant diffrences found in the density of herbivorous fish among the islands. The relationship between herbivorous fish densities are negatively correlated with macroalgal coverage (p = 0.018). Keywords: mapping,
herbivorous fish, macroalga, Spermonde.
Abstrak Hasil-Hasil Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin
81
OPTIMASI TEKNIK DETEKSI MOLEKULER VIRUS PENYAKIT KERDIL UDANG WINDU DI SULAWESI SELATAN Optimation Of Molecular Detection Technique Of Viruses Causing Monodon Slow Growth Disease In South Sulawesi Sriwulan
ABSTRAK : Penyakit udang windu kerdil di Sulawesi Selatan banyak menyebabkan kerugian pada petani tambak, namun laporan tentang kerugian ekonomi yang dialami usaha budidaya di Sul-Sel belum pernah dilaporkan. Jenis virus yang berasosiasi dengan penyakit kerdil adalah virus Monodon Baculo Virus (MBV), hepatopancreatic parvovirus (HPV), infectious hypodermal and hematopoietik necrosis virus (IHHNV) serta Laem-Singh virus (LSNV) (Chayaburakul et al., 2004). Replikasi virus lebih tinggi pada suhu yang lebih rendah (Karunasagar and Karunsagar 1997; Montgomery-Brock et al., 2004; MontgomeryBrock et al., 2007;). Namun, Tendencia et al. (2010), suhu dan salinitas tinggi pada udang windu adalah faktor yang sangat penting untuk peledakan penyakit WSSV. Di Indonesia penelitian penyakit udang kerdil belum banyak dipublikasi terutama deteksi cepat virus penyakit kerdil secara molekuler pada pembenihan dan tambak di dua musim yang berbeda yaitu musim penghujan dan kemarau. Salah satu metode deteksi yang cepat adalah multipleks PCR (M-PCR) karena dapat mendeteksi beberapa jenis virus secara simultan. Aplikasi M-PCR sebagai suatu metode deteksi yang standar harus melalui proses optimasi. Optimasi pada M-PCR meliputi optimasi kondisi seperti suhu annealing dan optimasi komposisi M-PCR seperti konsentrasi templat atau DNA target dan konsentrasi primer. Hasl optimasi memperlihatkan bahwa primer ukuran 302 bp, 261 bp dan 595 bp dengan suhu annealing 59oC dapat mengamplifikasi masing-masing IHHNV, MBV dan HPV. Prevalensi IHHNV dan MBV pada benih dan udang dewasa lebih tinggi pada musim hujan, sementara prevalensi HPV pada benih dan udang dewasa lebih rendah pada musim hujan. Pada udang kerdil prevalensi MBV lebih tinggi, prevalensi IHHNV lebih tinggi pada udang normal dan prevalensi HPV hampir sama antara udang normal dan kerdil.
82
Abstrak Hasil-Hasil Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin
ABSTRACT : Monodon slow growth diseases in South Sulawesi has been causing significant financial lost of shrimp farmers, though detailed reports regarding economical impact of this shrimp disease has not yet been reported in South Sulawesi. Viruses associated with this slow growth disease were reported as Monodon Baculo Virus (MBV), hepatopancreatic parvovirus (HPV), infectious hypodermal and hematopoietik necrosis virus (IHHNV) as well as Laem-Singh virus (LSNV) (Chayaburakul et al., 2004). Replication of these viruses is known to be faster in colder water temperature then in higher temperature (Karunasagar and Karunsagar 1997; Montgomery-Brock et al., 2004; Montgomery-Brock et al., 2007). However, Tendencia et al. (2010) reported that higher water temperature and salinity were important factors on the outbreak of white spot disease on tiger shrimp. In Indonesia, researches on slow growth disease of tiger shrimp are scarce and very few works have been published, particularly researches about early and quick detection of the slow growth disease based on molecular approach, therefore this research was conducted by collecting samples from shrimp hatcheries and ponds at rainy and dry seasons. A method for early and quick detection developed in this research was multiplex PCR (M-PCR), which can detect more than one virus simultaneously. Research was initiated with optimization. Application of this M-PCR as a standard detection method needs to be optimized before being applied. Optimization was conducted on the annealing temperature, template concentration or DNA target and primer concentration. Optimization of the M-PCR showed that at the annealing temperature of 59 oC could amplify viruses IHHNV, MBV and HPV at 302 bp., 261 bp., and 595 bp., respectively, after running gel electrophoresis and visualized using UV transiluminator. This optimization result was then used to measure prevalence of the viruses’ infection. Prevalence of infection of IHHNV and MBV of tiger shrimp seeds and big shrimp (3 – 4 months old) was found to be higher in rainy season than in dry season, while prevalence of infection of HPV of seeds and big shrimps was lower in rainy season. Prevalence of MBV was found to be higher in shrimp showing slow growth disease, IHHNV prevalence was higher in shrimp showing normal growth, and prevalence of HPV was found to be almost equal in normal and in apparently slow growth shrimp.
Abstrak Hasil-Hasil Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin
83
KONDISI DAN SEBARAN PENYAKIT PADA KARANG BATU (Stony coral) DI KEPULAUAN SPERMONDE SULAWESI SELATAN The Condition And Distribution Of Stony Coral Diseases In Spermonde Islands Of South Sulawesi Arniati
ABSTRAK : Berdasarkan hasil pemantauan Coremap II (2010) di Liukang Tupabiring Kabupaten Pangkep Kepulauan Spermonde, dari 24 lokasi yang diamati terdapat 50% mengalami penurunan penutupan karang dengan penurunan sekitar 10–70% dari tahun 2008–2010. Penurunan tersebut selain disebabkan oleh penangkapan yang tidak ramah lingkungan juga disebabkan oleh penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis penyakit pada karang batu, mengidentifikasi mikroorganisme dan parasit yang berasosiasi dengan karang yang terinfeksi penyakit, menganalisis prevalensi, insiden dan perkembangan penyakit dan menganalisis keterkaitan antara parameter fisika dan kimia perairan. Seluruh tahapan penelitian ini dimulai dari bulan Juni 2010 – Desember 2011 meliputi 12 pulau yang berada di Kepulauan Spermonde. Jenis penyakit yang didapatkan adalah White Syndrome (WS), Ulcerative White Spot (UWS), Black Band Disease (BBD), Brown Band Disease (BRB), Atramentous Necrosis (AtN), dan Tumor atau Growth Anomaly (GA). Prevalensi penyakit pada Gusung Torajae 0,0184% dari 869 koloni, Pulau Barranglompo 0,022% dari 1508 koloni, dan Pulau Suranti 0,0459% dari 457 koloni. Perkembangan penyakit BBD yang diamati selama 4 bulan adalah sekitar 3–7 cm per bulan, penyakit tak diketahui (unknown) perkembangannya sekitar 3–5 selama 3 bulan, sedangkan BRB masih belum diketahui secara pasti berapa perkembangannya per satuan waktu. Bakteri yang ditemukan adalah bentuk coccus (Monococcus, Diplococcus, Streptococcus, Staphylococcus dan Sarcina); bentuk basil (Basil, Coccobasil) dan bentuk spiral. Sementara hasil pewarnaan Gram pada umumnya adalah Gram negatif. Ditemukan pula ciliata dan cyanobakteri pada penyakit BBD dan BRB. Kata Kunci : sebaran, penyakit, karang batu, BBD, BRB, Spermonde
84
Abstrak Hasil-Hasil Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin
ABSTRACT : Monitoring results by Coremap II (2010) in Spermonde Islands in the Liukang Tupabiring, District of Pangkep revealed a 50% of coral cover decrease within a range of 10–70% from 2008 to 2010 in 24 sites. The decline was attributed to destructive fishing as well as diseases. This study aims to identify kinds of disease in stony coral, identify microorganisms and parasites associated with the infected coral diseases, analyze the prevalence, incidence and progression of the disease and analyze the linkages between physical and chemical parameters of sea water. All of the study was conducted from June 2010 to December 2011, covered 12 islands in the Spermonde Archipelago. Kinds of diseases obtained were White Syndrome (WS), Ulcerative White Spot (UWS), Black Band Disease (BBD), Brown Band Disease (BRB), Atramentous Necrosis (AtN), and Tumor or Growth Anomalies (GA). The prevalence of disease in Gusung Torajae was 0.0184% of 869 colonies, Barranglompo Island was 0.022% of 1508 colonies, and Suranti Island was 0.0459% of 457 colonies. BBD progression observed in 4 months was 3–7 cm per month, unknown disease development was 3–5 cm in 3 months, while BRB had not been revealed yet. Bacteria forms found were coccis (Monococcus, Diplococcus, Streptococcus, Staphylococcus, and Sarcina); basils (Basil, Coccobasil) and spirals. The results of Gram staining in general was negative. Ciliate and cyanobacteria were also found in BBD and BRB. Keywords: distribution, disease, stony coral, BBD, BRB, Spermonde
Abstrak Hasil-Hasil Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin
85
RESPON FISIOLOGI JUVENIL UDANG WINDU, PENAEUS MONODON FEBRICUS PADA BOBOT DAN DENSITAS PEMELIHARAAN YANG BERBEDA DALAM WADAH TERKONTROL Hartina Tayibu
ABSTRAK : Penelitian bertujuan untuk menganalisis respon fisiologi juvenil udang windu, Penaeus monodon Fabricius pada bobot dan densitas pemeliharaan yang berbeda dalam wadah terkontrol. Pelaksanaan penelitian dilakukan dua tahap yakni: penelitian pendahuluan dan penelitian inti yang terdiri dari tahap I dan II. Penelitian pendahuluan bertujuan untuk menentukan salinitas optimal dengan perlakuan salinitas 15, 20 dan 30 ppt untuk pemeliharaan juvenil udang windu ukuran bobot 5±1 gram dan 9±1 gram (hewan uji pada Tahap I), salinitas 22, 26 dan 30 untuk penelitian tahap II yaitu bobot juvenil udang windu 12±1 gram dan 15±1 gram (hewan uji tahap II). Setiap tahap penelitian inti dipelihara selama 12 hari, dalam aquarium kaca berukuran 50x35x40 cm yang diisi air setinggi 30 cm (52.5 liter), dengan densitas pemeliharaan 25 ekor/m2 (perlakuan A), 50 ekor/m2 (perlakuan B) dan 75 ekor/m2 (perlakuan C). Masing-masing perlakuan diulang 3 kali ditambah 2 stok untuk perlakuan A dan masing-masing 1 stok untuk perlakuan B dan C. Rancangan penelitian menggunakan Faktorial dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan uji Duncan untuk melihat pengaruh dan adanya interaksi antar perlakuan yang dicobakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Densitas pemeliharaan 50 dan 75 ekor/m2 menyebabkan terjadinya perubahan respon fisiologis (berdasarkan perubahan fisiologi hemolimf) juvenil udang windu pada ukuran bobot 5 – 10 gram, namun tidak terjadi pada bobot 14 -16 gram. Efek dari perubahan respon fisiologi juvenil udang windu yang mengacu pada perubahan fisiologi hemolimfnya, adalah menyebabkan terjadinya mortalitas, namun apabila juvenil udang windu mampu mencapai homoestasis maka merupakan pemicu terjadinya ganti kulit (pertumbuhan), seperti yang terjadi pada perlakuan kepadatan 50 ekor/m2 (B) dan 75 ekor/m2.(C). Berdasarkan hasil penelitian disarankan : Perlunya penelitian stressing lingkungan misalnya salinitas, pH dan oksigen terlarut, melalui pemantauan masa homoestasi yang dibutuhkan agar stres intens tidak terjadi, karena
86
Abstrak Hasil-Hasil Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin
dapat menyebabkan kematian. Walaupun dalam penelitian ini juvenil udang windu pada bobot 14 – 16 gram tidak menyebabkan penyimpangan respon fisiologis normal berdasarkan fisiologi hemolimfnya, namun efek dari densitas pemeliharaan tinggi tetap nampak, karena persentase jumlah juvenil udang windu yang ganti kulit, lebih tinggi dibandingkan pada densitas pemeliharaan rendah berturut-turut 25, 50 ekor/m2. Sehingga disarankan dalam pemeliharaan juvenil udang windu pada ukuran 14 – 16 gram, stressing lingkungan dibutuhkan untuk memicu pertumbuhannya, namun perlu diteliti lamanya waktu stressing lingkungan agar tidak menyebabkan terjadinya penyimpangan fungsi fisiologis normalnya.
Kata kunci: Juvenil Penaeus monodon Fab, Respon Fisiologi, Densitas Pemeliharaan dan Bobot Juvenil.
ABSTRACT : The study aims to analyze the physiological response of juvenile shrimp, Penaeus monodon Fabricius in weight and maintenance of different density in the container control. Implementation of research carried out two phases namely: a preliminary study and research core consisting of stage I and II. Preliminary study aims to determine the optimal salinity with salinity treatments 15, 20 and 30 ppt for the maintenance of juvenile tiger prawns the size of the weight of 5 ± 1 g and 9 ± 1 gram (animal testing in Phase I), salinity 22, 26 and 30 for phase II studies ie the weight of juvenile tiger prawns 12 ± 1 g and 15 ± 1 g (phase II test animals). Each stage of the research core maintained for 12 days, in a glass tank measuring 50x35x40 cm filled with water as high as 30 cm (52.5 liters), with a density of 25 ekor/m2 maintenance (treatment A), 50 ekor/m2 (treatment B) and 75 ekor/m2 (treatment C). Each treatment was repeated 3 times plus two treatments A and stock for each 1 stocks for treatments B and C. The study design using a factorial in Complete Randomized Design (CRD) and Duncan test to see the effect and the interaction between the tested treatments. The results showed that the density of 50 and 75 ekor/m 2 maintenance leads to changes in physiological responses (based on changes in physiology haemolimf) juvenile tiger prawns in the size of the weight of 50-10 grams, but it does not happen on the weight of 14 -16 grams. Effects of changes in physiological response of juvenile tiger prawns which refers to changes in physiology hemolimf, is cause mortality, but if the juvenile shrimp were able to achieve homoestasis then a trigger Abstrak Hasil-Hasil Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin
87
of moulting (growth), as happens in the treatment of 50 ekor/m2 density (B ) and 75 ekor/m2. (C). Based on the results of research are suggested: The need for research stressing the environment eg salinity, pH and dissolved oxygen, through the monitoring period required in order homoestasis intense stress does not occur, because it can cause death. Although in this study juvenile tiger prawns on the weight of 14-16 g do not cause deviations based on the physiology of normal physiological responses hemolimf, but the effect of high-density maintenance remain visible, because the percentage of juvenile tiger prawns which moulting, higher than the density of low maintenance successiveconsecutively 25, 50 ekor/m2. So it is suggested in the maintenance of juvenile tiger prawns in the size of 14-16 grams, stressing the environment needed to trigger its growth, but need to be examined the length of time stressing the environment so as not to cause major diversions of normal physiological function.
Key words: Juvenil Penaeus monodon Fab, Response Physiology, Density and Weight Maintenance Juvenil.
88
Abstrak Hasil-Hasil Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin
DETERMINASI FAKTOR-FAKTOR KUNCI YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENETAPAN DAN PENGELOLAAN DAERAH PERLINDUNGAN LAUT Determination Key Factors Influencing Successful Of Establishment And Management Of Marine Protected Areas. Nurliah
ABSTRAK : Daerah Perlindungan Laut (DPL) berbasis masyarakat telah terbentuk sejak tahun 2008 di Kabupaten Pangkep, Selayar, Buton dan Wakatobi melalui program COREMAP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Pertimbangan ekologi dan sosial yang digunakan masyarakat dalam memilih lokasi DPL, 2) Pengelolaan DPL, 3) Dampak DPL terhadap ekosistem dan sosial ekonomi masyarakat . Pengumpulan data dilakukan pada bulan September 2010 – November 2011. Pengambilan data dilakukan di 4 Kabupaten yang meliputi 32 Desa lokasi COREMAP. Pengambilan data ekologi dilakukan dengan menggunakan metode PIT dan UVC pada lokasi terpilih. Data sosek diambil melalui wawancara dengan menggunakan kuisioner semi tertutup. Hasil penelitian menyimpulkan 1) Lokasi yang dipilih masyarakat sebagai DPL mempunyai tutupan karang hidup rata-rata berkisar 38 – 51%, dan kelimpahan ikan 237 – 1209 individu/125m2, 2) Pertimbangan utama masyarakat memilih lokasi DPL adalah kondisi terumbu karang, mudah diawasi dan bukan tempat penambatan perahu, 3) Pelibatan masyarakat dalam pembentukan DPL dimulai sejak awal pemilihan lokasi sampai pengesahan peraturan desa, 4) Sebagian besar DPL belum menerapkan secara penuh aturan “no-take zone” karena keterbatasan kapasitas pengelola , 5) Perubahan tutupan karang hidup setelah 3 tahun terbentuknya DPL belum menunjukkan peningkatan yang signifikan yang mungkin disebabkan karena umur DPL yang relative singkat dan pengelolaan yang belum efektif 6) Penggunaan destructive fishing berangsur-angsur mulai berkurang dan pengetahuan masyarakat mengenai terumbu karang meningkat sejak terbentuknya DPL, 7) Perfoma DPL dapat ditingkatkan dengan memperbaiki pengelolaan DPL Kata Kunci : Konservasi, DPL, terumbu karang,
Abstrak Hasil-Hasil Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin
89
ABSTRACT : This study aims to know 1) the ecological and social aspects used in site selection of MPAs, 2) Management of MPAs, 3) Impact of MPAs on the ecosystem and socioeconomic conditions. Data collections were conducted during September 2010 - November 2011, at four districts covering 32 villages COREMAP. Ecological data obtained through coral reef survey using PIT and UVC method in selected sites. Socio-economic data obtained through interviews using semi-closed questionnaire. The study concluded that 1)Location chosen by the community as DPL had 38 - 51% live coral cover, and 237-1209 individu/125m2 fish abundance, 2) Community using 3 main criteria to select the location, They are coral reef condition, easily monitored and not a place of boats, 3) community involvement in the establishment of MPAs started from site selection until the ratification of village regulations, 4)Most of the MPAs have not fully adopted the rule of no-take zone because of the limited management capacity, 5) Changes in live coral cover after 3 years of the DPL’s establishment has not shown significant improvement 6) The use of estructive fishing gradually began to decrease and the public's knowledge about coral reefs increased since the establishment of MPAs,7) DPL performance can be improved by improving the management of MPAs Keywords : Conservation, MPA, Coral Reef,
90
Abstrak Hasil-Hasil Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin
DAYA ADAPTASI DAN POTENSI PRODUKSI MENUNJANG AGROINDUSTRI BAWANG MERAH VARIETAS LEMBAH PALU Adaptation Power And Potential For Production Support Agroindustry Of Variety Shallot Of Palu Valley Abdul Rahim Thaha
ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih mendalam daya adaptasi dan potensi produksi bawang merah varietas Lembah Palu pada tiga sistem lahan di Lembah Palu dalam rangka mengatasi kelangkaan bahan baku industri pengolahan bawang goreng Palu. Penelitian ini meliputi: Pra-penelitian, Percobaan Pot, dan Percobaan Lapangan. Prapenelitian meliputi pengumpulan data sekunder, observasi lapangan dan pengambilan/analisis contoh tanah, data dianalisis dengan analisis deskripsi. Hasil survei menunjukkan bahwa potensi lahan untuk pengembangan varietas ini masih cukup luas, sekitar 79.412,50 ha, sekitar 30% adalah lahan kering dan sisanya adalah areal persawahan. Dari luasan tersebut baru sekitar 0,8-1,0% yang dimanfaatkan. Kendala utamanya adalah tingkat kesuburan tanah yang rendah, ketersediaan air, kualitas sumber daya manusia yang rendah, benih yang bermutu terbatas dan modal. Percobaan Pot, meliputi: Faktor pertama, bahan organik dua level (O0 dan O1), faktor kedua, kadar air tanah (AT) 4 level, yaitu A1 (100-80% AT), A2 (80-60% AT), A3 (60-40% AT) dan A4 (4020% AT), faktor ketiga, pengelolaan hara, yaitu H0 (-S-Ca), H1 (+S-Ca), H2 (-S+Ca) dan H3 (+Ca+S). dirancang dengan percobaan faktorial 3 faktor dalam kelompok (ulangan). Nilai tengah perlakuan diuji dengan uji BNJ (P05), data dianalisis dengan analiisis univariat dengan program excel 2007. Hasil percobaan pot menunjukkan bahwa Pemberian bahan organik 10 ton ha-1 dengan mempertahankan kadar lengas tanah sekitar 100-80% air tersedia (A1) pada taraf pemeberian hara +S-Ca (H1) menghasilkan bobot umbi basah, bobot umbi kering eskip dan jumlah umbi tertinggi, tidak berbeda nyata pada kadar lengas tanah 80-60% air tersedia dan 60-40% air tersedia. Kadar lengas tanah 40% merupakan titik kritis yang masih dapat memberi hasil yang memadai dengan kualitas umbi bawang yang baik. Di bawah titik kritis tersebut, tanaman bawang merah var. Lembah Palu sudah tidak menghasilkan umbi. Percobaan lapangan, percobaan lapangan terdiri Abstrak Hasil-Hasil Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin
91
dari 3 faktor, faktor pertama, bahan organik 2 level (O1=10 ton ha-1, O2=15 ton ha-1), faktor kedua, kadar lengas tanah terdiri dari A1=10080% air tersedia (AT), A2=80-60% AT, A3=60-40%, faktor ketiga, hara tanaman terdiri dari 4 level, H1=48 kg S ha-1, H2=72 kg S ha-1, H3=100 kg KCl ha-1, H4=200 Kg KCl ha-1. Dirancang dengan menggunakan percobaan faktorial 3 faktor. Data dianalisis dengan analisis uniivariat dengan uji BNJ menggunakan program excel 2007. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penurunan kadar air tersedia dari 100% hingga 40% kadar air tersedia pada perlakuan 10 ton ha -1 bahan organik tidak menurunkan bobot umbi basah secara nyata pada semua taraf pemupukan belerang dan kalium. Penurunan kadar air tersedia dari 100% hingga 40% air tersedia pada perlakuan 15 ton ha -1 bahan organik tidak menurunkan bobot umbi basah pada pelakuan pemupukan denga dosis 72 kg S ha-1, 100 kg ha-1 KCl dan 200 kg ha-1 KCl, kecuali pada perlakuan pemupukan 48 kg ha-1 S. Bobot umbi basah tertinggi (9,61 ton ha-1) diperoleh pada intraksi 15 ton ha-1 bahan organik, 100-80% air tersedia dan 200 kg ha-1 KCl, namun tidak berbeda nyata dengan persen air tersedia 80-60 dan 60-40% (Tabel x) Kata Kunci : Daya Adaptasi, Agroekologi, Potensi Produksi, Agroindustri, bahan baku industri dan sistem lahan
ABSTRACT : This research aims to examine more deeply the adaptation power and the potential for the production of the variety shallot of the Palu Valley in three land systems in the Palu Valley in order to overcome the scarcity of the raw material of the fried Palu onion of the processing industry. This research includes: Pre-research, Pot Experiment, and Field Experiment. Pre-research includes the collection of secondary data, field observation and collection / analysis of soil samples, data were analyzed with analysis of the description. The survey results indicate that the potential land for development of these varieties are still quite large, about 79412.50 ha, about 30% is dry land and the rest are rice fields. From this area just around 0.8-1.0% that were used. The main constraint is low soil fertility, water availability, low-quality of human resources, limitation of high-quality seed and capital. Pot experiment, including: the first factor, two levels of organic material (O0 and O1), the second factor, the soil water content (AT) 4 levels, that is the A1 (100-80% AT), A2 (80-60% AT), A3 (60-40% AT) and A4 (4020% AT), the third factor, nutrient management, that is H0 (-S-Ca), H1
92
Abstrak Hasil-Hasil Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin
(S-Ca), H2 (-S+Ca) and H3 (+Ca+S). was designed with factorial experiment of three factors in the groups (replications). The middle value of treatment was tested with the BNJ test (P05), the data were analyzed with univariate analysis with Excel 2007 program. The results of pot experiments showed that the giving of organic materials 10 tons ha-1 with maintained soil moisture levels around 100-80% water available (A1) in the degree of giving nutrient +S-Ca (H1) produced weight of the wet tuber, weight of dry tuber eskip and amount of the highest tuber, was not significantly different in soil moisture levels around 80-60% water available and 60-40% of water was available. The level 40% of soil moisture was a critical point that is still able to give adequate results with good quality shallot tubers. Below that critical point, the variety shallot of palu valley already did not produce tubers. Field experiment, field experiments consisted of three factors, the first factor, 2 levels of organic material (O1=10 tons ha-1, O2=15 tons ha-1), the second factor, soil moisture levels consisting of A1=100-80% water available (AT), A2=80-60% AT, A3=60-40%, the third factor, nutrient plants consist of 4 levels, H1=48 kg S ha-1, H2=72 kg S ha-1, H3=100 kg KCl ha-1, H4=200 kg KCl ha-1. Was Designed using three factor factorial experiment. Data were analyzed with analysis of uniivariat by BNJ test using Excel 2007 program. The results of this research indicate that the decrease level of available water from 100% to 40% on the treatment of 10 tons ha-1 of organic material did not degrade significantly the weight of the wet tuber at all levels of sulfur and potassium fertilization. The decrease of level available water from 100% to 40% on the treatment of 15 tons ha-1 organic matter did not reduce the weight of the wet tuber on the treatment of fertilizer dose 72 kg S ha-1, 100 kg ha-1 KCl and 200 kg ha-1 KCl, except on the treatment of fertilization 48 kg ha-1 S. The highest weights of wet tuber (9.61 tons ha-1) obtained at intraksi 15 tons ha-1 organic matter, 10080% of water available and 200 kg ha -1 KCl, but not significantly different with 80-60 percent of available water and 60-40% (Table x) Keywords : Power Adaptation, Agroecology, Potential For Production, Agroindustry, industrial raw materials and land systems
Abstrak Hasil-Hasil Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin
93
POTENSI ABSORPSI KARBON DIOKSIDA PADA BEBERAPA JENIS POHON HUTAN KOTA DI KOTA MAKASSAR The Potention Of Carbon Dioxide Absorption At Some On Urban Forest In Makassar City Elis Tambaru
ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) hubungan antara struktur tajuk, morfologi daun, tipe stomata dan klorofil daun pada setiap jenis pohon penghijauan yang dominan ditanam di Kota Makassar dengan absorpsi CO2. (2) seberapa besar pengaruh adanya sel mesofil dan bundle sheath pada jaringan daun jenis pohon penghijauan terhadap absorpsi CO2. (3) kemampuan setiap jenis pohon penghijauan mengabsorpsi CO2 pada tempat terpolusi kendaraan bermotor, tempat terpolusi asap pabrik dan tempat kurang terpolusi. Penelitian ini dilakukan di tiga lokasi yaitu Jalan A.P. Pettarani, Kawasan PT. KIMA, dan Kampus UNHAS Tamalanrea Makassar. Metode invehtarisasi jenis pohon digunakan Metode Jelajah Cruise Method. Data identifikasi dari setiap jenis pohon penghijauan, karakter morfologi daun, anatomi dan bentuk tajuk, dianalisis secara deskriptif. Sedangkan data kerapatan stomata, jumlah absorpsi CO2 dianalisis dengan Uji Beda Nilai Tengah dan Uji-t (Uji Student). Hasil penelitian menunjukkan, bahwa ketujuh jenis pohon hutan kota yang diteliti ada perbedaan dalam absorpsi CO2 dari udara, apabila ditinjau dari tempat tumbuh, bentuk tajuk, jumlah daun, luas daun, karakter morfologi, dan anatomi. Tipe stomata daun pohon penghijauan dominan yang diteliti yaitu tipe parasitik (Pterocarpus indicus Willd., Swietenia macrophylla King., Filicium decipiens (Wight&Arn.)Twaites, dan Polyalthia longifolia Bent.&Hook var. pendula) dan tipe anisositik pada Mimusops elengi L., susunan stomata tersebar. Sedangkan Wodyetia bifurcata Irvine dan Bambusa vulgaris Schrad var. vitata A&C Riviere.,dengan susunan stomata longitudinal. Jenis pohon penghijauan dengan absorpsi perhelaian daun tertinggi adalah Bambusa vulgaris Schrad var. vitata A&C Riviere sebanyak 678x10-4 g cm-2jam-1 tumbuh di kawasan PT. KIMA dan terendah Pterocarpus indicus Willd. sebanyak 87x10-4 g cm-2jam-1 yang tumbuh di Jalan A. P. Pettarani Makassar. Kata Kunci: Potensi, Absorpsi CO2, Jenis Pohon, Stomata dan Hutan Kota.
94
Abstrak Hasil-Hasil Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin
ABSTRACT : This study aims to analyze (1) the relationship between canopy structure, leaf morphology, type of stomatal and leaf chlorophyll in wich are dominant in the regreening in Makassar city with the absorption of CO2. (2) how much influence cell mesophyll and bundle sheath in leaf tissue regreening trees species to absorption of CO2. (3) the ability of each type of regreening trees absorption CO2 at polluted places in motor vehicles, factory smoke and polluted place less polluted place. The research was conducted at three locations: A.P. Pettarani Street, PT. KIMA Makassar Industrial Estate, and Hasanuddin University Tamalanrea, Makassar. The experiment were carried out using study Cruise Method. Identification data of each type of tree planting, leaf morphological characters, anatomy and shape of the canopy, were analysis descriptive. The data density of stomatal, the amount of CO2 absorption was analysis by the Central Value Differences Test and Test-t (Student Test). The results showed, that the seven trees species urban forest studied there are differences in the absorption of CO2 from the air, from the site, canopy shape, leafs number, leafs area, morphological and anatomical characters. Type of stomatal leafs tree dominant in the regreening studied the type of parasitic (Pterocarpus indicus Willd., Swietenia macrophylla King., Filicium decipiens (Wight & Arn.) Twaites, and Polyalthia longifolia Bent. & Hook var. Pendula) and type anisositik on Mimusops elengi L., arrangement stomata scattered. While Wodyetia bifurcata Irvine dan Bambusa vulgaris Schrad var. vitata A & C Riviere., longitudinal of stomatal. The regeening trees the highest leaf absorption Bambusa vulgaris Schrad var. vitata A & C Riviere, a total of 678x10-4 g cm-2h-1 growth in the area of PT. KIMA and lowest Pterocarpus indicus Willd. 87x10-4 g cm-2h-1 at A. P. Pettarani Street Makassar. Key words: The Potention, Absorption of CO2, Plant Trees, Stomatal and UrbanForest.
Abstrak Hasil-Hasil Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin
95
ISOLASI, IDENTIFIKASI, DAN PENGUJIAN BAKTERI ASAM LAKTAT DARI FESES BROILER SEBAGAI PROBIOTIK UNTUK MENINGKATKAN PERFORMAN DAN KUALITAS DAGING BROILER Isolation, Identification And Testing Of Lactic Acid Bacteria In Broiler Chickens Feces As Probiotics To Enhance The Performance And Quality Of Broiler Meat A.Mujnisa
ABSTRAK : Telah dilakukan penelitian untuk mengisolasi, mengidentifikasi dan menyeleksi bakteri asam laktat (BAL) dari feses broiler untuk digunakan sebagai probiotik pada ransum broiler untuk melihat pengaruhnya terhadap penampilan produksi dan kualitas daging broiler. Penelitian ini terdiri dari 3 tahap. Penelitian tahap pertama isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat pada feses broiler. Penelitian tahap kedua Seleksi bakteri asam laktat kandidat probiotik. Penelitian tahap ketiga pengujian secara in vivo kemampuan isolat bakteri asam laktat (BAL) terpilih terhadap performan dan kualitas daging broiler. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan isolat bakteri asam laktat dari feses ayam broiler yang berpotensi sebagai probiotik dan mengetahui respon performans broiler dan kualitas daging terhadap ransum yang mengandung probiotik bakteri asam laktat dari feses broiler sebagai pengganti feed additive antibiotik sintetik. Isolasi BAL dilakukan pada medium Man Rogosa Sharpe (MRS) agar. Identifikasi isolat dilakukan dengan metode standar seperti pewarnaan gram, pengamatan morfologi sel, uji katalase dan uji fermentatif. Selanjutnya dilakukan seleksi BAL yang terdiri dari daya hambat isolat BAL terhadap bakteri patogen, produksi asam laktat, ketahanan terhadap pH, ketahanan terhadap garam empedu dan ketahanan terhadap suhu. Hasil isolasi dan karakterisasi BAL dari feses broiler menunjukkan bahwa dari 19 isolat yang berhasil diisolasi dari feses broiler yang tergolong sebagai BAL adalah 10 isolat yaitu M1,M2,M3,M4,M5,M7,M8,M23,M26 dan M28 yang mempunyai sifat gram positif, katalase negatif dan tipe homofermentatif. Hasil seleksi isolat BAL yang berpotensi sebagai probiotik adalah isolat M1 yang teridentifikasi sebagai BAL oleh API 50 CHL kit adalah Lactococcus lactis ssp lactis 2. Aplikasi probiotik BAL M1 pada ransum broiler
96
Abstrak Hasil-Hasil Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin
menunjukkan bahwa pemberian probiotik BAL M1 dalam ransum broiler mampu memperbaiki performan broiler (pertambahan berat badan, konversi ransum, indeks produksi dan persentase karkas ) serta menurunkan kadar kolesterol darah, kolesterol daging dada dan paha serta kadar lemak daging dada broiler.
ABSTRAK : The experiment was conducted to isolate, characterize and select lactic acid bacteria (BAL) from broiler feces for use as probiotics in broiler rations to see its effect on production performance and meat quality of broilers. The experiment consisted of three stages. The first research was aimed to isolation and identification of lactic acid bacteria in broiler feces. The second research was aimed to selection candidate probiotic lactic acid bacteria. The third research was aimed in vivo testing the ability of lactic acid bacteria isolates (BAL) was elected to the performance and meat quality of broilers. This study aims to get the lactic acid bacteria isolates from broiler chicken feces that has potential as probiotics and know the response of broiler performance and meat quality of rations containing probiotic lactic acid bacteria from broiler feces as a substitute for synthetic antibiotic feed additives. Isolation of BAL performed on Man Rogosa Sharpe medium (MRS) agar. Identification of the isolates were performed by standard methods such as gram staining, observation of cell morphology, catalase test and test Fermentative. Selection is then performed BAL consisting of isolates BAL inhibitory power against pathogenic bacteria, lactic acid production, resistance to pH, resistance to bile salts and resistance to temperature. The results of BAL isolation and characterization of broiler feces showed that of 19 isolates that were isolated from broiler feces classified as BAL is 10 isolates namely M1, M2, M3, M4, M5, M7, M8, M23, M26 and M28 which has the properties g positive, catalase negative and homofermentatif type. The results of BAL isolates selection of potentially probiotic isolates M1 was identified as a BAL by API 50 CHL kit is Lactococcus lactis ssp lactis 2. Application of probiotics BAL M1 in broiler rations showed that administration of probiotics BAL M1 in broiler rations can improve the performance of broilers (weight loss, conversion ration, production index and the percentage of carcasses) as well as lowering blood cholesterol levels, cholesterol, breast and thigh meat and fat content of broiler breast meat. Abstrak Hasil-Hasil Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin
97
ANALISIS KEMISKINAN DI KOTA MAKASSAR An Analysis of Poverty in the City of Makassar Hasmin
ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan: (1) mengetahui dan memahami gejala kemiskinan menurut orang miskin di Kota Makassar; (2) menganalisis keadaan keluarga miskin sekarang ini; (3) menganalisis penyebab kemiskinan; (4) menyarankan sebuah alternatif penanggulangan kemiskinan. Penelitian ini dilakukan sepanjang bulan Juli 2010 hingga bulan September 2011 dengan menggunakan metode grounded research. Obyek dan sumber informasi mencakupi 26 orang warga miskin, 6 informan dari staf Kecamatan, 8 informan dari RT/RW dan tokoh masyarakat, 2 informan LSM, dan 2 informan khusus, yaitu warga yang sudah terlepas dari garis kemiskinan absolut. Data dikumpulkan dan dianalisis dengan menggunakan peralatan grounded research, yaitu: fieldnotes, coding, memoing, sorting, dan synthesing, yang selanjutnya dibandingkan dengan teori-teori relevan tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kemiskinan, menurut orang miskin, adalah keadaan di mana seseorang atau sekelompok orang, kekurangan alat pemenuhan kebutuhan pokok yang obyektif, yaitu yang terlihat dan terukur, seperti pendapatan, modal, perumahan, pendidikan, dan kesehatan. Dilihat dari sudut keluarga, kelompok miskin cenderung besar jumlah anggotanya, hidup berkelompok, terikat kuat pada keluarga inti dan tertutup terhadap orang luar, tinggal di lingkungan kumuh, dan bekerja pada sektor informal dengan ketrampilan yang minimal.Penyebab utama kemiskinan adalah faktor subyektif, yang terletak di dalam diri orang miskin, yaitu mind-set (sikap mental) yang menghambatnya ke luar dari garis kemiskinan, bahkan mengarah ke “mencintai kemiskinan”. Sebuah kemungkinan penanggulangan kemiskinan adalah “program sapulung”, yaitu program yang memadukan peningkatan faktor obyektif yang ada di luar diri orang miskin (driving forces), untuk mendorongnya ke luar dari kemiskinannya, dan penurunan faktor subyektif yang ada di dalam dirinya (restraining forces), yang menghambatnya ke luar dari kemiskinannya. Program ini menekankan opportunity cost, bersifat selektif, berorientasi proses dan fleksibilitas. Keywords: Kemiskinan, faktor obyektif dan subyektif, ”program sapulung”
98
Abstrak Hasil-Hasil Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin
ABSTRACT :
This research is aimed at: (1) knowing and understanding poverty as perceived by the poor in the City of Makassar; (2) analysing the condition of existing poor families; (3) analysing the causes of poverty; (3) suggesting an alternative way of overcoming poverty. This research was carried out from July 2010 until September 2011, by way of grounded research method. The object and sources of information covered 26 poor residents, 6 informants of Kecamatan officials, 8 informants of RT/RW and community leaders, 2 informants of NGO, and 2 special informants who have freed themselves from the line of absolute poverty. Data were collected by way of grounded research tools: fieldnotes, coding, memoing, sorting, and synthesising. The results of the research indicate that, according to the poor, poverty is a condition in which a person or a group of people is short of objective means to fulfill the basic needs, i.e. what can be seen and measured, such as income, capital, housing, education, and health. From the standpoint of a family, poor people tend to have big numbers of family members, having closed family ties and are not open to outside people, living in slumped surroundings, working in the informal sector and have poor skills. The main cause of poverty is a subjective one, which resides within the poor person, i.e. a certain mind-set that inhibits the person to move out of the poverty line, even having an intimate relation with poverty. A possible way of overcoming poverty is a so-called “sapulung program”, a combined effforts of increasing the driving forces (external factors meant at driving the poor out of poverty) and decreasing the restraining forces (internal factors which restrain the poor from moving out of poverty). This program puts its stress on opportunity cost, and is selective, process-oriented, and flexible in nature. Keywords: Poverty, objective and subjective factors, ”sapulung program”
Abstrak Hasil-Hasil Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin
99
KARATERISTIK BUDAYA ORGANISASI PEMERINTAH DAN ORGANISASI PRIVAT (STUDI KASUS PADA RUMAH SAKIT PEMERINTAH DAN RUMAH SAKIT PRIVAT DI PROVINSI SULAWESI SELATAN) Characteristic Culture Organizational and Effectiveness Comparative Studies and the Stella Maris Hospital Labuang Baji Hospital at South east Sulawesi Province
Muh. Nur Yamin
ABSTRAK : Penelitian bertujuan menjelaskan hubungan budaya organisasi dan efektifitas organisasi pada Rumah Sakit Labuang Baji dan Rumah Sakit Stella Maris. Perspektif penelitian ditinjau dari teori Daniel R. Denison (2003) Budaya organisasi, terdiri dari dimensi involvement, concistency, adaptability, dan mission, mempunyai hubungan langsung dan pengaruh yang signifikan pada efektifitas organisasi. Disertasi ini adalah studi perbandingan dengan ruang lingkup penelitian kasus Rumah Sakit Stella Maris dan Rumah Sakit Labuang Baji. Adapun cakupan variabel penelitian adalah budaya organisasi berfokus pada ciri involvement, consistency, adaptability, dan mission pada tingkatan nilai yang dianut, norma serta perilaku dalam rumah sakit. Efektifitas organisasi pada indikator tingkat pertumbuhan, profitabilitas, kualitas layanan, pangsa pasar, inovasi kerja, dan kepuasan kerja. Penelitian bersifat eksploratif menggunakan kombinasi pendekatan antara pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, dan pendekatan kuantitatif dengan survei. Data hasil wawancara dan observasi dianalisis secara deskriptif dengan teknik analisis dominant pattern maching. Dan data kuantitatif dianalisis secara deskriptif dengan tabel frekuensi. Hasil penelitian membuktikan perbedaan kekuatan budaya organisasi, budaya Rumah Sakit Stella Maris lebih kuat daripada Rumah Sakit Labuang Baji. perbedaan ini disebabkan kekuatan dimensi budaya organisasi, Rumah Sakit Stella Maris menunjukkan kuatnya dimensi concistency, adaptability, dan mission, tetapi sebaliknya dimensi involvement kurang kuat. Rumah Sakit Labuang baji memperlihatkan dimensi involvement, concistency, dan mission kurang kuat, tetapi dimensi adaptability sudah kuat. Begitupun tingkat efektifitas organisasi Rumah Sakit Stella Maris lebih efektif dibandingkan Rumah
100
Abstrak Hasil-Hasil Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin
Sakit Labuang Baji. Perbedaan ini pada indikator pangsa pasar, kualitas layanan, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan Rumah Sakit Stella Maris lebih efektif dibandingkan Rumah Sakit Labuang Baji. Meskipun demikian indikator kepuasan kerja Rumah Sakit Labuang Baji lebih efektif daripada Rumah Sakit Stella Maris. Sedangkan indikator Inovasi kerja kedua rumah sakit sudah efektif. Dengan demikian budaya organisasi berhubungan dengan efektifitas organisasi. Kekuatan budaya organisasi ditentukan oleh kejelasan nilai, keyakinan nilai, dan keluasan anutan nilai dan norma dalam organisasi. Kata Kunci: Organisasi, budaya, dan efektifitas
ABSTRACT : The research aims to explain the relationship of organizational culture and organizational effectiveness in Labuang Baji Hospital and Stella Maris Hospital. Research perspective in terms of the theory of Daniel R. Denison (2003) cultural organization, consisting of the dimensions of involvement, concistency, adaptability, and mission, have a direct and significant impact on organizational effectiveness. The study is explorative method using qualitative approach with case studies, and quantitative approach to the survey. Data from interviews and observations were analyzed descriptively with analysis techniques dominant pattern maching. And quantitative data were analyzed descriptive with frequency tables. The results prove the difference in strength of organizational culture, Stella Maris Hospital culture is more powerful than Labuang Baji Hospital. difference is due to the power dimension of organizational culture, Stella Maris Hospital shows strong concistency dimension, adaptability, and mission, but rather less strong involvement dimension. Hospital Labuang baji shows the dimensions of involvement, concistency, and the mission is less strong, but has strong adaptability dimension. Likewise the level of organiza-tional effectiveness Stella Maris Hospital is more effective than Labuang Baji Hospital. This difference in indicators of market share, service quality, profitability, and growth in sales of Stella Maris Hospital is more effective than Labuang Baji Hospital. Nevertheless indicators of job satisfaction Labuang Baji Hospital more effective than Stella Maris Hospital. While working Innovation indicators both hospitals have been effective. Strength of organizational culture dimensions relate to the level of organizational effectiveness, strong concistency dimensions, adaptability, and mission Stella Maris Hospital resulted in the Abstrak Hasil-Hasil Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin
101
organization's effectiveness indicator of market share, service quality, profitability, sales growth, employment and innovation are also effective, otherwise the weak dimension of involvement Stella Maris Hospital resulted in job satisfaction indicators also do not effective. the weak dimension of involvement dimension, concistency, and Mission Labuang baji Hospital causes the effectiveness of the organization on the indicators of market share, service quality, profitability, sales growth is less effective, otherwise the strong adaptability dimensions Labuang Baji Hospital resulting in an effective indicator of innovation work.Organizational culture strength is determined by the clarity of values, beliefs values, and the breadth of role models in organizational values and norms. Keywords: Organization, culture, and effectiveness
102
Abstrak Hasil-Hasil Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin
INOVASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS TIK MELALUI WEB BASED LEARNING DI SMA NEGERI 17 MAKASSAR SULAWESI SELATAN: PENGEMBANGAN KOMPETENSI MENULIS Innnovative ICT-Based Learning Indonesian Through Web Based Learning At SMA Negeri 17 Makassar South Sulawesi: Writing Competency Development Syahruddin ABSTRAK : Perkembangan pendidikan dewasa ini tidak bisa lepas dari pengaruh teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Oleh karena itu, pemanfaatan TIK dalam pembelajaran diasumsikan sangat membantu dalam peningkatan kompetensi siswa khususnya menulis karya ilmiah dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu menemukan Inovasi pembelajaran bahasa Indonesia berbasis TIK melalui web based learning dalam pengembangan kompetensi menulis karya ilmiah di SMA. Penelitian ini akan menggunakan teori belajar konstruktivisme yang diklaim sebagai teori kontekstual dalam mengembangkan potensi yang dimiliki siswa khususnya kompetensi menulis. Metode Pengumpulan Data yang digunakan adalah perpaduan antara metode Kualitatif dan metode Kuantitatif. Metode kuantitatif akan menerapkan uji statistik pengaruh media TIK dalam pengembangan kompetensi menulis karya ilmiah bahasa Indonesia sedangkan metode kualitatif menerapkan pernyataan-pernyataan dari hasil analisis kuantitatif. Analisis data digunakan program SPSS 15.0 for windows. Hasil penelitian pada kelas eksperimen menunjukkan kegiatan pembelajaran sebelum digunakan media WBL dan sesudah perlakuan atau penggunaan WBL terjadi peningkatan hasil belajar 95%. Hal ini terbukti pada tes awal ketuntasan belajar siswa hanya berada di bawah nilai ketuntasan minimal di bawah 70 yaitu 31 responden (86%) dan hanya 5 responden (14%) yang berada di atas nilai ketuntasan minmal. Sedangkan pada tes akhir menunjukkan ada 35 responden (97%) yang berada di atas nilai ketuntasan minimal dan hanya satu orang (3%) yang masih berada di bawah nilai ketuntasan minimal. Hasil pembelajaran dari kelas eksperimen dan kelas kontrol membuktikan bahwa ada perbedaan ketuntasan belajar siswa dengan pembelajaran penggunaan media TIK dan pembelajaran tanpa menggunakan media TIK. Dengan demikian, pembelajaran bahasa Indonesia berbasis TIK melalui WBL dalam meningkatkan kompetensi Abstrak Hasil-Hasil Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin
103
menulis karya ilmiah siswa menciptakan efektivitas pembelajaran, aktivitas siswa dalam pembelajaran, dan produktivitas tulisan siswa yang dihasilkan.
Kata kunci :Inovasi pembelajaran, TIK-Teknologi Informasi dan Komunikasi, web based learning, kompetensi menulis karya ilmiah
ABSTRACT : The development of adult education can not be separated from the influence of information and communication technology (ICT). Therefore, the use of ICT in the learning assumed to be very helpful in improving the competence of students in particular learning to write scientific papers in the Indonesian language. This study has the objective of finding Innovation Indonesian ICT-based learning through web-based learning in the development of competence to write a scientific paper in high school. This study will use a constructivist theory of learning which is claimed as a contextual theory in developing the potential of the students' writing competence in particular. Data collection methods used are a combination of methods Qualitative and Quantitative methods. Quantitative methods will apply statistical tests of media influence in the development of ICT competence Indonesian writing scientific papers while applying qualitative methods statements of the results of quantitative analysis. Data analysis used SPSS 15.0 for windows. The results showed the experimental class learning activities prior to use media WBL and after treatment or the use of WBL learning outcomes increased 95%. This was evident in students' initial test exhaustiveness only be well below the minimum completeness below 70 of 31 respondents (86%) and only 5 respondents (14%) which is above the value of exhaustiveness minmal. While on the final test showed there were 35 respondents (97%) which is above the minimum value of exhaustiveness and only one person (3%) are still below the minimum value of exhaustiveness. Learning outcomes of the experimental class and control class to prove that there are differences in student learning with learning exhaustiveness media usage of ICT and learning without the use of ICT media. Thus, the Indonesian ICTbased learning through the WBL in enhancing student competence to write scientific papers creates learning effectiveness, student activity in learning, and productivity of student writing produced. Key words:
104
Innovation learning, ICT-Information and Communication Technology, web based learning, competency writing scientific papers
Abstrak Hasil-Hasil Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin
TANGGUNGJAWAB NEGARA MEMBANGUN EKONOMI KERAKYATAN DALAM RANGKA MENGHADAPI WTO (WORLD TRADE ORGANIZATION) State Resposibility on Development of Ekonomic Democracy in Dealing With The WorldTrade Organization Laode Abdul Gani ABSTRAK : Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan preskriptif dengan menggunakan pendekatan hukum dan ekonomi, bertujuan untuk menganalisis kedudukan negara dan tanggung-jawabnya dalam membangun ekonomi kerakyatan berdasarkan amanat Pancasila dan UUD NRI 1945 seperti yang tercantum di dalam Pasal 27, Pasal 33, dan Pasal 34. Penelitian ini menggunakan bahan hukum kepustakaan yang terdiri dari data primer dan data sekunder, dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif dalam bentuk narasi tanpa menggunakan tabel. Penelitian ini bersifat evaluative tentang bagaimana konsistensi pengelolaan kekayaan alam negara Republik Indonesia oleh pemerintah terkait dengan amanat konstitusi. Penelitian ini juga menganalisis tentang asas-asas hukum dan kaidah-kaidah hukum yang digunakan oleh pemerintah dalam membangun ekonomi kerakyatan. Dalam penelitian ini penulis menemukan suatu sikap tidak konsisten pemerintah terhadap amanat konstitusi yang tertuang dalam UUD NRI tahun 1945 Kata Kunci : Negara dan Tanggung-jawab
Abstrak Hasil-Hasil Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin
105