Nomor ISSN 2442-8906
A L -I RSYAD B ULLETIN K EAGAMAAN , K OMUNIKASI D AKWAH
Edisi Okto e – Dese
e , No o
SALAM REDAKSI Hamdan wa Syukran Lillah, Shalatan wa Salam ‘ala Rasulillah. Dewan redaksi mengucapkan terima kasih kepada tim redaksi yang telah bekerja keras dan seluruh pihak yang telah membantu proses penerbitan, sehingga bulletin Al-Irsyad edisi ketiga ini sampai ke tangan pembaca. Bulletin Al- Irsyad edisi keempat ini menyajikan materi seputar Hijrah. Redaksi menyadari bulletin ini belum lagi sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk membenahi penerbitan bulletin ini di masa mendatang. Akhirul kalam, semoga bulletin ini bermanfaat sebagai media dalam mengembangkan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi IAIN Padangsidimpuan. (Red).
Tahu
DAN
K ONSELING I SLAM
6
FDIK IAIN PADANGSIDIMPUAN AJUKAN AKREDITASI DUA JURUSAN
SAJIAN ARTIKEL Hijrah Dalam Komunikasi: Dari Hubungan Antarpribadi Menuju Hubungan Manusiawi oleh Dr. Juni Wati Sri Rezki, S.Sos. MA…………………………….2 Hijrah Membentuk Kepribadian Sejati oleh Drs. H. Syahid Muamar Pulungan, SH……………..3 Hijrah Meraih Kemenangan oleh Drs. Armyn Hasibuan, M.Ag....7 SEKILAS INFO Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi merupakan fakultas yang spesifikasi kajian keilmuan Islam yang berintegrasi dan interkoneksi dengan ilmu-ilmu sosial. Tentu saja, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi menjadi pilihan yang tepat bagi Anda yang minat dengan ilmuilmu sosial, terutama lulusan Ilmu Sosial.
Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Fauziah Nasution, M.Ag menyerahkan cindra mata kepada asesor pendamping, Dr. Ilyas Supena, M.Ag saat kunjungan ke FDIK, Rabu, 5 Oktober 2016. Turut menyaksikan WD 1 Dr. Sholeh Fikri, WD 2 Kamaluddin, M.Ag dan WD 3 Fauzi Rizal, MA. PADANGSIDIMPUAN, AL-IRSYAD— Dua jurusan di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) IAIN Padangsidimpuan sedang dalam proses akreditasi. Dua jurusan itu adalah Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam dan Jurusan Manajemen Dakwah. Wakil Dekan I Bidang Akdemik Dr. Sholeh Fikri, M.Ag menjelaskan ada beberapa tahapan untuk menghadapi akreditasi. Pertama, menyiapkan semua data-data terkait dari Standar 1 sampai Standar 8, setelah data disiapkan, lalu dilakukan pengisian borang akreditasi, mendatangkan asesor pendamping untuk membaca borang, memperbaiki sesuai saran asesor, mengirim dokumen ke asesor pendamping, lalu setelah itu barulah data borang dikirim ke Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). “Berkat kerja keras tim dan civitas akademika FDIK dan saran dari asesor pendamping kita, Dr. Ilyas Supena, M.Ag dari UIN Walisongo Semarang, Insya Allah, kita optimis mendapatkan nilai B,” ujar Sholeh Fikri. Ia melanjutkan, selanjutnya pengiriman buku dan softcopy borang ke BAN-PT yang dilakukan pada 28 Oktober 2016. Setelah pengiriman borang ke BAN-PT barulah pihak fakultas menunggu kedatangan tim asesor ke FDIK. “Kita sambut dengan senang hati tim asesor dan berkat kerjasama tim dan civitas, kita yakin meraih akreditasi B,” sebutnya. Dr. Sholeh Fikri meminta dukungan dan doa semua civitas dan membantu untuk menyukseskan akreditasi tersebut, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Selain itu, pada tahun 2017 mendatang, FDIK berencana mengajukan reakreditasi bagi jurusan Bimbingan Konseling Islam yang kini telah terakreditasi B. Ia menegaskan, bagusnya akreditasi suatu jurusan maka hal itu melambangkan bagusnya jurusan, termasuk kualitas dosen dan mahasiswanya juga bagus. (red).
DITERBITK AN OLEH : FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI IAIN PADANGSIDIMPUAN
ALAMAT REDAKSI: Jalan T. Rizal Nurdin Km 4,5 Sihitang, Kota Padangsidimpuan Sumatera Utara 22733, email:
[email protected] SUSUNAN REDAKSI: Penanggung Jawab: Fauziah Nasution, M.Ag, Redaktur: Dr. Sholeh Fikri, M.Ag. Penyunting Akhir: Drs. Kamaluddin, M.Ag. Desain Grafis: Icol Dianto, S.Sos.I., M. Kom.I Fotografer: Zilfaroni, MA. Sekretariat: Asboni, S.Sos.I., MA, Yuli Evi Yanti, SE., MM Penulis: Dr. Juni Wati Sri Rezki, S.Sos. MA., Drs. H. Syahid Muamar Pulungan, SH., Drs. Armyn Hasibuan, M.Ag
B ULLETIN A L -I RSYAD
P AGE 2
HIJRAH DALAM KOMUNIKASI
(Dari Hubungan Antarpribadi Menuju Hubungan Manusiawi) Oleh: Dr. Juni Wati Sri Rizki, S. Sos. M.A. Pengertian Hijrah Kata hijrah secara bahasa berarti meninggalkan. Secara logika bahasa, meninggalkan berarti menyangkut perpindahan. Biasanya, perpindahan dimaksudkan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik. Dengan demikian makna hijrah adalah perpindahan dari suatu tempat, keadaan maupun perbuatan menuju tempat, keadaan, maupun perbuatan yang lebih baik.
Salah satu contoh peristiwa hijrah yang paling dikenang sepanjang sejarah Islam adalah peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW beserta kaum muslimin Makkah menuju Madinah, yang mana hal ini terjadi karena pada masa itu kondisi Madinah lebih kondusif bagi kaum muslimin dibandingkan Makkah. Peristiwa hijrah tersebut menjadi cikal bakal munculnya perhitungan tahun Hijriyah dalam Islam. Dewasa ini, kata hijrah semakin akrab digunakan dalam berbagai konteks. Sebagai contoh: Seorang perempuan Islam yang awalnya tidak mengenakan jilbab, kurang memahami ajaran Islam, lalu kemudian ia mengenakan jilbab dan rajin menggali pengetahuan tentang Islam, akrab dengan majelis taklim, maka perempuan tersebut disebut hijrah. Secara umum dapat disimpulkan bahwa hijrah merupakan manifestasi dari meningkatnya kebaikan dalam diri. Oleh karena itu, hendaklah tiaptiap diri itu berhijrah setiap saat, seperti kata pepatah: Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Hijrah dalam Komunikasi Salah satu hijrah yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari
adalah hijrah dalam komunikasi. Sebab, komunikasi merupakan aktivitas yang senantiasa berlangsung dalam kehidupan kita. Komunikasi selalu ada dan selalu hadir (omnipresent) dalam semua aspek kehidupan kita. Di dalam Ilmu komunikasi dikenal sebuah adagium sebagai berikut: We can not not communicate (Kita tidak dapat hidup tanpa berkomunikasi). Adagium tersebut menunjukkan betapa pentingnya komunikasi bagi manusia. Meskipun komunikasi merupakan aktivitas yang senantiasa berlangsung dalam kehidupan kita, bukan berarti komunikasi itu selalu mudah, dan bukan berarti semua orang terampil dalam berkomunikasi. Kemampuan dan keterampilan komunikasi kita harus diasah dan ditingkatkan dari waktu ke waktu. Pengalaman dalam berkomunikasi menjadi bagian penting dalam peningkatan kompetensi komunikasi kita. Semakin banyak pengalaman kita, maka semakin banyak pengetahuan kita, sehingga semakin cerdas dan cermat kita di dalam berkomunikasi. Dari Hubungan Antarpribadi Menuju Hubungan Manusiawi Jika biasanya kita hanya menggunakan komunikasi untuk
sekedar terhubung dengan orang lain, tanpa maksud untuk menjalin hubungan yang lebih manusiawi maka sudah seyogianya maksud komunikasi tersebut diperbaharui. Artinya, kita bisa memaksimalkan potensi komunikasi kita untuk menciptakan hubungan yang lebih baik, lebih akrab, lebih berkesan, dan lebih harmonis dengan cara melibatkan aspek-aspek psikologis dalam pengembangan hubungan. Hubungan manusiawi adalah hubungan komunikasi di antara individu, yang melibatkan aspek kejiwaan yang mendalam. Dalam membina hubungan manusiawi, kemampuan persuasi dan empati sangat diperlukan. Dalam hal ini, kecerdasan dalam memahami diri mitra komunikasi adalah bagian penting dalam komunikasi. Meskipun secara alamiah kita tidak dapat melepaskan diri dari ego individual, namun dalam situasi komunikasi yang manusiawi, sebaiknya sikap mengalah, berusaha memahami dan menerima keadaan serta prilaku orang lain harus diutamakan. Adapun upaya-upaya menuju hubungan manusiawi adalah sebagai berikut: Pertama, mengenal mitra komunikasi. Dalam hal kita perlu mendapatkan informasi yang akurat tentang mitra komunikasi kita sehingga persepsi kita terhadap mitra komunikasi tidak salah. Pepatah mengatakan, “Tak kenal maka tak sayang”. Prinsip yang perlu ditanamkan dalam hal ini adalah “melihat lebih dekat, mengenal lebih dalam”. Artinya, kita perlu mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang mitra komunikasi kita melalui komunikasi antarpribadi yang kita lakukan. Upaya kedua adalah, mendengarkan informasi dari mitra komunikasi dengan teliti dan seksama. Meskipun secara fisik, manusia dianugrahi Allah SWT satu mulut dan dua telinga, namun pada umumnya manusia lebih cenderung berbicara daripada mendengarkan. Tanpa kita sadari, kita sering memotong pembicaraan mitra komunikasi kita sehingga kadang-kadang kita justru kehilangan informasi penting dari mitra komunikasi kita. Dalam konteks hubungan manusiawi, memotong pembicaraan mitra komunikasi sebaiknya dihindari. Kita harus
P AGE 3
B ULLETIN A L -I RSYAD berupaya menjadi pendengar yang sabar. Kalaupun dalam kondisi tertentu ada informasi yang harus segera dikonfirmasi atau diklarifikasi, maka sebaiknya dilakukan dengan cara yang santun. Upaya berikutnya adalah memproyeksikan diri sebagai mitra komunikasi. Dalam hal ini kita harus selalu peka terhadap keadaan mitra komunikasi kita. Sebisa mungkin kita harus berupaya merasakan apa yang dirasakan oleh mitra komunikasi kita. Sebab, apa yang kita lihat atau dengar tentu tidak selalu sama dengan apa yang kita rasakan. Orang yang mengalami tentu akan lebih tahu tentang apa yang terjadi dibandingkan orang yang hanya mendengarkan informasi tentang peristiwa. Oleh karena itu, kemampuan berempati mutlak diperlukan dalam
membina hubungan manusiawa. Adapun upaya lainnya adalah belajar dari pengalaman. Pepatah mengatakan, “Pengalaman adalah guru yang paling berharga”. Dalam membina hubungan manusiawi kita harus banyak belajar dari pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain. Hal ini sebagai upaya untuk menghindari kesalahankesalahan komunikasi yang berulang, maupun sebagai panduan untuk menjalin komunikasi yang lebih efektif dan harmonis. Berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, hijrah dalam komunikasi sangat diperlukan. Jika selama ini kita masih terjebak dalam komunikasi yang egoistik, yang selalu mengedepankan nilai-nilai individualis, maka seyogianya kita berpikir dan berupaya melakukan komunikasi yang humanis.
HIJRAH MEMBENTUK KEPRIBADIAN SEJATI Oleh: H. Syahid Muammar Pulungan
Sekilas sejarah Hijrah Sejarah hijrah Nabi Muhammad Saw ke Madinah didahului terjadinya peristiwa tahun duka cita bagi Nabi Muhammad Saw., yaitu sekitar tahun 619/623 M. Peristiwa ini ditandai dengan wafatnya Khadijah istri tercinta Nabi Muhammad Saw, kemudian disusul pula kematian paman Nabi, Abu Thalib yang banyak memberikan perhatian dan perlindungan terhadap kegiatan dakwah Nabi.
Hal ini dimaksudkan agar kita senantiasa menjadi manusia yang manusiawi. Komunikasi yang manusiawi akan menghasilkan hubungan manusiawi yang efektif dan harmonis. Lebih jauh lagi, hubungan manusiawi akan menghasilkan kondisi kehidupan manusia yang lebih bermartabat, di mana tidak ada dominasi dan hegemoni antar individu, berganti dengan sikap saling memahami, saling menghargai, saling mengakui, dan saling menghormati antar individu. Dengan demikian, inti dari hijrah dalam komunikasi adalah meningkatkan keikhlasan dalam menerima dan memahami pikiran, sikap, dan prilaku mitra komunikasi dengan cara melatih sikap mental kita untuk selalu bersikap persuasif dan empatik terhadap orang lain.
B ULLETIN A L -I RSYAD
P AGE 4 Seterusnya, taktik licik dari Abu Lahab paman Nabi sendiri yang banyak memprovokasi kafir Quraisy untuk mengusir dan membunuh Nabi Muhammad Saw di tengah suasa duka cita inilah nabi dihibur dengan isra’ dan mi’raj pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa di Palestina seterusnya naik menembus 7 lapis langit menuju Sidratul Muntaha untuk menerima perintah sholat lima waktu langsung dari Allah Swt (QS,17:1). Peristiwa isra’ dan mi’raj ini pulalah suatu alasan yang kuat untuk melakukan hijrah, karena perintah sholat ini perlu disampaikan kepada pengikut nabi untuk dilaksanakan dan didakwahkan secara tegas, tentu ini dapat terlaksana dengan baik apabila berhijrah sehingga jauh dari intimidasi, kebencian maupun pengejaran kafir Quraisy. Keberanian Ali bin Abi Ṭhalib Niat jahat dan persekongkolan kafir Quraisy yang ingin membunuh Nabi Muhammad Saw telah sampai kepada nabi melalui bisikan Allah Swt maka nabi meminta kepada Abu Bakar supaya menemaninya untuk melakukan hijrah dan kaum muslimin pun sudah tak ada lagi yang tinggal kecuali sebagian kecil. Tibalah saatnya untuk melaksanakan hijrah maka Nabi Muhammad Saw membisikkan kepada saudara sepupunya Ali bin Abi Ṭhalib supaya memakai mantelnya yang hijau dari Hadzramaut menggantikannya berbaring di tempat tidurnya. Kemudian Nabi memintanya supaya sepeninggalnya nanti ia tinggal dahulu sementara di Mekah menyelesaikan barang-barang amanat orang yang dititipkan kepadanya. Demikianlah, ketika para pemuda kafir Quraisy mengintip ke tempat tidur Nabi Muhammad Saw, mereka melihat sesosok tubuh di tempat tidur itu dan mengira bahwa Nabi Muhammad Saw masih tidur dengan nyenyak. Allah berfirman:
ي ره ه
ي ر
َ اِ ي ربك ال ين كفر ا ليثبتو ا ي ت و ا ي رجو خيرال اكرين
“Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya”. (Al- Anfal: 30).
Kemudian Allah Beriman lagi:
اا ت صر ف نصر ه ا اخرجه ال ين كفر ا ثاني اث ين ا ه افى الغا ا ي و لصاحبه اتحز ا ه مع ا فانز ه س ي ته ع يه اي بج و لم تر ها جعل ك ة ال ين كفر االسف ى ك ة ه هي الع يا ه عزيزح يم
“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita. Sesungguhnya Allah beserta kita.” Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan alQuran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Taubah: 40). Bersembunyi di Gua Tsur Detik-detik hijrah terjadi pada tengah larut malam. Nabi Muhammad Saw keluar dari rumah tanpa dilihat dan sepengetahuan orang-orang kafir Quraisy yang mengepung ketat rumah. Para pengepung rumah nabi dikantukkan Allah matanya sehingga nabi bersama Abu Bakar selamat menuju ke arah selatan yaitu gua Tsur. Hanya empat orang sajalah yang mengetahui keberadaan Nabi dan Abu Bakar; yaitu Abdullah bin Abu Bakar, Aisyah binti Abu Bakar dan Asma binti Abu Bakar, serta pembantu mereka Amir bin Fuhaira. Bila hari sudah sore Asma, datang membawakan makanan buat mereka secara tersembunyi dan penuh rahasia. Sementara Abdullah bin Abu Bakar setiap hari berada di tengah-tengah kafir Quraisy untuk mencari tahu perkembangan dan rencana jahat kafir Quraisy untuk disampaikan pada Nabi Muhammad Saw pada malam harinya.
P AGE 5
B ULLETIN A L -I RSYAD Sementara itu, Amir bin Fuhaira bertugas menggembalakan kambing Abu Bakar serta memeras susu dan menyiapkannya kepada Nabi dan Abu Bakar. Bila Abdullah bin Abi Bakar melaporkan berita penting kepada Nabi Muhammad Saw pada malam hari maka dipagi harinya datanglah Amir mengikutinya dengan menggembalakan kambingnya guna menghapus jejak langkahnya sehingga persembunyian Nabi bersama Abu Bakar tidak terlacak oleh kafir Quraisy yang bersenjatakan pedang terhunus mencari ke seluruh penjuru. Memang pada masa pencarian persembunyian Nabi Muhammad Saw dan Abu Bakar, sempat juga para pengepung sampai ke Gua Tsur bahkan naik ke atas gua tersebut. Kemudian seorang pemuda turun ke dekat pintu gua dan didapatinya labahlabah sedang menjalin sarangnya, di samping itu ada pula sarang merpati hutan yang masih utuh beserta telur sehingga pemuda tersebut mengira tidak mungkin ada orang masuk ke dalam gua tersebut, pemuda tersebut pun turun dan mengatakan kepada yang lainnya bahwa Nabi dan Abu Bakar tidak ada di gua tersebut. Hijrah Membetuk Kepribadian Sejati Dengan memperhatikan berbagai peristiwa yang dialami Nabi sebelum, sedang dan setelah melaksanakan hijrah dari Mekah ke Madinah dapat diambil beberapa hikmah, ajaran maupun ketauladanan untuk membentuk kepribadian sejati yang kuat. Setiap tujuan yang baik dan mulia pasti mendapat tantangan Walaupun Nabi Muhammad Saw adalah utusan, kekasih dan pilihan Allah dalam menegakkan kebenaran, keadilan dan akhlakul karimah, tetap saja Allah mengujinya dengan berbagai tantangan, hambatan dan cobaan. Sebab, hal inilah yang memperkuat keyakinan bahwa dalam menegakkan setiap kebenaran pasti ada jalan keluar dan pertolongan dari Allah Swt sebagai pemilik alam dan roh setiap yang hidup. Pertolongan Allah itu ialah terlihat pada Q.S. Yasin: 9 sebagai berikut:
جع امن بين اي ي م س ا من خ ف م س ا فاغشي م ف م ايبصر
“Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat”. Kejujuran modal utama dalam kehidupan Sangat nyata terlihat kejujuran Nabi Muhammad Saw, telah teruji di kalangan orang Quraisy terbukti banyaknya titipan ataupun harta amanah diberikan kepada Nabi, sehingga Ali bin Abi Ṭhalib diperintahkan untuk tinggal sementara di Mekah tidak ikut bersama Nabi hijrah sebelum harta itu diberikan kepada pemiliknya. Di samping itu, pujian juga atas keberanian dan keteguhan Ali bin Abi Thalib untuk menggantikan Nabi berbaring di tempat tidur Nabi yang tantangannya nyawanya sendiri. Itu pertanda cinta dan sayang Ali bin Abi Thalib kepada Nabi. Hidup memerlukan kecerdasan dan strategi Bagaimanapun tekanan, ancaman bahkan pembunuhan yang ditujukan kepada Nabi Muhammad Saw secara terus menerus, Nabi tetap tenang, bijak dan membuat strategi melawan arus besar yang akan memusnahkannya. Dia pilih Abu Bakar yang bijak dan lembut menemaninya, menugaskan Abdullah sebagi intel pencari tahu segala gerak-gerik dan rencana busuk kafir Quraisy, Asma pembawa logistik secara rahasia dan Amir bin Fuhairah penggembala kambing Abu Bakar sebagai penghapus jejak dan alibi. Basis berdakwah harus mobile, kondusif dan produktif Basis dakwah itu adalah
kecintaan dan perjuangan, lihatlah cinta Abu Bakar kepada Nabi dalam membela dan menemani beliau sepanjang hidupnya menyertai dakwah Nabi yang mempertaruhkan nyawanya. Kemanapun Nabi bergerak dan pindah selalu mengikuti Nabi bahkan hartanya diberikan semua kepada Nabi. Walaupun Nabi dengan halus menolaknya. Syiar Islam memerlukan suasana yang kondusif agar umat dapat dengan mengamalkan ajaran Islam itu dengan nyaman dan aman, sehingga seluruh kebijakan dan langkah-langkah mengamalkan Islam dapat dengan baik. Firman Allah Swt.
اليو اك ت ل م ي م ات ت ع ي م... نع تي ضيت ل م ااسا ي ا ف ن اضطر في م صة غيرمتجانف أثم فا ه غفو حيم “Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. Demikian tulisan sederhana ini disampaikan kepada pembaca dan pemerhati kajian hijrah Nabi Muhammad Saw, semoga dapat membentuk kepribadian sejati dengan menanamkan sifat ataupun karakter hijrahnya Nabi Muhammad Saw., dalam diri dan keluarga kita masingmaasing. Amin.
P AGE 6
B ULLETIN
AL - IRSYAD
HIJRAH MERAIH KEMENANGAN Oleh Armyn Hasibuan
Prolog Hijrah Berliku dan panjang jalan sampainya hijrah Nabi Muhammad Saw., ke Madinah, jalan berlekok dan tikungan padang pasir sahara tandus tanpa hutan hijau tempat berteduh, dengan pertolongan Allah Swt., kepada rasul-Nya itu. Beliau sempat bersembunyi dengan sahabatnya Abu Bakar al Siddik di celah-celah antara batu bagaikan gua yang menjadi perlindungan dari terik matahari dan persembunyian dari kejaran kafir Quraisy. Nabi Muhammad Saw., dipandang sebagai lawan dan musuh yang mempunyai pengaruh besar merusak tatanan masyarakat yang ada harus disingkirkan atau dibunuh, apalagi sebagian kepala suku pasti tidak senang melihatnya karena mereka pandang pengaruhnya bisa jadi membuat mereka lengser dari jabatan. Arsyad Thalib dalam bukunya Tarekh Islam (1972: 53), menyebutkan, rencana pembunuhan Muhammad Saw., telah diumumkan, siapa saja yang dapat membawanya ke hadapan majelis kehormatan Quraisy dalam keadaan hidup atau mati akan diberikan hadiah 300 ekor unta. Ketika itu standar ukuran kekayaan adalah unta. Ada juga yang mencoba mencarinya untuk membunuh dan untuk dapat meraih unta yang menggiurkan itu seperti Suroqoh yang serakah. Pada suatu malam rencana makar yang jahat itupun mulailah dioperasikan dengan target kalau nanti Muhammad Saw., turun dari rumah apakah mau berangkat ke masjidil haram atau untuk melaksanakan kebutuhan lainnya, disaat itulah dia akan dipukul dan dibunuh. Ternyata makar jahat itu dibalas oleh Allah SWT sehingga Nabi Muhammad Saw., dapat keluar dari rumahnya yang sedang mereka kepung. Hal inilah yang dimaksud dalam QS. Al- Anfal: 30 sebagai berikut:
َ اِ ي ربك ال ين كفر ا ليثبتو ي ر ا ي رجو ا يتو ي ره ه خيرال اكرين “Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. dan Allah Sebaik-baik pembalas tipu daya.” Kondisi yang genting itu,sempat juga mengancam ketenangan Abu Bakar. Ia amat takut dan khawatir bilamana kaum Quraisy menongol ke celah-celah gua batu itu mereka akan dapat melihat. Akan tetapi gerombolan kafir Qurais telah putus asa dan memutuskan untuk kembali ke kota Makkah dan akan menukar strategi dan cara pencarian. Diriwayatkan betapa cerdasnya rasul Saw.,. dalam waktu singkat di malam terjadinya pengepungan kepada dirinya, beliau menginstruksikan Ali bin Abi Thalib untuk tidur di tempat tidurnya agar musuh menganggap yang tidur itu tetap dirinya (Muhammad) yangdicari, kemudian ia katakan bahwa ia malam itu harus hijrah ke Madinah. Banyak harta dan barang-barang orang yang di percayakan kepadanya sebagai titipan. Semuanya barang titipan itu agar dikembalikan oleh Ali bin Abi Thalib kepada setiap pemiliknya. Dalam beberapa hari kemudian, sampai jugalah rasul ke kota Yasrib, beliau disambut masyarakat dengan antusias dan penuh suka cita sebagai imbas dari keberhasilan kaum perempuan Bani Aus (disekitar Madinah) yang sebelumnya telah memeluk Islam di Makkah setelah lebih dahulu berdialog meneliti dari dekat kebenaran kenabian dari Muhammad Saw., lalu mereka memintakan nabi Muhammad Saw., sendiri agar melantik dan membaiah mereka yang di kenal dengan perjanjian Aqobah di bawah pohon kayu rindang.
P AGE 7
B ULLETIN A L -I RSYAD Meraih Kemenangan Dalam menapaki perjalanan hidup perubahan selalu terjadi di semua aspeknya, dari benda-benda kecil specis hidup, tumbuhan, hewan bahkan manusia sendiri mengalami perubahan dalam hal-hal tertentu. Perubahan itu ada secara alamiah dan adapula tetap dari specis hidup itu sendiri. Namun pada umumnya perubahan-perubahan itu lebih menuju kepada peningkatan mutu dan meraih kemenangan. Hijarah yang berasal dari bahasa arab dengan kata kerja khoroja yang berarti pindah, meninggalkan atau keluar. Secara terminology hijrah mengandung pengertian antara lain: 1. Menyingkirkan diri dari tindasan atau teror yang bersifat fisik 2. Keluar dari negeri yang di dominasi oleh perbuatan-perbuatan maksiat walaupun tidak lagi bisa ditantang dengan berbagai watak dan pendekatan dakwah 3. Meninggalkan negeri yang sedang berperang atau dalam status darurat perang ke negeri yang aman dan damai. 4. Pindah dari suatu negeri yang dijangkiti wabah penyakit. 5. Menyingkirkan diri karena dikhawatirkan atau merasa tidak ada jaminan keselamatan harta benda yang setaraf dengan perlindungan terhadap jiwa, kaum keluarga dan lain sebagainya. Dari pengertian di atas semuanya telah menjadi penyebab hijrah, tindakan teror yang bersifat fisik sehingga bukan lagi dikhawatirkan tetapi suatu perhitungan pasti akan membunuh nabi Muhammad Saw., cepat atau lambat. Dia dipandang merusak tatanan sosial masyarakat yang telah diwarisi dari sejarah nenek moyang secara turun temurun, adat istiadat setempat yang penuh dengan pelepasan birahi hawa nafsu dari kemenangan sejumlah yaitu suku-suku bangsawan yang kejam dan bengis. Akan tetapi bagaiman kebenaran Muhammad Saw., setelah di Madinah? Beliau mendapat sambutan antusias dan dukungan maksimal sebagai pembaktian sumpah Aqobah mereka. Bahwa Muhammad sebagai rasul mereka persilahkan untuk datang ke Madinah manakala dia tidak diterima masyarakatnya di Makkah, mereka akan membantunya seperti membantu
anak, keluarga atau famili mereka sendiri. Salah satu statemen yang mereka ungkapkan secara aklamasi diiringi nada biola dan rebana yaitu: “Telah terbit (muncul) bulan purnama kepada kita Dari lembah Tsinai (Makkah) Wajiblah (mestilah) kita berterima kasih (selama dia mengajak menuju Allah Ilahi Rabbi). Hai (rasul) yang diutus pada kami, engkau datang membawa urusan yang ditaati”. Cobalah perhatikan analisa dan renungkan isi kandungan statemen mereka (penduduk Madinah sekitarnya) yang mereka tunjukkan kepada Muhammad Saw. betapa gembira dan senangnya serta loyalitas yang tinggi sehingga mereka mengibaratkan nabi Muhammad bagaikan bulan purnama yang akan menerangi kehidupan mereka. Artinya Muhammad Saw., di ibaratkan bulan purnama meskipun ditengah malam, mereka bisa beraktivitas memelihara kibas dan kegiatan lainnya seperti disiang hari sehingga membawa keberuntungan yang gemilang. Bukan hanya bulan purnama syair di atas mengungkapkan secara hakiki dan secara majazi atau kiasan dimana Muhammad Saw., sebagai seorang rasul, telah pasti membawa ajaran dan petunjuk serta jalan keselamatan yang berasal dari Allah Swt dengan ajaran agama hanif yang ada di zaman itu. Hal ini merupakan penerangan yang dahsyat agar kehidupan mereka tertuntun sebab selama ini amburadul, terombangambing tidak ada haluan yang pasti. Dalam perjalanan sejarah, Muhammad Saw. Bukan saja sebagai seorang agamawan melainkan juga mereka mengangkatnya menjadi kepala negara yang diakui secara de jure dan de facto. Secara sederhana, terwujud dan lahirnya suatu negara manakala telah memiliki rakyat, wilayah, tanah dan diakui negara lain serta ada pembangunan dari dan untuk muslimat, baik yang berasal dari Anshor maupun kaum Muhajirin. Mobilisasi Umat Islam lahir di Makkah dan besar di Madinah, lalu merantau serta ekspan -si sampai menjadi pusat perhatian dan pusat peradaban dunia. Ajaran Islam telah diaplikasikan Nabi Muhammad Saw dengan para sahabatnya beliau berhasil memobilisasi
umat dengan lebih dahulu menjadi contoh teladan di bidang apapun. Sesuai kata dengan perbuatannya, memikirkan kesejahteraan anggota masyarakat, lebih dahulu mementingkan orang lain (umat) daripada diri sendiri. Kepribadian yang uswatun hanyalah menjadi modal untuk memberikan motivasi dan menanamkan keyakinan sehingga antara kaum Muhajirin dan Anshor dapat bersatu bagaikan suatu kampung yang saling menolong dan saling menyatu membangun Islam sebagai way of life. Kekuatan umat adalah pokok keberhasilan membangun komunitas muslim yang mampu mengembangkan agama Islam sebagai agama dakwah bukan saja untuk sakala lokal tetapi untuk skala universal yang membawa perubahan ke arah lebih baik dan menyenangkan rakyat. Jangan dilupakan bahwa setelah Makkah ditaklukkan hijrah tidak ada lagi, hijrah berubah dengan jihad dan niat. Aisyah isteri rasul ditanya orang tentang hijrah maka beliau menjawab: “tidak ada hijarah terhadap ini, orang mukmin telah dapat menyembah Allah tuhannya di mana saja ia mau. Yusuf Musa dalam bukanya al-Qur’an dan filsafat sebagaimana di-terjemahkan oleh Ahmad Daudy, menulis bahwa meskipun tidak ada lagi hijrah fisik seperti berpindah dari Makkah ke Madinah akibat kekufuran dan penghianatan kafir quraisy kepada nabi Muhammad dan pengikut-nya akan tetapi hijrah dari Dar Kufr ke Dar Islam tetap kekal sampai kiamat. Yang mana akses dan akibatnya menjadi perhatian yang penting dalam melahirkan kekuatan dan eksistensi. Analisa Tasawuf. Betapa sedihnya terusir dari kampung halaman tempat dilahirkan bahkan Makkah negeri yang amat disenangi rasul, tetapi terpaksa ditinggalkan hijrah ke Madinah. Ternyata hakekat sesuatu itu sering tidak bisa dilihat oleh mata kepala, tidak mudah diketahui oleh akal akan kebenaran, seperti hijrah rasul ternyata membawa keberuntungan dan kebaikan yang gemilang. Menjadi realitas apa yang dijanjikan oleh Allah Swt bahwa bisa saja sesuatu yang kamu benci itu ternyata itu lebih baik bagimu dan sebaliknya bisa saja sesuatu yang kamu senangi itu ternyata berakibat buruk bagimu. Oleh karena itu dekatkan dirimu dan selalulah berbaik sangka kepada Rabbmu.
BBULLETIN ULETIN A L -I RSYAD
P AGE 8 8 PAGE
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi IAIN Padangsidimpuan: Unggul Dalam Pengembangan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Berbasis ICT dan Kearifan Lokal di Indonesia pada Tahun 2024 Untuk Menghasilkan Lulusan Yang Berwawasan Keilmuan, Keislaman dan Keindonesiaan
Visi Ju usa Ko u ikasi Pe yia a Isla :
U ggul dala Pe ge a ga Il u Ko u ikasi da Pe yia a Isla Be asis ICT da Kea ifa Lokal di I doesia Pada Tahu u tuk Me ghasilka Te aga P ofesio al di Bida g Pe yia a Isla .
P ofesi Lulusa :
. Da’i/ Pe yuluh Aga a . P akisi Media . Ju alis
Peserta Kegiatan Latihan Dasar Kepenampilan Mahasiswa (LDKM) Tingkat 1 HMJ Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi pada Sabtu, 8 Oktober 2016.
Visi Ju usa Ma aje e Dak ah:
U ggul dala Pe ge a ga Il u Ma aje e Dak ah Be asis ICT da Kea ifa Lokal di I do esia Pada Tahu u tuk Me ghasilka Ma aje P ofesio al ya g Isla i.
P ofesi Lulusa : . . . .
Ma aje Le aga/ O ga isasi Sosial Keaga aa Te aga Pe da pi g Haji A alis Pe ge a ga Le aga Sosial Keaga aa Ad i ist ato )akat, I fa , Shada ah da Wakaf )ISWAF
Visi Ju usa Pe ge Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Fauziah Nasution, M.Ag menerima penghargaan dari panitia Pelatihan Manajemen Organisasi (PMO) HMJ MD FDIK IAIN Padangsidimpuan.
U ggul dala Pe ge a ga Il u Pe ge a ga Masya akat Isla Be asis ICT da Kea ifa Lokal di I do esia Pada Tahu u tuk Me ghasilka Te aga P ofesio al di Bida g Pe ge a ga Masya akat.
P ofesi Lulusa :
. Pe da pi g Sosial: Pe e a a, Pe gge ak da Adokasi Sosial . Moi ato Pe ge a ga SDM . Pe ga at Ke ijaka Sosial . Ad i ist ato )akat, I fa , Shada ah da Wakaf )ISWAF
Visi Ju usa Bi Penampilan Group Nasyid Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi pada acara Character Building, Rabu, 5 Oktober 2016. Kegiatan ini merupakan rutinitas FDIK IAIN Padangsidimpuan dalam rangka membangun mental mahasiswa. ARTIKEL DALAM BULLETIN INI ADALAH KARYA ASLI PENULIS. JIKA TERDAPAT PLAGIAT DAN ATAU SEJENISNYA MAKA SEPENUHNYA TANGGUNGJAWAB
a ga Masya akat Isla :
i ga Ko seli g Isla :
U ggul dala Pe ge a ga Il u Bi i ga Ko seli g Isla Be asis ICT da Kea ifa Lokal di I do esia Pada Tahu u tuk Me ghasilka Te aga Ko selo Isla i.
P ofesi Lulusa :
. Ko sulta pada Le aga Sosial . Roha ia a Ru ah Sakit, Le aga Pe asya akata da Le aga Ko sultasi Kesejahte aa Kelua ga. . Te aga BINTAL di Le aga Kepolisia , TNI/ABRI . Moi ato Pe ge a ga SDM.