PGM 2006,29(1): 27-37
Wm-n
prhrmbuhsl pada M a gi2i bunk
Sri Muljati, dkk
PENCAPAWN PERTUMBUHANPADA BALITA GlZl BURUK SELAMA MENGIKUTI PEMULlHAN Dl KLlNlK GlZl BOGOR Sn Mtdjati1, Sihadi 1, Amelia t, Sabmar 1 den Rika Rahmawati1
ABSTRACT GROWTH ATTAINMENT OF SWERE WASTED CHILDREN UNDER FIVE YEARS OLD ATTENDING OUT PATlENT NUTRITION CLINIC IN BOGOR Background: Gravth failure among children under fbe y m d d k widely known to cause high prevalence eC severe malnubition in Indonesia (3%). Trea(ment of those suffwing fmm severe wasted children is done in out patient clrnic in Bo(pr fw six m n t h period. Objsctive: To study growM attainment of sevmwasting chldren and ib re!ated factors. Methods: A total of536 chiklren amding the clinic fmm 2001-2005 was sekted a m d i n g to inclusion criteriaSome variables rslated to gmwth was also cdlectad. They were dinded into hvo gmups *o attained a not based on growth trajectory and analyzed by using Cox regessing modal. Resun: 20% children suffering (rwn severe m t i n g attained grwrlh a f k 6 months of bsabnent, while the rest failed. Growth attainment varied among children. Chiiren aged less than 6 months, suffe-ing less frequent influenza and having sign and symptom of severe malnubih k was likely to attain gmwth based on growth taptoy. Recommendation: A mae intensive care of mere wasted children is needed, which in&& hame&& complance of f w d supplement msump!h and impmving m e n w a of sign and symptane d seven, malnutrition. [Pond Gid Makan ZM]6,29(1): 27-37] Keyword% gr&h
h w o r y , severe wasfmg
PENDAHULUAN perjalrnanw a h . 3) ddrm keadaan normal memilki jalur ter$ntu untuk aehp an& ( G m h Trejedq). Sehp anak yang dilahirkan memfki jalur pertumbuhan nonnal masingmasing, ad8 yang berada di garis median, lebih rendah atau lebih Enggi dari garin median. Perhwnbuhan namal tercapai bib berat badan nwmal anak berdasarkan indeks berat badan menurut hggi badan dan di plot dalam Kartu Menuju Sehat berada pada garis pertumbuhan nwmalnya (4). Klinik Gai tdah me$kukan pemulhan balila g i d buruk secara rawat plan yang bertangsung sebma enam bulan. Bagaimana penwpaian pertumbuhan pada balita ghi buruk selarna mengikutipemulihan di Klinik Gizi dan berapa pmbabil~tas pencapaian pertumbuhan m u r u t waktu (bulan) selame mengikuti pemulihan, akan diungkap dalam tulnran hl.
ecera nesional prevalensi kurang gm pada b a l i di Indonesia masih Enggi. Prevalensi gm kurang masih 19.8% dan ghi b u ~ 6.3% k (1). Oleh karma itu kurang gui tetmssuk salah satu masalah gki utama di Indonesia. Kurang g~zipada anak bdita akan mengakibatkan hambatan pertumbuhan panjang badan sekitar 10 cm, berat baden 2 kg pada usia sekolah dm hambatan mental berpotensi turun sampai 10 poin serta meningkatkan anemia clan kematian anak (2). Tanpa upaya pencegahan dan penanggubngan dikhawatirken menjadi generasi yang hilang (3). Pertumbuhan merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan mengikuti perjaianan waktu, maka pertumbuhan pada manusia dapat diiart'kan pula sebagai perubahan a n t m p m dari wakhr ke waktu. Ciri pertumbuhan : 1) mmpakan perubahan yang dapat diukur secara kuantiiM, 2) mmgikuti
S
Penelti pada Pusnbang Ghi dan Makanan. @adan Liiang Kesehatm, Depkes RI
27
PGM 2006,29(1): 27-37
Pemepabn pertmbuh~npad' Ma gm'bund(
BAHAN CARA Tulisan ini m t ~ p a k a nhasil analsis data balta gizi buruk yang mengikuti pemuhan di Klinik Gm Bogor pada tahun 2W1 samp4 2005, dengan kriteria inklusi sebagai berikut 1. Gui buruk: kurus sekali alau kurus dengm ianda klmls, yatu dengan nilai Z-skwe (c3SD) 2. Secara klinis fdak menderii -1 bawaan (syndran D m , kelainan jantung bawdan, thalasemia, hidrosephalus, microsephalus). Selama pemulihan b a l i gizi buruk diberi pengobatan oleh daktsr untuk ~ @ I I infeksi penyecta, penyuluhan gizi dan keseha$n mengenai tahapan pemberian makan (fase stabilsasi, rehabhrtasi, foRow-up) untuk b a l i gizi buruk, dan pemberiw makanan tambahan bfvupa susu s k i nebanyak 250 gram setiap kunjungan. Disamping itu dilakukan pemantauan perhnbuhan dengan menimbang berat badan seliip kali kunjungan menggunakan a t 6mbang "ddecto', dengan keteliian 100 gram dan mengukur linggi badanlpanjang badan sekali dalam sebulan dengan keteltitan 0,1 cm.
Sri Muljati, dkk
Dengan demikian defgi berat badan subvek
dapet d~kdahuiyaihl beat badan n o n d (-1 -SO dengen indeks W)dikurangi berat badan hasil penimbangan dibagi dengan berat badan normal kali 100%. Selama enam bubn pelwde pengamatan. diamati kapan subyek mencapai jalur pectumbuhan normal atau status subyek sebagai eve!# dan b i b p d a akhir pengmalan maaih belum mencapai jalur pertumbuhan normal maka status subyek sebagai sensor. D&m andisis mi variabel pendidikan, p e h p w aang tua, nanor urut anak, jenis ihfeksi panyerta; beral badan, pnjang badan, kepatuhan berobat sesuai jadwal yang diientukan adabh var'iabel bebas. Untuk mendapatkan infmasi pada bulan ke terapa perhlmbuhan normal dapat dicapi sehma pemulihan, tigunakan analisis life label dengan wit waktu dalam butan dan untuk mempelajari pengaruh faktor bin terhadap waktu pencapaian pertumbuhan digunakan regresi Cox karena vanabd tetikat dalam analisis ini adalah waklu untuk mencapai jalur pertumbuhannormal.
Cara melakukan pemantauan pertumbuhan: 1. Anak diukur panjangltinggi badan dan berat badan 2. Dengan tabel rujukan berat badanllinggi badan WHO-NCHS diientukan beat badan n m a l : -1 SD menurut panjang badan atau tinggi badan anak tsb. 3. Pbt pada karb manuju sehat berat badan normaltersebut, kemudii tank garis am k u ~ a e m b u h a n namal anak, dimuhi dari bemt normal sejapr dengan garis atau kuria terdekat pada karlu menuju sehat.
Berdasarkan hasil penelusuran t h a d a p data b a h ghi buruk yang mengikuti pemulihan di Klinik Gm Bogor diperobh sebanyak 536 balita yang memenuhi kntena inklusi. Salehh dipitah berdasarkan tempat tinggal, subyek berasal dari 25 kmmaian di Kabupabn dan Kota Bogor Tabanyak berasal dari Kmmalan Danaga yatu 20,3%. Kecamatan Cijeruk 11.2% dan Kagmatan Clomas 13.656. Sedangkan 54.9% lainnya tersebar di 22 Kecamatan di Kabupaten dan Kota Bogw. Jumlah subyek yang mengiku6 pemulian terbanyak pada bhun 2002 yahr 158 m g 29,596 (label 1).
Pencaw& pwtmnhhm, pale beNa ghi bunk
PGM M06.29(1): 27-37
Sn Muljati, dhk
Ropmi Subyak ylng Mengikuti h u l i h a n M a m a Tahun 2000sld Mengahan Tahun M05
1
Total
I
I
536
Dan 536 subyek diiemukan sebanyak 218 orang (40,7%) Wlaki, pmparsi balita perernpuan bbih banyak dibandingkan b a i i i bki-laki yaitu sebanyak 318 m g (59,3%). Kmmn umur subyek k d a antara 5,5 bubn hingga 56 bulan dengan median urnur 19,9 bulan dan modus pada umur 12.9 bubn.
1M)
Berdasarkan modus n m uNt kelahiran terbanyak adalah anak perlama. Sedangkan urnur orang hra subyek d a h ha1 ini ibu b e r k i r antara 18 hiigga 52 tahun dengan median urnur 28 tahun. Kisaran umur ayah antara 20 hingga 69 tahun dengan median urnur 35 tahun (TaM.2).
Tabel 2 Kmaktarirtik Subysk dan Kduwga K-Md.tikSub~ek dan Orang tua Umur anak (bl) Nwmx U N ~kelahirm Urnur bu (th) Urnur Ayah (th)
hn
21,7 3 29,4
37,2
Berdasarkan as@ sosial ekonon% sebagian besar ayah dari subyek bekerja sebagai bumh, terbanyak adalah b u ~ tani, h dan sqir angkutan sedangkan yang laimnya bekeqa sebagai b u ~ h bangunan, kenek, penjahii sepatu dan b u ~ h serabutan. Narnun ibu subyek sebanyak 942% adalah ibu rumah tangga yang tidak bekerja (tidak mencari nafkah).
Mdian
19,9 3 28 35
SD
* 10,2 t 2.4
8,6
*35
Min
Max
5,s 1 18 20
56.0 16 52 69
Ddam h d pendidkan baii ayah ataupun itw
subyek terbanyak bwpmdidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) tidak tamat y& 39.4% ayah dan 42.7% ibu. Sedangkan yang berpendidikan Sekobh Menengah Urnurn (SMU) tamat atau PerguruanT'mggi(PT) tidak tamat diitemukan 19.2% ayah dm 10.7% ibu.
PGM 2006,29(1): 27-37
Pencapeinn pertumbuhm pad8 M t a gizibwtk
Sri Muljati, d k k
Tabel 3
Propmi Subyek Menurut Pekerjaan dm Pendldlkan Orang Tua Nama vaiabel
1
Pekeriaan : Pegawi Buruh Tidak bekerja
Pen3ikan:SD tidak tamat SLTP tidak tamat SMU tidak tamat PT tidak $mat Ketuangan: PT = Perguruan Tinggi
Diiemukan sebanyak 369% subyek twpartisipaai sampai s h a i enam bulan (Gambar I), artinya yang tidak meng'kuti pemulhan hingga sebsai mam bulan sebanyak 63,1%. Karma kelerbatasan data yang tssedia, maka dalam analisis ini tidak dapat d'ungkap aknan subyek tidak
I
Subyek Gizi W l ~ k Ayah Ibu 3.5 81,3 15.2
121 15,8 19.2
0 5.8 942 42.7 12.7
10.7
berkunjung sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Walaupun pada saat berkunjung pwbma kali sudah diberi penjelssan bahwa dalam pmulihm ini setiap subyek harus berkunjung sesuai jadwal yang tebh ditentukan.
Gambar 1 R o p o n i Subydr yang Bakujung Selama Pemulihan
Karma banyak subyek yang drop-wt maka analisis yang digunakan adalah analisis life tabel dan survival, dalam analisis ini walaupun subyek tidak mengikuti sampa selesai pangamatan (enam bulan) datanya masih dapat disertakan sebagai sensor(5). Subyek yang disertakan dalam analiis sdanjutnya dpilih yang memliki kondii awal sama yaltu berdasarkan k ~ t ~r aa m berat badan subyek berada dibawah jalur pertumbuhan normal. mininal datang berkunjung ke Klintk Gii empat kali berturut-turut selama bulan pertama, memilki data umur yang tepat yaau ada tanggal lahir dan ada
I
tanggal kunjungan. Berdasarkan kr'isria terjebi~t jumlah subyek yang d'bertakan dalam analisis selanjutnya yaitu sebanyak 415 orang. Hasil analiis life tabel setelah satu b u b mengikuti pemulhan menunjukkan bahwa mash 97 % yang tetap mengalami hambatan pertumbuhaw dan 3,OSb yang msncapai jalur pertumbuhan nonnal. M a m a 6ga bulan pemulihan terdapat peningkatan proprsi subyek yang mencapai jalur pertumbuhan normal dari 3% rnenjadi 17%. atau terdapat peningkatan sebanyak 7% sebap bulan. Namun pada bulan ke m p a t sampai bulan ke enam
PGM 2008,29(1): 2737
Wncepaien pertwnbuhrn psda M a gizi bum%
menunjukkan peningkatan ymg lebih k e d dbandngkan sebebmnya yaitu 2% dan masih 80,0% yang tetap mengalmi hambatan pertumbuhan dengan median pe~bahanlebih dari
Robablllt..
Sri Mulji, dkk
enam bulan arbnya untuk mencapai jalur pertumbuhan normal dipwbkan waktu lebih dari enam bulan.
Tabd 4 Pencapaim Pertumbuhan pada Subyek Glzi Bumk Selama Enam Bulan Pemullhan
Waktu pemulihan @In)
Dlbawahjalur psrlumbuhan nonnal (%)
Pada jalur patumbuhan namal (%)
0 1 2 3 4 5
100 97 90 83 82 80 80
0
6
Dari tabel 4 d i e , analiis dilanjutkan dengan membagi anak menjadi 3 kebmpck. Setelah dplah berdasarkan tandetanda klinis. dtemukan sebanyak 200 subyek yang fidak memilki tanda-tanda khu. 208 subyek marasmik den delapen subyek dengan marasmik kmahiorkor. Hael anslisis menunjukkan bahw pada subyek ghi bwuk tanpa tanda klinis
3 10 17 18
M M
setelah satu b u h mengikuti psmulhan diiukm sebanyak 3% yang mencapai jalur patumbuhan normal. Pada bulan ke dua, ke tiga, ke empat dan k e Kma berubah menjadi 11%, 19%, 20% dan 21 % sedangkan yang tetap k a d a dibawah j a b pertumbuhan n m a l pada bulan ke enam mash 79,0%(TabelS).
R o b d i l i t r P e n u p i a n Pa-lumbuhan p d a Subyek Gid Buruk Tanpa Tandr Klinis Selama Enrrn Bulrn Psmulihan Waktu pemulihan (bulan)
Dibawahjalur paumbuhan normal Ph)
Pada jalur patumbuhan normal (%)
0 1 2 3 4 5 6
100 97 89 81 80 79 79
0
Setelah enam bulan mengkuC pemulihan, pada gizi buruk dengan tanda klimis marasmik, daemukan sebanyak 2% yang mampu mencapai @ur perlumbuhm ncrmal. Pada bulan ke man brJi$
3 11 19
20 21 21
sebanyak 18.0% yang mencapai jalur perhrmbuhm normal dan 82% yang mash tetap mengahmi hambatan perlumbuhan(Tabel 6).
Pbncapnian pertumbuhm pada belt8 @bunk
PGM 2006.29(1): 27-37
Sri Muljali, dkk-
Probabilltn Penapin Pertumbulun pada Subyek Gia buuk dengan Maasmlk Selama Enam Bulan Pemulihn Waktu pnnullhan (bgm) 0
I
D i b a a hj a l u paumbuhm m - d- (%) 100
Proponi balii gizi bumk dengan bnda klimis marmik kwashiorkor yeng &pat mencapai garii pertumbuhan n m l d i j i i n dabm Tabel 10. dibandingkan dengan lip gizi buruk tainnya, balita gizi buruk dengan marasmik lmsshmrkw tampak lebih cepat mencapai jalur pertumbuhan normal
Pada plur patumbuhan .
n m l(D/). 0
-
dbandingkan dengan t i lamnya. Setelah saw bubn mengikuE pemulihan sebanyak 14% manpu mencapai jalur Wumbuhan namal, setdah dub bulan sebanyak 57% dan set6iah enam bubn 7236 yang btxhasil mencapi blur permmbuhan n m l .
Robabllibs Pencapairn Putumbuha pad# Subyek Gid Bur& Maraamik Kwnhlakor Salama Enam Eulan Psmulihan . .
Oibawah jalur Waktu pemulihan paumbuhan n o m l (.k) pulan) 0 1 2 3 4 5 6
Pada jalur psrtumbuhan nonnal (%)
100
0
86 43
14 57 72 72 72 72
28 28 28 28
informmi mengenai sebaran umur dan d d s l berat badan pada awal kunjungan tikajikan dalam Tabel 8. Subyek yang sama dikebmpokkan berdasarkan dua kebmpok umur yaib: 5 sampai 56 bubn dan 5 sampai
Oiungkapkan oleh Jahari et. d (3), bahvp masalah gangguan pertumbuhan pada usia dini ymg terjadi di Indonesia diduga kuat bemubungan dengan banyaknya bay1 yang sudah diberi MP-ASI sejak usia satu bulan, bahkan sebslum usk sak. bulan. Temuan Husaini et. al. (6) menujukkan bahwa propsi bayi yang sudah mulai diberi MP-AS1 sebelum usia satu bulan adalah 22,0%. Hal senada dinyatakan Widodo (7) bahwa di kabupaten Wonosobo pemberim MP-ASl kepada bayi sebelum usia satu tahun mencapai 32,4%. Rerata deftsit beat badan Wmggi dialami subyek pada kelompok umur 11 bubn yaitu 15,9% dan terendah pada ksbmpok umur 5 4 bubn
kncapaian pedumbuhm pada M t a ghlbunk
PGM M08,29(1): 27-37
sebssa@ % ,.tI Hal ini karena aubyek umur 56 bulan kebutuhannya masih terpenuhi deh AS1 sedangkan eet* berumur 11 bulan AS1 tidak cukup bgi untuk memenuhi kebutuhan dan harm dbertai dengan MP-&I, sedangkm @is MP-AS1 yang dibe&an pada umumnya adakh bubur nwi yang dibali dari penjual bubur keliling, ha1 hi dilakukan karena lebh prakh daripada mnnbuet bubur sendiri.
Sri M u l j , dkk
Baa dtpdah berdasarkan tanWanda klimm. defmit berat badan pada subyek yang disertrr' tanda klinis marasmik kwshiukcf memiiki dmWi paling 6nggi yaitu 23.98% t 8,63. Sedagkan Wit barat badan pa& subyek gin buruk lainnya lebih rendah yaitu 16.63% 6,38 pada marasmik dan 12,72%2 4.99 pada aubyek gizi buruk tanpa tanda kAnb ymg khas (Tabel 9).
*
Tabd 8 Rmta D d l d l B6r.t W a n pad. Subyak Gid Burukhnurut Umur
Umur 5-56 bh : 5 - 11 12- 18 19 - 23 2 24 Umur 5 - 4 2 bh : 5-8 7 - 8 9 -10 11 <12
-
Tabd 9 Rerota Oefhlt Beral Badan Subyek hbnuut TypeGid Buwk pada Awal Pemulihan Tanda-tmde klinls Tanpa tanda kinis yg khas Marasmk Kwashnrkw .- .--
Untuk m a n g i i a k a s i kandidat variabd ymg akan disertakan datam mulbvariat digunakan Kaplan Mdyw untuk menguj hubungan beberapa faktor denpan waldu pencapaian petlurnbuhan. H a l menunjukkan adanya perbedaan prcbabiiitm waktu pencapamn perturnbuhan pada subyek yang mengkuti punulihan selama enam bulan dengan faktw umur, sex, tanda-tan& klina pada awal pemulihan, keluhan pilek selama satu bubn pertma pemulihan, keluhan mencret $&ma satu bulan pertama pemulihan, besarnya defisit berat badan pada kunjungan a w l (Tabel 10).
Raata dsfi Jt (Lkf
Std Deviol
12.72 16,63 23.98
i 4,99
&,63 .
S&hh enam bulan mengikuti pemulhaq subyek yang berumur S 11 bulan sobanyak 20,4% yang dapat mencapai jakrr perhmbuhan nmnal sedangkan pada subyek yang berumur 12 sanpai 23 bubn memliki pmbabilis 12.7% untuk mencapai jalur pertumbuhan narmal, perbedaan ini bwmakna dengan p=0.021. Selanjutnya subyek dipllah berdaaarkan sex, ternyata subyek yang berpnii kelamin perempuan mmiliki probabilitas lebi besaruntuk mencapaijakrr pertumbuhan n m l diband~ng subyek lakclaki. Pada perempum 19,196sedangkan pada subyek lalo-taki 11,8%, p d d a a n mi
PGM M06,29(1): 27-37
~ ~ p n i perfumkhm e n pada balta gizi bur&
bermakna dengan p+.M. Salah satu sebab mungkin karena kebutuhan sshari-hari yang berbeda antare bki-iaki dmgan perempuan. Setelah dipitah menurut tandatanda klinm pada arm1 kunjungan, temyata subyek yang tidak disertai tandatanda klnk memiliki probabilitas 15,1% untuk becubah atau mencapai jalur pelumbuhan normal. pada subyek yang marasnik 13.0% dan p d a subyek yang mmsmik kwashbrkor memiliki probabilias 71.5 % untuk berubah atau mencapai jalur pertumbuhan n m d . Perbedaan ini bermakna d e n p p=O,OMl. Keluhan pibk &ma Satu bulsn pertama (empat kaii berkunjung dabm satu bulan dengan frekuensi kunjungan satu kali dalam minggu) memliki kaitan dengan pencapaian pettumbuhan. Pada subyek dengan keluhan pibk minimal satu kali selama satu bubn pertama mengikuli pemulihan memiliki probablitas 24.9% untuk mencapai jalur perhlmbuhan nonal, sedengkan pada subyek dengan keluhan p k k bbih dari sekali memiliki probabdliias l e b i ken1 yaltu 9,8% untuk mencapai jalur pertumbuhan normal. Perbedaan mi bermakna dengan p=0,002. Salah satu sebab karma pada subyek yang sering pilek, nafsu makannya terganggu. Subyek dengan keluhan meocret minimal eatu kali selama satu bulan pertama mengikuti pemulihan. merniliki pmbabilitas 31.5% untuk mencapai jalur pertumbuhan nwmal sedangkan subyek dengan
Sri Muwi, dkk
keluhan mencret lebih dari satu kal & m a bulan per$ma mengikuli pemulihan rmmliki probabilii 15,4% untuk mencapai jsbr pectumbuhan namal. Besamya defisit berat badan pada kunjungav pertama berhubungan dengan pencapaian pertumbuhan, subyek yang mengalami debit berak badan S 14% tethadap berat badan normal memliki probebibs 21,5% untuk mencapai jalur pertumbuhan nwmal. Sedangkan subyek dengan deMt beret badan >14% memliii p m b a b i l i bbk kecil yaiiu 10.7% dan perbedaan ini bermakna dengan nilai p=O.M12. Hasil analiis su~ivalmenunjukkan terdapat tujuh variibel yang layak menjsdi kandidat untuk masuk &lam mullivariat, yaitu umur subyek pada kunjungan awl, sex, tanda-tanda klimis pada kunjungan awl, kebhan pibk s h m a bulan pertama, kehhan menaet pada bubn pertame, defsit berat badan pada kunjungan awdl Hasil analisis mukariat temyata f m k d keluhan pilsk selama bubn pertam mengikuti pemulihan, tanda-tanda Minis gizi buwk peda a w l mengikuti pemulihan serta umur subyek pada awal rnengikuh pemulihan berpengaruh terhadap waktu pencapaian perhrmbuhan selarna enam bubn mengikuti pemulihan dengm model berikut b w i2.679*merasmlk h a s h i d o r + 0.629' marasmik +i.O08pilek sdama Wmc M a n putama -2.33*umur amk awai pemulihan).
PGM 2006,29(1): 27-37
WncapaienpeperfuMan psde balk gizi bunk
Sri Muljati, dkk
Tabd 10 Fdctorfdrtor yang tbmubungan dengin W& Permpalan Patumbuhrn pada Bslita Gid Buruk
--Tzi-l Dibawahjdur patumbuhan
Pada jalur patumbuhan Normal (%)
P
1. Umur anak pada kunjungan ml 5 -11 bulan 12 -23 bulan 2 24 bulan 2. Sex Lakiilaki Perempum 4. Keluhan Pilek setama bulan ke 1 0 - 1 kali > 1 kali 5. Keluhan mencret selama bh ke 1 O - Ikali > 1 kali 6. Tanda klinis pd kunjungan awal: Tanpa tanda kknk
~arasmlk Marasmiti kwashnkor 7. Deftit pd kunjungan awal S 14,Ph > 14.0%
Tabel 11 FaktorfalPw yang Bsrpengruh Tarhadq Paruprim Fwtumbuhsn Normal pads Subyek Gizi Bumk
h m Variabd 1. Umur anak < enam bulan > enam bulan 2. Pilek sdama 1 bulan pertama Lebih dwi satu kali Tiiak pernahlsatu kali 3. Tanda-tada klinis Tidak ada tanda klmis Marasrnik Marasrnik kwsshiakor
I
I
RR
P
19
I
95% Cl
I
-2,330
0,027
0.09
0.010,77
1,008
0,012
2,74
1,255.98
0,629 2,679
0,001 0,539 0,015
1,87 14,s
1 0,25-13.95 1,69-125.1
Model tersebut dianggap fit sebagai hasil akhir karma setelah dilakukan pengecekan Edak ditemukan adanya kolinearitas antar vambal bebas.
m W s i variebel bebas denpan waktu confounder
ataupun
PGM 2006,29(1): 27-37
hm*
pfflIl
BAHASAN Banyak faktor yang berpngaruh $madap kemampuan tumbuh kejar pada subyek ghi bumk selama enam bulan mengikuh pmutihan di Klmik Gizi Bogor. Subyek gizi buruk yang mampu tumbuh kqar yaitu berhaail mencapai jalur pertumbuhan nwmal. Ditemukan dalam analisis ini sebanyak 20% mampu lumbuh k e j r pada bulan ke llrna &n ke enam namun sebanyak 80% masih $tap berada d i h j l u r pertumbuhan n m l . Tampaknya waktu enam bulan bdum cukup untuk meningkatkan berat badan subyek agar mencapai jalur pertumbuhan normal. Subyek gizi bumk yang pada awal pemulihan berumur enam bulan atau lebih memliki efek pmtektif twhadap w a h untuk mencapai j l u r pertumbuhan n m l dibandingkan subyek yang termasuk ke&npdc umur 5 6 bulan ( CI: 0.01 - 0,77 ; p=0,027). Salah satu sebab karena pada subyek $hi buruk yang termasuk kebmpok umur 5-6 bulan memiliki rerata deftsit berat badan 11,8% + 5,8. keadaan ini lebih rendah dibandingkan dengan daisit berat badan pa& subyek ghi buruk yang termasuk kelompok umur lebih dari enam bulan. Dikemukakan Pdlii bahw pemberian energi suplement selama 12 bulan sangat bermanfaat terutama pada anak usia kurang CM12 bulan (8)) Kemudii subyek dengan keluhan pilek minimal satu kali setama satu butan pertama mengikuti pemuiihan memiliki pluang untuk mencapai jalur pertumbuhan normal 2.74 kdi lebih besar dibandmgkan subyek dengan keluhan pilek yang labih sering (CI: 1,25 - 5.98; p=0,012). Fdlyani (9) menyatakan bahwa ISPA berhubungan dengan penurunan status gizi. Dikemukakan OMKikafunda (10) dan Suhryo (11) bahwa penddikan ayah dan ibu yang rendah juga meningkatkan resiko stunting dan undemegM. Sebagian besar ayah dan ibu subyek hpandidikan tamat sekobh &Ear, sebagian besar ayah subyek bekerja sebgai buruh dan sebagian besar ibu subyek adalah ibu rumah tangga yang t i i k bekerja (bekeja dengan mendapatkan upah). Keadaan ini erat kaitannya dengan status ekonomi keluarga. Temuan Muljati.dkk (12) bahwa ssbanyak 70% ayah yang memiliki batita gizi kurang adalah perokok dan 7% dan bmya ~ m a htangga per-bulan d'gunakan untuk belanj rokok. Padahal menurut Vctora (13). kepadatan bngkungan dan keterpaparan asap rokok meningkatkan resiko ISPA
m peda balfa gizi bunk
Sri Muljati, dkk
Temuan F e l b y (9) di kliik Ghi Bogs, m u n j u k a n bahvra frekuensi terjadinya batuk, pilek dan d i r e pada subyek gizi buruk arkup tinggi yaitu rerata jumlah hari batuk pilek 38% hrri p e n e l t i dan re& jumlah hari dare 15% h a i penelhan. Kemiskinan merupakan salah satu sebab ketetlambatan m b a w a anak untuk bembat walaupun di klinik Gizi tiiak dipungut biaya namun untuk &tang ke Klinik Gizi perlu biaya sedangkan dana yang tmedia sangat terbatas, ha1 ini salah satu penyebab &op odyang cukup Gnggi. Subyek dengan tandz-tanda klinis marasmk h s h i i r k w memiliki peluang 14.5 kali bbih besar untuk mencapai blur pertumbuhan namal dibandingkan dengan subyek tanpa tanda khnis yang khas (CI: 1,69 - 125,1, dan p=0,001). Subyek yang memiliki tanda-tanda khnb marasmik pada awal pemulihan lebih suli untuk mencapai jalur pertumbuhan normal dibandimgkan dengan subyek yang memlii tanda-tanda klinis marasmik kwashiior ataupun subyek yang tidak memliki tan&-tanda gm buruk yang bas. Hal senada diungkapkan Sihadi (14) bahwa subyek yang marasmik paling sulit untuk berubah menjdi gizi kurang dibandingkan dengan subyek yang marasmik kwashimrkor atau kwashiorkor. Salah satu sebab karena pada marasmik kwashiior mengalami defisit berat badan lebh banyak (Tabel 9) sehingga lebh responsive terhadap intmensi yang dibenkan dibandmgkan subyek gizi buruk lainnya.
KESIMPULAN 1. Subyek dengan kategon sangat kurus memliki probabilitas 20.G?h untuk mencapai jdur pertumbuhan normal setelah mengikuti pmulihan sehma enam bulan. 2. Subyek yang b9NImur 5 6 bulan pada sast mengikuti pmulihan di Klinik Gizi lebh w a t mencapai jahr pertumbuhan n m l diiandingkan subyek yang berumur lebih darienam bulan 3.Tanda-tanda klinia gizi buruk pada awal pemuiihan, frekuensi adanya keluhan pilek pada bulan pertama pemulihan dan umur subyek pada awal pemuiihan bwpengaruh terhadap waktu pencapaian pertumbuhan.
4. Subyek dengan marssmk k w a s h i i w memliki peluang lebih cepat
untuk mencapai jalur
PGM 2006.29(1): 27-37
Pencapaian perfumbuhm pada balta g i i b u d
pertumbuhan normal dibandingkan dengan tipe gizi buruk lainnya.
SARAN 1. Untuk mempetcapat penmgkatan b m t badan pada subyek gizi bumk yang mengikuti rawt jdan di KJimik Gizi, perh pemberian makanan tambahan yang seswi dengan kebutuhm dan perlu kunbngan ~ m a hagar compliance dari makanan tambahan yang diberikan dapat dikontrol. 2. Perlu sceialiisasi pengenabn tandbtanda den resiko gizi bumk pada balii, dengan demkian diharapkan gangguan pertumbuhan dapat diatasi bbih dini. Hal ini dapal dilakukan antara bin dengan penyebarluasan poster atau leaflet tentang gizi buruk dl berbagai kmpat yang banyak dikunjungi orang tua yang memiliki bafita. Seperb poliklinik, Puskesmas, Paayandu. pengajian.
RUJUKAN 1. Departemen Kes R.I. Ghi d&m angka smpar' tahun 2002. Marla: Departemsn kesehatan RI. 2003. 2. W k a , V; et A. Pda pemberian makan anak (6-18) bubn dan hubungannya dengan pertumbuhm dan perkembangan anak pada keiuarga m i s h dan tiak miskin. Penelhn Gizi den MakananX)M),23: 3747 3. Jahari. A.B.. Sandjaja, Jus'at, I., Soekirman, etal. N M o n a i Status of unden7ves in Indonesia belore and durirg the wsls. An and@ on anthropomebic data horn SUSENAS 1989 to 1999. Paper presented at Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VII. Jakarta 29 Febman - 2 Maret 2WO. 4. Departemen Kesehalan R.I. Pemantauan Pertumbuhan Balii. Jakarta: DN]en BinkesmasDirektorat Gii Masyarakat 2M)2.
Sri Muljati, dkk
5. Kbinbaum, D.G. S u W 1 Analysis. A Self Leaning Text New York: Springer-Verlag, 1999. 6. Husaini. M.A. Stevenhuysen, G.P, Husaini Y.K. Widodo. Y dan Triwinarto. A. Gizi ibu dan bayi. Bogor: Pusl'bang Ghi dan Makanan, 1997. Laporan Peneltiin. 7. Yekti Widodo, Bambang Uji D@o Rianto, dan Zulaeha. Pertumbuhan Bayi Usm 0-4 ymg Medapat AS1 Ekslusf dan AS1 tidak Ekslusl. b k a b penelitian Pascasajana Ilmu-lmu Kasehatan un~ersitas Gajah Mada. Sahs Kesehatan 2005,18.(3). 8. C, Beck* JVGA. Dumin. TC Akhison and E P d i i . Effels of an energy and micmukient supplement on anthropanetry m undernourishedchildren in Indonesia European Jownal of C h t a l Nvtrition 2000, 54 (Supplement 2): 52-59.
9. Fellyani. Beberapa Aspek klinb dan l'mgkungan pada Bayi dan Anak Balita pendwita Gei Buruk.
Tesis.Jakarta: FKUI. 2005. 10. Kikafunda JK. Walker AF, Cdlett D. Risk Factor for Earty Childhood Malnubibm PeoWis 1998,102: 045-59 11. Suiaryo TS. GrWh And Development of undefies in M a ~ n d aArea in North Jakarta. Med J Indonesia 1936,5: 55-62 12. Sn Muljati dan Budman, B. Pola pengeluaran per bulm pada rumah tangga yang memiliki b a l i gizi kurang dan dampaknya terhadap konsumsi zat gizi. Jumal kedokieran YARSl 2002.10(3): 2632.
13. Vctora C G. Fuchs Sc, Flares AC, Fonsesca. W, et al. Risk Faktws fa pneumonia Among among children in a b m i b n metropdnan area. Pediatrics 1994,93: 977-985. 14. Sihadi. Aplikasi anallsis SuNnral Unluk Menenlukan Beberapa Fake Ymg Berhubungan dengan Perbaikan Gui pada Anak Balita Gizi Buruk Pengunjung Klinik Gizi Bogor, 1982-1997. &k. Depok. Program Pascasaryna UI, 1998.
PGM M008.29(1): 38-47
Hubmgan kader snzyme Ihdhteme
Sukati S, dkk
HUBUNGAN KADAR ENZYM KHOCINESTERASE DENGAN KADAR HORMON THYROID PADA HNS Dl DAERAH GONDOK ENDEMIK Sukati S 4, Suryali K I, M. lchsan 1, Mwherdi,anthingsih
' dan Dpko Karfono
ABSRTACT THE RELATIONSHIP B E M E N CHOLINESTERASE ENZYM AND IODINE STATUS OF CHILD BEARING AGE WOMAN (CBAW) IN THE ENDEMIC GOITRE AREA Bnckgmund: Peatiid+ as a pcdutant substance is a gdtrogenhc agent. It can form a s t m g m p l e x bound with iodine in the b*. W m who b e in the endemic y b r , area where the lodine ~ w t c in e the nature is limfied and frequently exposed by pesticide, can increase the prevalenar of iodine defdency dmorder (IDD). Objectives: To find out the rdationshp between cholinesterase enzyme conmtrabon (as en indicator of ~esbndee m u r e in the body)and iodine status of m e n m the endemic gater ~ e a ~ethods:i h e study was kducted in Pakis sub district, Maghng ~ e ~ e n cCsnWal y, Java on July to November 2005 The . - -d- d- iwn d the rmearch was "cross-seclimar studv. Samoles were 265 wwnen d c h i i bearina aoe 11735 years dd). The data collected were concentation of free ( F T ~ )cholinesterase enzyme in plasma, intake of cyanide originated from fwd, concentation of urine iodine excretion (VIE), type of conWacaptan used apd. nutritional status. The m n t r a t i o n of serum FT4 were divided into two group (c 0.79 ngk = bw nwmal). These data were anabed bv usina chi-sauare test with odd ratio at 95% CL. Association between independent anaiyzed by multiple logistic regresson and &endantveriabl& by & t o ~ i g other variableRwults Peshndes that hequmtry used n the area of study was Organqhospnateand Carmmat The pesnnb res~dueon raw veaetables was Carbofumn Its wncmrabon was 0 056 to 55 65 mdkq The h~gnestmsldues was found in cabbaqeand it had exceeded the maximum limit of permitted residue. he -wtici&residue of cwkedvegetables &very low Low concentralan d cholnesteenzym, (< 3600 UR) was found In 3 8% women More than 2g0b nad ION mdme stads Loatsa rearessan analyss shaved that wmen exposed to peshclde nai 33 fdd great@rink fw IDD than that d wiioutan; pestdde eipmure Conclusions: The highest mcentratii of peskide residue was obtained on raw cabbage -mustard areen. It ranaed from 2 to 10 times of maximum lmit permined resaue according to Minisby of Health. Peraentage m e n who exposed by pesticide (carbamat) was 38Ob It was showed that 29.3% o f m a n has low d i n e &+us Women ~ . . e x m d tomticide had IDD risk 33 fold areakthan th6l without anv cvanida exmum. Suggmtions: TO knirnizeihe hazardous effect of pesbcGe on health, it is suggested ihat the vegetables should be cooked proply before arnsuming. It is necessary to do fulther reseach by taking account the effect of cyanlde air pdiutan inhaled besfides cyanide from food The mae intensive m t m l of using pesticide needs to be done pemdlcally. [Pend GI4 Makan 2006,29(1): ~
~
~~
~
ir
.
"
V
.
>
2
~~
Ksywordr: chdinesterese enzyme, mdfne sfdm and endemic gorter
PENDAHULUAN
H
asil evaluasi proyek penanggubngan Gangguan Akiixt Kekurangan lodium (GAKI ) tingkat nasional tahun 2003, menunjukkan angka TGR (Total Gob Refe) di Kabupaten Magelang sebesar 19.9%, dmgan medm kadar iodium pada urine (UIE) sebeear 229pg11 (1). Hasl penelik Supriadi (1996), pada wanita di Kabupaten Magelang menunjukkan bahwa median kadar ladium dalam uime (UIE) sudah normal (>129dL), tetapi lebih dari 20% sampel mempunpi kadar TSH
(Tyhmid Sfhulating Hwmon) amat tidak normal (>20~UA)(2). Haril p e n e i i i mi menunjukkm ixhwa konsumsi adium harian wkup, tetapi banyak rmnita usia subur (WUS) mempunyai kadar TSH di atas nomlal ( ~ pUA). 5 Dari temuan mi diduga ade faktci Lain (goitrogeniklblochg agenf) yang menggnnggu penyerapan sehingga utilfsasi iodium dabm tubuh Cdak optimal. Peshida terrnasuk tat polutan yeng bersiit goitogeniklblodcingagent, dapal membentuk ikatan
Peneli pada PuslibangGizi dan Makanan, Badan Libeng Kesehalan, Depkes RI