FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT PADA USAHA AGRIBISNIS (Studi Kasus Pada Koperasi Kodanua, Jakarta Barat)
Bagus Harida 1110092000015
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015/1436 H
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT PADA USAHA AGRIBISNIS (Studi Kasus Pada Koperasi Kodanua, Jakarta Barat)
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian (SP)
Bagus Harida 1110092000015
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015/1436 H
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Juni 2015
Bagus Harida
iii
RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS PRIBADI Nama : Bagus Harida Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 10 Juni 1992
Agama
: Islam
Kewarganegaraan
: Indonesia
Alamat Rumah
: Kesatrian POLRI Ciputat, Blok D nomor 74, Rt 03/012, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten
No. Telephon/HP
: 082111183293
e-mail
:
[email protected] /
[email protected]
PENDIDIKAN FORMAL 2010-2015 : Strata 1 Jurusan Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2007-2010
: SMAN 79 Jakarta
2004-2007
: SMPN 1 Pamulang
1998-2004
: SDN 7 Ciputat
PENGALAMAN ORGANISASI 2011-2012 : Pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan Agribisnis bidang Kerohanian, Olahraga, dan Seni. 2011-2012
: Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas Sains dan Teknologi bidang Pembinaan, Penelitian, dan Pengembangan Anggota.
2012-2013
: Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas Sains dan Teknologi sebagai kepala divisi pengkaderan.
iv
RINGKASAN Bagus Harida, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Pada Usaha Agribisnis (Studi Kasus Pada Koperasi Kodanua, Jakarta Barat). Di bawah bimbingan Akhmad Riyadi Wastra dan Akhmad Mahbubi.
Usaha Mikro dan Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia semakin banyak dan terus tumbuh. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2011 sampai 2013 pertumbuhan UMKM terus meningkat, tahun 2011 sebanyak 53.823.732 unit UMKM, pada tahun 2012 menjadi 55.206.444 unit menunjukan kenaikan sebesar 2,57%, dan pada tahun 2013 menjadi 56.534.592 unit menunjukkan kenaikan sebesar 2,41%. Namun masalah-masalah mendasar yang biasa dihadapi oleh pelaku UMKM adalah sulitnya akses usaha kecil dan menengah pada pasar atas produk-produk yang dihasilkan, lemahnya pengembangan dan penguatan usaha, dan keterbatasan akses terhadap sumbersumber pembiayaan dari lembaga-lembaga keuangan formal khususnya perbankan. Untuk mengatasi masalah pembiayaan, koperasi dinilai lebih diminati oleh UMKM khususnya bagi pelaku usaha yang tinggal di daerah pedesaan. Sebagai LKM yang tergolong non bank, Koperasi berperan sebagai lembaga keuangan formal yang melayani masyarakat terutama anggotanya dalam keperluan untuk menyimpan dan meminjam dana. Koperasi Kodanua adalah salah satu Koperasi yang bergerak dibidang simpan pinjam dengan prestasi yang dapat diperhitungkan. Penelitian ini ditujukan untuk (1) Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi realisasi Kredit di Koperasi Kodanua, (2) mengetahui seberapa besar faktor tersebut mempengaruhi realisasi kredit, dan yang (3) mengetahui apakah secara bersama-sama faktor tersebut memiliki pengaruh terhadap realisasi kredit. Penelitian ini dilakukan di Koperasi Kodanua Latumenten Jakarta Barat. Pengambilan sampel menggunakan sampel jenuh, dimulai bulan maret hingga april 2015. Dengan jumlah responden 102 orang yang memiliki usaha dibidang agribsinis dan sedang aktif meminjam di Koperasi Kodanua. Pengujian data dengan persamaan regresi linear berganda dan dengan alat SPSS 21. Hasil yang didapatkan adalah (1) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap realisasi kredit adalah karakter, kapasitas, modal, kondisi, dan jaminan. (2) Karakter berpengaruh terhadap realisasi kredit pada tingkat kepercayaan 75%, Kapasitas berpengaruh pada tingkat kepercayaan 90%, modal berpengaruh pada tingkat kepercayaan 99%, kondisi berpengaruh pada tingkat kepercayaan 90%, dan jaminan berpengaruh pada tingkat kepercayaan 99%. (3) Secara bersamasama faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap realisasi kredit pada tingkat kepercayaan 95%.
v
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Pada Usaha Agribisnis (Studi Kasus Pada Koperasi Kodanua, Jakarta Barat)” dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabat-Nya yang telah membawa umat manusia ke jalan kebaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis, Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya, terselesaikan skripsi ini bukan merupakan kerja keras sendiri namun berkat bantuan dan dorongan semangat dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas dukungan dan pasrtisipasi yang telah diberikan. Ucapan terima kasih, penulis berikan kepada : 1. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengesahkan skripsi ini. 2. Bapak Dr. Edmon Daris, MS selaku Ketua Program Studi Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengesahkan skripsi ini. 3. Bapak Dr. Ir. Akhmad Riyadi Wastra, MM dan Bapak Akhmad Mahbubi, SP., MM selaku dosen pembimbing I dan II yang telah memberikan banyak masukan, bimbingan, serta meluangkan waktunya hingga selesainya skripsi ini. Terima kasih atas kepercayaan, kesabaran, doa maupun arahan sehingga vi
menjadikan penulis menjadi pribadi yang lebih baik di masa yang akan datang. 4. Bapak Dr. Iskandar Andi Nuhung, M.Si dan Bapak Dr. Iwan Aminudin, M.Si selaku dosen penguji I dan II dalam sidang munaqosyah yang telah meluangkan waktu untuk memeriksa sekaligus memberikan kritik dan saran sehingga skripsi ini mendapat banyak masukan untuk lebih baik. 5. Seluruh dosen Agribisnis yang telah memberikan perhatian, semangat, nasihat, doa, serta segala ilmu yang diajarkan kepada penulis selama masa perkuliahan. 6. Seluruh pihak Koperasi Kodanua yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melaksanakan penelitian di tempat tersebut. 7. Keluarga penulis yaitu Mams, Paps dan eno netral yang senantiasa mencurahkan kasih dan sayangnya yang tiada henti, selalu memberikan dukungan moril maupun materil, serta doa yang selalu dipanjatkan untuk penulis. Semoga berkah kesehatan, umur yang panjang, serta perlindungan dari Allah SWT senantiasa untuk Mams dan Papa. Amin Ya Rabbal „Alamin. 8. Bella Yunita yang telah banyak membantu penulis di segala kegiatan dan selalu meluangkan waktunya untuk memberikan semangat serta keceriaan bagi penulis. 9. Sahabat-sahabat Kosan An-nisa yang telah memberikan dukungan semanngat dan selalu memberikan solusi dikala penulisan skripsi ini mengalami hambatan dalam masalah teknis maupun non-teknis.
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ................................................................
ii
LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................
iii
RIWAYAT HIDUP ..........................................................................................
iv
RINGKASAN ..................................................................................................
v
KATA PENGANTAR .....................................................................................
vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
xiii
BAB I
PENDAHULUAN ..........................................................................
1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................
6
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................
6
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................
7
1.5 Ruang Lingkup ..........................................................................
7
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................
8
2.1 Kredit ........................................................................................
8
2.2 Analisis Perealisasian Kredit .....................................................
12
2.2.1 Karakter ............................................................................. 2.2.2 Kapasitas .......................................................................... 2.2.3 Modal ................................................................................ 2.2.4 Kondisi .............................................................................. 2.2.5 Jaminan .............................................................................
13 14 15 17 18
2.3 Penelitian Terdahulu .................................................................
20
2.4 Kerangka Penelitian Konseptual ...............................................
21
2.5 Hipotesis ....................................................................................
24
BAB II
viii
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................
26
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................
26
3.2 Metode Penentuan Jumlah Sampel ...........................................
26
3.2.1 Populasi ........................................................................... 3.2.2 Sampel .............................................................................
26 27
3.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data .....................................
27
3.3.1 Analisis Deskriptif ............................................................ 3.3.2 Persamaan Regresi Linier Berganda ................................ 3.3.2.1 Pengujian Regresi Berganda ................................ 3.3.2.2 Pengujian Asumsi Regresi Berganda ...................
27 28 29 30
3.4 Instrumen Penelitian...................................................................
32
3.4.1 Realisasi Kredit (Y) .......................................................... 3.4.2 Karakter (X1) ................................................................... 3.4.3 Kapasitas (X2) .................................................................. 3.4.4 Modal (X4) ....................................................................... 3.4.5 Kondisi (X5) ..................................................................... 3.4.6 Jaminan (X6) ....................................................................
32 32 33 34 35 36
3.5 Validitas dan Reliabilitas ..........................................................
36
3.5.1 Validitas ........................................................................... 3.5.2 Reliabilitas ........................................................................
36 37
BAB IV
BAB V
GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN
38
4.1 Sejarah Berdirinya Koperasi Kodanua ......................................
38
4.2 Perkembangan Koperasi Kodanua ............................................
38
4.3 Visi dan Misi Koperasi Kodanua ..............................................
41
4.3.1 Visi Koperasi Kodanua .................................................... 4.3.2 Misi Koperasi Kodanua ....................................................
41 41
4.4 Struktur Organisasi Koperasi Kodanua ......................................
41
4.5 Karakteristik Responden ...........................................................
46
HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................
52
5.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Pada Usaha Agribisnis di Koperasi Kodanua ..............................................
52
5.1.1 Pembahasan Tentang Variabel Karakter ........................... 5.1.2 Pembahasan Tentang Variabel Kapasitas ......................... 5.1.3 Pembahasan Tentang Variabel Modal .............................. 5.1.4 Pembahasan Tentang Variabel Kondisi ............................ 5.1.5 Pembahasan Tentang Variabel Jaminan............................
52 54 55 57 58 ix
5.1.6 Nilai Koefisien Regresi Variabel ......................................
60
5.2 Pengujian Parameter Secara Tunggal (Uji t) ..............................
62
5.2.1 Hasil Uji t Variabel Karakter ............................................ 5.2.2 Hasil Uji t Variabel Kapasitas ........................................... 5.2.3 Hasil Uji t Variabel Modal ................................................ 5.2.4 Hasil Uji t Variabel Kondisi .............................................. 5.2.5 Hasil Uji t variabel Jaminan ..............................................
63 65 67 69 71
5.3 Pengujian Parameter Secara Keseluruhan (Uji f).......................
72
5.4 Uji Determinasi (R2) ..................................................................
73
KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................
75
6.1 Kesimpulan ...............................................................................
75
6.2 Saran ..........................................................................................
75
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
77
LAMPIRAN .....................................................................................................
79
BAB VI
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Perkembangan Data Usaha Mikro Kecil Menengah tahun 2011-2013 di Indonesia...........................................................................................
1
Tabel 2 Profil Lembaga Keuangan Mikro Tahun 2013.. ...................................
3
Tabel 3 Nilai Alfa Pengujian Reliabilitas Kuesioner ........................................
37
Tabel 4 Hasil Regresi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Pada Usaha Agribisnis di Koperasi Kodanua ......................................
60
Tabel 5 Hasil Uji t ..............................................................................................
62
Tabel 6 Hasil Uji f ..............................................................................................
73
Tabel 7 Hasil Uji Determinasi (R2) ..................................................................
74
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Perbandingan penyaluran pembiayaan usaha agribisnis dengan usaha non-agribisnis pada Koperasi Kodanua 2014 .........................
5
Gambar 2 Bagan Alur Kerangka Pemikiran Konseptual ..................................
23
Gambar 3 Struktur Organisasi Koperasi Kodanua ............................................
42
Gambar 4 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ......................
47
Gambar 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .....................................
48
Gambar 6 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan .............
50
Gambar 7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha Agribisnis.........
51
Gambar 8 Persentase Indikator Dalam Variabel Karakter ................................
63
Gambar 9 Persentase Indikator Dalam Variabel Kapasitas ...............................
65
Gambar 10 Persentase Indikator dalam Variabel Modal ...................................
67
Gambar 11 Persentase Indikator dalam Variabel Kondisi .................................
69
Gambar 12 Persentase Indikator dalam Variabel Jaminan ................................
71
xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Tabel Input Data SPSS ...................................................................
79
Lampiran 2 HasilOutput SPSS ...........................................................................
81
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian .......................................................................
85
Lampiran 4 Tabel Hasil Uji Validitas ................................................................
90
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Usaha Mikro dan Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia semakin banyak dan terus tumbuh. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2011 sampai 2013 pertumbuhan UMKM terus meningkat, tahun 2011 sebanyak 53.823.732 unit UMKM, pada tahun 2012 menjadi 55.206.444 unit menunjukan kenaikan sebesar 2,57%, dan pada tahun 2013 menjadi 56.534.592 unit menunjukkan kenaikan sebesar 2,41%. Sebagaimana Tabel 1 yang menampilkan data perkembangan UMKM dan usaha besar dengan beberapa indikator. Tabel 1. Perkembangan Data Usaha Indonesia No Indikator Satuan 1 Jumlah UMKM Unit 2 Pertumbuhan Persen Jumlah UMKM 3 Jumlah Tenaga Orang Kerja UMKM 4 Pertumbuhan Persen jumlah tenaga kerja UMKM 5 Sumbangan PDB Rp. UMKM Milliar 6 Pertumbuhan Persen sumbangan PDB UMKM
Mikro Kecil Menengah tahun 2011-2013 di 2011 53.823.732 2,51
2012 55.206.444 2,57
2013 56.534.592 2,41
99.401.775
101.722.458
107.657.509
3,32
2,33
5,83
1.282.571,80
1.369.326,00 1.504.928,20
5,77
6,76
9,90
Sumber : BPS, Tabel perkembangan UMKM tahun 2011-2013
Kontribusi UMKM terhadap perekonomian negara tidak perlu diragukan lagi, karena telah terbukti di beberapa negara, termasuk Indonesia, bahwa UMKM dapat menjadi tumpuan perekonomian suatu negara. Terbukti sumbangan
1
Pendapatan Domestik Bruto (PDB) yang dihasilkan melalui UMKM terus tumbuh dengan rata-rata 7,47% pertahunnya, jika terus mengalami perkembangan, maka UMKM akan menjadi salah satu sektor yang ikut menopang pendapatan negara. UMKM dapat mengalami perkembangan yang signifikan jika masalah dalam UMKM dapat dituntaskan. Wijono (2005) berpendapat bahwa masalah-masalah mendasar yang dihadapi oleh pelaku UMKM adalah sulitnya akses usaha kecil dan menengah pada pasar atas produk-produk yang dihasilkan, lemahnya pengembangan dan penguatan usaha, dan keterbatasan akses terhadap sumbersumber pembiayaan dari lembaga-lembaga keuangan formal khususnya perbankan. Sulitnya mendapat pinjaman dari bank dikarenakan ketatnya persyaratan dan bank juga mempertimbangkan resiko yang akan dihadapi oleh UMKM tersebut, karena UMKM biasanya memiliki resiko yang lebih besar dibanding dengan usaha yang sudah mapan dan memiliki nama besar. Berdasarkan hal tersebut pelaku UMKM lebih memilih untuk meminjam uang dari Lembaga Keuangan Mikro (LKM), karena LKM mempermudah pinjaman kepada pengusaha kecil dan menengah untuk mendapatkan dana sebagai penunjang permodalan dari usaha mereka dan juga sebagai modal untuk mengembangkan usaha mereka. Berikut ini adalah Tabel 2 yang menunjukan profil dari lembaga keuangan mikro yang menunjukan jumlah peminjam dan penabung dari lembaga bank dan non bank baik formal maupun tidak formal.
2
Tabel 2. Profil Lembaga Keuangan Mikro Tahun 2013 N Jumlah Jumlah Jumlah o. Jenis LKM Peminjam Pinjaman (unit) (orang) (Rp orang) Bank 1 BPR 2.164 2.161.000 11.639.000 2 BRI Unit 4.064 3.210.678 21.334.800 3 Badan Kredit 4.518 11.667.054 3.829.209 Desa (BKD) Non Bank A.Formal 4 KSP 1.596 684.874 1.156.692 5 USP 36.466 10.523.585 13.488.092 6 Pegadaian 827 7.768.278 9.631.772 B. Non Formal 7 BMT 2.017 280.000 1.200.000 8 LSM 143 69.188 84.140 Total 51.777 36.084.937 36.084.937
Jumlah Penabung (orang)
Jumlah Tabungan (Rp Juta)
5.692 31.271.553 464.812
10.795.000 32.881.790 28.464
481.152 5.015.596 Na
325.341 1.451.576 Na
450.000 71.845 37.311.100
1.500.000 47.707 47.029.878
Sumber : Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil 2013
Berdasarkan Tabel 2, jenis Lembaga Keuangan Mikro yang memiliki unit terbanyak adalah Unit Simpan Pinjam (USP) sebanyak 36.466 unit, dan dalam segi jumlah pinjaman didominasi oleh LKM dengan kategori bank yaitu BRI unit yaitu sebesar Rp 21.334.800 per orang. Hal tersebut karena jatah kredit yang ditawarkan oleh BRI Unit lebih besar dari pada USP. Namun sejatinya, Koperasi dinilai lebih diminati oleh UMKM khususnya bagi pelaku usaha yang tinggal di daerah pedesaan. Sebagai LKM yang tergolong non bank, Koperasi berperan sebagai lembaga keuangan formal yang melayani masyarakat terutama anggotanya dalam keperluan untuk menyimpan dan meminjam dana (Sulaeman, 2004). Mengingat cukup strategisnya peran Koperasi simpan pinjam dalam menyalurkan dan menampung dana anggota, Bank Indonesia menjelaskan bahwa dalam hal jumlah pembiayaan yang disalurkan, posisi Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam termasuk peringkat dua besar setelah BRI Unit Desa.
3
Salah satu Koperasi Simpan Pinjam yang bergerak dalam melakukan kegiatan kredit bagi UMKM adalah Koperasi Kodanua. Pada tahun 1970-an Koperasi Simpan Pinjam Kodanua didirikan dengan nama awal Gurindo Jaya (Guru-guru Indonesia Jakarta Raya) dalam bentuk arisan yang beranggotakan sekitar 15 orang guru. Namun setelah berjalan selama beberapa tahun, pada tahun 1977 Arisan Gurindo Jaya ini berganti jenis dan nama menjadi Koperasi Simpan Pinjam Kodanua. Dan pada tanggal 27 Agustus 1977 pengesahan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Kodanua sebagai badan hukum dengan nomor:1212/B.H/I. Dalam kegiatannya Koperasi Kodanua memiliki fungsi yang sama seperti Koperasi lain yaitu untuk menjaga kesejahteraan anggotanya dan calon anggota. Anggota adalah yang membayar simpanan pokok dan simpanan wajib, sedangkan calon angota adalah hanya orang yang meminjam tanpa membayar simpanan pokok dan simpanan wajib. Dalam 37 tahun kiprah dari Koperasi Kodanua, banyak anggota dan calon anggota dari kalangan pengusaha Agribisnis yang meminjam sejumlah uang untuk modal atau pengembangan usahanya kepada Koperasi Kodanua. Dengan karakteristik produk Agribisnis yang mudah rusak dan cepat rusak, maka menjdai bahan pertimbangan untuk Koperasi dalam menyalurkan pinjamannya kepada anggota dan calon anggota. Koperasi merupakan salah satu dari lembaga keuangan non bank yang juga ikut mendukung UMKM di Indonesia. Koperasi Kodanua merupakan salah satu Koperasi syarat prestasi yang menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Dengan anggota dan calon anggota yang terus tumbuh. Menurut data dari Koperasi Kodanua anggota maupun calon anggota dari Koperasi Kodanua ini terus tumbuh dari tahun 2009 sebanyak 2033 anggota, 2010
4
sebanyak 2035 anggota, dan 2011 sebanyak 2174 anggota, kemudian mengalami penurunan anggota di tahun 2012 menjadi 2170 anggota dan pada tahun 2013 menjadi 2163 anggota. Anggota Koperasi Kodanua mayoritas adalah pengusaha dengan skala kecil mengengah dan dengan jenis-jenis usaha yang berbeda-beda, berikut ini adalah Gambar 1 yang membandingkan antara usaha agribisnis dan non-agribisnis dalam segi kuantitas jenis usaha anggota Koperasi Kodanua. 1000 500 0 Usaha Agribisnis (Restoran, pedagang sayur, pedagang ikan, pedagang daging, pedagang buah, dan lain-lain)
Usaha Non-agribisnis
Sumber : Koperasi Kodanua September 2014
Gambar 1. Perbandingan penyaluran pembiayaan usaha agribisnis dengan usaha non-agribisnis pada Koperasi Kodanua 2014 Gambar diatas menunjukkan, dari 920 jenis usaha yang terdapat dalam Koperasi Kodanua yang tersebar didaerah sekitar Jakarta Barat (Ancol, Kosambi, Jelambar, Tomang, Tanah abang, Pasar Baru, dang Angke) ini terdapat 102 unit usaha yang melakukan kegiatan usaha dibidang agribisnis hilir. Namun proporsi perealisasian kredit yang sesuai oleh yang diajukan oleh peminjam pada usaha yang bergerak dalam bidang agribisnis dari Koperasi Kodanua masih terdapat ketidak sesuaian dalam perealisasiannya, sedangkan
permohonan untuk
mendapatkan kredit yang sesuai dari anggota Koperasi Kodanua yang memiliki usaha dibidang agribisnis cukup banyak, karena usaha dibidang agribisnis mayoritas merupakan usaha yang juga bergerak dalam pemenuhan kebutuhan pokok terutama pangan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan terjadinya ketidak sesuian perealisasian kredit ini dapat menyebabkan menurunnya minat dari
5
masyarakat untuk meminjam dari Koperasi karena berbagai hal baik internal maupun eksternal dari Koperasi Kodanua, hal ini dapat menyebabkan penurunan pendapatan Koperasi Kodanua yang bergerak di sektor Koperasi simpan pinjam yang pendapatan utamanya adalah dari kegiatan simpan pinjam. Oleh karena itu tidak semua usaha yang bergerak dibidang agribisnis yang mengajukan pinjaman dapat mendapatkan kredit yang sesuai dengan keinginan peminjam. Sehingga Faktor-faktor yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Pada Usaha Agribisnis (Studi Kasus pada Koperasi Kodanua) perlu diteliti sebagai bahan untuk perbaikan oleh Koperasi Kodanua kedepannya.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah :
a. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi realisasi kredit di Koperasi Kodanua? b. Seberapa besarnya faktor-faktor tersebut dalam mempengaruhi realisasi kredit di Koperasi Kodanua? c. Apakah secara bersama-sama faktor-faktor tersebut memiliki pengaruh terhadap realisasi kredit di Koperasi Kodanua?
1.3 Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan masalah diatas , maka tujuan dari penelitian ini adalah : a. Mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit di Koperasi Kodanua. 6
b. Menganalisis besarnya faktor-faktor tersebut dalam mempengaruhi realisasi kredit di Koperasi Kodanua. c. Menganalisis pengaruh faktor-faktor tersebut secara bersama-sama terhadap realisasi kredit di Koperasi Kodanua.
1.4 Manfaat Penelitian
a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi Koperasi Kodanua untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi Kodanua. Sehingga faktor-faktor tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan utama bagi Koperasi Kodanua dalam realisasi kredit selanjutnya. b. Bagi anggota Koperasi untuk mengetahui apa saja yang menjadi bahan pertimbangan Koperasi Kodanua untuk merealisasikan kredit kepada peminjam. c. Selain itu diharapkan penelitian ini menjadi bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang
lingkup
penelitian
ini
adalah
mengenai
faktor-faktor
yang
mempengaruhi realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi Kodanua dengan peruntukan sektor usaha agribisnis hilir dan dilakukan kepada anggota dan calon anggota yang sedang aktif dalam melakukan kredit di Koperasi Kodanua (pengolahan produk agribisnis sampai pemasaran produk agribisnis).
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kredit Dalam bahasa latin kredit disebut “credere” yang artinya adalah percaya. Percaya yang dimaksudkan disini adalah kepercayaan pemberi kredit kepada penerima kredit, bahwa nantinya kredit yang disalurkan akan dikembalikan sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya. Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Menurut Undang-Undang Perbankan No.7 Tahun 1992 tentang pokok-pokok perbankan, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Berdasarkan pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa kredit dapat berbentuk uang atau bukan uang yang dapat dinilai dengan uang dan dalam kredit terdapat sebuah kesepakatan yang dibuat antara peminjam dan pihak meminjam mengenai kewajiban dan hak masing-masing yang harus dijalankan.
8
Menurut Ismail (2010) terdapat 7 unsur-unsur kredit yaitu kreditor, debitur, kepercayaan, perjanjian, resiko, jangka waktu dan balas jasa. a. Kreditor Kreditor merupakan pihak yang memberikan kredit kepada pihak lain yang mendapat pinjaman. Pihak tersebut bias perorangan atau badan usaha. Bank yang memberikan kredit kepada pihak peminjam merupakan kreditor. b. Debitur Debitur adalah pihak yang membutuhkan dana, atau pihak yang mendapat pinjaman dari pihak lain. c. Kepercayaan (Trust) Kreditur memberikan kepercayaan kepada pihak yang menerima pinjaman bahwa debitur akan memenuhi kewajibannya untuk membayar pinjamannya sesuai dengan jangka waktu tertentu yang diperjanjikan. Bank memberi pinjaman kepada pihak lain, sama artinya dengan bank memberikan kepercayaan kepada pihak peminjam, bahwa pihak peminjam akan dapat memenuhi kewajibannya. d. Perjanjian Perjanjian merupakan suatu kontrak perjanjian atau kesepakatan yang dilakukan antara kreditur dengan pihak peminjam. e. Resiko Setiap dana yang disalurkan oleh bank selalu mengandung adanya resiko tidak kembalinya dana pinjaman. Resiko adalah kemungkinan kerugian yang akan timbul atas penyaluran kredit.
9
f. Jangka waktu Jangka waktu merupakan lamanya waktu yang diperlukan oleh debitur untuk membayar pinjaman kepada kreditur. g. Balas jasa Sebagai imbalan atas dana yang disalurkan oleh kreditur, maka debitur akan membayar sejumlah uang tertentu sesuai dengan perjanjian. Dalam perbankan konvensional, imbalan tersebut berupa bunga sementara dalam bank syariah terdapat beberapa macam imbalan tergantung pada akadnya. Menurut Suyatno (2005) menyatakan bahwa dalam transaksi kredit terdapat unsur-unsur kredit, yaitu : a. Kepercayaan Merupakan keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikan baik dalam bentuk uang, barang atau jasa akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang. Kepercayaan ini timbul karena sebelumnya si pemberi kredit telah melakukan penyelidikan dan analisa terhadap kemampuan dan kemauan calon nasabah dalam membayar kembali kredit yang akan disalurkan. b. Waktu Suatu masa yang akan memisahkan antara pemberi prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang. Dalam unsur waktu ini terkandung pengertian nilai uang, yaitu uang yang ada sekarang lebih tinggi nilainya dari uang yang akan diterimanya kembali pada masa yang akan datang.
10
c.
Degree of Risk
Suatu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari jangka waktu yang memisahkan antara pemberi prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterimanya pada masa yang akan datang. Semakin lama jangka waktu kredit yang diberikan semakin tinggi resiko yang dihadapinya, karena dalam waktu tersebut terdapat juga unsur ketidakpastian yang tidak dapat diperhitungkan. Keadaan inilah yang menyebabkan timbulnya unsur resiko. Oleh karena itu, dalam pemberian kredit timbul adanya jaminan. d. Prestasi atau Objek Kredit Pemberian kredit tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dapat diberikan dalam bentuk barang dan jasa, namun dapat dinilai dengan bentuk uang. Dalam prakteknya transaksi kredit pada umumnya adalah menyangkut uang. Jadi dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur yang harus ada dalam kredit adalah kepercayaan yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa pinjaman uang yang diberikan kepada seorang yang meminjam akan benar-benar diterimanya atau dikembalikan dalam jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang. Waktu yaitu dalam waktu terdapat pengertian nilai uang yaitu uang yang ada pada masa kini akan berbeda dengan nilai uang pada masa depan. Resiko terkait dengan waktu, waktu yang semakin lama dalam pengembalian kredit maka akan semakin banyak terjadi resiko-resiko yang tidak dapat diperhitungkan, karena itulah maka munculnya unsur resiko dalam hal ini dan munculnya jaminan. Manfaat dari kredit itu sendiri sangat banyak, bagi penyalur dana kredit yaitu untuk kelangsungan hidup atau mencari
keuntungan perusahaan yang
menyalurkan kredit tersebut. Manfaatnya bagi peminjam adalah dapat
11
mendapatkan dana yang diperuntukan bagi sesuatu yang mereka inginkan seperti memperbesar usaha, kredit mobil, kredit rumah dan sebagainya. Bagi pemerintah manfaat dari kredit ini juga sangat besar, karena dengan adanya kredit untuk membantu permodalan usaha dan investasi, maka akan menumbuhkan banyak pengusaha-pengusaha yang dapat menguntungkan Negara secara massif karena banyaknya pendapatan dari usaha-usaha yang dibantu permodalannya oleh kredit sehingga dapat mengangkat pendapatan nasional.
2.2 Analisis Perealisasian Kredit
Menurut Ismail (2010) analisis realisasi kredit adalah suatu proses analisis yang dilakukan oleh bank untuk menilai suatu permohonan kredit yang telah diajukan oleh calon debitur. Tujuan dilakukannya analisis adalah untuk mencegah terjadinya kerugian atau kredit bermasalah lainnya, dengan melakukan analisis kredit sebelum merealisasikan kredit, kreditor ingin dapat melihat apakah nantinya setelah diberikan kredit nasabah ini mampu untuk menjalankan kewajibannya dalam perjanjian kredit yang sebelumnya sudah disepakati. Analisis kredit ini juga adalah penentu diterima atau ditolaknya kredit yang diajukan oleh peminjam. Menurut Kasmir (2011) dalam melakukan penilaian terhadap pengajuan kredit nasabah ini lembaga keuangan mengacu pada ukuranukuran yang sudah ditetapkan dan sudah menjadi standar-standar penilaian setiap bank. Biasanya kriteria penilaian yang umum digunakan oleh lembaga keuangan adalah melalui analisis 5 C.
12
2.2.1 Karakter (Character)
Menurut Kasmir (2011) Character merupakan sifat atau watak. Sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dapat dipercaya. Untuk membaca watak atau sifat dari calon debitur dapat dilihat dari latar belakang si nasabah, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti cara hidup, atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan jiwa sosisal. Dari sifat dan watak ini dapat dijadikan suatu ukuran tentang kemauan nasabah untuk membayar. Menurut Ismail (2010) Character menggambarkan watak dan kepribadian calon debitur. Bank perlu melakukan analisis terhadap karakter calon debitur, tujuannya adalah untuk mengetahui bahwa calon debitur mempunyai keinginan untuk memenuhi kewajiban membayar pinjamannya sampai dengan lunas. Pendapat Firdaus dan Arianti (2004) tentang character sebagai berikut, dasar dari suatu pemberian kredit adalah atas dasar kepercayaan, yaitu adanya keyakinan dari pihak bank bahwa peminjam mempunyai moral, watak ataupun sifat-sifat pribadi yang positif dan kooperatif serta mempunyai tanggungjawab yang baik dalam kehidupan pribadi sebagai manusia, kehidupan sebagai anggota masyarakat ataupun dalam menjalankan kegiatan usahanya. Pendapat Abdullah (2005) mengenai character yaitu, Account Officer harus mencari tahu sifat-sifat dari calon debitur. Hal ini terutama berhubungan dengan kemauan dari calon debitur untuk melakukan kewajiban-kewajibannya. Untuk itu, bank akan berusaha memberi kredit hanya kepada debitur yang memilki komitmen yang tinggi terhadap persetujuan kredit. Analisis ini lebih cenderung
13
merupakan analisis kualitatif yang tidak terbaca dengan angka-angka yang disajikan. Tanpa itikad yang baik dari debitur, lebih baik kredit tidak diberikan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa character adalah suatu analisis yang menilai kebiasaan, watak, serta kehidupan calon peminjam di dalam lingkungan sehari-harinya. Tujuannya adalah untuk melihat apakah calon peminjam tersebut baik dalam watak dan kesehariannya sehingga calon peminjam tersebut mampu untuk memenuhi kewajiban-kewajiban dari perjanjian kredit tersebut
2.2.2 Kapasitas (Capacity)
Menurut Kasmir (2011) Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kredit. Dari penilaian ini terlihat kemampuan nasabah dalam mengelola bisnis. Kemampuan ini dihubungkan dengan latar belakang pendidikan dan pengalamannya selama ini dalam mengelola usahanya, sehingga akan terlihat kemempuannya dalam megembalikan kredit yang disalurkan. Menurut Ismail (2010) Capacity ini ditujukan untuk mengetahui kemampuan calon debitur dalam memenuhi kewajibannya sesuai jangka waktu kredit. Bank perlu mengetahui dengan pasti kemampuan calon debitur tersebut. Kemampuan keuangan calon debitur sangat penting karena merupakan sumber utama pembayaran kembali kredit yang diberikan oleh bank. Semakin baik kemampuan calon debitur, maka akan semakin baik kemungkinan kualitas kreditnya, artinya dapat dipastikan bahwa kredit tersebut dapat dibayar sesuai dengan jangka waktu yang diperjanjikan.
14
Menurut Firdaus dan Arianti (2004) yang dimaksud capacity disini yaitu suatu penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuan melunasi kewajibankewajibannya dari kegiatan usaha yang akan atau sedang dilakukannya. Jadi jelaslah bahwa penilaian capacity dilakukan untuk menilai sampai sejauh mana hasil yang diperoleh calon debitur dalam mengelola perusahaannya untuk melunasi hutang-hutangnya pada waktunya. Pendapat Abdullah (2005) tentang capacity adalah penggunaan analisis ini adalah
untuk
bank
mengetahui
sejauh
mana
kemampuan
manajemen
mengoperasikan perusahaannya sehingga dapat memenuhi segala kewajibannya terhadap bank secara rutin dan pada saat jatuh tempo. Untuk menilai kemampuan nasabah dapat dilihat dari dokumen yang dimiliki, hasil konfirmasi dengan pihak yang memiliki kewenangan mengeluarkan surat tertentu, hasil wawancara atau melalui perhitungan rasio keuangan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa capacity adalah analisis yang melihat sejauh mana calon peminjam dapat mengelola usahanya dengan baik. Dengan kemampuannya untuk mengelola bisnis dengan baik maka kemungkinan besar calon peminjam tersebut dapat memenuhi kewajiban kredit yang telah disepakati.
2.2.3 Modal (Capital)
Menurut Kasmir (2011) Capital ini untuk melihat penggunaan modal apakah efektif atau tidak, dapat dilihat dari laporan keuangn (neraca dan laporan laba rugi) yang disajikan dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas dan solvabilitasnya, rentabilitas dan ukuran lainnya. Analisis capital juga harus
15
menganalisis dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini, termasuk persentase yang digunakan untuk membiayai proyek yang akan dijalankan, berapa modal sendiri dan berapa modal pinjaman. Menurut Ismail (2010) Capital atau modal yang perlu disertakan dalam objek kredit perlu dilakukan analisis yang lebih mendalam. Modal merupakan jumlah modal yang dimiliki oleh calon debitur atau berapa banyak dana yang akan diikutsertakan dalam proyek yang dibiayai oleh calon debitur. Semakin besar modal yang dimiliki oleh calon debitur akan semakin meyakinkan bagi bank akan keseriusan calon debitur dalam mengajukan kredit. Menurut Firdaus dan Ariyanti (2004) capital yaitu jumlah dana atau modal dasar yang dimiliki oleh calon debitur. Hal ini kelihatan kontradiktif dengan tujuan kredit yang berfungsi sebagai penyedia dana, namun demikian halnya dalam kaitan bisnis yang murni, semakin kaya seseorang, ia semakin dipercaya untuk memperoleh kredit. Dan secara rasional hal ini tentu tidaklah mengherankan, sebab seorang calon debitur yang telah menanamkan dananya dalam
proporsi
yang besar dibandingkan dengan kredit
kesungguhan.
Kemampuan modal sendiri ini merupakan benteng yang kuat agar tidak mudah terkena goncangan dari luar. Capital menurut Abdullah (2005) yaitu Analisis aspek capital ini meliputi struktur modal yang disetor, cadangan-cadangan, dan laba yang ditahan dalam struktur keuangan perusahaan. Besarnya modal sendiri ini menunjukkan suatu tingkat resiko yang ikut dipikul oleh debitur dalam pembiayaan suatu proyek. Bank tidak akan membiayai kredit 100%. Artinya harus ada modal dari nasabah. Tujuannya adalah jika nasabah juga ikut memiliki modal yang ditanamkan pada
16
kegiatan tersebut, nasabah juga akan merasa memiliki sehingga termotivasi untuk bekerja sungguh-sungguh agar usaha tersebut berhasil dan mampu membayar kewajiban kreditnya. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa capital adalah modal yang dimiliki oleh calon peminjam, analisis ini digunakan untuk melihat berapa besar modal dari calon peminjam dalam usahanya tersebut, karena semakin besar modal dari calon peminjam tersebut dalam usahanya maka akan semakin memiliki rasa tanggung jawab yang besar, sehingga kemungkinan unutk mendapatkan kredit lebih besar.
2.2.4 Kondisi (Condition)
Menurut Kasmir (2011) dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, sosial, dan politik yang ada sekaran dan prediksi untuk di masa yang akan dating. Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil. Menurut Ismail (2010) Condition of economy merupakan analisis terhadap kondisi perekonomian. Bank perlu mempertimbangkan sektor usaha calon debitur dikaitkan dengan kondisi ekonomi, apakah kondisi ekonomi tersebut akan berpengaruh pada usaha calon debitur dimasa yang akan datang. Menurut Firdaus dan Arianti (2004) yang dimaksud dengan condition of economy yaitu situasi dan kondisi politik, ekonomi, sosial budaya dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat maupun untuk kurun waktu tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha
17
dari perusahaan yang memperoleh kredit. Condition of economy sangat penting untuk diketahui apabila kredit tersebut diberikan untuk perusahaan-perusahaan di luar negeri. Condition menurut Abdullah (2005) yaitu analisis terhadap aspek ini meliputi analisis terhadap variable makro yang melingkupi perusahaan baik variable regional, nasional, maupun internasional. Variabel yang diperhatikan terutama adalah variable ekonomi (walaupun tidak terlepas juga dengan kondisi politik, hukum dan lain-lain). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa condition atau condition of
economy digunakan untuk melihat
variabel-variabel
eksternal
yang
mempengaruhi usaha dari calon peminjam tersebut. Dengan melihat situasi ekonomi, social, budaya, dan politik yang dapat mempengaruhi usaha dari calon peminjam tersebut sehingga dapat dilihat bagaimana keadaan usaha dari calon peminjam tersebut kedepannya.
2.2.5 Jaminan atau Agunan (Collateral)
Menurut Kasmir (2011) Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisiki maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahan dan kesempurnaanya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. Menurut Ismail (2010) Collateral merupakan jaminan atau agunan yang diberikan oleh calon debitur atas kredit yang diajukan. Agunan merupakn sumber pembayaran kedua, artinya apabila debitur tersebut tidak dapat membayar
18
angsurannya dan termasuk dalam kredit macet, maka bank dapat melakukan eksekusi terhadap agunan. Hasil penjualan agunan digunakan sebagai sumber pembayaran kedua. Menurut Firdaus dan Arianti (2004) Yang dimaksud dengan collateral ini yaitu barang-barang jaminan yang diserahkan oleh peminjam/debitur sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya. Manfaat collateral yaitu sebagai alat pengaman apabila usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut gagal atau sebabsebab lain dimana debitur tidak mampu melunasi kreditnya dari hasil usahanya yang normal. Jaminan juga dapat dipakai sebagai alat pengaman dalam menghadapi kemungkinan adanya ketidakpastian pada kurun waktu yang akan datang saat kredit tersebut harus dilunasi. Collateral menurut Abdullah (2005) adalah penilaian ini meliputi penilaian terhadap jaminan yang diberikan debitur sebagai pengaman kredit yang diberikan bank. Penilaian tersebut meliputi kecendrungan nilai jaminan di masa depan dan tingkat kemudahan mengkonversikannya menjadi uang tunai (marketability). Di samping itu, jaminan ini juga dijadikan sebagai motivasi nasabah dalam membayar kreditnya karena jaminannya ditahan oleh bank. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa collateral adalah jaminan. Jaminan disini berfungsi sebagai alat pembayaran lain yang akan digunakan ketika pada suatu kondisi tertentu, contohnya ketika terjadi kebangkrutan pada usaha yang dimiliki oleh peminjam dan peminjam tidak dapat mengembalikan piutangnya kepada penyalur kredit tersebut maka jaminan ini akan digunakan sebagai alat pembayaran tersebut.
19
2.3 Penelitian Terdahulu
Penelitian Kurnialestari (2007) menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi besar pembiayaan mitra KBMT Ibbadurahman dipengaruhi signifikan dan positif oleh variabel pendapatan bersih, lama menjadi mitra, dan dummy usaha lain. Sedangkan dipengaruhi secara negative oleh pinjaman lain dan jenis kelamin. Dan variabel yang tidak berpengaruh secara signifikan adalah jumlah tanggungan. Febrio
(2010)
dari
penelitiannya
dengan
judul
faktor-faktor
yang
mempengaruhi realisasi kredit solusi modal di Bank Danamon simpan pinjam unit Cibinong, Kabupaten Bogor. Menyimpulkan bahwa faktor yang berpengaruh nyata terhadap realisasi kredit solusi modal di Bank Danamon unit Cibinong ini adalah pengalaman usaha dan sisa tanggungan pinjaman. Beberapa variabel dalam merealisasikan kredit terdiri atas pendapatan perbulan, pengalaman usaha, waktu perealisasian, frekuensi pinjaman, usia dan jenis kelamin. Silvia (2012) dari penelitiannya yang berjudul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penyaluran pembiayaan mikro agribisnis (studi kasus pada kantor pusat Bank Syariah Mandiri) didapatkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap besarnya penyaluran pembiayaan mikro agribisnis Bank Syariah Mandiri adalah jangka waktu, pendapatan perbulan nasabah dan jaminan. Penelitian ini merupakan penelitian yang merujuk pada penelitian sebelumnya sebagai bahan tinjauan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian lainnya terdapat pada variabel bebas yang digunakan. Penelitian terdahulu memiliki variabel yang berbeda dengan penelitian ini yaitu, asset anggota, omset usaha, dan jumlah pengajuan kredit. Juga penelitian ini berbeda karena dilakukan di Koperasi
20
konvensional. Karena penelitian terdahulu lebih memilih tempat di bank konvensional, bank syariah, dan Koperasi dengan konsep syariah. Dan juga belum ada yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi Kodanua.
2.4 Kerangka Pemikiran Konseptual
Usaha mikro kecil menengah (UMKM) merupakan salah satu ujung tombak dalam perekonomian nasional. UMKM juga berperan penting dalam banyak hal, diantaranya adalah menambah pemasukan Negara, membuka lapangan pekerjaan dan juga menambah kreatifitas para pengusaha. Perkembangan UMKM di Indonesia juga sangat pesat karena mulai banyaknya muncul jiwa-jiwa kreatif di Indonesia. Ditambah kedepannya Indonesia akan menghadapi AFTA (Asian Free Trade Area) atau pasar bebas, UMKM dapat menjadi salah satu pejuang untuk dapat bersaing dengan produk-produk dari negara lain. Salah satu bidang yang banyak membentuk UMKM ini adalah bidang agribisnis. Agribisnis adalah bisnis dibidang pertanian tujuannya adalah mencari laba. Namun karena karakteristik usaha dibidang pertanian yang banyak memiliki resiko dan juga banyak terkena dampak faktor eksternal dari usaha itu sendiri menyebabkan sulitnya mendapatkan pinjaman yang bertujuan untuk mengembangkan usaha agribisnis tersebut. Tingginya resiko seperti kekeringan, kebanjiran, gagal panen, hama, iklim yang tidak menentu menjadi faktor eksternal yang dapat menyebabkan kerugian pada usaha agribisnis. Lembaga keuangan bank selama ini menjadi lembaga yang dapat menyalurkan pinjaman bagi pengusaha dinilai terlalu sulit bagi para pengusaha kecil dan menengah. Prosedur yang sulit dan juga usaha yang
21
belum mapan dan masih terus berkembang menjadi salah satu hal yang menyulitkan bank untuk menyalurkan pinjaman kepada pengusaha kecil terutama di bidang agribisnis mengingat resiko yang tidak dapat diprediksi. Koperasi simpan pinjam yang juga merupakan salah satu lembaga keuangan hadir dengan konsep penyaluran kredit bagi usaha mikro kecil dan menengah. Dengan syarat dan ketentuan yang tidak terlalu baku dan dianggap memudahkan para peminjam khususnya dari pengusaha UMKM, maka Koperasi menjadi salah satu solusi bagi UMKM untuk mendapatkan dana pinjaman. Koperasi Kodanua bergerak dibidang simpan pinjam, dimana Koperasi Kodanua ini adalah Koperasi yang syarat prestasi dalam bidangnya. Dalam Koperasi Kodanua terdapat banyak anggota dan calon anggota dengan berbagai macam usaha, termasuk usaha dibidang agribisnis yang aktif melakukan peminjaman atau kredit. Perealisaian kredit kepada para peminjam khususnya pada usaha yang bergerak dibidang agribisnis masih banyak yang tgidak sesuai dengan harapan dari peminjam. Sehingga kejadian ini memungkinkan terjadinya penurunan pendapatan Koperasi Kodanua. Karena sumber pendapatan utama dari Koperasi Kodanua ini adalah dari hasil kegiatan simpan pinjam. Koperasi Kodanua menerapkan prinsip 5 C dalam mempertimbangkan perealisasian kredit terhadap anggotanya maupun calon anggotanya. Prinsip 5 C yaitu character, capacity, capital, condition dan collateral. Berdasarkan dengan prinsip 5 C yang diterapkan oleh Koperasi Kodanua tersebut penulis melakukan persamaan regresi mengenai perealisasian kredit bagi usaha yang bergerak dibidang agribisnis dalam bentuk kuantitatif. Persamaan regresi ini berguna bagi Koperasi Kodanua maupun untuk anggota dan calon anggota untuk langsung
22
mengetahui mana yang sangat berpengaruh dan kurang berpengaruh dalam pertimbangannya memberikan kredit kepada anggota dan calon anggota sehingga nantinya akan diperoleh keterangan tentang apa saja hal yang seharusnya dipersiapkan lebih untuk melakukan pinjaman di Koperasi Kodanua tersebut. UMKM Agribsinis Koperasi Kodanua Anggota dan calon anggota Koperasi (920 orang) Mendapatkan Pinjaman
Usaha Agribisnis (102) orang
Usaha Non-Agribisnis (818 orang)
Sesuai atau tidak sesuai Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit pada Koperasi Kodanua: 1. Karakter (Character) 2. Kapasitas (Capacity) 3. Modal (Capital) 4. Kondisi (Condition) 5. Jaminan atau agunan (Collateral) Analisis Regresi Linear Berganda Hasil dan Rekomendasi Keterangan : : Bagian yang akan dibahas : Bagian yang tidak dibahas Gambar 2. Bagan Alur Kerangka Pemikiran Konseptual
23
2.5 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumuan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2013:64). Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pemikiran, penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat pengaruh antara, karakter, kapasitas, modal, kondisi, dan jaminan terhadap realisasi kredit. Berikut ini adalah jabaran hipotesis secara parsial :
a. H0 = 0 ; diduga tidak terdapat pengaruh karakter (character) anggota dan calon anggota terhadap realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi Kodanua. H0 ≠ 0 ; diduga terdapat pengaruh karakter (character) anggota dan calon anggota terhadap realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi Kodanua. b. H0 = 0 ; diduga tidak terdapat pengaruh kapasitas (capacity) anggota dan calon anggota terhadap realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi Kodanua. H0 ≠ 0 ; diduga terdapat pengaruh kapasitas (capacity) anggota dan calon anggota terhadap realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi Kodanua. c. H0 = 0 ; diduga tidak terdapat pengaruh modal (capital) anggota dan calon anggota terhadap realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi Kodanua.
24
H0 ≠ 0 ; diduga terdapat pengaruh modal (capital) anggota dan calon anggota terhadap realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi Kodanua. d. H0 = 0 ; diduga tidak terdapat pengaruh kondisi ekonomi (condition) terhadap realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi Kodanua. H0 ≠ 0 ; diduga terdapat pengaruh kondisi ekonomi (condition) terhadap realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi Kodanua. e. H0 = 0 ; diduga tidak terdapat pengaruh agunan atau jaminan (collateral) anggota dan calon anggota terhadap realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi Kodanua. H0 ≠ 0 ; diduga terdapat pengaruh agunan atau jaminan (collateral) anggota dan calon anggota terhadap realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi Kodanua. Setelah dijabarkan hipotesis secara parsial, berikut ini adalah penjabaran hipotesis secara simultan : a. H0 = 0 ; diduga tidak terdapat pengaruh karakter (character), kapasitas (capacity), modal (capital), agunan atau jaminan (collateral) anggota dan calon anggota serta kondisi ekonomi (condition) secara bersama-sama terhadap realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi Kodanua. H0
≠ 0 ; diduga terdapat pengaruh karakter (character), kapasitas
(capacity), modal (capital), agunan atau jaminan (collateral) anggota dan calon anggota serta kondisi ekonomi (condition) secara bersama-sama terhadap realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi Kodanua.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Kodanua, Latu Menten, Jakarta Barat. Pemilihan lokasi didasarkan atas pertimbangan Koperasi Kodanua merupakan Koperasi yang didalamnya mewadahi sektor agribisnis dan juga memiliki banyak prestasi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2015 sampai Maret 2015 periode tersebut digunakan untuk memperoleh data dan keterangan dari pihakpihak yang berkepentingan dalam penelitian ini.
3.2 Metode Penentuan Jumlah Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2013), adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian adalah anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua Jakarta barat. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh anggota dan calon anggota Koperasi yang memiliki usaha di bidang agribisnis hilir sebanyak 102. Responden dari penelitian ini memiliki karakteristik usaha agribisnis hilir yang beragam.
26
3.2.2 Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2013) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misal karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik non probability sampling dengan teknik Sampel jenuh. Sofian Effendi dan Tukiran (2012 ; 172-173) berpendapat bahwa sampel jenuh adalah metode pengambilan sampel bilamana semua anggota populasi diambil sebagai sampel, beberapa referensi sampel jenuh disebut pula dengan sensus, artinya semua populasi dianggap sebagai sampel. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah anggota dan calon anggota Koperasi yang memiliki usaha dibidang agribisnis hilir sebanyak 102 orang.
3.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data Data – data yang telah didapatkan berupa hasil dari kuesioner penelitian harus diolah dan dianalisis agar menghasilkan ouput atau kesimpulan yang sesuai dengan rumusan masalah pada penelitian. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa metode analisis kuantitatif (persamaan regresi berganda).
3.3.1 Analisis Deskriptif
Menurut Nazir (2003), analisis deskriptif adalah suatu metode untuk meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran
27
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Analisis deskriptif mempunyai tujuan untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menjelaskan tentang variabel-variabel yang berpengaruh terhadap realisasi kredit di Kopersi Kodanua.
3.3.2 Persamaan Regresi Linear Berganda
Analisis kuantitatif digunakan untuk melihat seberapa besar faktor-faktor mempengaruhi realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi Kodanua. Alat yang digunakan dalam pengolahan data ialah dengan bantuan program SPSS 21. Analisis kuantitatif yang digunakan menggunakan metode persamaan regresi linear berganda. Model persamaan regresi linear berganda merupakan suatu model persamaan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independent yang berskala metric terhadap variabel dependent yang juga berskala metrik. Model ini merupakan model terbaik untuk memprediksi arah, besar koefisien, dan sensitifitas perubahan variabel dependent atas perubahan variabel-variabel independent. Variabel dependent pada penelitian ini adalah realisasi kredit pada anggota Koperasi Kodanua di sektor agribisnis. Variabel independent karakter (character), kapasitas (capacity), modal (capital), kondisi (condition), dan agunan atau jaminan (collateral). Estimasi model untuk analisis faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi Koperasi Kodanua di sektor agribisnis adalah : Y = α0 + α1X1 + α2X2 + α3X3 + α4X4 + α5X5 + e
28
Dugaan nilai parameter: α0, α1, α2, α3, α4, dan α5 < 0 adalah koefisien untuk setiap faktor Keterangan : Y
= Variabel dependent, yaitu kesesuaian realisasi kredit
X1
= Karakter (character)
X2
= Kapasitas (capacity)
X3
= Modal (capital)
X4
= Kondisi (condition)
X5
= Agunan dan jaminan (collateral)
3.3.2.1 Pengujian Regresi Berganda
Pengujian regresi berganda yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan 3 pengujian yaitu uji variabel secara parsial (uji t), uji parameter secara bersama (uji F), uji determinasi (uji R2). a. Uji variabel secara parsial (uji t) Uji T digunakan untuk melihat masing-masing koefisien regresi berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel terikat. Jika tolak Ho berarti variabel bebas yang diuji berpengaruh nyata terhadap variabel terikat, sedangkan jika terima Ho berarti variabel bebas yang diuji tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. Kriteria uji : H0 ditolak apabila : t-hitung > t-tabel atau P-value < α, derajat bebas tertentu. H0 diterima apabila : t-hitung < t-tabel atau P-value > α, derajat bebas tertentu.
29
b. Pengujian parameter secara keseluruhan (uji F) Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas yang digunakan dalam model mempunyai pengaruh secara nyata terhadap variabel yang ingin dijelaskan atau tidak. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 0,05 Kriteria uji: H0 ditolak apabila : F-hitung > F-tabel atau P-value < α H0 diterima apabila : F-hitung < F-tabel atau P-value < α Jika hasil perhitungan menunjukkan tolak Ho berarti seluruh variabel bebas X berpengaruh nyata terhadap variabel terikat Y. Sedangkan jika hasilnya adalah terima Ho berarti seluruh variabel bebas X tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat Y. c. Uji determinasi (uji R2). Koefisien determinasi adalah besaran yang dipakai untuk menunjukkan sampai sejauh mana keragaman realisasi kredit (Y) dapat diterangkan oleh model dugaan. Nilai koefisien determinasi berkisar antara nol dan satu, Jika nilai koefisien determinasi semakin mendekati satu berarti semakin besar keragaman hasil permintaan dapat dijelaskan oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya.
3.3.2.2 Pengujian Asumsi Regresi Berganda
a. Uji Normalitas Uji ini untuk memastikan bahwa kesimpulan yang diambil dalam uji global dan uji parsial valid adanya. Kenormalan diketahui melalui sebaran regresi yang merata disetiap nilai. Salah satu cara yang digunakan untuk melihat normalitas
30
data adalah dengan melihat plot garis dari standardized residual cummulative probability (grafik probabilitas normal). Apabila sebaran data berada pada garis normal atau cukup dekat dengan garis lurus yang ditarik dari kiri bawah ke kanan atas dalam grafik, maka dapat dikatakan bahwa data yang diuji memiliki sebaran normal atau jika pada grafik standardized residual cummulative probability Pvalue > α, maka data menyebar normal. b. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas terjadi ketika variabel-variabel bebasnya saling berkolerasi. Variabel-variabel yang berkorelasi ini membuat pendugaan koefisien menjadi tidak stabil. Pengujian masalah multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factors) pada setiap variabel bebas, jika nilai VIF lebih besar dari sepuluh menunjukkan adanya masalah multikolinearitas. c. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedasitisitas terjadi ketika variasi di sekitar persamaan regresi bernilai berbeda untuk semua nilai variabel-variabel bebas. Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedasitisitas dengan cara membuat scatter plot dari model persamaan regresi. Jika membentuk pola tertentu yaitu bergelombang, melebar kemudian menyempit maka terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak membentuk pola yang jelas serta titik-titik tersebut tersebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, heteroskedastisitas tidak terjadi atau disebut dengan homokedastisitas.
31
3.4 Instrumen Penelitian
3.4.1
Realisasi Kredit (Y)
1. Definisi Konseptual : Penyaluran Kredit antara pihak kreditor kepada debitor. 2. Definisi Operasional : Dilihat dari kesesuaian jumlah dan kesesuaian waktu penyaluran kredit bagi anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua. 3. Indikator : Indikator dalam variabel ini adalah kesesuaian besarnya realisasi kredit dan kesesuaian waktu realisasi kredit 4. Pernyataan : a. Koperasi mencairkan kredit yang saya ajukan sesuai dengan jumlah yang saya inginkan. b. Koperasi mencairkan kredit yang saya tepat pada waktu yang saya inginkan.
3.4.2
Karakter (X1)
1. Definisi Konseptual : Sifat, watak, kepribadian dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari dari anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua. 2. Definisi Operasional : Sifat, watak dan kebiasaan dalam kehidupan seharihari anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua dapat dilihat dari tanggung jawab, kerjasama, rasa memiliki, dan komitmen yang tinggi dalam memenuhi kewajiban kredit. 3. Indikator : Indikator dalam variabel ini adalah tanggung jawab, kerja sama, rasa memiliki dan komitmen yang tinggi
32
4. Pernyataan dalam kuesioner : a. Jika terdapat anggota Koperasi melakukan kesalahan, saya tidak ragu untuk menegurnya Koperasi mencairkan kredit yang saya tepat pada waktu yang saya inginkan. b. Saya menjaga nama baik Koperasi. c. Saya membentu sesama anggota Koperasi ketika dalam kesusahan. d. Saya berpatisipasi dalam setiap kegiatan Koperasi. e. Ketika Koperasi mengadakan acara, saya mendahulukan acara Koperasi tersebut dibandingkan acara lainnya. f. Ketika saya butuh pinjaman, yang saya hubungi adalah Koperasi Kodanua. g. Saya tepat waktu dalam pembayaran cicilan kredit di Koperasi. h. Saya mematuhi aturan-aturan yang diterapkan oleh Koperasi.
3.4.3
Kapasitas (X2)
1. Definisi Konseptual : Kemampuan calon peminjam untuk membayar kredit sesuai dengan kesepakatan. 2. Definisi Operasional : Dapat dilihat dari kemampuan anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua dalam mengelola usahanya dan juga keadaan keuangan perusahaannya guna memenuhi kewajiban kredit nya seperti omset usaha perbulan, pendapatan bersih perbulan, dan pengalaman kredit. 3. Indikator : Indikator dalam variabel ini adalah omset usaha perbulan, pendapatan bersih perbulan dan pengalaman kredit. 4. Pernyataan dalam kuesioner :
33
a. Omzet usaha saya berkembang setiap bulan. b. Saya menetapkan target penjualan produk, demi mendapatkan omset yang sesuai dengan target yang telah saya buat. c. Pendapatan bersih yang saya dapat dari usaha saya meningkat tiap bulannya. d. Pendapatan bersih yang saya dapatkan tiap bulannya, cukup untuk membayar kewajiban-kewajiban saya (termasuk kewajiban kredit). e. Saya pernah melakukan kegiatan kredit beberapa kali. f. Saya tidak pernah mengalami masalah pada kegiatan kredit.
3.4.4
Modal (X3)
1. Definisi Konseptual : Keefektifan penggunaan modal, dan besar modal yang ikut ditanamkan pada usaha tersebut oleh calon peminjam. 2. Definisi Operasional : Dapat dilihat dari baiknya laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi) dan besarnya modal pribadi yang ditanamkan anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua. 3. Indikator : Indikator dalam variabel ini adalah besar modal pribadi dan baiknya laporan keuangan. 4. Pernyataan dalam kuesioner : a. Besar modal pribadi yang saya tanamkan pada usaha saya lebih besar dibandingkan modal pinjaman dari Koperasi b. Modal pribadi yang saya tanamkan pada usaha saya sudah memenuhi syarat yang diajukan oleh Koperasi.
34
c. Dalam melakukan usaha, saya mebuat laoran keuangan (seperti : neraca, laba rugi dan lain-lain). d. Laporan keuangan dari usaha saya, memiliki hasil yang baik.
3.4.5
Kondisi (X4)
1. Definisi Konseptual : Pengaruh kondisi eksternal terhadap kondisi internal usaha anggota dan calon anggota. 2. Definisi Operasional : Dapat dilihat dari pengaruh kondisi ekonomi, sosial, politik terhadap usaha anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua. 3. Indikator : Indikator dalam variabel ini adalah pengaruh kondisi ekonomi, sosial, dan politik terhadap usaha anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua 4. Pernyataan dalam kuesioner : a. Kondisi ekonomi di Indonesia saat ini mendukung usaha saya. b. Usaha saya dapat bertahan ketika keadaan ekonomi di Indonesia tidak stabil. c. Produk saya dapat dibeli/dijangkau oleh masyarakat setempat. d. Saya memberikan tenggang waktu kepada pelanggan/konsumen saya yang belum dapat membayar ketika membeli produk saya. e. Kebijakan pemerintah dalam hal mempermudah untuk mendapatkan modal sangat membantu usaha saya. f. Kebijakan-kebijakan
yang
diambil
pemerintah
kebanyakan
mendukung usaha saya.
35
3.4.6
Jaminan atau Agunan (X5)
1. Definisi Konseptual : Barang yang diberikan calon peminjam kepada Koperasi sebagai jaminan atau agunan untuk memperoleh kredit. 2. Definisi Operasional : Barang yang dijadikan sumber pembayaran kedua ketika terjadi masalah dalam pembayaran kredit. barang tersebut bisa bersifat fisik dan non fisik yang nilainya harus melebihi jumlah pinjaman dari anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua. 3. Indikator : Indikator dalam variabel ini adalah nilai agunan dan jenis agunan 4. Pernyataan dalam kuesioner : a. Nilai agunan yang saya jaminkan sesuai dengan syarat dan aturan yang berlaku di Koperasi. b. Jenis agunan yang saya jaminkan sesuai dengan syarat dan aturan yang berlaku di Koperasi.
3.5 Validitas dan Reliabilitas
3.5.1 Validitas
Validitas menurut Sugiyono (2011 ; 361) adalah merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Pada penelitian ini validitas digunakan dengan taraf kesalahan sebesar 5 %, dengan nilai r tabel adalah 0,375. Tabel dapat dilihat
36
dalam lampiran 4. Berdasarkan tabel hasil uji validitas dapat diketahui bahwa dari 28 pernyataan, terdapat 25 pernyataan valid dan 3 pernyataan yang tidak valid. Pengujian validitas pernyataan kuesioner menggunakan SPSS 21. Pernyataan yang tidak valid adalah : a. Ketika Koperasi mengadakan acara, saya mendahulukan acara Koperasi tersebut dibandingkan acara lainnya. b. Kondisi ekonomi di Indonesia saat ini mendukung usaha saya. c. Saya memberikan tenggang waktu kepada pelanggan/konsumen saya yang
belum dapat membayar ketika membeli produk saya.
3.5.2
Reliabilitas
Menurut Sumadi Suryabrata (2004 ; 28) reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus reliable dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan. Pada penelitian ini reliabilitas digunakan dengan taraf kesalahan sebesar 5 %, dengan nilai r tabel adalah 0,375. Berikut ini adalah Tabel 3 yang menunjukkan besar nilai alfa dari hasil pengujian reliabilitas kuesioner penelitian ini. Tabel 3. Nilai Alfa Pengujian Reliabilitas Kuesioner Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .937 .938 Sumber : Data Primer (diolah)
N of Items 28
Dari data diatas dapat dilihat nilai dari Cronbach’s Alpha sebesar 0,937 dan lebih besar dari nilai r tabel sebesar 0,375. Jadi dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang dibuat dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai alat penelitian.
37
BAB IV
GAMBARAN UMUM KOPERASI DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN
4.1 Sejarah Berdirinya Koperasi Kodanua
Pada awalnya Koperasi Simpan Pinjam Kodanua adalah perkumpulan arisan para guru yang berdiri di Jelambar Ilir yang bernama Gurido Jaya (Guru Indonesia Jakarta Raya). Pencetusan pembuatan perkumpulan arisan menjadi Koperasi tersebut berawal ketika para anggota cukup jenuh karena tidak cukup menghasilkan manfaat secara ekonomi. Setalah disepakati oleh seluruh anggota, dengan bantuan koordinasi dari Koperasi lain, diadakanlah rapat pembentukan Koperasi, serta disahkan pula berdirinya Koperasi Kodanua pada tanggal 5 Maret 1977. Koperasi ini awalnya akan dibentuk menjadi Koperasi serba usaha, namun kala itu sudah ada Koperasi serba usaha di kelurahan Jelambar. Maka dengan kesepakatan bersama dibentuklah Koperasi Kodanua menjadi Koperasi simpan pinjam. Adapun nama Kodanua diambil dari salah satu anggota perkumpulan yang berasal dari Timor – Timur, yang berjasa dalam membantu masyarakat bawah meningkatkan kesejahteraannya. Koperasi Kodanua ini menjatidirikan sebagai penyalur usaha simpan pinjam bagi pengusaha atau pedagang skala kecil menengah.
4.2 Perkembangan Koperasi Kodanua
Pada awal kegiatannya, pengurus dari Koperasi Kodanua turun langsung sebagai petugas lapang untuk memberikan penyuluhan tentang Koperasi kepada masyarakat untuk menghimpun dan mengajak bergabung sebagai anggota
38
Koperasi. Pengurus juga merangkap tugas sebagai pengumpul tagihan pinjaman anggota ataupun calon anggota dari Koperasi Kodanua. Dengan semangat dan dedikasi untuk memberi pelayanan yang lebih baik tersebut, layanan kepada anggota maupun calon anggota menjadi semakin banyak dan diminati da terlihat pula pendapatan Koperasi juga semakin meningkat. Awal berdiri Koperasi Kodanua tidak berjalan mulus, banyak masalah terjadi karena internal perusahaan itu sendiri, seperti banyaknya anggota yang ingin mencoba mengambil keuntungan Koperasi Kodanua dan ketidakcocokan pemimpin. Tidak terelakkan lagi di tahun-tahun pertama berdirinya Koperasi Kodanua diadakan beberapa kali rapat anggota khusus dan berganti-ganti kepemimpinan. Masalah modal yang kecil bahkan cenderung tidak mencukupi juga dialami oleh Koperasi Kodanua. Pinjaman ke bank dan pencarian penanaman dana dari pihak ketiga, yaitu keluarga atau kerabat dari para anggota juga dilakukan pada awal karir Koperasi Kodanua. Masalah internal itu mulai hilang dan Koperasi Kodanua mulai membaik kinerjanya ketika H.R. Soepriyono diangkat menjadi Ketua di Koperasi Kodanua pada 28 Juli 1978. H.R Soepriyono dipercaya oleh seluruh anggota dan disetujui pengangkatannya melalui rapat anggota. Berbagai pelatihan dan studi banding dilakukan dengan harapan Koperasi Kodanua dapat berkembang menjadi lebih baik. Kinerja dari Koperasi Kodanua terus membaik dibawah kepemimpinan H.R Soepriyono, sehingga sejak tahun 1978 Ia dipercaya dan berkali-kali dipilih untuk memimpin Koperasi Kodanua hingga sekarang. Berkat kepemimpinannya hingga saat ini,Koperasi Kodanua saat ini telah memiliki 2000 orang anggota dan 18.000
39
orang calon anggota. Koperasi Kodanua telah berkembang pesat dan memiliki kantor cabang yang tersebar diantaranya Capem. Jelambar, Capem. Rawamangun, Capem. Kebayoran, Capem. Ps, Minggu, Capem. Tangerang, Capem. Bekasi, Capem. Bogor, Capem. Karawang, Capem. Serang, Capem. Puncak, Capem. Ciputat, Capem. Cikampek dan Capem. Sukabumi. Koperasi Kodanua dibawah kepemimpinan H.R. Soepriyono juga bahkan berhasil meraih prestasi dan penghargaan. Pada tingkat Jakarta Barat, tahun 1981 – 1982 Juara Harapan III, tahun 1983 – 1984 Juara Harapan II, tahun 1985 – 1986 Juara Harapan I, tahun 1987 – 1988 Juara Terbaik III, tahun 1989 – 1990 Juara Terbaik II, tahun 1990 – 1991 Juara Terbaik I, tahun 1993 – 1994 Juara Teladan, tahun 1994 – 1999 Juara Teladan Utama. Tingkat DKI Jakarta, tahun 1984 – 1985 Juara Harapan II, tahun 1985 – 1986 Juara Harapan I, tahun 1987 – 1988 Juara Terbaik III, tahun 1988 – 1989 Juara Terbaik II, tahun 1990 – 1991 Juara Terbaik I, tahun 1991 – 1994 Juara Teladan, dan tahun 1994 – 1999 Juara Teladan Utama. Tingkat Nasional, tahun 1993 – 1994 Juara Terbaik I, tahun 1994 – 1995 Juara Teladan tahun I ,tahun 1995 – 1996 Juara Teladan tahun II, tahun 1996 – 1997 Juara Teladan tahun III, tahun 1997 – 1998 Juara Teladan tahun IV, tahun 1998 – 1999 Juara Teladan tahun V, tahun 2001 mendapatkan Satya Lencana Pembangunan, serta tahun 2002 – 2003 mendapatkan Penghargaan Koperasi Berprestasi.
40
4.3 Visi dan Misi Koperasi Kodanua
4.3.1 Visi Koperasi Kodanua: Menjadikan Koperasi Simpan Pinjam “KODANUA” sebagai pelopor dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan. 4.3.2 Misi KSP KODANUA: a. Meningkatkan peran serta koprasi dalam kegiatan usaha kecil menengah melalui wadah KSP “KODANUA”. b. Melakukan rapat anggota c. Menjadikan KSP “KODANUA” sebagai lembaga keuangan alternatif dalam kegiatan simpan pinjam.
4.4 Struktur Organisasi Koperasi Kodanua
Koperasi Kodanua bergerak berdasarkan keputusan rapat anggota dan memiliki dewan pengawas yang mengawasi kegiatan dan memastikan berjalannya hasil keputusan rapat anggota. Dewan pengawas dibantu oleh penasehat dan pengurus untuk mengawasi direktur yang dipercaya untuk menjalankan Koperasi Kodanua. Sementara Divisi Keuangan, Divisi Supervisi dan Divisi Umum menjalankan tugas langsung dari direktur yang dibantu oleh wakil direktur. Direktur juga mengawasi langsung kinerja dari kepala cabang-kepala cabang yang masing-masing kepala cabang tersebut memberikan pelayanan kepada anggota Koperasi Kodanua di setiap cabangnya. Berikut diagram struktur organisasi pada Koperasi Kodanua :
41
Rapat Anggota Pengawas Penasehat
Pengurus Direktur Wakil Direktur
Ka.Divisi Keuangan
Ka.Divisi Supervisi
Ka.Divisi Umum
Kepala Cabang
Anggota/Calon Anggota Koperasi Kodanua
Gambar 3. Struktur Organisasi Koperasi Kodanua
Adapun gambaran tugas pokok dari masing-masing bagian dalam struktur organisasi diatas adalah: 1. Rapat Anggota A. Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Koperasi B. Rapat anggota Koperasi dilaksanakan antara lain untuk menetapkan: a. Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan perubahan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). b. Kebijaksanaan umum dibidang organisasi, manajemen usaha dan permodalan Koperasi.
42
c. Pemilihan,
pengangkatan,
pemberhentian
Pengurus
dan
Pengawas. d. Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja Koperasi serta pengesahan laporan keuangan. e. Pembagian Sisa Hasil Usaha. C. Rapat anggota dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun. D. Rapat anggota dapat dilakukan secara langsung atau melalui perwakilan yang pengaturannya ditentukan dalam AD/ART. 2. Pengawas A. Melakukan
pengawasan
terhadap
pelaksanaan
kebijakan
dan
pengelolaan KSP Kodanua, termasuk konsistensi penerapan prinsip bagi hasil. B. Meneliti catatan dan pembukuan yang ada pada KSP Kodanua, C. Memberikan koreksi, saran teguran, dan peringatan kepada pengurus. D. Merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga. E. Membuat laporan tertulis tentang hasil pelaksanaan tugas pengawasan kepada Rapat Anggota. 3. Pengurus A. Bertanggungjawab
atas
aktivitas
Koperasi
Simpan
Pinjam
KODANUA dan melaporkan perkembangan unit Koperasi kepada seluruh anggota dan pengawas melalui mekanisme rapat yang telah disepakati.
43
B. Terseleksinya calon karyawan sesuai dengan formasi yang dibutuhkan da mengeluarkan Surat keputusan pengangkatan atau pemberhentian karyawan. C. Terkendalinya aktivitas jasa keuangan di KSP Kodanua. D. Terjadinya kondisi kerja yang aman, nyaman di KSP Kodanua. 4. Penasehat A. Memberi masukan serta saran atau petunjuk kepada pengurus untuk perkembangan kemajuan Koperasi baik diminta maupun tidak diminta. 5. Direktur A. Sebagai penanggung jawab atas semua kegiatan usaha. B. Mengambil kebijaksanaan berdasarkan program kerja dan keputusan rapat pengurus. C. Direktur bertanggung jawab kepada Rapat Pengurus. 6. Wakil Direktur A. Mewakili tugas-tugaas Direktur apabila berhalangan hadir B. Mengadakan pengawasan dan pemeriksaan terhadap kegiatan usaha. C. Bertanggung jawab atas persiapan Laporan Pertanggung jawaban Pengurus. D. Bertanggung jawab langsung kepada Direktur dan Rapat Pengurus. 7. Kepala Divisi Keuangan A. Mengatur sirkulasi keuangan Koperasi. B. Melakukan pengawasan pelaksanaan Administrasi dan Keuangan.
44
C. Mengesahkan pengeluaran dan penerimaan keuangan dalam rangka pelaksanaan tugas. D. Bertanggung jawab kepada Direktur dan Rapat Pengurus. 8. Kepala Divisi Umum A. Sebagai kordinator pengadaan sarana dan prasarana kantor. B. Melakukan pembinaan dan penilaian kinerja karyawan atau pekerja. C. Membantu tugas tugas atas secara lisan atau tertulis. D. Bertanggung jawab langsung kepada Direktur dan Rapat Pengurus. 9. Kepala Divisi Pemasaran A. Melakukan promosi terhadap produk-produk usaha. B. Melakukan perencanaan pengembangan dan evaluasi terhadap pelaksanaan usaha. C. Sebagai kordinator analisa dan evaluasi kredit. D. Bertanggung jawab kepada Direktur dan Rapat Pengurus. 10. Kepala Cabang Pembantu A. Selaku penanggung jawab seluruh aktivitas dan asset kantor cabang pembantu yang menjadi kewenangannya. B. Sebagai kordinator pelaksanaan usaha Cabang Pembantu yang telah ditentukan. C. Melakukan penelitian dan pengembangan usaha. D. Melakukan promosi tentang kebijaksanaan usaha. E.
Melakukakan survey permohonan pinjaman.
Sedangkan susunan kepengurusan Koperasi Kodanua hingga saat ini yaitu : 1. Daftar susunan Pengurus Koperasi Kodanua
45
Ketua
: H.R. Soepriyono
Wakil Ketua
: H.Machmud
Sekretaris
: H.Djamingun MS.
Wakil Sekretaris
: M.Marjudhi
Bendahara
: H.Tugiman
2. Daftar susunan Pengawas Koperasi Kodanua Ketua
: Drs H. Djumiko As. MM
Sekretaris
: Hj. Wasilah
Anggota
: H. Shaleh Mahmud
4.5 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini merupakan anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua yang sedang aktif dalam melakukan kegiatan peminjaman modal kredit dan memeiliki usaha yang bergerak dibidag agribisnis hilir sebanyak 102 orang. Karakteristik responden dalam penelitian ini dibedakan berdasarkan jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin yang melakukan kegiatan kredit di Koperasi Kodanua didominasi oleh perempuan sebanyak 56 orang atau sebesar 54,9 %, sementara untuk jenis kelamin laki-laki sebanyak 46 orang dengan persentase sebesar 45,1 %. Berikut adalah Gambar 4 yang menyajikan data tentang karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.
46
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
45% 55%
Laki-Laki Wanita
Gambar 4. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin Dari Gambar 4 diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa anggota dan calon anggota dari Koperasi Kodanua hampir berimbang antara perempuan dan lakilaki. Namun lebih dominan jenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara laki-laki atau perempuan dalam perealisaisan kredit. Baik perempuan ataupun laki-laki dianggap sama dan setara untuk mendapatkan realisasi kredit. Karakteristik responden berdasarkan usia dimulai dari 15 tahun sampai tidak terbatas, 15 tahun dikategorikan umur yang sudah dapat bekerja. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1997 telah menetapkan batas usia kerja menjadi 15 tahun. Dengan kata lain, sesuai dengan mulai berlakunya Undangundang ini, mulai tanggal 1 Oktober 1998, tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk umur 15 tahun atau lebih. Ketentuan ini juga mengacu pada ketentuan internasional dalam hal ini World Bank yang menyatakan batas usia kerja adalah 15-64 tahun. Karakteristik responden berdasarkan usia didominasi oleh orang
47
yang berusia 41-50 tahun sebanyak 43 orang dengan persentase sebesar 42,15 %. Kemudian diurutan kedua adalah orang yang berusia 31-40 tahun yaitu sebanyak 33 orang dengan persentase sebesar 32,35 %, kemudian di tempat ketiga adalah orang yang berusia 51 tahun keatas sebanyak 16 orang dengan persentase sebesar 15,69 %, kemudian di tempat keempat adalah orang yang berusia 21-30 tahun yaitu sebanyak 9 orang dengan persentase sebesar 8,82 % dan ditempat terakhir adalah orang yang berusia 15-20 tahun sebanyak 1 orang dengan persentase sebesar 0,99 %. Berikut ini adalah Gambar 5 yang menyajikan data tentang karakteristik responden berdasarkan usia.
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 1% 16%
9%
15-20 tahun
32%
42%
21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun
51 tahun keatas
Gambar 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Dari data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Koperasi Kodanua memberikan pinjaman kredit kepada orang dengan usia yang lebih cenderung kepada orang dengan matang yaitu usia 41 – 50 sebanyak 43 orang, kemudian usia 31 – 40 sebanyak 33 orang dan orang yang berusia 51 tahun keatas sebanyak 16 orang. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut nasabah dianggap sudah matang
48
dan siap dalam mengelola pinjaman yang diberikan Koperasi serta dianggap sudah memiliki banyak pengalaman dalam dunia usaha. Sehingga dapat dipercaya untuk diberikan kredit secara sesuai karena dinilai telah siap dan mampu menggunakan pinjaman kredit tersebut dengan tepat guna. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan didominasi oleh orang yang memiliki pendidikan terakhir ditingkat SMA sebanyak 52 orang dengan persentase sebesar 50,99 %, kemudian pada posisi selanjutnya adalah orang yang memiliki pendidikan terakhir ditingkat SMP sebanyak 40 orang dengan persentase sebesar 39,21 %, kemudian pada posisi selanjutnya adalah orang yang memiliki pendidikan terakhir ditingkat SD sebanyak 6 orang dengan persentase sebesar 5,88 %, dan diposisi selanjutnya adalah orang yang memiliki pendidikan terakhir ditningkat diploma yaitu sebanyak 4 orang dengan persentase sebesar 3,92 %, dan tidak ada orang yang memiliki pendidikan terakhir ditingkat sarjana. Berikut ini adalah Gambar 6 yang menyajikan data tentang karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan.
49
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 4% 0% 6% SD
39% 51%
SMP
SMA/SMK Diploma Sarjana
Gambar 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan didominasi oleh orang yang memiliki pendidikan terakhir tingkat SMA/SMK hal ini disebabkan karena semakin tinggi pendidikan dari nasabah maka nasabah tersebut akan semakin matang dan bijak dalam ilmunya sehingga dinilai mampu untuk menjalankan usaha dan juga menunaikan kewajibannya dalam kredit kepada Koperasi. Namun dalam hal wirausaha pendidikan bukan satu-satunya faktor yang menentukan kematangan
dalam
mengelola
usahanya.
Kematangan
pengalaman juga
dibutuhkan, oleh karena itu diurutan kedua adalah orang yang memiliki pendidikan terkahir pada tingkat SMP, SD, kemudian D3.
50
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha Agribisnis 5% Pedagang Sayur
30%
30% 10%
Pedagang Daging Pedangan Unggas
10%
Pedagang Kurma Pedagang Ikan
10%
Restoran
5%
Pedagang Buah
Gambar 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha Agribisnis
Karakteristik anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua berdasarkan usaha agribisnis didominasi oleh orang yang memiliki usaha berdagang sayur dan restaurant sebesar 30% dari 102 usaha agribisnis yang ada di Koperasi Kodanua. Hal ini dikarenakan mayoritas anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua berdagang disekitar pasar dan juga memiliki lebih banyak anggota dan calon anggota yang berjualan keperluan konsumsi sehari-hari. Kemudian terdapat 3 usaha dengan persentase sebesar 10% yaitu usaha yang bergerak dalam menjual kurma, ikan dan daging. Lalu yang terakhir sebanyak 5% yaitu usaha yang bergerak dalam penjualan unggas dan pedagang buah.
51
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Pada Usaha Agribsisnis di Koperasi Kodanua Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit pada usaha agribsinis (studi kasus di Koperasi Kodanua) penelitian ini dibuat untuk melihat kesesuaian realisasi kredit yang ada di Koperasi Kodanua. Faktor-faktor yang diperkirakan berpengaruh dalam realisasi kredit di Koperasi Kodanua ada 5 variabel, yaitu variabel karakter, kapasitas, modal, kondisi, dan jaminan atau agunan. Variabel tersebut didapatkan berdasarkan informasi dari Koperasi Kodanua dan juga berdasarkan studi pustaka yang kemudian dianalisis menggunakan persamaan regresi linear berganda dengan program SPSS 21.
5.1.1 Pembahasan Tentang Variabel Karakter
Pendapat Rahmat Firdaus dan Maya Arianti (2004)
tentang karakter
(character) adalah sebagai berikut, dasar dari suatu pemberian kredit adalah atas dasar kepercayaan, yaitu adanya keyakinan dari pihak bank bahwa peminjam mempunyai moral, watak ataupun sifat-sifat pribadi yang positif dan kooperatif serta mempunyai tanggungjawab yang baik dalam kehidupan pribadi sebagai manusia, kehidupan sebagai anggota masyarakat ataupun dalam menjalankan kegiatan usahanya. Semakin baik nilai karakter anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua maka akan semakin besar peluang untuk mendapatkan realisasi
52
kredit yang sesuai dengan harapan anggota atau calon anggota tersebut. Begitupun dengan sebaliknya, anggota dan calon anggota yang memiliki karakter yang kurang baik maka kemungkinan untuk mendapatkan realisasi kredit yang sesuai dengan harapannya akan semakin kecil. Semakin buruk nilai karakter dari anggota dan calon anggota maka kemungkinan untuk mendapat realisasi kredit yang sesuaipun akan semakin kecil. Pada penelitian ini digunakan 4 indikator dalam variabel karakter yang didapatkan berdasarkan wawancara dan teori yang terkait penelitian ini, indikator yang dipakai adalah tanggung jawab, kerja sama, rasa memiliki, dan komitmen yang tinggi. Indikator ini diambil berdasarkan fakta yang dilihat dan didapat dari lapangan, keempat indikator inilah yang dipakai oleh Koperasi untuk menilai apakah anggota dan calon anggota yang mengajukan pinjaman layak untuk mendapatkan realisasi pinjaman tersebut dengan nilai yang sesuai dengan yang diajukan. Tanggung jawab merupakan indikator pertama yang digunakan, karena orang yang memiliki tanggung jawab yang tinggi akan menunaikan kewajibannya dengan baik sehingga semakin bertanggung jawab seseorang dinilai semakin mampu untuk memenuhi kewajibannya termasuk kewajiban kreditnya. Kerja sama merupakan indikator kedua yang digunakan dalam penelitian ini, karena orang yang dapat bekerja sama dengan baik akan mampu untuk bersosialisasi dengan baik, sehingga ketika mendapatkan kredit maka akan dapat bekerja sama dengan Koperasi dalam hal pembayaran kredit dengan baik. Indikator ketiga yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasa memliki, karena ketika seseorang memiliki rasa memiliki yang tingga maka ketika memebutuhkan pinjaman pasti
53
akan menghubungi Koperasi sehingga seseorang tersebut dianggap loyal dan setia terhadap Koperasi dan dianggap tidak akan merugikan Koperasi karena rasa memiliki yang tinggi terhadap Koperasi. Indikator yang terakhir adalah komitmen yang tinggi, orang yang memiliki komitmen yang tingg dinilai mampu untuk melaksanakan kewajiban kreditnya dengan tepat waktu dan dapat memenuhi janji yang dibuatnya. Oleh kerena itu keempat indikator ini dinilai mampu untuk menggambarkan variabel kredit.
5.1.2 Pembahasan Tentang Variabel Kapasitas
Menurut Ismail (2010) Kapasitas (Capacity) ini ditujukan untuk mengetahui kemampuan calon debitur dalam memenuhi kewajibannya sesuai jangka waktu kredit. Bank perlu mengetahui dengan pasti kemampuan calon debitur tersebut. Kemampuan keuangan calon debitur sangat penting karena merupakan sumber utama pembayaran kembali kredit yang diberikan oleh bank. Semakin baik kemampuan calon debitur dalam mengelola usahanya, maka akan semakin baik kemungkinan kualitas kreditnya, artinya dapat dipastikan bahwa kredit tersebut dapat dibayar sesuai dengan jangka waktu yang diperjanjikan. Dalam penelitian ini digunakan 3 indikator untuk menggambarkan variabel kapasitas, indikator tersebut adalah omset usaha perbulan, pendapatan bersih perbulan, dan pengalaman kredit. Ketiga indikator ini didapat berdasarkan atas wawancara dan teori yang terkait dengan penelitian ini. Indikator ini digunakan oleh Koperasi Kodanua untuk menilai kapasitas seseorang. Karena kapasitas seseorang dilihat dari kemampuan orang tersebut dalam mengelola usahanya guna memenuhi kewajiban kreditnya, omset usaha perbulan
54
dinilai menggambarkan variabel kapasitas, karena dapat diasumsikan bahwa dengan besarnya omset, maka akan diikuti dengan besarnya keuntungan. Kemudian pendapatan bersih perbulan juga dinilai menggambarkan variabel kapasitas, karena pendapatan bersih yang baik dan meningkat menandakan bahwa orang tersebut mampu dan dapat mengelola usaha dengan baik, dan mampu untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya, termasuk kewajiban dalam membayar kredit. Pengalaman kredit adalah indikator ketiga yang digunakan oleh Koperasi dalam melakukan analisis untuk menentukan apakah orang tersebut layak mendapatkan pinjaman yang sesuai atau tidak, karena pengalaman dalam kredit dinilai dapat menunjukkan bahwa orang tersebut paham dan mengerti tentang kegiatan kredit. Sehingga dinilai mampu untuk mengelola dan menggunakan pinjaman tersebut dengan baik, banyaknya pengalaman kredit seseorang juga menunjukkan bahwa orang tersebut dipercaya oleh lembaga peminjaman untuk mendapatkan kredit, namun pengalaman kredit juga dinilai dari kelancaran kredit yang dilakukan oleh orang tersebut, apakah orang tersebut pernah memiliki masalah dalam kreditnya juga dilihat dalam menilai pengalaman kredit seseorang. Ketiga indikator ini dinilai dapat menggambarkan kapasitas seseorang untuk mendapatkan realisasi kredit yang sesuai dengan yang diharapkan.
5.1.3 Pembahasan Tentang Variabel Modal
Menurut Ismail (2010) Capital atau modal yang perlu disertakan dalam objek kredit perlu dilakukan analisis yang lebih mendalam. Modal merupakan jumlah modal yang dimiliki oleh calon debitur atau berapa banyak dana yang akan diikutsertakan dalam proyek yang dibiayai oleh calon debitur. Semakin besar
55
modal yang dimiliki oleh calon debitur akan semakin meyakinkan bagi Koperasi akan keseriusan calon debitur dalam melakukan usahanya, karena tidak mungkin seseorang yang memiliki usaha dengan mengeluarkan modal pribadi yang besar akan menyia-nyiakan modalnya tersebut. Sehingga semakin tinggi modal pribadi yang ditanamkan pada usaha tersebut, maka akan semakin tinggi kemungkinan mendapatkan realisasi kredit yang sesuai dengan harapan anggota dan calon anggota tersebut. Untuk menggambarkan variabel modal, dalam penelitian ini digunakan 2 indikator yaitu besarnya modal pribadi dan baiknya laporan keuangan. Besarnya modal pribadi menggambarkan variabel modal, karena semakin besar modal pribadi yang ditanamkan seseorang pada usahanya maka akan semakin serius orang tersebut mengelola usahanya, kemudian diasumsikan bahwa dengan pengelolaan yang serius akan mendapatkan keuntungan sehingga dengan keuntungan tersebut orang tersebut akan mampu membayar kewajiban kreditnya. Kemudian indikator kedua yaitu baiknya laporan keuangan, baiknya laporan keuangan menunjukkan bahwa adanya keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran. Artinya adalah tidak terjadi pengeluaran berlebih dan baik dalam melaksanakan beban-beban yang ditanggung oleh perusahaannya. Baiknya laporan keuangan dapat dilihat dari baiknya laporan neraca, dan juga laporan laba rugi, sehingga ini menjadi alat untuk meyakinkan Koperasi untuk memberikan realisasi kredit yang sesuai dengan yang diharapkan. Dan juga menjadi bahan pertimbangan Koperasi ketika melihat laporan keuangan dari calon debitur dalam perealisasian kredit.
56
5.1.4 Pembahasan Tentang Variabel Kondisi
Menurut Kasmir (2011) dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, sosial, dan politik yang ada sekarang dan prediksi untuk di masa yang akan datang. Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil. Anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua yang memiliki kondisi usaha yang baik dalam menghadapi kondisi ekonomi, sosial dan politik maka kemungkinan untuk mendapatkan realisasi kredit yang sesuai juga semakin besar. Dalam penelitian ini digunakan 3 indikator untuk menggambarkan variabel kondisi. Ketiga indikator tersebut adalah pengaruh kondisi ekonomi, sosial, dan politik terhadap usaha anggota dan calon anggota Koperasi. Pengaruh kondisi ekonomi terhadap usaha anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua menggambarkan variabel kondisi karena usaha anggota yang mampu bertahan oleh pengaruh ekonomi global dapat dikatakan sebagai usaha yang baik dan layak untuk mendapatkan pinjaman. Ketidak pastian ekonomi menjadi faktor penting dalam penilaian Koperasi terhadap usaha dari calon peminjam. Usaha yang dapat bertahan dalam kondisi ekonomi yang tidak pasti diasumsikan sebagai usaha yang layak mendapatkan pinjaman kredit dari Koperasi. Indikator kedua adalah pengaruh kondisi sosial terhadap usaha anggota dan calon anggota Koperasi, indikator tersebut dapat menggambarkan variabel kondisi karena usaha yang mampu bertahan dalam kondisi sosial masyarakat yang berubah-ubah diasumsikan sebagai usaha yang baik. Karena tingkah laku, selera dan ekonomi masyrakat disekitar tempat usaha akan berbeda dan selalu berubah
57
mengikuti zaman. Oleh karena itu usaha yang dapat merangkul kondisi sosial masyarakat yang berbeda dan berubah-ubah diasumsikan sebagai usaha yang baik, karena dengan begitu usaha tersebut akan bertahan lama dan akan mendapatkan keuntungan yang stabil bahkan meningkat, sehingga layak mendapatkan pinjaman sesuai dengan yang diinginkan oleh orang tersebut. Indikator yang ketiga adalah pengaruh politik terhadap usaha anggota dan calon anggota Koperasi, indikator tersebut dianggap dapat menggambarkan variabel kondisi karena usaha yang dapat bertahan dalam kondisi politik yang berubah-ubah dan dengan kebijakan-kebijakan yang juga
berubah-ubah
diasumsikan sebagai usaha yang baik. Indonesia dengan sistem politik multi partai akan melahirkan kebijakan yang berbeda-beda setiap menghadapi pemerintahan baru. Karena setiap partai dan pemimpin pasti memiliki pemikiran tentang kebijakan yang berbeda pula, oleh karena itu usaha yang dapat bertahan walaupun dengan
kebijakan-kebijakan
yang
kadang
tidak
mendukung
usahanya
dikategorikan layak untuk mendapat pinjaman yang sesuai dengan keinginan orang tersebut.
5.1.5 Pembahasan Tentang Variabel Jaminan
Menurut Rahmat Firdaus dan Maya Arianti (2004) yang dimaksud dengan jaminan (collateral) ini yaitu barang-barang jaminan yang diserahkan oleh peminjam/debitur sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya. Manfaat jaminan (collateral) yaitu sebagai alat pengaman apabila usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut gagal atau sebab-sebab lain dimana debitur tidak mampu melunasi kreditnya dari hasil usahanya yang normal. Jaminan juga dapat dipakai sebagai
58
alat pengaman dalam menghadapi kemungkinan adanya ketidakpastian pada kurun waktu yang akan datang saat kredit tersebut harus dilunasi. Anggota dan calon anggota yang memiliki nilai dan jenis jaminan yang memenuhi persyaratan Koperasi maka akan semakin tinggi juga kemungkinan untuk mendapatkan realisasi kredit yang sesuai dengan harapan anggota dan calon anggota tersebut. Indikator yang digunakan dalam variabel jaminan ini ada 2 indikator, yaitu nilai agunan dan jenis agunan. Nilai agunan dianggap menggambarkan variabel jaminan karena semakin besar nilai agunan maka akan semakin memperbesar kemungkinan mendapatkan realisasi kredit yang sesuai dengan yang diinginkan, karena jaminan adalah sebuah benda atau alat yang dijaminkan kepada Koperasi sebagai alat pembayaran alternatif ketika terjadi hal yang tidak diinginkan dalam pelaksanaan kegiatan pembayaran kredit, seperti kebangkrutan usaha, atau terjadi sesuatu hal yang menyebabkan kredit macet. Nilai dari besarnya agunan juga berbeda-beda setiap lembaga, oleh karenanya dengan memberikan agunan yang sesuai dengan persyaratan Koperasi, maka akan semakin besar kemungkinan mendapatkan pinjaman yang sesuai. Jenis agunan juga menggambarkan variabel kredit karena jenis agunan merupakan hal penting karena semakin liquid jenis agunan akan semakin baik benda tersebut dijadikan agunan. Tentunya masing-masing lembaga memiliki peraturan atau persyaratan jenis agunan yang berbeda-beda, oleh karea itu semakin memenuhinya persyaratan dari jenis agunan tersebut maka akan semakin besar kemungkinan untuk mendapatkan pinajaman yang sesuai dengan keinginan orang tersebut.
59
5.1.6 Nilai Koefisien Regresi Variabel
Berikut ini adalah Tabel 4 yang akan menyajikan data tentang hasil regresi Hasil regresi dari faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit pada usaha agribsinis di Koperasi Kodanua. Tabel 4. Hasil Regresi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Pada Usaha Agribsinis di Koperasi Kodanua No. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Pada Usaha Agribsinis di Koperasi Koefisien Regresi Kodanua 1 Karakter (X1) 0,122 2 Kapasitas (X2) 0,274 3 Modal (X3) 0,265 4 Kondisi (X4) 0,205 5 Jaminan atau Agunan (X5) 0,446 Konstanta -0,928 Sumber : Data Primer (diolah) Berdasarkan Tabel 4 diatas persamaan regresi linear yang didapat untuk faktorfaktor yang mempengaruhi realisasi kredit pada usaha agribsinis di Koperasi Kodanua adalah sebagai berikut : Y = -0,928 + 0,122 X1 + 0,274 X2 + 0,265 X3 + 0,205 X4 + 0,446 X5 Pada penelitian ini realisasi kredit adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain dengan kata lain realisasi kredit adalah variabel dependent atau variabel Y. Variabel X yang mempengaruhi realisasi kredit ini atau variabel independent terdiri dari 5 variabel yaitu karakter, kapasitas, modal, kondisi dan jaminan. Pada persamaan regresi diatas nilai konstanta adalah -0,928 yang berarti bahwa realisasi kredit akan bernilai -0,928 ketika faktor independent yaitu karakter, kapasitas, modal, kondisi dan jaminan bernilai nol. Faktor pertama yang diduga memiliki pengaruh terhadap realisasi kredit di Koperasi Kodanua adalah karakter. Berdasarkan hasil analisis persamaan regresi
60
linear berganda variabel karakter memiliki nilai koefisien sebesar 0,122 hal ini berarti karakter memiliki hubungan searah dengan realisasi kredit, maksudnya adalah ketika nilai karakter anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua naik sebesar 1 satuan maka nilai dari realisasi kredit akan naik sebesar 0,122 satuan dengan asumsi variabel lain konstan. Faktor kedua yang diduga memiliki pengaruh terhadap realisasi kredit di Koperasi Kodnua adalah kapasitas. Berdasarkan hasil dari persamaan regresi linear berganda didapatkan nilai koefisien dari variabel kapasitas adalah 0,274 artinya variabel kapasitas memiliki hubungan searah dengan realisasi kredit, maksudnya adalah ketika nilai kapasitas dari anggota atau calon anggota Koperasi Kodanua naik sebesar 1 satuan maka nilai dari realisasi kredit akan naik sebesar 0,274 satuan dengan asumsi variabel lain konstan. Faktor ketiga yang diduga memiliki pengaruh terhadap realisasi kredit di Koperasi Kodnua adalah modal. Berdasarkan hasil dari persamaan regresi linear berganda didapatkan nilai koefisien dari variabel modal adalah 0,265 artinya variabel modal memiliki hubungan searah dengan realisasi kredit, maksudnya adalah ketika nilai modal dari anggota atau calon anggota Koperasi Kodanua naik sebesar 1 satuan maka nilai dari realisasi kredit akan naik sebesar 0,265 satuan dengan asumsi variabel lain konstan. Faktor keempat yang diduga memiliki pengaruh terhadap realisasi kredit di Koperasi Kodnua adalah kondisi. Berdasarkan hasil dari persamaan regresi linear berganda didapatkan nilai koefisien dari variabel kondisi adalah 0,205 artinya variabel kondisi memiliki hubungan searah dengan realisasi kredit, maksudnya adalah ketika nilai kondisi dari anggota atau calon anggota Koperasi Kodanua
61
naik sebesar 1 satuan maka nilai dari realisasi kredit akan naik sebesar 0,205 satuan dengan asumsi variabel lain konstan. Faktor terakhir yang diduga memiliki pengaruh terhadap realisasi kredit di Koperasi Kodnua adalah jaminan. Berdasarkan hasil dari persamaan regresi linear berganda didapatkan nilai koefisien dari variabel jaminan adalah 0,446 artinya variabel jaminan memiliki hubungan searah dengan realisasi kredit, maksudnya adalah ketika nilai jaminan dari anggota atau calon anggota Koperasi Kodanua naik sebesar 1 satuan maka nilai dari realisasi kredit akan naik sebesar 0,265 satuan dengan asumsi variabel lain konstan.
5.2 Pengujian Parameter Secara Tunggal (Uji t)
Uji t atau pengujian parameter secara tunggal digunakan untuk melihat apakah masing-masing variabel independent memiliki pengaruh terhadap variabel dependent. Dalam penelitian ini adalah untuk melihat apakah variabel karakter, kapasitas, modal, kondisi dan jaminan masing-masing memiliki pengaruh atau tidak terhadap variabel realisasi kredit. Berikut ini adalah Tabel 5 yang menyajikan data tentang hasil uji t pada penelitian ini Tabel 5. Hasil Uji t Faktor-Faktor T tabel Yang mempengaruhi Realisasi pada T hitung Signifikansi 1% 5% 10% 20% 25% Usaha Agribisnis di Koperasi Kodanua Karakter (X1) 0.903 .000 2,366 1,985 1,661 1,290 0,678 Kapasitas (X2) 1.974 .369 Modal (X3) 2.585 .051 Kondisi (X4) 1.728 .011 Jaminan (X5) 5.465 .087 Sumber : Data Primer (diolah)
62
Pada Tabel 5 dapat kita lihat hasil t hitung dari masing-masing variabel independent atau variabel X. Dan berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing variabel tersebut.
5.2.1 Hasil Uji t Variabel Karakter
Pada tingkat kepercayaan 75% atau dengan t tabel yang memiliki signifikansi sebesar 25% didapatkan nilai t
hitung
>t
tabel
yaitu 0,903 > 0,678 artinya adalah
variabel karakter memilki pengaruh terhadap realisasi kredit di Koperasi Kodanua pada tingkat kepercayaan 75%. Dan membuktikan bahwa tolak H0 yaitu nilai variable karakter tidak sama dengan 0 (nol). Dalam pelaksanaan penelitian ini didapatkan bahwa indikator yang dipakai pada penelitian ini hanya menggambarkan variabel karakter dengan tingkat kepercayaan 75%, namun dengan tingkat kepercayaan 75% variabel karakter ini masih dapat dianggap menggambarkan pengaruh variabel karakter terhadap realisasi kredit di Koperasi Kodanua.
Karakter 26%
25%
Tanggung Jawab Kerjasama
25%
24%
Rasa Memiliki Komitmen yang tinggi
Gambar 8. Persentase Indikator Dalam Variabel Karakter
63
Pada Gambar 8 menyajikan data tentang persentase indikator dalam variabel karakter. Dapat dilihat bahwa semua indikator hampir memiliki besar persentase yang sama dalam menggambarkan variabel karakter. Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing indikator
memiliki
proporsi
yang hampir
sama
dalam
menggambarkan variabel karakter. Namun indikator yang memiliki besar persentase yang lebih besar adalah indikator komitmen yang tinggi sebesar 26%. Hal ini menunjukan bahwa indikator ini dapat menggambarkan variabel karakter sebesar 26%. Anggota dan calon anggota di Koperasi Kodanua memiliki komitmen yang tinggi dalam melakukan hak dan kewajibannya sebagai anggota dan calon anggota Koperasi. Anggota dan calon anggota tersebut memiliki komitmen dalam melaksanakan pembayaran kewajiban kreditnya tepat waktu dan juga memiliki kesadaran dan kedisiplinan dalam menegakkan aturan-aturan yang berlaku di Koperasi Kodanua.
Kemudian dengan persentase sebesar 25% adalah indikator tanggung jawab dan rasa memiliki, hal ini menunjukkan bahwa indikator ini dapat menggambarkan variabel karakter dengan persentase sebesar 25%. Anggota dan calon di Koperasi Kodanua juga memiliki sifat bertanggung jawab dalam melakukan dan melaksanakan aturan-aturan yang ditetapkan oleh Koperasi Kodanua demi menjaga nama baik Koperasi Kodanua didalam maupun diluar Koperasi. Dan yang terakhir dengan persentase sebesar 24% adalah indikator kerjasama, hal ini menggambarkan bahwa indikator ini dapat menggambarkan variabel karakter sebesar 25%. Anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua juga memiliki kerja sama yang baik antara sesame anggota dan calon anggota Koperasi maupun antara anggota dan calon anggota dengan Koperasi.
64
5.2.2 Hasil Uji t Variabel Kapasitas
Pada tingkat kepercayaan 90% atau dengan t
tabel
yang memiliki signifikansi
sebesar 10% variabel kapasitas ini memiliki pengaruh terhadap realisasi kredit di Koperasi Kodanua. Dengan nilai t hitung > t
tabel
yaitu 1,974 > 1,661 artinya adalah
variabel kapasitas memilki pengaruh terhadap realisasi kredit di Koperasi Kodanua pada tingkat kepercayaan 90%. Hal ini membuktikan bahwa tolak H0 yang berarti nilai dari variabel kapasitas ini bukan 0 (nol). Artinya variabel kapasitas pada penelitian ini tidak mempengaruhi realisasi kredit pada tingkat kepercayaan 99% dan 95%. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator dalam variabel kapasitas dapat menjelaskan pengaruh variabel kapasitas terhadap realisasi kredit di Koperasi Kodanua dengan tingkat kepercayaan 90%.
Kapasitas
33%
34%
33%
Omset Usaha Perbulan Pendapatan Bersih Perbulan
Pengalaman Kredit
Gambar 9. Persentase Indikator Dalam Variabel Kapasitas
65
Gambar 9 menyajikan data tentang besar persentase indikator-indikator dalam variabel kapasitas. Dapat dilihat bahwa semua indikator hampir memiliki besar persentase yang sama dalam menggambarkan variabel kapasitas. Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing indikator memiliki proporsi yang hampir sama dalam menggambarkan variabel karakter. Namun indikator yang memiliki besar persentase yang lebih besar adalah indikator pengalaman kredit sebesar 34%. Hal ini menunjukkan bahwa indikator ini dapat menggambarkan variabel kapasitas dengan persentase sebesar 34%. Anggota dan calon anggota di Koperasi Kodanua memiliki pengalaman dalam melakukan atau mengajukan kredit, pengalaman ini merupakan modal dalam melakukan pinjaman. Karena dengan memiliki pengalaman dalam perkreditan anggota dan calon anggota tersebut dinilai paham dengan hak dan kewajiban kreditnya. Sehingga mampu untuk memenuhi kewajiban kreditnya dengan baik.
Kemudian dengan besar persentase sebesar 33% adalah indikator omset usaha perbulan dan pendapatan bersih perbulan. Hal ini menunjukkan bahwa indikator ini dapat menggambarkan variabel kapasitas dengan persentase sebesar 33%. Dalam melakukan kegiatan usaha anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua memiliki omset usaha yang berkembang dan memiliki target penjualan dalam melakukan
kegiatan
usahanya,
sehingga
dengan
berkembangnya
omset
penjualannya maka akan mendapatkan keuntungan yang berbanding lurus dengan pendapatan. Pendapatan yang berkembang akan mengindikasikan anggota dan calon anggota tersebut mampu untuk menunaikan kewajiban-kewajibannya. Dalam hal ini juga dapat membayar kewajiban kreditnya kepada Koperasi kodanua.
66
5.2.3 Hasil Uji t Variabel Modal
Berdasarkan hasil Uji t yang telah dilakukan maka didapatkan nilai t
hitung
adalah sebesar 2,585 dimana pada tingkat kepercayaan 99% atau dengan t
tabel
yang memiliki signifikansi sebesar 1% variabel modal ini memiliki pengaruh terhadap realisasi kredit di Koperasi Kodanua. Dengan nilai t hitung > t
tabel
yaitu
2,585 > 2,366 artinya adalah variabel modal memilki pengaruh terhadap realisasi kredit di Koperasi Kodanua pada tingkat kepercayaan 99%. Dan membuktikan bahwa tolak H0 yang berarti bahwa nilai variabel modal bukan 0 (nol).
Modal
49%
51%
Besar Modal Pribadi Baiknya Laporan Keuangan
Gambar 10. Persentase Indikator dalam Variabel Modal Gambar 10 menyajikan data tentang besar persentase indikator-indikator dalam variabel modal. Dapat dilihat bahwa kedua indikator hampir memiliki besar persentase yang sama dalam menggambarkan variabel modal. Hal ini menunjukkan bahwa kedua indikator memiliki proporsi yang hampir sama dalam menggambarkan variabel modal. Namun indikator yang memiliki besar persentase
67
yang lebih besar adalah indikator besar modal pribadi sebesar 51%. Hal ini menunjukkan indikator ini dapat menggambarkan variabel modal dengan persentase sebesar 51%. Anggota dan calon anggota di Koperasi Kodanua memiliki modal pribadi yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Koperasi Kodanua. Lembaga keuangan biasanya menetapkan besaran modal pribadi yang harus dimiliki oleh calon peminjam harus lebih besar dibandingkan dengan modal yang akan dipinjam. Hal ini dikarenakan dengan modal pribadi yang lebih besar dibandingkan dengan modal pinjaman akan menjamin calon peminjam untuk serius dalam mengelola usahanya. Calon peminjam tersebut tidak mungkin melakukan tindakan yang merugikan dalam usahanya mengingat modal pribadi yang ditanamkan lebih besar dari modal yang dipinjam. Kemudian dengan besar persentase sebesar 49% adalah indikator baiknya laporan keuangan. Hal ini menunjukkan indikator ini dapat menggambarkan variabel modal dengan persentase sebesar 49%. Dengan membuat laporan keuangan tentunya akan menambah kemungkinan dalam perealisasian kredit, terutama ketika laporan keuangan dari usaha tersebut memiliki reputasi yang baik. Karena dari laporan keuangan Koperasi dapat melihat kemampuan dan masalah yang terjadi di dalam perusahaan calon peminjam tersebut. Dengan memiliki laporang keuangan yang baik tentunya Koperasi akan merealisasi kredit calon peminjam tersebut. Karena dinilai usaha tersebut layak dan mampu untuk mengelola pinjaman yang diberikan.
68
5.2.4 Hasil Uji t Variabel Kondisi
Berdasarkan hasil Uji t yang telah dilakukan maka didapatkan nilai t adalah sebesar 1,728 pada tingkat kepercayaan 90% atau dengan t
tabel
hitung
yang
memiliki signifikansi sebesar 10% variabel kondisi ini memiliki pengaruh terhadap realisasi kredit di Koperasi Kodanua. Dengan nilai t
hitung
>t
tabel
yaitu
1,728 > 1,661 artinya adalah variabel kondisi memilki pengaruh terhadap realisasi kredit di Koperasi Kodanua pada tingkat kepercayaan 90%. Hal ini membuktikan bahwa tolak H0 yang berarti nilai dari variabel kondisi ini bukan 0 (nol).. Melihat ttabel dengan signifikansi 1% dan 5%, maka variabel kapasitas tidak memiliki pengaruh. Artinya variabel kondisi pada penelitian ini tidak mempengaruhi realisasi kredit pada tingkat kepercayaan 99% dan 95%. Terjadinya hal ini bisa disebabkan karena pengaruh indikator-indikator lain dari variabel kondisi yang tidak dimasukkan kedalam penelitian ini yang juga mempengaruhi realisasi kredit di Koperasi Kodanua.
Kondisi
32%
33%
Pengaruh Kondisi Ekonomi Terhadap Usaha Pengaruh Kondisi Sosial Terhadap Usaha
35%
Pengaruh Kondisi Politik Terhadap Usaha
Gambar 11. Persentase Indikator dalam Variabel Kondisi
69
Gambar 11 menyajikan data tentang besar persentase indikator-indikator dalam variabel kondisi. Dapat dilihat bahwa kedua indikator hampir memiliki besar persentase yang sama dalam menggambarkan variabel kondisi. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga indikator memiliki proporsi yang hampir sama dalam menggambarkan variabel modal. Namun indikator yang memiliki besar persentase yang lebih besar adalah indikator pengaruh kondisi sosial terhadap usaha anggota dan calon anggota Koperasi sebesar 35%. Hal ini menunjukkan indikator ini dapat menggambarkan variabel kondisi dengan persentase sebesar 35%. Data diatas menunjukkan bahwa usaha anggota dan calon anggota koperasi dapat bertahan dalam kondisi sosial masyarakat disekitarnya. Kemampuan ini didukung oleh kesanggupan masyarakat setempat dalam membeli produk dari anggota dan calon anggota Koperasi tersebut. Kemudian dengan besar persentase sebesar 33% adalah indikator pengaruh kondisi ekonomi terhadap usaha anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua. Hal ini menunjukkan indikator ini dapat menggambarkan variabel kondisi dengan persentase sebesar 33%. Kondisi ekonomi Indonesia yang berubah-ubah dapat mengakibatkan suatu usaha mengalami kemunduran bahkan kebangkrutan. Usaha yang baik menurut penilaian Koperasi adalah usaha yang dapat bertahan dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil ini. Terdapat anggota dan calon anggota Koperasi yang usahanya mampu untuk bertahan dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil sehingga dianggap pantas untuk mendapatkan pinjaman yang sesuai. Yang terakhir dengan persentase sebesar 32% adalah indikator pengeruh kondisi politik terhadap usaha anggota. Pemerintahan di Indonesia menganut siatem multi partai dimana kebijakan pemerintah dapat berubah-ubah dalam setiap
70
pergantian pemerintahan. Oleh karena itu usaha yang baik menurut Koperasi Kodanua adalah usaha yang dapat bertahan dalam kondisi politik yang dapat berubah sewaktu-waktu. Terdapat usaha anggota dan calon anggota juga yang mendapatkan kemudahan dari kebijakan pemerintah, seperti kebijakan untuk mendapatkan modal pinjaman bagi UKM untuk menghadapi pasar bebas asia.
5.2.5 Hasil Uji t Variabel Jaminan
Berdasarkan hasil Uji t yang telah dilakukan maka didapatkan nilai t
hitung
adalah sebesar 5,465 dimana pada tingkat kepercayaan 99% atau dengan t
tabel
yang memiliki signifikansi sebesar 1% variabel jaminan ini memiliki pengaruh terhadap realisasi kredit di Koperasi Kodanua. Dengan nilai t
hitung
>t
tabel
yaitu
5,465 > 2,366 artinya adalah variabel jaminan memilki pengaruh terhadap realisasi kredit di Koperasi Kodanua pada tingkat kepercayaan 99%. Dan membuktikan bahwa tolak H0 yang berarti bahwa nilai variabel jaminan bukan 0 (nol).
Jaminan
47% 53%
Besar Jaminan Jenis Jaminan
Gambar 12. Persentase Indikator dalam Variabel Jaminan
71
Berdasarkan Gambar 12 dapat dilhat bahwa indikator besar jaminan sebesar 53% lebih dominan dalam menggambarkan variabel jaminan dibandingkan dengan indikator jenis jaminan sebesar 47%. Namun besar persentase dari masing-masing indikator tidak jauh berbeda dalam menggambarkan variabel jaminan. Besar Jaminan diatur oleh Koperasi Kodanua sehingga anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua yang mendapatkan pinjaman sesuai dengan yang diinginkan berarti memiliki jaminan yang memenuhi standar yang telah diatur oleh Koperasi Kodanua. Jenis jaminan juga diatur oleh Koperasi Kodanua. Dengan jenis jaminan yang masuk dalam kriteria Koperasi maka akan semaikn besar juga kemungkinan mendapatkan pinjaman yang sesuai. Kebanyakan lembaga keuangan meminta jenis jaminan yang liquid sehingga mudah untuk dicairkan ketka kredit bermasalah, bagitu juga dengan Koperasi Kodanua.
5.3 Pengujian Parameter Secara Keseluruhan (Uji F)
Uji F ini dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independent secara bersama-sama terhadap variabel dependent. Pengujian dilakukan dengan membandingakan F hitung yang didapatkan dari SPSS 21 dengan Ftabel atau dengan perbandingan probabilitas (sig < α). Menurut Kasmir (2011) realisasi kredit yang diajukan sudah didasarkan pada sebuah penilaian yang mengacu pada ukuran yang sudah ditetapkan dan sudah menjadi standart-standart penilaian setiap Bank. Kriteria penilaian yang umum digunakan oleh lembaga keuangan adalah analisis 5C, yaitu analisis terhadap karakter (character), kapasitas (capacity), modal (capital), kondisi (condition),
72
jaminan atau agunan (collateral). Berikut ini adalah hasil dari uji F yang disajikan dalam Tabel 6. Tabel 6. Hasil Uji F Model 1
Regression Residual Total
Sum of Df Square 26.279 5 5.397 96 31.676 101
Mean Square 5.256 .056
Fhitung 93.484
Ftabel
Sig
2,31
.000 b
Sumber : Data Primer (diolah)
Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa besar nilai Fhitung lebih besar dibandingkan dengan Ftabel yaitu sebesar 93,484 > 2,31 dengan tingkat kepercayaan 95% dan nilai Sig yang didapat adalah 0 < 0,05 yang artinya nilai sig lebih kecil dari nilai α (0,05). Hasil tersebut memiliki arti tolak H0 yang artinya adalah seluruh variabel independent secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel dependent. Atau dapat diartikan bahwa variabel karakter, kapasitas, modal, kondisi, dan jaminan berpengaruh secara bersama-sama terhadap realisasi kredit di Koperasi Kodanua. 5.4 Uji Determinasi (R2)
Uji determinasi digunakan untuk melihat sejauh mana variabel-variabel independent dapat mempengaruhi variabel dependent, atau bisa diartikan sejauh mana
variabel
karakter, kapasitas, modal, kondisi, dan jaminan bisa
mempengaruhi realisasi kredit di Koperasi Kodanua. Hasil uji determinasi (R 2) ini disajikan dalam Tabel 7 berikut ini. Tabel 7. Hasil Uji Determinasi (R2) No. Keterangan 1 R 2 R2 3 R2 disesuaikan
Nilai 0,911 0,830 0,821
Sumber : Data primer diolah 73
Besarnya hubungan antara variabel independent dan variabel dependent dapat diketahui dengan melihat besarnya angka koefisien korelasi (R). Dari Tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa nilai dari R adalah 91,1 % hal ini diartikan bahwa variabel X yaitu karakter, kapasitas, modal, kondisi dan jaminan berpengaruh kuat dengan variabel Y yaitu realisasi kredit. Koefisien determinasi (R 2) menunjukan besarnya pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent pada sebuah model regresi. Dalam penelitian ini nilai R2 yaitu 0,830 yang berarti variabel independent seperti karakter, kapasitas, modal, kondisi dan jaminan dapat menjelaskan sebesar 83 % variasi atau perubahan dalam realisasi kredit. Dan sisanya sebesar 17 % dijelaskan oleh faktor diluar variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Namun dengan nilai koefisien determinasi sebesar 83 % sudah dapat menjelaskan pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent.
74
BAB V1
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ini adalah : 1. Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap realisasi kredit di Koperasi Kodanua adalah, Karakter, Kapasitas, modal, Kondisi, dan jaminan. 2. Faktor yang memepengaruhi realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi Kodanua dengan pengaruh paling besar adalah variabel jaminan, kemudian variabel modal, variabel kapasitas, variabel kondisi, dan yang terakhir adalah variabel karakter. 3. Terdapat karakter, kapasitas, modal, kondisi dan jaminan secara bersamasama terhadap realisasi kredit pada usaha agribisnis di Koperasi Kodanua.
6.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran yang dapat diberikan antara lain : 1. Koperasi Kodanua hendaknya lebih memperhatikan analisis 5C dalam menentukan nasabah, terutama pada karakter nasabah yang harus diperketat kembali agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan ketika merealisasikan kredit. 2. Anggota dan calon anggota Koperasi Kodanua dapat menjadikan penelitian ini ketika hendak mengajukan pinjaman kepada Koperasi
75
Kodanua agar tingkat keberhasilan dalam mendapatkan realisasi kredit yang sesuai dengan keinginan semakin tinggi. Kemudian anggota dan calon anggota Koperasi juga harus menyiapkan jaminan yang memenuhi syarat karena jaminan merupakan variabel yang memiliki pengaruh paling besar terhadap realisasi kredit. Ketika nilai jaminan memenuhi syarat yang ditetapkan koperasi, maka kemungkinan untuk mendapatkan realisasi kredit yang sesuai akan semakin besar. 3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan lebih menggali lagi terutama dalam menentukan indikator-indikator disetiap variabel yang ada pada analisis 5 C (karakter, kapasitas, modal, kondisi, dan jaminan). Agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik dan lebih menggambarkan secara baik penelitian yang nantinya akan dibuat.
76
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Faisal. Manajemen Perbankan. Malang : UMM Press. 2005 BPS. Badan Pusat Statistika. 2010. Laporan Tahunan Effendi, S dan Tukiran. Metode Penelitian Survei. Jakarta : LP3ES. 2012 Febrio. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Solusi Modal Di Bank Danamon Simpan Pinjam Unit Cibinong, Kabupaten Bogor. Institut Pertanian Bogor. Skripsi. 2010 Firdaus, H. Rachmat dan Maya Aryanti. Manajemen Perkreditan Bank Umum. Bandung : Alfabeta. 2004 Ismail. Manajemen Perbankan. Jakarta : Kencana Pernada Media Group. 2010 Kashmir. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta : PT Raja Grafindo Perasada. 2011 Lestari, Kurnia. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besar Pembiayaan Mitra KBMT Ibbadurahman. Institut Pertanian Bogor. Skripsi. 2007 Nazir, M. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. 2003 Pusat Inkubasi Bisnis Usaha kecil. Profil Lembaga Keuangan Mikro. 2013 Republik Indonesia. 1992. Undang-Undang Perbankan Nomor 7 Republik Indonesia. 1998. Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Santoso, Singgih. Statistik Parametrik. Jakarta : PT. Gramedia. 2014 Silvia,
Mutia. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Pembiayaan Mikro Agribisnis (Studi Kasus Pada Kantor Pusat Bank Syariah Mandiri). Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakata. Skripsi. 2012
Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : CV ALFABETA. 2011 Sugiyono. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : CV ALFABETA. 2013 Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2004 Suyatno, Thomas. Kelembagaan Perbankan. Edisi Keempat. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. 2005
77
Wijono, WW. Pemberdayaan Lembaga Keuangan Mikro Sebagai Salah Satu Pilar Sistem Keuangan Nasional : Upaya Konkrit Memutus Mata Rantai Kemiskinan. Jurnal Kajian Ekonomi dan Keuangan. 2005
78
LAMPIRAN 1. Tabel Input Data SPSS Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Realisasi Kredit 3.5 3.5 3.5 4 3.5 3 3 4 4 3 3 3 4 3.5 3 4.5 4 4 4 3.5 4 4 3.5 4 3.5 4 4 4 4 3.5 4.5 4.5 4.5 5 4 5 4 4 4
Karakter Kapasitas 3.57 3.67 3.57 3.83 3.57 3.83 3.86 3.83 3.57 3.67 3.29 3.5 3.43 3.67 3.71 3.67 3.71 3.83 2.57 2.83 3.29 3 2.71 2.5 3.71 3.5 3.43 3.83 3.29 3.5 4.14 4 3.71 3.83 3.86 3.83 3.86 3.83 3.71 3.67 3.71 3.83 3.57 3.67 3.71 3.67 3.71 3.67 3.43 3.5 3.86 3.67 3.86 3.5 4.29 3.67 3.86 3.67 3.57 3.67 4.14 4.33 3.86 3.83 4.57 4 4.29 4.17 3.86 3.67 4 4.17 3.71 3.83 3.71 3.83 3.71 3.83
Modal 3.5 3.5 3.5 3.75 3.5 3 2.75 3.75 3.5 2.5 3.25 2.75 3.75 3.5 3.25 4.25 3.75 4 3.75 3.25 3.75 3.75 3.5 3.75 3.5 3.75 4 4 3.5 3.75 4.25 4.25 4.5 4.75 3.75 4.5 4 3.75 4
Kondisi 3.25 3.5 3.5 3.75 3.5 3 2.5 3.75 3.25 2.75 3 2.5 3.5 3.5 3.25 4 3.5 3.5 3.5 3.25 3.75 3.5 3.25 3.25 3.25 3.75 3.75 3.5 3.75 3.5 3.75 4 4 4.25 3.5 3.25 3.75 3.5 3.5
Jaminan 3.5 3.5 3.5 4 3.5 3 3 4 4 3 3 3 4 3.5 4 4 4 4 4 3.5 4 4 3.5 4 3.5 4 4.5 4 4.5 3.5 4 4 4 4.5 3.5 4.5 3.5 4 3.5 79
LAMPIRAN 1. Lanjutan 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72
3.5 4 4 4 4 4 4 4 4 3.5 3 4 3.5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3.5 4 4 4 4 4 4
3.71 3.71 3.71 3.71 3.71 3.57 3.57 3.57 3.86 3.57 3.43 3.71 3.71 3.71 3.86 3.57 3.71 3.86 3.86 3.86 3.86 3.57 3.57 3.86 3.57 3.86 3.57 3.29 3.43 3.57 3.57 3.29
3.67 3.67 3.83 3.83 3.67 3.67 3.67 3.67 3.5 3.5 3.33 3.83 3.67 3.83 3.67 3.33 3.83 3.67 3.67 3.67 3.67 3.67 3.33 3.67 3.67 3.5 3.5 3.5 3.5 3.33 3.5 3.5
3.75 3.5 4 3.75 3.5 3.5 4 3.75 3.25 3.5 3.75 4 3.75 4 3.5 3.25 3.5 3.75 3.25 3.25 3.75 3.75 3.75 4 4 3.75 3.25 3.5 3.5 3.75 3.5 3.5
3.25 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.25 3.5 3.5 3.5 3.75 3.5 3.75 3.5 3 3.75 3.5 3.25 3.5 4 3.5 3.5 3.5 3.25 3 3.25 3.25 3.25 3.25 3.25 3.25
3.5 4 4 4 3.5 3.5 4 4 3.5 3.5 3 3.5 3.5 4 4 3 3.5 3.5 3.5 4 4 4 4 4 3.5 3.5 4 4 4 3.5 3.5 3.5
80
LAMPIRAN 2. Hasil Output SPSS
Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation
N
Realisasi Kredit
3.7941
.56003
102
Karakter
3.6162
.44860
102
Kapasitas
3.5784
.38872
102
Modal
3.6103
.46747
102
Kondisi
3.3995
.39686
102
Jaminan
3.6961
.45138
102
Correlations Realisasi Kredit Realisasi Kredit
Karakter
Kapasitas
Modal
Kondisi
Jaminan
1.000
.839
.825
.816
.803
.817
Karakter
.839
1.000
.887
.829
.812
.756
Pearson
Kapasitas
.825
.887
1.000
.792
.800
.716
Correlation
Modal
.816
.829
.792
1.000
.824
.677
Kondisi
.803
.812
.800
.824
1.000
.678
Jaminan
.817
.756
.716
.677
.678
1.000
.
.000
.000
.000
.000
.000
Karakter
.000
.
.000
.000
.000
.000
Sig. (1-
Kapasitas
.000
.000
.
.000
.000
.000
tailed)
Modal
.000
.000
.000
.
.000
.000
Kondisi
.000
.000
.000
.000
.
.000
Jaminan
.000
.000
.000
.000
.000
.
Realisasi Kredit
102
102
102
102
102
102
Karakter
102
102
102
102
102
102
Kapasitas
102
102
102
102
102
102
Modal
102
102
102
102
102
102
Kondisi
102
102
102
102
102
102
Jaminan
102
102
102
102
102
102
Realisasi Kredit
N
81
LAMPIRAN 2. Lanjutan a
Variables Entered/Removed Model
Variables
Variables
Entered
Removed
Jaminan,
Method
. Enter
Modal, 1
Kapasitas, Kondisi, Karakter
b
a. Dependent Variable: Realisasi Kredit b. All requested variables entered.
Model Summary Model
1
R
.911
R Square
a
Adjusted
Std. Error
R Square
of the
R Square
Estimate
Change
.830
.821
b
Change Statistics
.23711
F Change
df1
Durbindf2
Watson
Sig. F Change
.830
93.484
5
96
.000
a. Predictors: (Constant), Jaminan, Modal, Kapasitas, Kondisi, Karakter b. Dependent Variable: Realisasi Kredit
a
ANOVA Model
Sum of Squares Regression
1
Residual Total
df
Mean Square
26.279
5
5.256
5.397
96
.056
31.676
101
F 93.484
Sig. b
.000
a. Dependent Variable: Realisasi Kredit b. Predictors: (Constant), Jaminan, Modal, Kapasitas, Kondisi, Karakter
82
1.474
LAMPIRAN 2. Lanjutan
Coefficients Model
Unstandardized Coefficients
a
Standardized
t
Sig.
Collinearity Statistics
Coefficients B 1
(Constant)
Std. Error
Beta
-.928
.231
Karakter
.122
.135
Kapasitas
.274
Modal
Tolerance
VIF
-4.015
.000
.098
.903
.369
.152
6.592
.139
.190
1.974
.051
.191
5.234
.265
.103
.221
2.585
.011
.242
4.125
Kondisi
.205
.118
.145
1.728
.087
.252
3.971
Jaminan
.446
.082
.359
5.465
.000
.411
2.436
a. Dependent Variable: Realisasi Kredit
Collinearity Diagnostics Mod Dime el
Eigenvalue
nsion
Condition Index
a
Variance Proportions (Constant)
Karakter
Kapasitas
Modal
Kondisi
Jaminan
1
5.977
1.000
.00
.00
.00
.00
.00
.00
2
.010
24.363
.80
.02
.00
.04
.01
.00
3
.005
33.315
.04
.00
.00
.10
.06
.83
4
.003
43.801
.01
.19
.24
.34
.07
.14
5
.003
48.382
.05
.02
.00
.48
.86
.00
6
.001
65.144
.10
.77
.76
.04
.01
.02
1
a. Dependent Variable: Realisasi Kredit
83
LAMPIRAN 2. Lanjutan
84
LAMPIRAN 3. Kuesioner Penelitian
Kuesioner Penelitian
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Pada Usaha Agribisnis (Studi Kasus pada Koperasi Kodanua Jakarta Barat)
Assalamu’alaikum wr. Wb Kesediaan bapak/ibu/saudara/I dalam mengisi kuesioner penelitian ini sangat saya harapkan untuk memberikan informasi secara lengkap sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Kuesioner ini digunakan untuk memperoleh informasi sebagai data primer dalam penelitian. Informasi yang diperoleh dari kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademik. Atas kesediaan bapak/ibu/saudara/saudari saya ucapkan terima kasih.
Karakteristik Responden 1. Nama
:
2. Jenis kelamin
: Laki-laki/Perempuan
3. Umur
:
Tahun
4. Pendidikan Terakhir : a. SD b. SMP c. SMA/SMK d. Diploma 1/2/3 e. S1/S2/S3
85
LAMPIRAN 3. Lanjutan Petunjuk Pengisian 1. Berilah tanda (√) pada kolom yang anda pilih sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. 2. Ada 5 alternatif jawaban, yaitu : STS
= Sangat Tidak Setuju
TS
= Tidak Setuju
N
= Netral
TS
= Setuju
SS
= Sangat Setuju
A. Besar Realisasi Kredit No
Pernyataan
Keterangan STS
1
TS
N
S
SS
Koperasi mencairkan kredit yang saya ajukan sesuai dengan jumlah yang saya inginkan
2
Koperasi mencairkan kredit yang saya tepat pada waktu yang saya inginkan
B. Karakter No 1
Pernyataan
Keterangan STS
TS
N
Jika terdapat anggota koperasi melakukan kesalahan, saya tidak ragu untuk menegurnya
2
Saya menjaga nama baik koperasi.
3
Saya membantu sesama anggota koperasi ketika dalam kesusahan
86
S
SS
LAMPIRAN 3. Lanjutan 4
Saya berpatisipasi dalam setiap kegiatan koperasi
5
Ketika saya butuh pinjaman, yang saya hubungi adalah Koperasi Kodanua
6
Saya tepat waktu dalam pembayaran cicilan kredit di koperasi
7
Saya mematuhi aturan-aturan yang diterapkan oleh koperasi
C. Kapasitas No 1
Pernyataan
Keterangan STS
TS
N
Omzet usaha saya berkembang setiap bulan
2
Saya menetapkan target penjualan produk, demi mendapatkan omset yang sesuai dengan target yang telah saya buat
3
Pendapatan bersih yang saya dapat dari usaha saya meningkat tiap bulannya.
4
Pendapatan bersih yang saya dapatkan tiap bulannya, cukup untuk membayar kewajiban-kewajiban saya (termasuk kewajiban kredit)
5
Saya pernah melakukan kegiatan kredit beberapa kali
6
Saya tidak pernah mengalami masalah pada kegiatan kredit
87
S
SS
LAMPIRAN 3. Lanjutan D. Modal No 1
Pernyataan
Keterangan STS
TS
N
S
SS
S
SS
Besar modal pribadi yang saya tanamkan pada usaha saya lebih besar dibandingkan modal pinjaman dari Koperasi
2
Modal pribadi yang saya tanamkan pada usaha saya sudah memenuhi syarat yang diajukan oleh Koperasi.
3
Dalam melakukan usaha, saya mebuat laoran keuangan (seperti : neraca, laba rugi dan lain-lain).
4
Laporan keuangan dari usaha saya, memiliki hasil yang baik.
E. Kondisi No 1
Pernyataan
Keterangan STS
TS
N
Usaha saya dapat bertahan ketika keadaan ekonomi di Indonesia tidak stabil
2
Produk saya dapat dibeli/dijangkau oleh masyarakat setempat
3
Kebijakan pemerintah dalam hal mempermudah untuk mendapatkan modal sangat membantu usaha saya
4
Kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah kebanyakan mendukung usaha saya
88
LAMPIRAN 3. Lanjutan F. Agunan No 1
Pernyataan
Keterangan STS
TS
N
Nilai agunan yang saya jaminkan sesuai dengan syarat dan aturan yang berlaku di Koperasi
2
Jenis agunan yang saya jaminkan sesuai dengan syarat dan aturan yang berlaku di Koperasi
89
S
SS
LAMPIRAN 4. Tabel Hasil Uji Validitas Corrected Item-Total Correlation Pernyataan 1 .687 Pernyataan 2 .583 Pernyataan 3 .750 Pernyataan 4 .442 Pernyataan 5 .394 Pernyataan 6 .757 Pernyataan 7 .170 Pernyataan 8 .842 Pernyataan 9 .744 Pernyataan 10 .676 Pernyataan 11 .808 Pernyataan 12 .784 Pernyataan 13 .691 Pernyataan 14 .757 Pernyataan 15 .692 Pernyataan 16 .765 Pernyataan 17 .421 Pernyataan 18 .769 Pernyataan 19 .444 Pernyataan 20 .424 Pernyataan 21 -.178 Pernyataan 22 .776 Pernyataan 23 .674 Pernyataan 24 -.209 Pernyataan 25 .749 Pernyataan 26 .809 Pernyataan 27 .618 Pernyataan 28 .381 Sumber : Data Primer (diolah) Pernyataan
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid
90