ISSN 2406-8691
Volume 1 Nomor 1, Oktober
MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SEMARANGTAHUN PELAJARAN 2014/2015 Yanuar Brasista Amar Faishal Heri Saptadi Ismanto Padmi Dhyah Yulianti ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi kurangnya interaksi sosial yang dimiliki siswa. Kurangnya interaksi sosial akan menghambat siswa dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya terutama dibidang pribadi. Permasalahan yang diungkap dalam penelitian ini adalah Apakah Layanan Penguasaan Konten Menggunakan Media Puzzle Efektif Untuk Meningkatkan Interaksi Sosial Siswa? Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Efektifitas Layanan Penguasaan Konten Menggunakan Media Puzzle Untuk Meningkatkan Interaksi Sosial Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 01 Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan jumlah 441 siswa. Sampel yang diambil 30 siswa dengan menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui skala interaksi sosial. Desain penelitian yang digunakan adalah one group pre-test post-test design.Berdasrkan ujia validitas diperoleh 30 soal valid, sedangkan pada uji reliabilitas diperoleh hasil r11> rtabel ,0,917 > 0,361 dengan demikian instrumen skala interaksi sosial reliabel. Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang dilakukan dari data awal skor rata-rata sebesar 74,67, sedangkan hasil dari data akhir diketahui skor rata-rata sebesar 90,8. Rata-rata nilai hasil interaksi sosial siswa menunjukkan adanya selisih skor sebesar 15,8 yang berarti interaksi sosial siswa meningkat. Berdasarkan hasil perhitungan analisis rumus uji t diperoleh thitung sebesar 4,563 sementara ttabel dengan db N-1 = 30-1 = 29, dengan taraf signifikansi 0,05 sebesar 2,045. Karena t-hitung >t-tabel, atau 4,563 >2,045, sehingga hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi layanan penguasaan konten dengan menggunakan media puzzle efektif untukmeningkatkan interaksi sosial siswa kelas X SMA Negeri 1 Semarang tahun pelajaran 2014/2015diterima pada taraf signifikansi 0,05. Dari hasil penelitian disarankan siswa memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling. Bagi Guru bimbingan dan konseling agar dapat memprogramkan dan melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai dengan kebutuhan siswa. Bagi Kepala sekolah supaya dapat merumuskan kebijakan dalam memberikan dua jam pelajaran efektif masuk kelas untuk layanan bimbingan dan konseling agar dapat mencapai pelayanan terhadap peserta didik secara optimal. Kata Kunci: Layanan Penguasaan Konten Dengan Menggunakan Media Puzzle, Interaksi Sosial. 102
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
bahwa
A. LATAR BELAKANG
berinteraksi
sosial yang maksimal merupakan
MASALAH Pada
kemampuan
dasarnya,
manusia
salah
satu
tujuan
dari
proses
adalah mahluk sosial atau zoon
pembelajaran yang dijalani siswa
politicon. Di dalam diri manusia
disekolah,
terdapat
untuk
berinteraksi dengan baik terutama
berkomunikasi, bergaul, dan bekerja
dalam belajar maka mereka akan
sama dengan orang lain. Interaksi
lebih mudah untuk diterima di
dengan
lingkungan
keinginan
orang
lain
merupakan
jika
seorang
sekolah
siswa
terutama
di
diri
lingkungan kelas. Apabila interaksi
manusia. Setiap manusia berkenalan,
sosial dengan kelompok itu sifatnya
bekerja
positif akan sangat berguna bagi
kebutuhan
mendasar
sama,
dalam
berorganisasi,
bersaing, bahkan berkonflik untuk
perkembangan
mendapatkan
Namun
sesuatu
melalui
Interaksi sosial pada dasarnya suatu
apabila
tersebut.
interaksi
sosial
dengan kelompok itu cenderung
interaksi sosial.
adalah
siswa
hubungan
individu
negatif maka akan berdampak pada perilaku
siswa
tersebut
yang
antara individu, atau individu dengan
menyimpang. Kehidupan kelompok
kelompok
ini, bukan ditentukan oleh adanya
yang
mempengaruhi,
saling mengubah,
interes/kepentingan,
tetapi
karena
memperbaiki, kelakuan dalam hidup
adanya the basic condition of a
bersama. Apabila interaksi sosial
common life yaitu
terjalin dengan baik hal ini akan
dasar adanya kehidupan bersama.
bermanfaat bagi siswa itu sendiri.
(Santosa 2006 : 10). Berdasarkan hasil wawancara
Siswa akan merasa percaya diri apabila
bertemu
dengan
guru,
syarat-syarat
dengan
guru
bimbingan
dan
hubungan dengan teman terjalin
konseling SMA Negeri 1 Semarang
dengan baik, serta proses belajar
pada
mengajar menjadi lancar. Hal ini
diperoleh hasil bahwa tidak sedikit
sesuai dengan pendapat Putra (dalam
siswa mengalami kesulitan dalam
Mistio 2012: 1-2) yang menyatakan
berinteraksi dengan guru maupun
tanggal
1
Februari
2014
103
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
teman sebayanya di sekolah. Hal ini
individu (sendiri-sendiri atau pun
dibuktikan dengan banyaknya siswa
dalam kelompok) untuk menguasai
yang berasal dari luar pulau Jawa
kemampuan atau kompetensi tertentu
yang kurang bisa menyesuaikan diri
melalui
dengan lingkungan di SMA N 1
Kemampuan atau kompetensi yang
Semarang. Banyak siswa individualis
dipelajari itu merupakan satu unit
atau mementingkan dirinya sendiri,
konten yang di dalamnya terkandung
berteman hanya dengan teman yang
fakta dan data, konsep, proses,
disukai,
atau
hukum dan aturan, nilai, persepsi,
membuat geng, dan terjadi konflik
afeksi, sikap dan tindakan yang
antara senior dan yuior. Selain itu
terkait
dari
memberikan
suka
berkelompok
Daftar Cek Masalah (DCM)
kegiatan
di
belajar.
dalamnya. layanan
Dalam
penguasaan
yang peneliti lakukan di peroleh hasil
konten, peneliti menggunakan media
bahwa bidang permasalahan sosial di
puzzle. Berdasar dari latar belakang
SMA N 1 Semarang pada kelas X
tersebut diatas, peneliti mengadakan
mencapai 61,84 % dan paling banyak
penelitian
dalam
“Meningkatkan
permasalahan
kehidupan
mendapatkan khususnya
respon
guru
konseling.
perlu
dengan media puzzle pada siswa
dari
guru
kelas X SMA N 1 Semarang Tahun
Dalam
dan
digunakan
untuk
yang
dapat
meningkatkan
interaksi sosial siswa. Salah satu jenis
layanan
bimbingan
dan
konseling adalah layanan penguasaan konten. Menurut Prayitno (2004: 2) layanan
Pelajaran 2014/2015”.
program
bimbingan dan konseling terdapat layanan
sosial
ini
bimbingan
beberapa
interaksi
judul:
melalui layanan penguasaan konten
sosial dan berorganisasi. Permasalahan
dengan
penguasaan
konten
merupakan layanan bantuan kepada
KAJIAN TEORI A. INTERAKSI SOSIAL 1.
Pengertian Interaksi Sosial H. Bonner (dalam Santosa, 2006: 11) menyatakan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antara individu atau lebih, dimana kelakuan individu 104
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
yang
satu
kelangsungan interaksi sosial
mempengaruhi,
mengubah, atau memperbaiki
ini,
kelakuan individu yang lain atau
sederhana,
sebaliknya.
merupakan
proses
yang
27)
kompleks,
tetapi
dapat
interaksi
dibedakan
beberapa
faktor
Selanjutnya
Syarbaini
(2002:
menyatakan
bahwa
meskipun
ternyata
yang
mendasari
pengaruh yang tampak dalam
sosial,
baik
pergaulan
maupun bergabung.
sosial
berupa
hubungan
hidup
bersama.
bentuknya
interaksi
yang
tunggal
Walgito (dalam Mistio 2012: 2)
Menurut Walgito (2002: 58)
menegaskan
faktor
bahwa
interaksi
yang
mendasari
sosial adalah hubungan antara
interaksi sosial adalah: a)
individu satu dengan individu
faktor
yang
sugesti, c) faktor identifikasi
lain
memengaruhi
yang
saling
dan
imitasi,
b)
faktor
dan d) faktor simpati.
terdapat
hubungan saling timbal balik. Berdasarkan pendapat diatas
3.
Ciri-Ciri Interaksi Sosial
menyimpulkan
Menurut Santosa (2006: 11)
bahwa Ineraksi sosial adalah
ciri-ciri interaksi sosial adalah
suatu hubungan individu antara
sebagai berikut:
individu atau individu dengan
a) Adanya hubungan.
peneliti
dapat
kelompok
saling
Setiap interaksi sudah barang
mengubah,
tentu terjadi karena adanya
yang
mempengaruhi,
memperbaiki kelakuan dalam
hubungan
antara
pergaulan hidup bersama.
dengan individu
individu maupun
individu dengan kelompok. 2. Faktor-Faktor
Interaksi
Setiap
Sosial H.
b) Ada individu.
Bonner
Soyomukti, menerangkan
2010:
interaksi
sosial
(dalam
menuntut tampilnya individu-
316)
individu yang melaksanakan
bahwa
hubungan. 105
2014
ISSN 2406-8691
Volume 1 Nomor 1, Oktober
c) Ada tujuan
hubungan yang dikhususkan, h)
Setiap
interaksi
sosial
adanya kondisi hubungan yang
tujuan
tertentu
tercatat, i) adanya hubungan
mempengaruhi
sikap antar individu, dan j)
memiliki seperti
adanya
individu lain.
pengaruh
dalam
kelompok. Selanjutnya Dewi (2009: 38-39)
membagi
ciri-ciri
interaksi sosial sebagai berikut: a) jumlah pelaku lebih dari
4.
Bentuk-Bentuk
Interaksi
Sosial Basrowi
(2005:
145)
seorang, dapat dua orang atau
mengemukakan bahwa bentuk-
lebih, b) adanya komunikasi
bentuk interaksi sosial dapat
antara
berupa :
para
pelaku
dengan
menggunakan simbol-simbol, c)
a) Kerjasama (cooperation)
adanya suatu dimensi waktu
Merupakan
yang
proses
meliputi
lampau,kini,dan
masa
akan
datang
suatu
sosial
bentuk
dimana
di
dalamnya terdapat aktifitas
yang menentukan sifat dari aksi
tertentu
yang sedang berlangsung. d)
untuk
adanya tujuan-tujuan tertentu,
bersama
terlepas dari sama atau tidak
membantu
sama dengan yang diperkirakan
memahami terhadap aktifitas
oleh para pengamat.
masing-masing.
Peneliti
dapat
menyimpulkan
yang
ditunjukan
mencapai
tujuan
dengan
saling
dan
saling
b) Persaingan (competition)
bahwa ciri-ciri interaksi sosial
Merupakan suatu usaha dari
adalah
seseorang
sebagai
berikut:
a)
untuk
mencapai
adanya suatu hubungan atau
sesuatu yang lebih daripada
interaksi, b) adanya pelaku, c)
yang lainnya.
tujuan,
d)
komunikasi,
e)
dimensi
waktu,
f)
adanya
pengaruh
sosial,
g)
adanya
c) Akomodasi atau peyesuaian diri (accomodation) 106
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
Merupakan hubngan antara
satu
kedua
berdasarkan kepentingan dan
belah
pihak
menunjukan
yang
keseimbangan
kesepakatan
tujuan bersama.
dengan
d) Akulturasi
nilai dan norma-norma sosial
Akulturasi
yang
berpadunya dua kebudayaan
yang
berhubungan
berlaku
dalam
adalah
yang
masyarakat. d) Pertentangan atau pertikaian
berbeda
membentuk
suatu
kebudayaan
(conflict) Merupakan
bentuk
persaingan yang berkembang
dan
tidak
baru
dengan
menghilangkan
ciri
kepribadian masing-masing.
kearah negatif. A. LAYANAN Gillin (dalam Maryati, 2012: 72)
mengemukakan
bahwa
bentuk-bentuk interaksi sosial:
PENGUASAAN
KONTEN 1. Pengertian
Layanan
Penguasaan Konten Menurut
a) Kerjasama
Sukirman
usaha
(dalam Endang, 2012: 21)
bersama antarindividu atau
layanan penguasaan konten
kelompok untuk mencapai
merupakan layanan bantuan
tujuan bersama.
kepada
Kerjasama
adalah
individu
untuk
menguasai kemampuan atau
b) Akomodasi Akomodasi merupakan cara
kompetensi tertentu melalui
untuk
kegiatan belajar. Salahudin
menyelesaikan
pertentangan
tanpa
mengancurkan lawan. c) Asimilasi
(2010:
139)
menyatakan
layanan penguasaan konten yaitu layanan yang membantu
Asimilasi merupakan usaha
siswa
menguasai
untuk mengurangi perbedaan
tertentu, terutama kompetensi
antar individu atau antar
dan
kelompok guna mencapai
berguna dalam kehidupan di
atau
kebiasaan
konten
yang 107
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
sekolah,
keluarga,
dan
oleh pendapat Hallen (2005: 79) yang menyatakan bahwa
masyarakat. Berdasarkan
uraian
di
layanan
pembelajaran
ini
atas maka dapat disimpulkan
dimaksudkan
bahwa layanan penguasaan
memungkinkan peserta didik
konten
adalah
memahami
bantuan
yang
layanan
untuk
dan
diberikan
mengembangkan sikap dan
kepada individu (siswa) baik
kebiasaan belajar yang baik,
sendiri
keterampilan
maupun
kelompok
dan
materi
untuk menguasai kemampuan
belajar yang cocok dengan
atau
kecepatan
dan
melalui kegiatan belajar yang
belajarnya,
serta
tuntutan
berguna dalam kehidupan di
kemampuan
yang
berguna
sekolah,
dalam
kompetensi
tertentu
keluarga,
dan
kehidupan
perkembangan
masyarakat. 2. Tujuan
Layanan
dan optimal
dirinya. Dari berbagai pendapat
Penguasaan Konten Prayitno
kesulitan
(dalam
Sigit
Hariyadi
2012:
51)
menyatkan
bahwa
tujuan
tokoh
diatas
disimpulkan
dapat
bahwa
tujuan
layanan penguasaan konten
umum layanan penguasaan
adalah
agar
terkuasainya
konten
agar
konten
atau
kompetensi
atau
pembelajaran tertentu serta
adalah
terkuasainya
konten
kompetensi tertentu
pembelajaran
serta
pemahaman,
menambah mengarahkan
menambah
pemahaman,
mengarahkan
sikap
dan
kebiasaan tertentu, memenuhi
sikap dan kebiasaan tertentu,
kebutuhan
dan
mengatasi
memenuhi
permasalahannya
sesuai
kebutuhan
dan
mengatasi permasalahannya. Tujuan
layanan
dengan fungsi konselingnya agar
berguna
dalam
penguasaan konten diperkuat 108
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
kehidupan dan perkembangan
penugasan
dan
yang optimal bagi individu.
terbatas, survei lapangan, percobaan,
3. Teknik
Layanan
(2004:
menyatakan yang
bahwa
digunakan
latihan
tindakan).
10)
Tohirin,
2007:
160-161)
teknik
menyatakan bahwa teknik di
dalam
atas harus pula didukung oleh
layanan penguasaan konten,
dua hal:
yaitu:
a) Melakukan
a) Penyajian
sentuhan
Konselor
dan
Menurut Prayitno (dalam
penguasaan Konten Prayitno
latihan
menyajikan
(high
sentuhantingkat
tinggi
touch)
yang
materi
pokok
konten,
menyangkut
aspek-aspek
setelah
para
peserta
kepribadian
dan
disiapkan
sebagaimana
terutama
mestinya.
Konselor
mendorong
langsung
aktif para
untuk
dan peserta,
memantapkan
wawasan dan pemahaman peserta, kaitan
siswa aspek-aspek
afektif, semangat, nilai-
b) Tanya jawab dan diskusi
partisipasi
kemanusiaan
serta
berbagai
dalam
segenap
aspek-aspek konten.
nilai, dan moral b) Pemanfaatan
teknologi
tinggi (high tech) guna menjamin kualitas penguasaan konten.
4. Tahapan
Layanan
Penguasaan Konten Menurut Prayitno (dalam
c) Kegiatan lanjutan Sesuai dengan penekanan
Tohirin,
aspek tertentu dari konten
menyatakan
dilakukan
pelaksanaan
berbagai
2007:
162-163)
bahwa
dalam layanan
kegiatan lanjutan (berupa
penguasaan konten melalui
diskusi
tahap-tahap sebagai berikut:
kelompok,
109
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
a) Perencanaan
yang
menetapkan
prosedur
mencakup: 1) menetapkan
evaluasi,
subjek (siswa) yang akan
instrumen evaluasi,
dilayani (menjadi peserta
4)
layanan), 2) menetapkan
instrument
dan menyiapkan konten
mengolah hasil aplikasi
yang akan dipelajari secara
instrumen.
rinci,
3)
proses
menetapkan
dan
langkah
langkah-
layanan,
4)
menetapkan
dan
menyiapkan
fasilitas
layanan termasuk media dengan perangkat keras dan
lunaknya,
dan
5)
d) Analisis yang
evaluasi,
melaksanakan layanan
5)
evaluasi 1)
standar
2)
melakukan
analsis dan menetapkan hasil evaluasi. e) Tindak
lanjut
yang
mencakup: 1) menetapkan
lanjut,
1)
hasil
menetapkan
administrasi.
mencakup:
evaluasi,
mencakup:
jenis
yang
menyusun
mengaplikasikan
menyiapkan kelengkapan
b) Pelaksanaan
3)
dan
arah
tindak 2)
mengomunikasikan rencana
tindak
lanjut
kegiatan
kepada siswa dan pihak-
melalui
pihak lain yang terkait,
pengorganisasian
proses
pembelajaran penguasaan konten,
2)
dan
3)
rencana tindak lanjut. f) Laporan yang mencakup:
mengimplementasikan
1)
high touch dan high tech
pelaksanaan
dalam
penguasaan
proses
pembelajaran. c) Evaluasi
melaksanakan
menyusun
laporan layanan
konten,
menyampaikan
2)
laporan
yang
kepada pihak-pihak terkait
mencakup:1) menetapkan
(khususnya kepala sekolah
materi
atau
evaluasi,
2)
madrasah)
sebagai 110
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
penanggung jawab utama
pengembangan
layanan
beragama.
bimbingan
dan
Sukardi
konseling di sekolah atau madrasah,
dan
3)
(2008:
62)
menegaskan bahwa isi dari
mendokumentasikan
layanan
pembelajaran
laporan layanan.
dalam layanan penguasaan konten
5. Isi
kehidupan
Layanan
Penguasaan
meliputi:
pengenalan
di
a)
siswa
yang
mengalami masalah belajar
Konten Menurut Tohirin (2007:
tentang
kemampuan,
160) layanan konten yang
motivasi,
sikap,
merupakan isi layanan dapat
kebiasaan
belajar.
merupakan satu unit materi
pengembangan
yang
sikap, dan kebiasaan belajar.
menjadi
pokok
c)
yang dikembangkan oleh
keterampilan
pembimbing atau konselor
pengajaran
dan diikuti oleh sejulah
program pengayaan.
Isi
pengembangan belajar.
d)
perbaikan.
e)
Dari
layanan
b)
motivasi,
bahasan atau materi latihan
siswa.
dan
berbagai
penguasaan konten dapat
pendapat
mencakup:
(a)
dapat menyimpulkan bahwa
kehidupan
isi dari layanan penguasaan
pengembangan
diatas
pribadi, (b) pengembangan
konten
adalah
kemampuan
materi
tentang
hubungan
peneliti
berbagai bidang
sosial, (c) pengembangan
bimbingan
kegiatan
(d)
meliputi bimbingan pribadi,
dan
sosial, belajar, dan karir,
belajar,
pengembangan perencanaan pengembangan berekeluarga,
karir,
(e)
kehidupan
untuk
konseling
pemahaman
dan
pengembangan siswa.
(f) 111
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
permainan untuk menyatukan
B. MEDIA PUZZLE
pecahan
1. Pengertian Media Puzzle Arief, dkk
(2006:
7)
keping
untuk
membentuk sebuah gambar
mengemukakan media adalah
atau
segala sesuatu yang dapat
ditentukan. Istilah puzzle ini
digunakan
untuk
oleh masyarakat Indonesia
dari
dikenal sebagai permainan
menyalurkan pengirim
pesan ke
penerima
sehingga dapat merangsang
tulisan
yang
telah
bongkar pasang. Dari beberapa pendapat
pikiran, perasaan, perhatian
diatas
dan minat serta perhatian
bahwa bahwa media puzzle
siswa
adalah segala sesuatu yang
sedemikian
sehingga
proses
terjadi.
rupa belajar
Sedangkan,
Prawiradilaga
(2009:
64)
dapat
dapat
disimpulkan
digunakan
menyalurkan
untuk
pesan
dari
pengirim ke penerima melalui
media
permainan
konstruksi,
pembelajaran adalah media
merangkai
potongan-
yang dapat menyampaikan
potongan gambar sehingga
pesan
atau
dapat merangsang pikiran,
mengandung muatan untuk
perasaan, perhatian dan minat
membelajarkan seseorang.
serta
mengemukakan
pembelajaran
Dalam Bahasa
Kamus
Indonesia
dapat
rupa
siswa
Besar
sedemikian
puzzle
proses belajar terjadi.
sehingga
diartikan
mencengangkan,
2. Tujuan Penggunaan Media
membingungkan, mengaduk, mengacau, mengganggu, dan kesandung. Indriana
perhatian
Juwadi
3)
menyatakan bahwa dengan
Setiawan,
bermain puzzle siswa akan
2012: 29) menyatakan bahwa
mencoba
puzzle
masalah
adalah
(2013:
Dina
Menurut
(dalam
Puzzle
sebuah
memecahkan yaitu
menyusun 112
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
gambar yang hal tersebut erat
puzzle
kaitannya
meningkatkan
dengan
ini
juga
keterampilan kognitif siswa.
interaksi
Selain itu dengan penggunaan
karena
media puzzle ini siswa dapat
berkelompok.
meningkatkan interaksi karena
sosial
mereka
dilakukan
secara
sosial
mereka
dilakukan
secara
3. Teknik Penerapan Media Puzzle Rokhmat
Al-Azizy
(2010:
79)
bahwa
penerapan
menyatakan
dapat
media
menciptakan
(2006:
50)
menyatakan penerapan media puzzle
yaitu
dengan
permainan konstruksi melalui
kreativitas,
menyenangkan
kegiatan
dan
membosankan,
menjodohkan
tidak
kemampuan
kemampuan
berkelompok.
puzzle
dapat
memasang
atau
kotak-kotak
melatih anak berpikir logis,
atau bangun-bangun tertentu
mengembangkan ide siswa,
sehingga
memebantu
membentuk
siswa
untuk
memahami suatu persoalan
tertentu.
dengan mudah dan cepat.
Rahmaneli
Dari beberapa pendapat diatas
dapat
akhirnya sebuah
pola
Selain
itu,
(2007:
24)
mengemukakan bahwa dalam
ditarik
penerapannya puzzle dimulai
kesimpulan
bahwa
tujuan
dari
merangkai
penggunaan
media
puzzle
potongan
potongan-
gambar
yang
adalah untuk melatih melatih
berantakan menjadi sebuah
koordinasi mata, tangan dan
gambar
yang
utuh.
pikiran
Sedangkan,Adenan
(dalam
siswa
dalam
menyusun kepingan puzzle,
Soedjatmiko,
2008:
9)
siswa juga dapat mencoba
menambahkan
memecahkan masalah yaitu
penerapannya media puzzle
dengan menyusun gambar,
adalah media dengan cara
selain itu penggunaan media
bermain untuk memotivasi
dalam
113
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
diri
secara
nyata
dan
merupakan daya penarik yang kuat.
A. TEMPAT
DAN
WAKTU
PENELITIAN
Dari pendapat di atas dapat
METODE PENELITIAN
disimpulkan
pada
dasarnya
bahwa metode
penerapan media puzzle ini
Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMA Negeri 1 Semarang pada Semester
II
Tahun
Ajaran
2014/2015.
adalah media yang dalam pelaksanannya dengan cara
B. VARIABEL PENELITIAN
dalam
bentuk
Variabel dalam penelitian ini
baik
dengan
yaitu terdiri atas variabel bebas (X)
merangkai atau menjodohkan
yaitu layanan penguasaan konten
gambar ataupun merangkai
melalui media puzzle dan variabel
sebuah huruf untuk menjadi
terikat (Y) yaitu interaksi sosial.
bermain kelompok
sebuah kata. C. DEFINISI OPERASIONAL 1. Interaksi sosial
C. HIPOTESIS Berdasarkan
kajian
teori
Interaksi
sosial
adalah
suatu
diatas maka peneliti mengajukan
hubungan individu antara individu
hipotesis kerja yaitu: “Layanan
atau individu dengan kelompok yang
penguasaan
saling mempengaruhi, mengubah,
media puzzle
konten
dengan
efektif untuk
memperbaiki
kelakuan
dalam
meningkatkan interaksi sosial
pergaulan hidup bersama. Indikator
pada siswa kelas X SMA Negeri
pada ciri-ciri interaksi sosial yaitu
1 Semarang Tahun Pelajaran
adanya
2014/2015”.
hubungan yang dikhususkan, kondisi
pengaruh
sosial,
adanya
hubungan yang tercatat, hubungan sikap antar individu, dan adanya pengaruh dalam kelompok.
114
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
2. Layanan penguasaan konten
D. METODE
DAN
DESAIN
PENELITIAN
dengan media puzzle Layanan penguasaan konten
Metode
dengan media puzzle adalah layanan
digunakan
bantuan
adalah metode penelitian eksperimen
yang
diberikan
kepada
penelitian dalam
yang
penelitian
individu (siswa) baik sendiri maupun
yaitu
kelompok
menguasai
penelitian pra-eksperimental dengan
kemampuan atau kompetensi tertentu
model one group pretest posttest
melalui
design.
untuk
kegiatan
belajar
yang
berguna dalam kehidupan di sekolah,
puzzle
sebagai
perantara
SAMPLING 1. Populasi
penyampaian konten yang berupa permainan
konstruksi,
merangkai
rancangan
E. POPULASI, SAMPEL DAN
keluarga, dan masyarakat dengan media
menggunakan
ini
Populasi merupakan keseluruhan dari
objek
penelitian.
Dalam
potongan-potongan gambar sehingga
penelitian ini sebagai populasi siswa
dapat merangsang pikiran, perasaan,
kelas X SMA Negeri 1Semarang
perhatian dan minat serta perhatian
Tahun Pelajaran 2014/2015 yang
siswa
berjumlah 441 siswa.
yang
dapat
dipergunakan
sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan
keputusan
2. Sampel
untuk
Menurut Arikunto (2010: 174)
kepentingan peserta didik (klien).
Sampel adalah sebagian atau wakil
Pelaksanaannya akan menggunakan
populasi
format
penelitian ini jumlah populasinya
klasikal
dan
selanjutnya
yang
diteliti.
Pada
dibagi beberapa kelompok untuk
441
merangkai
diambil untuk mewakili populasi
sebuah
mendiskusikannya.
puzzle
dan
Layanan
ini
diberikan kepada siswa sebanyak lima
kali
pertemuan
dengan
siswa,
maka
sampel
yang
adalah 30 siswa. 3.
Sampling Teknik
yang
digunakan
intensitas waktu 45 menit setiap
pengambilan sampel adalah dengan
pertemuan.
menggunakan teknik cluster random sampling, hal ini dikarenakan sampel 115
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
yang diambil secara acak berdasar
dikonsultasikan dengan rtabel product
kelompok.
moment untuk N=30, dengan taraf signifikan
F. TEKNIK
PENGUMPULAN
5%
sebesar
0,361.
Dikarenakan r11> rtabel ,0,917 > 0,361 dengan demikian instrumen skala
DATA Teknik
pengumpulan
data
interaksi sosial reliabel.
yang dipergunakan dalam penelitian ini
yaitu
menggunakan
hasil
H. TEKNIK ANALISIS DATA
obervasi, wawancara, dan
skala
1. Analisis Data
psikologis
dengan
menggunakan
skala likert tentang interaksi sosial.
Menurut
Arikunto
(2006:
306), teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk
G. UJI
VALIDITAS
DAN
RELIABILITAS INSTRUMEN
instrumen
mengukur menggunakan
memperoleh
suatu
kesimpulan.
Pengolahan data dilakukan dengan
1. Validitas instrumen Untuk
mengolah data hasil penelitian guna
kevalidan rumus
rumus statistik t-test. 2. Hipotesis Statistik
product moment.Berdasarkan analisis
Apabila hasil Ho = thitung< ttabel
korelasi product moment diperoleh r
pada taraf signifikan 5% maka Ho
sebesar 0,681. Angka
diterima dan Ha ditolak, sehingga
tersebut kemudian dikonsultasikan
hipotesis yang berbunyi “layanan
dengan rtabel product moment dengan
penguasaan konten dengan media
N= 30 dengan taraf signifikan 5%
puzzle efektif untuk meningkatkan
sebesar 0,361. Dikarenakan rhitung >
interaksi sosial pada siswa kelas X
rtabel,0,681 > 0,361 dengan demikian
SMA Negeri 1 Semarang tahun
item No 7 adalah valid.
pelajaran 2014/2015” ditolak. Jika
2. Reliabilitas instrumen
thitung>ttabel, maka (Ho) ditolak dan
hitung
(r xy)
Berdasarkan
analisis
(Ha) diterima, sehingga hipotesis
menggunakan
yang berbunyi “layanan penguasaan
rumus Alpha diperoleh r11 sebesar
konten dengan media puzzle efektif
0,917. Angka tersebut kemudian
untuk meningkatkan interaksi sosial
reliabilitas
dengan
116
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Semarang
tahun
pelajaran
2. Deskripsi Data Post-Test Skala Interaksi Sosial Berdasarkan hasil penelitian
2014/2015” diterima.
menunjukkan bahwa hasil post-test HASIL PENELITIAN DAN
skala interaksi sosial siswa terbanyak
PEMBAHASAN
pada kelas interval 77-99,5 sebanyak
A. Deskripsi Data
19 siswa atau 63% pada kategori
1. Deskripsi Data Pre-Test Skala
tinggi. Urutan kedua pada kelas interval
Interaksi Sosial
100,5-123
sebanyak
11
Berdasarkan hasil penelitian
siswa atau 37% pada kategori sangat
pre-test skala interaksi sosial siswa
tinggi, dan tidak ada siswa dalam
menunjukkan bahwa skor terbanyak
kategori rendah dan sangat rendah
pada kelas interval 53,5-76 sebanyak
yaitu pada kelas interval 53,5-76, dan
21 siswa atau 70% pada kategori
30-52,5.
rendah. Urutan kedua pada kelas
Apabila dilihat dari hasil rata-
interval 77-99,5 sebanyak 9 siswa
rata skor post-test skala kepercayaan
atau 30% pada kategori tinggi.
diri siswa sebesar 90,8 tergolong
Sedangkan pada rentangan angka 30-
dalam kelas interval (77-99,5). Maka
52,5 tidak ada siswa pada kategori
dapat disimpulkan bahwa secara
sangat rendah, dan tidak ada kategori
keseluruhan hasil post-test skala
sangat tinggi pada rentangan 100,5-
interaksi sosial siswa kelas X SMA
123.
Negeri 1 Semarang berada pada Apabila dilihat dari rata-rata
kategori tinggi. Dalam hal ini siswa
skor pre-test skala interaksi sosial
mengalami
peningkatan
dalam
siswa sebesar 74,67 tergolong dalam
berinteraksi sosial sebesar 15,8.
kelas interval (53,5-76). Maka dapat disimpulkan
bahwa
secara
B. Uji Validitas
skala
Untuk mengetahui validitas
interaksi sosial siswa kelas X SMA
butir soal perlu diadakan uji coba.
Negeri 1 Semarang berada pada
Uji coba ini dilakukan pada 30 siswa.
keseluruhan
hasil
pre-test
kategori rendah. 117
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
Hasilnya dari 50 soal, diperoleh 30
selanjutnya dikonsultasikan dengan
soal yang valid.
ttabel pada taraf signifikansi 0,05 dengan
N-1=30-1=29
yaitu
sebesar 2,045. Maka thitung 4,563>ttabel
C. Uji Reliabilitas Hasil
db
uji
reliabilitas
2,045 Dengan demikian koefisien
digunakan untuk menilai ketepatan
thitung sebesar 4,563 adalah signifikan
dan keajegan alat yang digunakan
pada taraf signifikan 0,05. Maka
dalam mengukur apa yang hendak di
dapat
ukur.
diterima
Untuk
mengukur
dan
disimpulkan yang
bahwa
artinya
(Ha)
layanan
memperoleh reliabilitas instrumen
penguasaan konten dengan media
dalam
penelitian
digunakan
puzzle efektif untuk meningkatkan
rumus
Alpha.
Berdasarkan
interaksi sosial siswa kelas X SMA
instrumen
Negeri 01 Semarang tahun pelajaran
perhitungan
ini
hasil
uji
penelitian secara keseluruhan dapat
2014/2015.
diketahui bahwa untuk nilai ΓΙΙ
Dari perhitungan tersebut di
sebesar 0,917 N= 30. Adapun besar
atas menunjukkan bahwa terjadi
ΓΙΙ > Γtabel atau
perbedaan antara interaksi sosial
ttabel
(0,361)
(0,917>0,361), dinyatakan reliabel
maka bahwa
interaksi
dapat
perhitungan sosial
adalah
siswa
sebelum
treatment
layanan
treatment D. Uji Hipotesis
mendapatkan
layanan
penguasaan
konten dengan media puzzle. Hal
Dalam penelitian ini, data dengan
penguasaan
konten dengan menggunakan media puzzle dan setelah
reliabel.
dianalisis
mendapatkan
menggunakan
tersebut berarti pemberian layanan penguasaan
konten
dengan
perhitungan uji-t yaitu untuk menguji
menggunakan media puzzle efektif
ada tidaknya perbedaan antara pre-
untuk meningkatkan interaksi sosial
test dan post-test dalam interaksi
siswa. Sehingga hipotesis nihil (Ho)
sosial siswa.
yang berbunyi “layanan penguasaan
dari
Perhitungan uji-t diketahui
konten dengan menggunakan media
hasil
puzzle
thitung
sebesar
4,563
tidak
efektif
untuk 118
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
meningkatkan interaksi sosial siswa
Layanan penguasaan konten
kelas X SMA Negeri 01 Semarang
dengan menggunakan media puzzle
tahun pelajaran 2014/2015’’ ditolak,
yang dilakukan oleh peneliti kepada
dan
siswa yang bertujuan agar siswa
hipotesis
berbunyi
kerja
“layanan
(Ha)
yang
penguasaan
mampu
menguasai
materi
yang
konten dengan menggunakan media
disampaikan, menuntut peran aktif
puzzle efektif untuk meningkatkan
dan kreatif peneliti sebagai pemberi
interaksi sosial siswa kelas X SMA
layanan
Negeri 01 Semarang tahun pelajaran
Pemberian layanan yang diberikan
2014/2015’’
oleh peneliti kepada siswa melalui
diterima
pada
taraf
media
signifikan 0,05.
yang
puzzle
berpengaruh.
dalam
layanan
penguasaan konten bertujuan untuk meningkatkan interaksi sosial pada
E. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian
siswa. Sehingga diharapkan siswa
yang dilakukan diperoleh data siswa
dapat meningkatkan interaksi sosial,
kelas X SMA Negeri 01 Semarang
agar
tahun pelajaran 2014/2015 bahwa
perkembangannya secara baik dan
siswa masih kurang bisa berinteraksi
optimal di masa yang akan datang
sosial, berdasarkan pada perolehan
dan lingkungannya.
hasil rata-rata pre-test dengan nilai
Pelaksanaan
dapat
mencapai
layanan
sebesar 74,67 dalam kategori rendah.
penguasaan konten dengan media
Untuk meningkatkan interaksi sosial
puzzle
yang dimiliki oleh siswa, maka
sebanyak lima kali pertemuan di
peneliti
layanan
mana topik yang dibahas disesuaikan
penguasaan konten dengan media
dengan indikator pada skala interaksi
puzzle. Dalam layanan penguasaan
sosial. Topik yang dibahas antara
konten dengan menggunakanmedia
lain tentang: sikap positif terhadap
puzzle yang diberikan, diharapkan
diri sendiri dan orang lain, cara
siswa
sosial
memotivasi orang lain, empati, cara
dengan guru atau teman dengan baik.
berkomunikasi yang baik pada orang
memberikan
dapat
berinteraksi
lain,dan
diberikan
cara
kepada
siswa
mengembangkan 119
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
kemampuan
keterampilan
Pembuktian
sosial.
hipotesis
Layanan penguasaan konten dengan
penelitian terkait hal tersebut dapat
menggunakan media puzzle, yang
dilihat dari hasil perhitungan uji-t
digunakan dalam layanan ini adalah
diperoleh thitung sebesar = 4,563,
menggunakan media puzzle yang
selanjutnya dikonsultasikan dengan
telah disesuaikan dengan topik yang
ttabel pada taraf signifikansi 0,05
dibahas.
dengan db N-1 = 30-1= 29 yaitu analisis
sebesar 2,045. Maka thitung 4,563>ttabel
deskriptif yang dilakukan dari data
2,045. Dengan demikian koefisien
awal (pre-test) diketahui skor rata-
thitung sebesar 4,563 adalah signifikan
rata sebesar 74,67, sedangkan hasil
pada taraf signifikan 0,05. Maka
dari data akhir (post-test) diketahui
dapat
skor rata-rata sebesar 90,8. Rata-rata
diterima,
nilai
penguasaan
Melalui
hasil
hasil
dari
post-test
skala
disimpulkan yang
bahwa
artinya
(Ha)
layanan
konten
dengan
interaksi sosial siswa menunjukkan
menggunakan media puzzle efektif
adanya peningkatan dibandingkan
untuk meningkatkan interaksi sosial
hasil dari pre-test dengan selisih
siswa kelas X SMA Negeri 01
15,8.
Semarang
Berdasarkan
pemberian
hal
layanan
tersebut
penguasaan
tahun
pelajaran
2014/2015.
konten dengan menggunakan media puzzle
terbukti
efektif
dalam
meningkatkan interaksi sosial siswa,
PENUTUP A. Simpulan Melalui
sehingga hipotesis dalam penelitian
hasil
analisis
yang mengatakan bahwa layanan
deskriptif yang dilakukan dari data
penguasaan
dengan
awal (pre-test) diketahui skor rata-
menggunakan media puzzle efektif
rata sebesar 74,67, sedangkan hasil
untuk meningkatkan interaksi sosial
dari data akhir (post-test) diketahui
siswa kelas X SMA Negeri 01
skor rata-rata sebesar 90,8. Rata-rata
Semarang tahun pelajaran 2014/2015
nilai
dapat diterima.
interaksi sosial siswa menunjukkan
konten
hasil
dari
post-test
skala
adanya peningkatan dibandingkan 120
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
hasil dari pre-test dengan selisih 15,8
2. Guru bimbingan dan konseling
yang berarti interaksi sosial siswa
supaya
meningkat. Sedangkan berdasarkan
dan
hasil perhitungan analisis rumus uji t
bimbingan dan konseling sesuai
diperoleh
dengan kebutuhan siswa.
thitung
sebesar
4,563
sementara ttabel dengan db N-1= 30-
dapat
memprogramkan
melaksanakan
3. Kepala
sekolah
pelayanan
supaya dapat
1=29, dengan taraf signifikansi 0,05
merumuskan
sebesar
thitung
memberikan dua jam pelajaran
>ttabel, atau 4,563 >2,045, sehingga
efektif masuk kelas untuk layanan
hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi
bimbingan dan konseling agar
“layanan penguasaan konten dengan
dapat
menggunakan media puzzle efektif
terhadap
untukmeningkatkan interaksi sosial
optimal.
2,045.
Karena
kebijakan
mencapai
dalam
pelayanan
peserta didik
secara
siswa kelas X SMA Negeri 1 Semarang
tahun
2014/2015diterima
pelajaran pada
taraf
signifikansi 0,05.
B. Saran Berdasarkan simpulan di atas, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1. Peserta didik bisa memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling yang
dilakukan
bimbingan terutama
oleh
dan dalam
guru
konseling hal
interaksi
sosial sehingga siswa mampu mengembangkan sikap interaksi sosialnya.
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta. Rineka Cipta. Al-Azizy. 2010. Ragam Latihan Khusus Asah Ketajaman Otak Anak Plus Melejitkan Ingatannya. Yogyakarta: Diva Press. Amidjaja, Arleen. 2007. 101 Fun and Mind Stimulating Things to do with Your Kids (2-6 Years). Jakarta: Elex Media Komputerindo. Arief, dkk. 2006. Media Pendidikan. Jakarta. Grafindo Persada. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineka Cipta. 121
2014
Volume 1 Nomor 1, Oktober
ISSN 2406-8691
Basrowi. 2005. Pengantar Sosiologi. Bogor. Ghalia Indonesia.
Principle. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.
Dewa Ketut Sukardi. 2008. Proses Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta Jakarta.
Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta. Depdikbud.
Dewi Wulansari, C. 2009. Sosiologi Konsep dan Teori. Bandung. PT Refika Aditama.
Rahmaneli. 2007. “Keefektifan Pemberian Tugas Media Puzzle Dalam Pembelajaran GeografiRegional”. Jurnal Pelangi Pendidikan. Vol.2 (1): 23-30.
Endang
Hallen.
Ertiati Hastuti. 2012. Bagaimana Konselor Sekolah Bersikap. Yogyakarta. Pusat belajar Yogyakarta.
2005. Bimbingan Konseling. Ciputat. Ciputat Press.
dan PT.
Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2010. Sociology for senior high School Grade X Semester 1. Jakarta: Erlangga. Mistio Mesa Fernanda, Afrizal Sano, Nurfarhanah. 2012. Hubungan Antara Kemampuan Berinteraksi Sosial Dengan Hasil belajar. Jurnal Ilmiah Konseling,Vol 1 No 1., Januari 2012 , hh 17. Mugiarso. 2009. Bimbingan dan Konseling. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press. Prawiradilaga, Dewi Salma. 2009. Prinsip Disain Pembelajaran Instructional Design
Rokhmat, Joni. 2006. “Pengembangan Taman Edukatif Berbasis Permainan untuk Permaianan di TK dan SD”. Jurnal Pelangi Pendidikan. Vol.2 (1): 45-52. Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan Dan Konseling. Bandung: Pustaka Setia. Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidik. Jakarta. Kencana. Santosa, Slamet. 2006. Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara. Sekarjati Svastiningrum dan Cyan Agency. 2009. 101 Permainan Edukatif untuk Anak. Yogyakarta: Pustaka Widyatama. Setiawan. 2012. dalam jurnal efektivitas media puzzle untuk meningkatkan kemampuan menyusun 122
2014
ISSN 2406-8691
Volume 1 Nomor 1, Oktober
kalimat bagi cerebal palsy Vol 1 Nomor 3: 2012, hh 29. Sigit
Hariyadi. 2012. Jurnal Indonesia jurnal of guidance and counseling theory and aplication vol 1 nomor 1: 2012, hh 51.
Soedjatmiko. 2008. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Soegeng, A.Y. dkk. 2010. Statistika Inferensial untuk Pendidikan. Semarang. IKIP PGRI Semarang Press. Sugiono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RnD. Bandung. Alfabeta Bandung. Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Walgito, Bimo. 2002. Psikologi Sosial. Yogyakarta. Andi Yogyakarta. Zulkifli. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung. Remaja Rosdakarya.
123
2014