PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2010-2014
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh : M. REZA RESPATI NIM. 108082000006
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2016 M
PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh : M. REZA RESPATI
NIM. 108082000006
Dibawah bimbingan Pembimbing II
Yahya Hamja, Dr., MM
Zuwesty Eka Putri, SE., M.Ak
NIP: 194906021978031001
NIP: 198004162009012006
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2016 M
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF Hari ini Kamis, tanggal 09 Oktober 2014 telah dilakukan ujian komprehensif atas Mahasiswa: 1. Nama
: M. Reza Respati
2. NIM
: 108082000006
3. Jurusan
: Akuntansi Manajemen
4. Judul Skripsi
: Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Tanggung Jawab Sosial dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di BEI Periode 20102013.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 08 Desember 2015
1. M. Hartana I. Putra, M.Si NIP. 196806052008011023
(1j
2. Yessi Fitri, S.E., M.Si NIP. 197609242006042002
3. Hepi Prayudiawan, SE., M.M., Ak., CA NIP. 197205162009011006
(r/JV
(
)
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, Selasa, 29 Desember 2015 telah dilaksanakan Ujian Skripsi atas mahasiswa: 1.
Nama
: Muhammad Reza Respati
2.
NIM
: 108082000006
3.
Jurusan
: Akuntansi
4.
Judul Skripsi
: Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Tanggung Jawab Sosial
dan Struktur Modal terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BET 2010-2013
Setelah meneennati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian skirpsi, maka diputuskan bahwa mahasiwa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 29 Desember 2015
1.
Desmadi Saharuddin, MA., Dr NIP. 197207112005011007
2.
Hepi Prayudiawan, SE.,MM.,Ak.,CA NIP. 197205162009011006
3.
Rini, SE, Ak.,M.si,CA NIP. 197603152005012002
4.
Dr.Yahya Hamja.,MM NIP. 194906021978031001
5. Zuwesty Eka Putri SE.,MAK NIP. 198004162009012006 PembiTubing IT
1V
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: M. Reza Respati
NIM
: 108082000006
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
: Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya :
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan 2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber ashi atau tanpa izin pemilik karya 4. Mengerjakan sendiri dan mampu bertanggungjawab atas karya ini
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, temyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 21 Desember 2015
LEVItTERAO ;17.4MPFL trilp
, ipl 61; '''-'
_, -
0•
ADF777890756
7.11RIBU RUPIAH
M. REZA RESPATI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI 1. Nama Lengkap
: Muhammad Reza Respati
2. Tempat Tanggal Lahir
: Jakarta, 13 Mei 1990
3. Alamat
: Perumahan Binong Permai Blok I 12 no.10 RT/RW 004/014 Kel.Binong Kec.Curug Kab Tangerang Provinsi Banten kode pos : 15810
II.
4. Telepon
: 089617459367
5. Email
:
[email protected]
PENDIDIKAN FORMAL
III.
1. SD Binong Permai
Tahun 1996-2002
2. MTS Subulusalam
Tahun 2002-2005
3. MA Subulussalam
Tahun 2005-2008
4. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2009-2015
PENGALAMAN ORGANISASI
1. Ketua DPS ( Dewan Perwakilan Santri ) 2. Wakil Ketua Remaja Masjid Al-hijrah Blok i 3. Anggota Lembaga Dakwah Kampus UIN Syarif Hidayatullah 4. Anggota Badan Eksekutiv Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
IV.
LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah
: JA.Irianto SE
2. Tempat Tanggal Lahir
: 12 Juli 1962
3. Ibu
: Jumaini Irianti
4. Tempat Tanggal Lahir
: 12 Mei 1967
6. Alamat:
: Perumahan Binong Permai Blok I 12 no.10 RT/RW 004/014 Kel.Binong Kec.Curug Kab Tangerang Provinsi Banten kode pos : 15810
The Effect Of Profitability, Size, Social Responsibility And Capital Structure To Corporate Value At Industrial Goods Manufacturing Sector Consumption Listed In Indonesia Stock Exchange Period 2010-2014 ABSTRACT
This study aimed to get empirical evidence about the effect of profitability, the size of the company, social responsibility and capital structure to the company's value. Independent variables used is the profitability, the size of the company, social responsibility and capital structure. While the dependent variable used is the value of the company. The population were a company manufacturing consumer goods industry sectors listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) in the period 2010-2014. Samples were collected using purposive sampling method. A total of 60 companies were determined as a sample. This research analysis method using linear regression. These results indicated that profitability, social responsibility and capital structure significantly influenced the value of the company. Meanwhile, the size of the company did not have a significant effect on firm value. Results showed determination coefficient of 35.9% which indicated the ability of independent variables in explaining the dependent variable while 64.1% is explained by other variables. Keywords
: Profitability, Company Size, Social Responsibility, Capital structure, The Company's Value.
i
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Tanggung Jawab Sosial Dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2014 ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, tanggung jawab sosial dan struktur modal terhadap nilai perusahaan. Variabel independen yang digunakan adalah profitabilitas, ukuran perusahaan, tanggung jawab sosial dan struktur modal. Sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah nilai perusahaan. Populasi dalam penelitian adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 20102014. Sampel yang dikumpulkan menggunakan metode purposive sampling. Total 60 perusahaan ditentukan sebagai sampel. Metode analisis penelitian ini menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas, tanggung jawab sosial dan struktur modal berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sementara ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil koefisien determinasi menunjukkan sebesar 35,9 % kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen, sementara 64,1 % dijelaskan oleh variabel lain. Kata Kunci
: Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Tanggung jawab Sosial, Struktur modal, nilai perusahaan.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya yang sangat berlimpah kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Rasul kita, Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman, yang telah membimbing umatnya menuju jalan kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada
kesempatan
ini,
dengan
segala
kerendahan
hati
penulis
menyampaikan terima kasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, perhatian, semangat, serta doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini kepada : 1. Bapak Dr. M. Arief Mufraini LC., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Ibu Yessi Fitri, SE, M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Bapak Hepi Prayudiawan, SE, M.M., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Yahya Hamja, Dr., MM selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas semua bimbingan yang telah diberikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.
iii
5. Zuwesty Eka Putri, SE., M.Ak selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas semua saran yang telah diberikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi. 6. Seluruh staf pengajar dan karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan banyak kasih sayang, semangat, motivasi, bimbingan, arahan dan doa yang tak ada habisnya untuk penulis selama ini. 8. Buat kekasih aku DEDE NURMAYA yang tercinta yang selama ini menemani penulis sedih maupun senang.serta sudah menyempatkan waktu buat menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini sampai akhir. 9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, tanpa mengurangi rasa hormat, terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Jakarta, 21 Desember 2015 Penulis,
M. REZA RESPATI
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS DAFTAR RIWAYAT HIDUP ABSTRACT...…………………………………………………………...
i
ABSTRAK……………………………………………………………...
ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………
iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………
v
DAFTAR TABEL……………………………………………………...
viii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………..
ix
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………..
x
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian………………………………….
1
B. Perumusan Masalah………………………………………... 9 C. Tujuan Penelitian…………………………………………... 10 D. Manfaat Penelitian……………………………………........ BAB II
11
TELAAH PUSTAKA A. Landasan Teori…………………………………………….
12
1. Nilai Perusahaan………………………………………… 12 2. Teori Sinyal (Signalling Theory)………………………..
16
3. Profitabilitas……………………………………………..
17
4. Ukuran Perusahaan……………………………………… 23 5. Struktur Modal…………………………………………..
26
6. Corporate Social Responsibility (CSR)…………………. 35 B. Penelitian Terdahulu……………………………………….. 41
v
C. Kerangka Berpikir…………………………………………. 43 D. Hipotesis Penelitian…………………………………………. 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian……………………………….
47
B. Metode Penentuan Sampel………………………………
47
C. Metode Pengumpulan Data……………………………...
48
D. Metode Analisis Data……………………………………
49
1. Analisis Statistik Deskriptif…………………………...
49
2. Uji Asumsi Klasik……………………………………..
49
a. Uji Normalitas Data………………………………...
49
b. Uji Heterokedastisitas………………………………
50
c. Uji Multikolonieritas………………………………..
50
d. Uji Autokorelasi…………………………………….
51
3. Analisis Regresi Linier Berganda……………………..
52
4. Pengujian Hipotesis ……………...……………………
53
a. Uji F (F-test) ……………………………………….
53
b. Uji Statistik T (T-test)………………………………
53
4. Koefisien Determinasi…………………………………
54
E. Operasional Variabel Penelitian………………………….
55
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian………………
56
1. Deskripsi Data………………………………………….
56
B. Analisis Data Penelitian…………………………………..
60
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif…………………………...
62
2. Hasil Uji Asumsi Klasik………………………………..
67
a. Uji Normalitas Data………………………………...
67
b. Uji Heterokedastisitas………………………………
69
c. Uji Multikolonieritas………………………………..
70
d. Uji Autokorelasi…………………………………….
71
vi
BAB V
3. Hasil Uji Hipotesis……………………………………...
72
a. Hasil Uji F (Uji F-test) ……………………………...
72
b. Hasil Uji Statistik t (Uji t-test)……………………....
74
c. Hasil Uji Koefisien Determinasi……………………..
76
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………………………………………………..
78
B. Saran……………………………………………………….
79
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu…………………………
42
Tabel 3.1
Proksi Variabel Penelitian……………………………….
55
Tabel 4.1
Daftar nama perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi periode 2010-2014 …………..
57
Tabel 4.2
Penentuan sampel penelitian berdasarkan kriteria……….
59
Tabel 4.3
Data penelitian berdasarkan perusahaan sampel periode 2010-2014……………………………………….
60
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian………………….
63
Tabel 4.5
Uji Kolmogorov Smirnov………………………………..
68
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolonieritas................................................
70
Tabel 4.7
Uji Durbin-Watson………………………………………
71
Tabel 4.5
Hasil Uji Statistik F……………………………………...
73
Tabel 4.6
Hasil Uji Statistik t……………………………………….
74
Tabel 4.7
Hasil Uji Adjusted R2 Model Summaryb………………...
76
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoritis…………………………..
44
Gambar 4.1
Normal Probability Plot ………………………………
67
Gambar 4.2
Hasil Uji Heterokedastisitas……………………………
69
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Daftar Nama Perusahaan Yang Menjadi Sampel Penelitian
Lampiran 2
Perhitungan Return On Equity (ROE), SIZE, Corporate Social Responsibilty (CSR), Debt To Equity Ratio (DER) Dan Price To Book Value (PBV) Tahun 2010
Lampiran 3
Perhitungan Return On Equity (ROE), SIZE, Corporate Social Responsibilty (CSR), Debt To Equity Ratio (DER) Dan Price To Book Value (PBV) Tahun 2011
Lampiran 4
Perhitungan Return On Equity (ROE), SIZE, Corporate Social Responsibilty (CSR), Debt To Equity Ratio (DER) Dan Price To Book Value (PBV) Tahun 2012
Lampiran 5
Perhitungan Return On Equity (ROE), SIZE, Corporate Social Responsibilty (CSR), Debt To Equity Ratio (DER) Dan Price To Book Value (PBV) Tahun 2013
Lampiran 6
Perhitungan Return On Equity (ROE), SIZE, Corporate Social Responsibilty (CSR), Debt To Equity Ratio (DER) Dan Price To Book Value (PBV) Tahun 2014
Lampiran 7
Output SPSS 21.00
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi di masa globalisasi ini telah memberikan banyak pengaruh pada laju pertumbuhan perusahaan. Salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal adalah dengan menawarkan kepemilikan perusahaan kepada masyarakat/ publik (go public) yang umumnya dilakukan di pasar modal sebagai tempat bagi perusahaan untuk mengumpulkan modal dengan cara menawarkan sahamnya kepada masyarakat/ publik. Pasar modal merupakan media yang sangat efektif untuk dapat menyalurkan dan menginvestasikan dana yang berdampak produktif dan menguntungkan investor. Melalui kegiatan pasar modal, perusahaan dapat memperoleh dana untuk membiayai kegiatan operasional dan perluasan perusahaannya. Pasar modal mempunyai peranan penting untuk dapat memenuhi kebutuhan modal bagi dunia usaha agar tetap eksis dalam perekonomian global. Sebagai suatu entitas yang beroperasi dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi, umumnya sebuah perusahaan tidak hanya berorientasi pada pencapaian laba maksimal dari kegiatan usaha yang dilakukannya, tetapi juga berorientasi pada peningkatan nilai perusahaan dan kemakmuran pemiliknya. 1
Oleh karena itu, perusahaan memiliki rencana strategis dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Nilai sebuah perusahaan sendiri akan tergambar dari harga saham perusahaan bersangkutan. Perusahaan yang telah go public memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan (Dominick, 2011:589-621). Nilai perusahaan menjadi sangat penting karena nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham, 2010). Semakin tinggi harga saham maka akan semakin tinggi nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan karena nilai tersebut juga akan menunjukan kemakmuran pemegang saham yang tinggi. Fenomena yang terjadi saat ini, aktivitas investasi yang terjadi melalui perantara pasar modal sering dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian. Investor memerlukan berbagai informasi relevan untuk pertimbangan investasi yang akan dilakukannya. Salah satu informasi tersebut bisa didapatkan dari adanya laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan di pasar modal. Laporan keuangan tersebut akan mencerminkan rasio keuangan, kinerja perusahaan dan nilai dari perusahaan (Sunarto dan Kartika, 2003:67). Harga saham di pasar modal terbentuk berdasarkan kesepakatan antara permintaan dan penawaran investor sehingga harga saham merupakan fair 2
price yang dapat dijadikan sebagai proksi nilai perusahaan (Hasnawati, 2005:33-41).
Naik
turunnya
harga
saham
sebuah
perusahaan
yang
diperjualbelikan di pasar modal sangat bergantung pada pencantuman atau publikasi laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan tersebut akan menggambarkan nilai perusahaan yang juga menggambarkan keadaan perusahaan. Dalam mempertimbangkan investasinya, salah satu indikator penting bagi investor yaitu dengan melihat pertumbuhan profitabilitas perusahaan untuk menilai prospek perusahaan di masa depan (Tandelilin, 2010:240). Semakin baik pertumbuhan profitabilitas perusahaan berarti prospek perusahaan di masa depan dinilai semakin baik pula, yang artinya nilai perusahaan juga akan dinilai semakin baik di mata investor. Apabila kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat, maka harga saham perusahaan tersebut pun akan meningkat (Husnan, 2011:317). Ketika perusahaan semakin berkembang, maka tingkat kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan pun semakin tinggi karena adanya aktivitas perusahaan yang tidak terkendali terhadap berbagai sumber daya untuk meningkatkan laba perusahaan. Selain pihak yang terkait langsung dengan perusahaan, masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan pun merasakan dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas operasi perusahaan. Oleh sebab itu, tanggung jawab perusahaan tidak hanya kepada para shareholder, tetapi juga 3
kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan dengan perusahaan, seperti pelanggan, pemilik atau investor, supplier, komunitas dan juga pesaing (Rika dan Islahuddin, 2008). Persaingan dalam industri manufaktur membuat setiap perusahaan manufaktur semakin meningkatkan kinerja agar tujuannya dapat tetap tercapai. Beragamnya jenis industri manufaktur yang ada di Indonesia membuat perusahaan manufaktur terus berlomba dalam meningkatkan kemakmuran perusahaan melalui penjualan saham yang tinggi. Salah satu jenis perusahaan manufaktur yang sudah tidak asing lagi dikenal masyarakat adalah jenis sektor industri barang konsumsi yang sangat dekat dengan masyarakat dengan laju pertumbuhan usaha yang sangat fluktuatif. Penelitian mengenai nilai perusahaan sudah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya, salah satu diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Eka yang membuktikan bahwa secara simultan struktur modal, kepemilikan manajerial dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (Eka, 2010). Sedangkan penelitian oleh Safrida membuktikan secara simultan struktur modal dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara parsial bahwa struktur modal berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (Safrida, 2008).
4
Terdapat banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya sebuah nilai perusahaan. Menurut beberapa penelitian sebelumnya, nilai perusahaan
umumnya
dipengaruhi
oleh
profitabilitas,
pertumbuhan
perusahaan, struktur modal, laverage, kebijakan dividen dan lain-lain, namun pada penelitian ini, penulis hanya mengambil empat faktor yang dicurigai memberikan pengaruh pada nilai perusahaan yaitu profitabilitas dan ukuran perusahaan. Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono,
2010:122).
Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Nurmayasari,
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (Nurmayasari, 2012). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Noviyanto profitabilitas yang diukur dengan Return On Equity (ROE) menunjukkan bahwa ROE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan (Noviyanto, 2008). Selain
profitabilitas,
ukuran
perusahaan
juga
dianggap
mampu
mempengaruhi nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan semakin besar ukuran atau skala perusahaan maka akan semakin mudah pula perusahaan memperoleh sumber pendanaan baik yang bersifat internal maupun eksternal. Penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati, dkk menyatakan ukuran perusahaan berhubungan positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (Rachmawati, 5
2007). Namun penelitian oleh Siallagan dan Mas’ud menyatakan ukuran perusahaan mempunyai nilai negatif dan signifikan (Siallagan, 2006). Seorang manajer harus mampu menghimpun dana yang bersumber dari internal maupun eksternal perusahaan secara efisien yaitu dengan mengambil keputusan pendanaan yang mampu meminimalisasikan biaya modal (cost of capital) yang ditanggung perusahaan. Keputusan ini sangat berkaitan dengan komposisi modal yang optimal, yang akan menghasilkan sebuah keputusan struktur modal atau keputusan pendanaan. Keputusan struktur modal merupakan keputusan keuangan yang berkaitan dengan kombinasi hutang dan ekuitas dalam struktur keuangan jangka panjang perusahaan. Struktur modal merupakan masalah yang penting bagi perusahaan karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan, yang akhirnya akan mempengaruhi nilai perusahaan. Kesalahan dalam menentukan struktur modal akan berdampak luas terutama apabila perusahaan terlalu besar dalam menggunakan hutang, sehingga beban tetap yang harus ditanggung perusahaan semakin besar pula. Melalui struktur modal yang optimal dapat meminimumkan biaya modal rata-rata (average cost of capital) dan memaksimumkan nilai perusahaan. Optimalisasi nilai perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan. Manajemen keuangan sendiri merupakan penyelesaian atas keputusan penting yang diambil perusahaan antara lain keputusan 6
investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen. Suatu kombinasi yang optimal atas ketiganya akan memaksimumkan nilai perusahaan yang selanjutnya akan meningkatkan kemakmuran kekayaan pemegang saham. Bowen menyatakan bahwa keberhasilan dunia bisnis ditentukan oleh bagaimana kontribusinya terhadap kesejahteraan masyarakat umum, bukan hanya untuk warga bisnis itu sendiri. Suatu entitas dalam menjalankan usahanya tidak terlepas dari masyarakat dan lingkungan sekitarnya, sehingga menciptakan hubungan timbal balik antara masyarakat dan perusahaan. Perusahaan membutuhkan suatu respon yang positif dari masyarakat yang diperoleh melalui apa yang dilakukan oleh perusahaan kepada para stakeholder, termasuk masyarakat dan lingkungan sekitar (Kamil dan Antonius, 2012). Corporate Social Responsibility (CSR) adalah gagasan yang membuat perusahaan tidak hanya bertanggungjawab dalam hal keuangannya saja, tetapi juga terhadap masalah sosial dan lingkungan sekitar perusahaan agar perusahaan dapat tumbuh secara berkelanjutan, seperti pendapat Sari (2012) yang menyatakan bahwa tanggung jawab perusahaan lebih luas lagi, sampai pada kemasyarakatan. Secara
teoritis,
semakin
banyaknya
aktivitas
Corporate
Social
Responsibility (CSR) yang diungkapkan oleh perusahaan, maka nilai perusahaan akan semakin meningkat karena pasar akan memberikan apresiasi 7
positif kepada perusahaan yang melakukan Corporate Social Responsibility (CSR) yang ditunjukkan dengan peningkatan harga saham perusahaan. Investor mengapresiasi praktik Corporate Social Responsibility (CSR) dan melihatnya sebagai pedoman untuk menilai potensi keberlanjutan suatu perusahaan. Oleh sebab itu, dalam mengambil keputusan investasi, banyak investor yang cukup memperhatikan Corporate Social Responsibility (CSR) yang diungkapkan oleh perusahaan (Ghoul et al., 2011). Setiap pemilik perusahaan akan selalu menunjukkan kepada calon investor bahwa perusahaan mereka tepat sebagai alternatif investasi. Tidak lakunya saham sebuah perusahaan dapat mengakibatkan turunnya nilai perusahaan bagi perusahaan yang telah go public. Maka apabila pemilik perusahaan tidak mampu menampilkan sinyal yang baik tentang nilai perusahaan, nilai perusahaan akan berada di atas atau dibawah nilai yang sebenarnya. Penelitian Zuhroh dan Putu (2003) menyatakan bahwa pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan yang go public telah terbukti berpengaruh terhadap volume perdagangan saham bagi perusahaan yang masuk kategori high profile. Artinya bahwa investor sudah mulai merespon dengan baik informasi-informasi sosial yang disajikan perusahaan dalam laporan tahunan. Semakin luas pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan dalam laporan tahunan ternyata memberikan pengaruh terhadap volume perdagangan saham perusahaan dimana terjadi lonjakan perdagangan 8
pada seputar publikasi laporan tahunan sehingga meningkatkan nilai perusahaan. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, penulis ingin meneliti faktor yang mempengaruhi pertumbuhan nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), peneliti mengambil periode laporan perusahaan dari mulai tahun 2010 sampai dengan 2014 dengan memfokuskan pada perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi.
B. Perumusan Masalah Adapun dari rumusan masalah yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah ada pengaruh antara tingkat profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 20102014? 2. Apakah ada pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014?
9
3. Apakah ada pengaruh antara tanggung jawab sosial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 20102014? 4. Apakah ada pengaruh antara struktur terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014?
C. Tujuan Penelitian Sebagaimana permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, maka tujuan penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Untuk
mengetahui
pengaruh
tingkat
profitabilitas
terhadap
nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 20102014. 2. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014. 3. Untuk mengetahui pengaruh tanggung jawab sosial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang 10
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 20102014. 4. Untuk mengetahui pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi akademisi Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam pengembangan teori mengenai tingkat profitabilitas, ukuran perusahaan, Corporate Social Responsibility (CSR) dan struktur modal pada suatu perusahaan serta pengaruhnya terhadap nilai perusahaan. 2. Bagi praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam mengaplikasikan variabel-variabel penelitian untuk membantu meningkatkan dan menjaga stabilitas nilai perusahaan serta dapat menjadi referensi atau bahan wacana bermanfaat bagi penelitian selanjutnya mengenai nilai perusahaan.
11
BAB II TELAAH PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Nilai Perusahaan Setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) menginginkan harga saham yang dijual memiliki potensi harga tinggi dan menarik minat para investor untuk membelinya. Hal ini dikarenakan, semakin tinggi harga saham, maka akan semakin tinggi nilai perusahaan tersebut. Nilai perusahaan yang diindikasikan dengan price to book value (PBV) yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, atau menjadi tujuan perusahaan bisnis pada saat ini, sebab akan meningkatkan kemakmuran para pemegang (Brigham, 2010:10) Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan terbuka, yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Adapun yang dimaksud dengan harga saham adalah harga yang terjadi pada saat saham diperdagangkan di pasar, atau tepatnya disebut harga penutupan (clossing price) (Fakhrudin, 2012:316). Penelitian ini menggunakan istilah nilai perusahaan dengan price to book value, dimana PBV yang tinggi akan membuat pasar percaya atas 12
prospek perusahaan. Secara konseptual, PBV merupakan perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per saham (Brigham dan Gapenski, 2010). Adapun nilai buku per saham atau book value per share adalah perbandingan antara modal (common equity) dengan jumlah saham yang beredar (shares outstanding) (Fakhrudin, 2012:67). Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2012): “PBV dapat diartikan sebagai hasil perbandingan antara harga pasar saham dengan nilai buku saham. PBV juga dapat berarti rasio yang menunjukkan apakah harga saham yang diperdagangkan overvalued (di atas) atau undervalued (di bawah) nilai buku saham tersebut.” PBV yang tinggi dapat mencerminkan tingkat kemakmuran para pemegang saham. Dengan kata lain, untuk mencapai tujuan tersebut setiap perusahaan hendaknya dapat meningkatkan harga saham, karena harga saham yang tinggi atau naik dapat meningkatkan PBV. Nilai perusahaan diciptakan oleh perusahaan melalui kegiatan perusahaan dari waktu ke waktu. Pada satu sisi, nilai perusahaan ditunjukkan dengan laporan keuangan perusahaan, khususnya neraca yang berisi informasi keuangan masa lalu, sementara sisi lainnya beranggapan bahwa nilai suatu perusahaan tergambar dari nilai saham perusahaan. Myers mengemukakan konsep nilai perusahaan sebagai kombinasi aktiva yang dimiliki dan opsi investasi di masa yang akan datang (Myer, 13
2012:81-102). Sedangkan Graver dan Gaver mengemukakan bahwa nilai perusahaan dapat diartikan sebagai nilai jual perusahaan maupun nilai tambah bagi pemegang saham (Graver dan Gaver dalam Lifessy, 2011). Nilai perusahaan merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar dalam menilai perusahaan secara keseluruhan (Mahendra, 2011). Menurut Weston dan Thomas (2010) : “Memaksimumkan nilai berarti mempertimbangkan pengaruh waktu terhadap nilai uang, dana yang diterima tahun ini bernilai lebih tinggi daripada dana yang diterima tahun yang akan datang dan berarti juga mempertimbangkann berbagai resiko terhadap arus pendapatan.”
Tandelilin (2010) mengemukakan tiga jenis nilai yang dikenal dalam penilaian saham diantaranya nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik : a) Nilai nominal adalah nilai yang tercantum secara formal dalam anggaran dasar perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca perusahaan dan juga ditulis jelas dalam surat saham kolektif. b) Nilai pasar adalah harga yang terjadi dari proses tawar menawar di pasar saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika saham perusahaan dijual di pasar saham. Nilai pasar merupakan nilai perusahaan, karena nilai perusahaan yang dapat memberikan kemakmuran
14
pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. c) Nilai intrinsik merupakan konsep yang paling abstrak, karena mengacu pada perkiraan nilai riil suatu perusahaan. Sedangkan nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar konsep akuntansi. Secara sederhana dihitung dengan membagi selisih antara total aktiva dan total utang dengan jumlah saham yang beredar. d) Nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai sisa merupakan bagian para pemegang saham.
Suharli (2012:23-24) menyatakan bahwa nilai pemegang saham akan meningkat apabila nilai perusahaan meningkat yang ditandai dengan tingkat pengembalian investasi yang tinggi kepada pemegang saham. Penilaian perusahaan (corporate value) merupakan bagian penting dalam proses privatisasi perusahaan. Proses ini seringkali hanya memperhatikan aspek keuangan yang terfokus pada nilai aset fisik (tangible asset) yang direfleksikan dalam bentuk laporan balance sheets dan income statement.
15
2. Signalling Theory Menurut Brigham dan Houston (2011) isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil perusahaan untuk memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan hal yang penting, karena pengaruhnya terhadap keputusan investasi pihak diluar perusahaan. Informasi tersebut penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran, baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup perusahaan dan bagaimana efeknya pada perusahaan. Signalling theory menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor dan kreditur). Kurangnya informasi bagi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan 16
mengurangi informasi asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar. Signalling theory menyatakan pengeluaran investasi memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan (Hasnawati, 2005). Peningkatan hutang juga dapat diartikan pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya di masa yang akan datang atau risiko bisnis yang rendah, sehingga penambahan hutang akan memberikan sinyal positif (Brigham dan Houston, 2011). Ini karena perusahaan yang meningkatkan hutang dapat dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa yang akan datang.
3. Profitabilitas Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal, disamping hal-hal lainnya. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu produk dan melakukan investasi baru. Para investor menanamkan saham pada perusahaan adalah untuk mendapatkan return, yang terdiri dari yield dan capital gain. Semakin tinggi kemampuan memperoleh laba, maka semakin besar return yang diharapkan 17
investor, sehingga menjadikan nilai perusahaan menjadi lebih baik. Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan manajemen perusahaaan (Brigham dan Gapenski, 2010). Untuk mengetahui profitabilitas suatu perusahaan adalah sangat penting bagi investor maupun kreditor. Menurut Sartono, profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono, 2010:122). Sedangkan menurut Munawir (2009:31) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam periode tertentu. Dari kedua pengertian ini dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu yang dapat dihitung berdasarkan penjualan atau aktiva atau modal sendiri. Salah satu indikator penting bagi investor dalam menilai prospek perusahaan di masa depan adalah dengan melihat sejauhmana pertumbuhan profitabilitas perusahaan (Tandelilin, 2010:240). Profitabilitas dapat mencerminkan keuntungan dari investasi keuangan, artinya profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan karena sumber internal yang semakin besar. Semakin baik pertumbuhan profitabilitas perusahaan berarti prospek perusahaan di masa depan dinilai semakin baik, artinya nilai perusahaan juga akan dinilai semakin baik di mata investor. Apabila kemampuan
18
perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat, maka harga saham juga akan meningkat (Husnan, 2011:317). Profitabilitas merupakan gambaran dari kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan (Petronila, 2003:17). Ukuran profitabilitas dapat berbagai macam seperti laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian investasi atau aktiva, dan tingkat pengembalian ekuitas pemilik. Angg mengungkapkan
bahwa
rasio
profitabilitas
atau
rasio
rentabilitas
menunjukkan keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan (Angg, 2010). Munawir
(2009)
menjelaskan
ada
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi profitabilitas diantaranya yaitu : 1. Jenis perusahaan Profitabilitas perusahaan sangat bergantung pada jenis perusahaan, dimana jika perusahaan menjual barang-barang konsumsi atau jasa biasanya
akan
memiliki
keuntungan
yang
stabil
daripada
perusahaan yang memproduksi barang-barang modal. 2. Umur perusahaan Sebuah perusahaan yang telah lama berdiri, maka akan lebih stabil bila dibandingkan dengan perusahaan yang baru berdiri.
19
3. Skala perusahaan Jika skala ekonominya lebih tinggi, berarti perusahaan dapat menghasilkan produk dengan biaya rendah. Tingkat biaya rendah tersebut merupakan unsur untuk memperoleh laba yang diinginkan. 4. Harga produksi Perusahaan yang biaya produk per unitnya relatif rendah akan memiliki keuntungan yang lebih baik dan stabil daripada perusahaan yang harga produknya tinggi. 5. Habitat bisnis Perusahaan yang bahan produksinya dibeli atas dasar kebiasaan bisnis (habitual basis) akan memperoleh kebutuhan lebih stabil daripada non habitual bisnis. 6. Produk yang dihasilkan Perusahaan
yang
bahan
produksinya
berhubungan
dengan
kebutuhan pokok, penghasilannya akan lebih stabil daripada perusahaan yang menghasilkan barang mewah (lux).
Rasio profitabilitas terdiri atas dua jenis yaitu, rasio yang menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan (margin laba kotor dan margin laba bersih), dan profitabilitas dalam kaitannya dengan 20
investasi yaitu return on asset (ROA) return on equity (ROE) (Horne, 2013). Syamsudin (2011:59) mengatakan ada beberapa rasio yang digunakan dalam pengukuran profitabilitas diantaranya : 1. Return On Asset, adalah tingkat keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. 2. Return
On
Invesment,
adalah
kemampuan
modal
yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto. 3. Return On Equity, adalah rasio yang digunakan untuk mengukur pengembalian investasi pemilik yaitu seberapa besar laba yang dihasilkan tiap rupiah modal yang ditanamkan. 4. Gross Profit Margin. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotornya dari tiap penjualan yang dilakukannya. Dengan rasio ini akan dapat ditentukan tingkat efisiensi berproduksi dan penetapan harga jual. 5. Operating Income Ratio. Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, sehingga dapat memperlihatkan efisiensi operasi dan produk perusahaan.
21
6. Net Profit Margin, merupakan keuntungan neto rupiah penjualan. 7. Price Earning Ratio. Rasio ini merupakan perbandingan harga per lembar saham dengan pendapatan per lembar saham dalam periode tertentu. 8. Price Book Value. Rasio ini merupakan perbandingan harga saham dengan modal perusahaan. 9. Dividen Yield, merupakan perbandingan antara besar dividen yang diberikan untuk setiap lembar saham dengan harga saham, sehingga dapat dilihat keuntungan yang diperoleh oleh setiap saham.
Dalam mengukur profitabilitas digunakan return on investment (ROI) dan return on equity (ROE) (Naim, 2000). ROI merupakan tingkat pengembalian atas investasi perusahaan pada aktiva. ROI sering disebut juga return on asset (ROA). ROA adalah perbandingan laba bersih dengan jumlah aktiva perusahaan. Sedangkan ROE merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan ekuitas yang akan di investasikan pemegang saham pada perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam modal ekuitas untuk menghasilkan laba. Return on equity (ROE) merupakan tingkat pengembalian ekuitas pemilik perusahaan. Sebagai salah satu rasio profitabilitas, ROE merupakan 22
indicator yang sangat penting bagi para investor. ROE dibutuhkan investor untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih yang berkaitan dengan dividen. Pemilihan ROE sebagai proksi dari profitabilitas adalah karena dalam ROE ditunjukkan, semakin tinggi ROE menunjukkan semakin efisien perusahaan dalam menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba investor yang ditanam pada perusahaan (Horne, 2012). Naiknya rasio ROE dari tahun ke tahun pada perusahaan berarti terjadi adanya kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan. Naiknya laba bersih dapat dijadikan salah satu indikasi bahwa nilai perusahaan juga naik karena naiknya laba bersih sebuah perusahaan yang bersangkutan akan menyebabkan harga saham yang berarti juga kenaikan dalam nilai perusahaan.
4. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai perusahaan, ataupun hasil nilai total aktiva dari suatu perusahaan (Riyanto, 2010). Disini yang dimaksud dengan ukuran perusahaan yaitu besar kecilnya suatu perusahaan yang dapat dinyatakan dengan total aktiva. Semakin besar total aktiva maka semakin besar pula ukuran suatu perusahaan. Semakin besar aktiva maka semakin 23
besar modal yang ditanam. Dengan demikian, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka kecenderungan menggunakan modal asing juga semakin besar. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar membutuhkan dana yang besar pula untuk menunjang operasionalnya, dan salah satu alternatif pemenuhannya adalah dengan modal asing apabila modal sendiri tidak mencukupi. Weston dan Brigham (2010) menyatakan bahwa suatu perusahaan yang besar dan mapan (stabil) akan lebih mudah untuk ke pasar modal. Kemudahan untuk ke pasar modal maka berarti fleksibilitas bagi perusahaan besar lebih tinggi serta kemampuan untuk mendapatkan dana dalam jangka pendek juga lebih besar daripada perusahaan kecil. Perusahaan besar lebih dipercaya oleh kreditur karena semakin besar ukuran perusahaan akan lebih transparan dalam mengungkapkan kinerja keuangannya. Oleh karena itu, ukuran perusahaan yang besar merupakan sinyal positif bagi kreditur untuk memberikan pinjaman. Selain itu, perusahaan besar memiliki keuntungan aktivitas serta lebih dikenal oleh publik dibandingkan dengan perusahaan kecil sehingga kebutuhan hutang perusahaan yang besar akan lebih tinggi dari perusahaan kecil. Perusahaan yang berukuran besar memiliki kecenderungan melakukan tindakan manajemen labanya lebih kecil dibanding perusahaan yang 24
ukurannya lebih kecil. Hal ini dikarenakan perusahaan besar dipandang lebih kritis oleh pemegang saham dan pihak luar. Sehingga perusahaan besar mendapatkan tekanan yang lebih kuat untuk menyajikan pelaporan keuangan yang kredible. Perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga mereka akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan, sehingga berdampak perusahaan tersebut melaporkan kondisinya lebih akurat. Peasnell, Pope, dan Young (2005) menunjukkan adanya hubungan negatif antara ukuran perusahaan dan manajemen laba di Inggris. Dengan ini disimpulkan bahwa manajer yang memimpin perusahaan yang lebih besar memiliki kesempatan yang lebih kecil dalam memanipulasi laba dibandingkan dengan manajer di perusahaan kecil. Semakin besar ukuran perusahaan, biasanya informasi yang tersedia untuk investor dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan investasi dalam saham perusahaan tersebut semakin banyak (Siregar, 2005). Menurut Brigham Houston (2011) ukuran perusahaan adalah gambaran dari besar kecilnya suatu perusahaan. Besar kecilnya perusahaan dapat ditinjau dari lapangan usaha yang dijalankan. Penentuan besar kecilnya skala perusahaan dapat ditentukan berdasarkan total penjualan, total aktiva, rata-rata tingkat penjualan, dan rata-rata total aktiva. 25
Perusahaan sulit membiayai investasinya lewat pasar modal karena besarnya asimetri informasi yang terjadi. Investor dapat memperoleh lebih banyak informasi dari perusahaan kecil daripada perusahaan besar. Dengan diperolehnya dana lewat pasar modal menjadikan proporsi utang menjadi semakin besar dalam struktur modalnya. Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal.
5. Struktur Modal Struktur modal adalah pencerminan dari perimbangan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri dari suatu perusahaan. Perbaikan struktur permodalan dunia usaha merupakan keharusan untuk meningkatkan efisiensi dan memperkokoh daya saing perusahaan dalam menghadapi persaingan yang semakin tajam terutama dalam era globalisasi. Oleh karena itu, sumber pembiayaan jangka panjang seperti yang disediakan oleh pasar modal merupakan suatu keharusan bagi pembangunan nasional (Anwar, 2008:3). Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang dapat meminimumkan biaya dan mengoptimalkan keseimbangan antara risiko dan pengembalian, sehingga memaksimumkan harga saham. Struktur modal erat kaitannya dengan harga saham, hal ini dikarenakan salah satu unsur yang membentuk harga saham adalah persepsi investor atas kinerja perusahaan, dan struktur modal adalah salah satu unsur yang menentukan baik buruknya 26
kinerja perusahaan, karena struktur modal akan menentukan sumber pembiayaan dan pembelanjaan yang dilakukan oleh perusahaan atas kegiatan operasionalnya. Struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan Copeland, 2010). Menurut Husnan (2011), struktur modal adalah perbandingan antara sumber jangka panjang yang bersifat pinjaman dan modal sendiri. Struktur modal juga dapat didefinisikan sebagai perimbangan atau perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,
2010).
Berdasarkan
pengertian-pengertian
tersebut
dapat
disimpulkan, bahwa struktur modal adalah perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Secara umum struktur modal terdiri atas beberapa komponen : 1. Modal sendiri Modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemilik dan tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu
lamanya
(Riyanto,
2010).
Modal
sendiri
juga
dapat
didefinisikan sebagai dana yang “dipinjam” dalam jangka waktu tak terbatas dari para pemegang saham. Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan 27
yang tertanam dalam perusahaan dalam jangka waktu tertentu lamanya. Sumber modal sendiri dapat berasal dari dalam perusahaan maupun luar perusahaan. Sumber dari dalam (internal financing) berasal dari hasil operasi perusahaan yang berbentuk laba ditahan dan penyusutan. Sedangkan sumber dari luar (external financing) dapat dalam bentuk saham biasa atau saham preferen (Husnan, 2011). Komponen modal sendiri di dalam suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) terdiri dari : 1) Modal saham Saham menunjukkan bukti kepemilikan yang diterbitkan oleh perusahaan (Husnan, 2011). Sedangkan menurut Riyanto (2010) saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu perseroan terbatas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa saham adalah tanda bukti kepemilikan atau pengambil bagian dalam suatu perseroan terbatas. Menurut Riyanto (2010), jenis-jenis modal saham terdiri dari : a. Saham biasa (Common Stock). Pemegang saham biasa akan mendapat dividen pada akhir tahun
pembukuan,
hanya
kalau
perusahaan
tersebut
mendapat keuntungan. 28
b. Saham Preferen (Prefered Stock) Pemegang
saham
preferen
mempunyai
keistimewaan
tertentu di atas pemegang saham biasa. Pertama, dividen dari saham preferen diambil terlebih dahulu barulah disediakan untuk pemegang saham biasa. Kedua, apabila perusahaan dilikuidir, maka dalam pembagian kekayaan saham prefern didahulukan daripada saham biasa. c. Saham Preferen Kumulatif (Cummulative Prefered Stock) Jenis saham ini pada dasarnya adalah sama dengan saham preferen. Perbedaannya hanya terletak pada adanya hak kumulatif pada saham preferen kumulatif. Dengan demikian pemegang saham kumulatif apabila tidak menerima deviden selama beberapa waktu karena besarnya laba tidak mengizinkan atau karena adanya kerugian, pemegang saham jenis ini di kemudian hari apabila perusahaan mendapatkan keuntungan berhak untuk menuntut dividen-dividen yang tidak dibayarkan diwaktu-waktu yang lampau.
29
2) Cadangan Menurut Riyanto (2010), cadangan merupakan keuntungan yang dibentuk oleh perusahaan selama beberapa waktu yang lampau atau dari tahun yang berjalan (reserve that are surplus). 3) Laba Ditahan Laba ditahan adalah keuntungan yang diperoleh oleh suatu perusahaan yang tidak dibayarkan sebagai deviden (Riyanto, 2010). Sementara itu, menurut Sutojo dan Kleinsteuber (2010) laba ditahan adalah akumulasi laba sesudah pajak yang dikumpulkan sejak perusahaan didirikan dan tidak dibagikan kepada pemiliknya. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan, bahwa laba ditahan merupakan keuntungan sesudah pajak yang diperoleh perusahaan yang tidak dibagikan sebagai deviden. Komponen modal sendiri ini merupakan modal dalam perusahaan yang dipertaruhkan untuk berbagai risiko, baik risiko usaha, risiko investasi, maupun risiko-risiko lainnya. Menurut Gitosudarmo dan Basri (2012), risiko usaha adalah risiko yang disebabkan tidak berhasilnya perusahaan untuk memperoleh hasil di dalam lingkungan di dunia bisnis. Hal ini disebabkan oleh produknya mungkin tidak laku terjual, mesin-mesin tidak berjalan secara normal dan sebagainya. Sedangkan risiko investasi yaitu 30
kemungkinan bahwa perusahaan tidak dapat memperoleh laba yang cukup besar untuk menutup beban-beban finansial yang berupa beban bunga, pengembalian cicilan utang ataupun pembayaran dividen kepada para pemegang saham. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus mempunyai sejumlah modal sendiri minimum yang diperlukan untuk menjamin keberlangsungan hidup perusahaan. Besaran modal sendiri yang lebih dominan dari modal asing dalam struktur modal perusahaan mutlak diperlukan, untuk menjaga tingkat solvabilitas perusahaan. 2. Modal asing atau hutang jangka panjang. Modal asing atau hutang jangka panjang adalah hutang yang jangka waktunya panjang umumnya lebih dari sepuluh tahun. Hutang jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut jumlah sangat besar.
31
Menurut
Brigham
dan
Houston
(2011),
faktor-faktor
yang
berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan antara lain : a) Stabilitas penjualan Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. b) Struktur aktiva Perusahaan yang struktur aktivanya cocok untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak utang. c) Operating Leverage. Suatu perusahaan dengan leverage operasi yang lebih kecil dianggap lebih mampu memakai leverage keuangan karena dengan memiliki leverage operasi yang lebih kecil maka berarti perusahaan memiliki risiko bisnis yang lebih kecil (dengan asumsi cetiris paribus) d) Tingkat pertumbuhan. Perusahaan yang tingkat pertumbuhannya tinggi pada umumnya lebih tergantung pada modal dari luar perusahaan, dengan asumsi faktor lain dianggap konstan. Sedangkan perusahaan yang tingkat pertumbuhannya rendah pada umumnya kebutuhan modal baru relatif kecil sehingga dapat 32
dipenuhi dari laba ditahan. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan, maka akan membutuhkan sumber dana dari modal ekstern yang lebih besar. e) Profitabilitas Perusahaan yang mempunyai tingkat pengembalian tinggi atas investasi, menggunakan utang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan
perusahaan
membiayai
sebagian
besar
kebutuhan
pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. f) Pajak. Biaya bunga merupakan biaya yang dapat mengurangi pajak perusahaan. Sedangkan pembayaran deviden tidak mengurangi pembayaran pajak. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat pajak perusahaan, maka semakin besar daya tarik penggunaan hutang. g) Pengendalian. Pengendalian
terhadap
hutang
yang
besar
dapat
mengakibatkan
pengawasan yang semakin ketat oleh pihak kreditur. Pengendalian ini dapat mengurangi fleksibilitas manajemen dalam mengambil keputusan.
33
h) Sikap Manajemen. Sikap manajemen akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan mengenai cara pemenuhan kebutuhan dana. Beberapa manajemen cenderung bersifat konservatif daripada manajemen lainnya sehingga cenderung menggunakan tingkat hutang yang konservatif pula (sedikit hutang) daripada rata-rata perusahaan dalam industrinya, sedangkan manajemen yang agresif menggunakan hutang lebih banyak dalam rangka memperoleh profit yang lebih besar. i) Sikap agen penilai dan peminjam. Sikap agen penilai dan peminjam seringkali mempengaruhi keputusan struktur keuangan. Pada umumnya, manajemen akan berdiskusi mengenai struktur finansial perusahaan dengan agen tersebut dan memberi banyak pengaruh pada saran mereka. Namun jika manajemen perusahaan sangat yakin mengenai masa depan perusahaan maka manajemen akan menggunakan hutang melebihi norma yang berlaku bagi industrinya, sehingga kreditur mungkin menolak penambahan hutang tersebut atau mungkin menerimanya dengan syarat tingkat bunga yang tinggi. j) Kondisi pasar. Kondisi pasar modal sering mengalami perubahan dalam menjual sekuritas harus menyesuaikan dengan pasar modal tersebut. 34
k) Kondisi internal perusahaan. Apabila perusahaan memperoleh keuntungan yang rendah sehingga tidak menarik bagi investor, maka perusahaan lebih menyukai pembelanjaan dengan hutang daripada mengeluarkan saham. l) Fleksibilitas Keuangan. Seorang manajer pendanaan yang pintar adalah selalu dapat menyediakan modal yang diperlukan untuk mendukung operasi.
6. Corporate Social Responsibility (CSR) Setiap perusahaan di seluruh dunia akan melakukan berbagai macam kegiatan yang terencana untuk dapat meningkatkan eksistensi perusahaan dan menjadi perusahaan yang good bussiness. Salah satu kegiatan tersebut adalah Corporate Sosial Responsibility (CSR). CSR adalah kegiatankegiatan sosial yang dilakukan perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan. Tanggung jawab sosial perusahaan dikonsepkan lebih luas sebagai tugas
manajerial
untuk
mengambil
tindakan
melindungi
dan
mengembangkan kesejahteraan masyarakat dan sekaligus memberikan keuntungan bagi perusahaan. Corporate Sosial Responsibility (CSR) pada dasarnya merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat sekaligus sebagai sarana untuk membangun reputasi dan meningkatkan keunggulan perusahaan dalam persaingan di dunia bisnis. 35
Secara umum, Corporate Sosial Responsibility (CSR) didefinisikan sebagai bentuk kegiatan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui
peningkatan
kemampuan manusia
sebagai
individu
untuk
beradaptasi dengan keadaan sosial yang ada, menikmati, memanfaatkan dan memelihara lingkungan hidup yang ada. International Finance Corporation mendefinisikan Corporate Sosial Responsibility (CSR) sebagai : “Komitmen dunia bisnis untuk memberi kontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui kerjasama dengan karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal, dan masyarakat luas untuk meningkatkan kehidupan mereka melalui cara-cara yang baik bagi bisnis maupun pembangunan.”
Menurut Canadian (2011) Government adalah sebuah kegiatan usaha yang mengintegrasikan aspek ekonomi, lingkungan dan sosial ke dalam nilai budaya, pengambilan keputusan, strategi dan operasi perusahaan yang dilakukan secara transparan dan bertanggung jawab untuk menciptakan masyarakat
yang
sehat
dan
berkembang.
Selain
itu,
ISO:26000
mendefinisikan Corporate Sosial Responsibility (CSR) sebagai : “Tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusan-keputusan dankegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalambentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat, mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan normanorma perilaku internasional, serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh.”
36
Corporate Sosial Responsibility (CSR) merupakan tanggung jawab perusahaan kepada pemangku kepentingan untuk berlaku etis, meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang mencakup aspek ekonomi dan sosial (triple bottom line) dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (Wibisono, 2011). Sementara menurut Nursahid (2011) Corporate Sosial Responsibility (CSR) adalah : “Tanggung jawab moral suatu organisasi bisnis terhadap kelompok yang menjadi stakeholder-nya yang terkena pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung dari operasi perusahaan.”
Elkington mengemas konsep Corporate Sosial Responsibility (CSR) ke dalam tiga fokus, yaitu 3P (profit, planet, people). Menurutnya, perusahaan yang baik tidak hanya mencari keuntungan (profit) belaka melainkan perusahaan harus memiliki kepedulian pula terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan masyarakat (people). Berdasarkan riset yang dilakukan oleh United States-based Business for Social Responsibility (BSR), banyak sekali keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan yang telah mempraktekkan Corporate Sosial Responsibility (CSR) antara lain : 1. Meningkatkan brand image dan reputasi perusahaan. Dengan adanya kegiatan Corporate Sosial Responsibility (CSR) dapat membuat perusahaan menjadi lebih dikenal oleh masyarakat sehingga reputasi
perusahaan
juga
akan
meningkat
apabila
perusahaan
melaksanakan program tersebut dengan sebaik–baiknya.
37
2. Meningkatkan penjualan dan loyalitas pelanggan. Apabila program Corporate Sosial Responsibility (CSR) dilakukan dengan baik oleh perusahaan maka para pelanggan akan menjadi lebih loyal karena para pelanggan tidak hanya mengetahui kualitas tetapi juga tujuan baik perusahaan. 3. Mengurangi biaya operasional perusahaan. Dengan adanya Corporate Sosial Responsibility (CSR) perusahaan tidak perlu lagi perlu mengeluarkan anggaran untuk biaya promosi, karena produk atau perusahaannya pasti akan menjadi lebih dikenal oleh masyarakat. Dengan demikian biaya operasional perusahaan pun akan menurun setidaknya untuk bidang promosi. 4. Meningkatkan kinerja keuangan. Dengan adanya Corporate Sosial Responsibility (CSR) diharapkan laba perusahaan akan lebih meningkat karena penjualan juga akan meningkat. Dengan demikian, kinerja keuangan dari perusahaan pun secara otomatis akan meningkat.
Program Corporate Sosial Responsibility (CSR) yang dikembangkan dengan baik akan menciptakan suatu kaitan emosional antara masyarakat dengan perusahaan yang nantinya akan berdampak pada brand awareness yang lama-kelamaan akan berkembang menjadi brand loyalty yang akan menciptakan ekuitas merek yang menguntungkan bagi perusahaan (Sen, 2013:37). 38
Wibisono (2011) menjelaskan bahwa penerapan Corporate Sosial Responsibility (CSR) yang dilakukan perusahaan dapat dibagi menjadi 4 (empat) tahapan yaitu perencanaan, implementasi, evaluasi dan pelaporan. Tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan dapat dibagi menjadi 3 (tiga) model yaitu keterlibatan langsung, melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan dan bermitra dengan pihak lain. Adapun bentuk tanggung jawab sosial perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Hibah (grant). Merupakan bantuan dana tanpa ikatan yang diberikan oleh perusahaan untuk membangun investasi sosial. 2. Penghargaan (award). Merupakan pemberian bantuan oleh perusahaan kepada sasaran yang dianggap berjasa bagi masyarakat banyak dan lingkungan usahanya. Biasanya penghargaan diberikan dalam bentuk sertifikat dan atau sejumlah uang kepada perorangan atau institusi atau panti yang diselenggarakan secara berkelanjutan dan dalam waktu tertentu. 3. Dana komunitas lokal (community funds). Merupakan bantuan dana atau dalam bentuk lain bagi komunitas tertentu untuk meningkatkan kualitas di bidangnya secara berkesinambungan. 4. Bantuan subsidi (social subsidies).
39
Merupakan bantuan dana atau bentuk lainnya bagi sasaran yang berhak untuk meningkatkan kinerja secara berkelanjutan seperti pemberian bantuan dana buruh lokal atau modal usaha kecil satu kawasan. 5. Bantuan pendanaan jaringan teknis. Diperuntukan bagi sasaran yang berhak untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu meningkatkan produktivitas. Misalnya, bantuan teknis untuk usaha kecil atau mikro. 6. Penyediaan pelayanan sosial seperti pendidikan, kesehatan, hukum, taman bermain, panti asuhan, beasiswa, dan berbagi pelayanan sosial lainnya bagi masyarakat. 7. Bantuan kredit usaha kecil dengan bunga rendah bagi rumah tangga, baik masyarakat yang tinggal disekitar perusahaan maupun masyarakat pada umumnya. 8. Program bina lingkungan melalui pengembangan masyarakat. 9. Penyediaan kompensasi sosial bagi masyarakat yang menjadi korban polusi serta kerusakan lingkungan baik karena bencana maupun dampak dari aktivitas perusahaan.
40
B. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu No 1.
2.
Peneliti
Judul Penelitian
Yangs Analisa, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, 2011
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Profitabilitas dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008)
Ukuran Perusahaan (X1) Leverage (X2), Profitabilitas (X3) dan Kebijakan Dividen (X4)
Nilai Perusahaan (Y)
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Deviden Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI)
Profitabilitas (X1) Kebijakan deviden (X2)
Nilai perusahaan (Y)
Sumber : Data Skunder Penelitian, 2015 Ria Nofrita, Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang 2013
Sumber : Data Skunder Penelitian, 2015
Variabel Independen Dependen
Hasil Penelitian (1) ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, (2) leverage mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, (3) profitabilitas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, dan (4) kebijakan dividen mempunyai pengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. 1) Profitabilitas dan kebijakan deviden berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan 2) Profitabilitas berpengaruh tidak signifikan terhadap kebijakan deviden.
Bersambung ke halaman belakang… 41
Tabel 2.1 (lanjutan..) Ringkasan Penelitian Terdahulu No 3.
Peneliti
Judul Penelitian
Ima Maspupah, Program Studi Keuangan Islam Fakultas Syari’ah Dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2014
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Tanggungjawab Sosial Perusahaan, Kepemilikan Institusional, Pertumbuhan Penjualan, Dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Properti Yang Masuk Kedalam Kelompok Daftar Efek Syariah Periode 2009-2012
Sumber : Data Skunder Penelitian, 2015
Variabel Independen Dependen Ukuran Nilai perusahaan perusahaan (X1), (Y) Profitabilitas (X2), Tanggung jawab sosial perusahaan (X3), Kepemilikan institusional (X4), Pertumbuhan penjualan (X5), Struktur modal (X6)
Hasil Penelitian 1) Uji t menunjukan SIZE tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (signifikansi sebesar 0,699 > 0,05) 2) ROE menunjukan pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan (nilai signifikansi sebesar 0,036 < 0,05) 3) CSR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (signifikansi 0,102 > 0,05) 4) IOWN tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (signifikansi 0,342 > 0,05) 5) GROWTH tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (signifikansi 0,349 > 0,05) 6) DER berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan (signifikansi 0,000 < 0,05). 7) SIZE, ROE, CSR, IOWN, GROWTH, dan DER secara bersamasama berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
42
C. Kerangka Pemikiran Penelitian ini mengenai pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, tanggung jawab sosial dan struktur modal terhadap nilai perusahaan. Tinggi rendahnya nilai perusahaan yang umumnya dilihat dari harga saham (diproksi menjadi Price to Book Value (PBV)) ditentukan oleh berbagai faktor yang ada pada masing-masing perusahaan. Tinggi rendahnya nilai perusahaan ini harus diperhatikan pada suatu perusahaan karena akan berpengaruh pada kepercayaan investor dan investasi pada perusahaan tersebut. Pada penelitian ini terdapat beberapa variabel yang ingin diteliti oleh peneliti yang diindikasikan dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Peneliti mengambil 4 (empat) variabel yaitu profitabilitas (diproksi menjadi Return On Equity (ROE)), ukuran perusahaan (diproksi menjadi SIZE), tanggung jawab sosial (diproksi menjadi CSR) dan struktur modal (diproksi menjadi Debt to Equity Ratio (DER)) yang dalam hal ini menjadi variabel independen. Sementara itu, nilai perusahaan (diproksi menjadi Price to Book Value (PBV)) akan menjadi variabel yang dipengaruhi atau dependen. Penelitian
ini
mengambil
perusahaan-perusahaan
manufaktur
khususnya pada sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2010-2014. Dalam menentukan sampel penelitian, peneliti menggunakan teknik purposive sampling dimana sampel dipilih berdasarkan karakteristik tertentu. Adapun kerangka berfikir pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut : 43
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Tanggung jawab Sosial dan Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2010-2014 Signalling Theory Variabel Independen (X)
Profitabilitas (ROE) Ukuran Perusahaan (SIZE) Tanggung jawab Sosial (CSR) Struktur Modal (DER)
Variabel Dependen (Y) X1 X2 X3 X4
Nilai Perusahaan (PBV)
Analisis Statistik Deskriptif Uji Asumsi Klasik 1. 2. 3. 4.
Uji Normalitas Data Uji Heterokedastisitas Uji Multikolonieritas Uji Autokorelasi
Analisis Regresi Berganda
Uji Hipotesis Uji Statistik F (F-test) Uji Statistik t (t-test) Koefisien Determinasi Hasil Penelitian Kesimpulan dan Saran
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 44
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : •
Pengaruh
profitabilitas
terhadap
nilai
perusahaan
di
perusahaan
manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi. Ho1
: Tidak ada pengaruh antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan di perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi.
Ha1
: Ada pengaruh antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan di perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi.
•
Pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan di perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi. Ho2
: Tidak ada pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan di perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi.
Ha2
: Ada pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan di perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi.
•
Pengaruh tanggung jawab sosial terhadap nilai perusahaan di perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi. Ho3
: Tidak ada pengaruh antara tanggung jawab sosial terhadap nilai perusahaan di perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi. 45
Ha3
: Ada pengaruh antara tanggung jawab sosial terhadap nilai perusahaan di perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi.
•
Pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan di perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi. Ho4
: Tidak ada pengaruh antara struktur modal terhadap nilai perusahaan di perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi.
Ha4
: Ada pengaruh antara struktur modal terhadap nilai perusahaan di perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi.
46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan meneliti laporan keuangan perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014 melalui data Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
B. Metode Penentuan Sampel Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan elemen yang menjadi pusat objek penelitian (Supomo, 2010). Elemen yang dimaksud tersebut biasanya berupa orang, barang, unit organisasi dan perusahaan. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010 sampai 2014 sebanyak 36 perusahaan. Sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan metode Purposing Sampling. Purposing sampling adalah pengembalian sampel yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan (Sekaran, 2013). Adapun kriteria sampel yang akan digunakan yaitu : 1. Perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2010-2014 2. Menerbitkan laporan tahunan lengkap selama tahun penelitian. 47
3. Menerbitkan laporan keberlanjutan (Sustainibility Reporting) atau informasi sosial lainnya selama tahun penelitian. 4. Memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.
C. Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, data yang diperoleh dari sumber-sumber yang berhubungan dengan penelitian. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) periode tahun 2010 – 2014. Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode studi kepustakaan dan studi observasi. Metode studi kepustakaan adalah suatu cara yang dilakukan dimana dalam memperoleh data dengan menggunakan cara membaca dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam lingkup penelitian. Sedangkan metode studi observasi yaitu suatu cara memperoleh data dengan menggunakan dokumentasi yang berdasarkan pada laporan keuangan yang telah dipublikasikan oleh BEI melalui Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dimana data yang digunakan merupakan data time-series periode 2010 – 2014.
48
D. Metode Analisis Data 1. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif mempunyai tujuan untuk mengetahui gambaran umum dari semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, dengan cara melihat tabel statistik deskriptif yang menunjukkan hasil pengukuran mean, nilai minimal dan maksimal, serta standar deviasi semua variabel penelitian. 2. Uji Asumsi Klasik a.
Uji Normalitas Data Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel bebas, dan variabel terikat memiliki distribusi normal dan tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data secara normal atau mendekati normal (Ghozali, 2011:66). Untuk menguji normalitas data dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan melihat grafik normal probability plot dasar pengambilan keputusan dari tampilan grafik normal probability plot yang mengacu pada : a. Jika data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, berarti menunjukkan pola
49
distribusi yang normal sehingga model regresi dapat memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data (titik) menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal berarti tidak menunjukkan pola distribusi normal sehingga model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2011:66). b. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu observasi yang lain. Apabila varians dari residual satu observasi ke observasi yang lain tetap disebut homokedastisitas. Sedangkan apabila varians dari residual satu observasi ke observasi lain berbeda maka disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas, tidak terjadi heterokedastisitas dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan nilai residual SRESID. Deteksi ada tidaknya dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu
50
X adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya) yang telah di standardized. c.
Uji Multikolinieritas Tujuan dari uji multikolonieritas adalah untuk menguji apakah model
regresi
memiliki
korelasi
antar
variabel
bebas.
Uji
multikolonieritas dilakukan dengan meregresikan model analisis dan menguji korelasi antar variabel independen dengan menggunakan variance inflantion factor (VIF). Batas (cut off) dari VIF > 0 dan nilai tolerance jika nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai toleran kurang dari 0,10 dan tingkat kolinieritas lebih dari 0,95 maka terjadi multikolonieritas (Ghozali, 2011:66). d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi terjadi apabila terdapat penyimpangan terhadap suatu observasi oleh penyimpangan yang lain atau terjadi korelasi diantara obserasi menurut waktu dan tempat. Pada penelitian ini uji autokorelasi menggunakan uji dusbinwaston (DW-Test) dengan kriteria sebagai berikut (Ghozali, 2011) :
51
0 < DW < dl
: Terjadi autokorelasi
dl ≤ DW ≤ du
: Tidak dapat disimpulkan
du < DW < 4-du
: Tidak ada autokorelasi
4-du ≤ DW ≤ 4-dl
: Tidak dapat disimpulkan
4-dl < d < 4
: Terjadi autokorelasi
Keterangan
: DL : Batas bawah DW DU : Batas atas DW
3. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dalam mempengaruhi variabel tidak bebas secara bersama-sama ataupun secara parsial. Persamaan regresi dengan linier berganda dalam penelitian ini adalah : Y
=
bX1 + bX2+ bX3 + bx4
Keterangan : Y : Nilai Perusahaan (PBV) X1 : Tingkat Profitabilitas (ROE) X2 : Ukuran Perusahaan (SIZE) X3 : Tanggung jawab Sosial Perusahaan (CSR) X4 : Struktur Modal (DER)
52
4. Pengujian Hipotesis a. Uji F (F-test) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersamasama terhadap variabel dependen. Jika probabilitas (signifikasi) lebih besar dari 0,05 maka variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel terikat jika probabilitas lebih kecil 0,05 maka variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat. Nilai f dapat dihitung dengan rumus (Gujarati, 2011) : F hitung =
R² / (k-1) (1-R²) / (n-K)
Dimana : R² 1-R² n K
: koefisien determinasi : Residual sum of squares : jumlah sampel : jumlah variabel
b. Uji Statistik T (T-test) Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Dalam pengolahan data penelitian ini menggunakan program komputer SPSS 16.0, pengaruh secara individual ditunjukkan dari nilai 53
sifnifikan uji t. Jika nilai sifnifikan uji t < 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan secara individual masing-masing variabel. Nilai t dapat dihitung dengan rumus (Gujarati, 2011): t hitung =
b σb
Dimana
: b : Koefisien regresi variabel Independen σb : Devinisi standar koefisien regresi variabel independen
5. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 £ R2 £1). Semakin besar R2 (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model regresi tersebut dan semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabelvariabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
54
E. Operasional Variabel Penelitian Dalam penelitian ini variabel yang digunakan terdiri dari variabel dependen dan variabel independen. a. Variabel Independen, adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Pada penelitian ini menggunakan variabel tingkat profitabilitas, ukuran perusahaan, tanggung jawab sosial perusahaan dan struktur modal sebagai variabel independen. b. Variabel Dependen, adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen pada perusahaan ini adalah nilai perusahaan. Tabel 3.1 Proksi Variabel Penelitian Variabel Profitabilitas
Indikator
Skala
Return On Equity (ROE) = Laba setelah pajak
Rasio
Total Ekuitas Ukuran Perusahaan
SIZE = Ln (total asset)
Tanggung jawab sosial perusahaan
Corporate Social Responsibility (CSR)
Struktur Modal
Debt Equity Ratio (DER) = Total Kewajiban Total Ekuitas
Nilai Perusahaan
Price to Book Value (PBV) =
Harga saham Nilai buku per saham
Sumber : Data berbagai referensi penelitian 55
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian Pada bab ini, penulis akan menguraikan hasil yang telah diperoleh selama penelitian berlangsung dan membahasnya sesuai dengan batasan penelitian yang telah ditentukan sebelumnya. Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah bursa saham yang dapat memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan ekonomi nasional. BEI didirikan di Jakarta pada tanggal 14 Desember 1912. BEI didirikan jauh sebelum Indonesia merdeka oleh pemerintahan Hindia Belanda yang diselenggarakan oleh Vereniging Voor de Effectenhandel yang pada saat itu masih bernama Bursa Efek Jakarta (BEJ). Peranan BEI adalah berupaya mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciptakan pasar modal Indonesia yang stabil. Untuk memberikan informasi yang lebih lengkap tentang perkembangan bursa kepada masyarakat, BEI menyebarkan data pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik. Indikator pergerakan harga saham tersebut adalah indeks harga saham. 1. Deskripsi Data Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi yang terdaftar pada 56
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2010-2014. Berdasarkan jenisnya, perusahaan manufaktur jeni sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI dibedakan menjadi 5 (lima) jenis diantaranya jenis 1) Makanan dan minuman; 2) Rokok; 3) Farmasi; 4) Kosmetik dan barang keperluan rumah tangga; 5) Peralatan rumah tangga dengan daftar nama perusahaan sebagai berikut : Tabel 4.1 Daftar nama perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi periode 2010-2014 Jenis Industri
2010
2011
2012
2013
2014
Makanan & Minuman
1.
1.
1.
1.
1.
ADES (Akasha Wira International Tbk) 2. AISA (Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk) 3. CEKA (Cahaya Kalbar Tbk) 4. DAVO (Davomas Abadi Tbk) 5. DLTA (Delta Djakarta Tbk) 6. ICBP (Indofood CBP Sukses Makmur Tbk) 7. INDF (Indofood Sukses Makmur Tbk) 8. MLBI (Multi Bintang Indonesia Tbk) 9. MYOR (Mayora Indah Tbk) 10. PSDN (Prashida Aneka Niaga Tbk) 11. ROTI (Nippon Indosari Corporindo Tbk) 12. SKLT (Sekar Laut Tbk)
ADES (Akasha Wira International Tbk) 2. AISA (Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk) 3. CEKA (Cahaya Kalbar Tbk) 4. DAVO (Davomas Abadi Tbk) 5. DLTA (Delta Djakarta Tbk) 6. ICBP (Indofood CBP Sukses Makmur Tbk) 7. INDF (Indofood Sukses Makmur Tbk) 8. MLBI (Multi Bintang Indonesia Tbk) 9. MYOR (Mayora Indah Tbk) 10. PSDN (Prashida Aneka Niaga Tbk) 11. ROTI (Nippon Indosari Corporindo Tbk) 12. SKLT (Sekar Laut Tbk)
2.
3.
4. 5. 6. 7.
8.
9.
10. 11.
12.
13.
ADES (Akasha Wira International Tbk) AISA (Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk) ALTO (Tri Banyan Tirta Tbk) CEKA (Cahaya Kalbar Tbk) DAVO (Davomas Abadi Tbk) DLTA (Delta Djakarta Tbk) ICBP (Indofood CBP Sukses Makmur Tbk) INDF (Indofood Sukses Makmur Tbk) MLBI (Multi Bintang Indonesia Tbk) MYOR (Mayora Indah Tbk) PSDN (Prashida Aneka Niaga Tbk) ROTI (Nippon Indosari Corporindo Tbk) SKLT (Sekar Laut Tbk)
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
12. 13. 14. 15.
ADES (Akasha Wira International Tbk) AISA (Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk) CEKA (Cahaya Kalbar Tbk) DAVO (Davomas Abadi Tbk) DLTA (Delta Djakarta Tbk) ICBP (Indofood CBP Sukses Makmur Tbk) INDF (Indofood Sukses Makmur Tbk) MLBI (Multi Bintang Indonesia Tbk) MYOR (Mayora Indah Tbk) PSDN (Prashida Aneka Niaga Tbk) ROTI (Nippon Indosari Corporindo Tbk) SKLT (Sekar Laut Tbk) STTP (Siantar Top Tbk) ALTO (Tri Banyan Tirta Tbk) ULTJ (Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk)
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
12. 13. 14. 15.
ADES (Akasha Wira International Tbk) AISA (Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk) CEKA (Cahaya Kalbar Tbk) DAVO (Davomas Abadi Tbk) DLTA (Delta Djakarta Tbk) ICBP (Indofood CBP Sukses Makmur Tbk) INDF (Indofood Sukses Makmur Tbk) MLBI (Multi Bintang Indonesia Tbk) MYOR (Mayora Indah Tbk) PSDN (Prashida Aneka Niaga Tbk) ROTI (Nippon Indosari Corporindo Tbk) SKLT (Sekar Laut Tbk) STTP (Siantar Top Tbk) ALTO (Tri Banyan Tirta Tbk) ULTJ (Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk)
57
Tabel 4.1 (lanjutan…) Daftar nama perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi periode 2010-2014 Jenis Industri
2010
2011
2012
Makanan & Minuman
13. STTP (Siantar Top Tbk) 14. ULTJ (Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk)
13. STTP (Siantar Top Tbk) 14. ULTJ (Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk)
14. STTP (Siantar Top Tbk) 15. ULTJ (Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk)
Rokok
1.
1.
1.
2.
3.
GGRM (Gudang Garam Tbk) HMSP (Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk) RMBA (Bentoel International Investama Tbk)
2.
3.
GGRM (Gudang Garam Tbk) HMSP (Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk) RMBA (Bentoel International Investama Tbk)
2.
3.
4. Farmasi
1.
2. 3. 4. 5. 6. 7.
8.
9.
DVLA (Darya Varia Laboratoria Tbk) INAF (Indofarma Tbk) KAEF (Kimia Farma Tbk) KLBF (Kalbe Farma Tbk) MERK (Merck Tbk) PYFA (Pyridam Farma Tbk) SCPI (Schering Plough Indonesia Tbk) SQBI (Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk) TSPC (Tempo Scan Pasific Tbk)
1.
2. 3. 4. 5. 6. 7.
8.
9.
DVLA (Darya Varia Laboratoria Tbk) INAF (Indofarma Tbk) KAEF (Kimia Farma Tbk) KLBF (Kalbe Farma Tbk) MERK (Merck Tbk) PYFA (Pyridam Farma Tbk) SCPI (Schering Plough Indonesia Tbk) SQBI (Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk) TSPC (Tempo Scan Pasific Tbk)
1.
2. 3. 4. 5. 6. 7.
8.
9.
2013
GGRM (Gudang Garam Tbk) HMSP (Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk) RMBA (Bentoel International Investama Tbk) WIIM (Wismilak Inti Makmur Tbk)
1.
GGRM (Gudang Garam Tbk) HMSP (Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk) RMBA (Bentoel International Investama Tbk) WIIM (Wismilak Inti Makmur Tbk)
1.
DVLA (Darya Varia Laboratoria Tbk) INAF (Indofarma Tbk) KAEF (Kimia Farma Tbk) KLBF (Kalbe Farma Tbk) MERK (Merck Tbk) PYFA (Pyridam Farma Tbk) SCPI (Schering Plough Indonesia Tbk) SQBI (Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk) TSPC (Tempo Scan Pasific Tbk)
1.
DVLA (Darya Varia Laboratoria Tbk) 2. INAF (Indofarma Tbk) 3. KAEF (Kimia Farma Tbk) 4. KLBF (Kalbe Farma Tbk) 5. MERK (Merck Tbk) 6. PYFA (Pyridam Farma Tbk) 7. SCPI (Schering Plough Indonesia Tbk) 8. SIDO (Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk) 9. SQBI (Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk) 10. TSPC (Tempo Scan Pasific Tbk)
1.
2.
3.
4.
2.
3.
4.
GGRM (Gudang Garam Tbk) HMSP (Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk) RMBA (Bentoel International Investama Tbk) WIIM (Wismilak Inti Makmur Tbk)
DVLA (Darya Varia Laboratoria Tbk) 2. INAF (Indofarma Tbk) 3. KAEF (Kimia Farma Tbk) 4. KLBF (Kalbe Farma Tbk) 5. MERK (Merck Tbk) 6. PYFA (Pyridam Farma Tbk) 7. SCPI (Schering Plough Indonesia Tbk) 8. SIDO (Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk) 9. SQBI (Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk) 10. TSPC (Tempo Scan Pasific Tbk)
58
Tabel 4.1 (lanjutan…) Daftar nama perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi periode 2010-2014 Kosmetik & Barang Keperluan Rumah Tangga
1. MRAT (Mustika Ratu Tbk) 2. TCID (Mandom Indonesia Tbk) 3. UNVR (Unilever Indonesia Tbk)
1. MBTO (Martina Berto Tbk) 2. MRAT (Mustika Ratu Tbk) 3. TCID (Mandom Indonesia Tbk) 4. UNVR (Unilever Indonesia Tbk)
1. MBTO (Martina Berto Tbk) 2. MRAT (Mustika Ratu Tbk) 3. TCID (Mandom Indonesia Tbk) 4. UNVR (Unilever Indonesia Tbk)
1. MBTO (Martina Berto Tbk) 2. MRAT (Mustika Ratu Tbk) 3. TCID (Mandom Indonesia Tbk) 4. UNVR (Unilever Indonesia Tbk)
1. MBTO (Martina Berto Tbk) 2. MRAT (Mustika Ratu Tbk) 3. TCID (Mandom Indonesia Tbk) 4. UNVR (Unilever Indonesia Tbk)
Peralatan Rumah Tangga
1.
1. KDSI (Kedawung Setia Industrial Tbk) 2. KICI (Kedaung Indag Can Tbk) 3. LMPI (Langgeng Makmur Industry Tbk)
1. KDSI (Kedawung Setia Industrial Tbk) 2. KICI (Kedaung Indag Can Tbk) 3. LMPI (Langgeng Makmur Industry Tbk)
1. KDSI (Kedawung Setia Industrial Tbk) 2. KICI (Kedaung Indag Can Tbk) 3. LMPI (Langgeng Makmur Industry Tbk)
1. KDSI (Kedawung Setia Industrial Tbk) 2. KICI (Kedaung Indag Can Tbk) 3. LMPI (Langgeng Makmur Industry Tbk)
2. 3.
KDSI (Kedawung Setia Industrial Tbk) KICI (Kedaung Indag Can Tbk) LMPI (Langgeng Makmur Industry Tbk
Sumber : Data penelitian diolah, 2015. Diakses dari www.sahamok.com pada tanggal 10 Juni 2015 jam 02.32 pm Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Adapun selengkapnya mengenai rincian sampel penelitian perusahaan dapat dilihat dalam tabel 4.2 sebagai berikut : Tabel 4.2 Penentuan sampel penelitian berdasarkan criteria Kriteria Penentuan Sampel Jumlah Perusahaan Jumlah perusahaan manufaktur jenis sektor barang konsumsi yang 36 terdaftar di BEI periode 2010-2014 Jumlah perusahaan yang melakukan CSR secara berturut-turut 12 periode 2010-2014 Jumlah perusahaan yang menerbitkan laporan keuangannya secara 12 lengkap periode 2010-2014 Tahun Pengamatan 5 Jumlah sampel penelitian 60
59
B. Analisis Data Penelitian Analisis data dilakukan dengan cara analisis statistik deskriptif dan model regresi linier berganda. Data yang tersedia bagi variabel dependen yaitu nilai perusahaan (PBV) dan variabel independen yang terdiri dari Profitabilitas (ROE), dan Ukuran Perusahaan (SIZE), Tanggung jawab sosial (CSR) dan struktur modal (DER). Analisis dilakukan dengan menguji pengaruh keempat variabel independen terhadap variabel dependen Price to Book Value (PBV) secara simultan melalui Uji Statistik F dan secara parsial melalui Uji Statistik t. Tabel 4.3 Data Penelitian Berdasarkan Sampel Perusahaan TAHUN 2010
2011
Kode ADES
ROE 4.88
SIZE 21.41
PROKSI CSR 11.54
DER 36.00
PBV 0.45
INDF MLBI
13.41 6.39
20.42 25.11
16.67 16.67
24.56 21.91
0.68 1.11
MYOR
1.13
22.1
34.62
40.00
1.28
ROTI GGRM
2.16 13.19
19.81 21.24
21.22 54.22
34.12 101.4
0.75 2.01
MRAT
10.43
19.88
17.95
76.11
1.55
TCID UNVR
2.93 3.92
21.25 20.36
14.22 48.16
50.70 95.77
0.63 1.56
MERK
2.22
20.27
23.87
88.58
0.90
TSPC ICBP
3.72 11.4
18.76 20.48
14.88 12.75
10.00 2.24
0.22 0.36
ADES
5.32
22.56
12.42
37.12
0.78
INDF MLBI
11.20 5.23
21.17 23.5
17.26 17.66
24.98 23.56
1.02 1.66
MYOR
3.63
25.9
36.12
42.12
1.55
ROTI GGRM
2.25 19.88
20.75 23.12
23.21 55.32
35.87 102.5
1.99 2.25
MRAT
12.43
20.77
18.12
77.23
1.99
TCID UNVR
6.78 9.89
19.50 25.9
15.21 49.22
52.69 96.86
0.88 1.97
MERK
5.78
22.6
25.89
89.58
1.00
TSPC ICBP
1.77 7.52
19.45 22.96
16.54 14.89
11.10 2.89
0.36 0.89
60
Tabel 4.3 (lanjutan…) TAHUN 2012
2013
2014
Kode
PROKSI
ADES INDF
ROE 5.55 12.45
SIZE 21.24 19.88
CSR 10.22 12.45
DER 38.55 25.69
PBV 0.76 1.31
MLBI
6.33
21.25
13.78
22.13
1.65
MYOR ROTI
4.58 3.33
19.50 25.9
38.77 20.21
43.77 31.06
1.66 1.88
GGRM
20.87
22.6
56.77
113.7
2.64
MRAT TCID
13.56 7.13
19.45 22.1
16.01 11.32
69.66 46.88
1.22 0.23
UNVR
10.69
19.81
49.09
88.96
1.15
MERK TSPC
6.35 2.10
21.24 19.88
34.88 11.45
90.88 12.45
1.69 1.12
ICBP
8.45
21.25
12.36
3.15
1.08
ADES INDF
6.12 13.15
25.9 20.75
12.42 17.26
37.12 24.98
1.22 1.88
MLBI
6.89
23.12
17.66
23.56
0.55
MYOR ROTI
5.68 5.79
20.77 19.50
36.12 23.21
42.12 35.87
0.45 2.03
GGRM
22.77
25.9
55.32
102.5
2.78
MRAT TCID
15.64 7.19
22.6 19.45
18.12 15.21
77.23 52.69
1.56 0.98
UNVR
15.12
21.17
49.22
96.86
1.62
MERK TSPC
7.33 2.23
23.5 19.88
25.89 16.54
89.58 11.10
1.77 1.45
ICBP
7.66
21.25
14.89
2.89
1.67
ADES
8.12
25.9
12.42
37.12
1.02
INDF MLBI
16.15 6.89
20.75 23.12
17.26 17.66
24.98 23.56
1.66 1.55
MYOR
5.68
19.50
15.21
52.69
1.99
ROTI GGRM
5.79 22.77
25.9 22.6
49.22 25.89
96.86 89.58
2.25 1.15
MRAT
15.64
19.45
16.54
11.10
1.69
TCID UNVR
7.19 15.12
19.45 21.17
15.21 49.22
52.69 96.86
1.12 1.08
MERK
7.33
23.5
25.89
89.58
1.77
TSPC ICBP
2.23 7.66
19.81 21.24
49.09 34.88
88.96 90.88
1.45 1.88
Setelah menentukan jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini, langkah selanjutnya adalah menganalisis hasil data penelitian. Data pada penelitian ini sebagaimana disajikan pada tabel 4.3 di atas, selanjutnya data diolah dan dianalisis menggunakan SPSS 21.00. 61
Pertama, analisis data dilakukan dengan memilih perusahaan yang sesuai dengan kriteria sampel yaitu perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi yang terdaftar Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 20102014, yang mempunyai data lengkap untuk variabel yang diteliti dan melakukan kegiatan CSR selama 5 tahun penelitian. Sebagaimana telah diuraikan di atas, sampel dalam penelitian ini diperoleh 60 sampel. Setelah didapatkan jumlah sampel dan data perusahaan sesuai kriteia yang dibutuhkan, data tersebut dijadikan sampel dan kemudian dihitung. Dari data tersebut dilakukan Uji Statistik F dan Uji Statistik t dengan menggunakan model regresi linier berganda program SPSS 21.00 for windows. Pada penelitian ini, pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dimana teknik pengamatan dengan maksud tertentu. Sementara jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI), fact book, Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif yang dilakukan, pengaruh variabel ROE, SIZE, CSR dan DER terhadap Price to Book Value (PBV) memberikan gambaran suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum dan minimum. Selengkapnya
62
mengenai hasil statistik deskriptif penelitian dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut : Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Descripitive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
ROE
60
.11
.19
.14
.08218
SIZE
60
18.19
32.56
11.0045
2.67470
CSR
60
6.7
50.22
16.7862
4.02462
DER
60
2.24
148.01
56.5563
6.86334
PBV
60
.14
2.15
.43
.01459
Valid N (listwise)
60
Sumber :Output SPSS 21.00, Data skunder penelitian diolah 2015.
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.4 diatas diketahui bahwa rasio PBV diperoleh mean sebesar 0.43 (dibulatkan 0.40). Hasil ini berarti bahwa rata-rata nilai perusahaan di industri manufaktur sektor barang konsumsi adalah sebesar 43% dari nilai buku persaham masingmasing perusahaan tersebut. Rata-rata nilai perusahaan sebesar 43% ini juga mencerminkan harga saham dari perusahaan yang termasuk dalam industri manufaktur sektor barang konsumsi. Selanjutnya, variabel profitabilitas yang diwakili ROE menunjukkan nilai mean sebesar 0,14. Hal ini berarti bahwa rata-rata perusahaan sampel mampu mendapatkan laba bersih sebesar 14% dari total asset yang dimiliki perusahaan dalam satu periode. Nilai minimum ROE yaitu sebesar 0,11 yang berarti sampel terendah hanya mendapatkan laba bersih dari seluruh
63
total asset perusahaan sebesar 11% dalam satu periode dan nilai maksimum diketahui sebesar 0,19. Menurut Hanafi dan Halim (2005:85) : “Rasio profitabilitas sangat bermanfaat bagi kelangsungan perusahaan karena dapat membantu perusahaan untuk mengetahui kontribusi keuntungan perusahaan dalam jangka pendek atau jangka panjang.”
Profitabilas merupakan gambaran dari kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan. Dalam penelitian ini, profitabilitas dilihat berdasarkan nilai ROE dimana ROE merupakan tingkat pengembalian ekuitas pemilik perusahaan. Berdasarkan hasil deskriptif statistik yang telah diuraikan pada tabel 4.4, tingkat profitabilitas rata-rata dari perusahaan sampel dalam penelitian ini adalah 14%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan perusahaan sampel dalam penelitian ini dalam mendapatkan laba bersih per satu periodenya adalah sebesar 14% dari jumlah aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Selanjutnya, variabel yang juga diteliti dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan (SIZE) yang merupakan log natural dari Total Aset menunjukkan mean sebesar 11,0045 (dibulatkan menjadi 11,00). Sedangkan nilai maksimumnya adalah 32,56 dan nilai minimumnya 18,19. Menurut Handayani dan Hadinugroho (2009:66) “ukuran perusahaan adalah skala besar kecilnya perusahaan. Perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses mudah menuju pasar modal”. Berdasarkan 64
pengertian ini dan hasil deskriptif statistik pada tabel 4.4 yang telah diuraikan sebelumnya, dapat diartikan bahwa ukuran perusahaan sampel yang paling tertinggi adalah sebesar 32,56 dan terendahnya sebesar 18.19 dengan rata-rata 11,00. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki akses mudah menuju pasar modal adalah perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan (size) rata-rata sebesar 11,00. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan. Menurut International Finance Corporation mendefinisikan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai : “Komitmen dunia bisnis untuk memberi kontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui kerjasama dengan karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal, dan masyarakat luas untuk meningkatkan kehidupan mereka melalui cara-cara yang baik bagi bisnis maupun pembangunan.”
Berdasarkan data pada tabel 4.4 di atas, diketahui bahwa variabel Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki nilai minimum sebesar 6,7 dan maksimum 50,22. Rata-rata nilai CSR adalah 16,7862 (dibulatkan menjadi 16,8). Hasil ini dapat diartikan bahwa komitmen dari perusahaan manufaktur industry barang konsumsi dalam hal CSR hanya rata-rata 16,8% dari keseluruhan kegiatan perusahaan. Nilai maksimum sebesar 50,22 menyatakan arti bahwa perusahaan yang paling tinggi memberikan kontribusinya sebesar 50,22% untuk hal CSR. 65
Variabel yang terakhir adalah struktur modal. Struktur modal adalah pencerminan dari perimbangan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri dari suatu perusahaan. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal
yang
dapat
meminimumkan
biaya
dan
mengoptimalkan
keseimbangan antara risiko dan pengembalian, sehingga memaksimumkan harga saham. Dari data pada tabel 4.4 di atas mengenai nilai deskriptif variabel struktur modal yang diproksi melalui DER, nilai minimum DER sebesar 2,24 dan maksimum sebesar 148,01 dengan rata-rata sebesar 56,55. Hasil ini dapat diartikan bahwa rata-rata perusahaan manufaktur sektor industry barang konsumsi dapat meminimkan biaya dan optimalkan keseimbangan antara resiko dan pengembalian sebesar 56,55 %. Struktur modal erat kaitannya dengan harga saham, hal ini dikarenakan salah satu unsur yang membentuk harga saham adalah persepsi investor atas kinerja perusahaan, dan struktur modal adalah salah satu unsur yang menentukan baik buruknya kinerja perusahaan, karena struktur modal akan menentukan sumber pembiayaan dan pembelanjaan yang dilakukan oleh perusahaan atas kegiatan operasionalnya.
66
2. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, salah satunya dengan menggunakan analisis grafik. Metode yang handal adalah dengan melihat normal probability plot, dimana pada grafik ini terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Adapun hasil uji normalitas data dijelaskan melalui grafik berikut : Gambar 4.1 Normal Probability Plot Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable : LNPBV@
Observed Cum Prob
Sumber : Data penelitian diolah, output SPSS 21.00
67
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa model regresi pada penelitian ini layak dipakai karena pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal dan data yang dimiliki terlihat merata dan cukup baik. Hasil ini berarti model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas yang berarti bahwa data terdistribusi secara normal. Tabel 4.5 Uji Kolmogorov Smirnov One sample Kolmogrov Smirnov Test Unstandardized Residual N
60
Normal Parameters a.b
Mean Std. Deviation
.0000000 .43512661
Most Extreme
Absolute
.092
Differences
Positive
.092
Negative
-.072
Kolmogorov-Smirnov Z
.674
Asymp.Sig. (2-tailed)
.611
a. b.
Test Distribution is Normal Calculated from data
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa besarnya nilai Komolgorov-Smirnov adalah 0,674 dengan signifikansi sebesar 0,611 dimana > 0,05. Dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti data terdistribusi normal.
68
b. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model yang bebas dari masalah heterokedastisitas (homokedastisitas). Adapun hasil uji heterokedastisitas pada penelitian ini sebagai berikut : Gambar 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas Scatterplots
Dependent Variable : LNPBV@
Regression Standarized Predicted Value
Sumber : Data penelitian diolah, 2015. Output SPSS 21 Grafik scatterplots di atas menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi 69
layak digunakan untuk memprediksi nilai perusahaan atau Price to Book Value (PBV) berdasarkan variabel yang mempengaruhinya (independent) yaitu profitabilitas (ROE), ukuran perusahaan (SIZE), tanggung jawab sosial (CSR) dan struktur modal (DER).
c. Uji Multikolonieritas Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolonieritas antar variabel independen digunakan Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Batas dari tolerance value adalah 0,10 dan batas VIF adalah 10. Apabila tolerance value > 0,10 dan nilai VIF < 10 maka tidak terjadi multikolonieritas. Sampel hasil yang ditunjukkan dalam output SPSS maka besar nilai VIF dan nilai tolerance dari masing-masing variabel independen dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolonieritas Model
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
(Constant) LNROE@
.212
3.441
LNSIZE@
.256
4.321
LNCSR@
.144
1.005
LNDER@
.586
1.492
Sumber : Output SPSS 21.00
70
Berdasarkan tabel di atas memperlihatkan hasil pengujian multikolonieritas. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai tolerance untuk ROE sebesar 0.212 dan VIF 3.441, SIZE dengan nilai tolerance sebesar 0.256 dan VIF 4.321, CSR dengan nilai tolerance sebesar 0.144 dan VIF 1.005, DER dengan nilai tolerance sebesar 0.586 dan VIF 1.491 Dengan demikian model regresi dalam penelitian ini terbukti terbebas dari gejala multikolonieritas. d. Uji Autokorelasi Autokorelasi didefinisikan sebagai terjadinya korelasi diantara data pengamatan, dimana munculnya suatu data dipegaruhi oleh data sebelumnya. Penyimpangan autokorelasi dalam penelitian diuji dengan uji Durbin-Watson (DW test). Adapun hasil uji autokorelasi pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 4.7 Uji Durbin-Watson Durbin-Watson 2.122 Sumber : Output SPSS 21.00
71
Dari tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa nilai D-W sebesar 2,122. Dengan jumlah predictors sebanyak 4 buah (k = 4) dan sampel sebanyak 60 perusahaan (n=60), berdasarkan tabel D-W dengan tingkat signifikansi 5%, maka dapat ditentukan nilai (dl) adalah sebesar 1,571 dan (du) adalah sebesar 1,679 dengan demikian nilai du < DW < 4-du yaitu 1,679 < 2,122 < 2,321 yang menandakan bahwa tidak terdapat autokorelasi positif dan negatif dalam model regresi. Hasil ini berarti bahwa variabel ROE, SIZE, CSR dan DER dalam penelitian ini telah terbebas dari masalah autokorelasi.
3. Hasil Uji Hipotesis Setelah mengetahui hasil statistik deskriptif variabel dalam penelitian ini yang diuraikan melalui nilai minimum, maximum, mean dan standar deviasi pada masing-masing indikator variabel penelitian, langkah selanjutnya adalah menguji hipotesis penelitian yang telah ditentukan sebelumnya pada bab II. Adapun hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini meliputi :
a. Hasil Uji Statistik F (Uji F-test) Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen dalam penelitian ini secara bersama-sama (simultan) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Adapun signifikansi
72
model regresi pada penelitian ini diuji dengan melihat nilai signifikansi (sig.) yang diuraikan melalui tabel 4.8 sebagai berikut : Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik F ANOVAa Model
1
a. b.
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
16.968
4
2.632
Residual
46.691
56
.411
Total
63.648
60
F
Sig. 4.774
.000b
Dependent Variable : PBV Predictors : (Constant. ROE, SIZE, CSR, DER)
Sumber : Output SPSS 21.00, Data skunder penelitian diolah 2015.
Ketentuan : a. Jika probabilitas (signifikasi) lebih besar dari 0,05 maka variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen b. Jika probabilitas lebih kecil 0,05 maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
Pada table di atas dapat diketahui bahwa variabel independen yaitu Profitabilitas (ROE), Ukuran Perusahaan (SIZE), Tanggung Jawab Sosial (CSR) dan Struktur Modal (DER) secara simultan atau bersama-sama mampu memberikan perubahan pada variabel dependen Nilai Perusahaan (PBV). Hal ini ditunjukkan dari nilai Fhitung (4,774) dengan tingkat signifikan (sig.) sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 (α = 0,05). Dari
73
hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh simultan yang signifikan antara ROE, SIZE, CSR dan DER terhadap PBV.
b. Hasil Uji Statistik t (Uji t-test) Pada penelitian ini, pengujian statistik t diperoleh dari nilai signifikansi antara variabel independen penelitian yaitu Profitabilitas (ROE), Ukuran Perusahaan (SIZE) Tanggung Jawab Sosial (CSR) dan Struktur Modal (DER) dalam menerangkan variabel dependen yaitu Nilai Perusahaan (PBV). Adapun hasil pengujian t-test yang telah dilakukan peneliti dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut :
Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik t Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B (Constant) 1
Std.Eror
Beta
1.003
1.409
.767
.445
LNROE
.376
.088
.440
4.213
.000
LNSIZE
-.708
.977
-.071
-.715
.423
LNCSR
.235
.072
.310
2.452
.000
LNDER
.402
.096
.502
2.616
.000
Sumber : Output SPSS 21.00, Data skunder penelitian diolah 2015.
Berdasarkan data pada table 4.9 di atas, maka dapat diperoleh persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut :
74
PBV = 1,003 + 0,376 ROE - 0,708 SIZE + 0,235 CSR + 0,402 DER
Konstanta dalam penelitian ini bernilai sebesar 1,003 dengan nilai positif. Hal ini dapat diartikan bahwa nilai perusahaan akan bernilai 1,003 apabila masing-masing variabel independen dalam penelitian yaitu profitabilitas, ukuran perusahaan, tanggung jawab sosial perusahaan dan struktur modal memiliki nilai 0 (nol). Selanjutnya, variabel profitabilitas yang memiliki koefisien regresi 0.376 untuk ROE dengan nilai positif, hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas memberikan pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil tersebut menggambarkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel profitabilitas dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan nilai perusahaan sebesar 0,376. Pada variabel ukuran perusahaan memiliki koefisien regresi sebesar 0,708. Nilai koefisien regresi negatif menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hasil ini menggambarkan bahwa jika terjadi setiap kenaikan satu persen variabel ukuran perusahaan dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan kebijakan dividen sebesar 0,708. Kemudian, pada variable tanggung jawab sosial perusahaan yang diproksi melalui CSR, memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,235 dengan nilai positif. Hasil ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu
75
persen variabel CSR dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan nilai perusahaan sebesar 0,235. Variabel terakhir adalah struktur modal dimana DER memiliki koefisien regresi sebesar 0,402 dengan nilai positif. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap kenaikan satu persen dari struktur modal akan memberikan kenaikan pula pada nilai perusahaan sebesar 0,402 dengan asumsi variabel lainnya tetap.
c.
Hasil Uji Koefisien Determinasi Pada model regresi berganda penggunaan adjusted R2 (Adj R2), atau koefisien determinasi yang telah disesuaikan, lebih baik dalam melihat seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen
bila
dibandingkan
dengan
R2
(koefisien
determinasi).
Kelemahan dalam menggunakan nilai R2 adalah karena adanya bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Adapun hasil uji koefisien determinasi pada penelitian ini dapat dilihat berdasarkan tabel uji Adjusted R2 sebagai berikut: Tabel 4.10 Hasil Uji Adjusted R2 Model 1
R .408a
Model Summaryb R Square Adjusted R Square .167 .359
Std. Error of the Estimate .64124
Sumber: Output SPSS 21.00, Data skunder penelitian diolah 2015.
76
Dari tabel 4.10 di atas diketahui bahwa nilai adjusted R2 adalah sebesar 0,359. Hal ini berarti bahwa sebesar 35,9% nilai perusahaan dipengaruhi oleh profitabilitas, ukuran perusahaan, tanggung jawab sosial perusahaan dan struktur modal Sedangkan sisanya 64,1% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil uraian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik suatu simpulan dan saran yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan oleh perusahaan dalam menghadapi masalah yang ada. A. Kesimpulan Adapun hasil penelitian yang telah dibahas sebelumnya, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda, ditemukan bahwa variabel profitabilitas yang diproksi melalui Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan 2. Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda, ditemukan bahwa variabel ukuran perusahaan yang diproksi melalui SIZE tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan 3. Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda, ditemukan bahwa variabel tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan 4. Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda, ditemukan bahwa variabel struktur modal yang diproksi melalui Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
78
5. Secara simultan variabel profitabilitas (ROE), ukuran perusahaan (SIZE), tanggung jawab sosial (CSR) dan struktur modal (DER) berpengaruh terhadap nilai perusahaan sebesar 35,9% sementara 64,1% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain
B. Saran 1. Secara Teoritis a) Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada simpulan, diketahui ternyata terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan
pada
perusahaan
manufaktur
diantaranya
tingkat
profitabilitas, CSR dan struktur modal. Maka dari itu, disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap variabel yang lebih luas
untuk
meneliti
secara
lebih
detail
faktor-faktor
yang
mempengaruhi naik turunnya nilai perusahaan. b) Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk menggunakan jenis sampel perusahaan yang lebih luas dan berbeda dengan waktu pengamatan yang lebih lama pula agar hasil penelitian dapat lebih mudah untuk digeneralisasikan; dan c) Disarankan untuk mengklasifikasikan perusahaan berdasarkan umur perusahaan. Karena ada kemungkinan perusahaan yang sudah lama stabil dengan yang baru didirikan akan berpengaruh terhadap tingkat nilai perusahaan terkait.
79
2. Secara Praktis a) Hal-hal yang telah sesuai dengan standar penyajian laporan penelitian harap dipertahankan dan diperbaiki sesuai kebutuhan penelitian yang dilakukan; b) Bagi
perusahaan
manufaktur,
disarankan
memperbaiki
dan
melengkapi penyajian laporan keuangan agar informasi yang ingin disampaikan perusahaan dapat dengan jelas diterima oleh publiknya; c) Bagi penelitian selanjutnya, disarankan dapat lebih detail dalam hal penyajian hasil penelitian dan data penelitian yang ada harap dilampirkan secara lengkap untuk mendukung validitas penelitian.
80
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robert. 2010. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft Indonesia. Brigham, E.F. and L.C. Gapenski. 2010. Intermediate Financial Management. 7th edition. Sea Harbor Drive: The Dryden Press. Brigham, E.F. and M.C. Ehrhardt. 2011. Financial Management: Theory and Practice. 10th edition. Orlando: Sea Harbor Drive. Brigham, Eugene F. Dan Joul F Houston. 2011. Manajemen Keuangan. Jakarta :Erlangga. Eka Lestari, Putu. 2010. Pengaruh Struktur Modal dan Kepemilikan Manajerial Serta Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Denpasar : Universitas Udayana. Fakhruddin, M. dan M.S. Hadianto. 2012. Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Modal. Jakarta: Elex Media Komputindo. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Graver dan Gaver dalam Martalina, Lifessy. 2011. Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Intervening. Skripsi. Padang : Universitas Negeri Padang. Gujarati, Damodar. 2011. Ekonometrika Dasar, Buku II, Edisi kelima. Jakarta : Salemba Empat. Hasnawati, Sri. 2005. “Implikasi Keputusan Investasi, Pendanaan, dan Dividen terhadap Nilai Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta”. Usahawan. No. 09/Th XXXIX. September 2005 : 33-41. Husnan, Suad. 2011. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2010. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan. Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.
Mahendra, Alfredo DJ. 2011. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan (Kebijakan Deviden Sebagai Variabel Moderating) Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Tesis. Denpasar : Universitas Udayana. Myers, Stewart C. 2012. Capital Structure. Dalam Journal of Economic Perspective. Spring, 15 (2): h: 81-102. Naim, Ainun dan Fu’ad Rakhman. 2000. “Analisis Hubungan Antara Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Dengan Struktur Modal dan Tipe Kepemilikan Perusahaan”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 15, No.1. Noviyanto, Dwi. 2008. Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio investor terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Jakarta tahun 2005-2007. Skripsi. Malang : Universitas Negeri Malang. Nurmayasari, Andi. 2012. Analisis Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2007-2010). Skripsi. Yogyakarta : Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Peasnell, K.V, P.F. Pope, dan Young, S. 2005. Outside Directors, Board Effectiveness and Earnings Management. Working Paper, Lancaster University, UK. Petronila, Thio Anastasia dan Mukhlasin. 2003. “Pengaruh Profitabilitas perusahaan terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan dengan Opini Audit Sebagai Moderating Variabel”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Katolik Indonesia Atmajaya. Jakarta. Rachmawati, Andri dan Hanung Triatmoko. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Dalam Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar. Riyanto, Bambang. 2010. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE S. Munawir. 2009. “Akuntansi Keuangan Dan Manajemen”. Edisi Revisi. Yogyakarta : BPFE. Safrida, Eli. 2008. Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Tesis. Medan : Universitas Sumatera Utara.
Salvatore, Dominick. 2011. Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global. Jakarta :Salemba Empat. Schoubben, F., dan C. Van Hulle. 2004. ”The Determinant of Leverage: Difference beetwen Quoted and Non Quoted Firms”, Tijdschrift voor Economie en Management, XLIX (4): 589621. Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan. Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : BPFE. Sekaran, Uma. 2013. Metodelogi Penelitian untuk Bisnis 1 Ed. 4. Yogyakarta : Penerbit Salemba Empat. Siallagan, Hamonangan dan M. Machfoedz. 2006. Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Dalam Simposium Nasonal Akuntansi IX, Padang. Siregar, Veronica N.P, Sylvia dan Siddharta Utama. 2005. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktik Corporate Governance terhadap Pengelolaan Laba. Simpsium Nasional Akuntansi VIII., Solo. Suharli, Michell. 2007. Studi Empiris Terhadap Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan pada Perusahaan Go Public di Indonesia. Dalam Jurnal Manjemen Akuntansi, 6(1): h: 23-24. Syamsuddin, Lukman. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Tandelilin, Eduardus. 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta : PT. BPFE. Van Horne, Wachowicz. 2012. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Van Horne, C James., and Wachowicz, John M, JR. 2013. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga belas. Penerbit Salemba empat. Weston, J. Fred dan Eugene Brigham. 2010. Manajemen Keuangan. Edisi kesembilan. Jakarta : Erlangga. Weston, Fred J., and Copeland, Thomas. 2010. Manajemen Keuangan. Edisi Kesepuluh. Jakarta: Binarupa Aksara.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
Lampiran 1
DAFTAR NAMA PERUSAHAAN YANG MENJADI SAMPEL PENELITIAN No.
Nama Perusahaan
Kode
1.
Akasha Wira International Tbk
ADES
2.
Indofood Sukses Makmur Tbk
INDF
3.
Multi Bintang Indonesia Tbk
MLBI
4.
Mayora Indah Tbk
MYOR
5.
Nippon Indosari Corporindo Tbk
ROTI
6.
Gudang Garam Tbk
GGRM
7.
Mustika Ratu Tbk
MRAT
8.
Mandom Indonesia Tbk
TCID
9.
Unilever Indonesia Tbk
UNVR
10.
Merck Tbk
MERK
11.
Tempo Scan Pacific Tbk
TSPC
12.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
ICBP
xii
Lampiran 2
Perhitungan Return On Equity (ROE), SIZE, Corporate Social Responsibilty (CSR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Price to Book Value (PBV) tahun 2010 No.
Kode
Tahun
Variabel ROE
SIZE
CSR
DER
PBV
1.
ADES
2010
4.88
21.41
11.54
36.00
0.45
2.
INDF
2010
13.41
20.42
16.67
24.56
0.68
3.
MLBI
2010
6.39
25.11
16.67
21.91
1.11
4.
MYOR
2010
1.13
22.1
34.62
40.00
1.28
5.
ROTI
2010
2.16
19.81
21.22
34.12
0.75
6.
GGRM
2010
13.19
21.24
54.22
101.4
2.01
7.
MRAT
2010
10.43
19.88
17.95
76.11
1.55
8.
TCID
2010
2.93
21.25
14.22
50.70
0.63
9.
UNVR
2010
3.92
20.36
48.16
95.77
1.56
10.
MERK
2010
2.22
20.27
23.87
88.58
0.90
11.
TSPC
2010
3.72
18.76
14.88
10.00
0.22
12.
ICBP
2010
11.4
20.48
12.75
2.24
0.36
xiii
Lampiran 3
Perhitungan Return On Equity (ROE), SIZE, Corporate Social Responsibilty (CSR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Price to Book Value (PBV) tahun 2011 No.
Kode
Tahun
Variabel ROE
SIZE
CSR
DER
PBV
1.
ADES
2011
5.32
22.56
12.42
37.12
0.78
2.
INDF
2011
11.20
21.17
17.26
24.98
1.02
3.
MLBI
2011
5.23
23.5
17.66
23.56
1.66
4.
MYOR
2011
3.63
25.9
36.12
42.12
1.55
5.
ROTI
2011
2.25
20.75
23.21
35.87
1.99
6.
GGRM
2011
19.88
23.12
55.32
102.5
2.25
7.
MRAT
2011
12.43
20.77
18.12
77.23
1.99
8.
TCID
2011
6.78
19.50
15.21
52.69
0.88
9.
UNVR
2011
9.89
25.9
49.22
96.86
1.97
10.
MERK
2011
5.78
22.6
25.89
89.58
1.00
11.
TSPC
2011
1.77
19.45
16.54
11.10
0.36
12.
ICBP
2011
7.52
22.96
14.89
2.89
0.89
xiv
Lampiran 4
Perhitungan Return On Equity (ROE), SIZE, Corporate Social Responsibilty (CSR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Price to Book Value (PBV) tahun 2012 No.
Kode
Tahun
Variabel ROE
SIZE
CSR
DER
PBV
1.
ADES
2012
5.55
21.24
10.22
38.55
0.76
2.
INDF
2012
12.45
19.88
12.45
25.69
1.31
3.
MLBI
2012
6.33
21.25
13.78
22.13
1.65
4.
MYOR
2012
4.58
19.50
38.77
43.77
1.66
5.
ROTI
2012
3.33
25.9
20.21
31.06
1.88
6.
GGRM
2012
20.87
22.6
56.77
113.7
2.64
7.
MRAT
2012
13.56
19.45
16.01
69.66
1.22
8.
TCID
2012
7.13
22.1
11.32
46.88
0.23
9.
UNVR
2012
10.69
19.81
49.09
88.96
1.15
10.
MERK
2012
6.35
21.24
34.88
90.88
1.69
11.
TSPC
2012
2.10
19.88
11.45
12.45
1.12
12.
ICBP
2012
8.45
21.25
12.36
3.15
1.08
xv
Lampiran 5
Perhitungan Return On Equity (ROE), SIZE, Corporate Social Responsibilty (CSR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Price to Book Value (PBV) tahun 2013 No.
Kode
Tahun
Variabel ROE
SIZE
CSR
DER
PBV
1.
ADES
2013
6.12
25.9
12.42
37.12
1.22
2.
INDF
2013
13.15
20.75
17.26
24.98
1.88
3.
MLBI
2013
6.89
23.12
17.66
23.56
0.55
4.
MYOR
2013
5.68
20.77
36.12
42.12
0.45
5.
ROTI
2013
5.79
19.50
23.21
35.87
2.03
6.
GGRM
2013
22.77
25.9
55.32
102.5
2.78
7.
MRAT
2013
15.64
22.6
18.12
77.23
1.56
8.
TCID
2013
7.19
19.45
15.21
52.69
0.98
9.
UNVR
2013
15.12
21.17
49.22
96.86
1.62
10.
MERK
2013
7.33
23.5
25.89
89.58
1.77
11.
TSPC
2013
2.23
19.88
16.54
11.10
1.45
12.
ICBP
2013
7.66
21.25
14.89
2.89
1.67
xvi
Lampiran 6
Perhitungan Return On Equity (ROE), SIZE, Corporate Social Responsibilty (CSR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Price to Book Value (PBV) tahun 2014 No.
Kode
Tahun
Variabel ROE
SIZE
CSR
DER
PBV
1.
ADES
2014
8.12
25.9
12.42
37.12
1.02
2.
INDF
2014
16.15
20.75
17.26
24.98
1.66
3.
MLBI
2014
6.89
23.12
17.66
23.56
1.55
4.
MYOR
2014
5.68
19.50
15.21
52.69
1.99
5.
ROTI
2014
5.79
25.9
49.22
96.86
1.25
6.
GGRM
2014
22.77
22.6
25.89
89.58
2.81
7.
MRAT
2014
15.64
19.45
16.54
11.10
1.69
8.
TCID
2014
7.19
19.45
15.21
52.69
1.12
9.
UNVR
2014
15.12
21.17
49.22
96.86
2.08
10.
MERK
2014
7.33
23.5
25.89
89.58
2.77
11.
TSPC
2014
2.23
19.81
49.09
88.96
1.45
12.
ICBP
2014
7.66
21.24
34.88
90.88
1.88
xvii
Lampiran 7 Output SPSS 21.00 Descripitive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
ROE
60
.11
.19
.14
.08218
SIZE
60
18.19
32.56
11.0045
2.67470
CSR
60
6.7
50.22
16.7862
4.02462
DER
60
2.24
148.01
56.5563
6.86334
PBV
60
.14
2.15
.43
.01459
Valid N (listwise)
60
Variables Entered/Removeda Model
1
Variables
Variables
Entered
Removed
ROE, SIZE,
.
Method
Enter
CSR, DER a. b.
Dependent Variable : PBV All requested variables entered.
Model Summaryb Model
R
R Square .408a
1
Adjusted R Square
.167
.359
Std. Error of the Estimate .55757
Durbin-Watson 2.122
a. Prediction (Constant): ROE, SIZE, CSR, DER b. Dependent Variable: PBV
ANOVAa Model
1
a. b.
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
16.968
4
2.632
Residual
46.691
56
.411
Total
63.648
60
Dependent Variable : PBV Predictors : (Constant. ROE, SIZE, CSR, DER)
xviii
F
Sig. 4.774
.000b
Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant) 1
Std.Eror
T
Sig.
Collinearity Statistics
Beta
Tolerance
1.003
1.409
LNROE
.376
.088
.440
LNSIZE
-.708
.977
LNCSR
.235
.072
LNDER
.402
.096
.767
.445
4.213
.000
.212
3.441
-.071
-.715
.423
.256
4.321
.310
2.452
.000
.144
1.005
.502
2.616
.000
.586
1.492
One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
60
Normal Parameters a.b
Mean
.0000000
Std. Deviation
.43512661
Most Extreme
Absolute
.092
Differences
Positive
.092
Negative
-.072
Kolmogorov-Smirnov Z
.674
Asymp.Sig. (2-tailed)
.611
a. b.
Test Distribution is Normal Calculated from data
xix
VIF