BuletinVISI edisi III/2015
Pemimpin Dibentuk Bukan
Dilahirkan Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia adalah pemimpin, setidaknya menjadi pemimpin bagi diri sendiri. Di banyak teori kepemimpinan, ada yang menyebutkan bahwa pemimpin itu dilahirkan di mana seseorang menjadi pemimpin karena keturunan atau ia telah dilahirkan dengan membawa bakat kepemimpinan. Teori lain menyebutkan bahwa seseorang yang menjadi pemimpin itu merupakan hasil bentukkan bukan dilahirkan. Hal ini berarti bahwa semua orang itu sama dan mempunyai potensi untuk menjadi pemimpin. Menurut teori ini, setiap orang mempunyai potensi menjadi pemimpin, hanya saja faktor lingkungan dan faktor pendukung yang mengakibatkan potensi tersebut tersalurkan dengan baik atau tidak. Inilah yang disebut dengan faktor latihan. Pandangan penganut teori ini mengganggap bahwa setiap orang dapat dididik, diajar, dan dilatih untuk menjadi pemimpin. Hal inilah yang mendasari diselenggarakannnya Pelatihan Bela Negara oleh Manajemen PT Surveyor Indonesia (Persero). Para pimpinan diwajibkan mengikuti pelatihan bela Negara selama tiga hari di Resimen Induk Daerah Militer III/Siliwangi (Depo Pendidikan Belanegara). Pendidikan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kepemimpinan di PT Surveyor Indonesia (Persero). Diharapkan karakter pimpinan akan lebih kuat, begitu pula dengan penghayatan dan pengamalan atas peranan masing-masing di perusahaan. Uraian kegiatan pendidikan bela negara ini dapat Anda baca di Buletin Visi kali ini selain berita menarik lainnya seperti
liputan Rapat Pimpinan PT Surveyor Indonesia (Persero), rapat koordinasi unit PKBL, rapat konsolidasi cargo monitoring, dan beberapa peristiwa penting selama bulan Maret di rubrik seremonia. Redaksi menerima berbagai kritik dan saran, serta tulisan yang membangun untuk dapat memperkaya isi Buletin VISI ini. Selamat membaca. (lin)
• Pelindung : Dewan Direksi PTSI | • Penanggung Jawab : Sekretaris Perusahaan • Redaktur & Fotografer : Linda C. Adela, Setia Nuryani | • Desain Grafis : Lany Septianti • Alamat Redaksi : Corporate Communication, Sekretariat Perusahaan, Graha Surveyor Indonesia Lt. 9 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 56 Jakarta - 12950 | Telp : 021-526 5526 (ext. 236, 239) | Fax : 021-526 5531 E-mail :
[email protected] | Website : www.ptsi.co.id Redaksi menerima kiriman naskah, foto, masukan dan ide bagi kemajuan Buletin VISI. Silahkan kirim via email ke
[email protected]
bidik Pendidikan Bela Negara PTSI
Pemimpin Dibentuk Bukan Dilahirkan
Setelah melaksanakan Rapat Pimpinan selama dua hari, para pimpinan mengikuti kegiatan Pendidikan Bela Negara yang diselenggarakan di Depo Pendidikan (Dodik) Bela Negara, Cikole Lembang. Pendidikan yang dilaksanakan selama tiga hari ini (11-13 Maret 2015) bekerjasama dengan Resimen Induk Daerah Militer III/ Siliwangi (Depo Pendidikan Belanegara). Pendidikan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kepemimpinan di PT Surveyor Indonesia.
Melalui kegiatan ini diharapkan karakter pimpinan akan lebih kuat, begitu pula dengan penghayatan dan pengamalan atas peranan masing-masing di perusahaan. Selama tiga hari, para pimpinan diberikan pemahaman tentang bela Negara, kedisplinan, dan pentingnya kerjasama melalui berbagai kegiatan seperti outbond, survival test, dan penyampaian materi motivasi serta bela Negara. Diharapkan usai kegiatan ini dapat tercipta tim yang solid. Para pimpinan dapat menjalankan tugasnya sebagai pimpinan dengan lebih baik, tercipta sinergi antara
2
Buletin VISI edisi III / 2015
atasan dan bawahan yang membuat kinerja usaha makin baik. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh kepala unit kerja PT Surveyor Indonesia. Para pimpinan mengawali perjalanan ke Cikole dalam satu bis yang sama, termasuk direksi, peserta tidak diperkenankan membawa kendaraan sendiri-sendiri. Langkah awal untuk dapat mempersatukan pimpinan, bahwa mereka berada dalam satu kendaraan yang sama, sopir yang sama. Setibanya di Cikole, mereka langsung diturunkan di hutan, tempat berlatih para tentara dan siswa Dodik. Dengan diiringi dentuman meriam, para pimpinan langsung turun dari bis, diperintahkan untuk berlari dan langsung berbaris. Sambutan selamat datang yang cukup memberikan kejutan. Setelah pelatih memperkenalkan diri dan memberikan sedikit paparan ucapan selamat datang. Para pimpinan diperintahkan untuk merayap, berguling kiri kanan, dilanjutkan
berjalan sepanjang 6 KM menuju Dodik Bela Negara. Setibanya di Gerbang Dodik Bela Negara para pimpinan diminta merayap dan berjalan jongkok menuju bis untuk mengambil barang masing-masing
d a n langsung menuju barak. Usai berganti pakaian, para pimpinan yang disebut siswa selama mengikuti pendidikan dipersilahkan untuk makan siang. Tidak seperti makan siang biasa, selama pendidikan ini makan siang
menjadi kegiatan yang penuh aturan. Selain doa bersama, ada beberapa tata cara yang harus diikuti, salahsatunya tata letak piring dan gelas, makan harus bersama-sama. Begitupun dengan makan snack yang harus dilakukan serempak dengan limit waktu. Acara dilanjutkan dengan upacara pembukaan di mana seluruh pimpinan resmi diserahkan oleh Manajemen PTSI menjadi siswa Pendidikan Bela Negara selama 3 hari. Secara simbolis disematkan pita merah di bahu masing-masing siswa. Acara dilanjutkan dengan paparan materi bela Negara yang diberikan oleh Komandan Dodik Bela Negara, Letnan Kolonel Endang Supriatna. Dalam pemaparannya, Endang menyampaikan beberapa wawasan bela Negara dan kepemimpinan. Endang menyampaikan hal penting tentang kepemimpinan. Bahwa kita semua bisa dibentuk menjadi pimpinan dan menjaga amanah sebagai pimpinan
bidik
dengan baik. “Pemimpin itu dibentuk bukan dilahirkan,” tegasnya. Kegiatan dilanjutkan dengan pelajaran baris berbaris dan kegiatan character building lainnya hingga larut malam. Siswa dibagi menjadi empat kelompok dengan tantangan yang sama. Usai kegiatan, siswa dipersilahkan untuk istirahat di barak masing-masing. Namun ternyata tantangan hari itu belum berakhir, siswa tiba-tiba dibangunkan saat tengah terlelap tidur setelah seharian kelelahan. Dini hari mereka tiba-tiba dibangunkan dan langsung diarahkan ke lapangan. Sontak mereka pun kaget; ada yang lari ke lapangan tanpa busana, ada yang membawa selimut, ada yang lepas sepatu. Dari kegiatan ini setiap siswa diberi pemahaman bahwa setiap saat mereka harus tetap waspada, karena ancaman akan datang kapan saja dan dari mana saja.
Hari kedua diawali dengan olahraga bersama yang sudah dimulai usai sholat subuh yang dilanjutkan dengan mandi dan sarapan bersama. Acara dilanjutkan dengan outbond yang sangat mengandalkan kekuatan fisik para siswa. Dalam outbond tersebut, beberapa kegiatan diikuti oleh siswa, antara lain: luncuran, jaring pendarat, jembatan tali dua. Usai outbond, para siswa melakukan kegiatan survival game. Dalam kegiatan ini, para siswa dibawa ke tengah hutan, dibagi ke dalam 4 kelompok.
Masing-masing kelompok diberikan kompas dan petunjuk menuju tempat yang ditentukan. Dengan berbekal kompas dan petunjuk tersebut, para siswa bekerjasama di masing-masing kelompoknya. Diiringi hujan deras, mereka akhirnya berhasil menuju tempat tujuan. Acara dilanjutkan dengan Ishoma. Acara terakhir di hari ketiga adalah Jurit malam. Para siswa di tengah malam gelap gulita diarahkan untuk menyusuri hutan seorang diri dengan berbekal
tali putih panjang melewati empat pos. Medan yang dilewati tidak mudah. Siang hari saja tidak mudah untuk dilewati, apalagi malam hari, tanpa pencahayaan dan teman. Di masing-masing pos, setiap siswa diberi tantangan yang berbeda. Misalnya di pos pertama, pos peraba.Siswa diminta untuk memasukkan tangan ke ember dan menyebutkan isi dari ember tersebut dengan hanya meraba saja. Karna hutan yang gelap gulita, tidak memungkinkan untuk bisa melihat apa yang ada di dalam ember. Selanjutnya di pos ke dua, pos penciuman. Siswa diminta memasukkan jari tangan ke dalam 3 buah kelas dan menyebutkan apa yang ada di dalam gelas tersebut dengan hanya mencium baunya.
Mengikuti kegiatan ini tentu bukan hal yang mudah bagi para siswa. Untuk itu, pelatih tak bosanbosan mengingatkan kepada para peserta untuk ikhlas menjalani seluruh rangkaian kegiatan di Dodik Belanegara ini. “Jangan ditentang, hanya akan membuat kalian makin menderita.
Ikuti alurnya, maka kita akan terbiasa, lebih ikhlas dan bisa menikmati setiap proses maupun kegiatannya. Karena suka tidak suka, kalian harus menjalani ini semua,” ujar salah satu pelatih. Hari ketiga diisi dengan olahraga dan kegiatan bersih-bersih di area Dodik bela Negara. Para siswa menyapu, membuang sampah, hal yang mungkin jarang atau bahkan tidak pernah mereka lakukan selama ini. Acara dilanjutkan dengan sesi motivasi dan pengenalan senjata. Dalam sesi motivasi, para siswa diberikan materi motivasi, tentang semangat untuk perubahan, semangat kerjasama, semangat untuk percaya akan kekuatan dalam diri dan percaya akan diri sendiri.
Salahsatu atraksi yang sangat menarik adalah salahsatu siswa yang dapat berdiri dan berjalan di atas gelas tanpa cedera. Hal yang tanpa rasa percaya tidak mungkin terjadi. Bagaimana bisa gelas dapat menopang beban seberat itu. Acara ditutup dengan upacara penutupan dan makan siang bersama. Dalam acara ramah tamah tersebut, semua siswa dan para pelatih berbaur. Rasa tegang yang selama ini dirasakan hilang. Beban selama tiga hari yang terasa berat berganti rasa syukur atas pengalaman dan ilmu yang telah di dapat. Dalam acara ramah tamah ini juga ditandatangani Tekad Lembah Cikole yang menjadi penyemangat semua siswa untuk memberikan pengabdian yang terbaik bagi perusahaan. Kegiatan selama tiga hari ini bertujuan untuk menciptakan kebersamaan, loyalitas, kekompakan, dan kerjasama. Diharapkan usai kegiatan ini, para siswa dapat terus menerapkan nilainilai tersebut di dunia kerja. (lin)
Buletin VISI edisi III / 2015
3
fokus RAPAT PIMPINAN PTSI 2015
“BERSAMA KITA BISA!”
“Bersama Kita Bisa” menjadi jargon yang kerap didengungkan saat pelaksanaan Rapat Pimpinan (Rapim) 2015 PT Surveyor Indonesia (PTSI) yang berlangsung pada hari Senin, 9 Maret 2015 hingga Jumat, 13 Maret 2015. Rapim diawali dengan pembukaan dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, pembacaan Deklarasi Bali, dan doa bersama. Acara dilanjutkan dengan pemaparan RJPP 20152019 oleh Negari Karunia Adi (Kepala DP2K3LL). Dalam pemaparannya, Negari menyosialisasikan RJPP yang telah disusun. Salahsatunya mengenai target 2015 serta perubahan Visi dan MIsi PTSI. Negari menyampaikan target PTSI ke depan lebih besar dari 2015, tantangan yang dihadapi semakin berat, namun demikian dengan bekerjasama PTSI pasti bisa,”Bersama kita bisa!” Usai pemaparan RJPP, Komisaris Utama, M. Iman Santoso menyampaikan sambutannya. Iman menegaskan beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para pimpinan yang saat ini mengemban amanah baik di kantor pusat maupun cabang. Hal pertama yang disampaikan mengenai pencapaian target 2014 dan pembenahan internal yang harus samasama dilakukan, antara lain: Perlunya dilakukan pemutakhiran mengenai kebijakan pengadaan barang dan jasa, pembenahan fungsi dan tugas yang terkait dengan DDO di cabang, dan pengisian sistem ERP yang harus dilakukan tepat waktu. Iman juga berharap Manajemen PTSI agar dapat memanfaatkan lebih maksimal teknologi informasi dengan membentuk sistem informasi manajerial baik yang meliputi bidang keuangan, SDM,
4
Buletin VISI edisi III / 2015
potensi wilayah dan lain-lainnya di dalam operasional manajemen, Terakhir, Iman menegaskan pentingnya implementasi. “Yang terpenting esensi dan muatan Rapim kali ini diharapkan bisa diterapkan dalam tugas sehari-hari,” ujar Iman. Acara dilanjutkan dengan sambutan Direktur Utama, M. Arif Zainuddin. Dalam pengarahannya, Arif menyampaikan pentingnya untuk segera menyelesaikan piutang usaha. Selain itu, untuk mencapai target yang telah ditetapkan, PTSI perlu melakukan pembenahan internal dengan meningkatkan kompetensi SDM dan melengkapi dengan peralatan yang mutakhir, termasuk di dalamnya menyiapkan perizinan yang diperlukan. Pengarahan berikutnya disampaikan oleh Direktur PTSI, Bambang Isworo. “PTSI adalah Perusahaan yang penuh dengan potensi dan harapan-harapan besar di masa yang akan datang,” ujar Bambang mengawali pengarahannya. Ia menegaskan bahwa harapan PTSI menjadi perusahaan seperti yang dicitacitakan dalam Visi PTSI itu sangat terbuka dan semua harus optimis meraih harapan tersebut. Untuk itu, Bambang meminta kepada semua pimpinan yang hadir untuk memulai menjadi pimpinan yang optimis dan menularkan optimisme tersebut kepada anak buahnya untuk mencapai target unit kerja masing-masing.Selain itu, ia meminta agar semua pihak terutama para pimpinan untuk tidak mengindahkan berita-berita negatif seputar manajemen yang berdampak pada hilangnya rasa percaya, munculnya sikap saling mencurigai, dengki, yang pada akhirnya berdampak negatif terhadap kinerja.
Bambang berharap kegagalan di Tahun 2014 harus dijadikan pelajaran untuk melakukan perbaikan dan mampu bangkit kembali serta tumbuh lebih baik ditahun 2015 ini,”Kita teruji oleh pengalaman menjadi pribadi dan perusahaan yang tangguh,” tegas Bambang. Ia menambahkan bahwa setiap zaman memiliki tantangannya masing-masing. Tahun ini PTSI memiliki tantangan persaingan pasar bebas yang memerlukan kompetensi tinggi. Untuk itu sebagai perusahaan berbasis kompetensi/ SDM , kemajuan perusahaan ditentukan oleh kualitas SDM nya. “Untuk itu, kita butuh SDM yang memiliki otak cerdas dan kreatif, serta jiwa yang sehat, kuat, tidak pantang menyerah,”paparnya.Di akhir sambutannya, Bambang mengajak seluruh peserta Rapim untuk berdoa dan berusaha dengan bermartabat untuk mencapai target 2015,”Saya mengingatkan diri sendiri bahwa rejeki ada di tangan Tuhan, untuk itu mari bersama meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita dan memohon perlindunganNya,” tegas Bambang. Acara dilanjutkan dengan pemaparan RKAP 2015 dan pemaparan mengenai konsep Center Of Excellence serta Corporate Marketing dan presentasi seluruh cabang dan unit bisnis serta anak perusahaan. Hari kedua Rapim dilanjutkan dengan pemaparan RKAP 2015 Kantor Pusat dan pemaparan keputusan direksi serta penandatanganan Performance Contract. Rapim dilanjutkan dengan Program Pendidikan Bela Negara yang akan berlangsung selama tiga hari, 11-13 Maret 2015 di Resimen Induk Militer III Siliwangi, Cikole-Lembang. (lin)
seremonia Rapat Konsolidasi Proyek Cargo Monitoring PT Surveyor Indonesia-PT Pertamina
Direktur PT Surveyor Indonesia, Bambang Isworo menghadiri Rapat Konsolidasi Proyek Cargo Monitoring PT Surveyor Indonesia dan PT Pertamina yang dihadiri oleh koordinator wilayah di seluruh Indonesia dan user dari PT Pertamina. Dalam rapat tersebut dibahas mengenai potensi pekerjaan cargo monitoring ke depannya. Cargo monitoring ini memiliki peranan penting dalam pengawasan distribusi BBM produk dan intermediate produk (BBM yang akan menjadi campuran untuk mendapatkan produk BBM. Contoh: Pertamax ) dengan moda transportasi kapal yang melakukan proses bongkar-muat di seluruh pelabuhan khusus PT.Pertamina. User dalam proyek ini adalah PT. Pertamina yang di wakili Divisi Supply and Distribution
PT Surveyor Indonesia Dukung
Kampanye Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT Surveyor Indonesia sebagai badan Audit SMK3 yang ditunjuk oleh Kementerian Ketenagakerjaan RI mengikuti jalan santai di hari bebas kendaraan bermotor di kawasan Thamrin, Jakarta. Acara tersebut merupakan bagian dalam kampanye keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang diselenggarakan oleh Kementerian Ketenagakerjaan RI bekerjasama dengan badan audit lainnya. Hadir membuka acara Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Hanif Dhakiri beserta istri. Dalam sambutannya, Hanif menghimbau kepada seluruh perusahaan atau pabrik untuk segera melakukan program K3, “Saya beserta jajaran akan melakukan pengawasan secara ketat agar tak terjadi pelanggaran,” tegasnya. Dalam acara jalan santai, Menteri beserta rombongan CEO Badan Audit menyaksikan simulasi keselamatan bekerja pada ketinggian dan senam bersama dengan tujuan meningkatkan kesadaran akan keselamatan dan kesehatan bagi masyarakat khususnya bagi para pekerja dan perusahaan akan pentingnya K3. Acara ditutup dengan pemberian ucapan terimakasih dari Menteri Tenaga Kerja RI kepada perusahaanperusahaan yang telah mendukung acara kampanye tersebut. (sn)
(S&D). Tujuan proyek ini untuk memastikan proses bongkar/muat BBM yang dilakukan di seluruh wilayah kerja PT.Pertamina sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh PT.Pertamina (SKT No.18 tahun 2007). Dalam hal ini, Surveyor PTSI merupakan perpanjangan tangan dari PT.Pertamina pusat untuk memberikan informasi terbaru yang sesuai dengan kejadian dan permasalahan yang terjadi di wilayah. Fokus pekerjaan ini adalah survey di atas kapal milik PT.Pertamina dan di tangki timbun PT. Pertamina, baik itu di kilang (Refenery), di terminal transit, maupun di terminal BBM. “Jumlah personel Cargo monitoring saat ini sebanyak 360 Personel yang terdiri dari 12 koordinator wilayah, 91 leader surveyor , 257 surveyor dan asistennya yang bertugas di 91 pelabuhan PT. Pertamina dari Sabang sampai Merauke,” jelas Arachman (Kepala MP Cargo Monitoring). Dalam rapat tersebut setiap koordinator wilayah menyampaikan perkembangan pekerjaan dan berbagi permasalahan yang terjadi di lapangan. Bambang Isworo juga membahas tentang kerjasama dalam bidang laboratorium BBM dan bidang perkapalan dengan pihak PT Pertamina. Ia juga menekankan pentingnya peningkatan komunikasi antar koordinator wilayah serta surveyor dengan user pertamina. (lin)
Rapat Kordinasi PKBL Surveyor Indonesia Tahun 2015 Dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia di Unit PKBL dan pelaksana PKBL di seluruh cabang, Unit PKBL mengadakan Rapat Kordinasi bagi pegawai Unit PKBL PTSI Pusat dan pelaksana PKBL Cabang. Acara berlangsung di kantor SI cabang Surabaya dan dibuka oleh Kepala Cabang SI Surabaya, Darmansyah. Dalam sambutannya Darmansyah berharap rapat kordinasi ini semakin meningkatkan kerjasama dan kebersamaan anggota PKBL lainnya. Materi Rapat Kordinasi berupa pelatihan, berbagi pengalaman, serta sosialisasi terkait dengan Peraturan Menteri BUMN tentang Pengelolaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan tahun 2015, dan pembahasan mengenai program kerja PKBL tahun 2015. Rapat Kordinasi dihadiri oleh 5 orang unit PKBL Kantor Pusat, dan pelaksana cabang dari Medan, Pekanbaru, Palembang, Balikpapan dan Surabaya. Rapat diakhiri dengan kunjungan ke Mitra Binaan di wilayah Madura. (wj)
Buletin VISI edisi III / 2015
5
opini
AMDAL & Turunannya Dwi Teguh Krisnoadi (Unit DPB)
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) bukanlah produk yang asing di dunia konsultansi. AMDAL merupakan bagian dari feasibility study (studi kelayakan) suatu usaha/kegiatan. Sejak era 1990-an produk AMDAL sudah menjadi bagian kegiatan konsultansi karena di samping AMDAL bersifat mandatori (UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup), dokumen tersebut merupakan persyaratan proses perijinan usaha. Bahkan beberapa bank mensyaratkan dokumen AMDAL sebagai persyaratan pengajuan kredit. Bagi perusahaan konsultan besar kadang kegiatan AMDAL tidak menarik karena nilainya yang hanya ratusan juta tetapi proses delivery nya boleh dibilang rumit, terutama proses sosialisasi/public hearing, pembahasan KA (Kerangka Acuan), ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan), RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan) dan RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan), serta pengurusan Ijin Lingkungan. Saat ini tidak semua perusahaan konsultan dapat menyusun dokumen AMDAL, hanya perusahaan yang terdaftar sebagai sebagai Lembaga Penyedia Jasa Penyusun (LPJP) AMDAL yang dapat menyusun. Personil penyusun AMDAL tidak cukup hanya mempunyai sertifikat AMDAL A (Dasar-dasar AMDAL) untuk anggota tim atau AMDAL B (Penyusun
6
Buletin VISI edisi III / 2015
AMDAL) untuk ketua TIM, tetapi harus mempunyai sertifikat kompetensi ATPA (Anggota Tim Penyusun AMDAL) dan KTPA (Ketua Tim Penyusun AMDAL) yang dikeluarkan oleh Intakindo. Kegiatan AMDAL bersifat komersil, tetapi proses penyusunanya melibatkan banyak stakeholder seperti: pemerintah pusat (KemenLH), pemerintah daerah, pakar lingkungan, masyarakat terkena dampak, LSM yang ikut menentukan terbitnya ijin lingkungan. Jika hanya melihat AMDAL nya saja memang tidak menjanjikan sebagai sumber pendapatan, namun banyak kegiatan yang merupakan turunan dari AMDAL yang dapat dijadikan sumber kegiatan dan tetntu saja sumber revenue/pendapatan. Misalnya penyusunan dokumen DELH (Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup) yang merupakan pemutihan bagi kegiatan yang belum mempunyai AMDAL dan DPLH (Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup) bagi kegiatan yang belum mempunyai UKLUPL (Upaya Pengelolaan LingkunganUpaya Pemantauan Lingkungan) sampai dengan tahun 2010 (Permen LH No. 14/2010 tentang Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Telah Memiliki Izin Usaha dan/ atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup). Di Indonesia masih sangat banyak kegiatan pembangunan yang tidak
mempunyai dokumen AMDAL/UKLUPL. Peraturan tersebut berlaku sampai tanggal 3 Oktober 2011 dan sekarang diperpanjang dengan Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup No. B-14134/ MENLH/KP/2013, namun hanya berlaku untuk kegiatan yang pembangunanya dilakukan sampai tanggal 3 oktober 2010. Beberapa kegiatan yang kadang luput dari dokumen AMDAL/UKL-UPL adalah: perumahan, SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) dan sejenisnya, BTS (Base Transceiver Station), pasar, hotel, klinik dan sebagainya yang banyak tersebar di Jakarta dan kota lainnya. Selain DELH/DLH, pelaporan implementasi RKL-RPL rutin 6 bulanan menjadi kegiatan yang potensial dan tidak terpisahkan dari AMDAL, sehingga ketika sudah mendapatkan proyek AMDAL bisa satu paket kontrak dengan kegiatan pelaporan RKL-RPL tersebut. Mudah-mudahan PT Surveyor Indonesia yang sudah terdaftar sebagai LPJP AMDAL dan mempunyai personel yang terakreditasi KTPA lebih cepat dan tanggap dalam menangkap peluang jasa AMDAL/UKL-UPL dan turunannya, seperti DELH/DPLH, monitoring lingkungan (limbah cair, limbah B2, kualitas udara, kualitas air), serta pelaporan RKL-RPL yang dilakukan secara rutin.
rehat
Satu VISI Satu MISI Rhenald Kasali
Beberapa waktu belakangan ini saya banyak diminta menyatukan pikiran para eksekutif puncak. Meski prinsip “one team-one spirit” mulai banyak diterapkan, mungkin saja ditemukan disfungsi leadership. Timnya bagus, tetapi ada luka batin yang membuatnya tidak bekerja secara efektif, bahkan sangat mungkin sudah ada benihbenih kerusakan sedari awal. Alih-alih memilih super team, yang terpilih justru superman yang bekerja sendiri-sendiri. Anda mungkin masih ingat dengan Real Madrid yang skuadnya bertaburan bintang (Zinedine Zidane, Ronaldo, Luis figo, R.Carlos, Raul Gonzales dan David Beckham,dll) tapi sejak tahun 2003-2006 gagal mendapatkan satu pun piala. Demikianlah kerja sebuah tim. Kalau tidak dikelola dengan baik sedari awal, maka ibarat tidur di atas satu ranjang, banyak direksi perusahaan dan komisaris yang mimpinya tidak sama. Yang satu ingin memeluk, yang lain menendang. Sejalan dengan waktu, ranjang pengantin dapat berubah menjadi ranjang konflik. Kalau leadership saja sudah disfungsi, bisa dibayangkan bagaimana kinerjanya. Disfungsional Organisasi ini biasanya ditandai dengan banyak pembiaran. Peluang dibiarkan berlalu, komplain tidak ditanggapi, klien pergi dibiarkan, orang bagus pergi dibiarkan, sabotase oleh preman dibiarkan, korupsi diabaikan, penindasan apalagi. Maka memilih superteam harus dimulai dari awal. Namun katakanlah Anda tak mendapatkan superteam, itu bukanlah akhir dari sebuah penyesalan. Sama seperti leader yang tidak dilahirkan, superteam yang kokoh juga harus dibentuk.
Gagasan One Team Anda tentu pernah mendengar gagasan Dahlan Iskan tentang “One team one spirit”. Berbeda dengan fit and proper test yang dipilih sendiri-sendiri, Dahlan menginginkan tim yang solid sehingga cukup mengangkat satu orang saja, CEO. CEO terpilih lalu ditugaskan memilih sendiri teamnya. Gagasan ini sebenarnya sudah dimulai oleh mentri BUMN di era Habibie, Tanri Abeng, saat ia memberi wewenang pada Robby Djohan dan Abdul Gani untuk masing-masing membentuk team direksi di Bank Mandiri dan Garuda Indonesia. Jim Collins dalam buku klasiknya Good to Great menyebutkan, tugas utama seorang pemilik dan CEO adalah mencari orang yang terbaik dan menempatkannya pada kursi yang tepat. Jadi kalau Anda berhasil mendapatkannya, dunia ini akan menjadi milik Anda. Namun dalam prakteknya, banyak pemilik perusahaan dan pemimpin yang kesulitan memilih tim. Bahkan membiarkan seseorang memilih timnya sendiri saja tetap beresiko. Sama seperti sebuah perkawinan suci yang didasarkan
cinta mati, tak seorangpun yang bisa menjamin akan kekal abadi. Demikianlah one team yang dibentuk sendiri harus terus dibangun. Itu saja ada yang tak mampu mmpertahankan masa kerja yang hanya 4-5 tahun. Ini berlaku bagi siapa saja, perusahaan publik maupun swasta, baik yang bermotif keuntungan maupun yang nirlaba. Menurut pengamatan saya, saat ini ada ribuan perusahaan keluarga Indonesia yang tengah struggle menghadapi ketidakharmonisan tim direksi. Demi keharmonisan keluarga, mereka mengabaikan satu dua anggota yang tidak perform, bahkan mengganggu, untuk tetap berada dalam posisinya. Bahkan tidak jarang dua-tiga anggota keluarga menjalankan peran yang sama sehingga membingungkan karyawan di bawahnya dan menimbulkan gejala disfungsional. Pembenahan yang dilakukan dengan sistem berbasiskan IT sekalipun tak mampu mengatasi masalah, sepanjang mereka tidak disatupikiran-kan Di banyak lembaga publik sudah sering kita temui gejala ini. Anda lihat sendiri, hampir semua gubernur dan bupati berseberangan dengan wakilnya. Kalau bupati atau gubernurnya sudah tidak “one team” bagaimana kepala-kepala dinasnya? Mereka bermitra dengan pikiran yang tidak disatupikirankan. Di Mahkamah Agung saja beberapa bulan terakhir ini tampak jelas ketidakharmonisan itu. Belum lagi di antara para komisioner yang dibentuk parlemen. Bahkan di perserikatan olahraga seperti PSSI saja kisruh. Di kalangan aparat penegak hukum gejala jalan sendiri sangat jelas terlihat. Antara mentri dalam kabinet yang sama pun terjadi. Mereka bukan saling melengkapi, malah beberapa berseberangan. Yang satu membuka pintu, yang lain menutupnya. Di dalam kementrian sendiri hubungan antara mentri dengan wamennya tidak mustahil saling berseberangan, demikian pula sesama pejabat eselon satu. Banyak bank milik pemerintah daerah yang tidak bisa berkinerja optimal bukan karena kurang modal, melainkan teamnya tidak solid. Mereka masih mempertentangkan antara putra daerah dengan pendatang, antara orangnya bupati, pilihan gubernur dengan kalangan profesional dan seterusnya. Di atas ranjang yang sama itu, mimpi mereka tidak sama. Menyatukan pikiran pimpinan di level atas bukanlah hal yang sederhana, namun juga bukan tidak mungkin. Yang jelas anda tidak bisa mendapatkannya secara cuma-cuma. Sebuah tim yang baik adalah hasil dari sebuah pembentukan dan dibalik tim yang kuat selalu ditemui coach yang kuat. Orang-orang yang terpilih dalam sebuah tim bisa saja bukanlah terdiri dari orang yang hebat, namun apapun hasilnya, sebuah tim yang baik sekalipun
Buletin VISI edisi III / 2015
7
rehat bisa ber-evolusi menjadi buruk dan mengalami disfungsional kalau tidak berada dalam “tangan” yang baik. Demikian juga sebaliknya, tim yang buruk, di tangan yang baik bisa berubah menjadi great performer. Di dalam perjalanannya tim yang bagus pun tidak slamanya perform, di tengah jalan selalu terdapat ujian dan pergantian secara alamiah. Orang datang dan pergi silih berganti membawa luka batin yang saling ditularkan. Kadang saya menemui CEO yang beruntung seperti Hasnul Suhaemi yang diberi wewenang penuh tim memilih direksi oleh komisarisnya di Axiata. Orang-orang yang beruntung ini mampu menghasilkan kinerja yang baik. Semua orang fokus bekerja mengarahkan tindakan pada pikiran yang sama. Mereka mampu mencegah perselingkuhan masing-masing orang dengan pihak luar. Seperti itu pulalah yang kemarin saya sampaikan kepada enam orang pimpinan Kawasan Perdagangan Dan Pelabuhan Bebas Sabang yang dititipkan kepada saya dan seorang tokoh Aceh terkemuka, Adnan Ganto. Mereka adalah putra-putra terbaik Aceh yang kami pilih melalui fit and proper test secara profesional. Namun begitu jadi, proses pembentukan segera dimulai. Gubernur Aceh, Zaini Abdullah sangat serius menerapkan merit system demi kesejahteraan dan keadilan bagi masyarakat. Kalau anda sempat membaca buku Cracking Zone, anda tentu menemukan Model leardership “X” yang membuat pemimpin kokoh. Seperti huruf “X”, kepemimpinan ini bertemu pada satu titik di tengah yang mempertemukan dua garis yang menyilang. Titik itulah yang mempertemukan seorang kepala eksekutif dengan pimpinan yang mewakili pemegang saham (komisaris atau dewan pengawas). Anggota Dewan dilarang berhubungan langsung ke bawah agar tak terjadi “perselingkuhan” eksekutif (disenfranchised execution). Demikian juga sebaliknya. Semua anggota direksi bertemu di satu titik pada direktur utama, dan
semua komisaris bertemu pada komisaris utama. Lalu mengapa mereka bisa saling berselingkuh, dan mengapa diperlukan coaching?
Komplementaritas, Bukan Kompetitas Membentuk one team-one spirit dimulai dengan kesadaran bahwa mereka adalah tim yang saling melengkapi, bukan saling bersaing. Anda pertama-tama memilih orang yang berkomitmen untuk bekerjasama, bukan superstar yang arogan.Complementaity mindset kemudian dibangun dengan berbagai pendekatan: bahasa, simbol, program, sampai strategic planningyang saling bersinergi. Orang-orang yang bersinergi bukanlah orang yang datang dengan luka batin. Ibarat orang sakit gigi, luka batin yang tak terobati akan menimbulkan gejolak. Sebelum giginya dicabut atau syaraf sakitnya dimatikan, ia akan tetap terasa sakit. Gigi yang berlubang tak dapat ditambal tanpa dibersihkan terlebih dahulu. Alih-alih mendapatkan team yang kuat, anda hanya mendapatkan oang-orang yang memimpin dengan blocking yang kuat. Dapat Anda bayangkan bila semua energi hanya dihabiskan untuk membangun blocking. Belum lagi mereka menghadapi tekanan-tekanan dari luar. Orang yang mampu bersinergi adalah orang yang mampu berbahasa saling melengkapi. Ia tak pernah merasa berkekurangan, makanya ia mau memberi. Namun ia juga tidak boleh merasa amat berkelebihan sehingga mau “meminta” bantuan. Orang bermental kompetisi harus diarahkan energinya untuk membangun competitiveness perusahaan atau lembaganya, jangan bersaing ke dalam. Competition mindset selalu diawali oleh rasa takut kalah, takut kehilangan, karena terjadi kelangkaan. Ini bagus kalau anda bisa membangun dalam bingkai yang tepat. A solid team is not taken for granted. It is well created. •
KUIS
seremonia Surveyor Indonesia Cabang Semarang
Berhadiah Rp 500.000,-
Lulus Audit SMK3 PT Surveyor Indonesia Cabang Semarang lulus audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dengan nilai memuaskan 94%. Audit dilakukan selama dua hari (2-3 Maret 2015) oleh Tim Auditor PT. Jatim Asspek Nusantara Surabaya. PT Surveyor Indonesia Cabang Semarang dinilai telah menerapkan SMK3 sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 50 tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Cabang Semarang telah memenuhi 156 kriteria dari 166 kriteria untuk tingkat lanjutan. Tujuan audit ini untuk membuktikan dan mengukur pencapaian penerapan dan kinerja K3 di Cabang Semarang. Kepala Cabang Semarang, Epi Darlis, menyampaikan terima kasih kepada seluruh pegawai yang telah bekerjasama menerapkan SMK3 sehingga dapat melewati audit dengan nilai yang memuaskan, “Saya berharap ke depan prestasi ini dapat dipertahankan dengan terus menjadikan K3 ini sebagai budaya perusahaan,”tegasnya. Selamat! (lin)
8
Buletin VISI edisi III / 2015
Dalam Pendidikan Bela Negara yang diikuti oleh para Pimpinan PT Surveyor Indonesia (Persero) ditandatangani suatu deklarasi bernama Tekad Lembah Cikole yang menjadi penyemangat untuk memberikan pengabdian yang terbaik bagi perusahaan.
Kirimkan isi Tekad Lembah Cikole
via email ke
[email protected]/
[email protected] paling lambat tanggal 27 April 2015 Dapatkan hadiah berupa Jaket H&M senilai Rp 599.900,-. • Pemenang Kuis Buletin VISI Edisi I : Fadil Akbar P. (SIPAL) • Pemenang Kuis Buletin VISI Edisi II : Pahala Pardede (UB Migas & Energi)