PENGARUH INTENSITAS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP KETAATAN SISWA PADA TATA TERTIB SEKOLAH DI MTS YAKTI TEGALREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI DiajukanUntukMemperoleh GelarSarjanaPendidikan Agama Islam (S.Pd.I)
DisusunOleh: Trinikmah Utamimah 111 10 096 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2015
NOTA PEMBIMBING Lamp : 5 eksemplar Hal
: Naskah Skripsi
Kepada
Sdr. Trinikmah Utamimah
Yth. Ketua STAIN di Salatiga
Assalamualaikum Wr. Wb. Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi Saudari : Nama
: Trinikmah Utamimah
NIM
: 111 10 096
Program Studi
: Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi
: Pengaruh Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling Terhadap Ketaatan Siswa Pada Tata Tertib Sekolah Di MTs Yakti Tegalrejo Tahun Pelajaran 2014/2015.
Sudah dapat diajukan dalam sidang munaqosah. Demikian surat ini, harap menjadikan perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Salatiga, 25 November 2014 Pembimbing
Dra. Sri Suparwi. M.A. NIP: 19690506 199303 2 004
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: TRINIKMAH UTAMIMAH
NIM
: 111 10 096
Judul Skripsi
: Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling Terhadap Ketaatan Siswa Pada Tata Tertib Sekolah Di MTs Yakti Tegalrejo Tahun Pelajaran 2014/2015
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak ada karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis di dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Salatiga, 25 November 2014 Peneliti
Trinikmah Utamimah NIM 111 10 096
SKRIPSI “PENGARUH INTENSITAS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP KETAATAN SISWA PADA TATA TERTIB SEKOLAH DI MTS YAKTI TEGALREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015” DISUSUN OLEH : TRINIKMAH UTAMIMAH NIM : 111 00 096 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Kependidikan Islam Sekolah Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 20 Februari 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam
Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji
: Suwardi, M.Pd.
________________
Sekretaris Penguji
:Dra. Sri Suparwi. M.A.
________________
Penguji I
: Prof. Dr. Mansur, M.Ag.
________________
Penguji II
:Wahidin, M.Pd.
________________
Salatiga, Jum’at 20 Februari 2015 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd NIP. 196701121992031005
MOTTO
Artinya: “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran” (Qs.Al-Ashr:1-3)
Kemajuan bukan hanya memperbaiki masa lalu tapi bergerak menuju masa depan. (Kahlil Gibran)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang penulis anggap mempunyai peran penting dalam hidupnya:
1. Teruntuk ayah dan bundaku tercinta (Bapak Nur Aziz dan Ibu Srikhayah) yang selalu ikhlas dan tulus memberikan kasih sayang dan do’a restu kepada penulis. 2. Kakak-Kakak dan Adikku tercinta yang selalu memberi inspirasi dalam hari-hari penulis. 3. Kepada Ibu Dra. Sri Suparwi. M.Si. atas arahan dan bimbingan sampai terselesaikan penyusunan skripsi ini. 4. Kepada sahabatku (Kiki, Dhinii, Dc, Topek, Helmi) kalian adalah saksi perjuanganku, dan kepada penghuni kos mbh.Jon (Mb.Dini, Riski, Leli, Mega) canda tawa kalian memberikan semangat untukku. 5. Seseorang yang kelak menjadi pemimpin dalam keluargaku. 6. Para pembaca yang budiman 7. Dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, terima kasih untuk semuanya.
ABSTRAK Trinikmah Utamimah. 2014. INTENSITAS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP KETAATAN SISWA PADA TATA TERTIB SEKOLAH DI MTS YAKTI TEGALREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Jurusan Tarbiyah. Program Studi PAI STAIN Salatiga, pembimbing Dra. Sri Suparwi. M.Si. Kata Kunci : Layanan Bimbingan Konseling dan Ketaatan Siswa Pada Tata Tertib Sekolah Rumusan masalah : Adakah pengaruh antara Layanan Bimbingan dan Konseling Terhadap Ketaatan Siswa Pada Tata Terti Sekolah di MTs Yakti Tegalrejo Tahun Pelajaran 2014/2015. Tujuan penelitian : (1) Untuk mengetahui Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling di MTs Yakti Tegalrejo Tahun Pelajaran 2014/2015, (2) Untuk mengetahui Ketaatan Siswa pada Tata Tertib di MTs Yakti Tegalrejo Tahun Pelajaran 2014/2015, (3) Untuk mengetahui ada tidaknya Pengaruh Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling terhadap Ketaatan Siswa pada Tata Tertib di MTs Yakti Tegalrejo Tahun Pelajaran2014/2015. Teknik pengumpulan data dengan angket dan dokumentasi . Teknik analisis data deskriptif, presentase, dan uji hipotesis dengan mengunakan rumus product moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisa rxy merupakan tujuan penelitian yang membuktikan bahwa pngaruh Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling terhadap Ketaatan Siswa pada Tata Tertib Sekolah Tahun Pelajaran 2014/2015 ada korelasi. Hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif antara intensitas layanan bimbingan dan konseling terhadap ketaatan siswa pada tata tertib sekolah diterima.Hal ini dapat dibuktikan pada hasil perhitungan rxy = 0, 988, penulis konsultasikan dengan harga kritik pada tabel product moment, dengan N = 60 taraf signifikan 5% dan 1% diperoleh harga r tabel pada taraf signifikan 5% = 0, 254 sedangkan pada taraf signifikan 1% = 0, 330.Dengan demikian harga r observasi lebih besar dari r tabel, baik taraf signifikan 5% atau 1%. Dinyatakan apabila r observasi lebih besar dari r tabel maka ada korelasi dan hipotesis yang menyatakan pengaruh positif antara intensitas layanan bimbingan dan konseling terhadap ketaatan siswa pada tata tertib sekolah diterima.
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah selalu teriring sebagai sebuah bentuk terimakasih atas limpahan taufiq, ridho, hidayah yang telah Allah SWT berikan, sehingga dalam kesempatan ini memberikan kemudahan dan kelapangan dalam penyusunan tugas akhir kuliah berupa skripsi, sebagai prasyarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Islam. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada khatamul anbiya’ nabi Muhammad SAW yang selalu menjadi inspirator bagi penulis dalam segala aktivitasnya. Taklupa shalawat salam juga tercurah kepada seluruh keluarga nabi, sahabat dan orang-orang yang berjalan teguh diatas ajarannya. Taklupa ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang turut serta membantu dalam penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada: 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selakuKetua STAIN Salatiga. 2. Bapak Rasimin, S.PdI., M.Pd. selakuKaprodi PAI JurusanTarbiyah STAIN Salatiga 3. Ibu Dra.Sri Suparwi. M.A. selaku dosen pembimbing skripsi. 4. Bapak Rochmat Almashari, BA dan keluarga besar MTs Yakti Tegalrejo yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian disekolah tersebut. 5. Seluruh jajaran dosen dan karyawan STAIN Salatiga. 6. Ayah dan bundaku tercinta beserta keluarga besarku yang telah memberikan bantuan baik material maupun spiritual.
7. Teman-teman angkatan 2010 STAIN Salatiga. 8.
Seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini Semoga jasa baik yang telah diberikan mendapat balasan dan ridho dari
Allah SWT dan dicatat sebagai amal sholeh. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi penulis pada khusunya dan pembaca yang budiman pada umumnya. Billahitaufiq walhidayah
Salatiga, 25 November 2014 Penulis
Trinikmah Utamimah 111 10 096
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................
i
NOTA PEMBIMBING .....................................................................................
ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................
iv
HALAMAN MOTTO .......................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................
vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii DAFTAR ISI .....................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .........................................................................
1
B. Rumusan Masalah ....................................................................
6
C. Tujuan Penelitian .....................................................................
6
D. Hipotesis....................................................................................
6
E. Manfaat Penelitian ...................................................................
7
F. Definisi Operasional .................................................................
8
G. Metode Penelitian .....................................................................
11
BAB II
H. Analisis Data .............................................................................
13
I. Sistematika Penulisan Skripsi ...................................................
14
KAJIAN PUSTAKA A. Bimbingan dan Konseling ........................................................
16
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling.................................
16
2. Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah .....................
20
3. Tujuan Bimbingan dan Konseling ......................................
24
4. Jenis Bimbingan dan Konseling ..........................................
29
5. Asas-asas Bimbingan dan Konseling ..................................
35
6. Penyelenggaraan Program Bimbingan dan Konseling ........
40
B. Ketaatan Pada Tata Tertib .........................................................
44
1. Pengertian Tata Tertib .........................................................
44
2. Penyusunan Tata Tertib di Sekolah.....................................
47
3. Fungsi Tata Tertib di Sekolah ............................................
48
4. Faktor yang mempengaruhi Ketaatan Siswa Pada Tata Tertib di Sekolah ...........................................................................
50
C. Pengaruh Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling Terhadap Ketaatan Siswa Pada Tata Tertib .................................... BAB III
52
HASIL PENELITIAN A. Sejarah, letak Geografis, dan Kondisi MTs. Yakti Tegalrejo ..
56
1. Sejarah Singkat Berdirinya MTs. Yakti Tegalrejo .............
56
2. Letak Geografis ..................................................................
59
BAB IV
BAB V
3. Struktur Organisasi ............................................................
59
4. Sarana dan Prasarana Pendukung Belajar Mengajar ...........
60
5. Guru ...................................................................................
61
6. Siswa ..................................................................................
62
7. Kurikulum ..........................................................................
63
B. Penyajian Data ..........................................................................
64
ANALISIS DATA A. Analisis Data ............................................................................
67
B. Interpretasi Data .......................................................................
80
PENUTUP A. Kesimpulan ..............................................................................
82
B. Saran-saran................................................................................. 83
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel 3.1
Sarana Fisik MTs Yakti Tegalrejo Tahun 2014/2015 .........
Tabel 3.2
Daftar Guru Mata Pelajaran MTs Yakti Tegalrejo Tahun
60
2014/2015 ...........................................................................
61
Tabel 3.3
Keadaan Siswa MTs Yakti Tegalrejo Tahun 2014/2015 ....
62
Tabel 3.4
Pelaksanaan Jumlah Jam Pelajaran Berdasar Tingkat Kelas MTs Yakti Tegalrejo ................................................
Tabel 3.5
63
Kegiatan Ekstra Kurikuler MTs Yakti Tegalrejo Tahun 2014/2015 ...........................................................................
63
Tabel 3.6
Daftar Nama Responden .....................................................
64
Tabel 4.1
Interval Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling ......
69
Tabel 4.2
Nilai Nominasi Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling ............................................................................
70
Tabel 4.3
Komparasi Layanan Bimbingan dan Konseling .................
72
Tabel 4.4
Interval Ketaatan Siswa Pada Tata Tertib Sekolah.............
74
Tabel 4.5
Nilai Nominasi Ketaatan Siswa Pada Tata Tertib Sekolah .
74
Tabel 4.6
Komparasi Ketaatan Siswa Pada Tata Tertib Sekolah ........
77
Tabel 4.7
Tabel Kerja Untuk Mencari Koevisien Korelasi Antara Variabel Intensitas Layanan Bimbingan Konseling (X) dan Kataatan Siswa Pada Tata Tertib Sekolah ( Y ) ...........
77
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Riwayat Hidup 2. Daftar Pertanyaan / Angket 3. Tabel Jawaban Angket Variabel Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling 4. Tabel Jawaban Angket Variabel Ketaatan Siswa Pada Tata Tertib Sekolah 5. Tabel Nilai Angket Variabel Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling 6. Tabel Nilai Angket Variabel Ketaatan Siswa Pada Tata Tertib Sekolah 7. Permohonan Izin Penelitian 8. Surat Keterangan Penelitian 9. Lembar Konsultasi Skripsi 10. Surat Keterangan Kegiatan
BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Bimbingan konseling merupakan salah satu ilmu yang baru dibanding dengan ilmu-ilmu yang lain, sebab ia baru muncul pada abad ke 20 Masehi. Namun seiring dengan perkembangan zaman bimbingan konseling mengalami kemajuan terutama pada bidang pendidikan (Walgito, 1995: 9). Secara umum bimbingan dan konseling telah memiliki kedudukan yang sangat kuat. Setiap lembaga pendidikan selayaknya memiliki unit bimbingan dan konseling dalam upaya optimalisasi potensi pendidikan. Bimbingan dan konseling merupakan serangkaian progran layanan yang diberikan kepada peserta didik agar mereka mampu berkembang lebih baik. Bimbingan dan konseling dilaksanakan di sekolah-sekolah mulai dari tingkat dasar, bahkan pra sekolah sampai tingkat tinggi. Walgito(2005: 1), terdapat dua istilah, yaitu “Bimbingan” dan “Konseling”. Istilah bimbingan merupakan
tejemahan dari guidance,
sedangkan istilah konselingmerupakan bentuk serapan dari counseling. Dalam buku yang terdahulu, digunakan istilah “penyuluhan” sebagai terjemahan dari counseling , namun kemudian ada pendapat yang menyatakan bahwa dalam hal penyuluhan tersebut terkandung pengertian aktivitas yang searah seperti halnya dalam bimbingan. Menurut pengertian counseling, salah satu prinsipnya adalah aktivitas tidak hanya dari pihak konselor (orang yang memberikan konseling),
tetapi konselor harus mengusahakan adanya hubungan yang timbal-balik antara klien (orang yang mempunyai masalah) dan konselor, serta menempatkan klien dalam posisi yang lebih aktif. Seorang anak yang tumbuh akan mengalami fase perubahan di dalam dirinya. Terkadang anak yang beranjak remaja menuju dewasa akan lebih dekat dengan teman sebayanya dari pada orang tuanya. Mereka cenderung akan lebih banyak bercerita dengan teman-temannya dibandingkan dengan orang yang lebih dewasa. Pada masa ini, anak-anak sedang mencari jati diri di mana proses menuju kedewasaan dalam berfikir dan berperilaku yang baik dan benar di dalam masyarakat. Penting sekali arahan dari orang tua yang lebih tua agar anak-anak tidak tersesat dalam berfikir dan berperilaku. Maka di dalam sekolah atau lembaga pendidikan lainnya terdapat bimbingan dan konseling.Peranan bimbingan dan konseling di sekolah sangat penting. Bimbingan dan konseling selain sebagai tempat mengadukan penyelesaian masalah-masalah yang baru dihadapi, juga sebagai pusat informasi tentang bagaimana seharusnya ia melangkah untuk mencapai cita-cita masa depannya dan bagaimana ia bersikap dalam kondisi tertentu. Orang tua menyekolahkan anaknya di madrasah dengan tujuan agar menjadi anak yang shalih dan shalihah serta taat kepada peraturan yang berlaku. Adapun siswa-siswi yang masuk di MTs Yakti Tegalrejo dengan latar belakang yang berbeda-beda sehingga siswa mempunyai karakter yang berbeda pula. Waktu belajarnya berlangsung dari pagi sampai siang hari. Di sekolah
siswa harus ikut berpartisipasi dalam menciptkan situasi belajar yang harmonis sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien dengan cara menaati peraturan atau tata tertib sekolah, sesuai dengan tujuan bimbingan konseling yaitu memiliki rasa tanggung jawab yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas dan kewajiban (juntik, 2008: 14). M.Arifin( 1994: 85), faktor eksternal yang mendorong anak berlaku menyimpang dan tidak taat terhadap peraturan guru dan kepala sekolah meliputi: 1. Rasa cinta dan perhatian yang kurang terutama dari orang tua atau wali 2. Pengawasan yang kurang dari orang tua atau wali 3. Kurangnya sarana-sarana pengarahan serta pemanfaatan waktu-waktu luang 4. Cara-cara pendekatan yang tidak sesuai dengan perkembangan remaja oleh orang tua 5. Terbukanya kesempatan untuk berbuat nakal Ketentuan yang ada pada tata tertib sekolah harus dipatuhi, karena pelanggaran atau penyimpangan dari tata tertib sekolah akan merugikan dirinya serta akan mendapat sanksi atau hukuman, dengan kata lain setiap anak didik harus disiplin dalam arti mau dan mampu mematuhi dan menaati peraturan yang berlaku didalam sekolah. Ketaatan dan kemampuan dalam tata tertib sekolah, tidak akan dirasa memberatkan apabila dilaksanakan dengan kesadaran akan penting dan manfaatnya. Kemauan dan kesadaran itu datang dari dalam diri siswa itu sendiri dan tidak ada paksaan dari luar. Akan tetapi
apabila siswa belum mempunyai kesadaran untuk mematuhi tata tertib, yang sering dirasakannya memberatkan dan belum mengetahui manfaat dan kegunaannya. Kondisi seperti ini ini sering ditemui pada anak-anak SMP-SMA yang mengharuskan pendidikannya melakukan pengawasan agar tata tertib sekolah dilaksanakan, yang sering kali mengharuskan siswa yang tidak menaati harus diberi sanksi atau hukuman karena pelanggaran yang dilakukan oleh siswa. Siswa yang manaati tata tertib atau peraturan yang berlaku di sekolah, karena tata tertib sekolah merupakan suatu peraturan yang bertujuan untuk mengatur dan melatih secara individu dilingkungan sekolah atau tempat dan waktu tertentu. Masalah yang berkembang saat ini adalah banyaknya siswa yang melanggar aturan tersebut, sebagai contoh di MTs Yakti Tegalrejo masih banyak sekali siswa yang datang terlambat sampai sekolah, merokok, masih juga ada beberapa anak yang memakai seragam sekolah tidak rapi dan memakai atribut yang kurang lengkap, diwaktu jam istirahat kedua waktunya shalat dzuhur juga masih ada beberapa anak yang tidak langsung menuju ke masjid sekolah untuk menjalankan shalat dzuhur. Padahal dalam tata tertib sudah tercantum kewajiban siswa untuk menaati peraturan sekolah tersebut. Siswa yang tidak menaati tata tertib sekolah memperlihatkan sikap yang kurang baik dalam kehidupan di lingkungan sekolah maupun di lingkungan luar sekolah. Hallen (2002: 30-31), di tinjau dari segi psikologi peserta didik adalah pribadi yang sedang berkembang menuju kedewasaan untuk mencapai
perkembangan yang baik dan optimal harus ada asuhan yang baik dan terarah yang bisa menjangkau segi psikologi yang bersifat pribadi. Oleh karena itu diperlukan bimbingan dan konseling untuk memberikan asuhan terhadap proses perkembangan pribadi peserta didik tersebut. Didalam Al-Qur’an telah disebutkan
dalam
Qs.Al-Ashr yang
merupakan pokok pikiran tentang bimbingan dan konseling.
Artinya : “Demi masa.Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”(Qs.Al-ashr:1-3).
Oleh karena itu, pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, adalah merupakan wadah yang bisa menampung masalah-masalah dan membantu para siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan
mengarahkan
peserta didik mencapai tahap perkembangan yang optimal baik secara akademis psikologis maupun sosial. Berawal dari pemikiran tersebut, penulis terdorong untuk meneliti “PENGARUH INTENSITAS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP KETAATAN SISWA PADA TATA TERTIB SEKOLAH DI MTS YAKTI TEGALREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015”
B.Rumusan Masalah Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagaimana Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling di MTs Yakti Tegalrejo Tahun Pelajaran 2014/2015 ? 2. Bagaimana Ketaatan Siswa pada Tata Tertib Sekolah di MTs Yakti Tegalrejo Tahun Pelajaran 2014/2015 ? 3. Adakah pengaruh antara Layanan Bimbingan dan Konseling terhadap Ketaatan
Siswa
pada
Tata
Tertib
Sekolah
di
MTs
Yakti
TegalrejoTahun Pelajaran 2014/2015?
C.Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui Intensitas Layanan dan Bimbingan Konseling di MTs Yakti TegalrejoTahun Pelajaran 2014/2015. 2. Untuk mengetahui Ketaatan Siswa pada Tata Tertib di MTs Yakti Tegalrejo Tahun Pelajaran 2014/2015. 3. Untuk mengetahui ada tidaknya Pengaruh Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling terhadap Ketaatan Siswa pada Tata Tertib di MTs Yakti Tegalrejo Tahun Pelajaran2014/2015.
D. Hipotesis Suharsimi Arikunto (1998:68) hipotesis dari kata “hipo” yang berarti di bawah dan “thesa” yang artinya kebenaran. Dari kedua kata tersebut hipotesis
dapat diartikan sebagai anggapan dasar yang menjadi teori sementara dan masih bisa diuji kebenarannya. Berdasarkan asumsi tersebut, maka hipotesis yang dilakukan adalah “Ada pengaruh positif antara layanan bimbingan dan konseling dengan ketaatan siswa dalam menaati tata tertib di sekolah”.
E. Manfaat Penelitian Di antara manfaat-manfaat penelitian yang penulis inginkan adalah sebagai berikut : 1. Secara teoritik diharapkan memberikan sumbangan pada perkembangan dunia pendidikan, dan dapat memperkaya khasanah keilmuan bagi orang yang membacanya. 2. Secara praktis adanya pengaruh intensitas layanan bimbingan dan konseling terhadap ketaatan siswa pada tata tertib sekolah. Agar dijadikan evaluasi bagi para siswa supaya lebih taat tehadap tata tertib di sekolah. 3. Bagi perpustakaan diharapkan dapat menambah koleksi referensi ilmu yang dapat memberi varian ilmu yang berbeda, sehingga dapat dijadikan bahan rujukan penelitian selanjutnya. 4. Bagi guru BK, jika terbukti bahwa intensitas layanan bimbingan dan konseling ada pengaruh positif dengan ketaatan siswa, supaya para guru BK meningkatkan kualitas bimbingan dan konseling. 5. Bagi lembaga pendidikan STAIN Salatiga diharapkan dari penulisan skripsi atau tugas akhir ini dapat memberikan suatu sumbangan pemikiran
dalam meningkatkan pelayanan kepada seluruh mahasiswa di STAIN Salatiga. F. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penulisan skripsi ini, perlu penulis tegaskan lebih dulu mengenai istilah yang terdapat dalam judul di atas. Adapun istilah-istilah tersebut adalah : 1.
Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling a. Intensitas Kata intensitas adalah keadaan (tingkatan, ukuran) intensnya (kuat dan hebat) dan sebagainya. Intensitas berarti 1. hebat atau sangat kuat (rentang kekuatan efefk). 2. Tinggi (tentang mutu). 3. Bergelora, penuh semangat, berapi-api, berkobar-kobar (tentang perasaan).4. sangat emosional (tentang orang)(Corsini, 2002). Berdasarkan pengertian diatas,intensitas dapat diartikan sebagai seberapa besar respon individu atas suatu stimulus yang diberikan kepada siswa ataupun seberapa sering siswa melakukan sebuah tingkah laku. b. Layanan Bimbingan dan konseling Layanan adalah perihal atau cara melayani, yang penulis maksud adalah perubahan yang terjadi pada diri siswa setelah mendapatkan pelayanan (W.J.S, 1991:751)
Hallen ( 2002: 3)
bimbingan berasal dari terjemahan kata
guidance yang artinya menuntun, membimbing, sedangkan menurut istilah adalah proses yang terus menerus dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuan secara maksimum dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat. Sedangkan konseling berasal dari bahasa inggris to counsel yang berarti memberi saran dan nasehat. Sedangkan menurut istilah konseling adalah serangkaian hubungan langsung dengan individu yang bertujuan untuk membantu dia dalam merubah sikap dan tingkah lakunya (Hallen, 2002: 9). Jadi yang dimaksud dengan pengaruh intensitas layanan bimbingan dan konseling adalah daya atau kekuatan yang
dimiliki
seseorang untuk memberikan bantuan kepada orang lain dalam menghadapi berbagai kesulitan dan perkembangan potensi. Menurut (Farida: 2008), indikator untuk mengukur layanan bimbingan dan konseling, sebagai berikut : 1) Memberikan bimbingan terhadap semua siswa 2) Sosialisasi peraturan sekolah 3) Pemberian teguran baik lesan maupun tulisan 4) Pemberian sanksi atas pelanggaran 5) Melakukan pencatatan pelanggaran 6) Memanggil orang tua wali dan siswa
7) Membuat surat pernyataan tentang pelanggaran yang diketahui wali siswa. c. Ketaatan siswa pada tata tertib Ketaatan dan kepatuhan memiliki arti selalu melaksanakan segala peraturan yang ditetapkan.Menurut (Zulfri dan Aprilia, 2008:812), Tata tertib adalah aturan, kaidah dan susunan tata tertib adalah peraturanperaturan yang harus dituruti atau dilaksanakan. Tata tertib merupakan suatu peraturan yang bertujuan untuk mengatur perilaku individu di tempat atau waktu tertentu, dalam penelitiann ini yang dimaksud tata tertib adalah tata tertib di MTs Yakti Tegalrejo dan dikhususkan pada tata tertib yang mengatur perilaku siswa waktu kegiatan sekolah berlangsung. Adapun indikator tentang tata tertib siswa di MTs Yakti Tegalrejo adalah sebagai berikut : a. Setiap siswa wajib melaksanakan ajaran agama Islam. b. Setiap siswa wajib menjaga ketertiban, keamanan dan kebersihan lingkungan madrasah. c. Setiap siswa wajib menghormati kepala Madrasah, guru, karyawan dan sesama siswa d. Selama kegiatan berlangsung, setiap siswa wajib mengikuti pelajaran sesuai dengan jadwal yang ada e. Setiap siswa wajib mengenakan seragam sesuai ketentuan Madarasah
f. Sebelum pelajaran dimulai semua siswa wajib berdo’a dan membaca Al-Qur’an yang di pandu oleh petugas g. Siswa yang tidak dapat mengikuti pelajaran karena suatu kepentingan wajib meminta izin dengan surat izin h. Setiap siswa wajib mengikuti sholat dzuhur dan jama’ah dzuhur di Masjid Madrasah i. Setiap siswa wajib memenuhi ketentuan administrasi yang berlaku di Madrasah j. Setiap siswa yang terlambat 10 menit atau lebih harus mendapat izin masuk dari satuan tugas kedisiplinan k. Setelah pelajaran berakhir setiap siswa wajib berdo’a bersama
G. Metode Penelitian 1.
Populasi dan Sampel a. Populasi Suharsimi Arikunto (1998: 115), mengemukakan populasi adalah keseluruhan objek penelitianyang berfungsi sebagai sumber data. Sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah siswa di MTs Yakti Tegalrejo Magelang kelas VII-IX secara keseluruhan yang berjumlah 620 siswa. b. Sampel Sampel menurut (Suharsimi Arikunto,1998:120), adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Sampel dari penelitian ini berjumlah 60, dengan landasan pendapatnya Suharsimi Arikunto yang menyatakan apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua dan jika jumlah subyeknya lebih dari 100, lebih baik diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih (Suharsimi Arikunto, 1998: 120-121). Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik dalam pengambilan sampel yang dengan cara random sampling (acak) maksudnya penelitian mencampur subyek di dalam populasi, semua subyek sama dan memberi hak yang sama. c. Variabel Penelitian Variabel yang menjadi fokus dalam penelitian ini ada 2, yaitu intensitaslayanan bimbingan konselingsebagai variabel pertama sedangkan ketaatansiswa menaati tata tertib sekolah sebagai variabel kedua. 2.
Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yaitu : a.
Angket Hadeli
(2008:
75), angket
adalah
salah satu
teknik
pengumpulan data yang berbentuk kumpulan pertanyaan. Metode ini penulis gunakan sebagai metode pokok untuk mencari data tentang intensitas layanan bimbingan konseling dan ketaatan siswa menaati tata tertib di MTs Yakti Tegalrejo.
b.
Dokumentasi Suharsimi Arikunto (1998:236), metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, transkip, surat kabar, majalah, notulen, agenda dan sebagainya di MTs Yakti Tegalrejo.
c.
Observasi Nazir (1988: 212), obsevasi yaitu pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Metode ini penulis gunakan sebagai metode bantu untuk mengetahui dan mengumpulkan data tentang keadaan umum di MTs Yakti Tegalrejo dan intensitas layanan bimbingan konseling dan ketaatan siswa menaati tata tertib sekolah.
H. Analisis Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis data statistik sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui intensitas layanan bimbingan dan konseling dan ketaatan siswa terhadap tata tertib sekolah digunakan teknik analisis data presentase dengan menggunakan rumus :
Keterangan : P : Presentase F : Frekuensi
N : Jumlah objek 2. Untuk mengetahui apakah layanan bimbingan dan konseling mempunyai pengaruh terhadap ketaatan siswa menjalankan
tata tertib sekolah
digunakan statistik dengan rumus product moment : ∑ √(∑
)(∑
)
Keterangan : rxy : Koefisien korelasi antara x dan y xy : Perkalian antara variabel x dan y x : Variabel pengaruh y : Variabel terpengaruh
I. Sistematika Penulisan Skripsi Dalam memperoleh gambaran jelas dari penelitian skripsi ini, maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Adapun yang dibahas dalam bab ini meliputi, latar belakang masalah, penjelasan istilah, pokok masalah, tujuan penelitian, hipotesa, metode penelitian metode pengumpulan data, metode analisis data.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA Sebagai dasar untuk menganalisis pokok permasalahan penelitian skripsi dalam bab ini diuraikan tentang :
1. Intensitas layanan bimbingan dan konseling meliputi : pengertian intensitas layanan bimbingan dan konseling, fungsi dan tujuan bimbingan dan
konseling di sekolah, jenis
bimbingan dan konseling, asas bimbingan dan konseling, penyelenggaraan program bimbingan dan konseling. 2. Ketaatan siswa terhadap tata tertib meliputi : pengertian tata tertib, penyusunan tata tertib sekolah, fungsi tata tertib sekolah, faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas siswa menaati tata tertib sekolah. 3. Pengaruh Intensitas Layanan Bimbingan Konseling dan Terhadap Ketaatan Siswa Pada Tata Tertib BAB 111
LAPORAN HASIL PENELITIAN Bab ini berisi tentang : Gambaran umum tentang sejarah berdirinya MTs Yakti Tegalrejo, letak geografis, struktur organisasi, keadaan guru, keadaan siswa, jumlah ruang, prestasi siswa, penyajian hasil angket.
BAB IV
ANALISIS DATA Bab ini berisi tentang analisis data dan interprestasi data.
BAB V
PENUTUP Dalam bab terakhir ini penulis menyajikan bagian-bagian dari penutup yakni kesimpulan dan saran-saran.
Diakihiri dengan daftar pustaka serta lampiran-lampiran yang dapat mendukung laporan penelitian.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Bimbingan dan Konseling 1.
Pengertian Bimbingan dan Konseling Hallen (2002: 3), Sebagai langkah awal untuk menelusuri sejauh mana konsep Bimbingan dan Konseling perlu pemahaman mengenai pengertian Bimbingan dan Konseling itu sendiri. Secara etimologi kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata “guidance” berasal
dari
kata
kerja
“to
guide”
yang
mempunyai
arti
“menunjukkan, membimbing , menuntun ataupun membantu”. Sesuai dengan istilahnya maka secara umum Bimbingan dapat diartikan sebagai bantuan ataupun tuntunan. Sedangkan Konseling berasal dari bahasa inggris “to counsel” yang secara etimologi “to give advice” yang artinya memberi saran atau nasehat. Sedangkan menurut pandangan Shertzer dan Stone (1981), dalam W.S.Winkel (1997), bimbingan sebaiknya diartikan sebagai: proses membantu orang-perorangan untuk memahami dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya. Membantu di sini berarti memberikan pertolongan dalam menghadapi dan mengatasi tantangan serta kesulitan yang timbul dalam kehidupan manusia. Maka dalam pengertiannya Bimbingan dan Konseling dalam konteks pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses pemberian
bantuan, pendampingan dengan memberikan saran atau nasehat kepada peserta didik dalam menjalani proses pembelajaran. Sehingga secara khusus siswa dapat menjalani proses pendidikan dengan lancar dan secara umum tujuan pendidikan dapat dicapai. Berkaitan dengan Bimbingan secara umum, dijelaskan juga dalam perspektif Agama Islam, yaitu terdapat dalam surat Asy-Syuara ayat 52 yang berbunyi sebagai berikut :
Artinya :
“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu
wahyu (Al Quran) dengan perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah mengetahui Apakah Al kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui Apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan Dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus”. Hallen(2002), menambahkan bahwa Bimbingan merupakan bantuan yang terus menerus dari seseorang pembimbing yang telah dipersiapkan kepada individu yang membutuhkan bantuannya dalam rangka mengembangkan seluruh potensi yang imiliki secara optimal dengan menggunakan berbagai macam media dan teknik Bimbingan dalam suasana asuhan yang normatif agar tercapai kemandirian
sehingga individu dapat bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun lingkungan. Sedangkan Syamsu Yusuf dan Juntik (2008: 6), juga menambahkan bahwa Bimbingan merupakan suatu proses yang berkesinambungan, bukan kegiatan yang sistematika atau kebutuhan. Bimbingan merupakan serangkaian tahapan kegiatan yang sistematika dan berencana yang terarah kepada pencapaian tujuan. Menurut Koestor (1985:15-16), konseling atau penyuluhan mempunyai dua arti yaitu: a. Arti Luas Konseling adalah segala ikhtiar pengaruh psychologis yang dapat diadakan terhadap sesama manusia. b. Arti yang sesungguhnya Konseling merupakan suatu hubungan yang sengaja dilakukan dengan manusia lain dengan maksud agar dengan berbagai cara psycologis, kita dapat mempengaruhi beberapa kpribadian sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh efek tertentu. Sedangkan menurut Djumhur dan Muh.Sorya (1975:28), mengatakan bahwa Konseling adalah suatu proses pemberian bantuan secara terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapannya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya (self understanding), kemampuan
untuk menerima dirinya (self acceptancei), mengarahkan dirinya (self directin), kemampuan merealisasikan dirinya (self releacation), sesuai dengan potensi atau kemampuan dalan mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan baik keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dan bantuan ini diberikan untuk orang yang memiliki keahlian dan pengalaman khusus dalam bidang tertentu. Maka dari beberapa pengertian diatas bimbingan dan konseling merupakan salah satu bentuk hubungan yang bersifat membantu, makna bantuan disini yaitu sebagai upaya untuk membantu orang lain agar ia mampu tumbuh kearah yang dipilihnya sendiri, mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu menghadapi krisis yang di alami dalam kehidupannya. Adapun dasar bimbingan dan konseling adalah salah satu firman Allah SWT dalam Qs.Al-Ahzab:21.
Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah” (QS.Al-Ahzab:21)
Tugas konselor adalah menciptakan kondisi-kondisi yang diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan klien.Dari pendapat ahli-ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa konseling adalah: a. Merupakan bantuan kepada klien dalam memecahkan masalah b. Merupakan salah satu bentuk atau bagian dari usaha bimbingan c. Dilakukan dengan wawancara atau diskusi face to face atau sesuai dengan keadaan(Sofyan dan August, 1978:24).
Kemudian
sesuai
dengan
pengertian
baik
pengertian
bimbingan maupun konseling yang telah dikemukakan para ahli diatas, kalau ditarik hubungan atau dipadukan akan Nampak adanya keterkaitan antara bimbingan dan konseling yaitu antara bimbingan dan konseling sangatlah erat hubungannya. Ini berarti bahwa bimbingan adalah menjelaskan pola-pola garis besar bantuan terhadap individu. Didalam bimbingan kelompok diadakan pelayanan informasi dan diskusi kelompok.Dengan itu saja belum berarti bahwa bantuan telah selesai, sebab jika bantuan itu belum memadai maka perlu diberikan bimbingan individual yakni dengan teknik konseling.
2. Fungsi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Proses pelaksanaan bimbingan sangat urgen sebagai salah satu indikator pendukung kelancaran dari proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dimaksudkan bahwa perlu pendampingan secara reabilitas
dan kontinuitas terhadap anak didik. Selain itu pula proses ini juga akan membantu terciptanya iklim dan suasana kondusif di lingkungan belajar. Yusuf dan Nurihsan (2005: 16-17), Pelayanan bimbingan dan konseling khususnya di sekolah dan Madrasah memiliki beberapa fungsi, yaitu : a. Fungsi Pemahaman Membantu peserta didik (siswa) agar memiliki pemahaman tehadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma Agama). Berdasarkan pemahaman ini, individu diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif. b. Fungsi preventif Upaya konselor untuk senntiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada siswa tentang cara menghindarkan
diri
dari
perbuatan
atau
kegiatan
yang
membahayakan dirinya. c. Fungsi Pengembangan Konselor lingkungan
senantiasa
belajar
yang
berupaya
untuk
menciptakan
kondusif,
yang
memfasilitasi
perkembangan siswa. Konselor dan personel sekolah lainnya bekerjasama merumuskan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu siswa mencapai tugas-tugas perkembangannya. d. Fungsi Perbaikan (penyembuhan) Fungsi bimbingan yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada siswa yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. e. Fungsi Penyaluran Fungsi bimbingan dalam membantu individu memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. f. Fungsi Adaptasi Fungsi membantu para pelaksana pendidikan khususnya konselor, guru atau dosen untuk mengadaptasikan program pendidikan
terhadap
latar
belakang
pendidikan,
minat,
kemampuan, dan kebutuhan individu (siswa). g. Fungsi Penyesuain Fungsi bimbingan dalam membantu individi (siswa) agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap program pendidikan, peraturan sekolah, norma Agama.
Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui penyelenggaraa berbagai jenis layanan dan pendukung bimbingan dan konseling untuk mencapai hasil sebagaimana terkandung dalam di dalam masingmasing fungsi bimbingan konseling. Dengan beberapa fungsi dari bimbingan konseling tersebut dapat dimaknai sebagai sebuah tahapan atau proses bimbingan yang dilaksanakan secara teratur dan berurutan. Dalam artian proses bimbingan
diutamakan
(pencegahan)
dan
sebagai
pemberian
sebuah pemahaman.
tindakan
preventif
Fungsi
tindakan
selanjutnya adalah berupa perbaikan serta pemberian alternatif solusi pemecahnya bagi para siswa atau anak didik yang terlanjur memiliki masalah, kemudian dilanjutkan tahap developmen atau pengembangan sebagai upaya untuk tetap menjaga kondisi psikologis siswa, atau dalam tahap ini juga dicari sejauhmana potensi yang mampu berkembang dari siswa tersebut untuk melakukan pendampingan dan dikembangkan. Setiap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling yang terapkan haruslah secara langsung mengacu pada salah satu atau pada beberapa fungsi itu, agar hasil yang hendak dicapainya secara jelas dapat diidentifikasi dan evaluasi. Selain itu proses tersebut harus dilaksanakan secara terus menerus reabilitas dan kontinue.
3.
Tujuan Bimbingan dan Konseling Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya
sendiri
kemampuannya
untuk
agar
menemukan
memperoleh
dan
mengembangkan
kebahagiaan
pribadi
dan
kemanfaatan sosial. Sedangkan konseling serangkaian hubungan langsung dengan individu yang bertujuan untuk membantu dia dalam merubah sikap dan tingkah lakunya (Hallen, 2002:3-4). Dalam pelaksanaan proses pengawalan dan pendampingan dalam hal ini melalui proses bimbingan dan konseling tentunya mempunyai beberapa tujuan yang akan dicapai. Kami mencoba mendeskripsikannya dalam dua bentuk cakupan tujuan, yaitu secara umum dan khusus.
a. Tujuan Umum Dalam (UUSPN No.20 Tahun 2003, 2003: 3), Dasar fungsi dan tujuan umum dari layanan bimbingan dan konseling haruslah mengakar pada tujuan sistem pendidikan Nasional sebagaimana dinyatakan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No.20 Tahun 2003 Bab 11 pasal 3, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban
bangsa
yang
bermartabat
dalam
rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sesuai dengan tujuan sistem pendidikan nasional diatas sebagai
suatu
upaya
membentuk
karakter,
perkembangan
kepribadian siswa secara optimal, maka secara umum layanan bimbingan dan konseling di SMP dan SMA haruslah dikaitkan dengan pengembangan sumber daya manusia. Dalam rangka menjawab tantangan kehidupan masa depan, yaitu adanya relevansi program pendidikan dengan tuntunan zaman. Maka secara umum layanan bimbingan dan konseling adalah membantu siswa mengenal bakat, minat dan kemampuan sertadan memilih, dan menyesuaikan diri dengan kesempatan serta memilih, dan menyesuaikan
diri
dengan
kesempatan
pendidikan
untuk
merencanakan karir yang sesuai dengan tuntunan zaman. Tujuan secara umum tersebut merupakan sebuah rangkaian kebijakan yang bersifat general dari pemerintah pusat. Maka pada tahapan selanjutnya pelaksanaanya pun harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi sosio kultur daerah setempat. b. Tujuan Khusus Yusuf dkk (2008: 14-15), secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu pesrta didik agar dapat
mencapai tujuan-tujuan perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar (akademik), dan karir. a. Tujuan bimbingan dan konseling yang berkaitan dengan aspek pribadi-sosial individu : 1. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya. 2. Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain. 3. Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya. 4. Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya. b. Tujuan bimbingan dan konseling yang berkaitan dengan aspek akademik (belajar) : 1. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua
pelajaran, dan aktif mengikuti semua belajar yang diprogramkan. 2. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat. 3. Memiliki ketrampilan atau tekhnik belajar yang efektif. 4. Memiliki ketrampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan. 5. Memiliki kesiapn mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
c. Tujuan bimbingan dan konseling yang berkaitan dengan karir 1. memiliki pemahaman diri (kemampuan dan minat) yang terkait dengan pekerjaan. 2. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. 3. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja. 4. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan. 5. Mengenal ketrampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karir
amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki. Tohirin(2009:36-37), Secara lebih rinci, tujuan bimbingan dan konseling atau tujuan konseling seperti telah disebutkan di atas adalah: 1. Memperoleh pemahaman yang lebih baik tehadap dirinya. 2. Mengarahkan dirinya sesuai dengan potensi yang dimilikinya ke arah tingkat perkembangan yang optimal. 3. Mampu memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya. 4. Dapat menyesuaikan diri secara lebih efektif baik
terhadap
lingkungannya
dirinya sehingga
sendiri
maupun
memperoleh
kebahagiaan dalam hidupnya. 5. Mencapai taraf aktualisasi diri sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
4.
Jenis Bimbingan Konseling Berbagai jenis layanan dan kegiatan perlu dilakukan sebagai wujud penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran layanan, yaitu peserta didik. Layanan dan kegiatan pokok tersebut adalah : a. Layanan orientasi Yaitu
layanan
bimbingan
dan
konseling
yang
memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap peserta didik (terutama orang tua) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar perannya peserta didik dilingkungan yang baru ini. Layanan orintasi ini dilakukan dengan memberikan pemahaman pandangan kedepan terhadap siswa. Materi kegiatan layanan orientasi menyangkut pengenalan sekolah, kurikulum, peranan bimbingan konseling, dan berbagai hal yang berkaitan. b. Layanan informasi Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik (terutama orang tua) menerima dan memahami informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan
keputusan sehari-hari sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Materi layanan informasi menyangkut hal-hal informasi seputar kegiatan atau sistem belajar-mengajar dan orientasi belajar. Layanan informasi ini dimaksud sebagai sebuah gambaran atau referensi bagi peserta didik dalam melakukan tindakan atau perbuatan. Sehingga peserta didik dapat melakukan pembacaan dan pertimbangan yang serius terhadap proses perjalanan hidupnya. c. Layanan penempatan dan penyaluran Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya
penempatan/penyaluran
didalam
kelas,
kelompok
belajar, jurusan, program pilihan, magang, kegiatan ekstra kurikuler) sesuai dengan dengan potensi, bakat, dan minat serta kondisi pribadinya. Materi kegiatan layanan penempatan dan penyaluran meliputi penjurusan anak didik, penempatan sesuai dengan motivasi dan kemampuan anak, baik melalui intrakulikuler maupun ekstrakulikuler, bahkan penempatan siswa sesuai kemampuan belajar juga dapat dimasukkan. Layanan ini dimaksudkan sebagai wadah pengembangan bagi siswa sesuai dengan potensi dan kemauan siswa. Sehingga arahan yang tepat dalam menentukan kesesuaian siswa dengan
wilayah potensi dapat tepat. Harapannya adalah sebagai bekal siswa dalam mengembangkan potensinya yang akan diaplikasikan pada kehidupan nyata. d. Layanan bimbingan belajar Layanan bimbingan dan konseling ini memungkinkan peserta didik mengembangkan diri berkenaan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya. Sesuai dengan perkembangan ilmu, tekhnologi dan kesenian. Materi yang diberikan harus diorientasikan pada pengembangan yang bersifat personal. e. Layanan konseling perseorangan Jenis layanan ini dapat dikategorikan sebagai bimbingan yang bersifat privat. Karena antara konselor atau dalam hal ini pembimbing secara langsung (face to face) bertemu dengan siswa bimbingan. Layanan bimbingan dan konseling ini memungkinkan peserta didik yang mendapat layanan langsung secara tatap muka dengan guru pembimbing/konselor dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalannya, pelaksanaan usaha pengentasan permasalahan siswa, dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pengenalan dan pemahaman permasalahan 2. Analisis yang tepat 3. Aplikasi dan pemecahan permasalahan 4. Evaluasi, baik evaluasi awal, proses ataupun evaluasi akhir.
Pada tahap diatas perlu dilakukan secara berurutan dikarenakan perlu pendalaman masalah dan penyelaman seakanakan konselor masuk kedalam kehidupan siswa bimbingan. Model ini dapat secara efektif dilakukan dengan syarat adanya prinsip keterbukaan. Melihat
kepada
teknik
penyelenggaraan
konseling
perorangan terdapat macam-macam tekhnik konseling perorangan yang sangat ditentukan oleh permasalahan yang dialami siswa. Tekhnik konseling perorangan yang sederhana melalui proses atau tahap-tahap diantaranya adalah, tahap pembuka, penjelasan, pengubah tingkah laku dan penilaian atau tindak lanjut. Diharapkan
dalam
layanan
perseorangan
ini
terjadi
komunikasi dua arah antara konselor dan siswa. Sehingga membangun suasana komunikatif diantara keduanya. Konselor juga harus bisa melakukan analisis yang tepat terhadap persoalan siswa tersebut.
f. Layanan bimbingan kelompok Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari pembimbing atau konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari, baik individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Layanan bimbingan kelompok mempunyai 3 fungsi, yaitu : 1. Berfungsi informasi 2. Berfungsi pengembangan 3. Berfungsi preventif dan kreatif Pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan kelompok dapat dilaksanakan melalui kegiatan home room yang berfungsi untuk penyampaian informasi dan pengembangan psikodrama yang berfungsi untuk keperluan terapi, sosiodrama yang berfungsi untuk keperluan terapi bagi masalah-masalah konflik sosial. Materi layanan bimbingan kelompok, meliputi penerapan beberapa hal yang berkaitan dengan bimbingan dan motivasi bagi para peserta dalam lingkup yang lebih besar (kelompok). Orientasinya menjadi lebih majemuk seperti pengenalan bakat, analisis diri, komunikasi, perencanaan masa depan, sosialisasi diri.
g. Layanan konseling kelompok Layanan konseling kelompok yaitu layanan bimbingan konseling
yang
memungkinkan
peserta
didik
memperoleh
kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Dinamika kelompok adalah suasana hidup yang berdenyut, yang bergerak, yang berkembang yang ditandai adanya interaksi antar sesama anggota kelompok. Layanan konseling kelompok merupakan layanan konseling yang diselenggarakan dalam suasana kelompok. Secara subtansi tujuan konseling kelompok meliputi, penanaman
rasa
percaya
diri,
bersosialisasi,
dan
melatih
manajemen kelompok. Proses pelaksanaan konseling kelompok dilaksanakan melalui beberapa tahapan, tahap pembentukan, peralihan, kegiatan dan pengakhiran. Materi yang diberikan juga berkaitan dengan layanan yang mencangkup kelompok.Dalam dinamika kelompok konselor juga dapat menerapkan model bimbingan demonstratif yang dilakukan oleh masing-masing kelompok tersebut. Pada model ini memang tidak serinci seperti jenis perseorangan, karena materi yang akan diberikan bersifat general/umum sehingga belum tentu mengenai secara tepat pada permasalahan siswa.
5.
Asas-asas Bimbingan dan Konseling Dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya selalu mengacu pada asas-asas bimbingan konseling dan diterapkan sesuai dengan asas-asas bimbingan konseling. Dintaranya asas-asas bimbingan dan konseling menurut M.Syamsu dan Nurihsan (2005: 22-24) tersebut yaitu : a. Asas kerahasiaan Menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan tentang peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiannya benar-benar terjamin. b. Asas kesukarelaan Menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik (klien) mengikuti/ menjalani layanan/ kegiatan yang diperlukan baginya. Dalam ini guru pembimbing berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan tersebut. c. Asas keterbukaan Menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan/ kegiatan bersifat terbuka dan tidak berpura-pura, baik didalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri
maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien). Keterbukaan ini amat terkait pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri peserta didik yang menjadi sasaran layanan/ kegiatan. Agar pesrta didik dapat terbuka dan tidak berpura-pura. d. Asas kegiatan Menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran
layanan
berpartisipasi
secara
aktif
di
dalam
penyelenggaraan layanan/ kegiatan bimbingan. Dalam hal ini guru pembimbing perlu mendorong peserta didik untuk aktif dalam setiap
layanan/
kegiatan
bimbingan
dan
konseling
yang
diperuntukkan baginya. e. Asas kemandirian Menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yakni : peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling yang
diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian peserta didik. f. Asas kekinian Menghendaki agar objek sasaran layanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan peserta didik (klien) dalam kondisinya sekarang. Layanan yang berkenaan dengan “masa depan atau kondisi masa lampau pun” dilihat dampak dan atau kaitannya dengan kondisi yang ada apa yang diperbuat sekarang. g. Asas dinamis Asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan (klian) yang sama hendaknya selalu bergerak maju, tidak berkelanjutan
sesuai
dengan
dan terus berkembang serta kebutuhan
dan
tahap
perkembangannya dari waktu ke waktu. h. Asas terpadu Asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu. Untuk ini kerjasama antara guru
pembimbing
dan
pihak-pihak
yang
berperan
dalam
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus
dikembangkan. Koordinasi segenap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan sebaik-baiknya. i. Asas harmonis Menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada nilai dan norma yang ada, tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama, hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan dan, kebiasaan yang berlaku. Bukanlah layanan atau kegiatan
bimbimngan
dan
konseling
dipertanggungjawabkan apabila isi dan
yang
dapat
pelaksanaanya tidak
berdasarkan nilai dan norma yang dimaksudkan itu. Lebih jauh, layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling justru harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik (klien) memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai dan norma tersebut. j. Asas ahli Menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana bimbingan dan konseling hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. Keprofesionalan guru pembimbing harus terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan
dan konseling maupun dalam penegakan kode etik bimbingan dan konnseling. k. Asas alih kasus Menghndaki agar
pihak-pihak
yang tidak mampu
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien) mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain; dan demikian pula guru pembimbing dapat mengalih tangankan kasus kepada guru mata pelajaran / praktik dan lain-lain. l. Tut wuri handayani Asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan
keteladanan,
memberikan
rangsangan
dan
dorongan serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik (klien) untuk maju. Demikian segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan hendaknya disertai dan
sekaligus
dapat
membangun
keteladanan, dan dorongan seperti itu.
suasana
pengayoman,
Selain asas-asas tersebut terkait satu sama lain, segenap asas itu perlu diselenggarakan secara terpadu dan tepat waktu, yang satu tidak perlu didahulukan atau dikemudiankan dari yang lain. Begitu pentingnya asas-asas tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa asas-asas itu merupakan jiwa dan nafas dari seluruh proses kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. 6. Penyelenggaraan Program Bimbingan dan Konseling Djumhur dan Muh.Surya (1975:45), Agar layanan bimbingan dan konseling di sekolah dapat berdaya guna, hasil guna dan mengenal pada sasarannya, maka perlu disusun adanya suatu program yang baik, karena dengan program yang baik, pelaksanaan bimbingan akan lebih efektif dan efisien serta optimal, sehubungan dengan hal itu Friank W.Muller menyarankan syarat-syarat melakukan proses bimbingan yang baik, sebagaimana yang dikutip Djumhur dan Muh.Surya, mengemukakan program bimbingan hendaknya: a. Merupakan usaha bersama dan berkembang setahap demi setahap b. Harus mempunyai tujuan yang ideal dan pelaksanaan yang realistis c. Mendorong komunikasi yang terus menerus antara klien dan konselor d. Menpunyai fasilitas yang khusus e. Saling Berhubungan dengan program pendidikan dan pengajaran f. Diberikan kepada semua murid
g. Melaksanakan peran yang penting dalam hubungannya dengan masyarakat h. Memberikan kesempatan untuk melaksanakan penilaian terhadap dirsendiri. Memperhatikan pendapat diatas diperoleh gambaran mengenai ciri-ciri atau syarat-syarat program bimbingan konseling yang baik, diantanranya program hendaknya dikembangkan secara bertahap dengan melibatkan semua unsur sekolah dalam merencanakannya, memiliki tujuan yang ideal dan realitas dengan didukung adanya fasilitas yang memadai, layanan diberikan kepada semua siswa dengan memberikan kesempatan untuk melaksanakan penilaian terhadap diri sendiri. Di samping syarat tersebut program bimbingan hendaknya mencerminkan komunikasi yang continue antara semua unsur sekolah dan berperan penting dalam menghubungkan atau mengintegrasikan sekolah dengan masyarakat serta menjamin keseimbangan layanan bimbingan. Sofyan dan August (1978: 28-51), agar usaha bimbingan dan konseling itu betul-betul efisien dan mengenai sasarannya, haruslah disusun program pendidikan sebagai berikut : a. Program orientasi Program orientasi ialah
suatu program yang bertujuan
untuk membantu murid-murid yang baru memasuki sekolah
sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah yang baru. Program ini amat penting karena semua murid yang memasuki sekolah yang baru belum dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan sekolah yang baru dimasukinya. Hal ini disebabkan karena keadaan sekolah yang akan dimasukinya merupakan hal yang asing dan serba baru, mereka merasa canggung, heran. Karena itu program orientasi hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan akan informasi tentang sekolahnya yang baru, meliputi akan hal-hal pengenalan terhadap lingkungan sekolah, personil sekolah, kurikulum atau mata pelajaran yang akan diajarkan dikelasnya, organisasi sekolah, organisasi belajar, tata tertib dan perpustakaan. b. Program pengumpulan data Program pengumpulan data yaitu segala usaha yang berencana, bertujuan dan sistematis untuk mengumpulkan data tentang murid-murid, dengan tujuan agar dapat mengenalnya lebih baik sehingga memudahkan pendidik dalam memberikan bantuan. Termasuk didalam program ini adalah : 1) Program testing yaitu cara untuk mengumpulkan data psikologis murid melalui pasycho test, yang ditangani oleh para ahli psikologi atau team-team khusus.
2) Program non-testing yaitu cara untuk mengetahui tingkah laku, sifat-sifat, pendapat, penyataan tanpa melalui test psikologi, yang termasuk program non testing ialah : angket, observasi, wawancara, sosiometri, home visit (kunjungan rumah), studi documenter. c. Program counseling Program counseling adalah suatu perencanaan mengenai pelaksanaan baik di sekolah maupun untuk individu lainnya. d. Program penempatan Program penempatan ialah suatu rencana bimbingan konseling di sekolah yang bertujuan membantu murid dalam hal menentukan
jurusan
sekolah
untuk
kelanjutan
studinya,
menempatkan seorang murid di dalam kelompoknya yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya, membantu murid untuk menentukan pekerjaan yang sesuai dengan
keinginan dan
kemampuannya. e. Program kelanjutan (follow up) Program follow up adalah suatu usaha untuk mengadakan evaluasi terhadap : 1) Evaluasi terhadap program bimbingan konseling di sekolah Untuk mengevaluasi maju mundurnya bimbingan konseling di sekolah, dapat diketahui dari data statistic yang ada
tentang masalah yang telah diselesaikan yaitu grafik absensi, kenaikan kelas, prestasi hasil belajar. 2) Evaluasi bimbingan dan konseling yang telah diberikan kepada siswa Untuk mengevaluasi adanya perubahan tingkah laku siswa-siswa setelah mendapatkan bimbingan konseling. 3) Evaluasi hasil bimbingan dan konseling terhadap alumni suatu sekolah Sekolah hendaknya mempunyai catatan tentang hasil lulusannya yang sering disebut alumni. Dimana mereka melanjutkan studinya, dimana bekerja, ataukah menganggur saja setelah tamat, bahkan berapa orang yang telah berumah tangga dan mungkin ada yang telah meninggal dunia. Dengan adanya catatan tentang alumni itu akan dapat dinilai tentang kemajuan dan
kemunduran
sekolah.
Maju
mundurnya
alumni
membuktikan tentang hasil bimbingan di sekolah.
B. Ketaatan Pada Tata Tertib 1. Pengertian tata tertib Dalam pembahasan masalah ketaatan pada tata tertib siswa di sekolah digunakan kata atau istilah kedisiplinan. Hal ini mengambil pendapat W.J.S. Poerwadarminto (1991:254), Disiplin adalah ketaatan pada peraturan dan tata tertib.
Untuk sampai pada pengertian yang lebih jelas tentang mentaati tata tertib, dibawah ini dikutipkan beberapa definisi sebagai berikut : a. Suharsimi Arikunto (1991:114), mengartikan disiplin adalah kepatuhan seseorang dalam mengikuti tata tertib karena didorong atau disebabkan untuk adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya. b. Soegarda Poerbakawaca (1982:81), mendifisikan ketaatan atau kedisiplinan dengan suatu tingkatan tata tertib untuk mencapai kondisi yang baik guna memenuhi fungsi pendidikan.
Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap individu pasti mempunyai kepentingan yang berbeda. Hal ini mengakibatkan banyak kepentingan individu yang satu sama lainnya saling bertentangan, yang apabila tidak diatur maka akan menimbulkan suatu kekacauan. Untuk itulah maka perlu diciptakan suatu aturan atau norma. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang memiliki tujuan membentuk manusia yang berkualitas tentunya sangat diperlukan suatu aturan guna mewujudkan tujuan tersebut. Khusunya tingkat SMA yang beranggotakan remaja-remaja yang sedang dalam masa transisi, sangat rentan sekali terhadap perilaku menyimpang. Oleh karena itu diperlukan suatu hukum atau aturan yang harus diterapkan di sekolah
yang bertujuan untuk membatasi setiap perilaku siswa. Di lingkungan sekolah yang menjadi “hukum” nya adalah tata tertib sekolah. Sumarno (1998:37), mengemukakan bahwa “ peraturan tata tertib sekolah adalah peraturan yang mengatur segenap tingkah laku para siswa selama mereka bersekolah untuk mencipkan suasana yang mendukung pendidikan”. Selanjutnya Indrakusumah, (1973;140), mengartikan tata tertib sebagai “sederetan peraturan yang harus ditaati dalam suatu situasi atau dalam tata kehidupan tertentu”. Hal ini mengandung arti bahwa dalam kehidupan manusia dimana pun berada pasti memerlukan tata tertib. Tata tertib adalah Patokanseseorang untuk bertingkah laku sesuai yang diharapkan oleh keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Dalam lingkungan sekolah tata tertib diperlukan untuk menciptakan kehidupan sekolah yang kondusif dan penuh dengan kedisiplinan. Melihat uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tata tertib sekolah itu dibuat secara resmi oleh pihak yang berwenang dengan pertimbagan-pertimbangan tertentu sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah tersebut, yang memuat hal-hal yang diharuskan dan dilarang oleh siswa selama mereka berada di lingkungan sekolah dan apabila
mereka
melakukan pelanggaran maka
pihak sekolah
berwenang untuk memberikan sanksi sesuai dengan ketetatapan yang berlaku.
2. Penyusunan tata tertib di sekolah Penyusunan peraturan dan tata tertib yang dilakukan dengan cermat dan hati-hati akan mempermudah adanya kesadaran untuk selalu mentaati tata tertib sekolah. Apabila suatu peraturan atau tata tertib dinyatakan dalam rumusan yang umum, maka perlu dibuat penjelasan tertulis untuk butir-butir tertentu atau dijelaskan dalam kesempatan tersendiri kepada subyek sasaran. Didalam penjelasan tersebut sebaiknya diberi tekanan pada hal-hal yang bersifat positif (yang harus dilakukan) disbanding yang sifatnya negative (yang tidak boleh dilakukan). Jika perlu untuk butir-butir yang dipandang sangat penting dibubuhi garis bawah atau dicetak tebal. Suharsimi Arikunto (1991:124), ada beberapa cara dan prosedur yang dapat dipilih oleh sekolah untuk menyusun peraturan dan tata tertib sekolah, antara lain : a. Disusun melalui diskusi yang diselenggarakan oleh sekolah yang dihadiri oleh pengurus sekolah, guru dan siswa tetapi dilakukan secara bertahap maupun perwakilan dari kelompok-kelompok siswa. b. Disusun oleh pihak sekolah kemudian dibicarakan dalam rapat BP3 untuk mendapat saran-saran dan pengesahan. c. Disusun oleh pihak sekolah sendiri dan dilanjutka dengan langkah memintakan saran-saran tertulis dari orang tua dan siswa. Setelah
saran-saran dipertimbangkan oleh penyusun konsep dan digunakan sebagai bahan penyempurnaan, maka peraturan dan tata tertib dapat diberlakukan. d. Disusun oleh sekelompok siswa yang dipilih sebagai wakil mereka. Hasil susunan pertama yang masih berupa konsep dapat dikonsultasikan
kepada
pihak
sekolah
untuk
mendapatkan
persetujuan dan pengesahan untuk kemudian diberlakukan secara umum oleh sekolah. e. Disusun oleh pihak sendiri tanpa melibatkan siswa sebagai subyek sasaran maupun orang tua siswa yang dapat dijadikan sebagai penyangga berlakunya hasil susunan yang berupa peraturan dan tata tertib. Keikutsertaan siswa dalam penyusunan peraturan dan tata tertib sekolah berdampak baik karena siswa mengetahui bagaimana lahinya peraturan dan tata tertib mereka, selain itu juga bermanfaat lain bagi siswa yautu adanya hubungan yang lebih akrab antara siswa dengan pengelola sekolah. Didalam proses penyusunan peraturan dan tata tertib terdapat saling menggali isi hati antara siswa dengan pengelola sekolah.
3. Fungsi tata tertib di sekolah Manusia diciptakan sebagai mahluk pribadi dan mahluk sosial. Setiap manusia akan mencoba untuk hidup sesuai dengan kodratnya
itu. Namun selalu ada dua kemungkinan ketika manusia menjalaninya. Tentunya seiring dengan perjalanan manusia akan muncul berbagai tantangan dan rintangan untuk dihadapi sebagai suatu proses pendewasaan diri. Bahkan dalam berkehidupan manusia berinteraksi antara manusia satu dengan yang lainnya sehingga keberadaannya pasti dibatasi dengan norma dan hak-hak orang lain. Ketika terjadi benturan dan perbedaan cara dalam menjalani hidup ini, manusia menjadi sadar bahwa ia membutuhkan aturan, kaidah, tata cara atau sistem tertentu dengan tujuan agar kehidupan menjadi lebih tertata, berjalan lancar sesuai dengan yang diinginkan, inilah yang disebut tata tertib. Tata tertib diperlukan oleh pribadi maupun relasi dengan orang lain. Agar terjadi keselarasan pola tingkah laku dengan orang lain atau masyarakat. Sehingga manusia dituntut harus bisa menyesuaikan diri dan menjalankan tata tertib yang sudah disepakati (Renita dan Yusup, 2006:14). Begitu juga dengan sekolah sebagai lembaga pendidikan yang nantinya akan mencetak para akademis, dibutuhkan suatu sistem yang mengikat untuk memperlancar proses belajar mengajar tersebut. Tata tertib di sekolah disusun sebagai sebuah upaya mensinergiskan antara pola tingkah laku siswa terhadap visi dan misi sekolah. Maka harus sesuai dengan tata nilai yang relevan dengan norma di dunia pendidikan.
Dengan adanya tata tertib ini proses kegiatan belajar mengajar disekolahnya akan berjalan dengan tertib, teratur, disiplin, dan membangun iklim yang kondusif. Maka upaya dorongan untuk selalu mentaati tata tertib ini merupakan bagian pembentukan karakter siswa sebagai
insane
akademis
yang
berdisiplin
dan
bertanggung
jawab.Dengan harapan nantinya siswa sudah terbiasa menghargai dan menghormati sistem yang berlaku dalam kedupan. Maka fungsi tata tertib ini adalah untuk membentuk karakter dan membiasakan diri sebagai insane akademis yang disiplin dan bertanggung jawab serta secara sadar menjalankan apa yang menjadi kewajiban dan tanggung jawabnya. Kerangka dasar ini yang akhirnya akan membedakan antara manusia yang berpendidikan dan tidak berpendidikan.
4. Faktor yang mempengaruhi ketaatan siswa mentaati tata tertib di sekolah Sering kita temukan beberapa tingkah laku siswa yang mengarah pada tingkatan pelanggaran, ketaatan di sekolah, seperti dating terlambat, melalaikan tugas, suka sombong, membantah perintah guru dan lain-lain, yang semua itu disebabkan kurang pengawasan diri siswa.
Adapun
yang
memungkinkan
pelanggaran terhadap tata
timbulnya
tingkah
laku
tertib sekolah atau kedisiplinan siswa,
menurut Crow and Crow(1975:155), ada 4 faktor yaitu : a. Faktor psikologis Kesadaran siswa dapat mempengaruhi sikap yang menjurus kepada tindak pelanggaran terhadap peraturan sekolah, kesehatan indra dan kesehatan keseluruhan akan membantu cara belajar yang tenang, gangguan pada kelenjar-kelenjar dapat menimbulkan sikap amarah, gelisah dan lelah. b. Faktor perorangan Sering kali kita jumpai sikap seseorang siswa tidak sesuai dengan standar mentaati disiplin kelas. Sikap siswa yang mementingkan diri siswa, bertingkah laku tidak baik dan terlalu rendah diri, itu semua jika dibiarkan akan menganggu ketertiban dalam kelas dan menganggu kelancaran proses belajar mengajar. c. Faktor sosial Siswa merupakan bagian dari masyarakat, dia tidak akan terhindar dari pengaruh masyarakat, ingin terpandang, ingin bebas bertindak, keinginan terpandang sering kali menjadi pusat perhatian, meskipun pusat seperti ini ditujukan pada faktor sosial, tapi dalam pelaksanaannya bersifat individual. Jika tidak dikendalikan oleh nilai-nilai agama dan dibiarkan berlarut-larut akan menimbulkan pelanggaran. Demikian pula keinginan-
keinginan untuk bebas bertindak merupakan cenderung untuk meniadakan pengawasan dari orang lain, sehingga timbul sikap menentang, melanggar peraturan yang merupakan perwujudan ingin bebas. d. Faktor lingkungan Kesibukan dalam sekolah atau di luar sekolah dipengaruhi oleh keadaan seluruhnya, misalnya keadaan ruang yang cukup bersih, menarik, cukup penerangan dan kebutuhan udara segar akan berpengaruh terhadap ketenangan dan kesungguhan dalam belajar, juga figure seorang pendidik yang simpatik dan menyenangkan akan menambah semangat siswa untuk belajar. Sebaliknya jika ruangan kelas yang kotor, pengap, dan kurangnya penerangan dalam belajarnya, maka siswa akan cenderung ogahogahan dalam mengikuti belajarnya dan mungkin siswa akan membalas dan membantah apa yang akan diperintahkan gurunya.
C. Pengaruh Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling Terhadap Ketaatan siswa Pada Tata Tertib Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal tentu mempunyai komitmen dasar untuk membentuk pribadi-pribadi yang akademis dan berintelektual. Maka peletakan dasar pembentukan tersebut memerlukan instrument-instrumen pendukung, misalnya penanaman kedisiplinan, tanggung jawab, serta proses pendidikan itu sendiri.Dalam pembentukan
kedisiplinan
maka
mutlak
dibutuhkan
sistem
yang
mengelola
pembentukan kedisiplina tersebut. Salah satunya melalui penerapan tata tertib sekolah, baik itu bagi siswa, guru, maupun seluruh penghuni lembaga pendidikan.. Dalam beberapa kasus ditemukan bahwa dalam proses kegiatan belajar mengajar di lingkup pendidikan formal atau di sekolah tentunya akan banyak sekali bersinggungan ,dalam hal ini adalah peraturan yang dibuat oleh pihak sekolah dengan peserta didik sebagai pelaksana. Benturan yang muncul dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah lingkungan, maupun kepribadian siswa itu sendiri. Sebagai maksud diatas bahwa sistem yang dilaksanakan di sekolah belum tentu berkesesuaian terhadap lingkungan yang membentuk siswa tersebut.Disinilah benturan dan singgungan sering terjadi antara siswa dengan peraturan sekolah. Karakter yang dibentuk lingkungan belum tentu berkesesuain dengan yang ada di sekolah, hal ini yang sering menjadi masalah untuk dipelajari dalam proses bimbingan. Dimaksudkan pula bahwa kecenderungan peserta didik adalah kepada hal-hal kebiasaan yang telah dibentuk di lingkungannya. Faktor keadaan rumah atau keluargaakan
sangat berkolerasi dengan perilaku
siswa di sekolah, Karena banyak diketahui bahwa anak yang bermasalah dengan kedisiplinan, atau peraturan sekolah diindikasikan jika anak tersebut mem punyai problem dilingkungannya. Apabila anak didik yang
kurang mendapat perhatian dari orang tua akan cenderung berperilaku kurang baik di sekolah, karena di kehidupan keluarga yang punya skala waktu lebih lama jarang mendapatkan pendidikan di dalamnya. Dalam kondisi seperti inilah muncul tuntutan bagi para pembimbing (konselor) untuk mampu membaca secara cermat faktor yang memnyebabkan perilaku menyimpang dari peserta didik. Sehingga apa yang dimaksudkan adanya tata tertib sebagai penanaman kedisiplinan dan tanggung jawab siswa dapat bersinergi dengan kondisi psikologis peserta didik. Melalaui bimbingan ini pula peserta didik dituntut bukan hanya sebagai objek saja, namun secara mandiri dan berkesinambungan dapat berperan sebagai subyek.Tugas inilah yang harus diemban oleh konselor di sekolah. Kedudukan bimbingan konseling di sekolah sangat mutlak dibutuhkan sebagai jembatan untuk menanggulangi keberadaan siswa yang bermasalah, untuk dibimbing dan diarahkan melalui prinsip-prinsip yang edulcated dalam bimbingan dan konseling. Keberhasilan pelaksanaan pendidikan di sekolah merupakan andil besar dari bimbingan dan konseling. Tuntutan yang akan dihadapi konselor adalah sejauhmana ia mampu membaca, memahami, dan mengantarkan persoalan-persoalan yang muncul untuk dibawa kejalur yang sesuai. Karena dengan gagalnya konselor dalam memahami masalah yang dihadapi maka justru akan
menumbuhkan rasa ketidakpercayaan siswa kepada konselor. Sehingga tujuan tata tertib yang dibangun dengan dasar mengkonstruksi siswa agar berperilaku disiplin akan memudar seiring kurang jeli konselor dalam membaca situasi dan masalah. Maka prinsip-prinsip dan asas serta berbagai macam faktor pendukung pelaksanaan bimbingan harus benarbenar dipahami oleh konselor sebagai sebuah referensi dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah siswa. Tiap-tiap siswa tentu mempunyai latar belakang kehidupan dan masalah yang beragam dan komplek, maka proses bimbingan konseling juga harus bisa menempatkan diri sesuai dengan kondisi dan keadaan siswa.
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Sejarah, letak geografis, dan kondisi MTs. Yakti Tegalrejo 1. Sejarah singkat berdirinya MTs. Yakti Tegalrejo Sebagai embrio MTs. Yakti Tegalrejo adalah lembaga Pendidikan Guru Agama ( PGA ). Berdiri pada tanggal 16 Agustus 1965 untuk menjawab fakumnya pendidikan guru agama Islam dalam rangka mendidik generasi muslim akibat meletusnya peristiwa G 30 S/ PKI. Lahirnya pendidikan ini dibadani oleh para ulama seluruh Tegalrejo, antara lain K. Abdan, KH. Khudhori, KH. Idris Sidiq, KR. Hasyim, K. Kir’at, K.Zarkasi dan para kyai muda serta tokoh agama dan masyarakat antara lain K. Idris Abdan, K. Hasyim Abdan, K. Thoyib Nurhadi, K. Siradj Abdan, Moh. Hasyim, Muhammad AR, Dulkarnen, Abdullah Hartanato, A. Supriatik, Sumarmo BA dll. Pada tanggal 10 januari 1975 PGA ini dinyatakan syah dan tercatat dalam stambuk insapeda Perwakilan Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah sebagai lembaga Pendidikan swasta dengan nomor induk 170 dibawah yayasan Yakti bernomor 14 tanggal 22 Juni 1972. status ini berdasarkan pengesahan perwakilan Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah nomor K/ 10/ III.d/ 75 tanggal 10 Januari 1975 yang ditanda tangani oleh kepala Inspenda (Azinar Ismail) dengan Kepala Sekolah Bapak Abdullah Hartanto, BA.
Sejak awal lembaga ini ternyata mendapat respon yang sangat besar dari masyarakat. Terbukti lulusan SD / MI yang masuk tidak saja dari kecamatan Tegalrejo, tetapi juga dari Kecamatan sekitar yaitu Kecamatan Pakis, Candimulyo dan Ngablak. Hal ini mengingat PGA Tegalrejo adalah satu- satunya lembaga pendidikan menengah yang berada di Magelang Timur. Perkembangan zaman serta kebijakan pemerintah lembaga ini dituntut untuk menyesuaikan keadaan, maka pada tahun 1987 PGA ini alih fungsi menjadi MTs dengan piagam madrasah nomor WK/5.C/22/Pgm/1987 tanggal 8 desember 1987 dengan nomor statistik 04/22/2/B, di tanda tangani oleh Kabid binrua Islam ( D. Sumaryo, SH ) dengan kepala madrasah Bapak Drs. A. Hartanto sampai dengan 30 Juni 1989. Pada tahun 1989 MTs. Yakti diberikan hak menurut hukum untuk mengikuti Ujian Persamaan Madrasah Negeri berdasar piagam nomor WK/3.C/474/MTs/1981 dari Kakanwil Depag Propinsi Jawa Tengah oleh Kabid Pendais ( H. Midchal, BA ). Sejak 1 Juli 1989 Kepala
Madrasah diamanatkan kepada Bapak
Prajitno sampai dengan 15 Februari 2002. Tahun 1993 untuk pertama kali Madrasah Tsanawiyah ini di Akreditasi dengan menjabat jenjang DIAKUI berdasar SK. Kakanwil Depag Propinsi Jawa Tengah nomor : WK/5.C/PP.005/1390/1993 tanggal 30 Juni 1993 dengan nomor piagam B/WK/5.C/Pgm/TS/136/93 tangga 30 Juni 1993 oleh Kabid Pendais ( Drs. H. Arbain Mahmud ).
Akreditasi berbentuknya tahun 1999 dengan jenjang DIAKUI berdasar SK. Kakanwil Depag Propinsi Jawa Tengah nomor WK/5.C/pp.05/733/99 tanggal 4 Maret 1999 yang ditandatangani oleh Kabid Binrua ( Drs. H. Djamhuri M. Nur Rasyid ). Pada tanggal 15 februari 2002 Kepala Madrasah diserah terimakan kepada Bapak Drs. Hanafi sampai dengan 14 desember 2004. Mulai 15 Desember 2004 atas diamanatkan kepada
keinginan para Pembina Yayasan
Bapak Rochmat Almashari, BA. Karena Kepala yang
terdahulu alih tugas menjadi Pengawas Pendidikan Agama Islam di Kecamatan Candimulyo Magelang. Empat bulan setelah bapak Rochmat Almashari, BA dilantik sebagai kepala madrasah MTs Yakti Tegalrejo telah dilaksanakan Akreditasi Madrasah oleh Badan Akreditasi Madrasah tepatnya pada bulan April 2005 dan berhasil sebagai Madrasah TERAKREDITASI dengan peringkat B ( Baik ), peringkat ini tertuang
dalam
piagam
Akreditasi
Madrasah
Tsanawiyah
nomor
:
KW.II.4/4PP.03.2/624.8.50/2005 tanggal 31 Mei 2005 oleh Kabid Mapenda Islam ( Drs. H. Abdul Choliq MT, M.ag ).
2. Letak geografis
MTs Yakti Tegalrejo beralamat di jalan pahlawan No. 102, Tegalrejo Magelang 56192. Telepon 0293-3148919.
3.
Struktur Organisasi Kepala Madrasah
: Rochmat Almashari, S. Pdi
Waka. Kurkulum
: Mas’udi, Sd.I
Waka. Kesiswaan
: Syamsul Bahri, S.Pd
Waka SARPRAS
: Miftahul Huda, S. Ag
Waka. Humas
: M. Subhan S. Ag
Kepala TU
: Ahmad Nashir, S. Ag
Staf TU
: Durotun Najiyah, S.Kom Syamsul Bahri, S. Ag M. Ashim Alawi, S.Pd
Koordinator BK
: Fatmawati, S. Pd
Staf BK
: Wahyu Mubarok, S.Pd
Pembina GUDEP
: Slamet Sunardi, S.Pd
Koordinator Ekstra Kurikuler
: Makruf Alkhuzaini, S. Ag
Petugas Perpus & Kopsis :
Jamari, S.Pd Imam Roziki, S. Ag
Staf Perpustakaan Penanggung jawab UKS
Wali Kelas
: Dino Setianingrum, SE : Dra. Yuniasih Albaroroh
VII A
: Durotun Najiyah, S.Kom
VII B
: Fatkhayati, S.Pd
VII C
: Jamari, S.Pd.I
VII D
: Wahyu Mubarok, S.Pd.I
VII E
: Suharni, S.pd
VIII A
: Hidayatul Hadi, S.Ag
VIII B
: Ati Azimah Zakiyah, S.Ag
VIII C
: Makruf Al Khuzaini, S.Ag
VIII D
: Mun Arifah, S.Ag
VIII E
: Imam Roziqi, S.Ag
IX A
: Haryati S.Pd
IX B
: Indriyati Wulandaru, S.Pd
IX C
: Dra. Yuniasih Al baroroh
IX D
: Oktavia T.Q S.Pd
IX E
: Sutonjo, S.Pd
4. Sarana dan Prasarana Pendukung Belajar Mengajar Tabel 3.1 Sarana Fisik MTs Yakti Tegalrejo Tahun 2014/ 2015
No
Jenis sarana fisik
Jumlah
Keterangan
1
Ruang Kelas
15
Baik
2
Ruang Kepala Sekolah
1
Baik
3
Ruang Tata Usaha
1
Baik
4
Ruang BP
1
Baik
5
Ruang Tamu
1
Baik
6
Ruang OSIS
1
Baik
7
Ruang UKS
1
Baik
9
Perpustakaan
1
Baik
10
Laboratorium Komputer
1
Baik
11
Kamar mandi/ WC
4
Baik
12
Kantin
2
Baik
13
Koperasi Sekolah
1
Baik
14
Mushola
1
Baik
15
Sanggar Pramuka
1
Baik
16
Tempat Parkir
1
Baik
17
Ruang ganti pakaian Olah Raga
1
Baik
18
Lapangan Upacara
1
Baik
19
Ruang Kesenian
1
Baik
20
Ruang Lab IPA
1
Baik
21
Ruang Lab Bahasa
1
Baik
Sumber Data : TU MTs Yakti Tegalrejo
5. Guru Tabel 3.2 Daftar Guru Mata Pelajaran MTs Yakti Tegalrejo Tahun 2014/ 2015
NO
NAMA
PENDIDIKAN
MENGAJAR MATA PELAJARAN
01
Rochmat Almashari, S.Pd.I
S.I
B. Arab
02
Dra. Yuniasih Albaroroh
S.1
PKN
03
Fatmawati, S.Pd
S.1
BK
04
Haryati
S.1
B. Indonesia
05
Jamari, S.Pd.I
S.1
B. Indonesia
06
Mas’udi, S.Pd.I
S.1
Qur’an Hadits
07
Fahrur, S.Pd
S.1
B. Inggris
08
Drs.Khumaedi
S.1
SBK
09
Slamet Sunardi, S.Pd
S.1
B. Jawa
10
Makruf Alkhuzaini, S.Ag
S.1
Matematika
11
M.Subhan, S.Ag
S.1
B. Arab
12
Hidayatul Hadi, S.Ag
S.1
B. Indonesia
13
Miftahul Huda, S.Ag; M.Si
S.2
Aqidah Akhlak
14
Ati Azimah Zakiyah, S.Ag
S.1
Fiqih
15
Mun Arifah, S.Ag
S.1
SKI
16
Sutonjo, S.Pd
S.1
Matematika
17
Hari Kristianto, SH
S.1
IPA
18
Fathyati, S.Pd
S.1
IPS
19
Indriyati Wulandaru, S.Pd
S.1
IPA
20
Syamsul Bahri, S.Ag
S.1
Penjaskes
21
Durotun Najiyah, S.Kom
S.1
TIK
22
Imam Roziqi, S.Ag
S.1
IPS
23
Oktavia TQ, S.Pd
S.1
B. Inggris
24
Wahyu Mubarok, S.Pd.I
S.1
BTQ
25
Ahmad Nashir, S.Pd.I
S.1
Ke-NU-an
26
Slamet Sarjani, S.Pd.I
S.1
-
27
M.Ashim Alawi, S.Pd.I
S.1
Ke-NU-an
28
Nurul Aini
SLTA
-
29
Suharmi, S.Pd
S.1
B. Inggris
30
Siti Nurhidayati, S.Pd
S.1
IPA
31
Masfuah, S.Pd
S.1
Matematika
32
Siti Zulfatunni’mah, S.Sos.I
S.1
Guru BK/PI
33
Dhino Setyaningrum, S.E
S.1
-
34
Maria Ulfa, S.Pd.I
S.1
Aqidah Akhlak
35
Agus Ahmad Harisudin
MAN
Qur’an Hadits
36
Mahfudi Humaidi, S.Ag
S.1
B. Arab
6. Siswa Tabel 3.3 Keadaan Siswa MTs Yakti Tegalrejo Tahun 2014/ 2015
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
VII
111
113
224
VIII
109
95
204
IX
98
94
192
Jumlah
620
Sumber Data : MTs Yakti Tegalrejo
7. Kurikulum a. Pelaksanaan jam Pelajaran MTs Yakti Tegalrejo Kegiatan belajar mengajar di MTs Yakti Tegalrejo dimulai pukul 07.00 dan pulang sekolah pukul 13.15.
Untuk mendukung proses kegiatan belajar mengajar di MTs Yakti Tegalrejo juga telah di tentukan mengenai buku- buku pelajaran yang di gunakan. Tiap hari senin mengadakan upacara bersama, dimana sebelum pelajaran di mulai diadakan tadarus bersama selama 15 menit setelah itu baru dilanjutkan dengan kegiatan belajar mengajar mata pelajaran, khusus hari sabtu kegiatan belajar hanya sampai pukul 11.30 karena diadakan kegiatan bersih kelas di tiap kelas. Sedangkan hari jumat hanya sampai pukul 10.50.
Tabel 3.4 Pelaksanaan Jumlah Jam Pelajaran Berdasar Tingkat Kelas MTs Yakti Tegalrejo Tahun 2014/ 2015
Pelaksanaan Kurikulum ( Jam Pelajaran ) No 1.
2.
Mata Pelajaran VII
VIII
IX
a. Qur’an Hadits
8
8
4
b. Aqidah Akhlak
8
8
8
c. Fiqih
8
8
8
d. SKI
8
8
4
Bahasa Sastra Indonesia
20
20
24
Pendidikan Agama Islam
3.
Bahasa Arab
12
12
12
4.
Bahasa Inggris
16
16
16
5.
Matematika
20
20
24
6.
Pengetahuan Alam
20
20
24
7.
Pendidikan
20
20
32
8.
Kewarganegaraan dan IPS
8
8
4
9.
Kesenian
8
8
8
10.
Penjaskes
8
8
4
11.
Ketrampilan Tinkom
16
16
8
180
180
180
Jumlah Sumber Data : TU MTs Yakti Tegalrejo
b. Kegiatan Ekstra kurikuler Tabel 3.5 Kegiatan Ekstra Kurikuler MTs Yakti Tegalrejo Tahun 2014/ 2015 No
MATERI
PENANGGUNG JAWAB
1
Seni Baca Al Qur’an
Saihas Suhda, S.Si
2
Rebana
Durotun Najiyah, S.Kom
3
BTQ
Wahyu Mubarok, S.Pd.I
4
Pramuka
Slamet Sunardi, S.Pd
5
Olah Raga Prestasi
Syamsul Bahri, S,Ag
6
Paduan Suara
Durotun Najiyah, S.Kom
7.
Drum Band
M. Ashim Alawi,S.Pd.I
Sumber Data : TU MTs Yakti Tegalrejo
B.
Penyajian Data Setelah melalui penyebaran angket, pengumpulan data melalui data observasi, interview dan dokumentasi di lapangan, terlebih dahulu di sajikan bentuk data guna memperlancar langkah suatu penelitian. Untuk memperoleh data tentang intensitas layanan bimbingan dan konseling siswa kelas VIII dan IX MTs Yakti Tegalrejo mempergunakan angket yang berisi indicator tentang Layanan Bimbingan Konseling sebanyak 25 pertanyaan dengan pilihan jawaban yang telah disediakan yaitu: A (SL), B (SR), C (KK), D (TP) atau (Selalu, Sering, Kadang-kadang, Tidak Pernah) kepada siswa kelas VIII dan IX MTs Yakti Tegalrejo.
Dan mengisi jawaban angket yang berisi indikator tentang ketaatan siswa pada tata tertib sebanyak 25 pertanyaan dengan pilihan jawaban yang telah disediakan yaitu: A (SL), B (SR), C (KK), D ( TP) atau ( Selalu, Sering, Kadang-kadang, Tidak Pernah) kepada siswa kelas VIII dan IX MTs Yakti Tegalrejo sebanyak 60 siswa. Berikut ini penulis lampirkan data responden dari hasil penelitian di MTs Yakti Tegalrejo Tahun 20014/ 2015.
Tabel 3.6 Daftar Nama Responden
NO
NAMA
KELAS
01
Slamet
VIII
02
Ja’far
VIII
03
Samsul Dzucha
VIII
04
M. Gilang Wicaksono
VIII
05
Sri Rahayu
VIII
06
Wakhidatul Nur Islamiyah
VIII
07
Chadzik Muzaki
VIII
08
Puji Astuti
VIII
09
Sinta Elvarina
VIII
10
Nuriyah S
VIII
11
G.Humaeroh
VIII
12
Muchamad Wildan Rosyid
VIII
13
Tria Kurniyanti
VIII
14
Fina Ida Matus S
VIII
15
Rinni Setianingsih
VIII
16
Retno Dewi W
VIII
17
Ahsaniyah Fatmahyati
VIII
18
Solikah
VIII
19
Nur Arifah
VIII
20
Ahmad Supri Yanto
VIII
21
Eko Prasetyo
VIII
22
Annisa Lestari
VIII
23
M. Farhan Aditya
VIII
24
Tafrikan
VIII
25
Silviani Dhea Anindya
VIII
26
Nur Khamid
VIII
27
Andi Achmad
VIII
28
Oky Pranoto
VIII
29
Putri Khoiruna
VIII
30
Muhamad Yusuf
VIII
31
Ariyanto
IX
32
M. Makinun A
IX
33
Siti Nur Malika
IX
34
Azizah Oktaviana
IX
35
Maulida Nur Wasiah
IX
36
Zahrotul Murifah
IX
37
Dewi Purwanti
IX
38
Erwin Dwi A
IX
39
Nuning Bariroh
IX
40
Nikmatur Rohmah
IX
41
Harsono
IX
42
Atika Putri
IX
43
Widha Nailul Ulum
IX
44
Agus Setiawan
IX
45
Diah Lestari
IX
46
Muhamad Isrun
IX
47
Sri Handayani
IX
48
Arifah Rahmawati
IX
49
Heri Nurrohman
IX
50
Lenia
IX
51
Lailatul Munawaroh
IX
52
Faridhatul Asfiyanti
IX
53
Fatmatul Azizah
IX
54
Hanan Sodiqin
IX
55
Irma Wahyu H
IX
56
Khanifah Azizah
IX
57
Fitriya Handayani
IX
58
Kholis Yudiyanto
IX
59
Widi Ariyanto
IX
60
Rima Anjani
IX
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Data Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh intensitas layanan bimbingan dan konseling terhadap ketaatan siswa pada tata tertib sekolah, maka data yang diperoleh akan dianalisa statistik karena data yang terkumpul berjumlah banyak dan data bersifat kuantitatif. Adapun dalam menganalisa data tersebut penulis menggunakan teknik korelasi product moment yang rumusnya sebagai berikut :
xy
rxy
x y 2
2
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara x dan y xy = Product dari x dan y x
= Variabel skor I (lintensitas layanan bimbingan dan konsling)
y = Variabel skor II (Ketaatan siswa pada tata tertib sekolah )
langkah selanjutnya adalah menyiapkan tabel nilai intensitas layanan bimbingan dan konseling, ketaatan siswa pada tata tertib sekolah dan tebel kerja untuk mencari koefisien korelasi antara variabel intensitas layanan bimbingan dan konseling dan ketaatan siswa pada tata tertib sekolah.
1. Data tentang Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling
Data intensitas layanan bimbingan dan konseling diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 25 pertanyaan. Masing-masing pertanyaan disediakan empat alternatif jawaban dengan bobot sebagai berikut : a. Alternatif jawaban A memiliki nilai 4 b. Alternatif jawaban B memiliki nilai 3 c. Alternatif jawaban C memiliki nilai 2 d. Alternatif jawaban D memiliki nilai 1
Kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut : Untuk mengetahui intensitas layanan bimbingan dan konseling dengan jumlah 25 item diketahui nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 63, maka berdasarkan rumus interval sebagai berikut :
i=
Xt Xr 1 Ki
keterangan: i
= interval item
Xt = nilai tertinggi ideal Xr = nilai terendah ideal Ki = kelas inteval Kemudian dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui berapa banyak siswa dipengaruhi intensitas layanan bimbingan dan konseling : Tinggi, sedang maupun rendah.
i=
=
Xt Xr 1 Ki 100 25 1 3
=
76 = 25 3
Tabel 4.1 Interval Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling Interval 76– 100 51– 75 25– 50
Jumlah Siswa 47 13 0
Nilai Nominasi A B C
Dengan demikian dapat diketahui : a. Untuk intensitas layanan bimbingan dan konseling yang mendapat nilai tinggi yaitu antara 75 – 100 sebanyak 47 siswa. b. Untuk intensitas layanan bimbingan dan konseling yang mendapat nilai sedang yaitu antara 50– 75 sebanyak 13 siswa. c. Untuk intensitas layanan bimbingan dan konseling yang mendapat nilai rendah yaitu antara 25 – 50 sebanyak 0 siswa.
Tabel 4.2 Nilai Nominasi Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling No Resp 01 02 03
Skor 80 78 71
Nilai Nominasi A A B
No Resp 31 32 33
Skor 77 77 86
Nilai Nominasi A A A
04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
67 77 83 77 87 85 66 71 64 69 69 69 69 76 78 77 85 66 78 81 91 77 70 63 64 81 76
B A A A A A B B B B B B B A A A A B A A A A B B B A A
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
80 88 90 88 83 95 94 81 91 78 91 91 89 86 84 82 84 89 90 77 85 84 90 85 91 89 90
A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
Setelah diketahui berapa banyak siswa yang memperoleh intensitas layanan bimbingan dan konseling dengan tinggi, sedang dan rendah, kemudian masing-masing variabel diprosentasekan dengan rumus :
P
F 100 % N
Keterangan: P =
Angka persentase
F=
Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N=
Jumlah siswa atau siswi
100 = Bilangan konstan
a. Untuk mengetahui intensitas layanan bimbingan dan konseling , siswa yang mendapatkan nilai A sebanyak 47 siswa :
P
F 100 % N
P
47 100 % 60
P = 78,33 % b. Untuk mengetahui intensitas layanan bimbingan dan konseling, siswa yang mendapat nilai B sebanyak 13 siswa. P
F 100 % N
P
13 100 % 60
P = 21,67% c. Untuk mengetahui intensitas layanan bimbingan dan konseling, siswa yang mendapat nilai C sebanyak 0 siswa. P
F 100 % N
P
0 100 % 60
P= 0%
Tabel 4.3 Komparasi Layanan Bimbingan dan Konseling No 1 2 3
Kategori Tinggi ( A ) Sedang ( B ) Rendah ( C ) Jumlah
Interval 76 – 100 51 – 75 25 – 50
Frekuensi 47 13 0 60
Presentasi 78, 33 % 21, 67% 0% 100, 00%
Dari tabel 4.3 tersebut dapat diketahui bahwa : a. Siswa yang mendapat nilai A pada intensitas layanan bimbingan dan konseling sebanyak 47 siswa dengan presentasi 78, 33 % b. Siswa yang mendapat nilai B pada intensitas layanan bimbingan dan konseling sebanyak 13 siswa dengan presentasi 21, 67 % c. Siswa yang mendapat nilai C pada intensitas layanan bimbingan dan konseling sebanyak 0 siswa dengan presentasi 0 %
2. Data Tentang Ketaatan Siswa Pada Tata Terti Sekolah Data ketaatan siswa pada tata tertib sekolah diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 25 pertanyaan. Masing-masing pertanyaan disediakan empat alternatif jawaban dengan bobot sebagai berikut : a. Alternatif jawaban A memiliki nilai 4 b. Alternatif jawaban B memiliki nilai 3 c. Alternatif jawaban C memiliki nilai 2 d. Alternatif jawaban D memiliki nilai 1
Kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut : Untuk mengetahui ketaatan siswa pada tata tertib sekolah dengan jumlah 25 item diketahui nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 33, maka berdasarkan rumus interval sebagai berikut :
Xt Xr 1
i=
Ki
keterangan: i
= interval item
Xt = nilai tertinggi ideal Xr = nilai terendah ideal Ki = kelas inteval Kemudian dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui berapa banyak siswa yang menaati tata tertib sekolah : Tinggi, sedang maupun rendah.
i =
=
=
Xt Xr 1 Ki 100 25 1 3 76 3
= 25,33 Tabel 4.4 Interval Ketaatan Siswa Pada Tata Tertib Sekolah Interval
Jumlah Siswa
Nilai Nominasi
76 – 100 51 – 75 25 – 50
47 11 2
A B C
Dengan demikian dapat diketahui : a. Untuk ketaatan siswa pada tata tertib sekolah yang mendapat nilai tinggi, yaitu antara 75 – 100 sebanyak 47 siswa. b. Untuk ketaatan siswa pada tata tertib sekolah yang mendapat nilai sedang, yaitu antara 50 – 75 sebanyak 11 siswa. c. Untuk ketaatan siswa pada tata tertib sekolah yang mendapat nilai rendah, yaitu antara 25 – 50 sebanyak 2 siswa.
Tabel 4.5 Nilai Nominasi Ketaatan Siswa Pada Tata Tertib Sekolah No Resp 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Skor 79 77 71 75 85 92 80 95 95 83 81 62 80 80 80 88 95 95
Nilai Nominasi A A B A A A A A A A A B A A A A A A
No Resp 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
Skor 77 77 78 89 86 82 78 80 73 72 82 78 73 71 79 81 85 75
Nilai Nominasi A A A A A A A A B B A A B B A A A A
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
89 89 67 95 33 91 95 77 54 47 92 95
A A B A C A A A B C A A
49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
76 82 85 89 73 70 87 87 87 80 68 81
A A A A B B A A A A B A
Setelah diketahui berapa banyak siswa yang memperoleh ketaatan siswa pada tata tertib sekolah dengan tinggi, sedang dan rendah, kemudian masingmasing variabel dipresentasikan dengan rumus : P
F 100 % N
Keterangan: P =
Angka persentase
F=
Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N=
Jumlah siswa atau siswi
100 = Bilangan konstan
a. Untuk mengetahui ketaatan siswa pada tata tertib sekolah, siswa yang mendapat nilai A sebanyak 47 siswa. P
F 100 % N
P
47 100 % 60
= 78, 33%
b. Untuk mengetahui ketaatan siswa pada tata tertib sekolah, siswa yang mendapat nilai B sebanyak 11 siswa. P
F 100 % N
P
11 100 % 60
= 18, 33 % c. Untuk mengetahui ketaatan siswa pada tata tertib sekolah, siswa yang mendapat nilai C sebanyak 2 siswa. P
F 100 % N
P
2 100 % 60
= 3, 33
Tabel 4.6 Komparasi Ketaatan Siswa Pada Tata Tertib Sekolah No 1 2 3
Kategori Tinggi ( A ) Sedang ( B ) Rendah ( C ) Jumlah
Interval 76 – 100 51 – 75 25 – 50
Frekuensi 47 11 2 60
Dari tabel 4.6 tersebut dapat diketahui bahwa :
Presentasi 78, 33% 18, 33% 3, 33% 99, 99%
a. Siswa yang mendapat nilai A pada ketaatan siswa pada tata tertib sekolah sebanyak 47 siswa dengan presentase 78, 33 % b. Siswa yang mendapat nilai B pada ketaatan siswa pada tata tertib sekolah sebanyak 11 siswa dengan presentase 18, 33 % c. Siswa yang mendapat nilai C pada ketaatan siswa pada tata tertib sekolah sebanyak 2 siswa dengan presentase 3, 33 %
Tabel 4.7 Tabel Kerja Untuk Mencari Koevisien Korelasi Antara Variabel Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling ( X ) Dan Ketaatan Siswa Pada Tata Tertib Sekolah (Y) No 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18
X 80 78 71 67 77 83 77 87 85 66 71 64 69 69 69 69 76 78
Y 79 77 71 75 84 92 80 95 95 83 81 62 80 80 80 80 95 95
X² 6400 6084 5041 4489 5929 6889 5929 7569 7225 4356 5041 4096 4761 4761 4761 4761 5776 6084
Y² 6241 5929 5041 5625 7056 8464 6400 9025 9025 6889 6561 3844 6400 6400 6400 6400 9025 9025
XY 6320 6006 5041 5025 6468 7636 6160 8265 8075 5478 5751 3968 5520 5520 5520 5520 7220 7410
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
77 85 66 78 81 91 77 70 64 64 81 76 77 77 86 80 88 90 88 83 95 94 81 91 78 91 91 89 86 84 82 84 89 90 77 85 84
89 89 67 95 33 91 95 77 54 47 92 95 77 77 78 89 86 82 78 80 73 72 82 78 73 71 79 81 85 75 76 82 85 89 73 70 87
5929 7225 4356 6084 6561 8281 5929 4900 4096 4096 6561 5776 5929 5929 7396 6400 7744 8100 7744 6889 9025 8836 6561 8281 6084 8281 8281 7921 7396 7056 6724 7056 7921 8100 5929 7225 7056
7921 7921 4489 9025 1089 8281 9025 5929 2916 2209 8464 9025 5929 5929 6084 7921 7396 6724 6084 6400 5329 5184 6724 6084 5329 5041 6241 6561 7225 5625 5776 6724 7225 7921 5329 4900 7569
6853 7565 4422 7410 2673 8281 7315 5390 3456 3008 7452 7220 5929 5929 6708 7120 7568 7380 6864 6640 6935 6768 6642 7098 5694 6461 7189 7209 7310 6300 6232 6888 7565 8010 5621 5950 7308
56 57 58 59 60 Jumlah
90 85 91 89 90
87 87 80 68 81
4.831
4.789
8100 7225 8281 7921 8100 393.237
7569 7569 6400 4624 6561 390.021
Diketahui ∑X
= 4.831
∑X²
= 393.237
∑XY
= 387.113
∑Y
= 4.789
∑Y²
= 390.021
Kemudian dimasukkan dalam rumus product moment :
xy
rxy
x y 2
2
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara x dan y xy = Product dari x dan y x
= Variabel skor I (lintensitas layanan bimbingan konsling)
y = Variabel skor II (Ketaatan siswa pada tata tertib sekolah )
rxy
387113 393237390021
7830 7395 7280 6052 7290 387.113
rxy rxy
387113 1533706879 77 387113 391625,7
rxy 0,988477 B. Interpretasi Data Setelah data berhasil diuji, kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel r, dengan responden 60 siswa dengan taraf signifikan 5% diperoleh dari tabel 0, 254, dan signifikan 1% diperoleh dari tabel 0, 330. Bila dibandingkan ternyata ro: 0,988 > 0, 254 dan ro: 0, 988 > 0, 330. Dengan demikian disimpulkan bahwa harga ro itu disignifikan, berarti ada pengaruh positif antara intensitas layanan bimbingan dan konseling terhadap ketaatan siswa pada tata tertib sekolah. Kesimpulan itu dapat diinterpretasikan bahwa ada pengaruh positif antara intensitas layanan bimbingan dan konseling terhadap ketaan siswa pada tata tertib sekolah di MTs Yakti Tegalrejo Tahun Pelajaran 2014/2015. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara variabel intensitas layanan bimbingan dan konseling dengan ketaatan siswa pada tataa tertib digunakan perhitungan melalui koefisien korelasi product moment. Hasil perhitungan koefisien korelasi melalui rumus product
moment adalah rxy = 0,988. Setelah dikonsultasikan dengan tabel sigfinikasi atau tabel (r) hitung, dari hasil perhitungan product moment = 0,988 menunjukkan bahwa koefisien korelasinya lebih besar daripada (r) tabel yang sudah ditentukan yaitu (rxy = 0,988 >0,330). Ini berarti ada pengaruh yang signifikan antara intensitas layanan bimbingan dan konseling terhadap ketaatan siswa pada tata tertib di MTs Yakti Tegalrejo tahun pelajaran 2014/2015. Intensitas layanan bimbingan dan konseling mempunyai pengaruh yang baik dengan ketaatan siswa di sekolah. Berdasarkan hasil statistik tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara intensitas layanan bimbingan dan konseling dengan ketaatan siswa pada tata tertib sekolah di MTs Yakti Tegalrejo tahun pelajaran 2014/2015 dengan subjek penelitian seluruh siswa di MTs Yakti Tegalrejo. Pengaruh antara intensitas layanan bimbingan dan konseling terhadap ketaatan siswa pada tata tertib sekolah di MTs Yakti Tegalrejo tahun pelajaran 2014/2015 adalah positif. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari penelitian yang penulis lakukan dalam penyusunan skripsi, baik dari penelitian lapangan maupun dari pembahasan teori-teori yang ada kaitannya dengan judul yaitu Intensitas Layanan Bimbingan dan
Konseling Terhadap Ketaatan Siswa Pada Tata Tertib Sekolah Di MTs Yakti Tegalrejo dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling pada siswa MTs yakti Tegalrejo yang berada pada kategori tinggi mencapai 78, 33%, berada pada kategori sedang 21, 00%, dan berada pada kategori rendah 0 %. 2. Ketaatan siswa pada tata tertib sekolah yang berada pada kategori tinggi mencapai 78, 33%, berada pada kategori sedang 18, 33%, dan pada kategori rendah berada 3, 33%. 3. Analisa rxy merupakan tujuan penelitian yang membuktikan bahwa pengaruh intensitas layanan bimbingan dan konseling terhadap ketaatan siswa pada tata tertib sekolah tahun 2014/2015 ada komparasi. Hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif antara intensitas layanan bimbingan konseling
terhadap ketaatan
siswa pada tata tertib sekolah diterima. Hal ini dapat dibuktikan pada hasil perhitungan rxy = 0, 988, penulis konsultasikan dengan harga kritik pada tabel product moment. Dengan demikian harga r observasi lebih besar dari r tabel, baik taraf signifikan 5% atau 1%. Dinyatakan apabila r observasi lebih besar dari r tabel maka ada komparasi dan hipotesis yang menyatakan pengaruh positif antara intensitas layanan bimbingan dan konseling terhadap ketaatan siswa pada tata tertib sekolah diterima. B. Saran- saran 1. Untuk guru pembimbing konseling
Sebaiknya
guru
pembimbing
lebih
mengintensifkan
lagi
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, karena layanan bimbingan yang dilaksanakan dan diberikan secara baik akan sangat berpengaruh terhadap hasil, khusunya bagi siswa dalam menyadari tata tertib sekolah. 2. Untuk siswa Hendaknya siswa menggunakan dan memanfaatkan layanan bimbingan konseling dengan sebaik-baiknya, baik ketika siswa punya masalah ataupun tidak. Sehingga dalam penerapan tata tertib yag bertujuan untuk mensukseskan tujuan belajar dapat dilaksanakan dengan baik. Penting juga untuk membangun ketaatan diri dari tiaptiap siswa dalam menjalankan seluruh peraturan yang ada di sekolah. Dimaksudkan dengan ketaatan diri dari masing-masing siswa, tidak akan muncul interaksi negatif yang menyimpang.
3. Untuk orang tua Hendaknya orang tua siswa bekerja sama dengan para guru dalam hal pelaksanaan program sekolah, khususnya terhadap perilaku siswa di rumah.
DAFTAR PUSTAKA
A Hallen. 2002. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat press. Arif, M. 1994. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama. Jakarta: Golden Rerayon Press. Arikunto, Suharsimi. 1991. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi.1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta. Crow and Crow. 1975. Pengantar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas IlmuPendidikan. Djumhur, dan Muh.Sorya. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: CV. Ilmu. Dokumentasi dari MTs Yakti Tegalrejo Tahun Pelajaran 2014/2015. Farida. 2008. Pengaruh layanan Bimbingan Konseling terhadap Kesadaran Siswa Menaati Tata Tertib Sekolah di MAN Temanggung Tahun 2007/20008. Fajri, Zul. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.Difa Publisher. Hadeli. 2008.Metode Penelitian Kependidikan, Quantum Teaching. Ciputat. Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Partowisastro, Koestoer. 1985. Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah jilid II. Jakarta: Erlangga. Poerbakawaca, Soergada dan H.A.H Harapan. 1982. Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta:Gunung Agung. Poerwadarminto, WJS. 1991. kamus besar bahasa indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. PT.Sabiq. 2007. Al-Qur’an dan Terjemah. Jakarta: PT.Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri. Sofyan, dan August Setyawan. 1987. Membina Kebahagiaan Murid, Suatu Pengantar Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung: Angkasa. Tohirin. 2009. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: Rajawali Pers. UUSPN No. 20 Tahun 2003. Walgito. 1995. Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah. Yogyakarta: Andi Offet. Walgito,Bimo. 2010. bimbingan +konseling (Studi & Karier). Yogyakarta: C.V Andi Offset. Winkel, W.S. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi pendidikan. Jakarta: PT.Grasindo. Yusuf, Syamsu, dan Juntik. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
PENGARUH INTENSITAS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP KETAATAN SISWA PADA TATA TERTIB SEKOLAH DI MTS YAKTI TEGALREJO TAHUN 2014/2015 DAFTAR ANGKET A. Data Responden Nama : Kelas : B. Petunjuk pengisian angket 1. Bacalah pertanyaan dan pernyataan di bawah ini dengan baik kemudian pilihlah beberapa pernyataan yang disediakan 2. Berilah tanda (V) pada salah satu kolom A (SL), B (SR), C (KK), D (TP) atau ( Selalu, Sering, Kadang-kadang, Tidak Pernah ) yang anda anggap paling sesuai dengan kondisi saudara ! INTENSITAS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING NO PERTANYAAN 1. Apakah di sekolah anda mendapat layanan bimbingan dan konseling ? 2. Apakah ada perubahan dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah anda ? 3. Apakah semua siswa mendapat layanan bimbingan dari sekolah ? 4. Apakah bimbingan konseling mengadakan sosialisasi peraturan sekolah ? 5. Ketika terjadi kekosongan jam atau guru kelas tidak berangkat, apakah diisi oleh guru BK ? 6. Apakah guru BK selalu hadir di jam bimningan dan konseling ? 7. Apakah guru BK memberikan nasihat ketika anda melakukan pelanggaran di sekolah ? 8. Apakah guru BK pernah memberikan kegiatan ? 9. Apakah guru BK pernah memberikan kegiatan outbond di awal pembelajaran ? 10. Apakah guru BK pernah memberikan materi tentang penyuluhan narkoba ? 11. Apakah anda pernah berkonsultasi dengan guru BK di sekolah anda ? 12. Apakah anda pernah berkonsultasi tentang masalah pribadi ke guru BK ? 13. Apakah layanan BK di sekolah anda menyenangkan ? 14. Ketika anda memiliki masalah di sekolah, pernahkah guru BK memanggil anda ? 15. Apakah layanan BK di sekolah itu diperlukan menurut
A
PILIHAN B C
D
16.
anda ? Apakah guru BK masuk ke kelas anda untuk memberikan bantuan layanan ?
17.
Ketika anda dipanggil guru BK dan diberi penggarahan, apakah saudara datang dengan senang hati ?
18.
Dalam menyelesaikan permasalahan di sekolah, apakah guru BK bekerja sama dengan orang tua siswa ?
19.
Apakah guru BK memberikan skors terhadap siswa yang sudah melakukan pelanggaran berkali-kali di sekolah anda ? Apakah layanan bimbingan dan konseling belajar memberikan dampak positif pada belajar anda ?
20. 21.
Apakah layanan bimbingan dan konseling belajar membantu permasalahan anda dalam belajar ?
22.
Apakah dengan adanya layanan bimbingan dan konseling belajar, meningkatkan keinginan anda untuk belajar ?
23.
Apakah dengan adanya layanan bimbingan dan konseling belajar, membuat anda lebih bersemangat untuk belajar ?
24.
Apakah dengan layanan bimbingan dan konseling belajar, prestasi belajar anda menjadi lebih baik ? Apakah menurut anda layanan bimbingan dan konseling belajar sangat dibutuhkan anda dalam meningkatkan minat belajar anda ?
25.
KETAATAN SISWA PADA TATA TERTIB SEKOLAH DI MTS YAKTI TEGALREJO
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25
PERTANYAAN Apakah anda memakai seragam sesuai dengan peraturan dari sekolah ? Apakah anda selalu datang tepat waktu sampai di sekolah ? Apakah anda selalu datang ke sekolah tepat waktu? Apakah anda berusaha untuk tidak datang terlambat sampai ke sekolah ? Apakah anda bersalaman dengan bapak ibu guru sebelum masuk lingkungan sekolah ? Apakah anda selalu memakai seragam dengan rapi di sekolah? Sebelum memulai pelajaran, apakah anda membaca do’a sebelum belajar ? Apakah anda melakukan usaha supaya tidak terlambat tiba di sekolah ? Ketika anda berbicara dengan guru, karyawan atau semua teman, apakah sikap anda sopan ? Apakah anda selalu menjaga kebersihan lingkungan sekolah ? Apakah anda membuat surat ijin ketika tidak masuk kelas ? Apakah anda menyapa guru atau karyawan ketika sedang berpapasan ? Apakah anda selalu membayar SPP tepat waktu ? Ketika anda masih berada dilingkungan sekolah dan waktu shalat dzuhur telah tiba, apakah anda langsung pergi ke masjid sekolah untuk melaksanakan shalat dzuhur ? Apakah anda tetap berada didalam kelas ketika pergantian jam pelajaran ? Apakah anda mengerjakan setiap tugas dari guru ? Apakah anda mengerjakan PR dirumah ? Apakah anda masuk kelas sebelum guru masuk ke kelas ? Apakah anda mengikuti semua mata pelajaran di sekolah ? Apabila kamu mendapat teguran dari guru, apakah anda mendengarkan ? Apakah anda selalu mentaati tata tertib di sekolah ? Apakah anda mengatur ruang kelas sebelum pembelajaran dimulai ? Apakah anda melaksanakan jadwal piket kelas ? Apakah anda menjaga nama baik sekolah dengan baik ? Apakah anda selalu sampai rumah tepat waktu ?
A
PILIHAN B C
D
Tabel Jawaban Angket Variabel Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling Nomer Urut Responden 01 02 03 01 A A C 02 A C C 03 A C C 04 A C C 05 B A A 06 B A A 07 A A C 08 A A A 09 A A A 10 B B A 11 B B B 12 B A C 13 A D A 14 A D A 15 A D A 16 A D A 17 A C A 18 A C A 19 A A C 20 A A A 21 A C A
No Item 04 B A A A B B A A A B A A A A A A A A A A C
05 C C C D A A C D D D D D D D D D D C C C C
06 A B B D C A C C B A A C A A A A A A A C C
07 B D A A B B A A B A B B A A A A C C A A A
08 C B B C C D A C C C C A C C C C D D D A B
09 C D D D D D D D D D D D C C C C A A D A D
10 A A A A C A A A A D D A D D D D D D D D D
11 D B B B C C A A A D D D C C C C D D A D D
12 C C C C D D A A A C D D C C C C A A D A D
13 A C C A A A A A A A A D A A A A D D A A C
14 A A C B A A A A A D D D C C C C D D D D A
15 A A A C A A A A A A A B A A A A A A A A A
16 C D B A A A D C C A A A C C C C C C A A D
17 A A A A A A D A A D A B C C C C A A D A D
18 C A C C A A A A A C C B C C C C A A A A D
19 A A B A A B B A A A B A A A A A A A A D A
20 A A A A B B C A A A A A A A A A A A A A A
21 C A A C C A B B B A A C C C C C A A A A A
22 A B C C A A A A A C A C A A A A A A C A A
23 A A C C A A D A A C A D A A A A A A A A C
24 A A C C A A C A A B A C C C C C A A A A C
25 A A C C B B A A A A B A C C C C A A A A B
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
C D A C D D D C A C C A C A A A A A A C A A A A A A A
A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
A C A A C C C A A A A A A A A A A A A A A B A A A A A
D C D D C C C C C C C C C C C C D D C D D D D C C C C
B A A B A A A A D A A A A A A A C A A A A C A A A A A
B C A B A C C A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
C B C C B B B A A C A C D A A A C A A A A C B A A A A
D C A D B D B D D A A C D C A A A A B A A D D C D C C
A D A A D D D D D A A A A C A A A A A A A A A A A A A
C D C C D C D D A C C C D D C C C A A C A C A A A C C
D A C D C D C D A D D A D A A A A A A C A A A A C A A
A C A A C A C A D C C D A C D A B A B A A C A A C A A
A A A D D A D A D A A A D A A C A A A A C A A A C D D
A A A A A A A A C A A A A A A A A A A A A A A A A A A
C A A C C C C D C C D D B D D A B A A A C B A D A A C
A A A A B C B A D A C A A A A D B A A D A B A A A D D
A A A A A A A A A A A A A A A A C A A A C C A A A C C
A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
A A A A A A A A A B A A A A A A A A A D A A C A A A A
A A A B C C C A A B B A A A A A A A A A A A A A A A A
B A A A B D B A A C C A A A A A A A A A A A A A A A A
A A A A A D D A A C C A A A A A A A A A A A C A A A A
A A A A C C D A A C C A A A A A A C C C A C A A A A A
A A A A A D D A A A A A A C A A A A A C A A A A A A A
49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
A A A A A A A A A A A A
A A A A A D D A A A A A
A A A A A A A A A A A A
A A A A A A A A A A A A
D C C C C C C C C C C D
C A A A A A A A A B C A
A A A B A B A A A A A A
C A A A A A C A A A A A
D C C A D B A D D A B A
A A A A C C D A A A A A
C C C A D A A A A A A A
A C A B D D D A C A B D
C A A A A A A A A A D A
A D A A D A D A D A C D
A A C A A A A A A A A A
B A D B A D A D D A A A
B D A A A A A A A D A A
C C A A A A A A A D A B
A A A B A A A A A A A A
A A A A A A A A A A A A
A A A A A A A A A A A A
A A A C A A A A A A A A
A A A A C A A A A A A A
A A A C C A A C C A A A
A A A A B A A A A A A A
Tabel Jawaban Angket Variabel Ketaatan Siswa Pada Tata Tertib Sekolah Nomer Urut Responden 01 02 03 01 A A C 02 A C C 03 A A B 04 A B B 05 B B B 06 A A C 07 A D B 08 A A A 09 A A A 10 A A C 11 A A C 12 B C D 13 A A A 14 A A A 15 A A A 16 A A A 17 A A A 18 B B B 19 A A A 20 A C C 21 A C C
No Item 04 C A C A B A A A A A B C A A A C A A A A A
05 A A C C D A B A A C B C C C C A A A C A C
06 A D D D D D C D D A A A D D D A D B D A D
07 D A A A A A D A A A B B A A A A A A A A B
08 A A B B A A D A A A A C A A A B A A A A A
09 A B C A A A B A A A B B A A A A A A A A C
10 A A D A A A A A A A B B C C C B A A C A C
11 A A C B A B B A A A A C C C C A A A A A C
12 C B C B A A A A A C A C C C C B A A A D C
13 A C C C A A A A A C B C B B B B A A C A B
14 A A B C A A B A A C C C C C C C A A C B D
15 C C B C A A A C C C C C A A A A A A A B C
16 A A B C B A B A A C C C A A A A A A A B C
17 A A A C C A A A A A C A C C C C A A C B C
18 B B A A A A A A A A A C A A A A A A A A B
19 B B A A A A A A A A B B A A A A A A A A B
20 A A A A A A A A A B A B B B B A A A A A A
21 B B A A A A A A A C B C A A A A B A A A C
22 C C B C A C B A A A A D C C C C B A A A C
23 B B B B A A C A A A A A B B B A A A A A A
24 B B C C A A A A A A B C A A A A A A A A A
25 D D C A B A A A A A A B A A A A A B A A A
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
A C A A A A D A A A A A A A A A A A A A A A A A B A A
A C A A C D C A A C C A A A A C A C A A A A A C A A A
A D B A C D C D A C C A C C C C C C C A A C C C A A A
A D A A D A D A A A A A A A A A A A A A A B A A A A A
A A B D C C C A C C C A A C A C C A C C C C C A B A C
D C C D B D D D D D D A D A C A A D D D D A A D C D D
A C A A B A B A A B B A A A A A A A B A A A A A A A A
A C A A A C A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
A D B A B B B A A C C A A A A A A C C A C A C C B A C
A D A A A A C A A C C A A A A C C A C A A C C A C A A
A D A A C A C A A A A A A A A A C A C A A C A A A A A
A D A A A A A A A C C C C A A B A A A A A A D A A A A
C D A A D B D A A A A C A A C C C A A D C C D C C C C
A D A A C D C C A C C C A C C C C C C A C C A A C C C
A D B B C D D A A C C C C C C C A C C C C C A B C C C
A D B A C D D A A C C C A C A C C C C C C C C A A A C
A D A A D D D A A C C C A C C C A C C C C C C B C A C
A D A A C D D A A C C C A C A A C C C C C B A A A A
A D A A A D C A A C C A A A A A A A C A A A A C A A A
A D A A A C C A A A A C A A A A A A A D A C A A A A A
A D A A B C C A A C C C A A C C C A A A A B C C C C C
A D B B B D D A A B B A C C C B A A C A C D D C A A C
A D B A A C D A A C C A A A C A A A A A A B C C C C C
A D A A D C B A A A A B A A A A C A A A A A A A A A A
A D A A B D D A A A A D A A A A A A A A A A C A C A C
49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
A A A A A A A A A A A A
A C A A A C B A A A A A
C A A A A C C A A A C A
A D A A D A A A A A A A
C A C A C B A C C C A C
A D D D D D D D D A A D
A A A A A B A A A A A A
A A A B A A A A A A A A
A A A A C B A C C C B C
A A A A C C A A A C C A
C A A A A C A A A A C A
C A A A C A A A A C A A
A C C B A A A C C C C A
C C C B C C C A A C A C
C C C A C C A C C C C C
A A A A C C A A A C C C
C A A A C C A A A C C C
A A A A A C B A A A C A
A A A A A C A A A A C A
A A A A A A A A A A C A
A C C C C C A A A C C A
A A C C D A D C C D C C
C C A B A A B S S B C A
A A A A A A A A A D D A
A A A A A C A A A D D A
Tabel Nilai Angket Variabel Intensitas Layanan Bimbingan Konseling No Item No Res p
Jumla h
0 1
0 2
0 3
0 4
0 5
0 6
0 7
0 8
0 9
1 0
1 1
1 2
1 3
1 4
1 5
1 6
1 7
1 8
1 9
2 0
2 1
2 2
2 3
2 4
2 5
01
4
4
2
3
3
4
3
2
2
4
1
2
4
4
4
2
4
2
4
4
2
4
4
4
4
80
02
4
2
2
4
3
3
1
3
1
4
3
2
2
4
4
1
4
4
4
4
4
3
4
4
4
78
03
4
2
2
4
3
3
4
3
1
4
3
2
2
2
4
3
4
2
3
4
4
2
2
2
2
71
04
4
2
2
4
1
1
4
2
1
4
3
2
4
3
2
4
4
2
4
4
2
2
2
2
2
67
05
3
4
4
3
4
2
3
2
1
2
2
1
4
4
4
4
4
4
4
3
2
4
4
4
3
77
06
3
4
4
3
4
4
3
1
1
4
2
1
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
3
83
07
4
4
2
4
3
2
4
4
1
4
4
4
4
4
4
1
1
4
3
2
3
4
1
2
4
77
08
4
4
4
4
1
2
4
2
1
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
3
4
4
4
4
87
09
4
2
4
4
1
3
3
2
1
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
3
4
4
4
4
85
10
3
2
4
3
1
4
4
2
1
1
1
2
4
1
4
4
1
2
4
4
4
2
2
3
4
67
11
3
2
3
4
1
4
3
2
1
1
1
1
4
1
4
4
4
2
3
4
4
4
4
4
3
71
12
3
4
2
4
1
2
3
4
1
4
1
1
1
1
3
4
3
3
4
4
2
2
1
2
4
64
13
4
1
4
4
1
4
4
2
2
1
2
2
4
2
4
2
2
2
4
4
2
4
4
2
2
69
14
4
1
4
4
1
4
4
2
2
1
2
2
4
2
4
2
2
2
4
4
2
4
4
2
2
69
15
4
1
4
4
1
4
4
2
2
1
2
2
4
2
4
2
2
2
4
4
2
4
4
2
2
69
16
4
1
4
4
1
4
4
2
2
1
2
2
4
2
4
2
2
2
4
4
2
4
4
2
2
69
17
4
2
4
4
1
4
2
1
4
1
1
4
1
1
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
76
18
4
2
4
4
3
4
2
1
4
1
1
4
1
1
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
78
19
4
4
2
4
3
4
4
1
1
1
4
1
4
1
4
4
1
4
4
4
4
2
4
4
4
77
20
4
4
4
4
3
2
4
4
4
1
1
4
4
1
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
85
21
4
2
4
2
3
2
4
3
1
1
1
1
2
4
4
1
1
1
4
4
4
4
2
4
3
66
22
4
2
4
4
1
3
3
2
1
4
2
1
4
4
4
2
4
4
4
4
4
3
4
2
4
78
23
4
1
4
2
3
4
2
3
2
1
1
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
81
24
4
4
4
4
1
4
4
2
4
4
2
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
91
25
4
2
4
4
1
3
3
2
1
4
2
1
4
1
4
2
4
4
4
4
3
4
4
4
4
77
26
4
1
4
2
2
4
4
3
3
1
1
2
2
1
4
2
3
4
4
4
2
3
4
2
4
70
27
4
1
4
2
2
4
2
3
2
1
2
1
4
4
4
2
2
4
4
4
2
1
1
2
1
63
28
4
1
4
2
2
4
2
3
3
1
1
2
2
1
4
2
3
4
4
4
2
3
1
1
2
64
29
4
2
4
4
2
4
4
4
1
1
1
1
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
81
30
4
4
4
4
2
1
4
4
1
1
4
4
1
1
2
2
1
4
4
4
4
4
4
4
4
76
31
4
2
4
4
2
4
4
2
4
4
2
1
2
4
4
2
4
4
4
3
3
2
2
2
4
77
32
4
2
4
4
2
4
4
4
4
4
2
1
2
4
4
1
2
4
4
4
3
2
2
2
4
77
33
4
4
4
4
2
4
4
2
2
4
2
4
1
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
86
34
4
2
4
4
2
4
4
1
1
4
1
1
4
1
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
80
35
4
4
4
4
2
4
4
4
4
2
1
4
2
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
2
88
36
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
2
4
1
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
90
37
4
4
4
4
2
4
4
4
1
4
2
4
4
2
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
88
38
4
4
4
4
1
2
4
2
1
4
2
4
3
4
4
3
3
2
4
4
4
4
4
4
4
83
39
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
95
40
4
4
4
4
2
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
94
41
4
2
4
4
1
4
4
4
4
4
2
2
4
4
4
4
1
4
4
1
4
4
4
2
2
81
42
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
2
4
2
4
4
4
4
4
4
4
91
43
4
4
4
3
1
2
4
2
1
4
2
4
2
4
4
3
3
2
4
4
4
4
4
2
4
79
44
4
4
4
4
1
4
4
3
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
91
45
4
4
4
4
2
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
2
4
4
91
46
4
4
4
4
2
4
4
4
1
4
4
2
2
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
89
47
4
4
4
4
2
4
4
4
2
4
2
4
4
1
4
4
1
2
4
4
4
4
4
4
4
86
48
4
4
4
4
2
4
4
4
2
4
2
4
4
1
4
2
1
2
4
4
4
4
4
4
4
84
49
4
4
4
4
1
2
4
2
1
4
2
4
2
4
4
3
3
2
4
4
4
4
4
4
4
82
50
4
4
4
4
2
4
4
4
2
4
2
2
4
1
4
4
1
2
4
4
4
4
4
4
4
84
51
4
4
4
4
2
4
4
4
2
4
2
4
4
4
2
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
89
52
4
4
4
4
2
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
3
4
4
2
4
2
4
90
53
4
2
4
4
2
4
4
4
1
2
1
1
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
2
2
3
77
54
4
1
4
4
2
4
3
4
3
2
4
1
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
85
55
4
1
4
4
2
4
4
2
4
1
4
1
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
84
56
4
4
4
4
2
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
2
4
90
57
4
4
4
4
2
4
4
4
1
4
4
2
4
1
4
1
4
4
4
4
4
4
4
2
4
85
58
4
4
4
4
2
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
4
4
4
4
4
4
4
91
59
4
4
4
4
2
2
4
4
3
4
4
3
1
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
89
60
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
1
4
1
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
90
Tabel Nilai Angket Variabel Intensitas Layanan Bimbingan Konseling No Item No Res p
Jumla h
0 1
0 2
0 3
0 4
0 5
0 6
0 7
0 8
0 9
1 0
1 1
1 2
1 3
1 4
1 5
1 6
1 7
1 8
1 9
2 0
2 1
2 2
2 3
2 4
2 5
01
4
4
2
3
3
4
3
2
2
4
1
2
4
4
4
2
4
2
4
4
2
4
4
4
4
80
02
4
2
2
4
3
3
1
3
1
4
3
2
2
4
4
1
4
4
4
4
4
3
4
4
4
78
03
4
2
2
4
3
3
4
3
1
4
3
2
2
2
4
3
4
2
3
4
4
2
2
2
2
71
04
4
2
2
4
1
1
4
2
1
4
3
2
4
3
2
4
4
2
4
4
2
2
2
2
2
67
05
3
4
4
3
4
2
3
2
1
2
2
1
4
4
4
4
4
4
4
3
2
4
4
4
3
77
06
3
4
4
3
4
4
3
1
1
4
2
1
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
3
83
07
4
4
2
4
3
2
4
4
1
4
4
4
4
4
4
1
1
4
3
2
3
4
1
2
4
77
08
4
4
4
4
1
2
4
2
1
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
3
4
4
4
4
87
09
4
2
4
4
1
3
3
2
1
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
3
4
4
4
4
85
10
3
2
4
3
1
4
4
2
1
1
1
2
4
1
4
4
1
2
4
4
4
2
2
3
4
67
11
3
2
3
4
1
4
3
2
1
1
1
1
4
1
4
4
4
2
3
4
4
4
4
4
3
71
12
3
4
2
4
1
2
3
4
1
4
1
1
1
1
3
4
3
3
4
4
2
2
1
2
4
64
13
4
1
4
4
1
4
4
2
2
1
2
2
4
2
4
2
2
2
4
4
2
4
4
2
2
69
14
4
1
4
4
1
4
4
2
2
1
2
2
4
2
4
2
2
2
4
4
2
4
4
2
2
69
15
4
1
4
4
1
4
4
2
2
1
2
2
4
2
4
2
2
2
4
4
2
4
4
2
2
69
16
4
1
4
4
1
4
4
2
2
1
2
2
4
2
4
2
2
2
4
4
2
4
4
2
2
69
17
4
2
4
4
1
4
2
1
4
1
1
4
1
1
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
76
18
4
2
4
4
3
4
2
1
4
1
1
4
1
1
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
78
19
4
4
2
4
3
4
4
1
1
1
4
1
4
1
4
4
1
4
4
4
4
2
4
4
4
77
20
4
4
4
4
3
2
4
4
4
1
1
4
4
1
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
85
21
4
2
4
2
3
2
4
3
1
1
1
1
2
4
4
1
1
1
4
4
4
4
2
4
3
66
22
4
2
4
4
1
3
3
2
1
4
2
1
4
4
4
2
4
4
4
4
4
3
4
2
4
78
23
4
1
4
2
3
4
2
3
2
1
1
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
81
24
4
4
4
4
1
4
4
2
4
4
2
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
91
25
4
2
4
4
1
3
3
2
1
4
2
1
4
1
4
2
4
4
4
4
3
4
4
4
4
77
26
4
1
4
2
2
4
4
3
3
1
1
2
2
1
4
2
3
4
4
4
2
3
4
2
4
70
27
4
1
4
2
2
4
2
3
2
1
2
1
4
4
4
2
2
4
4
4
2
1
1
2
1
63
28
4
1
4
2
2
4
2
3
3
1
1
2
2
1
4
2
3
4
4
4
2
3
1
1
2
64
29
4
2
4
4
2
4
4
4
1
1
1
1
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
81
30
4
4
4
4
2
1
4
4
1
1
4
4
1
1
2
2
1
4
4
4
4
4
4
4
4
76
31
4
2
4
4
2
4
4
2
4
4
2
1
2
4
4
2
4
4
4
3
3
2
2
2
4
77
32
4
2
4
4
2
4
4
4
4
4
2
1
2
4
4
1
2
4
4
4
3
2
2
2
4
77
33
4
4
4
4
2
4
4
2
2
4
2
4
1
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
86
34
4
2
4
4
2
4
4
1
1
4
1
1
4
1
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
80
35
4
4
4
4
2
4
4
4
4
2
1
4
2
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
2
88
36
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
2
4
1
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
90
37
4
4
4
4
2
4
4
4
1
4
2
4
4
2
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
88
38
4
4
4
4
1
2
4
2
1
4
2
4
3
4
4
3
3
2
4
4
4
4
4
4
4
83
39
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
95
40
4
4
4
4
2
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
94
41
4
2
4
4
1
4
4
4
4
4
2
2
4
4
4
4
1
4
4
1
4
4
4
2
2
81
42
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
2
4
2
4
4
4
4
4
4
4
91
43
4
4
4
3
1
2
4
2
1
4
2
4
2
4
4
3
3
2
4
4
4
4
4
2
4
79
44
4
4
4
4
1
4
4
3
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
91
45
4
4
4
4
2
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
2
4
4
91
46
4
4
4
4
2
4
4
4
1
4
4
2
2
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
89
47
4
4
4
4
2
4
4
4
2
4
2
4
4
1
4
4
1
2
4
4
4
4
4
4
4
86
48
4
4
4
4
2
4
4
4
2
4
2
4
4
1
4
2
1
2
4
4
4
4
4
4
4
84
49
4
4
4
4
1
2
4
2
1
4
2
4
2
4
4
3
3
2
4
4
4
4
4
4
4
82
50
4
4
4
4
2
4
4
4
2
4
2
2
4
1
4
4
1
2
4
4
4
4
4
4
4
84
51
4
4
4
4
2
4
4
4
2
4
2
4
4
4
2
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
89
52
4
4
4
4
2
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
3
4
4
2
4
2
4
90
53
4
2
4
4
2
4
4
4
1
2
1
1
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
2
2
3
77
54
4
1
4
4
2
4
3
4
3
2
4
1
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
85
55
4
1
4
4
2
4
4
2
4
1
4
1
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
84
56
4
4
4
4
2
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
2
4
90
57
4
4
4
4
2
4
4
4
1
4
4
2
4
1
4
1
4
4
4
4
4
4
4
2
4
85
58
4
4
4
4
2
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
1
4
4
4
4
4
4
4
91
59
4
4
4
4
2
2
4
4
3
4
4
3
1
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
89
60
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
1
4
1
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
90
Tabel Nilai Angket Variabel Ketaatan Siswa Pada Tata Tertib Sekolah No Item No Res p 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
0 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4
0 2 4 2 4 3 3 4 1 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 2
0 3 2 2 3 3 3 2 3 4 4 2 2 1 4 4 4 4 4 3 4 2
0 4 2 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 2 4 4 4 4
0 5 4 4 2 2 1 4 3 4 4 2 3 2 2 2 2 4 4 4 2 4
0 6 4 1 1 1 1 1 2 1 1 4 4 4 1 1 1 4 1 3 1 4
0 7 1 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
0 8 4 4 3 3 4 4 1 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4
0 9 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
1 0 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 2 3 4 4 2 4
1 1 4 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 4
1 2 2 3 2 3 2 4 4 4 4 2 4 2 2 2 2 3 4 4 4 1
1 3 4 2 2 2 4 4 4 4 4 2 3 2 3 3 3 3 4 4 2 4
1 4 4 4 3 2 4 4 3 4 4 2 2 2 2 2 2 2 4 4 2 3
1 5 2 2 3 2 4 4 4 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3
1 6 4 4 3 2 3 4 3 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3
1 7 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 2 4 2 2 2 2 4 4 2 3
1 8 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4
1 9 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
2 0 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4
2 1 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4
2 2 2 2 3 2 4 2 3 4 4 4 4 1 2 2 2 2 3 4 4 4
2 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4
2 4 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4
2 5 1 1 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4
Jumla h 79 77 71 75 84 92 80 95 95 83 81 62 80 80 80 88 95 95 89 89
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
4 4 2 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
2 4 2 4 4 2 1 2 4 4 2 2 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4
2 4 1 3 4 2 1 2 1 4 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 4 4 2 2 2 4 4
4 4 1 4 4 1 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
2 4 4 3 4 2 2 2 4 2 2 2 4 4 2 4 2 2 4 2 2 2 2 2 4 3 4
1 1 2 2 1 3 1 1 1 1 1 1 4 1 4 2 4 4 1 1 1 1 4 4 1 2 1
3 4 2 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 4 1 3 4 3 3 3 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 2 2 3 4
2 4 1 4 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 2 2 4 2 4 4 2 2 4 2 4
2 4 1 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 2 4 4 4 4
2 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4
3 2 1 4 4 1 3 1 4 4 4 4 2 4 4 2 2 2 4 4 2 1 2 1 2 2 2
1 4 1 4 4 2 1 2 2 4 2 2 2 4 4 2 2 2 2 2 4 2 2 4 4 2 2
2 4 1 3 3 2 1 1 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 4 3 2
3 4 1 3 4 2 1 1 4 4 2 2 2 4 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4
2 4 1 4 4 2 2 2 4 4 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 3 2
3 4 1 4 4 2 1 1 4 4 2 2 2 4 2 4 4 4 2 2 2 2 3 4 4 4 4
3 4 1 4 4 4 1 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4
4 4 1 4 4 4 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 4 4 4 4
2 4 1 4 4 3 2 2 4 4 2 2 2 4 4 2 2 2 4 4 4 4 3 2 2 2 2
2 4 1 3 3 3 1 1 4 4 3 3 4 2 2 2 3 4 4 2 4 2 1 1 2 4 4
4 4 1 3 4 4 2 1 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 2
4 4 1 4 4 1 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 1 4 4 3 1 1 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4
67 95 33 91 95 77 54 47 92 95 77 77 78 89 86 82 78 80 73 72 82 78 73 71 79 81 85
48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 2 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4
4 2 4 4 4 4 2 2 4 4 4 2 1
4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4
2 2 4 2 4 2 3 4 2 2 2 4 2
1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 1
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
2 4 4 4 4 2 3 4 2 2 2 3 2
4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 2 2 4
4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4
4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4
2 4 2 2 3 4 4 4 2 2 2 2 4
2 2 2 2 3 2 2 2 4 4 2 4 2
2 2 2 2 4 2 2 4 2 2 2 2 2
2 4 4 4 4 2 2 4 4 4 2 2 2
2 4 4 4 4 2 2 4 4 4 2 2 2
4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 2 4
4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4
2 4 2 2 2 2 2 4 4 4 2 2 4
2 4 4 2 2 1 4 1 2 2 1 3 3
2 2 2 4 3 4 4 3 4 4 3 2 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 4
2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 1 4
75 76 82 85 89 73 70 87 87 87 80 68 81
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertandatangan dibawah ini : Nama
: Trinikmah Utamimah
Tempat tanggal lahir
: Magelang, 07 Januari 1992
Jenis kelamin
: Perempuan
Warga negara
: Indonesia
Agama
: Islam
Alamat
: Dsn. Banyuurip, Kec.Tegalrejo, Kab. Magelang
Riwayat pendidikan: 1. MI Yakti Banyu Urip lulus Tahun 2004 di Magelang 2. MTs. Yakti Tegalrejo lulus Tahun 2007 di Magelang 3. MAN 1 Magelang lulus Tahun 2010 di Magelang 4. S1 jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga di Salatiga demikian riwayat hidup ini dibuat sebenar-benarnya.
Salatiga, 25 November 2014 Penulis
Trinikmah Utamimah 111 10 096
SURAT KETERANGAN KEGIATAN
Nama :Trinikmah Utamimah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Nim
Dosen Pembimbing
: Dra. Sri Suparwi. M.A.
: 111 10 096
Jurusan : Tarbiyah NO
1.
2. 3 4 5 6 7
8
9
10
11
KEGIATAN ORIENTASI PENGENALAN AKADEMIK DAN KEMAHASISWAAN (OPAK) STAIN SALATIGA TAHUN 2010 UPT PERPUSTAKAAN “ USER UDUCATION “ STAIN SALATIGA PRAKTIKUM KEPRAMUKAAN PRAKTIKUM “ETIKA PROFESI KEGURUAN” PRAKTIKUM “KOMPUTER MULTIMEDIA” PRAKTIKUM “BACA TULIS ALQUR’AN (BTQ)” PRAKTIKUM “PERAWATAN JENAZAH” SEMINAR “MENCETAK KADER KOPMA FATAWA YANG BERJIWA KOPERASI DAN ENTERPRENEUR DALAM RANGKA MENGHADAPI PEREKONOMIAN GLOBAL” BASIC TRAINING “IMPLEMENTASI NILAI KE-HMIAN DALAM DIRI MAHASISWA DEMI TERBENTUKNYA INSAN YANG INTELECTUALITAS DAN BERNAFAS ISLAM” SEMINAR NASIONAL ENTREPRENEURSHIP “TREN BISNIS BERBASIS MULTIMEDIA DAN TEKNOLOGI INFORMATIKA SEBAGAI WUJUD PASAR MODERN” SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN “MEMBUDAYAKAN SEBUAH PENDIDIKAN BERKARAKTER KE-INDONESIAAN DALAM PENDIDIKAN FORMAL”
WAKTU PELAKSANAAN
POINT
KETERANGAN
3
PESERTA
3
PESERTA
3
PESERTA
10 FEBRUARI 2012
2
PESERTA
14-15 FEBRUARI 2012
2
PESERTA
22 JUNI 2011
2
PESERTA
22 JUNI 2011
3
PESERTA
12-14 FEBRUARI 2013
3
PANITIA
16-19 MARET 2011
3
PANITIA
21 APRIL 2012
6
PESERTA
6 NOVEMBER 2010
6
PESERTA
25-27 AGUSTUS 2010 20-25 SEPTEMBER 2010 22-27 JULI 2011
12
13
14
15
16
17
18
29
20
21
22
23
SEMINAR NASIONAL “NATIONAL WORKSHOP OF ENTREPRENEURSHIP AND BASIC COOPERATION” SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN “ REALISASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DALAM KURIKULUM PENDIDIKAN NASIONAL” SEMINAR NASIONAL “MEWASPADAI GERAKAN ISLAM GARIS KERAS DI PERGURUAN TINGGI” SEMINAR REGIONAL “PERAN MAHASISWA DALAM MENGAWAL BLSM (BLT) TEPAT SASARAN” PUBLIC HEARING “MENINGKATKAN TATANAN BIROKRASI KAMPUS YANG BERBASIS PADA PRINSIP-PRINSIP INTEGRITAS” PUBLIC HEARING “OPTIMALISASI DEMOKRASI KAMPUS SEBAGAI UPAYA INTEGRITY ORIENTED” SARASEHAN KEAGAMAAN “MEMBEDAH PEMIKIRAN DAN GERAKAN” SEMINAR “OPTIMALISASI PERAN KOPERASI DALAM DUNIA KEMAHASISWAAN” SEMINAR “PELATIHAN MENDONGENG” DALAM RANGKA “OPEN HOUSE SD INTEGRAL HIDAYATULLAH SALATIGA” BASIC TRAINING (LKI) “MEWUJUDKAN MAHASISWA ISLAM YANG IDEAL DEMI TERWUJUDNYA KADER YANG MILITAN” SEMINAR “HEAL THE WORLD WITH VOLUNTARY SERVICE”3 SEMINAR NASIONAL “NORMA HUKUM SERTA KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENGENDALIKAN HARGA BBM BERSUBSIDI”
19 DESEMBER 2010
6
PESERTA
20 JUNI 2011
6
PESERTA
23 JUNI 2013
6
PANITIA
03 MEI 2012
4
PESERTA
25 JUNI 2011
2
PESERTA
09 MARET 2011
2
PESERTA
06 JUNI 2011
3
PESERTA
29 APRIL 2012
3
PESERTA
29 MARET
3
PESERTA
22-24 OKTOBER 2014
3
PESERTA
19 MARET 2011
3
PESERTA
27 MEI 2013
6
PESERTA
24
25
26
27
SEMINAR NASIONAL “PERAN MAHASISWA DALAM MENGENAL 29 SEPTEMBER 2014 MASA DEPAN INDONESIA PASCA PILPRES 2014” SEMINAR NASIONAL “KEMANAKAH ARAH KEBIJAKAN 10 NOVEMBER BBM ? MENDORONG SUBSIDI BBM UNTUK RAKYAT” SERTIFIKAT “TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN BAITUSSHOLIHIN” SERTIFIKAT TPA “RAMADHAN PERBANYAK AMAL, RAIH KEMENANGAN”
25 JULI 2013
6
PESERTA
6
PESERTA
3
PENGAJAR
2
PANITIA
JUMLAH
100
Salatiga, 10 Desember 2014 mengetahui Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaandankerjasama
Moh.Khusen, M.Ag.M.A. NIP. 197412`121999031003
PERNYATAAN PUBLIKASI
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: TRINIKMAH UTAMIMAH
NIM
: 111 10 096
Judul Skripsi
: Intensitas Layanan Bimbingan dan Konseling Terhadap Ketaatan Siswa Pada Tata Tertib Sekolah Di MTs Yakti Tegalrejo Tahun Pelajaran 2014/2015
Dengan ini saya menyatakan memberikan ijin untuk dipbulikasikan oleh STAIN Salatiga.