PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI DAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING PADA SUB KONSEP SPERMATOPHYTA (Studi Eksperimen di Kelas X MIA SMA Negeri 1 Singaparna Kabupaten Tasikmalaya)
Silvia Lia Herlina Purwati K Suprapto, Hj. Ai Sri Kosnayani Program Study Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, University of Siliwangi Jl. Siliwangi no: 20 Tasikmalaya-Jawa Barat, E-mail :
[email protected]
Absract The aim of this research was to know the differences between expository learning strategy and contextual theaching learning on the students’ result of learning in Spermatophyta subconcept at the tenth grade of Mathematics and Natural Science on The First Public Senior High School Singaparna Tasikmalaya regency. The method used in this research was preexperiment. The population were all the tenth grade of Mathematics and Natural Science (MNS) as many as 174 students which has been divided into six classes. The sample were all students of X MNS-1 by using expository learning strategy and the students of X MNS-6 by using contextual teaching learning. The technique of taking the sample was purposive sampling. The instrument used in this research was the students’ result of learning in Spermatophyta sub-concept. The test was in the form of five compound options. The technique of analyzing the data used the t-test. Based on the research result and data analysis, it show that there were the differences between expository learning strategy and contextual teaching learning on the students’ result of learning in Spermatophyta sub-concept at the tenth grade of Mathematics and Natural Science. The students’ result of learning which used the expository learning strategy has the higher mean that the students’ result of learning which used the contextual teaching learning. Therefore, the expository learning strategy is more appropriate to the learning of Spermatophyta sub-concept at the tenth grade of Mathematics and Natural Science. Key words: students’ result of learning, expository learning strategy, contextual teaching learning strategy.
Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran ekspositori dan contextual teaching learning pada sub konsep Spermatophyta di kelas X MIA SMA Negeri 1 Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experiment. Populasinya adalah seluruh peserta didik kelas X MIA sebanyak 174 orang yang terbagi atas enam kelas. Sampel penelitian adalah siswa kelas X MIA 1 menggunakan strategi pembelajaran ekspositori dan siswa kelas X MIA 6 menggunakan strategi pembelajaran contextual teaching learning. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa pada sub konsep Spermatophyta. Tes ini berupa pilihan majemuk dengan lima option. Teknik analisis data
1
yang digunakan adalah uji t. Dari hasil penelitian, pengolahan, dan analisis data, menunjukkan terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran ekspositori dan contextual teaching learning pada sub konsep Spermatophyta di kelas X MIA. Hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran ekspositori mempunyai rata-rata yang lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran contextual teaching learning, sehingga strategi pembelajaran ekspositori lebih cocok digunakan dalam pembelajaran sub konsep Spermatophyta di kelas X MIA.
Kata kunci: Hasil belajar siswa, strategi pembelajaran ekspositori, strategi pembelajaran contextual teaching learning.
Pendahuluan Pada pembelajaran IPA khususnya pada mata pelajaran biologi, pemahaman terhadap konsep-konsep esensial sangatlah penting. Pemahaman terhadap konsepkonsep esensial yang baik akan membuat siswa menempatkan konsep-konsep tersebut dalam sistem memori jangka panjang dan dapat menggunakannya untuk berfikir pada tingkatan yang lebih tinggi, seperti pemecahan masalah dan berfikir kreatif. Pemahaman konsep-konsep esensial yang baik semestinya akan mempermudah mereka dalam mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan oleh sekolah. Pada kenyataan saat ini masih jauh dari kondisi ideal tersebut. Pemahaman terhadap konsep-konsep esensial mata pelajaran biologi khususnya pada sub konsep Spermatophyta masih rendah, hal ini mungkin disebabkan karena pada materi sub konsep Spermatophyta banyak mengandung istilah-istilah ilmiah yang sulit diingat dan dipahami, serta strategi pembelajaran yang digunakan masih belum cukup untuk memfasilitasi pemerolehan pemahaman bagi siswa. Salah satu alternatif pemecahan masalah di atas yang mungkin untuk dilaksanakan oleh guru adalah dapat merancang dan mempersiapkan suatu pembelajaran dengan memotivasi siswa dari awal, sehingga dapat menimbulkan pertanyaan dalam diri siswa tentang apa yang ingin diketahui dari pembelajarannya itu dan memperoleh pengetahuan dari hasil pemahamannya sendiri sebagai hasil kemandiriannya. Selain itu, terdapat banyak strategi pembelajaran yang dapat dicoba diterapkan oleh guru. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru harus memilih strategi pembelajaran yang tepat untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran secara efektif. Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi 2
pelajaran secara optimal (Sanjaya, 2011). Pada proses belajar mengajar dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori, materi dapat tersampaikan secara langsung dan utuh dari guru kepada siswa serta dapat mengefektifkan waktu apabila materi yang akan disampaikan cukup luas. Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini guru memegang peranan yang sangat dominan. Melalui strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik siswa. Contextual teaching learning merupakan strategi yang melibatkan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran. Siswa didorong untuk beraktivitas mempelajari materi pelajaran sesuai topik yang akan dipelajarinya. Belajar dalam konteks contextual teaching learning bukan hanya sekedar mendengarkan dan mencatat, tetapi belajar adalah proses berpengalaman secara langsung. Melalui proses berpengalaman itu diharapkan perkembangan siswa terjadi secara utuh, yang tidak hanya berkembang dalam aspek kognitif saja, tetapi juga aspek afektif dan juga psikomotor. Belajar melalui contextual teaching learning diharapkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang dipelajarinya. Pembelajaran kontekstual adalah usaha untuk membuat siswa aktif dalam memompa kemampuan diri tanpa merugi dari segi manfaat, sebab siswa berusaha mempelajari konsep sekaligus menerapkan dan mengaitkannya dengan dunia nyata (Rusman, 2012). Kedua strategi ini tampak menarik untuk dicoba untuk mengetahui strategi mana yang cocok diterapkan pada materi sub konsep Spermatophyta pada mata pelajaran biologi di kelas X.
Metode Penelitian Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experiment. Materi yang di bahas pada penelitian ini adalah sub konsep Spermatophyta. Strategi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekspositori dan contextual teaching learning. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh kelas X MIA tahun pelajaran 2013/2014 SMA Negeri 1 Singaparna yang berjumlah 6 kelas yaitu dari kelas X MIA 1 sampai dengan X MIA 6, dengan jumlah siswa sebanyak 174 orang. Sampel penelitian adalah siswa kelas X MIA 1 menggunakan strategi pembelajaran ekspositori dan siswa kelas X MIA 6 menggunakan strategi 3
pembelajaran contextual teaching learning. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa pada sub konsep Spermatophyta. Tes ini berupa pilihan majemuk dengan lima option. Dalam proses pembelajaran dengan materi sub konsep Spermatophyta ini terbagi menjadi dua kali pertemuan, masing-masing 135 menit. Adapun kegiatan pembelajaran yang menggunakan startegi pembelajaran ekspositori adalah guru menyampaikan materi menggunakan metode ceramah dengan di bantu media powerpoint, selama proses pembelajaran berlangsung secara individu siswa mengerjakan lembar kerja siswa yang telah disediakan oleh guru, kemudian di akhir pembelajaran guru menunjuk siswa secara acak untuk mempresentasikan hasil pengerjaan lembar kerjanya. Adapun kegiatan pembelajaran yang menggunakan strategi pembelajaran contextual teaching learning adalah siswa melakukan pembelajaran langsung dengan melakukan observasi bersama kelompok yang telah dibentuk secara heterogen di sekitar lingkungan sekolah untuk mengerjakan lembar kerja siswa yang telah disediakan oleh guru, setelah selesai observasi siswa mendiskusikan hasilnya kemudian guru secara acak menunjuk perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil dari observasi dan diskusinya.
Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Belajar Siswa di Kelas X MIA 1 yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori Dari hasil penelitian yang dilakukan di kelas X MIA 1 yang proses pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran ekspositori diperoleh data skor hasil belajar siswa, yaitu 14% hasil belajar siswa yang memiliki skor nilai tertinggi yang berkisar 33,5 sampai 35,5 yaitu 4 orang, 31% hasil belajar siswa yang memiliki skor nilai paling mendominasi yang terdapat pada kisaran 29,5 sampai 31,5 yaitu 9 orang, dan 7% hasil belajar siswa yang memiliki skor nilai terendah berkisar antara 23,5 sampai 25,5 yaitu 2 orang. Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh dari kelas X MIA 1 yang proses pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran ekspositori didapatkan skor rata-rata post test 29,88 yang di konversi menjadi nilai 82,2. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa di kelas X MIA 1 yang proses pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran ekspositori telah mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pada sub konsep Spermatophyta yaitu 75. Selain itu didapatkan juga nilai standar deviasi sebesar 2,78 dan nilai variansnya 4
sebesar 7,74. Tercapainya skor nilai rata-rata hasil belajar siswa di kelas X MIA 1 yang tergolong kategori tinggi ini bila dibandingkan dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), dikarenakan adanya pengaruh penggunaan strategi pembelajaran ekspositori yang dapat membuat siswa lebih fokus selama proses pembelajaran yang didominasi oleh peran guru serta dapat lebih banyak mengetahui nama-nama ilmiah dan klasifikasi dari tumbuhan-tumbuhan yang sebelumnya belum banyak diketahui. Sebelum proses pembelajaran dilaksanakan guru menjelaskan terlebih dahulu cara pengisian lembar kerja yang harus dikerjakan secara individu oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pada kegiatan di kelas X MIA 1 yang proses pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran ekspositori, siswa ditugaskan untuk mengerjakan lembar kerja secara individu oleh siswa yang telah disediakan oleh guru. Kemudian guru menunjuk beberapa siswa secara acak untuk mempresentasikan hasil dari pengerjaan lembar kerjanya. Pemberian tugas dengan cara pengerjaan lembar kerja ini bertujuan agar siswa dapat tetap fokus dan menyimak selama proses pembelajaran berlangsung meskipun pembelajaran dilaksanakan dengan metode ceramah dan tanya jawab. Adapun nilai rata-rata hasil dari pengerjaan lembar kerja siswa di kelas X MIA 1 yang dilaksanakan pada dua pertemuan adalah sebagai berikut: 78
85
pertemuan ke-1
pertemuan ke-2
80 60 40 20 0
Gambar 1 : Diagram Hasil Nilai Rata-rata Lembar Kerja Siswa di Kelas X MIA 1 yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori Dari gambar tersebut dapat terlihat hasil nilai rata-rata pengerjaan lembar kerja oleh siswa yang dilaksanakan pada dua pertemuan di kelas X MIA 1 yang proses pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran ekspositori pada sub konsep Spermatophyta
memberikan hasil
yang mengalami
peningkatan
pada tiap
pertemuannya. Adanya peningkatan hasil pengerjaan lembar kerja ini pada setiap pertemuannya dikarenakan siswa di pertemuan kedua dapat mengerjakan lembar kerja 5
dengan tepat dan sesuai dengan prosedurnya bahkan keaktifan siswa pada pertemuan kedua ini dikatakan lebih aktif dari yang pertemuan sebelumnya, tetapi peningkatan tersebut tidak dalami oleh semua siswa masih ada sebagian kecil siswa yang mengalami kesalahan dan kurang tepat dalam mengerjakan lembar kerja tersebut. 2. Hasil Belajar Siswa di Kelas X MIA 6 yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Strategi Pembelajaran Contextual Teaching Learning Dari hasil penelitian yang dilakukan di kelas X MIA 6 yang proses pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran contextual teaching learning diperoleh data skor hasil belajar, yaitu 3% hasil belajar siswa yang memiliki skor nilai tertinggi yang berkisar 32,5 sampai 34,5 yaitu 1 orang, 31% hasil belajar siswa yang memiliki skor nilai paling mendominasi yang terdapat pada kisaran 26,5 sampai 28,5 yaitu 9 orang, dan 14% hasil belajar siswa yang memiliki skor nilai terendah berkisar antara 22,5 sampai 24,5 yaitu 4 orang. Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh dari kelas X MIA 6 yang proses pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran contextual teaching learning didapatkan skor rata-rata post test 28,05 yang di konversi menjadi nilai 78,75. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa di kelas X MIA 6 yang proses pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran contextual teaching learning telah mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pada sub konsep Spermatophyta yaitu 75. Selain itu didapatkan juga nilai standar deviasi sebesar 2,67 dan nilai variansnya sebesar 7,11. Dari hasil perhitungan statistik, rata-rata nilai kelas X MIA 6 yang proses pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran contextual teaching learning termasuk kategori tinggi bila dibandingkan dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) tetapi tidak memiliki perbedaan yang terlalu jauh meskipun nilainya melampaui nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Selain itu, hal ini mungkin dikarenakan pada kelas X MIA 6 yang dalam proses pembelajarannya melakukan observasi secara langsung di sekitar lingkungan sekolah, tidak semua siswa melakukan observasi dengan sungguhsungguh. Masih banyak siswa yang menggunakan kegiatan observasi untuk bergurau dan main-main sehingga menyebabkan waktu pembelajaran tidak dapat digunakan secara efektif. Pada proses pembelajaran yang menggunakan strategi contextual teaching learning selain dari faktor siswa yang menyebabkan masih rendahnya nilai hasil belajar siswa, faktor guru juga sangat berpengaruh. Dikarenakan keterbatasan yang dimiki, guru tidak dapat menerapkan ke tujuh asas atau pilar yang terdapat dalam proses pembelajaran contextual teaching learning, namun hanya dapat 6
menerapkan beberapa asas atau pilar saja seperti inquiry, learning community, questioning dan reflection, dan itupun masih kurang maksimal. Maka, skor rata-rata hasil belajarnya pun tidak berbeda jauh dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Pada proses pembelajaran yang menggunakan strategi pembelajaran contextual teaching leraning, guru membentuk kelompok siswa secara heterogen untuk melakukan observasi langsung di sekitar lingkungan sekolah untuk mengerjakan lembar kerja siswa yang telah disediakan oleh guru secara berkelompok. Setelah kegiatan observasi selesai dilaksanakan, kemudian guru meminta siswa kembali ke dalam kelas untuk mendiskusikan hasil dari observasi yang telah dilakukan. Selanjutnya, guru menunjuk beberapa siswa yang merupakan perwakilan dari kelompoknya untuk mempresentasikan hasil dari observasi yang telah dilakukan. Adapun nilai hasil belajar dalam kegiatan pengerjaan lembar kerja siswa pada dua pertemuan yang dilaksanakan di kelas X MIA 6 adalah sebagai berikut : 80
80 75
88 78
8088
85 78
85 78
60 pertemuan 1
40
pertemuan 2 20 0 kel 1
kel 2
kel 3
kel 4
kel 5
Gambar 2 : Diagram Hasil Nilai Lembar Kerja Siswa di Kelas X MIA 6 yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Strategi Pembelajaran Contextual Teaching Learning Dari gambar tersebut dapat terlihat nilai hasil pengerjaan lembar kerja siswa yang dilaksanakan pada dua pertemuan di kelas X MIA 6 yang proses pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran contextual teaching learning, mengalami peningkatan pada tiap pertemuannya. Hal ini dikarenakan pada pertemuan kedua siswa dapat mengerjakan lembar kerja dan observasi dengan tepat dan sesuai dengan prosedur. Bahkan keaktifan siswa pada pertemuan kedua ini dikatakan lebih aktif dari yang pertemuan sebelumnya, walaupun pada pertemuan pertama kelas X MIA 6 siswanya lebih aktif jika dibandingkan dengan kelas X MIA 1 yang proses pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. 3. Perbedaan Hasil Belajar Siswa di Kelas X MIA 1 yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori dengan 7
Hasil Belajar Siswa di Kelas X MIA 6 yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Strategi Pembelajaran Contextual Teaching Learning Dari hasil perhitungan statistik menggunakan uji t pada siswa kelas X MIA 1 yang proses pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran ekspositori dan siswa di kelas X MIA 6 yang proses pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran contextual teaching learning diperoleh data thitung 2,542 dan ttabel 2,004 yang menunjukkan bahwa thitung terletak di daerah penolakan Ho artinya ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran ekspositori dan contextual teaching learning pada sub konsep Spermatophyta di kelas X MIA SMA Negeri 1 Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Perbedaan hasil belajar siswa yang proses pebelajarannya menggunakan strategi pembelajaran ekspositori dan contextual teaching learning pada sub konsep Spermatophyta di kelas X MIA SMA Negeri 1 Singaparna Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat dari diagram berikut ini: 90
75
82,2
78,75
X MIA 1
X MIA 6
75 60 45 30 15 0 KKM
Gambar 3: Diagram Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pebelajarannya Menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori dan Contextual Teaching Learning Berdasarkan gambar tersebut terlihat nilai rata-rata hasil belajar siswa di kelas X MIA 1 yang proses pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran ekspositori yaitu 82,2. Yang termasuk pada kategori skor nilai tertinggi ada 4 orang, skor nilai yang paling mendominasi 9 orang, dan skor nilai terendah 2 orang. Ratarata hasil belajar siswa di kelas X MIA 6 yang proses pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran contextual teaching learning yaitu 78,75. Yang termasuk pada kategori skor nilai tertinggi ada 1 orang, skor nilai yang paling mendominasi 9 orang, dan skor nilai terendah 4 orang. Nilai KKM pada sub konsep Spermatophyta yaitu 75. Ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori lebih baik dibandingkan dengan menggunakan strategi pembelajaran contextual teaching learning pada sub konsep Spermatophyta. Adapun 8
data analisisnya dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 1. Data Analisis Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Strategi Pembelajaran Ekspositori dan Contextual Teaching Learning N Data Kelas Ekspositori 29 Kelas CTL 29 Sumber: Hasil pengolahan data
29,88 28,05
S 2,78 2,67
s2 7,74 7,11
Perbedaan hasil belajar tersebut disebabkan karena adanya pengaruh strategi pembelajaran yang berbeda. Kelas X MIA 1 yang proses pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran ekspositori hasil belajarnya lebih baik dari pada kelas X MIA 6 yang proses pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran contextual teaching learning, ini dikarenakan kelas X MIA 1 siswanya dapat lebih fokus dalam proses pembelajaran meskipun materi disampaikan dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, hal ini disebabkan oleh pemberian tugas berupa lembar kerja yang harus diisi siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan kelas X MIA 6 yang dalam proses pembelajarannya melakukan kegiatan observasi secara langsung dan sebenarnya membuat siswa dapat terlibat aktif selama proses pembelajaran tetapi tidak menunjukkan hasil belajar yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelas X MIA 1 yang menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. Hal ini dikarenakan pada saat observasi masih banyak siswa kurang serius dan menggunakan kegiatan observasi tersebut untuk bergurau dan main-main. Pada proses pembelajaran yang menggunakan strategi contextual teaching learning selain dari faktor siswa yang menyebabkan masih rendahnya nilai hasil belajar siswa bila dibandingkan dengan proses pembelajaran yang menggunakan strategi pembelajaran ekspositori, faktor guru juga sangat berpengaruh. Dikarenakan keterbatasan yang dimiki, guru tidak dapat menerapkan ke tujuh asas atau pilar yang terdapat dalam proses pembelajaran contextual teaching learning, namun hanya dapat menerapkan beberapa asas atau pilar saja seperti inquiry, learning community, questioning dan reflection, dan itupun masih kurang maksimal. Dengan demikian, kedua strategi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu strategi pembelajaran ekspositori dan contextual teaching learning cocok untuk diterapkan pada sub konsep Spermatophyta karena nilai hasil belajar siswa yangmenggunakan kedua strategi ini 9
telah mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), tetapi yang memberikan nilai hasil belajar lebih tinggi adalah strategi pembelajaran ekspositori.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data, dan pengujian hipotesis, maka penulis berkesimpulan bahwa : 1. Ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran ekspositori dan contextual teching learning pada sub konsep Spermatophyta di kelas X MIA SMA Negeri 1 Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. 2. Skor rata-rata di kelas yang proses pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran ekspositori adalah 29,88 yang di konversi menjadi nilai 82,2 berbeda dari KKM pada sub konsep Spermatophyta yaitu 75, sedangkan skor rata-rata di kelas yang proses pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran contextual teaching learning berbeda sedikit dari KKM yaitu 28,05 yang di konversi menjadi nilai 78,75. Dengan demikian proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori dan contextual teaching learning cocok digunakan pada sub konsep Spermatophyta di kelas X MIA SMA Negeri 1 Singaparna Kabupaten Tasikmalaya, tetapi yang memberikan hasil lebih baik adalah strategi pembelajaran ekspositori.
Daftar Pustaka Sanjaya, Wina. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (cetakan ke delapan). Jakarta: Kencana Prenada Media. Hernawan, Edi. (2012). Pengantar Statistika Parametrik untuk Penelitian Pendidikan. Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya: Tidak diterbitkan. Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
10