BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1
Sumber Data Sumber data dan literatur yang digunakan untuk mendukung pembuatan tugas akhir ini diperoleh dari beberapa sumber, antara lain: Literatur: Buku dan media cetak. Wawancara dengan pemilik pemilik Sekoteng Charis. Website: www.melindahospital.com www.oscarindoutama.multiply.com www.ekopras.com www.kulinologi.biz budaya-tiongua.net Kuesioner 2.2
Data Produk 2.2.1 Tanaman Jahe Jahe, atau yang dikenal dengan name ilmiahnya Zingiber officinale, merupakan suku Zingiberaceae yang termasuk golongan herbal, tegak dan dapat berumur tahunan dan mampu mencapai tinggi 40-100 cm. Jahe berperan sebagai pencipta rasa, hidangan pembuka dan obat. Jahe dikenal sebagai salah satu rempah-rempah Oriental pertama di Eropa. Jahe berasal dari China Selatan dan sekarang dibudidayakan di seluruh Asia tropis dan sub-tropis, Brazil, Jamaika, dan Nigeria, yang jahenya agak lebih pedas tetapi tidak memiliki aroma sesedap jahe dari daerah lain. Rimpang segar, kering, atau bubuk ini diakui di dunia karena karakteristik rasa, aroma dan teksturnya. Komposisi jahe adalah sebagai berikut:
Kandungan
Jumlah
Protein
8,6 %
Lemak
6,4 %
Serat
5,9 %
Karbohidrat
66,5 %
Abu
5,7 %
Kalsium
0,1 %
Fosfor
0,15 %
Zat besi
0,011 %
Sodium
1,03%
Kalium
1,4%
Vitamin A
175 IU/100g
Vitamin B1
0,05 mg/100g
3
Vitamin B3
0,13 mg/100g
Niasin
1,9 %
Vitamin C
12 mg/100g
Tabel 1. Komposisi jahe Jahe memiliki sifat khas yaitu beraroma harum menyengat dan rasanya yang pedas dan hangat. Rasa pedas jahe berasal dari oleoresin, yang terdiri dari zingiberen, zingerol, shagaol, resin dan minyak atsiri. Karena memiliki efek yang dapat menimbulkan panas, jahe sering dimanfaatkan sebagai bahan minuman seperti sirup, bandrek dan sekoteng yang cocok diminum pada cuaca dingin. 2.2.2
Manfaat Jahe Apabila digunakan sebagai bumbu masak, jahe memiliki manfaat bagi tubuh kita sebagai pembangkit napsu makan, memperbaiki pencernaan serta memperkuat lambung. Selain itu mengkonsumsi jahe berkhasiat untuk mengeluarkan gas usus yang membantu fungsi jantung. Gliserol yang dihasilkan oleh jahe juga berguna mengobati perut mual dan mencegah rasa mual pada wanita yang sedang hamil muda dengan cara memblok serotononin (senyawa kimia yang menyebabkan perut berkontraksi dan menimbulkan rasa mual). Penelitian modern telah membuktikan berbagai khasiat jahe bagi tubuh seperti menurunkan tekanan darah, menyehatkan jantung, menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan membantu pencernaan karena jahe mengandung enzim protease dan lipase yang dapat mencerna protein dan lemak. Selain itu karena sifatnya yang mencegah penggumpalan darah, maka gingerol juga mampu mencegah penyumbatan pembuluh darah yang menjadi penyebab utama stroke dan serangan jantung. Di Asia, jahe biasanya digunakan sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan flu, diare, radang sendi serta batuk. Untuk mendapatkan manfaat tersebut, jahe tidak perlu dimakan mentah-mentah namun dapat dengan mengkonsumsi makanan dan minuman hasil olahannya seperti permen jahe, wedang ronde, dan sekoteng. 2.3
Sekoteng Menurut website budaya-tiohua.net, sekoteng mendapatkan serapan kata dari bahasa Tionghua: shi guo t'eng, shi = sepuluh, menyatakan ada banyak seperti Candi Sewu, guo = buah, dan t'eng = kuah, sup. Website kulonologi.biz menyebutkan bahwa konon, penamaan sekoteng didapat dari para pelaut Belanda yang merapat di Pelabuhan Sunda Kelapa tahun 1596. Kuah sekoteng ini terbuat dari santan kelapa yang dimasak bersama irisan jahe, gula pasir dan gula merah. Sedangkan isian sekoteng, mulanya hanya merupakan perpaduan dari dua budaya: kacang tanah dan kolang-kaling dari Indonesia, serta roti dari Belanda. Seiring perkembangan, varian isian sekoteng berkembang makin meriah. Kini, ada yang menambahkan kacang hijau rebus, pacar cina, hingga kacang tanah sangrai ke dalam campuran sekoteng.
4
5 Agak berbeda dengan sekoteng yang sudah dianggap asli Jawa Tengah yang memakai jahe sebagai penghangat, sikoteng (shi guo t'eng) bisa diminum hangat atau dingin pakai es, dan tidak beraroma jahe. Di Singapura, namanya adalah cheng-teng yang merupakan makanan pencuci mulut yang dapat disajikan dingin atau hangat. Sekoteng Singapura ini juga disebut cheng teng di Kepulauan Riau. Di Medan, shiguotang memakai semangka, pepaya muda, jagung, buah atap, cincau hitam, agar-agar, selasih, jali-jali dan irisan jeruk kietna. Cheng teng (es koteng) di Tanjung Pinang isinya biasa berupa jali-jali, kolang kaling, biji delima yang terbuat dari tepung dan diberi warna merah, jagung, jamur putih dan keladi. 2.4
Data Produsen 2.3.1 Sejarah Charis Awal mulanya, perusahaan Oscarindo Utama dirintis pada tahun 1949 di Yogyakarta, Jawa Tengah. Usaha tersebut dimulai oleh sang kakek yang kemudian diteruskan secara turun temurun. Visi Oscarindo Utama yaitu untuk berusaha menjadi sebuah nama di seluruh dunia yang memproduksi produk makanan dan minuman instan yang paling segar dan bernutrisi dengan harga yang bersaing. Selain membidik pasaran lokal, Oscarindo Utama juga sudah mengeskpor produk-produknya ke Belanda, Malaysia dan Kanada. Selain memproduksi sekoteng, Oscarindo Utama juga memproduksi beberapa produk lain, antara lain kecap istimewa Achli Masak, TBH Sirup, dan Jamu tradisional instant ASIA. Sebelum Charis, Oscarindo Utama mempunyai produk sekoteng yang bernama Super Sekoteng. Seiring dengan perkembangan jaman, kemasan Super Sekoteng yang menggunakan warna emas dirasakan terlalu kaku sehingga dikeluarkan produk Charis dengan penggunaan warna merah pada kemasannya. Sampai sekarang produk Super Sekoteng juga masih tetap berjalan dengan maksud untuk melakukan penetrasi pasar yang berbeda dengan Charis. Sekoteng Charis lebih difokuskan untuk pasaran lokal Indonesia. Nama Charis sendiri diambil dari kata charisma (karisma), dengan harapan Sekoteng Charis yang sederhana dalam penyajiannya memiliki kenikmatan yang penuh karisma dalam makna dan rasa. Setiap kemasan Sekoteng Charis dilengkapi dengan dry jelly yang terbuat dari kacang hijau. Charis juga merupakan minuman alami tanpa bahan pengawet, pemanis buatan dan pengental. Sekoteng Charis ingin menempatkan sekoteng sejajar dengan kopi dan teh (coffee / tea break) karena sekoteng juga merupakan minuman yang dapat dikonsumsi sehari-hari. Charis tidak menyebut sekoteng sebagai jamu. Hal itu dihindari karena persepsi masyarakat yang cenderung menganggap jamu sebagai obat sementara Charis ingin agar produknya dapat berdiri sejajar dengan minuman lain seperti teh dan kopi. Dalam wawancara dikemukakan bahwa Beliau berharap agar Sekoteng Charis dapat menjadi sebuah ikon oleh-oleh asal Yogyakarta dan ingin supaya Charis dikenal oleh pasar nasional.
6 2.3.2
Cara Pembuatan Proses produksi terbagi menjadi 2, yaitu: 1. Proses produksi gula jahe Proses dilakukan dengan mengambil sari jahe dari jahe asli dengan menggunakan mesin press jahe. Berikutnya siapkan gula, rempahrempah dan air sari jahe dan dimasak sehingga terjadi penggumpalan dan terbentuk kristal-kristal yang disebut gula jahe. 2. Proses produksi jelly "tepung kacang hijau" Proses pertama dilakukan dengan melakukan pemanasan tepung kacang hijau dengan air dan gula pasir. Kemudian semuanya direbus hingga membentuk sebuah adonan berbentuk "jenang" / "jelly". Selanjutnya dilakukan proses pemotongan dan pengeringan dengan oven pengering, walaupun sebagian dijemur di bawah sinar matahari.
2.3.3
Karakteristik Produk Sekoteng Charis hadir dalam beberapa jenis, yaitu Sekoteng Jahe, Sekoteng Cocopandan dan Sekoteng Spesial. Dalam pembagian kemasannya, Charis terbagi menjadi 5 dan 10 pak dalam 1 kemasan dengan berat setiap pak sebesar 44 gram. Setiap sachet dilengkapi dengan bungkus kecil yang berisi dry jelly.
Gambar 1. Kemasan Sekoteng Jahe isi 10
7
Gambar 2. Kemasan Sekoteng Cocopandan dan Jahe isi 5 Semua kemasan Sekoteng Charis terbuat dari plastik bening dengan gambar dan informasi berwarna merah. Walaupun ada juga yang dikemas dalam dus, isinya tetap dikemas dengan menggunakan plastik transparan dan diberi jendela pada dus sehingga produk terlihat.
Gambar 3. Kemasan Sekoteng Jahe dus isi 10 dan 5
8
Gambar 4. Kemasan Sekoteng Special Jahe Setelah 5 atau 10 sachet telah dimasukan ke dalam kemasan plastik yang lebih besar, kemudian bagian atasnya diikat dengan menggunakan pita berwarna emas. Logo Sekoteng Charis ialah kata Charis dengan huruf script dan buah sebagai titik pada huruf i. Tipografi pada kemasan menggunakan huruf sans-serif yang mudah untuk dibaca sementara layout berkesan kurang teratur karena tidak ada sistem yang jelas. Warna yang digunakan untuk logo ialah merah dan ungu.
Gambar 5. Logo Charis Warna merah dan pita pada kemasan melambangkan warna kegembiraan, kehangatan dan kesuksesan (unsur tradisi Cina). Buah pada logo yang menyerupai buah ceri ialah metafor dari Sekoteng Charis, yaitu minuman dengan rasanya manis jahe (daun jahe pada buah) dan berisi jeli (digambarkan sebagai buahnya) yang berwarna-warni. Data Kemasan Nama Produk Jenis Produk Alamat Produk Nomor Telepon Kota/kabupaten
: Sekoteng Charis : Minuman : Ledok Gondomanan 2 : 0274- 375977 : Prawirodirjan, Yogyakarta 55121
9 Nomor Daftar Legal Jenis Pembungkus
: P-IRT No. 209347102604 : Plastik
Komposisi Ekstrak jahe, gula tebu, rempah-rempah tradisional, hunkwe. 2.4
Data Kompetitor Sekoteng Cap Anggur
Gambar 6. Kemasan Sekoteng Cap Anggur Data Kemasan: Nama produk Alamat Jenis produk Harga Jenis pembungkus Visual Komposisi
: Sekoteng Cap Anggur Super : Jl. Trimargo Wetan 5 RT 07/04, Yogyakarta : Minuman : Rp 40.500,00 : Plastik : Kemasan plastik transparan dengan cetakan di bagian bawahnya berupa kotak berwarna putih dan hitam dengan nama merek serta sebuah gelas. : Gula, jahe, jeli kering.
10
Sekoteng Hanjuang
Gambar 7. Kemasan Sekoteng Hanjuang Data Kemasan Nama produk Alamat Jenis produk Harga
Jenis pembungkus Visual Komposisi
: Sekoteng Hanjuang : Jl. Gegerkalong Girang 79, Bandung : Minuman : * Rp 7.500,00 (Kantong kertas isi 5 sachet) * Rp 60.000,00 (Satu pak isi 40 sachet tersusun dalam 8 kemasan kantong kertas @ 5 sachet) * Rp 7.000,00 (Kantong plastik isi 5 sachet) * Rp 56.000,00 (Satu pak isi 40 sachet tersusun dalam 8 kemasan @ 5 sachet) : Kertas. : Kemasan terbuat dari kertas berwarna kuning dan biru muda yang dibentuk seperti kapal dengan salah satu ujung yang melancip. : Gula palem, gula putih, krim, jahe eskode, kelapa, kismis, jeruk dan rempah-rempah.
Minuman tradisional Hanjuang merupakan minuman tradisional khas Priangan (Bandung). Selain mengandung beragam khasiat dari segi kemasan pun produk Hanjuang menjadi daya tarik tersendiri sehingga cocok untuk dijadikan oleh-oleh dari kota Bandung. Semua minuman yang diproduksi terbuat dari bahan-bahan alami dan tanpa pengawet dengan racikan komposisi yang diolah secara teliti. Produk Hanjuang juga mempunyai bervariasi kemasan, mulai dari kemasan kantong plastik, kertas, renceng sampai paket.
11
Jahe Wangi INTRA
Gambar 8. Kemasan Jahe Wangi Intra Data Kemasan Nama produk Alamat Harga Jenis produk Jenis pembungkus Visual
Komposisi
: Jahe Wangi : Surakarta, Indonesia : Rp 24.500,00 : Minuman : Kardus. : Kemasan terbuat Kardus dengan motif batik memenuhi kemasan. Pada bagian depan dan samping terdapat kotak berwarna putih dengan tulisan Jahe Wangi serta informasi produk. : Gula pasir murni, sari jahe segar, garam.
Jahe wangi INTRA adalah minuman tradisional Indonesia yang terbuat dari bahan alami pilihan dan diproses secara higienis. Dengan aroma yang khas serta khasiat jahe yang memberi rasa hangat dan segar, Jahe wangi INTRA dapat membantu menjaga stamina tubuh, cocok untuk tua dan muda. 2.5
Target Audience Dari segi demografis target audience daripada Sekoteng Charis ialah pria dan wanita yang berumur 35 - 60 tahun dengan golongan ekonomi kelas menengah ke atas. Secara geografis, target berasal dari seluruh Indonesia yang berdomisili di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Madura dan Bali. Target sekunder ialah penduduk lokal Yogyakarta. Dari segi psikologis, target merupakan orang-orang yang suka mengkonsumsi minuman tradisional seperti wedang jahe, bandrek, dll dan suka melakukan aktivitas di tempat dingin, sebut saja kemping dan naik gunung.
2.5
Kuesioner Penulis mempersempit target audience menjadi wanita dan pria berumur 40-50 tahun dengan status ekonomi menengah keatas (A-B). Penelitian telah dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada 75 orang.
12
1. Apakah pekerjaan Anda? a. Ibu rumah tangga b. Karyawan Lainnya
c. Wiraswasta. d. Lainnya (sebutkan)
1
Wiraswasta
16
Karyawan
31
Ibu Rumah Tangga
27 0
5
10
15
20
25
30
35
Tabel 2. Tabel pekerjaan. Dari 75 orang responden, 31 orang adalah karyawan (41.3%), 27 orang adalah ibu rumah tangga (36%), 16 orang ialah wiraswasta (21%) dan 1 orang dengan profesi lain (1%). 2. Berapakah penghasilan Anda perbulannya? a. < Rp 2.000.000,00 b. Rp 2.000.000 – Rp 3.500.000,00 c. Rp 3.500.000 – Rp 5.000.000,00 d. Rp 5.000.000 – Rp 7.500.000,00 e. > Rp 7.500.000,00 f. Ikut penghasilan suami Penghasilan 9.30%
13.30%
< Rp 2.000.000,00 12%
22.70%
Rp 2.000.000 – Rp 3.500.000,00 Rp 3.500.000 – Rp 5.000.000,00
12%
Rp 5.000.000 – Rp 7.500.000,00 > Rp 7.500.000,00
30.70%
Ikut penghasilan suami
Tabel 3. Penghasilan per bulan.
13 Sebanyak 23 orang responden berpenghasilan antara Rp 5.000.000 – Rp 7.00.000,00 (30,7%), 17 responden berpenghasilan sebesar lebih besar daripada Rp 7.500.000,00 (22,7%), 13 orang responden berpenghasilan kurang dari Rp 2.000.000,00 (13,3%), masing-masing sebanyak 9 responden berpenghasilan Rp 2.000.000 – Rp 3.500.00,00 dan Rp 3.500.000 – Rp 5.000.000,- (12%) dan 7 responden mengikuti penghasilan suami. 3. Apakah Anda suka dengan kebudayaan Indonesia (misalnya makanan dan minuman tradisional, jajanan pasar, tempat bersejarah, batik, dll)? a. Ya. b. Tidak
3%
0%
Pilihan Ya Tidak
97%
Tabel 4. Minat terhadap kebudayaan Indonesia Sebanyak 73 responden menyukai kebudayaan Indonesia (97%), sedangkan 2 orang responden tidak menyukai kebudayaan Indonesia (3%) Kesimpulan: Masyarakat Indonesia walaupun dalam kesehariannya sudah banyak dipengaruhi pengaruh barat, misalnya saja fast food, namun mereka tetap masih menyukai dan peduli terhadap kebudayaannya. 4. Apakah Anda suka minum sekoteng? a. Ya.
b. Tidak.
14
0% 23%
Pilihan Ya Tidak
77%
Tabel 5. Penggemar sekoteng Sebanyak 58 orang responden menyukai sekoteng (77%), sedangkan 17 orang lainnya menjawab tidak menyukai sekoteng (23%). Kesimpulan: Sekoteng masih digemari walaupun banyak minuman lain yang lebih modern. 5. Apakah Anda lebih menyukai minum sekoteng biasa atau sekoteng instan?
9%
0%
12%
Pilihan Biasa 52%
27%
Instan Sama saja Tidak minum
Tabel 6. Pilihan antara sekoteng instant dan alami Sebanyak 39 orang (52%) menjawab menyukai sekoteng biasa karena lebih menyehatkan dan tidak menggunakan bahan pengawet. 20 responden (27%) menjawab lebih menyukai sekoteng instant karena lebih praktis, 9 responden menjawab bahwa keduanya sama saja (12%) dan 7 orang responden tidak minum sekoteng (9%). Kesimpulan: Orang-orang lebih memilih sekoteng biasa (alami). Hal ini dapat menjadi penghambat dalam penjualan sekoteng instant. 6. Dimana Anda biasanya membeli sekoteng instant? a. Supermarket (Hero, Giant, Carrefour, dll).
15 b. Minimarket. c. Pasar. d. Tukang sekoteng keliling. 8 Pasar dan tukang sekoteng
1 1
Supermarket dan tukang sekoteng keliling
2 2
Tukang sekoteng keliling
20 6
Minimarket
4 30
Tempat membeli 0
5
10
15
20
25
30
35
Tabel 7. Tempat membeli sekoteng Sebanyak 30 orang responden membeli sekoteng instant di supermarket (40%), 20 orang responden membeli di tukang sekoteng keliling (26,7%), 6 orang responden membeli di pasar (8%), 4 orang responden membeli di minimarket (5,3%), 2 orang responden membeli di supermarket dan minimarket (2,67%), 2 orang responden membeli di pasar dan tukang sekoteng keliling (2,67%), 2 orang responden lainnya membeli supermarket dan tukang sekoteng keliling (2,67%), dan 8 orang responden tidak menjawab (10,7%). Kesimpulan: Sebagian besar responden membeli sekoteng instant di supermarket, oleh karena itu media pemasaran Sekoteng Charis yang dijual di supermarket sudah tepat. 7. Di antara pilihan-pilihan berikut, manakah yang paling Anda nikmati? a. Teh d. Minuman tradisional (sekoteng, bajigur, dll) b. Kopi e. Lainnya (sebutkan) c. Jamu 1
Minuman
15
Teh 2
36
Kopi Jamu Minuman tradisional
21
Lainnya
Tabel 8. Minuman yang paling dinikmati
16 Sebanyak 36 orang responden paling menikmati teh (48%), 21 orang responden menikmati kopi (28%), 15 orang responden menikmati minuman tradisional (20%), 2 orang menikmati jamu (2,67%) dan 1 orang menikmati minuman lain (1,33%). Kesimpulan: Teh dan kopi merupakan minuman yang paling digemari, oleh sebab itu akan sedikit susah untuk Sekoteng Charis dapat mensejajarkan dirinya dengan teh dan kopi. 8. Merek sekoteng instan apa yang Anda ketahui? (Silahkan jawab lebih dari 1). Lainnya Jahe Wangi Intra Sekoteng Charis Sekoteng Cap Anggur Sekoteng Hanjuang Merek 0
5
10
15
20
25
30
Tabel 9. Merek sekoteng instant yang diketahui Sebanyak 26 orang responden menjawab mengetahui Jahe Wangi Intra, 22 orang responden mengetahui Sekoteng Hanjuang, 18 orang mengetahui Sekoteng Charis, 13 orang responden mengetahui Sekoteng Cap Anggur dan 20 orang responden menjawab lainnya karena mereka tidak tahu merek sekoteng. Kesimpulan: Sekoteng Charis sudah dikenal oleh masyarakat meskipun belum begitu meluas. Diharapkan dengan kemasan yang baru, Sekoteng Charis dapat lebih terangkat namanya. 9. Apakah kemasan berpengaruh pada keputusan Anda dalam membeli produk makanan atau minuman? a. Ya b. Tidak.
17 11%
0%
Keputusan Ya Tidak
89%
Tabel 10. Pengaruh kemasan pada pembelian Sebanyak 67 orang responden menjawab bahwa kemasan mempengaruhi pertimbangan mereka dalam membeli produk makanan dan minuman (89%) dan 8 orang lainnya menjawab kemasan tidak berpengaruh (11%). Kesimpulan: Kemasan memang merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi pertimbangan orang-orang ketika membeli produk makanan dan minuman. 12. Ketika sedang berbelanja, hal apakah yang pertama kali menarik perhatian Anda? a. Bentuk dan warna kemasan c. Harga b. Merek d. Lainnya:….
Lainnya Harga Merek Bentuk dan warna kemasan Pilihan 0
5
10
15
20
25
30
35
Tabel 11. Faktor-faktor pertimbangan dalam berbelanja Sebanyak 30 orang responden menjawab warna dan bentuk kemasan merupakan hal pertama yang menarik perhatian mereka ketika sedang berbelanja (40%), 26 orang responden menjawab merek (34,7%), 16 orang menjawab harga (21,3%) dan 3 orang lainnya menjawab lainnya (4%). Kesimpulan: Karena warna dan bentuk kemasan merupakan hal pertama yang menarik perhatian konsumen, maka warna dan bentuk kemasan
18 yang dibuat haruslah menarik perhatian dan dapat lebih stand-out dibandingkan produk sejenis lainnya. 13. Dari beberapa bahasan visual dibawah ini, pilihan mana yang menurut Anda menarik dan sesuai untuk minuman tradisional? a. Permainan tipografi
b. Permainan ilustrasi semi realis
c. Permainan ilustrasi yang dinamis.
19 d. Permainan pattern
0% 29%
30%
Pilihan Tipografi Ilustrasi semi realis Ilustrasi dinamis Pattern
20%
21%
Tabel 12. Visual yang cocok untuk minuman tradisional
.
Sebanyak 22 orang responden memilih permainan tipografi sebagai visual yang cocok untuk kemasan minuman tradisional (30%), 22 orang responden memilih permainan pattern (29%), 16 orang responden memilih permainan ilustrasi semi realis (21%) dan 15 orang responden memilih permainan ilustrasi dinamis (20%). Alasan-alasan mengapa responden menyukai sekoteng, yaitu: - Menghangatkan tubuh. - Mengingatkan responden akan masa-masa yang sudah lewat (nostalgia), misalnya ketika sedang pacaran, ketika kemping dengan teman-teman kuliah, saat masa kecil dan juga ketika responden masih tinggal di Jawa Tengah. - Rasanya enak, manis dan ada isinya. - Menyehatkan, untuk melancarkan peredaran darah dan baik diminum ketika sedang masuk angin. - Sesuai untuk cemilan di malam hari.
20 Pendapat responden mengenai kemasan minuman tradisional yang mereka anggap menarik, yaitu: - Kemasan dengan desain tradisional namun berkesan modern. - Penggunaan bahan kertas dan plastik. - Terlihat elegan, mahal, tidak kampungan dan dapat tampak seperti kemasan produk luar negri yang berkualitas. - Desain klasik dengan tidak menggunakan visual yang berlebihan. - Penggunaan warna-warna yang tidak mencolok atau norak. - Bersih, praktis, simpel dan tidak mudah rusak. - Menampilkan visual bahan-bahan yang digunakan, disertai dengan komposisi, cara membuat, khasiat, tanggal kadaluarsa dan nomor Dep. Kes. - Ada jendela pada kemasan sehingga produk dapat terlihat (tidak semuanya tertutup). 2.6
Analisa SWOT Strength: - Mutu dan kualitas yang terjamin - Sudah berpengalaman sejak tahun 1949 - Tidak menggunakan bahan pengawet dan dibuat dari bahan-bahan alami. Weakness: - Sistem distribusi Sekoteng Charis yang luas mengurangi ciri khas oleh-oleh Yogyakarta karena Charis bisa didapat di tempat di luar Yogyakarta. - Harganya mahal. - Desain kemasan yang kalah dibandingkan produk sejenis yang lebih berwarna dan bermain menimbulkan pemikiran bahwa Sekoteng Charis mempunyai kualitas yang kurang. - Tidak ada hierarki dan sistem yang jelas pada kemasan sehingga terkesan campur aduk dan tidak teratur. - Masih melekatnya pemikiran masyarakat bahwa sekoteng bukanlah minuman yang sejajar dengan teh dan kopi. Opportunity: - Kesukaan sebagian segmen masyarakat akan minuman tradisional. - Kerinduan masyarakat Indonesia akan kebudayaan dan masa lalunya (nostalgia) - Permintaan di kota-kota besar seperti Jakarta meningkat. Threat: - Banyak muncul sekoteng instan lainnya di pasaran. - Kehadiran minuman-minuman lain dengan tampilan yang lebih modern dan lebih digandrungi dibandingkan minuman tradisional. - Persepsi masyarakat bahwa sekoteng merupakan jamu atau obat tradisional.