Pengaruh Bimbingan Sosial Terhadap Pengelolaan Emosi Siswa Kelas VIII MTs Nurul Islam Ganti Tahun Pelajaran 2014/2015. Bq Rakyah, I Made Gunawan, dan Jien Tirta Raharja Program Studi Bimbingan dan Konseling, FIP IKIP MATARAM E-mail: bq
[email protected] Abstrack: Human has totality character of their environment according physic and pshicology. One of factor have influenced human attitude is emotional, especially in the way of study. Generally academic, school has rule that implemented for student and teachers in order teaching and learning process will be succes. The school gives more attention about material, method, media that used in teaching learning process, so it needs implementation of advice to help student how to solve their problem and student’ learning achievement will increase. The capability of emocional management is the condition where samone can manage their emocional according their evironment, the research problem of this reseach is “ is there any effectiveness of social advice toward students’ emotional management at eighty years student of MTs. Nurul Islam Ganti in academic years 2014/2015”. This reseach aimed to know the effectiveness of social advice toward students’ emotional management at eight year students of MTs. Nurul Islam Ganti in academic year 2014/2015. Sample of this reseach used propotional random that consist of 27 student. The data collection used observation, questionnaire, documentation and interview. The tecnique of data analysis used t-test. T-test was 6,514 and t-table 2,056 was 2,056 with N=27, it means that t-test higher than t-table (6,514> 2,056) in 5% of significant level. The conclusion of this reseach show that there is significant effectiveness af social advice toward students’ emotional management at eight year students of MTs. Nurul Islam Ganti in academic year 2014/2015. Abstrak: Manusia dalam reaksinya terhadap lingkungan bersifat keseluruhan (totalitas) yang meliputi fisik dan psikisnya. Salah satu faktor psikis yang mempengaruhi terhadap prilaku seesorang adalah faktor emosi, lebih-lebih dalam usaha belajar yang dilakukan oleh seseorang, sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan yang dirancangkan menerapkan berbagai cara agar hasil pendidikan yang diinginkan dapat memenuhi sasaran. Bimbimgan sosial adalah bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah sosial-pribadi.. Rumusan masalah: Apakah ada pengaruh bimbingan sosial terhadap pengelolaan emosi siswa di Mts. Nurul Islam GantiTahun Pelajaran 2014. Tujuan penelitian: ingin mengetahui pengaruh bimbingan sosial terhadap pengelolaan emosi siswa di Mts. Nurul Islam Ganti Tahun Pelajaran 2014. Teknik pengumpulan sampel menggunakan proposional random samplingdengan jumlah 27 siswa. Metode pengumpulan data: Observasi, angket, dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan uji statistik dengan rumus Ttest . Hasil perhitungan T hitung yang diperoleh adalah 6,514 sedangkan nilai T tabel dengan taraf signifikan dan N= 27 adalah 2,056. Simpulan Ada Pengaruh Bimbingan Sosial Terhadap Pengelolaan Emosi Siswa Kelas VIII Di MTs. Nurul Islam Ganti Tahun Pelajaran 2014. Jadi hasil analisis data dapat dilihat dari hasil penelitian yaitu: nilai t hitung lebih besar dari pada nilai t tabel sebesar 6,514 dan nilai t tabel pada taraf signifikan 5% dengan 2,056, jadi t hitung lebih besar dari pada t tabel yaitu (6,514 > 2,056) sehingga dinyatakan signifikan. Saran: Kepala Sekolah, supaya dijadikan sebagai bahan pengambilan kebijakan untuk lebih mensosialisasikan bahwa Bimbingan sosial sangat penting untuk meningkatkan pengelolaan emosi siswa. Kata Kunci: Bimbingan Sosial, Pengelolaan Emosi
1
Pendahuluan Pendidikan merupakan aset tak ternilai bagi individu dan masyarakat. Pendidikan merupakan proses yang esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi individu. Secara filosofis dan historis pendidikan merupakan suatu proses yang melibatkan berbagai faktor dalam upaya mencapai kehidupan yang bermakna, baik bagi individu sendiri maupun masyarakat pada umumnya (Yusuf & Nurihsan, 2011: 2). Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat dan prosesnya relatif lama. Seperti yang dijelaskan dalam sebuah teori kurikulum (Anita Lie, 2012) keberhasilan suatu kurikulum merupakan proses panjang, mulai dari kristalisasi berbagai gagasan dan konsep ideal tentang pendidikan, perumusan desain kurikulum, persiapan pendidik dan tenaga kependidikan, serta sarana dan prasarana, tata kelola pelaksanaan kurikulum, termasuk pembelajaran dan penilaian pembelajaran kurikulum Sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan yang dirancang menerapkan berbagai cara agar hasil pendidikan yang diinginkan dapat memenuhi sasaran. Umumnya sekolah menerapkan peraturan-peraturan kepada siswa ataupun guru dengan tujuan proses belajar mengajar dapat terselenggara sesuai dengan harapan, sehingga prestasi belajar yang diinginkan pihak sekolah dapat tercapai Berdasarkan hasil studi awal yang dilakukan oleh peniliti di Mts. Nurul Islam Ganti Lombok Tengah Pada Tanggal 20 November 2013, peneliti menemukan disekolah tersebut masih kurang pengelolaan emosi siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung sehingga proses pembelajaran tidak berjalan dengan optimal. Salah satu cara yang dapat dipakai agar mendapatkan hasil yang optimal seperti yang diinginkan adalah memberikan bimbingan sosial didalam proses belajar agar siswa mampu untuk mengelola emosinya dengan baik. Kajian Literatur Menurut L. Crow & A. Crow dalam buku yang berjudul psikologi pendidikan menyatakan bahwa: emosi adalah pengalaman yang afektif yang disertai oleh penyesuaian batin secara menyeluruh, dimana keadaan mental dan fisiologi sedang dalam kondisi yang meluap-luap, juga dapat diperlihatkan dengan tingkah laku yang jelas dan nyata (H. Djali, 2009: 37). Berkaitan dengan hakikat emosi menurut William James (1995), emosi adalah kecendrungan untuk memiliki perasaan yng khas bila berhadapan dengan objek tertentu dalam lingkungannya. Sedangkan menurut Chaplin (1989) dalam Dictionary of Psycology mendefinisikan emosi sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya dari perubahan perilaku. Dari beberapa pendapat tersebut pengelolaan emosi disebutkan secara bervariasi oleh para psikologi dengan orientasi yang berbeda-beda, namun secara umum bahwa keadaan emosional merupakan suatu reaksi kompleks yang mengkaitkan suatu tingkat kegiatan dan perubahan-perubahan bahwa secara mendalam, serta dibarengi perasaan kuat sebagai respon dalam lingkungan sosial. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengelolan Emosi, seperti diuraikan dibawah ini ada lima faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan emosi adalah: 1). Perubahan jasmani, 2). Perubahan pola interaksi dengan orang tua, 3). Perubahan Interaksi dengan Teman Sebaya, 4). Perubahan pandangan Luar, 5). Perubahan Interaksi dengan Sekolah (M. Ali & M. Asrori 2012: 69). Ada beberapa unsur yang dapat membangun emosi yaitu: 1). Memahami emosi-emosi sendiri, 2).
Mampu mengelola emosi sendiri, 3). Memotivasi diri sendiri, 4). Memahami emosi orang lain, 5). Mampu membina hubungan sosial (Hamzah, 2010: 119). Menurut W.S. Winkel & Hastuti (2004: 118), menyatakan bahwa bimbingan sosial berartibimbingandalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumpulan dalam batinnya sendiri, dalam mengatur diri sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan sebagainya, serta bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama di berbagai lingkungan (pergaulan sosial). Sedangkan dalam buku landasan bimbingan dan konseling mengatakan bahwa bimbingan sosial merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah sosial-pribadi (Yusuf dan Nurihsan, 2011: 11). Yang tergolong dalam masalah-masalah sosisalpribadi adalah masalah hubungan dengan sesama teman, dengan dosen, serta staf, pemahaman sifat, dan kemamapuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal, dan penyelesaian konflik. Bimbingan sosial diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah dirinya. Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam permasalahn yang di alami oleh individu. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian bimbingan sosial merupakan upaya pemberian bantuan kepada individu dalam pemecahan masalah yang di hadapinya. Menurut Latipun (2001: 231), faktor bimbingan sosial yang merupakan hal (keadaan, peristiwa) yang ikut menyebabkan (mempengaruhi) terjadinya sesuatu antara lain: 1). Faktor terkait dengan konselor, 2) Faktor terkait dengan klien, 3) Faktor terkait dengan masalah. Aspek-aspek bimbingan sosial seperti yang dijekaskan Yusuf&Nurihsan(2011:14), merumuskan beberapa bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek sosial sebagaiberikut :Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nila 1, nilai-nilai keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya, 2. Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing. 3. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan dan tidak menyenangkan, serta mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya, 4. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan, baik fisik maupun psikis. 5. Memiliki sifat positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain, 6. Memiliki kemampuan melakukan pilihan secara sehat. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan menggunakan rancangan penelitian pretest dan postest. Alasan penggunaan metode eksperimen dalam penelitian ini karena metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali” (Sugiyono, 2010: 80). Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs. Nurul Islam Ganti yang berjumlah 27 siswa. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah berupa angket untuk mempermudah dan memperlancar pelaksanaan penelitian, dalam hal ini alat yang digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan pengelolaan emosi siswa adalah metode angket. Pedoman penskoran yang digunakan dalam observasi ini
adalah menggunakan Skala Likert sebagai berikut: 3 (a) = sering; 2 (b) = kadangkadang; 1 (c) = tidak pernah; (Sugiyono, 2010: 93). Selain itu dalam pengumpulan data penelitian ini juga didukung dengan data dokumentasi, observasi, wawancara sebagai metode pelengkap. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan t-test, yang mana bila jumlah sampel berkolerasi/berpasangan, misalnya membandingkan sebelum dan sesudah treatment/perlakuan, maka digunakan t-test. Berikut rumus t-test yang digunakan.
√
∑
Keterangan : Md : Mean dari perbedaan pre test dengan post test (post test-pre test) Xd : Deviasi masing-masing subjek (d-Md) ∑ : Jumlah kuadrat deviasi N : Subyek pada sampel d.b : ditentukan dengan N-1. (Arikunto, 2010: 306) Hasil Penelitian a. Penentuan subyek penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang mengalami masalah pengelolaan emosi dengan jumlah 27 orang siswa dari berbagai kelas yang akan diberikan angket pree-test kemudian akan diberikan perlakuan/treatment. b. Membuat tabel kerja Tabel kerja untuk pengolahan data yang telah dikumpulkan dengan metode angket dan dokumentasi guna menguji hipotesis tentang Pengaruh Bimbingan Sosial Terhadap Pengelolaan Emosi Siswa Kelas VIII di MTs. Nurul Islam Ganti Tahun Pelajaran 2014/2015. Tabel 01: Tabel kerja pengujian hipotesis tentang Pengaruh Bimbingan Sosial Terhadap Pengelolaan Emosi Siswa Kelas VIII di MTs. Nurul Islam Ganti Tahun Pelajaran 2014/2015. No Responden
Pree test
Post test
(1) 1 2 (1) 3 4 5 6 7 8 9
(2) 52 46 (2) 59 64 48 63 42 52 67
(3) 55 55 (3) 60 65 50 65 48 66 70
Gaind (d) Post test – Xd (d-Md) Pre test (4) (5) 3 -0,407 9 5,593 (4) (5) 1 -2,407 1 -2,407 2 -1.407 2 -1,407 6 2,593 14 10,59 3 -0,407
∑xd2 (6) 0,165 31,28 (6) 5,794 5,794 1,979 1,979 6,723 122,21 0,165
58 59 67 54 65 57 56 57 50 62 51 53 58 62 61 56 53 61
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
61 62 70 58 67 59 59 61 54 66 55 55 61 64 64 58 56 64
3 2 2 4 2 2 3 4 4 4 3 2 3 2 3 2 3 3
1533
∑X2d=192, 5
1628
Memasukan data ke dalam Rumus Data yang terdapat dalam tabel di atas dianalisis dengan menggunakan rumus t∑ tes sebagai berikut: Selanjutnya dapat dicari Md dengan rumus: Md = = = 3, 407 setelah Md diketahui baru dimasukkan ke dalam rumus t – test sebagai berikut.
t = √
t=
d.
0,165 1,979 1,979 0,352 1,979 1,979 0,165 0,352 0,352 0,352 0,165 1,979 0,165 1,979 0,165 1,979 0,165 0,165
∑d=92
Jumlah
c.
-0.407 -1,407 -1,407 0,593 -1,407 -1,407 -0,407 0,593 0,593 0,593 -0,407 -1,407 -0,407 -1,407 -0,407 -1,407 -0,407 -0,407
√
∑
t =
t= √
t=
t= √
√
t =6,514
Menguji Nilai t-test Berdasarkan data analisis di atas nilai t-tes yang diperoleh dalam penelitian ini adalah t hitung 6,514 Dengan derajat kebebasan (N-1) = (27-1) = 26. Dalam taraf signifikansi = 5 % dan derajat kebebasan (Db) 27 ternyata besarnya angka batas penolakan Hipotesis Nol (H0) pada tabel nilai “t” adalah 2,056. Dengan demikian nilai t hitung yang diperoleh dalam penelitian sebesar 6,514 telah berada di atas angka batas yang besarnya 2,056, atau dengan kata lain bahwa t hitung lebih besar dari t tabel (6,514>2,056) pada taraf signifikansi 5% sehingga penelitian ini dapat dinyatakan berhasil.
Pembahasan Kemampuan konselor sangatlah berpengaruh terhadap cara membantu siswa dalam mengatasi masalah, konselor yang memiliki kemampuan yang baik maka menghasilkan bimbingan yang baik hubungan konselor dengan klien sangatlah berpengaruh agar proses bimbingan berjalan dengan lancar konselor memberikan arahan kepada klien yang berhubungan dengan kehidupan pribadi, keluarga pergaulan dengan teman sebaya dan pergaulan ditempat sekolah, sebagai sub indikator dari pengelolaan emosi di bagi menjadi enam bagian yaitu: kehidupan emosional tumbuh dari pengalaman, menimbulkan rangsangan emosional, emosi muncul dari pengalaman, tumbuh rasa takut dan rasa sayang dengan jumlah item soal 14 butir, yang menjawab ya secara keseluruhan berjumlah 198 dari 27 siswa, yang menjawab kadang-kadang secara keseluruhan berjumlah 126 dari 27 siswa dan yang menjawab tidak berjumlah 52 dari 27 siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa konselor yang mengerti keadaan klien sangat berpengaruh dalam pengelolaan emosi siswa. Jadi dalam pembahasan ini dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa jawaban ya berjumlah: 353 dari 27 siswa dan jawaban kadang-kadang secara keseluruhan berjumlah: 244 dari 27 siswa dan jawaban tidak secara keseluruhan berjumlah: 76 jadi dapat disimpulkan bahwa bimbingan sosial bisa dikatakan berpengaruh dalam mengelola emosi siswa. Simpulan dan Saran A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan bab IV maka dapat di simpulkan bahwa : Ada Pengaruh Bimbingan Sosial Terhadap Pengelolaan Emosi Siswa Kelas VIII di MTs. Nurul Islam Ganti Tahun Pelajaran 2014/2015. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yaitu: nilai t hitung lebih besar dari pada nilai t tabel sebesar 6,514 dan nilai t tabel pada taraf signifikan 5% dengan 2,056, jadi t hitung lebih besar dari pada t tabel yaitu (6,514 > 2,056) sehingga dapat disimpulkan diterima. B. Saran Berdasarkan simpulan di atas, peneliti sarankan kepada: a. Kepala Sekolah, supaya dijadikan sebagai bahan pengambilan kebijakan untuk lebih mensosialisasikan bahwa Bimbingan sosial sangat penting untuk meningkatkan pengelolaan emosi siswa di MTs. Nurul Islam Ganti. b. Kepada Guru BK, supaya kreatif dan cepat tanggap untuk mengadakan layanan bimbingan sosial untuk memberikan inforrmasi dan menyelasaikan kesulitan yang dialami siswa dalam memotivasikan belajar mereka. c. Bagi orang tua/wali, hasil penelitian ini, dapat bermanfaat bagi orang tua untuk lebih memperhatikan kemapuna belajar anaknya. d. Kepada siswa diharapkan untuk menumbuhkan kesadaran untuk meningkatkan kemampuan mengelola emosinya. e. Kepada peneliti lain diharapkamn kepada peneliti ini yang berminat meneliti kembali tentang masalah ini, agar penelitian yang lebih mendalam dan lebih luas khususnya menganai aspek - aspek yang belum terungkap dalam penelitian ini.
Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.Jakarta: Rineka Cipta. B. Uno Hamzah. 2010. Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dewa Ketut Sukardi. 2010. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. Jakarta: Rinerka Cipta D. Jali, H. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. M. Ali., M. Asrori. 2012. Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik). Jakarta : Bumi Aksara. Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum, Bandung : Pustaka Setia. Sugiyono.2012. Statisti Untuk Penelitian: Alfabeta. Bandung. Sukmadinata, Nana Syaodiah, 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Yusuf., Nurihsan. 2011 Landasan Bimbingan Dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.