ANALISIS KEMAMPUAN MENGAJAR MAHASISWA JURUSAN PAI UIN JAKARTA PADA PELAKSANAAN PPKT DI SMP ISLAMIYAH CIPUTAT TAHUN AKADEMIK 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)
Oleh
DIDIN SIROJUDIN 109011000142
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
ABSTRAK Didin Sirojudin, NIM 109011000142. “Analisis Kemampuan Mengajar Mahasiswa Jurusan PAI UIN Jakarta pada Pelaksanaan PPKT Tahun Akademik 2014/2015”. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mendeskripsikan kemampuan mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam dalam merencanakan pembelajaran pada pelaksanaan PPKT tahun akademik 2014/2015. (2) Untuk mendeskripsikan kemampuan mahasiswa Jurusan PAI dalam melaksanakan pembelajaran pada pelaksanaan PPKT tahun akademik 2014/2015. (3) Untuk mendeskripsikan kemampuan mahasiswa Jurusan PAI dalam melakukan penilaian pada pelaksanaan PPKT tahun akademik 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subyek penelitian adalah mahasiswa Jurusan PAI yang mengikuti pelaksanaan PPKT tahun akademik 2014/2015. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampel bertujuan (purposive sample). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara, metode observasi, dan dokumentasi. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan, mahasiswa praktikan sudah dapat merencanakan pembelajaran dengan baik sesuai dengan standar proses, baik komponen maupun prinsip-prinsip penyusunannya. Mahasiswa praktikan pun sudah mampu melaksanakan pembelajaran dengan mampu membuka pelajaran dengan baik, melaksanakan dan menerapkan keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan dan keterampilan dalam mengelola kelas selama pelajaran berlangsung dan mampu menutup pelajaran dengan menyusun rangkuman materi bersama, merangkum, melakukan tindak lanjut kepada siswa serta mampu memberikan penilaian untuk mengukur aspek afektif dan psikomotorik. Dari penelitian ini penulis menyarankan supaya semua mahasiswa dapat menerapkan keterampilan-keterampilan yang antara lain keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, dan keterampilan pengelolaan kelas pada kegiatan inti selama pembelajaran berlangsung, mengikuti perkembangan pengetahuan mutakhir, memahami perkembangan kurikulum untuk menerapkannya dalam melaksanakan pembelajaran serta memperkaya pengetahuan terhadap metode-metode mengajar yang bervariasi. Kata Kunci : Analisis Kemampuan Mengajar, Pelaksanaan PPKT
i
ABSTRACT
Didin sirojudin, NIM 1090110000142 “Analysis of the ability to teach students majoring PAI UIN Jakarta in implementing PPKT Academic Year 2014/2015.” Thesis majorsIslamic religion faculty of tarbiyah UIN Syarifhidayatullah Jakarta. This research purposes (1) to describe the ability of the student PAI plans the learning in implementing PPKT academic year 2014/2015.(2) to describe the ability of thestudent PAI does the learningin implementing PPKT academic year 2014/2015.(3)to describe the ability of the student PAI assessesin implementing PPKT academic year 2014/2015. Type of this research is qualitative research. Research subject is the studentof mayor PAI who follows the implementation of PPKT academic year 2014/2015. Data collection technique is donefor technique purposive sample (purposive sample).Data collection techniques used were interviews, observation and documentation. This study concluded that students are able to plan learning well in accordance with the standards process, both the components and principles of its arrangement. Students had been able to carry out learning by being able to open the lesson well, Implementing and applyingthe skills asked, skills providing reinforcement and skills managing the class during the lesson and able to close a lesson by collecting a summary of the material, summarizing, doing a follow-up to the student and able to provide an assessment to measure affective and psychomotor aspects. From this study, the author suggests that all students can apply skills, which are questioning, giving amplifier, and classroom management skills. The core during these learning activities takes place, following the development of cutting-edge knowledge, understanding of curriculum development to implement them in implementing learning and enrich the knowledge of various methods in teaching. Key word: analysis teaching abilities on implementation PPKT
ii
KATA PENGANTAR
الر ِحْي ِم َّ الر ْْحَ ِن َّ ِبِ ْس ِم اهلل Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia serta anugerah-Nya sehingga skripsi yang berjudul Analisis kemampuan mengajar mahasiswa jurusan PAI UIN Jakarta pada pelaksanaan PPKT Tahun akademik 2014/2015 dapat selesai. Tanpa anugerah dan karunia-Nya
berupa nikmat
kesehatan
maka penulis
tidak dapat
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih ya Allah Engkau telah memberikan kekuatan kepada penulis, dengan adanya Engkau di samping penulis, Engkau telah memberikan motivasi yang besar berupa kesabaran dalam menghadapi hambatan dan rintangan selama penulis mengerjakan skripsi. Shalawat dan salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, sebagai umat yang taat dan patuh pada ajaran beliau sehingga kita dapat merasakan nikmat yang tak kalah pentingnya dari nikmat yang lain yaitu nikmat Islam. Semoga kita termasuk dalam golongan beliau yang menegakkan panji-panji Islam serta dapat mengembangkan ajaran beliau. Amin. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi. Namun, berkat doa, dukungan, bantuan dan motivasi yang tak ternilai dari berbagai pihak, akhirnya penulisan skripsi ini selesai pada waktunya. Oleh karena itu, penulis sampaikan terima kasih yang sangat dalam dan penghargaan yang setinggi-tingginya dengan penuh rasa hormat kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini khususnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Thibraya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Abdul Majid Khon, MA, Ketua Jurusan PAI dan Ibu Marhamah Sholeh, Lc., MA, Sekretaris Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, penulis ucapkan terima kasih yang telah banyak membantu dan dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
ii
3. Bapak Faza Amri, S. Th.I, Staf Jurusan PAI, yang telah memberikan motivasi kepada penulis dan memberikan banyak pelajaran kepada penulis. 4. Bapak Dr. Jejen Musfah, MA, Dosen Pembimbing Skripsi yang telah menyediakan waktu, pikiran dan tenaganya untuk memberikan bimbingan, pengarahan dan petunjuknya kepada penulis dalam menyusun skripsi ini. 5. Bapak Prof. Dr. Ahmad Syafi’I Noor, Dosen Penasehat Akademik yang dengan penuh perhatian telah memberi bimbingan, arahan dan motivasi serta ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa perkuliahan. 6. Bapak
pimpinan
dan
karyawan/karyawati
Perpustakaan
UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan pelayanan dan pinjaman buku-buku yang sangat penulis butuhkan dalam penyusunan skripsi ini. 7. Seterusnya ucapan terima kasih buat orang terkasih yaitu Ibunda Hj. Siti Rokayah dan Ayahanda Alm. H. Odi Kusnadin yang selalu memberi motivasi dan dukungan buat penulis selama penulis mengerjakan skripsi serta memberikan dukungan moral dan material, do’a dan senyuman yang menyemangati penulis untuk tabah dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama proses pembuatan skripsi ini. Skripsi dan gelar sarjana ini khusus penulis persembahkan untuk ibunda yang sampai saat ini terus berjuang keras demi kesuksesan putera puteri tercintanya dan gelar inipun teruntuk Alm ayahanda yang selalu mengiringi kesuksesan anandanya dengan do’a-do’anya di tempat terbaiknya. 8. Kakak-kakak ku Ahmad Syaropudin, Siti Maesaroh dan Ida rosidah serta adikadikku Siti Kholilah, A. Md dan Didah Fauziyah, terimakasih atas bantuan, kepedulian serta dukungan kalian dalam memberikan motivasi untuk cepat menyelesaikan Skripsi ini. 9. Orang-orang yang menginspirasi dan juga memotivasi penulis dalam segala halnya, yang paling utama yaitu Yunda Rahmawati, S.Pd.I yang selalu ada setiap saat. Dan tentunya para sahabat terbaik Muhammad Abduh, Ahmad Fuad Basyir, Ahmad Naufal, Feri Andriansyah, S.Pd, Sofwan Tamami, S.Kom dan adinda Fuad Hasyim serta Eka Rosdiana Puteri yang selalu menemani.
iii
Terima kasih sudah membantu dan menemani penulis sampai skripsi ini selesai dan selalu ada buat penulis baik suka maupun duka. 10. Sahabat dan teman-teman (Azhar, Ega Maulana, S.Kom, Anang, Frendi, Awal, Yopi, Fatur, Mamed, Haffas, Aan, Oman, Anggi, suci, Anike, Nda, Afaf, Nety) serta Kakak-kakak (Ka Amel, Ka Munir, Ka Riyan, Ka Johan, Ka Icha, Ka Asep, Ka Arif, Ka Edy) dan adek-adek (Arif, Hasan, Feby, Azis, Dentika, Dayat, Novi, Edwin, temil, eko, ulum, dedi, sigit, bagja). Terima kasih kepada kalian yang telah menemani dan memberikan semangat kepada penulis, terima kasih juga atas do’a dan dukungan dari kalian. 11. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Agama Islam kelas D angkatan 2009, kenangan indah dan kebersamaan kita tidak akan terlupakan, terima kasih buat kalian yang menemani hari-hari penulis selama kuliah. 12. Tak lupa juga teman-teman Laskar Hijau Hitam HMI, FK2I, KAHFI, PELITA, KMIK Jakarta, FKPPI, BEM Nusantara, HMJ PAI, DEMA FITK dan DEMA Universitas UIN Jakarta yang selalu ada dalam sumbangsih arahan dan pemikirannya, demi kelancaran skripsi ini dan telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar banyak tentang organisasi. 13. Segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya, terima kasih atas segala bantuan, perhatian dan semangat yang diberikan kepada penulis.
Penulis memohon kepada Allah SWT agar melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada semua yang telah membantu penulis, sebagai imbalan jasa yang telah dilakukan. Hanya kepada Allah SWT sajalah penulis berharap semoga apa yang penulis kerjakan mendapat keridhaan dan kecintaan-Nya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Amin.
Jakarta, 15 April 2015
Penulis
iv
DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK .........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR .......................................................................................
ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................
v
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Identifikasi Masalah ..............................................................
6
C. Pembatasan Masalah .............................................................
7
D. Rumusan Masalah .................................................................
7
E. Tujuan Penelitian ..................................................................
7
F. Manfaat Penelitian ................................................................
8
KAJIAN TEORI A. Pengertian dan Ruang lingkup Praktik Profesi Keguruan Terpadu……………………………………………………..
9
B. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ........... 11 C. Standar Proses Pendidikan........................................................ 23 D. Karakteristik Guru Pendidikan Agama Islam................................. 28 E. Syarat-Syarat Menjadi Guru Pendidikan Agama Profesional ........ 29
F. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................. 31
BAB III
METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 33 B. Latar Penelitian .................................................................... 33 C. Metode Penelitian.................................................................. 36 D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 37
v
E. Pengecekan Keabsahan Data................................................. 39 F. Analisis Data
BAB IV
.................................................................... 40
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Data dan Sumber Data .................................................... 42 2. Gambaran Diri Subjek..................................................... 43 B. Pembahasan 1. Kemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam dalam Merencanakan Pembelajaran pada Pelaksanaan PPKT tahun Akademik 2014/2015 ...................................... 44
2. Kemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam dalam Melaksanakan Pembelajaran pada Pelaksanaan PPKT tahun Akademik 2014/2015. .................................... 54
3. Kemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam dalam Melakukan Penilaian pada Pelaksanaan PPKT tahun Akademik 2014/2015 ..................................................... 59
BAB V
KESIMPULAN A. Kesimpulan
.................................................................... 71
B. Saran
.................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 73 LAMPIRAN
vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan strategis pendidikan baik karena pengaruh globalisasi ekonomi, revolusi teknologi informasi, maupun perubahan paradigma pembangunan dari sentralistik ke desentralistik mempunyai implikasi terhadap proses pendidikan tinggi. Implikasinya adalah tuntutan dan sekaligus tantangan untuk meningkatkan mutu luaran pendidikan. Kondisi empirik menunjukkan bahwa mutu luaran pendidikan masih sangat memprihatinkan. Terdapat beberapa faktor strategis yang mempengaruhi hal tersebut yaitu faktor kurikulum, profesionalisme dosen, dan kemampuan sistem pendukung seperti sarana dan perasarana pendidikan yang terkait dengan kemampuan finansial baik lembaga pendidikan maupun pemerintah. Diperlukan langkah-langkah strategis untuk memecahkan problema tersebut yaitu dengan mengembangkan kurikulum, kapasitas manajemen program, kapasitas dosen-dosen, kapasitas manajemen finansial, dan prioritas kebijakan pemerintah dalam memperkuat sektor pendidikan. Dalam pendidikan, guru merupakan satu unsur penting. Guru memegang peranan yang sangat penting di dalam masyarakat. Mulai dari masyarakat yang paling terbelakang hingga masyarakat yang paling maju. Hampir tanpa terkecuali, guru merupakan satu diantara pembentuk-pembentuk utama calon warga masyarakat. Masalah guru senantiasa mendapat perhatian, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat pada umumnya dan oleh para ahli pendidikan pada khususnya. Pemerintah memandang bahwa guru merupakan media yang sangat penting artinya dalam kerangka pembinaan dan pengembangan bangsa. "Guru mengemban tugas-tugas sosial kultural yang berfungi mempersiapkan generasi muda, sesuai dengan cita-cita bangsa" .1
1
Oemar,Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. (Jakarta:Bumi Aksara, 2003), h. 19
1
2
Guru sebagai pelaku utama dalam penerapan program pendidikan di sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.2 Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi murid-murid untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggungjawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan anak.3 Pendidik adalah orang yang mengajar dan membantu siswa dalam memecahkan masalah pendidikannya. Sedangkan menurut kajian Islam, menurut Imam al-Ghazali guru/pendidik adalah orang yang berusaha membimbing, meningkatkan, menyempurnakan, segalapotensi yang ada pada peserta didik. Serta membersihkan hati peserta didik agar bisa dekat dan berhubungan dengan Allah SWT.4 Dalam dunia pendidikan, keberadaan, peran, dan fungsi guru merupakan salah satu faktor yang sangat dominan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar mengajar, baik di jalur pendidikan formal maupun nonformal. Oleh sebab itu, dalam setiap upaya peningkatan kualitas pendidikan di tanah air, guru tidak dapat lepas dari berbagai hal yang berkaitan
dengan
eksistensinya.
Guru
merupakan seorang pendidik,
pembimbing, pelatih dan pengembang kurikulum yang dapat menciptakan kondisi atau suasana belajar
yang kondusif, yaitu suasana belajar
menyenangkan, menarik, memberi rasa aman, memberikan ruang pada siswa untuk berfikir aktif, kreatif dan inovatif dalam mengekplorasi dan mengelaborasi kemapuannya.5 Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, seperti yang di ungkapkan oleh Brand dalam Educational Leadership menyatakan bahwa hampir semua usaha reformasi 2
Syamsu YusufdanNaniM. Sugandhi, PerkembanganPesertaDidik, (Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada, 2011), h.139 3 Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, PsikologiBelajar, (Jakarta : RinekaCipta, 1991), h. 98-99 4 WahyuddinNurnasution, TeoriBelajardanPembelajaran, (Medan : Perdana Publishing, 2011), h. 76 5 Rusman, Model-Model Pembelajaran,MengembangkanProfesional Guru. (Jakarta: PT RajagrafindoPersada, 2011), cet ke-3, h. 19
3
pendidikan seperti pembaharuan kurikulum dan metode pembelajaran, semua bergantung kepada guru. Tanpa penguasaan materi dan strategi pembelajaran, serta tanpa dapat mendorong siswanya untuk belajar bersungguh-sungguh, segala upaya peningkatan mutu pendidikan tidak akan mencapai hasil yang maksimal.6 Filosofi
sosial
budaya
dalam
pendidikan
di
Indonesia
telah
menempatkan fungsi dan peran guru sedemikian rupa sehingga para guru di Indonesia tidak jarang telah diposisikan mempunyai peran ganda, bahkan multi fungsi. Mereka dituntut tidak hanya sebagai pengajar yang harus mampu mentransformasikan nilai-nilai ilmu pengetahuan, tetapi sekaligus sebagai pendidik yang mampu menjaga moral anak didiknya. Bahkan tidak jarang para guru dianggap sebagai orang kedua setelah orang tua anak didiknya dalam proses pendidikan secaraglobal. Dalam suatu istilah, guru merupakan sosok yang 'digugu' dan 'ditiru', dihormati dan dicontoh. Guru juga dijuluki sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Namun realitanya, tidak demikian yang ditemui di lapangan. Guru yang sejatinya berfungsi sebagai fasilitator belajar anak didik dan menjadi panutan bagi mereka, tampaknya belum mampu menjalankan fungsinya secara optimal. Undang-Undang Nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen (UU GD) memerinci lebih lanjut tentang makna, prinsip, dan kriteria guru profesional sehingga kita memperoleh pemahaman yang lebih utuh tentang kebijakan baru tersebut. Profesional, menurut UU GD pasal 1 ayat (4), adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
6
Syamsu Yusuf &NaniSugandhi, op. cit., h.139
4
Dengan demikian, guru profesional lebih daripada guru biasa. Ia memiliki kualifikasi dan kompetensi yang menjamin kemahirannya sehingga untuk menjadi guru profesional harus melalui serangkaian pendidikan dan pelatihan dalam bidangnya. Atas kemahirannya itu guru profesional akan dan sepatutnya mendapatkan pembayaran yang layak. Fakta empiris yang seringkali diungkap oleh media mengacu kepada hasil penelitian Balitbang Depdiknas pada 2001, tampak seperti telah terjadi penurunan profesionalisme guru. Sebagai contoh, pada saat dilakukan uji kompetensi dengan soal yang sama diujikan kepada siswa, ternyata skor perolehan beberapa guru jauh di bawah skor perolehan siswa. Data menjelaskan bahwa dari jumlah sekitar 1,4 juta guru SD se-Indonesia, yang dinilai layak mengajar hanya 38%, sedangkan untuk tingkat menengah walaupun agak lebih baik namun masih di bawah 70%.7 Permasalahan yang berkaitan dengan tugas seorang guru, tiap hari menjadi sorotan publik. Problem tersebut diantaranya adalah rendahnya mutu pembelajaran yang disebabkan karena beratnya beban yang diemban guru, minimnya fasilitas pembelajaran di sekolah, dan rendahnya kesejahteraan guru. Selain itu rendahnya kompetensi guru yang tersedia serta manajemen pendidikan yang ala kadarnya dapat mengakibatkan kegiatan belajar mengajar kurang maksimal. Kadang-kadang seorang guru di suatu sekolah pada umumnya di daerah terpencil mengajarkan mata pelajaran yang bukan bidangnya, hanya karena tidak adanya guru yang mengajar mata pelajaran tersebut. Akibat manajemen yang tak teratur itulah, mutu pendidikan kian hari kian merosot. Dengan demikian untuk menjadi guru yang profesional dapat dikatakan gampang-gampang susah. Karena ia mesti memiliki sekian kemampuan yang spesifik, baik menyangkut materi maupun nonmateri. Ada yang berpendapat bahwa metode lebih penting daripada materi itu sendiri. Susah memang jika guru tidak menguasai strategi atau teknik mengajar yang baik, tapi penguasaan bahan ajar pun juga tidak boleh diabaikan.
7
Adi,Bambang Wasito. etal., 2006. Teropong Pendidikan Kita. Jakarta: Pusat Informasi dan Humas Depdiknas.
5
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai tujuan menyiapkan calon tenaga pendidik dan tenaga kependidikan diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang siap tugas. Oleh karena itu diperlukan suatu kegiatan yang ditujukan sebagai ajang pelatihan untuk menerapkan berbagai pengetahuan, sikap, dan ketrampilan dalam rangka pembentukan guru yang profesional. Untuk itulah pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan merupakan kegiatan dalam rangka mewujudkan hal tersebut. Dengan diadakan PPL akan dapat memberi latihan yang dimaksudkan agar mahasiswa sebagai calon tenaga kependidikan memiliki kompetensi keguruan dalam menghadapi tugas mengajar ketika nantinya menjadi seorang guru. Namun pada kenyataannya, ada beberapa guru pamong yang belum mempercayai kemampuan mahasiswa untuk mengajar di dalam kelas. Beberapaalasan yang dikemukakan adalah siswa merasa kesulitan untuk memahami materiyang disampaikan mahasiswa sehingga guru pamong harus mengajarkan kembalimateri tersebut. Oleh karena itu mahasiswa hanya diberikan waktu mengajar yangsedikit bahkan tidak sama sekali. Hal tersebut terjadi diduga karena masihkurangnya kemampuan mengajar yang dimiliki mahasiswa. Selama ini pelaksanaan PPL yang diharapkan dapat memberikan pengalaman awal bagi praktikan belum dapat berjalan secara optimal. Indikasinya adalah semakin kerasnya kritik dari para pengguna (user) terhadap kompetensi professional alumni FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kritik tersebut muncul antara lain pada saat diselenggarakan Workshop oleh FITK yang
menghadirkan
User
dan
Stakeholder.
Rendahnya
kompetensi
professional mahasiswa FITK menunjukan kurangnya bekal pengalaman yang diberikan kepada mereka. Untuk menjawab tantangan besar tersebut akhirnya FITK membentuk sebuah tim untuk merumuskan kegiatan yang mampu mengintegrasikan antara unsur kegiatan KKN, PPL dan Penelitian Kependidikan. Alhasil terbentuklah suatu program intrakulikuler yang kini dikenal dengan Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT).8 8
Tim penyusunpedoman PPKT PraktikProfesikeguruanterpadu, (Jakarta: FITK UIN SyarifHidayatullah Jakarta, 2010), cet.3, h. 2
6
Dalam pelaksanaannya PPKT sangat membantu menumbuhkan rasa percaya diri dan mengetahui dengan baik apa yang harus disiapkan oleh calon seorang pendidik, namun hal itu belum bisa tertanamkan secara merata kepada seluruh mahasiswa yang melaksanakan PPKT tersebut. Hal itu menjadi evaluasi setiap tahun untuk kedepannya mampu berjalan lebih baik dan merata, hingga tim labolatorium FITK terus berbenah dalam perwujudan pelaksanaan PPKT yang sesuai harapan bersama. Banyakhal yang terus ditempuh oleh tim penyusun pedoman PPKT, dan dari uraian latar belakang di atas, maka perlu kiranya diadakan suatu penelitian untuk kemajuan perkembangan PPKT. Dalam hal ini peneliti ingin membantu yang kemudian mengangkat suatu topik yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi saat ini untuk nantinya bisa memberikan masukan dalam perkembangan PPKT di FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, oleh karenanya peneliti dapat merumuskan judul ”Analisis Kemampuan Mengajar Mahasiswa Jurusan PAI UIN Jakarta Pada Pelaksanaan PPKT Di SMP Islamiyah Ciputat Tahun Akademik 2014/2015” B. Identifikasi Masalah Berdasar latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, dapatdiidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut. 1. Guru yang sejatinya berfungsi sebagai fasilitator bagi anak didiknya, dan menjadi panutan bagi mereka, belum mampu menjalankan fungsinya secara optimal. 2. Rendahnya mutu pengajaran yang dilakukan guru diduga karena beratnya beban yang diemban guru, minimnya fasilitas pembelajaran di sekolah, dan rendahnya penguasaan materi guru serta manajemen pendidikan yang ala kadarnya termasuk penilaian yang belum terstruktur dan kontinyu. 3. Rendahnya kepercayaan guru pamong pada kemampuan mengajar mahasiswa untuk melakukan kegiatan mengajar di kelas. 4. Mahasiswa PPKT dihadapkan pada situasi yang berbeda dengan yang mereka harapkan, oleh karena itu mereka tidak dapat menyiapkan perangkat pembelajaran dengan baik.
7
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah serta agar masalah yang dikaji dalam penelitian ini menjadi terarah dan tidak melebar terlalu jauh, peneliti membatasi masalah sebagai berikut. 1. Kemampuan mengajar mahasiswa yang dimaksud adalah kemampuan merencanakan pembelajaran, kemampuan melaksanakan pembelajaran dan kemampuan melakukan penilaian. 2. Mahasiswa yang dimaksud adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam yang mengambil mata kuliah PPKT pada tahun ajaran 2014/2015. 3. Analisis kemampuan mengajar mahasiswa PPKT dilakukan dengan cara membandingkan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi dengan standar proses. D. Rumusan Masalah Berdasar hal-hal yang telah diuraikan pada latar belakang masalah, permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimanakah kemampuan mahasiswa Jurusan pendidikan Agama Islam dalam merencanakan pembelajaran pada pelaksanaan PPKT tahun akademik2014/2015? 2. Bagaimanakah kemampuan mahasiswa Jurusan pendidikan Agama Islam dalam melaksanakan pembelajaran pada pelaksanaan PPKT tahun akademik2014/2015? 3. Bagaimanakah kemampuan mahasiswa Jurusan pendidikan Agama Islam dalam
melakukan
penilaian
pada
pelaksanaan
PPKT tahun
akademik2014/2015? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan dan pembatasan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mendeskripsikan kemampuan mahasiswa Jurusan pendidikan Agama Islam dalam merencanakan pembelajaran pada pelaksanaan PPKT tahun akademik2014/2015.
8
2. Untuk mendeskripsikan kemampuan mahasiswa Jurusan pendidikan Agama Islam dalam melaksanakan pembelajaran pada pelaksanaan PPKT tahun akademik2014/2015. 3. Untuk mendeskripsikan kemampuan mahasiswa Jurusan pendidikan Agama Islam dalam melakukan penilaian pada pelaksanaan PPKT tahun akademik2014/2015.
F. Manfaat Penelitian Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan masukan terhadap upaya peningkatan kualitas mahasiswa sebagai calon tenaga kependidikan yang siap pakai. Secara operasional manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Informasi tentang kemampuan mengajar mahasiswa Pendidikan Agama Islam dapat bermanfaat sebagai umpan balik bagi Fakultas Ilmu Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya program studi Pendidikan Agama Islam dalam membenahi materi, sistem perkuliahan dan pelaksanaan PPKT sebagai usaha untuk meningkatkan kompetensi mengajar para calon tenaga pendidik profesional. 2. Bagi mahasiswa Pendidikan Agama Islam yang mengikuti PPKT dapat digunakan sebagai sarana untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki, sehingga dapat menimbulkan kesadaran betapa pentingnya mengasah ketrampilan diri dari berbagai sumber. 3. Bagi penulis, dapat memberikan wawasan, pengetahuan serta pengalaman dalam mengembangkan disiplin ilmu yang telah penulis miliki
BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian dan Ruang Lingkup Praktik Profesi Keguruan Terpadu 1. Pengertian Praktik Profesi Keguruan Terpadu Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) adalah mata kuliah intrakulikuler aplikatif dan terpadu dari seluruh pengalaman belajar kedalam program pelatihan untuk mempersiapkan mahasiswa agar memiliki kemampuan dan keterampilan keguruan, pelaksanaan kegiatan administrasi kependidikan.
pendidikan,
penelitian
pendidikan
dan
pengabdian
1
Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) adalah kegiatan akademik yang dilakukan mahasiswa FITK dalam rangka menerapkan dan mengembangkan kompetensi professional, pedagogik, kepribadian dan sosial yang berwujud dalam kegiatan praktik keguruan, penelitian dan pengelolaan pendidikan, kinerja mahasiswa praktikan dalam aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap dan prilaku keguruan yang dialami secara nyata di madrasah/sekolah. PPKT merupakan kegiatan intrakulikuler yang mencakup kegiatan praktik mengajar penelitian kependidikan, dan pengelolaan kependidikan di madrasah/ sekolah.Dengan demikian PPKT mencakup tiga dharma perguruan tinggi sebagai mata kuliah, PPKT berbobot 6 sks yang dilaksanakan sepenuhnya di madrasah/ sekolah praktik.2 Ruang lingkup PPKT terdiri dari : a. Kegiatan pembelajaran di dalam kelas b. Kegiatan pengabdian kependidikan : 1) Kegiatan kependidikan 2) Kegiatan administrasi Negara 3) Kegiatan peneitian kependidikan.3
1
Tim Penyusun Pedoman PPKT , Buku Panduan Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT), (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2010), h.2 2 Tim Penyusun Pedoman PPKT , Buku Panduan Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT), (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2013), h.3 3 Tim penyusun pedoman PPKT 2010.Op. Cit., h.2
9
10
2. Landasan hukum Landasan hukum penyelenggaraan PPKT dalah sebagai berikut: a. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; b. Undang-undang No.12 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen; c. Undang-undang No.12 Tahun 2012 Tentang pendidikan tinggi; d. Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1999 Tentang Pendidikan Tinggi. e. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan; f. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Pendidikan; g. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru; h. Keputusan Presiden RI No.31 Tahun 2002 Tentang perubahan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; i. Peraturan MenteriPendidikan Nasional No.16 Tahun 2007 Tentang standar kualifikasi dan Kompetensi Guru; j. Keputusan Dekan FITK No. 66 Tahun 2005 Tentang Kegiatan PPKT;4
3. Tujuan dan Manfaat PPKT Tujuan dilaksanakan Praktek Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) adalah: a. Untuk mengembangakan kompetensi pedagogik sebagai seorang guru. b. Sebagai bentuk pengabdian dilembaga pendidikan. c. Untuk belajar memahami karakter lingkungn sosial di sekolah. d. Untuk belajar memahami karakteristik kepribadian anak, baik karakter kecerdasaan maupun sikap. Manfaat mengikuti pelaksanaan Praktek Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) adalah :
4
Tim Penyusun Pedoman PPKT 2013, op. cit., h.3-4
11
a. Dengan mengikuti PPKT ini praktikan lebih paham bagaimana cara mengajar yang baik dan sistematis. b. Menyelesaiakan masalah yang terjadi pada siswa dengan mencari solusi bersama dengan wali kelas, dan menggunakan restitusi konflik dengan baik. c. Dapat
memenejemen
waktu
dengan
baik,
untuk
digunakan
mengerjakan tugas sebagai mahasiswi dan tugas sebagai guru.5
B. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pembelajaran tidak terlepas dari peran guru dalam pembelajaran yakni membuat desain pembelajaran, dalam artian menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, bertindak mengajar atau membelajarkan, mengevaluasi hasil belajar yang berupa dampak pengajaran. Dan peran siswa adalah bertindak belajar yaitu digolongkan sebagai dampak pengiring. Jadi, pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa.6 Berikut beberapa definisi tentang pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli : a. Menurut Degeng, pembelajaran atau ungkapan yang lebih dikenal sebelumnya dengan pengajaran adalah “upaya untuk membelajarkan siswa”7 b. “Pembelajaran adalah upaya untuk memebelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan ini mengakibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara lebih efektif dan efisien.”8 Pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh seorang guru atau yang lain untuk membelajarkan siswa yang belajar.9Secara garis besar, 5
Ibid., h.5 Dimiyati, Muljiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta : PT Rineka Cipta 2006) h. 5 7 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Agama Islam: Upaya mengaktifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002) h. 183 8 Muhaimin, Strategi Belajar Mengajar Aktif (Surabaya: CV. Citra Media 1996) h. 96 9 Aan Hasanah, Pengembangan Profesi Keguruan, (Bandung: Pustaka Setia 2012), h. 85 6
12
ada 4 pola pembelajaran.Pertama, pola pembelajaran guru dengan siswa tanpa menggunakan alat bantu atau bahan pembelajaran dalam bentuk alat raga. Kedua, pola (guru+alat bantu) dengan siswa, ketiga, pola (guru)+(media) dengan siswa.Keempat, pola media dengan siswa atau pola pembelajaran jarak jauh menggunakan media atau bahan pembelajaran yang disiapkan. Berdasarkan pola-pola pembelajaran diatas, maka pembelajaran bukan hanya sekedar mengajar dengan pola satu, akan tetapi lebih dari pada itu seorang guru harus mampu menciptakan proses pembelajaran yang bervariasi. Menurut paham konvensional, pembelajaran diartikan sebagai bantuan kepada anak didik yang dibatasi pada aspek intelektual dan keterampilan. Unsur utama dari pembelajaran adalah pengalaman anak sebagai seperangkat event sehingga terjadi proses belajar.10 Pengertian Pendidikan Agama Islam banyak sekali ragamnya dan berbeda antara ahli yang satu dengan yang lainnya.Hal ini tergantung dari sudut
pandang
mereka
masing-masing.Namun
untuk
memahami
pendidikan itu sendiri, terlebih dahulu kita pahami pengertian pendidikan secara bahasa dan istilah. Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa Yunani, yaitu Peadagogiek yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan kedalam bahasa inggris dengan “education” yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan “tarbiyah” yang berarti pendidikan.11 Pengertian pendidikan secara istilah menurut Omar Muhammad al-Toumy al-Syaibani adalah proses mengubah tingkah laku individu , pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai suatu profesi diantara profesi-profesi asasi dalam masyarakat.12
10
Ibid.,h. 85 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia 1994), h. 1 12 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010) cet ke-1. h. 28 11
13
Dalam perkembangan istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Perkembangan selanjutnya pendidikan berarti segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan.13 Pendidikan Merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja, seksama, terencana dan bertujuan yang dilaksanakan oleh orang dewasa dalam arti memiliki bekal ilmu pengetahuana dan keterampilan mengajarkannya kepada anak didik secara bertahap. Dan apa yang diberikan kepada anak didik itu sedapat mungkin dapat menolong tugas dan perannya di masyarakat, dimana kelak mereka hidup.14 Pendidikan juga merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan jelas memiliki tujuan. Sehingga diharapkan dalam penerapannya ia tak kehilangan arah dan pijakan.15 Jika dikaitkan dengan pengertian pembelajaran, maka diperoleh sebuah pengertian bahwa pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) adalah upaya membelajarkan siswa untuk memahami, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama Islam melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan atau latihan. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Muhaimin bahwa Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah suatu upaya membelajarkan peserta didik agar dapat belajar, butuh belajar, terdorong belajar, mau belajar dan tertarik untuk terus menerus mempelajari agama Islam baik untuk kepentingan mengetahui bagaimana cara beragama yang benar maupun mempelajari Islam sebagai pengetahuan. 16
13
Armai Arief, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Wahana Cordofa, 2010) h.3 Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005) h.11 15 Armai Arief, Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Pers, 2002) cet ke14
1. h.15 16
Muhaimin, op. cit., h. 183
14
2. Kegiatan Pembelajaran Menurut permendiknas nomor 41 tahun 2006 tentang standar proses
pelaksanaan
pembelajaran
meliputi
kegiatan
membuka
pembelajaran, kegiatan inti dan kegiatan penutup. a. Kegiatan Membuka Pembelajaran Yang dimaksud dengan membuka pelajaran adalah seberapa jauh kemampuan guru dalam memulai interaksi belajar mengajar untuk suatu jam pelajaran tertentu, 1) Mengkondisikan Siswa Tujuan kegiatan ini untuk mengarahkan siswa pada pokok permasalahan agar siswa siap, baik secara mental, emosional, maupun fisik. Kegiatan ini antara lain berupa: a) Pengulasan langsung pengalaman yang pernah dialami siswa ataupun guru. b) Pengulasan bahan pelajaran yang pernah dipelajari pada waktu sebelumnya. Kegiatan-kegiatan yang menggugah dan mengarahkan perhatian siswa antara lain meminta pendapat/saran siswa, menunjukkan gambar, slide, film atau benda lain.17 2) Menarik Minat dan Perhatian Siswa Perhatian lebih bersifat sementara dan ada hubungannya dengan minat. Perbedaannya adalah minat sifatnya menetap sedangkan perhatian sifatnya sementara, adakalanya menghilang. Jadi perhatian itu sebentar hilang, sebentar timbul kembali, sedangkan minat selalu tetap ada.18 Anak-anak yang selesai bermain, pada waktu masuk kembali ke dalam kelas untuk menerima pelajaran sering kita dengar masih membicarakan permainannya. Oleh sebab itu pada waktu guru hendak menyampaikan pelajaran baru, sebaiknya 17
B. Suryosubroto, Tatalaksana Kurikulum, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), Cet. I, h. 81. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Edisi 2, Cet. 19, h. 28. 18
15
diusahakan untuk menyatukan alam pikiran siswa dengan jalan menghilangkan kenangan atau peristiwa yang baru saja mereka alami. Jenis usaha lain adalah memberikan pertanyaan bahasan sebelumnya yang berhubungan dengan topik baru, atau sering pula dengan memberikan pre test untuk mengetahui seberapa jauh siswa sudah memiliki pengetahuan tentang bahasan yang akan mereka pelajari. 3) Membangkitkan Motivasi Siswa Tugas guru adalah membangkitkan motivasi siswa sehingga ia mau melakukan belajar. Ada dua macam motivasi: pertama, motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan atau dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri. Kedua, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena ajakan, suruhan, paksaan orang lain sehingga ia melakukan belajar. Motivasi intrinsik dapat menguat jika anak menganggap tugas sebagai suatu yang menarik, relevan secara personal, bermakna, dan pada level yang sesuai dengan kemampuan anak, sehingga mereka beranggapan dapat berhasil dalam menyampaikan tugas itu.19 4) Mengadakan Test Pendahuluan (Pre test) Fungsi dari pretest ini adalah untuk menilai sampai dimana murid-murid telah mengusai kemampuan atau keterampilan yang tercantum dalam indikator hasil belajar, sebelum mereka mengikuti program pengajaran yang telah disiapkan.20
19
John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. I, h. 486. Team Didaktik Metodik IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, (Jakarta: CV. Rajawali, 1989), Cet. 4, h. 149. 20
16
b. Kegiatan Inti Pembelajaran Kegiatan inti pembelajaran merupakan proses pembentukkan kompetensi padapeserta didik, dan merealisasikan tujuan-tujuan pembelajaran. Prosespembentukkan kompetensi dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat secara aktif, baik mental, fisik maupun sosialnya.21 1) Penguasaan Materi Pembelajaran Pengusaan materi bagi guru merupakan hal yang sangat menentukan, khususnya dalam proses belajar mengajar yang melibatkan guru mata pelajaran.22 Ada beberapa hal dalam upaya meningkatkan penguasaan materi bagi guru, antara lain : melalui musyawarah guru mata pelajaran atau kelompok kerja guru, melalui buku sumber yang tersedia atau kegiatan mandiri, melalui pendalaman materi dengan mengikuti seminar/pelatihan. 2) Keterampilan Menggunakan Metode Faktor yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Ambo Ende Abdullah, dkk.sebagai berikut: (1) metode mengajar harus sesuai dengan tujuan, (2) metode mengajar sesuai dengan para siswa, (3) kegiatan mengajar serasi dengan lingkungan, dan (4) pelajaran terkoordinasi dengan baik. Dalam penggunaan suatu metode mengajar disamping dilatarbelakangi oleh beberapa faktor yang telah dikemukakan di atas, dipersyaratkan pula kepada setiap pengguna dalam hal ini guru
mengetahui
dan
menguasai
metode
yang
akan
digunakannya.23 Pada saat ini pembelajaran dan pengajaran kontekstual menjadi tumpuan harapan para ahli pendidikan dan pengajaran 21 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. 5, h. 256. 22 Moh. Uzer Usman, op. cit., h. 50. 23 Syafruddin Nurdin dan Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet. I, h. 95.
17
dalam upaya menghidupkan kelas secara maksimal. Pembelajaran kontekstual dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimnapun keadaannya.24 Pendekatan kontekstual atauContextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat pengetahuan
yang
hubungan
antara
dimilikinya denganpenerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dalam prakteknya metode mengajar tidak digunakan sendiri-sendiri tetapi merupakan kombinasi dari beberapa metode mengajar. Berikut ini akandikemukakan kemungkinan kombinasi metode mengajar.25 a. Ceramah, Tanya jawab dan Tugas b. Ceramah, Diskusi dan Tugas c. Ceramah, Demonstrasi dan Eksperimen d. Ceramah, Sosiodrama dan Diskusi e. Ceramah, Problem Solving, dan Tugas f. Ceramah, Demonstrasi dan Latihan c. Keterampilan Memberi Penguatan Penguatan merupakan respon terhadap suatu prilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali prilaku tersebut. Keterampilan memberikan pengutan merupakan keterampilan yang arahnya untuk memberikan dorongan, tanggapan atau hadiah bagi siswa agar dalam mengikuti pelajaran merasa dihormati dan diperhatikan.26 24
Nurhadi, dkk., Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannya dalam KBK, (Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang, 2004), Cet. 2, h. 31. 25
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, h. 91-96. Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT. BumiAksara, 2006), Cet I, h. 168. 26
18
Penguatan dapat dibagi menjadi pengutan verbal dan non verbal. Penguatan verbal diberikan dalam bentuk kata-kata/kalimat pujian, sentuhan, kegiatan yang menyenangkan, serta benda atau simbol. Penguatan dapat juga diberikan dalam bentuk penguatan tak penuh, jika respon/perilaku siswa tidak sepenuhnya memenuhi harapan. d. Menggunakan Waktu Yang dimaksud dengan menggunakan waktu dalam hal ini adalah ketepatan guru dalam mengalokasikan (mengatur) waktu yang tersedia dalam suatu interaksi belajar mengajar. Kesulitan yang dialami guru pada waktu interaksi di antaranya ialah dalam hal penggunaan waktu yang tersedia dari membuka pelajaran sampai menutup pelajaran. e. Keterampilan Bertanya Bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuanberfikir.27 Keterampilan bertanya sangat perlu dikuasai guru
untuk
menciptakan
pembelajaran
yang
efektif
dan
menyenangkan, karena hampir dalam setiap tahap pembelajaran guru dituntut untuk mengajukan pertanyaan, dan kualitas pertanyaan yang diajukan guru akan menentukan kualitas jawaban peserta didik. Dalam menerapkan keterampilan bertanya, guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut: 1) Kehangatan dan keantusiasan 2) Menghindari kebiasaan mengulang pertanyaan sendiri, menjawab pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan yang mengundang jawaban serempak, mengulangi jaawaban siswa, mengajukan pertanyaan ganda, dan menunjuk siswa sebelum mengajukan pertanyaan 3) Waktu berpikir yang diberikan untuk pertanyaan tingkat lanjut lebih banyak dari yang diberikan untuk pertanyaan tingkat 27
Ibid., h. 170
19
dasarSusun pertanyaan pokok dan nilai pertanyaan tersebut sesudah selesai mengajar.
f. Keterampilan Mengadakan Variasi Keterampilan menggunakan variasi diadakan karena faktor kebosanan yang disebabkan oleh adanya penyajian kegiatan belajar yang begitu saja akan mengakibatkan perhatian, motivasi dan minat siswa terhadap pelajaran, guru dan sekolah menurun.28 Mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru yang bertujuan untuk meningkatkan perhatian peserta didik terhadap materi standar yang relevan, memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat peserta didik terhadap berbagai hal baru dalam pembelajaran, memupuk perilaku positif peserta didik dalam pembelajaran, serta memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuannya.
g. Keterampilan Menjelaskan Menjelaskan adalah mendeskripsikan secara lisan tentang sesuatu benda, keadaan, fakta, dan data sesuai dengan waktu dan hukum-hukum yang berlaku. Keterampilan menjelaskan sangat penting bagi guru karena sebagian besar percakapan guru yang mempunyai pengaruh terhadap pemahaman siswa adalah berupa penjelasan.
Komponen keterampilan menjelaskan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu: 1) Merencanakan materi penj elasan 2) Menyajikan penjelasan
28
Ibid.,h. 171.
20
Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah dan akhir pelajaran, dengan selalu memperhatikan karakteristik siswa yang diberi penjelasan serta materi/masalah yang dijelaskan.
h. Kerampilan Menutup Pembelajaran Untuk memperoleh gambaran secara utuh pada waktu akhir kegiatan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru dalam menutup pelajaran, yakni: 3) Meninjau kembali dengan cara merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan 4) Mengevaluasi
dengan
mendemonstrasikan
berbagai
bentuk
keterampilan,
evaluasi,
misalnya
meminta
siswa
mengaplikasikan ide baru, dalam situasi yang lain, mengepresikan pendapat siswa, danmemberikan soal tertulis.29 Dari apa yang telah diuraikan di atas terbukti bahwa membuka dan menutup pelajaran bukanlah urutan kegiatan yang bersifat rutin, melainkan suatu perbuatan guru yang perlu direncanakan secara sistematis dan rasional. Penutup dalam hal ini dimaksudkan sebagai cara guru dalam mengakhiri penjelasan atau pembahasan suatu pokok bahasan. Penutup yang lengkap berupa ringkasan, kesimpulan dan pertanyaanpertanyaan yang bersifat menguji tentang pencapaian tujuan instruksional. Apabila dalam pengujian tersebut ternyata beberapa tujuan belum tercapai, maka guru wajib menjelaskan kembali secara singkat sehingga tugasnya benar-benar dirasa tuntas. Belajar dapat dikatakan suatu proses yang tidak pernah berhernti karena merupakan suatu proses yang berkelanjutan menuju kearah kesempurnaan. Setiap kali berakhir dari suatu interaksi antara guru dengan siswa, itu hanyalah merupakan suatu terminal saja untuk
29
Ibid,, h. 176
21
kemudian beranjak ke interaksi selanjutnya pada hari atau minggu yang lain. Jadi akhir suatu pelajaran bukan berarti seluruh proses belajar atau interaksi telah selesai sama sekali. Oleh karena itu kesan perpisahan yang baik pada akhir pelajaran sangat diperlukan agar pertemuan pada kesempatan yang lain dapat diterima dan berlangsung dengan baik.
3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam Untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam (PAI) diatas, maka ruang lingkup materi pendidikan Agama Islam (PAI) dalam kurikulum 1994 paa dasarnya mencakup tujuh unsur pokok, diantaranya Al-Qur’an/Hadits. Keimanan, syariah, ibadah, muamalah, akhlak, dan tarikh. Kemudian pada kurikulum tahun 1999 dipadatkan menjadi lima unsur, yaitu Al-Qur’an, keimanan, akhlak, fiqih dan bimbingan ibadah, serta tarikh. Diri unsur-unsur pokok ini dapat dijelaskan bahwa ruang lingkup pendidikan
agama
Islam
meliputi
keserasian,
keselarasan
dan
keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan sesama manusia lain serta dengan lingkungannya. 4. Kurikulum Pendidikan Agama Islam Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem pendidikan, karena kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan. Kurikulum dalam pengertian mutakhir adalah semua kegiatan yang memberikan pengalaman kepada siswa (anak didik) di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah, baik di luar maupun di dalam lingkungan dinding sekolah. 30 30
Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam.,(Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet. I, h. 83.
22
Terdapat banyak rumusan pengertian kurikulum dari para ahli, diantaranya Crow dan Crow merumuskan bahwa kurikulum adalah “rancangan pengajaran yang isinya sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis yang diperlukan sebagai syarat untuk menyelesaikan suatu program didikan tertentu”.31 Harold B. Alberty dan Elsie J. Alberty dalam bukunya "Reorganizing The High School Curriculum " mengartikan “kurikulum dengan aktivitas/kegiatan yang dilakukan murid sesuai dengan peraturanperaturan sekolah”.32 Zakiah Daradjat menyatakan kurikulum adalah “suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan pendidikan tertentu”.33 Oleh karena itu, untuk memahami kurikulum sekolah, tidak hanya dengan melihat dokumen kurikulum sebagai suatu program tertulis, akan tetapi juga bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan anak didik baik di sekolah maupun di luar sekolah. Dari pengertian diatas dapat dilihat kalau kurikulum senantiasa mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, sehingga cakupan kurikulum, dengan berbagai aliran, pendekatan, dan coraknya amat beragam. Sebagai agama yang terbuka dan dinamis. Keberadaan kurikulum dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukan, karena dengan kurikulum itulah kegiatan belajar mengajar akan dapat mencapai tujuan yang diharapkan, baik tujuan yang bersifat kognitif, afektif maupun psikomotorik. Pengertian kurikulum pendidikan agama Islam sebenarnya tidak jauh berbeda dengan kurikulum secara umum, perbedaan hanya terletak pada sumber pelajarannya saja. Sebagaimana yang diutarakan oleh Abdul Majid dalam bukunya Pembelajaran Agama islam Berbasis Kompetensi, mengatakan bahwa kurikulum Pendidikan Agama Islam adalah rumusan 31 32
Abuddin Nata, op.cit., h. 123 Zuhairini, dkk., Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983),
h. 58 33
Zakiah Daradjat, op. cit., h. 122
23
tentang tujuan, materi, metode dan evaluasi pendidikan dan evaluasi pendidikan yang bersumber pada ajaran agama Islam.34 Sesuai dengan pengertian tersebut, maka kurikulum pendidikan Agama adalah termasuk salah satu komponen pendidikan Agama yakni berupa alat untuk mencapai tujuan pendidikan Agama.Untuk mencapai tujuan pendidikan, maka dengan sendirinya dibutuhkan terdapatnya kurikulum yang sesuai. Adapun materi pokok dalam Pendidikan Agama Islam, sebagai berikut: a. Aqidah adalah bersifat keyakinan batin, mengajarkan keesaan Allah. b. Syari'ah adalah berhubungan dengan amal lahir guna mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan, dan mengatur pergaulan hidup dan kehidupan manusia. c. Akhlak adalah suatu bentuk amalan yang bersifat pelengkap penyempurna bagi kedua amal diatas yang mengajarkan tentang tatacara pergaulan hidup manusia.35 Tiga inti ajaran pokok ini kemudian dijabarkan dalam bentuk rukun iman, rukun Islam dan akhlak, Dari ketiganya lahirlah beberapa keilmuan agama, yaitu: ilmu tauhid, ilmu fiqh, dan ilmu akhlak. Ketiga kelompok ilmu agama ini kemudian dilengkapi dengan pembahasan dasar hukum Islam, yaitu Al-Qur'an dan Al-Hadits, serta ditambah lagi dengan sejarah Islam (Tarikh). C. Standar Proses Pendidikan 1. Pengertian Standar Proses Pendidikan Standar proses pendidikan dapat diartikan sebagai suatu bentuk teknis yang merupakan acuan atau kriteria yang dibuat secara terencana atau didesain dalam pelaksanaan pembelajaran.36
34
Abdul Majid, dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Remaja Rosda Karya, Bandung, 2004, hal. 74 35 Yunus Namsa, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 2000), Cet. Ke-l, h. 18 36 Mursyid, (http://mursyid.wordpress.com/2007/11/16/standar-proses-pendidikan/), dibuat pada tanggal 16 November 2007
24
Standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Keterkaitan standar proses dengan standar lainnya, dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang standar proses pendidikan nasional, dikatakan bahwa standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang system pendidikan diseluruh wilayah pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ada beberapa standar lainnya yang ditetapkan dalam standar nasional yaitu standar kompetensi lulusan, standar isi, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.37 Dasar hukum yang mengatur standar proses pendidikan terdapat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
2. Komponen-komponen dalam proses pendidikan a. Perencanaaan proses pembelajaran Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus sebagai pengembangan
rencana proses pendidikan yang memuat identitas
mata pelajaran atau tema pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran,
materi
pembelajaran,
alokasi
waktu,
metode
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. Adapun yang dimaksud dengan standar kompetensi adalah berisi sekumpulan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik 37
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm 4
25
disuatu jenjang pendidikan tertentu. Contoh standar kompetensi mata pelajaran pendidikan agama islam adalah: 1) Mendeskripsikan ayat-ayat Al-Qur’an serta mengamalkan ajaranajaran dalam kehidupan sehari-hari. 2) Menetapkan aqidah islam dalam kehidupan sehari-hari 3) Melaksanakan syari’ah islam dalam kehidupan sehari-hari 4) Menerapkan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari 5) Mendeskripsikan perkembangan tarikh islam dan hikmahnya untuk kepentingan sehari-hari. Sedangkan kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran. Contoh kompetensi dasar pendidikan agama islam adalah: 1) Mengetahui sumber hukum islam, mengetahui hikmah shalat, puasa, zakat, haji, wakaf dan dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Ini contoh kompetensi dasar mata pelajaran fiqih. 2) Terbiasa berfikir kritis, sederhana, sportif dan bertanggung jawab. ini contoh kompetensi dasar mata pelajaran aqidah akhlak. 38 Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan standar isi, standar kompetensi lulusan serta panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1) Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Menurut
Muhaimin,
RPP
adalah
rencana
yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam
38
39
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), hlm 37-
26
standar isi dan dijabarkan dalam silabus.39Sedangkan menurut H. E, Mulyasa RPP merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan dan memproyeksikan tentang apa yang akan dilakukan guru dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik.40Karena itu, RPP harus mempunyai daya terap (apicable) yang tinggi.Tanpa perencanaan yang matang, mustahil target pembelajaran bisa tercapai secara maksimal. Pada sisi lain, melalui RPP pun dapat diketahui kadar kemampuan guru dalam menjalankan profesinya. RPP merupakan persiapan yang harus dilakukan guru sebelum mengajar.Persiapan ini dapat diartikan persiapan tertulis maupun persiapan mental, situasi emosional yang ingin dibangun, lingkungan
belajar
yang
produktif,
termasuk
meyakinkan
pembelajar untuk mau terlibat secara penuh.Tugas guru yang paling utama terkait dengan RPP adalah menjabarkan silabus ke dalam RPP yang lebih operasional dan rinci, serta siap dijadikan pedoman atau skenario dalam pembelajaran.Dalam pengembangan RPP, guru diberi kebebasan untuk mengubah, memodifikasi dan menyesuaikan silabus dengan kondisi sekolah dan daerah, serta dengan karakteristik peserta didik. Menurut Muhaimin, dkk tugas masing-masing guru adalah mengembangkan silabus yang sudah disepakati ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, yang biasa disebut dengan skenario pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran secara utuh tiap pertemuan, atau merupakan deskripsi proses pembelajaran secara utuh dalam tiap pertemuan mulai dari langkah awal, kegiatan inti, dan penutup.41
39
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009), cet. 2, h. 154 40 Muhaimin, dkk, Pengembangan model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada sekolah danmadrasah, (Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada, 2008), h. 136 41 Ibid., h.149
27
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Dengan demikian, RPP merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. RPP perlu
dikembangkan
untuk
mengkoordinasikan
komponen
pembelajaran, yakni: kompetensi dasar, materi standar, indikator hasil
belajar
dan
penilaian.
Kompetensi
dasar
berfungsi
mengembangkan potensi peserta didik; materi standar berfungsi sebagai memberi makna terhadap kompetensi dasar; indikator hasil belajar
berfungsi
menunjukkan
keberhasilan
pembentukkan
kompetensi peserta didik; sedangkan penilaian berfungsi mengukur pembentukkan kompetensi dan menentukan tindakan yang harus dilakukan apabila kompetensi dasar belum terbentuk atau belum tercapai.42 2) Pentingnya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Perencanaan pembelajaran merupakan bagian penting yang harus diperhatikan dalam implementasi KTSP, yang akan menentukan pembelajaran secara keseluruhan dan menentukan kualitas pendidikan serta kualitas sumber daya manusia (SDM), baik dimasa sekarang maupun dimasa depan. Oleh karena itu, dalam kondisi dan situasi bagaimanapun, guru tetap harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), karena perencanaan merupakan pedoman pembelajaran. Menurut E. Mulyasa pentingnya, RPP dalam implementasi KTSP,
yang
pembelajaran,
akan
menentukan
idealnya
pengembangannya,
peserta
untuk
berhasil didik
tidaknya dilibatkan
mengidentifikasi
suatu dalam
kompetensi,
menetapkan materi standar, mengembangkan indikator hasil 42
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2007), h. 231
28
belajar, dan melakukan penilaian. Dalam pada itu, mereka dapat menetukan
jenis
evaluasi
untuk
melihat
seberapa
besar
keberhasilan dan kemajuan belajarnya.43 Pertama, pembelajaran adalah proses yang bertujuan. Sesederhana apapun proses pembelajaran yang dibangun oleh guru, proses tersebut diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. Dengan demikian semakin kompleks tujuan yang harus dicapai, maka semakin kompleks pula proses pembelajaran yang berarti akan semakin kompleks pula perencanaan yang harus disusun oleh guru. Kedua, pembelajaran adalah proses kerja sama, proses pembelajaran minimal akan melibatkan guru dan siswa. Guru tidak mungkin berjalan sendiri tanpa keterlibatan siswa. Dalam suatu proses.
D. Karakteristik Guru Pendidikan Agama Islam Karakter menunjukkan sifat-sifat dari diri pribadi yang diperankan, sehingga karakter dapat diartikan dengan keseluruhan sifat-sifat individual manusia. Karakteristik merupakan ciri-ciri atau bentuk-bentuk watak, karakter yang dimiliki oleh setiap individu, corak tingkah laku, tanda khusus.44 Dalam rangka menunjang profesinya sebagai guru, seorang guru agama hendaknya memiliki sebuah karakter yang berbeda dengan profesi yang lainnya. Dengan karakteristiknya tersebut, menjadi ciri dan sifat yang akan menyatu dalamseluruh totalitas kepribadiannya. Bagi guru kepribadian ini mutlak sifatnya danmemiliki arti yang sangat penting. Salah seorang ahli pendidikan islam terkemukaZakiah Daradjat, memberikan penekanan terhadap pentingnya sebuah kepribadianbagi seorang guru. Mengenai hal ini beliau menyatakan:
43
E. Mulyasa, Implementasi …, op.cit., h. 155 Dahlan Al-Bahri, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola, 1994), hlm. 306
44
29
Setiap orang yang akan melaksanakan tugas guru harus punya kepribadian. Seorang guru agama Islam selain harus berkepribadian sesuai dengan ajaran Islam, juga harus memiliki kepribadian seorang guru. Guru adalah orang yang seharusnya dicintai dan disegani oleh muridnya. Penampilannya dalam mengajar harus meyakinkan dan tindak tanduknya akan ditiru dan diikuti oleh muridnya.45 Sifat-sifat yang harus dimiliki guru dalam pendidikan Islam: 1. Zuhud, tidak mengutamakan materi dan mengajar karena mencari keridhaan Allah semata 2. Kebersihan guru 3. Ikhlas dalam pekerjaan 4. Suka pemaaf 5. Seorang guru merupakan bapak sebelum ia seorang guru 6. Harus mengetahui tabi’at murid 7. Harus menguasai mata pelajaran.46
E. Syarat-Syarat Menjadi Guru Pendidikan Agama Profesional Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang gamlang.Seperti yang dibayangkan sebagian orang, dengan bermodal penguasaan materi dan menyampaikan kepada siswa sudah cukup, hal ini belumlah dapat dikategorikan sebagai guru yang memiliki pekerjaan profesional. Syarat merupakan sifat pokok yang harus dimiliki oleh guru yang profesional.Syarat dapat diartikan sebagai ciri khusus untuk sebuah pekerjaan tertentu yang dalam hal ini adalah profesi guru.Dengan demikian, syarat menjadi guru profesioanal dapat dipahami sebagai ciri-ciri yang menjadi standar utama bagi profesi guru untuk dikatakan sebagai pekerjaan profesional. Adapun syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorang Guru Pendidikan Agama Islam, yaitu: 1. Penguasaan Materi Pelajaran 45
Zakiah Daradjat, op.cit., h. 98. Mohd Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1990), Cet. 6, h. 131-134. 46
30
Materi pelajaran merupakan isi pengajaran yang dibawakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.Sulit dibayangkan, bila seorang guru mengajar tanpa menguasai materi pelajaran.Bahkan lebih dari itu, agar dapat mencapai hasil yang lebih baik, guru perlu menguasai bukan hanya sekedar materi tertentu yang merupakan bagian dari suatu mata pelajaran saja tetapi penguasaan yang lebih luas terhadap materi itu sendiri agar dapat mencapai hasil yang lebih baik. 2. Kemampuan Menerapkan Prinsip-Prinsip Psikologi Mengajar pada intinya bertalian dengan proses mengubah tingkah laku. Agar memperoleh hasil yang diinginkan secara baik perlu menerapkan prinsip-prinsip psikologi, terutama yang berkaitan dengan belajar agar seorang guru dapat mengetahui keadaan peserta didik. 3. Kemampuan Menyelenggarakan Proses Belajar Mengajar Kemampuan merupakan
salah
menyelenggarakan satu
persyaratan
proses
utama
belajar
seorang
mengajar
guru
dalam
mengupayakan hasil yang lebih baik dari pengajaran yang dilaksanakan. Kemampuan ini memerlukan suatu landasan konseptual dan pengalaman praktek.Oleh sebab itu, lembaga-lembaga pendidikan lebih fokus dalam menyiapkan calon guru dengan memberikan bekal-bekal teoritis dan pengalaman praktek kependidikan. 4. Kemampuan Menyesuaikan Diri dengan Berbagai Situasi Baru Secara formal maupun profesional tugas guru seringkali menghadapi berbagai perubahan yang terjadi di lingkungan tugas profesionalnya. Perubahan pada bidang kurikulum, pembaharuan dalam sistem pengajaran, serta anjuran-anjuran dari atas untuk menerapkan konsep-konsep baru dalam pelaksanaan tugas, seperti CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), sistem belajar tuntas, sistem evaluasi, dan sebagainya
seringkali
mengejutkan.
Hal
ini
membawa
dampak
kebingungan para guru dalam melaksanakan tugas.47 47
Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1996), h. 7-8.
31
Berkaitan dengan syarat-syarat menjadi guru yang harus dimiliki guru agama agar dapat berhasil dalam tugasnya. Yang paling penting diantaranya adalah: guru agama hendaknya dapat menjadi contoh tauladan dalam segala tingkah lakunya, dan dalam segala keadaannya terutama juga yang menyangkut physicalapperreance seperti cara memilih dan cara berpakaian, serta cara mengatur rambutnya, karena keadaan guru akan selalu dijadikan cermin bagi anak didiknya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tugas guru agama lebih berat dibanding dengan tugas-tugas guru pada umumnya.Di samping itu, tugas sebagai guru agama terkandung tugas suci untuk memenuhi panggilan agama karena berkaitan erat dengan ibadah kepada Allah swt. Sehubungan dengan hal tersebut, maka para ahli pendidik Islam menentukan berbagai karakteristik bagi guru agama yang tertuang dalam ciri dan sifat yang akan menyatu dalam seluruh totalitas kepribadiannya.
F. Hasil Penelitian yang Relevan Dalam proses penulisan skripsi ini penulis mendapatkan kajian yang relevan selama proses penelitian dan penulisan, yang membahas tentang PPKT diantaranya Skripsi yang ditulis oleh Khumaidi dengan judul Pengaruh Kompetensi Pedagogik Mahasiswa PAI Dalam PPKT Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI, yang membahas tentang bagaimana peran mahasiswa dalam melaksanakan program PPKT di sekolah dan pengaruhnya terhadap hasil belajarsiswa pada mata pelajaran PAI khususnya dan mata pelajaran pada umumnya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disumpulkan bahwa pengaruh kompetensi pedagogik mahasiswa PPKT terhadap hasil belajar siswa pada mata peajaran PAI menujukan hasil yang baik dan efektif. Hal ini di lihat dari rata-rata nilai raport dan hasil pengujian hipotesis.48
48
Khumaidi, Pengaruh Kompetensi Pedagogik Mahasiswa PAI dalam PPKT terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI” Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2010, tidak dipublikasikan.
32
Selanjutnya skripsi yang ditulis oleh Muhamad Riza Fahlevi dengan judul Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Mengajar Mahasiswa PPKT Dengan Minat Belajar Siswa, yang mana dalam skripsi ini membahas tentang hubungan tentang kemampuan mengajar mahasiswa PPKT dengan minat belajar siswa yang mana hasilnya terdapat hubungan yang sangat kuat dan signifikan antara persepsi siswa tentang kemampuan mengajar mahasiswa PPKT dengan minat belajar siswa di MTs Yaspina Rempoa Ciputat Tangerang Selatan dan persepsi siswa yang baik tentang kemampuan mengajar mahasiswa PPKT memberikan kontribusi yang besar dalam meningkatkan minat belajar siswa MTs Yaspina.49 Skripsi yang di tulis oleh M. Basri dengan judul Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam Di SDN Rambutan 03 Pagi Jakarta Timur, hasil penelitian mengungkapkan umumnya siswa berpersepsi guru PAI belum memiliki kemampuan mengajar secara optimal baik dalam rnembuka pelajaran, melakukankegiatan inti pelajaran, maupun menurup pelajaran. Hal ini dapat diketahui dari nilai rata-rata kemampuan mengajar yang berada pada taraf "Cukup", atau dengan kata lain guru PAI cukup mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran.Berdasarkan hasil penelitiantersebut disarankan hendaknya guru mengawali pembelajaran, melaksanakan kegiatan inti dan penutup dengan melakukan langkah-langkah kegiatan yang mampu memotivasi dan membangkitkan minat siswa dalam belajar, terus menerus belajar melalui berbagai media dan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan mengajarnya.50 Dari beberapa skripsi tersebut menghasilakn bahwa kemampuan mengajar guru cukup baik dan begitu juga yang penulis temukan dalam penelitian yang penulis lakukan yang mana Mahasiswa praktikan sudah dapat merencanakan pembelajaran dengan baik sesuai dengan standar proses, baik komponen maupun prinsip-prinsip penyusunannya sudah dipenuhi.
49
MuhamadRiza Fahlevi, Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Mengajar Mahasiswa PPKT Dengan Minat Belajar Siswa, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2013, tidak dipublikasikan. 50 M. Basri, Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Mengajar Guru Pendidikan Agama Islam Di SDN Rambutan 03 Pagi Jakarta Timur, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2012, tidak dipublikasikan.
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Waktu penelitian dilakukan pada bulan September 2014. Tempat penelitian adalah letak dimana penelitian akan dilakukan untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan dan berkaitan dengan permasalahan penelitian. Pada penelitian ini penulis meneliti sekolah yang mana disana terdapat mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang melaksanakan Pendidikan Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) periode 2014/2015 di Yayasan Islamiyah Ciputat, tepatnya di SMP Islamiyah Ciputat.
B. LatarPenelitian 1. Latar a. Latar Fisik Yayasan Islamiyah Ciputat berdiri sejak tahun 1965 menjadikan yayasan pendidikan tertua di Ciputat. yayasan ini telah mendirikan lembaga pendidikan dengan jenjang pendidikian yang beragam mulai dari tingkat menengah pertama ( Madrasah Tsanawiyah - SMP Islamiyah Ciputat), tingkat menengah atas (Madrasah Alliyah - SMK Islamiyah Ciputat) serta perguruan tinggi (STIE Islamiyah Ciputat). Letak SMP Islamiyah sudah strategis. Setiap hari ada alat transportasi seperti angkutan kota dan Ojek yang melalui sekolah sehingga tidak terlalu sulit untuk mencapai lokasi sekolah. Di lingkungan sekitar SMP Islamiyah, penduduknya bekerja sebagai pegawai, pedagang dan pengusaha. Bagian depan sekolah ini nampak satu gerbang panjang sebagai pintu utama Yayasan IslamiyahCiputat dan gerbang keduauntuk memasuki lokasi belajar mengajar SMP Islamiyah Ciputat, dan pintu utama dilengkapi dengan pos satpam dan tempat parkir, sedangkan
33
34
pintu kedua menuju loby dimana di loby tersebut tesimpan prestasiprestasi yang telah diraih oleh civitas akademika sekolah tersebut, dan disitu pula terdapat resepsionis untuk melayani tamu-tamu yang datang. Kemudian setelah loby langsung dihadapkan pada lapangan yang sering digunakan untuk upacara bendera dan olah raga-olah raga lainnya yang mana lapangan tersebut dikelilingi oleh ruang-ruang belajar. Disamping kiri lapangan (tampak menghadap lapangan) terdapat tangga yang merupakan jalan utama untuk para siswa-siswi, guru dan karyawan menuju SMP Islamiyah Ciputat. Kemudian setelah menaiki tangga tersebut tampaklah ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang UKS dan Lab komputer yang letaknya sejajar dan untuk masjid terletak di samping lab SMP Islamiyah Ciputat.SMP Islamiyah menempati lantai 2 dan 3 gedung tersebut, sedangkan lantai satu untuk Aliyah dan SMK Islamiyah Ciputat. Adapun jumlah kelas secara keseluruhan sebanyak 14ruang kelas, untuk kelas VII (Tujuh) menempati 5 kelas, kelas VIII (Delapan) menempati 5 kelas dan kelas IX(Sembilan) menempati 4 kelas. Lapangan Olahraga terletak di tengah-tengah gedung sekolah dan perpustakaan. Terletak di lantai satu yang berdekatan dengan raihanraihan prestasi yang pernah ditorehkan oleh Yayasan Islamiyah Ciputat ini. b. Latar Sosial Lingkungan sosial yang tercipta di Yayasan Islamiyah Ciputat cukup harmonis dan relegius. Hal ini dapat dilihat dari hubungan antara kepala sekolah dengan guru dan karyawan berjalan baik. Semua menjalankan tugasanya masing-masing. Tak jarang kepala sekolah mengontrol kegiatan-kegiatan dan berbincang-bincang dengan para guru dan karyawan. Hal yang sama juga diterapkan kepada siswasiswanya, sehingga merasa nyaman dan bersahabat berada di lingkuan sekolah.
35
Kegiatan-kegiatan yang mendukung keakraban guru satu sama lain, adalah dengan diselenggarakannya pertemuan dua minggu sekali, seperti arisan guru, dan sharing guru pada jam istirahat ataupun pada waktu jam makan siang atau ketika rapat guru. Begitu juga antara guru dan siswa diupayakan agar akrab satu sama lain, sehingga siswa menganggap bahwa sekolah adalah guru. Siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat mereka tanpa rasa takut dan guru pun merespon pertanyaan-pertanyaan dan keluhan para siswa dengan baik. Kemudian, kedisiplinan staf pengajar di Yayasan Islamiyah Ciputat khususnya SMP Islamiyah Ciputat, patut dibanggakan. Misalnya, ketika bel masuk kelas telah tiba maka, antara guru yang satu dengan guru yang lain saling mengingatkan untuk masuk kelas dan segera menjalankan tugasnya. Dan bukan hanya guru saja, siswa juga ketika bel berbunyi siswa harus masuk kelas dan tidak boleh keluar masuk.Kedisiplinan siswa pun sangat diperhatikan mulai dari kelengkapan alat sekolah, seragam dan penampilan. Setiap minggu guru piket yang dibantu dengan OSIS akan merazia siswa dan siswi yang melanggar hal tersebut. Hal ini bertujuan mereka patuh dan lebih bertanggung jawab. Kemudian sebelum pelajaran pertama dimulai, para siswa membaca surat-surat pendek, asmaul husna dan do’a- doa serta surat pendek dan juga terkadang ditambah hadis, sekitar sepuluh sampai 15 menit, Setelah itu baru pelajaran bisa dimulai, dan inilahyang disebut dengan pembiasaan siswa.Untuk kelas VII-IX satu kali dalam seminggu akan bergantian untuk menjadi penanggung jawab dalam melaksanakan shalat duha di masjid sekolah dan juga pelaksana tugas pengibar bendera merah putih, hal inipun ditujukan untuk membangun nilai-nilai disiplin dan belajar bertanggung jawab akan amanah yang diemban, sehingga kelak mereka semua mampu merefleksikan nilai tanggungjawab ini dikalangan masyarakat dan sekitarnya.
36
2. Entri Peneliti masuk pertama kalinya saat observasi awal yakni di bulan awal September 2014, sebelum melakukan penelitian di SMP Islamiyah Ciputat pada pertengahan bulan september. Kepala SMP Islamiyah Ciputat menyambut baik kehadiran peneliti. Adapun saat melakukan penelitian ini, peneliti
ikut
menjadi
pendamping pengajar, dengan tujuan
kenyamanan dalam pengamatan, mengenal lebih dalam siswa dan kemudahan dalam memperoleh informasi yang terkait dengan penelitian.
C. Metode Penelitian Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian dengan pendekatan kualitatif, dan metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif. Yaitu penelitian yang bermaksud menggambarkan tentang suatu variabel, gejala atau keadaan apa adanya, dan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu.1 Sebagaimana dikutip dari Lexy J. Moleong, “…Bogdan dan Taylor menyatakan bahwa “metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati”.2 Sedangkan Lexy J. Moleong mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang bermaksud memahami fenomena-fenomena yang terjadi pada objek penelitian misalnya perilaku dan motivasi, selanjutnya data-data yang telah terkumpul dideskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa serta dengan memanfaatkan metode ilmiah.3 Dalam penelitian kualitatif metode yang biasa dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen. Kemudian lebih lanjut Moleong menyatakan bahwa: penelitian kualitatif berakar pada akar alamiah sebagai keutuhan. Mengandalkan manusia sebagai 1
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Cet. I0, h. 234 Lexi J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Bandung: Remaja Rasdakarya, 2004)
2
hal 4 3
Ibid.,hal. 6
37
alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif, mengadakan analisis data secara induktif, mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori dari dasar, bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya bersifat sementara, dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak, yakni peneliti dan subjek peneliti”.4 Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data. Disamping itu juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi, serta bersifat koperatif dan korelatif.5 Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data. Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling bahkan populasi atau samplingnya sangat terbatas.6 Maka penelitian ini diarahkan untuk mengertahui kemampuan mengajar mahasiswa PPKT Pendidikan Agama Islam, kemampuan dalam merencanakan pembelajaran, kemampuan melaksanakan pembelajaran dan kemampuan melakukan penilaian.
D. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dalam pengumpulan data peneliti menggunakan beberapa prosedur, yaitu: 1. Interview Metode interview adalah metode yang dilakukan dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data (dalam hal ini individu yang bersangkutan) melalui dialog (Tanya jawab) secara lisan baik secara 4
Ibid., Hal 27 Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara 2002) hal.
5
44 6
RahmatKriyantono, TeknikPraktisRisetKomunikasi: DisertaiContohPraktisRiset Media, Public Relations, Advertising, KomunikasiOrganisasi, KomunikasiPemasaran, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 56.
38
langsung maupun tidak langsung. “interview sebagai proses Tanya jawab lisan, di mana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik yang satu menghadap yang lain dan mendengarkan sendiri suaranya”. 7 Maka dengan interview tersebut diharapkan dapat memperoleh jawaban keterangan dari responden sesuai dengan tujuan penelitian. Ditinjau dari pelaksanaannya peneliti menggunakan model interview bebas terpimpin. Di mana pewawancara bebas menanyakan apa saja tetapi yang mengikat akan data apa yang dikumpulkan dengan membawa sederetan pertanyaan, serta berupaya untuk menciptakan suasana santai tapi tetap serius dan sungguh-sungguh.8 Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan informasi dari kepala sekolah. Guru PAI, serta siswa SMP Islamiyah Ciputat yang berkaitan dengan penerapan pendekatan belajar aktif dalam pembelajaran PAI di SMP Islamiyah Ciputat.
2. Observasi Metode observasi adalah metode yang dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap obyek yang diteliti. “ metode observasi bisa dikatakan sebagai pengamatan dan pencatatan sebagai sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam arti yang luas, observasi tidak hanya terbatas pada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. 9 Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data-data dengan jelas menjadi partisipan secara langsung dan sistematis terhadap obyek yang diteliti, dengan cara mendatangi langsung lokasi penelitian di beberapa sekolah tempat pelaksanaanPPKT Mahasiswa Pendidikan Agama Islam untuk mengetahui kemampuan merencanakan pembelajaran, kemampuan melaksanakan pembelajaran dan kemampuan melakukan penilaian dan dilakukan oleh Mahasiswa Pendidikan Agama Islam di SMP Islamiyah Ciputat. 7
Hadi Sturisno, Metodologi Research, Jilid 2, (Yogyakarta: Adi Offset, 2002) hal. 192 Suharsimi, Op.cit., h. 132 9 Hadi Sturisno, dkk.loc.cit. ha.l 136 8
39
Selain itu metode observasi juga digunakan untuk mengamati kondisi bangunan sekolahan, sarana dan prasaran sekolahan.
3. Dokumentasi Dokumentasi bersal dari kata dokumen, yaitu berarti barang-barang tertulis,. Maka, metode dokumentasi dapat dikatakan sebagai teknik pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, majalah, surat kabar, prestasi, notulen rapat agenda dsb.10 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang latar belakang SMP IslamiyahCiputat yang meliputi sejarah singkat berdirinya, visi misi dan tujuan, struktur organisasi, keadaan guru dan staf, keadaan siswa-siswa, serta keadaan saran dan prasaran yang tersedia.
E. Pengecekan Keabsahan Data Dalam penelitian, setiap hal temuan harus di cek keabsahannya agar hasil penelitiannya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan dapat dibuktikan keabsahannya. Untuk pengecekan keabsahan temuan ini teknik yang dipakai oleh peneliti adalah tringulasi. Tringulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan dan yang memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.11 Pemeriksaan yang dilakukan oleh peneliti antara lain: 1. Tringulasi data, yaitu dengan cara membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, data hasil wawancara dengan dokumentasi dan data hasil pengamatan dengan dokumentasi. Hasil perbandingan ini diharapkan dapat menyatukan persepsi atas data yang diperoleh
2. Tringulasi metode, yaitu dengan cara mencari data lain dengan sebuah fenomena yang diperoleh dengan menggunakan metode yang berbeda yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Kemudian hasil yang 10
Ibid., hal. 135 Lexi J Moleong, Op.Cit., hal. 178
11
40
diperoleh dengan menggunakan metode ini dibandingkan dan disimpulkan sehingga memperoleh data yang bias dipercaya. 3. Trungulasi sumber, yaitu dengan cara membandingkan kebenaran suatu fenomena berdasarkan data yang diperoleh oleh peneliti, baik dilihat dari dimensi waktu maupun dari sumber yang lain. Dalam pengecekan data ini, peneliti menggunakan jenis tringulasi teknik dengan observasi dalam lapangan yang didukung dengan pengecekan melalui wawancara dan dokumentasi.
F. Analisis Data Analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisa data-data yang diperoleh dari penelitian. Menganalisis data ,merupakan suatu langkah yang sangat kritis dalam penelitian. Peneliti harus memastikan pola analisis mana yang akan digunakan, apakah analisis statistik ataukah analisis non statistik. Pemilihan ini tergantung pada jenis data yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini, peneliti tidak diwujudkan dalam bentuk angka. 12 Dalam penerapannya metode deskriptif ini melalui beberapa tahapan, yaitu identifikasi, klasifikasi, kemudian diinterpretasikan. Metode deskriptif kualitatif, diartikan sebagai metode dengan memaparkan dan menafsirkan kata yang ada, misalnya tentang situasi yang dialami berkaitan dengan kegiatan. Pandangan, sikap yang tampak maupun proses yang sedang bekerja. Dalam hal ini, peneliti akan terjun secara langsung di lapangan dan mengalami situasi yang terjadi selama proses belajar mengajar PAI berlangsung, berkaitan dengan prosedur manajemen kelas di SMP IslamiyahCiputat. Di samping itu, juga dilakukan beberapa kali dalam pengumpulan data, di mana semua data yang telah diperoleh di lapangan dibaca, dipahami, kemudian dibuat ringkasannya. Setelah data terkumpul kemudian data dianalisis lebih lanjut secara intensif,. Maka, dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif ini, penulis dapat menyajikan data
12
Sunardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Press,1990) hal 94
41
yang ada, baik dengan informasi maupun analisis tanpa perlu merumuskan hipotesis. Proses analisis data yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan langkahlangkah sebagai berikut : 1. Reduksi data.
Reduksi data merupakan analisis yang menajamkan, menggolongkan data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan finalnya dapat ditarik atau di verifikasi. Data yang diperoleh di lapangan langsung ditulis dengan rinci dan sistematis setiap selesai mengumpulkan data. Laporan-laporan itu perlu direduksi yaitu dengan memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian agar mudah untuk menyimpulkannya. Reduksi kata dilakukan untuk mempermudah peneliti dan mencari kembali data yang diperoleh bila diperlukan serta membantu dalam memberikan kode kepada aspekaspek tertentu. 13 2. Display data atau penyajian data
Yaitu mengumpulkan data atau informasi secara tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data yang sudah ada disusun dengan menggunakan teks yang bersifat naratif, selain itu juga bias melakukan matriks, grafik, network dan chart.14 Dengan alasan supaya peneliti dapat menguasai data dan tidak tenggelam dalam tumpukan data. Serta untuk memudahkan peneliti dalam memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya. 15 3. Menarik kesimpulan atau verifikasi
Yaitu merupakan rangkaian analisis data puncak. Meskipun begitu, kesimpulan juga membutuhkan verifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi dimaksudkan untuk menghasilkan kesimpulan yang valid. Oleh karena itu, ada baiknya sebuah kesimpulan ditinjau ulang dengan cara 13
Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung: Tarsito, 1998) hal 129 Ibid, hal 130 15 Sugiyono, Memehamai Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. Alfabeta, 2005) hal 60 14
42
memverifikasi kembali catatan-catatan selama penelitian dan mencari pola, tema model, hubungan dan persamaan untuk diambil sebuah kesimpulan.16
16
Nasution, Op.Cit, hal 130
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Data dan Sumber Data Data dalam penelitian kualitatif dipahami sebagai data yang tidak bisa diukur atau dinilai dengan angka secara langsung.1 Data dalam penelitian kualitatif bukanlah berdasarkan atas tabel angka-angka hasil pengukuran atau penilaian secara langsung yang mana dianalisis secara statistik. Data kualitatif adalah data yang berupa informasi kenyataan yang terjadi di lapangan. Menurut Meleong, sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan sedangkan data tertulis, foto, rekaman, dan statistik adalah data tambahan.2 a. Data Utama Data utama berupa kata-kata diperoleh mulai dengan wawancara dan data yang berupa tindakan diperoleh melalui observasi.Pertama wawancara dilaksanakan dengan berbagai pihak yang
terkait,
diantaranya
GuruPamong
Pendidikan
Agama
IslamdanMahasiswaPendidikan Agama Islam yang sedangmelaksanan PPKT di SMP Islamiyah. Dalam memilih dan memanfaatkan informan, perlu ditentukan bahwa informan adalah orang-orang yang tahu tentang situasi dan kondisi daerah penelitian, jujur, terbuka, dan mau memberikan informasi yang benar. Kedua, Observasi atau pengamatan secara langsung. Data yang dikumpulkan yaitu data mengenai kemampuan mengajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Pada Pelaksanaan Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) di SMP Islamiyah.
1 2
A. chader Alwasihlah, Pokoknya Kualitatif, (Jakarta: Pustaka Jaya, 2011), h. 105. Lexi J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Bandung: Remaja Rasdakarya, 2004),
h. 110
42
43
b. Data Tambahan Data tambahan yakni berupa sumber tertulis dan dokumentasi. Sumber tertulis ini berupa data-data yang diperoleh dari SMP Islamiyah.
Seperti
format
programtahunan,
silabus,
rencana
pelaksanaan pembelajaran ( RPP ) SMP Islamiyah. Termasuk juga dataprofil sekolah, keadaan guru, keadaan siswa, sarana dan prasarana yang ada di SMP Islamiyah. Sedangkan dokumentasi seperti foto-foto, untuk penunjang data-datayang diperoleh dari SMP Islamiyah supaya diterima keabsahannya.
2. Gambaran Diri Subjek a. Karakteristik Berikut ini adalah table yang dapat menggambarkan kakteristik umum dan seluruh subyek penelitian ini.
Tabel 4.1 KarakteristikSubjek N0
Nama
JenisKelamin
Jabatan
1
UlfahQori Khairunnisa
Perempuan
Mahasiswa PPKT
2
Afifah
Perempuan
Mahasiswa PPKT
b. GambaranDiriSubjek Guru Pamong yang menjadi subjek dari penelitian ini adalah guru yang menjadi Pamong Mahasiswa Pendidikan Agama Islam yang sedang melaksanakan PPKT di SMP Islamiyah, guru tersebut secara sukarela membantu dalam penelitian yang dilakukan peneliti. Selanjutnya yang menjadi subjek penelitian adalah Mahasiswa Pendidian Agama Islam yang sedang melaksanakan PPKT di SMP Islamiyah. Subjek pertama adalah Saudari Ulfah Qori Khairunnisa, tinggal didaerah Sawangan, Depok, sudah lumayan sering mengikuti pelatihan
44
mengajar yang berkaitan dengan pembelajaran Aktif, baik pelatiahan dari kampus maupun dari luar kampus atau Dinas-dinas Pendidikan. Pendidikan terakhirnya adalah Madrasah Aliyah Negeri 4 Model. Informan selanjutnya adalah Afifah,
tinggal di Ciledug,
Tangerang. Beliau mengajar mulai dari bulan Agustus praktek mengajar di sekolah tempat penelitian, beliau juga sudah sering mengikuti pelatihan belajar aktif, metode aktif lerning yang sudah diterapkan. Pendidikan terakhir adalah Madrasah Aliyah Tanwiriyyah Cianjur.
B. Pembahasan 1. AnalisisKemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam dalam Merencanakan Pembelajaran pada Pelaksanaan PPKT tahun Akademik 2014/2015 a. AnalisiPembuatanSilabus Menurut Salim, silabus adalah garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pembelajaran.3Menurut Yulaelawati, silabus merupakan
seperangkat
rencana
serta
pengaturan
pelaksanaan
pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis memuat komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar.4 Sebagaimana telah dikemukakan dalam uraian sebelumnya Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.
Silabus
merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
3
Salim, Peter , The Contemporary English - Indonesia Dictionary, ( Jakarta: Modern English Press, 1987), h. 98 4 Yulaelawati, Ella. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi, Teori dan Aplikasi. (Bandung:Pakar Raya, 2014), h. 123
45
Salah satu perbedaan yang cukup signifikan antara Kurikulum 2006 (KTSP) dengan Kurikulum 2013 yaitu berkaitan dengan perencanaan pembelajaran. Dalam Kurikulum 2006, kegiatan pengembangan silabus merupakan kewenangan satuan pendidikan, namun dalam Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan. Meski tidak lagi direpotkan membuat silabus sendiri (diambil alih kewenangan guru?), seorang guru tetap saja dituntut untuk dapat memahami seluruh pesan dan makna yang terkandung dalam silabus, terutama untuk kepentingan operasionalisasi pembelajaran. Oleh karena itu, upaya telaah (kajian) silabus tampak menjadi penting, baik dilakukan secara mandiri maupun kelompok (khususnya melalui kegiatan bedah silabus dalam forum MGMP), sehingga diharapkan para guru dapat memperoleh perspektif yang lebih tajam, utuh dan komprehensif dalam memahami seluruh isi silabus yang telah disiapkan tersebut. Dalam pelaksanaan PPKT oleh Mahasiswa Pendidikan di SMP Islamiyah ini, dalam hasil penelitian yang penulis lakukan Mahasiswa tidak membuat Silabus sendiri, mereka memakai Silabus yang sudah dibuat oleh Sekolah, sebagaimana kutipan wawancara dengan Ibu Nur Wahdah selaku Guru Pamong untuk Responden 1 Mahasiswi praktikan tahun ajaran 2014/2015 di SMP Islamiyah Ciputat tidak membuat silabus sebelum melaksanakan praktik pembelajaran, karena Silabus sudah dibuat guru mata pelajaran sejak pembelajaran tahun akademik 2014/2015 belum dimulai. Jadi mahasiswa praktikan tidak membuat silabus baru dan kemudian ia menggunakan silabus yang sudah dibuat oleh Guru pamongnya.5 Hal yang serupajugadisampaikanolehBapakFaiz Fikri, S.Ag selaku guru Pamong untuk Responden 2
5
HasilwawancaraIbuNurWardah, S.Ag (Guru Pamong SMP Islamiyah) tanggal 26 September 2014
46
Mahasiswi PPKT di SMP Islamiyah Ciputat tidak membuat silabus dalam pelaksanakan pembelajaran, karena Silabus sudah dibuat oleh guru pamongnya, Jadi mahasiswa yang PPKT disini tidak membuat silabus baru dan kemudian ia menggunakan silabus yang sudah dibuat oleh Guru di sekolah.6 Jadi berdasarkan wawancara tersebut responden 1 dan responden 2 tidak menyusun silabus akan tetapi menggunakan silabus yang dimiliki oleh guru pamong.
b. AnalisiPembuatanRPP Guru
yang
baik
akan
berusaha
sedapat
mungkin
agar
pengajarannya berhasil. Diantaranya salah satu untuk membawa keberhasilan itu adalah guru senantiasa membuat rancangan perencanaan pembelajaran (RPP). Rencana pelaksanaan pembelajaran adalahrencana yang menggambarkan prosedurdan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai suatu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah untuk, 1) Mempermudah, memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar mengajar. 2) Dengan menyusun rencana pembelajaran secara personal, dan berdaya guna, maka guru akan mampu melihat, mengamati, menganalisis, dan memprediksi program pembelajaran sebagai kerangka kerja yang logis dan terencana.7 Setelah guru membuat rancangan perencanaan pembelajaran (RPP) maka guru selanjutnya memikirkan supaya pembelajaran dikelas berjalan dengan efektif yakni menggunakan penerapan pembelajaran aktif (active learning strategy). Karena dengan menggunakan belajar aktif, siswa akan mampu aktif dalam proses belajar mengajar. Sebagai guru yang profesional hendaknya mengetahui karakteristik masing-masing siswa
6
HasilwawancaraBapakFaiz Fikri, S.Ag(Guru Pamong SMP Islamiyah) tanggal 26 September 2014 7 Kunandar, S.Pd. M.Si, Guru Profesional (Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP Dan Sukses Dalam Setifikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Press 2009) hal 262
47
sehingga guru akan mengerti dan mengetahui metode apa yang akan dipakai dalam proses belajar mengajar sesuai materi pelajaran. Dalam proses belajar mengajar, salah satu faktor yang sangat mendukung keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran adalah kemampuan
guru
dalam
menguasai
dan
menerapkan
metode
pembelajaran. Guru dituntut untuk menguasai bermacam-macam metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa. Hal ini sangat relevan dengan tugas seorang guru dalam mengenali perbedaan individual siswanya. Dalam memilih metode, kadar keaktifan siswa harus selalu diupayakan tercipta dan berjalan terus dengan menggunakan beragam metode. Pembelajaran agama Islam hendaklah mendapat tempat yang teratur, hingga cukup mendapat perhatian semestinya dengan tidak mengesampingkan materi-materi yang lain, agar stiap anak didik dapat tertanamkan rasa keimanan yang tinggi serta memuliki akhlaq yang mulia. Sebelum proses belajar mengajar dilakukan, guru terlebih dahulu memepersiapkan
perencannaan
pengajaran
agar
apa
yang
akan
disampaikan kepada anak didik sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan. Dari hasil wawancara dengan kedua pamong.
c. Analisis Data KemampuanMerencanakanPembelajaran 1) AnalisisKemampuanResponden
1
dalamMerencanakanPembelajaran Berdasarkan dokumen-dokumen yang telah dikumpulkan yaitu berupa RPP yang sudah dibuat oleh Mahasiswa PAI dalam melaksanakan PPKT di SMP Islamiyah serta hasil observasi penulis dapat diketahui bahwa: a) Responden 1 tidak menyusun silabus, akan tetapi menggunakan silabus guru pamong. b) Responden 1menyusun RPP sebelum mengajar, berikut ini peneliti sajikan format RPP yang dapat terdokumentasikan:
48
1) Mata pelajaran, materi pokok dan alokasi waktu RPP yang dibuat mencantumkan bagian ini (disesuaikan dengan silabus). 2) Kompetensi inti Berisi tentang kompetensi inti yang diharapkan sesuai dengan silabus 3) Kompetensi dasar Berisi tentang kompetensi dasar siswa yang diharapkan sesuai dengan silabus 4) Indikator Berisi tentang indikator lengkap dikembangkan oleh setiap guru praktikan disesuaikan dengan kondisi atau keadaan siswa. Responden 1 menyusun indicator masih bersifat umum, belum terurai menjadi kegiatan-kegiatan yang dapat diukur ketercapaiannya. 5) Tujuan pembelajaran Berisi rumusan lengkap tujuan pembelajaran disesuaikan dengan indicator. 6) Materi pembelajaran Berisi garis besar atau pokok-pokok materi yang akan disampaikan dari pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga. Responden 1 menyusun materi berdasarkan pada indicator-indikator yang dirumuskan, sehingga dapat tercapainya tujuan pembelajaran.
7) Metode pembelajaaran Berisi tentang cara yang di tempuh untuk mencapai tujuan pembelajaran. Responden 1 merencanakan penggunaan metode ceramah untuk menyampaikan materi yang dikombinasikan dengan cara Tanya jawab kemudian dilanjutkan dengan diskusi kelompok dan tugas kerjasama
49
kelompok.
Metode
ini
dianggap
cocok
untuk
menyampaikan materi thaharah. 8) Sumber belajar Berisikan sumber belajar yang akan digunakan dalam menyampaian materi. Sumber belajar yang digunakan lebih dari satu sumber belajar, hal ini dilakukan untuk menunjukan adanaya variasi dalam penggunaan sumber belajar. 9) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran Berisi langkah-langkah pembelajaran yang telah disertai dengan alokasi waktu setiap tahapan mengajarnya secara lengkap. Penulisan langkah-langkah pembelajaran disertai dengan alokasi waktu yang akan mempermudah guru dalam mengajar sesuai
dengan rencananya. Alur
kegiatan
pembelajaran telah direncanakan secara teratur dan terstruktur. 10) Penilaian Berisi tentang penilaian secara afektif, kognitif dan psikomotorik.
Berdasarkan standar proses penyusunan RPP , selain memenuhi setiap komponen, RPP
harus juga memenuhi
penyusunannya. Diantaranya yaitu: a. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik b. Mendorong partisipasi aktif peserta didik c. Mengembangkan budaya membaca dan menulis d. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut e. Keterkaitan dan keterpaduan f. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.
prinsip-prinsip
50
Berikut kami sampaikan analisis RPP yang disusun Responden 1 mengenai prinsip-prinsip penyusunannya. 1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik RPP yang disusun belum memperhatikan perbedaan kondisi siswa ditinjau dari jenis kelamin, motivasi, bakat, potensi, gaya belajar dan
kecepatan
belajar.
Hal
tersebut
ditunjukkan
dengan
perencanaan penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran yaitu materi disampaikan secara satu arah dari guru kepada seluruh siswa, walaupun dikombinasikan dengan diskusi, mind mapping dan diskusi. Lebih lanjut setiap siswa diberian lembar kerja yang sama untuk menunjang pelaksanaan kegiatan pembelajaran. 2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik Meskipun direncanakan menggunakan metode ceramah akan tetapi telah disusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang mendorong partisipasi aktif siswa. hal ini dapat dilihat pada kegiatan inti pembelajaran dimana siswa diminta untuk mengamati dan memberi komentar gambar yang ditayangkan oleh seorang pendidik. Dari kegiatan tersebut sudah direncanakan kegiatan membuat analisis pengertian thaharah dan macam-macamnya serta membuat analisis macam-macam air yang dapat digunakan untuk bersuci. 3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis Pengembangan budaya membaca dan menulis dalam pembelajaran agama diberikan atau direncanakan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Siswa secara langsung mengembangkan keahlian menulis baik menulis perkata maupun menulis perkalimat dalam menuliskan ayat yang menguatkan tentang thaharah. 4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut Responden-1 telah merencanakan kegiatan umpan balik dengan cara melakukan pembahasan secara langsung lembar kerja siswa yang diberikan sehingga siswa dapat mengetahui jika melakukan
51
kesalahan dalam proses pengerjaan, sedangkan untuk tindak lanjut Responden1 mengadakan kuis yang bertujuan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran dan memberikan pekerjaan rumah. 5. Keterkaitan dan keterpaduan Ditinjau dari langkah-langkah kegiatan yang disebutkan telah disusun komponen-komponen RPP yang terpadu baik dari kompetensi inti, kompetensi dasar, materi, indikator dan lembar kerja siswa. 6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi Responden-1 belum mencantumkan alat/bahan pembelajaran yang akan digunakan dengan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.
2) AnalisisKemampuanResponden
2
dalamMerencanakanPembelajaran Berdasarkan dokumen-dokumen yang telah dikumpulkan yaitu berupa silabus, RPP, media pembelajaran dapat diketahui bahwa: a. Responden 2 tidak menyusun silabus, akan tetapi menggunakan silabus guru pamong. b. Responden 2 menyusun RPP sebelum mengajar, berikut ini peneliti sajikan format RPP yang dapat terdokumentasikan: 1) Mata pelajaran, materi pokok dan alokasi waktu RPP yang dibuat mencantumkan bagian ini (disesuaikan dengan silabus). 2) Kompetensi inti Berisi tentang kompetensi inti yang diharapkan sesuai dengan silabus 3) Kompetensi dasar Berisi tentang kompetensi dasar siswa yang diharapkan sesuai dengan silabus
52
4) Indikator Berisi tentang indikator lengkap dikembangkan oleh setiap mahasiswa praktikan disesuaikan dengan kondisi atau keadaan siswa. Responden 2 menyusun indikator masih bersifat umum, belum terurai menjadi kegiatan-kegiatan yang dapat diukur ketercapaiannya. 5) Tujuan pembelajaran Berisi rumusan lengkap tujuan pembelajaran disesuaikan dengan indikator. 6) Materi pembelajaran Berisi garis besar atau pokok-pokok materi yang akan disampaikan dari pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga. Responden 2 menyusun materi berdasarkan pada indikatorindikator yang dirumuskan, sehingga dapat tercapainya tujuan pembelajaran. 7) Metode pembelajaaran Berisi tentang cara yang di tempuh untuk mencapai tujuan pembelajaran. Responden 2 merencanakan penggunaan metode video
session
untuk
dikombinasikan
dengan
menyampaikan cara
Tanya
materi jawab
yang
kemudian
dilanjutkan dengan diskusi kelompok dan tugas kerjasama kelompok yang diiringi metode true false. Metode ini dianggap cocok untuk menyampaikan materi sejarah. 8) Sumber belajar Berisikan sumber belajar yang akan digunakan dalam menyampaian materi. Sumber belajar yang digunakan lebih dari satu sumber belajar, hal ini dilakukan untuk menunjukan adanya variasi dalam penggunaan sumber belajar. 9) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran Berisi langkah-langkah pembelajaran yang telah disertai dengan alokasi waktu setiap tahapan mengajarnya secara
53
lengkap. Penulisan langkah-langkah pembelajaran disertai dengan alokasi waktu yang akan mempermudah guru dalam mengajar
sesuai
dengan
rencananya.
Alur
kegiatan
pembelajaran telah direncanakan secara teratur dan terstruktur. 10) Penilaian Berisi
tentang
penilaian
secara
afektif,
kognitif
dan
psikomotorik.
Berikut kami sampaikan analisis RPP yang disusun Responden 2 mengenai prinsip-prinsip penyusunannya. a. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik RPP yang disusun sudah memperhatikan perbedaan kondisi siswa ditinjau dari jenis kelamin, motivasi, bakat, potensi, gaya belajar dan
kecepatan
belajar.
Hal
tersebut
ditunjukkan
dengan
perencanaan penggunaan metode movie session dan true false dalam pembelajaran yaitu materi disampaikan secara dua arah dari guru kepada seluruh siswa serta dikombinasikan dengan diskusi. Lebih lanjut setiap siswa diberian lembar kerja yang sama untuk menunjang pelaksanaan kegiatan pembelajaran. b. Mendorong partisipasi aktif peserta didik Dengan rencana penggunaan metode movie session dan true false telah disusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang mendorong partisipasi aktif siswa. hal ini dapat dilihat pada kegiatan inti pembelajaran dimana siswa diminta untuk mengamati dan memberi komentar movie yang ditayangkan oleh seorang praktikan. Dari kegiatan tersebut sudah direncanakan kegiatan membuat analisis pengertian sejarah bani umayyah dan membuat analisis kontribusi tentang sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan dari ilmuwan muslim untuk zaman sekarang. c. Mengembangkan budaya membaca dan menulis
54
Pengembangan budaya membaca dan menulis dalam pembelajaran agama diberikan atau direncanakan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Siswa secara langsung mengembangkan keahlian menulis baik menulis perkata maupun menulis perkalimat dalam menuliskan ayat yang menguatkan tentang pertumbuhan ilmu pengetahuan dari ilmuan muslim. d. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut Responden 2 telah merencanakan kegiatan umpan balik dengan cara melakukan pembahasan secara langsung lembar kerja siswa yang diberikan sehingga siswa dapat mengetahui jika melakukan kesalahan dalam proses pengerjaan, sedangkan untuk tindak lanjut Responden 2 mengadakan Tanya jawab yang bertujuan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran dan memberikan pekerjaan rumah. e. Keterkaitan dan keterpaduan Ditinjau dari langkah-langkah kegiatan yang disebutkan telah disusun komponen-komponen RPP yang terpadu baik dari kompetensi inti, kompetensi dasar, materi, indikator dan lembar kerja siswa. f. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi Responden 2 telah mencantumkan alat/bahan pembelajaran yang akan digunakan dengan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.
2. Kemampuan
Mahasiswa
Program
Studi Pendidikan Agama Islam
dalam Melaksanakan Pembelajaran pada Pelaksanaan PPKT tahun Akademik 2014/2015 Kegiatan pelaksanan pembelajaran dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan awal/pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan akhir/penutup. Untuk setiap
kegiatan
kegiatan
memiliki
aspekaspeknya tersendiri yang harus diamati.
komponen-komponen
dengan
55
Analisis kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran dilakukan pada hasil rekaman kegiatan pembelajaran yang berupa video, berikut hasil analaisis pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan. a. Analisis
kemampuan
Responden-1
dalam
melaksanakan
pembelajaran 1) Kegiatan Awal/ Pendahuluan Pada kegiatan awal/Pendahuluan terdapat dua komponen yang diamati yaitu membahas materi pelajaran yang telah di dapat siswa di hari yang lalu atau disebut juga riview (mengulang kembali) dan memotivasi siswa untuk lebih terpacu dalam menerima dan melaksanakan pembelajaran hari ini. Pada kegiatan Review responden1 langsung memberikan pertanyan-pertanyaan yang membangkitkan kembali ingatan-ingatan materi pembelajaran yang telah didapat para siswa dihari kemarin, hal ini menunjukkan bahwa responden-1 secara langsung melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembahasan review. Sedangkan dari tiga aspek yang diamati pada komponen memotivasi siswa hanya memberikan gambaran umum materi pelajaran yang disampaikan, tetapi dua aspek lainnya yaitu memberitahukan tujuan pembelajaran dan memberikan gambaran kegiatan yang akan dilakukan belum dilaksanakan. 2) Kegiatan Inti Kegiatan inti memiliki 4 komponen yang harus diobservasi yaitu: Penyampaian materi, Mengadakan variasi dalam pembelajaran, Menciptakan suasana aktif dan Memberikan penguatan. Semua aspek pada dua komponen awal telah dilakukan walaupun masih terdapat kekurangan dalam beberapa aspek. pada penyampaian materi, langkahlangkah pembelajaran sudah sesuai dengan langkah-langkah yang direncanakan dalam RPP, instruksi dan penyampaian lancar ( dipandu dengan Lembar Kerja Siswa dan Media pembelajaran berupa power point presentation ). Kemudian guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan membagikan kepada setiap kelompoknya kertas karton
56
dan beberapa potongan kertas kecil yang bertuliskan kata-kata dari materi hari ini, selanjutnya setiap kelompok mencari dan menyusun kata-kata yang ada di potongan kertas kecil itu hingga menjadi sebuah pernyataan yang sesuai dengan materi pembelajaran hari ini. Selain hal diatas, guru juga menyampaikan materi ajar hari ini dengan bahasa yang digunakan jelas dan mudah dipahami. Selanjutnya aspek pada pengadaan variasi dalam pembelajaran sudah ditampilkan semua. Sikap bersahabat ditunjukkan responden-1 dengan berkeliling kelas
untuk
melihat
pekerjaan
kelompok
siswa
satu-persatu,
memberikan senyuman saat ada siswa yang bertanya, menanggapi pendapat siswa dengan baik, meninggikan volume suara untuk menekankan hal-hal penting atau memberikan tanda khusus pada catatan
yang
dianggap
penting,
mendorong
menumbuhkan
kepercayaan diri dengan pernyataan verbal seperti “kalau dikerjakan dengan kerjasama yang baik, pasti akan selesai tepat waktu dan mendapat hasil yang baik”. Untuk dua komponen terakhir pada kegiatan inti yaitu menciptakan suasana aktif dan memberikan penguatan, masih terdapat beberapa aspek yang belum terlihat. Selama kegiatan pembelajaran responden-1 sudah mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa. akan tetapi belum dapat mendorong siswa menyampaikan ide-ide mereka dan belum mampu mendorong terjadinya tukar pendapat antara siswa dengan guru. Walaupun demikian secara keseluruhan sebagian besar siswa sudah melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran. Dalam hal pemberian penguatan responden- 1 sudah memberikan reward kepada siswa yang bertingkah laku baik dan memberikan senyuman serta pernyataan verbal untuk memberikan semangat bagi siswa yang belum berhasil, akan tetapi belum terlihat variasi dalam penyampaiannya baik gesture maupun verbal. 3) Kegiatan Akhir/ Penutup
57
Selanjutnya pada kegiatan akhir, responden-1 meminta setiap kelompok maju kedepan untuk
menjelaskan hasil
kelompoknya
hasil
dan
menempelkan
kerjasama
kerjasama yang
telah
dijelaskannya di sekeliling ruang kelas dan tentunya dengan keadaan yang rapih untuk nantinya siswa senantiasa menghargai setiap hasil kerja kerasnya. Tindak lanjut dilakukan responden-1 dengan memberikan PR berupa soal-soal yang diambil dari buku pegangan siswa dan menyarankan siswa untuk tetap mempelajari materi yang sudah dipelajari. b. Analisis
kemampuan
Responden
2
dalam
melaksanakan
pembelajaran 1) Kegiatan Awal/ Pendahuluan Pada kegiatan awal/Pendahuluan terdapat dua komponen yang diamati yaitu membahas materi pelajaran yang telah di dapat siswa di hari yang lalu atau disebut juga riview (mengulang kembali) dan memotivasi siswa untuk lebih terpacu dalam menerima dan melaksanakan pembelajaran hari ini. Pada kegiatan Review Responden 2 langsung memberikan pertanyan-pertanyaan yang membangkitkan kembali ingatan-ingatan materi pembelajaran yang telah didapat para siswa dihari yang lalu, hal ini menunjukkan bahwa Responden 2 secara langsung melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembahasan review. Sedangkan dari tiga aspek yang diamati pada komponen memotivasi siswa hanya memberikan gambaran umum materi pelajaran yang disampaikan, tetapi dua aspek lainnya yaitu memberitahukan tujuan pembelajaran dan memberikan gambaran kegiatan yang akan dilakukan belum dilaksanakan. 2) Kegiatan Inti Kegiatan inti memiliki 4 komponen yang harus diobservasi yaitu: Penyampaian materi, Mengadakan variasi dalam pembelajaran, Menciptakan suasana aktif dan Memberikan penguatan. Semua aspek
58
pada dua komponen awal telah dilakukan walaupun masih terdapat kekurangan dalam beberapa aspek. pada penyampaian materi, langkahlangkah pembelajaran sudah sesuai dengan langkah-langkah yang direncanakan dalam RPP, instruksi dan penyampaian lancar ( dipandu dengan Lembar Kerja Siswa dan Media pembelajaran berupa movie session ). Kemudian guru membagikan selembar kertas kepada siswa yang berisikan pernyataan dan pernyataan tersebut dijawab salah atau tidak oleh setiap siswa sesuai dengan analisanya terhadap film yang telah ditayangkan. selanjutnya setiap orang menyatakan pernyataan benar dan tidaknya dengan dibarengi alas an-alasan akan analisisnya sesuai dengan materi pembelajaran hari ini. Selain hal diatas, guru juga menyampaikan materi ajar hari ini dengan bahasa yang digunakan jelas dan mudah dipahami. Selanjutnya aspek pada pengadaan variasi dalam pembelajaran sudah ditampilkan semua. Sikap bersahabat bersahabat ditunjukkan Responden 2 dengan berkeliling kelas untuk melihat pekerjaan kelompok siswa satupersatu, memberikan senyuman saat ada siswa yang bertanya, menanggapi pendapat siswa dengan baik, meninggikan volume suara untuk menekankan hal-hal penting atau memberikan tanda khusus pada catatan yang dianggap penting, mendorong menumbuhkan kepercayaan diri dengan pernyataan verbal seperti “ayo kamu pasti bisa”. Untuk dua komponen terakhir pada kegiatan inti yaitu menciptakan suasana aktif dan memberikan penguatan, masih terdapat beberapa aspek yang belum terlihat. Selama kegiatan pembelajaran Responden 2 sudah mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa. akan tetapi belum dapat mendorong siswa menyampaikan ide-ide mereka dan belum mampu mendorong terjadinya tukar pendapat antara siswa dengan guru. Walaupun demikian secara keseluruhan sebagian besar siswa sudah melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran. Dalam hal pemberian penguatan responden 2 sudah memberikan reward kepada siswa yang bertingkah laku baik dan memberikan
59
senyuman serta pernyataan verbal untuk memberikan semangat bagi siswa yang belum berhasil, akan tetapi belum terlihat variasi dalam penyampaiannya baik gesture maupun verbal. 3) Kegiatan Akhir/ Penutup Selanjutnya pada kegiatan akhir, Responden 2 meminta beberapa siswa maju kedepan untuk menjelaskan hasil hasil analisisnya dan menyimpan baik-baik hasil analisa yang telah dijelaskannya di buku catatannya dan tentunya dengan keadaan yang rapih untuk nantinya siswa senantiasa menghargai setiap hasil kerja kerasnya. Tindak lanjut dilakukan Responden 2 dengan memberikan PR berupa soal-soal yang diambil dari buku pegangan siswa dan menyarankan siswa untuk tetap mempelajari materi yang sudah dipelajari.
3. Kemampuan
Mahasiswa
Program
Studi Pendidikan Agama Islam
dalam Melakukan Penilaian pada Pelaksanaan PPKT tahun Akademik 2014/2015 Penilaian sebagai Assessement yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh dan mengefktifkan informasi tentang hasil belajar siswa pada tingkat kelas selama dan setelah kegaitan pembelajaran. Data atau informasi dari penilaian merupakan salah satu bukti yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu program pendidikan. a. Analisiskemampuan Responden-1 dalammelakukanpenilaian Responden-1 menyusun instrumen penilaian berupa kuis yang terdiri dari 5 butir soal berupa soal uraian dengan masing-masing soal mempunyai bobot skor 20 sehingga total skor adalah 100. Semua butir soal sudah dapat menggali kemampuan siswa untuk menjelaskan tentang thaharah (bersuci) sesuai dengan indikator yang disusun sehingga tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Aspek yang dapat diukur menggunakan kuis yang disusun hanya aspek kognitif saja yang meliputi pengetahuan (recalling), pemahaman
60
(comprehesion), aplikasi (aplication), analisis (analysis), sedangkan untuk sintesis (syntesis) yaitu kemampuan mengabungkan beberapa informasi menjadi suatu kesimpulan juga evaluasi (evaluation) yaitu kemampuan mempertimbangkan mana yang baik dan mana yang buruk dan memutuskan untuk mengambil tindakan tertentu belum terukur dari soal kuis yang dibuat. Selain aspek kognitif terdapat dua aspek lain yang perlu dinilai yaitu aspek afektif dan aspek psikomotor. Kedua aspek tersebut dinilai melalui kegiatan pembelajaran siswa dengan memberikan penugasan terstruktur yang berupa Lembar Kerja Siswa (LKS). Dalam pengerjaan LKS yang direncanakan dalam langkah-langkah pembelajaran yaitu siswa berdiskusi dengan teman sebangku. Kegiatan tersebut dapat dapat dijadikan alat ukur aspek Afektif yaitu menerima, menanggapi, menilai, mengorganisasi, membentuk watak. Selain aspek afektif dapat diukur pula aspek psikomotor yaitu meniru, menyusun, melakukan prosedur, melakukan kegiatan dengan baik dan tepat, dan melakukan tindakan secara alami. Instrumen-instrumen yang dibuat responden-1 baik LKS, soal Kuis, maupun soal PR sudah bervariatif dan dapat mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan. Juga dapat mengontrol aspek afektif dan psikomotor siswa saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
b. Analisiskemampuan Responden-1 dalammelakukanpenilaian Responden-2 menyusun instrumen penilaian berupa Penilaian sebagai Assessement yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh dan mengefektifkan informasi tentang hasil belajar siswa pada tingkat kelas selama dan setelah kegaitan pembelajaran. Data atau informasi dari penilaian merupakan salah satu bukti yang dapat digunakan untk mengukur
keberhasilan
suatu
program
pendidikan.
Responden-2
merencanakan kegiatan pembelajaran menggunakan panduan Lembar kerja Siswa, mengadakan tes kecil/kuis dan memberikan PR. Semua butir
61
soal sudah dapat menggali kemampuan siswa untuk menjelaskan tentang Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan pada masa bani umayyah sesuai dengan indikator yang disusun sehingga tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Aspek yang dapat diukur menggunakan kuis yang disusun hanya aspek kognitif saja yang meliputi pengetahuan (recalling), pemahaman (comprehesion), aplikasi (aplication), analisis (analysis), sedangkan untuk sintesis (syntesis) yaitu kemampuan mengabungkan beberapa informasi menjadi suatu kesimpulan juga evaluasi (evaluation) yaitu kemampuan mempertimbangkan mana yang baik dan mana yang buruk dan memutuskan untuk mengambil tindakan tertentu belum terukur dari soal kuis yang dibuat. Selain aspek kognitif terdapat dua aspek lain yang perlu dinilai yaitu aspek afektif dan aspek psikomotor. Kedua aspek tersebut dinilai melalui kegiatan pembelajaran siswa dengan memberikan penugasan terstruktur yang berupa Lembar Kerja Siswa (LKS). Dalam pengerjaan LKS yang direncanakan dalam langkah-langkah pembelajaran yaitu siswa berdiskusi dengan teman sebangku. Kegiatan tersebut dapat dapat dijadikan alat ukur aspek Afektif yaitu menerima, menanggapi, menilai, mengorganisasi, membentuk watak. Selain aspek afektif dapat diukur pula aspek psikomotor yaitu meniru, menyusun, melakukan prosedur, melakukan kegiatan dengan baik dan tepat, dan melakukan tindakan secara alami. Instrumen-instrumen yang dibuat responden-2 baik LKS, soal Kuis, maupun soal PR sudah bervariatif dan dapat mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan. Juga dapat mengontrol aspek afektif dan psikomotor siswa saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
C. Deskripsi dan Pembahasan Permasalahan Penelitian Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan baik menggunakan dokumentasi maupun rekaman video dapat dilakukan pembahasan terhadap
62
permasalahan-permasalahan penelitian. Adapun pembahasan untuk setiap pokok permasalahan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Analisis Kemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam dalam Merencanakan Pembelajaran pada Pelaksanaan PPKT tahun Akademik 2014/2015 Perencanaan yang dibuat merupakan antisipasi dan perkiraan tentang apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran, sehingga tercipta suatu situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar yang dapat mengantar siswa mencapai tujuan yang diharapkan. Perencanaan tersebut meliputi: a) Tujuan apa yang hendak dicapai, yaitu bentuk-bentuk tingkah laku apa yang diinginkan dapat dicapai atau dapat dimiliki oleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran. Rumusan tujuan dibuat berdasakan analisis terhadap berbagai tuntutan, kebutuhan, dan harapan. b) Materi pembelajaran yang dapat mengantarkan siswa mencapai tujuan. Materi pembelajaran merupakan pengalaman yang akan diberikan kepada siswa selama mengikuti proses pendidikan atau proses pembelajaran. c) Bagaimana proses pembelajaran yang akan diciptakan oleh guru agar siswa mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Kegiatan, strategi, atau metode dalam proses pembelajaran harus disesuaikan dengan perencanaan pembelajaran yang telah disusun dengan mengacu kepada tujuan yang hendak dicapai. d) Bagaimana menciptakan dan menggunakan alat evaluasi untuk mengetahui atau mengukur apakah tujuan itu tercapai atau tidak. Evaluasi banyak bergantung kepada tujuan yang hendak dicapai. Hal ini sangat penting sebagai umpan balik untuk mengadakan perbaikan. Guru bertanggung jawab langsung dalam upaya mewujudkan apa yang tertuang dalam perencanaan pembelajaran karena guru yang
63
menyusun perencanaan pembelajaran pada tingkatan pembelajaran dan langsung melaksanakan perencanaan pembelajaran tersebut di kelas. Data tentang kemampuan mahasiswa praktikan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam merencanakan pembelajaran diperoleh melalui dokmentasi berupa silabus (setiap mahasiswa praktikan tidak menyusunnya akan tetapi menggunakan silabus yang dimiliki guru pamong) dan RPP. Hasil dokumentasi tersebut telah dianalisis dengan membandingkan berdasarkan ketentuan dalam standar proses. Semua responden menyusun RPP dengan komponen sesuai pada syarat yang ada pada standar proses yang meliputi identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, sumber belajar.
Pemenuhan prinsip-prinsip penyusunan RPP: 1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik Responden sudah memperhatikan perbedaan individu siswa dengan menggunakan model pembelajaran konstektual, metode penemuan melalui diskusi kelompok, metode index card match. 2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik Semua responden sudah mampu mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif
dengan
menyusun
langkah-langkah
pembelajaran
untuk
berdiskusi. 3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis Setiap responden secara tidak langsung sudah mengembangkan budaya membaca dan menulis pada siswa melalui aktivitas yang dilakukan selama pembelajaran. 4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut Setiap responden merencanakan umpan balik dengan mereview setiap materi yang telah disampaikan dan merencanakan tindak lanjut dengan
64
memberikan kuis, sedangkan yang lainya merencanakan tindak lanjut dengan mengadakan kuis dan pembahasannya sebagai tindakan umpan balik. 5. Keterkaitan dan keterpaduan Komponen-komponen yang disusun oleh semua responden sudah terpadu dan terkait satu dengan yang lain 6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi Dalam penyusunan RPP oleh semua responden sudah tercantum penggunaan Alat atau bahan yang menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. Berdasarkan analisis data dan pembahasan, sebagian mahasiswa sudah dapat merencanakan pembelajaran dengan baik sesuai dengan standar proses baik komponen maupun prinsip-prinsip penyusunannya sudah dipenuhi. Perencanaan dilakukan agar terjadinya proses belajar yang dapat mengantar siswa mencapai tujuan yang diharapkan. 2. Kemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam dalam Melaksanakan Pembelajaran pada Pelaksanaan PPKT tahun Akademik 2014/2015 Pelaksanaan pembelajaran selayaknya berpegang pada apa yang tertuang dalam perencanaan. Namun, situasi yang dihadapi guru dalam melaksanakan pembelajaran mempunyai pengaruh besar terhadap proses pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu, guru sepatutnya peka terhadap berbagai situasi yang dihadapi, sehingga dapat menyesuaikan pola tingkah lakunya dalam mengajar dengan situasi yang dihadapi.Setiap guru memiliki pola mengajar sendiri-sendiri. Pola mengajar ini tercermin dalam tingkah laku pada waktu pelaksanaan pembelajaran. Data tentang kemampuan Melaksanakan Praktek Profesi Keguruan Terpadu yang dimiliki mahasiswa PPKT dalam pelaksanaan PPKT diperoleh melalui dokumentasi berupa rekaman video pelaksanaan pembelajaran. Data-data tersebut, sebagai berikut. a. Kegiatan Awal/ Pendahuluan
65
Aspek yang diamati adalah: 1) Membahas
PR/
tugas
terstruktur,
responden-1
sudah
melaksanakannya dengan melibatkan siswa secara aktif yaitu dengan cara meminta siswa mengerjakan terlebih dulu kemudian soal yang esensial dan sulit dibahas oleh guru, sedangkan responden-2 langsung menanyakan soal yang sulit kepada siswa untuk dilakukan pembahasan. 2) Memberitahukan tujuan pembelajaran, memberikan gambaran umum materi dan kegiatan yang akan dilakukan. Semua responden memberikan gambaran umum materi tetapi tidak memberikan gambaran kegiatan yang akan dilakukan. Membuka pelajaran adalah usaha yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga akan mudah mencapai kompetensi yang diharapkan Berdasarkan analisis data dan pembahasan sebagian mahasiswa praktikan sudah mampu membuka pelajaran dengan baik, akan tetapi aspek yang paling essensial dalam kegiatan awal yaitu menyampaikan tujuan pembelajaran hanya dilakukan seorang responden saja. Oleh karena itu mahasiswa belum mampu mengawali kegitan pembelajaran dengan baik. b. Kegiatan Inti Aspek yang diamati: 1) Penyampaian materi Penyampaian materi dilakukan secara terurut sesuai dengan langkah yang direncanakan dalam RPP, semua responden menyampaikan materi dengan lancar, bahkan disampaikan dengan menggunakan media pembelajaran berupa power point. Begitu pula dengan pengunaan bahasa disampaikan dengan jelas dan mudah dipahami, akan tetapi salah satu responden memiliki volume suara yang rendah/ kecil sehingga penjelasan kurang dipahami siswa terutama siswa yang duduk dibagian belakang.
66
2) Mengadakan variasi dalam pembelajaran Semua
responden
pembelajaranyang
sudah
meliputi:
melakukan
sikap
variasi
bersahabat,
dalam
menghargai
pendapat siswa, menekankan bagian-bagian penting, membantu siswa dalam kesulitan dan mendorong kepercayaan diri siswa. 3) Menciptakan suasana aktif Pada aspek ini semua responden sudah memberikan pertanyaan kepada siswa. Dari pertanyaan yang diutarakan sebagian responden mampu mendorong siswa menyampaikan ideide mereka dan sebagian besar siswa sudah melibatkan diri dalam pembelajaran. 4) Memberikan penguatan Semua responden sudah memberikan penguatan kepada siswa baik berupa verbal maupun non-verbal, namun belum begitu bervariatif macamnya. Keterampilan keterampilan
yang
bertanya sangat
bagi penting
seorang untuk
guru
merupakan
dikuasai.
Melalui
keterampilan ini, guru dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna. Pembelajaran akan menjadi membosankan manakala selama berjam-jam guru menjelaskan materi pelajaran tanpa diselingi dengan pertanyaan, baik hanya sekedar pertanyaan pancingan, atau pertanyaan untuk mengajak siswa berpikir. Oleh karena itu, dalam setiap proses pembelajaran, strategi pembelajaran apapun digunakan, bertanya merupakan kegiatan yang selalu merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Semua mahasiswa sudah memiliki ketrampilan bertanya walaupun pertanyaan-pertanyaan yang diajukan belum terstruktur. Memberikan penguatan adalah segala bentuk respon yang merupakan bagian dari modivikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatan atau responnya yang diberikan sebagai bentuk dorongan atau koreksi. Keterampilan ini sangat penting
67
dimiliki oleh seorang guru dalam rangka memberikan ganjaran kepada siswa sehingga siswa akan besar hati dan meningkatkan partisipasinya dalam setiap proses pembelajaran. Variasi stimulus merupakan keterampilan guru guna menjaga iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak membosankan, sehingga siswa menunjukkan sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah dan berpartisipasi aktif dalam setiap langkah kegiatan pembelajaran. Keteramplan ini sangat penting dimiliki seorang guru dalam rangka menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan menarik perhatian siswa. Berdasarkan pengamatan semua mahasiswa memberikan penguatan kepada siswa namun belum begitu bervariatif macamnya. Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru dalam menciptakan dan memelihara kondisi belajar yng optimal dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat mengganggu suasana pembelajaran. Ketika mahasiswa PPKT mengajar, sebagaian besar siswa ramai. Berdasarkan pengamatan sebagian besar siswa melibatkan diri dalam pembelajaran yang dilaksanakan sebagian besar mahasiswa hal ini menunjukkan mahasiswa sudah mampu mengelola kelas dengan baik. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, semua mahasiswa dapat menerapkan ketrampilan-ketrampilan yang antara lain ketrampilan bertanya, ketrampilan memberi penguatan, dan ketrampilan pengelolaan kelas pada kegiatan inti selama pembelajaran berlangsung. c. Kegiatan Akhir/ Penutup 1) Kesimpulan Sebagian besar responden membuat kesimpulan dengan jelas dan mencakup seluruh isi yang disampaikan. 2) Tindak lanjut
68
Aspek ini dilakukan oleh semua responden yaitu dengan menyarankan siswa mempelajari materi yang telah disampaikan dan pemberian PR dengan petunjuk yang jelas. Menutup pelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa
serta
keterkaitannya
dengan
pengalaman
sebelumnya,
mengetahui tingkat keberhasilan siswa, serta keberhasilan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Responden menutup pelajaran dengan menyimpulkan materi yang telah disampaikan, memberikan beberapa soal (jikamemungkinkan) sebagai evaluasi dan memberikan PR dengan petunjukyang jelas. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan sebagian mahasiswa sudah mampu menutup pelajaran dengan baik dengan penyusunan rangkuman materi bersama merangkum dan melakukan tindak lanjut kepada siswa.
3. Kemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam dalam Melakukan
Penilaian pada Pelaksanaan PPKT tahun
Akademik 2014/2015 Evaluasi merupakan salah satu komponen pengukur derajat keberhasilan pencapaian tujuan, dan keefektifan proses pembelajaran yang dilaksanakan. Fungsi evaluasi untuk: a.
Mengetahui apakah siswa dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Mengetahui
kondisi
belajar
yang
disiapkan,
apakah
dapat
menyebabkan siswa belajar. c.
Mengetahui apakah prosedur pembelajaran berlangsung dengan baik.
d. Mengetahui dimana letak hambatan pencapaian tujuan tertentu.
69
Atas dasar ini faktor yang paling penting dalam evaluasi itu bukan pada pemberian angka, melainkan sebagai dasar feedback (umpan balik). Umpan balik itu sendiri sangat penting dalam rangka revisi. Sebab proses pembelajaran
itu
continue,
karenanya
perlu
selalu
melakukan
penyempurnaan dalam rangka mengoptimalkan pencapaian tujuan. Jika evaluasi merupakan umpan balik sebagai dasar memperbaiki sistem pembelajaran, sesungguhnya pelaksanaan evaluasi harus bersifat continue. Setiap kali dilaksanakan proses pembelajaran, harus dievaluasi (formatif). Data tentang kemampuan melakukan Penilaian yang dimiliki mahasiswa praktikan dalam pelaksanaan PPKT diperoleh dengan cara menganalisis dokumen berupa lembar kerja siswa dan soal-soal kuis. Responden memberikan penilaian berupa tes kecil/ kuis untuk mengetahui apakah siswa telah mencapai tujuan yang ditetapkan, mengetahui apakah prosedur pembelajaran berlangsung dengan baik, mengetahui dimana letak hambatan pencapaian tujuan tertentu. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan sebagian mahasiswa sudah mampu melaksanakan penilaian berupa tes kecil/ kuis, portofolio untuk mengukur aspek afektif dan psikomotor berupa LKS, dan buku latihan siswa. pelaksanaan penilaian yang dilakukan belum secara konsisten, sistematik, dan terprogram. Hal itu dikarenakan waktu yang diberikan dalam pelaksanaan PPKT dan keleluasaan mahasiswa praktikan akan guru pamongnya.
SILABUS MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI Satuan Pendidikan Kelas Kompetensi Inti* KI 1 KI 2
KI 3 KI 4
: SMP : VIII :
: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.. : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat,) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang)sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. Kompetensi Dasar
Materi Pokok
3.10 Memahami sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan sampai masa Umayah dan masa Abbasiyah
Sejarah Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan dari masa Umayah hingga masa Abbasiyah
Pendekatan Pembelajaran Mengamati Membaca dan mencermati teks atau bacaan tentang sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan dari masa Umayah sampai Abbasiyah.
Instrumen Penilaian Tugas Mengumpulkan gambar/ berita/ artikel tentang sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan dari masa Umayah sampai Abbasiyah. Observasi Mengamati pelaksanaan diskusi dengan menggunakan
Alokasi Waktu 5 x 3 Jam Pelajaran
Sumber Belajar Al Qur’an dan terjemahnya Depag RI Buku Teks PAI kelas VIII Buku-buku Penunjang PAI kelas VIII CD/Video Pembelajaran Interaktif Peta Jazirah Arabia
Menonton film atau tayangan yang terkait dengan sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan sampai masa Umayah dan masa Abbasiyah. Menyimak dan membaca penjelasan mengenai sejarah sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan sampai masa Umayah dan masa Abbasiyah. Menanya Mengajukan pertanyaan tentang sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan sampai masa Umayah dan
lembar observasi yang memuat: Isi diskusi (tentang tokoh-tokoh ilmuwan muslim masa Umaya dan tokoh-tokoh ilmuwan muslim masa Abbasiyah.) Sikap yg ditunjukkan siswa terkait dengan tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan jalannya diskusi dan kerja kelompok. Portofolio Membuat paparan hasil analisis tokohtokoh ilmuwan muslim masa Umayah. Membuat paparan hasil analisis tokohtokoh ilmuwan muslim masa Abbasiyah. Tes tes kemampuan kognitif dengan bentuk tes soal – soal
masa Abbasiyah.. Mengajukan pertanyaan tentang faktorfaktor yang mendukung terjadinya pertumbuhan ilmu pengetahuan sampai masa Umayah dan masa Abbasiyah. Eksperimen/exp lore Mencari buktibukti sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan sampai masa Umayah. Menggali buktibukti sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan sampai masa Abbasiyah. Mengelompokk
pilihan ganda
an tokoh-tokoh ilmuwan muslim masa Umayah. Mengelompokk an tokoh-tokoh ilmuwan muslim masa Abbasiyah. Asosiasi Membuat gambaran/desk ripsi sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan masa Umayah. Menganalisis hubungan antara pertumbuhan ilmu pengetahuan masa Umayah dengan Abbasiyah. Membuat skema hubungan antara pertumbuhan ilmu
pengetahuan masa Umayah dengan masa Abbasiyah. Komunikasi Memaparkan bukti-bukti sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan masa Umayah. Memaparkan bukti-bukti sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan masa Abbasiyah. Menyajikan kesimpulan hasil analisis hubungan pertumbuhan ilmu pengetahuan masa Umayah dengan masa Abbasiyah.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan landasan teori yang didukung oleh hasil penelitian serta mengacu pada tujuan penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Mahasiswa praktikan sudah dapat merencanakan pembelajaran dengan baik sesuai dengan standar proses, baik komponen maupun prinsip-prinsip penyusunannya sudah dipenuhi. 2. Kemampuan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam melaksanakan pembelajaran pada pelaksanaan PPKT tahun Akademik 2014/2015 a. Kegiatan Awal/ Pendahuluan Kemampuan mahasiswa dalam membuka pelajaran ternilai baik, akan tetapi aspek yang paling esensial dalam kegiatan awal, yaitu menyampaikan tujuan pembelajaran, sudah terlaksana dengan baik. b. Kegiatan Inti Mahasiswa sudah dapat menerapkan ketrampilan bertanya, ketrampilan memberi penguatan, dan ketrampilan pengelolaan kelas pada kegiatan inti selama pembelajaran berlangsung. c. Kegiatan Akhir/ Penutup Mahasiswa sudah mampu menutup pelajaran dengan baik, dengan penyusunan rangkuman materi bersama, merangkum, dan melakukan tindak lanjut kepada siswa. 3. Mahasiswa praktikan sudah mampu melaksanakan penilaian berupa tes kecil/ kuis, portofolio untuk mengukur aspek afektif dan psikomotor berupa LKS, dan buku latihan siswa. Pelaksanaan penilaian yang dilakukan belum kontinyu secara konsisten, sistematik, dan terprogram.
71
72
Hal tesebut disebabkan karena waktu dan ruang lingkup yang diberikan dalam pelaksanaan PPKT terbatas.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan serta implikasi hasil penelitian tersebut, maka penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut. 1. Bagi mahasiswa sebaiknya lebih meningkatkan kualitas diri dengan senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan mutakhir, memahami Kurikulum 2013 dan mampu menerapkannya dalam proses belajarmengajar, serta memperkaya pengetahuan terhadap metode mengajar yang bervariasi dan dapat mengaktifkan siswa sehingga dapat diaplikasikan dalam menjalani PPKT dan setelah menjadi guru pada saatnya nanti. 2. Bagi program studi/ jurusan diharapkan memberikan bekal lebih mendalam kepada mahasiswa dengan berbagai disiplin ilmu yang dibutuhkan mahasiswa dalam menjalani PPKT dan menjalankan tugasnya sebagai seorang guru ke depan, serta memantau proses pelaksanaan PPKT sesuai dengan ketentuan yang ada. 3. Bagi Labolatorium PPKT FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta diharapkan senantiasa mengawal proses pelaksanaan PPKT di lapangan, mengadakan pengembangan, dan menyempurnakan ketentuan-ketentuan PPKT sehingga mahasiswa PPKT mampu menguasai kompetensi keguruan yang diharapkan. 4. Bagi sekolah mitra diharapkan senantiasa memantau perkembangan mahasiswa PPKT serta memperkenalkan dan memberikan tugas-tugas guru secara nyata kepada mahasiswa sehingga mampu meningkatkan kompetensi keguruan yang dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA A. chader Alwasihlah, Pokoknya Kualitatif, Jakarta: Pustaka Jaya, 2011 Ahmadi, Abu, dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta, 1991 Al-Abrasyi, Mohd Athiyah, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1990 Al-Bahri, Dahlan, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola, 1994 Ali, Muhammad, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1996 Arief, Armai, Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002 _________, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Wahana Cordofa, 2010 Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2009 B. Suryosubroto, Tatalaksana Kurikulum, Jakarta: Rineka Cipta, 1990 Bambang Wasito, Adi,. et al., 2006. Teropong Pendidikan Kita. Jakarta: Pusat Informasi dan Humas Depdiknas. Daradjat, Zakiah, Metodologi Pengajaran Agama Islam., Jakarta: Bumi Aksara, 1996. Dimiyati, Muljiono, Belajar dan Pembelajaran Jakarta : PT Rineka Cipta 2006 E. Mulyasa, Implementasi KTSP Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2009 _________,, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008. Hamalik, Oemar, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara, 2003 Hasanah, Aan, Pengembangan Profesi Keguruan, Bandung: Pustaka Setia 2012 Kriyantono, Rahmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, Jakarta: Kencana, 2008 Kunandar, S.Pd. M.Si, Guru Profesional (Implementasi Kurikulum Tingkat
73
Satuan Pendidikan KTSP Dan Sukses Dalam Setifikasi Guru, Jakarta: Rajawali Press 2009 Majid, Abdul, dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Remaja Rosda Karya, Bandung, 2004 Moleong, Lexi J, Metodologi Penelitian Kualitatif , Bandung: Remaja Rasdakarya, 2004 Muhaimin, Strategi Belajar Mengajar Aktif , Surabaya: CV. Citra Media 1996 _________, dkk, Pengembangan model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada sekolah dan madrasah, Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada, 2008 _________, Paradigma Pendidikan Agama Islam: Upaya mengaktifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002 Namsa, Yunus, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Pustaka Firdaus, 2000 Narbuko, Cholid, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara 2002 Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung: Tarsito, 1998 Nata, Abuddin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005 _________, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2010 _________, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta, Logos Wacana Ilmu, 1997 Nur Nasution, Wahyuddin, Teori Belajar dan Pembelajaran, Medan : Perdana Publishing, 2011 Nurdin, Syafruddin dan Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta: Ciputat Pers, 2002 Nurhadi, dkk., Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannya dalam KBK, Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang, 2004 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia 1994 _________, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2008 Rusman, Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesional Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2011
Salim, Peter , The Contemporary English - Indonesia Dictionary, Jakarta: Modern English Press, 1987 Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006 Santrock, John W., Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2007 Sturisno, Hadi, Metodologi Research, Jilid 2, Yogyakarta: Adi Offset, 2002 Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, h. 91-96. Sugiyono, Memehamai Penelitian Kualitatif, Bandung: CV. Alfabeta, 2005 Suryabrata, Sunardi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Rajawali Press,1990 Team Didaktik Metodik IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, Jakarta: CV. Rajawali, 1989 Tim Penyusun Pedoman PPKT , Buku Panduan Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT), Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2010 Uno, Hamzah B. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006 Usman, Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006 Yulaelawati, Ella. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi, Teori dan Aplikasi. Bandung:Pakar Raya, 2014 Yusuf, Syamsu dan Nani Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta : Rajawali Press, 2012 Zuhairini, dkk., Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Usaha Nasional, 1983
PEDOMAN WAWANCARA
Hari/Tanggal
: Jum’at 26 September 2014
Nama
: Nurwahdah, S.Ag
Jabatan
: Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
Waktu
: 14.15 – 14.45
Tempat
: Kantor Guru SMP Islamiyah Ciputat
1. Bagaimana Kemampuan
Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Agama
Islam dalam Merencanakan Pembelajaran padaPelaksanaan PPKT tahun Akademik 2014/2015 a. Apakah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam yang sedang melaksanakan PPKT menyusun silabus atau tidak sebelum melaksanakan pembelajaran? Kalau tidak, memakai silabus siapa?
Mahasiswi praktikan tahun ajaran 2014/2015 di SMP Islamiyah Ciputat tidak membuat silabus sebelum melaksanakan praktik pembelajaran, karena Silabus sudah dibuat guru mata pelajaran sejak pembelajaran tahun akademik 2014/2015 belum dimulai. Jadi mahasiswa praktikan tidak membuat silabus baru dan kemudian ia menggunakan silabus yang sudah dibuat oleh Guru pamongnya.
b. Apakah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam yang sedang melaksanakan PPKT menyusun RPP atau tidak sebelum melaksanakan pembelajaran? Kalautidak, memakai RPP siapa?
Setiap mahasiswa praktikan wajib untuk membuat RPP sebelum melaksanakan pembelajaran, dan itu dikembangkan dari silabus yang telah dibuat oleh guru. Setelah selesai dibuat, RPP diteliti terlebih dahulu oleh guru pamong sebelum nantinya diterapkan oleh mahasiswa praktikan dalam melaksanakan pembelajaran.
2. Bagaimana Kemampuan
Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Agama
Islam dalam Melaksanakan Pembelajaran pada Pelaksanaan PPKT tahun Akademik 2014/2015 Kegiatan Membuka Pembelajaran a. Mengkondisikan Siswa Mahasiswa PPKT dalam mengkondisikan siswa sebelum belajar, pada saat belajar, bahkan saat pembelajaran mau berakhir terbilang sangat baik, yang sedikit kurangnya yaitu vocal mereka (mahasiswi PPKT) dalam menyampaikan ataupun dalam menegaskan sesuatu dalam pembelajaran.
b. Menarik Minat dan Perhatian Siswa Untuk menarik perhatian siswa, mahasiswa PPKT biasanya lebih kreatif. Yaitu dengan membuat peraga, games yang sesuai dengan materi ajar, pemutaran film pendidikan dan dengan penjabaran wawasan yang luas yang tidak tercantum dalam buku tetapi memang sangat bersinggungan dengan
kehidupan
sehari-hari.
Sehingga
siswa
merasa
senang
mendapatkan banyak informasi.
c. Membangkitkan Motivasi Siswa Dalam membangkitkan motivasi siswa, Mahasiswa biasanya memberikan ice breaking, tontonan motivasi, penyampaian dengan power point dan dengan mengisahkan para tokoh yang akhirnya biasa membangkitkan motivasi
belajar
siswa
untuk
nantinya
mencapai
prestasi
yang
membanggakan.
d. Mengadakan Test Pendahuluan (Pre test) Biasanya mahasiswa PPKT sebelum melaksanakan pembelajaran, ia selalu me review pelajaran yang kemarin dengan memberikan pertanyaanpertanyaan, pernyataan-pernyataan dan menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah berlalu. Hal ini agar mempermudah dalam melanjutkan pelajaran ke materi selanjutnya.
Kegiatan Inti Pembelajaran a. Penguasaan Materi Pembelajaran Penguasaan materi mahasiswa PPKT dalam pembelajaran sudah baik, ditambah mereka yang mempersiapkan tambahan materi dari berbagai referensi-referensi. Sehingga pembawaan materi yang disampaikan lebih variatif dan menyenangkan.
b. Keterampilan Menggunakan Metode Mahasiswa PPKT cukup baik dalam penggunaan metode-metode pembelajaran, dimulai dari metode Small Group Discussion, active Knowledge Sharing, dll. Dengan metode-metode yang beragam membuat siswa lebih aktiv dan lebih cepat mencerna pelajaran.
c. Keterampilan Memberi Penguatan Dalam
pemberian
atau
penyampaian
penguatan
terhadap
bahan
pembelajaran, mahasiswa PPKT terbilang sudah cukup baik, terbukti dengan pemahaman siswa akan materi ajar yang disampaikan mahasiswa PPKT.
d. Menggunakan Waktu Alokasi waktu yang disediakan sudah diserap baik oleh mahasiswa PPKT, hingga penyesuaian akan waktu yang diberikan pun dilaksanakan dengan baik, karena dengan memanfaatkan waktu yang ada mahasiswa PPKT pun belajar untuk disiplin dan menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya.
e. Keterampilan Bertanya Ketrampilan bertanya Mahasiswa PPKT tergolong bagus, selalu banyak ingin tahunya supaya bisa bekerjasama dengan baik, baik dengan guru pamongnya, kepala sekolahnya, guru-guru yang lainnya dan segenap karyawan di sekolah ini. Dengan ketrampilan bertanya itu akhirnya mereka mampu menjalani segala proses pembelajaran disini dengan baik.
f. Keterampilan Mengadakan Variasi Dalam menggagas variasi, mahasiswa PPKT tentunya banyak menyiapkan sebelum mereka melaksanakan pembelajaran, hal ini bisa terlihat dari metode yang variatif dalam memaparkan pembelajaran di kelas. g. Keterampilan Menjelaskan Untuk kecakapan menjelasakan, mahasiswa PPKT lumayan terlihat baik. Namun masih dirasa kurangnya yaitu suara dalam penyampaiannya, hingga mempengaruhi kejelasan dari materi yang disampaikannya, tetapi hal itu tertutupi dengan penjelasan yang bervariasi untuk nantinya menarik fokus siswa untuk memperhatikan materi ajar. Kerampilan Menutup Pembelajaran Mahasiswa PPKT dalam menutup pelajaran masih belum terlihat bagus, terkadang masih belum bias menyampaikan kesimpulan dengan jelas dan tegas yang akhirnya sangat dipahami oleh siswa hingga terus tertanam dalam ingatannya, namun semua itu dalam tahapan proses menuju kebaikan, yang penting sudah terlihat usaha dan upayanya untuk memperbaiki hal tersebut. 3. BagaimanaKemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam dalam Melakukan Penilaian pada Pelaksanaan PPKT tahun Akademik 2014/2015 Dalam memberikan penilaian terhadap siswa, mereka sudah termasuk baik, baik dalam hal penilaian afektif, psikomotorik dan kognitif. Semua itu membantu guru pamong untuk nantinya memberikan penilaian terhadap siswa di akhir nanti. Nara Sumber
Pewawancara
Nurwahdah, S.Ag
Didin Sirojudin
PEDOMAN WAWANCARA
Hari/Tanggal
: Jum’at 26 September 2014
Nama
: Faiz Fikri, S.Ag
Jabatan
: Guru kelas
Waktu
: 15.30 – 16.05
Tempat
: Kantor Guru SMP Islamiyah Ciputat
1. Bagaimana Kemampuan
Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Agama
Islam dalam Merencanakan pembelajaran pada pelaksanaan PPKT tahun Akademik 2014/2015 a. Apakah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam yang sedang melaksanakan PPKT menyusun silabus atau tidak sebelum melaksanakan pembelajaran? Kalau tidak, memakai silabus siapa?
Mahasiswi PPKT sekarang di SMP Islamiyah Ciputat tidak membuat silabus dalam pelaksanakan pembelajaran, karena Silabus sudah dibuat oleh guru pamongnya, Jadi mahasiswa yang PPKT disini tidak membuat silabus baru dan kemudian ia menggunakan silabus yang sudah dibuat oleh Guru di sekolah.
b. Apakah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam yang sedang melaksanakan PPKT menyusun RPP atau tidak sebelum melaksanakan pembelajaran? Kalau tidak, memakai RPP siapa?
Untuk mahasiswa PPKT diharuskan membuat RPP sebelum melaksanakan pembelajaran, yang dikembangkan dari silabus guru pamongnya. Setelah selesai dikerjakan, RPP dinilai terlebih dahulu oleh guru pamong sebelum nantinya diterapkan oleh mahasiswa PPKT dalam melaksanakan pembelajaran, karena RPP ini merupakan gerbang awal kesiapan mahasiswa PPKT dalam praktek mengajar.
2. Bagaimana Kemampuan
Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Agama
Islam dalam Melaksanakan Pembelajaran pada Pelaksanaan PPKT tahun Akademik 2014/2015 Kegiatan Membuka Pembelajaran a. Mengkondisikan Siswa Dalam mengkondisikan siswa sebelum belajar, pada saat belajar, bahkan saat pembelajaran akan berakhir, mahasiswa PPKT ternilai amat baik, Namun yang belum muncul dari mahasiswa PPKT yaitu wibawa mereka saat berdiri di depan para siswa dalam menyampaikan ataupun dalam menegaskan sesuatu dalam pembelajaran, mungkin karena masih samasama dalam posisi belajar namun berbeda tingkatan aja, tapi semua itu perlahan akan muncul sesuai dengan intensitas pertemuan dengan siswa di kelas maupun di luar kelas tetapi masih dalam ruang lingkup sekolah.
b. Menarik Minat dan Perhatian Siswa Untuk menarik minat dan perhatian siswa di kelas, mahasiswa PPKT biasanya melakukan berbagai kreatifitasnya agar siswa jadi lebih memperhatikan apa yang disampaikannya. Diantaranya Yaitu dengan memutarkan film-film yang sangat erat kaitannya dengan materi ajar hari itu, kemudian permainan yang memutar otak siswa, ataupun dengan tampilan-tampilan audiovisual lainnya dengan penjabaran wawasan yang luas yang belum tercantum dalam buku tetapi memang sangat bersinggungan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa merasa senang mendapatkan banyak informasi.
c. Membangkitkan Motivasi Siswa Dalam membangkitkan motivasi belajar siswa, Mahasiswa PPKT lebih sering menggunakan ice breaking, video motivasi, penyampaian power point dan dengan bercerita para tokoh-tokoh yang sukses yang akhirnya biasa membangkitkan motivasi belajar siswa untuk nantinya mencapai prestasi yang membanggakan di masa depan.
e. Mengadakan Test Pendahuluan (Pre test) Biasanya mahasiswa PPKT sesaat sebelum melaksanakan pembelajaran, ia selalu me review pelajaran yang telah berlalu dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan, pernyataan-pernyataan dan menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilalui. Hal ini agar mempermudah dalam melanjutkan pelajaran ke materi selanjutnya.
Kegiatan Inti Pembelajaran a. Penguasaan Materi Pembelajaran Dalam penguasaan materi yang dimiliki oleh mahasiswa PPKT untuk pembelajaran sudah baik, ditambah mereka yang mempersiapkan tambahan materi dari berbagai referensi-referensi. Sehingga pembawaan materi yang disampaikan lebih inovatif, bervariasi dan menyenangkan.
b. Keterampilan Menggunakan Metode Mahasiswa PPKT cukup baik dalam penggunaan metode-metode pembelajaran, dimulai dari metode active Knowledge Sharing, short card, zigsaw, main map, dll. Dengan metode-metode yang beragam membuat mahasiswa lebih asyik dalam menyampaikan dan siswapun lebih aktiv dan lebih cepat menerima pelajaran.
c. Keterampilan Memberi Penguatan Dalam
memberi
atau
menyampaikan
penguatan
terhadap
bahan
pembelajaran, materi ajar, dll mahasiswa PPKT terbilang sudah cukup baik, terbukti dengan perolehan nilai yang baik karena pemahaman siswa akan materi ajar yang disampaikan mahasiswa PPKT.
d. Menggunakan Waktu Alokasi waktu yang tersedia dipergunakan sebaik mungkin oleh mahasiswa PPKT, sehingga penyesuaian akan waktu yang diberikanpun dilaksanakan dengan baik dan tepat bwaktu, karena dengan memanfaatkan
waktu yang ada mahasiswa PPKT pun belajar untuk disiplin dan menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya semaksimal mungkin.
e. Keterampilan Bertanya Ketrampilan bertanya Mahasiswa PPKT tergolong bagus, selalu banyak ingin tahunya supaya bisa bekerjasama dengan baik, baik dengan guru pamongnya, kepala sekolahnya, guru-guru yang lainnya dan segenap karyawan di sekolah ini. Dengan ketrampilan bertanya itu akhirnya mereka mampu menjalani segala proses pembelajaran disini dengan baik.
f. Keterampilan Mengadakan Variasi Dalam membuat ketrampilan yang bervariasi, mahasiswa PPKT tentunya banyak menyiapkan sebelum mereka melaksanakan pembelajaran, hal ini bisa terlihat dari metode yang variatif dalam memaparkan pembelajaran di kelas, misalkan dengan membagi menjadi kelompok-kelompok kecil, dll.
g. Keterampilan Menjelaskan Untuk kecakapan menjelasakan, mahasiswa PPKT terlihat baik. Sudah mampu menjelaskan materi dengan bertahap, dengan alur yang baik dan tentunya dengan dipelajari terlebih dahulu oleh mahasiswa bersangkutan sebelum ia melakukan penjelasan langsung di dalam kelas.
Kerampilan Menutup Pembelajaran Mahasiswa PPKT dalam menutup pelajaran lumayan terlihat bagus, tetapi harus terus ditingkatkan, karena penutup pembelajaran ini yang akan menguatkan siswa dan tertanam terus untuk nantinya berkesinambungan dengan materi-materi ajar yang selanjutnya.
3. Bagaimana Kemampuan
Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Agama
Islam dalam Melakukan Penilaian padaPelaksanaan PPKT tahun Akademik 2014/2015 Untuk memberikan penilaian terhadap siswa, mahasiswa PPKT sudah termasuk baik, baik dalam hal penilaian afektif, psikomotorik dan kognitif. Semua itu membantu guru pamong untuk nantinya memberikan penilaian terhadap siswa di akhir semester nanti.
Nara Sumber
Pewawancara
Faiz Fikri, S.Ag
Didin Sirojudin
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah
: SMP Islamiyah Ciputat
Kelas / Semester
: VIII(Delapan) / (1) Ganjil
Mata Pelajaran
: Agama Islam dan Budi Pekerti
Topik / Materi
: Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Pada Masa Umayyah
Alokasi Waktu
: 40 menit
A. Kompetensi Dasar
3.8 Memahami sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan sampai masa Umayah dan masa Abbasiyah B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Siswa
dapat
menjelaskan
perkembangan ilmu pengetahuan oleh para
ilmuwan
muslim
dari
abad
PERTEMUAN 1
pertengahan (khususnya pada masa daulah umayah). 3. Siswa
dapat
menjelaskan
sejarah
pertumbuhan ilmu pengetahuan masa bani Umayyah 4. Siswa dapat menyebutkan bukti-bukti pertumbuhan ilmu pengetahuan masa bani Umayyah. 5. Siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh ilmuwan muslim pada masa bani Umayyah 6. Siswa dapat menyebutkan peranan cendekiawan muslim di bidang ilmu pengetahuan
PERTEMUAN 2
C. Tujuan Pembelajaran
Dengan menggunakan video session dan true-false siswa dapat Siswa dapat menjelaskan sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan masa bani Umayyah, Siswa dapat menyebutkan bukti-bukti pertumbuhan ilmu pengetahuan masa bani Umayyah, Siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh ilmuwan muslim pada masa bani Umayyah, Siswa dapat menyebutkan peranan cendekiawan muslim pada masa bani umayyah di bidang ilmu pengetahuan. D. Materi Pembelajaran
1. Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Pada Masa Umayyah E. Metode Pembelajaran
1. Video Session 2. True False F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama (ke-2) Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Inti
Deskripsi Alokasi 1. Guru membuka pembelajaran dengan salam , dan berdo’a 5 m 10 menit bersama dipimpin oleh salah seorang peserta didik dengan penuh khidmat 2. Guru memeriksa kehadiran 3. Guru bersama siswa tadarus Al-Quran 4. Guru memberikan motivasi sebelum pembelajaran dengan memutar video 5. Guru melakukan apersepsi 6. Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 1. Mengamati 10 60 menit Pada awal pembelajaran dimulai, guru memberi kesempatan siswa mengamati video tentang sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan dari ilmuwan muslim. Siswa mengamati bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan pada masa bani umayah dan kontribusinya pada zaman sekarang. Siswa saling mengamati berbagai komentar yang muncul di dalam kelas mengenai isi kandungan dalam video tersebut. 2. Menanya Guru mempersilakan siswa untuk mengajukan pertanyaan terkait isi video tersebut. Guru mempersilakan siswa bertanya tentang materi yang sedang dipelajari. 3. Menalar Siswa menganalisis berbagai informasi mengenai kemajuan ilmu pengetahuan oleh ilmuwan muslim pada
Penutup
masa daulah umayah dan kontribusinya pada zaman sekarang. Siswa menganalisis penjelasan atau tanggapan guru terhadap komentar siswa terkait materi yang disampaikan maupun isi video.
4. Mencoba Setelah mengamati dan menganalisis video maupun penjelasan guru selanjutnya siswa menuliskan pendapat mereka di kertas selembar mengenai video yang telah diputarkan. Siswa mendapatkan selembaran kertas yang berisi pernyataan, dan siswa sendiri yang menentukan apakah pernyataan tersebut benar atau salah. Pernyataan tersebut berhubungan dengan sejarah perkembangan ilmu pengetahuan 5. Mengkomunikasikan Melalui arahan guru, siswa secara bergantian menyampaikan pendapat mereka mengenai video yang menayangkan perkembangan ilmu pengetahuan pada masa umayyah. Kemudian siswa bersama guru membahas jawaban yang benar dari hasil lembar kerja yang telah diselesaikan. Siswa lainnya ikut menanggapi jawaban dari teman yang sedang mempresentasikan. Pen 1. Guru beserta peserta didik menyimpulkan materi 5 M 10 menit pembelajaran. 2. Guru melakukan evaluasi secara lisan 3. Guru memberi tahu materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. 4. Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa.
G. Alat dan Media pembelajaran
1. Alat a. LCD Projector b. Komputer c. Pointer d. Speaker
2. Media a. Power point
H. Sumber Belajar
a. Buku LKS Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Untuk SMP Kelas VIII (pegangan guru sesuai kurikilum 2013), hal 53 b. Buku kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam, kemdikbud, Bab 4, halaman .85 c. http://youtube.com
I.
Penilaian Proses dan Hasil belajar Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa. Hasil penilaian digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran. 1. Tes lisan a. Bagaimana menurutmu perkembangan ilmu pengetahuan pada masa abad pertengahan Daulah Umayah ? b. Sebutkan siapa saja ilmuwan muslim yang kalian ketahui telah berjasa dalam penemuan-penemuan ilmu pengetahuan? c. Apa pendapatmu tentang kemajuan ilmu pengetahuan yang dikembangkan olhe ilmuwan muslim zaman dahulu? 2. Observasi, guru mengamati masing-masing siswa saat pembelajaran, dengan lembar penilaian observasi sebagai berikut:
NAMA SISWA
No
1.
ANNISA
2. 3.
Kriteria Pengamatan
4 (Sangat Baik)
Skor Nilai 3 (Baik)
Sikap antusias dalam proses pembelajaran Menghargai pendapat teman Keaktifan dalam proses pembelajaran Skor nilai
:
2 (Cukup)
1 (Kurang)
Skor Maksimum : 12 ∑
N=∑
Konfersi Nilai Kualitatif A
= 11 - 12
B
= 8 - 10
C
= 5-7
D
= 2- 4
Keterangan: A
: Baik sekali
B
: Baik
C
: Cukup baik
D
: Kurang baik
CATATAN : Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan remedial.
Jakarta , 15 November 2014 Mengetahui,
Mahasiswi PPKT Mata Pelajaran
Guru Pamong,
PAI
(Hj. Nurwahdah, S.Ag)
(Ulfah Qori Khairunnisa)
NIP. ......................................
NIP. ......................................
LAMPIRAN Meneladani Keilmuan Masa Umayyah Kemajuan Ilmu Pengetahuan Masa Umayyah meliputi beberapa hal sebagai berikut. 1. Karakteristik Pendidikan Pada Masa Dinasti Umayyah Ada beberapa karakteristik pendidikan pada masa Dinasti Umayyah yang berbeda dengan masa Rasulullah dan Khulafa Ar-Rasyidin, sebagai berikut: a. Bersifat Arab b. Berusaha meneguhkan dasar-dasar agama islam yang baru muncul. c. Prioritas pada ilmu-ilmu Naqliyah (Ilmu yang bersumber pada Al-quran dan hadis) dan bahasa d. Menunjukan perhatian pada bahan tertulis sebagai media komunikasi. e. Membuka pengajaran bahasa-bahasa Asing f. Menggunakan surau (kuttab) dan masjid. 2. Tempat-tempat Pendidikan Pada Masa Dinasti Umayyah Pola pendidikan Islam pada periode Dinasti Umayyah telah berkembang bila dibandingkan pada masa Khulafa ar-Rasyidin yang ditandai dengan semaraknya kegiatan ilmiah dimasjid-masjid dan berkembangnya Khuttab serta majelis sastra. Tempat-tempat pendidikan padaperiode Dinasti Umayyah sebagi berikut: a. Khuttab Khuttab merupakan tempat anak-anak belajar menulis, membaca, dan menghafal Al-Quran serta belajar pokok-pokok ajaran Islam. b. Masjid Pada dinasti Umayyah masjid merupakan tempat pendidikan tingkat menengah dan tingkat tinggi setalah khuttab. Masjid Nabawi di Madinah dan Masjidil Haram di Mekah selalu menjadi tumpuan penuntut ilmu diseluruh dunia Islam dan tampak juga pada pemerintahan Walid ibn Abdul Malik 707-714 M didirikan Masjid Zaitunnah di Tunisia yang dianggap Universitas tertua sampai sekarang. c. Majelis sastra Perhatian penguasa Umayyah sangat besar pada pencatatan kaidah-kaidah nahwu, pemakaian
Bahasa
berkembangnya semi prosa.
Arab
dalam
bidang syariah,
kitabah, dan
d. Pendidikan Istana Pendidikan Istana, yaitu pendidikan yang diselenggarakan dan diperuntukkan khusus bagi anak-anak khalifah dan para pejabat pemerintahan. e. Pendidikan Badiah Pendidikan Badiah, yaitu tempat belajar bahasa Arab yang fasih dan murni.
3. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada masa pemerintahan Bani Umayyah, ilmu pengetahuan mengalami kemajuan yang sangat berarti. Adapun perkembangan ilmu pengetahuan pada masa ini dapat dikelompokan sebagai berikut: 1) Daulah Umayyah di Damaskus (661-750 M) a) Ilmu agama, seperti Al-quran, hadis, dan fikih. Proses pembukuan hadis terjadi pada masa Khalifah Umar Ibn Abdul Aziz sejak saat itulah hadis mengalami perkembangan pesat. b) Ilmu sejarah dan geografi, yaitu segala ilmu yang membahas tentang perjalanan hidup, kisah dan riwayat. Ubaid ibn Syariyah Al Jurhumi berhasil menulis berbagai peristiwa sejarah. c) Ilmu pengetahuan bidang bahasa, yaitu segala ilmu yang mempelajari bahasa, nahwu dan saraf. d) Bidang filsafat, yaitu segala ilmu yang pada umumnya berasal dari bangsa asing, seperti ilmu mantik, kimia, astronomi, ilmu hitung, ilmu yang berhubungan dengan itu, serta ilmu kedokteran.
2) Daulah Umayyah di Andalusia (765-1031 M) Setelah kekuasaan kekhalifahan Umayah yang berpusat di Damaskus, digulingkan Bani Abassiyah pada 750 M, dinasti itu tidak sepenuhnya terbenam. Lima tahun setelah runtuhnya Umayah yang berpusat di Damaskus, Abdurrahman I yang bergelar Al-Dakhil berhasil mendirikan kekhalifahan Umayah baru di daratan eropa. Kekhalifahan baru ini bahkan mampu mengimbangi kejayaan Dinasti Abbassiyah, khususnya dalam bidang sains dan teknologi. Kemilau sains dan teknologi di wilayah kekuasaan Andalusia berawal dari zaman kekuasaan Abdurrahman Al-Aushad. Sebagai amir yang berkuasa di Cordoba ibu kota pemerintahan Umayah Spanyol, Al-Aushad mengundang para ahli dari dunia Islam untuk bertandang ke negeri yang dipimpinnya. Sejak itulah aktivitas ilmu
pengetahuan mulai menggeliat di Spanyol. Sains dan teknologi kian berkembang pesat ketika Dinasti Umayah di Spanyol dipimpin Abdurrahman III bergelar An-Nasir. Sederet ilmuan penting dan terkemuka bermunculan di Spanyol muslim. Mereka mengembangkan beragam ilmu pengetahuan seperti astrologi, kedokteran, astronomi, anatomi, optik, faramkologi, psikologi, ilmu bedah dan lain-lain. Pada masa pemerintahan Bani Umayyah, ilmu pengetahuan mengalami kemajuan yang sangat berarti. Adapun ilmu pengetahuan pada masa ini dapat dikelompkan sebagai berikut: a. Ilmu Kimia Diantara ahli kimia ketika itu adalah Abu al-Qasim Abbas ibn Farnas yang mengembangkan ilmu pengetahuan kimia murni dan kimia terapan. b. Kedokteran Diantara ahli kedokteran ketika itu adalah Abu al-Qasim al-Zahrawi. Ia dikenal sebagai ahli bedah, perintis, ilmu penyakit telinga, dan pelopor ilmu penyakit kulit. Di dunia barat beliau dikenal dengan Abulcasis. c. Sejarah Abu Marwan Abdul Malik bin Habib, Abu Bakar Muhammad bin Umar , dan Hayyan bin Khallaf bin Hayyan d. Bahasa dan sastra Ali-Al Qali, Abu bakar Muhammad Ibn Umar, Abu Amr Ahmad ibn Muhammad ibn Abd Rabbih, dan Abu Amir Abdullah ibn Syuhaid.
DOKUMENTARSI
1. Wawancara Dengan Guru PAI
2. Suasana Belajar Mengajar oleh Mahasiswa PPKT