APEC APEC adalah suatu forum kerjasama untuk memfasilitasi pertumbuhan ekonomi, perdagangan dan investasi di kawasan Asia Pasifik. Forum tersebut berdiri tahun 1989 dan beranggotakan 21 ekonomi - Australia, Brunei Darussalam, Canada, Chile, China, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Mexico, New Zealand, Papua New Guinea, Peru, Philipina, Russia, Singapore, China Taipei, Thailand, dan Amerika serikat. APEC merupakan forum kerjasama yang penting dan strategis dalam perekonomian dunia mengingat dengan jumlah penduduk 2,5 miliar, secara keseluruhan anggotanya mempunyai produk domestik bruto sebesar 19 triliun US dollar dan mencakup 45 persen perdagangan dunia. Dalam sepuluh tahun terakhir, forum kerjasama ekonomi tersebut telah membuktikan diri sebagai kawasan ekonomi yang dinamis dan menyumbangkan 70 persen dari pertumbuhan ekonomi dunia. Dengan keragaman sistem politik, tingkat pembangunan/kemakmuran dan nilai sosial-budaya, maka APEC perlu mengembangkan suatu proses yang cocok untuk mencapai tujuannya.
Keberhasilan dalam
hal ini akan mendorong APEC
memainkan peran yang semakin penting, bahkan menjadi salah satu kunci bagi peningkatan kesejahteraan dan stabilitas dunia di masa mendatang.
SEJARAH (langkah-langkah penting yang dicapai)
1989 - Canberra, Australia APEC mulai melakukan pembicaraan informal tingkat Menteri (12 anggota ekonomi) 1993 - Blake Island, United States Para pemimpin eonomi APEC bertemu untuk pertama kalinya dan menyusun Visi APEC – “stabilitas, keamanan dan kemakmuran bagi masyarakat”. 1994 - Bogor, Indonesia APEC mencetuskankan Bogor Goals Perdagangan dan Investasi yang terbuka dan bebas pada tahun 2010 bagi ekonomi maju dan tahun 2020 bagi ekonomi berkembang. 1995 - Osaka, Japan APEC menerima Osaka Action Agenda (OAA) yang memuat kerangka kerja untuk mencapai Bogor Goals melalui liberalisasi perdagangan dan investasi, fasilitasi bisnis dan kegiatan sektoral. Upaya tersebut didukung dengan dialog kebijakan dan kerjasama ekonomi.
1996 - Manila, The Philippines menyetujui the Manila Action Plan for APEC (MAPA) yang menekankan langkahlangkah liberalisasi dan fasilitasi perdagangan dan investasi dalam mencapai Bogor Goals, dan untuk pertama kalinya menyusun Rencana Aksi kolektif
(Collective
Action Plans – CAPs) dan Rencana Aksi individu (Individual Action Plans – IAP) yang menjelaskan bagaimana anggota ekonomi APEC akan mencapai tujuan perdagangan bebas.
1997 - Vancouver, Canada APEC menyetujui usulan
percepatan liberalisasi 15 sektor
(Early Voluntary
Sectoral Liberalization – EVSL) dan memutuskan bahwa Rencana Aksi Individu harus diperbaharui setiap tahun.
1998 - Kuala Lumpur, Malaysia APEC menyetujui sembilan sektor pertama untuk percepatan liberalisasi (EVSL) dan mencari suatu EVSL Agreement dengan non anggota APEC di WTO.
1999 - Auckland, New Zealand APEC menyatakan komitmen mengenai paperless trading pada tahun 2005 bagi anggota ekonomi maju dan tahun 2010 bagi ekonomi berkembang. APEC menyetujui skema APEC Business Travel Card dan mengesahkan Mutual Recognition Arrangement on Electrical Equipment and a Framework for the Integration of Women in APEC.
2000 - Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam APEC berhasil membuat electronic Individual Action Plan (e-IAP) system , menyediakan IAPs online dan menyatakan komitmennya untuk meneruskan Action Plan for the New Economy yang bertujuan untuk meningkatkan penggunaan internet di kawasan Asia Pasifik.
2001 - Shanghai, People's Republic of China APEC menyetujui
Shanghai Accord
yang difokuskan untuk memperluas Visi
APEC, menegaskan kembali langkah-langkah mencapai Bogor Goals dan memperkuat mekanisme implementasi.
Menyetujui
e-APEC Strategy
guna
memperkuat struktur pasar dan institusi, memfasilitasi investasi infrastruktur dan teknologi untuk transaksi secara elektronik dan mendorong kewirausahaan dan peningkatan kapasitas manusia. Untuk pertama kalinya APEC’s Counter-Terrorism Statement dicetuskan.
2002 - Los Cabos, Mexico APEC menerima Trade Facilitation Action Plan, Policies on Trade and the Digital
Economy and Transparency Standards. Disampaikan APEC's second CounterTerrorism Statement bersamaan dengan the Secure Trade in the APEC Region (STAR) Initiative. 2003 – Bangkok, Thailand Thema APEC tahun 2003 adalah : A World of Differences: Partnership for the Future - membawa kekuatan individu dari semua anggota APEC untuk meningkatkan kemakmuran.
Promoting Human Security
– memberdayakan
masyarakat untuk lebih aktif dan dapat mengandalkan ekonomi regional. Knowledge Based Economy (KBE) for all –
KBE sebagai landasan pertumbuhan
ekonomi dikawasan APEC. FinanciaArchitecture for a World of Differences – meningkatkan investasi dan perdagangan ( best practices of financial regulations and corporate governance yang dapat diterapkan disemua anggota ekonomi). Growth Enterprises: SMEs and Micro Business –
mendorong usaha kecil dan menengah
dalam transaksi lintas batas yang akan memperkuat ekonomi dan menciptakan lapangan kerja. Act of Development Pledge.-
penting untuk mendukung proses
yang berjalan di APEC untuk mencapai kemakmuran di kawasan Asia Pasifik
VISI APEC Pada pertemuan para Pemimpin Ekonomi APEC yang pertama pada tahun 1993 di Seattle-Blake Island, Amerika Serikat disepakati sebuah Visi bagi APEC,yaitu: “terciptanya suatu komunitas yang dilandasi semangat keterbukaan dan upaya kerjasama untuk menghadapi perubahan, memperlancar arus barang, jasa dan investasi, mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata, mencapai standar hidup dan pendidikan yang lebih tinggi, dan mewujudkan pertumbuhan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.”
BOGOR GOALS Kunci utama dalam mencapai visi tersebut tertuang dalam Bogor Goals yaitu; “tercapainya perdagangan dan investasi yang bebas dikawasan Asia Pasifik pada
tahun 2010 bagi ekonomi berkembang dan pada tahun 2020 bagi ekonomi maju”. Hal ini telah disetujui pada pertemuan para Pemimpin Ekonomi APEC tahun 1994 di Bogor, Indonesia.
PERAN APEC APEC yang berdiri tahun 1989 dimaksudkan untuk lebih jauh mendorong pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran serta memperkuat komunitas Asia Pasifik. Sejak terbentuknya, APEC telah berupaya untuk menurunkan hambatan tariff dan non tariff dengan maksud untuk menciptakan ekonomi domestik yang effisien dan meningkatkan ekspor. Perdagangan dan investasi yang bebas dan terbuka akan mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja dan memberikan peluang yang lebih luas bagi perdagangan internasional dan investasi. Selain itu, biaya produksi yang lebih rendah akan mendorong terciptanya harga barang dan jasa yang lebih murah. Untuk itu APEC berusaha menciptakan lingkungan yang aman dan effisien bagi pergerakan barang, jasa dan manusia melintasi batas negara dikawasan Asia Pasific melalui pengaturan kebijakan dan kerjasama ekonomi dan teknik.
STRUKTUR - APEC Catatan: 1. CTI membawahi Sub Committee/Experts Groups: Sub Committee on Standards (SCSC) and Conformance, Sub-Committee on Customs Procedures (SCCP), Market Access Group (MAG), Group on Services (GOS), Investment Experts Group (IEG), Intellectual Property Rights Experts Group (IPEG), Government Procurement Experts Group (GPEG), Informal Experts’ Group on Business Mobility, Competition Policy/Deregulation
Group
(WTOCB),Strengthening
(CPDG),
Economic
WTO
Legal
Capacity
Infrastructure
Building
Group
(SELI).CTI
juga
membawahi Business-Government Dialogues: APEC Automotive Dialogue dan APEC Chemical Dialgoue . 2. SOM Special task Groups membawahi: Streering Group on E-commerce, Counter Terrorism Task Force, Gender Focal Point Network.
3.Working Group yang berada dibawah Sectoral Ministerial Meeting: Agricultural Technical Cooperation, Energy, Fisheries, Human Resources Development, Industrial Science and Technology, Marine Resources Conservation, Small & Medium Enterprises, Telecommunication & Information, Tourism, Trade Promotion, Transportation.
RUANG LINGKUP APEC APEC menggunakan tiga pilar utama sebagai kunci pencapaian tujuannya; • Liberalisasi Perdagangan dan Investasi Liberalisasi Perdagangan dan Investasi dimaksudkan untuk mengurangi dan apabila memungkinkan menghapuskan hambatan tariff dan non tariff. Upaya tersebut difokuskan pada pembukaan pasar untuk meningkatkan perdagangan dan investasi. • Fasilitasi bisnis Fasilitasi bisnis memfokuskan kegiatan pada upaya untuk mengurangi biaya transaksi, meningkatkan akses pada informasi perdagangan, memaksimalkan manfaat dari teknologi informasi dan menyesuaikan kebijakan dan strategi bisnis untuk mendorong pertumbuhan dan mencapai keterbukaan perdagangan dan investasi. • Kerjasama Ekonomi dan Teknik ECOTECH memberikan kesempatan pada
anggota ekonomi APEC untuk
meningkatkan kapasitasnya melalui pelatihan dan kerjasama sehingga mampu menarik manfaat dari perdagangan dunia dan ekonomi baru (new economy). Hasil dari ketiga pilar tersebut akan memperkuat ekonomi anggota APEC melalui pemanfaatan maksimal sumber daya dan meningkatkan efisiensi
BAGAIMANA APEC BEROPERASI APEC adalah suatu forum kerjasama ekonomi yang unik karena merupakan satusatunya forum kerjasama multilateral yang tidak mengikat anggotanya secara legal (non legally binding) . Forum tersebut dinilai berhasil menyelenggarakan dialog yang seimbang dan menghargai pandangan anggotanya yang memiliki keragaman kepetingan.
Keputusan yang diambil berkaitan dengan isu-isu yang dibahas
dilakukan berdasarkan konsensus anggota.
• Tingkat Kebijakan (policy level) o APEC Economic Leaders` Meeting Setiap tahun para Pemimpin Ekonomi APEC (Kepala Negara/Pemerintahan) mengadakan pertemuan untuk menyusun deklarasi yang akan menjadi agenda kebijakan bagi APEC. o APEC Ministerial Meeting Pertemuan tahunan para Menteri Luar Negeri dan Menteri Ekonomi/Perdagangan dilakukan sebelum diselenggarakannya pertemuan Para Pemimpin Ekonomi untuk membahas kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahun yang bersangkutan dan menyusun rekomendasi bagi para Pemimpin untuk dipertimbangkan lebih lanjut. o Sectoral ministerial meeting Pertemuan para Menteri Sektoral dilakukan secara teratur meliputi bidang; pendidikan, energi, lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, keuangan, sumberdaya manusia, kerjasama ilmu IPTEK, usaha kecil dan menengah, telekomunikasi dan infirmasi, pariwisata, perdagangan, perhubungan, dan peranan wanita.
APEC Business Advisory Council (ABAC)
Pertemuan tahunan ABAC dimaksudkan untuk memberikan pandangan dari sisi bisnis kepada para Pemimpin berkaitan dengan isu-isu APEC dan menyampaikan laporan
dan
rekomendasi
untuk
meningkatkan
lingkungan
bisnis
dan
investasidikawasan APEC. ABAC juga mengadakan pertemuan empat kali setahun dan menghadiri Minsiterial Meeting. • Tingkat Pelaksanaan (working level) o Senior Official`s Meeting Para Pejabat Senior bekerja berdasarkan arahan dari para Menteri, dan selanjutnya para Pejabat Senior akan membimbing committee, working groups dan task force. Pertemuan Para Pejabat Senior yang dilaksanakan tiga atau empat kali setahun dimaksudkan untuk menyusun rekomendasi kepada para Menteri dan Pemimpin. - Committee on Trade and Investment (CTI) Komite yang terbentuk pada tahun 1993 bertugas mengkoordinir langkah-langkah APEC dalam mengurangi hambatan kegiatan bisnis di 15 bidang utama yang
tercantum dalam Agenda Aksi Osaka; standards
and
conformance,
customs
tariff, non tariff, services, investment, procedures,
intellectual
property
rights,competition policy, government procurement, deregulation, rules of origin, dispute mediation, mobility of business people,
dan
implementation of WTO
obligations . Beberapa isu penting yang dibahas terakhir dalam CTI meliputi : i) Collective Action Plans (CAP) : meningkatkan CAP untuk bidang-bidsang yang tercantum dalam
Osaka Action Agenda . CAP merupakan alat utama untuk
mendorong kemajuan liberalisasi dan fasilitasi perdagangan dan investasi. ii)
Multilateral Trading System:
Mempercepat implementasi rencana strategis
APEC - WTO related capacity building dan melakukan confidence building untuk mendukung Doha Development Agenda. iii) Trade Facilitation: mengurangi biaya transaksi sebesar 5% pada tahun 2006 dengan mengidentifikasi dan mengimplementasikan langkah-langkah nyata yang telah ditetapkan (menu of Options). iv) implementation of transparency standards:
mengimplementasikan Leaders’
statement on Transparency Standards by 2005
dan mengembangkan atau
memperbaharui standar transparansi untuk bidang-bidang spesifik
(services,
investment, government procurement, competition policy, standard and conformance, trade facilitation) v)
APEC Policies on Trade and Digital Economy: menyusun rencana kerja untuk
mencapai target Leaders’s Statement to implement APEC Policies on Trade and the Digital Economy dan mengidentifikasi bidang baru yang dapat dimasukan serta menentukan targetnya. vi) Pathfinder Initiatives: memonitor dan me-review kemajuan yang dicapai dalam implementasi initiatif yang telah disetujui (Electrical and Electronic Equipment MRA parts II & III, Revised Kyoto convention – simplification and harmonization of Customs Procedures, Unilateral Advance Passenger Information system,Electronic SPS & electronic Certificates of Origin) vii) Strengthening Economic Legal Infrastructure (SELI) : memperkuat berfungsinya pasar melalui implementasi kerangka kerjasama untuk memperkuat infrastruktur
legal, inisiatif kerjasama APEC-OECD dalam regulatory reform dan peningkatan competition and regulatory reform. viii) Industry Dialogues (Automotive and Chemical) : menggalang dialog antara kalangan industri kimia dan antara kalangan industri otomotif.
Juga diadakan
dialog antaran kalangan industri dengan anggota ekonomi APEC untuk mengembangkan kebijakan dan meningkatkan kerjasama dalam meningkatkan effisiensi. - Economic Committee (EC) EC bertugas melakukan penelitian tentang perekonomian dan isu-isu yang menjadi prioritas APEC, sekaligus menjadi forum pertukaran informasi dan pandangan mengenai hal tersebut. Isu-isu penting yang telah dicapai sejak berdirinya EC tahun 1994 adalah; i) 2003 APEC Economic Outlook, ii) Investigation of Corporate Restructuring, iii) Knowledge Based Economy (KBE) , iv) Project in support of APEC`s Trade and Liberalization and Facilitation. - SOM Committee on Economic and Technical Cooperation (SOM Committee on ECOTECH) SOM on ECOTECH yang berdiri tahun 1988 bertugas melakukan koordinasi dan mengelola agenda kerjasama ekonomi dan teknik, selain mengidentifikasi inisiatif kerjasama yang dapat dilakukan oleh anggota APEC. Kegiatan yang dilakukan oleh komite ini dimaksudkan untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan keseimbangan pembangunan sekaligus mengurangi perbedaan perekonomian dan meningkatkan
kemakmuran.
Kegiatan-kegiatan
tersebut
meliputi
pertukaran informasi dan pengalaman serta pelatihan. Isu terakhir yang dibahas dalam SOM ECOTECH meliputi;
i) integration to global economy, ii) counter terrorism Capacity Building, iii) Promoting the Development of Knowledge Based Economies
penelitan,
, iv) Addressing the social Dimension of Globalization .
BAGAIMANA APEC MENCAPAI TUJUAN DAN VISINYA Untuk mencapai tujuan Bogor Goals, anggota APEC menggunakan suatu strategi yang dikenal sebagai Osaka Action Agenda (OAA). Strategi tersebut telah disetujui para Pemimpin Ekonomi APEC tahun 1995 di Osaka Jepang. OAA dijabarkan lebih lanjut dalam Rencana Aksi individu (individual Action Plans) dan Rencana Aksi Kolektif (Collective Action Plans) . RAK dan Rai dimaksudkan untuk melihat kemajuan yang telah dicapai oleh anggota ekonomi dalam mencapai Bogor Goals – free and open trade and investment. Pengembangan dan pelaksanaan RAK dikoordinasikan oleh sebuah komite yang bernama Investment .
Committee on Trade and
Sedangkan penyempurnaan dan pelaksanaan RAI dilakukan oleh
masing-masing ekonomi anggota.
AGENDA AKSI OSAKA (AAO) Agenda ini yang dicetuskan pada pertemuan para pemimpin APEC di Osaka, Jepang tahun 1995 memberikan kerangka kerja bagi APEC untuk mencapai Bogor Goals melalui liberalisasi perdagangan dan investasi, falitasi bagi kalangan binis dan kegiatan sektoral didukung dengan kerjasama dan ekonomi dan teknik. prinsip-prinsip umum yang dianut oleh APEC dalam proses liberalisasi dan fasilitasi; i) Comprehensiveness - -
mencakup semua hambatan terhadap sistem perdagangan
dan investasi. ii) WTO-Consistency
-- langkah liberalisasi dan fasilitasi akan konsisten dengan
ketentuan WTO. iii)
Comparability
--
mewujudkan kesebandingan langkah liberalisasi dan
fasilitasi perdagangan dan investasi yang ditempuh anggota. iv) Non-Discrimination – hasil liberalisasi dan fasilitasi dinikmati oleh anggota maupun non anggota APEC. v) Transparency -- menjamin transparansi perundangan, peraturan dan prosedur administrasi disemua anggota APEC. vi) Standstill --
menahan diri untuk tidak menerapkan kebijakan yang menambah
tingkat proteksi. vii) Simultaneous start; continuous process and differentiated timetables -- proses liberalisai
dan
fasilitasi
dimulai
segera,
berkesinambungan
namun
tetap
memperhatikan perbedaan tingkat pembangunan masing-masing anggota. viii) Flexibility -- fleksibilitas dimungkinkan untuk menghadapi isu yang muncul dari perbedaan tingkat pembangunan masing-masing anggota. ix) Cooperation - kerjasama ekonomi dan teknik yang mendukung liberalisasi dan fasilitasi. Dalam proses liberalisasi dan fasilitasi, AAO juga menetapkan kerangka kerja untuk aksi yang dilakukan oleh masing-masing anggota ekonomi, aksi yang dilakukan oleh Sub Fora, dan aksi APEC berkaitan dengan upaya untuk memperkuat sistem perdagangan multilateral. Anggota ekonomi APEC akan melakukan aksi-aksi meliputi 15 bidang spesifik untuk mencapai tujuan. ß
Tariff:
melakukan penurunan tariff sampai
Bogor Goals
tercapai dan
mengusahakan adanya transparansi dari regim tariff yang dianut. ß Non Tariff Measures: mengurangi hambatan non tariff dibidang perdagangan, menghapuskan ketentuan yang tidak konsisten dengan WTO dan menyesuaikan diri dengan perjanjian-perjanjian dalam WTO serta mengusahakan adanya transparansi kententuan yang berkaitan dengan non tariff. ß Services: mengurangi hambatan dalam akses pasar, mengupayakan most favored nation (MNF) treatment
dan
National treatment , mengupayakan adanya
transparansi dari sektor-sektor yang diatur (regulated) , mengakui bahwa ecommerce penting dalam perdagangan jasa. ß Investment: mengupayakan liberalisasi regim investasi dan lingkungan investasi di APEC, menfasilitasi kegiatan investasi. ß Standard and Conformance: menyesuaikan standar nasional dengan standar internasional, mengikuti aktivitas dibidang standarisasi, mendorong good regulatory pratice , berupaya untuk mencapai saling pengakuan sektor-sektor yang diatur (regulated)
maupun sektor yang sifatnya sukarela
(voluntary) , mendorong
kerjasama
pengembangan
infrastruktur
teknik
dan
mengupayakan
adanya
transparansi penilaian (assessment) standar dan kesesuaian dilingkungan APEC. ß Customs Procedures: menyederhanakan dan menyesuaikan prosedur kepabeanan, mendorong penggunaan teknologi dan e-commerce (new economy), meningkatkan kerjasama lintas batas dalam pergerakan barang dan jasa untuk mencegah aksi teror. ß Intellectual Property Rights: TRIPS Agreement – menjamin adanya perlindungan yang efektif dan memadai, mendorong penyesuaian sistem IPR dikawasan APEC, meningkatkan kesadaran publik, mendorong dialog tentang isu kekayaan intelektual. New Economy – menciptakan legal framework untuk mendukung aktivitas on-line , mengusahakan adanya keseimbangan diantara stakeholders , termasuk content providers. ß
Competition Policy:
memperkenalkan dan mempertahankan kebijakan
persaingan yang efektif, memadai dan transparan, mendorong kerjasama diantara anggota ekonomi, meningkatkan kemampuan pihak yang berwenang dalam menangani kebijakan persaingan. ß Government Procurement: membangun kesamaan pandangan dalam kebijakan dan sistem pengadaan barang/jasa oleh pemerintah, mengupayakan liberalisasi pasar, meningkatkan penggunaan media elektronik dalam pengadaan barang/jasa oleh pemerintah. ß
Deregulation/Regulatory
Review:
meningkatkan
transparansi
peraturan
perundangan, menghapuskan peraturan domestik yang menghambat atau membatasi perdagangan, investasi atau persaingan dan mempercepat reformasi yang akan mendorong produk yang efisien, tenaga kerja dan pasar modal. ß WTO Obligation: mengupayakan agar implementasi Uruguay Round secara penuh dan efektif dalam kerangka waktu yang ditetapkan. Rules of Origin
–
mengupayakan agar international harmonized rules of origin digunakan dalam fora internasional yang relevan, disamping mengupayakan agar rules of origin dipersiapkan dan diimplementasikan secara transparan. ß Dispute Mediation: mendorong anggota untuk secara kooperatif menangani perselisihan sejak awal, memfasilitasi dan mendorong penggunaan prosedur yang tepat dan solusi yagn efektif, mengupayakan transparansi undang-undang, peraturan dan prosedur adminsitratif.
ß
Mobility of Business People: meningkatkan mobilitas kalangan bisnis dan
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. ß
Information Gathering Analysis: mengamankan landasan untuk perluasan dan
perbaikan bidang spesifik dan rencana aksi ekonomi APEC dengan melakukan cross sectoral work .
SHANGHAI ACCORD Shanghai Accord dicetuskan pada pertemuan para pemimpin APEC di Shanghai China tahun 2001 dengan maksud untuk memperluas visi APEC. Untuk menegaskan kembali langkah-langkah dalam mecapai Bogor Goals, maka dilakukan perluasan dari Osaka Action Agenda , menyetujui pendekatan Pathfinder untuk mendorong inisiatif APEC, mendorong
trade policies for the New Economy ,
mendindaklanjuti langkah-langkah trade facilitation , dan menerima Transparency Principles . Memperkuat mekanisme implementasi melalui perbaikan IAP Peer Review Process dan memperkuat ECOTECH dan capacity building.
RENCANA AKSI INDIVIDU (RAI) IAP digunakan untuk melaporkan kemajuan yang dicapai oleh masing-masing anggota ekonomi dalam membuka perdagangan dan investasi. Anggota ekonomi mengambil langkah-langkah yang diperlukan menyangkut 15 bidang spesifik secara sukarela dan tidak mengikat serta menetapkan target dan waktu pencapaiannya. Setiap tahun beberapa anggota ekonomi secara sukarela menyatakan dirinya siap untuk di-review atau dikenal sebagai
Peer Review Process
yang melibatkan
Independent Review Team. Tim tersebut terdiri dari ahli yang melakukan riset dan analisa terhadap masing-masing RAI, pembahas (discussant) dan moderator. Peer Review Process juga melibatkan ABAC dan kalangan bisnis untuk memberikan tanggapan atau masukan.
RENCANA AKSI KOLEKTIF (RAK) Rencana Aksi Kolektif memuat langkah-langkah kolektif anggota APEC yang
mencakup 15 bidang spesifik yang telah disepakati sebelumnya oleh seluruh anggotanya. Seperti halnya RAI, maka RAK digunakan untuk menjabarkan cara mencapai perdagangan dan investasi yang terbuka sekaligus untuk memantau kemajuan yang telah dicapai secara kolektif. Untuk mencapai kondisi ekonomi yang kuat maka pemerintah dan mitranya, yaitu kalangan bisnis, dunia pendidikan, peneliti kebijakan dan pihak-pihak yang terkait lainnya perlu bekerjasama.
APA MANFAAT APEC BAGI EKONOMI KAWASAN ASIA PASIFIC? Dalam sepuluh tahun terakhir, anggota ekonomi APEC telah menghasilkan 70 persen dari pertumbuhan ekonomi global.
Disamping itu kawasan Asia Pasifik
secara konsisten telah menunjukan keunggulannya atas kawasan lainnya bahkan dalam masa krisis keuangan di Asia. Secara bersama-sama, anggota APEC berusaha mempertahankan pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga komitmennya dalam membuka perdagangan, investasi dan melakukan reformasi ekonomi.
Dengan
mengurangi hambatan tariff dan non tariff dibidang perdagangan, anggota ekonomi APEC menjadi lebih efisien dan berhasil mendorong ekspornya secara signifikan. Sebagai gambaran dalam 10 tahun pertama, ekspor APEC meningkat 113 persen atau mencapai 2,5 triliun US dollar. Penanaman modal asing meningkat 210 persen secara keseluruhan, sedangkan di ekonomi
berkembang meningkat 475 persen.
Pendapatan Domestik Bruto ( Real GDP ) meningkat dengan sepertiga secara keseluruhan, sedangkan di ekonomi berkembang meningkat 74 persen. Pendapatan Domestik Bruto perkapita di ekonomi berkembang naik dengan 61 persen.
BAGAIMANA MASYARAKAT DIKAWASAN ASIA PASIFIK MENDAPATKAN MANFAAT? Aksi kolektif maupun individual memberikan manfaat bagi masyarakat di Asia Pasifik. Manfaat langsung yang dirasakan adalah meningkatnya kesempatan kerja dan program pelatihan, semakin baiknya jaring pengaman sosial dan menurunnya kemiskinan.
Secara umum, anggota ekonomi APEC dapat menikmati turunnya
biaya hidup karena menurunnya tingkat hambatan perdagangan. Munculnya suatu ekonomi yang lebih kompetitif membantu menurunkan tingkat harga barang dan jasa yang dibutuhkan sehari-hari. Dalam sepuluh tahun sejak berdirinya APEC, telah
tercipta kesempatan kerja sebanyak 195 juta di kawasan APEC, dimana 174 juta diantaranya di anggota ekonomi berkembang. Perjalanan bisnis menjadi lebih efisien dan prosedur kepabeanan lebih ringkas serta informasi kunjungan bisnis di APEC dapat diketahui lebih mudah dan cepat. Adanya pelatihan dan kerjasama untuk mendukung usaha kecil dan menegah. Masyarakat mendapatkan manfaat dengan meningkatnya penggunaan internet dikalangan masyarakat dan keamanan di kawasan meningkat dengan adanya kegiatan penanggulangan terorisme dan pencegahan penyakit menular. HASIL PERTEMUAN PUNCAK APEC 2003 ( APEC ECONOMIC LEADER’S MEETING – APEC MINISTERIAL MEETING )
Thema APEC tahun 2003 adalah A World of Differences: partnership • Promoting Trade and Investment Liberalization • Enhancing Human Security • Using APEC to Help People and Societies Benefit from Globalization
Para Pemimpin ekonomi APEC mensahkan the Joint Statement yang disetujui pada pertemuan
para Menteri ke 15. o The WTO and the Multilateral Trading System o Para M o Trade and Investment Liberalization and Facilitation o Structural Reform o Capacity Building to Share Prosperity o Knowledge-Based Economy for All o Counter-Terrorism and Secure Trade o Creating a New Financial Architecture for APEC o Supporting SMEs and Micro-enterprises - the New Growth Enterprises o APEC Reform