DAMPAK FILM PORNOGRAFI TERHADAP PSIKOSOSIAL DI KALANGAN REMAJA (STUDI KASUS PADA REMAJA YANG BERPACARAN) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh : EKA PUJI SEPTIANI NIM : 1112054100021
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2016 M
Abstrak Eka Puji Septiani Dampak Film Pornografi terhadap Psikososial di kalangan Remaja (Studi Kasus pada Remaja yang Berpacaran) Permasalahan pornografi saat ini sudah berkembang dengan sangat pesat hal ini disebabkan karena adanya perkembangan teknologi terutama pada internet melalui celluler. Tak sedikit orang tua yang menganggap pornografi dan seks adalah sesuatu yang tabu. Sehingga mereka tidak memberikan pendidikan tentang seks ke anaknya, atau karena mereka sendiri tidak tahu mengenai informasi itu sendiri dan tidak mengerti bagaimana cara mengkomunikasikan hal pornografi dan seks yang baik kepada anak. Padahal pornografi bisa menyebabkan kecanduan dan berdampak buruk bagi pribadi dan lingkungan sosialnya. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya penelitian ini penting dilakukan karena pornografi lebih berbahaya dari narkoba. Pornografi dapat merusak lima sel otak. Pornografi bersifat candu dan kecanduan pornografi merupakan masalah yang nyata yang dapat terjadi kepada seluruh kalangan dan dapat merusak otak, jiwa, bahkan fisik seseorang. Pornografi juga dapat mempengaruhi perkembangan dan kreatifitas generasi muda. Masalah pornografi akan menimbulkan masalah yang kompleks dan merusak moral anak bangsa apabila tidak ditangani secara intensif. Pornografi dapat memicu adanya penyimpangan sosial yang ada di masyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah film pornografi dapat mempengaruhi perkembangan psikososial remaja seperti perubahan dalam berpikir, bertingkah laku serta cara menilai seseorang. Pornografi ini juga dapat memberikan dampak kepada cara berpacaran remaja. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus, di mana dalam teknik pengumpulan data peneliti melakukan wawancara, observasi serta dokumentasi. Penelitian yang digunakan dalam hal ini adalah menggunakan penelitian deskriptif (Descriptive Research), Dalam penelitian ini pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling bertujuan dimana informan dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dan dianggap sebagai orang orang yang tepat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. Peneliti melakukan wawancara dengan remaja pecandu film pornografi, remaja yang berpacaran, teman remaja serta guru Bimbingan Konseling Sekolah Menengah Atas Al-Azhar. Hasil temuan penelitian mengenai dampak psikososial remaja pecandu pornografi, adalah perubahan cara berpikir, perubahan bertingkah laku, perubahan dalam menilai orang lain akibat dari kecanduan film porno, mengenal lebih jauh perkembangan dan struktur jiwa seorang pecandu pornografi. Serta perubahan cara berpacaran remaja sebelum dan sesudah menjadi pecandu pornografi.
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb Alhamdulillah segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT. Dialah sumber tempat bersandar, Dia lah sumber kenikmatan hidup yang tanpa batas, Rahman dan Rahim tetap menghiasi asma-Nya. Sehingga peneliti diberikan kekuatan fisik dan psikis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Dampak Film Pornografi Terhadap Psikososial Di Kalangan Remaja (Studi Kasus Pada Remaja Yang Berpacaran).” Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta para keluarganya, sahabat dan para pengikutnya yang telah membawa kita ke zaman kebaikan. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat guna meraih gelar Sarjana Sosial Jurusan Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Peneliti menyadari bahwa penelitian skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah memberi banyak dukungan, baik dukungan moril maupun materil. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati peneliti ingin berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan memotivasi hingga selesainya penyusunan skripsi ini kepada : 1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Bapak Suparto, M. Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik. Dr. Roudhonah, MA selaku Dekan Bidang Administrasi Umum. Dr. Suhaimi, M. Si selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan. 2. Ibu Lisma Dyawati Fuaidah, M.Si selaku Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial, Hj. Nunung Khairiyah, MA selaku Sekretaris Program Studi Kesejahteraan Sosial. Terimakasih atas nasihat serta bimbingan nya. 3. Ibu Siti Napsiyah, MSW selaku dosen pembimbing yang telah sabar dalam membantu, mengarahkan, membina dan selalu bersedia meluangkan waktunya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih telah menjadi dosen pembimbing peneliti sejak praktikum 2 hingga skripsi. ii
4. Seluruh dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah yang telah banyak memberikan ilmu dan pengalaman nya kepada peneliti. 5. Yang terhormat dan terkasih kedua orang tua tercinta yaitu Bapak Tasno dan Ibu Kusdiati atas kasih sayang, doa, bimbingan dan motivasinya. Semoga Allah SWT selalu mencurahkan karunia dan nikmat yang tiada henti sebagai balasan yang telah diberikan kepada peneliti. 6. Kepada seluruh informan peneliti yang telah bersedia memberikan informasi dan waktunya sehingga penelitian ini dapat selesai tepat waktu. 7. Kepada Aisyah Rahma Utami yang sudah dengan ikhlas menjadi mentor selama berlangsungnya skripsi ini, dan juga kepada Ira Rahmawati dan Dyah Ayu yang secara tidak langsung
sudah memberikan motivasinya untuk
fokus
menyelesaikan skripsi ini. Serta Sahabatku Tria Anjarwati, Annisa Elfa Arianty, Nurmila Afrilianida, Annissa Dian, Saila Arimi, Khusnul Fadillah, Heni Purwati dan teman-teman Kesejahteraan Sosial Angkatan 2012 yang sudah bersamasama dalam berjuang berbagi suka dan duka dalam menjalankan skripsi ini. 8. Kepada Taufik Kustiawan, Diyah Jovita Sari dan Muhammad Hakhi Affandi yang sudah membantu, memberi doa, dukungan, wejangan-wejangan serta menghibur peneliti dikala lelah dalam mengerjakan skripsi ini hingga akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. 9. Sahabat terbaikku Dian Ayu, Riza Aulia, Ayu Wulandari, Zellardia, Husniati Najmi, Sevira Aulia, Billian Putra dan sahabat-sahabat lain yang tidak bisa peneliti tulis satu persatu yang sudah memberikan doa, dukungan dan menjadi tempat keluh kesah peneliti dalam mengerjakan skripsi ini.
Jakarta, September 2016
Eka Puji Septiani
iii
DAFTAR ISI ABSTRAK ...........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ........................................................................................
ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................
iv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................
vii
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah ...............................................................
1
B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah ...........................................
6
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian .....................................................
7
D.
Metodologi Penelitian ...................................................................
8
E.
Sistematika Penelitian ...................................................................
19
BAB II LANDASAN TEORI A.
Dampak.. ......................................................................................
20
B.
Pornografi ....................................................................................
21
1. Pengertian Pornografi.. ...........................................................
21
2.
Macam-macam Pornografi ....................................................
22
3.
Penyebab Pornografi ..............................................................
23
4.
Hukum Pornografi .................................................................
25
5.
Dampak Pornografi................................................................
27
Psikososial ...................................................................................
32
C.
1.
Pengertian Psikososial ........................................................... iv
30
D.
2.
Fase-fase Perkembangan........................................................
32
3.
Faktor Psikososial ..................................................................
38
4.
Struktur Kepribadian..............................................................
39
Pacaran di Usia Remaja ...............................................................
41
1.
Usia Remaja ...........................................................................
41
2.
Pengertian Pacaran .................................................................
43
3.
Alasan Remaja Berpacaran ....................................................
44
BAB III PROFIL INFORMAN A.
Profil Informan ZP ........................................................................
47
B.
Profil Informan BL .......................................................................
49
C.
Profil Informan MT.......................................................................
51
D.
Profil Informan AA .......................................................................
53
E.
Profil Informan YG .......................................................................
56
BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS A.
B.
Penyebab Pornografi ....................................................................
58
1.
Faktor Internet....................................................................... .
58
2.
Faktor Lingkungan................................................................ .
61
3.
Faktor Teman Sebaya ............................................................
64
4.
Faktor BLAST .......................................................................
67
Psikososial Remaja Pecandu Pornografi .......................................
70
1.
Dampak Psikososial Remaja Pecandu Pornografi .................
70
a. Perubahan dalam Berpikir….......................................... .
70
b. Perubahan dalam Bertingkah Laku...................................
74
c. Perubahan dalam Menilai Orang Lain..............................
77
v
2.
Fase Perkembangan Remaja Pecandu Pornografi .................
81
3.
Faktor Psikososial.............................................................. ....
87
a.
Keluarga....................................................................... .
87
b.
Pendidikan................................................................... ...
91
Kepribadian Remaja Pecandu Pornografi ..............................
94
Dampak Film Pornografi terhadap Cara Berpacaran Remaja.......
104
1.
Alasan Remaja Berpacaran ....................................................
104
2.
Dampak Pornografi pada Remaja Berpacaran .......................
106
D.
Hukum Pornografi dalam Islam ...................................................
115
E.
Peran BK dalam Menangani dan Mencegah Kasus Pornografi ..... 116
F.
Analisis Kasus ..............................................................................
4. C.
120
BAB V PENUTUP A.
Kesimpulan ...................................................................................
126
B.
Saran .............................................................................................
127
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
129
LAMPIRAN
vi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
-Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 2
-Pedoman Wawancara
Lampiran 3
-Pedoman Observasi
Lampiran 4
-Transkip Wawancara
Lampiran 5
-Hasil Observasi
Lampiran 6
-Dokumentasi
vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pornografi telah ada sejak 30.000 tahun yang lalu. Pada zaman Yunani dan Romawi kuno, telah ada patung-patung yang bertemakan homoseksualitas, dan juga yang menggambarkan hubungan seksualitas yang tidak wajar. Semakin berkembangnya zaman, pornografi telah menggurita di berbagai kalangan melalui gaya hidup, style, musik hingga film. Kemajuan teknologi seringkali disalah gunakan oleh masyarakat. Sehingga pornografi makin terfasilitasi dan kalangan masyarakat dari segala umur akan lebih mudah untuk mengakses pornografi. Menurut
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
2
pornografi
adalah
penggambaran tingkah laku secara erotis dengan lukisan atau tulisan untuk membangkitkan nafsu berahi. Menurut Sugihastuti dan Siti Hariti Sastriyani dalam bukunya yang berjudul Glosarium Seks dan Gender 3 menyatakan bahwa pornografi merupakan jenis kekerasan lain terhadap perempuan. Jenis kekerasan ini termasuk non fisik, yakni pelecehan terhadap kaum perempuan yang tubuh perempuan itu dijadikan objek demi keuntungan seseorang.1 Di dalam UU RI No. 44 Tahun 2008 mendefinisikan pornografi sebagai gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau
1
Sugihastuti dan Siti Hariti Sastriyani, Glosarium Seks dan Gender (Yogyakarta : CarasvatiBooks, 2007). hal. 191.
1
2
pertunjukan dimuka umum yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat.2 Dalam al-quran pun tercantum tentang hukum pornografi. Terbukti pada surah Al-Isra’ ayat 32 sebagai berikut :
“Dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk.” (AlIsraa’: 32)3 Allah melarangan hambanya mendekati zina. Di dalam Islam ada beberapa macam zina, melihat film pornografi merupakan salah satu dari zina mata. Dra. Perwitasari mengatakan bahwa, pornografi menimbulkan rasa ketagihan, dan keinginan untuk mengulanginya kembali.4 Menurut Tifatul Sembring mantan Menteri Komunikasi dan Informatika mengatakan bahwa “Pornografi merusak lima sel otak sedangkan narkoba merusak tiga sel otak.5 Dampak buruk pornografi yang bisa diakses melalui internet diindikasikan akan mempengaruhi perkembangan dan kreatifitas generasi muda. Masalah pornografi akan menimbulkan masalah yang kompleks dan merusak moral anak bangsa apabila tidak ditangani secara intensif.
2
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi Surat Al-Isra' Ayat 32 artikel diakses pada 15 Maret 2016 dari http://tafsirq.com/17-alisra/ayat-32 3
4
Dra. Perwitasari (Psikolog, Konselor, trainer di YKBH dan RSIA KMC), “Mengobati Kecanduan Pornografi Pada Anak, diskusi online pada tanggal 26 Maret 2016 5 Didi Purwadi, “Tifatul: Pornografi Rusak Lima Sel Otak” diakses pada 17 Febuari 2016 dari http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/03/02/n1rqiq-tifatul-pornografi-rusaklima-sel-otak
3
Pada zaman ini sudah banyak remaja beranggapan bahwa menonton film serta melakukan pornografi adalah hal yang biasa dan sayangnya banyak remaja yang tidak memahamai bahwa kecanduan pornografi itu berdampak buruk bagi pribadi dan lingkungan sosialnya. Seperti pendapat remaja “BL” yang saya wawancarai dia mengatakan bahwa : “Ya wajar sih nonton film porno, kalau ga nonton malah ga normal.”6 Menurut KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) bahwa dari 4.500 remaja, ternyata 97% mereka pernah melihat pornografi. KPAI menyebutkan jumlah anak korban pornografi dan kejahatan online telah menembus angka 1.022 anak. Jumlah tersebut terdiri atas 11% anak korban kekerasan seksual online, 15% objek CD porno, 20% prostitusi anak online, 21% pornografi online, 24% anak memiliki materi pornografi, dan 28% merupakan korban pornografi offline.7 Menurut data survey KPAI dan Kementrian Kesehatan pada Oktober 2013 menyatakan 62,7% remaja di Indonesia telah melakukan seks di luar nikah. 20% dari 94.270 perempuan yang mengalami hamil di luar nikah juga berasal dari remaja dan 21% diantaranya pernah melakukan aborsi. Menurut psikolog, Elly Risman pimpinan Yayasan Kita dan Buah Hati, setelah mengkonsumsi pornografi anak-anak dan remaja secara perlahan-lahan akan terbangun perpustakaan porno di otaknya. Perpusatakaan inilah yang bisa kapan saja diakses oleh anak-anak dan remaja.8 Tanpa disadari orang ingin melihat kembali gambar pornografi, orang yang sudah mulai kecanduan akan
6
Wawancara Remaja BL, Jakarta, 13 Agustus 2016 Davit Setyawan, “KPAI : 1.022 Anak Jadi Korban Pornografi dan Kejahatan Online” diakses pada 17 Febuari 2016 dari http://www.kpai.go.id/berita/kpai-1-022-anak-jadi korbanpornografi-dan-kejahatan-online/ 8 Tatty Elmir, “Dampak Pornografi” diakses pada 15 Maret 2016 dari ttps://tattyelmir.wordpress.com/2013/08/17/dampak-pornografi/ 7
4
megalami tahapan penurunan kepekaan dan peningkatan keinginan untuk melihat pornografi dan seterusnya akan timbul dorongan untuk meniru apa yang pernah dilihatnya. Dampak pornografi ini tentu juga mempengaruhi psikososialnya. Perkembangan psikososial adalah serangkaian tugas perkembangan atau tahapan perkembangan, termasuk di dalamnya perubahan dalam berpikir, berperasaan, bertingkah laku, menilai dan berinteraksi dengan orang lain dan diri sendiri.9 Dari situlah remaja yang tercandu pornografi akan berpengaruh lebih luas atau kompleks. Konsentrasi dalam belajar juga akan terpecah karena di dalam otaknya sudah terdapat pornografi. Bahkan pornografi pada remaja bisa menyebabkan penyimpangan seksual dan tindakan kriminalitas jika remaja tidak bisa menyalurkan hawa nafsunya. Hal ini dapat dibuktikan seperti kasus pornografi yang dilakukan oleh 14 pemuda di daerah Bengkulu. Pada hari Senin, 4 April 2016 polisi menemukan mayat perempuan bernama Yuyun, dalam kodisi telanjang, tertutup daun pakis. Posisi badan menelungkup dan tangan terikat tali dari atas hingga ke bawah paha. Saat ditemukan, terdapat lebam bekas pukulan pada muka dan tanda kekerasan pada kemaluan korban.10 Ahli Neuropsikologi Psikologi Saraf Ihsan Gumilaf memprediksi, kasus kejahatan seksual seperti yang dialami siswi SMP di Bengkulu, Yuyun, bakal terulang dalam waktu dekat. Kejahatan seksual seperti itu, 90 persen pelakunya
9
Amy Elizabeth Dupre Casanova, The Relationship Between Creativity and Psychosocial Development Among College Honor Students And Non-Honors Students, (Disertasi Universitas Texas A&M University,2008), h.14 10 Yuliardi Hardjo Putro, “Kronologi Kasus Kematian Yuyun di Tangan 14 ABG Bengkulu”, diakses pada 20 Mei 2016 dari http://regional.liputan6.com/read/2499720/kronologikasus-kematian-yuyun-di-tangan-14-abg-bengkulu
5
adalah remaja dan pemuda. Penyebabnya, karena pergaulan tak terkontrol, seperti orang dewasa memperkenalkan pornografi kepada anak kecil. Banyak pihak keliru menganggap tuak penyebab utama 14 pelaku kejahatan seksual kepada Yuyun. Minuman keras itu hanya pemicu. Penyebab utamanya, karena para tersangka rutin mengonsumsi tayangan pornografi, baik video maupun gambar.11 Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawangsa pun menganalogikan bahaya pornografi seperti fenomena gunung es. Menteri Khofifah menegaskan bahwa sejak Februari 2015 lalu, Indonesia sudah menyatakan perang dan darurat pornografi.12 Itu artinya tampak di bagian permukaan sedikit tetapi faktanya sangat banyak terjadi. Jumlah kasus kejahatan seksual oleh anak di bawah umur sebenarnya jauh lebih banyak lagi. Sebab tidak semuanya diliput situs berita di televisi maupun online. Serta perubahan zaman yang menyebabkan banyak remaja Indonesia melakukan seks bebas. Mayoritas remaja dapat dipastikan pernah menonton film dan melakukan pornografi. Tetapi menurut prinsip pekerja sosial yaitu tidak menghakimi, hal ini berarti pekerja sosial menerima klien dengan apa adanya disertai prasangka atau penilaian. Pekerja sosial tidak boleh meyatakan klien itu salah ataupun benar. Dalam menangani kasus pornografi remaja, peneliti sebagai pekerja sosial tidak boleh memberi penilaian atas sikap dan ucapan klien. Ini adalah salah satu alasan peneliti meneliti tentang dampak dari film pornografi ini. Karena jika nanti
11
Audrey Santoso, “Psikolog: Kasus Seperti Yuyun Terjadi karena Kecanduan Pornografi”, diakses pada 20 Mei 2016 dari http://news.liputan6.com/read/2501381/psikologkasus-seperti-yuyun-terjadi-karena-kecanduan-pornografi 12 Karta Raharja Ucu, “Mensos: Indonesia Darurat Pornografi” diakses pada 18 Febuari 2017 dari http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/09/16/nurwi4282-mensosindonesia-darurat-pornografi
6
pekerja sosial berhadapan dengan kasus pornografi, pekerja sosial akan lebih mudah dalam memahami klien dan mendapatkan solusi yang tepat. Berdasarkan hasil wawancara dengan remaja, mereka beranggapan bahwa menonton film pornografi adalah hal yang wajar dan ketika sudah menjadi korban masyarakat baru menyadari akan hal itu. Dengan penelitian ini diharapkan masyarakat menyadari akan bahayanya kecanduan pornografi dan pihak-pihak tertentu bisa lebih peka untuk meminimalisir pornografi. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti ingin membuat judul sebagai berikut “Dampak Film Pornografi Terhadap Psikososial di Kalangan Remaja (Studi Kasus pada Remaja yang Berpacaran)”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Karena permasalahan pornografi sangat kompleks maka peneliti membatasi fokus permasalahan yang akan dijadikan bahan penelitian. Yaitu yang akan menjadi pembatas masalah pada penelitian ini adalah dampak film pornografi terhadap psikososial remaja dan dampak pornografi terhadap remaja yang berpacaran. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan penelitian di atas, masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Dampak pornografi terhadap psikososial remaja yang berpacaran. Dari permasalahan utama ini, peneliti selanjutnya merumuskan beberapa sub permasalahan, yaitu:
7
a) Bagaimana dampak psikososial pada remaja yang kecanduan film pornografi? b) Bagaimana dampak film pornografi terhadap remaja yang berpacaran? C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan penelitian tersebut, maka yang menjadi tujuan peneliti adalah: a) Untuk mengetahui apa dampak psikososial pada remaja yang kecanduan film pornografi. b) Untuk mengetahui apa dampak film pornografi terhadap remaja yang berpacaran. 2. Manfaat Penelitian a) Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa khususnya jurusan Kesejahteraan Sosial yang nantinya akan berhadapan dengan kasus pornografi. Karena permasalahan pornografi pada remaja masih terus berkembang dan belum menemukan solusi yang tepat, sehingga diharapkan penelitian dapat menemukan solusi yang tepat untuk menangani kasus permasalahan pornografi pada remaja. b) Manfaat Praktis Karena peneliti nantinya akan menjadi pekerja sosial yang mungkin saja akan menangani kasus pornografi maka dari itu hal ini mampu mempermudah peneliti dalam mencari solusi.
8
c) Manfaat Sosial Penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat luas terutama kepada orang tua agar tetap mewasapadai dan mengawasi anak mereka dari bahaya pornografi. Dan para orang tua, masyarakat, pelajar sadar akan dampak yang terjadi akibat pornografi yang dipengaruhi karena berbagai faktor. D. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan metode penelitian kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang berlandaskan filsafat post positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai intrumen kunci, tekhnik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualiatatif lebih menekan makna dari pada generalisasi.13 Pengertian kualitatif menurut Strauss dan Corbin seperti yang dikutip oleh Lexy J. Moleong, penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain. Salah satu alasan menggunakan pendekatan kualitatif adalah
13
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung :CV Alfabeta Tahun 2013 cet-19) hal 9
9
pengalaman para peneliti dimana metode ini dapat digunakan untuk menemukan dan memahami apa yang tersembunyi dibalik fenomena yang kadangkala merupakan sesuatu yang sulit untuk dipahami secara memuaskan.14 Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller seperti yang dikutip oleh Lexy J. Moleong, pada mulanya bersumber pada pengamatan kuantitatif yang dipertentangkan dengan pengamatan kualitatif.
Pengamatan kualitatif
melibatkan pengukuran tingkatan (perhitungan atau angka) suatu ciri tertentu. Di pihak lain kualitas menunjuk pada segi alamiah yang dipertentangkan dengan jumlah tersebut. Atas dasar petimbangan itulah maka kemudian penelitian kualitatif tampaknya diartikan sebagai penelitian yang tidak mengadakan perhitungan.15 Sedangkan dalam penelitian sosial, dikenal adanya dua metodologi (proses, prinsip dan prosedur yang ditempuh seorang peneliti dalam mendekati permasalahan dan mencari jawabannya) yang dikenal dengan istilah kualitatif dan kuantitatif.16 Menurut Bogdan dan Taylor seperti yang dikutip oleh Lexi J. Moleong, mendefinisikan
metodologi
kualitatif
sebagai
prosedur
penelitian
yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sedangkan menurut Kirk dan Miller seperti yang dikutip oleh Lexy J. Moleong, mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental 14
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993), Cetakan Ke-10, h. 3. 15 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h. 9. 16 Monasse Mallo, Metode Penelitian Sosial (Jakarta: Penerbit Karunika, 1998), h. 31.
10
bergantung pada pengamatan manusia
dalam
kawasannya
sendiri dan
berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.17 Menurut Nawawi dalam bukunya Instrumen Penelitian Bidang Sosial, pendekatan kualitatif dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan atau proses menjaring informasi, dari kondisi sewajarnya dalam kehidupan suatu objek, dihubungkan dengan pemecahan suatu masalah, baik dari sudut pandang teoritis maupun praktis. Penelitian kualitatif dimulai dengan mengumpulkan informasiinformasi dalam situasi sewajarnya., untuk dirumuskan menjadi suatu generalisasi yang dapat diterima oleh akal sehat manusia.18 Menurut beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, untuk dirumuskan menjadi suatu generalisasi yang dapat diterima oleh akal sehat. Penelitian ini bersifat studi kasus (Case Study) yang mana menurut Vredenbregt via Silvia, studi kasus adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk mempertahankan keutuhan (wholeness) dari obyek penelitian. Sehingga segala data yang terkumpul dalam metode Studi Kasus dipelajari sebagai suatu keseluruhan
yang terintegrasi.
Tujuan
dari
studi
kasus
adalah
untuk
mengembangkan pengetahuan yang mendalam mengenai obyek. 17
Moleong, Metodologi Penelitian, h. 3 Nawawi Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta: Gajah Mada Univerity, 1992). h. 209 18
11
Teknik pendekatan studi kasus merupakan bentuk penelitian yang mendalam tentang aspek lingkungan sosial termasuk manusia di dalamnya. Bentuk studi kasus dapat diperoleh dari laporan hasil pengamatan, catatan pribadi, biografi orang yang diteliti dan keterangan dan orang banyak mengetahui hal itu.19 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam hal ini adalah menggunakan penelitian
deskriptif
(Descriptive
Research),
yaitu
penelitian
yang
menggambarkan atau melukiskan situasi tertentu berdasarkan data yang diperoleh dilapangan secara terperinci sesuai dengan fokus penelitian yang telah ditetapkan.20 Tipe penelitian ini didasarkan pada pertanyaan dasar yaitu bagaimana.21
Kita tidak puas bila hanya mengetahui apa masalahnya secara
eksploratif, tetapi ingin mengetahui juga bagaimana peristiwa tersebut dapat terjadi. Pada jenis penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Dengan demikian laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berasal dari naskah wawancara secara langsung, catatan lapangan atau memo dan dokumentasi lainnya.22
19
Robert K yi, Studi Kasus Desain & Metode. Penerjemah: M Djauzi Mudzaakir, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), ed. Revisi Cet. Ke 5,h. 4. 20 Lexy J. Moleong, Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), h. 131 21 W. Gulo, Metodelogi Kualitatif (Jakarta : Grafindo, 2000), h. 19. 22 Burhan Bugin,Analisis Data dan Penelitian Kualitatif,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), cet.ke2
12
3. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di sekitar wilayah Jakarta Selatan ssesuai dengan lokasi informan yang akan diteliti. Dan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April 2016 sampai dengan bulan September 2016. 4. Teknik Pemilihan Informan Dalam penelitian ini pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling bertujuan dimana informan dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dan dianggap sebagai orang orang yang tepat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.23 Konsep sampel dalam penelitian kualitatif berkaitan erat dengan bagaimana memilih informan misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan mempermudah peneliti menjelajahi objek/ situasi sosial yang diteliti. Yang terpenting disini bukan jumlah informannya, melainkan potensi dari setiap kasus untuk dapat memberikan secara teoritis mengenai aspek yang dipelajari. 24 Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan lima remaja yang menjadi informan atau subjek penelitian, berikut karateristiknya : 1. Remaja yang berumur 15-22 tahun 2. Remaja yang kecanduan pornografi 3. Remaja yang berpacaran
24
Prof. Dr. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: CV Alfabeta, 2009), Cet ke-5, h. 54
13
Karaterisrik Informan Informan ZP
Berumur 17 tahun. Pertama kali menonton film pornografi saat kelas 4 SD. Sudah memiliki pacar dan pernah melakukan pelecehan seksual.
Informan BL
Berumur 16 tahun, pertama kali menonton film pornografi saat kelas 4SD.BL pernah melakukan pelecehan seksual. BL adalah teman SD, SMP informan ZP.
Informan MT
Berumur 22 tahun, pertama kali menonton film pornografi saat kelas 2 SMP. MT adalah seorang homoseksual dan dia sudah memiliki pacar.
Informan AA
Berumur 21 tahun. Pertama kali menonton film porno saat kelas 2SMP. AA sudah lama menjalin kasih dengan pacarnya.
Informan YG
Berumur 19 tahun, pertama kali menonton film porno saat kelas 6 SD. Sekarang YG sudah menikah dengan pacarnya karena kehamilan di luar nikah.
5. Sumber Data Sumber data yang diambil peneliti ini terdapat dua data, yaitu data primer (pokok) dan data sekunder (pendukung). a) Data primer adalah data yang belum tersedia sehingga untuk menjawab masalah penelitian, data harus diperoleh dari sumber aslinya.
14
b) Data sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan-catatan surat kabar atau media kabar, dokumen yang berkaitan dengan penelitian25 seperti isu isu yang terjadi di Indonesia melalui pemberitaan online, surat kabar atau Koran yang membahas mengenai permasalahan 6. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu sebagai berikut : a.
Observasi Observasi,
yaitu
mengadakan
pengamatan
terhadap
obyek
penelitian untuk mengetahui gejala-gejala yang ada hubungannya dengan masalah yang sedang diteliti dengan harapan akan memperoleh suatu kelengkapan data. Observasi atau pengamatan berperan serta menceritakan kepada peneliti apa yang dilakukan oleh orang-orang dalam situasi peneliti memperoleh kesempatan mengadakan pengamatan atau observasi. Observasi atau pengamatan berperan serta sebagai peneliti yang mencirikan interaksi secara sosial memakan waktu cukup lama antara peneliti dan subjek dalam lingkungan subjek, dan selama itu data dalam bentuk catatan lapangan dikumpulkan secara sistematis dan berlaku tanpa gangguan.26 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi partisipatif, yaitu sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan
25
Jaenal Arifin, Theknik Penarikan Sample Dan Pengumpulan Data, (Jakarta, 2005) h.17. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 194.
26
15
peneliti melibatkan diri dalam kehidupan dari masyarakat yang diteliti untuk dapat melihat dan memahami gejala-gejala yang ada.27 b.
Wawancara Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti
dengan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya-jawab dalam hubungan tatap muka, dengan wawancara, proses wawancara data yang
diperoleh
dapat
langsung
diketahui
objektivitasnya
karena
dilaksanakan secara tatap muka.28 Wawancara ini dilakukan karena peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subyektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti. Dalam hal ini, peneliti menggunakan wawancara terstruktur, yaitu wawancara yang pertanyaannya akan diajukan telah ditetapkan oleh peneliti sendiri secara jelas dalam suatu bentuk catatan. Selain dengan wawancara mendalam peneliti juga menggunakan jenis wawancara pembicaraan informal, dalam jenis ini pertanyaan yang diajukan sangat tergantung pada pewawancara,
jadi bergantung pada
spontanitasnya dalam mengajukan pertanyaan kepada terwawancara. Hubungan pewawancara dengan terwawancara adalah dalam suasana biasa, wajar, sedangkan pertanyaan dan jawabannya berjalan seperti pembicaraan
27
biasa
dalam
kehidupan
sehari-hari
saja.
Sewaktu
M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 166. 28 W. Gulo, Metodologi Penelitian (Jakarta: PT. Grasindo, 2002), h. 119.
16
pembicaraan berjalan, terwawancara malah barangkali tidak mengetahui atau tidak menyadari bahwa ia sedang diwawancarai29 c.
Dokumentasi Dokumen adalah setiap bahan yang tertulis atau foto sehingga
dengan adanya bantuan dokumen peneliti terbantu mendapatkan data yang sesuai dengan masalah penelitian. Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis atau film, lain dari record yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyelidik atau peneliti. Dokumentasi sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumentasi
sebagai
sumber
data
dimanfaatkan
untuk
menguji,
menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.30 7. Teknik Analisis Data Penelitian ini dilakukan dengan penelitian kualitatif, data yang diperoleh melalui wawancara dan pengamatan tersebut dideskripsikan dalam bentuk uraian. Menurut Bogdan, analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahanbahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.31 Pada saat menganalisis data hasil wawancara, peneliti mengamatinya secara detail dan dilakukan berulang-ulang dari awal sampai akhir, kemudian
29
Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009) Cetakan Ke-26 edisi revisi, h. 187. 30 Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 216. 31 Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2009) Cet. 8. h. 244
17
menyimpulkannya. Setelah itu menganalisa katagori-katagori yang terlihat pada data data tersebut. Analisa data melibatkan upaya mengidentifikasi suatu objek dan peristiwa. Kategori dari analisa data diperoleh berdasarkan fenomena yang terlihat pada tempat penelitian tersebut. Setelah data dianalisa kemudian disajikan dalam tulisan tulisan. 8. Teknik Keabsahan Data Untuk memeriksa keabsahan data peneliti menggunakan teknik triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data pengecekan atau perbandingan terhadap dua data tersebut. Teknik triangulasi yang banyak digunakan adalah pemeriksaan terhadap sumber lainnya.32 9. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka merupakan tinjauan atas kepustakaan (literatur) yang berkaitan dengan topik pembahasan penelitian yang dilakukan pada penelitian skripsi ini. Tinjauan pustaka digunakan sebagai acuan untuk membantu dan mengetahui dengan jelas penelitian yang akan dilakukan untuk penelitian skripsi ini. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian skripsi ini, peneliti menggunakan literatur berupa skripsi, yaitu: 1) Nama Judul
: Rahajeng Putri : Hubungan paparan pornografi di media massa dengan perilaku seksual siswa SMA 6 Jakarta
Universitas : Universitas Indonesia, Kesehatan Masyarakat Tahun 2010 32
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009) Cetakan Ke-18 edisi revisi, h. 330
18
Pada skripsi ini peneliti mengetahui bagaimana pornografi bisa perilaku seksual remaja khusunya siswa SMA 6 Jakarta.
mempengaruhi
Peneliti menemukan
perbedaan skripsi ini dengan peneliti, skripsi ini memfokuskan bagaimana pornografi di media masa dapat mempengaruhi perilaku seksual sedangkan peneliti memfokuskan kepada dampak psikososial yang terjadi akibat film pornografi.
2) Nama Judul
: Yuswandi : Pengaruh Pornografi Media Internet Terhadap Perilaku Seksual Remaja (Studi Kasus Remaja Desa Cisetu Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka)
Universitas : UIN Syarif Hidayatullah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Pada skripsi ini peneliti mengetahui tentang pengaruh media internet terhadap perilaku seksual remaja, peneliti juga dapat mengetahui bentuk-bentuk dari perilaku seksual remaja. Peneliti menemukan perbedaan skripsi ini dengan penelitian yang akan peneliti buat yaitu peneliti memfokuskan tentang dampak psikosoial remaja pecandu pornografi dan cara berpacaran remaja akibat pornografi. 10. Teknik Penelitian Adapun dalam penelitian skripsi ini, peneliti berpedoman pada buku “Pedoman Penelitian Karya Ilmiah”, (skripsi, tesis, dan disertasi).Diterbitkan oleh CeQDA (Center For Quality Development amd Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Press tahun 2007.33
33
2007)
Pedoman Penelitian Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN (Jakarta, UIN Jakarta Press:
19
E. Sistematikan Penelitian Secara garis besar skripsi ini akan dibagi dalam lima (5) bab dan setiap bab dibagi atas beberapa sub bab dengan kebutuhan pembahasan dan uraiannya, yaitu: BAB I
:
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah tentang
pornografi, berbagai macam kasus pornografi secara global ataupun universal, fakta-fakta serta faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menjadi pelaku. Selanjutnya pada bab ini peneliti menuliskan apa yang menjadi tujuan dan manfaat penelitian dalam menuliskan hasil temuan dalam melaksanakan penelitian ini dan metodologi penelitian, tinjauan pustaka serta sistematika penelitian. BAB II
: Bab ini akan membahas mengenai landasan teori saat
melaksanakan penelitian. BAB III
: Pada bab ini berisi tentang bagaimana profil infrorman yang
dibagi menjadi biodata informan, hubungan dengan keluarga, riwayat menonton film pornografi dan pemahaman tentang pornografi. BAB IV
: Analisis Temuan Lapangan.
Pada bab ini peneliti mencoba
memberikan temuan dan analisis terhadap dampak psikososial remaja yang berpacaran dan pengaruh tentang cara berpacaran remaja akibat pornografi. BAB V
: Pada bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran dengan daftar
pustaka serta lampiran-lampiran.
BAB II KERANGKA TEORI Untuk menunjang penelitian yang berisikan tentang dampak film Pornografi terhadap psikosiaal di kalangan remaja yang berpacaran, maka peneliti menuliskan teori-teori yang terkait dengan penelitian ini, yaitu: A.
DAMPAK Pengetian dampak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang yang berbeda) yang ikut mebentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Dampak berarti benturan, pengaruh kuat yang cukup hebat antara 2 (dua) benda negatif maupun positif), benturan yang cukup hebat antara 2 (dua) benda sehingga menyebablan perubahan yang cukup berarti dalam momentum sistem yang mengalami benturan itu.1 Menurut penjelasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dampak adalah akibat, imbas atau pengaruh yang terjadi (baik itu negatif atau positif) dari sebuah tindakan yang dilakukan oleh satu / sekelompok orang yang melakukan kegiatan tertentu. Dampak positif adalah akibat baik / pengaruh yang menguntungkan yang didapatkan dari berbagai hal atau peristiwa yang terjadi. Dampak negatif adalah akibat yang dihasilkan cenderung merugikan atau memperburuk keadaan. Sehingga dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti mengenai dampak apa yang terjadi dari film pornografi dan bagaimana dampaknya terhadap psikososial remaja.
1
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia : Edisi Ketiga (Jakarta : Balai Pustaka, 2001), h.234
20
21
B. PORNOGRAFI 1. Pengertian Pornografi Menurut “Ensiklopedia Hukum Islam”, pornografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu porne yang artinya perempuan jalang, sedangkan graphein artinya tulisan atau gambaran. Pornografi adalah bahan yang dirancang dengan sengaja dan semata-mata untuk membangkitkan nafsu birahi (seksual atau syahwat).2 Dalam buku Konsep Agama (Islam) Menanggulangi HIV/AIDS,
Prof Dadang Hawari
menjelaskan lebih luas lagi tentang pornografi : Pornografi mengandung arti : a. Penggambaran tingkah laku secara erotis dengan perbuatan atau usaha untuk membangkitkan nafsu birahi (seksual), misalkan dengan pakaian merangsang. b. Perbuatan atau sikap merangsang atau dengan melakukan perbuatan seksual (cabul). Pornografi dapat dilakukan secara langsung seperti hubungan seksual, ataupun melalui media cetak dan elektronik, seperti gambar atau bacaan porno yang dengan sengaja dan dirancang untuk membangkitkan nafsu birahi.3 Sedangkan dalam Undang-Undang tentang pornografi nomor 44 tahun 2008 dalam bab 1 pasal 1 yang dimaksud dengan “Pornografi” adalah “Materi Seksualitas yang dibuat oleh manusia dalam bentuk gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau
2
Dadang Hawari. Konsep Agama (Islam) Menanggulangi HIV/AIDS (Jakarta : Dana Bhakti Prima Yasa, 2002), h.24 3 Ibid., h.24
22
pertunjukan dimuka umum yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat.” Menurut beberapa penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pornografi adalah segala bentuk materi baik audio, visual, dan audiovisual yang berada dalam konteks seksual berupa tulisan, gambar, tayangan yang berfokus pada alat kelamin dan perilaku seksual untuk keperluan kepuasan atau kesenangan seksual. 2.
Macam- macam Pornografi Menurut Dadang Hawari dalam bukunya yang berjudul “Konsep Agama
(Islam) Menanggulangi HIV/AIDS”, menyebutkan beberapa hal yang terkait dengan kategori pornografi anatara lain; a. Pakaian merangsang, misalnya pakaian mini yang menampakan tubuh bagaian atas (dada dan payudara) dan tubuh bagian bawah (paha dan bokong), pakaian yang tipis menembus pandangan (transparan), atau pakaian
yang
ketat
melekat
pada
lekuk-lekuk
tubuh
sehingga
membangkitkan nafsu birahi bagi yang memandangnya. b. Perbuatan atau sikap merangsang, misalnya pose “menantang” disertai ekspose bagian-bagian tubuh yang sensual (payudara, paha, dan bokong), begitu pula sorotan mata dan ekspresi bibir. Termasuk dalam kategori ini gerak-gerik atau tarian erotis. c. Perbuaan seksual, termasuk perbuatan yang mendekatkan ke arah perbuatan perzinaan. Misalnya gambar baik di media cetak maupun
23
elektronik (majalah, tabloid, VCD/BF) yang menampilkan adegan-adegan hubungan seksual.4 3.
Penyebab berkembangnya Pornografi a.
Faktor Teknologi dan Internet Internet merupakan media komunikasi antar komputer seluruh
dunia yang berkecepatan tinggi dan berkapasitas besar. Seluruh server ini terhubung melalui jaringan kabel serat optik bawah laut (Backbone) antar benua.5 Teknlogi berkembang sangat pesat saat ini, tak dapat dipungkiri bahwa selain membawa pengaruh positif juga memberikan dampak negatif bagi pengunanya terutama di kalangan remaja saat ini. Mereka yang tidak memiliki kontrol diri akan memicu perilaku yang tidak seharusnya. Di internet sudah tak heran bila mempelihatkan tayangan-tayangan yang berbau pornografi. Walaupun sudah banyak situs pornografi yang sudah dihilangkan oleh pemeritah namun kenyataannya masih tersedia situs-situs film pornografi di internet. b.
Faktor Kurangnya Spiritual Spiritualitas pada hakikatnya adalah suatu kekuatan yang datang
dari luar kekuatan diri sebagai manusia. Spiritual adalah pencarian manusia akan makna dan tujuan hidup, sehingga memiliki keseluruhan kepribadian dari sejumlah pengalaman hidup yang beragam. Aspek spiritual sendiri sangat penting bagi setiap manusia di dunia ini, karena 4
Hawari, Konsep Agama (Islam) menanggulangi HIV/AIDS, h.24-25 Tri Hardian Satiawardana dan Zuhaidi el-Qudsy. Exploring The Cyber world Panduan Lengkap Berinternet. (Jawa Timur: Mas Media Buana Pustaka, 2008).h,5 5
24
aspek spiritual yang akan membantu kita dalam membedakan baik-buruk, benar-salah, dan lain sebagainya. Untuk itu dibuatlah sebuah aturan-aturan serta norma-norma untuk membantu kita dalam memahami konsep benar salah, baik-buruk dan lain sebagainya. Terkikisnya nilai-nilai keagamaan moral dan etika karena berbagai pengaruh yang ada, membuat seseorang lemah akan iman dan akan mudah terpancing oleh hal-hal yang berbau pornografi. c.
Faktor Lingkungan Lingkungan adalah tempat manusia hidup, menyesuaikan dirinya
(beradaptasi),
dan
mengembangkan
dirinya.6
Lingkungan
sangat
mempengaruhi perilaku seseorang. Lingkungan dan pergaulan adalah faktor kuat yang mempengaruhi pornografi di kalangan remaja. Hal ini memicu pornografi akan meluas kepada tahap pornoaksi. d.
Faktor Teman Sebaya Teman sebaya (peers) adalah anak-anak atau remaja dengan
tingkat usia atau tingkat kedewasaan yang sama.7 Pada masa remaja pola interaksi dan waktu banyak dihabiskan bersama teman sebayanya. 8 Banyak remaja yang mengaku bahwa mereka pertama kali melihat pornografi karena diberitahu oleh teman yang sudah melihat sebelumnya. Timbulnya rasa penasaran karena sudah banyak orang disekitar membicarakan pornografi.
6
Drs. H. Ahmad Fauzi, Psikologi Umum (Pustaka Setia, 1997), h.13 Santrock, J.W, Adolesence Perkembangan Remaja (Jakarta : Erlangga 2003) 8 Laura A. King, Psikologi Umum (Sebuah Pandangan Apresiatif), ( Jakarta : Salemba Humanika, 2013) 7
25
e.
Faktor BLAST Menurut Dra. Perwitasari, hal yang membuat seseorang mudah
kecanduan pornografi adalah kondisi BLAST (Bored, Lonely, Afraid, Stress, Tired). Kondisi BLAST akan menuntut otak untuk melakukan sesuatu yang menstimulisasi keluarnya dopamin pada otak. Sehingga menimbulkan rasa ketagihan, dan keinginan untuk mengulanginya kembali. Sedangkan menurut Elly Risman,Psi kondisi BLAST ini dapat terjadi karena faktor pengasuhan orangtua yang terlalu sibuk dengan aktivitasnya sendiri dan cenderung kurang perhatian terhadap anak, serta kurikulum di sekolah yang terlalu padat. Kondisi BLAST menyebabkan anak mudah diserang oleh pornografi. 4.
Hukum Pornografi a. Hukum Pornografi dalam Islam Di dalam Islam masalah aurat sangat penting. Aisyah ra meriwayatkan bahwa Asma binti Abu Bakar (saudaranya) pernah masuk ke dalam rumah Rasulullah s.a.w dengan berpakaian tipis sehingga nampak kulitnya. Rasulullah saw pun bersabda : “ H a H a i Asma, sesungguhnya seorang wanita apabila sudah balig (mengalami haid), tidak patut diperlihatkan tubuhnya itu, melainkan ini dan ini (seraya menunjuk muka dan kedua telapak tangan).” (HR Abu Dawud)
26
Dalam agama Islam, sebenarnya sudah memperingatkan untuk tidak terjerumus ke dalam dunia pornografi dan pornoaksi. Terbukti dalam surah Al-Isra ayat 32:
“Dan janganlah kalian mendekati zina: (zina) itu sungguh perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.” b.
Hukum Pornografi dalam UU No. 44 Tahun 2008
Dalam pasal 4 ayat 1 berbunyi “Setiap orang dilarang memproduksi, membuat, memperbanyak, menggandakan, menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor, mengekspor, menawarkan, memperjual belikan, menyewakan atau menyediakan pornografi yang secara eksplisit memuat : a)
Persenggamaan, termasuk persenggamaan yang menyimpang;
b)
Kekerasan seksual;
c)
Masturbasi atau onani;
d)
Ketelanjangan
atau
tampilan
yang
mengesankan
ketelanjangan; e)
Alat kelamin; atau
f)
Pornografi anak
Ayat 2 pasal 4 “Setiap orang dilarang menyediakan jasa pornografi yang: a) Menyajikan secara eksplisit ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan;
27
b) Menyajikan secara eksplisit alat kelamin c) Mengekspolitasi atau memamerkan aktivitas seksual d) Menawarkan atau mengiklankan baik langsung maupun tidak langsung layanan seksual. 5. Dampak Pornografi Akibat dari pornografi dilihat dari segi psikologisnya dapat menyebabkan melemahnya fungsi pengendalian diri terutama terhadap naluri agresivitas fisik maupun seksual. Pornografi dapat memicu dan merupakan tindakan awal agresivitas seksual sebagai akibat terlepasnya kontrol diri. Jika pornografi dilakukan secara terbuka dan terus menerus akan berdampak pada meningkatnya:9 a. Perzinaan Perbuatan zina termasuk ruang lingkup macam-macam fiqh jina
9
Hawari, Konsep Agama (Islam) Menanggulangi HIV/AIDS, h25-26 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, (Bandung: PT Al-Maarif, 1996), 86-86
10
28
c. Perselingkuhan Perselingkuhan adalah hubungan antara individu baik laki-laki maupun perempuan yang sudah menikah ataupun yang belum menikah dengan orang lain yang bukan pasangannya. d. Kehamilan di luar nikah Kehamilan yang terjadi sebelum adanya ikatan pernikahan dan biasanya merupakan kehamilan yang tidak diinginkan e. Aborsi Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah “abortus”. Berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh. Dalam dunia kedokteran dikenal 3 macam aborsi, yaitu: Aborsi Spontan / Alamiah, Aborsi Buatan / Sengaja, dan Aborsi Terapeutik / Medis. f. Pelecehan atau Kekerasan Seksual Pelecehan atau kekerasan dalam arti Kamus Bahasa Indonesia adalah suatu perihal yang bersifat, berciri keras, perbuatan seseorang yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain, atau ada paksaan. Dari penjelasan di atas, pelecehan merupakan wujud perbuatan yang lebih bersifat fisik yang mengakibatkan luka, cacat, sakit atau penderitaan orang lain. Salah satu unsur
29
yang perlu diperhatikan adalah berupa paksaan atau ketidakrelaan atau tidak adanya persetujuan pihak lain yang dilukai.11 Pelecehan seksual adalah segala macam bentuk perilaku yang berkonotasi atau mengarah kepada hal-hal seksual yang dilakukan secara sepihak dan tidak diharapkan oleh orang yang menjadi sasaran sehingga menimbulkan reaksi negatif seperti malu, marah, benci, tersinggung, dan sebagainya pada diri individu yang menjadi korban pelecehan tersebut. Rentang pelecehan seksual ini sangat luas, yakni meliputi: main mata, siulan nakal, komentar berkonotasi seks atau gender, humor porno, cubitan, colekan, tepukan atau sentuhan di bagian tubuh tertentu, gerakan tertentu atau isyarat yang bersifat seksual, ajakan berkencan dengan iming-iming atau ancaman, ajakan melakukan hubungan seksual hingga pemerkosaan.12 g. Perilaku seksual menyimpang Penyimpangan seksual adalah aktivitas seksual yang ditempuh seseorang
untuk mendapatkan kenikmatan seksual dengan tidak
sewajarnya. Biasanya, cara yang digunakan oleh orang tersebut adalah menggunakan obyek seks yang tidak wajar. Penyebab terjadinya kelainan ini bersifa psikologis atau kejiwaan, yang di peroleh dari pengalaman sewaktu kecil, maupun dari lingkungan pergaulan, dan faktor genetik.13
11
Usman dan Nachrowi Djalal, Pekerja Anak di Indoneisa : Kondisi, Determinan, dan Eksploitasi (Kajian Kuantitatif), (Jakarta : PT. Gramedia Widisiarna Indonesia, 2004) 12 Abdul Wahid dan Muhammad Irfan, Perlindungan Terhadap Korban Kekerasan Seksual : Advokasi Atas Hak Asasi Perempuan, (Bandung : Refika Aditama, 2001) 13 Kelly Brook, Education Of Sexuality For Teenager, (North Carolina : Charm press 2001), hlm.89
30
Perilaku
sekusual
seperti
(homoseksual,
lesbianism,
pedophilia
sadism,masochisme, fetishisme, voyeurism).. Menurut M. Ali Yafie, Rektor Institut Ilmu Alquran dan Dewan Syari’ah Nasional yang dikutip dari buku Neng Djubaedah mengatakan bahwa “Amerika menyerang Irak merupakan kezaliman dengan senjata (modern terlengkap), sedangkan tindak pidana pornografi dan tindak pidana pornoaksi merupakan kezaliman tanpa senjata.”14 Kandungan makna dari M. Ali dapat diartikan bahwa pornografi dan pornoaksi mengandung unsur yang bisa lebih berbahaya dibandingkan senjata-senjata Amerika seperti rudal, tank, bom nuklir dan lainnya. Pornografi merusak jiwa yang ada di dalam diri kita seperti menodai akal, akhlak dan, membunuh akidah. C. PSIKOSOSIAL 1.
Pengertian Psikososial Psikologi sosial merupakan cabang ilmu dari psikologi yang baru muncul
dan intensif dipelajari pada tahun 1930. Kata psikologi sosial itu sendiri menggaris bawahi satu hubungan yang dinamis antara efek psikologis dan sosial, yang mana masing-masingnya saling mempengaruhi. Bidang psikologi sosial bukan hanya terapan yang terbatas oleh dua orang saja, psikologi sosial mencakup berbagai perilaku sosial lainnya, seperti perilaku massa, perilaku menolong dan lainnya.
14
Ibid,.h.120
31
Menurut Dewey dan Huber (1996) mengatakan bahwa “psikologi sosial adalah studi tentang manusia individual ketika ia berinteraksi, biasanya secara simbolik, dengan lingkungannya.”15 Maksud dari simbol dalam interaksi simbolik adalah lambang-lambang yang biasa digunakan manusia untuk saling berinteraksi, seperti kata-kaya, huruf-huruf, tanda pangkat, busana, bahasa tubuh, dan sebagainya. Menurut Sarlito, psikologi sosial adalah bidang ilmiah yang mencari pengertian tentang hakikat dan sebab-sebab dari perilaku dan pikiran-pikiran individu dalam situasi sosial.16 Maksud definisi ini, psikologi sosial bukan hanya mempelajari perilaku tetapi juga mencari pengertian dan sebab-sebab dari perilaku tersebut. Jadi psikologi sosial merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain yang dimana interaksi tersebut dapat mempengaruhi pemikiran dan tingkah laku seseorang dan mempelajari sebab-sebab dari pikiran dan perilaku tersebut. Dalam buku John W Santrock, Erikson menyatakan perkembangan kepribadian seseorang berasal dari pegalaman sosial sepanjang hidupnya sehingga disebut dengan perkembangan psikososial.17 Erikson berpendapat bahwa dalam rangka penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial yang terjadi terus-menerus selama hidupnya, manusia tidak hanya mengalami krisis semasa kanak-kanaknya, tetapi sepanjang hidupnya.18
15
Sarlito,Psikologi Sosial Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial (Jakarta : Balai Pustaka, 2002). h,7 16 Sarlito,Psikologi Sosial,Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial, h,10 17 John W. Santrock, Remaja Edisi 11 jilid 2 (Jakarta : Erlangga,2007). h,50. 18 Sarlito, Psikologi Sosial Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial h,61
32
Menurut Chickering dan Reisser yang dikutip oleh Amy Elizabeth Dupre Casanova, menyebutkan bahwa: “Psychosocial development is definded as a series of development task or stages, including qualitative changes in thinking, feeling, behaving, valuing, and reating to others and to oneself.”19 Perkembangan psikososial adalah serangkaian tugas perkembangan atau tahapan perkembangan, termasuk didalamnya perubahan dalam berpikir, berperasaan, bertingkah laku, menilai, dan berinteraksi dengan orang lain dan dirinya sendiri. 2. Fase-Fase Perkembangan Terdapat delapan tahapan perkembangan psikososial dalam teori yang didefinisikan oleh Erik Erikson seperti yang dikutip oleh John W. Santorck yaitu sebagai berikut : a.
Kepercayaan versus Ketidakpercayaan (Basic Trust vs Mistrust) Pada tingkatan ini berlangsung pada bayi 0 – 18 bulan. Pada tahap ini anak mulai belajar percaya pada orang yang ada disekitarnya. Namun di sisi lain pada tahap ini anak dapat merasa tidak percaya pada orang lain. Dalam tahap ini pemenuhan kebutuhan lebih bersifat fisik seperti pemenuhan kepuasan untuk makan, rasa hangat, nyaman, sentuhan kasih sayang, dan rasa aman. Pemenuhan inilah yang menyebabkan rasa percaya anak terhadap seseorang. Jika pemenuhan kebutuhan ini tidak terpenuhi
19
Amy Elizabeth Dupre Casanova, The Relationship Between Creativity and Psikososial Development Among College Honors and Non Honors Students, (Desertasi Universitas Texas A&M University, 2008), h.14.
33
dengan baik maka akan mengakibatkan perasaan curiga, rasa takut dan tidak percaya kepada orang lain.
b.
Otonomi versus Rasa Malu dan Keragu-raguan (Automy vs Shame and Doubt) Tahapan ini terjadi pada usia 18 bulan - 3 tahun. Pada masa ini alat gerak dan rasa telah matang dan ada rasa percaya terhadap ibu dan lingkungan. Perkembangan Otonomi selama periode balita berfokus pada perkembangan besar dari pengendalian diri. Peningkatan kemampuan anak untuk mengotrol tubuhnya, dirinya dan lingkungannya. Anak menyadari ia dapat menggunakan kekuatan untuk bergerak dan berbuat sesuai dengan kemauannya. Selain itu anak menggunakan kemampuamentalnya untuk menolak dan mengambil keputusan. Sebagai contoh kejadian-kejaidan penting meliputi pemerolehan pengendalian lebih yakni atas pemilihan makanan, mainan yang disukai, atau pemilhan pakaian. Rasa Otonomi diri ini perlu dikembangkan karena penting untuk mengontrol fungsi tubuh seseorang akan membawa kepada perasaan mengendalikan dan kemandirian. Lingkungan mejadi faktor atas tingkatan ini. Perasaan negatif yaitu rasa malu dan ragu timbul apabila anak merasa tidak mampu mengatasi tindakan
yang dipilihnya serta kekurangan
dukungan dari orangtua dan lingkungan. Seperti orang tua yang mempunyai pola asuh posesif. Anak yang berhasil melewati tingkatan ini
34
akan merasa aman dan percaya diri, sementara yang tidak cukup dan akan mempunyai keraguan terhadap diri sendiri.
c.
Inisiatif versus Rasa Bersalah (Initiative vs Guity Feeling) Tahap ini terjadi pada usia 3 - 5 tahun. Selama masa usia ini anak mulai menunjukkan kekuatan dan kontrolnya akan dunia melalui permainan langsung dan interaksi sosial lainnya. Mereka lebih tertantang karena menghadapi dunia sosial yang lebih luas, maka dituntut perilaku aktif dan bertujuan. Inisiatif anak sudah mulai berkembang pada tahapan ini. Pada tahapan ini anak sudah mulai menanyakan tugas apa yang diberikan dan sudah sebaiknya orangtua dapat melatih anak untuk mengintergrasikan peran-peran sosial dan tanggungjawab sosial. Bukan hanya itu, keinginan anak untuk menghasilkan sesuatu dari dirinya membuat mereka bereksplorasi. Anak yang berhasil dalam tahap ini merasa mampu atau kompeten dalam memimpin orang lain dan tumbuhnya peningkatan rasa tanggung jawa. Mereka yang gagal mencapai tahap ini akan merasakan perasaan bersalah, perasaan tidak berguna, perasaan ragu-ragu, dan kurang inisiatif. Perasaan bersalah yang tidak menyenangkan dapat muncul apabila anak tidak diberi kepercayaan dan dibuat merasa sangat cemas.
d.
Tekun versus Rendah Diri (Industry/Productivity vs Inferiorty)
35
Tahap ini terjadi pada usia 6 – 20 tahun. Melalui interaksi sosial, anak mulai mengembangkan perasaan bangga terhadap keberhasilan dan kemampuan mereka. Anak yang didukung dan diarahkan oleh orang tua dan guru membangun peasaan kompeten dan percaya dengan keterampilan yang dimilikinya. Anak yang menerima sedikit atau tidak sama sekali dukungan dari orang tua, guru, atau teman sebaya akan merasa ragu akan kemampuannya untuk berhasil. Pada tahap ini anak dapat menghadapi dan menyelesaikan tugas. Dalam proses pendidikan anak belajar untuk bersaing (sifat kompetitif), sifat koperatif dengan orang lain, saling memberi dan menerima, mempelajari peraturan yang berlaku, dan memulai pertemanan. Apabila anak tidak dapat memenuhi keinginan sesuai standar dan dia merasa kurang mampu dibandingkan dengan teman yang lainya, makan akan timbul rasa rendah diri. e. Identitas versus Kebingungan Identitas (Indentity vs Identity Diffusion) Tahap ini terjadi pada masa remaja, yakni usia 10 - 20 tahun. Pada tahap (Indentity vs Identity Diffusion) ini merupakan masa standarisasi diri yaitu anak mencari identitas dalam bidang seksual, umur, dan kegiatan.20 Selama remaja ia mengekplorasi kemandirian dan membangun kepakaan dirinya. Anak dihadapkan dengan penemuan siapa mereka, bagaimana mereka nantinya, dan kemana mereka menuju dalam kehidupannya (menuju tahap kedewasaan). 20
2011) h.95
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group,
36
Peran orang tua sebagai sumber perlindungan dan nilai utama mulai menurun. Peran kelompok dan teman sebaya lah yang akan mempengaruhi jati dirinya. Jika remaja menjajaki peran-peran semacam itu dengan cara yang sehat dan positif untuk diikuti dalam kehidupan, identitas positif akan dicapai. Jika suatu identitas remaja ditolak oleh orangtua, lingkungan dan mendapatkan teman sebaya yang tidak baik maka akan terjadi kebingungan identitas. Bagi mereka yang tidak yakin terhadap kepercayaan diri dan hasratnya, akan muncul rasa tidak aman. f.
Keintiman versus Keterkucilan (Intimaci vs Isolation) Tahap ini terjadi selama masa dewasa awal 20 - 30 tahun. Setelah menemukan identitasnya, orang akan mulai membentuk hubungan yang positif dengan orang lain.21 Tahap ini penting, yaitu tahap seseorang membangun hubungan yang dekat dan siap berkomitmen dengan orang lain. Mereka yang berhasil di tahap ini, akan mengembangkan hubungan yang komit dan aman. Identitas personal yang kuat penting untuk mengembangkan hubungan yang intim. Mereka yang memiliki sedikit kepakaan diri dan tidak tercapainya identitas yang baik akan cenderung memiliki kekurangan komitemen dalam menjalin suatu hubungan dan lebih sering terisolasi secara emosional, kesendirian dan depresi. Jika mengalami kegagalan, maka akan muncul rasa keterasingan dan jarak dalam interaksi dengan orang.
g.
Generasi versus Stagnasi (Generativity vs Stagnation) 21
Zahrotun dkk, Psikososial Perkembangan Tinjuan Psikologi Barat dan Islam, (Jakarta : UIN Jakarta Press), h.63
37
Tahap ini terjadi selama masa pertengahan dewasa 30 – 50tahun). Generativitas yang ditandai jika individu mulai menunjukan perhatiannya terhadap apa yang dihasilkan. Pada tahap ini, individu memberikan sesuatu kepada dunia sebagai balasan dari apa yang telah dunia berikan untuk dirinya, juga melakukan sesuatu yang dapat memastikan kelangsungan generasi penerus di masa depan. Ketidakmampuan untuk memiliki pandangan generatif akan menciptakan perasaan bahwa hidup ini tidak berharga dan membosankan. Bila individu berhasil mengatasi krisis pada masa ini maka ketrampilan ego yang dimiliki adalah perhatian, sedangkan bila individu tidak sukses melewatinya maka akan merasa bahwa dirinya tidak produktif dan tidak berguna serta tidak dapat melakukan sesuatu untuk menolong generasi berikutnya (stagation) h.
Integritas versus Kekecewaan (Integritas vs Despair) Ini adalah tahapan terakhir dan berada pada masa usia lanjut. Masa ini adalah masa yang sulit karena selama tahap ini cenderung melakukan cerminan diri terhadap masa lalu. Mereka akan memikirkan kembali halhal yang telah terjadi pada maasa sebelumnya, baik itu keberhasilan maupun kegagalan. Jika dalam tahap sebelumnya seseorang memiliki integritas tinggi dalam segala hal dan mencapai keberhasilan maka akan menimbulkan
kepuasan
di
masa
senjanya
dan
akan
mencapai
kebijaksanaan, meskipun saat menghadapi kematian. Bagi yang tidak
38
berhasil pada tahap ini, akan merasa bahwa hidupnya percuma, mengalami banyak penyesalan, dan putus asa. Dari keseluruhan teori mengenai fase perkembangan psikososial, penulis hanya akan meneliti fase Identitas versus Kebingungan Indentitas (Identifity vs Identifity Diffusion) dan Keintiman versus Keterkucilan (Intimaci vs Isolation). Karena kedua aspek ini merupakan aspek psikososial mengenai perkembangan remaja, hal ini sesuai dengan subjek penelitian penulis yaitu pornografi terhadap perubahan psikososial remaja. 3. Faktor Psikososial Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan psikososial seseorang. Dalam hal ini peneliti akan menjabarkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan psikososial pada remaja adalah sebagai berikut: a.
Keluarga Menurut Duval dan Logan keluarga adalah sekumpulan orang yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial diri tiap anggota keluarga.22 Sikap, mental, perilaku, pola pikir seseorang terbentuk pertama kali karena pengaruh keluarga. Pola asuh keluarga yang baik dan bijak tentu akan membuat perkembangan remaja menjadi tidak di luar batas kewajaran. Dalam hal ini
22
Setiadi, Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. (Yogyakarta : Graha Ilmu. 2008)
39
keluarga yang memiliki pola asuh yang baik tentu bisa memahami dan mengerti dalam menghadapi dampak internet bagi remaja.
b.
Pendidikan Pendidikan adalah proses menuju perubahan perilaku masyarakat dan
akan memberi kesempatan pada individu untuk menemukan ide/nilai baru. Pendidikan mempengaruhi sikap dan tingkah laku manusia.23 Pendidikan merupakan elemen mendasar dalam mempelajari berbagai hal, hakikat pendidikan dalam psikososial dapat menjadi proses pengoperasian ilmu yang normatif. Jika remaja memiliki cukup bekal pendidikan tentang kontrol diri, pornografi, dan mengerti pendidikan seks, dampak remaja akan kecanduang pornografi tentu akan berkurang. c.
Emosi dan Intelegensi Emosi dan Intelegensi adalah dua hal yang tidak dapat dihilangkan,
keduanya merupakan faktor penting dalam pembentukan karakter seseorang. Dimana intelegensi merupakan cara seseorang dalam memecahkan sebuah masalah. Sedangkan emosional yaitu sebuah kontrol manajemen diri dan menjadi ujung tombak atas kesuksesan yang akan dicapainya. 4. Struktur Kepribadian Kepribadian sangat erat hubungannya dengan perilaku dan cara kita alam menjalani kehidupan sehari-hari, karena dari kepribadianlah orang lain
23
Notoatmodjo, Metodologi penelitian kesehatan, (Jakarta : PT Rineka Cipta,2005)
40
akan melihat kehidupan kita.24 Dalam sub ini peneliti menggunakan teori dari Sigmund Freud, ia berkeyakinan bahwa jiwa manusia mempunyai struktur jiwa. Struktur jiwa ini meliputi tiga instansi atau sistem yang berbeda. Masing-masing sistem ini memiliki peran dan fungsi sendiri-sendiri. Keharmonisan dan keselarasan kerja sama di antara ketiganya sangat menentukan kesehatan jiwa seseorang. Ketiga sistem ini meliputi : Id, Ego, dan Superego. a.
Id/Es Id/DasEs berisikan hal-hal yang dibawa sejak lahir (unsur-unsur
biologis), termasuk insting-insting Id merupakan reservoir energi psikis yang menggerakan ego dan super ego. Pedoman dalam berfungsinya Id ialah menghindarkan diri dari ketiakenakan dan mengejar kenikmatan, pedoman ini disebut freud “prinsip kenikamatan atau prinsip keenakan” (Lust prinzip, the pleasure principle).25 Id bersifar egoistis, tidak bermoral, dan tidak mau tau dengan kenyataaan. Pada mulanya, Id sama sekali berada diluar kontrol individu. Id hanya melakukan yang disukai dan dikendalikan oleh prinsip kesenangan (The Pleasure Principle).26 b. Ego/Ich Ego ialah menjaga integritas pribadi dan menjamin penyesuaian dengan alam realitas. Selain itu juga berperan memecahkan konflik-konflik dengan realitas dan konflik-konflik dengan keinginan-keinginan yang tidak cocok satu 24
Dwina Novi Jayanti dan Tri Mulyani Wahyuningsih, “Kepribadian Tokoh Uemra Kana dalam Drama Toire No Kamisama karya Uemura Kana”, Program Studi Sastra Jepang, Universitas Dian Nuswantoro 25 Drs.Sumadi Surya Brata,Psikologi kepribadian (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2006) h.125 26
2011) h.81
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Kencana Prenada Media Group : Jakarta
41
sama lain. Ego juga mengontrol apa yang akan masuk ke dalam kesadaran dan apa yang akan dilakukan. Jadi, fungsi Ego adalah menjaga integritas kepribadian dengan mengadakan sintesis psikis.27 Ego berfungsi menjebatani tuntunan Id dengan realitas di dunia luar.28
c. Super Ego/Uber-Ich Sistem kepribadian ini seolah-olah berkedudukan di atas Ego, karena itu dinamakan Superego. Fungsinya ialah mengontrol Ego. Ia selalu bersifat kritis terhadap aktivitas Ego, bahkan tak jarang menghantam dan menyerang Ego.29 Superego dianggap sebagai aspek moral kepribadian. Fungsi Superego yang pokok ialah menentukan apakah sesuatu benar atau salah, pantas atau tidak, susila atau tidak, dan dengan demikian pribadi dapat bertindak sesuai dengan moral masyarakat.30 D. PACARAN DI USIA REMAJA 1.
Usia Remaja Remaja atau dalam istilah lainnya adalah adolescence berasal dari kata
Latin adolesence (kata bendanya, adolescentia yang artinya remaja) yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Istilah adolescence mempunyai arti
27
Ibid Surya Brata,”Psikologi kepribadian”, h.126 29 Jahja, “Psikologi Perkembangan” 30 Ibid 28
42
yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial serta fisik.31 Sedangkan menurut Piaget, masa remaja adalah usia saat individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dirinya di bawah orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.”32 Menurut berbagai pengertian di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa, yang ditandai oleh proses pematangan fisik maupun psikologis. Zakiah Daradjat berbicara tentang batas usia remaja adalah 12-21 tahun. Secara umum masa remaja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut33 : a.
Masa Remaja Awal (12-15 tahun) Pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai anakanak dan berusaha untuk melihatkan perubahan yang terjadi pada dirinya. Pada masa ini pula remaja ingin mencoba hal-hal yang baru yang sebelumnya belum pernah ia coba. Seperti contoh dalam hal menonton pornografi kebanyakan remaja mengetahui hal itu dari teman sebaya di lingkungannya. Pengaruh teman sebaya dan lingkungan sangat kuat disini, maka dari itu para orang tua sudah seharusnya mengawasi perkembangan remaja awal ini.
b.
Masa Remaja Pertengahan (15-18 tahun) 31
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, h.206 32 Zahrotun Nihayah, Fadhilah Suralaga, dan Natris Indiyani, Psikologi Perkembangan Tinjauan Psikologi Barat dan Islam, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h.106 33 Zakiah Daradzat, Pembinaan Remaja,( Jakarta: Bulan Bintang, 1986), h. 72
43
Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berfikir yang baru. Teman sebaya memiliki peran penting pada masa ini. Tingkah laku serta pola pikir remaja bisa dipengaruhi oleh teman sebaya dan lingkungannya. Namun pada masa ini remaja sudah mampu mengarahkan diri sendiri, berani membuat keputusan, mulai mencari jati diri yang sebenarnya. Pada masa ini ketertarikan mereka dengan lawan jenis mulai melonjak. Seperti mengikuti tren saat ini yaitu berpacaran. c.
Masa Remaja Akhir (19-22 tahun) Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peranperan orang dewasa. Selama masa ini remaja sudah memikirkan tujuan mereka pada masa yang akan datang. Mereka ingin diakui bahwa mereka bisa kuat dan menjadi matang saat masa dewasa nanti. Keinginan untuk diterima dan bisa menyeimbangkan diri dalam kelompok teman sebaya dan orang dewasa adalah salah satu ciri dari remaja akhir. Dan lebih memilih untuk mandiri dalam segala hal adalah proses remaja akhir menjadi dewasa.
2.
Pengertian Pacaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pacar adalah kekasih atau teman
lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan batin berdasarkan cinta-kasih. Berpacaran adalah bercinta; berkasih-kasihan. Memacari adalah mengencani; menjadikan dia sebagai pacar.34 Ketika berpacaran laki-laki dan perempuan saling mencintai. Kata cinta tersebut menurut Drs. Abdul Mujib merupakan padanan
34
h,863
Frista Artmanda W, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, PT. Lintas Media Jombang.
44
kata dari bahasa inggris love atau dari bahasa arab al-hubb atau al-mahabbah. Cinta sebenarnya sulit diungkapkan apalagi didefinisikan, sebab jika didefinisikan maka semakin membatas ruang lingkupnya. Cinta dapat dirasakan oleh setiap individu, tetapi tidak menjamin masing-masing individu tersebut mampu mengungkapannya dalam bahasa verbal.35 Sebagai prinsip umum kiranya dapat peneliti simpulkan bahwa masa pacaran adalah masa untuk mengenal karakter seseorang yang dcintai dan belajar saling mencintai. Sehingga kedua muda-mudi yang sedang berpacaran mewujudkan kasih sayang pada umumnya yang memuat kemesraan, kehangatan, rasa tertarik, bahkan juga nafsu seksual. 3.
Alasan Remaja Berpacaran Salah satu tugas perkembangan remaja adalah mencapai hubungan
komunikasi interpersonal dan belajar bergaul bersama teman sebaya atau mencapai hubungan sosial baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik yang sejenis maupun / lawan jenis (Hurlock, 2000). Hal ini tercapai dalam bentuk persahabatan yang dijalin dengan teman sejenisnya, sedangkan hubungan dengan teman lawan jenisnya muncul dalam perilaku berpacaran. Papalia dan Olds (dalam Hermawan,2004) mengungkapkan beberapa jenis cinta, salah satunya adalah infatuation. Infatuation adalah cinta yang bangkit karena ketertarikan fisik dan dorongan seksual. Cinta seperti ini yang sering
35
Abdul Mujib, Risalah Cinta, (Jakarta: Raja Grafindo Persada:2004), hal.1
45
dialami oleh para remaja Penyebab tumbuhnya cinta seperti ini biasanya adalah ketertarikan fisik.36 Menurut Rice (1990) beberapa hal yang menjadi alasan mengapa remaja berpacaran adalah: a.
Rekreasi atau bersenang-senang Salah satu alasan remaja berpacaran adalah bersenang-senang, karena pacaran adalah bentuk dari rekreasi dan sumber dari kegembiraan.
b.
Kebersamaan Untuk mendapatkan rasa pertemanan atau persahabatan yang dekat dengan lawan jenisnya adalah alasan yang kuat dalam berpacaran.
c.
Mencari status dan prestasi Remaja menggunakan pacaran sebagai cara untuk mendapatkan status dan prestasi (penghargaan).
d.
Bersosialisasi Melalui pacaran: remaja belajar bekerja sama, bertanggung jawab, kecakapan sosial dan etika dan cara untuk berinteraksi serta menyesuaikan diri dengan orang lain.
e.
Untuk eksperimentasi atau kepuasan seksual Beberapa penelitian menunjukan adanya remaja-renaja melakukan hubungan seksual selama pacaran, tetapi perilaku ini tergantung dari sikap, perasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh remaja itu sendiri.
f.
Penyeleksian pasangan 36
Nurjanah, “Perilaku Seksual pada Remaja yang berpacaran dan tidak berpacaran,” (Skripsi S1 Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri, 2007)
46
Jika remaja pria dan wanita memiliki persamaan dalam karakteristik kepribadian, hal ini lebih disukai untuk mengembangkan hubungan daripada tidak ada persamaan dalam karakteristik fisik, psikologi dan sosial. g.
Untuk mendapatkan keintiman Keintiman yang dimaksud di sini adalah berkembangnya rasa saling keterbukaan, saling berbagi, saling percaya, rasa hormat atau penghargaan, afeksi atau emosi dan kesetiaan. Sehingga dalam berhubungan dengan Jawan jenisnya ditandai dengan adanya kedekatan Samet dan Kelly (dalam Rice, 1990) mengatakan bahwa motif utama dari berpacaran adalah untuk menikmati kebersamaan dengan orang lain. Remaja awal dan tengah lebih berorientsi untuk mendapatkan kesenangan, keintiman dan terutama status. Sedangkan remaja akhir, lebih mementingkan aspek hubungan timbal balik, kebersamaan dan sosialisasi. Pada dasarnya remaja memilih pacaran karena pertumbuhannya yang membuat hormon seseorang naik dan ketertarikan pada lawan jenis kian memuncak.
BAB III GAMBARAN UMUM INFORMAN Pada bab ini akan dibahas tentang gambaran umum dari para informan, yaitu remaja yang kecanduan menonton film pornografi dan sedang berpacaran. Berikut gambaran para informan : A. Profil Infroman 1 a) Biodata Informan ZP 1.
Nama
: ZP
2.
Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 17 Febuari 1999
3.
Usia
: 17 tahun
4.
Jenis kelamin
: Laki-laki
5.
Domisili
: Jakarta
6.
Agama
: Islam
7.
Status
: Pelajar (3 SMA)
8.
Usia pertama kali menonton film
: 4SD
b) Hubungan dengan Keluarga ZP merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, ayah nya bekerja di salah satu asuransi sedangkan ibunya juga bekerja namun ZP tidak memberi tahu peneliti di mana ibunya bekerja. Tidak ada konflik dalam keluarga ZP namun waktu bertemu dengan keluarganya membuat dia kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya. Kedua orang tua ZP bekerja membuat merasa kesepian, tidak ada tempat berkeluh kesah dan
47
48
hal ini membuat ZP kesepian dan tidak adanya teman membuat ia akhirnya menjadi kecanduan pornografi.Orang tua ZP jarang menanyakan hal pribadi ZP, namun sebenarnya keluarga ZP sering mengingatkan sholat. Tetapi karena bekerja, ZP merasa kurang diakui oleh keluarganya. c) Riwayat ZP menonton Film Porno “ZP” mengenal film pornografi sejak 4 SD, awalnya dia merasa itu adalah hal yang menjijikan. Namun saat SMP dia mulai sering melihat lagi film pornografi. Ketika SD fasilitas masih terbatas sedangkan SMP sudah terdapat handphone yang memadai atau menonton DVD di rumah teman. Faktor utama dia tahu tentang pornografi adalah dari teman sebaya dan juga lingkungan sosialnya. Alasan “ZP” menonton film porno karena adanya dorongan diri dan masa remaja itu yang membuat dia ingin melihat atau penasaran dengan hal itu.
d) Pemahaman tentang Pornografi ZP sudah menonton film Porno sejak kelas 4SD ini menandakan dia sudah mengetahui tentang pornografi dari pengalaman dia menonton film porno. Bahkan ZP mengetahui situs pornografi yang ada saat ini. ZP mengakui bahwa saat dia SMP dia bisa menonton film pornografi setiap hariya. Walaupun begitu, ZP sadar bahwa pornografi itu memiliki dampak yang buruk di bidang agama maupun pergaulan. Tetapi rasa penasaran itu menghantui dia di saat remaja membuat dia sulit mengontrol dirinya untuk tidak menonton film porno. Bahkan ZP menyadari bahwa para pebisnis pornografi itu pintar membuat film porno sehingga banyak orang yang
49
kecanduan dan tidak merasa bosan yang ada hanya rasa penasaran yang membuat ingin menonton di setiap versi terbarunya.
B. Profil Informan 2 a) Biodata Informan 1. Nama
: BL
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 14 Maret 2000
3. Usia
: 16 Tahun
4. Jenis kelamin
: Laki - laki
5. Domisili
: Depok
6. Agama
: Islam
7. Status
: Pelajar (1SMA)
8. Usia pertama kali menonton
: 4 SD
b) Hubungan dengan Keluarga Informan BL merupakan anak ketiga dari tuga bersaudara, dia dekat dengan kedua kakanya. Keluarga BL adalah keluarga yang harmonis, BL sering menceritakan masalah pribadinya dengan orang tuanya. Namun BL tidak menceritakan hal yang berbau pornografi karena malu dan canggung untuk menceritakan hal ini kepada orang tuanya. Orang tua BL mendukung ia untuk berpacaran, hal ini membuat BL merasa sudah dipercayai untuk berpacaran. Keluarga BL hanya berpesan bahwa dalam pacaran harus mengetahui batas yang ada sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
50
c) Riwayat BL menonton Film Porno Sejak duduk di bangku kelas 4SD, BL sudah menonton film pornografi. Dia menonton film pornografi bersama teman-temannya. Pertama kali dia menonton film pornografi di warnet dekat sekolahnya. BL mampu mengingat situs yang pornografi di luar kepalanya, bahkan situs yang dulu ia tonton saat SD masih menjadi salah satu situs yang masih ia tonton saat ini. Menurut BL menonton film pornografi adalah hal yang wajar saat ini, karena memiliki pemikiran seperti ini BL bisa menonton film pornografi setiap hari. Faktor teman sebaya sangat berperan dalam pengenalan pornografi bagi BL. BL mengakui bahwa film pornografi bisa mengobati rasa kebosanan dia. d) Pemahaman tentang Pornografi BL mengakui bahwa pornografi memiliki dampak yang positif untuknya, yaitu ilmu bercinta. BL merasa dewasa ketika sudah bisa menonton film pornografi. Namun BL mengakui bahwa dia sering mencoba untuk menahan diri untuk tidak menonton film porno. Tetapi hal itu sulit dilakukannya, akhirnya dia mencoba untuk mempelajari agama dan mengenal dampak apa yang terjadi akibat pornografi. Di dalam pengalamanannya, BL merasa pornografi mempengaruhi perkembangan remajanya. Dia sudah merasakan dampak apa yang terjadi akibat film pornografi. Pornografi juga mempengaruhi dia dalam bersosialisasi maupun berintraksi dengam orang lain. Hal itu disadarinya,
51
namun dia merasa bahwa menonton film pornografi bisa memuaskan hasrat seksualnya. C. Profil Informan MT a) Biodata Informan 1.
Nama
: MT
2.
Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 3 Agustus 1994
3.
Usia
: 22 tahun
4.
Jenis kelamin
: Laki-laki
5.
Domisili
: Jakata
6.
Agama
: Islam
7.
Status
: Karyawan Salon
8.
Usia pertama kali menonton : 2SMP
b) Hubungan dengan Keluarga Ayah MT sudah meninggal dunia dia tinggal bersama ibunya, kedua kakanya sudah menikah dan tinggal bersama suaminya. Ibu MT yang sudah pada usia lanjut dan mulai kurang untuk memperhatikan MT. Hal ini membuat MT merasa bebas unruk menonton film pornografi. Karena kurang perhatian ini, MT jadi kurang mendapatkan pendidikan seks dan akhlak oleh orang tuanya. Bahkan ibu MT tidak mengetahui bahwa anaknya seorang homoseksual. MT menjadi seorang gay karena pengaruh masa lalu yang membuatnya sakit hati dan mendapatkan lingkungan yang mendorong dia menjadi gay. Karena
52
melihat film pornografi di situs www.bromo.com MT menjadi lebih tertarik oleh sesama jenisnya. Karena kurangnya perhatian dari keluarganya juga menyebabkan MT menjadi seorang homoseksual. c) Riwayat menonton Film porno Saat duduk di bangku SMP, informan “MT” pertama kali menonton film porno karena diajak oleh temannya. Dia menonton pertama kali di rumah temannya bersama teman-temannya. Seiring berjalannya waktu “MT” saat ini menjadi seorang homoseksual. Dia mengakui bahwa yang ia tonton adalah film pornografi yang bergenre pria gay. Dia bisa menonton film pornografi setiap hari dan sering menonton bersama dengan pacarnya. Menurut MT film pornografi ini sudah tidak tabu lagi, bahkan remaja sekarang membicarakan hal yang berbau seks adalah hal yang sudah biasa dibicarakan. Menonton film pornografi merupakan aktifitas bagi MT, karena faktor lingkungan lah yang membuat MT lebih tertarik untuk menonton film pornografi. d) Pemahaman tentang Pornografi MT menganggap pornografi adalah hal sudah dianggap biasa olehnya. Bahkan dari lingkungan MT pun sangat mendukung adanya pornografi. Dalam keadaan bosan, MT menggunkan waktu luangnya untuk menonton film pornografi karena hal itu membuat dia merasa lebih lega.
53
Dia merasakan bahwa film pornografi bisa membuat dirinya memiliki kepuasan tersendiri. Film pornografi memiliki manfaat buat diri MT, ia mengakui bahwa pornografi bisa membuat dia belajar tentang caracara memuaskan pasangan.
Pornografi membuat
MT lebih nyaman
dengan status homoseksualnya karena dia merasa mendapatkan dukungan dan merasa diakui oleh lingkungannya. D. Profil Informan AA a) Biodata Informan AA 1. Nama
: AA
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 4 Juni 1995
3. Usia
: 21 tahun
4. Jenis kelamin
: Perempuan
5. Domisili
: Depok
6. Agama
: Islam
7. Status
: Mahasiswi
8. Usia saat menonton film porno
: 2SMP
b) Hubungan dengan Keluarga “AA” adalah anak kedua dari empat bersaudara, almahrum ayahnya merupakan kepala sekolah dari sekolah swasta dan ibunya adalah ibu rumah tangga. “AA” termasuk anak yang beruntung karena mendapatkan pendidikan yang baik. Dia juga memiliki seorang kakak perempuan yang bisa mendegarkan curahan hatinya. Sekarang “AA” kuliah di salah satu Universitas swasta di Jakarta. Sebenarnya “AA”
54
banyak tahu tentang agama dan tahu hukum agama Islam tentang pornografi. c) Riwayat Menonton Film Porno “AA” mengaku mengenal dan menonton film porno saat duduk di bangku SMP kelas 2. Dia mengetahui film porno karena melihat teman menonton dan berujung kepada rasa penasaran. “AA” juga pernah mendapatkan kasus di sekolah karena seorang guru mempergoki “AA” dan temannya sedang menonton film porno. Orang tuanya pun akhirnya mengetahui hal itu dan di saat itulah dia merasa malu namun orang tuanya menanggapinya dengan bijak. Pada saat SMP dan SMA “AA” termasuk sering untuk menonton film porno, dia mengaku seminggu sekali dia menonton film porno. “AA” mendapatkan film porno awalnya dikirimkan oleh teman dan hingga akhirnya sampai saat ini “AA” mendapatkan film porno dari situs-situs yang sudah ia ketehaui. d) Pemahaman tentang Pornografi Alasan “AA” tertarik menonton film porno terbilang cukup unik, “AA” beranggapan bahwa film porno itu untuk media belajar jika dikemudian hari dia sudah berumah tangga dia sudah tahu untuk apa dan bagaimana melakukannya. “AA” pun merasakan dampak dari film porno ini saat dia SMP, dia merasa susah sekali fokus terhadap sesuatu dan hanya memikirkan untuk menonton film porno lagi dan dia juga memikirkan bagaimana cara dan rasanya ketika melakukan hal yang ada di
55
film porno. Ada rasa penasaran yang terus membuat ia ingin menonton film itu lagi dan lagi. Saat kuliahpun dampak nya sudah semakin meluas karena awalnya rasa penasaran itu. Ini juga berdampak kepada spiritual “AA”, dia pernah merasa sudah tak serajin mengerjakan kewajiban dia sebagai umat muslim. Karena dia merasa sudah melakukan dan kepikiran terus menerus jadi buat apa dia sholat. Pada akhirnya “AA” sadar dan dia tetap menjalankan sholat walau tidak seperti dulu sebelum dia kecanduan film porno dia sering mengaji. “’AA” sebenarnya malu ketika orang tua dan teman-teman lelakinya mengetahui jika dia menonton film pornografi. Namun orangtua nya membimbing dan mengajarkan dia tentang pendidikan seks. Sebenarnya “AA” sudah mendapatkan pendidikan tentang seks itu dari sekolah saat SMP dan SMA serta menurut “AA” menonton film porno juga mendapatkan pendidikan tentang seks. Tetapi ketika bersama temanteman perempuannya “AA” malah iseng untuk menceritakan tentang film yang dia tonton dan dia mengetahui situsnya. Bagi “AA” itu hanya sebuah keisengan biasa saja saat dia sedang kumpul dengan teman-temannya. “AA” memulai pacaran saat SMP tetapi alasan dia pacaran saat itu hanya main-main saja dan tidak ada kepikiran untuk melakukan hal yang sudah pernah dia lihat di film pornografi bersama pacarnya. Alasan pacaran dia berubah menjadi serius dan ingin mendapatkan perlindungan ketika dia kuliah “AA” mendapatkan pacar yang sesuai dengan kriterianya dan berubah menjadi serius yang akhirnya pornografi itu berubah menjadi
56
pornoaksi. Awalnya keluarganya tidak menyetujui jika “AA” berpacaran namun pada akhirnya orang tuanya menyetujui hal itu. E. Profil Informan YG a) Biodata Informan YG 1. Nama
: YG
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 17 April 1999
3. Usia
: 17 tahun
4. Jenis kelamin
: Laki-laki
5. Domisili
: Jakarta
6. Agama
: Islam
7. Status
: Jaga Warnet
8. Usia saat menonton film porno
: 6 SD
b) Hubungan dengan Keluarga Keluarga YG merupakan keluarga yang cuek dan membebaskan dirinya. Namun YG sebenarnya ingin diperhatikan oleh kedua orang tuanya. YG dibebaskan bergaul dan bermain kapan saja, YG juga tidak pernah mendaptkan pendidikan seks dari keluarganya. YG juga jarang sekali diingatkan sholat oleh keluarganya.YG juga
tidak meluluskan
Sekolah Menegah Atasnya dengan baik, belum selesai bersekolah dia sudah mendapatkan masalah yang besar yang membuat dia harus menikah dengan pacarnya. Dan diapun tidak pernah mendapatkan pendidikan seks dari keluarganya. Karena dari keluarga yang kurang perhatian maka spiritual YG pun lemah, moral dalam bersosialisasi juga kurang baik. Dia
57
sering menggoda wanita saat di jalan dan diapun jarang beribadah. Namun ketika mendapatkan masalah dia mulai sadar dan mulai memperbaiki diri. c) Riwayat YG Menonton Film Pornografi Awalnya YG tidak mengetahui film porno namun saat dia bermain di warnet dia melihat ada remaja yang menonton film porno diapun penasaran dan ingin melihatnya. Tetapi masih ada perasaan takut saat itu, pada akhirnya dia disodorkan film porno oleh remaja yang ada di warnet itu. Semakin dia penasaran semakin dia ingin melihat dan membayangkan terus menerus. Sampai akhirnya saat SMA dia sudah pada puncak keinginan bukan hanya membayangkan tetapi mempraktikannya juga. d) Pengalaman akan pornografi Sudah menonton dan kecanduan akibat pornografi sejak SD membat YG dalam menilai seseorang dilihat dari keadaan fisik, cara berpakaian dan bentuk tubuhnya. Ini membuat dia sering membayangkan wanita yang ada di depannya dengan film porno yang ia tonton. Pada akhirnya dia menemukan dan tertarik dengan lawan jenis dan memberanikan diri untuk mendekati dan merubah pornografi menjadi pornoaksi.
BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS Berdasarkan hasil temuan, peneliti mendapatkan informasi mengenai dampak Pornografi terhadap Psikososial di kalangan remaja yang berpacaran yang dikaji dalam perspektif Psikososial. Adapun sub yang akan dibahas diantaranya adalah faktor-fakor penyebab pornografi, dampak psikososial remaja pecandu pornografi berupa perubahan dalam berpikir, bertingkah laku dan berinteraksi dengan orang lain, faktor yang mempengaruhi psikososial remaja serta perubahan gaya berpacaran remaja pecandu pornografi. A.
Penyebab Pornografi pada Remaja Banyak faktor yang mengakibatkan pornografi menjadi berkembang luas
saat ini. bukan hanya karena faktor berkembangnya zaman saja namun ada beberapa faktor lain yang menyebabkan meluasnya pornografi. Faktor yang menyebabkan remaja kecanduan pornografi berdasarakan temuan lapangan penulis adalah sebagai berikut : 1.
Faktor Teknologi dan Internet Internet merupakan media komunikasi antar komputer seluruh dunia yang
berkecepatan tinggi dan berkapasitas besar. Seluruh server ini terhubung melalui jaringan kabel serat optik bawah laut (Backbone) antar benua.1 Pengguna internet dapat berbagi informasi dalam bentuk, ukuran, jangkauan, desain internet sangat luas dan saat ini kemanjuan semakin bertambah dan semakin canggih.
1
Tri Hardian Satiawardana dan Zuhaidi el-Qudsy. Exploring The Cyber world Panduan Lengkap Berinternet. (Jawa Timur: Mas Media Buana Pustaka, 2008).h,5
58
59
Teknologi internet saat ini tanpa disadari memiliki dampak negatif, salah satu contohnya internet merupakan salah satu faktor dari berkembangnya pornografi. Teknlogi internet saat ini berkembang sangat pesat, banyak remaja yang menyalah gunakan internet, bagi yang tidak memiliki kontrol diri akan melakukan hal yang tidak seharusnya. Seperti membuka situs-situs pornografi yang ada di internet yang mudah untuk di unggah. Informan ZP yang mengakui bahwa dengan adanya fasilitas internet ia dapat menonton film porno dengan mudah. Berikut penuturannya : “Awal kenal sejak SD dari jaman HP Nokia tapi saat itu jijik liatnya. Pas SMP makin sering lihat, mulai dari HP, CD, juga filmfilm yang ada semi pornonya, pas SMP lagi penasaranpenasarannya. Kalo SD jarang ketemu film porno karen medianyaa belum gampang diakses. Pas SMP kan udah banyak HP yang mendukung jadi suka pinjem-pinjem HP temen atau nonton CD di rumah temen.”2 Saat ini, internet sangat mudah untuk diakses oleh berbagai kalangan, bahkan saat ini remaja dapat menggunakan internet dengan bebas. Ada beberapa faktor ang mendukung internet menjadi lebih mudah diakses, seperti adanya handphone yang diliengkapi fitur inernet. Seperti informan “AA” yang mengaku mendapatkan situs internet pornografi dari handphonenya. Berikut penuturannya : “Waktu itu pertama kali kenal ya pas SMP, trus baru punya hape yang bisa browsing browsing gitu baru deh download trus minta juga sam temen. Kalo waktu SMP itu ga sering sihya cuma beberapa kali, seminggu paling sekali. Ya ga selalu seminggu sekali sih yang penting pernah nonton aja gitu.”3
Pemerintah mengaku kesulitan dalam memblokir situs porno. Pasalnya, saat satu situs porno diblokir, ternyata akan muncul beberapa situs porno baru 2 3
Wawancara pribadi dengan informan "ZP", Jakarta , 27 Juni 2016. Wawancara pribadi dengan Informan “AA”, Jakarta, 19 Juni 2016
60
lainnya.4 Adanya warung internet (warnet) juga memicu dan terfasilitasinya para remaja untuk menonton film Porno. Bahkan Informan “BL” dapat menginggat di luar kepala situs pornografi yang ada di Internet. Berikut penjelasannya : “Dari SD , dari temen gue pas di warnet. Situsnya Bangbus, Xnxx, Bravotube, Homepon masih eksis dan jaya. Kalo itu ga download gue streaming apa lagi sekarang pake hape gampang.”5 Bukan hanya “BL” yang mendapatkan situs internet dari warung internet, namun informan “YG” pun mengaku bahwa dia pertama kali menonton film porno saat berada di warnet saat kelas 6 SD. Berikut penuturannya : “Film porno ya, awalnya pas SD maen ke warnet. Pas pertama kali ke warnet mah cuma main games aja, eh ga sengaja ada yang nonton gitu kan aneh belom pernah liat trus malah jadi penasaran ikut liat juga deh di warnet deket rumah”6 Industri Film Pornografi saat ini memang semakin luas dan beragam. Pada jaman ini, sedang marak dengan kaum LGBT. Para pebisnis film pornografi dapat dengan mudahnya membuat film porno kaum Gay dan sangat cepat sampai ke dalam ruang lingkup masyarakat. Informan “MT” membuka situs porno di internet dengan mudah. “Engga dong soalnya dah beda jenis film nya Hehe. Ada kok, nih buka aja coba www.bromo.com sama www.gayenvideo.com haha.”7 Saat mengatakan ada situs porno gay, “MT” menunjukan handphonenya dan memberitahu kan ke peneliti bahwa memang situs www.gayenvideo.com adalah situs film pornografi kaum gay.8
4
Reza Wahyudi, Kominfo:Tidak Gampang Memblokir Situs Porno, artikel ini di akses pada20Agustus2016darihttp://tekno.kompas.com/read/2012/03/15/13275544/kominfo.tidak.gampa ng.memblokir.situs.porno 5 Wawancara Informan “BL”, Jakarta 13 Agustus 2016 6 Wawancara Informan “YG”, Jakarta 14 Juli 2016 7 Wawancara Pribadi dengan Informan “MT”, Jakarta 18 Agustus 2016
61
Berdasarkan data di atas, kelima informan ZP, AA, BL,YG, dan MT mendapatkan film pornografi dari internet. Ini menyimpulkan bahwa Internet merupakan penyebab yang pertama meluasnya Film Pornografi yang beredar di masyarakat khusunya remaja. Fasilitas yang ada pada Internet membuat semakin mudahnya dan menyebarnya situs porno yang ada baik situs porno wanita, lakilaki atau kaum LGBT. 2.
Faktor Lingkungan Lingkungan adalah tempat manusia hidup, menyesuaikan dirinya
(beradaptasi), dan mengembangkan dirinya.9 Manusia merupakan makhluk sosial yang perlu beradaptasi dengan orang lain. Lingkungan bisa dimulai dari lingkungan kelurga, sekolah dan, masyarakat. Lingkungan terbesar adalah lingkungan masyarakat. Banyak lingkungan masyarakat yang memfasilitasi film porno, salah satu warung internet (warnet) yang dengan leluasa membuka situs porno dan dapat merusak lingkungan dan masyarakat disekitar lingkungan itu bila tidak memiliki pegetahuan dan kontrol diri yang baik. Seperti yang telah disampaikan di atas, lingkungan di sekitar “BL” merupakan lingkungan yang kurang menyadari atau mengawasi adanya kenakalan anak dan remaja di sekitarnya seperti menonton film porno. Berikut pengakuan “BL” : “Yoi, tapi susah soalnya ga ada biliknya. Warnetnya deket SMA 4, nontonnya bareng- bareng dong. Satu komputer rame-rame, kelas 4SD. Tapi itu warnetnya mah umum gitu terlalu kebuka enak trus 8 9
Observasi dengan Informan “MT”, Jakarta 18 Agustus 2016 Drs. H. Ahmad Fauzi, Psikologi Umum (Pustaka Setia, 1997), h.13
62
enak suka rusuh gitu apalgi kalo mba yg jaga lewat wkwk. Pada panik matiin layar monitornya.”10 Pembuktian adanya warnet ini adalah adanya pengakuan dari teman Informan “BL” yang mengakui bahwa ia pernah menonton bersama “BL” saat SD. Saat menyampaikan hal ini “BL” dan temannya “n” tertawa menginggat memori itu.11 Berikut penuturan “n” teman “BL” : “Iya zaman dulu gue sama “BL” emang nonton di warnet seru sih rame-rame buat cerita di masa tua. Warnetnya juga masih ada kayanya sekarang”12 Bahkan di lingkungan sekolah BL, sudah biasa ketika murid melakukan pelecehan seksual.
Pelecehan seksual merupakan salah satu dampak dari
pornografi. Sebagaimana penurutannya sebagai berikut : “biasa ek malah nihya, pas uts kan gw campur senior terus gw sama temen gw ngomong jorok sama senir, trus kata dia cewe disini tuh gampangan semua, nih liat katanya. Tau-tau dia remes dada cewe ters diem aja (tidak marah). gw sama temen gw bengong.” Bahkan warnet sering dijadikan tempat untuk mengisi waktu luang bagi pelajar. Penggunaan warnet oleh para pelajar untuk menikmati konten atau situs pornografi tidak dapat dicegah. Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) sulit untuk memblokir situs pornografi di sejumlah warnet yang menjadi tempat favorit para pelajar untuk nongkrong dan bolos sekolah.13 Hal inipun terjadi kepada informan “YG” yang mengaku pertama kali dia mengenal pornografi dari warung internet untuk menonton film porno. Berikut penuturannya:
10
Wawancara Informan “BL”, Jakarta 13 Agustus 2016 Observasi “n” teman “BL”, Jakarta 13 Agustus 2016 12 Wawancara “n” teman BL, Jakarta 13 Agustus 2016 13 Tumpak Mangasi Tampubolon, Pengawasan Lemah, Pelajar Akses Pornografi di Warnet, artikel ini diakses pada tanggal 7 September 2016 dari http://indopos.co.id/pengawasanlemah-pelajar-akses-pornografi-di-warnet/#sthash.r5WnWCUO.dpuf 11
63
“Film porno ya, awalnya pas SD maen ke warnet. Pas pertama kali ke warnet mah cuma main games aja, eh ga sengaja ada yang nonton gitu kan aneh belom pernah liat trus malah jadi penasaran ikut liat juga deh di warnet deket rumah.”14 Selain itu “YG” mengakui bahwa ia sering menonton film pornografi di warnet bersama teman-temannya. Saat itu, “YG” menunjukan warnet di dekat rumahnya dan peneliti melihat warnet tersebut memang banyak anak SD,SMP yang berada di warnet tersebut. Tidak adanya pengawasan ketat di warnet itu menyebabkan banyak remaja yang menonton film pornografi di warnet itu.15 Sebagaimana yang dikatakan oleh “YG” berikut ini : “Disini mah selaw aja, yang jaga bang “m” juga orangnya gitu gesrek. Kalo gue yang jaga yaudah gu juga jadi selaw aja” Lingkungan sekolah merupakan temapat anak-anak belajar, berkreasi, bersosialisasi dan bermain. Lingkungan sekolah yang sehat akan memberikan dampak positif kepada perkembangan anak begitupun sebaliknya. 16 Banyak remaja yang mengetahui film pornografi dari lingkungan sekolahnya, seperti “AA”. “Waktu itu pertama kali kenal ya pas SMP, pas SMP tuh gue liat temen gue nonton juga kan di sekolah yaudah gua ikut nonton itu. Rame-rame, pernah ketahuan juga sama guru pas di sekolah”17 Selain lingkungan sekolah lingkungan pekerjaan juga dapat memberikan pengaruh besar dalam pembentukan kepribadian seseorang.18 Lingkungan kerja yang buruk juga berdampak akan perilaku dan aktivitas seseorang. Seperti
14
Wawancara Informan "YG". Jakarta 14 Juli 2016. Observasi Informan “YG”, Jakarta 14 Juli 2016 16 Ferry Efendi & Makhfudli, Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan, (Jakarta : Salemba Medika. 2009)h.211 17 Wawancara pribadi Informan, “AA”, Jakarta 19 Juni 2016 18 Drs. Sugiharyanto, M.Si, Geografi dan Sosiologi (Jakarta : Yudhistira, 2007)h.65 15
64
informan “MT” yang mendapatkan hal yang kurang baik dari lingkungan kerjanya. Berikut penuturannya : “Udah deh sampe sekarang aku kerja disitu (salon). Pas kerja disitu ada cewenya ada cowonya tapi cowonya sama cin sama aku. Yaudahlah mulai bergaul disitu ohya aku tau situs bromo itu juga dari mereka loh. duh makin parah aku abis nonton film itu jadi geregetan gitu kaya sherina. Ya ternyata aku ga sendiri banyak yang kaya gitu, ada yang pacaran juga ah disitu hihi. Terus dari lingkungan itu aku nonton film porno juga kan eh kalo ada customer yang ganteng atau lagi nganterin pacarnya gitu suka godain deh. Gede sih abisnya. Iya dong, setiap abis nonton itu aku jadi lebih merhatiin dari atas sampe bawah. Ih cucok deh pokoknya. Jadi lebih agresif kalo abis nonton, suka bayangin gitu aku duhh jadi malu.”19 Saat menceritakan tentang keadaan di lingkungan kerjanya “MT” dengan santai menceritakannya dan juga diselingi dengan tawa dan canda.20 Berdasarkan pengalaman “BL,YG, AA, dan MT‟ lingkungan yang kurang sehat pergaulannya akan mempengaruhi mental para generasi mudanya, seperti dalam memfilterisasi perkembangan zaman dalam bidang teknologi, contohnya mengakses link-link pornografi yang dapat merusak jaringan sel dalam otak si pengakses dalam jangka lanjut. 3.
Faktor Teman Sebaya (Peers) Teman sebaya adalah anak-anak atau remaja dengan tingkat usia atau
tingkat kedewasaan yang sama.21 Teman sebaya mempunyai peran yang berarti karena pada masa tersebut remaja mulai bersosialisasi atau bergabung dengan teman sebayanya. Dengan bergabung dengan teman sebaya remaja dapat melakukan hal yang disukai bersama, namun teman sebaya terkadang
19
Wawancara Informan “MT”, Jakarta 18 Agustus 2016 Observasi Informan “MT”, Jakarta 18 Agustus 2016 21 Santrock, J.W, Adolesence Perkembangan Remaja (Erlangga; Jakarta 2003) 20
65
mengajarkan hal yang kurang baik bagi norma yang ada. Seperti informan “ZP” yang mengakui bahwa ia mengenal film porno dari temannya. Berikut penuturannya : “Dari temen, awal kenal sejak SD dari jaman HP Nokia tapi saat itu jijik liatnya. Pas SMP makin sering lihat, mulai dari HP, CD, juga film-film yang ada semi pornonya, pas SMP lagi penasaranpenasarannya. Kalo SD jarang ketemu film porno karen medianyaa belum gampang diakses. Pas SMP kan udah banyak HP yang mendukung jadi suka pinjem-pinjem HP temen atau nonton CD di rumah temen.”22 Berdasarkan data di atas bahwa teman sebaya ZP selain mengenalkan pornografi juga memfasilitasi film yang ia miliki seperti di CD dan juga film yang sudah dia unggah di handphone nya. Pada masa remaja pola interaksi dan waktu banyak dihabiskan bersama teman sebayanya.23 Banyak remaja yang mengaku bahwa mereka pertama kali melihat pornografi karena diberitahu oleh teman yang sudah melihat sebelumnya. Timbulnya rasa penasaran karena sudah banyak orang disekitar membicarakan pornografi. Seperti informan “BL” yang mengakui bahwa ia mengetahui situs dari temannya. “Dari SD , dari temen gue pas di warnet. Situsnya Bangbus, Xnxx, Bravotube, Homepon, gapway masih eksis dan jaya. Barengbareng dong (nontonya) satu komputer rame-rame. Itu diajak temen ek. Bukan gw provokatornya pas smp baru deh”24 Bukan hanya mengetahui film porno saja namun ruang lingkup sebaya membuat „BL” dan teman sebayanya menjadikan film porno sebagai sebuah aktifitas di kumpulan teman sebayanya. 22
Wawancara pribadi dengan informan "ZP". Jakarta 27 Juni 2016. Laura A. King, Psikologi Umum (Sebuah Pandangan Apresiatif), ( Jakarta : Salemba Humanika, 2013) 24 Wawancara Informan “BL” pada Tanggal 13 Agustus 2016 23
66
Kebutuhan untuk diterima sering kali membuat remaja mengikuti atau terpengaruh dengan sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan kebiasaannya. Demikian pula jika mayoritas teman sebaya kecanduan akan film pornografi maka remaja lama kelamaan akan mengikuti kebiasaan yang ada pada teman-teman sebayanya. Seperti informan “MT” yang mengaku saat pertama kali menonton film porno adalah ajakan dari temannya. “Pas 2SMP kalau ga salah, dari temen aku sih. Nontonnya di rumah temen SD waktu itu”25 Bahkan ketika “MT” berubah dan mengakui dirinya seorang Gay dia pun mengetahui situs film porno kaum Gay dari teman yang ada di tempat kerjanya. “Yaudahlah mulai bergaul disitu ohya aku tau situs bromo itu juga dari mereka lohh. duh makin paraah aku abis nonton film itu.”26 Bukan hanya “MT” tetapi “AA” juga mengawali dunia pornografi akibat pengaruh dari teman sebayanya. Sebagaimana dijelaskan sebagai berikut : “Hem pornografi ya, awalnya sih nonton pas kelas 2 apa 3 SMP lupa ya, pokoknya ukuran umur segitu lah karena temen nonton jadi ikutan deh. Namanya penasaran.”27 Bahkan “AA” mendapatkan film porno yang baru dari teman sebayanya. “AA” juga pernah mendapatkan hukuman dari sekolahnya karena ketahuan menonton film porno bersama temannya di sekolah. Berikut penuturannya : “Terus baru punya hape yang bisa browsing browsing gitu baru deh download trus minta juga sama temen. Ohya dulu tuh pernah ketauan jadi pas SMP kelas 3 pernah kena kasus karena nonton film kaya gitu bareng dan kegep trus gue di skors dan nyokap bokap gue dipanggil ke BK.”28
25
Wawancara pribadi dengan informan "MT", Jakarta 18 Agustus 2016. Wawancara Informan "MT", Jakarta 18 Agustus 2016. 27 Wawancara Informan “AA”, Jakarta, 19 Juni 2016 28 Wawancara Informan “AA” Jakarta, 19 Juni 2016 26
67
“AA” terlihat santai dan tertawa saat menceritakan hal ini, dia menganggap itu sebagai masa lalu yang tidak terlupakan. 29 Berdasarkan hasil yang di peroleh, informan ZP, BL, MT , dan AA mengetahui film pornografi juga dari teman sebayanya. Karena dalam kalangan teman sebaya dapat mempengaruhi aktifitas atau perilaku seseorang. Bahkan remaja lebih mudah percaya dan terpengaruh oleh teman sebayanya. 4.
Faktor BLAST Tak dapat dipungkiri para pebisnis pornografi terus mengincar generasi
muda. Menurut Dra. Perwitasari, hal yang membuat seseorang mudah kecanduan pornografi adalah kondisi BLAST (Bored, Lonely, Afraid, Stress, Tired). Kondisi BLAST akan menuntut otak untuk melakukan sesuatu yang menstimulisasi keluarnya dopamin pada otak. Sehingga menimbulkan rasa ketagihan, dan keinginan untuk mengulanginya kembali.30 Sedangkan menurut Elly Risman,Psi kondisi BLAST ini dapat terjadi karena faktor pengasuhan orangtua yang terlalu sibuk dengan aktivitasnya sendiri dan cenderung kurang perhatian terhadap anak, serta kurikulum di sekolah yang terlalu padat. Kondisi BLAST menyebabkan anak mudah diserang oleh pornografi.31 Bosan/bored adalah keadaan dimana orang merasa tidak ingin melakukan aktifitas yang dilakukan setiap harinya dan tidak ada kesenangan yang ia dapatkan dari rutinitasnya. Kondisi seperti inilah yang membuat “MT” ingin menonton film porno karena tidak adanya aktivitas yang dilakukan. Berikut penuturannya : 29
Observasi Informan “AA” Jakarta, 19 Juni 2016 Dra. Perwitasari (Psikolog, Konselor, trainer di YKBH dan RSIA KMC), “Mengobati Kecanduan Pornografi Pada Anak, diskusi online pada tanggal 26 Maret 2016 31 Elly Risman, Psi, “Peran Keluarga dalam Membangun Insan Berkarakter” dalam Seminar Bonus Demografi 27 April 2015 di Auditorium BKKBN, kerjasama BKKBN dan YMIC 30
68
“Iya kadang kalo lagi bosen, ga ada kerjaan jadi aku nonton.”32 Bermula dari perasaan bosan dan berlanjut kepada rasa ketagihan membuat mennton film porno adalah aktivitas “MT” ketika bosan. “ye seru aja nonton itu, enak enak giman gitu udahannya malah penasaran cin heheheh.”33 Rasa bosan dapat terjadi pada siapa saja dan kapan saja seperti informan “AA” rasa ingin mengakses film porno itu muncul disaat dirinya sedang merasa bosan karena tidak adanya aktifitas yang ia lakukan. Berikut penuturannya : “Pas ga ada kerjaan, bosen gatau mau ngapain kuota banyak iseng aja gitu download nonton film kaya gitu.”34 Berdasarkan hasil di atas, rasa bosan dapat memicu orang untuk menonton film pornografi. Hal ini didasarkan oleh banyaknya waku luang yang tidak diisi dengan hal yang positif. Selain bosan/bored kondisi lain juga menyebabkan informan “ZP” untuk tetap berkeinginan menonton film pornografi. Rasa kesepian/lonely adalah keadaan emosi dan kogntif yang tidak bahagia yang diakibatkan oleh hasrat akan hubungan akrab tetapi tidak dapat mencapainya. Hal ini dirasakan oleh informan ZP, karena di rumah dia merasakan kesepian dan merasa sendiri maka “ZP” akhirnya memberanikan diri untuk mendownload film pornografi. “Pas lagi liburan juga udah mulai sibuk masing-masing kan, bokap nyokap gua kerja di rumah suka ga ada orang gua sendirian yaudahlah gua iseng download aja.”35
32
Wawancara pribadi dengan informan "MT", Jakarta 18 Agustus 2016. Wawancara Informan “MT” , Jakarta 18 Agustus 2016 34 Wawancara Informan “AA”, Jakarta 19 Juni 2016 35 Wawancara Informan "ZP". Jakarta 27 Juni 2016. 33
69
Berdasarkan hasil di atas kesepian juga dapat memicu kecanduan pornografi. Merasa tidak ada teman dan tidak ada aktifitas yang dilakukan membuat orang atau remaja lebih rentan dan lebih ingin untuk menonton film pornografi. Afraid / Ketakutan adalah suatu tanggapan emosi terhadap ancaman. Perasaan takut ini dirasakan oleh informan “BL” saat itu “BL” awalnya tidak mau menonton film pornografi tetapi “BL” mendapat ancaman dari temannya jika ia tidak menonton film pornografi. Sebagaimana dijelaskan oleh “BL” : “ya dulu mah SD, gw ga ngerti apa-apa kan diajak awalnya mah gua takut nonton kaya gituan apaan sih film kaya gitu. Dulu kan cupu, kalo ga ngikutin nanti ga ditemenin yaudah deh gw nonton eh kok malah lama-lama gua jadi keterusan pengen nonton mulu.”36 Faktor lainnya selain afraid yaitu Stress. Stress adalah suatu kondisi anda yag dinamis saat seseorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan. Stress pernah dialami oleh semua orang tak terkecuali oleh informan “YG”, dia merasakan stress dikala ia mendapatkan suatu masalah dan YG melampiaskannya dengan menonton film pornografi. “Di saat ada masalah terus insomnia bingung mau ngapain yaudah deh gue iseng aja nonton, jadinya biar rada enakan hati gue trus tidur pules dah.”37 “YG” mengakui bahwa karena sudah terbiasa menonton film porno, saat gelisah dia terus ingin melihat film porno dan dia menonton menyendiri di kamarnya.
36 37
Wawancara Informan “BL”, Jakarta 13 Agustus 2016 Wawancara Informan "YG". Jakarta 14 Juli 2016.
70
“gak muna sih gua kalo nonton ya jadi lega gitu tapi ya ujungujungnya gua malah pengen ngelakuin kan. Udah kebiasaan sih gua nonton film gitu di kamar sendiri.”
Berdasarkan hasil yang di dapat, keadaan stress membuat remaja kecanduan pornografi. Remaja melampiaskannya dengan menonton film dan dia merasa film pornografi bisa menyembuhkan keadaan stressnya. B.
Psikososial Remaja Pecandu Pornografi Berdasarkan hasil temuan di lapangan, penulis mendapatkan beberapa
aspek mengenai psikososial remaja. Terdiri dari Analisis dalam perubahan dalam berpikir, berperasaan, bertingkah laku, menilai, dan berinteraksi dengan orang lain, dan dirinya sendiri, Faktor Perkembangan serta faktor pendukung psikososial. Berikut ini adalah hasil temuan dan analisa peneliti tentang dampak Psikososial akibat kecanduan Pornografi : 1. a.
Dampak Psikososial Remaja Pecandu Pornografi Perubahan dalam berpikir Psikologi sosial merupakan hakikat untuk mengetahui sebab-sebab dari
perilaku dan pikiran-pikiran individu dalam situasi sosial.38
Di dalam
perkembangan psikososial terdapat perubahan berpikir. Perubahan berpikir juga dirasakan oleh informan ZP pecandu pornografi, dahulu dia berpacaran tidak ada dasar yang menjurus ke dalam hal yang buruk namun karena menonton film pornografi, ZP menjadi bahwa ada dasar lain yang mendukung mengapa dia berpacaran.
38
Sarlito,Psikologi Sosial,Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial (Jakarta:Balai Pustaka, 2002). h,10
71
“Awalnya pacaran mah karena cinta monyet aja, suka-sukaan gitu. Tapi gue dari awal emang ga pernah pacaran atas dasar mesum tapi karena suka-sukaan aja. kalaupun di tengah jalan mesum ya itu cuma bonus aja.” “ZP” pun berpikir tidak apa-apa jika pacaran melakukan hubungan seksual seperti di film porno yang ia tonton. “Ga boleh di dalam agama berhubungan seksual kalo belum mukhrim tapi ya gimana kalo pengen nonton mulu terus ada pelampiasannya ya susah juga nolaknya. Yang penting nanti sholat minta maaf sama Allah.”39 Menurut psikolog, Elly Risman pimpinan Yayasan Kita dan Buah Hati, setelah mengkonsumsi pornografi anak-anak dan remaja secara perlahan-lahan akan terbangun perpustakaan porno di otaknya. Perpusatakaan inilah yang bisa kapan saja diakses oleh anak-anak dan remaja.40 Perubahan cara berpikir ini terjadi pada “BL”, ia berpikir tentang hal yang berbau porno ketika melihat seseorang dia menyatakan bahwa jika ia sudah dekat dengan orang lain maka ia bisa berhubungan fisik dengannya. Hal ini disampaikan oleh nya sebagai berikut: “Di bioskop setiabudi. iya itu pas Smp. ada lagi nih cerita mrs. D. D ini chinese, gw sama dia udah pdkt gitulah ceritanya gw ajak nonton juga deh sama temen-temen gw tapi misah gue nonton film lain. Pikiran gw kan udah deket trus udah sama-sama suka yaudahlah gw beraniin diri aja tuh buat megang dia eh dia malah marah gw kira dia mau.”41 Pornografi saat ini sudah bukan menjadi hal yang tabu lagi bagi banyak remaja, semakin banyak yang membicarakan maka hal ini semakin wajar, dan
39
Wawancara pribadi dengan informan "ZP". Jakarta 27 Juni 2016. Tatty Elmir, “Dampak Pornografi” diakses pada 15 Maret https://tattyelmir.wordpress.com/2013/08/17/dampak-pornografi/ 41 Wawancara Informan “BL” pada Tanggal 13 Agustus 2016 40
2016
dari
72
“BL” berfikir jika laki-laki tidak pernah membicarakan hal porngrafi maka ia tidak normal. Sebagaimana pengakuan “BL” : “Wajar bukan berarti membenarkan,tapi banyak yang nonton itu udah ga malu kalo diliat orang. ya biasa aja lah, apa lagi cowo ya diomonginnya ga jauh dari situ. Kalo ga ngomongin kaya gitu malah ga normal lah.” “BL” berpikir bahwa film porno juga memberikan manfaat bagi dirinya kelak. Saat menceritakan hal ini “BL” tersenyum sambil melihat ke atas seperti membayangkan sesuatu. “Ya ada (positifnya) tapi banyakan buruknya. ya jadi tau ilmunya... Ilmu bercinta.” Saat menceritakan tentang manfaat pornografi, informan “BL” tertawa seperti ada perasaan senang ketika mendapatkan ilmu pornografi.42 Berpikir berarti menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu atau menimbang-nimbang dalam ingatan.43 Informan “MT” berpikir dan akhirnya memutuskan bahwa film pornografi itu membuat ia semakin memikirkan atau tertarik dengan sesama jenisnya. Berikut penuturannya : “Pas kerja disitu ada cewenya ada cowonya tapi cowonya sama cin sama aku. Yaudahlah mulai bergaul disitu ohya aku tau situs bromo itu juga dari mereka lohh. duh makin paraah aku abis nonton film itu jadi geregetan gitu kaya sherina.”44 Berdasarkan pengamatan yang peneliti dapatkan, perubahan berfikir remaja kecanduan pornografi dapat memicu ke dalam perubahan yang negatif.
42
Observasi Informan “BL” pada tanggal 13 Agustus 2016 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diakses pada 20 http://kbbi.web.id/pikir 44 Wawancara Informan “MT” pada Tanggal 18 Agustus 2016 43
Agustus dari
73
Seperti Informan “AA” yang merasa dirinya sudah dewasa saat dia sudah menonton film pornografi. “Gua mah selow aja sih nonton kaya gitu, gamungkin anak jaman sekarang belom pernah nonton. Gua aja suka ngasih temen gua situs gitu kalo dia nanya, gua juga kalo lagi ngumpul gua download aja iseng pas ada wifi eh malah pada penasaran juga. Jadi wajar aja sih nonton film kaya gitu pas SMP, udah gede juga kali. Kalo ga pernah baru tuh aneh canggung ntar pas udah nikah.”45 Dan dia juga berfikir bahwa film pornografi adalah hal yang wajar. Bukan hanya itu tetapi dia merasa bahwa film pornografi itu bermanfaat untuk kehidupan rumah tangganya kelak. Berikut penuturannya : “Dulu itu alesan nontonnya itu, “oh ini buat belajar kali ya nanti jadinya kalo punya suami ga kaget-kaget amat jadi udah tau gima cara-caranya gimana sebenenrnya melakukan itu kaya apasih, dulu gapunya kepikiran buat bakal ngelakuin pokoknya nanti pa udah punya suami bakal kaya gitu trus gue ga awam bangget sama yang kaya gitu. Biar nanti gue bisa sama suami gue, nanti gue bisa muasin suami gue kalo gue aja punya dasar untuk melakukan itu.” Perubahan berpikir yang dirasakan oleh YG adalah bahwa pornografi itu bisa melampiaskan dan menenangkan dirinya di saat ada masalah atau stress. “Di saat ada masalah terus insomnia bingung mau ngapain yaudah deh gue iseng aja nonton, jadinya biar rada enakan hati gue trus tidur pules dah.”46 Berdasarkan data yang diperoleh dari kelima Informan, pornografi dapat merubah pemikiran seseorang. Pemikiran bahwa pornografi adalah hal yang wajar dan jika dekat dengan orang lain bisa berhubungan fisik seperti yang ada di film porno atau dengan kata lain pornografi merubah cara pemikiran seseorang menjadi penuh dengan seks. 45 46
Wawancara pribadi dengan informan "AA". Jakarta 19 Juni 2016. Wawancara pribadi dengan informan "YG". Jakarta 14 Juli 2016.
74
b. Perubahan dalam bertingkah laku Semakin beranjak dewasa, semua orang pasti mengalami perubahan salah satunya adalah perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku dapat menjurus ke hal yang baik dan buruk, banyak faktor yang membuat seseorang mengalami perubahan tingkah laku. Salah satunya adalah remaja yang kecanduan pornografi membuat tingkah lakunya berubah. Pada masa remaja keinginan besar untuk mencoba dan mengetahui hal baru. Pornografi merupakan media yang dapat mempengaruhi remaja untuk berperilaku seksual berisiko.47 Perubahan perilaku seksual ini dialami oleh “ZP” berikut penuturannya : “Kalau pelecehan itu karena dulu pas SMP penasaran pengen megang dada jadi kalo lagi kerumunan suka curi-curi remes punya orang. Itu terjadi karena ge gabisa mengkontrol diri gue saat itu masih SMP dan ga berpikir panjang.”48
Bermula dari rasa penasaran yang tinggi setelah menonton film pornografi membuat “BL” melakukan pelecehan seksual yang kurang lebih ia lakukan sebanyak 4 kali. Berikut salah satu pengakuannya : “Nih pas kelas 1 smp, jadi guru nyuruh anak-anak ngambil buku di lemari,pada rebutan kan tuh,nah temen gw bilang eh ikutan yuk ada “m” tuh,nah lg kerumunan gitu gw remes tuh dadanya,kayanya temen gw juga deh. Abis itu dia lapor guru,guru nyuruh anak2 ngaku, gw diem aja. Ada lagi ek dulu kelas 1 juga,itu jaman anakanak cowo suka mepet-mepet cewe biar nyenggol. Jadi dulu ada cewe kecil-kecil ukurannya kira2 udah 36d. Jadi kalo ada dia di kantin pada ngerumunin gitu. Gw ga pernah dapet peluang,pas dapet kesempatan gw sikat deh haha akhirnya..”49
47
Euis Supriati dan Sandra Fikawati, Efek Paparan Pornografi pada Remaja SMP Negeri Kota Pontianak Tahun 2008, MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 13, NO. 1, JULI 2009: 48-56 48
Wawancara pribadi dengan informan "ZP". Jakarta 27 Juni 2016. 49 Wawancara Informan “BL” pada Tanggal 13 Agustus 2016
75
Dampak menonton film yang bersifat pornografi di VCD terhadap perilaku remaja adalah terjadinya peniruan yang memprihatinkan. Peristiwa dalam film memotivasi dan merangsang kaum remaja untuk meniru atau mempraktikkan hal yang dilihatnya, akibatnya remaja menjadi semakin permisif terhadap perilaku dan norma yang ada. 50 Perubahan perilaku inilah yang juga terjadi pada “BL” dia menirukan apa yang ada di film pornografi. Berikut penuturannya : “Jadi saat itu judulnya penasaran sih ek. Yang terjadi adalah gw ajak nonton temen gw,baru kenal nih tapi orangnya nakal gitu,terus kita kiss,lama-lama tangan gw gamau diem tapi saat pertama mau megang itu deg-degan parah loh,kalo ditolak gimana,belom kalo dia teriak hahaha. Eh doi mau loh,kayanya dia udh pengalaman,malah gw masukin ke dalem bra,first time itu.” Efek paparan pornografi tidak hanya berupa pengetahuan tentang pornografi saja tetapi yang terjadi juga sampai pada aspek afektif dan bahkan kecenderungan untuk berperilaku. Pornografi dapat mempengaruhi remaja untuk melakukan bentuk perilaku, baik secara sadar maupun tidak disadari, telah mengubah persepsi bahkan perilaku hidup remaja sehari-hari terutama dalam hal seksualitas.51 Pada informan “MT” terjadi perubahan kepada dirinya, bermula dari lingkungan dan film pornografi membuat dia lebih merasa tertarik kepada sesama jenisnya. Setelah menonton film porno homoseksual perilaku seksual “MT” pun berubah. Berikut penuturannya : “Pas kerja disitu ada cewenya ada cowonya tapi cowonya sama cin sama aku. Yaudahlah mulai bergaul disitu ohya aku tau situs 50
Rosadi, I. (2001). Hukum Islam tentang sewa menyewa kaset video compac disk (VCD) (Studi di rental VCD Kelurahan Sukarame I Bandar Lampung. Diunduh pada 21 Agustus 2016 dari http://digilib.gunadarma.ac.id/go.php?id=laptiain-gdl-s1-2001-ismail-650-hukum. 51 Rosadi, I. (2001). Hukum Islam tentang sewa menyewa kaset video compac disk (VCD) (Studi di rental VCD Kelurahan Sukarame I Bandar Lampung. Diunduh pada 21 Agustus 2016 dari http://digilib.gunadarma.ac.id/go.php?id=laptiain-gdl-s1-2001-ismail-650-hukum
76
bromo itu juga dari mereka lohh. duh makin paraah aku abis nonton film itu jadi geregetan gitu kaya sherina.”52 Informan “MT” mengaku setelah menonton film porno dia menjadi lebih memperhatikan penampilannya supaya orang lain tertarik kepadanya. “Abis nonton film itu, kaya gamau kalah gitu pokoknya harus bisa semodis yang di film biar kalo ada yang liat aku lirik aku, sekali aku kedipin mata langsung gede hahaha.” Berdasarkan observasi peneliti, saat “MT” menjelaskan hal di atas dia tertawa sambil melambaikan tangan dan menpuk bahu peneliti.53 Perubahan perilaku juga dirasakan oleh informan “AA”, bermula dari perubahan berpikir bahwa film pornografi adalah hal yang wajar dan menjadikannya dewasa menyebabkan dia menjadi pribadi yang berani berbicara terbuka kepada orang lain tentang seks. “Cuma kalo temen-temen tau gue biasa aja gitu. Gue jelasin ke mereka ini gue dapet tuh buat pelajaran dan yang gue tau selama ini apa-apa jadi tau buat bahagian suami gue nanti. Gua kan suka cerita sama temen-temen gue tentang pacar gue, apa aja juga gua ceritain. Jadi yaudah pada taulah gua gimana-gimana sama pacar gue”54 Film pornografi juga merubah perilaku “AA” dalam berpenampilan, dia ingin terlihat menarik di depan pacarnya. Serta “AA” juga ingin mencoba memakai baju yang ada di film porno. Sebagaimana penuturan “AA” berikut ini : “gua sih jadi ekspetasi mulu sama cowo gue, pengen coba pake lingerie gitu di depan cowo gue doang ya cowo gue.”
52
Wawancara Informan “MT”, Jakarta, 18 Agustus 2016 Observasi Informan “MT”, Jakarta, 18 Agustus 2016 54 Wawancara Informan "AA", Jakarta, 19 Juni 2016. 53
77
Berdasarkan observasi peneliti, “AA” memiliki sifat yang terbuka dan mudah bergaul saat wawancara bahkan “AA” menanyakan kepada peneliti yang bersifat pribadi.55 Sebelum kecanduan akan pornografi YG tidak melakukan hal yang tidak seharusnya bersama pacarnya, namun karena sudah kecanduan dia melihat seseorang dari penampilan dan pakaiannya dan YG juga mendapatkan tempat untuk pelampiasan akhirnya YG mempraktikan hal yang ada di dalam film porno. “Dulu mah waktu awal punya pacar masih biasa tuh, trus gua dapet pacar yang kalo kemana-mana pakaian nya lumayan terbuka yaudah alhasil begitu dah pokoknya, ngerti kan ya hehe.”56 Berdasarkan hasil wawancara dan observasi kepada kelima informan, perubahan perilaku terjadi kepada remaja yang kecanduan film porno dan bersifat negatif. Hal ini disadari oleh semua informan, tak dapat dielakan lagi bahwa pornografi sudah sangat meluas saat ini jika semakin luas maka akan berpengaruh kepada moral anak bangsa karena perubahan perilaku ini lebih dominan kepada perubahan perilaku seksual sebelum menikah. c.
Menilai dan berinteraksi dengan orang lain Selama berinteraksi, setiap orang pasti menilai orang lain sebagaimana
kita menilai orang itu.57 Menilai orang lain bisa dilihat dari penampilan, cara berbicara dan berpikir. Penilaian informan “ZP” saat melihat hanya wajahnya saja tetapi setelah menonton film pornografi dia merasa dirinya saat melihat
55
Observasi Informan “AA”, Jakarta, 19 Juni 2016 Wawancara Informan “YG”, Jakarta, 14 Juli 2016 57 Raja Bambang Sutikno, M.B.A, The Power Of Empathy in LEADERSHIP, ( Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2007)h.86 56
78
perempuan dia bukan lagi melihat wajahnya saja tetapi juga bentuk tubuhnya. Sebagaimana yang disampaikan oleh “ZP” : “Sejak sering nonton pandangan gue yang tadinya liat cewe cuma liat mukanya doang jadi liat bodynya juga ngebayangin bentuk tubuhnya kaya di film.”58 Saat melakukan wawancara ZP di sebuah tempat makan di salah satu mall di Jakarta, ZP terlihat memandangi perempuan yang lewat di sampingnya.59 Persamaan dalam menilai orang lain ini diirasakan juga oleh “BL”, ia pun menilai orang lain dari penampilannya. Bahkan dalam berinteraksi dengan orang lain “BL” terlihat berani menatap tajam lawan jenisnya. “Setelah nonton kalo liat cewe ga liat mukanya aja tapi body dan ukurannya. Tapi semenjak yang mrs. D itu gw biasa aja kalo ngobrol sama cewe kalo dulu kan gw suka natap matanya trus bayangin kalo cewe lewat gw suka ekspetasi sendiri.”60 Berdasarkan observasi peneliti, dalam berinteraksi dengan orang lain “BL” berani untuk menatap mata dan melontarkan kata-kata gombal kepada perempuan. Kala itu “BL” menggoda peneliti dengan cara menggombal.61 Akibat dari menonton film pornografi ini, para infroman menjadi lebih memperhatikan penampilan seseorang. Seperti Infoman “MT” dalam melihat orang lain yang pertama kali dilihatnya adalah seseorang laki-laki yang memiliki tubuh ideal. Berikut penuturannya : “Ya ternyata aku ga sendiri banyak yang kaya gitu, ada yang pacaran juga ah disitu hihi. Terus dari lingkungan itu aku nonton
58
Wawancara Informan "ZP". Jakarta 27 Juni 2016. Observasi Informan, “ZP”, Jakarta, 27 Juni 2016 60 Wawancara Informan “BL”, Jakarta, 13 Agustus 2016 61 Observasi Informan “BL”, Jakarta, 13 Agustus 2016 59
79
film porno juga kan eh kalo ada customer yang ganteng atau lagi nganterin pacarnya gitu suka godain deh. Gede sih abisnya.”62 Berdasarkan observasi peneliti, saat berinteraksi dengan orang lain khususnya laki-laki, “MT” terlihat agresif dan dia mudah untuk berinterkasi menggunakan verbal dan non verbal. Ini terlihat ketika dia menggoda seorang laki-laki yang duduk di sebelah meja makan serta dia sering berbisik kepada peneliti memberitahukan bahwa ia tertarik dengan laki-laki itu.63 Informan
“MT”
menilai
orang
lain
dengan
berekspetasi
atau
menghubungkan orang yang dia lihat dengan film pornografi yang ia tonton. Berikut penuturannya : “Iya dong, setiap abis nonton itu aku jadi lebih merhatiin dari atas sampe bawah. Ih cucok deh pokoknya. Jadi lebih agresif kalo abis nonton, suka bayangin gitu aku duhh jadi malu.”64 Pornografi sudah diakui oleh para ahli dapat merusak otak, jiwa, dan fisik. Otak akan terus menerus memikirkan hal yang berhubungan dengan pornografi. Seperti informan “YG” dia melihat seorang wanita dari apa yang ia lihat di dalam film pornografi. “YG” melihat wanita dari bentuk tubuhnya dan dia bisa membayangkannya saat itu juga. Sebagaimana penuturan “YG” : “Sama sih kaya semua cowo, pasti dilihat pertama bentuk tubuhnya sama mukanya lah jelek apa cakep. Kalo sesuai kriteria gue, gue bisa sih langsung bayangin. Semua cowo gue rasa sama kaya gitu semua. Kaya istri gue, dulu gue liatnya juga dari badannya dia lahya sama mukanya cakep.”65 Bahkan informan “YG” tidak segan untuk mengoda wanita yang lewat di depan rumahnya. 62
Wawancara Informan “MT”, Jakarta 18 Agustus 2016 Observasi Informan “MT”, Jakarta 18 Agustus 2016 64 Wawancara Informan “MT”, Jakarta 18 Agustus 2016 65 Wawancara Informan “YG”, Jakarta, 14 Juli 2016 63
80
“Ya kalo lagi nongkrong sama temen-temen gua ada cewe lewat suka ada yang godain, gue juga sih suka suitsuitin cewe” Berdasarkan observasi peneliti, walaupun “YG” sudah memiliki istri tetapi dia masih mencuri-curi untuk menggoda dan melihat wanita. Walau tidak serius tetapi itu menandakan adanya perubahan dan menilai orang lain. Peneliti melihat, informan “YG” memanggil “cantik, mau kemana sombong amat sih.” kepada tetangganya yang lewat.66 Informan “YG” menilai seseorang dari penampilan dan fisiknya dan cara dia berinteraksi dengan orang lain juga kurang sopan dan tidak memiliki sikap yang baik. Perubahan dalam menilai orang lain juga dialami oleh “AA”, saat menilai dan berinteraksi dengan orang lain ia melihat dari fisiknya. Berikut penuturan “AA” “Sejauh ini kalo ngeliat cowo udah ga tertarik kecuali pacar saya yah, ya sebut saja B. Kalo liat B tuh kalo lagi diem, bengong trus gue liatin badannya rasanya eeeh gimana gitu ada yang ser-ser gitu rasanya pengen melukin pengen deket-deket dia aja gituh.”67 Berdasarkan hasil observasi peneliti, “AA” membandingkan pria yang lewat dengan pacarnya atau dengan pria yang ada di film pornografi yang sudah ia tonton. Saat melakukan wawancara dia berbicara kepada peneliti, “itutuh kecil punya dia, gua sih gasuka yang badannya gitu.”68 Berdasarkan hasil yang ada, pornografi dapat merubah seseorang dalam menilai seseorang. pornografi membuat seseeorang dalam melihat dan menilai dengan orang lain dari fisik dan bentuk tubuh seseorang dan berinterkasi lebih
66
Observasi Informan “YG”, Jakarta, 14 Juli 2016 Wawancara Informan "AA", Jakarta ,19 Juni 2016. 68 Observasi Informan “AA”, Jakarta, 19 Juni 2016 67
81
berani serta dapat membayangkan apa yang ia lihat dengan film pornografi yang ia tonton. 2.
Fase Perkembangan Remaja Pecandu Pornografi Terdapat delapan tahapan perkembangan psikososial dari manusia lahir
hingga lansia dalam teori yang didefinisikan oleh Erik Erikson.69 Ada 2 tahapan perkembangan remaja yaitu Identitas versus Kebingungan Identitas (Indentity vs Identity Diffusion) serta Keintiman versus Keterkucilan (Intimaci vs Isolation) a.
Fase Perkembangan Remaja ZP Remaja perlu menggembangkan rasa diri dan identitas pribadi,
keberhasilan memunculkan kemampuan untuk tetap yakin pada diri sendiri, sedangkan kegagalan mengakibatkan kebingungan peran dan rasa diri yang lemah.70 Kebingungan identitias terjadi pada “ZP”, kecanduan pornografi dan tidak dapat mengontrol diri dan emosinya membuat dia melakukan pelecehan seksual. Dia melakukan hal itu karena dia tidak tahu harus melampiaskan hasratnya seperti apa dan dengan siapa. Dia merasa sudah dewasa ketika menonton film porno tetapi dia tidak bisa mengontrol diri seperti orang dewasa. “Ya karena ada dorongan dari diri, abg lagi masa pengenpengennya udah ngerasa cukup umurlah untuk nonton lagi. Alasannya bisa juga kalo liat cewe di jalan terus nafsu, pas sampe rumah keinget cewe itu tapi biar nafsunya bangkit lagi jadi nonton film. Yaitu sifatnya jadi candu, secara sosial juga memicu tindak pelecehan sampai pemerkosaan atau juga hubungan di luar nikah. Secara biologis juga karena suka ngeluarin ada dampak panjang kaya ejakukasi dini. Satu dan dua gue udah rasain dampaknya. 69 70
Peneey Upton, Psikologi Perkembangan.(PT Gelora Aksara Erlangga Tahun 2012) Upton, Psikologi Perkembangan, h. 22
82
Yaitu kecanduan sama pelecehan. Kalau pelecehan itu karena dulu pas SMP penasaran pengen megang dada jadi kalo lagi kerumunan suka curi-curi remes punya orang.71 Setelah kejadian itu ZP mulai tertutup karena merasa bersalah, dan dia hanya menceritakan hal ini ke beberapa temannya saja. Setelah kejadian itu dia menjadi pribadi yang tertutup. “Malu bangget nih sebenernya gue cerita tapi itu kejadian bener dan gue bener-bener menyesali hal itu. Pas temen gue, gue ceritain dia bilang gua gokil bangget gitu sampe kaya gitu. Tapi itu terjadi karena gue gabisa mengkontrol diri gue saat itu masih SMP dan ga berpikir panjang. Malu lah sekarang gua malah jadi jarang cerita semenjak kejadian itu malu aja gitu sampe sekarang”
Berdasarkan observasi peneliti bersama “ZP”, saat menceritakan hal ini, “ZP” terdiam dan menggit bibirnya seperti menandakan ia menyesali perbuatannya. 72 ZP pernah memiliki pacar dan dikecewakan olehnya, hal itu memuat ZP menjadi orang yang lebih senstif karena ZP merasa sudah memiliki perasaan yang mendalam dan dia pernah melampiaskan rasa sayang dengan berpelukan dan berciuman seperti yang ia lihat di film porno. “Dulu gua pernah dikecewain sama cewe gue, gue adi sensitif bangget saat itu. Gue udah sayang bangget kan sama dia, udah coba coba pelukan ciuman. Pikiran guakan daripada gua ngelakuin pelecehan ke orang lain mending sama cewe gue aja yang samasama mau.”73 Berdasarkan
pernyataan
ZP
di
atas,
pornografi
dapat
merubah
perkembangan dirinya. ZP kebingungan dalam menentukan identitas dirinya serta dia menjadi pribadi yang lebih tertutup dan lebih sensitif perasaannya. Akibat 71
Wawancara dengan Informan "ZP". Jakarta 27 Juni 2016. Observasi dengan informan "ZP". Jakarta 27 Juni 2016. 73 Wawancara Pribadi dengan Informan “ZP”, Jakarta, 27 Juni 2016 72
83
kecanduan film pornografi ZP juga jadi tertarik dan berkomitmen dengan perempuan dan ia mendapatkan keintiman bersama pacarnya yang membuat dia merasakan kenyamanan. b. Fase Perkembangan “BL” Pada masa remaja ini ditandai dengan semakin luasnya pergaulan dan munculnya usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka mendapat pengakuan dari kelompok sosialnya. Namun jika remaja sewaktu hidupnya dihadapkan dengan lingkungan yang tidak baik maka akan terjadi identitas yang buruk. Seperti “BL” yang merasa sudah dewasa ketika memiliki seorang pacar. Berikut penuturannya : “Ngerasa dong malah kita udah ngomongin anak. Lingkungan sih,biasa di cie-cien.” Selain itu di lingkungan temannya, “BL” di cap sebagai laki-laki bokep (sebutan orang yang sering membicarakan dan membayangkan seksual). Sebagaimana berdasarkan pengakuan “n” teman “BL” : “Pokoknya lu kalo ngomongin yang bokep-bokep dia mah tau semua dah. Ga salah pilih informan lu mah.” (Sambil tertawa terbahak-bahak).74 Setelah menemukan identitasnya, orang akan mulai membentuk hubungan yang positif dengan orang lain.75 Seperti informan “BL” yang menjalin dana mendapatkan keintiman bersama pacarnya dan dia merasa percaya diri ketika memiliki pacar yang menarik. Berikut penuturannya :
75
Zahrotun dkk, Psikososial Perkembangan Tinjuan Psikologi Barat dan Islam, (Jakarta : UIN Jakarta Press), h.63
84
“Jelas lah (Merasa bangga) soalnya pacar gw cantik-cantik”76 Saat merasa bangga dengan pacarnya, “BL” mengangkat kerah seperti menyombongkan diri.77 Berdasarkan hasil Observasi dan wawancara “BL” dan temannya “n” bahwa film pornografi membuat dirinya mendapatkan identitas yang cukup buruk di lingkungannya yaitu “bokep” dan keintiman yang di dapat “BL” membuatnya merasa lebih percaya diri dan dewasa. c.
Fase Perkembangan Remaja MT Pada tahap (Indentity vs Identity Diffusion) ini merupakan masa
standarisasi diri yaitu anak mencari identitas dalam bidang seksual, umur, dan kegiatan.78 Saat berada di lingkungan yang mengenalkan ia dengan dunia pornografi “MT” merasa mendapatkan identitas dirinya di bidang seksual. Berikut penuturannya : “Aku lulus SMA langsung kerja, orang tua ga sanggup untuk kuliahin aku. nah langsung aku lamar kerja tapi susah ada tetangga aku yang punya kenalan gitu orang salon ada lowongam disitu yaudah aku beraniin diri untuk kursus nyalon gitu deh. Udah deh sampe sekarang aku kerja disitu. Pas kerja disitu ada cewenya ada cowonya tapi cowonya sama cin sama aku(gay). Yaudahlah mulai bergaul disitu ohya aku tau situs bromo itu juga dari mereka lohh. duh makin paraah aku abis nonton film itu jadi geregetan gitu kaya sherina.”79
Bahkan
“MT”
mengakui
bahwa
teman-teman
sekitarnya
sudah
mengetahui kalau dirinya adalah seorang gay. Sebagaimana pengakuan “MT”:
76
Wawancara pribadi dengan informan "BL". Jakarta 13 Agustus 2016. Observasi dengan Informan “BL” Jakarta 13 Agustus 2016 78 Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2011) h.95 79 Wawancara Informan “MT” pada Tanggal 18 Agustus 2016 77
85
“Iya percaya, lagian temen-temen aku juga udah tau tanpa aku kasih tau.(gay)” “MT” dapat membentuk hubungan dekat dengan orang lain, ia memiliki pacar yang juga seorang laki-laki tetapi dia bahagia
dan nyaman dengan
keintiman yang ia dapatkan. “Iya kan sekarang udah sering praktekin nya. Lebih sering sm pacar sih tapi kadang sama kenalan juga.”
Berdasarkan hasil dari wawancara dan observasi, Identitas seksual yang di dapat “MT” adalah dia menjadi seorang homoseksual yaitu gay. Serta dia mendapatkan keintiman yang membuat ia tidak mengalami kesendirian. d. Fase perkembangan “AA” Peran kelompok atau teman sebaya, partner, dan saingan menjadi lekat pada masa ini. karena pada tahap ini remaja akan mencermati siapakah dirinya dan bagaimana dirinya serta arah dan kehidupan dirinya.80 Fase ini remaja mulai melakukan sesuatu yang dilakukan orang dewasa, untuk menunjukan bahwa dirinya sudah besar. Seperti informan “AA”, yang merasa sudah dewasa ketika menonton film porno. “Ya wajar aja sih nonton film kaya gitu pas SMP, udah gede juga kali. Kalo ga pernah baru tuh aneh canggung ntar paas udah nikah.”81 Saat beranjak umur 20 tahun, AA mulai berkomitmen serius dan memiliki keintiman dengan pacarnya. “AA” mengatakan bahwa film porno berguna untuk kehidupannya nanti bersama suami. Namun ternyata hal itu dilakukan sebelum menikah, dia berani berbuat seperti itu karena kepercayaan dan komitmen yang ia 80 81
John, W. Santrock, Remaja Edisi 11 Jilid I (Jakarta: Erlangga, 2007), h.69 Wawancara pribadi dengan informan "AA". Jakarta 19 Juni 2016.
86
jalankan bersama pacarnya. Walau begitu ternyata “AA” cukup terbuka dengan kedekatan dia bersama dengan pacarnya. “Ya gua kan suka cerita sama temen-temen gue tentang pacar gue, apa aja juga gua ceritain. Jadi yaudah pada taulah gua gimanagimana sama pacar gue. Selaw aja, kita kan udah sama-sama gede udah dewasa. Gua sih orangnya lu, lu, gue, gue. Gua juga nyablak aja kalo cerita sama temen gue tentang cowo gue, emang begitu adanya. Lagian biasa kali jaman sekarang.”82 Berdasarkan penuturan dari “AA” bahwa film pornografi berpengaruh terhadap perkembangannya. “AA” tumbuh menjadi orang yang percaya diri dalam berteman dan “AA” merasa sudah dewasa ketika sudah menonton film pornografi. “AA” beranggapan membicarakan pornografi merupakan hal yang wajar dan ini membuat cara berinteraksi “AA” menjadi terbuka kepada siapa saja yang dijumpainya. Serta disaat umur 20tahun, “AA” sudah merasakan keintiman bersama dengan pacarnya. e.
Fase Perkembangan “YG” Terjadinya
kegagalan
untuk
mengembangkan
identtitas
akan
menyebabkan kebingungan peran, yang sering muncul dari perasaan tidak kuat, isolasi dan keraguan. Saat masa kecilnya “YG” sudah dapat bersosialisai bahkan dengan orang yang lebih tua darinya. Bahkan orang yang mengenalkan pornografi kepada dirinya adalah remaja SMA yang berada di warnet dekat dengan lingkungan rumahnya. Tetapi karena kecanduan pornografi menjadikan ia berbuat kesalahan, dan menyebabkan dia memiliki peran seorang suami, dan ia merasa peran ini belum bisa ia jalankan sehingga dia menjadi ragu.
82
Wawancara pribadi dengan informan "AA". Jakarta 19 Juni 2016.
87
“Nonton, lama-lama ngelakuin eh lama-lama malah kebablasan mau punya anak. Gatau deh nanti gimana, ga siap sebenernya tapi harus dijalanin.” 83 “Berdasarkan observasi peneliti, “YG” merasa menyesali perbuatannya. Sejenak dia terdiam dan memejamkan mata sebentar seperti sedang merasakan penyesalan yang dalam.”84 Saat akhir SMP dia mulai tertarik dengan lawan jenisnya karena teman sebayanya sudah memiliki pacar. Dia tidak mau kalah dengan teman-temannya dan dia tertarik dengan lawan jenisnya karena penampilan pacarnya yang terbuka. YG sudah 2 tahun menjalin keintiman bersama dengan pacarnya. “iya gua pacaran orang temen gua pada pacaran masa gue engga. Udah mau SMA gitu masa belum ada pacar, dulu mah gua masih takut takut eh lama-lama malah berani malah sampe kebablasan begini malah mau jadi bapak padahal belum lulus SMA.”
Berdasarkan penuturan YG di atas, film pornografi membuat keraguan identitas paada dirinya karena keintiman yang didapatkan oleh YG bersama pacarnya membuat dia terjebak dalam hasrat dan YG merasa itu merusak masa depannya. 3.
Faktor Psikososial Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan psikososial
seseorang. Dalam hal ini peneliti akan menjabarkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan psikososial pada remaja adalah sebagai berikut:
83 84
Wawancara pribadi dengan informan "YG". Jakarta 14 Juli 2016. Observasi Informan “YG”, Jakarta, 14 Juli 2016
88
a. Keluarga Menurut Duval dan Logan keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan
dan
mempertahankan
budaya
yang
umum,
meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial diri tiap anggota keluarga.85 Hubungan keluarga dapat mempengaruhi perilaku dan pemikiran seseorang. Seperti ZP yang merasa kesepian karena kurangnya waktu bersama orang tuanya membuat dia menjadi kecanduan pornografi. “Pas lagi liburan juga udah mulai sibuk masing-masing kan, bokap nyokap gua kerja di rumah suka ga ada orang gua sendirian yaudahlah gua iseng download aja. Kalo kelurga setahu gue sih pada gatahu soalnya gue bisa nyembunyiin. Kalo pada tahu sih ya gue malu dan bersalah tapi kalaupun ketahuan gue yakin orang tua gue ngerti sama keadaan gue yang emang umur segini lagi tinggitingginya.”86 ZP memang tidak mempunyai konflik dengan keluarganya namun ZP tidak terlalu sering bertemu dengan keluarganya membuat dia tertutup kepada keluarganya dan tidak bercerita tentang yang ia rasakan kepada orang tuanya. Lingkungan keluarga untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar anak untuk tumbuh berkembang.87 Pola asuh keluarga yang baik dan bijak tentu akan membuat perkembangan remaja menjadi tidak di luar batas kewajaran. Pola asuh yang baik adalah dimana orang tua bisa menempatkan dirinya sebagai teman bagi anaknya. Hal ini supaya anak merasa diakui dan dimengerti. Seperti informan “BL” yang merasa dekat dengan orang tuanya terutama oleh ibunya.
85
Setiadi, Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. (Yogyakarta : Graha Ilmu. 2008) 86 Wawancara pribadi dengan informan "ZP". Jakarta 21 Juni 2016. 87 Asep Usman Ismail, MA., Al-quran dan Kesejahteraan Sosial : Sebuah Rintisan membangun Paradigma Sosial Islam yang Berkeadilan dan Berkesejahteraan, (Jakarta: Lentera Hati, 2012) h.165
89
“gw sih deket sama keluarga, suka cerita tapi masalah ini engga lah. (pornografi).” Orang tua adalah orang yang akan mendukung anaknya pertama kali dengan sepenuh hati, namun para orang tua kerap kali tidak mengoreksi lebih dalam lagi tentang apa yang harus di dukung. Seperti informan “BL” yang merasa sudah di dukung berpacaran oleh orang tuanya dan membuat dia merasa nyaman dan melakukan hal yang juga tidak diinginkan oleh orang tuanya. Berikut penuturannya : “Bahkan ortu juga mendukung pacaran,walaupun pacaran yg sehat tp kan haha lucu. Ya gapapa pacaran tp jangan gitu-gitu katanya, padahal mah dibelakangnya gue begitu.” Keluarga memiliki fungsi untuk berkembang biak, mensosialisasi atau mendidik anak, dan menolong serta melindungi yang lemah.88 Namun ketika orang tua sudah tidak produktif lagi akan ada kekurangan dalam mendidik anak. Seperti informan “MT” yang mengakui jika orang tuanya sudah berumur dan menyebabkan ia kurang mendapatkan perhatiannya sehingga ibunya tidak dapat mengontrol perkembangan “MT. Sebagaimana penuturan “MT”: “Ibu sudah tua tak mengerti apa apa dia (tidak mengerti apa itu gay dan perkembangan anaknya.”89 Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama dalam kehidupan manusia, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial di dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya.90 Ini berarti keluarga memberikan pegaruh terhadap perkembangan seseorang termasuk perkembangan psikososialnya. Sikap, mental, perilaku, pola pikir seseorang terbentuk pertama kali karena pengaruh
88
Kusdwiratri Setiono, Psikologi Keluarga, (Bandung : P.T Alumni, 2011), cet I, h.24. Wawancara pribadi dengan Informan “MT”, Jakarta 18 Agustus 2016 90 W.a. Gerungan Dipl. Psych, Psikologi Sosial, (Bandung : Eresco, 1988), cet XI,h.180 89
90
keluarga. Hubungan informan “AA” dan keluarganya sangat harmonis dan sangat terbuka dengan dengan keluarganya. Hal ini membuat “AA” menjadi pribadi yang berani di lingkungan sosialnya. “Sekitar mana nih, kalo sekitar sama dalem rumah mah ga ada yang tau gue nonton lah. ehya dulu pernah sama bokap gue, jadi pas SMP kelas 3 pernah kena kasus karena nonton film kaya gitu bareng dan kegep trus gue di skors dan nyokap bokap gue dipanggil ke BK. Mereka Cuma bilang, “gila nih anak udah gede nih anak udah nonton kaya gituan.” Cuma mereka jelasin juga pokoknya janggan pernah meraktekin itu dan terakhir kali nonton. Itu sih yang mereka bilang, gue sempet malu sih cumakan bokap gue orangnya fine yah dan ga nganggep apa-apa itu serius. Trus pas gue SMA, kuliah nyokap bokap gue kan apa aja sharing ya sama gue sampe cerita tentang kehidupan seks mereka. Misalnya nyokap gue gasuka diginiin nih sama bokap pas lagi kaya gituin mereka cerita ke gue, trus bilang sama gue itutuh rasanya ga enak.91 Pembicaraan dia bersama keluarganya membuat “AA juga membicarakan hal yang sama bersama dengan teman-temannya. Saat keluarga memiliki keagamaan yang baik dan diajarkan kepada anaknya, maka anak akan terbiasa dan sadar akan kewajiban dia dalam bergama. Seperti “AA” yang beribadah ketika di ingatkan oleh orang tuanya. Berikut penuturannya : “Ya jadi kurang bangget dah agama gua, tapi untungnya orang tua gue merhatiin agama jadi diingetin terus sama orang tua jadi pas diingetin ya gua solat” Keluarga yang memiliki pengetahuan lebih membuat anak menjadi lebih bisa menghadapi perubahan zaman saat ini. Karena tidak pernah dapat pendidikan seks oleh orang tuanya membuat YG menjadi berani melakukan hal yang seharusnya belum ia lakukan. Keluarga YG juga kurang peduli dengan tumbuh kembang anaknya.
91
Wawancara pribadi dengan informan "AA". Jakarta 19 Juni 2016.
91
“Eet kaga pernah dapet gua pendidikan kaya gituan mah dari sekolah juga kaga dapet. Dari keluarga apa lagi, gua pulang jam 2 malem juga bodo amat orang tua gua mah.”92 b.
Pendidikan Pendidikan adalah proses menuju perubahan perilaku masyarakat dan akan
memberi kesempatan pada individu untuk menemukan ide/nilai baru. Pendidikan mempengaruhi sikap dan tingkah laku manusia.93 Pendidikan bukan hanya ada di sekolah namun juga di lingkungan masyarakat dan alam. Remaja yang mendapatkan pendidikan tentu akan lebih memiliki nilai moral yang lebih tinggi. Pendidikan seks masih tabu untuk diajarkan oleh anak dan remaja. Pendidikan seks di dapat oleh informan “ZP” saat SMA, namun hanya sebatas pengetahuan kilas saja. Sedangkan pelecehan seksual yang dilakukan ZP ketika dia duduk di bangku “SMP” saat dia belum mendapatkan pendidikan seks yang akhirnya membuat ia tidak dapat mengontrol hawa nafsunya. “Ya dapet sih pas SMA ini. Ya itu belajar agama karena disitu dijelasin. Karena orang islam emang gaboleh nonton harusnya.”94 Pendidikan akhlak atau budi pekerti bertujuan untuk mengakji dan menginternalisasi
nilai,
mengembangkan
keterampilan
sosial,
yang
memungkinkan tumbuh dan berkembangnya akhlak mulia dalam peserta didik serta mewujudkan dalam perilaku sehari-hari.95 Jika seseorang tidak mendapatkan pendidikan akhlak dan agama dari orang tuanya, pertumbuhan anak akan jauh dari
92 93
94
Wawancara pribadi dengan informan "YG". Jakarta 14 Juli 2016. Notoatmodjo, Metodologi penelitian kesehatan, (Jakarta : PT Rineka Cipta,2005)
Wawancara pribadi dengan informan "ZP". Jakarta 27 Juni 2016. Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan bagian III : pendidikan Disiplin Ilmu, (PT. Imperial Bhakti Utama,2007) 95
92
norma yang ada. Seperti informan “BL” yang kurang mendapatkan pendidikan agama dari orang tuanya yang membuat dia bertindak asusila (pelecehan) di lingkungannya. Berikut penuturannya : “Orang tua ingetin ya ingetin, jarang ngomongin agama juga sih sama orang tua. Berarti solatnya ga bener (saat melakukan pelecehan), itu SMP solat ya solat keliatan fisiknya aja solat.”96 “BL” pun tidak mendapatkan pendidikan seks dari orang tua dan sekolahnya dan hanya membuat dia membaca tentang pendidikan seks dari internet. Berikut penuturannya : “hem seinget gue ga pernah sih, paling baca-baca doang di internet.” Pendidikan merupakan proses membimbing manusia dari jalan kegelapan, kebodohan dan pecerahan pengetahuan.97 Apabila anak kurang mendapatkan pengetahuan maka ia pun tidak dapat membedakan apa yang benar dan apa yang salah. Seperti informan “MT” yang tidak pernah mendapatkan pendidikan tentang seks bebas. berikut penuturannya : “gapernah deh, orang tua juga tinggal satu yang lain udah pada nikah udah pada sendiri-sendiri sekarang.” Pendidikan agama juga kurang didapatkan oleh “MT” membuat dia bebas dan menjalankan sesuatu yang menurut dia benar bukan menurut Tuhannya. Sebagaimana wawancara “MT” : “ya itu urusan aku, biarin orang mau kata apa mau dosa apa engga ini hidup aku gitu. Yang penting aku mah gapernah ngurusin orang, jahatin orang udah baik aja udah cukup.”98 96 97
Wawancara Informan “BL”, Jakarta, 13 Agustus 2016 Tim Pengembang Ilmu, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan bagian III : pendidikan Disiplin
Ilmu, h.20 98
Wawancara Informan “MT”, Jakarta, 18 Agustus 2016
93
Pendidikan merupakan elemen mendasar dalam mempelajari berbagai hal, hakikat pendidikan dalam psikososial dapat menjadi proses pengoperasian ilmu yang normatif. Jika remaja memiliki cukup bekal pendidikan tentang kontrol diri, pornografi, dan mengerti pendidikan seks, dampak remaja akan kecanduang pornografi tentu akan berkurang. Informan
“AA”
mendapatkan
pendidikan
seks
saat
dia
bersekolah,membuat dia menggerti akan seks namun bukan hanya mengerti tentang seks tetapi dia juga sudah merasakannya. “Hem pas SMP sih, SMP SMA itu selalu dapet sih penyuluhan tentang pendidikan seks, bullying tentang narkoba semuanya ada gitukan ya tapi dari film-film porno itu juga dapet pendidikan seks.”99 “AA” berpikir tentang seks namun dia tida memikirkan dampak apa yang terjadi ini membuat dia melakukannya sebelum waktunya. Kurangnya
perhatian
orang
tua
juga
menyebabkan
anak
tidak
mendapatkan pendidikan di luar pendidikan sekolah. YG tidak pernah mendapatkan pendidikan seks dari sekolah maupun orang tuanya, YG pun putus sekolah saat SMA karena ada masalah yang menimpanya yang membuat dia harus bertanggung jawab akan perbuatannya. “Eet kaga pernah dapet gua pendidikan kaya gituan mah dari sekolah juga kaga dapet. Dari keluarga apa lagi, gua pulang jam 2 malem juga bodo amat orang tua gua mah.” 100 Pendidikan merupakan faktor penting dalam kehidupan, orang yang memiliki pendidikan bagus dan tinggi akan berbeda dengan orang yang tidak memiliki pendidikan. Namun pendidikan seks kurang berpengaruh pada remaja 99
Wawancara Informan “AA”, Jakarta 19 Juni 2016 Wawancara Informan “YG”, Jakarta, 14 Juli 2016
100
94
karena banyak yang sudah mendapatkan namun tetap melakukan hal yang tidak seharusnya. Pendidikan adalah faktor penting dalam perkembangan manusia. Pendidikan mencakup agama, sosial, budaya, akhlak, dan sebagainya. Dengan pendidikan anak mendapatkan pengertahuan yang luas, dapat mengontrol emosi hawa nafsu dan dapat berakhlak di lingkungannya. Hal inilah yang kurang di dapatkan oleh kelima informan sehingga membuat mereka melakukan hal yang tidak sesuai dengan norma yang ada. 4.
Kepribadian Remaja Pecandu Pornografi Kartini Kartono berpendapat bahwa kepribadian adalah sifat dan
tingkah laku khas seseorang yang membedakannya dengan orang lain; integrasi
karakteristik
dari
struktur-struktur,
pola
tingkah laku, minat,
pendirian, kemampuan dan potensi yang dimiliki seseorang; segala sesuatu mengenai diri seseorang sebagaimana diketahui oleh orang lain. Dari pengertian di atas, dapat diketahui bahwa untuk dapat memahami seseorang, kita perlu memahami kepribadian orang yang bersangkutan. Kepribadian sangat erat hubungannya dengan perilaku dan cara kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari,
karena
dari
kepribadianlah orang lain akan melihat kehidupan
kita.101 Maka dalam sub ini penulis akan meneliti tentang kepribadian pecandu film porno. Untuk menunjang penelitian tersebut, penulis menggunakan teori psikoanalisis yang diungkapkan oleh Sigmund Freud. Dalam teorinya, Freud 101
Dwina Novi Jayanti dan Tri Mulyani Wahyuningsih, “Kepribadian Tokoh Uemra Kana dalam Drama Toire No Kamisama karya Uemura Kana”, Program Studi Sastra Jepang, Universitas Dian Nuswantoro
95
menggunakan psikoanalisis sebagai pendekatan untuk memahami perilaku seseorang, terutama yang sulit diamati secara kasat mata. Dalam teorinya ia juga mengungkapkan bahwa proses mental dan emosi berfungsi dalam berbagai tahapan tingkat kesadaran dan dalam berbagai cara. Sigmund Freud berkeyakinan bahwa jiwa manusia mempunyai struktur jiwa. Struktur jiwa ini meliputi tiga instansi atau sistem yang berbeda. Masing-masing sistem ini memiliki peran dan fungsi sendiri-sendiri. Keharmonisan dan keselarasan kerja sama di antara ketiganya sangat menentukan kesehatan jiwa seseorang. Ketiga sistem ini meliputi : Id, Ego, dan Superego yang sebagaimana akan dijelaskan sebagai berikut : a.
Kepribadian ZP Id bersifar egoistis, tidak bermoral, dan tidak mau tau dengan kenyataaan.
Pada mulanya, Id sama sekali berada diluar kontrol individu. Id hanya melakuknan yang disukai dan dikendalikan oleh prinsip kesenangan (The Pleasure Principle).102 Akibat kecanduan pornografi mempengaruhi timbulnya implus Id dari “ZP”. Hal tersebut dapat dilihat pada wawancara berikut : “Sebenernya gue udah pernah megang dada dia, dia pernah megang bawah gue.”103 Di dorong dengan adanya pasangan sehingga Id “ZP” membuat ia mempunyai pemikiran seperti wawancara berikut : “Gimana ya kalo pengen nonton mulu terus ada pelampiasannya ya susah juga nolaknya.”
102
Yudrik Jahja, Psikologi Perekembangan, (Kencana Prenada Media Group : Jakarta
2011) h.81 103
Wawancara Informan “ZP” 27 Juni 2016
96
Meski Id mampu melahirkan keinginan, namun ia tidak mampu memuaskannya. Sub sistem yang kedua, Ego berfungsi menjebatani tuntunan Id dengan realitas di dunia luar.104 Ego dalam diri “ZP” dapat ditemukan dalam wawancara berikut : “ya engga sih belum itu mah, belum berani gue. Ciuman, pelukan megang ya udah pernahlah itu.” Adanya rasa takut dan sadar menekankan bahwa dalam diri “ZP” masih ada ego seperti yang ditemukan dalam wawancara berikut : “Ga boleh di dalam agama berhubungan seksual kalo belum mukhrim tapi ya gimana kalo pengen nonton mulu terus ada pelampiasannya ya susah juga nolaknya. Yang penting nanti sholat minta maaf sama Allah.” Super ego adalah sistem kepribadian terakhir yang ditemukan oleh Sigmund Freud. Sistem kepribadian ini seolah-olah berkedudukan di atas Ego, karena itu dinamakan Superego. Fungsinya ialah mengontrol Ego. Ia selalu bersifat kritis terhadap aktivitas Ego, bahkan tak jarang menghantam dan menyerang Ego.105 Superego di dalam diri “ZP” terlihat ketika “ZP” berhasil menahan diri dan mengingat dosa di dalam agama ketika menonton film porno. Terlihat pada wawancara berikut : “Ya itu belajar agama karena disitu dijelasin. Karena orang Islam emang gaboleh nonton harusnya. Bisa (menahan tidak menonton film porno) kalo inget dosa.” Sayangnya superego kembali dikalahkan oleh Id. Berikut penurutan Id “ZP” tentang Id lebih menguasai daripaada superego.
104
Drs.Sumadi Surya Brata,Psikologi kepribadian (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
2006) h.126 105
2011)
Yudrik Jahja, Psikologi Perekembangan, (Kencana Prenada Media Group : Jakarta
97
“kalo inget dosa tapi besokannya juga kaya gitu lagi, nonton lagi.”106 Di dalam kepribadian “ZP” Ego dan Superego yang tadinya dimiliki olehnya mulai terkikis karena Id lebih menguasai diri “ZP” dengan memikirkan kenikmatan dan keinginan semata. b. Kepribadian “BL” Id/DasEs berisikan hal-hal yang dibawa sejak lahir (unsur-unsur biologis), termasuk insting-insting Id merupakan reservoir energi psikis yang menggerakan ego dan super ego. Pedoman dalam berfungsinya Id ialah menghindarkan diri dari ketiakenakan dan mengejar kenikmatan, pedoman ini disebut freud “prinsip kenikamatan atau prinsip keenakan” (Lust prinzip, the pleasure principle).107 Faktor lingkungan yang buruk menyebabkan munculnya Id dalam diri “BL”. Berikut penggalan wawancara “BL” : “Dari SD , dari temen gue pas di warnet.” Karna lingkungan yang buruk sejak SD “BL” telah mengenal pornografi bahkan di tingkat selanjutnya (SMP) “BL” mulai berani melakukan pelecehan terhadap lawan jenisnya : “Nih pas kelas 1 smp, jadi guru nyuruh anak2 ngambil buku di lemari,pada rebutan kan tuh,nah temen gw bilang eh ikutan yuk ada M tuh,nah lg kerumunan gitu gw remes tuh dadanya.” Efek film porngrafi tak membuat “BL” berhenti sampe disitu bahkan semakin ekstrim saat ia memiliki teman dekat lawan jenis :
106
Wawawncara Informan “ZP”, Jakarta, 27 Juni 2016 Drs.Sumadi Surya Brata,Psikologi kepribadian (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2006) h.125 107
98
“Yang terjadi adalah gw ajak nonton temen gw,baru kenal nih tp orgnya nakal gitu,terus kita kiss,lama2 tangan gw gamau diem tp saat pertama mau megang itu deg2an parah loh,kalo ditolak gimana,belom kalo dia teriak hahaha. Eh doi mau loh,kayanya dia udh pengalaman,malah gw masukin ke dalem bra,first time itu. Hampir tiap hari gue nonton.”108 Dari pernyataan-pernyataan yang diberikan oleh “BL” dapat diketahui bahwa Id yang ada di diri “BL” sangat kuat karena lebih mengejar kenikmatan dibandingkan nilai dan norma yang ada. Ego ialah menjaga integritas pribadi dan menjamin penyesuaian dengan alam realitas. Selain itu juga berperan memecahkan konflik-konflik dengan realitas dan konflik-konflik dengan keinginan-keinginan yang tidak cocok satu sama lain. Ego juga mengontrol apa yang akan masuk ke dalam kesadaran dan apa yang akan dilakukan. Jadi, fungsi Ego adalah menjaga integritas kepribadian dengan mengadakan sintesis psikis.109 Ego yang terdapat pada diri “BL” dapat mengontrol “Id nya, berikut penuturannya : “Ya nyesel sih gw udah minta maaf sama dia tapi dia kalo ketemu gw jadi menghindar gitu. Perasaan gw degdegan ga karuan deh.” Saat menyadari kesalahannya, “BL” memiliki rasa bersalah dan hal itu merupakan solusi untuk masalahnya serta ego yang ada di dalam diri “BL” itu dapat mengontrol keinginannya sepihaknya. Superego dianggap sebagai aspek moral kepribadian. Fungsi Superego yang pokok ialah menentukan apakah sesuatu benar atau salah, pantas atau tidak, susila atau tidak, dan dengan demikian pribadi dapat bertindak sesuai dengan
108 109
Wawancara Informan “BL” Jakarta, 13 Agustus 2016 Ibid
99
moral masyarakat.110 Hal inilah yang dilakukan oleh superego yang ada pada diri “BL” superego menahan perbuatan yang buruk dan bersifat susila. Sebagaimana dijelaskan berdasarkan wawancara “BL” : “Haha iya abis diomongin, anggep itu ga baik. Lagian ilmunya udah dapet. Sama wudhu sih walau ga ngaruh banyak tapi nolong juga untuk ga terlalu bayangin.”111 Antara Ego dan Superego, dalam kadar yang tidak sehat, berakibat timbulnya emosi seperti rasa bersalah, menyesal, dan rasa malu dalam batas yang wajar, perasaan demkian normal adanya. Berkat dorongan dari Ego dan Superego, “BL” mampu mengontrol dirinya untuk tidak melakukan lagi hal atau perbuatan yang diperkuat oleh Id. Dengan berjalannya waktu, Id “BL” yang dulu lebih mendominasi mulai digantikan oleh peran ego dan superego. c. Kepribadian “MT” Pada Id tidak dikenal urutan waktu. Hukum-hukum logika dan etika sosial tidak berlaku untuknya. Dalam mimpi kita seringkali melihat hal-hal yang sama sekali tidak logis. Atau pada anak kecil, kita dapat melihat bahwa perilaku mereka sangat dikuasai berbagai keinginan. Untuk memuaskan keinginan ini, mereka tak mau ambil pusing tentang masuk akal tidaknya keinginan tersebut. Selain ini, juga tidak peduli apakah pemenuhan keinginan itu kan berbenturan dengan normanorma yang berlaku. Yang penting baginya ialah keinginannya terpenuhi dan memperoleh kepuasan. 112
110
Yudrik Jahja, Psikologi Perekembangan, (Kencana Prenada Media Group : Jakarta
111
Wawancara Informan BL, Jakarta 13 Agustus 2016 Yudrik Jahja, Psikologi Perekembangan, (Kencana Prenada Media Group : Jakarta
2011) 112
2011) h.81
100
Id “MT” terlihat dominan ketika film pornografi telah memberikan dia kenikmatan dan berujung kepada pemenuhan keinginannya yaitu hasrat. Sebagaimana penjelasan “MT” berikut : “Iya kan sekarang udah sering praktekin nya Lebih sering sama pacar sih tapi kadang sama kenalan juga sih. Jadinya langsung mesra-mesraan aja ke kosan bareng.(pacar)”113 Dari wawancara di atas, “MT” lebih mementingkan keinginan seksualnya daripada memikirkan norma yang ada. Id menguasai pikiran “MT” ini terbukti ketika ia memilih untuk menjadi seorang gay tanpa adanya penolakan atau mencari cara untuk kembali normal. hal ini dapat dilihat dari penuturan “MT” : “Ya awalnya sih aku suka sama cewe normal gitu lah cuma ditolak mulu. Pada jual mahal aja padahal belum liat punya gue aja. Yaudah akhirnya bosen aja liatin cewe. Huh sakit hati eke.” Di dalam Id norma dan etika sosial dapat terabaikan karena hanya memikirkan kenikmatan yang ada pada dirinya tanpa memikirkan orang lain. “MT” pun merasakan ini, berikut penuturannya : “Pas kerja disitu ada cewenya ada cowonya tapi cowonya sama cin sama aku. Ya ternyata aku ga sendiri banyak yang kaya gitu, ada yang pacaran juga ah disitu hihi. Terus dari lingkungan itu aku nonton film porno juga kan eh kalo ada customer yang ganteng atau lagi nganterin pacarnya gitu suka godain deh. Gede sih abisnya” Ego adalah aspek psikologis dari kepribadian yang timbul karena kebutuan manusia untuk berhubungan secara baik dengam dunia kenyataan. Orang lapar tentu perlu makan untuk menghilangkan ketegangan yanga ada dalam dirinya. Ini berarti bahwa individu harus dapat membedakan antara khayalan dengan kenyataan.
113
Wawancara Informan “MT”, Jakarta, 18 Agustus 2016
101
Ego yang ada di dalam diri “MT” mengontrol ketika ia tidak memiliki pekerjaan ia bukan memikirkan tentang pekerjaan yang ia inginkan tapi bagaimana caranya dia mendapatkan pekerjaan. Sebagaimana penuturan “MT” berikut ini : “Aku lulus SMA langsung kerja, orang tua ga sanggup untuk kuliahin aku. nah langsung aku lamar kerja tapi susah ada tetangga aku yang punga kenalan gitu orang salon ada lowongam disitu yaudah aku beraniin diri untuk kursus nyalon gitu deh. Udah deh sampe sekarang aku kerja disitu.”114 Superego lebih merupakan kesempurnaan dari pada kesenangan ; karena itu Superego dianggap sebagai aspek moral kepribadian. Fungsi Superego yang pokok ialah menentukan apakah sesuatu benar atau salah, pantas atau tidak, susila atau tidak, dan dengan demikian pribadi dapat bertindak sesuai dengan moral masyarakat.115 Superego terlihat pada “MT” ketika ia berusaha menahan diri untuk tidak menonton film pornografi. Berikut penjelasannya: “Ya pernah sih aku isi aja sama kegiatan gitu, nongkrong sama temen-temen terus gini-gini jangan salah loh aku suka naik gunung.” Mulanya “MT” memiliki superego yang cukup kuat sehingga ia bisa menahan kenikmatannya tetapi karena pilihan ia bekerja di salon penuh dengan resiko yang tidak disadari oleh “MT” akhirnya Ego dan Superego “MT” dikalahkan oleh Id. Kesimpulannya adalah Id “MT” lebih kuat daripada Ego dan Superego.
114 115
2011)
Wawancara Informan “MT”, 18 Agustus 2016 Yudrik Jahja, Psikologi Perekembangan, (Kencana Prenada Media Group : Jakarta
102
d.
Kepribadian “AA” Id adalah mengajarkan kenikmatan, id lebih mementingkan keinginan
daripada norma yang ada. Menonton fim pornografi merupakan salah satu kenikmatan yang dirasakan oleh AA. Berikut penuturannya : “Gue tuh bisa nonton tuh kalo gue diem di kamar trus bingung mau ngapain main hp doang trus iseng yaudah gue buka situsnya trus tonton deh gitu. Ya ada sih tapi abis itu malah jadi pengen terus bayangin.” Id membuat diri “AA” kecanduanakan pornografi, di dalam diri seseorang juga ada ego. Ego berfungsi untuk mengontrol keinginan Id. Ego dalam diri “ZP” dapat ditemukan dalam wawancara berikut : “Gue tetep baik-baik aja nonton film pornografi itu Cuma buat selingan doang Cuma buat pedoman belajar ceritanya, tetep solat, ngaji tetep menjalankan kewajiban apa yang harus dilakukan orang islam dulu. Karena gue udah pernah merasakan trus gue ngerasa banyak dosa gue solat percuma dong gue tetep ngelakuin juga kok trus gue solat percuma dong, sempet mikir kaya gitu sih yang pasti jadi berkurang bangget lah spiritualnya.”116 Ego di dalam diri AA, terlihat namun Id masih mendominasi keinginan atau hawa nafsu yang adacdi dalam diri AA.
Superego bertugas untuk
menyeimbangkan Id, dan Ego, namundi dalam diri “AA” tidak terlihat adanya super ego karena “AA” tidak memiliki penyesalan terhadap hal yang terjadi dan tidak berkeinginan untuk merubah dirinya menjadi lebih baik. e. Kepribadian YG Id bersifat untuk memuaskan keinginan ini, tidak peduli apakah hal itu dapat merusak akal atau melanggar norma yang ada yang terpenting adalah keinginannya terpenuhi. Id di dalam diri „YG” terlihat dari wawancara berikut :
116
Wawancara Informan “AA”, Jakarta 19 Juni 2016
103
“Kalo lagi bosen aja lagi ga ada kerjaan gua bingung ngapain mending gua liat tuh film. Waktu baru-baru mah gua sering ada rasa ketagihan gitu deh, trus kan banyak film porno kan jadi gue pengen liat yang beda lagi beda lagi gitu. Ya sekarang kan situs situs gituan banyak ada yang gratis lagi.” Ego ialah menyesuaikan keinginan dengan realitas yang ada dan berfungsi mengontrol apa yang masuk ke dalamkesadaran dan apa yang dilakukan oleh seseorang. Ego “YG”terlihat di dalam wawancara berikut : “Ya sebelum nonton juga gua jarang sholat sihya apa lagi pas udah nonton gua tambah males lagi deh hehe. Paling kalo disuruh gua baru sholat Cuma sekarang udah mau punya anak ya gua lebih mikir untuk rajin solat sekarang. Ya dengan sholat gue ngerasa bias ngontrol nafsu gue sih itu juga kalau sholatnyab lagi khusyu”117 Ego “YG” dapat mengontrol keinginannnya namun Id “YG” masih lebih kuat dari pada ego. super ego berada di atas Id dan Ego. Fungsi Superego yang pokok ialah menentukan apakah sesuatu benar atau salah, sehingga pribadi dapat bertindak sesuai dengan norma yang ada. Super ego ada di dalam diri “YG” muncul ketika dia sudah dapat memahami dan sadar akan dampak apa yang terjadi. Berikut penuturannya : “Parah sih gua bilang film porno mah pokoknya bikin ketagihan trus pengen ngelakuin dah. Dampaknya besar bangget sebenernya, ya kaya gua nih jadi hamilin anak orang kan tuh. Ya dibilang nyesel ya nyesel tapi udah terjadi sih jadi kaga dah. Karena banyak yang ga sadar awal mulanya itu dari nonton film bokep gini. Kalau tau kaya gini mah gua ga lakuin deh.” Di dalam kepribadian “YG”, terlihat Id menguasai dirinya daripada ego. superego “YG” muncul setalah Id sudah menguasai keinginan yang berakibat buruk bagi kehidupannya.
117
Wawancara Informan “YG”, Jakarta 14 Juli 2016
104
Berdasarkan data di atas, kepribadian seorang pecandu pornografi adalah tidak seimbangnya Id, Ego, Superego dan Id lebih dominan dari Ego dan supergo yang membuat pecandu hanya memikirkan kesenangan saja. C. Dampak Film Pornografi terhadap cara berpacaran Remaja 1.
Alasan Remaja Berpacaran Menurut Rice (1990) beberapa hal yang menjadi alasan mengapa remaja
berpacaran adalah: a.
Rekreasi atau bersenang-senang Salah satu alasan remaja berpacaran adalah bersenang-senang, karena
pacaran adalah bentuk dari rekreasi dan sumber dari kegembiraan. Saat ini pacaran bukan hanya untuk lawan jenis tetapi ketertarikan lawan jenis sudah banyak terjadi seperti informan “MT”. Berikut penuturan “MT” : “Lagian masa zaman sekarang ga pacaran sih, seru kan cin pacaran duh jadi kangen.” Informan “MT” menganggap bahwa dengan berpacaran dia bisa memuaskan hasrat seksualnya. “Ya daripada liat sana sini kepengen mulu mending cari yang pasti kan, mau nonton bareng hayo mau lakuin hayo cucokk.”118 Dalam wawancara tersebut, “MT” mengaku merasa rindu terhadap pacarnya. Pada saat itu juga dia menelfon pacarnya dan dia terlihat senang memiliki hubungan sesama jenis.119 Bukan hanya “MT” yang berfikir pacaran untuk kesenagan saja, tetapi “YG” juga berfikir hal yang sama. Berikut penuturannya : 118 119
Wawancara Informan “MT” pada Tanggal 18 Agustus 2016 Observasi Informan “MT” pada Tanggal 18 Agustus 2016
105
“Iya gua pacaran orang temen gua pada pacaran masa gue engga. Udah mau SMA gitu masa belum ada pacar, dulu mah gua masih takut takut eh lama-lama malah berani malah sampe kebablasan begini malah mau jadi bapak padahal belum lulus SMA.”120
b.
Keintiman Keintiman yang dimaksud di sini adalah berkembangnya rasa saling
keterbukaan, saling berbagi, saling percaya, rasa hormat atau penghargaan, afeksi atau emosi dan kesetiaan. Sehingga dalam berhubungan dengan lawan jenisnya ditandai dengan adanya kedekatan. Motif pacaran ini diakui oleh informan “BL”. Sebagaimana penuturan “BL” “Ya karna suka sama orang, terus mau memiliki gitu, kaya orang gede aja terus ya jadi temen berbagi cerita. Pokoknya bisa bikin gue bahagia. Sama muasan hasrat gue juga.”121 Keintiman yang dirasakan oleh “BL” membuat rasa nyaman sehingga membuat ia merasa bahagia dan menjadikan itu alasan kuat untuk “BL” berpacaran. c.
Untuk eksperimentasi atau kepuasan seksual Beberapa penelitian menunjukan adanya remaja-renaja melakukan
hubungan seksual selama pacaran, tetapi perilaku ini tergantung dari sikap, perasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh remaja itu sendiri. Seperti informan ZP alasan dia berpacaran awalnya untuk mencoba-coba. “Tapi gue dari awal emang ga pernah pacaran atas dasar mesum tapi karena suka- sukaan aja. kalaupun di tengah jalan mesum ya itu cuma bonus aja.”122 Alasan berpacaran di kalangan remaja tentu berbeda-beda namun akhirnya akan berakibat ke dalam perbuatan seks bebas yang disebabkan oleh pornografi. 120 121 122
Wawancara Pribadi Informan “YG” Jakarta, 14 Juli 2016 Wawancara Informan “BL” pada Tanggal 13 Agustus 2016 Wawancara Pribadi Informan “ZP” Jakarta, 27 Juni 2016
106
d. Kebersamaan Untuk mendapatkan rasa pertemanan atau persahabatan yang dekat dengan lawan jenisnya adalah alasan yang kuat dalam berpacaran. Seperti “AA” motif ia berpacaran adalah untuk mencari kebersamaan yang belum pernah ia dapatkan sebelumnya dengan orang lain. “Awalnya sih pacaran ga ada niatan buat seks sih ya, Cuma karena ya gue teratrik doang. Awalnya mikirnya sih untuk jadi lebih baik biar ada yang ngelindungin. Hem gimana ya dulu sih gue pacaran buat main-main aja gaada pikiran serius itu juga yang bikin gue ga ngelakuin apa-apasama yang dulu-dulu, ciuman pun gapernah ya Cuma sekali sih. Ya sekarang paaran gue serius alasan gue ya gue gamau main-main lagi udah buat masa depan gitu udah kaya gitu juga sama dia doang gitu.”
2.
Dampak Pornografi pada Remaja Berpacaran Pornografi dapat memicu dan merupakan tindakan awal agresivitas
seksual sebagai akibat terlepasnya kontrol diri. Jika pornografi dilakukan secara terbuka dan terus menerus akan berdampak pada meningkatnya123 : a.
Pelecehan atau Kekerasan Seksual Pelecehan atau kekerasan dalam arti Kamus Bahasa Indonesia adalah suatu
perihal yang bersifat, berciri keras, perbuatan seseorang yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain, atau ada paksaan. Dari penjelasan di atas, pelecehan merupakan wujud perbuatan yang lebih bersifat fisik yang mengakibatkan luka, cacat, sakit atau penderitaan orang lain. Salah satu unsur yang perlu diperhatikan adalah berupa
123
Hawari, Konsep Agama (Islam) Menanggulangi HIV/AIDS, h25-26
107
paksaan atau ketidakrelaan atau tidak adanya persetujuan pihak lain yang dilukai.124 Pengaruh inilah yang dirasakan oleh informan “ZP” dia menginggat kejadian saat dia pernah menjadi pelaku pelecehan seksual. Hal yang membuat dia melakukan pelecehan seksual karena saat sehabis menonton film porno dia merasa ingin melakukan hal yang terdapat di film porno. Berikut pengakuan “ZP” : ”Alasannya bisa juga kalo liat cewe di jalan terus nafsu, pas sampe rumah keinget cewe itu tapi biar nafsunya bangkit lagi jadi nonton film. Yaitu sifatnya jadi candu, secara sosial juga memicu tindak pelecehan sampai pemerkosaan atau juga hubungan di luar nikah. Secara biologis juga karena suka ngeluarin ada dampak panjang kaya ejakukasi dini. Satu dan dua gue udah rasain dampaknya. Yaitu kecanduan sama pelecehan. Kalau pelecehan itu karena dulu pas SMP penasaran pengen megang dada jadi kalo lagi kerumunan suka curi-curi remes punya orang.” 125 Sebenarnya “ZP” pun mengerti tentang hukum pornografi dalam agama, namun dia merasakan bahwa pornografi ini merupakan candu dan berdampak pada pelecehan seksual. Diapun mengakui bahwa hal itu adalah hal yang memalukan selama hidupnya. “Malu bangget nih sebenernya gue cerita tapi itu kejadian bener dan gue bener-bener menyesali hal itu. Pas temen gue, gue ceritain dia bilang gua gokil bangget gitu sampe kaya gitu. Tapi itu terjadi karena ge gabisa mengkontrol diri gue saat itu masih SMP dan ga berpikir panjang. Malu lah sekarang gua malah jadi jarang cerita semenjak kejadian itu malu aja gitu sampe sekarang”126 Pelecehan seksual adalah segala macam bentuk perilaku yang berkonotasi atau mengarah kepada hal-hal seksual yang dilakukan secara sepihak dan tidak diharapkan oleh orang yang menjadi sasaran sehingga menimbulkan reaksi negatif 124
Usman dan Nachrowi Djalal, Pekerja Anak di Indoneisa : Kondisi, Determinan, dan Eksploitasi (Kajian Kuantitatif), (Jakarta : PT. Gramedia Widisiarna Indonesia, 2004) 125 Wawancara pribadi dengan informan "ZP". Jakarta 27 Juni 2016. 126 Wawancara pribadi dengan informan "ZP". Jakarta 27 Juni 2016.
108
seperti malu, marah, benci, tersinggung, dan sebagainya pada diri individu yang menjadi korban pelecehan tersebut.127 Pelecehan seperti itulah yang dilakukan oleh informan “BL” yang mengakui sudah lebih dari satu kali melakukan pelecehan seksual. Sebagaimana yang dijelaskan oleh “BL” : “Nih pas kelas 1 smp, jadi guru nyuruh anak-anak ngambil buku di lemari,pada rebutan kan tuh,nah temen gw bilang eh ikutan yuk ada m tuh,nah lg kerumunan gitu gw remes tuh dadanya,kayanya temen gw juga deh. Abis itu dia lapor guru,guru nyuruh anak-anak ngaku, gw diem aja. Ada lagi ek dulu kelas 1 juga,itu jaman anakanak cowo suka mepet-mepet cewe biar nyenggol. Jadi dulu ada cewe kecil-kecil ukurannya kira-kira udah 36d. Jadi kalo ada dia di kantin pada ngerumunin gitu. Gw ga pernah dapet peluang,pas dapet kesempatan gw sikat deh haha akhirnya. nangis dia. Yang satu lagi gini ceritanya, jd temen gw yang playboy bilang ke gw kalo si v itu mau dipegang,gw becandain tp kayanya dia ga mau,udah aja pas dia nyubit dada gw,gw remes punya dia alesannya gantian haha dia marah.”128 Dalam menyebutkan 3 pelecehan seksual yang dia lakukan di atas, “BL” terlihat santai dan tidak malu-malu dalam menceritakannya. Saat wawancara “BL” mentertawai masa lalunya sendiri saat bercerita.129 Rentang pelecehan seksual ini sangat luas, yakni meliputi: main mata, siulan nakal, komentar berkonotasi seks atau gender, humor porno, cubitan, colekan, tepukan atau sentuhan di bagian tubuh tertentu, gerakan tertentu atau isyarat yang bersifat seksual, ajakan berkencan dengan iming-iming atau ancaman, ajakan melakukan hubungan seksual hingga pemerkosaan.130 Pelecehan
127
Abdul Wahid dan Muhammad Irfan, Perlindungan Terhadap Korban Kekerasan Seksua:Advokasi Atas Hak Asasi Perempuan, (Bandung : Refika Aditama, 2001) 128 Wawancara pribadi dengan informan "BL". Jakarta 13 Agustua 2016. 129 observasi pribadi dengan informan "BL". Jakarta 13 Agustua 2016. 130 Abdul Wahid dan Muhammad Irfan, Perlindungan Terhadap Korban Kekerasan Seksua:Advokasi Atas Hak Asasi Perempuan, (Bandung : Refika Aditama, 2001)
109
dapat dilakukan di mana saja tidak terlecuali di tempat ramai sekalipun seperti yang dilakukan oleh “BL”. Berikut penuturan “BL” : “Jadi gw lg nonton konser sama temen gw nih ek. Terus tau2 ada kurang lebih 3org cewe ke depan gw lagi rame kan tuh pada jogetjoget. Terus gw liat yang 1 lumayan cakep dan montok kan. Sikat deh. Terus dia langsung ketakutan gitu terus ngajak temennya pindah (BL tertawa terbahak-bahak bersama temannya)”131 Pelecehan seksual yang ia lakukan malah membuat “BL” makin penasaran dengan ada yang di balik pakaian seseorang. Karena rasa penasaran yang tinggi itu membuat “BL” semakin berani untuk terang-terangan melakukan pelecehan seksual. Sebagaimana yang di jelaskan olehnya : “Ya engga lah malah penasaran mau rasain dari balik baju. ya engga lah malah penasaran mau rasain dari balik baju. jadi saat itu judulnya penasaran sih. Ada lagi nih cerita mrs. D. D ini chinese, gw sama dia udah pdkt gitulah ceritamya gw ajak nonton juga deh sama temen-temen gw tapi misah gue nonton film lain. Pikiran gw kan udah deket trus udah sama-sama suka yaudahlah gw beraniin diri aja tuh buat megang dia eh dia malah marah gw kira dia mau. : ya nyesel sih gw udah minta maaf sama dia tapi dia kalo ketemu gw jadi menghindar gitu” Film pornografi membuat “BL” menjadi penasaran dan terus menjadi penasaran dan berujung pada penyesalan saat ini. Pelecehan seksual adalah perilaku pendekatan yang terkait dengan seks yang diinginkan, baik secara verbal maupun fisik yang merujuk pada seks. Hal ini lah yang dilakukan oleh informan “MT” walau hanya pelecehan kecil yang ia lakukan tetapi bisa berdampak buruk kepada korban dan bagi “MT” sendiri. “Eh kalo ada customer yang ganteng atau lagi nganterin pacarnya gitu suka godain deh. Gede sih abisnya. Iya dong, setiap abis
131
Wawancara pribadi dengan informan "BL". Jakarta 13 Agustua 2016.
110
nonton itu aku jadi lebih merhatiin dari atas sampe bawah. Ih cucok deh pokoknya.”132 Sambil melambaikan tanganya, mempraktikan jika ada customer yang ia suka. 133 Hal ini juga diutarakan oleh teman kerja wanita “MT” yaitu “d” yang membenarkan jika MT suka mengoda pacar para customernya. Saat membicakan tentang temannya, “d” terlihat cuek dan berbicara apa adanya di depan “MT” “Ah dia mah emang centil, cowo orang lewat langsung dipegang, dipegang-pegang itu dagu kaya gak ada cewe aja.”134 Bagi para penikmat film pornografi hasrat yang tidak dapat tersalurkan membuat seseorang berani untuk melakukan pelecehan seksual yang ada. Pelecehan seksual adalah dampak nyata dari adanya film pornografi. b.
Penyimpangan Seksual Penyimpangan seksual adalah aktivitas seksual yang ditempuh seseorang
untuk mendapatkan kenikmatan seksual dengan tidak sewajarnya. Biasanya, cara yang digunakan oleh orang tersebut adalah menggunakan obyek seks yang tidak wajar. Penyebab terjadinya kelainan ini bersifa psikologis atau kejiwaan, yang di peroleh dari pengalaman sewaktu kecil, maupun dari lingkungan pergaulan, dan faktor genetik.135 Ada beberapa macam bentuk penyimpangan seksual salah satunya adalah homoseksual. Homoseksual merupakan kelainan seksual berupa disorientasi pasangan seksualnya. Pada kasus homoseksual, individu atau penderita yang mengalami disorientasi seksual tersebut mendapatkan kenikmatan fantasi seksual 132
Wawancara Informan “MT” pada Tanggal 18 Agustus 2016 Observasi Informan “MT” pada Tanggal 18 Agustus 2016 134 Wawancara “d” teman “MT” pada Tanggal 18 Agustus 2016 135 Kelly Brook, Education Of Sexuality For Teenager, (North Carolina : Charm press 2001), hlm.89 133
111
secara melalui pasangan sesama jenis. Disebut gay bila penderitanya laki-laki dan lesbian untuk penderita perempuan.136 Adapun seperti informan “MT” ya sudah menjadi seorang homoseksual sejak 3 tahun yang lalu. Dan dia menonton film porno gay. Berikut penuturannya : “Emm film sesama jenis cowok sama cowok, nih buka aja coba www.bromo.com haha. Ya awalnya sih aku suka sama cewe normal gitu lah cuma ditolak mulu. Pada jual mahal aja padahal belum liat punya gue aja. Yaudah akhirnya bosen aja liatin cewe. Huh sakit hati eke.”137 Orientasi seksual ini dapat terjadi akibat bawaan genetik kromosom dalam tubuh atau akibat pengaruh lingkungan seperti trauma seksual yang didapatkan dalam proses perkembangan hidup individu, maupun dalam bentuk interaksi dengan
kondisi
lingkungan
yang
memungkinkan
individu
memiliki
kecenderungan terhadapnya.138 “Aku lulus SMA langsung kerja, orang tua ga sanggup untuk kuliahin aku. nah langsung aku lamar kerja tapi susah ada tetangga aku yang punga kenalan gitu orang salon ada lowongam disitu yaudah aku beraniin diri untuk kursus nyalon gitu deh. Udah deh sampe sekarang aku kerja disitu. Pas kerja disitu ada cewenya ada cowonya tapi cowonya sama cin sama aku.” Bukan hanya faktor sakit hati saja yang membuat “MT” menjadi seorang gay namun faktor lingkungan yang mengenalkan “MT” kepada dunia homoseksual dan situs film porn Lingkungan pekerjaan yang mendukung dan banyak yang sudah menjadi seorang gay membuat “MT” berani untuk coming out. “Yaudahlah mulai bergaul disitu ohya aku tau situs bromo itu juga dari mereka lohh. duh makin paraah aku abis nonton film itu jadi geregetan gitu kaya sherina. iya ternyata aku ga sendiri banyak yang kaya gitu, ada yang pacaran juga ah disitu hihi. Terus dari 136
Kelly Brook, Ibid, hlm.90 Wawancara Informan “MT” pada Tanggal 18 Agustus 2016 138 Kelly Brook, Ibid, hlm.90 137
112
lingkungan itu aku nonton film porno juga kan eh kalo ada customer yang ganteng atau lagi nganterin pacarnya gitu suka godain deh. Gede sih abisnya.”139 Selain itu, lingkungan sekitar “MT” juga mengenalkan ia adanya film pornografi yang bergenre homoseksual membuat tingkat seksual “MT” meningkat untuk tertarik kepada sesama jenisnya. c.
Kehamilan di Luar Nikah Banyak dari masyarakat tidak menyadari bahwa salah satu faktor dari
kehamilan di luar nikah berawal dari pornografi, perzinaan lalu kehamilan di luar nikah.. Pada jaman ini sudah banyak kehamilan di luar nikah terjadi. Seperti informan “YG” yang sudah merasakan dampak dari pornografi ini. Saat wawancara saat itu dia mengaku akibat dari menonton film pornografi bermula dari melakukan zina dan kemudian menjadi kehamilan di luar nikah. Berikut yang “YG” katakan saat wawancara : “Gak sadar kalo film porno itu pokoknya bikin ketagihan trus pengen ngelakuin dah. Dampaknya besar bangget sebenernya, ya kaya gua nih jadi hamilin anak orang kan tuh. Ya dibilang nyesel ya nyesel tapi udah terjadi sih jadi kaga disesalin lagi dah. Karena banyak yang ga sadar awal mulanya itu dari nonton film bokep gini” 140 Saat mengatakan hal ini, ia sempat terdiam dan merenung sebentar seperti menginggat dan menyesali hal yang telah terjadi.141 Berdasarkan data di atas, salah satu faktor yang menyebabkan kehamilan di luar nikah karena melihat melihat dan penasaran dengan film porno yang membuatnya tidak dapat mengontrol dirinya untuk tidak melakukan hal yang
139
Wawancara Informan “MT” pada Tanggal 18 Agustus 2016 Wawancara pribadi dengan informan "YG". Jakarta 14 Juli 2016 141 Observasi Informan "YG". Jakarta 14 Juli 2016 140
113
terdapat di film porno. Dan saat terjadi kecelakaan itulah dampak yang tidak bisa di pungkiri lagi. d.
Perzinaan Perbuatan zina termasuk ruang lingkup macam-macam fiqh jina
Zina adalah hubungan kelamin antara laki-laki dengan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan yang sah dan dilakukan dengan sadar serta tanpa adanya unsur syubhat.142 Seperti yang dilakukan oleh informan “BL” dia merasa menyesal ketika melakukan pelecehan seksual lalu dia mendapatkan pacar yang ternyata sama-sama memiliki hasrat terjadilah perzinaan. “Ya gitu deh, tapi setelah dapet pacar yang pas gw udah ga pernah ngelakuin Itu lagi. Kan udah sama-sama mau”143 “BL” mempunyai pikiran bahwa pornografi dan pacaran itu saling berpengaruh. Berikut penuturannnya : “Ada, jadi yang ditonton bisa gw praktekin.” Perzinaan ini menjadi sangat meluas saat ini dan jika hal ini terus terjadi dikhawatirkan perzinaan ini bukan lagi menjadi hal yang tabu melainkan hal yang biasa saja dan akan meluas lagi di kalangan khusunya remaja. Informan “ZP” ya berawal dari rasa suka ketika pacaran berubah menjadi rasa untuk meluapkan hasrat. “Ya engga sih belum itu mah, belum berani gue. Ciuman, pelukan megang ya udah pernahlah itu.”144
142
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, (Bandung: PT Al-Maarif, 1996), 86-86 Wawancara pribadi dengan informan "BL". Jakarta 13 Agustua 2016. 144 Wawancara pribadi dengan informan "ZP". Jakarta 27 Juni 2016. 143
114
Perbuatan zinapun bukan hanya dilakukan oleh laki-laki dan wanita saja namun juga dilakukan oleh kaum homoseksual. Informan “MT” mengakui bahwa akibat menonton film porno membuat dia penesaran dan berujung dengan mempraktikannya. “Iya kan sekarang udah sering praktekin nya. Lebih sering sama pacar sih tapi kadang sama kenalan juga.”145 Zina adalah setiap persetubuh yang terjadi bukan karena pernikahan yang sah, bukan karena semu nikah, dan bukan karena pemilikan (terhadap hamba). Berdasarkan pengertian di atas, zina merupakan dampak pornografi yang paling nyata saat ini. Seperti informan “AA” ia mengakui bahwa pornografi ini awalnya membuat ia penasaran dan pada akhirnya dia ingin merasakan apa yang ada di film porno yang membuat dia melakukan hal itu dengan pacarnya. “Dampaknya sihya pas SMP gue jadi gabisa konsen sama apa-apa eee belajar tuh pikirin gue tuh cuma nanti di rumah nonton film yang mana ya, itu yang gue pikirin. Trus kepikiran itu semalem yang ge tonton gimana ya caranya. Dulu SMA pun punya cowo tapi gak kepikiran sampe kesana ciumanpun belum pernah ya. Gue cuma jadiin itu buat belajar untuk nanti pas nikah trus kaya gitu sama suami gue. Makin kesini makin penasaran juga dan akhirnya gue pun mencoba hal-hal yang ada di film porno gue lakuin sama pacar gue sekarang.” 146 Saat mengungkapkan hal itu dia tertawa sambil menutup mulut nya, seperti malu dan tidak menyangka hal itu bisa teradi.147 Perzinaan ini menjadi sangat meluas saat ini dan jika hal ini terus terjadi dikhawatirkan perzinaan ini bukan lagi menjadi hal yang tabu melainkan hal yang biasa saja dan akan meluas lagi di kalangan khusunya remaja. Perzinaan ini juga
145
Wawancara Informan “MT”, Jakarta 18 Agustus 2016 Wawancara pribadi dengan informan "AA". Jakarta 19 Juni 2016. 147 Observasi Informan "AA". Jakarta 19 Juni 2016. 146
115
terjadi pada “YG” sampai akhirnya dia menghamili pacarnya. Sebagaimana penuturannya : “Ya paasti ngikutin lah kalau udah pernah liat filmnya barengbareng langsung lakuin sampe akhirnya kebablasan kaya gini.”148
Berdasarkan dari data dan wawancara bersama para informan bahwa dampak yang terjadi pada remaja akibat film pornografi adalah perubahan gaya pacaran yang agresif, berani dan melakukan hubungan seksual atau perzinaan, dimulai dari berciuman, berpelukan, memegang hingga melakukan hubungan suami istri. Perzinaan memang menjadi dampak yang semakin meluas khususnya di kalangan remaja saat ini. D.
Hukum Pornografi dalam Islam
Keharaman mendekati zina
Dalam agama Islam, sebenarnya sudah memperingatkan untuk tidak terjerumus ke dalam dunia pornografi dan pornoa ksi. Terbukti dalam surah Al-Isra ayat 32:
“Dan janganlah kalian mendekati zina: (zina) itu sungguh perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.” Ada beberapa macam zina, zina mata, pikiran dan melakukan hubungan badan. Pornografi merupakan zina mata dan pikiran dan dapat mengakibatkan zina yang
148
Wawancara Informan “YG”, Jakarta, 14 Juli 2016
116
paling tinggi yaitu berhubungan seksual dengan seseorang yang belum sah dengan janji pernikahan. E.
Peran Bimbingan Konseling dalam Mencegah dan Menangani Kasus Pornografi pada Remaja Kesadaran segenap pihak untuk melindungi anak dan remaja dari bahaya
pornografi dan seks bebas sangat diperlukan, mulai dari keluarga, guru bimbingan konseling, semua pihak sekolah dan seluruh unsur masyarakat dan pemerintahan. Berikut peran BK berdasarkan wawancara Guru BK di SMA AL-Azhar, ada beberapa langkah untuk menangani permasalahan pornografi yaitu : 1.
Menjalin relasi dengan Murid Guru adalah orang tua ke dua bagi murid yang sedang berada di sekolah,
hal ini lah yang membuat guru harus bisa bergaul dan menjalin relasi yang baik dengan seluruh murid yang ada di sekolah. Jika sudah dapat menjalin relasi yang baik, maka murid akan lebih terbuka kepada guru. Guru harus lebih bisa memahami dan peka dengan keadaan muridnya, sehingga guru bisa mengetahui apa yang sedang dirasakan oleh muridnya. 2.
Menyediakan Sarana dan Prasarana untuk Mengekspresikan Diri Murid Pihak
sekolah
memberikan
keleluasaan
murid
untuk
dapat
mengekspresikan dirinya dengan mengadakan berbagai kegiatan ekstrakulikuler seperti Paskibra, PMR, Tari Tradisioanal, Olahraga Futsal, Basket, Akting, Rohis, Musik dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk dapat mengasah bakat murid dan mengisi waktu murid dengan kegiatan yang positif sehingga dapat meminimalisir hal buruk yang terjadi pada murid.
117
3.
Memberikan Pendidikan dan Penyuluhan kepada Murid Pihak sekolah memberikan penyuluhan untuk memberikan pendidikan
moral atau agama yang cukup. Tujuannya untuk dapat membentengi remaja dari pelanggaran yang ada di sekolah dan di masyarakat. Sekolah juga mengadakan penyuluhan tentang bullying, narkoba, pornografi, dan pendidikan tentang seks.149 Peran pendidikan ini dapat dilakukan dengan peningkatan kesadaran, memberikan informasi tentang pendidikan seks, serta membeerikan pengetahuan tentang penyakit atau dampak yang akan terjadi akibat kecanduan pornografi. Pendidikan moral dan seks ini sangat penting sehingga semua murid dapat mengetahui mana yang baik dan buruk serta murid dapat memahami dampak negatif yang terjadi akibat bullying, narkoba, pornografi dan seks bebas. 4.
Mengadakan Razia Handphone Di sekolah Al-Azhar terdapat razia Operasi Wijaya Kusuma, yang berupa
razia handphone yang diadakan beberapa bulan sekali. Operasi ini diadakan oleh petinggi sekolah dan mengajak IT yang ada di sekolah untuk
memeriksa
handphone murid satu persatu apakah terdapat gambar, audio, film yang berbau pornografi.150 5.
Bekerja sama dengan Wali Kelas, Guru dan Orang tua. Semua guru wajib bekerja sama dalam menanggani pornografi. Semua
guru harus peka terhadap apa yang dilakukan oleh semua murid, apabila guru mempergoki murid menonton film pornografi maka guru wajib melapor kepada 149 150
Wawancara dengan Guru BK, Ibu Nurniati, Spd, Jakarta 4 September 2016 Wawancara dengan Guru BK, Ibu Nurniati, Spd, Jakarta 4 September 2016
118
wali kelas dan guru BK. Setelah itu guru memanggil siswa untuk membicarakan hal yang terjadi dan akan memanggil orang tua murid.151 Guru BK bukan hanya memberikan penyuluhan kepada murid saja tetapi juga memberikan penyuluhan kepada orang tua murid tentang bahaya dari pornografi. Sedangkan murid akan mendapat pembinaan dari wali kelas, guru Agama, guru BK dan pimpinan sekolah 6.
Membuat Peraturan Sekolah tetang Pelanggaran Pornografi Sekolah membuat Peraturan Sekolah untuk Pelanggaran Pornografi berupa
hukuman-hukuman sebagai berikut : Murid yang membawa, menyimpan dan mengedarkan
VCD/Gambar
porno
di
media
atau
lingkungan
sekolah
mendapatkan hukuman skorsing selama dua hari dan Surat Peringatan dua. Murid mendapatkan pembinaan dari wali kelas, guru Agama, guru BK dan Pimpinan sekolah.152 Pihak sekolah juga memberikan hukuman bagi murid yang ketahuan berpacaran. Jika ada murid yang sedang berduaan dan berpegangan tangan akan diberikan peringgatan jika mengulanginya lagi akan dilaporkan ke wali kelas dan mendapat pembinaan oleh guru agama, guru BK, pemanggilan orang tua, dengan Surat Peringatan satu dan skorsing selama satu hari. Jika gaya pacarannya melebihi batas seperti berpelukan dan ciuman akan dapat panggilan dari guru BK, wali kelas, dan pemanggilan orang tua dengan SP 1 dan skorsing selama dua hari. Apabila melebihi dari pelukan dan ciuman tentu pihak sekolah akan mengembalikan anak itu kepada orang tuanya.
151 152
Wawancara dengan Guru BK, Ibu Nurniati, Spd, Jakarta 4 September 2016 Wawancara dengan Guru BK, Ibu Nurniati, Spd, Jakarta 4 September 2016
119
Setelah ditinjau kembali ternyata peran Guru Bimbingan Konseling sama dengan peran Pekerja Sosial seperti perantara / broker, pekerja sosial sebagai perantara antara orang tua dan siswa, sebagai enabler / penghubung antara sistem sumber untuk mengidentifikasi masalah seperti penghubung antara murid dan guru Agama, sebagai pendidik / educator yaitu memberikan pendidikan seks kepada murid atau klien pekerja sosial. Sebagai fasilitator, pekerja sosial mamfasilitasi murid yang kecanduan atau klien untuk memikirkan solusi bersama serta membuat sarana yang dibutuhkan klien seperti adanya ekstrakulikuler atau kelas khusus untuk meningkatkan bakat dan pekerja sosial sebagai konselor, murid dapat konsultasi kepada pekerja sosial. Sayangnya banyak sekolah yang tidak memiliki guru Bimbingan Konseling dari lulusan Pekerja Sosial ataupun Psikologi.
120
F. Analisis Antar Kasus Informan Kategori ZP Penyebab Pornografi
Faktor
BL
Teknologi Faktor
MT Teknlogi Faktor
Internet, Lingkungan, Internet,
Sebaya, dan Lonely :
Teman
Awalnya
“ZP” Afraid :
YG
Teknologi Faktor Teknlogi Internet, Faktor
Internet,Teman
Sebaya
AA
Lingkungan, Teman
Sebaya, Internet, TemanSebaya,
dan teman sebaya dan bosan Lingkungan dan bosan: “AA”
:
Teknologi
mengenal
Lingkungan dan stress :
film Awalnya
“YG”
merasa
mengenal
film “BL” mengetahui film “MT” adalah seorang gay pornografi dari temannya penasaran dengan remaja
pornografi
dari pornografi dari ancaman dan
dia
temannya lalu karena temannya saat SD, dia karena sudah
ada
menjadi
sakit
dan sekolah dia dan temannya warnet, dan akhirnya dia
fasilitas merasa takut karena jika lingkungan kerja salon pernah dikenakan hukuman dicekoki oleh remaja dan
internet akhirnya dia tidak ikut menonton dia yang bisa
hati
gay saat SMP. Dan saat di yang menonton film di
dimana karena ketahuan menonton temannya yang ada di
mengakses tidak akan ditemani oleh mayoritasnya adalah gay. film porno di sekolahnya. warnet tersebut. Setelah
dengan mudah situs- teman-temannya.
Awalnya “MT” mengenal Tetapi
hal
itu
tidak kejadian itu “YG” merasa
situs pornografi lewat Setelah iitu dia merasa fim pornografi saat SMP membuat ia jera, “AA” ingin menonton kembali handphone yang sudah ketagihan dan akhirnya diajak canggih. Keadaan di di rumah
yang
oleh
teman masih
bekerja
film film
pornografi.
Dia
lingkungannya sebayanya, kala itu film pornografi karena faktor menonton film pornografi
sepi terdapat warung internet pornografi yang ditonton internet yang mendukung melalui
karena kedua orang yang tidak dijaga ketat oleh “MT” masih film bahkan tuanya
menonton
dan dan akhirnya hal itu pornografi
“AA”
handphonenya.
bisa Saat dia merasa stress
layaknya membuka situs porno yang diapun
menonton
film
121
kakanya
mempunyai menjadikan dia terbiasa suami istri namun saat sudah di blokir dengan porno
kesibukan
lain untuk
menonton
menyebabkan
dia pornografi.
film mengenal
kerja “YG” mulai berubah yang ia rasakan ia tidak dan di menonton film segan
hal
pornografi
juga
menyebabkan akhirnya
dia
dan
mendapatkannya
film pornografi.
untuk
langsung
bergenre mendownload film porno.
homoseksual
menonton
dengan
lingkungan sebuah aplikasi. Saat bosan menonton ia merasa lega.
merasa kesepian dan ini
karena
dia dari
internet salah satu situs gay
nya
adalah
www.bromo.com Karena
menonton
film
porno sudah menjadikan kebiasaan jadi saat dia merasa bosan, yang dia lakukan adalah menonton film pornografi. Kasus akibat Pelecehan seksual Pelecehan seksual dan Penyimpangan seksual Perzinaan : Perzinaan, kehamilan di Pornografi Perzinaan merupakan salah luar nikah: dan Perzinaan: Perzinaan : dan Perzinaan: Menurut Hawari dampak
Dadang juga salah
dilakukan
oleh Ada
beberapa
satu “BL”, pelecehan seksual penyimpangan
pornografi yang ia lakukan kurang contohnya
macam satu
dampak
seksual pornografi.
adalah
Akibat
dari Perzinaan dan kehamilan dari di
laur
nikah
juga
gay. menonton pornografi “AA” merupakan dampak film
122
adalah
pelecehan lebih
seksual.
Hal
kali. Seperti
empat
“MT”
inilah Pertama di sekolah dia melihat film pornografi ingin
yang dilakukan oleh memegang dada wanita gay
dari
“ZP” dia melakukan dan itu terjadi lebih dari kerjanya pelecehan seksual saat dua SMP,
dada
saat
wanita
karena konser
hasrat
penasran
dia
“ZP”
memegang kelamin pacarnya.
serta
dan
ia
pelecehan berhenti pelecehan
dan
dia
alat melakukan hal yang ada dada di film porno karena keduanya
bersama
dia
menirukan
adegan
yang ada di film porno dan
di luar nikah yang terjadi
berupa mendapatkan pacar yang
pelukan, ciuman dan sesuai
dan
menonton lelakinya bahkan dengan
melakukan seksual ketika dia sudah
perzinaan
penasaran
mengakibatkan kehamilan
Dia
mendapatkan kekasih melakukan
melakukannya Dadang Hawari. Hal ini
dia juga pernah menonton film rasa
juga meniru apa yang ada di
setelah tertarik saat itu juga dia
Serta setelah dia sudah seksual.
membuat
melihat kenalannya.
menonton film porno. melakukan
menurut
pacar
dia
dan perempuan
dan pornografi
dia jadi semakin tertarik oleh pornografi bersama dengan tingginya hasrat membuat
saat melakukan hal itu serta film
lakukan
merasa
dia
penasaran
lingkungan bersama pacarnya. “AA” terjadi pada “YG” karena
bersama sesama jenisnya. Dan dia pacarnya.
memegang temannya
berada di jalan. Hal ini saat iya
kali,
pelecehannya menonton
berupa
setelah menjadi
sama-sama
pada pacarnya. Akhirnya merekapun sebagai
menikah bentuk
pertanggung jawaban.
123
ingin melakukan. Dampak Psikososial
berpikir, Pemikiran “BL” bahwa Film pornografi membuat “AA” berpikir bahwa ia Film
Perubahan
merupakan “MT”
bertingkah laku dan pornografi menilai
orang
lain hal yang normal untuk tertarik
merupakan salah satu dibicarakan, dari
bahwa ia
psikososial Perubahan pornografi
itu
berpikir terjadi pada manfaatnya
untuk
keintiman pacarnya.
hal-hal
Dan
pornografi
tidak
Perubahan diam
atau
lebih
berpikir perilaku
lakukan.
menilai “ZP”
orang
rumah ini
membuat
yang
dialami pacarnya
“YG”
bahwa lah
dengan ia
akan
yang untuk mencoba kembali “AA” adalah dia menjadi melakukan hal yang ada di yang
terbuka film tersebut dan itu bisa
bahkan menjadikan “MT” lebih bahkan melakukan agresif
kepada
berani memuaskan dirinya. Film
setiap membicarakan
hal
yang pornografi ini membuat
ke sesuatu. Perilaku seksual lelaki yang ia jumpai. berbau porno di depan “YG” memikirkan sesuatu
perilaku sesksual yang yang dia lakukan akibat Bahkan pertama kali yang umum. ia
menjadi
itu candu bagi dirinya. Akibat
Ia kebahagiaan, kenyamanan tangganya nanti. Perubahan berpikir Ia
itu
dia memberikan manfaat untuk kecanduan film pornografi
bersama berbau pornografi ketika normal. film pornografi seorang
perilaku yang terjadi sedang adalah
seorang fiilm
untuk berpikir bahwa itu adalah kehidupan
memikirkan dia.
mendapatkan tentang
sesama menonton film pornografi. dialaminya membuat film
menjadi
ada homoseksual.
menjadikan kehidupan dirinya.
alasan dia berpacaran terus
oleh
dapat
lebih sudah dewasa ketika dia mengobati rasa stress yang
“BL” jenisnya. Hal ini membuat Dia pun berpikir bahwa pornografi
perkembangan berpikir
“ZP”
menjadi
pornografi
Dalam
menilai dengan
cepat
tanpa
Dalam menonton
film ia lihat saat bertemu orang orang lain dia juga melihat memikirkan resiko yang
lain, pornografi
menjadikan adalah bentuk dan ukuran bentuk tubuh seseorang dan ada. Bukan hanya wajah
yang pertama dia
melakukan badan seseorang.
kali ia lihat adalah pelecehan seksual. Saat keadaan fisiknya, dia bertemu dengan orang
dia
bandingkan
pacarnya.
dengan yang ia lihat pertama kali saat bertemu dengan orang lain. Tetapi dalam menilai
124
kerap membandingkan lain dengan
pertama
seseorang, “YG” melihat
kali
film terutama wanita, yang ia
pornografi
yang
tonton.
ia lihat
adalah
tubuhnya dapat
wajah
bentuk
bahkan
dan
bentuk
tubuhnya. Ia juga melihat
dia
dari
penampilan
dan
membayangkan
pakaian yang orang lain
wanita itu ke dalam
pakai khususnya wanita.
ekspetasi seksualnya.
Dia tidak melihat sikap dan pemikiran seseorang itu
tetapi
lebih
ke
penamapilannya. “ZP” merasakan Identitas diri yang di Film Pornografi ini “AA” merasa percaya diri Kebingungan identitas Fase Perkembangan kebingungan identitas dapat oleh “BL” menjadikan “MT” dengan perjalanan cintanya terjadi pada “YG”, akibat akibat dari pelecehan merupakan seksual
yang
tidak
identitas bersama
pacarnya.
Dia kehamilan di luar nikah
ia yang kurang baik, dia dirinya sebagai gay. Dan nerasa sudah dewasa ketika membuat
lakukan, karena dia mendapat merasa
identitas menemukan
ada “bokep”
julukan dia oleh
ia
menjadi
mendapatkan mempunyai hubungan baik seorang calon ayah, tetapi
teman- keintiman bersama pacar dengan pacarnya.
dia merasa belum siap
manfaatnya dan tidak temannya. Bokep adalah lelakinya.
akan hal itu. Sebenarnya
ada kebanggan dari julukan bagi orang yang
“YG” masih ingin bermain
itu.
dengan
Tetapi
mendapatkan keintiman
“ZP” terus memikirkan dan berbicara dari pornografi.
tentang
teman-temannya
tanpa memikirkan beban yang
ada.
Dia
merasa
125
pacarnya.
belum
pantas
untuk
menjadi orang tua.
Dampak Pornografi terhadap Pacaran Remaja
Perilaku Seksual : Berhubungan seksual : Hubungan cium, peluk meraba ( Perzinaan
seksual berciuman,peluk,berhub
sesama jenis : Perzinaan
Cara
Perzinaan) Fim
unganseksual( Perzinaan)
“ZP” pelecehan
menirukan
peluk,meraba,berhubung
“AA” an seksual ( Perzinaan)
ini Karena telah melakukan Film pornografi gay ini awalnya biasa saja namun Awalnya
pornografi
membuat
berpacaran
Perilaku Seksual : cium,
beberapa beberapa
kali
“YG”
tidak
seksual membuat “MT” menjadi karena
pacarnya
juga berani melakukan hal itu
dan semakin tertarik dengan sering
menonton
film bersama pacarnya, namun
hal yang ada di film mendapatkan pacar yang pacarnya dan melakukan pornografi membuat hasrat hasrat keduanya tidak bisa pornografi. Walaupun sama-sama mau untuk hubungan
seksual dia semakin tak terbendung dikontrol
hanya sebatas cium, berhubungan seksual ini bersama pacar lelakinya. dan menjadikan pacaran cara peluk
dan
namun termasuk
meraba menjadikan
hal
dan
pacaran
mereka
“MT” yang lebih intim akibat dari menjadi lebih mesra dan
untuk
terang- pornografi. “AA” mengaku terbuka di depan umum
akhirnya terangan
melakukan perzinaan.
sehingga
membuat
ini berpacaran “BL” lebih berani
perzinaan agresif
bersama pacarnya.
cara Dan
lagi
bermesra- terang-terangan
mesraan di depan umum melakukan walau dia seorang gay.
sudah sekalipun. Dan dia juga apa
saja pernah
melakukan
bersama pacarnya. Dan dia hubungan seksual bersama melakukan macam-macam pacarnya yang berakibat adegan yang ada di film kepada kehamilan di laur pornografi.
nikah.
BAB V PENUTUP A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan lapangan mengenai dampak remaja pecandu
pornografi, dapat terlihat dari segi psikososialnya yaitu perubahan cara berpikir, bertingkah laku dan menilai orang lain. Remaja pecandu pornografi memiliki dampak terhadap psikososialnya seperti berpikir bahwa film pornografi adalah hal yang wajar dan bukan masalah jika melakukan hubungan seksual di luar nikah, remaja berani melakukan hal di luar norma dan terjadi kepada perubahan perilaku seksual, serta remaja akan menilai seseorang dari wajah dan fisik bahkan membandingkan dan membayangkan seperti di film pornografi. Fase perkembangan remaja pecandu pornografi membuat dirinya memiliki identitas yang buruk di lingkungannya seperti di anggap porno oleh teman sebayanya serta remaja merasa sudah dewasa ketika menonton film pornografi. Id, ego dan super ego pecandu pornografi tidaklah seimbang. Id remaja pecandu pornografi lebih mendominasi sehingga remaja lebih mementingkan keinginan dan kepuasan diri untuk tetap melakukan film pornografi tanpa memikirkan dampak apa yang akan terjadi. Berdasakan penelitian dan temuan lapangan dampak pornografi bagi remaja yang berpacaran adalah perzinaan seperti berani bermesraan di depan umum, berpelukan, berciuman serta melakukan hubungan seksual yang berakibat kehamilan di luar nikah. Pornografi juga dapat mempengaruhi remaja dalam melakukan pelecehan seksual, penyimpangan seksual seperti gay. 126
127
B.
Saran Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa film pornografi
berdampak kepada perkembangan psikososial remaja. Serta berpengaruh kepada cara berpacaran remaja, untuk itu peneliti memberikan saran dengan harapan mampu memberikan informasi bagi seluruh remaja, orang tua, pihak sekolah dan pemerintah. Agar permasalahan remaja pecandu film pornografi tidak terulang atau dapat meminimalisir kasus yang ada akibat film pornografi. Adapun saran yang dapat diberikan antara lain : 1. Untuk menghilangkan kecanduan dari film porno ini, remaja harus memiliki niat terlebih dahulu kemudian memikirkan hal yang lebih baik untuk dilakukan. Remaja sebaiknya memiliki kegiatan yang positif seperti olahraga, mengikuti kursus, sehingga dapat mengurangi dan menjadi terbiasa untuk tidak menonton film pornografi. 2.
Mulailah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, agar remaja dapat lebih memahami hukum dari pornografi dan berusaha untuk meninggalkan larangannya. Serta remaja harus berani memblokir situs film pornografi.
3. Sebaiknya orang tua membatasi dan memantau anak dalam menggunakan internet serta menutup akses Film Pornografi yang ada di internet. Orang tua juga seharusnya memberikan pendidikan seks kepada anak. 4. Pihak sekolah memberikan penyuluhan dan pendidikan seks kepada seluruh murid serta memfasilitasi murid untuk dapat menggembangkan potensi dirinya dengan hal yang positif seperti mengadakan berbagai
128
macam kegiatan ektrakulikuler sehingga remaja akan melakukan hal yang bermanfaat dibandingkan harus menonton film pornografi. Sebaiknya pihak sekolah mencari guru Bimbingan Konseling lulusan pekerja sosial atau psikologi karena kedua lulusan ini mendapatkan pengetahuan tentang mengerti keadaan dan lebih peka terhadap orang lain sehingga peraturan dan tujuan untuk meminimalisir kasus pornografi pada remaja dapat berjalan dengan baik. 5. Seharusnya Pemerintah lebih peka dalam mengatasi masalah pornografi seperti memblokir situs pornografi yang ada dan mengadakan penyuluhan atau iklan tentang bahaya Film pornografi kepada masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA BUKU Almanshur, Fauzan dan Ghony, M Djunaidi. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012. Arifin,Jaenal Theknik Penarikan Sample Dan Pengumpulan Data. Jakarta, 2005. Artmanda, Frista W, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. PT. Lintas Media Jombang. Brata, Surya Sumadi. Psikologi kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2006. Bugin, Burhan. Analisis Data dan Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003. Daradzat, Zakiah. Pembinaan Remaja. Jakarta: Bulan Bintang, 1986. Departemen Sosial RI, Standar Rehabilitasi Psikososial Pekerja Migran. Jakarta:2004 Djalal, Nachrowi Usman. Pekerja Anak di Indoneisa : Kondisi, Determinan, dan Eksploitasi (Kajian Kuantitatif). Jakarta : PT. Gramedia Widisiarna Indonesia, 2004 El-Qudsy, Zuhaidi dan Satriawardana, Tri Hardian. Exploring The Cyber world Panduan Lengkap Berinternet. Jawa Timur: Mas Media Buana Pustaka, 2008 Fauzi, Ahmad. Psikologi Umum. Pustaka Setia, 1997 FIP-UPI, Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan bagian III : pendidikan Disiplin Ilmu. PT. Imperial Bhakti Utama,2007 Hadari, Nawawi. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada Univerity, 1992 Hawari, Dadang. Konsep Agama (Islam) Menanggulangi HIV/AIDS. Jakarta : Dana Bhakti Prima Yasa, 2002) Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2007 Indiyani Natris, Zahrotun, Nihayah,Suralaga, Psikologi Perkembangan Tinjauan Psikologi Barat dan Islam. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006 Irfan, Muhammad dan Wahid, Abdul. Perlindungan Terhadap Korban Kekerasan
129
130
Seksual:Advokasi Atas Hak Asasi Perempuan. Bandungm:Refika Aditama, 2001 Ismail, Usman Asep. MA. Al-quran dan Kesejahteraan Sosial : Sebuah Rintisan membangun Paradigma Sosial Islam yang Berkeadilan dan Berkesejahteraan. Jakarta: Lentera Hati, 2012 Jahja, Yudrik, Psikologi Perkembangan. (Kencana Prenada Media Group : Jakarta 2011) Kelly, Brook. Education Of Sexuality For Teenager. North Carolina : Charm press 2001 King, A Laura. Psikologi Umum (Sebuah Pandangan Apresiatif) Jakarta: Salemba Humanika. Mudzaakir, Djauzi Mudzaakir Studi Kasus Desain & Metode. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004 ed. Revisi Cet. Ke 5 Makhfudli, Ferry Efendi. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. 2009 Mallo, Monasse. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Penerbit Karunika, 1998 Moleong, J Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993, Cetakan Ke-10 Mujib, Abdul. Risalah Cinta. Jakarta: Raja Grafindo Persada:2004. Nawawi Hadari, Instrumen Penelitian Bidang SosialYogyakarta: Gajah Mada Univerity, 1992. Notoatmodjo, Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta,2005 Pedoman Penelitian Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN (Jakarta, UIN Jakarta Press: 2007) Sabiq, Sayyid. Fiqh Sunnah. Bandung: PT Al-Maarif, 1996 Santrock, John W. Remaja Edisi 11 jilid 2. Jakarta : Erlangga,2007. Sarlito, Psikologi Sosial Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial (Jakarta : Balai Pustaka, 2002. Setiadi, Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2008. Setiono, Kusdwiratri Setiono,Psikologi Keluarga. Bandung:PT Alumni,2011.cet I. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta,2009.Cet ke5.
131
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung :CV Alfabeta Tahun 2013, cet-19. Upton, Peneey, Psikologi Perkembangan. PT Gelora Aksara Erlangga Tahun 2012 W.a. Gerungan. DR. Dipl. Psych, Psikologi Sosial, Bandung:Eresco, 1988), cet XI. W. Gulo, Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo, 2002. Zahrotun dkk, Psikososial Perkembangan Tinjuan Psikologi Barat dan Islam. Jakarta : UIN Jakarta Press. Zuhaidi, Tri,Hardian Satiawardana. el-Qudsy. Exploring The Cyber world Panduan Lengkap Berinternet.Jawa Timur:Mas Media Buana Pustaka, 2008 JURNAL DAN SKRIPSI Amy Elizabeth Dupre Casanova, “The Relationship Between Creativity and Psikososial Development Among College Honors and Non Honors Students.” Desertasi Universitas Texas A&M University, 2008 Euis Supriati dan Sandra Fikawati, “Efek Paparan Pornografi pada Remaja SMP Negeri Kota Pontianak” Tahun 2008, MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 13, NO. 1, JULI 2009: 48-56 Nurjanah, “Perilaku Seksual pada Remaja yang berpacaran dan tidak berpacaran,” Skripsi S1 Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri, 2007 MEDIA ONLINE Reza Wahyudi,Kominfo:Tidak Gampang Memblokir Situs Porno, artikel ini di akses pada tanggal 20 Agustus 2016 dari http://tekno.kompas.com/read/2012/03/15/13275544/kominfo.tidak.gampa ng.memblokir.situs.porno
Rosadi, I. (2001). Hukum Islam tentang sewa menyewa kaset video compac disk (VCD) (Studi di rental VCD Kelurahan Sukarame I Bandar Lampung. Diunduh pada 21 Agustus 2016 dari http://digilib.gunadarma.ac.id/go.php?id=laptiain-gdl-s1-2001-ismail-650hukum Tatty Elmir, “Dampak Pornografi” diakses pada 15 Maret 2016 dari https://tattyelmir.wordpress.com/2013/08/17/dampak-pornografi/
132
Tumpak Mangasi Tampubolon, Pengawasan Lemah, Pelajar Akses Pornografi di Warnet, artikel ini diakses pada tanggal 7 September 2016 dari http://indopos.co.id/pengawasan-lemah-pelajar-akses-pornografi-diwarnet/#sthash.r5WnWCUO.dpuf
Lampiran 2
PEDOMAN WAWANCARA Identitas Pribadi Nama
:
Tempat, Tanggal Lahir
:
Usia
:
Jenis Kelamin
:
Profesi
:
Domisili
:
Agama
:
Status
:
Pendidikan
:
Usia saat menonton Film Porno
:
Apek Pornografi 1. Dari mana awal informan mengetahui tentang film pornografi? 2. Kapan informan mengenal pornografi dan kapan pertama kali informan menonton film pornografi? Lalu seberapa sering informan menonton film pornografi? Dari manakan informan mendapatkan film pornografi saat ini? Biasanya informan menonton film pornografi bersama siapa? 3. Apa alasan infroman hingga saat ini masih menonton film pornografi? 4. Bagaimana dan apa yang informan tahu mengenai dampak pornografi? 5. Dampak apa yang informan sudah anda rasakan saat ini?
Aspek Psikologi 1. Apakah teman dan keluarga mengetahui bahwa informan sering menonton film porno? 2. Bagaimanakah respon keluarga jika keluarga mengetahui bahwa informan suka menonton film pornografi? 3. Bagaimana perasaan informan jika teman dan keluarganya mengetahui hal itu? Apakah informan merasa bersalah dan malu? 4. Bagaimana perasaan informan setelah menonton film pormografi? 5. Bagaimana perasaan informan jika keinginan untuk menonton film pornografi tidak dapat terealisasikan? 6. Bagaimana informan memandang dirinya sebagai pecandu pornografi? 7. Bagaimana cara informan mengontrol diri anda supaya tidak menonton film porno? 8. Adakah kepuasaan tersendiri saat informan menonton film pornografi? Aspek sosial 9. Apa yang membuat infroman tertarik ketika melihat seseorang pertama kali? 10. Bagaimana cara informan berinteraksi dengan lawan jenisnya? 11. Bagaimana peran teman sebaya dan lingkungan sosial informan dalam pengenalan pornografi? 12. Bagaimana hubungan informan dengan keluarganya? 13. Darimanakan informan mendapatkan pendidikan seks ? 14. Menurut informan apakah jaman sekarang membicarakan pornografi adalah hal yang wajar?
Aspek Spiritual 1. Bagaimana perubahan ibadah informan setelah menonton film pornografi? 2. Apakah informan tahu mengenai hukum pornografi dalam agamanya? 3. Bagaimana infroman menanggapi masuknya Budaya Barat di Indonesia saat ini? Aspek Pacaran 1. Apakah dengan menonton film porno atau pacaran informan sudah merasa dirinya dewasa? 2. Apa alasan informan untuk berpacaran? 3. Adakah perubahan cara dalam berpacaran informan ketika sebelum dan sesudah menonton film pornografi? 4. Sudah berapa lama informan berpacaran? Lalu bagaimana orang tua informan menanggapi hubungan pacaran itu? 5. Bagaimana informan menyelesaikan permasalahan bersama pacarnya?
Lampiran 3 PEDOMAN OBSERVASI 1. Untuk melihat bagaimana emosi informan ketika membicarakan tentang pornografi? 2. Untuk melihat bagaimana interaksi informan dengan orang di sekitarnya? 3. Untuk melihat bagaimana tingkah laku informan saat melihat dan bertemu dengan orang lain? 4. Untuk melihat bagaimana cara berpacaran informan?
Lampiran 4 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
NO. 1. 2. 3.
Biodata Informan Nama Tempat, Tanggal Lahir Usia Jenis kelamin Domisili Agama Status Usia pertama kali menonton Waktu Wawancara
: MT : Jakarta, 3 Agustus 1994 : 22 tahun : Laki-laki : Jakata : Islam : Karyawan Salon : 2SMP : Kamis,18Agustus2016,Rumah makan Sego Muncul
Peneliti (Eka) Informan (MT) Hey “MT” apa kabar? Baik Hehe gapapa kan nih gue tanya tanya Iya gapapa asal jangan diumbar-umbar cin soal kehidupan lu? Hehe okay. Mulai yah Okey deh
4.
Pertama kali kamu nonton film porno Pas 2SMP kalo ga salah kapan sih M?
5.
Awal kenal film porno itu dari mana Dari temen temen aku sih M?
6.
Oh nontonnya dimana tuh?
7.
Terus pertama kali nonton film itu Ya dulu mah pikiran aku oh ada ya film yang kaya apa yang kamu pikirkan gitu
8.
Sampe sekarang masih suka nonton?
9.
Kenapa kalo lagi bosen kamu milih Ya seru aja nonton itu, enak enak giman gitu untuk nonton film porno? Emang udahannya malah penasaran cin heheheh yang kamu rasain setelah itu apa M?
10.
Penasaran akan apa tuh?
11. 12.
13.
Di rumah temen SD waktu itu
Iya kadang kalo lagi bosen, ga ada kerjaan jadi aku nonton
Dulu mah penasaran gimana caranya bisa kaya gitu Sampe sekarang masih penasaran? Engga dong kan udah tau rasanya trus udah beda jenis film nya Hehe Emang sekarang filmapa yang Emm film sesama jenis cowok sama cowok. Ya ditonton? Kamu pernah gak “m” pernah sih aku isi aja sama kegiatan gitu, untuk menahan diri supaya tidak nongkrong sama temen-temen terus gini-gini menonton film porno? jangan salah loh aku suka naik gunung.
Emang ada juga ya m?
Ada kok, nih buka aja coba www.bromo.com haha
14.
Terus kok bisa sih gajadi penasaran Iya kan sekarang udah sering praktekin nya lagi kan masih suka nonton?
15.
Praktekin nya sama pacarnya?
Lebih sering sm pacar sih tapi kadang sama
16.
Kok bisa ga ketauan?
kadang sih ketauan cuma ya dia juga gitu kelakuan nya sama haha kenalan juga
17.
Mulai dari umur berapa m suka Belum lama sih kurang lebih 2 tahun lalu sama jenis?
18.
Maaf nih m awal mulanya gimana ya awalnya sih aku suka sama cewe normal gitu ya? lah cuma ditolak mulu. Pada jual mahal aja padahal belum liat punya gue aja. Yaudah akhirnya bosen aja liatin cewe. Huh sakit hati eke
19.
Oh jadi mulanya faktor sakit hati ya Apasih cin yang gabisa di dunia ini. M? Tapi emang bisa ya sakit hati langsung jadi belok arah gitu?
20.
Kamu mulai memberanikan diri Aku lulus SMA langsung kerja, orang tua ga untuk menunjukan diri kamu yang sanggup untuk kuliahin aku. nah langsung aku sekarang sejak kapan M? lamar kerja tapi susah ada tetangga aku yang punga kenalan gitu orang salon ada lowongam disitu yaudah aku beraniin diri untuk kursus nyalon gitu deh. Udah deh sampe sekarang aku kerja disitu. Pas kerja disitu ada cewenya ada cowonya tapi cowonya sama cin sama aku. Yaudahlah mulai bergaul disitu ohya aku tau situs bromo itu juga dari mereka lohh. duh makin paraah aku abis nonton film itu jadi geregetan gitu kaya sherina Oh jadi kamu mulai menunjukan Iya ternyata aku ga sendiri banyak yang kaya gitu, karena disekitar kamu mendukung ada yang pacaran juga ah disitu hihi. Terus dari dan merasa tidak sendiri ya? lingkungan itu aku nonton film porno juga kan eh kalo ada customer yang ganteng atau lagi nganterin pacarnya gitu suka godain deh.
21.
22.
Menurut kamu film porno Sesama Ya jelas, setiap abis nonton itu aku jadi lebih jenis itu berpengaruh gak sama cara merhatiin dari atas sampe bawah. Ih cucok deh kamu memandang pokoknya. Jadi lebih agresif kalo abis nonton, suka bayangin gitu aku duhh jadi malu
23.
Hehe gausah malu m kalo sama aku. Ya percaya, lagian temen-temen aku juga udah tau Aku jaga rahasia kok tanpa aku kasih tau
24.
Kan daritadi kamu cerita tertarik sama customer kamu gitu, nah kan tadi katanya punya pacar ya. Itu bisa pacaran gitu gimana?
25.
Temen kamu yang ngenalin gay Iya temen aku yang salon dia cewe yang ngenalin, juga? Pacar kamu kerja apa? sama salon juga tapi cabangnya beda. Aku juga gamau satu cabang nanti aku gabisa liat cowo cowo cuco
26.
Terus hubungan m sama keluarga Baik-baik aja sih ga ada masalah malah nyokap gimana? ikut di kontrakan aku semenjak aku kerja. kakak udah pada nikah semua jadi jarang bangget komunikasian.
27.
Tapi ibu tau kamu suka sama cowo?
28.
Kamu biasanya cerita soal kaya gini Selain pacar sih ya sama temen di salon cewe asik ke siapa? anaknya gesrek lah jadi ya sama di buka bukaan aja kalo ngomong. Nih kaya “d” juga nih
29.
Alasan kamu pacaran apa sih m?
30.
Emang udah pacarannya?
31.
Efek pornografi itu sendiri bagi cara Ya udah jelas efeknya ganti ganti gaya mulu dong pacaran kamu gimana sih? ah
32.
“m” tau ga bahaya dari seks bebas Ya taulah tapi kan hati-hati aja lah, gitu?
33.
Pernah dapet pendidikan seks gitu?
berapa
lama
Bisa dong, aku sama dia kan selalu sehati. Awalnya sih main ke rumah temen gitu eh dikenalin sama dia trus aku ehemin gitu eh dia juga bales ehem udah deh makan ngumpul barengbareng nyambung aja gitu gatau gimana sih jadinya langsung mesra-mesraan aja ke kosan bareng
Ibu sudah tua tak mengerti apa apa dia
Ya daripada liat sana sini kepengen mulu mending cari yang pasti kan, mau nonton bareng hayo mau lakuin hayo cucokk. Lagian masa zaman sekaragng ga pacaran sih, seru kan cin pacaran uh jadi kangen.
M Gak ngitungin sih cuna kenal udah ada setahun sih kayanya.
Gapernah deh, orang tua juga tinggal satu yang lain udah pada nikah udah pada sendiri-sendiri sekarang
34.
Kan dalam agama menjadi Ya itu urusan aku, biarin orang mau kata apa mau homoseksual itu haram ya, tanggepan dosa apa engga ini hidup aku gitu. Yang penting kamu gimana? aku mah gapernah ngurusin orang, jahatin orang udah baik aja udah cukup.
Transkip Wawancara ZP 1. 2. 3. 4. 5. NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
7.
8.
9.
Nama Tempat, Tanggal Lahir Usia Status Waktu dan Tempat
: ZP : Jakarta, 17 Febuari 1999 : 17 tahun : Pelajar : Jakarta, 27 Juni 2016, 16.30 – 18.25
Peneliti
Informan
Hey “ZP” apa kabar nih lu? Baik kok gue hehe, mau lanjut kemana nih nanti? Ahahaha bisa bisa, tapi lu masuk gue udah keluar Oke ini ga ada unsur paksaan yah gue nanyanya hehe Awal lo kenal pornografi tuh dari siapa? Kira-kira nih kapan sih awal lu nonton film pertama kali?
baek gue ka, lu gimana apa kabar? kemana ya masih bingung gue. Ke UIN aja deh biar ketemu lu ohiyaya haha. Yaudah lu mau nanya apa nih sekarang? iya oke selaw aja
dari temen Awal kenal sejak SD dari jaman HP Nokia tapi saat itu jijik liatnya. Pas SMP makin sering lihat, mulai dari HP, CD, juga filmfilm yang ada semi pornonya, pas SMP lagi penasaran-penasarannya. Kalo SD jarang ketemu film porno karen medianyaa belum gampang diakses. Pas SMP kan udah banyak HP yang mendukung jadi suka pinjem-pinjem HP temen atau nonton CD di rumah temen. Terus kalo nonton film gitu bareng-bareng Awalnya mah sama temen tapi pengen sama temen? nonton sendiri biar menghayati, tapi saat itu fasilitas ga mendukung soalnya guakan belum punya HP bagus. Eh pas SMP udah mulai sibuk masing-masing kan, bokap nyokap gua kerja di rumah suka ga ada orang gua sendirian yaudahlah gua iseng download aja. Alasan apa yang membuat lo nonton film Ya karena ada dorongan dari diri, abg lagi porno itu? masa pengen-pengennya. Alasannya bisa juga kalo liat cewe di jalan terus nafsu, pas sampe rumah keinget cewe itu tapi biar nafsunya bangkit lagi jadi nonton film. Pas lagi liburan juga udah mulai sibuk masingmasing kan, bokap nyokap gua kerja di rumah suka ga ada orang gua sendirian yaudahlah gua iseng download aja. lo tau ga kalo pornografi itu memiliki dampak Ya sifatnya jadi candu, secara sosial juga yang buruk? memicu tindak pelecehan sampai
10.
Pelecehan seperti apa yang lo maksud ZP?
11.
Apakah temen-teman lu mengetahui hal ini? adakah penyesalan yang anda rasakan?
12.
Emang apa sih yang membuat lu tertarik saat melihat seseorang hingga lo melakukan pelecehan itu?
13.
Temen-temen lu tau lu masih suka nonton film porno? Bagaimana tanggepan mereka? Kalau kelurga tahu?
14.
15.
Yang lu rasaian tuh apa sih setelah nonton film porno?
16.
Apa sih yang membuat lu sampe kecanduan porno dan melakukan pelecehan? Bagaimana cara lu mengontrol diri supaya tidak menonton film porno?
17.
pemerkosaan atau juga hubungan di luar nikah. Secara biologis juga karena suka ngeluarin ada dampak panjang kaya ejakulasi dini. Satu dan dua gue udah rasain dampaknya. Yaitu kecanduan sama pelecehan. Kalau pelecehan itu karena dulu pas SMP penasaran pengen megang dada jadi kalo lagi kerumunan suka curi-curi remes punya orang, kan itu pelecehan namanya. Malu bangget nih sebenernya gue cerita tapi itu kejadian bener dan gue bener-bener menyesali hal itu. Itu terjadi karena gue gabisa mengkontrol diri gue saat itu masih SMP dan ga berpikir panjang Sejak sering nonton pandangan gue yang tadinya liat cewe cuma liat mukanya doang jadi liat bodynya juga ngebayangin bentuk tubuhnya kaya di film. Biasa aja kalo temen kan mereka yang ngenalin juga orang nontonnya bareng. kalo keluarga setahu gue sih pada gatau soalnya gue bisa nyembunyiin. Kalo pada tahu sih ya gue malu dan bersalah tapi kalaupun ketahuan gue yakin orang tua gue ngerti sama keadaan gue yang emang umur segini lagi tinggi-tingginya. Abis nonton sendiri ya hampir mustahil kalo ga kerangsang. Abis ngeluarin semua sementara puas dulu, lelah, ngantuk. Selang beberapa saat situasi mendukung ya lanjut lagi. Bagi gua lingkungan yang mendukung adalah faktor utama Ya itu belajar agama karena disitu dijelasin. Karena orang islam emang gaboleh nonton harusnya. bisa kalo inget dosa besokannya juga kaya gitu lagi, nonton lagi Ya ada lah, terbukti film porno jadi candu
18.
Terus akhirnya bisa engga nonton?
19.
Adakah kepuasaan tersendiri saat lu menonton film pornografi? Apa lo ga ngerasa bosen untuk nonton film Hampir ga ada rasa bosen soalnya pihak porno? sana pinter bikin inovasi-inovasi kaya kategori-kategori, komik hentai, chatting online yang hampir semuanya isinya chat sex.
20.
21.
22. 23.
24. 25.
26.
27.
28.
Ada perubahan ga dalam beribadah setelah ya kalo abis nonton biasanya nagih pengen notnon film porno? lagi besok-besoknya jadi imannya nurun lagi. Sejauh ini lo pernah dapat pendidikan tentang Ya dapet sih pas SMA ini seks atau pornografi ga ? Kan lu udah punya pacar nih sekarang, alasan Awalnya pacaran mah karena cinta monyet lu pacaran tuh apa sih? aja, suka-sukaan gitu. Tapi gue dari awal emang ga pernah pacaran atas dasar mesum tapi karena suka-sukaan aja. kalaupun di tengah jalan mesum ya itu cuma bonus aja. Sudah berapa lama lu pacaran? Lalu udah 5 bulanan, orang tua tau ya bagaimana orang tua lu menyikapi hal ini? dipahaminya cinta cinta monyet aja Kalau lu lagi marahan, pacar lagi ngambek ya kagalah jarang gua ngasih ngasih haha. gitu apa yang lu lakuin? Bawa coklat kah Caranya ya ngambek-ngambek ala-ala anak bawa bunga kah? kecil gitu sok serius kaya udah nikah. Emang apa yang lu lakuin kalo lagi berduaan Sebenernya gue udah pernah megang dada terus timbul nafsu? dia, dia pernah megang bawah gue. Sejauh itu doang sih Kaya di film porno yang lu tonton ya? ya engga sih belum itu mah, belum berani gue. Ciuman, pelukan megang ya udah pernahlah itu. Menurut lu gimana sih kalau pacaran terus Ga boleh di dalam agama berhubungan melakukan hal yang ada di film? seksual kalo belum mukhrim tapi ya gimana kalo pengen nonton mulu terus ada pelampiasannya ya susah juga nolaknya. Yang penting nanti sholat minta maaf sama Allah. :
Transkip wawancara AA 1. Nama 2. Tempat, Tanggal Lahir 3. Usia 4. Jenis kelamin 5. Pekerjaan 6. Tempat dan Waktu
: AA : Jakarta, 4 Juni 1995 : 21 tahun : Perempuan : Mahasiswi : Jakarta, 19 Juni 2016, 17.00 – 19.00
NO. Peneliti 1. Hey “A” apa kabarnya? Makasih loh udah mau dateng 2. Maaf nihya lagi sibuk gini gue ajak lu ketemuan untuk nanya-nanya tentang pornografi hehe. 3. Yaudah lanjut ke topik aja yaa. Dari mana sih awalnya lu tahu tentang film pornografi? 4. Trus saat ini seberapa sering sih lu menonton film pornografi? Dari mana lu dapat film porno?
5.
Ohya biasanya nonton film pornografi bersama siapa?
6.
Apa sih alasan lo hingga saat ini masih menonton film pornografi?
7.
Apa yang membuat lo yakin kalo film porno ini bermanfaat untuk
Informan AA Baik nih, lu gimana? Iya sama-sama kali ah lebay amat lu haha. Iyaudah gapapa santai aja, kaya sama siapa aja lu ka
Hem pornografi ya, awalnya sih nonton pas kelas 2 apa 3 SMP lupa ya, pokoknya ukuran umur segitu lah karena temen nonton jadi ikutan deh. Namanya penasaran. Waktu itu pertama kali kenal ya pas SMP, trus baru punya hape yang bisa browsing browsing gitu baru deh download trus minta juga sam temen. Kalo waktu SMP itu ga sering sihya cuma beberapa kali, seminggu paling sekali. Ya ga selalu seminggu sekali sih yang penting pernah nonton aja gitu. waktu SMP, SMA sendirilah ga sama siapa-siapa Cuma sekedar nonton aja. dulu sih SMA sering ya Cuma sekarang udah lumayan jarang paling sebulan sekali lah. Pas ga ada kerjaan, bosen gatau mau ngapain kuota banyak iseng aja gitu download nonton film kaya gitu. : Dulu itu alesan nontonnya itu, “oh ini buat belajar kali ya nanti jadinya kalo punya suami ga kaget-kaget amat jadi udah tau gimana caracaranya gimana sebenenrnya melakukan itu kaya apasih, dulu gapunya kepikiran buat bbakal ngelakuin pokoknya nanti pa udah punya suami bakal kaya gitu trus gue ga awam bangget sama yang kaya gitu. Biar nanti gue bisa sama suami gue, nanti gue bisa muasin suami gue kalo gue aja punya dasar untuk melakukan itu. Ya kan kalo udah nikah kan pasti harus bisa muasin suamikan nah gue liat cara-caranya ya dari film itu.
8.
9.
10.
11.
12.
kehidupan lu sama suami nanti? Apa sih dampak yang lu Dampaknya sihya pas SMP gue jadi gabisa udah rasain karena film konsen sama apa-apa eee belajar tuh pikiran gue porno ini? Cuma punya pikirin nanti di rumah nonton film yang mana ya, itu yang gue pikirin. Trus kepikiran itu semalem yang ge tonton gimana ya caranya. Dulu SMA pun punya cowo tapi gakepikiran sampe kesana ciumanpun belum pernah ya gue Cuma jadiin itu buat belajar untuk nanti pas nikah trus kaya gitu sama suami gue. Makin kesini makin penasaran juga dan akhirnya gue pun mencoba hal-hal yang ada di film porno gue lakuin sama pacar gue sekarang Kalo temen-temen lu tahu Kalo temen-temen tau gue biasa aja gitu. Gue kalo lu suka nonton film jelasin ke mereka ini gue dapet tuh buat pelajaran ini gimana tanggepan lu? dan yang gue tau selama ini apa-apa jadi tau buat bahagian suami gue nanti. Kalo temen cowo yang tau iya gue malu tapi kalo yang cewe gue malah ngasih tau. Kita tuh mau gamau nanti bakal ngerasain bakal kaya gitu juga loh kalo nanti kita awam tentang kaya gitu gimana nanti kita gatau dong kita mau ngelakuin apa. Itu sh pikiran gue dulu sampe saat ini. Lalu bagaimanakah respon Orang dalem rumah mah ga ada yang tau gue keluarga lu jika tahu lu nonton lah. ehya dulu pernah sama bokap gue, suka menonton film jadi pas SMP kelas 3 pernah kena kasus karena pornografi? Lu ngerasa nonton film kaya gitu bareng dan kegep trus gue malu ga sih? Jika ya, di skors dan nyokap bokap gue dipanggil ke BK. mengapa? Mereka Cuma bilang, “gila nih anak udah gede nih anak udah nonton kaya gituan.” Cuma mereka jelasin juga pokoknya janggan pernah meraktekin itu dan terakhir kali nonton. Itu sih yang mereka bilang, gue sempet malu sih cumakan bokap gue orangnya fine yah dan ga nganggep apa=apa itu serius. Trus pas gue SMA, kuliah nyokap bokap gue kan apa aja sharing ya sama gue sampe cerita tentang kehidupan seks mereka. Misalnya nyokap gue gasuka diginiin nih sama bokap pas lagi kaya gituin mereka cerita ke gue, trus bilang sama gue itutuh rasanya ga enak. Cuma bokap gue beda lagi ceritanya. Dia bilang kaya gitu tuh ada sensasinya, jadi pikiran nyokap bokap gue beda. Ya gue jadi banyak-banyak cerita sih tentang seks gitu sih sama bokapnyokap sama kaka gue juga sih Perasaan apa sih yang Gak-gak ada perasaan apa-apa Cuma ngerasa oh muncul saat lo udah nambah ilmu-nambah ilmu gitu aja ya sama nonton film itu? plong aja sih rasanya. Bagaimana cara lu Gue menyibukan diri sibuk, gue jarang ada
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
mengontrol diri anda waktu, kuota gue abis. Gue tuh bisa nonton tuh supaya tidak menonton kalo gue diem di kamar trus bingung mau film porno? ngapain main hp doang trus iseng yaudah gue buka situsnya trus tonton deh gitu. Ada kepuasaan tersendiri Ya ada sih tapi abis itu malah jadi pengen terus gak sih setelah lu nonton bayangin. film porno? Temen-temen lu suka Hem gimana ya, malah gue yang ngasih tau situsngomongin film porno situsnya gue isengin gue bukain browser biar juga ga sih? pada pensaran padahal gue ga nyuruh untuk ngerasaian apa yang gue rasain ya jadi orang biar jangan lugu-lugu amat jadi orang nanti kita bakal merasakan itu juga kan. Jaman dulu kan Gua mah selow aja sih nonton kaya gitu, ngomongin porno tuh di gamungkin anak jaman sekarang belom pernah anggap kurang sopan dan nonton. Gua aja suka ngasih temen gua situs gitu tidak seharusnya gimana kalo dia nanya, gua juga kalo lagi ngumpul gua sih kalo jaman sekarang download aja iseng pas ada wifi eh malah pada menurut lu tentang penasaran juga. Jadi wajar aja sih nonton film pornografi itu? kaya gitu pas SMP, udah gede juga kali. Kalo ga pernah baru tuh aneh canggung ntar pas udah nikah. Lu pernah dapet Hem pas SMP sih, SMP SMA itu selalu dapet sih pendidikan seks ga? Trus penyuluhan tentang pendidikan seks, bullying darimana sih lu dapet tentang narkoba semuanya ada gitukan ya tapi pendidikan tentang dunia dari film-film porno itu juga dapet pendidikan pornografi dan seks? seks. Film pornogrfi ini Dulu sih gue tetep solat tetep ngaji tetep adi cewe mempengaruhi ibadah lu soleh cielah hahaha. Guetetep baik baik aja ga sih? nonton film pornografi itu Cuma buat selingan doang Cuma buat pedoman belajar ceritanya, tetep solat, ngaji tetep menjalankan kewajiban apa yang harus dilakukan orang islam dulu. Karena gue udah pernah merasakan trus gue ngerasa banyak dosa gue solat percuma dong guetetep ngelakuin juga kok trus gue solat percuma dong, sempet mikir kaya gitu sih yang pasti jadi berkurang bangget lah spiritualnya. Apasih yang membuat lu Sejauh ini kalo ngeliat cowo udah ga tertarik tertarik ketika melihat kecuali pacar saya yah, ya sebut saja B. Kalo liat seseorang pertama kali? B tuh kalo lagi diem, bengong trus gue liatin badannya rasanyaeeeh gimana gitu ada yang serser gitu rasanya pengen melukin pengen deketdeket dia aja gituh. Kan sekarang lu pacaran Awalnya sih pacaran ga ada niatan buat seks sih ya, alasan yang kuat ya, Cuma karena ya gue teratrik doang. Awalnya kenapa lu pacaran apa sih? mikirnya sih untuk jadi lebih baik biar ada yang ngelindungin. Hem gimana ya dulu sih gue pacaran buat main-main aja gaada pikiran serius itu juga yang bikin gue ga ngelakuin apa-apasama
20. 21.
22.
yang dulu-dulu, ciuman pun gapernah ya Cuma sekali sih. Ya sekarang paaran gue serius alasan gue ya gue gamau main-main lagi udah buat masa depan gitu udah kaya gitu juga sama dia doang gitu. Berarti lu ada niatan untuk iyalah niat nikah, udah lama dan jauh juga menikah sama cowo lu ya? Udah berapa lama pacaran Ya udah lama sih 4 tahun sih sama dia. Dulu sih sama cowo lu? sempet back sreet gadibolehin pacaran karena gaya dia trus gue rubah deh penampilannya, gaya bahasa omongannya. Itu dampak positif pacaran sih bisa saling rubahin yang baik di kita bisa kita kasih tau ke dia ya sebaliknya lah. sekarang keluarga gue welcome bangget sama dia malahan. Bukan keluarga aja sih yang tau tementeme gua juga tau. Gua kan suka cerita sama temen-temen gue tentang pacar gue, apa aja juga gua ceritain. Jadi yaudah pada taulah gua gimanagimana sama pacar gue. Selaw aja, kita kan udah sama-sama gede udah dewasa. Gua sih orangnya lu, lu, gue, gue. Gua juga nyablak aja kalo cerita sama temen gue tentang cowo gue, emang begitu adanya. Lagian biasa kali jaman sekarang. Kalo lagi ada masalah nih Ya harus ada yang ngalah, kalo yang satu jadi api di dalam hubungan, yang satu jadi air ya gitu dehya sebaliknya. Sama biasanya lu menyikapinya inget aja kita udah lama trus inget kita udah dengan cara apa dan menjalani ini selama 4 tahun ya udah melakukan bagaimana lo semuanya juga. menyelesaikan masalah itu?
Transkip Wawancara BL 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
10. 11. 12.
13. 14. 15.
Nama Usia Jenis kelamin Agama Status Usia pertama kali menonton Waktu dan Tempat
Peneliti Kapan lo kenal film porno dr siapa B? Situs apa B yg lo liat? Itu nontonnya di warnet deket rumah? Itu situsnya masih ada sampai sekarang? susah ga sih untuk download di situs itu? Jaman Sd nonton nya masih di warnet? Lo nonton rame-rame? Ke warnetnya pas Sd aja? Warnetnya masih ada?
: BL : 16 Tahun : Laki - laki : Islam : Pelajar (1SMA) : 4 SD : Sabtu, 13 Agustus 2016 di Blok M Plaza Informan BL dari SD , dari temen gue pas di warnet. Bangbus, Xnxx, Bravotube, Homepon deket sekolah dulu masih eksis dan jaya
kalo itu ga download gue streaming apa lagi sekarang pake hape gampang yoi, tapi susah soalnya ga ada biliknya. Warnetnya deket SMA 4 bareng- bareng dong. Satu komputer rame-rame iya kelas 4SD Masih ada,tp itu warnetnya mah umum gitu terlalu kebuka, suka rusuh gitu apalgi kalo mba yg jaga lewat wkwk Kalo penjaga yang cewe lewat Bukan, Pada panik matiin layar monitornya pada godain gitu? Oalahhhhh gua kira kls 4 udh Belum lah pada godain cewe haha Saat pertama kali nonton Gw geli, Gw tuh maunya liat wanita-wanita pake pikiran lo ttg film itu kaya lingerie gitu. Bukan yg begitu,gw geli gmna Kalo geli kenapa nonton B? Itu diajak temen ek. Bukan gw provokatornya pas smp baru deh Pas SMP emang bagaimana B? : Pas SMP itu awal dari segalanya haha Emang gimana sih ceritain Nih pas kelas 1 smp, jadi guru nyuruh anak2 ngambil dong hehe? buku di lemari,pada rebutan kan tuh,nah temen gw bilang eh ikutan yuk ada M tuh,nah lg kerumunan gitu gw remes tuh dadanya,kayanya temen gw juga deh. Abis itu dia lapor guru,guru nyuruh anak-anak ngaku, gw diem aja. Ada lagi ek dulu kelas 1 juga,itu jaman anak-anak cowo suka mepet-mepet cewe biar
16.
17. 18. 19. 20.
21.
22.
23. 24. 25.
26.
27. 28.
nyenggol. Jadi dulu ada cewe kecil2 ukurannya kira2 udah 36d. Jadi kalo ada dia di kantin pada ngerumunin gitu. Gw ga pernah dpt peluang,pas dapet kesempatan gw sikat deh haha akhirnya.. Ohyaa terus terus gimana lagi? nangis dia. Yg satu lagi gini ceritanya, jd temen gw Dia nangis? yang playboy bilang ke gw kalo si V itu mau dipegang,gw becandain tp kayanya dia ga mau,udah aja pas dia nyubit dada gw,gw remes punya dia alesannya gantian haha dia marah. SMP lu mana sih B? Situ depan sma 3,smp koboi hhaha. Seru ya? Iyaa kocak wkwk. Itu posisi lg Emang 11 ga gitu apa?biasanya yg lazim di tingkat ramai atau sepi? satu sekolah lazim jg di sekolah lain. Ngga ah B. Itu pas pegang Iya haha lg rame makanya gw curi2 posisi rame ? Emangnya di sekolah lu itu Biasa ek malah nih ya, pas uts kan gw campur senior biasa ya untuk gituin terus gw sama temen gw ngomong jorok sama perempuan? senior,kata dia cewe disini tuh gampangan semua,nih liat katanya,tau2 dia remes tt cewe terus diem aja wkwk. Gw sama temen gw bengong Ah demi apa? Parah juga ya asli parah kan, SMP 58 sekolah lu, berarti turun temurun ya? Itu SMP mana sih B? Kan tadinya lo SD tuh geli hemm Umur sama lingkungan kayanya kenapa pas SMP malah lu seberani itu? Lo puas setelah melakukan ya engga lah malah penasaran mau rasain dari balik pelecehan? baju Terus apa yang terjadi? : jadi saat itu judulnya penasaran sih ek Iya B terus pass penasaran apa yang terjadi adalah gw ajak nonton temen gw,baru yg terjadi? Emangnya seberapa kenal nih tp orgnya nakal gitu,terus kita kiss,lama2 sering sih lu nonton film itu B tangan gw gamau diem tp saat pertama mau megang sampe jadi penasaran banget? itu deg2an parah loh,kalo ditolak gimana,belom kalo dia teriak hahaha. Eh doi mau loh,kayanya dia udh pengalaman,malah gw masukin ke dalem bra,first time itu. Hampir tiap hari gue nonton . Lo ajak nonton film Porno bioskop,di Setiabudi. iya itu pas Smp. ada lagi nih atau bioskop? Itu pas smp jg? cerita mrs. D. D ini chinese, gw sama dia udah pdkt gitulah ceritanya gw ajak nonton juga deh sama temen-temen gw tapi misah gue nonton film lain. Pikiran gw kan udah deket trus udah sama-sama suka yaudahlah gw beraniin diri aja tuh buat megang dia eh dia malah marah gw kira dia mau. Terus akhrinya gimana? yaudah gw diem-dieman sama dia udah abis itu jadi menjauh Perasaan lu gimana saat itu? ya nyesel sih gw udah minta maaf sama dia tapi dia
Lo nyesel ga ngelakuin itu? 29.
30.
31.
32.
33.
34. 35.
36. 37.
38.
39. 40. 41. 42.
43. 44.
kalo ketemu gw jadi menghindar gitu. Perasaan gw degdegan ga karuan deh Jadi lu kapok ngelakuin : ya gitu deh, tapi setelah dapet pacar yang pas gw pelecehan? udah ga pernah ngelakuin Itu lagi. Kan udah samasama mau Orang tua lu tau ga kalo lo ga pernah sih cuman, pasti ditegor lah suka nonton film porno? Kalo tau gimana reaksi mereka? Ehya soal yg lu melakukan cerita kan kita sharing,kalo yg Mrs. D engga,dia minta pelecehan atau melakukan jaga rahasia bangget sesuatu yang ada di film lu cerita ga sih ke temen-temen lu? Waktu smp lu termasuk org yg solat sih, Malah sebelum berangkat kerumah S (pacar sering solat ga? Apa diingetin Bl) solat dulu. Lucu y Orang tua ingetin ya ingetin, terus sama orang tua? jarang ngomongin agama juga sih sama orang tua guea. Kenapa ya org yg solatnya kuat Berarti solatnya ga bener, itu SMP solat ya solat tapi iman belum bisa nahan keliatan fisiknya aja solat. Kalo solatnya yang kaya gitu? Ga jamin kah bener,khusyuk insya allah engga Emang perasaan lu ketika lu : pengen kaya gitu nonton film itu gimana sih? Kalo misalnya lu pengen : pasrah aja ek nonton tapi ada aja gitu yg buat gabisa nonton. gimana perasaan lu B? Ga ngerasa kesel ? Ya pasrahnya sambil gelisah ek haha Jaman sekarang wajar ga sih Wajar bukan berarti membenarkan,tapi banyak yg nonton film porno bagi lu nonton itu udh ga malu kalo diliat orang. ya biasa aja pribadi? lah, apa lagi cowo ya diomonginnya ga jauh dari situ. Kalo ga ngomongin kaya gitu malah ga normal lah Menurut lu sendiri nih Film Ada tapi banyakan buruknya porno itu ada manfaatnya ga sih buat lo? Emang apa positifnya? Ada ya jadi tau ilmunya tapi banyakan buruknya Ilmu apa B? ilmu bercinta Pernah ga sih lu menahan diri Sering itu mah, kaya sekarang nih lu untuk ga nonton film porno? Maksudnya sekarang pengen haha iya abis diomongin, anggep itu ga baik. Lagian nonton? Terus yg lo lakuin ilmunya udah dapet. Sama wudhu sih walau ga ngaruh untuk menahan diri lo itu B? banyak tapi nolong juga untuk ga terlalu bayangin Ada kepuasaan tersendiri ga Gitu-gitu aja ek pemuas nafsu,ga ada abisnya setelah nonton film porno? Jadi lu ngerasapuas gitu ya? Ga puas ek,tanggung. cuma jadi penyalur dari dunia maya ke nyata kepuasan tetep di dunia nyata. Itu kalo
45.
46. 47.
48. 49.
50.
51. 52.
53.
54. 55. 56.
gw Ada, setelah nonton kalo liat Cewe ga liat mukanya aja tapi body dan ukurannya. Tapi semenjak yang mrs. D itu gw biasa aja kalo ngobrol sama cewe kalo dulu kan gw suka bayangin kalo cewe lewat suka natap matanya trus gw suka ekspetasi sendiri gw sih deket sama keluarga, suka cerita tapi masalah ini engga lah iya deket ek selain itu cerita
Kan lu sering nntn film nih, ada perbedaan ga sih dl sebelum nonton kalo liat orang pertama kali tuh tertariknya karena apa? Lu suka cerita-cerita gitu ga sih sama keluarga lu? Iyaya serem kalo cerita hehe. Jadi selain masalah itu lo sering sharing ya sama keluarga terutama orang tua lu? Suka cerita juga dong tentang ya cerita sama yang sekarang doang ini pacar? Apa sih alasan lu pacaran apa ya karna suka sama orang, terus mau memiliki gitu, B? kaya orang gede aja terus ya jadi temen cerita sama muasin hasrat juga Lu ngerasa ga kalo dengan lu Ngerasa dong malah kita udah ngomongin anak. pacaran lu tuh udh dewasa Lingkungan sih,biasa di cie-cien gitu? Dari mana sih penyebab lu tuh jadi pengen pacaran gitu selain suka sama cewe itu? Apakah dengan pacaran lu jd Jelas lah soalnya pacar gw cantik cantik pede di lingkungan sekitar lu? Menurut lu pacaran dan ada, jadi yang ditonton bisa gw praktekin pornografi ada hubungannya ga? Menurut lu pacaran tuh gimana Bukan ek,cuma terkadang kepengen aja,terkadang ya sih? Apakaha itu sebuah kebutuhan buat lu? Dengan pacaran bisa muasin Bisa ek, bahkan ortu juga mendukung hasrat lu? pacaran,walaupun pacaran yg sehat tp kan haha lucu Mendukung nya bagaimana B? Ya gapapa pacaran tp jangan gitu-gitu katanya, padahal mah dibelakangnya gue begitu. Berarti lo cerita pacar lu siapa Yoi, cerita juga sewajarnya yang menjurus ke situ mah aja sm nyokap lu ya? engga lah
No. 1.
Transkip Wawancara ke dua dengan Informan “BL” lewat media Whatsapp. Informan “BL” menghubungi peneliti pada tanggal 22 Agustus 2016 pukul 20:45
Peneliti
2.
Ho ada lagi? Pelecehan seperti apa dan dimana B?
3.
Waw emang konser apaa B Genre nya? Hehe iyaa, itu pas SMP juga ya? Ehya lo pernah dapet pendidikan seks gitu ga sih?
4. 5.
Informan Satu lagi gw pernah melakukan pelecehan Haha Baru ingget Jadi gw lg nonton konser sama temen gw nih ek. Terus tau2 ada kurang lebih 3org cewe ke depan gw lagi rame kan tuh pada joget-joget. Terus gw liat yang 1 lumayan cakep dan montok kan. Sikat deh. Terus dia langsung ketakutan gitu terus ngajak temennya pindah Wkkwkwkwk Pas smp campur ek acara global tv hari hiv aids. Buas ya gw iya pas SMP semuanya saat gw melakukan pelecehan. hem seinget gue ga pernah sih, paling baca-baca doang di internet
Transkip Wawancara YG 1. 2. 3. 4. 5. 6.
No. 1. 2.
3. 4. 5.
6.
Nama Tempat, Tanggal Lahir Usia Jenis kelamin Status Tempat dan Waktu
: YG : Jakarta, 17 April 1999 : 17 tahun : Laki-laki : Jaga Warnet : Rumah YG, 14 Juli 2016, 13.00 – 15.30
Peneliti Eka Informan YG “YG” udah lama ga keliatan nih Lu kali yang di dalem rumah mulu mba Hehe bisa aja lu. Lagi sibuk apa sibuk ngurusin bini sama jaga warnet aja gue sekarang? Gapapa nihya gua ke rumah lu nanyananya seputar kehidupan lu? Hehe, yasudah kita mulai aja ya “YG” Lu kenal film porno dari mana “YG”?
Ya gapapalah, kalo ga kaya gini lu ga pernah ke rumah gue aja Oke mba eka, mau nanya apa emang? Film porno ya, awalnya pas SD maen ke warnet. Pas pertama kali ke warnet mah cuma main games aja, eh ga sengaja ada yang nonton gitu kan aneh belom pernah liat trus malah jadi penasaran ikut liat juga deh di warnet deket rumah. Tadinya mah heran ya penasaran gitu liatnya, orang dulu masih sempet takut-takut liatnya eh malah tambah dicekokin sama yang nongkrong di warnet.
Oh pas SD kelas berapa tuh? masih Kelas 6SD dah gua nonton tuh film di warnet. ingget ga? Tuh warnet deket rumah 7. Seberapa sering lo nonton film porno? Kalo lagi bosen aja lagi ga ada kerjaan gua bingung ngapain mending gua liat tuh film. Waktu baru-baru mah gua sering ada rasa ketagihan gitu deh, trus kan banyak film porno kan jadi gue pengen liat yang beda lagi beda lagi gitu. Ya sekarang kan situs situs gituan banyak ada yang gratis lagi. 8. Nonton sama siapa biasanya? sendirilah kalo sama temen malah takut hahaha. 9. Alasan apa sih yang membuat lo Sekarang mah udah jarang udah nikah juga kan masih nonton tuh film porno? gua. Alesannya ya pengen liat aja gayagayanya kan beda-beda jadi pengen nonton trus deh pokoknya. 10. Saat udah menikah lo jarang nonton jarang lah mba, langsung lakuin aja itu mah. film porno? 11. Hmm berarti dampak apa sih yang lu Parah sih gua bilang film porno mah pokoknya rasain setelah nonton film porno bikin ketagihan trus pengen ngelakuin dah. sebelum menikah? Dampaknya besar bangget sebenernya, ya kaya
12. Ibadah lu gimana tuh setelah nonton film porno?
13. Temen ataua keluarga lu tau ga kalo lu suka nonton film porno?
14. Apa sih yang lu rasain “YG” setelah nonton film porno? 15. Gara-gara film porno nih apa sih yang jadinya buat lu tertarik gitu pas liat perempuan pertama kali? 16. Lu kenal semua hal yang berbau porn tuh dari mana?
gua nih jadi hamilin anak orang kan tuh. Ya dibilang nyesel ya nyesel tapi udah terjadi sih jadi kaga dah. Karena banyak yang ga sadar awal mulanya itu dari nonton film bokep gini. Kalau tau kaya gini mah gua ga lakuin deh Ya sebelum nonton juga gua jarang sholat sihya apa lagi pas udah nonton gua tambah males lagi deh hehe. Paling kalo disuruh gua baru sholat Cuma sekarang udah mau punya anak ya gua lebih mikir untuk rajin solat sekarang. Mungkin salah satunya faktor ini juga kali ya, jadinya gua kaga kuat iman waktu itu. Temen-temen gua mah tau semua kali, orang tua gua mah kaga tau pacar gua mah tau lah nontonnya bareng waktu itu. Kalo ketauan keluarga gua ya gua malu lah yakali dah gua ga malu, bersalah sih engga tapi kan wajar lah kalo gua nonton kaya gituan. Orang tua gua ngerti lah pasti. Perasaan gua gimana ya lega aja gitu, trus kan dulu gua sempet ngerasa kesepian tuh yaudah dah gua nonton jadi terobati aja. Sama sih kaya semua cowo, pasti dilihat pertama bentuk tubuhnya sama wajahnya lah gak muna lah gua. Lingkungan sih yang gua ngerasa ngaruh bangget sama gue soal pornografi, di warnet trus gue juga suka dapet situs baru dari orang-orang warnet juga kan. Eet kaga pernah dapet gua pendidikan kaya gituan mah dari sekolah juga kaga dapet. Ya kalo ngumpul kalo ada temen sama ada kerjaan gua ga nonton tuh film. Ya ada, kalo gak ada mah gak bakal ketagihan
17. Pernah dapet pendidikan seks ga lu “YG” 18. Cara lu untuk ga nonton film porno tuh seperti apa? 19. Setelah nonton film porno itu ada kepuasaan tersendiri ga sih “YG” ? 20. Sebelum lu nikah gini nih, apa sih Iya gua pacaran orang temen gua pada pacaran alasan lu untuk pacaran? masa gue engga. Udah mau SMA gitu masa belum ada pacar, dulu mah gua masih takut takut eh lama-lama malah berani malah sampe kebablasan begini malah mau jadi bapak padahal belum lulus SMA.
21. Berarti pornografi ini ngaruh ya sama cara berpacaran lu?
22. Emang lu dulu pacaran berapa lama “YG”? tanggepan keluarga lu gimana tuh “YG” pas tahu?
Dulu mah waktu awal punya pacar masih biasa tuh, trus gua dapet pacar yang kalo kemanamana pakaian nya lumayan terbuka yaudah alhasil begitu dah pokoknya, ngerti kan ya hehe
Belom lama sebenernya trus sekarang jadi istri, ya pas ada masalah kaya gini mah kaga setuju lah marah besar Cuma kan udah kejadian kaga bisa nolak lagi. 23. Seberapa jauh sih emang cara pacaran Kaga gimana-gimana sih, biasa aja berduaan lu dulu “YG” ? gitu deh cari tempat. Cuma ya mancingmancing dikitlah biar baik lagi sama udahannya kalo udah clear masalahnya ngelakuin itu deh
Transkip Wawancara Guru BK SMA
No. 1.
2. 3.
4.
5.
Nama
: Nurniati, Spd (Guru BK)
Pekerjaan
: Guru BK
Waktu dan Tempat
: 4 September 2016, di depan ruang BK SMA
Peneliti Asalamualaikum bu Nia. Saya eka bu dari UIN, yang mau wawancara sama Ibu tentang peraturan yang berlaku di sekolah ini bu.. Iya makasih ya bu.. saya mulai aja ya bu, takut ibu sibuk hehe Saya mau tanya bu, film pornografi kan sekarang bisa dinikmati dari berbagai kalangan. Termasuk siswa-siswi SMP, SMA bu. Bagaimana tanggapan ibu mengenai hal ini bu? Apa saja bu yang dilakukan pihak sekolah untuk meminimalisir agar siswa tidak kecanduan menonton film porno?
Apakah usaha itu sudah maksimal bu?
Ibu Nurniati, Spd (Guru BK) Oh eka ya, yaudah sini masuk.
Yaudah silahkan. Mau Tanya apa? Iya benar itu film pornografi memang saat ini merajalela dan sulit juga bagi para guru untuk menghilangkan kebiasaan ini. Namun tentu di sekolah ini terdapat usaha-usaha yang dilakukan untuk mengantisipasi hal ini Kalau untuk pencegahannya kita mengadakan seminar tentang bahaya pornografi, memberikan penyuluhan. Alhamdulillah di sekolah ini ada penyuluhan bullying, narkoba, pornografi yang akan kita kaitkan ke pendidikan tentang seks gitu apalagi anak-anak seusia SMA kan sangat penting. Yang kedua di sini kan kita selalu ada razia yang namanya Operasi Wijaya Kusuma ya kaya razia handphonelah. Beberapa bulan sekali kita kan mengadakan itu, ini termasuk program bidang pertahanan sekolah. Biasanya nanti mengajak beberapa petinggi bidang pertahan sekolah untuk memeriksa handphone semua siswa mulai dari kelas 10,11,12. Namun dengan waktu yang berbeda karena pada disitu anak-anak langsung disita handphonenya dan memeriksa handphone itu orang IT kita diperiksa satu-satu dan jika ada ada yang didapati di handphonenya menyimpan film porno kita pisahkan kita panggil, kita bina, kita panggil orang tuannya. Usaha yang dilakukan saya rasa sudah maksimal namun memang ada beberapa faktor yang menyebabkan anak itu kecanduan pornografi.
6.
7.
8.
Menurut ibu, apa saja faktor-faktor yang Biasanya faktor rasa ingin tahunya sangat besar, menyebabkan anak itu kecanduan sedang dalam masa puber, merasa rendah diri atau pornografi? tidak bergaul. Kalo ibu bilang sih anak-anak yang kaya gini malah yang ga gaul gitu ya, pendiam, cupu malah itu yang membuat kita khawatir kepada anak-anak itu, bukan malah anak-anak yang gaul yang suka menonton film porno. Karena kesepian juga bisa, perhatian orang tuanya sangat kurang, orang tuanya bercerai dan dia tidak ada pelampiasan lalu dia melihat sesuatu yang menyenangkan maka dia akan ingin melihat terus. Apakah disini ada kasus-kasus yang Kalau untuk masalah pelanggaran dalam melihat menjurus ke materi pornografi? pornografi baik dari handphone atau apa itu pernah terjadi. Permah ada dua kasus, anak kelas 10,11,12 itu selalu ketahuan jadi saat ada kbm kok dia sibuk main hp sendiri padahal ketika kbm itu tidak boleh melihat handphone sama sekali jadi sebisa-bisa dia, ngumpet-ngumpet akhirnya ketahuanlah ternyata dia sedang menonton film pornografi disitlah itu handphonenya. Terus palingan sih pacaran-pacaran gitu. Ketahuan pada saat KBM kok berduaan bahkan ada yang ketahuan pegangan tangan, cium pipi itu ada, dua-duanya kita panggil. Lalu bagaimana reaksi atau penanganan Ketika hal itu terjadi pastinya kita bekerja sama apa yang pihak sekolah lakukan dalam dengan walikelas. Saat guru yang bersangkutan kasus itu bu? yang ada di kelas mempergoki anak itu melakukan pelanggaran dia melaporkannya ke wali kelas dan membicarakannya dengan guru BK dan kita langsung memanggil orang tuanya. Karena hal ini tidak bisa main-main, ini sangat sensitif dan khawatir anak itu seperti narkoba jadi kecanduan bahkan pornografi kan lebih bahaya dari narkoba. Jadi langkahnya memang kita panggil orang tua. Kasus ini dalam tiga, ketika dia kelas 10 naik kelas 11,12 itu dia masih melakukannya lagi itukan berarti film pornografi ini bersifat kecanduan. itu memang termasuk pelanggaran dalam Kaus pornografi ini kan memang sudah ada di peraturan sekolah, jika siswa ketahuan didapati membawa, menyimpan dan mengedarkan VCD/Gambar porno di media atau lingkungan sekolah ada hukuman skorsing 2 hari dan Surat Peringatan 2, pembinaan dari walikelas, guru agama, guru BK dan pimpinan sekolah. Jika ada siswa siswi yang sedang berduaan dan pegangan tangan kita akan peringatkan jika dia mengulanginya lagi akan dilaporkan ke walikelas
9.
Berarti ini adalah usaha yang sudah maksimal ya bu. apakah siswa di sini jera bu akan hukuman itu?
10.
Oke bu, saya rasa penanganan di sekolah ini patut dicontoh oleh sekolah lainnya bu. pertanyaan saya sudah cukup bu, ibu menjelaskan dengan detail semuanya hehe, makasih banyak ya bu Nur..
dan pembinaan oleh guru agama, BK, pemanggilan orang tua, dengan SP 1 da skorsing 1 hari. Jika gaya pacarannya melebihi batas seperti berpelukan dan ciuman akan dapat panggilan dari guru BK, wali kelas, dan pemanggilan orang tua dengan SP 1 dan skorsing 2 hari. Apabila melebihi dari pelukan dan ciuman tentu pihak sekolah akan mengembalikan anak itu kepada orang tuanya. Kalau dari efek jera sihya presentasinya lumayan, anak-anak yang di rumah yang tidak diingatkan lagi oleh orang tuanya ini pasti akan terulang lagi. Jika perhatian orang tuanya bagus kan pasti tidak terulang lagi. Jadi peran serta orang tua itu sangat penting dan berpengaruh tidak hanya di sekolah tetapi di lingkungan, keluarga orang tua lalu sekolah. Iya sama-sama ya nak, kalau ada apa-apa tanya ibu lagi juga gapapa.
Lampiran 5 Hasil Observasi Informan BL 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nama Usia Jenis kelamin Agama Status Usia pertama kali menonton Waktu dan Tempat
: BL : 16 Tahun : Laki - laki : Islam : Pelajar (1SMA) : 4 SD : Sabtu, 13 Agustus 2016 di Blok M Plaza
Deskripsi
Makna
Peneliti mengenal BL dari informan ZP, Berdasarkan hasil observasi peneliti, BL mereka berteman dari SD dan satu sekolah saat merupakan orang yang terbuka dan SD dan SMP. Peneliti juga baru bertemu menceritakan
pengalaman
hidupnya
dengan BL sekali. Saat wawancara ada ZP dan walau hal itu adalah hal negatif. BL juga temannya „N‟ mereka bertiga sering juga dekat dengan teman-temannya, dia nongkrong bareng. Berbeda dengan ZP, BL berbicata apa adanya. Dia juga berani adalah orang yang lebih terbuka dan dia untuk mengoda wanita yang belum ia menceritakan tentang pengalaman menonton kenal lama. Dia tidak merasa khawatir film pornografi di warnet saat sd dengan tentamg dampak yang terjadi akibat terbuka dan detail. BL sering bercanda dan film pornografi. membuat ZP dan temannya n tertawa. Saat menceritakan
tentang
pengalaman
dalam
melakukan pelecehan seksual BL terlihat santai dan merasa nyaman dengan suasana yang ada. Dia tidak malu lagi menceritakan hal itu walau ada teman peneliti, zp dan n. Dia juga termasuk
orang
yang
mudah
mengoda
perempuan dan bercanda-canda. Temannya „n' bilang kalau bl adalah orang yang bokep dan membicarakan hal yang berbau pornografi. Dan itu ditanggapi santai dengan BL. Dia merasa tidak khawatir, cuek dan terlihat jujur. Tetapi saat membicarakan pelecehan seksual
kepada temannya „D‟ raut wajahnya mulai berbeda ada rasa penyesalan disitu karena sejak saat itu „D‟ yang ia suka menjadi lost contact. Tetapi dia menceritakan pelecehannya dengan detail, dia menceritakan pelecehannya sekitar empat kali. Dia berhenti melakukannya pelecehan seksual ketika sudah mendapatkan acar yang dapat memuaskan hasrat seksualnya. Karena dia berpikir bahwa lebih baik dia melakukan hanya kepada satu orang daripada ke beberapa orang yang tidak dikenalinya.
Hasil Observasi ZP 1. 2. 4. 5.
Nama Usia Status Waktu dan Tempat
: ZP : 17 tahun : Pelajar : Jakarta, 27 Juni 2016, 16.30 – 18.25
Deskripsi Peneliti baru bertemu ZP
Makna
pertama kali, peneliti ZP
mengenal ZP dari bantuan teman peneliti.
merupakan
pribadi
yamg
tertutup jika orang lain tidak dapat
Saat wawancara dengan ZP, dia sedikit tertutup dan pendiam. Kalo tidak ditanya dia tidak hanya diam
memahami dirinya. Dia mulai
saja. Tetapi lama kelamaan, saat peneliti sudah dapat terbuka saat dia mempercayai menjalin relasin dengannya, dia mulai terbuka. Dia
orang tersebut, cata berbicaranya
menjawab pertanyaan informan dengan jelas, dia menceritakan tentang awal dia menonton film
juga
sopan
pornografi. Saat membicarakan pelecehan seksual merasa yang dia lakukan dia diam sejanak dan menceritakan peleceham seksual yang ia lakukan. Dia bilamg dia malu pernah melakukan pelecehan itu, akhirnya dia tidak pernah melakukannya lagi. Karena itu dia memiliki pacar yang bisa memberhentikan dirinya untuk tidak melakukan pelecehan seksual. Tetapi dia mengakui bahwa cara berpacarannya tidak sampai seperti film pornomgrafi karena dia masih takuy untuk melakukannya
dan
menyesal
teratur.
Dia
dan
malu
melakukan pelecehan seksual.
Hasil Observasi MT 1. 2. 3. 4. 5.
Nama Usia Jenis kelamin Status Waktu Wawancara Muncul
: MT : 22 tahun : Laki-laki : Karyawan Salon : Kamis,18Agustus2016,Rumah makan Sego
Deskripsi
Makna
Peneliti bertemu informan di tempat makan MT sudah coming out sebagai seorang gay, sego muncul. Peneliti mengenal informan namun dia merasa tidak peduli tentang apa dari teman peneliti. MT adalah seorang yang dipikirkan oramg lain tentang dirinya. homoseksual, dia baru merasakan hal itu 2thn Dia juga menyayangi ibunya, mt banyak yg
lalu
akinat
lingkungannya.
faktor Awalnya
sakit saat
hati
dan memiliki kenalan dan ini membuktikan
bertemu bahwa mt adalah orang yang mudah bergaul
dengan mt dia seperti judes tetapi setelah di lingkungannya. Mt mudah terbuka kepada berbicara banyak ternyata mt orangnya orang, dan dia menceritakan hal pribadi terbuka dan asyik. Dia menceritakan tentang kepada teman perempuannya „n‟. Mt cukup bagaimana dia menjadi seorang gay dengan sering menonton film porno, saat dia merasa teratur
dan
membicarakan
dia film
juga
terbuka
porno.
Dia
saat bosan dia juga menonton film porno. Mt juga sering bergosip dan dia merupakan orang
menunjukan kepada penelti tentang film yang cuek ini terbukti dia membicarakan porno yang suka ia tonton. Dia juga berani tentang hubungannya dengan pacar lelakinya. jika mengodai lelaki yang ia suka. Saat wawancara ia juga berbisik kepada informan dan temannya „n' dan membicarakan tentang lelaki yang jalan di depannya „dia macho tuh'.
Hasil Observasi YG 1. Nama 2. Usia 3. Jenis kelamin 4. Status 5. Tempat dan Waktu
: YG : 17 tahun : Laki-laki : Jaga Warnet : Rumah YG, 14 Juli 2016, 13.00 – 15.30
Deskripsi
Makna
Peneliti bertemu dengan informan “YG” di Berdasarkan hasil observasi informan rumahnya. Kebetulan informan adalah tetangga “YG” adalah orang yang terbuka ini peneliti. Walaupun begitu, peneliti tidak dekat terbukti dia menceritakan kehidupannya dengan informan. tetapi tidak sulit membangun secara jujur kepada informan. Walaupun relasi karena dia memiliki sikap cuek dan cepat dia
menyesali
perbuatannya
dan
dekat dengan orang lain. Peneliti melakukan khawatir akan masa depannya, informan wawancara di depan rumahnya, di dalam rumah tetap bertanggung jawab dengan apa ada ibu dan istrinya yang sedang hamil, semuanya yang sudah ia perbuat. Dia juga tidak welcome kepada peneliti.
peduli dengan omongan orang lain
Saat di wawancarai “YG” terlihat santai tanpa tentang dirinya, hal ini terbukti ketika ia beban,
dia
menceritakan
semuanya
secara sudah mengetahui banyak ibu-ibu yang
terbuka. Dia juga menunjukan warnet tempat dulu membicarakan masalahnya dia tetap informan menonton film porno kepada peneliti. menyapa ibu-ibu tersebut. Tetapi
saat
berbicara
mengenai
kehamilan
istirnya, raut wajah “YG” berubah dia terdiam sejenak sambil memejamkan mata sebnetar, dia merasakan penyesalan atas dampak dari film pornografi
itu.
Dia
terlihat
gelisah
disaat
menceritakan dia belum siap untuk menjadi orang tua. Hal itu tidak berselang lama karena informan tidak ingin menunjukan kesdihan kepada peneliti. “YG”
kembali
tertawa
saat
ada
tetangga
perempuannya yang lewat di depan rumahnya dan dia menyapanya, dia berbicara kepada informan mengenai perempuan itu kalau perempuan itu
menarik tetapi informan meyakini peneliti kalau dia menggoda perempuan saat ini hanya iseng saja dia tetap memikirkan dan setia terhadap istirnya. Setelah wawancara hari pertama selesai, peneliti tak sengaja bertemu dengan infoman dan dia terlihat juga menyapa seorang ibu-ibu dan disitu dia bercerita bahwa ibu itu pernah menyebarkan aib dirinya. Tetapi hal itu ditanggapi santai oleh informan.
Hasil Observasi AA 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Usia Jenis kelamin Status Usia saat menonton film porno Waktu
: AA : 21 tahun : Perempuan : Mahasiswi : 2SMP : 19 Juni 2016
Deskripsi
Makna
Peneliti bertemu informan saat bulan puasa Berdasarkan observasi, informan merupakan dan kita memutuskan untuk bertemu sebelum orang yang terbuka, mudah beradaptasi, jujur magrib dan buka bersama. Informan adalah dan cuek. Dan dia merasa baik-baik saja akan mantan adik kelas peneliti, namun awalnya dampak pornografi yang ada, dia merasa informan
tidak
mengenalnya.
Peneliti percaya diri dengan hubungan dia dan
mengenal dia lewat teman peneliti. “AA” pacarnya. Dia tidak peduli dengan omongan merupakan anak yang supel, cuek, terbuka orang lain karena dia merasa inilah hidup dan apa adanya. Saat bertemu dia langsung gue. Dia juga merupakan orang yang berani menyapa dan masing-masing menanyakan dalam
berbicara,
kabar. Semua pertanyaan dia jawab secara membicarakan jelas dan detail. Dia menceritakan dengan pornografi santai bahkan dia menceritakan sambil tertawa dan penuh canda. Ketika ada laki-laki lewat dia suka membicarakan hal yang berbau pornografi, kata-kata yang terlontar juga tidak jauh dari pornografi. Informan juga
membicarakan
dirinya
bersama
pacarnya yang sudah melampau batas namun ia tidak merasa segan dalam menceritakan hal tersebut.
dia hal-hal
santai yang
saja
saat
berbau
Lampiran 6 DOKUMENTASI
Informan YG yang sedang menonton film Porno di Warnet
Warnet tempat Informan YG bekerja
Saat peneliti mewawancarai bu Nia, Guru BK Al-Azhar
Informan ZP yang sedang di wawancarai peneliti
Saat sidang munaqasyah pada tanggal 29 September 2016
Setelah sidang munaqasyah pada tanggal 29 September 2016