PENINGKATAN KETERAMPILAN PIDATO DENGAN MODEL SIMULASI MAHASISWA SEMESTER GASAL PBSI UNSOED TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Nia Ulfa Martha PBSI Universitas Jenderal Soedirman Kampus Karangwangkal Jl. Suparna No. 1 Purwokerto Banyumas e-mail:
[email protected] Abstract This research aim to improve speech skill of PBSI Unsoed student in odd semester after applied simulation model. Research method is descriptive quantitative and descriptive qualitative. Desain research used class action. Process research of class action are cycle I and cycle II. Research result show an increase in speech skills of student. The average value an thoroughness learning has increased significantly. Cycle I 44,75 (20%) and cycle II 82,5 ( 92,5%). Observation result to student attitude is also show the existence of improvement become betterly. Students more enthusiastic about their lessons and learning becomes fun. Keyword: Skill, Speech, Simulation Model. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan pidato mahasiswa semester gasal PBSI Unsoed setelah diterapkan model simulasi. Metode penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Proses penelitian tindakan kelas meliputi siklus I dan siklus II. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan pidato. Rata-rata nilai dan ketuntasan belajar mengalami peningkatan yang signifikan. Siklus I 44,75 (20%) dan siklus II 82,5 (92,5%). Hasil observasi terhadap sikap mahasiswa juga menunjukkan adanya peningkatan menjadi lebih baik. Mahasiswa lebih antusias menerima pelajaran dan pembelajaran menjadi menyenangkan.
Kata kunci: Keterampilan, Pidato, Model Simulasi.
31
Salah satu mata kuliah wajib
PENDAHULUAN Kurikulum Pendidikan
Program
Bahasa
dan
Studi
yang
Sastra
termasuk
kelompok
MKK
adalah berbicara. Mata kuliah ini
Indonesia Unsoed 2013 memuat
terdapat
mata kuliah yang akan ditempuh oleh
berbicara
mahasiswa pada tingkat sarjana.
mempelajari kegiatan bertutur baik
Mata
secara
kuliah
tersebut,
secara
pada
semester
satu.
ilmu
yang
adalah
lisan
maupun
tulisan
keseluruhan berjumlah seratus empat
(Jalaluddin, 2011:2). Untuk itu, salah
puluh enam satuan kredit semester
satu materi yang harus dikuasai
(SKS). Terdiri atas, mata kuliah
mahasiswa
wajib sebanyak seratus empat puluh
berbicara adalah pidato.
SKS
dan
mata
mata
kuliah
pilihan
Hal tersebut, karena peranan
sebanyak empat belas SKS. Pada
pidato kepada suatu kelompok massa
mata
merupakan
kuliah
kuliah
pada
pilihan,
mahasiswa
suatu
hal
penting.
diwajibkan mengambil enam SKS.
Mereka yang mahir berbicara dengan
Jumlah keseluruhan SKS adalah
mudah
seratus empat puluh enam. Mata
Keberhasilan tersebut, tampak pada
kuliah
dikelompokkan
saat
mata
kuliah
dapat diterima oleh orang lain.
pengembangan kepribadian (MPK)
Seorang tokoh dalam masyarakat,
terdiri dari delapan belas SKS, (2)
pemimpin, sarjana, dan seorang ahli
mata
harus
tersebut,
menjadi
(1)
kuliah
keilmuan
dan
dapat
menguasai
memaparkan
memiliki
gagasan
massa.
yang
keterampilan
keterampilan (MKK) terdiri dari
berbicara yang baik. Pembicara yang
tujuh puluh empat SKS, (3) mata
baik
kuliah keahlian berkarya (MKB)
ketenangan sikap di depan massa,
terdiri dari dua puluh dua SKS, (4)
sanggup mengadakan reaksi yang
mata kuliah perilaku berkarya (MPB)
cepat
terdiri dari dua puluh dua SKS, dan
menampilkan
(5)
berkehidupan
secara lancar dan teratur, serta
bermasyarakat (MBB) terdiri dari
memperlihatkan sikap dan gerak-
empat SKS.
gerik yang tidak canggung (Keraf,
mata
kuliah
memiliki
dan
tepat,
keberanian,
mampu
gagasan-gagasannya
1988:315). Keunggulan keterampilan
32
berpidato mahasiswa dapat terdeteksi
pidato.
dari materi apa yang disampaikan,
mahasiswa kurang tertarik dengan
kesiapan mental, kesesuaian gerak
materi pidato. Dengan demikian,
kinesik, serta menjadi pribadi yang
menunjukkan
komunikatif
kuliah
ketika
menghadapi
khalayak. Oleh karena itu, dosen
Hal
ini,
menyebabkan
pembelajaran
berbicara
dengan
mata materi
pidato tidak berhasil.
sebagai fasilitator memiliki peran
Berdasarkan observasi awal,
aktif untuk memberi stimulus pada
bahwa
mahasiswa agar apresiatif dengan
mahasiswa masih rendah, maka perlu
pembelajaran pidato.
diadakan
Pidato
yang
dilakukan
keterampilan
penelitian
keterampilan
pidato
terhadap
mahasiswa
PBSI
mahasiswa PBSI seringkali tidak
Unsoed dalam berpidato. Melalui
berjalan
pula
penelitian
PBSI
diperoleh
lancar.
pembelajaran
Begitu
pidato
di
tindakan
kelas
gambaran
tentang
Unsoed. Berdasarkan observasi awal
keterampilan
1 September 2014 pada mata kuliah
berpidato.
berbicara di PBSI Unsoed, diketahui
meningkatkan keterampilan pidato
keterampilan
adalah
pidato
mahasiswa
mahasiswa
akan
Salah
satu
menerapkan
dalam upaya
model
rendah. Mahasiswa kurang minat
pembelajaran simulasi. Diharapkan
dengan materi pidato. Mahasiswa
setelah
sering mengeluh, jika diberi tugas
menerapkan
berpidato di depan kelas. Mereka
simulasi, keterampilan mahasiswa
tidak siap, bingung, takut salah, dan
dalam berpidato meningkat lebih
grogi
dengan
disampaikan.
penelitian model
dengan pembelajaran
materi
yang
baik. Setelah memiliki keterampilan
Sebagian
besar
berpidato,
mahasiswa
dapat
mahasiswa masih kesulitan dalam
menggunakan keterampilan tersebut
mencari,
dalam kehidupan sehari-hari.
mengemukakan,
dan
mengembangkan gagasan. Seringkali pidato dilaksanakan dengan teknik membaca teks. Selain itu, dosen tidak menggunakan model yang tepat untuk membelajarkan keterampilan
33
LANDASAN TEORETIS Pembelajaran
Pidato Pidato adalah komunikasi tatap
Keterampilan muka
Pidato Pembelajaran
keterampilan
yang
Pembicara
bersifat harus
dua
arah.
memperhatikan
pidato sebagai pembelajaran yang
lawan bicaranya. Hal ini, karena
berkenaan dengan ilmu, seni, dan
pembicara
keterampilan. Aspek ilmu mencakup
mendominasi pembicaraan. Namun,
penguasaan
ia harus tetap mendengarkan pesan-
materi
yang
akan
lebih
banyak
dipidatokan. Aspek seni menyangkut
pesan
keindahan menampilkan pidatonya.
pendengarnya. Baik berupa kata-kata
Aspek
maupun bukan kata-kata (Jalaluddin,
keterampilan
caranya
menyangkut
berpidato.
Supaya
yang
disampaikan
2011:78).
pembelajaran mencapai tujuan yang diharapkan perlu pelibatan mental,
Jenis-Jenis Pidato
intelektual, dan keterampilan dalam memilih
model
Jenis-jenis
pidato
menurut
pembelajaran
Tarigan (2008:30-38) dibagi atas
Sunendar,
kepentingan, maksud dan tujuannya.
2008:9). Orientasi dari pembelajaran
Jenis pidato dikategorikan menjadi
tersebut adalah keterampilan pidato.
empat
Dalam pembelajaran ini, mahasiswa
melaporkan,
PBSI
kekeluargaan,
(Iskandarwassid
Unsoed
dan
tidak
sekadar
macam.
Berbicara berbicara
untuk secara
berbicara
untuk
menghafal pengertian pidato dan
meyakinkan, dan berbicara untuk
jenis-jenis pidato. Hal penting yang
merundingkan.
ditekankan adalah terampil pidato. Hal
ini,
berarti
pidato
dengan
Keterampilan Pidato
memperhatikan lafal, daya pengaruh,
Keterampilan pidato menurut
kosa kata dan struktur kalimat,
Iskandarwassid
kelancaran,
(2008:9).
penguasaan
materi,
dan
Sunendar
merupakan
kegiatan
tekanan, sikap, serta gerak-gerik dan
berbicara di depan umum dengan
mimik.
digunakan
memperhatikan aspek ilmu, seni, dan
dalam praktik pidato sesuai dengan
keterampilan. Aspek ilmu mencakup
kehidupan mahasiswa sehari-hari.
penguasaan
Materi
yang
34
materi
yang
akan
dipidatokan. Aspek seni menyangkut
simulasi
tersebut
dalam
keindahan menampilkan pidatonya.
pembelajaran sebagai berikut.
Sementara itu, aspek keterampilan
Tahap Pertama:
menyangkut caranya berpidato.
Orientasi (1) Menyajikan topik luas mengenai simulasi dan konsep yang akan
Model Simulasi Model simulasi adalah proses
dipakai dalam aktivitas simulasi.
pembelajaran yang dirancang dalam bentuk
permainan.
memudahkan
Model
(2) Menjelaskan
ini,
mahasiswa
simulasi
dan
permainan.
untuk
(3) Menyajikan ikhtisar simulasi.
mempelajari materi. Namun, karena
Tahap Kedua:
keterlibatan yang penuh membuat
Latihan Partisipasi
mahasiswa tidak menyadari apa yang
(1) Membuat
mereka alami dan pelajari. Di dalam
peran,
hal ini, dosen memiliki peran penting
keputusan yang akan dipilih,
membangkitkan
dan tujuan).
mahasiswa
kesadaran
tentang
konsep
dan
skenario
prosedur,
(aturan,
skor,
tipe
(2) Menugaskan peran.
prinsip. Hal itu, karena konsep dan
(3) Melaksanakan
prinsip merupakan pondasi simulasi
praktik
dalam
jangka waktu yang singkat.
dan reaksi mereka sendiri. Empat
Tahap Ketiga:
peran dosen dalam model simulasi
Pelaksanaan Simulasi
adalah
(1) Memimpin aktivitas permainan
menjelaskan,
mewasiti,
melatih, dan mendiskusikan (Joyce,
dan administrasi permainan.
dkk, 2011:440). Selanjutnya, (2011:440), simulasi
(2) Mendapatkan umpan balik dan Joyce,
menjelaskan,
memiliki
dkk,
evaluasi (mengenai penampilan
model
empat
dan pengaruh keputusan).
tahap.
(3) Menjelaskan
Tahapan tersebut yaitu orientasi, latihan
partisipan,
wawancara.
simulasi,
Gambaran
kesalahan
konsepsi.
dan
(4) Melanjutkan simulasi.
sederhana
Tahap Keempat:
penerapan keempat tahapan model
Wawancara Partisipan (Satu atau Semua Aktivitas Berikutnya)
35
(1) Menyimpulkan
kejadian
dan
METODE PENELITIAN
persepsi.
Subjek Penelitian
(2) Menyimpulkan kesulitan dan
Subyek penelitian ini adalah
pandangan-pandangan.
mahasiswa semester
(3) Menganalisis proses.
Unsoed
(4) Membandingkan
aktivitas
mahasiswa.
simulasi dengan dunia nyata. (5) Menghubungkan
yang
gasal PBSI
berjumlah
Mahasiswa
40
tersebut,
terdiri atas 20 mahasiswa perempuan
aktivitas
dan 20 mahasiswa laki-laki pada
simulasi dengan materi kuliah.
tahun pelajaran 2014/2015.
(6) Menilai dan kembali merancang simulasi.
Pendekatan Penelitian
Selain empat tahapan model simulasi
Penelitian
ini
menggunakan
tersebut, sistem sosial, peran atau
pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
tugas guru, dan sistem pendukung
Desain penelitian yang digunakan
juga turut menentukan keberhasilan
merupakan penelitian tindakan kelas
penerapan model simulasi.
(PTK). PTK didefinisikan sebagai
Berdasarkan
hal
di
atas,
bentuk kajian yang bersifat reflektif.
peneliti menerapkan pembelajaran
Hal
pidato
meningkatkan kemampuan rasional
dengan
model
simulasi.
ini,
dilakukan
Aktivitas nyata dan diskusi di awal
dari
permainan
pada
memperbaiki kondisi pada waktu
kemampuan akademik seperti konsep
praktik-praktik pembelajaran. PTK
dan skill, kerjasama dan persaingan,
ini, dilaksanakan dalam dua siklus.
pemikiran
Siklus tersebut adalah siklus I dan
menuntun
kritis
keputusan,
dan
pembuatan
untuk
sistem
siklus II. Siklus I terdiri atas (1)
ekonomi,
rencana tindakan I, (2) pelaksanaan
terhadap
tindakan I, (3) obsevasi I, dan (4)
masing-masing peran, dan menerima
refleksi atau evaluasi I. Dalam proses
konsekuensi
siklus I, apabila pemecahan masalah
politik
pengetahuan
tindakan-tindakan
untuk
sosial
efektivitas,
dan
kesadaran
dari
tindakan
yang
dilakukan.
belum terselesaikan dilanjutkan pada siklus II yang terdiri atas (1) rencana tindakan II, (2) pelaksanaan tindakan
36
II, (3) observasi II, dan (4) refleksi
mahasiswa
atau evaluasi II.
Mahasiswa
lain
di
kelasnya.
diberi
kesempatan
mengamati dan diamati mahasiswa lain dalam berpidato. Hal yang
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian
ini
yaitu
diamati berupa aspek kebahasaan
deskriptif
dan nonkebahasaan. Data yang akan
kuantitatif dan deskriptif kualitatif.
diambil adalah penampilan berupa
Metode
kuantitatif
aspek lafal, daya pengaruh, kosa kata
digunakan untuk menganalisis data
dan struktur kalimat, kelancaran,
tes.
penguasaan materi, tekanan, sikap,
deskriptif
Metode
ini,
bertujuan
mendeskripsikan keterampilan pidato
serta gerak-gerik dan mimik.
sebelum dan sesudah implementasi tindakan. Sementara itu, metode
Teknik Analisis Data
deskriptif kualitatif digunakan untuk
Keterampilan
pidato
menganalisis data nontes. Metode
mahasiswa dinilai dengan pedoman
ini, bertujuan mendeskripsikan data
penilaian yang sudah ditentukan.
kualitatif yang berupa hasil observasi
Sesuai
dengan
karakteristik
lapangan,
penelitian
tindakan,
keberhasilan
catatan
lapangan,
dan
wawancara.
penelitian ditandai dengan adanya perubahan menuju arah perbaikan. Indikator
Teknik Pengumpulan Data Data
dikumpulkan
keberhasilan
tindakan
dengan
terdiri atas keberhasilan proses dan
pengamatan, tes kinerja, dan angket.
hasil. Indikator keberhasilan proses
Pengamatan ini dipusatkan pada
dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu
aktivitas
kinerja
pembelajaran
dan
mahasiswa
dalam
tidaknya 80% dari jumlah mahasiswa
melaksanakan tugas pembelajaran.
dapat membuat teks pidato tertulis.
Tes
Sekurang-kurangnya
80%
simulasi berpidato. Dalam hal ini,
mahasiswa
melaksanakan
semua mahasiswa mempersiapkan
pidato di depan teman-temannya.
materi pidato yang berupa teks.
Sekurang-kurangnya
Semua mahasiswa tampil dihadapan
mahasiswa
keterampilan
yang dilakukan
adalah tes
37
penelitian
dapat
dapat
ini
setidak-
80%
jumlah
jumlah
mengamati
penampilan mahasiswa lain. Artinya,
Grafik 1. Rata-rata Nilai Tes
mahasiswa melihat kelebihan dan
Penampilan Pidato
kekurangan
teknik
mahasiswa
lain.
berpidato
Sementara
itu,
indikator keberhasilan hasil dapat dilihat
sekurang-kurangnya
jumlah
mahasiswa
70%
memahami
konsep teknik dan terampil pidato.
HASIL
PENELITIAN
Ketuntasan
DAN
ketidaktuntasan mahasiswa dalam
PEMBAHASAN Setelah
mengikuti
penampilan pidato pada siklus I dan
langkah-
II dapat dilihat pada grafik berikut.
langkah dalam penelitian tindakan kelas,
maka
dan
diperoleh
hasil
penelitian. Hasil penelitian tersebut
Grafik
berupa tes penampilan mahasiswa
Ketidaktuntasan
pidato dan hasil observasi sikap
dalam Penampilan Pidato
mahasiswa
selama
2.
Ketuntasan
dan
Mahasiswa
mengikuti
kegiatan pembelajaran. Dari sumber data
yang
berupa
penampilan
mahasiswa pidato akan diperoleh informasi
tentang
mahasiswa
dalam
keterampilan pidato.
Data
tersebut, diperoleh dari tes siklus I dan II serta hasil observasi sikap mahasiswa
selama
proses
pembelajaran berlangsung. Tuntas Tidak Tuntas
Hasil penelitian berupa tes penampilan mahasiswa pidato pada
Hasil pengamatan perilaku
siklus I dan II dapat dilihat pada
atau sikap mahasiswa siklus I dan II
grafik di bawah ini.
dapat dilihat pada grafik berikut.
38
Grafik 3. Hasil Pengamatan Sikap
memperoleh
dan Perilaku Mahasiswa
perolehan
nilai nilai
mahasiswa
30.
Dengan
tersebut,
yang
maka
dinyatakan
memenuhi standar kompetensi 60 berdasarkan KKM yang ditetapkan untuk mata kuliah berbicara hanya 8 mahasiswa atau 20% yang tuntas. Kelemahan-kelemahan
yang
terdapat dalam hasil tes pidato pada siklus I adalah (1) mahasiswa kurang persiapan, (2) mahasiswa kurang SK
: Sangat Kurang
K
: Kurang
S
: Sedang
B
: Baik
menguasai materi dengan baik, (3) mahasiswa
mahasiswa masih berpikir lama, berhenti tertawa, dan gagasan yang disampaikan
Hasil tes siklus I terhadap 40 mahasiswa semester
menunjukkan
aspek yang perlu lebih ditingkatkan yaitu aspek pemilihan kosakata dan struktur kalimat.
terlihat dari rata-rata nilai pidato
Hasil
mencapai 44,75 (di bawah KKM).
2
lebar,
dan masih perlu ditingkatkan. Dua
Ketuntasan Minimal (KKM). Hal itu,
mahasiswa,
terlalu
semua aspek belum sesuai indikator
rendah dan belum mencapai Kriteria
keseluruhan
fokus,
bahkan ada yang menyempit, dan (5)
bahwa
gasal PBSI Unsoed dalam pidato
jumlah
kurang
pengembangannya
gasal PBSI
keterampilan mahasiswa semester
Dari
kesulitan
dalam mengungkapkan gagasan, (4)
AB : Amat Baik
Unsoed
mengalami
menunjukkan
40
mahasiswa
mahasiswa
pengamatan bahwa dalam
siklus
I
sikap
pembelajaran
pidato dengan model konvensional
memperoleh nilai 90, 1 mahasiswa
atau pemberian tugas semata (1)
memperoleh nilai 80, 5 mahasiswa
mahasiswa kurang percaya diri, (2)
memperoleh nilai 70, 5 mahasiswa
mahasiswa kurang responsif pada
memperoleh nilai 50, 12 mahasiswa
pembelajaran, dan (3) mahasiswa
memperoleh nilai 40, 15 mahasiswa
39
cenderung
apatis,
pendiam,
pengeluh
terhadap
dan
Hasil penilaian menunjukkan
keterampilan
adanya
pidato.
peningkatan
keterampilan
mahasiswa dalam pidato, yaitu: (1)
Hasil
tes
pada
siklus
II
mahasiswa
siap,
(2)
mahasiswa
terhadap 40 mahasiswa semester
menguasai materi dengan baik, (3)
gasal PBSI Unsoed menunjukkan
mahasiswa
bahwa keterampilan pidato dengan
kesulitan
model simulasi diperoleh rata-rata
gagasan, (4) mahasiswa berpikir
82,5 (di atas KKM) dengan tingkat
cepat, mampu menguasai emosi,
ketuntasan 92,5%. Dari keseluruhan
gagasan yang disampaikan fokus,
40
pengembangannya
mahasiswa,
7
mahasiswa
tidak dalam
mengalami
mengungkapkan
tidak
melebar
memperoleh nilai 100, 12 mahasiswa
maupun menyempit, dan (5) semua
memperoleh nilai 90, 11 mahasiswa
aspek
memperoleh nilai 80, 7 mahasiswa
Sementara itu, dua aspek yang perlu
memperoleh
lebih ditingkatkan pada siklus I yaitu
nilai
70,
dan
3
sudah
sesuai
mahasiswa memperoleh nilai 50.
aspek
Dengan perolehan nilai tersebut,
struktur kalimat sudah di perbaiki
maka
pada siklus II.
mahasiswa
dinyatakan
memenuhi standar kompetensi 60,
pemilihan
indikator.
kosakata
Hasil
dan
pengamatan
berdasarkan KKM yang ditetapkan
menunjukkan
bahwa
untuk mata kuliah berbicara adalah
mahasiswa
37 mahasiswa atau 92,5% yang
pidato dengan model simulasi pada
tuntas.
tahap siklus II lebih baik. (1)
dalam
sikap
pembelajaran
Adanya tindakan yang berupa
mahasiswa
penerapan model simulasi dalam
mahasiswa
pembelajaran pidato, menunjukkan
pembelajaran, dan (3) mahasiswa
peningkatan perolehan nilai rata-rata
peduli, aktif, dan antusias terhadap
37,75. Peningkatan tersebut yaitu
keterampilan pidato.
44,75 (rata-rata siklus I) menjadi
percaya
Penerapan
responsif
model
diri,
(2) pada
simulasi
82,5 ( rata-rata siklus II). Dibanding
bertujuan agar mahasiswa mudah
dengan siklus II ada peningkatan
dalam mempelajari pidato. Hal itu,
72,5%.
karena dalam proses pembelajaran
40
dirancang dalam bentuk permainan.
pembelajaran
pidato
mahasiswa
Mahasiswa terlibat penuh dalam
semester gasal PBSI Unsoed terbukti
proses pembelajaran ini. Hal yang
efektif meningkatkan hasil belajar
sering terjadi adalah mahasiswa tidak
mahasiswa.
menyadari apa yang mereka alami dan
pelajari.
Untuk
memiliki
itu,
peran
Saran
penting
membangkitkan mahasiswa
dosen
Dengan penerapan model simulasi
kesadaran
tentang
konsep
dalam
dan
pembelajaran
meningkatkan
dapat
keterampilan
prinsip. Hal itu, karena konsep dan
mahasiswa
prinsip merupakan pondasi simulasi
dilaksanakan
dan reaksi mereka sendiri. Empat
sebanyak dua kali dari 40 mahasiswa
peran dosen dalam model simulasi
terdapat peningkatan keterampilan
adalah
mewasiti,
yang cukup signifikan. Berdasarkan
melatih, dan mendiskusikan (Joyce,
hasil penelitian tersebut, peneliti
dkk, 2011:440).
mengajukan saran sebagai berikut (1)
menjelaskan,
pidato.
Setelah
siklus
tindakan
bagi dosen, dianjurkan menggunakan PENUTUP
model simulasi untuk meningkatkan
Simpulan
keterampilan-keterampilan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
penelitian
mahasiswa
di
perguruan
tinggi
tindakan
masing-masing, (2) bagi peneliti,
kelas ini, maka dapat disimpulkan
disarankan agar menggunakan model
(1)
simulasi dalam pembelajaran untuk
terdapat
peningkatan
keterampilan pidato pada mahasiswa
meningkatkan
semester gasal PBSI Unsoed setelah
keterampilan yang lain, (3) bagi
diadakan
mahasiswa,
penelitian
keterampilan
keterampilan-
dengan
keterampilan
pidato dengan model simulasi, (2)
pidato yang telah dimiliki hendaknya
berdasarkan hasil tes pidato dan hasil
mampu memanfaatkannya baik di
pengamatan
terhadap
masa sekarang maupun di masa
mahasiswa
selama
sikap proses
mendatang dalam kehidupan.
pembelajaran menunjukkan bahwa penerapan model simulasi dalam
41
Bandung: Algesindo.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Hendrikus, Dori Retorika. Kanisius.
Baru
Susilana, Rudi. 2007. Media Pembelajaran Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: Wacana Prima.
Wuwur. 2000. Yogyakarta:
Iskandarwassid dan Sunendar. 2008. Pembelajaran Bandung: Rosdakarya.
Sinar
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara (sebagai suatu Keterampilan Berbahasa). Bandung: Angkasa.
Dadang Strategi Bahasa. Remaja
Tim
Jalaluddin, Rakhmat. 2011. Retorika Modern (Pendekatan Praktis). Bandung: Remaja Rosdakarya. Joyce, Bruce; Marsha Weil dan Emily Calhoun. 2011. Models of Teaching (Model-model Pengajaran). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Keraf, Gorys. 1988. Komposisi. Flores: Nusa Indah. Madya, Suwarsih. 2009. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan (Action Research). Bandung: Alfabeta. Prijosaksono, Ariwibowo dan Roy Sembel. 2002. Berbicara di Depan Publik. http://sinarharapan.co.id. (29 Februari 2012). Subyantoro. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang. Sudjana, Nana. 2009. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.
42
Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.