6
KONDISI PENGELOLAAN WISATA PANTAI PANGANDARAN
6.1
Aktivitas Wisata Pantai
6.1.1
Taman wisata cagar alam
Taman wisata cagar alam merupakan suatu taman konservasi yang dikelola oleh perhutani dengan luas mencapai 640 Ha. Letak Cagar Alam ini berada di antara Pantai Barat dan Timur tepatnya berada di antara Teluk Pananjung.
Tempat ini merupakan areal konservasi rusa dan monyet ekor
panjang. Selain keunikan satwa yang mendiami areal konservasi tersebut, kawasan ini juga memiliki gua-gua alam yang mamiliki kekhasan tersendiri antar gua, keberadaan gua-gua tersebut memberikan daya tarik tersendiri untuk wisatawan yang mengunjungi Pangandaran. Di samping gua-gua alam, juga terdapat guagua buatan peninggalan jaman Jepang.
6.1.2
Wisata air
Wisata air yang ada di Pangandaran cukup beragam dan unik, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Salah satu keunikan yang ada adalah dua pantai yang berdekatan yaitu Pantai Timur dan Pantai Barat, tetapi dengan karakteristik yang berbeda. Pantai Timur mempunyai karateristik dasar pantai yang curam, tetapi ombaknya kecil, sedangkan Pantai Barat mempunyai karateristik dasar pantai yang landai, tetapi memiliki ombak yang besar. Dengan karateristik yang berbeda tersebut secara alamiah terjadi pemanfaatan pantai yag berbeda pula, Pantai Timur lebih banyak digunakan untuk kegiatan penangkapan ikan, sedangkan Pantai Barat cenderung dipergunakan sebagai lokasi wisata air khususnya berenang dan naik perahu. Keunikan lain dari pantai Pangandaran dengan adanya dua pantai tersebut adalah dapat melihat matahari terbit dan matahari terbenam di satu tempat, Pantai Timur untuk melihat matahari terbit pada pagi hari dan Pantai Barat untuk melihat matahari terbenam pada sore hari. Dengan memiliki dua pantai yang memiliki karakteristik berbeda sangat menguntungkan bagi Pangandaran, karena kegiatan wisata yang dilakukan
menjadi semakin beragam. Aktivitas wisata air yang dilakukan di pantai timur adalah berupa olah raga air speed boat, paralayang, banana boat, dan perahu layar, sedangkan kegiatan wisata yang dilakukan di pantai barat adalah berenang, surfng, bermain pasir, bola voli pantai, sepak bola dan berkelling pantai menggunakan sepeda tandem, kuda poni, maupun ATV.
6.2
Fasilitas Objek Wisata
Fasilitas-fasilitas yang tersedia di kawasan wisata Pantai Pangandaran antara lain terdiri atas fasilitas umum dan fasilitas wisata. Fasilitas umum adalah fasilitas yang disediakan untuk kepentingan umum, sedangakan fasilitas wisata adalah fasilitas yang disediakan sebagai sarana untuk rekreasi.
6.2.1
Fasilitas umum
1).
Areal parkir
Areal parkir merupakan hal yang penting diperhatikan untuk kenyamanan wisatawan. Pantai Pangandaran sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Jawa Barat memiliki tempat parkir yang terletak di sebelah barat Cagar Alam. Kondisi tempat parkir tersebut tidak terlalu luas dan pada umumnya hanya mobil-mobil pribadi atau carteran/sewaan yang memarkir kendaraan di tempat tersebut. Dengan sifat kedatangan wisatawan yang musiman dengan puncak kedatangan tertinggi pada waktu Idul Fitri tempat parkir tersebut tidak mampu menampung kendaraan yang datang ke Pantai Pangandaran, sehingga wisatawan biasanya memarkir mobilnya di pantai atau di hotel- hotel yang disewa, selain itu, di Pantai Pangandaran tidak terdapat tempat parkir khusus kendaraan roda dua yang dikelola oleh pemerintah, sehingga pemilik kendaraan roda dua umumnya memarkir kendaraannya di tempat penitipan swasta yang berada di tepi pantai.
2).
Air bersih dan tampat ibadah
Kebutuhan sanitasi merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan pengelola kawasan wisata, di kawasan wisata Pantai dan Cagar Alam Pangandaran telah tersedia fasilitas MCK dan tempat ibadah dengan kapasitas yang sangat memadai. Fasilitas MCK banyak terdapat di pantai barat hingga
pantai timur, sedangkan tempat ibadah terdapat di dalam dan di luar kawasan cagar alam Pangandaran.
3).
Sarana Telekomunikasi
Fasilitas komunikasi yang terdapat di Pantai Pangandaran sampai saat ini sudah cukup lengkap, termasuk sinyal semua operator telpon seluler telah menjangkau kawasan wisata Pantai Pangandaran. Kondisi ini sangat memudahkan para wisatawan.
Selain sarana telekomunikasi jaringan internet juga sudah
tersedia di Pangandaran.
6.2.2
Fasilitas wisata
1).
Penginanpan, hotel dan rumah makan
Tempat penginapan, hotel dan rumah makan di kawasan wisata Pangandaran menyebar dari pantai barat hingga pantai timur. Secara keseluruhan hotel, penginapan dan rumah makan ada dalam keadaan baik, walaupun beberapa bulan yang lalu sempat terjadi bencana tsumani yang menghancurkan sebagian sebagian besar penginapan, hotel dan rumah makan yang berada di pantai barat dan sebagian kecil di pantai timur. Secara umum kerusakan yang dialami hotelhotel dan rumah makan di Pangandaran yang diakibatkan oleh bencana tsunami telah diperbaiki dan dibangun kembali, sehingga saat ini sudah dapat dioperasionalkan kembali untuk menerima dan melayani wisatawan yang datang ke pantai Pangandaran.
2).
Pasar seni
Pasar seni merupakan pusat souvenir kawasan wisata Pangandaran. Pembangunan kawasan pasar seni tersebut didasari untuk menata pedagangpedagang souvenir yang tidak tertatap rapi di kawasan Pantai Pangadaran. Pasar seni ini berada di Jalan Pramuka sebelah barat kawasan Pantai Pangandaran yang selalu dilalui oleh rute masuk wisatawan ke kawasan Pantai Pangandaran, sehingga memudahkan para wisatawan mencari oleh-oleh taua souvenir khas Pangandaran. 6.3
Jumlah Pengunjung/Wisatawan
Menurut Disparbud Ciamis (2007), jumlah pengunjung ke objek Wisata Pantai Pangandaran tahun 2007 yaitu sebanyak 257.244 orang wisatawan. Jumlah wisatawan tersebut terdiri atas 252.893 orang wisatawan nusantara (wisnu) yang mengalami penurunan dibanding tahun 2006 sebesar 14,3% dan 4.351 orang wisatawan mancanegara yang mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2006 sebesar 63,0%. Tabel 18 dan Gambar 11 menunjukkan perkembangan jumlah kunjungan wisatawan ke objek Wisata Pangandaran pada kurun waktu 2003 – 2007. Tabel 18 Data jumlah kunjungan wisatawan ke objek Wisata Pantai Pangandaran kurun waktu tahun 2003 – 2007 Tahun
Jumlah Wisatawan (orang) Wisnu
Wisman
Jumlah
Pertumbuhan (%) Wisnu
Wisman
Jumlah
2003
972.804
1.381
974.185
-
-
-
2004
968.297
3.145
971.442
-0,47
56,09
-0,28
2005
381.631
2.573
384.204
-153,73
-22,23
-152,85
2006
289.102
1.608
290.710
-32,01
-60,01
-32,16
2007 252.893 4.351 257.244 -14,32 Sumber : Disparbud Kabupaten Ciamis (2008) diolah kembali
63,04
-13,01
Sumber : Disparbud Kabupaten Ciamis (2008) diolah kembali
Gambar 12 Trend perkembangan jumlah kunjungan wisatatawan ke objek Wisata Pantai Pangandaran kurun waktu tahun 2003 - 2007 Berdasarkan Tabel 19 dan Gambar 12 terlihat bahwa kunjungan wisatawan ke objek Wisata Pantai Pangandaran khususnya wisatawan nusantara cenderung
mengalami penurunan terutama tahun 2003-2005 dan tahun 2005-2007. Penurunan kunjungan wisatawan ke Pangandaran baik yang terjadi pada tahun 2005 maupun tahun 2007 sangat berkaitan dengan peristiwa yang terjadi di Pangandaran sendiri maupun di luar Pangandaran. Penurunan jumlah wisatawan tahun 2005 lebih terkait dengan terjadinya bencana tsunami di Nangroe Aceh Darusalam, sedangkan tahun 2007 penurunan kunjungan terjadi karena bencana tsunami di Pangandaran tahun sebelumnya tepatnya tanggal 17 Juli 2006. Pengamatan selama penelitian memperlihatkan bahwa wisatawan sudah mulai berdatangan kembali (cukup ramai) ke objek wisata Pantai Pangandaran.
6.4
Karakteristik Wisatawan
Karakteristik wisatawan pada saat penelitian dilakukan pada bulan Desember 2008 diperoleh dari hasil wawancara. Karakteristik wisatawan terdiri atas umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, sifat kedatangan, lama kunjungan,
dan daerah asal
wisatawan.
6.4.1
Umur dan jenis kelamin
Karateristik responden pengunjung wisata Pantai Pangandaran pada bulan Desember 2007 berdasarkan kelompok umur menunjukkan bahwa pengunjung dari kelompok umur 20–25 mempunyai persentase terbesar, yaitu 36% hal ini dikarenakan sebagian besar responden adalah mahasiswa dan produkstif).
Pengunjung pada kelompok umur
pelajar (umur
14–19 tahun mempunyai
persentase 18,33%, pengunjung pada kelompok umur 26–31 tahun mempunyai persentase 20%,
pengunjung pada kelompok umur 32–37 tahun mempunyai
persentase 10%, pengunjung pada kelompok umur 38–43 tahun mempunyai persentase 6,67%, dan sebesar 5,00% pengunjung dengan kelompok umur 44–49 tahun. Pengunjung wisata Pantai Pangandaran yang paling sedikit berada pada kelompok umur 50–55 tahun. Tabel 20 dan Gambar 13 menunjukkan karakteristik pengunjung wisatawan Pantai Pangandaran. Berdasarkan Tabel 19 dan Gambar 12 terlihat bahwa karateristik responden pengunjung objek wisata Pantai Pangandaran didominasi oleh kelompok umur produktif, hal ini dikarenakan
sebagian besar pengunjung wisata Pantai Pangandaran masih berstatus sebagai pelajar dan mahasiswa. Tabel 19 Kelompok umur responden pantai Pangandaran, Desember 2007 No.
Kelompok Umur
1 2 3 4 5 6 7
14 – 19 20 – 25 26 – 31 32 – 37 38 – 43 44 – 49 50 – 55 Jumlah
Jumlah Pengunjung (orang) 11 22 12 6 4 3 2 60
Persentase (%) 18,33 36,67 20,00 10,00 6,67 5,00 3,33 100,00
Sumber : Data primer diolah kembali (2008)
7%
5%
3%
14 - 19
18%
20 - 25
10%
26 - 31 32 - 37 38 - 43
20%
37%
44 - 49 50 - 55
Sumber : Data primer diolah kembali (2008)
Gambar 13 Sebaran kelompok umur resonden pengunjung wisata Pangandaran, Desember 2007 Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, responden pengunjung wisata Pantai Pangandaran ternyata didominasi oleh pengunjung berjenis kelamin lakilaki yaitu sebesar 63,33%, sedangkan pengunjung berjenis kelamin perempuan hanya sebesar 36,67% saja, hal ini menunjukkan bahwa memang secara alamiah
kaum laki-laki lebih menyukai kegiatan-kegiatan rekreasi terutama untuk menghilangkan kejenuhan dan kepenatan setelah bekerja atau hanya sekedar untuk melepaskan lelah sambil melihat pemandangan laut dan pantai Pangandaran. Tabel 20 dan Gambar 14 menunjukkan tingkat kunjungan responden ke wisata pantai Pangandaran berdasarkan jenis kelamin. Tabel 20 Jenis kelamin responden pengunjung Pantai Pangandaran, Desember 2007 No.
1 2
Jenis Kelamin
Laki – laki Perempuan Jumlah
Jumlah Pengunjung (orang) 38 22 60
Persentase (%) 63,33 36,67 100,00
Sumber : Data primer diolah kembali (2008)
37% Laki - laki Perempuan 63%
Sumber : Data primer diolah kembali (2008)
Gambar 14 Sebaran jenis kelamin pengunjung wisata Pantai Pangandaran, Desember 2007 Dengan melihat Tabel 20 dan Gambar 14 terlihat bahwa kebanyakan pengunjung wisata Pantai Pangandaran berjenis kelamin laki-laki. Hal ini erat kaitannya dengan jenis aktivitas wisata pantai yang kebanyakan memang cenderung lebih cocok untuk kaum laki-laki, seperti bermain bola di pantai, berenang dan surfing. Di samping itu juga, kaum laki-laki jiwa bepetualangnya
lebih besar dibandingkan kaum perempuan, sehingga pegunjung ke objek Wisata Pantai Pangandaran lebih didominasi oleh kaum laki-laki.
6.4.2 Tingkat pendidikan dan status perkawinan
Berdasarkan hasil penelitian, pengunjung wisata Pantai Pangandaran dengan persentase terbesar adalah pengunjung dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi sebesar 40,00%, dan yang mempunyai persentase terkecil adalah pengunjung dengan tingkat pendidikan SD yaitu sebesar 8,33%. Hal ini sesuai dengan jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan responden yang sebagian besar adalah PNS dengan tingkat golongan III ke bawah.
Disamping itu juga
pengujung objek Wisata Pantai Pangandaran sebagian besar masih berstatus seagai pelajar dan mahasiswa, sehingga jika melihat Tabel 21 dan Gambar 15 terlihat bahwa sebagian besar pengunjung memiliki tingkat pendidikan SMU dan Perguruan Tinggi. . Tabel 21
No.
1 2 3 4
Tingkat pendidikan responden pengunjung Pantai Pangandaran, Desember 2007
Tingkat Pendidikan
SD SMP SMU Perguruan Tinggi Jumlah
Jumlah Pengunjung (orang) 5 12 19 24 60
Sumber : Data primer diolah kembali (2008)
Persentase (%) 8,33 20,00 31,67 40,00 100,00
8% 20%
40%
SD SMP SMU Perguruan Tinggi
32%
Sumber : Data primer diolah kembali (2008)
Gambar 15 Sebaran tingkat pendidikan responden pengunjung wisata Pantai Pangandaran, Desember 2007 Berdasarkan status responden, dari 60 responden pengunjung wisata Pantai Pangandaran 36 orang responden atau 60,00% pengunjung berstatus belum menikah, hal ini disebabkan sebagian besar pengunjung adalah pelajar dan mahasiswa serta kelompok umur usia produkstif, sedangkan sisanya sebesar 40,00% pengunjung berstatus sudah menikah atau dengan kata lain kelompok usia yang sudah mapan atau sudah memiliki penghasilan sendiri Tabel 22 dan Gambar 16 menunjukkan tingkat kunjungan responden pengunjung Pantai Pangandaran berdasarkan status perkawinan. Tabel 22 Status perkawinan responden pengunjung Pantai Pangandaran, Desember 2007 No.
1 2
Status Perkawinan
Menikah Belum Menikah Jumlah
Sumber : Data primer diolah kembali (2008)
Jumlah Pengunjung (orang) 24 36 60
Persentase (%) 40,00 60,00 100,00
40% Menikah Belum Menikah 60%
Sumber : Data primer diolah kembali (2008)
Gambar 16 Sebaran status perkawinan responden pengunjung wisata Pantai Pangandaran, Desember 2007 6.4.3
Jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan
Berdasarkan jenis pekerjaannya, dari 60 responden pengunjung wisata Pantai Pangandaran persentase terbesar adalah PNS/TNI yaitu sebesar 35,00% sedangkan pengunjung dengan presentase terkecil adalah pengunjung yang masih berstatus pelajar yaitu sebesar 6,67%.
Hal ini disebabkan karena penelitian
dilakukan pada saat liburan sekolah sehingga banyak dari pengunjung berstatus sebagai pelajar dan mahasiswa serta PNS yang jika dilihat kebanyakan juga bersifat rombongan atau datang dengan keluarganya, seperti
terlihat
pada
Tabel 23 dan Gambar 17. Tabel 23
No.
1 2 3 4 5
Jenis pekerjaan responden pengunjung pantai Pangandaran, Desember 2007
Jenis Pekerjaan
Pelajar Mahasiswa PNS/TNI Karyawan Wiraswasta Jumlah
Jumlah Pengunjung (orang) 4 16 21 11 8 60
Sumber : Data primer diolah kembali (2008)
Persentase (%) 6,67 26,67 35,00 18,33 13,33 100,00
7%
13%
Pelajar 27%
18%
Mahasiswa PNS/TNI Karyawan Wiraswasta
35%
Sumber : Data primer diolah kembali (2008)
Gambar 17 Sebaran jenis pekerjaan responden pengunjung wisata Pantai Pangandaran, Desember 2007 Tingkat pendapatan wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Pantai Pangandaran sangat beragam. Jenis pekerjaan sangat berpengaruh terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh wisatawan. Pendapatan wisatawan mempengaruhi tingkat pengeluaran atas pembelian jasa wisata di pantai. Idealnya semakin tinggi pendapatan, maka semakin tinggi pula daya beli terhadap jasa wisata yang ada di objek wisata pantai Pangandaran. Berdasarkan Tabel 24 dan Gambar 18, dapat dilihat bahwa tingkat pendapatan wisatawan didominasi oleh wisatawan yang memiliki pendapatan Rp1.500.001,00 – Rp2.000.000,00 dengan persentase sebesar 25,00%, dilanjutkan dengan
wisatawan yang memiliki pendapatan Rp0,00 – R500.000,00 dan
wisatawan yang memiliki pendapatan Rp2.000.001,00 – Rp2.500.000,00 dengan persentase sebesar 20,00%, Rp1.000.001,00 – Rp1.500.000,00 dengan persentase sebesar 15,00%,
Rp500.001,00 – Rp1.000.000,00 dengan persentase sebesar
11,67%, serta wisatawan yang memiliki pendapatan > Rp5.000.000,00 memiliki persentase sebesar 8,33%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden termasuk pendapatan menengah ke bawah apabila dilihat dari jennis pekerjaan sebagian besar adalah PNS golongan III ke bawah.
Tabel 24
Tingkat pendapatan responden pengunjung Pantai Pangandaran, Desember 2007
No.
1 2 3 4 5 6
Jenis Pekerjaan
0 – 500.000 500.001 - 1.000.000 1.000.001 - 1.500.000 1.500.001 - 2.000.000 2.000.001 - 2.500.000 > 2.500.000 Jumlah
Jumlah Pengunjung (orang) 12 7 9 15 12 5 60
Persentase (%) 20,00 11,67 15,00 25,00 20,00 8,33 100,00
Sumber : Data primer diolah kembali (2008)
8%
0 - 500.000
20%
500.001 - 1.000.000
20%
1.000.001 - 1.500.000 12% 25%
15%
1.500.001 - 2.000.000 2.000.001 - 2.500.000 > 2.500.000
Sumber : Data primer diolah kembali (2008)
Gambar 18 Sebaran tingkat pendapatan responden pengunjung wisata Pantai Pangandaran, Desember 2007 6.4.4 Sifat kedatangan dan lama kunjungan wisatawan
Sifat kedatangan wisatawan ke objek wisata Pantai Pangandaran didominasi oleh wisatawan yang datang bersama keluarga dengan persentase sebesar 45,00%.. Wisatawan yang datang bersama pasangan memiliki persentase sebesar 30,00%, dilanjutkan oleh wisatawan yang datang bersama teman dengan persentase sebesar 20,00%, dan wisatawan yang berkunjung sendiri dengan
persentase sebesar 5,00%. Sebaran sifat kedatangan wisatawan ke objek wisata Pantai Pangandaran dapat dilihat pada Tabel 25 dan Gambar 19. Tabel 25 Sifat kedatangan responden pengunjung Pantai Pangandaran, Desember 2007 No.
1 2 3 4
Sifat Kedatangan
Sendiri Teman Pasangan Keluarga Jumlah
Jumlah Pengunjung (orang) 3 12 18 27 60
Persentase (%) 5,00 20,00 30,00 45,00 100,00
Sumber : Data primer diolah kembali (2008)
5% 20% 45%
Sendiri Teman Pasangan Keluarga
30%
Sumber : Data primer diolah kembali (2008)
Gambar 19 Sebaran sifat kedatangan responden pengunjung wisata Pantai Pangandaran, Desember 2007 Daerah asal wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Pantai Pangandaran mempengaruhi lama tidaknya kunjungan wisatawan di objek wisata ini. Karena sebagian besar berasal dari daerah yang relatif dekat dengan objek wisata Pantai Pangandaran seperti Ciamis, Tasikmalaya dan Cilacap, maka sebagian besar responden pengunjung wisata Pantai Pangandaran kebanyakan tidak menginap. Tabel 26 dan Gambar 20 menunjukkan sebaran lama kunjungan wisatawan ke objek wisata Pantai Pangandaran.
Tabel 26
No.
1 2 3 4
Lama kunjungan responden pengunjung Pantai Pangandaran, Desember 2007
Lama Kunjungan (jam) 2–4 5–7 8 – 10 > 11 Jumlah
Jumlah Pengunjung (orang) 8 12 23 17 60
Persentase (%) 13,33 20,00 38,33 28,33 100,00
Sumber : Data primer diolah kembali (2008)
13% 28% 20%
2-4 5-7 8 - 10 > 11
39%
Sumber : Data primer diolah kembali (2008)
Gambar 20 Sebaran lama kunjungan responden pengunjung wisata Pantai Pangandaran, Desember 2007 Lama kunjungan wisatawan ke objek wisata Pantai Pangandaran didominasi oleh wisatawan yang berkunjung selama 8-7 jam dengan persentase sebesar 38,33% dan lama kunjungan yang terendah 2-4 jam dengan persentase sebesar 13,33% atau dengan kata lain didominasi oleh wisatawan yang tidak menginap. Daerah asal wisatawan yang didominasi oleh wisatawan yang berdomisili di Ciamis dan sekitarnya menyebabkan para wisatawan lebih memilih untuk tidak menginap di kawasan objek wisata Pantai Pangandaran karena jarak tempuh menuju pantai ini tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya serta hampir sebagian besar wisatawan yang berkunjung menggunakan kendaraan pribadi sebagai alat transportasinya. 6.4.5 Aktivitas wisata yang dilakukan dan asal daerah wisatawan
Wisatawan yang berkunjung ke objek wisata pantai Pangandaran datang dengan beragam aktivitas. Berdasarkan hasil wawancara dengan 30 orang wisatawan, aktivitas wisata terbesar yang dilakukan wisatawan saat berkunjung ke objek wisata pantai Pangandaran ini adalah melakukan olahraga air dengan persentase sebesar 53,33%. Hal ini berkaitan dengan faktor umur dari wisatawan yang berkunjung ke objek wisata pantai Pangandaran yang didominasi oleh wisatawan yang tergolong umur produktif, sehingga wisatawan memilih kawasan ini sebagai tempat untuk mengisi waktu liburan dengan olahraga air, walaupun sebenarnya para wisatawan merasa kurang nyaman terhadap kebersihan di sekitar pantai. Aktivitas melihat pemandangan memiliki persentase sebesar 18,33%, naik perahu sebesar 13,33%, main pasir sebesar 11,67% dan sisanya sebesar 3,33% melakukan aktivitas wisata lain seperti memancing dan mengambil kerang-kerang di pantai. Besarnya aktivitas olah raga air yang dilakukan oleh responden disebabkan karena sebagian besar responden berasal dari daerah yang secara geografis cukup jauh letaknya dari pantai, sehingga kunjungan ke pantai dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan melakukan kegiatan yang memang hanya bisa dilakukan di pantai.
Hal ini juga disebabkan karena sebagian besar
pengunjung wisata Pantai Pangandaran didominasi juga oleh kaum laki-laki yang memang lebih menyukai kegiatan maupun aktivitas yang bersifat menantang dan lebih bersifat petualangan misalnya naik perahu motor tempel ke tengah laut dengan ombak laut Pantai Barat Pangandaran yang cukup besar dan bermain jet ski yang sangat membutuhkan keberanian yang cukup tinggi untuk mencobanya. Tabel 27 dan Gambar 21 menunjukkan sebaran aktivitas wisata yang dilakukan oleh wisatawan di objek wisata pantai Pangandaran. Berdasarkan daerah asalnya, wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Pantai Pangandaran umumnya berasal dari Ciamis dengan persentase sebesar 30,00%, Bandung dengan persentase sebesar 23,33%, Tasikmalaya dengan persentase sebesar 18,33%, Cilacap dengan persentase sebesar 15,00% dan Jakarta dengan persentase sebesar 6,67% serta sisanya berasal dari Sumedang dengan persentase sebesar 5,00% dan Kuningan dengan persentase sebesar 1,67%.
Tabel 27 Aktivitas wisata yang dilakukan responden pengunjung Pantai Pangandaran, Desember 2007
1
Aktivitas Wista yang Dilakukan Olah raga pantai
2
Naik perahu
8
13,33
3
Main pasir
7
11,67
4
Melihat pemandangan
11
18,33
5
Lain-lain
2
3,33
60
100,00
No.
Jumlah Pengunjung (orang) 32
Persentase (%) 53,33
Jumlah Sumber : Data primer diolah kembali (2008)
18%
3%
Olah raga pantai Naik perahu Main pasir 54%
12% 13%
Melihat pemandangan Lain-lain
Sumber : Data primer diolah kembali (2008)
Gambar 21 Sebaran aktivitas wisata yang dilakukan responden pengunjung wisata Pantai Pangandaran, Desember 2007 Tabel 28 dan Gambar 22 menunjukkan bahwa daerah asal wisatawan didominasi oleh wisatawan yang berasal dari Ciamis, Tasikmalaya dan Bandung ini disebabkan oleh pelaksanaan penelitian yang berlangsung pada bulan Desember 2008 tidak bertepatan dengan musim liburan baik libur sekolah atau libur hari raya. Selama penelitian berlangsung pun, tidak ada wisatawan mancanegara yang berkunjung ke objek wisata pantai Pangandaran. Hal ini disebabkan oleh merebaknya isu mengenai masih trauma datangnya tsunami, serta
informasi tentang badai tropis, puting beliung dan banjir yang menyebabkan ketakutan wisatawan untuk berkunjung ke pantai Paangandaran. Alasan ini dibenarkan oleh pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Ciamis melalui wawancara yang dilakukan oleh penulis. Tabel 28
No.
1 2 3 4 5 6 7
Asal daerah responden pengunjung Pantai Pangandaran, Desember 2007 Jumlah Pengunjung (orang) 18 11 14 9 4 3 1 60
Asal Daerah
Ciamis Tasikmalaya Bandung Cilacap Jakarta Sumedang Kuningan Jumlah
Persentase (%) 30,00 18,33 23,33 15,00 6,67 5,00 1,67 100,00
Sumber : Data primer diolah kembali (2008)
7%
5%
Ciamis
2% 30%
15%
Tasikmalaya Bandung Cilacap Jakarta
23%
18%
Sumedang Kuningan
Sumber : Data primer diolah kembali (2008)
Gambar 22 Sebaran daerah asal responden pengunjung wisata Pantai Pangandaran, Desember 2007
6.5
Fungsi Permintaan
Fungsi permintaan rekreasi pantai Pangandaran diperoleh dengan meregresikan jumlah intensitas kunjungan, biaya perjalanan yang dikeluarkan, pendapatan, umur, pendidikan dan lama kunjungan responden.
Perhitungan
dilakukan dengan pendekatan OLS. Nilai-nilai koefisien hasil analisis persamaan di atas diuraikan dalam Tabel 29. Tabel 29
Koefisien penduga fungsi permintaan rekreasi pantai Pangandaran dengan menggunakan pendekatan individu
Variabel Koefisien Penduga Konstanta 5,3717 Biaya Perjalanan (X1) -0,5015*** Pendapatan (X2) 0,0871 Umur (X3) 0,1546 Pendidikan (X4) 0,0552 Lama kunjungan (X5) -0,0107 Keterangan : R Square = 0,2660 F hitung = 3,2616 *** Nyata pada taraf selang kepercayaan 99% atau α = 0,005
P-value 0,0820 0,0004 0,8085 0,7030 0,9419 0,9435
Sumber : Data primer (diolah) 2008
Dengan menggunakan pendekatan individu, maka diperoleh model permintaan rekreasi sebagai berikut : Ln Q = 5,3717 – 0,5015Ln X1 + 0,0871Ln X2 + 0,1546Ln X3 + 0,0552Ln X4 – 1,477LnX5 ............................................. (15) Keterangan : X1 X2 X3 X4 X5 Q
= = = = = =
biaya perjalanan pendapatan umur pendidikan lama kunjungan permintaan rekreasi
Persamaan di atas kemudian ditransformasikan ke dalam fungsi (kurva) permintaan asal, yaitu permintaan suatu komoditas dipengaruhi oleh harga
komoditas itu sendiri dengan faktor lain dianggap/diasumsikan tetap (ceteris paribus) , sehingga persamaannya menjadi : Q = 1379,1098 X1-0,5015 ........................................................... (16) Atau X1 = 1,821446583 . 106 ......................................................... (17) Q 1,994017946 6.6
Surplus Konsumen dan Nilai Ekonomi
Melakukan kunjungan wisata atau melakukan kegiatan wisata, dibutuhkan biaya dalam jumlah tertentu. Biaya yang harus dibayarkan atau dikeluarkan adalah total biaya perjalanan wisatawan per sekali kunjung ke objek wisata Pantai Pangandaran. Dengan demikian, dalam menghitung surplus konsumen hanya melibatkan variabel biaya perjalanan. Berdasarkan asumsi tersebut, maka secara matematis, surplus konsumen dari wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Pantai Pangandaran dapat diukur dengan menggunakan fungsi permintaan dengan menggunakan pendekatan individu, menghasilkan fungsi permintaan rekreasi sebagai berikut : Q
= 1379,1098 X-0,5015 .....................................................(18)
X
= 1,821446583 . 106 ................................................... (19)
Atau
Q 1,994017946 Keterangan : X Q
= biaya perjalanan = permintaan rekreasi Secara grafik, persamaan dengan menggunakan pendekatan individu,
digambarkan pada Gambar 23.
Biaya Perjalanan (Rp)
Jumlah kunjungan (kali) Sumber : Data primer diolah kembali (2008)
Gambar 23 Kurva permintaan wisatawan objek wisata Pangandaran dengan menggunakan pendekatan individu Selanjutnya, untuk menghitung luasan di bawah kurva permintaan pada Gambar 22, dilakukan dengan mensubstitusikan persamaan (19) ke dalam persamaan (15), sehingga diperoleh persamaan berikut : q1
U=
∫ f (Q)dQ
.............................................................................................. (20)
q0
Dengan demikian maka diperoleh persamaan : q1
U=
1,821446583 .10 6 ∫ Q1,994017946 dQ = 1.523.715,769 q0
CS = U-TC ................................................................................................. (21) CS = 3,48714769 x 105 NEK = CS * v ........................................................................................... (22) NEK = 6,817129634 x 1010
Keterangan : CS = surplus konsumen (consumer surplus) NEK = nilai ekonomi TC = biaya perjalanan v = konstanta Untuk menentukan batas bawah (q0) dan batas atas (q1) digunakan data kunjungan terendah yaitu satu kali dan data kunjungan tertinggi yaitu enam kali. Hasil perhitungan persamaan dihitung dengan menggunakan software Maple 9,5, diperoleh surplus konsumen kegiatan wisata sebesar Rp348.714,00 per tahun per individu. Berdasarkan data kunjungan wisatawan ke objek wisata pantai Pangandaran dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Ciamis tahun 2005 – 2007, maka dengan menggunakan analisis regresi (Lampiran 2) dapat diduga kunjungan wisatawan ke objek wisata pantai Pangandaran pada tahun 2008 adalah sebanyak 195.493 orang. Dengan demikian nilai ekonomi yang didapat dari objek wisata Pantai Pangandaran yaitu Rp6.817.129.634,00 per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan oleh wisatawan selama kunjungan masih dapat ditingkatkan, dengan demikian penghasilan yang didapat baik oleh pemerintah daerah mapun masyarakat nelayan yang terlibat dalam kegiatan wisata pantai juga dapat meningkat,
apalagi jika jumlah
kunjungan wisatawan yang datang juga semakin bertambah, maka secara tidak langsung maupun langsung juga akan dapat meningkatkan pendapatan nelayan. Dengan
meningkatnya pendapatan,
maka
diharapkan
juga
akan
dapat
meningkatkan kesejahteraan nelayan yang terlibat dalam kegiatan wisata pantai di PPI Pangandaran.