33 DESAIN PRODUK DAN RESIKONYA Sutjana, I D.P. Bagian Fisiologi / PS.Ergonomi Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar, Bali, Email:
[email protected] ABSTRAK Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memacu terciptanya berbagai jenis peralatan kerja maupun mesin. Penggunaan peralatan kerja dimaksudkan untuk membantu kemampuan, kebolehan dan keterbatasan manusia dalam melaksanakan tugasnya sehingga tercapai hasil kerja yang lebih cepat, lebih banyak, lebih teliti, lebih baik mutunya, kesalahan sedikit namun dengan beban kerja dan risiko yang lebih ringan. Namun dipasaran masih banyak dijumpai peralatan maupun mesin yang sangat memuaskan dari sudut desain tetapi masih belum memuaskan pemakai, karena kurang memperhatikan kemampuan, kebolehan dan keterbatasan manusia sebagai pemakainya. Kondisi demikian cendrung akan mempercepat terjadinya kelelahan bahkan meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan maupun penyakit akibat kerja. Sehubungan dengan hal tersebut di atas telah dilakukan observasi terhadap beberapa produk yang dipasarkaan dan telah dipergunakan masyarakat. Hasilnya menunjukkan bahwa walaupun banyak produk yang meringankan tugas manusia dan meningkatkan kesejahteraannya, namun masih banyak pula produk yang kurang memperhatikan keterbatasan manusia sebagai operatornya sehingga sering menimbulkan risiko yang menyebabkan produktivitas rendah, kurang efisien, cepat menimbulkan kelelahan, menimbulkan penyakit akibat kerja atau kecelakaan kerja. Hasil pengamatan ini sebagai masukan bagi para desainer agar desain produk lebih memperhatikan faktor manusia sehingga aman, nyaman dipakai, mampu mengurangi beban kerja dan meningkatkan produktivitas kerja dan kesejahteraan. Kata kunci: desain produk, manusia, risiko. ABSTRACT The development of science and technology enhance the creation of many kind of tools or equipments. The proper design tools and equipments is increasing the ability, capability and limitation of human performance less risk and accident with high efficiency at the end. In the market there are many inproper design tools and equipments which is resulting bad effect to the user and productivity. The above condition on the spot visual observation has to be done to minimized the occupational related deseases. Key word : product design, human, risk
PENDAHULUAN Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memacu terciptanya berbagai peralatan atau mesin. Penggunaan mesin dimaksudkan untuk membantu kemampuan, kebolehan dan keterbatasan manusia dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya sehingga tercapai hasil kerja yang lebih banyak, lebih cepat, lebih kuat, mutu produk lebih baik, kesalahan lebih sedikit, beban kerja yang lebih ringan serta dengan resiko yang sekecil-kecilnya (Barners, 1980; Schork, 1985; Grandjean, 1993; Sutalaksana, 2000). Tetapi beberapa desain peralatan atau mesin yang dipergunakan dimasyarakat masih banyak yang kurang memuaskan pemakai karena cepat menimbulkan kelelahan, mutu produk dan jumlah produknya rendah, tidak nyaman dipakai dan sering menyebabkan kecelakaan maupun penyakit akibat kerja (Ardana dkk. 2005; Haryo,dkk.2005). Manuaba (1989) menyebutkan bahwa banyak desain produk yang mutahir, produkvitasnya tinggi, mutu produk bagus tetapi kurang manusiawi karena menimbulkan beban bagi yang memakai baik berupa beban fisik maupun beban mental sehingga cepat menimbulkan rasa lelah, menyebabkan kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Banyak karya-karya teknik yang dinilai sangat berhasil oleh orang teknik ternyata dalam pengoperasiannya kurang memuaskan bagi pemakai, karena kurang memperhatikan faktor manusia sebagai pemakainya. Setiap desain suatu peralatan atau produk dimana manusia harus ada di sana sebagai operator maupun pemakai produk tersebut, maka faktor kemampuan, kebolehan dan keterbatasan manusia harus ditempatkan sebagai fokus utama (Sutalaksana, 2000). Corlet (1995) menyatakan
bahwa
mempertimbangkan
desain
tempat
kerja,
alat
kerja,
proses
kerja
selalu
harus
kemampuan, kebolehan, batasan, kemauan serta sifat-sifat manusia.
Dengan harapan kemampuan dan kebolehan manusia seperti kemampuan berkembang, belajar, berpikir, berkreasi maupun beradaptasi dipacu agar lebih baik, sedangkan keterbatasanya seperti batasan fisik, metal, rasa lelah, rasa bosan, cepat lupa, kurang konsentrasi dsb.bisa diminimalkan. Oleh karena itu setiap desain haruslah menutupi kelemahan dan keterbatasan manusia sebagai operatornya agar dapat tercapai hasil yang maksimal. Pada era global manusia sebagai tenaga kerja harus ditempatkan pada urutan pertama dalam desain, yang berarti bahwa manusia sebagai pusat perhatian. Dalam hal ini semua peralatan kerja, tempat kerja maupun lingkungan kerja harus disesuaikan dengan manusianya bukan sebaliknya.
SUBYEK DAN METODA Subyek
: Beberapa peralatan yang dipasarkan dan dipakai di masyarakat (industri, rumah tangga, perguruan tinggi).
Metoda
: Observasi tetang keamanan dan kenyamanan pemakaian peralatan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dari observasi pada beberapa produk yang telah dipakai masyarakat diperoleh bahwa pemakai membutuhkan peralatan yang memberikan kemudahan, cepat dalam meny3elesaikan pekerjaan, hasil bagus, tetapi tetap memberikan kenyamanan, keamanan dalam memakainya, dan memberikan kesaan modern. Berdasarkan kemampuan kebolehan dan keterbatasan manusia, maka apabila manusia sebagai operator atau memakai produk maka desain produk tersebut hendaknya (3,4) sbb.: 1.
memiliki petunjuk operasional yang sederhana dan jelas
2.
memiliki sistem pengaman yang baik
3.
terdapat peringatan atau tanda bahaya bahwa mesin atau peralatan kerja tidak berjalan dengan baik, atau dapat menimbulkan bahaya.
4.
Memiliki standard yang sama untuk tanda yang sama, seperti: merah = stop, kuning = hati-hati, hijau = jalan
5.
Display harus sederhana, mudah dimengerti, jelas dilihat atau dibaca
6.
Kontrol harus jelas, sederhana, mudah dimengerti serta mudah dioperasikan.
7.
Perawatannya mudah dan murah
8.
Bidang kerja bisa disesuaikan
9.
Memperhatikan ketebatasan yang dimiliki pemakai
Berdasarkan
ketentuan tersebut dilakukan penilaian terhadap beberapa produk yang telah
dipasarkaan atau telah dipergunakan masyarakat. Dari penilaian tersebut dijumpai beberapa jenis produk telah sangat membantu kebutuhan manusia sehingga mampu memberikan kemudahan bagi pemakainya. Namun masih ada beberapa produk yang kurang memenuhi harapan di atas sehingga kurang memuaskan bahkaan mempunyai risiko yang bisa menurunkan proddukvitas, kecelakaan maupun penyakit akibat kerja.
DESAIN PRODUK YANG SUDAH BAIK AL: 1. Kompor gas sudah dilengkapi dengan sumber api, sehingga begitu gas dibuka langsung nyala. Tidak usah lagi menyalakan korek api. , sehingga bahaya ledakan bisa berkurang, Ketel air dilengkapi pulit sehingga apabila air sudah panas pulit berbunyi untuk mengingatkan (Gambar 1.a) Sedangkan Rice cocker aliran listrik bisa mati otomatis apabila nasi sudah masak ( Gambar 1 b)
a
b
Gambar 1 Peralatan Dapur. A. Kompor gas dengan ketel air. B. Rice cocker dan magic jare
2. Panci presto, yang dilengkapi dengan tekanan sehingga memasak lebh cepat dan hasilnya lebih baik (Gambar 3)
Gambar 3 Panci presto 3. Tiket di pintu masuk air port, sebelum membayar palang tidak akan terbuka (Gaambar 4). DESAIN YANG BAIK
Gambar 4 Pintu masuk di Air Port Ngurah Rai DESAIN PRODUK YANG KURANG BAIK DAN RISIKONYA 1. Mesin bubut dengan handel di kaki. Tinggi handel agak tinggi sehingga operator terpaksa selalu mengangkat kaki selama mengoperasikan mesin tersebut. Kondisi tersebut cepat menimbulkan kelelahan sehingga hasil kerjanya akan berkurang. Apabila diturunkan seperti gambar di seblahnya lebih sedikit mengangkat kaki, dan lebih baik lagi kalau dapat dioperasikan dengn kedua kaki (Gambar 5).
a
b
Gambar 5 Masin bubut. a handel kaki tinggi. b. handel kki sudah diperendah. 2. Mesin hand press genteng dimana pegangan pemutar dengan 4 buah handel yang menonjol ke bawah sering mengenai kepala operator (Gambar 6).
Gambar 6 Mesin pres genteng dg handel menonjol ke bawah 3. Mesin molen tanah untuk genteng tidak diberi pengaman yang baik, walaupun mampu mempercepat proses produksi genteng tetapi sering menyebabkan kecelakaan kerja, yang menyebabkan tergilasnya tangan, jari tangan, kaki atau bagian badan yang lain ( Gambar 7).
a
b
c
d
Gambar 7 Mesin molen dengan cacat bekas kecelakaan operator molen. 4. Mesin potong rumput. Potonga rumput di taman tampak bagus, rata, namun mesin tersebut bising (intensitas suara > 80 dB), berasap dan getaran di punggung keras. Sehingga
karyawan yang yang memmakai mesin tersebut habis kerja mengalami gangguan pendengran, sakit pinggang dan merasa pusing karena asap mesin tersebut (Gambar 8).
Gambar 8 Tukang kebun motong rumput dengan mesin pepotong rumput 5. Mesin gergaji kayu, tidak dilengkapi pengaman yang baik, walau hasil kerjanya bagus tetapi cukup bising dan sering menyebabkan kecelakaan kerja karena tangan operator ikut terpotong (Gambar 9).
Gambar 9 Gergaji kayu yang tidak dilengkapi pengaman
6. Mesin bbubut jaru. Puteran mesin ke arah operator sehingga debu sisa bubutan mengarah ke operator sehingga debu ikut terhirup bersama udara pernapasan. Di samping itu suara mesin cukup bising yang akan mengganggu pendengaran ( Gambar 10).
Gambar 10 Tukang kayu sedang membuat profil 7. Desain komputer dengan monitor di bawah permukaan meja baik dipergunakan bagi karyawan yang melayani konsumen, ternyata menimbulkan keluhan subyektif di leher, punggung, pinggang, mempercepat kelelahan dan meningkatkan kesalahan (Gambar 11).
Gambar 12 Skema sikap kerja operator komputer dengan monitor di bawah meja 8. Traktor. Desain terlalu berat. Karena sawah di Baliterasering yang sangat di senangi oleh para wisatawan. Tetapi diberi traktor yang berat sulit memindahkan dari petak satu ke petak sawah lainnya (Gambar 13).
Gambar 13 Operator traktor sedang memindahkan traktor ke petaak sawah di bawah 9. Desain OHP, tidak seragam. Sehingga waktu menggunakan hampir terjadi kerusakan karena mau dipaksa seperti OHP sebelumnya, padahal tidak sama cara pengoperasiannya (Gamba 14).
Gambar 14 OHP dengan desain berbeda,satu tegak dan satu miring 10. Rumah jaga petugas (satpam) tidak tepat tempatnya ( di sebelah kiri mobil) sehingga satpam harus keluar untuk menyerahkan /mengambil tiket masuk atau keluar (Gambar 15).
Gambar 15 Rumah jaga satpam. Satu di sebelah kiri dan satu di sebelah kanan mobil ke luar 11. Desain meja customer di Air Port Ngurah Rai terlalu rendah sehingga pelanggan menggangkat beban yang cukup berat yang bisa menyebabkan sakit pinggang (Gambar 16)
a
b
Gambar 16 Meja di bagian Customer di Airport Ngurah Rai. a Waktu Ceck IN dan b Waktu Ceck Out 12. Mesin pres binatu dijalankan dengan menekan 2 tombol, sehingga kedua tangan harus menekan, tidak ada tangan tertinggal dipakaian yang dipres. Dengan desain ini kecelakaan menjadi berkurang (Gambar 17)
Gambar 17 Mesin pres binatu satu dengan tombol on satu buah dan yang lain tombol on dua buah
SIMPULAN Dari beberapa produk yang telah diobservasi di atas dapat disimak bahwa telah banyak produk teknologi yang diciptakan dengan desain yang cukup baik dan membantu keterbatasan manusia sehingga mampu meningkatkan kesejahteraannya. Tetapi masih banyak desain produk yang diciptakan yang kurang memperhatikan keterbatasan manusia sebagai operator maupun pemakai sehingga masih sering merepotkan pemakai, produktivitasnya rendah dan tidak jarang menimbulkan kecelakaan atau penyakit akibat kerja.
SARAN Untuk itu para desainer hendaknya selalu memperhatikan dimensi (kemampuan kebolehan serta batasan) manusia sebagai pengguna desain yang akan diciptakan, guna
memperkecil dampak negatif yang mungkin timbul sehingga mampu memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya. DAFTAR PUSTAKA
Ardana, G.N.; Sutjana, IDP.; Tirtayasa, K. 2005. Kelelahan dan keluhan Muskuloskeletal operator Komputer Sesudah Menggunakan Monitor di Bawah Meja Lebih Berat Daripada Monitor di Atas Meja. Disampaikan dalam National Seminar on Human Aspects in Computer-Based Systems, 21-22 September. Bandung. Barners, R.M. 1980. Motion and Time Study Design and Measurement of Work. 7th Edition. New York.John Wiley & Son Ltd. Corlett, E.N. 1995. Evaluation of Human Work. A practical ergonomics
methodology.
Taylor & Francis London Ergonomics. 4th
Grandjean, E.1993. Fitting the task to the Man. A Texbook of Occupational Ed. London.Taylor & Francis.
Manuaba, A. 1998. Penerapan Ergonomi untuk Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas. Bunga Rampai Ergonomi Vol.1 Santoso, H; Novie S.; Viena A.; Rizky J.N. 2005. Analisa Tingkat Kinerja Operator Komputer Pada Penempatan Monitor Yang Berbeda. Disampaikan dalam National Seminar on Human Aspects in Computer-Based Systems, 21-22 September. Bandung. Sutjana, D.P. 2000. Working Accidents Among Mill Operations in Small Scale Factories Manufacturing Home Roof Tiles in Pejaten and Nyitdah Village, Tabanan Regtency, Indonesa. J.Occup.Health 42;91-95. Sutalaksana,
I.Z.
2000.
Peningkatan
Produktivitas
Dengan
Penerapan
Ergonomi.
Konvensi K3 2000. di Jakarta 18-20 Januari. Adiputra,
N.;Sutjana,
D.P.;
Suyasning,
H.I.;Tirtayasa,
K.
2001.
Gangguan
Muskuloskeletal Karyawan Beberapa Perusahaan Kecil di Bali. Jurnal Ergonomi Indonesia. Vol.1 No.1 Juni: 6-9. Arjani, I.A.M.S. 2003. Penggunaan Meja Conveyor Menurunkan Beban Kerja dan Keluhan Muskuloskeletal Serta Meningkatkan Produktivitas kerja Pekerja Penggergajian Kayu Dengan mesin Benso di Desa Sangeh. Tesis. Prgram Magiester Prgogram Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar. Sutjana, I.D.P. 2002. Sikap Kerja Paksa Petugas Ground Handling Bandara Ngurah Rai Tuban. Jurnal ergonomi Indonesia.Vol.1 No.1 Juni, hal11-14.
Sutjana, I.D.P.; Adiputra,N.; Widana, K.; Suwetra,K. Perbaikan sikap Kerja Mengurangi Keluhan Muskuloskeletal Perajin Ukiran Kayu Perusahaan Jt.di Desa Tangeb Kabupaten Badung. Majlah Kedokteraan Udayana Vol.30 N0.106 Oktober. Sutjana, I.D.P. 2000. Kecelakaan Kerja di Bali Dilihat Dari Waktu Kejadian Kecelakaan Tahun 1985-1995-1998. Majalah Kedokteran Udayana Vol.31 No.110 Oktober Sutjana, I.D.P. 2000. Subjective Compalint Of Denpasar Jakarta Bus Passangers. APCHISEAES Conference, tagl. 27 Nop- 1 Desember di Singapore.