DITJEN PDN/MJL/Nop/08/2012
Info
PDN Perdagangan Dalam Negeri
Daftar isi
PENGARAH : Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Gunaryo PENANGGUNG JAWAB : Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Jimmy Bella REDAKTUR : Sri Djuniati
4 10
EDITOR : Ronny S.M. Marpaung
UKM Pangan Award 2012 Memacu Inovasi dan Mendukung Promosi Produk Pangan Nusantara
Medan Akan Kembangkan Model “Satu Pasar Tiga Waktu” liputan utama
7 | Sekolah Pasar: Memprofesionalkan Pedagang-Pedagang Tradisional
referensia
13 | Kisah Memukau dari Guangzhou: Hamparan Sawah Menjadi Surga Belanja Berkelas Dunia
Topik Bahasan
16 | Khazanah Makanan Khas Nusantara: Menyimpan Ribuan Menu Pendulang Rupiah
Berita Pasar
19 | Pasar Hewan: Tulang Punggung Pemasaran Hasil Peternakan Rakyat
Distribusi
25 | Bulog Sebagai Penyangga Stok: Stabilisator Harga dan Persedian Bahan Pangan
Kolom Anda
28 | Mewujudkan Pasar Ideal Melalui Public Private Partnership
Info Sembako
30 | Pola Konsumsi Masih Dominan Pengaruhi Harga Cabe
Potensi UMKM
33 | Bisnis Jasa Pembuatan Software: Bisa Dijalankan Dengan Modal Seadanya
Daerah Unggulan
39 | Desiran Potensi Wakatobi Makin Menggemaskan
Produk Unggulan
43 | Potensi Kekayaan Herbal Indonesia: Berpeluang Menjadi Sumber Ekonomi Masa Depan
[2] Info PDN
DITERBITKAN OLEH : Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri ALAMAT : Gedung Utama Lt. 8 Jl. M. I. Ridwan Rais No. 5 Jakarta 10110 Email:
[email protected]
Dalam rangka memperkaya informasi dan memperkuat data potensi perdagangan dalam negeri, Tim Redaksi Info PDN mengundang seluruh jajaran dinas di daerah untuk berpartisipasi mengirimkan naskah atau artikel terkait perkembangan, potensi, dan peluang-peluang perdagangan di daerah. Naskah ditulis dalam MS Word dan dikirim ke email :
[email protected] atas partisipasinya kami sampaikan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya.
Redaksi Sidang pembaca yang budiman...
E
disi ini kami sebut sebagai edisi promotif dan inspiratif. Masalahnya, beberapa kabar dan informasi yang kami turunkan kali ini benar-benar membuat hati berdecak dan sema ngat hidup berkobar. Coba saja langsung pem baca buka lembaran-lembaran rubrik liputan utama kami. Kabar tentang UKM Pangan Award akan membeberkan sejumlah fakta tentang kian inovatifnya para pelaku UKM kuliner dalam negeri. Hal itu bisa dililhat dari beragamnya jenis inovasi dan kreatifitas yang disuguhkan oleh 10 UKM peneriman penghargaan UKM Pangan Award 2012 dari Kementerian Perdagangan. Di Liputan Utama II, sebuah terobosan inovatif disuguhkan oleh sekelompok relawan Kota Pela jar Yogyakarta yang tak rela melihat pasar-pasar tradisional kian terpuruk dan tak berdaya meng hadapi gempuran ritel modern bermodal multi nasional. Mereka bersatu dengan para pedagang Pasar Pasar Kranggan, Yogyakarta merintis berdirinya sebuah sekolah pasar. Yakni, sekolah bagi para pedagang dan masyarakat kecil yang ingin berdagang secara baik, benar, profesional dan mengikuti kaidah manajemen bisnis modern.
Warna inspiratif dan motivatif ini juga kental terasa dalam laporan kami soal salah satu UKM penerima UKM Award 2012, yaitu CV 1001 Cianjur yang ber hasil menelorkan sebuah produk bernama nasi liwet instan dengan tampilan yang modern dan berkelas tanpa menanggalkan ketradisionalan resepnya. Singkatnya, semua artikel yang kami suguhkan kali ini benar-benar akan membuat pembaca lebih semangat dalam menatap masa depan bangsa ini. Apalagi, jika Anda sempat membuktikan laporan hasil penyelaman kami terhadap kekayaan dan potensi Kab Wakatobi yang kami turunkan dalam rubrik “Daerah Unggulan”edisi ini. Kiranya, pengantar ini cukup sampai di sini. Semoga masih tetap setia menunggu laporanlaporan kami di edisi selanjutnya. Tabik
foto: Agus Bachtiar
Berikutnya, masih di halaman-halaman awal majalah ini, tepatnya di rubrik topik bahasan, pembaca akan melihat sejumlah data dan fakta betapa negeri ini memiliki khazanah kuliner yang luar biasa potensi bisnis dan perdagangannya. Berbagai ide dan gagasan menarik dari Wamendag RI Bayu Krisnamurthi terkait bagaimana memaksimalkan potensi tersebut layak pembaca ikuti sebagai bahan pemikiran.
Nasi Liwet Instan:
Menawarkan Sensasi Rasa, Memberi Keuntungan Tiada Tara
36 Halaman
L
ewat sentuhan tangan dingin Andris Wijaya, nasi liwet sebagai salah satu warisan khazanah kuliner klasik nusantara tetap bisa tampil modern, elegan dan disukai banyak kalangan. Selain mengalirkan ratusan juta rupiah per bulan ke kantong pemilik CV 1001, produk inovatif ini juga telah membuka lapangan pekerjaan bagi ratusan orang. Dalam sehari, Andris Wijaya (35 tahun) bisa mengantongi uang sekitar Rp 20 jutaan dari 2.000 nasi liwet instan bermerk Nasi Liwet 1001 yang diproduksinya.
[3] Info PDN
Liputan Utama I
UKM Pangan Award 2012 Memacu Inovasi dan Mendukung Promosi Produk Pangan Nusantara Kementerian Perdagangan RI menggelar UKM Pangan Award. Selain sebagai sarana promosi, tujuan acara ini adalah untuk memberikan memotivasi kepada para pelaku UKM bidang kuliner agar lebih inovatif dan kreatif dalam memberdayakan kekayaan khazanah produk pangan yang bersumber dari tradisi dan budaya bangsa. Foto-foto: Agus Bachtiar
Untuk diketahui, tim juri UKM Pangan Award adalah berasal dari para profesional dan prak tisi terkait yang cukup kompeten di bidangnya masing-masing. Mereka adalah Prieyo Pratomo (Praktisi Desain/konsultan), Nuri Andarwulan (Sekretaris Eksekutif SEAFAST Center-IPB), Linda F. Adimidjaya (Konsultan Kuliner Majalah Femina), Novinar (Badan POM), dan Yongky Surya Susilo (Konsultan Pemasaran AC Nielsen).
Penyerahan piagam dan trofi penghargaan UKM Pangan Award 2012: Wamendag RI Bayu Krisnamurthi menyerahkan penghargaan UKM Pangan Award 2012 kepada para pemenang seraya memberikan motivasi.
“Acara ini bagus. Kita akan terus selenggara kan di tahun-tahun berikutnya,” kata Wakil Menteri Perdagangan RI Bayu Krisnamurthi dalam sambutannya setelah menyerahkan piagam dan trofi penghargaan UKM Pangan Award 2012 kepada 10 pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di bidang kuliner di Ruang Auditorium 3 Gedung Utama Kantor Kemendag RI, 3 Oktober 2012 lalu. UKM Pangan Award 2012 ini diikuti oleh para UKM binaan Dinas Perdagangan di seluruh Indonesia yang telah melewati proses seleksi dan direkomendasikan oleh dinas-dinas perdagangan setempat. “Jumlah peserta UKM Pangan Award ada 107 peserta dari 20 provinsi. Yang lolos seleksi administrasi dan penjurian sebanyak 92 peserta, yang terdiri dari 73 usaha kecil, dan 19 usaha menengah. 25 September lalu adalah proses penjurian
terakhir,” papar Dirjen PDN Gunaryo saat menyampaikan laporannya. Dari hasil penjurian tersebut, terjaring 10 pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di bidang kuliner yang berhak menerima penghargaan UKM Pangan Award 2012. 10 Penghargaan itu terdiri dari dua kategori, yaitu; (1) Kategori Umum: (a) Kategori Produk Bumbu, (b) Kategori Produk Makanan Siap Saji, (c) Produk Minuman Kemasan, (d) Produk Makanan Camilan; dan (2) Kategori Khusus: (a) Inovasi Pangan Baru yaitu upaya mencari terobosan dengan menemukan bentuk pangan baru, (b) Inovasi Hasil Olahan Buah-buahan Tropis Indonesia yaitu upaya kreatif dengan menampilkan hasil olahan buah-buahan tropis indonesia sebagai bentuk sajian yang lebih dapat diterima di masyarakat.
[4] Info PDN
Soal tujuan dari penyelanggaraan UKM Pa ngan Award, dalam sambutannya Wamendag menjelaskan bahwa UKM Pangan Award ini diberikan untuk memotivasi para pelaku UKM di bidang kuliner agar mampu me ngembangkan kreativitasnya terhadap pro duk pangan yang bersumber dari tradisi dan budaya bangsa Indonesia, serta untuk menjaring produk pangan dari UKM yang berpotensi untuk berkembang. Selain itu, UKM Pangan Award juga diseleng garakan untuk mempersiapkan para pelaku industri pangan khususnya UKM untuk berpromosi membangun citra produk pangan yang kompetitif, menumbuhkan pemahaman mengenai mutu dan keamanan produk, serta membangkitkan minat untuk memperluas wawasan mengenai profesionalisme dalam mengembangkan usaha. Dan tujuan akhirnya, menurut Gunaryo tentu saja adalah untuk meningkatkan perdagangan dalam negeri. Menurutnya, semakin banyak produk lokal yang memenuhi pasar dalam negeri maka hal itu akan menjadi sinyal po sitif yang mendukung upaya peningkatan konsumsi dan penggunaan produk dalam negeri. “Kegiatan seperti ini yang mendorong UKM untuk lebih bisa eksis dan bersaing,
kita akan pandu terus setelah ini apa yang akan dilakukan mereka. Jadi, ekspektasinya tetap perdagangan dalam negeri,” tuturnya. Ke Depan Harus Lebih Promotif Menurut Wamendag, penghargaan yang menjaring UKM dari seluruh Indonesia ini diberikan juga untuk menggali potensi produk makanan daerah agar lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, ajang ini diharapkan dapat memotivasi seluruh Dinas Perindag yang ada di Indonesia agar ter pacu untuk lebih menggali, mengembangkan dan mempromosikan potensi produk-produk pangan yang ada di daerahnya masing-ma sing. Penghargaan tersebut juga dapat me macu para UKM agar melakukan kegiatan usahanya menjadi lebih baik, kreatif, higienis, serta memperhatikan hak-hak konsumen dan peduli lingkungan. Terkait dengan unsur promosi tersebut, Wa mendag berharap agar penyelenggaran UKM Pangan Award pada tahun-tahun berikutnya bisa didesain lebih kreatif sehingga memiliki nilai tambah dan daya jual ke media. “Saya usul, tahun depan mohon kita coba agar re ward yang diberikan kepada para pengusaha ini lebih bersifat promotif. Kita buat semua yang menang diliput oleh TV atau majalah,” harapnya. Hal itu penting, karena Wamendag melihat promosi itu penting bagi para pengusaha. Menurutnya, promosi menjadi hal yang luar biasa dan dibutuhkan oleh mereka untuk mengenalkan produknya secara lebih luas. Bahkan, kata dia, untuk menambah bobot promosi acara ini ke depan harus pula diundang para pelaku usaha ritel yang bisa jadi dapat mengembangkan bisnis pangan olahan. Selain itu, dalam penutup sambutannya Wamendag juga menitipkan satu kategori lagi untuk penyelenggaran UKM Pangan Award tahun depan, yaitu lomba mendesain kemasan. “Ini sangat penting sekali. Saya tadi lihat ada moci (makanan tradisional khas Sunda). Tapi, kemasannya dari saya kecil sampai sekarang masih seperti itu saja,” imbuhnya. Wamendag yakin bahwa kemasan memiliki peran yang sangat be sar untuk mempromosikan produk-produk UKM. “Kemasan yang lebih bagus bisa menambah daya tarik produk dan menarik minat konsumen untuk membeli,” tuturnya.
Dirjen PDN Gunaryo menyampaikan laporan kegiatan pada acara penganugerahan UKM Pangan Award 2012 di Kantor Kementerian Perdagangan RI.
Final Lomba Masak Makanan dan Minuman Khas Daerah Penyelenggaran UKM Pangan Award 2012 kali ini juga dimeriahkan oleh pameran produk UKM Pangan dan Final Lomba Masak yang diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Per dagangan Dalam Negeri Kemendag RI se bagai rangkaian dari Pagelaran Pameran Pangan Nusa 2012 yang telah berlangsung di Semarang, Makassar, Balikpapan, dan Medan dari bulan Mei sampai September 2012 lalu. Pameran Produk Pangan yang digelar di Ruang Flamboyan dan Ruang Dahlia Gedung 1 Kemendag dimeriahkan oleh beragam masa kan khas dari berbagai daerah. Ada Ayam Burak Pa’ Piong dari Toraja Utara, Sayur Bobo dari Kabupaten Tulungagung, dan sejumlah produk pangan kreatif lain seperti kue kering, sayuran, bawang, dan buah-buahan. Sementara itu, final lomba masak Makanan dan Minuman Khas Daerah yang melibatkan para ahli bidang kuliner seperti Wiliam Wongso dan Bondan Winarno berlangsung di Ruang Flamboyan gedung 1 Kemendag. Final Lomba Masak untuk memperebutkan Piala
[5] Info PDN
Prima Boga Nusantara ini diikuti oleh para juara lomba masak yang telah diselenggara kan dalam even Pameran Pangan Nusa di empat kota sebelumnya. Penyelenggaraan Lomba Masak Makanan dan Minuman Khas Daerah ini bertujuan untuk meningkatkan minat dalam berkreasi dan berinovasi terhadap berbagai macam makanan dan minuman khas daerah agar cita rasa makanan dan minuman tersebut dapat diterima masyarakat Indonesia dan dikenal di dunia internasional. Unsur-unsur yang dilombakan adalah: (1) makanan pokok, dapat berupa nasi atau jagung, singkong, sagu dan lainnya sesuai dengan tradisi daerah masing-masing; (2) lauk-pauk, yang berbahan dasar khas daerah/ disesuaikan dengan karakteristik daerah; (3) sayuran; (4) jajanan; dan (5) minuman khas daerah dengan persyaratan (a) menggunakan bahan baku yang mudah diperoleh di wilayah masing-masing, (b) tidak mengandung alkohol, (c) unik, khas, menarik, mudah diolah dan untuk mengkonsumsinya tidak perlu sendok. Dalam lomba ini, Tim Juri yang terdiri
Liputan Utama I Melalui kegiatan ini diharapkan seluruh peme rintah daerah dapat terpacu untuk menggali dan mempromo sikan makanan dan minuman khas dari daerahnya masing-masing.
Yasmin Wirjawan, istri Mendag Gita Wirjawan menyerahkan penghargaan kepada ketiga pemenang lomba masak.
dari William Wongso, Bondan Winarno, Linda F. Adimidjaja, Santhi H. Serad, Riany Linardy, dan Ragil Imam Wibowo memberikan penilaian meliputi 3 (tiga) kategori, yaitu: (1) otentisitas, peserta diberikan kebebasan untuk menentukan jenis makanan dan minuman daerah yang ingin ditampilkan; (2) cita rasa, sesuai dengan keaslian daerah masing-masing tanpa modifikasi dan dapat dinikmati oleh masyarakat umum; serta (3) penyajian, penataan dan penyajian makanan dan minuman menarik sesuai dengan kaidah daerah masing-masing. Dan setelah melalui proses penilaian yang cukup
ketat, tim juri menetapkan Juara 3 dengan nilai 750 yaitu tim Darma Wanita Kab Kutai Barat, Kaltim; Juara 2 dengan nilai yang tipis sekali 754 yaitu tim PKK Kota Bontang, Prov. Kaltim; dan juara 1 dengan nilai 758 yaitu tim ibu-ibu PKK Kab. Luwu Utara, Prov. Sulsel. Ketiga pemenang tersebut mendapatkan piagam dan trofi penghargaan yang diserahkan oleh Yasmin Wirjawan, istri Mendag Gita Wirjawan didampingi oleh Tim Juri. Melalui kegiatan ini diharapkan seluruh pemerintah daerah dapat terpacu untuk menggali dan mempromosikan makanan dan minuman khas dari daerahnya masing-masing. (ccp/amf)
Pemenang UKM Pangan Award 2012 KATEGORI UMUM * Kategori Lomba Produk Bumbu: 1. Terbaik untuk kelompok Usaha Kecil adalah AL MADINAH dari Blitar, Jawa Timur dengan produk “ Sambel Pecel AL-MADINAH” . 2. Terbaik untuk kelompok Usaha Menengah adalah UD GERAK TANI dari DKI Jakarta dengan produk “Bumbu Rendang” * Kategori Lomba Produk Makanan Olahan Siap Saji: 1. Terbaik untuk kelompok Usaha Kecil adalah ASESE dari Padang, Sumatera Barat dengan produknya “Rendang Daging” 2. Terbaik untuk kelompok Usaha Menengah adalah CV. 1001 dari Garut, Jawa Barat dengan produknya “Nasi Liwet Instant SERIBU SATU” * Kategori Lomba Produk Minuman Kemasan: 1. Juara terbaik untuk kelompok Usaha Kecil adalah UD KARYA BAKTI dari Rembang, Jawa Tengah dengan produknya “Sirup Sari Buah Kawis”. 2. Juara terbaik untuk kelompok Usaha Menengah adalah YUASA FOOD BERKAH MAKMUR dari Wonosobo, Jawa Tengah dengan produknya “Buavica Carica”. * Kategori Lomba Produk Makanan Ringan/Cemilan: 1. Juara terbaik untuk kelompok Usaha Kecil adalah NANAMIE dari Bandung, Jawa Barat dengan produknya “Bagelen Ganyong”. 2. Juara terbaik untuk kelompok Usaha Menengah adalah UD MEKAR SARI dari Sidoarjo, Jawa Timur dengan produknya “opak pisang BANANOS”. KATEGORI PENGHARGAAN KHUSUS 1. Inovasi Pangan Baru adalah CV. 1001 dari Garut, Jawa Barat 2. Inovasi Hasil Olahan Buah-buahan Tropis Indonesia adalah MEKAR SARI, UD. dari Sidoarjo, Jawa Timur. (Kemendag RI 2012)
[6] Info PDN
Liputan Utama II
Sekolah Pasar:
Memprofesionalkan Pedagang-Pedagang Tradisional
Foto: antarafoto.com
Masyarakat Yogyakarta merintis Sekolah Pasar di Pasar Kranggan,Yogyakarta. Kemendag RI mengapresiasi tero bosan itu sebagai bagian dari upaya peningkatan kapasitas pedagang dan pengelola pasar tradisional dalam rangka memperkuat daya saingnya di tengah-tengah pertumbuhan pasar ritel modern dengan jejaring multinasionalnya.
merapatkan tangan mengembangkan sebuah Sekolah Pasar di Pasar Tradisional Krang gan sebagai pilot project-nya. Tujuan me reka adalah ingin berkontribusi terhadap penguatan pasar tradisional melalui pen didikan dan pengembangan para pelaku pasar tradisional, baik pedagang, pemasok, pengecer, maupun konsumen. Demi merespon dan memberi dukungan moril, Wakil Menteri Perdagangan RI Bayu Krisnamurthi berkesempatan melakukan kunjungan ke Sekolah Pasar yang difasilitasi oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) di Pasar Kranggan, Yogyakarta, seusai kunjungannya ke Pasar Piyungan yang terletak di Jalan JogjaWonosari, Piyungan, Bantul, 24 September 2012 lalu. “Ini merupakan suatu terobosan, mengga bungkan antara pasar dan sekolah. Kami berharap melalui sekolah pasar ini, para pelaku pasar selain dapat ditingkatkan kapa sitasnya dalam mengelola pasar, juga dapat didorong untuk melakukan berbagai inovasi dalam memajukan pasar tradisional,” jelas Wamendag. Apresiasi serupa juga datang dari Gunaryo, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag RI. Menurutnya, terobosan ter sebut bisa menjadi salah satu cara memo dernkan pengelolaan pasar tradisional dan memprofesionalkan para pedagangnya se hingga mampu menjawab tantangan dan tuntutan perkembangan zaman. Bahkan, menurut Gunaryo Sekolah Pasar ini sangat perlu diduplikasi oleh daerah-daerah lain, khususnya di kawasan Indonesia Timur. “Sekolah Pasar ini penting digiatkan, ter utama di daerah sebelah timur Indonesia,” tandas Gunaryo yang juga hadir di Sekolah Pasar mendampingi Wamendag.
Kunjungi Sekolah Pasar: Wamendag RI Bayu Krisnamurthi dan Dirjen PDN Gunaryo mengunjungi Sekolah Pasar yang berada di Pasar Kranggan, Yogyakarta, 24 September 2012 lalu.
A
da 17,1 juta pedagang tradisional yang hidup dan bergantung kepada 338 pasar tradisional yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota DI Yogyakarta. Adapun omzet rata-rata mereka, per tahun hanya Rp 9,1 juta, alias cuma Rp 764,6 ribu per bulan. Angka ini membuat sejumlah kalangan terhenyak berpikir. Pasalnya, hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan Universitas Gajah Mada dan Lembaga Ombudsman Swasta DIY pada
pertengahan 2011 lalu menyebutkan bahwa total omzet seluruh perusahaan ritel modern yang berjumlah sekitar 28 perusahaan bisa menembus Rp 70,5 triliun pertahun. Artinya, setiap perusahaan menikmati omzet sebesar Rp 2,5 triliun per tahun, atau 208,3 miliar per bulan. Fakta itulah yang kemudian mendorong puluhan relawan dari berbagai latar belakang di Kota Yogyakarta akhir tahun 2011 lalu
[7] Info PDN
Seperti diketahui, di Indonesia ini ada sekitar sepuluh ribu pasar yang beroperasi. Namun, dari jumlah itu tidak semuanya beroperasi dengan baik. “Dari sepuluh ribu pasar rakyat itu, hanya sekitar lima ratus pasar yang tidak sekadar asal jalan,” ungkap Sebagai model pendidikan alternatif ba gi para pedagang tradisional, Sekolah Pa sar memilih tujuan dan sasaran sebagai berikut: 1) Menjadi media pengembangan IPTEK bagi pedagang, pemasok, pengecer, konsumen, dan siapapun yang peduli de ngan keberlangsungan pasar tradisional; 2)
Foto: mercubuana-yogya.ac.id
Liputan Utama II
Peserta didik Sekolah Pasar berkesempatan foto bersama dengan Wamendag RI Bayu Krisnamurthi di ruangan kelas mereka yang menggunakan fasilitas Mushalla pasar.
Bukan hanya membangun fisik, kita juga ingin membangun pemahaman. Terutama, kemampuan para pedagang pasar untuk mengelola pasarnya dengan baik.
Menjadi wahana belajar bersama, bertukar pikiran, dan tempat persemaian gagasan inovasi baru demi peningkatan derajat hidup kaum pedagang pasar tradisional; 3) Menjadi rintisan kerjasama antar pelaku dan pegiat di pasar tradisional; 4) Menjadi media persemaian konsep Pasar Mandiri dan Bursa Koperasi Pasar; 5) Menjadi gerakan yang bertujuan memicu kecintaan anak-anak, remaja, dan mahasiswa terhadap produk-produk lokal dan pasar tradisional; 6) Membantu mewujudkan Bangsa Indonesia yang merdeka tanpa dominasi dari perusahaanperusahaan dan produk-produk kebutuhan primer dari luar negeri; 7) Media peningkatan kemampuan kapasitas intelektual para pegiat di pasar tradisional terkait dengan ilmu berdagang, yang pada akhirnya dengan peningkatan dari sisi kemampuan intelektual tersebut akan dapat lebih memajukan usahanya dan dapat bertahan dari gempuran persaingan dengan toko ritel modern. Menurut Wamendag, sekolah pasar dikelola dengan model kemitraan antara Koperasi Pasar dengan Instansi Pemerintah (Dinas Pasar/Dinas Perindustrian dan Perdagangan). “Sekolah ini diselenggarakan secara gratis kepada seluruh penggiat pasar yang ada di Pasar Kranggan. Kami ingin keberadaan sekolah pasar ini bermanfaat bagi seluruh pelaku pasar dan masyarakat di sekitar pasar, terutama dalam upaya peningkatan kesejahteraan mereka,” jelasnya.
[8] Info PDN
Rencananya, alternatif sumber pembiayaannya sekolah ini akan dialokasikan melalui dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dana Ang garan Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pendi dikan Nasional, kemitraan dengan perguruan tinggi, serta kerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki program Corporate Social Responsibility (CSR). Wahana Belajar Bersama Sekolah Pasar yang mulai beraktivitas sejak bulan Februari 2012 ini merupakan wahana belajar bersama, tempat bertukar pikiran dan persemaian gagasan inovasi bagi para pelaku pasar. Sekolah ini merupakan integrasi dua tingkatan pendidikan dan pelatihan, yaitu tingkat dasar (basic) dan tingkat menengah (intermediate). Bagi yang sudah menempuh dua tingkatan tersebut maka dapat dikirimkan ke berbagai diklat di luar pasar untuk tingkatan ahli (advance). Pengiriman dilakukan ke kelas-kelas di perguruan tinggi, diklat pemerintah, dan berbagai seminar, konferensi, workshop dan in-house training lainnya. Pembelajaran di Sekolah Pasar sendiri dilakukan dua minggu sekali, yaitu setiap Selasa pukul 14.00 hingga 16.00. Substansi kurikulumnya disesuaikan dengan konteks kebutuhan dan masalah spesifik
Rp 70,5 triliun Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan Universitas Gajah Mada dan Lembaga Ombudsman Swasta DIY pada pertengahan 2011 lalu menyebutkan bahwa total omzet seluruh perusahaan ritel modern yang berjumlah sekitar 28 perusahaan bisa menembus Rp 70,5 triliun pertahun.
yang dihadapi pelaku pasar tradisional. Adapun metode pembelajaran yang di terapkan adalah metode konstruktif bagi orang dewasa, yang dikemas secara populer, menarik dan atraktif. Pembelajaran dilakukan dengan kombinasi model klasikal, diskusi interaktif, observasi lapangan, simulasi, tutorial dan berbagai variasi model lainnya yang diusahakan agar peserta tidak mengalami kejenuhan. Pem belajaran berangkat dari modalitas sosial yang sudah dimiliki oleh para pelaku pasar tradisional. Materi yang diajarkan adalah seputar Pasar Tradisional dan Perekonomian Indonesia, Kewirausahaan, Pencatatan Barang, Pen catatan Keuangan, dan Pelayanan Konsumen. Pembicara pun datang dari berbagai macam latar belakang. Menurut Wamendag, materimateri tersebut landasan untuk mengem bangkan pasar modern.
dan dipimpin oleh Awan Sentosa, dosen Mercu Buana yang juga bergiat di PUSTEK. Sementara itu, untuk tenaga pengajar, selain dari para pakar ekonomi dan penggiat Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan (PUSTEK) UGM juga ada yang berasal dari akademisi (dosen, mahasiswa dan peneliti) dari berbagai cabang ilmu, aktivis LSM, teknokrat, pegiat koperasi pasar, termasuk dari berbagai unsur di dalam pasar tradisional itu sendiri. Yang menarik, selain ruang kelasnya adalah bangunan Mushalla yang ada di lantai dua Pasar Kranggan, kepengurusan Sekolah Pasar juga langsung melibatkan para pedagang setempat. Untuk diketahui, susunan pengu rus Sekolah Pasar di Pasar Kranggan adalah sebagai berikut; Mbak Imas (pedagang pa kaian) sebagai kepala sekolah, Mbak Esti (pedagang pakaian) sebagai bendahara, dan Bu Partini (pengurus Koppas RAS Kranggan) sebagai sekretaris. Untuk diketahui, selain sekolah pasar, konsep
“KKN Sekolah Pasar” sudah mulai diinisiasi di beberapa universitas di Yogyakarta. Kemendag RI pun akan mendukung penyebarluasan per contohan Sekolah Pasar ke dua puluh pasar rakyat di Yogyakarta. “Bukan hanya mem bangun fisik, kita juga ingin membangun pemahaman. Terutama, kemampuan para pedagang pasar untuk mengelola pasarnya dengan baik,” tandas Bayu. Dan saat ini, Sekolah Pasar sendiri sudah bergerak mengembangkan kelas-kelas baru di Pasar Cokrokembang, Klaten dan di Pasar Grebeg, Purworejo. Dan 10 tahun ke depan Sekolah Pasar Tradisional menargetkan bisa mewujudkan pasar tradisional di seluruh Indonesia yang mandiri, berkoperasi, dan terkoneksi. Sekolah Pasar juga optimis dalam 15 tahun ke depan bisa ekspansi dengan interkoneksi dengan pasar tradisional di seluruh dunia. “Perlu bantuan banyak pihak untuk mewujudkan hal itu, tapi kami yakin, dengan strategi kami cita-cita tersebut bisa terwujud,” tutur Awan. (amf) Foto: indonesiarayanews.com
Selain membuka kelas penyuluhan dua minggu sekali, Sekolah Pasar setiap harinya juga melakukan pendampingan terhadap para pedagang pasar. Salah satu kios da lam pasar ini dijadikan sebagai klinik dan contoh implementasi pengelolaan pasar, seperti penataan barang, pembukuan dan pembuatan akses pembiayaan. Ke depan, selain memberikan penyuluhan mengenai pasar yang baik, Sekolah Pasar juga berencana membuka klinik tata kelola keuangan bernama Klinik Pasar. Berbeda dengan pelaksanaan kelas Sekolah Pasar, Klinik Pasar rencananya akan dibuka setiap hari. Klinik ini diharapkan dapat membantu pedagang mengontrol jurnal keuangan mereka setiap harinya. Dalam operasionalnya, Sekolah Pasar di Pasar Kranggan ini dikemudikan oleh sebuah tim pelaksana yang dibentuk oleh PUSTEK
Para penggiat Sekolah Pasar menyambut kedatangan rombongan Kementerian Perdagangan RI.
[9] Info PDN
Profil Pasar
Medan Akan Kembangkan Model “Satu Pasar Tiga Waktu” Pasar tradisional memiliki peran vital sebagai pendukung pertumbuhan ekonomi daerah. Selain melibatkan pihak-pihak swasta melalui mekanisme Kerja Sama Operasi [KSO], Pemerintah Kota Medan juga terus berupaya melakukan revitalisasi dan inovasi dalam rangka mengoptimalkan kualitas dan kuantitas peran tersebut. Konsep “satu pasar tiga waktu” pun menjadi salah satu tawaran inovasi yang tengah direncanakan. Foto: medanbisnisdaily.com
ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Keputusan pembangunannya ditetapkan oleh Pemerintah Kolonial Belanda melalui sidang Gementeraad pada tanggal 29 April 1929 dan baru dilaksanakan pada 21 April 1931. Proses pembangunanya memakan waktu kurang lebih 2 tahun dan selesai pada 21 Desember 1932.
Buka di malam hari: Kota Medan akan menerapkan konsep pasar yang buka dalam tiga termin waktu dalam sehari; pagi, siang dan malam.
C
ara orang Medan menyebut pasar me mang unik dan misterius. Mereka terbiasa menyebutnya dengan istilah “pajak”. Tidak ada catatan otentik soal asal-usulnya. Yang pasti, bila mereka mengatakan Pajak Petisah atau Pajak Sentral, maka yang dimaksud adalah Pasar Petisah atau Pasar Sentral, bukan Kantor Pajak Petisah atau Kantor Pajak Sentral.
yang namanya cukup tersohor dan sering menjadi tolok ukur harga-harga kebutuhan pokok yang dipantau oleh media massa. Pasar-pasar itu adalah Pusat Pasar Medan, Pasar Sukaramai, Pasar Kampung Lalang, Pasar Sei Sikambing, Pasar Simpang Limun, Pasar Helvetia, Pasar Petisah, Pasar Marelan, dan Pasar Balawan.
Adanya istilah khusus untuk pasar ini merupa kan cermin bahwa pasar sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan warga kota Medan, baik secara sosial, budaya maupun ekonomi. Tercatat, hingga saat ini ada sekitar 17.000 warga Medan yang mengadu nasibnya di 52 pasar tradisional yang dikelola langsung oleh PD Pasar Medan.
Adapun jumlah kios yang bisa ditampung oleh 52 pasar tersebut kurang lebih 19.000 unit dengan total serapan tenaga kerja sekitar 20.327 pekerja, baik yang bekerja di sektor formal maupun informal).
Dari 52 pasar tersebut, ada sejumlah pasar
Sementara itu, pasar yang paling banyak jumlah kiosnya adalah Pusat Pasar dengan 2.560 unit kios yang tercakup dalam empat unit gedung. Pasar tradisional tertua di Medan
[ 10 ] Info PDN
Pasar yang dibangun untuk menyediakan berbagai macam kebutuhan pokok dan sa yur mayur warga kota Medan ini baru resmi digunakan pada 1 Maret 1933 pernah me ngalami dua kali kebakaran besar, yaitu tahun 1971 dan 1978. Kedua kejadian ini melalap habis empat bangunannya. Pemerintah membangun kembali pasar ini dengan model bertingkat dan lebih tertata rapi kios-kiosnya. Dan dalam perkembangannya, tepatnya pada pertengahan 1990-an pasar ini dihubungkan dengan Medan Mall oleh sebuah jembatan penghubung. Pasar terbesar kedua setelah Pasar Sentral adalah Pasar Petisah dengan 2.409 unit kios dan disusul oleh Pasar Helvetia dengan 1.142 unit kios. Pasar Petisah menjual beragam kebutuhan dan makanan tradisional. Lokasi nya berada di pusat kota dan tergolong pasar semi modern. Pemerintah kota Medan mem bangunnya sebagai tempat belanja murah dan berkualitas dengan konsep menggabungkan pasar tradisional dan pasar modern. Itulah makanya pasar ini pun tak pernah sepi dari pengunjung. Pedagang di pasar ini pun datang dari berbagai suku bangsa, seperti Aceh, Jawa, Batak, juga Melayu. Pasar-pasar lain yang juga cukup ramai adalah Pasar Simpang Limun. Pasar tradisional ini
Foto: alltravels.com
Selama ini yang diterapkan adalah kerja sama operasi [KSO], nah kami akan mencoba dengan pola BOT dengan penekanan pengelolaan pasar oleh investor dengan jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian.
Rapi dan tertib: Area parkir yang luas, rapi dan bersih bisa menjadi nilai tambah daya tarik pasar tradisional.
cukup tua dan menjadi merek dagang kota Medan. Terletak di persimpangan Jalan Sisingamangaraja dan Jalan Sakti Lubis. Saat ini sedang dalam tahap penataan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas akibat kesibukan pasar ini. Meski demikian adanya, ternyata data Perusahaan Daerah (PD) Pasar Medan menunjukkan bahwa tidak semua pasar tradisional di Medan memiliki bangunan permanen. Tercatat, hanya ada 27 unit pasar yang berbangunan permanen. Itu pun, sekitar 70%-nya dalam kondisi bangunan dan lingkungan yang memperihatinkan. Hal itu diakui oleh Dirut PD Pasar Benny Herianto Sihotang. Karenanya, PD Pasar pun berencana akan membangun 27 pasar lainnya dengan menerapkan konsep pasar tradisional modern. Tidak tanggungtanggung, proses pembangunan pasar-pasar tersebut ditargetkan selesai pada tahun 2014 mendatang. Dalam rangka mewujudkan target tersebut, PD Pasar Medan menawarkan kerja sama dengan pihakpihak swasta melalui mekanisme bangun, transfer dan operasikan (build, operate and transfer/BOT). “Selama ini yang diterapkan adalah kerja sama operasi [KSO], nah kami akan mencoba dengan pola BOT dengan penekanan pengelolaan pasar oleh investor dengan jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian,” kata Benny Sihotang.
Untuk tahap awal, kata Benny, pihaknya akan segera melelang pengelolaan dua pasar tradisional dengan pola BOT, yaitu untuk pengelolaan Pasar Sukaramai dan Kampung Lalang. “Ada beberapa investor yang sudah mengajukan minat,” tuturnya. Adapun pasar tradisional milik Pemko Medan yang sudah dikelola dengan pola KSO, menurut keterangan Benny adalah Pasar Pringgan, Petisah, Sentral, Pajak Hong Kong dengan masa KSO minimal 25 tahun. Masa Depan Pasar Tradisional di Kota Medan Tantangan lain yang dihadapi oleh Pemerintah Kota Medan adalah jumlah pasar tradisional yang ada saat ini sudah kalah dengan jumlah pasar modern yang berada di 72 lokasi di kota Medan. Artinya, hal ini menuntut adanya perhatian yang lebih dalam rangka meningkatkan kualitas fisik maupun pelayanan pasarpasar tradisional yang ada agar mampu bersaing dengan pasar modern. Berangkat dari kenyataan di atas, Pusat Investasi Pemerintah (PIP) akan mengucurkan dana pinjaman sebesar Rp77.454.148.000,- kepada Pemko Medan untuk merevitalisai ketiga pasar tradisionalnya. Ketiga pasar itu adalah Pasar Marelan, Pasar Jawa Belawan, Pasar Kampung Lalang. Kesepakatan itu pun sudah ditandatangani oleh kedua belah pihak di Hotel Grand Aston, Jalan Balaikota Medan, Rabu
[ 11 ] Info PDN
Profil Pasar Pembangunan kios di lantai 3 gedung Pusat Pasar dinilai tepat, karena lantai itu sudah lama tidak terpakai. Targetnya, selesai tahun depan.
PIP optimis konsep tersebut bisa mengoptimalkan kinerja pasar yang akan dibangun. Sebab, seperti diketahui, Pelabuhan Belawan dan Marelan misalnya, memiliki potensi menampung kapal-kapal turis. Artinya, para turis yang berlabuh di kedua pelabuhan tersebut tidak perlu jalan-jalan kemana-mana untuk berbelanja dan memenuhi kebutuhan akomodasi mereka selama berada di kota Medan.
Foto: hariansumutpos.com
Untuk diketahui, PIP memberikan pinjaman kepada Pemko Medan dalam lima tahap dengan jangka waktu lima tahun dan masa tenggang pembayaran pokok (grace periode) 12 bulan. Bunga pinjamannya pun cukup kompetitif, yaitu sebesar 7,75 % efektif. Meski demikian, PIP mengharapkan Pemko Medan mengelola pasar-pasar tersebut ke depan secara profesional dan senantiasa mengawal konsep yang ada dengan terus memberikan pembinaan serta pendidikan kepada para pedagangnya. Berjualan di jalan: Kondisi seperti ini perlu ditertibkan untuk memberikan kenyamanan bagi pengguna jalan.
(6/9/2012) lalu. Pihak PIP diwakili oleh Kepala Pusat PIP Saritaon Siregar dan Pemko Medan oleh Walikota Medan, H Rahudman Harahap. Menurut Walikota Medan, dana pinjaman dari PIP ini sangat berguna dalam rangka mempercepat pem bangunan infrastruktur pasar. Sebab, menurutnya, bila menggunakan dana APBD, proses pencairan uang bisa memakan waktu hingga 4 tahun. “Peminjaman itu tidak akan mengganggu dana APBD, karena sudah melalui proses pengkajian yang panjang selama enam bulan,” tegas Rahudman.
Selain itu, dukungan masyarakat untuk turut serta mensukseskan pembangunan pasar tersebut juga dinilai PIP sangat menentukan keberhasilan atau tidaknya. “Itu sebabnya pendatanganan perjanjian pinjaman dilakukan di Kota Medan agar masyarakat dapat turut menyaksikan dan mengawasi proses pelaksanaan pembangunan, serta memanfaatkan secara optimal termasuk menjaga kenyaman lingkungan di ketiga pasar tersebut,” papar Saritaon Siregar. Pembinaan PKL
Rencananya, Pemko Medan akan melaksanakan revitalisasi ketiga pasar tersebut mulai tahun ini dan bersifat multiyear, yaitu mulai tahun 2012 hingga 2013. “Diharapkan Juli atau Agustus 2013 sudah selesai dan melalui revitalisasi pasar ini, ke depan dapat dikelola menjadi pasar tradisional modern dan membuat citra baru yang memiliki lingkungan asri dan nyaman serta menjadi tempat berkembangnya usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM),” kata H Rahudman Harahap.
Selain revitalisasi, ada persoalan lain yang tidak bisa dilepaskan dari pengembangan pasar, yaitu masalah penataan dan penertiban para pedagang kaki lima. Menurut data dari PD Pasar, di seluruh pasar yang ada di Medan terdapat sekitar 200.000 pedagang kaki lima (PKL). Untuk mengakomodir mereka ini, PD Pasar Medan pun telah menyiapkan tempat-tempat khusus sebagaimana yang dilakukan di Pasar Petisah. Sementara di Pusat Pasar Medan, pihak PD Pasar pun akan melakukan penambahan jumlah kios di pasar tersebut. Setidaknya, 724 kios direncanakan pembangunannya pada pertengahan tahun ini. “Pem bangunan kios di lantai 3 gedung Pusat Pasar dinilai tepat, karena lantai itu sudah lama tidak terpakai. Targetnya, selesai tahun depan,” tambahnya lagi.
Dalam kesempatan penandatangan yang disaksikan notaris dan Wakil Walikota Medan, Dzulmi Eldin tersebut, PIP juga mengusulkan kepada Pemko Medan agar ketiga pasar yang akan direvitalisasi tersebut dikembangkan menjadi “satu pasar tiga waktu”. Dengan konsep itu, sebuah pasar akan selalu beraktifitas sehari semalam tiada henti. Yakni, pagi menjadi pasar tradisional, siang menjadi pasar wisata, dan malam harinya menjadi pasar kuliner.
Bicara soal dana, Benny menuturkan, bahwa dana untuk membangun kios-kios itu bersumber dari investor atau yang memiliki kuasa atas pasar tersebut. Saat ini, perkiraan dana yang dikeluarkan oleh pihak investor sudah menyentuh angka Rp 38 miliar. “Uang tersebut, selain digunakan untuk pembangunan kios juga diperuntukan untuk pengadaan fasilitas,” timpal Matius Sitepu, yang merupakan salah satu investor di Pusat Pasar Medan. (ccp/AMF)
[ 12 ] Info PDN
Referensia
Kisah Memukau dari Guangzhou: Foto: picstopin.com
Hamparan Sawah Menjadi Surga Belanja Berkelas Dunia
Suasana nyaman, rapi dan tertib di salah satu pusat perbelanjaan kota Guangzho.
Tak cukup seminggu untuk mengunjungi seluruh pusat belanja yang ada di Kota Guangzho (baca: Kwangco) ini. Namun, Anda tak perlu khawatir. Sebab, masing-masing pusat perbelanjaan tersebut memiliki kekhususan produk tersendiri, sehingga Anda tinggal menentukan produk atau komoditas apa yang hendak Anda cari. Jangan pula Anda khawatir tidak akan mendapatkan barang yang Anda cari sesuai dengan kekuatan kantong Anda. Sebab, jaminan murah telah menjadi garansi tersendiri yang menjadikan kota ini berhasil disulap Pemerintah Republik Rakyat China sebagai surga belanja dunia yang banyak digandrungi dan dikunjungi turis-turis dari luar negeri. Berikut ini adalah hasil reportase wartawan Info PDN ke sejumlah pusat perbelanjaan di kota ini.
[ 13 ] Info PDN
Referensia
Foto: hiddengarments.cn
adalah pasar grosir, Anda akan mendapatkan diskon lebih dari 30% bila memborong lebih dari sepuluh pasang sepatu. Tapi, bila Anda bisa menawar, beli satu pasang pun tetap bisa mendapat potongan harga. Tempat belanja lain yang juga menjadi favorit wisatawan di Guangzhou adalah kawasan stasiun pusat Guangzhou. Kawasan ini terkenal dengan grosir jam tangan yang terdiri dari ratusan kios kios yang menjual segala jenis jam tangan; mulai jam tangan untuk anak-anak sampai dewasa dengan berbagai kualitas dan pilihan harga. Uniknya, setiap kios pasti mengeluarkan katalog khusus produk-produk terbaru yang mereka jual.
Semarak transaksi di salah satu pusat grosir Guangzho.
G
uangzhou adalah kota ketiga terbesar di RRC setelah Beijing dan Shanghai. Bila Beijing diposisikan sebagai pusat pemerintahan dan Shanghai sebagai kota metropolitan modern, maka Guangzhou adalah pusat belanja. Karenanya, banyak sekali pusat perbelanjaan grosir yang ada di kota ekonomi yang juga dikenal dengan nama Canton ini. Boleh dibilang, hampir semua jenis komoditas memiliki pusat perbelanjaan grosir tersendiri di kota terbesar ketiga di RRC ini. Ada pusat grosir sepatu, pusat grosir tas, pusat grosir baju dan kaos, pusat grosir perkakas elek tronik, pusat grosir jam tangan, pusat grosir mainan anak, pusat grosir hand phone sampai pusat grosir alat-alat dan perkakas industri. Selain soal harga yang murah, daya tarik yang ditawarkan Guangzhou bagi para pengun jungnya adalah sangat terstrukturnya pem bagian area atau lokasi-lokasi belanja tersebut sesuai dengan jenis-jenis komoditasnya pada setiap pusat perbelanjaan. Yang menakjubkan, Anda pun tak mungkin bisa menelusuri seluruh lorong sebuah pusat perbelanjaan hanya dalam satu hari. Pasalnya, selain besar dan sangat luas, pusat-pusat grosir di Guangzhou ini selalu menyediakan komoditas yang Anda cari dengan berbagai pilihan merk, jenis, dan kualitasnya yang sangat beraneka ragam.
Dan perlu dicatat, semua pusat perbelanjaan grosir tersebut terlihat sangat mengutamakan penjualan produk-produk buatan dalam negeri China. Menariknya, pasokan produk ke pasar-pasar tersebut pun sangat melimpah ruah dengan berbagai macam jenis, rupa, model dan pilihan harga. Tengok saja misalnya Pusat perbelanjaan San Yuan Li, salah satu pusat grosir tas yang cukup terkenal di Guangzhou. Kabarnya, kawasan yang sudah menjadi pusat grosir tas internasional sejak tahun 1980 ini merupakan pusat grosir tas kulit terbesar di dunia. Hargaharga yang ditawarkan di tempat ini benarbenar sangat murah. Anda pun juga bisa memesan model tas yang Anda inginkan sesuai selera Anda. Bila masih belum puas, di lantai dasar San Yuan Li Anda juga menjumpai sederet gerai yang menawarkan pernakpernik lucu, seperti gantungan kunci dari kulit, ikat pinggang, dompet, dan aksesoris berbahan kulit lainnya untuk sekedar oleholeh keluarga di rumah. Sementara itu, bila Anda ingin berbelanja aneka macam sepatu, baik sepatu santai, sepatu olah raga ataupun sepatu resmi, ada baiknya Anda mengunjungi kawasan Jie Fang Nan Lu yang berdekatan dengan Haizhu Guangchang (Haizhu Square). Di tempat ini Anda akan menjumpai ratusan toko sepatu dengan berbagai macam jenis mutu dan tawaran harga. Namun, karena tempat ini
[ 14 ] Info PDN
Dan tentu saja masih banyak pusat belanja lainnya. Misalnya, pusat hand phone, pusat elektronik, pusat baju, pusat mainan anak, dan lain sebagainya. Dari pengamatan Info PDN, dinamisnya kehidupan pusat-pusat perdagangan di Guangzhou ini ternyata tak lepas dari kebijakan pemerintah China yang memang sangat komitmen menghidupkan industri rumahan. Bisa dikatakan, setiap pasar grosir didukung oleh puluhan bahkan ratusan industri ruma han yang siap memasok kebutuhannya se tiap saat dalam waktu yang cepat dengan jumlah yang mencukupi dan terus kreatif memproduksi barang-barang yang dibutuh kan sesuai dengan tren yang disukai pasar. Industri-industri rumahan tersebut biasanya terpusat di daerah-daerah tertentu sesuai dengan jenis produknya. Ada satu daerah yang khusus memproduksi barang-barang dari kulit, seperti sepatu, dompet, tas dan pernikpernik lainnya. Adapula daerah yang khusus memproduksi produk-produk barang-barang elektornik, mainan anak, atau produk-produk berbasis kayu seperti ukir-ukiran, furnitur, dan kerajinan. Bahkan adapula sentra kerajinan perhiasan dan kerajinan logam lainnya. Kapasitas produksi masing-masing sentra pun cukup luar biasa besar. Untuk produk sepatu dan alas kaki misalnya, industri rumahan di Guangzhou bisa memproduksi 1,3 miliar pasang sepatu per tahun. Kapasitas produksi sebesar ini sama dengan 50% atau separoh dari kapasitas produksi sepatu nasional selu ruh China dalam setahun. Demikianlah. Makanya tak mengherankan bila harga barang-barang di kota ini seringkali
Kenyamanan di Beijing Lu dan Shanjiu Lu Pemerintah China sangat serius menjadikan Kota Guangzhou sebagai tujuan wisata belanja dunia. Ini terlihat dari tersedianya fasilitas publik dan infrastruktur yang cukup memadahi dan memu dahkan siapa saja untuk mengakses semua lokasi perbelanjaan yang ada. Di antara pusat perbelanjaan favorit di Guangzhou yang banyak mendapat kunjungan dari wisatawan dari luar negeri adalah Kawasan Beijing Lu dan Shangjiu Lu. “Orang China mengucapkannya Pecinglu dan Sangciulu. Lu artinya jalan. Jadi yang dimaksud dengan Beijing Lu adalah Jalan Beijing, dan Shangjiu Lu adalah jalan Shangjiu,” jelas Jatmiko, salah satu mahasiswa Indonesia di Guangzhou yang sering menambah uang saku dengan menjadi guide belanja bagi wisatawan Indonesia yang akan menikmati wisata berbelanja di kota ini. Tak sabar untuk melihat, maka Info PDN pun segera meluncur dari hotel tempat kami menginap ke kedua kawasan yang cukup berdekatan tersebut. Di kedua kawasan ini kami menjumpai ratusan toko dan kios yang menjajakan beraneka barang kebutuhan fashion dengan berbagai macam pilihan kualitas. “Pokoknya, dari mulai barang orisinil sampai yang bermerk KW-1 sampai KW-10 ada di sini mas,” tutur Jatmiko. Dan luar biasa, meski masih tergolong pagi, aktivitas di pasar ini benar-benar menakjubkan mata. Sepanjang mata memandang, ribuan orang sudah berlalu lalang keluar masuk toko dan mall yang berjajar di samping kanan kiri jalan kedua kawasan yang berkonsep pedestrian walk ini. Jalannya pun cukup lebar dan tak ada kendaraan yang berlalu lalang, sehingga membuat pengunjung benar-benar nyaman dan seperti berada dalam sebuah lokasi wisata yang mengasyikkan. Apalagi, di beberapa titik jalan ini juga tersedia beberapa taman dan tempat istirahat yang dilengkapi dengan gerai-gerai kecil penjual minuman dan makanan yang tertata rapi untuk memenuhi hajat Anda bila merasa haus dan lapar. Yang menarik, di tengah-tengah hiruk pikuknya pasar Beijing Lu yang buka dari sejak jam 10 pagi sampai tengah malam ini kita juga bisa menikmati sebuah warisan sejarah bernama Relic of Millenium – Old Pavements on Beijing Road, sebuah situs bersejarah
berupa jalan kuno yang dibangun dimasa Dinasti Qing. Dukungan Promosi dan Berbagai Kemudahan Selain memberi kemudahan-kemudahan dalam berusaha bagi para pengusahanya, pemerintah China juga mendirikan pusat-pusat pameran berskala internasional untuk mendukung upaya promosi para pengusaha dan pedagang Guangzhou. Ada beberapa ajang pameran besar yang digelar secara rutin setiap setahun di kota ini. Salah satunya adalah Canton Fair, sebuah pameran komoditas ekspor yang diselenggarakan setahun dua kali. Kemudian, untuk menarik wisatawan asing, berbagai jasa pelayanan di kota ini juga banyak menawarkan harga yang serba murah, baik untuk hotel, transportasi dan juga rumah makan. Dan bagi Anda yang kurang atau tidak bisa berbahasa China, maka di Guangzhou akan banyak kita jumpai para penerjemah. Honor yang mereka minta pun tak terlalu mahal, yaitu sekitar Rp.500 ribuan per hari. Pasalnya, para penerjemah ini biasanya akan mendapatkan fee-fee tambahan dari tempat kita belanja bila terjadi sebuah transaksi. Bahkan, adakalanya kita akan dibawa para penerjemah kita untuk berbelanja langsung ke pabrik, atau tempat produksi barang-barang yang kita cari. Menarik bukan?
Dalam waktu seke jap Guangzhou berhasil menan capkan imagenya sebagai destinasi wisata belanja termurah di dunia, hingga sekali orang ke kota ini pasti ingin berkunjung lagi dengan membawa uang lebih banyak lagi.
Walhasil, tak mengherankan bila kota yang masih berupa hamparan sawah pada seperempat lalu itu kini telah berubah wajahnya menjadi kota perda gangan dan industri terbesar di dunia dan menjadi salah satu tulang punggung perekonomian China. Bahkan, dalam waktu sekejap Guangzhou berhasil menancapkan imagenya sebagai destinasi wisata belanja termurah di dunia, hingga sekali orang ke kota ini pasti ingin berkunjung lagi dengan membawa uang lebih banyak lagi. (ccp/amf) Foto: squidoo.com
membuat telinga terkesima dan hati tergoda, alias benar-benar sangat murah, sehingga kota ini cepat sekali menjadi primadona belanja wisatawan dari berbagai negara, termasuk dari Indonesia. Sebagai informasi, data yang dimiliki oleh Konsulat Jenderal RI (KJRI) di kota ini menunjukkan setiap harinya kurang lebih ada 6.000 permintaan visa turis dari Indonesia.
Pameran: salah satu upaya Guangzho mempromosikan produk-produk hasil karya para warganya.
[ 15 ] Info PDN
Foto: kuliner.panduanwisata.com
Topik Bahasan
Anggun dan Bercita Rasa: Menu makanan tradisional Indonesia yang masih bisa disentuh dengan inovasi dan kreasi cara penyajian.
Khazanah Makanan Khas Nusantara:
Menyimpan Ribuan Menu Pendulang Rupiah A
Nilai bisnis sektor pangan diperkirakan mencapai Rp 1000 triliun per tahunnya. Penyelenggaran UKM Award 2012 yang diselenggarakan Kemendag RI adalah satu cara untuk memperbesar celah ekonomi yang bisa dimanfaatkan oleh produk-produk makanan dan minuman khas Indonesia.
da ratusan bahkan ribuan jenis makanan olahan yang di miliki bangsa Indonesia. Hampir setiap suku dan daerah yang tersebar di 6.000 pulau dari Sabang sampai Merauke memiliki ragam makanan khas berbasis sumber daya alam masingmasing. Yang menarik, semua masakan itu tidak hanya berbedabeda cita rasanya, tetapi juga teknik memasak dan penyajiannya. Sayangnya, kekayaan ini masih belum diberdayakan secara optimal sebagai salah satu penggerak ekonomi. Masih banyak ragam jenis
[ 16 ] Info PDN
1.500 restoran Bayangkan kalau dari 1.500 restoran itu beli 5 bungkus saja bumbu rendang seminggu, atau sebulan saja lah, sudah 7.500 bungkus kita bisa ekspor rendang.
Dalam rangka menangkap peluang tersebut, Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag RI menggelar Pameran Pangan Nusa yang telah berlangsung di Se marang, Makassar, Balikpapan, dan Medan dari bulan Mei sampai September 2012 lalu. Sebagaimana disampaikan oleh Gunaryo dalam laporannya, Pameran Pangan Nusa 2012 telah berhasil mencatat transaksi sebesar Rp 2,5 miliar dengan jumlah pengun jung 130.000 orang di masing-masing lokasi penyelenggaraan. “Dari pameran ini juga terjalin tindak lanjut antara pedagang atau pelaku UKM dan pemerintah daerah dengan perusahaan-perusahaan,” paparnya sebelum acara penyerahan penghargaan UKM Pangan Award 2012 yang diselenggarakan di Ruang Auditorium 3 Gedung Utama Kemendag pada 3 Oktober lalu.
dioptimalkan potensi dan pasarnya. “Bisnis pangan itu bernilai luar biasa,” tandasnya penuh semangat. Oleh sebab itu, Kementerian Perdagangan RI akan berusaha untuk mem promosikannya. Dan penyelenggaraan UKM Pangan Award termasuk salah satu upaya untuk mendukung kegiatan promosi tersebut. “Apresiasi-apresiasi seperti ini adalah langkah yang bagus untuk mendorong pertumbuhan pangan olahan,” katanya menjelaskan.
Belanda saja saat ini ada 1.500 restoran yang menjual makanan Asia. Dari jumlah itu, 30% merupakan restoran yang menjajakan masakan khas Indonesia dengan rendang sebagai salah satu menu favoritnya. “Saya lihat tadi ada UKM yang bikin bumbu rendang. Bayangkan kalau dari 1.500 restoran itu beli 5 bungkus saja bumbu rendang seminggu, atau sebulan saja lah, sudah 7.500 bungkus kita bisa ekspor rendang,” tuturnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Dirjen PDN Gunaryo. Menurutnya, tujuan akhir dari UKM Pangan Award tentu adalah peningkatan perdagangan dalam negeri. “Kalau makin banyak pasar dalam negeri dipenuhi produk lokal tentu akan sangat mengembirakan sekali. Kegiatan seperti ini yang mendorong UKM untuk lebih bisa eksis dan bersaing,” papar Gunaryo.
Wamendag optimis hal itu bisa terwujud. Karena, Belanda adalah pasar potensial, me ngingat di negara ini banyak konsumen kuli ner Indonesia karena hubungan historis. “Kita mulai dengan Belanda untuk mempromosikan rending, dan nantinya akan menyusul nasi goreng, sate dan lain sebaginya,” imbuhnya.
Terkait dengan potensi ekonomi tersebut, Wamendag mengilustrasikan bahwa di
Setelah Belanda, kata Wamendag, target pasar yang akan menjadi sasaran promosi adalah Afrika Selatan. Potensi pasar di kawa san ini cukup besar. “Di negara tersebut Foto: hesti-myworkofart.blogspot.com
makanan khas nusantara yang masih bisa disentuh oleh kreativitas dan inovasi agar layak menjadi produk perdagangan yang menguntungkan secara ekonomi.
Torehan prestasi transaksi di atas membuat Kemendag RI semakin optimis untuk meng optimalkan kekayaan khazanah makanan dan minuman khas nusantara ini sebagai komoditas unggulan untuk meramaikan pasar dalam negeri maupun luar negeri. “Sektor pangan adalah sektor yang men janjikan. Nilai perdagangannya bisa mencapai Rp1.000 triliun setiap tahunnya,” kata Wakil Menteri Perdagangan RI Bayu Krisnamurthi pada saat acara penyerahan penghargaan UKM Pangan Award 2012 di Kantor Kemendag RI, 3 Oktober lalu. Angka itu adalah hasil per hitungan sementara Kemendag RI hanya dari transaksi perdagangan pangan olahan, baik itu dalam bentuk minuman, bumbu dan lain-lain. Bahkan, kata Wamendag, secara umum nilai bisnis pangan Indonesia per tahun bisa mencapai Rp 5.000 triliun. Apalagi kalau
Soto: Masakan khas Indonesia yang memiliki beragam jenis dari berbagai daerah di seluruh nusantara.
[ 17 ] Info PDN
Jika kita saja kehilangan esensi budaya makanan sendiri, akan sulit kita meningkatkan kualitas kuliner secara internasional.
Foto: pancakestime.com
Topik Bahasan
sekitar 1,5 juta keturunan WNI berdomisili,” papar Wamendag. Melihat potensi untuk merebut hati pasar kuliner Eropa dan Afrika yang menjanjikan itu, Kemendag sangat mengapresiasi para UKM yang sudah member warna inovasi dan terobosan dalam industri kuliner seperti pengemasan produk “Bumbu Rendang UD Gerak Tani” dan makanan olahan siap saji “Rendang Daging ASESE”. Hal itu, karena pemerintah sadar bahwa promosi saja tidak akan cukup bila tidak disertai oleh upayaupaya peningkatan mutu, kualitas dan juga kema san. Dan tidak boleh dilupakan, para pelaku UKM industri makanan olahan sendiri juga harus terus meningkatkan kualitas skill dan kemampuannya. “Kami mendorong dunia usaha untuk melakukan upaya pemberian nilai tambah terhadap produk kuliner ini, memang nantinya potensi ekspor rendang ini tidak terlalu signifikan secara nilai, tetapi perlu diingat bahwa ekspor itu bukan sesuatu yang bisa terwujud dalam satu hari,” kata Bayu. Wamendag mengingatkan bahwa untuk menembus
pasar ekspor maka UKM bidang kuliner harus mampu menjaga kualitas produknya serta melakukan penge masan demi meningkatkan daya saingnya. Apalagi, upaya untuk memperlebar ceruk ekspor makanan khas nusantara ini juga ada kompetitornya, yaitu Malaysia yang sudah terlebih dahulu mengekspor “Rendang Malaysia” ke pasar Eropa. Terkait upaya pemberian nilai tambah, Wamendag optimis masih banyak yang bisa dilakukan. Misalnya, dengan meningkatkan mutu higienitas dan kualitas proses produksinya. Wamendag menghimbau agar setiap pengolahan kuliner yang akan menjadi sajian di luar negeri harus baik proses pembuatannya. Dan Wamendag pun mengingatkan bahwa upaya menembus pasar luar negeri harus disertai peningka tan budaya makan masyarakat Indonesia. “Kita bisa melakukannya dari hal kecil, misalnya mengajarkan anak-anak lebih memilih makan makanan khas Indo nesia, daripada makanan luar,” jelasnya pada acara Pameran Pangan Nusa di Medan beberapa bulan lalu. “Jika kita saja kehilangan esensi budaya makanan sendiri, akan sulit kita meningkatkan kualitas kuliner secara internasional,” pungkasnya. (amf)
Industri Kuliner Indonesia;
Kaya Sumber Daya, Sarat Cita Rasa Tren naiknya ketertarikan pasar dunia terhadap porduk kuliner Indonesia boleh dikatakan terjadi sejak tahun 2004. Tepatnya, sejak Indonesia masuk menjadi anggota The Group of Twenty (G-20), kelompok 20 ekonomi utama yang terdiri dari 19 negara dengan perekonomian besar di dunia ditambah dengan Uni Eropa. “Dari situlah seluruh dunia mulai melirik Indonesia sebagai negara yang terkenal de ngan kulinernya,” kata Lisa Virgianno, Penggagas Underground Secret Dinning seusai acara “Rendang Journey 2012” di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, baru-baru ini. Menurutnya, Indonesia termasuk negara yang diuntungkan dengan kekayaan alam dan hasil yang berlimpah. Keadaan ini pula yang menyebabkan perhatian negara-negara lain kian besar perhatian mereka terhadap Indonesia. Adalah fakta bahwa Indonesia merupakan negeri yang subur tanahnya, melimpah kekayaan lautnya, dan meruah potensi alamnya. Dan soal kuliner, Indonesia berpotensi mengembangkan ribuan macam makanan khas yang diolah dan diramu dari kekayaan alamnya, baik itu yang berupa rempah-rempah, bumbu
aromatik seperti daun-daunan, beras, gandum, umbi-umbian, madu, gula, garam, minyak, sayur-sayuran, daging, ikan, dan buah-buahan. Menariknya, sumber daya alam kuliner tersebut masih diperkuat dengan faktor angin serta paparan matahari yang terus menyinari Indonesia. Menurut Lisa Virgian kedua faktor ini semakin membentuk karakter dari kuliner yang dimiliki Indonesia. “Kedua faktor itu membuat aroma, rasa, kualitas, warna, hingga bentuk kuliner Indonesia semakin memiliki cita rasa yang khas,” tuturnya. Keunggulan lainnya, Indonesia sendiri sebagai negara kesatuan dari berbagai suku dan bangsa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke memiliki warisan kuliner yang luar biasa banyak ragam dan coraknya. Boleh dibilang, setiap daerah memiliki makanan khas. Bahkan, meski berbahan baku sama, pasti berbeda cita rasa dan modelnya. Sebagai contoh, ikan patin di Palembang dimasak dengan tempoyak durian dan di Pekanbaru dimasak asam pedas. Perbedaan seperti inilah yang membuat kuliner Indonesia kian kaya tawaran sensasi rasanya. (amf/berbagai sumber)
[ 18 ] Info PDN
Berita Pasar I
Pasar Hewan:
foto: Agus Bachtiar
Tulang Punggung Pemasaran Hasil Peternakan Rakyat
Dinamis dan beromzet miliaran rupiah: Suasana di salah satu pasar hewan pada hari pasaran.
Pasar hewan merupakan sarana penting perdagangan yang ikut menggerakkan roda perekonomian rakyat Indonesia di berbagai pelosok nusantara. Selain sebagai tulang punggung pemasaran para peternak kecil pedesaan, pasar hewan juga telah menjadi tujuan utama para saudagar besar yang membutuhkan pasokan hewan ternak untuk mencukupi kebutuhan daging konsumsi di berbagai perkotaan. [ 19 ] Info PDN
R
ata-rata pasar hewan di Indonesia membuka transaksi berdasarkan hari pasaran. Namun, uang yang berputar bisa mencapai puluhan miliar dalam sekali pasaran, terutama pada bulan-bulan besar keagamaan, seperti Hari Raya Idul Qurban. Pasar Hewan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah misalnya, berhasil mencatat transaksi jual beli hewan ternak sekitar Rp10 miliar pada Minggu Pon 21 Oktober 2012, atau 5 hari menjelang Hari Raya Idul Adha lalu. Angka itu naik tajam dari hari-hari pasaran biasa. “Kalau hari pasaran (Pon) biasa sekitar Rp5 miliar hingga Rp 8 miliar,” ungkap Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Pasar Hewan Pemerintah
Berita Pasar I
Foto: antarafoto.com
Lurah Pasar Hewan Imogiri, Turadi, jumlah pengunjung pada hari pasaran menjelang Idul Adha tahun ini mencapai 2.000-an orang, atau meningkat empat kali lipat dibanding hari pasaran biasa. Pasar hewan terbesar di Kabupaten Bantul ini biasanya buka setiap hari pasaran Legi dengan kambing dan sapi sebagai komoditas utamanya. Sementara itu, di Jawa Barat, Pasar Hewan yang menjadi favorit para pedagang sapi dari luar kota adalah Pasar Hewan Manonjaya. Nilai transaksi yang berputar di pasar yang berada di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat ini setiap minggunya diprediksi mencapai Rp. 2,8 miliar. Angka itu pun mengalami kenaikan setiap memasuki bulan-bulan tertentu dan hari besar keagamaan seperti Ramadhan, Idul Fitri, serta Idul Adha. Hewan ternak yang dijual, tidak hanya di pasok dari Tasikmalaya atau Ciamis, namun juga dari Sumedang, Bandung, Purwokerto, Lampung, Jambi hingga Medan.
Kegiatan Jual beli di salah satu Pasar Unggas
Kabupaten Semarang, Agus Waryanto kepada media pada 21/10 lalu. Meningkatnya omzet tersebut juga disertai dengan bertambahnya jumlah hewan ternak yang diperjualbelikan. Di hari-hari pasaran biasa, Pasar Hewan yang sering disebut Pasar Pon ini paling maksimal hanya diisi oleh 800 ekor sapi dan kerbau. Tapi, menjelang Hari Idul Adha lalu jumlah hewan yang diperdagangkan meningkat menjadi sekitar 1.000 ekor sapi dan kerbau. Tak ayal, pasar seluas 3,1 hektar itu pun menjadi sesak. Sebab, selain pedagang dan pengunjungnya juga bertambah banyak, area pasar ini juga menyatu dengan pasar burung yang dipenuhi oleh para pedagang hewan unggas dan hewan ternak lainnya, semisal ayam, bebek, kelinci dan lain sebagainya. Menurut sejumlah pedagang sapi yang men suplai daging sapi ke Ibu Kota, Pasar Pon Ambarawa termasuk pasar hewan terbesar dan terlengkap di Indonesia. Selain Pasar Hewan Ambarawa, pasar he wan lain di Jawa Tengah yang cukup ter kenal adalah Pasar Hewan Kecamatan Pra cimantoro dan Pasar Hewan Purwantoro. Kedua pasar ini disebut-sebut sebagai pasar hewan bertaraf nasional. Yakni, karena selalu dikunjungi banyak pembeli dari luar kota, luar provinsi dan juga luar pulau. Biasanya, mereka itu adalah para pedagang dari Jawa
Timur, Madura, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jabodetabek dan DKI Jakarta, Lampung, Kali mantan dan Sumatera Barat. Jumlah pembeli dari luar provinsi ini tambah banyak setiap kali menjelang lebaran Idul Adha. Kedua pasar ini sendiri berbeda hari operasi nya. Pasar Hewan Purwantoro buka setiap Pon dan Wage. Sedangkan Pasar Hewan Pracimantoro pada hari pasaran Wage dan Legi. Menurut data pemerintah Wonogiri, jumlah hewan ternak yang dijualbelikan di pasar Purwantoro menjelang Idul Adha ini mencapai rata-rata 550 ekor sapi dan 400 ekor kambing per hari pasaran. Fenomena serupa juga terjadi sehari men jelang Hari Raya Kurban di Pasar Hewan Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Pada hari pasaran biasa, yaitu hari Legi dalam hitungan kalender Jawa, omzet pasar hewan ini berada pada kisaran ratusan juta. Dan angka itu biasa nya melejit sampai miliaran rupiah setiap menjelang Idul Adha atau Idul Fitri. Bahkan, setiap menjelang kedua hari raya itu banyak pedagang ternak dari luar daerah yang ikut mengais keuntungan di pasar yang berada di desa Karangtalun, Imogiri, Bantul ini. Selain dari Gunungkidul, ada juga puluhan pedagang yang membawa ternak sapi dari Kebumen, Ambarawa dan Boyolali. Pengunjungnya juga membludak. Menurut
[ 20 ] Info PDN
Pasar hewan di Jabar yang cukup dinamis adalah Pasar Hewan Cianjur. Pasar yang terletak di Jalan Siliwangi Kampung Cageu nang, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat ini merupakan pasar hewan ternak spesialis domba dan kambing. Buka seminggu dua kali, yaitu hari Senin dan Kamis. Jenis domba dan kambing yang dijual di pasar ini pun beragam. Ada ettawa, benggala, dan kambing kacang. Menjelang Idul Adha lalu, transaksi di pasar ini sangat padat hingga pengelola membuka pasar ini selama 24 jam penuh selama sepekan sebelum Idul Adha. Diperkirakan angka penjualannya menjelang lebaran haji kali ini meningkat 30 sampai 50%, meski harga jual beberapa hewan ternak naik signifikan dengan interval antara Rp 1,5 juta hingga Rp 6,5 juta. Selain dari petani dan peternak setempat, domba-domba yang dijual di pasar ini juga didatangkan oleh sejumlah pedagang dari Wonosobo, Yogyakarta, Purbalingga, dan beberapa daerah di Jawa Tengah. Adapun di luar Jawa, Pasar Hewan yang boleh dibilang sangat besar dan bertaraf nasional adalah Pasar Hewan Beringkit, Bali. Pasar Beringkit ini buka tiap pasaran sapi, yaitu hari Rabu atau Minggu. Dalam sehari pasaran, bisa terjadi transaksi sekitar 1.500 - 2.000 ekor sapi dengan berat rata-rata di atas 375 kg. Pasar Beringkit tercatat menjadi pusat
Kandang Uang Yang Penuh Dengan Tradisi Sebagaimana pasar tradisional pada umumnya, pasar-pasar hewan di Indonesia juga bukan hanya sebagai penggerak ekonomi rakyat tetapi juga sebagai sarana pertemuan sosial yang sarat dengan aneka budaya dan tradisi khas daerah setempat. Di Pasar Hewan Siyono, Kecamatan Playen, Gunung Kidul misalnya, kita akan disuguhi tradisi unik setiap pembeli setelah menawar seekor hewan dan belum terjadi kesepakatan dengan penjualnya. Yakni, ia akan pergi dengan memberi sejumlah uang sebagai panjer, atau uang tanda serius ingin membeli. Uniknya, jumlah uang yang diberikan pun tak sebanding dengan harga ternak yang mencapai jutaan rupiah. Dalam tradisi panjer ini, umumnya si pembeli memberi uang kepada si penjual sebesar Rp 500 sampai Rp 10.000 agar si penjual tidak menjual kepada pembeli lain sampai benar-benar ada kepastian jadi membeli apa tidak. Menariknya, sejumlah uang yang tak seberapa itu adalah sebagai tali-rembug yang menjadi simbol untuk saling percaya mempercayai antara calon pembeli dengan penjual. Apabila panjeran ditarik oleh calon pembeli, misalnya tidak jadi beli, hewan itu dapat diperjualbelikan kepada orang lain. Bilakah ada yang melanggar? Sanksi sosial bakal menimpanya. Yakni, di kemudian hari pedagang tersebut akan kehilangan kepercayaan dari pelanggannya. Tradisi turun menurun di Pasar Siyono yang buka pada setiap Wage pada penanggalangan Jawa ini ternyata juga dijumpai di pasar-pasar hewan lain, semisal di Pasar Hewan Munggi (Semanu) dan Pasar hewan Prambanan (Sleman).
kendaraan bagi roh jenazah yang hendak dikuburkan agar cepat sampai ke surga. Jumlah hewan yang disembelih juga menjadi pertanda status sosial si jenazah. Artinya, semakin banyak kerbau yang disembelih berarti semakin tinggi pula kedudukan keluarga penyelenggara upacara. Biasanya, bila yang meninggal adalah dari golongan ningrat maka kerbau yang disembelih bisa mencapai 100-an ekor kerbau. Adapun golongan menengah, maka minimal yang wajib disembelih keluarganya dalam upacara pemakaman adat adalah 8 ekor kerbau dan 50 babi. Demikianlah, kedua pasar ini pun menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial budaya masyarakat Toraja. Dan secara otomatis, eksistensi tersebut tentu saja sangat berperan dalam roda perekonomian waraga setempat. Pasar Bolu merupakan pusat penjualan kerbau dan buka sekali dalam 6 hari. Selain kerbau, komoditas utama hewan yang dijual di pasar ini adalah babi. Pada saat hari pasar biasa, jumlah kerbau yang diperjualbelikan di pasar ini bisa mencapai 500 ekor dan meningkat dua kali lipat setiap akan diadakan upacara-upacara adat.
Sebagaimana pasar tradisional pada umumnya, pasar-pasar he wan di Indone sia juga bukan hanya sebagai penggerak eko nomi rakyat tetapi juga sebagai sa rana pertemuan sosial yang sarat dengan aneka bu daya dan tradisi khas daerah setempat.
Adapaun Pasar Makale lebih dikenal sebagai Pasar Babi. Sebab, komoditas utama yang dijual di pasar ini adalah babi. Pasar ini bertempat di sebuah blok berukuran 50 × 20 meter yang dibagi dalam tiga bagian: bagian untuk anak babi, babi dewasa, dan daging babi. Keunikan tradisi yang dimiliki pasar ini terletak pada para pedagang memperlakukan hewan dagangannya. Bila ada calon pembeli hendak membeli babi anakan untuk dipelihara, maka si penjual akan menaruh anak babi itu dalam karung beras dan kemudian membu kanya sedikit agar dilihat si calon pembeli. Adapun untuk babi dewasa, biasanya diikat pada bilah bambu dan diletakkan di tanah atau balai bambu. (amf/berbagai sumber) Foto: peluangusaha.kontan.co.id
pemasaran hewan di Bali sejak tahun 1970-an. Dari pasar ini pula sapi-sapi Brahmana dari Bali disuplai ke sejumlah daerah, termasuk ke Jakarta.
Peran pasar hewan sebagai simbol budaya ini juga dimainkan oleh Pasar Bolu dan Pasar Makale, dua pasar hewan tertua dan terbesar di Tana Toraja. Kedua pasar ini mencerminkan budaya dan sekaligus pelestari peradaban masyarakat Toraja. Komoditas utama kedua pasar ini adalah kerbau dan babi yang telah sejak dahulu kala menjadi simbol status bagi masyarakat Toraja. Untuk diketahui, kedua hewan merupakan hewan pen ting bagi kebudayaan masyarakat Toraja. Kerbau adalah syarat yang harus dipenuhi dalam sebuah upacara adat, khususnya dalam upacara-upacara pemakaman. Seperti dimaklumi, masyarakat Toraja meyakini bahwa kerbau yang disembelih akan menjadi
Pasar Burung: salah satu aset perekonomian rakyat yang ada hampir di setiap kota.
[ 21 ] Info PDN
Berita Pasar II
Ada Ratusan Cara Menjual Daya Tarik Batik Peringatan Hari Batik Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Oktober lalu menyisakan banyak ide dan gagasan. Salah satunya adalah perlunya mengeksplorasi daya tarik batik yang kian populer di dunia menjadi unsur-unsur yang bisa meningkatkan nilai lebih dari berbagai macam produk kreatif Indonesia di pasar nasional dan internasional. Banyak peluang besar menanti di depan mata.
P
esona batik kian tak terbendung daya tariknya. Jiwa-jiwa muda yang puluhan tahun lalu masih alergi terhadap batik, kini pun mulai menyukainya. Banyak anak-anak muda yang mengecat motor kesayangannya dengan motif batik. Ada pula orang yang bang ga mengecat mobil mewah bermerk mercedes miliknya dengan sentuhan artistik bermotif batik. Tak ketinggalan, beragam komunitas hobi maupun profesional juga banyak yang memilih corak batik sebagai salah satu unsur dalam logo, baju seragam, atau aksesoris-aksesoris mereka. Fenomena ini kian membuktikan kuatnya pe sona batik sebagai hasil seni yang cocok untuk apapun, di mana pun dan dalam momen apa pun. Karenanya, tak mengherankan bila be berapa tahun terakhir ini bermunculan puluhan, bahkan ratusan produk kreatif berbahan kain batik atau ornamen batik. Ada tas wanita, tas laptop, cover handphone, sepatu, sandal, dom pet dan lain produk-produk kerajinan lainnya. Bahkan, sejumlah produk kebutuhan rumah tangga semisal furnitur, pernak-pernak interior sampai peralatan dapur pun sudah banyak yang menjadikan batik sebagai daya tarik desainnya untuk memenangkan persaingan yang ketat dalam merebut hati konsumen. Yang menarik, produk-produk tersebut begitu diminati pasar, baik di dalam maupun di luar negeri. Walhasil, tak sedikit pengusaha yang belakangan dikabarkan berhasil mereguk keuntungan dari kreativitas mengemas batik sebagai salah satu produk bisnis dengan mengakomodasi kreativitas, inovasi, dan tetap menjaga ciri khas batik itu sendiri.
Sepatu Batik: Menggoda konsumen dalam negeri dan luar negeri dengan sentuhan.
[ 22 ] Info PDN
Di antara pengusaha itu adalah Ananda Ratya
Rp 3,9 triliun Tahun 2011 lalu nilai perdagangan batik sudah mencapai Rp 3,9 triliun dan menyetor devisa sebanyak kurang lebih Rp 1 Triliun. Tahun 2010, nilai ekspor batik dengan beragam produk turunannya mencapai US$ 22,3 juta dengan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa sebagai tujuannya.
Sementara itu, di Solo juga muncul produk lain yang ikut meramaikan pasar kreasi batik, yaitu Kaos “Polo” rasa batik. Salah satu produsennya adalah Yayuk Sukaryani (56). Dengan dibantu oleh anaknya yang bernama Matheus Kurnia wan Susanto (25), pemilik merk Kaose Ethnic holic ini berhasil mendulang untung dari Polo shirt atau kemeja kaus berkerah, berlengan pendek, yang disentuh dengan motif-motif batik klasik semacam parang barong, parang rusak, parang merak, atau juga motif kawung. Motif-motif batik tersebut dilekatkan pada bagian tertentu dari kaos, bukan pada keselu ruhan kaos. Misalnya, di sekitar dada, di sisi kiri atau kanan kaos, di bagian bawah kaos, atau kombinasi di antara kedua ba gian tersebut. Dan agar terlihat modern, tidak terlalu klasik dan agak ngepop, Yayuk memoles corak-corak batik tersebut dengan berbagai modifikasi tertentu sesuai motif dan warnanya. Motif kawung, misalnya, diberi isen-isen atau isian supaya terkesan meriah. Kreativitas Yayuk pun mendapat sambutan luar biasa di pasar, terutama di kalangan anak muda. Soalnya, kaos model ini sopan dan berwibawa sehingga bisa dipakai untuk acara-acara semi resmi, bukan seperti kaos oblong. Tak heran, bila harga Rp.75.000,yang dibandrol Yayuk untuk satu kaos pun tak menjadi soal bagi para konsumennya.
Foto-foto: Agus Bachtiar
Wardana yang melejit dengan produk Batik Bola Narini-nya. Dalam sebulan, lelaki penyuka sepak bola ini bisa mengantongi puluhan juta rupiah dari produknya yang unik tersebut. Padahal, awalnya dulu pengusaha muda dari Kota Pelajar Yogyakarta ini memasarkan produknya hanya dengan beberapa sampel saja. Itu pun ia lakukan lewat akun Facebook, Twitter dan blog pribadinya. Tak disangka, produknya begitu menarik perhatian dan diminati banyak orang. Singkat cerita, orderan pun mulai membanjirinya. Dan kini, ada bebe rapa pemesan besar dari Malaysia dan Singa pura yang sudah menunggu kiriman produknya.
Mobil mewah berornamen batik ini menjadi bukti gengsi batik di mata bangsa Indonesia.
Dari Sandal Sampai Pisau Batik Pun Ada Produk kreatif batik lain yang juga tak kalah keras lakunya di pasaran adalah sandal hotel bermotif batik. Produk ini menawarkan nuansa tersendiri bagi pemakainya. Selain unik, produk ini juga cocok untuk dipakai dalam berbagai waktu dan tempat, terutama pada saat santai, baik di hotel maupun di rumah. Salah satu produsen sandal batik ini adalah Andika Craft. Usaha Kecil Menengah dari Bantul, Yogyakarta yang memulai usahanya sekitar 2007 ini fokus mengembangkan produksi sandal spon bermotif batik, sandal batik jepit, dan juga sandal batik selop. Dalam sebulan, Andika bisa memproduksi 10.000 s.d. 15.000 pasang dengan dibantu oleh 11 orang tenaga kerja produksi. Soal pasar, produk Andika Craft kini sudah menjadi langganan rutin dari 10 hotel yang berada di wilayah Jogja dan Solo ( 6 di Jogja dan 4 di Solo). Dua hotel bintang 5 yang berada di Solo setiap bulannya rutin membeli 5.000 pasang sandal spon dari Andika Craft. Sementara untuk hotel bintang 3 dan 4 berada pada kisaran 1.000 pasang per bulannya.
[ 23 ] Info PDN
Ada lagi produk bernuansa batik yang juga tak kalah besar prospek pasarnya, yaitu sepatu batik. Salah satu merek sepatu batik yang kini mulai merambah pasar internasional adalah sepatu batik La Spina, karya seorang pe ngusaha wanita muda bernama Lianna Guna wan. Sepatu batik kreasi peraih penghargaan Cartier Women’s Innitiative Awards 2012 ini terdiri dari berbagai macam pilihan. Ada sepatu batik bermotif batik Garutan, batik Lasem, tenun Pinawetengan asal Minahasa, dan songket Palembang. Ukuran dan jenisnya pun beragam. Ada sepatu dengan hak 5 hingga 12 cm, wedges, sepatu datar, hingga sepatu anak-anak. Kabarnya, kini Sepatu La Spina telah dikontrak untuk membuat sepatu bagi awak kabin maskapai Garuda Indonesia. Bahkan, pro duk La Spina juga telah dipasarkan di bebe rapa department store kelas atas, seperti Debenhams Senayan City Jakarta Selatan. Adapun untuk pasar luar negeri, saat ini Lianna sedang membidik pasar Jepang dan akan menjangkau pasar Kanada, Thailand, Korea, dan Eropa untuk mengembangkan usaha sepatu batiknya ini.
Berita Pasar II Industri batik nasional berada dalam posisi strategis sebagai nation branding, serta berdampak bagi penguatan pasar dalam negeri. Dan ini semua masih bisa dioptimal kan lagi.
Batik bisa menjadi pelengkap keindahan berbagai macam produk dan peralatan.
Satu lagi produk bernuansa batik yang cukup unik adalah pisau batik. Pisau ini bukan sekedar pisau mainan, tetapi pisau sungguhan yang biasa digunakan sebagai salah satu perkakas vital di rumah tangga. Jadi, bahannya pun asli dari besi baja dan juga stainless. Yang beda, kedua mata pisau-pisau ini ber corak goresan batik. Inovatornya bernama Sudiman, seorang perajin dari Yogyakarta. Selain memproduksi pisau batik dengan berbagai ukuran, Sudiman juga memproduksi pisau gores janur, parang dan samurai. Semua produknya itu diberi goresan corak batik pada kedua sisinya. Bahkan, hulu dan sarungnya yang ter buat dari kayu juga dihiasinya dengan ornamen batik. Dalam sebulan, Sudiman bisa memproduksi pisau dapur berbahan besi baja sebanyak 1.800 buah, pisau dapur berbahan stainlees sekitar 1.200 buah, pisau kreasi yang umumnya digoreskan corak batik 90 buah, parang batik sebanyak 10-15 buah, dan Samurai sebanyak 4 buah. Dengan kapasitas produksi tersebut, Sudiman meraih omzet penjualan per bulan sekitar Rp. 22 juta dengan keuntungan rata-rata 10-15 %. Itu adalah hasil dari pisaunya saja, belum termasuk dari produk-produk kerajinan bernuansa batik lain yang juga diproduksi Sudiman. Sebab, selain mem produksi pisau, parang dan samurai, Sudiman juga menghasilkan produk batik kayu. Ada sekitar 99 jenis produk batik kayu yang telah dihasilkannya. Dari jumlah itu, ada yang berupa pernak-pernik atau asesoris hiasan semacam wayang 3 dimensi, tempat lilin, topi, sandal, gelang, topeng, wayang, loro blonyo, sendok dan garpu batik. Adapula yang berupa beberapa perkakas kebutuhan kantor dan peralatan rumah tangga seperti asbak, kotak
[ 24 ] Info PDN
perhiasan, tempat bumbu dapur, tempat pakaian kotor sampai kotak kartu nama. Omzet Sudiman dari produk-produk ini sampai Rp. 10 jutaan per bulan dengan tingkat keuntungan 20 %. Adapun jangkauan pasarnya, selain laris di pasaran lokal Yogyakarta, produk-produk Sudiman yang mulai masuk ke pasar tahun 2007 ini juga banyak dipesan dari Jakarta dan Lampung. Bahkan, kabarnya juga sudah ada yang laku dan diminati di Malaysia. Singkat wacana, semua itu baru sebagian kecil saja dari khazanah kreativitas batik yang terkekspos ke media. Itu pun sudah bisa menambah devisa negara dan banyak membuka lapangan kerja. Seperti dimaklumi, tahun 2011 lalu nilai perdagangan batik sudah mencapai Rp 3,9 triliun dan menyetor devisa sebanyak kurang lebih Rp 1 triliun. Tahun 2010, nilai ekspor batik dengan beragam produk turunannya mencapai USD 22,3 juta dengan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa sebagai tujuannya. Sementara itu, jumlah tenaga kerja yang diserap pun cukup fantastis, yaitu sekitar 916.783 orang dengan kurang lebih 100.000 pengrajin (data Kemenkop dan UKM 2011). Dari jumlah tersebut, sekitar 99,39% atau 55.573 pengusaha batik merupakan UKM (data Kementerian Perindustrian 2011). Artinya, semua data ini menunjukkan bahwa bahwa batik telah terbukti mampu menjadi salah satu peng gerak sektor riil tanah air. Industri batik nasional ber ada dalam posisi strategis sebagai nation branding, serta berdampak bagi penguatan pasar dalam negeri. Dan ini semua masih bisa dioptimalkan lagi. Sebab, masih ada ratusan cara menjual pesona batik yang kian tak terbenduk daya tariknya. (ccp/Amf)
Distribusi
Bulog Sebagai Penyangga Stok:
Stabilisator Harga dan Persedian Bahan Pangan Dalam 6 atau 9 bulan ke depan, ketahanan pangan global diperkirakan akan mengalami kondisi rawan sebagai akibat perubahan iklim atau climate change. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah akan memperkuat kebijakan ketahanan pangan Indonesia. Salah satunya adalah dengan merevitalisasi peran Badan Urusan Logistik (Bulog) sebagai stabilisator harga dan pasokan kebutuhan pangan nasional.
T
Foto: analisadaily.com
ahun ini Amerika Serikat dilanda kekeringan. Sejumlah komoditas per tanian seperti jagung, kedelai, dan gandum diprediksi oleh pemerintah AS bakal mengalami gagal panen. Hal ini dikhawatirkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bisa berdampak pada stabilitas pangan dunia sebagaimana pernah terjadi pada tahun 2007-2008. Maka dari itu, PBB mengingatkan kepada seluruh pemimpin dunia untuk bertindak cepat mencegah bencana yang akan mem pengaruhi puluhan juta orang tersebut. Dan bagi Indonesia, kondisi ini tentu saja perlu disikapi dengan cermat. Sebab, sampai saat ini Indonesia menjadi salah satu negara pengimpor beras yang tentu akan terkena langsung dari dampak krisis tersebut. Menyikapi hal itu, beberapa bulan lalu pemerintah membentuk Tim Revitalisasi Peran Bulog yang diketuai oleh Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi. Dengan revitalisasi ini, pemerintah berencana akan menambah fungsi Bulog, sehingga tidak hanya mengelola beras namun juga me ngelola komoditas pangan lainnya seperti minyak, gula, dan kedelai. Sesuai dengan Inpres Nomor 3 Tahun 2012 tentang kebijakan pengadaan gabah/ beras dan penyaluran beras oleh pemerintah, se lama ini Bulog mendapat tugas antara lain melakukan pengadaan beras di dalam ne geri dengan ketentuan Harga Pembelian
Aktifitas logistik: Bongkar muat beras di salah satu pelabuhan untuk mencukupi pasokan kebutuhan masyarakat.
[ 25 ] Info PDN
Distribusi
foto: Agus Bachtiar
Pemerintah (HPP) melalui pengadaan beras dalam negeri, menjaga harga di tingkat petani, dan menjaga kecukupan stok. Selain itu Bulog mendapat tugas menyediakan dan menyalurkan beras bersubsidi bagi ke lompok masyarakat berpendapatan rendah. Bulog juga menyediakan dan menyalurkan beras untuk menjaga stabilitas harga beras, menanggulangi keadaan darurat bencana dan rawan pangan dengan mengelola cadangan beras pemerintah Dan akhirnya, awal Oktober lalu draf reko mendasi hasil kajian Tim Revitalisasi Bulog pun sudah siap diserahkan ke Presiden pada Oktober ini. Pada akhir tahun 2012 ini, draft itu diharapkan sudah bisa terbit menjadi Peraturan Presiden yang akan menjadi pa yung hukum bagi Badan Urusan Logistik (Bulog) sebagai stabilisator harga beras, kedelai dan gula. Tujuan dari revitalisasi Bulog adalah untuk mewujudkan kecukupan produksi pangan nasional. Karena itu, Bulog ke depan akan difungsikan menjadi lembaga peyangga dan stabilisator harga beras, kedelai dan gula. Bahkan, sebagaimana diamanatkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dengan adanya revitalisasi ini Bulog diharapkan tak hanya mengendalikan komoditas beras, kedelai dan gula, tetapi juga jagung dan daging sapi. Demi mengoptimalkan tujuan tersebut, draft peraturan dari Tim Revitalisasi Bulog akan dikaji dari sisi teknis dan koordinasi pelaksanaannya di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sebelum keluar men jadi Peraturan Presiden. Menurut Bayu Krisnamurthi, Ketua Tim Revitalisasi Bulog, hal teknis yang masih akan didalami adalah menyangkut harga komoditas di pasar, waktu pelaksanaan revitalisasi Bulog dan jumlah cadangan pangan nasional. Sebagai catatan, Wamendag juga mene gaskan bahwa selama ini misi Bulog lebih banyak mengamankan sisi produksi, dalam arti bagaimana mendistribusikan dan men jual hasil produksi yang melimpah. “Seka rang posisinya terbalik, situasi pangannya berbeda. Kondisi kita saat ini selalu kurang, sehingga yang perlu mendapatkan dukungan adalah dari sisi pemenuhan kebutuhan (demand),” paparnya kepada wartawan, Senin (3/9/2012) lalu.
Kedelai: Salah satu komoditas yang diusulkan untuk ditangani pengamanan stoknya oleh Bulog.
Berangkat dari fakta tersebut, Wamendag menginginkan Bulog dapat menjembatani kondisi tersebut. Artinya, Bulog tidak hanya bisa didayagunakan untuk meningkatkan produksi tetapi juga untuk memenuhi kebutu han atau permintaan. Sebab, bagaimana pun persoalan logistik dan perdagangan tidak bisa diselesaikan secara fundamental, apabila tidak ada peningkatan produksi. “Rekomen dasi pertama adalah stabilisasi hanya bisa dilakukan apabila terjadi peningkatan pro duksi, apa pun yang dilakukan logistik dan perdagangan yaitu mendorong produksi. Dulu Bulog basisnya lebih menanggulangi sektor produksinya, sekarang bagaimana menstabilkan harga di tingkat konsumen,” imbuhnya. Bahkan, dengan revitalisasi peran ini Bulog juga dih arapkan dapat menjadi badan
[ 26 ] Info PDN
penyangga yang bisa mengamankan harga di tingkat produsen dan konsumen ketika terjadi fluktuasi. “Kalau beras kan sudah. Sekarang tinggal gula dan kedelai. Dengan stok itu, Bulog bisa intervensi. Tapi, intervensinya itu targeted, tidak blanked intervention. Me kanisme itu yang akan kita terapkan dulu,” paparnya. Sebagai contoh, menurut Wamendag, jika harga kedelai melejit, maka Bulog dengan stok yang dimiliki dapat melakukan intervensi dengan menggelontorkan kedelai kepada perajin tahu dan tempe di bawah harga pasar. Sebaliknya, jika harga kedelai di tingkat petani anjlok, maka Bulog dapat membeli stok yang dimiliki perajin tahu dan tempe di atas harga pasar. Terkait dengan masalah mekanisme intervensi
Menurut Wamendag, konsep cadangan ini yang nantinya akan menjadi alat intervensi Bulog untuk menstabilisasi harga pasar dalam negeri. Nantinya, untuk menstabilkan harga Bulog akan menjual cada ngan ke pasar dengan target penjualan ke daerah yang memiliki konsumsi rendah dan harga komoditas yang sangat tinggi. Lebih dari itu, Wamendag juga berharap dengan revitalisasi peran tersebut Bulog ke depan harus berperilaku dan bertindak sebagai perusahaan logistik modern, yaitu memastikan pangan dapat didistribusikan ke pelosok-pelosok dengan handal dan harga yang terjangkau. Dalam kerangka itu, Wamendag juga berpendapat tentang perlunya lembaga yang akan menjadi operator dan regislator secara terpisah, sehingga pelaksanaan di lapangannya dapat terus terpantau dan terawasi dengan baik. Kesiapan Bulog Untuk melakukan revitalisasi terhadap Bulog me mang bukan hal mudah. Selain memb utuhkan payung hukum, Bulog juga harus dilengkapi dengan infrastruktur-infrastruktur dan sumber daya manusia yang memadai. Tentang hal ini, pihak Bulog sendiri menegaskan bahwa Bulog siap menjalankan penam bahan fungsi dan peran tersebut.
yang jumlahnya 463 lokasi di seluruh Indonesia. Tidak akan mematikan bisnis swasta Dalam banyak kesempatan Bayu juga menegaskan bahwa revitalisasi dan perluasan kembali peran Bulog tidak akan mematikan usaha para importir yang selama ini sudah berjalan. Adapun untuk beras, Bulog akan tetap menjadi importir tunggal. Menurutnya, para importir akan tetap diperbolehkan melakukan importasi. Hanya saja, mereka harus memenuhi syarat sebagai importir terdaftar. Artinya, para importir umum kedelai dan jagung harus beralih status menjadi importir terdaftar. Maksud dari persyaratan itu adalah untuk lebih men dukung ketertiban data sehingga mudah untuk dikelola dan dijadikan patokan untuk mengambil kebijakankebijakan penting pada saat diperlukan. “Dengan demikian, kita tahu besarnya impor itu berapa dan kemudian dari mana, kapan masuknya. Ini bagian dari pengelolaan kita terhadap pasokan. Dengan demikian, kita punya data yang cukup dan lengkap tentang ba gaimana dinamika pasokan di dalam negeri,” tuturnya.
Jadi, misalnya pada saat terjadi kelangkaan tidak akan terjadi lagi permainan harga atau kartel, nggak boleh ada kartel, kalau semua dilakukan swasta nanti mereka tergiur untuk kartel, ini yang dikhawatirkan karena itu (kartel) tidak boleh.
Hal senada juga dinyatakan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa. Menurutnya, semangat dari revitalisasi peran Bulog bukan untuk mematikan swasta, tapi Bulog harus bisa mempunyai kemampuan untuk menstabilkan harga. Artinya, revitalisasi peran Bulog sebagai penyangga stok dilakukan agar impor yang selama ini dilakukan oleh swasta pihak swasta bisa dikendalikan. “Jadi, misalnya pada saat terjadi kelangkaan tidak akan terjadi lagi permainan harga atau kartel, nggak boleh ada kartel, kalau semua dilakukan swasta nanti mereka tergiur untuk kartel, ini yang dikhawatirkan karena itu (kartel) tidak boleh,” imbuhnya. (amf) Foto: tempo.co
ini, Tim Revitalisasi Bulog juga merekomendasikan kepada pemerintah untuk menerapkan konsep cadangan komoditas sebesar 7%-8% dari kebutuhan dalam negeri. Dan seperti dimaklumi, kebutuhan beras nasional per tahunnya adalah sebesar 36-37 juta ton, kedelai 2 juta ton, dan gula sekitar 2,6 - 2,7 juta ton. Karena itu, nantinya Bulog minimal harus memiliki cadangan komoditas sebesar 2 juta ton untuk beras, 162 ribu ton untuk kedelai, dan 156 ribu ton gula untuk konsumsi rumah tangga.
Menurut Dirut Perum Bulog Sutarto Alimoeso, Bulog bisa menjalankan fungsi barunya sebagai penyangga stok dan stabilisator harga beras, gula, dan kedelai sekitar enam bulan setelah perpres atau inpres di terbitkan. Secara infrastruktur, saat ini Bulog juga terus menambah gudang. “Kami akan membangun 28 gudang dengan investasi Rp 58 miliar. Dananya dari cash internal Bulog,” kata Sutarto. Sementara itu, pengalaman Bulog dalam menjalankan perannya selama ini juga sudah cukup teruji. Bulog telah melakukan kegiatan menjaga harga dasar pembelian untuk gabah, stabilisasi harga, menya lurkan beras untuk orang miskin (Raskin) dan pe ngelolaan stok pangan. Dalam menjalankan peran tersebut, Bulog salama ini didukung oleh 5.025 SDM yang tersebar di 26 Divisi Regional (Divre), 101 Sub Divre, Kanlog 30 lokasi dan gudang penyimpanan
[ 27 ] Info PDN
Kolom Anda
Rp 2,3 triliun Tercatat, sejak tahun 2005 sampai tahun 2012 ini pemerintah sudah mengalokasikan dana Rp 2,3 triliun, untuk merehabilitasi 1.568 unit pasar.
D
ikotomi antara pasar tradisional dan pasar modern se sungguhnya sudah tidak relevan lagi untuk dijadikan se bagai pengukur daya saing. Sebab, yang dibutuhkan oleh masyarakat saat ini adalah hadirnya sebuah pasar yang ideal dan maju, baik itu berbentuk pasar modern maupun pasar tradisional. Artinya, keduanya memiliki tantangan yang sama untuk merebut hati konsumen, yaitu bagaimana meningkatkan dirinya menjadi pasar yang ideal dan maju.
Mewujudkan Pasar Ideal Melalui Public Private Partnership
Sebagaimana disampaikan oleh Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi dalam banyak kesempatan, sebuah pasar harus memiliki 7 kriteria untuk bisa disebut pasar yang ideal dan maju. Ketujuh kriteria pasar ideal itu adalah; Pertama, sehat, bersih dan tidak membahayakan konsumen. Artinya, pasar tersebut harus semaksimal mungkin bisa menghin darkan para pedagang dan pengunjungnya dari berbagai macam bentuk penyakit yang disebabkan oleh faktor-faktor kebersihan. Hal ini bisa diukur dari kinerja manajemen pasar dalam menangani sampah dan limbah pasar sehingga pasar tampak selalu bersih, tidak menebarkan bau amis dan lantainya tidak becek.
Oleh: Didi Sumedi (Direktur Logistik dan Sarana Distribusi)
Kedua, harus tertib hukum dalam kaitannya dengan soal takaran dan timbangan. Karakter ini sangat penting untuk terpenuhinya hak-hak konsumen agar merasa tidak dirugikan. Untuk mewujudkan hal ini, tentu saja manajemen atau pengelola pasar harus memiliki sistem pengawasan (controlling) yang ketat agar semua pedagangnya selalu disiplin memeriksakan alat timbang atau alat ukur mereka secara berkala. Di samping itu, manajemen pasar juga bisa memberikan jaminan kepada para pengunjungnya bahwa produk-produk yang diperdagangkan selalu sesuai dan memenuhi aturan yang berlaku, seperti ber-SNI, disertai buku panduan, dan tidak kedaluwarsa.
Dalam rangka meningkatkan kualitas penyediaan, pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur pasar-pasar tradisional di berbagai daerah, Kementerian Perdagangan RI selalu membuka peluang kepada pihak-pihak swasta untuk berpartisipasi secara aktif melalui skema PublicPrivate Partnership (Kerjasama Pemerintah dengan Swasta/KPS).
Ketiga, memberikan porsi perhatian yang lebih terhadap produkproduk buatan dalam negeri. Dengan kata lain, pengelola pasar hendaknya memiliki kebijakan yang bisa mendorong para pedagangnya untuk memprioritaskan penjualan produk-produk Usaha Kecil Menengah nasional dan komoditas-komoditas hasil panen para petani dalam negeri. Harus diingat, bahwa kebijakan seperti ini juga sudah banyak diterapkan di pasar-pasar tradisional di luar negeri sebagai upaya menjadikan pasar lokal sebagai lokomotif penggerak ekonomi rakyatnya.
[ 28 ] Info PDN
Keempat, peduli terhadap keamanan, kenyamanan dan kebutuhan konsumen atau pengunjung. Ini bisa terwujud bila manajemen pasar bisa menyediakan fasilitas-fasilitas yang memadahi dan bisa menjawab kebutuhan konsumen akan rasa aman dan nyaman ketika berbelanja. Misalnya, pasar harus menyediakan sarana pendukung untuk memberikan kenyamanan dan keamaan bagi ibu-ibu hamil, orang cacat atau orang sudah lanjut usia. Kelima, pasar yang ideal juga harus peduli terhadap kelestarian lingkungan. Misalnya, pasar memiliki mekanisme untuk penghematan energi listrik, memberikan perhatian khusus terhadap penghijauan di sekitar area pasar, atau memiliki sistem pengolahan limbah yang baik sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitar. Keenam, mampu mempertahankan identitas budaya bangsa atau khazanah kearifan lokal daerah masing-masing. Dengan bahasa lain, pasar tetap menjalankan fungsi dan peran sosialnya sebagai salah satu pilar budaya dan tradisi atau adat-istiadat daerah setempat. Ketujuh, bisa meningkatkan pendapatan atau keuntungan para pedagangnya. Dalam hal ini, pasar tentunya harus peka terhadap peta persaingan yang ada dan selalu melakukan inovasi serta terobosanterobosan kreatif untuk terus mempertahankan dan meningkatkan jumlah pengunjung pasar. Meski tidak mudah, pemerintah tetap berkomitmen dan terus melakukan upaya-upaya strategis untuk menjadikan pasar-pasar tradisional menjadi pasar yang maju dan ideal sebagaimana kriteria di atas. Program pasar percontohan dan revitalisasi pasar adalah di antaranya. Tercatat, sejak tahun 2005 sampai tahun 2012 ini pemerintah sudah mengalokasikan dana Rp 2,3 triliun, untuk merehabilitasi 1.568 unit pasar. Sesuai data Kementerian Perdagangan RI, jumlah pasar tradisional sampai tahun 2011 lalu ada sekitar 10 ribu unit. Jumlah ini turun dari beberapa tahun sebelumnya yang masih berada di angka 13.000-an pasar. Sementara itu, jumlah pasar modern mengalami kenaikan dan mencapai 14 ribu unit. Yakni, terdiri dari 358 pasar berbentuk convenience, 11.569 minimarket, 1.146 supermarket, 141 hypermarket, dan pasar grosir sebanyak 26 unit. Mengacu pada data tersebut, tantangan yang harus dihadapi peme rintah adalah berpacu dengan waktu agar jumlah pasar tradisional yang sudah berkurang itu tidak semakin berkurang karena tidak memiliki daya saing melawan pasar-pasar modern yang lebih maju dalam beberapa hal. Artinya, dengan tantangan seperti itu, tentu saja Pemerintah tak bakal bisa bekerja maksimal bila tidak ada dukungan dari berbagai pihak, terutama dari para pemerintah daerah dan pihak-pihak profesional dari kalangan swasta. Sehubungan dengan itu, pemerintah akan terus membuka peluang kepada pihak-pihak swasta untuk ikut serta berpartisipasi dalam
revitalisasi dan pengembangan pasar tradisional agar menjadi pasar yang maju dan ideal. Konsep atau skema kerjasama yang ditawarkan pemerintah kepada pihak swasta dalam kontek ini adalah dengan mekanisme Public Private Partnership (Kerjasama Pemerintah dengan Swasta). Yakni, swasta diharapkan membiayai pembangunan infrastruktur serta pengelolaan prasarana dan sarana, sedangkan Pemerintah/Pemda bertindak sebagai mitra yang menangani pengaturan dan pelayanan. Sebagai informasi, mekanisme Public Private Partnership sudah banyak dilakukan oleh banyak negara. Tentu saja dengan alasan dan tujuan yang berbeda-beda pula. Di Afrika Selatan, mekanisme ini diterapkan pemerintah setempat untuk memancing dana investasi tambahan; di Thailand untuk memenuhi jasa pelayanan umum yang belum terpenuhi oleh pemerintah; di Korea Selatan untuk mengadopsi sebuah teknologi baru dan yang sudah terbukti keunggulannya; di India untuk membuka kesempatan kerja, di Inggris untuk meningkatkan kompetisi dan di Amerika Serikat untuk meningkatkan efisiensi. Untuk model Public Private Partnership yang diterapkan pun bermacam-macam. Ada yang menggunakan model kontrak servis, di mana pemerintah menyerahkan urusan perbaikan, pemeliharaan atau jasa lainnya dalam jangka tertentu—umumnya 1-3 tahun --dengan pemberian kompensasi/fee. Misalnya, kontrak pengumpulan dan pembuangan sampah dan lain sebagainya. Adapula model kontrak Manajemen, di mana pemerintah menyerahkan seluruh pengelolaan (operation & maintenance) suatu infrastruktur atau jasa pelayanan umum kepada pihak swasta untuk jangka waktu tertentu—biasanya lebih lama, yaitu antara 3-8 tahun-- dengan sistem kompensasi tetap/fixed fee. Penerapan model ini biasanya untuk perbaikan dan pemeliharaan jalan, pembuangan dan pengurugan sampah (solid waste landfill), dan pengelolaan fasilitas umum seperti rumah sakit, stadion olahraga, tempat parkir, sekolah dan juga pasar. Selain kedua jenis model itu, ada pula model yang disebut dengan kontrak Build-Operate-Transfer (BOT); kontrak antara instansi pemerintah dan badan usaha/swasta (special purpose company), dimana badan usaha bertanggung jawab atas desain akhir, pembiayaan, konstruksi, operasi dan pemeliharaan(O&M) sebuah proyek investasi bidang infrastruktur selama beberapa tahun; biasanya dengan transfer aset pada akhir masa kontrak. Umumnya, masa kontrak berlaku antara 10 sampai 30 tahun. Dan untuk konteks peningkatan mutu pasar-pasar tradisional, salah satu model yang ditawarkan pemerintah Indonesia kepada swasta adalah bentuk kerjasama bangun guna serah (build operate transfer/ BOT). Diharapkan, tawaran ini bisa merangsang minat swasta untuk berperan secara aktif dalam peningkatan daya saing pasar-pasar tradisional di era persaingan yang selalu menuntut inovasi dan kerja cerdas. (red)
[ 29 ] Info PDN
Foto-foto: Agus Bachtiar
Info Sembako
Rata-rata harga cabai secara nasional mengalami kenaikan di bulan Oktober 2012 lalu. Meski demikian, tingkat inflasi bulan Oktober 2012 diprediksi tidak akan mengalami koreksi, akan tetap di angka 0,1% atau 0,2%. Sebab, harga-harga 26 bahan makanan yang lain masih dalam kisaran normal. Kementerian Perdagangan RI terus menghimbau masyarakat agar mengubah pola konsumsi cabai segar dalam rangka mencegah terjadinya lonjakan harga cabai.
Pola Konsumsi Masih Dominan Pengaruhi Harga Cabai [ 30 ] Info PDN
D
ari Januari 2010 sampai pekan ketiga Oktober 2012 lalu, tren harga cabai merah di kabupaten sentra produksi menunjukkan penurunan sebesar 0,3%. Na mun, di beberapa kota besar cenderung me ngalami kenaikan sampai 0,3%. Data ini dilansir oleh Direktorat Pemasaran Domestik Ditjen PPHP Kementerian Pertanian RI pada awal minggu terakhir bulan Oktober 2012 lalu. Data tersebut juga menyebutkan bahwa harga rata-rata cabai merah sampai minggu ketiga Oktober 2012 meningkat sebesar 1,68% di kabupaten sentra produksi dan meningkat meningkat 2,69% di beberapa kota besar bila diukur harga rata-rata cabai merah selama bulan September 2012. Untuk harga cabai merah keriting juga cen derung meningkat 0,05% di kabupaten sentra produksi dan 0,41% di beberapa kota besar selama rentang waktu antara bulan Januari 2010 – Oktober 2012 (Minggu III). Adapun harga rata-rata Oktober 2012 dibandingkan dengan September 2012 di kabupaten sentra produksi meningkat 27,77%, sedangkan di beberapa kota besar juga meningkat 1,48%. Dari hasil penelusuran Info PDN di lapangan, tidak semua kota mengalami kenaikan. Di Sumatera Utara misalnya, cabai justru menjadi komoditas utama pendorong deflasi di Sumut pada September 2012, yaitu dikarenakan adanya penurunan harga komoditas cabai merah di hampir seluruh kota. Di Kota Medan sendiri, sebagai kontributor lebih dari 80% terhadap inflasi Sumut, penurunan harga itu terjadi pada harga cabai medan sebesar 22,53 %, harga cabai rawit turun 10,04 %, dan harga cabai hijau turun 19.34%.
diperkirakan tidak berlangsung lama karena permintaan dari masyarakat saat ini (awal November 2012-red) mulai berkurang. Menurut sejumlah pedagang di kedua pasar tersebut, kenaikan harga cabai secara tibatiba naik memang sudah biasa terjadi di Kota Jayapura. Penyebabnya, tak lain karena pasokannya lebih sedikit dari persediaan yang dimiliki pedagang. Di Kota Gudeg Yogyakarta, harga cabai di sejumlah pasar tradisional juga cenderung naik selama bulan Oktober 2012 lalu. Bahkan, sampai pekan ketiga bulan tersebut, atau beberapa hari menjelang Idul Adha harga cabai hijau sempat menembus angka Rp 17.000 per kilogram. Padahal, pada awal bulan posisi harganya masih di angka Rp 12.340.00. Adapun cabai keriting dan cabai rawit merah, per tanggal 20 Oktober berada di harga Rp16.000 per kilogram. Penyebab kenaikan ini dimungkinkan oleh menipisnya pasokan dari sejumlah daerah. Selain itu, menurut Kasi Pengadaan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi DIY, Sugiono, harga cabai di pasaran Yogya juga banyak terpengaruh oleh Jakarta dan Su matera. Menurutnya, bila permintaan cabai di sejumlah daerah tersebut naik, harga cabai di Yogya ikut naik. Sebab, sebagian besar hasil produksi cabai daerah ini dijual ke luar daerah. Dari data dan fakta di atas, terlihat bahwa kenaikan harga cabai lebih disebabkan oleh
Meski demikian, secara nasional rata-rata harga cabai mengalami kenaikan selama bulan oktober 2012. Tercatat, hingga 24 Oktober 2012 lalu, harga cabai keriting merah naik dari Rp20.343 menjadi Rp22.854 dan harga cabai merah dari Rp20.240 menjadi Rp21.902/kg. Kenaikan harga ini juga terjadi di sejumlah daerah sebagaimana dilaporkan oleh sejumlah media lokal. Di Papua misalnya, harga cabai di Pasar Sentral Hamadi dan Pasar Youtefa mengalami kenaikan. Cabai rawit naik dari Rp 30,000 per kilo menjadi Rp 40.000,- per kilo gram. Kenaikan tersebut disebabkan oleh meningkatnya permintaan sebagai pengaruh lebaran Idul Adha. Namun, kenaikan ini
Cara penjualan cabai di pasar-pasar tradisional
[ 31 ] Info PDN
pengaruh distribusi di lapangan, sehingga tidak ada sentimen negatif pun yang mempengaruhi adanya koreksi tingkat inflasi di bulan Oktober. Sebab, harga-harga 26 bahan makanan yang lain masih dalam kisaran normal. Terkait dengan fenomena kenaikan harga cabai yang seringkali disorot media tersebut, Kemendag RI terus menghimbau masyarakat agar mengubah pola konsumsi cabai segar dalam rangka mencegah terjadinya lonjakan harga cabai. Pasalnya, lonjakan harga kerap kali terjadi dikarenakan faktor pola konsumsi masyarakat yang cenderung tinggi, terutama di momen-momen hari besar keagamaan seperti Idul Fitri, Idul Adha dan hari-hari besar keagamaan lainnya. Sebagai gambaran, sampai pertengahan bulan Juli 2012 lalu, harga cabai merah di sejumlah daerah sempat mengalami lonja kan yang disebabkan oleh meningkatnya permintaan dari luar Pulau Jawa. Menurut Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, dalam keterangannya terhadap media saat itu permintaan di luar Jawa meningkat hingga 40%. Manajer Pasar Induk Kramat Jati, Benny Leonard T, dalam penjelasannya kepada sejum lah wartawan kala itu mengatakan bahwa wilayah Sumatera menyedot paling banyak konsumsi cabai. Cabai yang dikirim ke wilayah tersebut bisa mencapai 30 ton per hari. Dan penyebab lainnya, menurut Mendag adalah juga dikarenakan tingginya pola konsumsi cabai di masyarakat. Diberitakan,
Info Sembako Industri yang menggunakan cabai merah di antaranya ada lah industri pe ngawetan daging, pelumatan buah dan sayuran, in dustri tepung dari padi-padian dan kacang-kacangan, mie, roti/kue, ke cap, kerupuk dan sejenisnya, bum bu masak dan ma kanan lainnya.
waktu itu permintaan cabai di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi juga sempat naik sampai 10%. Terkait dengan tingginya pola konsumsi masyarakat itu, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Gunaryo berkali-kali mengimbau kepada masyarakat agar mengubah pola konsumsi cabai segar. Menurutnya, pola konsumsi cabai segar merupakan salah faktor yang sering menyebabkan terjadinya lonjakan harga cabai. “Masyarakat suka cabai segar. Permintaannya tinggi. Sehingga, ketika pasokannya terbatas harga pun cepat naik,” jelas Gunaryo. Untuk diketahui, konsumsi cabai nasional untuk kate gori konsumsi rumah tangga adalah sekitar kurang lebih 234.000. ton per tahun. Konsumsi rata-rata cabai untuk rumah tangga di Jawa adalah 5,937 gram/kapita/hari (2,2 kg/kapita/hari). Pemakaian di perkotaan sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pedesaan (5,696 gram/kapita/hari untuk perkotaan dan 5,900 gram/kapita/hari untuk pedesaan). DKI Jakarta (melalui Pasar Induk Keramat Jati) meru pakan daerah tujuan pasar tertinggi dibandingkan dengan provinsi lainnya di Jawa. Jenis cabai yang banyak dikonsumsi di perkotaan adalah cabai merah, kemudian cabai rawit dan hijau. Sedangkan pema kaian di pedesaan terbanyak adalah cabai rawit, kemudian cabai merah dan hijau. Sementara itu, hasil Susenas Panel Maret 2007, BPS, 2007, menyebutkan pengeluaran masyarakat rumah tangga Indonesia perkapita pertahun untuk konsumsi cabai (membelanjakan penghasilannya untuk membeli cabai) adalah sebagai berikut; 1) Untuk cabai merah (cabai besar merah dan keriting) 0,34 kg. 2) Untuk cabai hijau (cabai besar) 0,7 kg. Sedangkan untuk kategori kebutuhan industri pengo lahan (saus), jumlahnya adalah setara dengan cabai besar merah segar sebanyak 10.950. ton; cabai segar keriting 1.825. ton atau jumlah keduanya 12.775. ton cabai segar. Adapun kebutuhan untuk industri mie instan (bubuk cabai) secara nasional setara dengan cabai segar sebanyak 66.000. ton. Sebagai informasi, industri yang menggunakan cabai merah diantaranya adalah industri pengawetan daging, pelumatan buah dan sayuran, industri tepung dari padi-padian dan kacang-kacangan, mie, roti/ kue, kecap, kerupuk dan sejenisnya, bumbu masak dan makanan lainnya. Produksi Cabai Nasional Meningkat Sebuah kabar melegakan soal tingkat produksi cabai nasional dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Rabu
[ 32 ] Info PDN
(01/08) lalu. Kabar resmi itu menyebutkan bahwa Produksi cabai besar segar dengan tangkai tahun 2011 menembus angka 888,852 ribu ton dengan. Angka ini hasilkan oleh lahan panen cabai besar tahun 2011 sebesar 121,063 ribu hektar dengan rata-rata produktivitas 7,34 ton per hektar. Dibandingkan tahun 2010, angka itu naik sekitar 10,12 % atau sebesar 81,692 ribu ton. Yang menarik, kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan produktivitas sebesar 0,76 ton per hektar, atau sekitar 11,55 %, meski dari sisi luas lahan panen terjadi penurunan sebesar 1,692 ribu hektar (1,38%) dibandingkan tahun 2010. Dijelaskan, peningkatan produksi cabai besar tahun 2011, berdasarkan prosentase menurut wilayah peningkatan produksi di Pulau Jawa sebesar 15,424 ribu ton (45,67%), sedangkan untuk luar Pulau Jawa peningkatannya sebesar 66,268 ribu ton (54,33%). Untuk diketahui, dalam periode 2009-2011, produksi tertinggi di Pulau Jawa terjadi pada tahun 2009 sebesar 434,219 ribu ton, sedangkan produksi tertinggi di luar Pulau Jawa terjadi tahun 2011 sebesar 482,923 ribu ton. Sebagai catatan, perkembangan peningkatan pro duksi tersebut diukur dengan metode pengukuran perkiraan pengamatan langsung dilapangan oleh Para Kepala Cabang Dinas (KCD)/Mantri Tani/ Petugas Pengumpul Data Dinas-Dinas Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. (amf/berbagai sumber) Perkembangan Produksi Cabai Besar Menurut Wilayah Pulau Jawa dan Luar Pulau Jawa Tahun 2009-2011 Wilayah
Produksi (Ribu Ton) 2009
2010
2011
Jawa
434,22
390,50
405,93
Luar Pulau Jawa
353,21
416,66
482,92
Indonesia
787,43
807,16
888,85
Sumber data: BPS-2012
Konsumsi Cabai Rata-rata untuk Rumah Tangga di Jawa No
Propinsi
Konsumsi (ton/hari) C. Merah C. Hijau C. Rawit
Total
1 DKI Jakarta
42,20
6,80
16,10
65,30
2 Jawa Barat
81,00
20,50
97,70
199,20
3 Jawa Tengah
55,20
17,10
98,30
170,60
4 Yogyakarta
35,40
2,00
9,70
47,10
5 Jawa Timur
30,50
6,20
157,40
194,10
Sumber : LPM IPB dan Kantor Depnaker Bogor, 1997. Peluang Bisnis Hortikultura. Bahan Pelatihan Pembentukan Pemuda Mandiri Profesional Profesional Melalui Peran serta Perguruan Tinggi Menjadi Pengusaha Pemula 1997.
Potensi UMKM I
Bisnis Jasa Pembuatan Software:
Foto-foto: Agus Bachtiar
Bisa Dijalankan Dengan Modal Seadanya
Jasa pembuatan software (perangkat lunak komputer) termasuk jenis bisnis yang tak membutuhkan banyak modal uang. Dengan hanya berbekal keterampilan komputer dan jaminan pelayanan, Muhamad Ikhsan Firdaus berhasil mendapat kepercayaan dari perusahaan-perusahaan ternama.
[ 33 ] Info PDN
Potensi UMKM I
Jenis-Jenis Software yang Dibutuhkan Pasar - Software apotek - Software rumah sakit - Software rumah bersalin - Software koperasi simpan pinjam - Software Bank Perkreditan Rakyat (BPR) - Software penjualan tiket - Software perpustakaan - Software pembukuan administrasi - Software akuntansi dan keuangan. - Software pembelian barang - Software penjualan barang - Software pencatatan dan pengendalian persediaan - Software absensi dan kartu pegawai - Software koreksi soal tes - Software pengiriman iklan ke berbagai web - Software pencatatan dan penyusutan aset - Software pengelolaan parkir
Teknologi Informasi: Ceruk pasar yang membutuhkan banyak pasokan jasa pembuatan sistem, instalasi dan perawatan.
S
aat ini ada 70-an perusahaan yang telah menikmati jasa yang dijajakan Muhamad Ikhsan Firdaus bersama keempat rekannya yang tergabung dalam sebuah usaha menengah dengan bendara “4 Vision Media.” Tak mengherankan bila dalam sebulan ia bisa mengantongi keuntungan pu luhan juta rupiah. Padahal, lima tahun lalu ia memulai usahanya ini benar-benar dari nol. “Hanya bermodal senang mengotakatik sistem kerja komputer,” tukasnya ketika hendak memulai kisah lika-liku usahanya kepada Info PDN, Kamis (18/10/2012) lalu. Menurutnya, modal utama bisnis ini adalah keterampilan komputer, kemampuan mener jemahkan sistem kerja yang dikehendaki oleh konsumen, dan komitmen dalam membe rikan layanan perawatan yang tepat waktu dan berkesinambungan. “Jadi, bukan uang modal utamanya,” tandas jejaka asal Ban dung kelahiran tahun 1987 ini. Karenanya, tak salah bila menyebut jenis jasa ini sangat cocok dan potensial bagi
pengusaha-pengusaha lulusan dari jurusan Teknologi Informasi yang tak punya modal uang besar. Apalagi, jasa ini bisa dijalankan di mana pun dan dari mana pun. Dan 4 Vision Media telah membuktikan itu. Syahdan, setamat dari SMKN 4 Bandung jurusan teknik informatika pada tahun 2007 silam, Ikhsan bersama keempat teman sekolahnya sepakat untuk bersama-sama merintis sebuah usaha jasa pembuatan software dan website. “Selain karena kami memang senang dengan dunia IT, kami waktu itu melihat potensi yang besar dari bisnis jasa ini,” ungkapnya. Ikhsan dan kawan-kawannya pun optimis usahanya bakal berkembang pesat dan maju. Pasalnya, kemajuan teknologi telah memb uat dunia bisnis semakin dipaksa meninggalkan tren bekerja secara manual demi efisiensi waktu dan biaya, yaitu de ngan menggunakan sistem komputerisasi. Kec enderungan inilah yang kemudian mel ah irkan peluang jasa pemb uatan
[ 34 ] Info PDN
software dengan beragam aplikasi yang dibutuhkannya. Meski demikian, bukan berarti waktu itu Ikhsan langsung bisa tancap gas dan menda patkan banjiran order. Bahkan, kata dia, setiap saat pasti ada kendala dan tantangan yang se lalu membuntuti perjalanan bisnisnya terse but. “Kendala utamanya adalah bagaimana meyakinkan klien agar percaya dengan kami, dan itu bukan pekerjaan gampang. Butuh perjuangan dan semangat prima,” tuturnya. Singkat kisah, berkat keuletan dan kerja keras ke lima sekawan itu pun akhirnya me nuai hasil. “Akhirnya kami dipercaya untuk membuat web dan software dari salah satu perusahaan,” kisahnya. Saat itu, nilai tran saksi yang mereka sepakati dengan kliennya Rp 5 juta dengan uang muka sebesar 1,5 juta. “Dan uang muka itulah yang kami pergu nakan untuk modal dan biaya operasional,” imbuhnya. Setelah sukses dengan order perdananya itu,
Bisnis Jasa Pembuatan Software
mereka tak pun tak berpuas diri dan berhenti me masarkan. Mereka terus menawarkan jasa mereka dari satu pintu perusahaan ke perusahaan lain, termasuk melalui media online hingga bisa bertahan terus sampai saat ini. Yang membanggakan, kini mereka juga sudah mendapat kepercayaan dari per us ahaan-perusahaan besar serta beberapa instansi pemerintahan seperti: PT PLN, KPU Kota Payakumbuh, PT Inti Bagas Perkasa, dan PT Rudolf Chemicals Indonesia. Pelayanan Prima Walau pun masih tergolong usaha menengah, peng hasilan perusahaan yang berkantor di Lengkong Ban dung ini tergolong cukup lumayan. Bisa sampai 25 sampai 30 jutaan per bulan. Kepada Info PDN, Ikhsan mengakui bisa menangani 4 proyek pembuatan website dan 3 proyek pembuatan software untuk perkantoran dan instansi pendidikan. Dan untuk mengerjakan semua itu, saat ini 4 Vision Media tak lagi dijalankan oleh Ikhsan dan keempat kawannya saja, tetapi sudah dibantu oleh 30 orang karyawan. Soal harga yang ia tawarkan berkisar Rp 6 juta sampai Rp 10 juta, tergantung tingkat kesulitan dan kerumitan sistem yang diinginkan konsumen. Dan itu adalah harga pembuatan, belum termasuk harga service atau maintenance (perawatan). Meski demikian, Ikhsan mengaku selalu memberikan jaminan pelayanan prima kepada pelanggannya. Karena itu, untuk pera watan ia memberikan tawaran harga yang cukup murah, yaitu sekitar Rp 1,8 juta per tahun dengan sistem kontrak. Dan kini, setelah 7 tahun berjalan, 4 Vision Media yang dibidani oleh anak-anak muda ini pun sudah mulai mengembangkan jasa layanannya. Selain
Al-Quran Digital: Salah satu inovasi produk IT yang sedang laris di pasaran.
Kendala utama nya adalah ba gaimana meya kinkan klien agar percaya dengan kami, dan itu bukan pekerjaan gam pang. Butuh perjuangan dan semangat prima.
jasa pembuatan website dan software, mereka juga menawarkan program aplikasi yang meliputi pembuatan aplikasi berbasis desktop, dan aplikasi berbasis web. Bahkan, mereka juga melayani pem buatan sistem Informasi. Yakni, meliputi pembuatan sistem informasi perusahaan, sistem informasi kam pus, sistem informasi sekolah, sistem informasi UKM, dan lain-lain. Begitulah. Bisnis IT, termasuk di dalamnya jasa pem buatan software tak akan pernah habis pasarnya. Menariknya, usaha ini sangat potensial dan cocok dikembangkan oleh pengusaha-pengusaha muda yang tak memiliki modal uang besar. Artinya, meski Ikhsan dengan empat rekannya sudah berhasil mencoba, pasar jasa ini masih membutuhkan sekian banyak penyedia jasa yang siap memberika pelayanan prima dan kreatifitas terbaiknya. (ccp/amf)
Ceruk Pasar Jasa Perawatan Software Setelah dibuat, software pun harus dirawat. Inilah peluang yang dibidik oleh Mohammad Sahlan, salah satu pelaku usaha IT dari Jakarta yang sudah 15 tahun menekuni bisnis ini. Menurutnya, jasa perawatan software masih memiliki ceruk pasar yang luas. “Sebab, tidak semua perusahaan yang telah memesan software memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik untuk dapat merawat software tersebut,” papar pengelola situs akuntingku.com ini “Biasanya karena user (pemakai software) tidak memiliki perjanjian jaminan dengan si penjual software. Akibatnya, ketika terjadi kerusakan user malah tidak dapat menggunakan software itu.Nah, di sinilah jasa kami dibutuhkan,” imbuh Sahlan. Adapun soal mekanisme kerjasamanya, Sahlan menawarkan beberapa sistem. “Ada sistem kontrak (berkelanjutan) dan ada pula sistem per kasus atau insidentil. Tergantung permintaan klien,” tuturnya. Bicara soal tarif, untuk
software akunting (pembukuan), paket yang ditawarkan Sahlan berada di kisaran Rp 1,5 sampai Rp 5 juta per bulan, tergantung tingkat kerumitan dan hasil negosiasi yang disepakati. Sahlan optimis bila bisnisnya ini akan terus berkembang, meski pemainnya pun akan banyak. Dan penting diingat, apa yang dilakukan Sahlan adalah salah satu dari puluhan bisnis IT yang bisa dijalankan oleh para pelaku usaha kecil dengan modal pas-pasan. Tentunya, masih banyak lagi peluang yang bisa digali dan menjadi jalan aliran rejeki. Dan menariknya, bisnis Teknologi Informasi bisa dilakukan oleh siapapun, tidak harus pakar IT. Sebab, bagi Anda yang tidak menguasai IT pun, ada ceruk yang bisa Anda mainkan, yaitu menjadi pemasar produk, penerjemah keinginan konsumen, dan mediator antara konsumen dan penyedia jasa. (ccp/amf)
[ 35 ] Info PDN
Potensi UMKM II
Nasi Liwet Instan:
Foto-foto: Agus Bachtiar
Menawarkan Sensasi Rasa, Memberi Keuntungan Tiada Tara
Lewat sentuhan tangan dingin Andris Wijaya, nasi liwet sebagai salah satu warisan khazanah kuliner klasik nusantara tetap bisa tampil modern, elegan dan disukai banyak kalangan. Selain mengalirkan ratusan juta rupiah per bulan ke kantong pemilik CV 1001, produk inovatif ini juga telah membuka lapangan pekerjaan bagi ratusan orang.
D
alam sehari, Andris Wijaya (35 ta hun) bisa mengantongi uang sekitar Rp 20 jutaan dari 2.000 nasi liwet instan bermerk Nasi Liwet 1001 yang di produksinya. Produk inovatifnya ini juga telah mengantarkannya menjadi penerima
penghargaan Anugerah Inovasi Jawa Barat (AIJB) 2012 dari Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, untuk kategori bidang pangan, kategori perorangan. Yang terbaru, pada penganugerahan UKM
[ 36 ] Info PDN
Award yang diselenggarakan oleh Kemen terian Perdagangan RI pada tanggal 3 Oktober 2012 lalu, Nasi Liwet 1001 juga telah me nuntunnya ke panggung kehormatan untuk menerima dua trofi penghargaan sekaligus, yaitu sebagai pemenang Terbaik II untuk
Nasi Liwet Instan
kelompok Usaha Menengah dan penghargaan khusus untuk kategori “Inovasi Pangan Baru”.
Pesanan dari luar negeri sudah banyak, tinggal menyesuaikan standar makanan di negara-negara tersebut yang menjadi pekerjaan rumah kami.
Adalah wajar bila pemuda asal Desa Samarang, Keca matan Samarang, Kabupaten Garut, ini mendapatkan semua itu. Pasalnya, nasi liwet instan hasil besutannya itu benar-benar unik, menarik, dan bercita rasa tinggi. Yakni, perpaduan antara resep kuliner tradisional dengan teknologi pengolahan pangan modern yang disuguhkan dengan kemasan berkelas internasional. Secara pasar pun cukup ‘seksi’. Setiap orang yang melihatnya pasti ingin membeli. Menariknya, bila sudah sekali mencicipi pasti ingin membelinya lagi. Karena itu, tak mengherankan bila produk inovasi alumnus alumnus D3 Politeknik ITB Jurusan Teknik Mesin tahun 2001 ini cepat berkibar di pasar. Selain sering diborong para wisatawan yang berkun jung ke Garut untuk oleh-oleh, Nasi Liwet Instan 1001 yang diluncurkan pertamakali pada Juli 2011 ini pun juga laris manis di beberapa kota besar di Indonesia. Banyak lidah orang-orang dari kalangan menengah ke atas Indonesia yang cocok dengan ramuan nasi liwet instan Andris ini. “Soalnya, banyak warga kalangan menengah atas yang menyukai nasi liwet di restoran-restoran dan ingin memasaknya dengan cara praktis di rumah,” ujar Andris kepada Info PDN yang menemuinya seusai acara penganugerahan UKM Award yang diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan RI, 3/10/2012 lalu. Untuk memenuhi semua permintaan pasar yang ada itu, suami dari Ruri Putri Mustika ini menjalin ker jasama dengan sejumlah distributornya yang tersebar di beberapa kota seperti Medan, Bali, Yogyakarta, Kalimantan Timur, dan yang paling banyak terdapat di Jawa Barat. Karena praktis dan enak, tahun ini CV 1001 juga ke banjiran order dari beberapa kelompok calon jamaah haji Indonesia. “Nasi liwet ini sudah dipesan banyak oleh para calon haji untuk bekal,” imbuhnya. Bahkan, kabarnya produk kreatif berbahan beras asal Garut ini juga sudah dinikmati dan dilirik pasar Timur Tengah, Eropa, Australia dan sejumlah negara Asia lainnya. “Pesanan dari luar negeri sudah banyak, tinggal menyesuaikan standar makanan di negaranegara tersebut yang menjadi pekerjaan rumah kami,” tuturnya bangga. Bermodal Resep Nasi Liwet Keluarga Tentu, Anda semakin penasaran bukan? Jangan khawatir, karena Andris ternyata tak pelit berbagi informasi soal produknya itu untuk kita. “Yang pasti, praktis dan harganya cukup murah,” ujarnya sambil
Andris Wijaya seusai menerima penghargaan UKM Award 2012 di Kantor Kemendag RI
tersenyum. Sebagai informasi, Nasi Liwet Instan 1001 dibanderol mulai dari Rp 15.000/250 gram, sampai Rp 25.000/500 gram. Untuk memasaknya, beras, bumbu, minyak sayur, dan pelengkapnya tinggal dimasukkan ke penanak nasi elektronik (rice cooker) dengan air sesuai takaran yang telah tercantum dalam kemasan. Yaitu, untuk kemasan 250 gram dimasak dalam 600 mililiter air selama 20 menit sedangkan untuk kemasan 500 gram dimasak dalam 850 mililiter air selama 25 menit. “Setelah itu, nasi liwet pun bisa langsung dinikmati dalam keadaan pulen, lezat dan menebar aroma wangi yang menggugah selera,” paparnya. Dari manakah Andris menemukan ide inovatifnya ini? “Dari resep nasi liwet keluarga saya,” tuturnya mulai membuka rahasia usahanya. Alkisah, sekitar akhir tahun 2010 lalu Andris memiliki pemikiran untuk mengangkat pamor beras Garut yang kian tergeser oleh citra beras Cianjur atau beras Thailand. Padahal, menurutnya, beras garut memiliki sejumlah kelebihan dibanding beras jenis lainnya. “Warna beras Garut lebih putih, rasanya lebih manis dan setelah dimasak hasilnya lebih pulen dari jenis beras lainnya,” imbuhnya. Dalam benak Andris, keunggulan itu pasti bisa di optimalkan bila diolah dan dikemas secara kreatif. Alhasil, muncullah ide membuat nasi liwet instan itu. Berbekal resep nasi liwet keluarga dan hasil obser vasinya ke sejumlah restoran, akhirnya Andris pun
[ 37 ] Info PDN
Potensi UMKM II Berbagai bumbu dan rempah resepnya saya keringkan secara alami sehingga tidak dibutuhkan pengawet.
jadi lebih baik. “Setelah saya modifikasi, mesin itu bisa menghasilkan beras yang bisa matang dengan waktu memasak selama 20 menit saja,” tuturnya.
Foto: galeri.tribunjabar.co.id
menemukan sebuah formula nasi liwet instan yang tahan lama dan memiliki nilai jual. Untuk mewujudkan gagasannya itu, pemuda yang baru melepas masa lajangnya ini rela merogoh uang tabungannya yang hanya Rp 30 juta. Dari uang itu, ia memodifikasi mesin penggilas beras warisan almarhum ayahnya hingga bisa menggiling padi men
Awalnya, untuk mengetahui respon pasar atas produknya, Andris hanya mengeluarkan tiga varian rasa nasi liwet yaitu: nasi liwet instan plus jengkol, jambal, dan petai, dengan beras beraroma jeruk serta jambu. Dan sekarang, sudah ada 8 varian rasa dibuatnya. Yang menarik, meski tanpa pengawet, beras nasi liwet instan ini bisa bertahan sampai 8 bulan lebih. “Berbagai bumbu dan rempah resep nya saya keringkan secara alami sehingga tidak dibutuhkan pengawet,” tuturnya. Begitupun dengan pelengkap nasi liwet seperti ikan teri, asin jambal roti, petai, dan jengkol. Semuanya dikeringkan terlebih dahulu dan kemudian dikemas secara apik dalam sebuah kemasan dus berlabel “Nasi Liwet Instan 1001”. Penasaran ingin mencoba? Pastikan Anda mencicipi sensasi rasa yang benar-benar berbeda dari produk kreatif anak bangsa ini! (ccp/amf)
Lika-liku Kisah CV 1001 Tentu saja Andris layak bahagia dengan untaian keberhasilan dan prestasinya. Apalagi, kata dia, semua itu diperolehnya setelah melalui perjuangan penuh lika-liku dalam menekuni dunia perberasan ini sejak tahun 2003 lalu. Berbagai pengalaman pahit dan jatuh bangun dalam merintis usaha pun telah dirasakan oleh pemuda ini. Arkian, putera dari almarhum H. Dedi Mulyadi ini merintis usaha sejak tahun 2003, tepatnya ketika mulai memutuskan untuk meneruskan usaha bapaknya yang sempat tak beraktifitas selama kurang lebih 5 tahunan sejak ayahnya meninggal dunia. Andris merasa harus bertanggung jawab untuk menghidupkan kembali kejayaan CV 1001 sebagai salah satu perusahaan pemasar beras Garut jenis padi sarinah yang cukup disegani. Sebab, usaha yang dirintis ayahnya sejak tahun 1974 tersebut pernah mengecap manisnya kejayaan pada tahun 1984, yaitu dengan berhasil melempar sebanyak 57 ton beras ke Jakarta setiap harinya. “Boleh dibilang, saya waktu itu hanya bermodal tekad. Pengalaman bisnis dan dagang juga tak ada. Karena waktu saya memang fokus kuliah dan tak sempat belajar banyak dari bapak,” tutur Andris saat diwawancarai Info PDN seusai menerima penghargaan UKM Award di Kantor Kementerian Perdagangan. Walhasil, ujian pertama pun menghantamnya dengan cukup keras. Baru beberapa bulan mengemudikan CV 1001, anak bungsu dari lima bersaudara ini harus menerima kenyataan pahit bisnis, yaitu ditipu oleh para bandar dan pedagang beras yang sudah lebih senior darinya. Puncaknya, Andris yang waktu itu baru berumur 22 tahun itu sudah harus menanggung utang sebesar Rp 200 jutaan. Namun, semua itu tak membuat Andris patah semangat. “Saat itu saya justru merasa banyak mendapat pelajaran berharga,” kenangnya. Memang, akibat berlarut-larut menanggung hutang dan tak kunjung bangkit, pada tahun 2005 silam ia sempat berfikir untuk menjual pabrik pengolahan beras seluas 1 hektar warisan dari ayahnya. Setelah yakin tidak akan menjual aset tersebut, Andris pun mencoba mencari jalan keluar. “Prinsipnya, saya masih yakin dengan nilai jual dan keunggulan
beras Garut,” tuturnya. Berdasarkan pengamatannya, beras Garut akan tetap terasa enak walau lama berada di dalam rice cooker, tanpa merubah rasa, warna, dan baunya. Maka, tanpa menunggu waktu, Andris langsung memperbaiki kembali tiga mesin penggilingan tua peninggalan ayahnya. Walau pun sudah uzur, mesin yang bermerek Ichi ini disulapnya sedemikian rupa agar sanggup melakukan penggilingan hingga tiga kali. “Mesin ini dapat mencuci beras dan melakukan vakum pada dedak yang berfungsi untuk menghindari kutu-kutu beras,” tambahnya. Dan benar, mesin itu akhirnya bisa berproduksi kembali. Nama CV 100 pun kembali berkibar. Sejak itu, Andris bisa mengirim 38 ton beras per hari ke Pasar Beras Cipinang Jakarta. Akan tetapi, rintangan sekali lagi datang menghampirinya. Suatu hari, setibanya di Jakarta, beras Garut 1001 dibajak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, dengan mengganti karung beras merek 1001 menjadi beras bermerek Cap Jago dari Thailand. Melihat kenyataan itu, hatinya gusar. Lalu, ia kembali memutar otaknya hingga menemukan ide membuat nasi liwet instan yang kemudian menjadi best seller di pasaran dan meraih banyak penghargaan. Dan kini, pengusaha muda asal Garut ini memiliki 75 orang karyawan dan membina 200-an petani padi di Kecamatan Samarang, Bayongbong, dan Tarogong, Garut Jawa Barat. Kabarnya, dalam waktu dekat CV 1001 juga akan kembali mengguncang pasar dengan produk inovasi terbarunya, yaitu beras beraroma buah (Aromatic Rice). Saat ini, yang sudah dilempar ke pasar baru dua jenis, yaitu beras beraroma buah jeruk dan jambu dengan harga Rp 25.000 per kilogram. Sebelum menutup pembicaraan dengan Info PDN, Andris juga sempat membisikkan soal inovasi barunya yang akan dikeluarkan setelah Aromatif Rice-nya. “Masih berhubungan dengan beras, kali ini pangsa pasarnya adalah untuk anak-anak tapi masih rahasia,” tutupnya. (ccp/amf)
[ 38 ] Info PDN
Daerah Unggulan
Menjadi daerah yang kaya raya nan sentosa bukan hal yang sulit bagi Wakatobi. Karena kabupaten yang beribukota di Wangi-Wangi ini bukan hanya menjadi salah satu destinasi wisata terseksi di negeri ini, tapi juga masih memendam puluhan potensi dan sumber daya penting yang sudah tak sabar menanti pinangan investasi.
[ 39 ] Info PDN
Foto: supersoccer.co.id
Desiran Potensi Wakatobi Makin Menggemaskan
Daerah Unggulan
S
ebagai sebuah kabupaten, Wakatobi masih tergolong belia. Usianya belum genap 10 tahun. Namun, wilayah yang resmi menjadi kabupaten tersendiri setelah berpisah dari Kabupaten Buton pada tanggal 18 Desember 2003 ini sudah cukup populer di telinga karena sering menghiasi wajah me dia massa. Yakni, berkat daya tarik pesona wisata lautnya yang menakjubkan dan selalu menitipkan testimoni kepuasan kepada setiap penikmatnya. Untuk mengobati penasaran, Info PDN pun mencoba menelusuri potensi daerah ini lebih dalam untuk mengungkap sejauhmana keunggulan daerah ini dibanding dengan daerah-daerah lainnya. Hasilnya, sungguh luar biasa. Data Balai Taman Nasional Waka tobi dan World Wide Fund for Nature (WWF) tahun 2006 menyebutkan ada 11 sumber daya penting yang bisa dioptimalkan daerah ini untuk mewujudkan impiannya.
Adalah tak mengherankan bila potensi te rumbu karang Kabupaten Wakatobi sangat dahsyat. Sebab, daerah yang terletak di pusat segitiga karang dunia (World Coral Triangle Center) ini memiliki jenis/species terumbu karang terbanyak di dunia. Bahkan, 88% atau sekitar 750 spesies dari total 850 spesies yang ada di dunia ada di Wakatobi. Ini pula yang menyebabkan alam laut Kabupaten Waka tobi disebut-sebut sebagai tempat wisata menyelam (diving) terbaik dunia. Catatan Pemkab Wakatobi menyebutkan, luas terumbu karang di Wakatobi adalah 88.161.69 hektar. Selain mendukung sektor ekonomi
Foto: kabali-indonesia.blogspot.com
Kesebelas potensi itu adalah; terumbu karang
cincin (atoll reef), terumbu karang tepi (fringing reef), Terumbu Karang Penghalang (barrier reef), Gosong Karang (patch reef), Bakau (mangrove), daerah pemijahan ikan (SPAGs), Padang Lamun (Seagrass), daerah upwelling, tempat bertelur burung pantai, daerah terlihatnya paus dan lumbalumba (cetacean), dan Pantai Peneluran Penyu.
Tarian Tradisional: Aset budaya yang menjadi salah satu daya tarik wisata potensial.
[ 40 ] Info PDN
wisata, kondisi ini juga mendorong besarnya potensi produksi rumput laut Wakatobi. Saat ini produksi rumput laut Wakatobi ba ru sekitar 3.000 ton per tahun. Angka ini, menurut Kepala Dinas Perikanan dan Kelau tan Wakatobi, La Hajibu, adalah 30 sampai 33% dari potensi rumput laut Kabupaten Wakatobi yang diperkirakan mencapai 9.000 ton per tahun. Dan untuk meningkatkan produktivitasnya, pada tahun 2011 pemerin tah pusat mengucurkan dana sebesar Rp500 juta untuk bantuan modal kerja 100 petani. Langkah itu diambil pemerintah dikarenkan sekitar 60% hasil alam laut yang menjadi salah satu sumber pendapatan paling ber pengaruh terhadap kemajuan ekonomi Wa katobi selama ini adalah rumput laut dan produk turunannya, semisal agar-agar, algin atau keraginan, puding, manisan, dan masih banyak lagi tentunya. Fakta ini diperkuat oleh adanya data bahwa 30% dari total penduduk Wakatobi yang berjumlah sekitar 114.00
Foto: dimasadityo.wordpress.com
jiwa saat ini terlibat dalam pengembangan budidaya rumput laut. Semua itu pun, ternyata baru sebagian kecil dari potensi kelautan Wakatobi. Disamping rumput laut, alam laut Wakatobi juga menghadiahkan kemajuan tersendiri bagi sektor perikanan daerah yang memiliki visi “Terwujudnya Surga Nyata Bawah Laut di Pusat Segitiga Karang Dunia.” Ada dua jenis perikanan yang terus didorong produksinya dari daerah ini, yaitu perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Data Pemkab Wakatobi menyebutkan, tahun 2011 lalu hasil perikanan tangkapnya mencapai 1429,0 ton. Ini belum termasuk dengan produksi ikan tunanya yang mencapai 6036,6 ton. Sedangkan produk perikanan budidayanya menembus angka 367,0 ton. Dari sektor budidaya ini, produksi ikan keramba nelayan Wakatobi pada tahun 2012 ini pun sudah mulai diekspor ke mancanegara lewat Denpasar, Bali. Dalam sekali pengiriman ke Bali, rata-rata sudah menembus angka hingga 150 kilogram. Ikan-ikan tersebut merupakan hasil produksi ikan karamba apung para nelayan Suku Bajo yang mulai menggeluti usaha bidudaya ikan karamba apung sejak tahun 2008 lalu. Dan saat ini, budidaya ikan kerambah apung tersebut sudah cukup berkembang. Puluhan kerambah nampak mulai dikembangkan di bawah kolong rumah-rumah penduduk setempat.
energi makanan warga setempat. Kelima jenis tanaman itu adalah padi ladang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, dan kacang tanah. Dari kelimanya itu, tanaman ubi kayu (singkong) paling tinggi angka produksinya. Data Dinas pertanian, Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan Kab Wakatobi menyebutkan, produksi ubi kayu pada tahun 2011 lalu mencapai 48.800 ton. Angka ini disusul oleh jumlah produksi jagung yang mencapai 2085 ton.
Dan kabar terbarunya, daerah yang terletak di pusat segitiga karang dunia (World Coral Triangle Center) ini juga memiliki potensi sebagai sumber energy listrik yang cukup mencengangkan dari kekuatan lautnya. Laut Banda dan Laut Flores yang mengelilingi daratan seluas 823 km2 ini memiliki arus berkecepatan 2,5 meter per detik. 3
Sementara itu, untuk tanaman buah-buahan Waka tobi juga tak kalah jenis dan ragamnya. Di daerah ini banyak tumbuh subur buah alpokat, belimbing, duku, jambu biji, jambu air, jeruk, mangga, nenas, pepaya, pisang, sirsak dan sukun. Tahun 2011 lalu, Wakatobi bisa menghasilkan 2853 kwintal mangga, 2497 kwintal pisang, 1883 kwintal nangka, dan 1941 kwintal papaya.
“Jika kekuatan itu dimanfaatkan untuk menggerakkan mesin pembangkit, bisa menghasilkan energi listrik yang tidak terhingga,” kata Bupati Wakatobi Hugua. Yaitu, mampu menggerakkan mesin pembangkit listrik berkekuatan 1 Mega Watt (MW) per unit mesin.
Soal sayuran, Kabupaten Wakatobi juga sudah cukup bisa memenuhi kebutuhannya sendiri. Ini cukup me nakjubkan. Pasalnya, meski kondisi topografi wilayah ini dipenuhi karang ternyata masih bisa menghasilkan produk sayur-sayuran seperti bawang merah, cabe/ lombok, tomat, kacang merah, kacang panjang, terung, ketimun, labu, kangkung, dan bayam.
Mandiri di sektor pangan Menariknya lagi, ternyata daerah yang identic dengan kekayaan dan keindahan lautnya ini pun ternyata me miliki potensi lain yang cukup mencengangkan di sektor pertanian, perkebunan, dan juga industri kecil (UMKM). Fakta ini terlihat dari data statistic pemerintah setempat yang menyebutkan bahwa 37% dari seluruh lahan yang ada di Kabupaten Wakatobi digunakan untuk usaha pertanian dan perkebunan rakyat, yaitu untuk ladang, tambak, kolam, dan lahan untuk tanaman kayu-kayuan. Untuk sektor pertanian, terdata ada sekitar lima jenis tanaman bahan makanan yang menyuplai kebutuhan
Rumput Laut: Potensi rumput laut Wakatobi baru 33% yang sudah bisa dioptimalkan.
Adapun dari sektor perkebunan, tanah Wakatobi boleh dibilang cukup subur dan potensial. Bahkan, ada 12 jenis komoditas unggulan yang bisa dibanggakan kabupaten ini, yaitu aren, jambu mete, coklat (kakao), asam jawa, cengkeh, kapuk, kemiri, kopi, lada, pala, kelapa dalam dan kelapa hibrida. Sektor Industri dan Perdagangan Memang, sampai tahun 2003 dulu Wakatobi belum memiliki industri besar maupun industri sedang. Sampai waktu, yang ada baru industri kecil dan
[ 41 ] Info PDN
Data Pemkab Wakatobi menyebutkan, tahun 2011 lalu hasil perikanan tangkapnya mencapai 1429,0 ton. Ini belum termasuk dengan produksi ikan tunanya yang mencapai 6036,6 ton.
Meski sebuah kabupaten, Wakatobi sudah memiliki Bandar Udara yang bernama Bandara Matohara. Fasilitasnya me mang masih sederhana, namun fungsinya cukup maksimal.
Foto: dwi yoga
Daerah Unggulan
Ikan termasuk salah satu potensi alam laut Wakatobi yang menggiurkan
Wakatobi tahun 2011 menyebutkan; Ikan tuna yang terjual sebesar 3454 ton dengan nilai 78.810.000.000 rupiah dan rumput laut sebesar 1293 ton dengan nilai 10.990.500.000 rupiah. Dahsyat bukan? Itulah potensi-potensi Wakatobi yang membuat kabupaten ini kian semangat menggapai impiannya. Bahkan, pemerintah pusat pun tak meng inginkan potensi-potensi tersebut berlarut-larut tanpa sentuhan. Tak tanggung-tanggung, tujuh kementerian pun ikut gemas untuk menjadikan keelokan dan kekayaan Wakatobi benar-benar bisa menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran untuk masyarakatnya.
kerajinan rumah tangga. Data saat itu menunjukkan jumlah industri kecil ada sebanyak 107 unit dengan tenaga kerja sebanyak 514 orang dan industri keraji nan rumah tangga (home industry) sebanyak 1.290 unit dengan tenaga kerja sebanyak 1.863 orang.
Ketujuh kementerian itu adalah; Kementerian BUMN, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Kelau tan, Kementerian Perdagangan, Perikanan, Kemen terian Perindustrian, dan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal.
Namun, data mutakhir berdasarkan hitungan Dinas Perindagkop, UMKM, setempat, jenis usaha yang ada sampai tahun 2011 mencapai 5061 unit dengan sera pan tenaga kerja sebesar 8846 orang. Jumlah itu terdiri dari: 1. Usaha Mikro sebanyak 4595 unit dengan tenaga kerja sebanyak 7209; 2) Usaha Kecil sebanyak 395 unit dengan 1308 tenaga kerja; 3) Usaha Menengah berjumlah 71 unit dengan 329 orang tenaga kerja.
Nah, bila Anda berminat untuk berinvestasi atau mengembangkan bisnis di daerah ini pun, jangan pernah khawatir soal infrastruktur. Meski sebuah kabu paten, Wakatobi sudah memiliki Bandar Udara yang bernama Bandara Matohara. Fasilitasnya memang masih sederhana, namun fungsinya cukup maksimal.
Adapun untuk sektor perdagangan, laporan tahun 2003 menyebutkan total volume komoditi yang diperdagangkan adalah sebesar 233.650,13 ton dengan nilai 28.639.873.000 rupiah, dengan komo ditas kehutanan sebagai penyumbang terbesarnya, yaitu sebesar 231.529,68 ton dengan nilai sebesar 13.761.355.000 rupiah. Angka itu disusul oleh ko moditas hasil pertanian tanaman pangan sebesar 1.355,29 ton dengan nilai 3.756.470.000 rupiah. Sementara itu, data terkini menyebutkan, volume dan nilai perdagangan hasil perikanan antar pulau dari
Infrastruktur jalan juga sudah cukup memadai. Se bab, telah dibangun sebuah jalan sepanjang pantai mengitari pulau sepanjang 40 km. Sarana trans portasinya juga tak sudah sangat mudah dicari. Dan bila Anda ingin melihat bagaimana masa depan ekonominya, coba saja berkunjung ke beberapa pasar tradisionalnya yang terus bergeliat dinamis dan setia mengawal ekonomi warga Kabupaten bernama Wakatobi yang merupakan singkatan dari Wanci, Kaledupa, Tomia dan Binongko, empat nama pulau yang membentuk gugusan kepulauan Indah berjuluk “Kepulauan Si Tukang Besi” ini. Benar-benar menggemaskan! (AMF)
Sarana Perdagangan Kabupaten Wakatobi Dalam Angka
Data Administrasi Daerah/Kecamatan
Luas Area (KM2)
Jumlah Jiwa
Komplek Pertokoan
Pasar Ikan
Binongko Togo Binongko Tomia Tomia Timur Kaledupa Kaledupa Selatan Wangi-Wangi Wangi-Wangi Selatan Total
93,10 62,90 47,10 67,90 45,50 58,50 241,98 206,02 823,00
8543 4798 7037 8609 10179 6779 23869 25032 94846
1 1 2
1 1 2
*Sumber: Diolah dari Kab Wakatobi Dalam Angka 2012
[ 42 ] Info PDN
Sarana Perdagangan Pasar Pasar Non Pasar Minimarket Permanen Permanen 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 5 4 5 8
Toko/Warung Kelontong 214 99 77 137 147 88 221 198 1181
Produk Unggulan
Potensi Kekayaan Herbal Indonesia:
Berpeluang Menjadi Sumber Ekonomi Masa Depan Foto-foto: Agus Bachtiar
Potensi kekayaan herbal Indonesia menempati uru tan kedua di dunia setelah Brazil, atau satu peringkat di atas China yang menempati urutan ketiga. Potensi ini memiliki peluang untuk me ngangkat citra produk-pro duk herbal kita di pasar inter nasional. Yakni, bila promosi dan aktivitas pemasarannya digarap dengan baik.
K
ekayaan herbal Indonesia hampir tak tertandingi bila terus dieksplorasi dan dikembangkan menjadi produk-produk inovatif yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan medis. Diperkirakan ada 40 ribuan spesies tanaman bahan baku herbal yang bisa diberdayakan potensinya menjadi ko moditas perdagangan unggulan Indonesia, baik di level nasional, regional maupun internasional. Dari 40 ribuan tersebut 7.500 spesies di antara nya sudah dimanfaatkan dan diolah menjadi tanaman berkhasiat, 1.845 spesies telah di inventarisasi, 940 spesies telah teridentifikasi, dan 283 spesies sudah terdaftar di BPOM sebagai bahan jamu. Yang mengejutkan, data itu baru dari kekayaan herbal daratan, belum termasuk yang ada di lautan. Dan kabarnya, bila spesies herbal darat dan laut digabung maka Indonesia dipastikan menjadi nomor satu di dunia. Sayangnya, dari jumlah itu masih sedikit sekali yang sudah diolah menjadi produk-produk kesehatan herbal berkualitas yang layak di pasarkan atau bisa diterima oleh banyak kala ngan. Memang, tanaman yang sudah diolah menjadi jamu tradisional sudah cukup banyak. Namun, bahan baku herbal yang sudah diolah menjadi obat herbal berstandar medis baru sekitar 30-an dan berjenis fitofar maka baru sekitar 5 produk.
Ragam Spesies Herbal Nusantara: Ada 40 ribuan spesias tanaman herbal potensial yang terkandung oleh alam Indonesia
Data dan fakta di atas kertas di atas tentu saja membuat banyak kalangan optimis bisa menjadikan kekayaan herbal sebagai kekuatan ekonomi baru yang dahsyat bagi kemajuan perekonomian dan perdagangan kita. Paling tidak, Indonesia memiliki kesempatan luas dan peluang besar untuk menjadi produsen dan pemasok kebutuhan obat-obat herbal yang kian dibutuhkan oleh pasar dunia.
kan warisan turun temurun dari nenek moyang yang tidak hanya berwujud produk tetapi juga literatur-literatur tertulis soal manfaat sejumlah tanaman herbal dan bagaimana cara mengolahnya. Ini terbukti dengan ada nya puluhan gulungan lontar dan kitab-kitab primbon kuno yang masih tersimpan di bebe rapa perpustakaan keraton kerajaan-kerajaan nusantara.
Beberapa fakta dan realitas yang ada dan ber kembang dewasa ini memperkuat optimisme tersebut. Pertama, selain sumber daya alam yang melimpah Indonesia juga memiliki khazanah tradisi pengolahan, pengembangan dan peman faatan bahan-bahan baku dari tanaman herbal menjadi produk-produk pemelihara kesehatan maupun untuk pengobatan dan obat tradisional, yaitu sebagaimana terlihat dari banyaknya jenis jamu dan obat tradisional yang ada di negeri ini.
Kedua, sekitar 75-80% penduduk dunia pernah menggunakan produk-produk herbal. Data yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO) menjadi bukti bahwa obat-obatan herbal sudah cukup dikenal dan dipercaya oleh konsumen. WHO juga menyebutkan bahwa saat ini ada empat miliar orang penduduk dunia yang menggunakan herbal untuk me menuhi kebutuhan perawatan maupun pe ngobatannya. Validitas data ini bisa dilihat dari angka pertumbuhan bisnis herbal yang signifikan di Amerika Serikat , yaitu sekitar 35%
Untuk diingat, tradisi-tradisi tersebut merupa
[ 43 ] Info PDN
Produk Unggulan
Pada tahun 2003 pasar obat herbal Indonesia masih sekitar Rp 2,5 triliun. Tahun 2005 mulai naik menjadi Rp 4 triliun, tahun 2010 menjadi Rp 8 triliun, dan pada tahun 2012 ini diperkirakan bakal menembus angka Rp10 triliun.
obatan yang beredar di tanah air. Optimisme ini tentu tak berlebihan dengan adanya fakta bahwa kekayaan spesies tumbuh-tumbuhan untuk pengobatan herbal Indonesia menduduki posisi terkaya nomor 2 di dunia setelah Brazil. Bahkan, ke depan, potensi herbal Indonesia ini nantinya tidak hanya akan menguasai pasar obat-obatan berbasis herbal dunia saja, tetapi juga akan merajai pasar kosmetik herbal yang kini sudah mulai dikembangkan oleh sejumlah perusahaan kosmetik nasional. Memang, ada sejumlah tantangan yang harus dijawab untuk mengoptimalkan potensi tersebut. Salah satunya adalah masih adanya keraguan dari sekelompok masyarakat untuk mengkonsumsi produk-produk herbal, yaitu obat-obatan yang berbahan dari biji-bijian, buah, umbi, akar, daun, batang atau bunga tanaman yang digunakan untuk mengobati dan mencegah penyakit.
per tahun. Dengan angka ini, tak mengherankan bila ada survey yang menyebutkan bila sepertiga orang Amerika mengonsumsi herbal. Besarnya penggunaan obat-obat herbal ini juga terlihat di benua Eropa. Saat ini, angka penjualan herbal di pasar Eropa bernilai 7,4 miliar dolar. Bahkan, yang menarik, produk-produk herbal di Eropa telah diklasifikasikan sebagai `obat.’ Ketiga, tren penggunaan herbal untuk pengobatan maupun merawat kesehatan akhir-akhir ini terus meningkat seiring dengan tumbuh pesatnya gaya hidup kembali alam “back to nature” yang kian digandrungi oleh manusia-manusia modern. Bahkan, peningkatan tren ini berlangsung lebih masif di sejumlah negara maju semisal Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa. Ada beberapa poin analisa para ahli yang ditelusuri Info PDN dan bisa menjelaskan kenapa fenomena ini bisa terjadi. Yaitu; 1) Fenomena ini termasuk bentuk perubahan perilaku masyarakat dunia yang diakibatkan oleh adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat. 2) Adanya pergeseran pola penyakit dari infeksi menjadi penyakit degeneratif. 3) Sejumlah hasil penelitian ilmiah dari dunia akedemis mendukung dan memperkuat keperayaan masyarakat terhadap obat herbal.
Peluang dan tantangan Berangkat dari fakta-fakta di atas maka tak berlebihan bila disimpulkan bahwa pangsa pasar obat dan produkproduk herbal pun akan semakin bertambah luas dan meningkat. Hal ini juga bisa dibaca dari adanya peningkatan yang signifikan dari pasar obat alami Indonesia selama dasawarsa terakhir, yaitu sekitar 20% per tahun. Dilaporkan, pada tahun 2003 pasar obat herbal Indonesia masih sekitar Rp 2,5 triliun. Tahun 2005 mulai naik menjadi Rp 4 triliun, tahun 2010 menjadi Rp 8 triliun, dan pada tahun 2012 ini diperkirakan bakal menembus angka Rp10 triliun. Melihat tren kenaikan itu, para pakar ekonomi Indonesia optimis industri herbal akan melampaui industri obat kimia yang sampai hari ini masih mendominasi obat-
[ 44 ] Info PDN
Keraguan ini juga terlihat dari masih belum banyaknya pemanfaatan atau penggunaan obat herbal oleh para dokter dan tenaga medis kita. Padahal, sebenarnya pemerintah sendiri sejak tahun 1998 hingga kini terus mengeluarkan dan memperbaharui regulasinya yang mengatur soal pemanfaatan herbal medik dalam fasilitas kesehatan, baik dalam peraturan pemerintah, keputusan menteri, maupun peraturan perundang-undangan lainnya. Masih belum optimalnya penggunaan obat herbal di atas, dari penelusuran Info PDN dikarenakan beberapa faktor. Di antaranya adalah; 1) Belum banyak informasi dan publikasi yang menerangkan khasiat dan keamanan obat-obat herbal berdasarkan hasil suatu penelitian atau uji klinis; 2) Masih belum adanya kompetensi pada dokter yang benar-benar menguasai seluk beluk produk obat herbal; 3) Belum adanya jaminan soal keilmiahan serta higinitas dari proses pengolahan dan pengemasan dari sejumlah produk herbal yang beredar di pasaran; 4) Dari sisi medis, masih banyak pula obat-obatan herbal yang belum memiliki aturan standar soal dosis dan cara pengkonsumsiannya; 5) Masih kurangnya koordinasi antarinstitusi dalam penelitian obat bahan alam Indonesia; 6) Belum adanya organisasi profesi kedokteran yang khusus mendalami herbal Indonesia. Singkatnya, pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk mendukung pengembangan produk herbal menjadi sebuah komoditas ekonomi unggulan ini adalah peningkatan citra produk herbal itu sendiri secara terus menerus dan berkesinambungan. Dan yang tak kalah penting adalah bagaimana mengeksplorasi kekayaan herbal Indonesia itu dengan berbagai macam inovasi dan kreativitas, baik dari segi pengolahan, pengemasan dan pemasarannya. Soal bagaimana teknisnya, maka perkembangan indus tri obat herbal di China bisa menjadi salah satu yang bisa dijadikan contoh. Di negara tirai bambu ini pengo lahan tanaman-tanaman herbal menjadi produk-produk kesehatan cukup berkembang pesat. Hal itu, karena mereka berhasil memodernisasi kemasan resep obat-obatan tradisional yang diwariskan dan telah didokumentasikan oleh nenek moyang mereka. Selain itu, upaya promosi dan inovasi kemasan pun terus mereka lakukan. (amf)
Agenda
Dirjen PDN juga menyampaikan bahwa Kementerian Perdagangan sangat mendukung gerakan aku cinta Indonesia antara lain melalui penyelenggaraan pameran pangan nusa, pa meran produk dalam negeri regional, sosialisasi aku cinta indonesia serta melalui kebijakan ke wajiban para pelaku usaha untuk menggunakan dan memanfaatkan produk dalam negeri.
Kemendag Menuju Wilayah Bebas Korupsi
Kunjungan Kerja Wamendag ke Yogyakarta
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, bersama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar, Kepala BPKP Mardiasmo, Wakil Ketua Ombudsman Azlaini Agus, Ketua Forbes APIP Basuki Hadi Mulyo, Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK Dedie A. Rachim, dan didukung oleh jajaran Eselon I Kementerian Perdagangan mencanangkan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi (ZI-WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih (WBBM) di lingkungan Kemendag, selasa (9/10) di kantor Kementerian Perdagangan. Dalam sambutannya, Mendag menjelaskan bahwa pencanangan zona integritas menuju wilayah bebas korupsi di negara ini merupakan momentum yang tepat untuk menegaskan bahwa pimpinan dan seluruh pegawai Kementerian perdagangan berkomitmen mewujudkan Kemendag yang berintegrasi dan bebas korupsi. (fsl)
Konsumen Cerdas Cinta Buah dan Sayur Lokal
Wakil Menteri Perdagangan RI Bayu Krisnamurthi didampingi Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Kemendag Nus Nuzulia Ishak, Kamis (4/10) di kantor Kemendag, membuka Acara Gelar Produk Hortikultura yang bertemakan Konsumen Cerdas Cinta Buah dan Sayur Lokal. Wamendag menyampaikan bahwa di tengah-tengah dina mika perdagangan yang semakin terbuka, kita membutuhkan konsumen-konsumen cerdas yang bukan hanya mengerti akan hak, kewajiban, kualitas dan kebenaran informasi tentang produk yang diperdagangkan, melainkan juga dibutuhkan
konsumen-konsumen cerdas yang memiliki kepedulian tinggi dan cinta produk Indonesia diantaranya produk buah dan sayur lokal dengan cara membeli dan mengkonsumsinya. (rd)
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi beserta jajaran Kemendag melakukan Kunjungan Kerja ke Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (9/24). Kunjungan pertama diawali ke Pasar Piyungan yang terletak di Jalan Jogja-Wonosari, Yogyakarta. Pada kunjungan kali ini Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengajak selu ruh pelaku pasar, mulai para pedagang hingga konsumen untuk terus menjaga kebersihan dan kesehatan pasar, sehingga pasar dapat di berdayakan sebagai pusat perekonomian dan sumber kemakmuran masyarakat sekitar. (BP)
Ulang Tahun Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia
Organic Green & Healthy Expo of Indonesia
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Gunaryo yang mewakili Wakil Menteri Perdagangan memberikan sambutan pada acara syukuran Hari Ulang Tahun ke-36 Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI), Jumat (28/9), di Hotel Aryaduta Jakarta. Dalam kesempatan tersebut, DPD HIPPI DKI Jakarta meluncurkan gerakan bangga memakai produk Indonesia.
Ibu Yasmin Gita Wirjawan membuka secara resmi Organic Green & Healthy Expo of Indonesia, di Green Mall Tebet, Jumat (5/10). Acara ini terse lenggara atas kerjasama Kementerian Perdagangan dan Komunitas Organik Indonesia (KOI). Pameran ini berlangsung selama 3 hari pada tanggal 5 s/d 7 Oktober 2012 dan menampilkan produk-produk UKM organik, sehat dan ramah lingkungan.
[ 45 ] Info PDN
Frame
[ 46 ] Info PDN
Foto: rahmatnawisiregar.wordpress.com
Sulam Nusantara Meniti Asa
K
erajinan bernama sulam ini sudah dikenal bangsa Indonesia sejak dahulu kala, tepatnya sejak abad ke-18 Masehi. Ada juga yang mengatakan sejak abad 16 Masehi. Terlepas dari itu, fakta memperlihatkan bila kerajinan sulam telah menjadi warisan budaya dari hampir seluruh suku atau daerah yang terbentang dari Aceh hingga Papua. Masingmasing memiliki ciri khas dan keunikan, baik dari teknik, corak maupun kisah-kisah yang menyertai pertumbuhannya. Ada sulam kasab dari Aceh, sulam suji cair dan sulam kepalo samek (kepala peniti) dari Su matera Barat, sulam manik-manik dari Suma tera Utara dan Nusa Tenggara Timur, sulam terawang dari Gorontalo, sulam tapis dan usus dari Lampung, dan juga beragam jenis sulam khas dari beberapa daerah di Jawa. Di zamannya dulu, kain bersulam sempat menjadi penanda status sosial pemakainya. Bisa dipastikan hanya orang-orang dari golo ngan bangsawan atau pembesar dan keluarga kerajaan saja yang bisa mengenakannya. Di Pulau Jawa misalnya, sulam digunakan untuk pembuatan hiasan kopiah, kasut, kendit, ke baya, oto, dan pakaian kebesaran kaum priayi. Menariknya, sebagai warisan budaya bangsa, kerajinan sulam ternyata bisa menjadi salah satu penanda sejarah soal kapan dan bagai mana proses terjadinya akulturasi budaya nusantara dengan sejumlah budaya bangsa mancanegara, semisal Eropa, China, dan India. Namun, kekayaan yang satu ini memang belum teroptimalkan. Masih banyak orang yang hanya menempatkannya di menara gading khazanah budaya dan belum mem berdayakannya sebagai potensi ekonomi yang layak jual dan “go internasional.” Digelarnya Festival Sulam Internasional yang diprakarsai Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) dan Yayasan Sulam Indonesia (YSI) pada 4-7 Oktober 2012 di Jakarta Convention Center lalu diharapkan menumbuhkan kepe dulian terhadap sulam yang sudah tak sabar mendapat sentuhan dan belaian, baik dari sisi inovasi, promosi maupun pemasaran.
Teks : Anis Maftuhin Foto : Agus Bachtiar
[ 47 ] Info PDN
Dalam rangka meningkatkan kualitas penyediaan, pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur pasar-pasar tradisional di berbagai daerah, Kementerian Perdagangan RI selalu membuka peluang kepada pihak-pihak swasta untuk berpartisipasi secara aktif melalui skema Public-Private Partnership (Kerjasama Pemerintah dengan Swasta/KPS).
Diterbitkan Oleh : DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI http://ditjenpdn.kemendag.go.id www.kemendag.go.id