PERAN YAYASAN KREATIVITAS UNIT USAHA MUSLIMAH (KUNTUM) INDONESIA DALAM MENGURANGI PENGANGGURAN MELALUI PRAKTIK KEWIRAUSAHAAN SOSIAL DI DESA TEGALWARU, CIAMPEA-BOGOR
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
Disusun Oleh :
Bryan Wicaksono NIM. 1110054100010
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M/1436 H
ABSTRAK BRYAN WICAKSONO PERAN YAYASAN KREATIVITAS UNIT USAHA MUSLIMAH (KUNTUM) INDONESIA DALAM MENGURANGI PENGANGGURAN MELALUI PRAKTIK KEWIRAUSAHAAN SOSIAL DI DESA TEGALWARU BOGOR Saat ini pengangguran sudah menjadi suatu masalah yang kompleks di Indonesia. Jumlah pengangguran di Indonesia setiap tahunnya terus bertambah karena lapangan pekerjaan yang sangat terbatas. Tegalwaru sebagai desa yang memilik keanekaragaman UKM, namun desa tersebut memiliki masalah pengangguran yang saat ini belum bisa ditanggulangi. Untuk menanggulangi masalah tersebut perlunya menanamkan jiwa kreativitas untuk berwirausaha. Kewirausahaan sosial merupakan sebuah solusi baru dalam memecahkan masalah pengangguran. Dimana berwirausaha yang berorientasikan layanan sosial. Yayasan Kreativitas Unit Usaha Muslimah (KUNTUM) Indonesia adalah salah satu lembaga yang berani menyelesaikan permasalahan pengangguran melalui praktik Kewirausahaan Sosial yang sasanrannya adalah para pelaku bisnis yang ada di Desa Tegalwaru. Penelitian ini merumuskan masalah yaitu bagaimana Yayasan Kreativitas Unit Usaha Muslimah (KUNTUM) Indonesia berperan dalam mengurangi pengangguran melalui praktik kewirausahaan sosial. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan serangkaian wawancara dan dokumentasi. Adapun informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang yaitu 1 Ketua Yayasan Kuntum, 5 orang Pelaku UKM. Pemilihan informan menggunakan purposive sampling yaitu memilih informan yang dipilih secara sengaja yang diambil karena ada pertimbangan tertentu. Yayasan KUNTUM berdiri pada tahun 2008, kemudian masuk untuk melakukan praktik kewirausahaan sosial dan membuat Desa Wisata pada Tahun 2009. Alasan Yayasan KUNTUM masuk ke Tegalwaru adalah karena Ketua Yayasan Asli orang Tegalwaru dan menyadari bahwa Desa Tegalwaru memiliki banyak UKM namun tidak didukung dengan pemasaran yang bagus. Tahun 2009 Desa Tegalwaru mendapat predikat desa dengan pendapatan perkapita paling kecil se-Kabupaten Bogor padahal di dalamnya terdapat banyak UKM. Dalam melakukan Praktik kewiraushaan sosial Yayasan KUNTUM menggunakan komponen-komponen kewirausahaan sosial yang terdiri dari Inovation, opportunity, leadhership, value creation, social benefit dan profitabilty yang nantinya akan didirikanya (KWBT) Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru Kemudian peran yang dilakukan Yayasan KUNTUM dalam mengurangi pengangguran melalui beberapa program antara lain pembiayaan usaha mikro, peningkatan kapaistas Sumber Daya Manusia (SDM), pengembangan kelembagaan komunitas, pembangunan jaringan dan sinergi serta pengembangan informasi & teknologi tepat guna. Hasil yang didapat dari praktik kewirausahaan sosial ini adalah terciptanya lapangan pekerjaan yang dihasilkan dari berbagai macam UKM. Kata Kunci: Kewirausahaan Sosial, Pengangguran
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan dan melimpahkan segala bentuk nikmat kepada penulis, nikmat jasmani, rohani, nikmat lahir dan batin, sehingga penulis bisa menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam tak lupa pula penulis ucapkan kepada Nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah menjadi suri tauladan bagi kita semua. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangankekurangan ataupun kesalahan baik pada teknis penulisannya ataupun materinya, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu, kritik serta saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi menyempurnakan pembuatan skripsi ini. Hingga pada akhirnya, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak, kerabat-kerabat yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada: 1. Dr. Arif Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Suparto, M.Ed, MA, selaku Wakil Dekan I, Dr. Roudhonah, M.ag, selaku Wakil Dekan II, dan Dr. Suhaimi, M.Si, selaku Wakil Dekan III 2. Lisma Dyawati Fuaida, M.SI. selaku Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial, Nunung Khoriyah, M.A. selaku Sekertaris Program Studi, dan DosenDosen Program Studi Kesejahteraan Sosial yang telah banyak memberikan ilmu-ilmu dan pengalamannya kepada penulis. Semoga ilmu dan pengalaman yang telah diberikan selama masa perkuliahan dapat bermanfaat untuk masa yang akan datang.
ii
3. Lisma Dyawati Fuaida, M. Si. selaku Dosen pembimbing skripsi yang telah tulus ikhlas membantu meluangkan waktu, tenaga pikiran dan dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Tatiek Kancaniati selaku ketua Yayasan KUNTUM Indonesia yang telah banyak membantu dalam penelitian di Tegalwaru. 5. Rara selaku pengurus dan asisten Tatiek Kancaniaty yang telah membimbing dan sabar dalam membantu penelitian di Tegalwaru. 6. Orang Tuaku tercinta, Ayahanda Susanto dan Ibunda Nina Tri Haryani serta Kakanda Dimas Setyo Nugroho. Terima kasih tak terhingga untuk kasih sayang yang diberikan kepada peneliti. Perhatian, do’a, motivasi, nasehatnasehat berharga yang peneliti dapat selama ini. Terima kasih, semoga Allah memberikan kesehatan, kebahagiaan dan berkah kepada keluarga kita. 7. Sahabat-sahabatku Rizki Fadilah, Reo Kaniogoro, Dwi Prasetiyo, Santi, dan Dwi Astuti yang sudah memberikan dukungan kepada penulis selama ini. 8. Keluarga besar Baskom Amy Habibul Hadi, Muhammad Soleh, Andi Majid, Amir Hamzah, Risky Mubarak, Jakfar Rhozi, Varuki Rahman, dan Ilmawati Hasanah yang selalu ada dan memberikan banyak pengalaman pelajaran serta makna pertemanan semasa kuliah. 9. Keluarga besar Kesejahteraan Sosial Angkatan 2010 yang telah memberikan dukungan dan kenyamanan selama masa perkuliahan. 10. Serta seluruh pihak yang telah membantu secara moril maupun materil sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.
iii
Penulis senantiasa memanjatkan doa untuk kalian semua teman-teman dari Kesejahteraan Sosial semoga kelak kita dapat kembali dipertemukan dengan kesuksesan yang telah kita raih, Aamiin. Penulis menyadari terdapat berbagai kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Namun penulis berharap semoga hasil yang disajikan dapat bermanfaat. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Jakarta, 9 Oktober 2015
Bryan Wicaksono
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................... i KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................... 8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 9 1. Tujuan Penelitian .......................................................................... 9 2. Manfaat Penelitian ........................................................................ 9 D. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 10 E. Metodologi Penelitian .......................................................................... 13 F.
Teknik Penulisan Data ......................................................................... 21
G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 21
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Peran ..................................................................................... 23 1. Pengertian Peran............................................................................ 23 2. Tinjauan Tentang Peran ................................................................ 24 B. Masalah Sosial ..................................................................................... 25 C. Definisi Pengangguran ......................................................................... 27 1. Jenis Pengangguran Berdasarkan Penyababnya............................ 29 2. Jenis Pengangguran Berdasarkan Cirinya ..................................... 30 D. Definisi Kemiskinan ............................................................................ 31 E. Kewirausahaan ..................................................................................... 32 1. Pengertian Kewirausahaan ........................................................... 32 2. Karakteristik Wirausaha ................................................................ 34
v
F.
Kewirausahaan Sosial .......................................................................... 36 1. Pengertian Kewirausahaan Sosial ................................................. 37 2. Tujuan Kewirausahaan Sosial ....................................................... 37 3. Komponen Kewirausahaan Sosial................................................. 38 4. Wirausaha Sosial .......................................................................... 40 5. Ide dan Peluang Wirausaha Sosial ................................................ 41 6. Peluang Kewirausahaan Sosial .................................................... 42 7. Batasan Kewirausahaan Sosial ...................................................... 44
BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN KREATIVITAS USAHA MUSLIMAH (KUNTUM) INDONESIA DAN DESA TEGALWARU BOGOR A. Profil Yayasan Kreativitas Unit Usaha Muslimah (KUNTUM) Indonesia .............................................................................................................. 46 1.
Sejarah Berdirinya Yayasan KUNTUM ....................................... 47
2.
Visi dan Misi Yayasan KUNTUM ................................................ 49
3.
Tujuan Yayasan KUNTUM .......................................................... 49
4.
Struktur Organisasi Yayasan KUNTUM ...................................... 50
5.
Fasilitas di Desa Wisata Bisnis Tegalwaru ................................... 52
B. Profil Desa Tegalwaru Mandiri, Ciampea-Bogor ................................ 55 1.
Letak geografis Desa Tegalwaru Bogor ........................................ 56
2.
Keadaan Struktur Organisasi Tata Kerja....................................... 57
3.
Keadaan Sosial Politik dan Tartib ................................................. 58
4.
Sarana dan Prasarana di Desa Tegalwaru ..................................... 58
5.
Kondisi Demografis ...................................................................... 59
6.
Kondisi Ekonomi dan Pendidikan ................................................. 61
7.
Data Penangguran Desa Tegalwaru .............................................. 64
BAB IV PERAN YAYASAN KREATIVITAS UNIT USAHA MUSLIMAH (KUNTUM) INDONESIA DALAM MENGURANGI PENGANGGURAN MELALUI
PRAKTIK
KEWIRAUSAHAAN
TEGALWARU, CIAMPEA-BOGOR
vi
SOSIAL
DI
DESA
A. Profil Uasaha Kecil Menengah (UKM) di Desa Tegalwaru ................ 66 1.
Usaha Wayang Golek .................................................................... 66
2.
Usaha Perternakan Sapi dan Domba ............................................. 69
3.
Usaha Pembibitan Ikan Patin ........................................................ 72
4.
Pengusaha Tas ............................................................................... 75
5.
Pelaku Usaha Tanaman Obat ........................................................ 78
B. Praktik Kewirausahaan Sosial di Desa Tegalwaru Oleh Yayasan KUNTUM ............................................................................................ 82 C. Peran Yayasan KUNTUM dalam Mengurangi Pengangguran di Desa Tegalwaru............................................................................................. 87 1.
Pembiayaan Usaha Mikro ............................................................. 87
2.
Peningkatan Kapasitas Sumber Daya manusia (SDM) ................. 88
3.
Pengembangan Kelembagaan Komunitas ..................................... 89
4.
Pembangunan jaringan dan sinergi ............................................... 89
5.
Pengembangan informasi dan teknologi tepat guna ...................... 90
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................... 95 B. Saran..................................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 100 LAMPIRAN ................................................................................................... 102
vii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.1: Karakteristik Sukses Seorang Wirausahawan ................................. 34 2. Tabel 3.2: Spesifikasi UKM Berdasarkan Wilayah Rukun Warga .................. 55 3. Tabel 3.3: Jumlah Penduduk Desa Tegalwaru Menurut Struktur Umur .......... 60 4. Tabel 3.4: Jumlah Penduduk Desa Tegalwaru Menurut Mata Pencaharian ..... 61 5. Tabel 3.4: Jumlah Penduduk Desa Tegalwaru Menurut Tingkat Pendidikan .. 63 6. Tabel 4.1: Jumlah Pekerja Sebelum dan Sesudah Masuknya Yayasan ............ 91
viii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.2: Kerangka Berfikir Dalam Kewirausahaan Sosial ........................ 39 2. Gambar 2.3: Ide, Peluang dan Masalah Sosial ................................................. 41 3. Gambar 3.1: Struktur Yayasan KUNTUM Indonesia ...................................... 50 4. Gambar 3.2: Grafik Mata Pencaharian Tegalwaru ........................................... 64 5. Gambar 3.3 Grafik Angkatan Kerja Yang bekerja dan Yang Tidak Memiliki Pekerjaan .......................................................................................................... 65 6. Gambar 4.1: Pembuatan Wayang Golek .......................................................... 67 7. Gambar 4.2: Peternakan Domba ....................................................................... 69 8. Gambar 4.3: Berbagai Macam Bentuk Olahan Sapi dan Domba.................... 70 9. Gambar 4.4: Bibit Ikan Patin Yang Siap Dikirim ke Peternakan Ikan............ 73 10. Gambar 4.5: Pabrik Industri Tas..................................................................... 76 11. Gambar 4.6: Galeri Tas Yang Ada di Tegalwaru............................................ 77 12. Gambar 4.7: UKM Tanaman Obat Herbal....................................................... 79 13. Gambar 4.8: Tamu Yayasan KUNTUM Yang Berkunjung ke Sari Sehat....... 80 14. Gambar 4.9: Data Mata Pencaharian Tegalwaru Tahun 2014..........................92 15. Gambar 4.10: Data Angkatan Kerja Yang Bekerja dan Yang Tidak Memiliki Pekerjaan.......................................................................................................... 93
ix
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Melihat
persoalan
ketenagakerjaan
yang
kompleks,
tentunya
juga
membutuhkan pemecahan yang sistematik. Sebab, persoalan tenaga kerja bukan lagi merupakan persoalan individu yang bisa diselesaikan dengan pendekatan individual. Tapi persoalan tenaga kerja merupakan persoalan sosial, yang akhirnya membutuhkan penyelesaian yang mendasar dan menyeluruh. Kemiskinan merupakan salah satu penyebab dari munculnya permasalahan perekonomian dalam masyarakat, karena definisi kemiskinan adalah lemahnya sumber penghasilan yang mampu diciptakan individu masyarakat itu sendiri, dalam memenuhi segala kebutuhan perekonomian dan kehidupannya.1 Di Indonesia jumlah angkatan kerja atau sejumlah orang karena usianya harus bekerja baik untuk dirinya maupun untuk keluarganya, setiap tahun terus bertambah. Lulusan sekolah menengah yang langsung ingin mencari pekerjaan sangat banyak, sementara lapangan pekerjaan sangat terbatas. Kondisi demikian mengakibatkan makin meningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak terserap, dan mereka terpaksa menganggur. Akibatnya, banyak lulusan perguruan tinggi bekerja asal bekerja dan tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilkinya.2 Angka produktivitas penduduk Indonesia tidak berbanding lurus dengan besarnya jumlah peluang usaha dan investasi di Indonesia. Ditambah lagi banyaknya
1
Yusuf Qrdhawi. Spektrum Zakat, Dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan,( Jakarta : Zikrul hakim, cet 1, h.21 2 Sudrajad Rasyid, dkk, Kewirausahaan Santri : Bimbingan Santri Mandiri ( jakarta : PT. Citratudha,2006 ), h. 1
1
2
peluang dan kesempatan investasi tersebut tidak banyak didukung oleh kemampuan sumber daya manusia yang baik. Akibatnya timbul kesenjangan antara kebutuhan lapangan pekerjaan dengan kesempatan yang diberikan oleh pelaku usaha kepada angkatan kerja, yang pada akhirnya menyebabkan timbul dan banyaknya pengangguran. Data Biro Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa, angka pengangguran di Indonesia per Februari 2014 turun 7,15 juta jiwa atau 5,7 %, dari Agustus 2013 sebanyak 7,4 juta jiwa atau 6,17 %. Sedangkan angka kemiskinan di Indonesia per Maret 2014 turun mencapai 28.280.001 jiwa atau 11,25 % dari September 2013 sebanyak 28.553.080 jiwa atau 11,47 %. Angka itu masih jauh di bawah target kemiskinan yang ditetapkan pemerintah dalam APBN-P 2014 sebesar 10,5 %.3 Fakta ini merupakan gambaran nyata bagi Indonesia dan pemudanya. Karena sampai saat ini masih banyak masyarakat secara tidak langsung mengarahkan anaknya kepada “pekerjaan” baik di sawasta maupun pemerintahan. Hal ini membuat dilema yang ditanggung oleh anak-anak semakin besar, serta memotivasi dirinya hanya kepada pekerjaan yang ditawarkan. Namun setelah mereka besar dan kemampuan bersaing semakin berat, mereka akan merasa lelah dan menyerah dengan kata lain “menganggur”. Itulah yang banyak dialami oleh pemuda Indonesia. Pengangguran itu sendiri memiliki banyak dampak negatif di antara lain banyak anak yang putus sekolah karena rendahnya ekonomi atau pendapatan keluarga. Banyak anak yang hidup telantar di jalanan dan mengais rezeki di jalan. Ini salah satu permasalahan yang besar bagi pemerintah untuk mancari solusi yang BPS Indonesia, “ Kemiskinan Indonesia, “ artikel diakses pada 2 September 2014 dari http://www . Jabarbps.go.id/bisnis/2013/02/11/kemiskinan-Indonesia.html 3
3
kongkrit. Partisipasi masyarakat dalam menangani masalah sosial di Jawa Barat dirasakan masih meningkat. Banyaknya masalah sosial yang semakin tahun bertambah membuat pemerintah Provinsi Jawa Barat harus bekerja lebih ekstra dalam menangani permasalahan ini. Masalah sosial yang paling menonjol di Provinsi Jawa Barat adalah masih tingginya tingkat pengangguran, Anak telantar, gelandangan, pengemis dan wanita tuna susila. Tingkat partisipasi angkatan kerja di Jawa Barat mengalami kenaikan, dari 63,96 % pada Februari 2013 menjadi 64,36 % pada Februari 2014. Angakatan kerja pada bulan Febuari berjumlah 21.287.374 orang. Jika dibandingkan dengan kondisi tahun lalu, jumlah tersebut mengalami penambahan sebesar 453.284 orang, dimana pada Februari 2013 angkatan kerja Jawa Barat adalah sebesar 20.834.090 orang. Selama kurun waktu satu tahun terjadi jumlah kenaikan pengangguran sebanyak 9.948 orang. Pada Febuari 2013 jumlah pengangguran di Jawa Barat sebanyak 1.833.643 orang, sedangkan pada bulan Februari 2014 jumlah pengangguran mencapai 1.843.591 orang 4. Terlebih lagi masih banyaknya orang tua yang tidak bekerja, tinggal dihiruk pikuk kota tanpa pekerjaan yang jelas
sedangkan hidup masih harus terus
berjalan, sehingga dengan himpitan kebutuhan seperti ini mereka seringkali “banting stir” kepada jalan yang dibenci oleh agama antara lain mencuri, mencopet, jambret dan tindakan kriminal lainnya yang meresahkan lingkungan sekitar. Penanaman nilai-nilai kewirausahaan bagi banyak orang diharapkan bisa menimbulkan jiwa kreativitas untuk berbisnis atau berwirausaha sendiri dan tidak 4
BPS Provinsi Jawa Barat. Pengangguran di akses pada tanggal 2 september 2014 dari http://www. Tempo.co/read/news/2014/2/angka-pengangguran-di-Jawa-Barat.html
4
bergantung pada pencarian kerja yang semakin hari semakin sempit dan ketat persaingannya. Kreativitas ini sangat dibutuhkan bagi orang yang berjiwa wirausaha untuk menciptakan sebuah peluang kerja, tidak hanya bagi dirinya sendiri tapi juga bagi orang lain. Ini sesuai dengan keinginan Kantor Menteri Koperasi dan UKM untuk menciptakan 20 juta usaha kecil menengah baru tahun 2020. Katakanlah satu UKM mempekerjakan 5 orang, maka 20 juta UKM akan mempekerjakan lebih dari 100 juta tenaga kerja. Hal ini tidak bisa dilakukan oleh perusahaan besar. 5 Sudah menjadi rahasia umum bahwa dalam hal pendidikan kewirausahaan (enterpreneurship), Indonesia tertinggal jauh dengan negara-negara lain. Bahkan beberapa negara, pendidikan tersebut telah dilakukan puluhan tahun yang lalu. Sementara di Indonesia, pendidikan kewirausahaan baru dibicarakan pada era 80an dan digalakan pada era 90-an. Namun demikian, kita patut bersyukur karena hasilnya dewasa ini sudah mulai berdiri sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga yang berorientasi untuk menjadikan peserta didiknya sebagai calon pengusaha unggul setelah pendidikan.6 Konsep kewirausahaan sosial belakangan ini telah menjadi konsep yang populer di berbagai Negara. Berbagai kalangan akademisi, praktisi, media massa dan elite pemerintahan mulai memperbincangkan konsep kewirausahaan sosial sebagai solusi inovatif dalam menyelesaikan permasalahan sosial. Kegagalan dan lambatnya organisasi-organisasi sosial dalam menyelesaikan permasalahan sosial membuat beberapa individu, organisasi atau negara mulai memikirkan konsep
5
h.4
6
Helfin Frinces, Kewirausahaan dan inovasi Bisnis , ( Yogyakarta : Darussalam, 2004 ), Dr. Kasmir S.E.,M.M , Kewirausahaan, ( Jakarta : Rajawali Pers , 2011 ) h.4
5
kewirausahaan sosial. Organisasi sosial cenderung memberikan bantuan yang bersifat filantropi, hal inilah yang disebut-sebut sebagai pemicu ketidakberhasilan sebuah lembaga atau organisasi dalam keberlanjutan program pengembangan di masyarakat. Tetapi dengan adanya kewirausahaan secara umum atau bisa dibilang kewirausahaan tradisional yang tujuannya untuk mendapatkan keuntungan dan kuantitas pelanggan, ini tidak bisa menjadi acuan untuk mengurangi nilai pengangguran. Dengan metode lama seperti itu, konsep negara Indonesia lebih kepada kapitalis. Dimana seorang pengusahawan
maju akan semakin maju
usahanya dan wirausahawan pemula akan susah untuk mengembangkan usahnya yang hasilnya bisa gagal. Dengan terbatasnya ilmu kewirausahaan yang dimiliki oleh masyarakat dengan tidak melihat kondisi pasar ataupun metode pemasarannya ini akan menjadi dampak buruk bagi para pengusaha. Maka dari itu pemerintah dan pihak swasta meliputi perusahaan ataupun lembaga-lembaga
sosial
harus
melakukan
terobosan
baru
dengan
memperkenalkan nilai-nilai kewirausahaan sosial yang berbasis masyarakat kepada masyarakat. Niali-nilai itu bisa dijalankan melalui program-program yang berbasis masyarakat untuk mendorong pertumbuhan social enterprise dan menciptakan social enterprise di Indonesia.7 Kewirausahaan sosial merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan sosial. Tujuan kewirausahaan sosial adalah terjadinya perubahan sosial ke arah yang lebih baik atau positif dan memecahkan masalah sosial untuk
7
). h 17
Wawan Dhewanto, dkk, Inovasi dan Kewirausahaan Sosial ( Bandung, Alfabeta : 2013
6
kepentingan masyarakat atau kelompok dampingan.8 Sehingga yang dimaksud dengan kewirausahaan sosial adalah suatu bentuk usaha yang bertujuan untuk melakukan perubahan sosial dengan menyelesaikan permasalah sosial dengan menggunakan prinsip-prinsip kewirausahaan. Sekian
banyak organisasi dan LSM yang muncul dan bergerak dalam
bidang sosial, namun masih sedikit yang mempunyai program pemberdayaan dan program kewirausahaan sosial. Kebanyakan dari mereka hanya memberikan bantauan secara langsung dengan cara penggalangan dana atau membuka stand di berbagai tempat. Salah satu lembaga atau yayasan yang berani mengembangkan sikap kemandirian yang menonjol adalah Yayasan Kreativitas Usaha Unit Muslimah (KUNTUM) Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari berberapa indikator yang mengarah pada terciptanya kemandirian dan profesionalisme muslimah dalam bidang ekonomi keluarga. Salah satu progamnya ialah meberikan pelatihan dan pembinaan kreativitas dan menaungi sebuah kampung wisata di Desa Tegalwaru yaitu Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru yang bergerak dibidang pelatihan bisnis Usaha Kecil Mikro. Dijadikan kampung wisata bisnis bermula dari gagasan Ibu Tatiek Kancaniati selaku ketua Yayasan KUNTUM Indonesia yang tujuan awalnya hanyalah ingin memberikan inspirasi kepada masyarakat tentang bisnisbisnis yang berbasis home industry. Selama ini banyak pelatihan bisnis yang memberikan training berbentuk teori. Di sini Ibu Tatiek tidak hanya memberi teori melainkan menunjukan langkah yang kongkrit.
8
Budi Wibhawa, dkk, Social Enterpreneurship, Social Enterprise & Corporate Social Responsibility ( Bandung, Widya Padjadjaran:2011), h 15.
7
Dari sekian kaum muda maupun tua banyak yang belum sadar akan potensi yang mereka miliki. Anak–anak
dan remaja adalah rentan usia yang sangat
menentukan untuk masa depan. Terkadang proses pencarian jati diri yang akan menjerumuskan mereka ke dalam pergaulan yang tidak menguntungkan. Untuk itu keberadaan Yayasan Kuntum Indonesia di sebelah barat Kabupaten Bogor tepatnya di Desa Tegalwaru merupakam suatu panggilan untuk memberikan ruang kepada anak-anak remaja maupun orang tua untuk mengekspresikan diri terutama perekembangan jiwa enterpreneurnya dan juga mendongkrak pemasaran produk UKM Tegalwaru. Penulis menilai, program Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru ini cukup penting untuk diteliti dari segi enterpereneurship Social, mengingat dampak positif yang bisa dihasilkan bagi pemberdayaan ekonomi umat di masa mendatang. Pemberdayaan tersebut bermakna sebagai upaya sadar yang dilakukan secara sistematik oleh Yayasan Kuntum Indonesia dalam mengenalkan, memupuk, menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nila kewirausahaan sosial, yang di dalam penelitian ini disebut dengan “kewirausahaan sosial” di Desa Tegalwaru Bogor. Oleh sebab itu saya merasa tertarik untuk mengangkat tema ini menjadi sebuah skripsi dengan judul : “PERAN YAYASAN KREATIVITAS UNIT
USAHA
MENGURANGI
MUSLIMAH
(KUNTUM)
PENGANGGURAN
INDONESIA
MELALUI
DALAM PRAKTIK
KEWIRAUSAHAAN SOSIAL DI DESA TEGALWARU, CIAMPEABOGOR”
8
B.
Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah 1.
Pembatasan Masalah Melihat luasnya pembahasan yang berkaitan dengan permasalahan
yang penulis teliti, untuk itu perlu adanya pembatasan masalah yang berkaitan dengan peneliti ini, karena peniliti menyadari adanya keterbatasan waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti. Pembatasan masalah dilakukan agar pengkajian dalam penelitian tidak terlampau jauh sehingga menjadi lebih fokus dan efektif terhadap apa yang akan disimpulkan. Penulis membatasi penelitian ini hanya pada praktik kewirausahan sosial yang dilakukan Yayasan KUNTUM dalam mengurangi pengangguran di Tegalwaru Bogor. Kewirausahaan sosial meliputi berbagai macam komponen-komponen kewirausahaan sosial seperti inovation, opportunity, leadership, value creation, social benefit dan profitability. Serta rencana program Yayasan KUNTUM yang meliputi pembiayaan usaha mikro, peningkatan kapasitas, sumber
daya
manusia,
pengembangan
kelembagaan
komunitas,
pembangunan jaringan dan sinergi, pengembangan informasi dan teknologi tepat guna. 2.
Perumusan Masalah Melihat rujukan latar belakang di atas, bahwa Yayasan KUNTUM
Indonesia berani untuk masuk dan memberikan perubahan bagi desa Tegalwaru yang memang potensi ekonomi sangat baik dan bagus untuk di berdayakan. Mulai dari masyarakatnya yang cekatan hingga mampu membuat produk yang unggulan, kemudian potensi sumber daya alam yang
9
sangat melimpah. Hanya saja mereka hanya terkendala oleh masalah pemodalan dan pemasaran. Oleh karena itu rumusan masalah ini dapat disimpulkan oleh penulis dalam bentuk pertanyaan yakni “Bagaimana Yayasan Kuntum Indonesia berperan dalam mengurangi pengangguran melalui praktik kewirausahan sosial?
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana praktik
kewirausahaan yang dilakukan Yayasan KUNTUM dan seberapa besar peran Yayasan Kuntum Indonesia dalam mengurangi penganguran yang ada di Desa Tegalwaru Bogor. 2.
Manfaat Hasil Penelitian a.
Manfaat teoritis Menambah khasanah ilmu pengetahuan terutama bagi penulis
sendiri dalam mendalami dan mengetahui seberapa besar praktik kewirausahaan sosial dapat merubah dan menngurangi pengangguran di Desa Tegalwaru Bogor b.
Manfaat praktis Sebagai acuan dalam pembinaan nilai kewirausahaan sosial,
khususnya sikap kemandirian bagi warga Tegalwaru yang memiliki potensi SDA maupun SDM-nya. Dalam jangka panjang semoga bagi para kaum muda bisa membentuk sebuah jiwa kewirausahaan sosial
10
untuk melahirkan karya-karya yang mandiri, baik sebagai para wiraushawan Muslim yang handal.
D.
TINJAUAN PUSTAKA Setelah penulis melakukan studi kepustakaan, terdapat buku dan beberapa
artikel dari internet yang berhubungan dengan kwirausahaan dan kewirausahaan sosial. Penulis juga melakukan studi kepustakaan terhadap skripsi terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan terutama yang melakukan penelitian yang mengenai peran kewirausahaan dan pentingnya berwirausaha. 1. Strategi Pengembangan Kewirausahaan Pondok Pesantren Al-Ashiriyah Nurul Iman. Oleh: Nuraini, Jurusuan Perbankan Syariah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Lulusan Tahun 2009. Penelitian yang dilakukan oleh Nuraini mengenai strategi pengembangan kewirausahaan melalui usaha daur ulang sampah, pabrik roti dan percetakan. Strategi pengembangan kewirausahaan Di Pondok Pesantren Al-Ashiriyyah Nurul Iman meliputi 4 tahap. Pertama, perencanaan meliputi: menumbuhkan gagasan usaha, menetapkan tujuan, mencari data dan informasi. Kedua, pemilihan jenis dan macam usaha. Ketiga, pelaksanaan dan pengelolaan usaha. Keempat, pengembangan usaha pondok pesantren yang meliputi: pengembangan pemasaran, pengembangan dan peningkatan produksi, pengembangan dan peningkatan modal, sistem evaluasi dan pengawasan. Manajemen pengelolaan kewirausahaan pondok pesantren Al-Ashiriyyah Nurul Iman yang memberikan peran
11
domain kepada santri sehingga terjadi proses belajar kemandirian akan tetapi dalam hal orientasi akhir Pondok Pesantren Al-Ashiriyyah Nurul Iman tidak sesuai dengan konsep pengembangan kewiraushaan pondok pesantren secara umum karena tidak melibatkan santri putri, selain itu yang menjadi penghambat pengembangan kewirausahaan yaitu mahalnya bahan-bahan produksi sehingga dapat menghambat usaha di Pondok Pesantren Al-Ashiriyyah Nurul Iman. Saran peneliti dalam penelitian tersebut adalah Pondok Pesantren Al-Ashiriyyah Nurul Iman diharapkan dapat mengelola dengan lebih baik lagi wirausaha yang telah ada, agar suatu masa yang akan datang Pesantren Al-Ashiriyyah Nurul Iman dapat lebih berkembang dan dapat menambah lagi wirausaha yang lainnya.9 2. Sistem Pelatihan Kewirausahaan Kepada Anak Jalanan di Yayasan Bina Insan Mandiri Depok. Oleh: Fitria Handayani. Jurusan Manajemen Dakwah. Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Lulusan Tahun 2013. Penelitian yang dilakukan oleh Fitri Handayani mengenai pelatihan dan pelaksanaan sistem pelatihan kewirausahaan pada anak jalanan yang diberikan oleh Yayasan Bina Insan Mandiri Depok. Berbagai macam pelatihan yang diberikan oleh anak jalanan berupa pelatihan pembuatan kue, pelatihan perbengkelan motor dan pelatihan kewirausahaan sablon. Peneliti dapat menyimpulkan mengenai sistem pelatihan kewirausahaan pada anak jalanan Yayasan Bina Insan Mandiri Depok yakni: kegiatan pelatihan diharapkan selain untuk menambah ketrampilan pemuda namun juga 9
Nurul Iman, “Strategi Pengembangan Kewirausahaan Di Pondok Pesantren AlAshiriyyah Nurul Iman,” (Skripsi S1 Jurusan Perbankan Syariah, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009).
12
dapat memperbaiki pola hidup dan bersikap sesuai dengan ajaran Islam. untuk itu Yabim menerpakan proses pembelajaran dari hati kehati berupa diskusi , tahap perkenalan alat-alat pelatihan, cara pengolahan produk dan sampai pada tahap pelatihan pengelolaan usaha. Sehingga menciptakan pemuda yang mandiri, siap dan berakhlak dalam menghadapi dan menjalani kehidupanya. Saran dari peneliti yaitu, lebih fokus terhadap pelatihan-pelatihan yang sudah ada. Hal tersebut ditandai dengan masih belum terdapatnya nomor izin pelatihan, struktur kepengurusan, serta pembukuan anggaran. Kemudian lebih fokus untuk merangkul anak jalanan yang masih belum mengenyam pendidikan dan sebaiknya waktu pelatihan disesuaikan oleh waktu mereka biasa bekerja.10 3. Pemberdayaan Kewirausahaan Terhadap Santri di Pondok Pesantren AlAshiriyah. Oleh: Deden Bazar Badruzaman. Jurusan Perbankan Syariah. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Lulusan Tahun 2009. Penelitian yang dilakukan oleh Deden Fajar Badruzzaman mengenai pola pemberdayaan kewirausahaan di Pondok Pesantren Al-Asyriyyah yang terdiri dari: Input yaitu, 1. Identifikasi kebutuhan pelatihan kewirausahaan, dengan melihat 3 sisi: pertama dilihat dari kebutuhan santri, kedua kebutuhan pesantren, ketiga kebutuhan organisasi. 2. Penetapan sasaran, penetapan sasaran ini dilakukan secara selektif, karena tidak keseluruhan santri bisa mengikutinya.
10
Proses
yaitu,
merancang
program
pemberdayaan,
Fitria Handayani,” Sistem Pelatihan Kewirausahaan Kepada Anak Jalanan di Yayasan Bina Insan Mandiri Depok,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2013)
13
rancangan program terdiri dari penyelenggara yaitu Pondok Pesantren Al-Ashiriyah Nurul Iman, dengan tujuan terwujudnya kemandirian dengan menumbuhkan jiwa kewirausahaan santri. Pelaksanaan program pemberdayaan kewirausahaan dilakukan dengan cara seminar, workshop, kemudian dipraktikan di lapangan dan unit-unit usaha yang ada. Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini yaitu, pengembangan kegiatan
belajar
mengajar
dalam
melaksanakan
pemberdayaan
kewirausahaan dalam upaya menumbuhkan jiwa enterptreneur santri hendaknya menyeimbangkan antara pembekalan teori dan praktek secara proposional, sehingga mereka benar-benar mempunyai bekal untuk menjadi wirausahawan kelak. 11 Penulis menyadari bahwa literatur tersebut merupakan sumber inspirasi dalam menyusun skripsi ini. berbeda dengan karya ilmiah yang menjadi gagasan tersebut, penelitian yaang penulis lakukan lebih menekankan praktik berwirausaha untuk mencapai misi sosial yaitu mengatasi pengangguran atau bisa disebut dengan kewirausahaan sosial yang dilakukan Yayasan Kuntum di Desa Tegalwaru, Ciampea Kabupaten Bogor.
E.
Metodologi Penelitian 1.
Pendekatan Penelitian Pada penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan
kualitatif, yaitu suatu penelitian yang berupaya menghimpun data, mengolah dan menganalisa data secara kualitatif. Penulis dapat memiliki data yang 11
Deden Bazar Badruzaman, “Pemberdayaan Kewirausahaan Terhadap Santri di Pondok Pesantren Al-Ashiriyah,” (Skripsi S1Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009)
14
akurat dari pelaksanaan praktik kewirausahaan sosial di Desa Tegalwaru, Bogor. Penulis bermaksud untuk meneliti secara mendalam mengenai peran Yayasan Kuntum dalam mengurangi pengangguran melalui praktik kewiraushaan di Desa Tegalwaru Bogor. Sebagaimana yang diungkapkan Bogdan dan Taylor yang dikutip Lexy J. Moleong bahwa pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat dialami. Sedangkan menurut Krik dan Miller seperti yang di kutip Lexy J. Moleong, mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan pada orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.12 Istilah penelitian kualitatif menurut Strauss dan Corbin seperti yang dikutip Lexy J. Moleong Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Menurut prof. Dr. Sugiyono penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandasakan pada filsafat postpositivisme yaitu digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data 12
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian kualitatif (Bandung PT Remaja Rosdakarya, 2009 ), h. 4
15
bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.13 2.
Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut
Whitney yang dikutip oleh Moh. Nazir bahwa metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan intepretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dan situasi tertentu dalam masyarakat, termasuk tentang hubunganhubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan, serta proses-proses yang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. 14 Dalam penelitian ini, penulis bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai instrumen aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan, instrumen yang penulis maksud adalah berbagai bentuk alat bantu dan dokumentasi lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang hasil penelitian terkait dengan persoalan-persoalan yang berkenaan dengan objek penelitian. 3.
Waktu dan Tempat penelitian Peneliti melakukan penelitian lapangan selama 4 bulan, agar peneliti
dapat menghasilkan penelitian dengan sebaik mungkin dan tidak tergesagesa dalam melakukan penelitian. Adapun tempat yang dijadikan penelitian ini ialah Yayasan KUNTUM Indonesia di Desa Tegalwaru Ciampea Bogor. Alasan memilih tempat di Desa Tegalwaru karena desa ini memiliki banyak potensi sumber daya alam dan banyak juga pelaku bisnis yang membuka 13
Sugiyono, Metode penelitian Kuantitaif, Kualitatif Dan R&D (Bandung : Alfabeta ,
2014) h. 9 14
Moh Nazir, metode penelitian ( Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2003) h. 16
16
berbagai macam usaha. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya media yang meliput kegiatan yang ada di Desa Tegalwaru. Salah satunya pernah masuk dalam Shooting Program “Jendela Usaha” yang ditayangkan oleh MNC TV pada tanggal 22 November 2011. 4.
Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a.
Data primer, yaitu berupa data yang diperoleh dari informan atau sasaran penelitian melalui wawancara mendalam, dimana penulis melakukan percakapan dua arah secara berulang dalam suasana kesetaraan, akrab, dan informal terkait proses kewirausahaan sosial.
b.
Data sekunder, yaitu berupa catatan atau dokumen yang diambil melalui sumber-sumber informasi tidak langsung. Data sekunder yang penulis maksud adalah catatan atau dokumen-dokumen yang diperoleh dari berbagai literatur, buku, majalah brosur, karangan, ilmiah, arsip dan modul-modul yang berkaitan dengan penelitian.
5.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : a.
Wawancara mendalam, suatu cara pengumpulan data yang digunakan
untuk
memperoleh
informasi
langsung
dari
sumbernya.15 Menurut Moleong yang dikutip oleh Haris Hardiansyah bahwa wawancara adalah percakapan dengan
15
Riduwan, Metode teknik menyusun tesis ( Bandung: Alfabeta,2007), h. 102
17
maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan yaitu peneliti
sendiri
dan
terwawancara
(interviewee)
yang
memberikan jawaban atas pertanyaan yang terdiri Ketua Yayasan KUNTUM Indonesia dan 5 pelaku usaha.16 Instrumen yang digunakan dalam wawancara pedoman wawancara, handphone ataupun alat perekam. b.
Studi Dokumentasi, salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Studi dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan17. Hal ini digunakan untuk memperoleh data yang tidak diperoleh dengan wawancara dan observasi, tetapi hanya diperoleh dengan cara melakukan penelusuran data dengan cara menelaah buku, majalah, surat kabar, jurnal, internet, dan foto kegiatan yang bersumber dari lembaga dan dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian.
16
Haris Herdiansyah , Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta : Salemba Humanika,2012)
h.118 17
Ibid . h 143
18
6.
Teknik pemilihan informan Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif, teknik pemilihan
informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling yaitu memilih informan yang dipilih secara sengaja yang diambil karena pertimbangan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.18 Pertimbangan tertentu ini, saat penulis ingin mengambil informan UKM (Usaha Kecil Menengah) penulis berdiskusi dengan ketua Yayasan KUNTUM mengenai siapa saja pelaku UKM yang bisa dijadikan informan. Hal ini disebabkan karena ada beberapa pelaku UKM yang bekerja sama dengan Yayasan KUNTUM. Oleh karena itu ketua Yayasan beberapa pelaku UKM untuk peneliti melakukan pendekatan terlebih dahulu agar bisa menimbulkan suasana keakraban. Setelah peneliti melakukan pendekatan kepada para UKM, dapatlah 5 orang pelaku UKM yang menurut peneliti mereka ini bisa memberikan informasi yang peneliti cari seputar kewirausahaan sosial di Desa Tegalwaru, dan 5 informan tersebut merupakan UKM yang memang sudah maju ketika adanya Yayasan KUNTUM. Dalam konteks ini peneliti mengumpulkan informasi sebanyakbanyaknya sampai terjadi pengulangan informasi atau sudah tidak ada informasi yang terjaring lagi. Dari teknik sampling inilah peneliti kemudian bisa menentukan subjek dan objek penelitian. Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, tetapi oleh spardley dianamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri dari 3 elemen, yaitu: tempat (palce), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang
18
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,2010), h.52
19
berinteraksi secara sinergi. Pada situasi sosial atau obyek penelitian ini peneliti dapat mengamati secara mendalam aktivitas, orang-orang yang ada pada tempat tertentu.19 Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah orang atau sekelompok orang yang dapat memberikan informasi, mereka terdiri dari: 1 orang Ketua Yayasan KUNTUM Indonesia dan 5 orang pelaku UKM. Tabel 1.1 Rancangan Informan No.
Informasi Yang Dicari
Informan
Jumlah
cara melakukan kewirausahaan
Ketua Yayasan
1 Orang
sosial
KUNTUM
Profil Yayasan KUNTUM, 1.
Profil informan, perbedaan 2.
sebelum dan sesudah adanya
Pelaku UKM
5 Orang
Yayasan KUNTUM
7.
Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain20.
19
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 49 20 Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2006), h. 244
20
Teknik pengelolaan data yang peneliti gunakan dalam mengelola data penelitian ini adalah dari hasil wawancara dan dokumentasi, dan bahan pustaka dengan menggunakan pola deskriptif analisis, yakni peneliti mencoba mempaparkan semua data dan informasi yang diperoleh kemudian menganalisa data dengan berpedoman pada sumber-sumber tertulis. 8.
Teknik Keabsahan Data Burhan Bungin dalam bukunya penelitian kualitatif mengatakan
bahwa dalam melakukan penelitian kualitatif seringkali menghadapi persoalan dalam menguji keabsahan hasil penelitian, hal ini disebabkan banyak hal, yaitu: (1) subjektifitas penelitian merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif, (2) alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi, (3) sumber data kualitatif yang credible akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian
21
. Menurut Patton dan Moleong
keabsahan data dapat dicapai dengan jalan membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain. Strategi
ini
digunakan
untuk
meningkatkan
kredibilitas
(derajat
kepercayaan) dengan menggunakan teknik Triangulasi Sumber. Dalam hal ini jangan sampai banyak mengharapkan bahwa hasil pembandingan tersebut merupakan kesamaan pandangan, pendapat, atau pemikirian. Yang penting di sini ialah bisa mengetahui adanya alasan-alasan terjadinya perbedaan-perbedaan tersebut.22
21
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Ekonomi, Kebijakan publik dan Ilmu Sosial lainnya ( Jakarta : Kencana 2007 ) h. 253 22 Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 330.
21
F.
Teknik Penulisan Data Adapun teknik penulisan dalam penelitian skripsi ini adalah menggunakan “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi)” yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development And Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta , cetakan pertama, 2007.
G.
SISTEMATIKA PENULISAN Untuk mempermudah maka penulis membagi atas lima bab secara rinci sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini mengutarakan tentang: Latar Belakang, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodelogi Penelitian, Sistematika Penelitian. BAB II LANDASAN TEORI Ini mengutarakan tentang definisi masalah sosial, tahapan-tahapan penyelesaian
masalah
sosial,
definisi
pengangguran,
jenis-jenis
pengangguran, kemiskinan, penyelesaian masalah sosial melalui inovasi sosial, pengertian kewirausahaan, bentuk kewirausahaan secara umum, karakteristik kewirausahaan secara umum, pengertian kewirausahaan sosial, komponen kewirausahaan sosial (Inovation, Opportunity, Leadership, Value Creation, Social Benefit, Profitability), rencana program kewirausahaan, cara menjalankan wirausaha sosial, ide dan peluang usaha serta batasan dalam kewirausahaan sosial.
22
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA Bab ini membahas profil dari Yayasan KUNTUM Indonesia yang meliputi: sejarah singkat berdirinya, visi, misi, motto, tujuan, identitias lembaga, sarana dan prasarana, struktur organisasi, pembiayaan oprasional dan mitra atau kerja sama. BAB IV ANALISI DAN TEMUAN LAPANGAN Bab ini membahas tentang analisis peran Yayasan KUNTUM Indonesia dalam mengurangi pengangguran melalui praktek kewirausahaan sosial dan pentingnya Yayasan Kuntum Indonesia terhadap masyarakat Tegalwaru Bogor. BAB V PENUTUP Memberikan kesimpulan yang berisi fakta-fakta terhadap hasil penelitian yang dikemukakan pada bab-bab sebelumnya dan menjawab rumusan masalah penelitian, guna menghasilkan masukan atau saran terhadap program lembaga tersebut agar menjadi lebih baik dan bermanfaat.
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Tinjauan Peran 1.
Pengertian Peran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peran adalah beberapa tingkah
yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat dan harus dilaksanakan.23 Peran tidak bisa dipisahkan dengan status (kedudukan), walaupun keduannya berbeda, akan tetapi saling berhubungan dengan erat antara satu dengan yang lainnya, karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya. Seseorang dikatakan berperan atau memiliki peran karena dia (orang tersebut) mempunyai (status) dalam masyarakat, walaupun kedudukan itu berbeda antara satu orang dengan orang lain tersebut, akan tetapi masing-masing dirinya berperan sesuai dengan statusnya. Sedangkan menurut N.Gross W Masson dan A.W. Mc Eachen sebagaimana yang dikutip oleh David Berry mendefinisikan peran sebagai seperangkat
harapan-harapan
yang
dikenakan
pada
individu
yang
menempati kedudukan sosial tertentu.24 Harapan tersebut, masih menurut David Berry merupakan imbangan dari norma-norma sosial. Oleh karena itu dapat dikatakan peranan-peranan itu ditentukan oleh norma-norma di dalam masyarakat, artinya seseorang
23
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka,1998) h.667 24 David Berry, Pokok-pokok Pikiran dalam Sosiologi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,1995) cet ke-3, h.99
23
24
diwajibkan untuk melakukan hal-hal yang diharapkan oleh masyarakat di dalam pekerjaan dan dalam pekerjaan lainnya. Sarlito Wirawan Sarwono juga mengemukakan hal yang sama bahwa harapan tentang peran adalah harapan-harapan orang lain pada umumnya tentang prilaku-prilaku yang pantas, yang sebaiknya ditentukan oleh seseorang yang mempunyai peran tertentu.25 2.
Tinjauan Tentang Peran Sebagaimana pernyataan di atas, bahwa ada hubungan yang erat
antara peranan dan kedudukan, seseorang mempunyai peranan dalam lingkungan sosial dikarenakan ia mempunyai kedudukan dalam lingkungan sosialnya (masyarakat). Tak dapat dipungkiri pula bahwasannya manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa melepaskan sikap ketergantungan (dependent) pada mahkluk atau manusia lainnya, maka pada semacam posisi inilah peranan sangat menentukan kelompok sosial masyarakat tersebut, diharapkan masing-masing dari sosial masyarakat yang berkaitan agar menjalankan peranannya yaitu menjalankan hak dan kewajiban sesuai kedudukannya dalam masyarakat (lingkungan) dimana ia bertempat tinggal.26 Di dalam peranan sebagaimana dikatakan oleh David Berry terdapat dua macam harapan yaitu: harapan-harapan dari masyarakat terhadap
25
Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-teori Psikologi Sosial,(Jakarta: Rajawali,1984) Cet ke-
1, h.235 26
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar( Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2002), cet Ke-3, h. 243
25
pemegang peranan dan harapan-harapan yang dimiliki oleh si pemegang harapan terhadap masyarakat.27 Dari kutipan tersebut nyatalah ada suatu harapan dari masyarakat terhadap individu maupun kelompok terhadap akan suatu peran, agar dijalankan sebagaimana mestinya sesuai dengan kedudukannya dalam lingkungan tersebut. Individu dituntut memegang peranan yang diberikan oleh masyarakat kepada (individu) dalam hal ini peranan dapat dilihat sebagai bagian dari struktur masyarakat, misalnya peranan-peranan dalam pekerjaan, keluarga, kekuasaan, dan perenan lainnya yang diciptakan oleh masyarakat, begitu pula dengan Yayasan KUNTUM Indonesia terdapat harapan-harapan yang sangat besar baik dari pihak lembaga selaku pengurus maupun masyarakat sehingga yayasan tersebut dapat memfasilitasi atau sebagai sarana penunjang dalam berkewirausahaan sosial.
B.
Masalah Sosial Masalah sosial merupakan fenomena yang selalu ada pada setiap
masayarakat di bumi manapun. Selama masayarakat terus mengalami proses perubahan, maka masalah sosial akan terus muncul tanpa bisa dihindari serta sekaligus akan terus mempengaruhi dimensi kehidupan setiap orang. Menurut Dr Soetomo masalah sosial adalah sebuah gejala atau fenomena yang muncul dalam realitas kehidupan bermasyarakat. Pada umumnya masalah sosial
ditafsirkan
sebagai suatu kondisi yang tidak diinginkan oleh sebagian besar warga
27
David Berry, Pokok-pokok Pikiran dalam Sosiologi,(Jakarta: Raja Grafindo Persada,1995), Cet ke-3, h. 101
26
masyarakat. Suatu kondisi juga dapat dianggap sebagai masalah sosial karena menimbulkan berbagai penderitaan dan kerugian baik fisik maupun non fisik. 28 Masalah atau problema adalah perbedaan antara das sollen (yang seharusnya, yang diinginkan, yang dicita-citakan, yang diharapkan) dengan das sien (yang nyata, yang terjadi). Dengan kata lain, masalah adalah perbedaan antara yang ideal dan yang real. 29 Menurut Parrillo sebagaimana yang dikutip oleh Soetomo, bahwa pengertian masalah sosial mengandung empat komponen, dengan demikian suatu situasi atau kondisi sosial dapat disebut sebagai masalah sosial apabila terlihat indikasi keberadaan empat komponen tersebut yaitu30: a. Kondisi tersebut merupakan masalah yang bertahan untuk suatu periode waktu tertentu. Kondisi yang dianggap sebagai masalah, tetapi dalam waktu singkat kemudian sudah hilang dengan sendirinya tidak termasuk masalah sosial. b. Dirasakan dapat menyebabkan berbagai kerugian fisik atau non-fisik, baik pada individu maupun masyarakat. c. Merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai atau standar sosial dari salah satu atau beberapa sendi kehidupan masyarakat. d. Menimbulkan kebutuhan akan pemecahan Masyarakat setiap saat mengalami perubahan baik itu yang direncanakan ataupun yang tidak direncanakan. Perubahan sosial terjadi ketika ada perubahan
28
Drs. Soetomo, Masalah Sosial dan Pembangunan (Jakarta,PT Dunia Pustaka Jaya :
1995), h.1 29
Drs. Abu Huraerah, M.si, Pengorganisasian Dan pengembangan masyarakat (Bandung :Humaniora , Tahun 2011). Cet 2, h. 4 30 Drs. Soetomo, Masalah Sosial Dan Upaya Pemecahannya ( Yogyakarta, Pustaka Belajar : 2008), cet 1, h 6.
27
pada struktur sosial yaitu pola-pola tingkah laku dan interaksi masyarakat, perubahan pada dimensi status dan peranan, perubahan institusi, serta perubahan nilai-nilai masyarakat. “Bagaimana seorang perempuan yang tadinya hidup sendiri harus berperan sebagai seorang istri bagi pasangan hidupnya dan ibu bagi anakanaknya. Begitu pula seorang pria yang semula memiliki pola hidup sendiri, maka setelah menikah harus berbagi tanggung jawab bersama pasangan hidupnya dan ayah bagi anak-anaknya.”31 Jika adapatasi dari perubahan tersebut tidak terjadi maka bisa memunculkan masalah dalam keluarga tersebut misalnya tidak mampunya suami yang harus mencari nafkah sekaligus bereperan sebagai kepala keluarga yang memimpin istri dan anak-anakya.
C.
Definisi Pengangguran Indonesia termasuk negara yang memiliki jumlah penduduk yang besar.
Tetapi sayangnya besarnya jumlah penduduk tidak diimbangi tersedianya lapangan pekerjaan dan peningkatan mutu atau kualitas sumber daya manusianya. Hal ini mengakibatkan masih tingginya tingkat pengangguran di Indonesia. Pengertian dari pengangguran secara umum adalah sebuah kondisi yang membuat orang tidak dapat bekerja atau kehilangan pekerjaan karean kurangnya lapangan kerja. Menurut Sadono Sukirno Pengangguran adalah orang yang tergolong angakatan kerja ingin mendapat pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.32 Pengangguran akan menimbulakan masalah ekonomi dan
31
Budhi Wibhawa dkk, Social Enterpreneurship, Social Enterprise & Corporate Social Responsibility,(Widya Padjajaran,2011) cet pertama, h. 58 32 Sadono Sukirno. “Pengantar Teori Makro Ekonomi”, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 1996),h.1
28
sosial bagi individu yang mengalaminya. Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari tiga golongan: 1) Golongan yang masih sekolah 2) Golongan yang mengurus rumah tangga tetapi tidak mendapatkan upah. 3) Golongan lain yaitu: Pertama, golongan yang menerima pendapatan tetapi tidak melakukan kegiatan ekonomi, seperti tunjangan pensiun, bunga simpanan atau sewa atas milik. Kedua, mereka yang hidupnya tergantung dari orang lain, misalnya karena lanjut usia, cacat, atau dalam penjara. Mereka (kecuali golongan lain) sewaktu-waktu dapat terjun untuk ikut bekerja, oleh karena itu kelompok ini disebut sebagai angkatan potensial. Tenaga yang tergolong bersekolah akan meninggalkan sekolahnya sementara untuk mencari kerja bila keluarga tidak mampu membiayai sekolahnya, dan ia akan kembali ke sekolah bila kondisi pekerjaan berubah menjadi tidak menarik dan keluarga sudah mampu membiayainya. Demikian juga tenaga kerja yang mengurus rumah tangga akan masuk pasar kerja bila pengasilan keluarga relatif rendah, mereka akan kemabali mengurus rumah tangga bila keadaan mencukupi. Golongan penduduk yang seperti ini dinamakan angakatan kerja sekunder33. Pengangguran akan berdampak negatif terhadap keadaan ekonomi, politik dan sosial bagi negara yang memiliki tingakat pengangguran yang tinggi. Pengangguran sangat berpengaruh terhadap pencapaian kesejahteraan masyarakat dan prospek negara yang bersangkutan.
33
Payman J Simanjuntak, Pengantar Ekonomi SDM (Jakarta: penerbit FE UI, 1998), h. 6
29
1.
Jenis-jenis Pengangguran Berdasarkan Penyababnya Menurut
Payman
J
Simanjuntak
Pengangguran
berdasarkan
penyebabnya dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu34: a.
Pengangguran Friksional Pengangguran yang terjadi karena kesulitan temporer dalam
mempertemukan
pencari
kerja
dengan
lowongan
yang
ada.
Pengangguran friksional dapat diakibatkan oleh tiga sebab: Pertama, waktu yang diperlukan selama prosedur pelamaran dan seleksi, atau karena jarak, juga kurangnya informasi. Kedua, kurangnya mobilisasi pencari kerja dimana lowongan pekerjaan justru terdapat bukan di sekitar tempat tinggal si pencari kerja. Ketiga, pencari kerja tidak mengetahui dimana adanya lowongan pekerjaan demikian juga pengusaha tidak mengetahui dimana tersedianya tenaga-tenaga yang sesuai. b.
Pengangguran Struktural Pengangguran struktural yaitu pengangguran yang diakibatkan
oleh perubahan-perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Sebagai contoh struktur ekonomi Indonesia yang pada awalnya cenderung ekonomi agraris dewasa ini perlahanlahan berubah menjadi negara industri. Hal ini kan berepengaruh terhadap tingkat pengangguran. Tenaga kerja yang ada dan siap bekerja sudah terpola untuk bekerja di lapangan kerja bidang pertanian, sedangkan kesempatan kerja yang tersedia bukan pertanian.
34
Ibid. h.49
30
Dengan demikian tenaga kerja yang ada tetapi tidak memenuhi lapangan kesempatan kerja akan menjadi pengangguran struktural. 2.
Jenis Pengangguran Berdasarkan Cirinya Krisis ekonomi global yang berkepanjangan memberikan pengaruh
pertumbuhan ekonomi yang kurang menguntungkan apalagi disertai dengan perkembangan penduduk yang cukup tinggi. Hal itu mengakibatkan pertumbuhan ekonomi semakin berat yang berarti tingkat investasi yang dilakukan pemerintah juga lamban. Jika jumlah pengangguran dari tahun ke tahun bertambah dan terus membengkak tentu dapat mengakibatkan kemunduran dalam perekonomian yang selama ini terus dibangun. Berdasarkan kepada ciri pengangguran yang berlaku, pengangguran dapat pula digolongkan sebagai berikut35: a.
Pengangguran Terbuka Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan lowongan
pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Pengangguran terbuka dapat pula wujud sebagai akibat dari kegiatan ekonomi yang menurun, dari kemajuan teknologi yang mengurangi pengguanaan tenaga kerja, atau sebagai akibat dari kemunduran perekembangan suatu industri b.
Pengangguran Tersembunyi Pengangguran ini terutama wujud di pertanian atau jasa. Di
banyak negara berkembang seringkali didapati bahwa jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi adalah lebih banyak dari yang 35
Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makro Ekonomi,(Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,2004), h. 330
31
sebenarnya diperlukan supaya ia dapat menjalnkan pekerjaannya dengan efisisen. Kelebihan tenaga kerja yang digunakan digolongkan dalam pengangguran tersembunyi. c.
Pengangguran Bermusim Pengangguran ini terutama terdapat di sektor pertanian dan
perikanan. Pada musim hujan penyadap karet dan nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur. Pada musim kemarau pula para pesawah tidak dapat mengerjakan tanahnya. Apabila dalam masa di atas para penyadap karet, nelayan, dan pesawah tidak melakukan pekerjaan lain maka mereka terpaksa menganggur. d.
Setengah Menganggur Di negara-negara berkembang penghijrahan atau migrasi dari
desa ke kota adalah sangat pesat sebagai akibatnya tidak semua orang yang pindah ke kota dapat memperoleh pekerjaan dengan mudah. Mereka mungkin hanya berkerja satu hinga dua kali dalam seminggu, atau satu hingga empat jam sehari. Pekerja-pekerja yang mempunyai masa kerja seperti yang dijelaskan ini digolongkan sebagai setengah menganggur atau underemployment.
D.
Definisi kemiskinan Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak
sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan
32
juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok.36 Istilah kemiskinan diperkenalkan oleh Grezt untuk melukiskan suatu struktur sosial berlandasan pertanian dengan jumlah orang yang ditampung makin lama makin banyak dan tinggkat hidup bertahan sedikit di atas subsitensi.37 Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian miskin adalah miskin berasal dari kata kemiskinan yang memiliki arti kemiskinan tidak berharta benda, serba kekurangan (berpenghasilan sangat rendah).38 Secara terminologi, kemiskinan dapat diartikan sebagai “situasi penduduk” (sebagai penduduk) yang hanya memenuhi makanan, pakaian, dan perumahan yang sangat diperlukan untuk mempertahankan tingkat kehidupan yang minimum.39 Dalam kalangan ulama mazhab terdapat perbedaan tentang kemiskinan di antaranya: Imam Syafii memberikan pengertian tentang miskin, orang yang mempunyai harta atau usaha sebanyak seperdua kecukupannya atau lebih, tetapi tidak sampai mencukupi. Sedangkan ulama mazhab Imam Maliki memberikan pengertian miskin ialah orang yang tidak mempunyai apapun.40
E.
Kewirausahaan 1.
Pengertian Kewirausahaan Kewirausahaan sampai saat ini belum ada definisi yang telah
disepakati bersama di antara para ahli. Hal ini dapat dilihat dari adanya 36 37
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta, Rajawali Press : 1999), h. 320 Said Rusli, Pengantar Ilmu Kependudukan, ( Jakarta, LP3ES: 1996 ), cet-ketujuh, h
132 38
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia , (Jakarta: Balai pustaka, 1998), h.233 39 Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an (Banding: Mizan), h.448 40 H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2008), cet-ke 41, h. 213
33
perbedaan beberapa definisi antara satu ahli dengan ahli lainnya, namun setiap definisi memiliki benang merah yang sama. Menurut Reymond W.Y. Kau sebagaimana dikutip oleh Drs. Sudrajad yang dimaksud kewirausahaan adalah suatu proses menciptakan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu y ang berbeda dari yang sudah ada (Inovasi) 41. Kewirausahaan menurut Peter.F.Drucker yang sebagaimana dikutip oleh Dr. Kasmir adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berebeda melalui pemiikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan suatu usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreativitas dan inovasi yang terus menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas dan inovasi tersebut pada akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat 42. Memahami masalah kemisikinan sering kali adanya upaya untuk mengatasi kemiskinan, banyak ilmuan sosial yang melatar belakangi keilmuan tentang kemiskinan. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius. Langkah awal yang perlu dilakukan dalam membahas masalah kemiskinan adalah mengidentifikasi apa sebenarnya yang dimaksud dengan kemiskinan. Konsep yang berbeda akan melahirkan cara pengukuran yang domain baik berupa kultur maupun struktural yang
41
Drs. Sudrajad,M.M, Kiat Mengentaskan Pengangguran dan Kemiskinan Melalui Wirausaha ( Jakarta: PT Bumi Askara:2011), h. 28 42 Dr. Kasmir,S.E.M.M, Kewirausahaan ( Jakarta, PT Raja Grafindo: 2011), h. 21
34
menyebabkan kemiskinan cara mengentsakan kelompok miskin dari lembah miskin. 43 2.
Karakteristik Wirausaha Sukses tidaknya seorang wirausaha dalam mengelola bisnis atau
usahnya tidaknya dipegang oleh faktor banyaknya modal yang dimiliki, akan tetapi yang lebih menonjol adalah karena adanya fakta bahwa bisnis atau usaha dapat dikelola oleh orang yang berjiwa Entepreneur dan tahu persis tentang apa, mengapa dan bagaimana bisnis itu harus berjalan. David E. Rye sebagaimana dikutip oleh Saiman Leonardus merumuskan karakteristik sukses bagi seorang wirausahawan sebagaimana dijelaskan pada tabel berikut: Tabel 2.1 Karakteristik Sukses Seorang Wirausahawan Karakteristik Sukses
Ciri Sukses Yang Menonjol
Pengendalian Diri
Mereka ingin dapat mengendalikan semua usaha yang mereka lakukan
Mengusahakan terselesaikannya Mereka urusan
menyukai
menunjukan
aktivitas
kemajuan
yang yang
berorientasi pada tujuan Mengarahkan diri sendiri
Mereka
memotivasi
diri
sendiri
dengan suatu hasrat yang tinggi untuk berhasil
43
Sunyoto Usman, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarkat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar:2006) cet-IV, h.125
35
Mengelola dengan sasaran
Mereka cepat memahami rincian tugas yang
harus
diselelsaikan
untuk
mencapai sasaran Penganalisis kesempatan
Mereka akan menganalisis semua pilihan
untuk
kesuksesannya
dan
memeastikan meminimalkan
resiko Pengedali Pribadi
Mereka
mengenali
pentingnya
kehidupan pribadi terhadap hidup bisnisinya Pemikir kreatif
Mereka akan selalu mencari cara yang lebih baik dalam melakukan suatu usaha
Pemecah masalah
Mereka akan selalu melihat pilihanpilihan untuk memecahkan setiap masalah yang menghadang
Pemikir objektif
Mereka tidak takut untuk mengakui jika melakukan kekeliruan.
Sumber: Kewirausahaan: Teori, Praktik dan Kasus-Kasus44 Hal yang harus digaris bawahi pada karakteristik sukses bagi seorang wirausaha dan perlu diletakan pada benak dan dipikiran usahawan adalah 44
Saiman Leonardus, Kewirausahaan: Teori, Praktik dan Kasus-Kasus ( Jakarta, Salemba Empat: 2011), h 53
36
bagaimana berpikir objektif dan kreatif, sehingga mampu menganalisis setiap kesempatan bisnis yang mungkin muncul dan pengendalian diri secara matang, sehingga mampu merencanakan dan mengendalikan bisnis secara objektif dan tidak mengandalkan diri pada pertolongan ataupun fasilitas yang ada di luar kemampuannya45.
F.
Kewirausahaan Sosial Telah banyak jasa seorang wirausahawan Indonesia dalam membantu
mengatasi
kemiskinan,
mengurangi
pengangguran
dan
mengupayakan
kesejahteraan masyarakat. Dengan cara memberikan nilai tambah ekonomi, membangun semangat kemandirian dan membantu menciptakan lapangan kerja sehingga dapat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat menjadi lebih baik. Upaya pemerintah dalam rangka menanggulangi kemiskinan di negara ini pun sudah sering dilakukan. Namun dalam upaya tersebut ada yang memberikan hasil taupaun dampak yang baik bagi masyarakat, selain itu ada pula yang tidak memberikan dampak bagi masyarakat sehingga tidak membantu mereka untuk keluar dari permasalahan sosial tersebut. Sehingga jumalah penduduk miskin di Indonesia pun masih berada pada angka yang cukup tinggi. Oleh karena iti perlu adanya langkah-langkah baru untuk memperbaiki kondisi masyarakat di Indonesia. Melihat kenyataan tersebut sudah saatnya bangsa Indonesia menoleh dan mendalami kewirausahaan sosial yang sudah dikembangkan gagasannya sejak 30 tahun lalu, sebagai salah satu alternatif mengatasi masalah kemiskinan, sebab 45
Saiman Leonardus, Kewirausahaan: Teori, Praktik dan Kasus-Kasus ( Jakarta, Salemba Empat: 2011), h 52.
37
kewirausahaan sosial bukan hanya sebagai instrumen perubahan angka-angka ekonomi, namun lebih jauh dari itu sebagai instrumen pengubah nilai, pandangan dan jalan baru dalam kehidupan.46 1.
Pengertian Kewirausahaan Sosial Menurut Wawan Dhewanto,kewirausahaan sosial adalah suatu bentuk
usaha yang bertujuan untuk melakukan perubahan sosial dengan menyelesaikan permasalahan sosial dengan menggunakan prinsip-prinsip kewirausahaan sosial.47 Sedangkan
kewirausahaan
sosial
menurut
Juwaini,
adalah
wirausahawan sosial adalah individu yang bervisi, berjiwa pengusaha, dan beretika yang mampu menciptakan inovasi sosial dan mampu mengubah sistem yang ada di masyarakat.48 Kewirausahaan sosial merupakan suatu proses yang menciptakan nilai sosial dengan menggabungkan sumber daya yang terfokus untuk mengejar dan mencari kesempatan. Untuk menciptakan nilai sosial ini dengan
mengetahui kebutuhan yang belum terpenuhi,
selanjutnya dalam proses ini melibatkan adanya produk dan jasa yang dihasilkan tetapi bisa juga yang merujuk pada adanya pembentukan organisasi baru.Kewirausahaan sosial merupakan solusi untuk mengatasi permasalahan sosial. 2.
Tujuan Kewirausahaan Sosial Tujuan kewirausahaan sosial adalah terjadinya perubahan sosial ke
arah yang lebih baik atau positif dan memecahkan permasalahan sosial 46
Juwaini Ahmad, Social Enterprise ( Bandung, Mizan Group: 2011) h. 11 Wawan Dhewanto, dkk, Inovasi dan Kewirausahaan Sosial ( Bandung, Alfabeta : 2013 ). h 43. 48 Juwaini Ahmad, Social Enterprise ( Bandung, Mizan Group: 2011) h. 9 47
38
untuk kepentingan masyarakat atau kelompok dampingan. Berikut adalah tujuan dari kewirausahaan sosial secara global dapat dilihat melalui kebutuhan mendesak dan potensi pengembangan yang ingin dicapai yaitu49: a. Pengentasan kemiskinan b. Pendidikan c. Kesehatan d. Kebutuhan air bersih e. Infrastruktur dan pembangunan f. Pengembangan lingkungan yang berkelanjutan Wirausaha sosial berusaha memberdayakan masyarakatnya yang mengalami permasalahan sosial untuk menjalankan usaha sehingga pada akhirnya masyarakat dapat merasakan manfaat berupa peningkatan kesejahteraan karena memperoleh penghasilan dari usaha yang didirikan. 3.
Komponen Kewirausahaan Sosial Paul C. Light mengasumsikan bahwa kewirausahaan sosial terbentuk
dari empat komponen besar yaitu kewirausahaan, ide / gagasan, peluang dan organisasi
50
. Dari beberapa definisi yang dirangkum oleh Okpra dan
Halkias ini terdapat beberapa komponen yang membentuk definisi kewirausahaan
sosial.
Komponen-komponen
tersebut
kemudian
didefinisikan dalam sebuah skema seperti di bawah ini:
49
Ibid. h 84 Budi Wibhawa, dkk, Social Enterpreneurship, Social Enterprise & Corporate Social Responsibility ( Bandung, Widya Padjadjaran:2011), h 15. 50
39
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir dalam Kewirausahaan Sosial.51
a) Inovation: Menggunakan solusi inovatif untuk memecahkan masalah sosial masyarakat, inovasi dengan menghasilkan produk layanan, atau sesuatu yang baru dan berebeda, atau pendekatan untuk melakukan hal-hal yang bertanggung jawab secara sosial. b) Opportunity: Mengidentifikasi isu-isu sosial yang penting dalam masyarakat, melakukan sesuatu yang realitas, terjangkau dan menguntungkan bagi masyarakat. c) Leadership: Menciptakan nilai-nilai sosial yang lebih baik bagi masyarakat, dan terciptanya perubahan sosial yang misinya adalah untuk mengembangkan masyarakat (empowerment). 51
Wawan Dhewanto, dkk, Inovasi dan Kewirausahaan Sosial ( Bandung, Alfabeta : 2013 ). h 35
40
d) Value Creation: Adanya penciptaan nilai, inovasi dan kesempatan. Adanya transformasi sosial dimana terdapat perubahan yang akan memecahkan masalah sosial masyarakat. e) Social Benefit: Melakukan sesuatu yang realitas, terjangkau dan menguntungkan bagi masyarakat. f) Profitability: Menggunakan dan memperoleh pendapatan untuk memecahkan masalah sosial masyarakat 52. 4.
Wirausaha Sosial Menurut Light, wirausaha merupakan faktor utama dalam terjadinya
aktivitas kewirausahaan sosial. Tidak akan ada aktivitas kewirausahaan sosial tanpa talenta, kreativitas dan dorongan kewirausahaan individu yang selalu ingin bergerak mendobrak kemapanan yang ada. Drayton menyatakan bahwa para wirausaha sangat mudah dikenali bahwa sebelum mereka meninggalkan tanda karya mereka. Mereka menikah dengan visi mereka dan akan
bersama-sama
selama
bertahun-tahun
sepanjang
mereka
membutuhkannya. Mereka digambarkan sebagai seseorang yang sangat erat memegang visinya. Mereka bergerak untuk mencapai visinya, yang seringkali dianggap aneh oleh orang-orang
di lingkungannya. Namun
demikian, tanpa seorang individu yang tidak kenal lelah seperti inilah, kewirausahaan sosial terjadi.53
52
Wawan Dhewanto, dkk, Inovasi dan Kewirausahaan Sosial ( Bandung, Alfabeta : 2013 ). h 34 53 Paul C Light. The Search For Social Enterpreneurship ( Washington Dc, Brooking institution press : 2008 )
41
5.
Ide Wirausaha Sosial
Peluang
Masalah sosial
Ide
Gambar 2.3 Ide, Peluang, dan Masalah Sosial54 Ide adalah suatu pemikiran, pendapat atau gagasan dari seseorang atau kumpulan orang. Sebuah ide harusnya dapat dilanjutkan melalui tindakan yang
disesuaikan
dengan
kebutuhan
(permasalahan)
yang
ada.
Kewirausahaan sosial berbeda dengan konsep kewirausahaan secara umum. Ide sebagai dasar pembeda gerakan kewirausahaan sosial dan kewirausahaan umum. Secara umum walaupun tidak sepenuhnya benar, pembeda antara kedua jenis kewirausahaan adalah bahwa kewirausahaan sosial dimulai dari ide atau gagasan untuk mengurangi atau mengatasi masalah, sementara
kewirausahaan sosial secara umum dapat diartikan
dengan usaha yang dijalankan secara mandiri oleh individu atau organisasi untuk mendapatkan keuntungan semata
55
. Sedangkan yang dimaksud
dengan wirausaha sosial adalah individu atau organisasi yang melihat permasalahan yang ada di lingkungannya sebagai peluang untuk usaha
54
Wawan Dhewanto, dkk, Inovasi dan Kewirausahaan Sosial ( Bandung, Alfabeta : 2013 ). h 62 55 Budi Wibhawa dkk, Social Enterpreneurship & Corporate Social Responsibility (T.tp : Widya Padjadjaran, 2011), h 16
42
bisnis, tidak hanya itu kegiatan yang dihasilkan wirausaha sosial akan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Secara umum walaupun belum sepenuhnya benar untuk menjadi pengusaha sosial tentunya perlu memiiki misi sosial, misi sosial adalah sebuah motivasi yang digunakan oleh individu atau lembaga untuk membebaskan masyarakat dari permasalahan yang dihadapinya. Dalam menjalankan sebuah ide atau gagasan tidaklah mudah, oleh karena itu diperlukan kemampuan pengelolaan resiko, sehingga ide dan gagasan dapat dijalankan. Seperti yang diungkapkan oleh Paul C Light dalam Martin dan Osberg sebagaimana dikutip oleh Budi Wibhawa bahwa pengusaha sosial individu, kelompok, jaringan, organisasi atau aliansi yang memiliki tujuan melayani kebutuhan masyarakat. Berikut adalah peran wirausaha sosial dalam perekonomian suatu negara adalah: a. Menciptakan lapangan pekerjaan b. Mengurangi pengangguran c. Meningkatkan pendapatan masyarakat d. Mengkombinasikan faktor-faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan keahlian) e. Meningkatkan produktivitas nasional 6.
Peluang Wirausaha Sosial Sebuah ide harus disesuaikan dengan peluang atau kebutuhan yang
tersedia. Peluang usaha sendiri dapat diartikan sebagai kesempatan atau waktu yang tepat untuk dimanfaatkan wirausaha guna mendapatkan keuntungan. Untuk menangkap peluang usaha perlu kerja keras dan
43
pengorbanan. Tanpa kerja keras dan keberanian mengambil resiko maka peluang itu hanya akan menjadi peluang semata tanpa menghasilkan apapun. Menurut Howorth sebagaimana dikutip oleh Wawan Dhewanto menjabarkan proses yang harus dilakukan oleh pengusaha sosial untuk menjalankan usahanya : a. Mencari kesempatan b. Mengembangkan konsep bisnis c. Mencari tahu apa arti sukses dan bagaimana mengukurnya d. Memperoleh sumber daya yang tepat e. Peluncuran dan tumbuh f. Mencapai tujuan. Peluang usaha adalah kesempatan yang di ambil atau dimanfaatkan pengusaha/wirausaha
untuk
melakukan
usaha
yang
mendapatkan
keuntungan. Sedangkan bagi wirausaha sosial yang dimaksud dengan peluang adalah kesempatan yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan sosial dalam rangka membantu masyarakat. Menurut Martin dan Osberg sebagaimana dikutip oleh Wawan Dhewanto, kewirausahaan sosial memiliki tiga komponen sebagai berikut56: a. Mengidentifikasi menyebabkan
keseimbangan
pengecualian,
yang
marjinalisasi
stabil
meskipun
atau
penderitaan
kemanusiaan yang tidak memiliki sarana keuangan atau kekuatan politik untuk mencapai manfaat perubahan itu sendiri.
56
h. 65
Wawan Dhewanto, dkk, Inovasi dan kewirausahaan sosial, (Bandung: Alfabeta,2013)
44
b. Mengidentifikasi peluang dalam keseimbangan yang salah, mengembangkan proposisi nilai sosial, dan membawa tanggungan untuk menantang hegemoni negara yang stabil. c. Membangun hal yang baru, keseimbangan yang stabil melepaskan beban atau meredekan penderitaan kelompok sasaran, meniru pemikiran dan penciptaan ekosistem yang stabil serta memastikan masa depan yang lebih baik untuk kelompok sasaran dan bahkan masyarakat secara keseluruhan. Dalam dunia usaha setiap pengusaha atau wirausaha harus memperhatikan peluang usaha yang ada di sekitar mereka. Peluang usaha yang telah diambil pastinya memiliki konsekuensi, jika berhasil mendapatkan keuntungan, namun jika gagal itu merupakan bagian dari yang harus dihadapi. Oleh karena itu seorang wirausaha harus benar-benar cerdas dalam melihat peluang yang ada di sekitarnya. 7.
Batasan Kewirausahaan Sosial Menurut Saifan dalam tulisannya mengusulkan batasan-batasan yang
dapat digunakan untuk mendefinisikan kewirausahaan sosial, yang mana definisi kewirausahaan sosial tidak mecakup dermawan , aktivis, perusahaan dengan yayasan, atau organisasi yang menjalankan tanggung jawab sosial. terdapat dua batasan yang membedakan perusahaan dalam hal motivasi bisnis yang dilakukan oleh perusahaan sebagai berikut : a. Organisasi non-profit dengan startegi mencari pendapatan: tujuan dari usaha sosial adalah dengan
menggunakan
menyelesaikan permasalahan sosial kegiatan
kewirausahaan,
sehingga
45
perusahaan menghasilkan pendapatan (kemandirian perusahaan secara finansial). Seorang pengusaha sosial menjalankan usaha sosialnya untuk dikomersilkan. Pendapat dan keuntungan yang dihasilkan
hanya
digunakan
untuk
lebih
meningkatkan
penyampaian nilai-nilai sosial. b. Organisasi profit dengan startegi dorongan misi: tujuan dari usaha
sosial adalah dalam melakukan bisnis sosial dan komersial kegiatan kewirausahaan dilakukan secara bersamaan untuk mencapai keberlanjutan. Seorang pengusaha sosial menjalankan sebuah organisasi yang bersifat sosial dan komersial, sehingga organisasi dapat mandiri secara fianansial dan para pendiri serta investor bisa mendapatkan keuntungan dari keuntungan perusahaannya 57.
57
Wawan Dhewanto, dkk, Inovasi dan kewirausahaan sosial, (Bandung: Alfabeta,2013)
h 49
BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN KREATIVITAS UNIT USAHA MUSLIMAH (KUNTUM) INDONESIA DAN DESA TEGALWARU BOGOR
A.
Profil Yayasan Kreativitas Usaha Muslimah (KUNTUM) Indonesia
Nama
: Yayasan Kuntum Indonesia.
Alamat Sekretariat
: Kampung Pulekan No 31 Desa Tegalwaru kecamatan Ciampea
Kantor Pemasaran
Kabupaten Bogor – Jawa Barat
: Jl. H. Mad Nur No. 43 desa Jampang kecamatan Kemang kabupaten Bogor – Jawa Barat
Telphone
: (0251)8621751
Hand Phone
: 081382433432
Situs Web
: www.facebook. Kampoeng Wisatabisnis Tegalwaru www.kampoengwisatabisnistegalwaru.blogspot.com www.tegalwarukreatif.com
Tanggal Berdiri UKM :
:18 Juni 2008 -
Peternakan Kelinci
-
Budi Daya Ikan Lele
-
Peternakan Kambing
-
Home Industri Tas
-
Sari Sehat dan Tanaman
-
Home Industri Accesoris
Herbal -
Budi Daya Jamur
-
Home Industri Kerupuk
-
Budi Daya Ikan Mas
-
Home Industri Nata De Coco, Selai Kelapa, Arang
-
Budi Daya Ikan Patin
-
Home
Industri
Golek58
58
Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Yayasan KUNTUM Indonesia pada tanggal 10 November 2014
46
Wayang
47
1.
Sejarah Berdirinya Yayasan KUNTUM Indonesia Berdirinya Yayasan Kuntum Indonesia ini dipelopori oleh dua orang,
salah satunya adalah seorang wanita penduduk asli yang tinggal di Desa Tegal Waru yang bernama Tatiek Kancaniati. Beliaulah yang sampai saat ini berkonsentrasi penuh dalam memajukan wisata kampung ini. Ide awal pada tahun 2008 didirikan bisnis ini adalah dimulai dari keinginan membantu
masyarakat
di
sekitar
tempat
tinggalnya
mendapatkan
penghasilan tambahan ada harapan lain yang ingin dicapai, paling tidak daerahnya dapat menjadi desa percontohan desa yang produktif. Obrolan dan nasehat dari beberapa teman dekatnya ditambah dengan dukungan dari Rumah Kreatifitas Ekonomi–Mekar Mitra Mandiri sebagai Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) yang fokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat, akhirnya tercetus ide untuk mewujudkan salah satu perkampungan yang ada di Desa Tegalwaru Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor ini, menjadi kampung wisata bisnis sekaligus sebagai percontohan kampung produktif melalui program kewirausahaan sosial yang dapat dikembangkan di daerah lainnya.59 Yayasan KUNTUM Indonesia merupakan Yayasan yang berada di pedesaan, awal berdirinya Yayasan ini pada tanggal 18 Juni 2008 sejak itu dituntut untuk bisa berkiprah lebih banyak dalam melayani masyarakat terutama dalam membantu meningkatkan kapasitas pemberdayaan ekonomi masyarakat
59
melalui
programnya
yaitu
”Kampung
Wisata
Bisnis
Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Yayasan KUNTUM Indonesia pada tanggal 10 November 2014
48
Tegalwaru”(KWBT). Potensi masyarakat yang ada di sekitar Tegalwaru sebagian besar adalah pengrajin UMKM yang memiliki omset dan produksi yang sangat variatif dan baik merupakan nilai jual KWBT untuk mengembangkan kualitas dan pemasaran UMKM dan pencitraan Desa Tegalwaru sebagai Desa Mandiri. Dilatarbelakangi
oleh
potret
kemiskinan
masyarakat
yaitu
pengetahuan mereka yang rendah, pembinaan yang kurang merata, produktifitas rendah, akses informasi dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang rendah dan daya saing rendah. Hal itu menjadi sebuah ironi bagi negara yang sudah merdeka kurang lebih selama 67 tahun ini dan melihat kenyataan di luar sana masih banyak pula orang-orang yang membutuhkan lahan pekerjaan, sesungguhnya banyak potensi yang dimiliki seseorang namun terkadang belum tergali, baik dari kaum muda atau tua karena tak diketahui atau keterbatasan sehingga mengendap dalam diri. Anak-anak dan remaja adalah rentang usia yang sangat menentukan di kehidupan masa depan, terkadang proses pencarian jati diri itulah yang menjeremuskan seseorang ke dalam pergaulan yang tidak menguntungkan. Berawal dari hal tersebut didirikannya Yayasan Kuntum Indonesia untuk memberikan ruang kepada anak-anak dan remaja bahkan para orang dewasa untuk mengekspresikan diri terutama untuk perkembangan jiwa entrepreneur. Dan turut serta berperan aktif dalam rangkaian kegiatan yang mengusung kepedulian terhadap pendidikan dan perekonomian anak bangsa dengan mengadakan Program Tour Kampung Wisata Bisnis sebagai program untuk mengasah jiwa bisnis dan pemahamanya tentang sebuah
49
produk berbasis home industry. Untuk itu berkarya, berbudaya, dan berilmu bukan hanya menjadi sebuah slogan tapi harus diakui bahwa hal tersebutlah yang akan mengantarkan masyarakat pada tatanan kehidupan yang lebih baik dan memiliki keterampilan yang menghasilkan dari sisi financial tentunya 2.
Visi Dan Misi Yayasan KUNTUM Indonesia a. Visi: - Mengembangkan potensi Sumber Daya Masyarakat dan Alam. - Meningkatkan kemandirian masyarakat berbasis modal sosial. b. Misi: - Meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui pendampingan kewirausahaan dan leadership. - Memberikan
pembiayaan
usaha
dan
menghilangkan
ketergantungan terhadap ekonomi ribawi. - Memberikan pelayanan sosial masyarakat.60 3.
Tujuan Yayasan KUNTUM Indonesia Yayasan Kuntum Indonesia memiliki tujuan yang selaras dengan Visi
dan Misinya yaitu fokus pada pemberdayaan masyarakat, berikut tujuan Yayasan Kuntum Indonesia : a. Meningkatkan pengetahuan seputar teknologi tepat guna dan applicable dalam keseharian masyarakat.
60
Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Yayasan KUNTUM Indonesia pada tanggal 10 November 2014
50
b. Memberdayakan
masyarakat
Kampung
Tegalwaru
dengan
pengenalan teknopreneurship. c. Turut serta dalam mensukseskan program pemerintah yaitu “Program Desa Mandiri Energi”. d. Menciptakan lapangan pekerjaan, khususnya ibu-ibu pedesaan dalam menambah pendapatan keluarga serta memberdayakan home industri guna menciptakan kemandirian. 4.
Struktur Organisasi Yayasan KUNTUM Indonesia
Dewan Pengawas Romli Suja’i
Ketua Tatiek Kancaniati
Bendahara Nina
Divisi Sosial Nuri
Sekretaris Saeful
Divisi Ekonomi Amy yanti
Divisi Leadership Novie
Gambar 3.1 Struktur Yayasan KUNTUM Indonesia61
61
Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Yayasan KUNTUM Indonesia pada tanggal 10 November 2014
51
a. Dewan Pembina
: Arif Munawar
b. Dewan Pengawas
:
- Ketua - Anggota c. Dewan Pengurus - Ketua
: Tatiek Kancaniati
- Sekertaris
: Syaiful
- Bendahara
: Nina
- Divisi Sosial
: Nuri
- Divisi Ekonomi
: Amy Yanti
- Divisi Leadership
: Novi
d. Tim Project Pemberdayaan Ekonomi - Ketua Project : Amiyanti - Nama Anggota: - Evi Rosiantie, Sekretaris - M. Fajri Gozali, Ahli Arang - Acim, Kerajinan Anyaman Bambu - Ajul, Pengrajin Briket Biomosa - Taruna Petani Tanaman Hias dan Obat - Tatiek Kancaniati, Nata De Coco - Badan Amil Zakat KoKab Bogor - Media : Radar, Jurnal Bogor, Radio Mars FM, Blog Kuntum.multiply.com
52
5.
Fasilitas di Desa Wisata Bisnis Tegalwaru Pengunjung yang ingin berwisata di Kampung Wisata Bisnis
Tegalwaru dapat menikmati beberapa paket dan kegiatan yang disediakan oleh Yayasan Kuntum. Adapun kegiatan yang bisa dinikmati dan dipilih yaitu: a.
Training Entrepreneur Kegiatan ini berupa pengenalan tentang perekonomian UMKM,
pemberdayaan lingkungan di masyarakat serta motivasi entrepreneur social. Pengunjung yang ingin berwisata di Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru dapat menikamti
beberapa paket dan kegiatan yang
disediakan di KWBT. Pengunjung dapat memilih beberapa jenis paket training seperti, seperti training kerajinan tangan Rp.50.000/orang, training daur ulang kertas Rp.50.000/orang, training sulam pita Rp.50.000/
orang,
training
rajutan
bambu+Bunga
akrilik
Rp.50.000/orang dan training motivasi enterpreneur Rp.100.000/ orang. 62 b.
Charity Creativity Kegiatan Charity Creativity adalah suatu rangkaian kegiatan
berupa: pelatihan membuat aneka aksesoris dari daur ulang kertas dan gedebok pisang, pelatihan aksesoris dari tepung terigu, pelatihan sulam pita dan rajutan. Pelatihan olahan aneka tanaman obat, produksi nata de coco, budidaya jamur tiram, aneka olahan kerupuk, peternakan sapi, domba dan kelinci. Pengunjung yang ingin belajar 62
2014
Data yang diambil dari brosur Yayasan KUNTUM Indonesia pada tanggal 10 November
53
bisa menikmati pilihan pelatihan kreatifitas dengan biaya yaitu: jamur tiram dan olahan tanaman obat Rp.50.000. perternakan sapi,domba dan kelinci Rp.50.000, usaha kerajinan tas dan usaha kerupuk Rp.50.000, ketrampilan aneka handicraft Rp. 50.000, dan pengolahan nata de coco Rp.50.000. 63 c.
Outbond on The Road Kegiatan outbond ini dengan berbagai permainan ala kampung : 1) Permainan
Gobak
sodor,
Galasin,
Galah,
Engrang
Rp.20.000/orang 2) Menanam tanaman sayuran organik Rp.10.000/orang 3) Mancing dan tagkap ikan di kolam Rp. 10.000/orang 4) Barbeqiu (Bakar ikan dan ayam panggang) + renang Rp 5.000,
out
bound
untuk
perusahaan
(25-75
orang)
Rp.215.000/ orang, out bound untuk sosial (25-75 orang) Rp.125.000/orang dan flying fox Rp.50.000/orang. Adapun tujuan penting outbound untuk pendidikan antar lain : 1) Mengidentiikasi kekuatan dan kelemahan diri. 2) Berekspresi sesuai caranya sendiri, namun masih dapat diterima di lingkungan. 3) Mengetahui dan memahami perasaan, pendapat orang lain dan menghargai perbedaan. 4) Membangkitkan semangat dan motivasi untuk terus terlibat dalam kegiatan-kegiatan. 63
2014
Data yang diambil dari brosur Yayasan KUNTUM indonesia pada tanggal 10 November
54
5) Lebih mandiri dan bertindak sesuai keinginan. 6) Lebih empati dan sensitif dengan perasaan orang lain. 7) Mampu berkomunikasi dengan baik. 8) Mengetahui cara belajar yang efektif dan kreatif. 9) Memberikan
pemahaman
terhadap
sesuatu
tentang
pentingnyakarakter yang baik. 10) Memahami nilai-nilai positif hingga terbentuk karakter. 11) Mengembangkan kualitas hidup yang berkarakter. 12) Menetapkan dan memberikan contoh dan karakter yang baik terhadap lingkungan.64 Berbagai pilihan paket pelatihan yang ditawarkan oleh KWBT tidak sepenuhnya dilakukan oleh Yayasan KUNTUM, akan tetapi para pelaku usaha juga berpartisiasi untuk mensukseskan acara, seperti yang dilakukan oleh rumah joglo salah satu kampung wisata rumahan yang mengusung konsep budaya tradisional jawa yang diadakan di atas tanah sunda. Bagi pengunjung yang ingin menikmati dan berkunjung Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru dapat menghubungi nomor kontak 081382433432 atau 08568096624 atau mengunjungi sekertariat di Kampung Pulekan No 31 Desa Tegalwaru Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor-Jawa Barat. Untuk mendapatkan paket Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru dapat mengunjungi wabsite
di
www.kampungwisatabisnistegalwaru.blogspot.com
dan
www.tegalwarukreatif.com.
64
Data diambil dari brosur yang diberikan Yayasan KUNTUM Indonesia pada tanggal 10 November 2014
55
B.
Profil Desa Tegalwaru Mandiri, Ciampea-Bogor Desa Tegalwaru yang terletak di sebelah Barat Kabupaten Bogor, memiliki
jumlah penduduk 12.123 jiwa dan sebagian besar berprofesi sebagai petani dan wirausaha. Lingkungan yang asri didaratan Gunung Salak Endah memberikan keuntungan bagi para petani dalam mengarap lahan pertaniannya. Secara monografi Desa Tegalwaru terdiri dari 6 RW dan 38 RT, dan masing-masing RW memiliki spesifikasi usaha masyarakat. Berdasarkan hasil survei yang kami lakukan : Tabel 3.2 Spesifikasi UKM Berdasarkan Wilayah Rukun Warga65 RW
UKM
Jumlah
01
Pengrajin anyaman, Bambu bilik, Produksi
5 UKM
Tas, Industri aksesosris, dan industri kerupuk. 02
Usaha Pandai Besi dan Usaha Sandal
2 UKM
03
Obat-Obat Herbal dan Tanaman Hias
2 UKM
04
Industri Selai Kelapa, Nata De Coco ,
5 UKM
Pembiakan ikan Patin, Industri Wayang Golek, dan Ternak Sapi 05
Kecap, Cuka, Saus, Minuman Orson, dan
5 UKM
Produksi Ikan Pindang 06
Budidaya Tanaman Dan Budidaya Jamur.
2 UKM
Total
21 UKM
Sumber:Berdasarkan hasil Peneliti di lapangan dan Arsip dari Yayasan KUNTUM Indonesia
65
Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Desa Tegalwaru pada tanggal 4 Desember 2014
56
Melihat dari tabel diatas di RW 01 beberapa warga memilih alternatif pencaharian keluarganya sebagai pengarajin anyaman bambu dan bilik. RW 02 terdapat pengrajin pandai besi dan pesanan golok ukir.RW 03 karena wilayahnya yang masih luas oleh lahan pertanian, menjadikan warga RW 03 ini menggarap lahan mereka dengan tanaman obat, buah dan tanaman hias.Beranjak dari RW 03, kita dapat melihat di RW 04 berbagai industri pembuatan selai kelapa dan pembiakan ikan patin. Dari limbah industri selai kelapa, berpotensi melahirkan aneka usaha seperti briket arang, nata de coco dan hiasan/aksesoris. Tak kalah di RW 05 pun terdapat industri rumahan berupa pengolahan kecap, cuka, saus dan minuman orson, walau mengunakan media produksi yang sangat sederhana telah memberikan income keluarga yang cukup menjanjikan. Kemudian terakhir di RW 06 masyarakat dominan sebagai pedagang dan tukang bangunan tapi di beberapa area terdapat budidaya tanaman DAS yang telah cukup diakui banyak pihak. Suasana pedesaan di sini masih asri plus bisa mendapatkan inspirasi dan ide bisnis berbasis home industry.66 1.
Letak geografis Desa Tegalwaru Bogor Geografis Desa Tegalwaru berada di ketinggian 200 - 500 mil di atas
permukaan laut umumnya merupakan Daerah Agraris Pertanian Suhu ratarata harian di daerah Desa adalah 25-35 oC Iklim Desa Tegalwaru sebagaimana desa-desa lain di wilayah Indonesia dalam wilayah tropis mempunyai iklim kemarau dan penghujan,
halte tersebut mempunyai
pengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di Desa Tegalwaru
66
Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Desa Tegalwaru pada tanggal 4 Desember 2014
57
Kecamatan Ciampea iklim suatu daerah sangat berpengaruh dalam kehidupan utamanya untuk pertumbuhan tanaman dan kelangsungan hidup binatang ternak. Selain itu, kondisi geografis Desa Tegalwaru umumnya merupakan daerah agraris pertanian. Melihat potensi SDA yang terdapat di Desa Tegalwaru tentulah menjadikan satu prestasi yang membanggakan untuk kesuburan desa dan pergerakan/mobilitas penduduk terlihat semakin padat. Jika hal tersebut dijadikan sebagai indikator dan dapat dikatakan bahwa masyarakat di desa Tegalwaru sedang mengalami perkembangan.67 2.
Keadaan Struktur Organisasi Tata Kerja Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa Tegalwaru
Kecamatan Ciampea sudah
berpedoman kepada Peraturan Daerah
Kabupaten Bogor Nomor 29 Tahun 2004 tentang Peraturan Desa dan didasarkan pada Keputusan Kepala Desa Tegalwaru Nomor 3 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa Benteng. Sesuai dengan Peraturan Desa tersebut Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa Tegalwaru
dilaksanakan berdasarkan pola maksimal.
Dalam hal ini Pemerintah Desa dipimpin oleh seorang Kepala Desa dibantu oleh Kepala Urusan dan unsur pelaksanaaan Teknis. Di Desa Tegalwaru terdapat 1 Plt Sekdes, 5 Kepala Urusan dan untuk pengelolaan Keuangan Desa dipegang oleh seorang Bendahara Desa. Sedang Unsur Pelaksanaan
67
Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Desa Tegalwaru pada tanggal 4 Desember 2014
58
Teknis Kepala Dusun, Urusan Pertanian, Urusan Keagamaan, Urusan Pengairan dan Linmas. 3.
Keadaan Sosial Politik dan Trantib Secara umum kondisi serta ketentraman dan ketertiban di wilayah
Desa Tegalwaru sudah terkendali. Dalam hal ini kehidupan politik warga masyarakat dapat tersalurkan sesuai dengan aspirasi seiring dengan banyaknya partai politik dan pemilihan Kepala Daerah secara langsung. Berkaitan
dengan
masalah
keamanan
dan
ketertiban
dapat
disampaikan bahwa pada tahun 2013 situasi dan kondisi Desa Tegalwaru terbilang aman.68 Dan jumlah anggota Pertahanan Sipil (Hansip) sampai saat ini tercatat sebanyak 10 Orang yang keberadaannya dan kelembagaan hansip sampai saat ini sudah ada di Pemerintah Kabupaten Bogor adanya Kantor Kesbang dan Linmas yang mengatur tentang keberadaan Hansip di Tingkat Kabupaten Bogor, sesuai dengan berubahnya Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kabupaten Bogor. 4.
Sarana dan Prasarana di Desa Tegalwaru Prasaran yang ada di Desa Tegalwaru meliputi, meliputi lapangan
sepak bola sebanyak 3 buah, lapangan volly sebanyak 3 buah, lapangan bulu tangkis sebanyak 6 buah, lapangan tenis meja sebanyak 4 buah, dan kolam renang sebanyak 1 buah. Prasarana di bidang olahrga memang terbilang cukup banyak, sementara di bidang kesenian kebudayaan maupun sosial
68
Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Desa Tegalwaru pada tanggal 4 Desember 2014
59
belum terpenuhi kebutuhannya. Sedangkan sarana prasaran yang meliputi bidang kesehatan, pendidikan dan keagamaan di Desa Tegalwaru dapat dikatakan mampu tercukupi bagi kebutuhan warganya. Adapaun jumalah masjid yang terdapat di Desa Tegalwaru sebanyak 15 buah dan musholla sebanyak 20 buah. Dimana pada bidang keagamaan warga Tegalwaru aktif dengan majelis ta’lim sebanyak 39 kelompok dengan total 780 anggota. Hal ini juga menunjukan bahwa kegiatan di bidang keagamaan di Desa Tegalwaru sangat antusias dalam hal peribadahan. Tempat masjid atau musholla sering juga digunakan sebagai tempat belajar keagamaan, pengajian maupun diskusi keagamaan. Sementara sarana dan prasarana di bidang kesehatan yang ada di Desa Tegalwaru, terdapat poliklinik atau balai pelayanan masyarakat sebanyak 2 buah dan puskesmas sebanyak 1 buah. Tempat balai pelayanan masyarakat salah satunya berada di wilayah yang sama dengan kantor Kepala Desa Tegalwaru, dimana hal ini dapat memudahkan akses masyarakat yang ingin berobat. Dalam pelaksanaan di bidang kesehatan, puskesmas dibantu dengan tenaga dokter 1 orang, tenaga perawat 3 orang dan tenaga bidan 2 orang.69 5.
Kondisi Demografis Kondisi demografis Desa Tegalwaru berdasarkan data hingga akhir
Desember Tahun 2011 tercatat sebanyak 12.429 jiwa. Jumlah tersebut meliputi jumlah penduduk laki-laki sebanyak 6.198 jiwa dan jumlah
69
Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Desa Tegalwaru pada tanggal 4 Desember 2014
60
penduduk perempuan sebanyak 6.231 jiwa, serta jumlah KK sebanyak 3.293 jiwa, jumlah penduduk Desa Tegalwaru secara keseluruhannya dengan kepadatan penduduk per KM² yaitu 3,6 jiwa. Komposisi umur dengan usia terbanyak
adalah pada usia anak-anak khususnya yang berusia 15-19
Tahun. Sedangkan usia dengan komposisi terendah terdapat pada usia lanjut usia antara 65-69 Tahun. Adapun jumlah penduduk Desa Tegalwaru menurut struktur umur sebagai berikut : Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Desa Tegalwaru Menurut Struktur Umur70 Kelompok
Jumlah Jiwa
Jumlah
umur
Laki-laki
Perempuan
0–4
422
417
839
5–9
490
453
943
10 – 14
264
554
818
15 – 19
587
598
1185
20 – 24
427
467
894
25 – 29
515
535
1050
30 – 34
430
466
896
35 – 39
424
419
843
40 – 49
534
466
980
50 – 54
385
416
801
55– 59
449
418
867
70
Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Desa Tegalwaru pada tanggal 4 Desember 2014
61
60 – 64
576
425
1001
65 – 69
315
300
675
70 – Ke atas
380
297
677
Jumlah
6198
6231
12429
Sumber: Profil Desa Tegalwaru Tahun 2013. 6.
Kondisi Ekonomi dan Pendidikan Kondisi perekonomian Desa Tegalwaru ditopang oleh beberapa mata
pencaharian warga masayrakat dan dapat teridentifikasi ke dalam beberapa bidang mata pencaharian yang didominasi oleh petani dan pengrajin. Mata pencaharian sebagai petani masih sebagai sumber pendapatan karena didukung lahan di Desa Tegalwaru yang sebagian besar masih berupa lahan persawahan selain menanam padi, tanaman lain, para petani juga sering memotong rumput dan menjualnya kepada pengusaha peternakan. Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Desa Tegalwaru Menurut Mata Pencaharian71 No Mata Pencaharian
Jumlah
1
PNS
120 orang
2
TNI/POLRI
10 orang
3
Karyawan Swasta
227 orang
4
Wiraswata/Pedagang
230 orang
5
Petani
971 orang
6
Pertukangan
275 orang
71
Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Desa Tegalwaru pada tanggal 4 Desember 2014
62
7
Buruh Pabrik
275 orang
8
Pensiunan
15 orang
9
Pemulung
6 orang
10
Jasa/ Penjahit
35 orang
11
Tukang Bangunan
60 orang
12
Tukang Ojeg
350 orang
13
Bengkel
20 orang
14
Sopir Angkutan
30 orang
15
Tukang Las
9 orang
16
Pengrajin
810 orang
Sumber: Profil Desa Tegalwaru Tahun 2013 Sementara pendidikan, yang merupakan salah satu indikator dari kualitas penduduk sangat besar juga pengaruhnya bagi warga Desa Tegalwaru. dengan semakin tingginya jenjang pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusianya. Secara umum tingkat pendidikan di Desa Tegalwaru masih terbilang rendah dengan jumlah lulusan Pendidikan Sekolah Dasar sebanyak 1.235 orang, diikuti oleh jumlah pendidikan SMP/SLTA sebnayak 219 orang sedangkan jumlah penduduk dengan lulusan pendidikan khusus yang terbesar diperoleh pada kursus ketermapilan 50 orang dan jumlah pendidikan khusus terendah pada pendidikan keagamaan sebanyak 10 orang. Berikut data mengenai jumlah penduduk Desa Tegalwaru menurut tingkat pendidikan, yaitu:
63
Tabel 3.5 Jumlah Penduduk Desa Tegalwaru Menurut Tingkat Pendidikan72 No Jenis Pendidikan
Pendidikan
Jumlah
1
Taman Kanak-kanak
55 Orang
2
Sekolah Dasar
1.235 Orang
SMP/SLTP
219 Orang
4
SMA/SLTA
93 Orang
5
Akademi (D1-D3)
27 Orang
6
Sarjana (S1-S3
51 Orang
7
Pondok Pesantren
45 Orang
8
Madrasah
35 Orang
Pendidikan Keagamaan
10 Orang
10
Sekolah Luar Biasa
-
11
Kursus Ketrampilan
50 Orang
Lulusan Pendidikan Umum
3
9
Lulusan Pendidikan Khusus
Sumber: Profil Desa Tegalwaru 2013. Dari tabel di atas tergambar bahwa besarnya jumlah penduduk dengan lulusan pendidikan sekolah dasar sangat mempengaruhi terhadap jenis pkerjaan di Desa Tegalwaru sehari-hari, dimana sebagian masyarakat bekerja petani yang menghabiskan harinya di lahan persawahan dan bekerja menjadi pengrajin yang sebagian besar pengrajin tas. Penduduk di Desa Tegalwaru juga banyak yang mengikuti kursus ketrampilan, sehingga sebagian warga masyarakat berinisiatif membuka usaha sendiri yang bisa dilakukan di rumah bersama kelaurga. Dengan banyaknya warga Desa
72
Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Desa Tegalwaru pada tanggal 4 Desember 2014
64
Tegalwaru yang berinisiatif menjadi pengusaha atau berwirausaha, maka akan semakin banyak pula warga lainnya yang bisa ikut terbantu dalam mendapatkan pekerjaan ataupun termotivasi untuk mencipatakan jenis usaha lainnya di Desa Tegalwaru. 7.
Data Pengangguran Desa Tegalwaru
Mata Pencaharian Desa Tegalwaru Tahun 2013 1000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0
971 810
350 227 230
275 275
120 10
6
35
60
20
30
9
Gambar 3.2 Grafik Mata Pencaharian Desa Tegalwaru73 Menurut data yang diperoleh jumlah penduduk di Desa Tegalwaru pada Tahun 2013 berjumlah 12.429 jiwa, dengan jumlah laki-laki 6198 jiwa dan jumlah perempuan 6231 jiwa. Dalam rentang usia produktif yang ada di Desa Tegalwaru yang memiliki mata pencaharian sebesar 68,30%, sedangkan dalam usia tidak produktif sebesar 31,69%. Kategori umur yang masuk dalam usia produktif itu 15-64 Tahun dan 65- 70 ke atas sudah masuk usia pensiun atau tidak produktif. 73
Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Desa Tegalwaru pada tanggal 4 Desember 2014
65
Sebaran 2013 6000 5089 5000 4000
3428
3000 2000 1000 0 Bekerja
Tidak Meiliki Pekejaan
Gambar 3.3 Grafik angkatan kerja yang bekerja maupun yang tidak memiliki pekerjaan74 Data di atas menjelaskan bahwa jumlah angkatan kerja yang bekerja berjumalah 3.428 jiwa. Sedangkan jumlah yang sudah masuk dalam usia produktif namun belum memiliki pekerjaan berjumalah 5.089 jiwa. Hal ini menunjukan jumlah pengangguran yang ada di Desa Tegalwaru masih sangat tinggi.
74
Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Desa Tegalwaru pada tanggal 4 Desember 2014
BAB IV PERAN YAYASAN KREATIVITAS UNIT USAHA MUSLIMAH (KUNTUM) INDONESIA DALAM MENGURANGI PENGANGGURANMELALUI PRAKTIK KEWIRAUSAHAAN SOSIAL DI DESA TEGALWARU, CIAMPEA-BOGOR
Bab ini menguraikan temuan penilitan berikut analisanya yang dibagi menjadi: a) Profil Usaha Kecil Menengah (UKM) di Desa Tegalwaru; b) Praktik kewirausahaan sosial di Desa Tegalwaru oleh Yayasan Kultum; c) Peran Yayasan KUNTUM dalam mengurangi pengangguran. A.
Profil Uasaha Kecil Menengah (UKM) di Desa Tegalwaru 1.
Pelaku Usaha Wayang Golek ( “A”) “A” adalah salah satu warga Desa Tegalwaru yang bisa membuat
wayang golek, ia mulai bisa membuat wayang golek saat berusia 12 tahun ketika “A” masih duduk di bangku sekolah dasar. “A” mulai menjual hasil wayangnya pada saat “A” duduk di bangku SMP itupun karena “A” sedang membutuhkan uang untuk membayar iuran sekolah. Semenjak duduk di bangku SMP “A” sudah bisa membiayai sekolahnya dari hasil penjualan wayang. Semenjak itu “A” berlatih dan mencoba membuat wayang yang mirip dengan penokohan wayang. Wayang pun dibagi menjadi 3 tingkatan sebagaimana ya diungkapkan oleh “A”: “Untuk menentukan harga tergantung tingkat kesulitan wayangnya ya, wayang kan ada tingkatanya kaya Prowodan, Kanjepan dan Punggawaan”75
75
Wawancara Pribadi dengan pelaku usaha wayang golek. Bogor, 27 November 2014
66
67
Gambar 4.1 Pembuatan Wayang Golek “A” juga menjelaskan bahwa hasil karyanya dijual dengan kisaran harga mulai Rp 300.000.00 hingga Rp 1.500.000.00, tidak hanya itu bahan dasar yang digunakan oleh “A” untuk membuat wayang adalah dari kayu lame atau bisa disebut dengan kayu kule. Kayu ini mempunyai ke unggulan sendiri dibandingkan dengan kayu al basyiah yang biasa digunakan untuk membuat wayang golek. Kayu ini tahan lama, anti rayap dan tidak mudah keropos, sebagaimana yang diungkapkan oleh “A” dalam wawancaranya: ”... Kebanykan wayang itu bahan dasarnya pakai kayu al basyiah, makanya kadang wayang cepet kropos atau di makan rayap karena pakai kayu al basyiah. Kalau saya si pakai kayu kule, dia lebih kuat, gak kropos, rayap juga gak doyan ...”76 Memang kayu kule ini lebih bagus dibandingkan dengan kayu al basyiah namun kendalanya saat ini kayu tersebut sudah mulai langka dan susah untuk dicari. Kisaran harga kayu tersebut antara Rp 100.000.00 hingga Rp 1.000.000.00. Lamanya proses pembuatan wayang golek ini lebih kurang satu minggu. Sebelum masuknya Yayasan KUNTUM “A” memasarkan hasil produknya ke Jakarta pada sebuah pasar di bilangan Jakarta Pusat. Dulunya juga “A” berkeliling untuk memsarkan produknya. Kemudian setelah masuknya Yayasan KUNTUM ke Tegalwaru dengan 76
Wawancara pribadi dengan pelaku usaha wayang golek. Bogor, 27 November 2014
68
konsep Kampung Wisata Bisinis, “A” tidak perlu lagi untuk memasarkan ke Jakarta dan mencari cari konsumen. Sekarang konsumen yang mendatangi langsung untuk membeli maupun memesan wayang dengan tokoh tertentu. “Berkat Yayasan KUNTUM usaha saya jadi banyak yang tau, sudah bisa menhidupi keluarga saya. Anak-anak saya pun bisa sekolah. Alhamduliilah.”77 Dengan bnyaknya pesanan, “A” pun kualahan untuk menanganinya. Akhirnya A mengajari istrinya untuk bisa membuat wayang golek, sekaligus dapat membantu pekerjaanya. “Saya tawarin aja istri saya untuk membuat wayang, daripada ngaanggur Cuma ngurusin anak, ya lebih baik iseng-iseng bantuin saya. Kan lumayan ada pemasukan lebih. Seenggaknya bisa terpenuhi lah kebutuhan sehari” Penjelasan si A juga diperkuat oleh istrinya melalui wawancaranya: “ ya saya disuruh bapak buat belajar wayang, supaya bisa membantu bapak. Soalnya pesanan wayang kan banyak. Kasihan bapak keteter sama pekerjaannya, ya walaupun saya baru bisa warnain wayang aja“78 “A” juga sering diajak oleh Bu Tatiek untuk ikut seminar, malah beliau pernah beberapa kali menjadi narasumber. Dari sini juga usaha wayang golek “A” dikenal orang. Dengan adanya Yayasan KUNTUM di Tegalwaru, membuat usaha wayang si “A” menjadi lebih maju, bisa menambah pemasukan, memenuhi kebutuhan hidup kelaurga “A” dan yang terpenting bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi istrinya. Harapan kedepan “A” adalah ingin membuat Galeri wayang di pinggir jalan, supaya orang banyak bisa melihat karyanya. Seperti yang dikutip dalam wawancaranya: 77 78
2014
Wawancara pribadi dengan pelaku usaha wayang golek. Bogor, 27 November 2014 Wawancara pribadi dengan Istri pelaku usaha wayang golek. Bogor, 27 November
69
“ Saya si ingin punya galeri, buka di pinggir jalan supaya orang-orang bisa lihat. Kan dari melihat mungkin saja mereka tertarik ingin beli, ya barangkali yang tadinya gak suka sama wayang jadi suka gitu “79
2.
Pelaku Usaha Ternak Sapi dan Domba ( “AN”) “AN” merupakan warga pendatang dari Jawa Timur yang saat ini
sudah menetap di Desa Tegalwaru. Berlatarbelakang lulusan S1 Perternakan Institut Pertanian Bogor. Awal mula merintis usaha ini ketika “AN” masih duduk di bangku perkuliahan pada Tahun 2002. “AN” tidak sendirian merintis usaha ini, melainkan dibantu oleh teman perkuliahannya juga yang bernama “B”.
Gambar 4.2 Peternakan Domba Mereka berdua mulai menjalankan usaha ternaknya pada Tahun 2004 setelah mereka melihat ada potensi di Desa Tegalwaru. Konsep usaha yang dilakukan oleh “AN” yaitu menggunakan Integreating Farming System dimana dalam pelaksanaannya memanfaatkan semua bidang baik berupa perternakan, pertanian, perkebunan maupun perumahan. Bisnis yang dilakukan “AN” sangat terkait satu sama lainnya, setiap bahan dasar akan berguna dan memiliki banyak manfaat untuk produk yang diciptakan.
79
Wawancara pribadi dengan pelaku usaha wayang golek. Bogor, 27 November 2014
70
Contohnya seperti hewan ternak, hewannya bisa dipotong atau dipelihara hidup. Kalau dipotong itu bisa menghasailkan suatu produk makanan kaleng atau makanan instant seperti: sate kambing, tongseng kambing, kambing guling dll yang nantinya bisa dikonsumsi oleh pembeli. Kemudian produkproduk yang ditawarkan juga sangat inovatif seperti yang diungkapkan “AN” dalam wawancaranya: “Kita tidak hanya menjual hewan ternak yang hidup saja, yang sudah matang pun ada, bisa langsung dimakan dan kita juga menawarkan paket ternak berupa membuat kandang ternak beserta ternaknya “80 Memang bisnis yang dilakukan “AN” memiliki prinsip zero waste agar sebisa mungkin termanfaatkan dengan baik.
Gambar 4.3 Berbagai macam bentuk olahan sapi dan domba Setiap tahun usaha yang sedang dijalankan oleh “AN” saat ini sangat berkembang, hal ini dapat dilihat dari semakin luas lahan perternakan kambing dan sapi, semakin bertambah jumlah pekerja, semakin bertembah jenis usaha dengan berbgai macam produk. “AN” yakin usaha ini akan semakin maju karena untuk saat ini jumlah populasi ternak tidak sebanding dengan pertambahan penduduk. Ini uangkapan “AN” dalam wawancaranya:
80
Wawawancra pribadi dengan usaha ternak Sapi dan Domba. Bogor, 5 Desember 2014
71
“Kita yakin usaha kita semakin hari, semakin tahun berkembang terus, soalnya populasi ternak dengan pertumbuhan penduduk tidak sebanding. Coba cek aja googgling kalau tidak percaya “ 81 “Peluang bermain dibidang perternakan saat ini sangat terbuka lebar, dimana setiap Tahun warga Indonesia tetap kekurangan pangan yang bersumber dari hewani, ditambah Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk Muslim paling banyak dimana setiap tahunnya mereka membutuhkan hewan kurban. Begitupun denagn aqiqah, yang dilakukan seorang Muslim dari bentuk syukur atas kelahiran anaknya. Selain itu sistem bisnis yang dilakukan “AN” juga ikut mengajak warga sekitar
agar ikut
aktif dalam merawat dan menjaga lingkungan. “AN” juga merekrut warga sekitar untuk dipekerjakan dalam usahanya dalam hal ini “AN” menciptakan lapangan pekerjaan baru dan berperan dalam mengurangi pengangguran di Tegalwaru. Dari 30 karyawannya sekitar 70% warga Tegalwaru, ada yang dahulunya berprofesi sebagai tukang bangunan, penjaga toko, tukang ojek bahakan ada yang memang benar-benar menganggur. Salah satu pekerja yang bekerja di perternakan “AN”, kita sebut dengan inisial “U”. “U” adalah warga asli Tegalwaru yang tinggalnya tidak jauh dari perternakan “AN”, dulu “U” bekerja sebagai tukang bangungan yang kerjanya ketika ada orang ingin bangun atau merenovasi rumahnya. “U” sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak. Istrinya tidak bekerja dan hanya mengurusi kedua anaknya saja. Kalau hanya mengandalkan dari tukang bangunan itu tidak akan cukup
81
Wawawancra pribadi dengan usaha ternak Sapi dan Domba. Bogor, 5 Desember 2014
72
untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, ini ungkapan “U” dalam wawancaranya: “ Dulu emang saya kerja jadi tukang bangunan, penghasilan juga seadanya gitu, kalau ada proyek aja baru saya kerja. Kalau gak ada proyek ya gak ngapa-ngapain. Kalau di bilang mencukupi kebutuhan, ya kurang sebenarnya“82 “U” akhirnya ditawarkan bekerja oleh “AN” sejak tahun 2006 sampai sekarang. Kehidupan “U” setidaknya bisa membaiayai sekolah anaknya dan menafkahi keluarganya. Apabila “U” ditawarkan untuk bekerja membangun rumah, “U” hanya menerima renovasi rumah yang kecilkecilan dan tidak sampai memakan waktu yang cukup lama. Pernayataan ini diungkapkan “U” dalam wawancaranya: “ Waktu itu saya ditawarkan bekerja oleh pak “AN”, bapak datang kerumah saya. Alhamdulillah ya, rezeki Allah. Bapak juga tidak menyuruh saya berhenti sebagai tukang, pekerjaan tukang bisa disambi gitu “83 “U” sangat senang bisa bekerja di peternakan “AN”, disamping itu “U” juga bangga terhadap desanya karena sudah dikenal banyak orang. 3.
Pelaku Usaha Pembibitan Ikan Patin ( Bi) “B” merupakan salah satu warga Desa Tegalwaru yang memiliki
usaha pembibitan ikan patin. “B” berkecimpung dalam bidang perikanan sudah hampir lama sekitar 25 Tahun semenjak “B” menikah dengan istrinya yang asli Desa Tegalwaru. Akhirnya pada Tahun 2002 “B” mencoba melakukan ternak ikan mas, gurame dan bawal. Karena berternak ikan mas dan gurame membutuhkan waktu panen yang cukup lama antara 3 sampai 4
2014 2014
82
Wawancara pribadi dengan pekerja yang bekerja di perternakan. Bogor, 5 Desember
83
Wawancara pribadi dengan pekerja yang bekerja di perternakan. Bogor, 5 Desember
73
bulan bahkan gurame bisa sampai 10 bulan. Akhirnya “B” berpindah ke pembibitan ikan patin karena hanya memakan waktu paling lama 30 hari. Hanya bermodal dengan 15 akuarium, “B” sudah bisa memenuhi permintaan konsumen se-Kabupaten Bogor, hingga saat ini “B” sudah memiliki 200 akuarium dan sudah bisa memenuhi permintaan konsumen seKota Bogor bahkan permintaan tersebut meluas ke daerah Lampung, Palembang dan Kalimantan. Seperti yang diungkapkan oleh “B” dalam wawancaranya: “Pemasaran patin itu sampai keluar daerah Lampung, Palembang, Kalimantan, dikirimnya juga pakai pesawat gitu “84
Gambar 4.4 Bibit ikan patin yang siap dikirim kepetrenak ikan Harga pembibitan ikan patin yaitu Rp 150.00/ekor . Dalam melakukan pembibitan dibutuhkan ketrampilan khusus dan waktu yang khusus, hal ini dilakukan karena bibit ikan perlu diganti air setiap satu jam sekali disesuaikan jumlah bibit per satu akuarium dan dikontrol waktu makan untuk bibit ikan. Untuk saat ini pekerja yang diserap oleh usah “B” sekitar 15 orang, salah satunya pekerja yang bernama “AT” adalah salah 84
2014
Wawancara pribadi dengan pelaku usaha pembibitan ikan patin. Bogor, 27 November
74
satu pekerja yang sudah lama ikut dengan “B”, “AT” ini sudah berkeluarga dan sudah mempunyai cucu juga, jadi kebutuhan hidup “AT” tidak terlalu berat lagi karena anak-anaknya sudah menikah dan kebanyakan tinggal di luar daerah. Istri “AT” tidak bekerja, hanya sebagai Ibu rumah tangga. Awalnya “AT” adalah tukang ojek di Tegalwaru, sekarang “AT” bekerja mengantarkan bibit ikan ke perternak ikan yang ada di Kabupaten Bogor seperti yang diungkapkan “AT” dalam wawancaranya: “Bapak mah sudah lama bekerja dengan “B”, dari dulu hanya punya 5 akuarium sekarang udah gak ke hitung, dulu bapak kerjanya ngurusin bibit ikan di akuarium, sekarang mah udah enak bapak kerjanya jalanjalan nganterin bibit ikan ke pembeli”85 “AT” juga merasakan perbedaan semenjak hadirnya
Yayasan
KUNTUM di Tegalwaru, banyak tamu yang datang untuk melihat sekaligus ingin belajar bagaimana belajar berternak ikan dan pekerjanya bertambah banyak untuk mengurusi hal-hal yang lainya. Berikut petikan wawancara “AT” : “Semenjak ada KUNTUM makin banyak orang yang datang kesini, tujuannya macem-macem gitu ada yang pengen belajar ternak, ada juga cuma ngeliat doang, ada juga yang langsung mesen bibit ikanya.”86 Pernyataan “AT” juga di perkuat oleh “B” dalam wawancranya: “Alhamdulillah saya berterimakasih sama Yayasan KUNTUM udah bikin usaha saya jadi dikenal bnyak orang, jadi banyak tamu yang datang ketempat saya, mungkin gak cuma saya aja yang ngerasain ini, banyak usaha-usaha yang lainnya juga yang ngerasain keuntungannya”87
85
Wawancara pribadi dengan pekerja yang bekerja di pembibitan ikan patin. Bogor, 27 November 2014 86 Wawancara pribadi dengan pekerja yang bekerja di pembibitan ikan patin. Bogor, 27 November 2014 87 Wawancara pribadi dengan pelaku usaha pembibitan ikan patin. Bogor, 27 November 2014
75
Dengan adanya Yayasan KUNTUM usaha “B” menjadi maju, pemasarannya pun cukup bagus dan yang terpenting dapat menyerap tenaga kerja yang ada di Desa Tegalwaru 4.
Pelaku Usaha Tas ( “F”) “F” adalah salah satu pelaku usaha pembuatan tas di Desa Tegalwaru,
“F” adalah anak dari pengusaha tas yang ada di Tegalwaru. “F” di percayai bapaknya untuk meneruskan usaha tas yang dijalankan bapaknya selama 17 tahun. awal mula menekuni bidang pembuatan tas ini ketika ayahanda “F” bekerja disalah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang ritel seperti pembuatan tas, pakaian, jam tangan, aksesoris dll. Kemudian di Tahun 2000-an perusahaan tersebut kolep dikarenakan banyak barang luar yang masuk ke indonesia, jadi barang Cina harganya lebih murah dibandingkan barang lokal. Ketika perusahaan itu kolep, ayahanda “F” tidak bekerja dan memutuskan untuk keluar dari perusahaan tersebut. Pada tahun 2009 ayahanda “F” diajak kerja sama oleh salah satu produsen tas yang terkenal sebagai pengolah tas. Kerjasama tersebut disetujui oleh ayahanda “F”, usahanya untuk mengolah dan bahan dan membentuk pola hingga jadi. Sehingga awal bisnisnya hanya bermodal kejujuran dengan pihak yang bekerja sama. Setelah berjalan beberapa tahun pihak tersebut memutuskan hubungan kerjasama dikarenakan kondisi perusahan dan pasar tidak stabil.
76
Gambar 4.5 Pabrik Industri Tas Mulai dari kejadian tersebut “F” dan ayahnya mulai mencari strategi dengan memanfaatkan sisa barang yang diperolehnya dari kerjasam untuk mengembangkan bisnisnya. Hal tersebut dijelaskan oleh “F” ketika dalam wawancaranya: “ Setelah bapak keluar dari kerjaannya dan sudah tidak kerjasama dengan perusahaan Shoka, saya dan bapak menjalankan usaha ini sendiri tanpa kerjasama, saya juga mengajak tetangga saya untuk bekerja membuat pola ataupun menjahit tasnya”88 Dengan menawarkan tetangganya untuk bekerja, ini akan menjadi sebuah ciri khas sendiri bahwa tas yang diproduksi oleh “F” benar-benar asli buatan warga Tegalwaru. Tidak hanya itu saja ketika Yayasan KUNTUM hadir, Yayasan KUNTUM memberikan inovasi dan ide kretaif kepada “F” bahwa pembuatan tas ini tidak hanya dilakukan di pabrik melainkan bisa dilakukan di rumah atau bisa disebut dengan home industry. Ini pernyataan “F” ketika di wawancari: “ Saya senang Yayasan yang dipimpin oleh Bu Tatiek ini bisa memberikan sebuah ide buat usaha saya dan membantu warga
88
Wawancara pribadi dengan pelaku usaha Tas. Bogor, 16 November 2014
77
Tegalwaru juga . Saya sangat berterimakasih sekali dengan Bu tatiek ”89 Setiap kepala keluarga yang mampu membuat tas per Minggu akan distor ke pabrik dan akan digantikan upah pembuatan tas yang perlusinnya berkisar antara Rp 20.000 hingga Rp 150.000 tergantung pada jenis tas dan tingkat kesulitannya. Hasil tas yang diproduksi oleh warga Desa Tegalwaru banyak dipasarkan di Jakarta maupun di luar Jawa.
Gambar 4.6 Galeri tas yang ada di Tegalwaru Dengan semakin meningkatnya permintaan pasar, meningkat pula peluang lapangan pekerjaan yang ada di Desa Tegalwaru. Jumalah pekerja yang diserap oleh usaha “F” kurang lebih sekitar 75 orang termasuk mandor dan keneknya. Berbagai macam latar belakang dari pekerja mulai dari petani, tukang kebun, anak muda disana pun turut ikut dalam membuat tas. Salah satu contohnya si “D” dengan latar belakang dari keluarga yang tidak mampu. Ibunya bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga, Bapaknya bekerja sebagai tukang bangunan.”D” anak pertama dari dua bersaudara, adiknya berumur 5 tahun. “D” mulai bekerja di UKM tas ini sejak 2 bulan yang lalu, “D” diajak oleh saudaranya untuk bekerja di tempat “F”. “D” bekerja
89
Wawancara pribadi dengan pelaku usaha Tas. Bogor, 16 November 2014
78
selama 8 jam dengan waktu istirahat selama 1 jam. Karena masih baru bekerja disana “D” diberikan pekerjaan yang ringan dan tidak terlalu sulit seperti mengelem dan memotong resleting. “D” mengaku senang bisa bekerja di UKM tas seperti ungkapan “D” saat dalam wawancara: “Iya saya senang bisa kerja disini, dekat dari rumah, upah saya bisa saya tabung dan di kasih kan ke orang tua” 90 Ini menunjukan bahwa semakin majunya Desa Tegalwaru dengan konsep Kampung Wisata Bisnis yang diprakarsai oleh Yayasan KUNTUM Indonesia. Pelaku usaha dan UKM semakin maju karena semakin banyak tamu yang datang dan semakin sering juga desa ini dipromosikan. Pelaku Usaha Tanaman Obat (“Su”)
5.
“Su” merupakan seorang pelaku usaha pengolahan tanaman herbal di Desa Tegalwaru yang dinamakan Sari Sehat. “Su” sendiri bukan warga asli Desa
Tegalwaru,
akan
tetapi
mendapatkan
kepercayaan
untuk
memanfaatkan sebuah lahan seluas 7000 M atas keterampilan salah seorang dosen pertanian IPB. Berlatar belakang seoarang perawat dan pengalaman pribadi karena gangguan penyakit maag yang dideritanya, membuat “Su” termotivasi untuk belajar tanaman herbal dan mempraktekan ramuan herbal pertama kali untuk dirinya sendiri. Sebagaimana yang dikutip dalam wawancaranya: “Gara-gara waktu itu ibu punya penyakit maagh, kitanya juga bukan orang ada, Cuma bisa beli obat warung. Tapi dari situ ibu coba-coba buat belajar ramuan herbal. Karena dari dulu ibu emang udah suka ngeramu tanaman herbal”91
2014
90
Wawancara pribadi dengan pekerja yang bekerja di industri Tas. Bogor, 16 November
91
Wawancara pribadi dengan pelaku usaha tanaman obat. Bogor 5 Mei 2015
79
Gambar 4.7 UKM Tanaman Obat Herbal Selain karena pengalaman sakit maagh yang dideritanya, ada hal yang juga melatarbelakangi “Su” menekuni usaha ini yaitu pribadi “Su” yang kegemarannya
mengelola
tanaman
herbal
dan
juga
mendapatkan
kepercayaan untuk memanfaatkan lahan maka sejak Tahun 2006 hingga saat ini sudah lebih dari 200 jenis tanaman yang ditanam dan diolah menjadi herbal dari Sari Sehat Desa Tegalwaru. Berbagai jenis tanaman obat hampir keseluruhan terdapat di Sari Sehat seperti jahe, lengkuas, lidah buaya, rosella, mengkudu, saga, kumis kucing dan yang lainnya. “Su” mengaku sejak ada Yayasan KUNTUM usahanya semakin dikenal banyak orang, bukan hanya di daerahnya saja bahkan sampai ke luar negeri seperti ke Hongkong. Ini salah satu kutipan wawancara “Su”: “Alhamdulillah ada tambahan, kita jadi dikenal orang, kita lebih berkembang, suka ada yang syuting, diliput, masuk majalah, masuk radar Bogor juga, dan brosur kita berjalan.”92 Selain itu dalam memproduksi tanaman herbal, “Su” selalu menjaga khasiat olahan tanaman herbal tersebut mulai dari cara merawat tanamannya, mebersihkan, menjemur hingga alat-alat pengolahannya. “Su” tidak bekerja sendirian, namun dibantu oleh anaknya dan ditemani oleh 2
92
Wawancara pribadi dengan pelaku usaha tanaman obat. Bogor, 5 Mei 2015
80
orang tukang kebun. Sari sehat merupakan tempat wajib yang dikunjungi oleh tamu. Usaha yang dijalankan “Su” sangat jarang sekali di contoh oleh orang lain, namun tempatnya pun sangat mendukung mulai dari saung dimana para pengunjung bisa saling berdiskusi mengenai penyakit dan obat yang cocok untuk penyakit tersebut. Seperti ungkapan “Su” dalam wawancaranya: “ di sini tuh tempat langganan tamu Bu Tatik, kita sering ngobrolngobrol di saung sama tamu tentang masalah penyakit apa aja. Nanti tinggal ibu kasih tau obat yang cocok sama penyakitnya “93
Gambar 4.8 Tamu Yayasan KUNTUM yang berkunjung ke Sari Sehat Dengan semakin banyak pengunjung yang datang ke Sari Sehat, semakin banyak pula yang membeli obat-obatan herbal. Bahkan ada juga yang membeli borongan kemudian dijual kembali di tempat lain. Seperti yang diungkapankan “Su” dalam wawancaranya: “ saking cocoknya obat herbal buatan ibu, yang tadinya cuma beli satu bungkus eh besok-besok minta di kirimin lagi. ada juga yang beli borongan untuk dijual lagi sama mereka, kaya 10 bungkus buat penyakit maagh, 10 bungkus lagi buat penyakit diabetes, ya gitu “94 93
Wawancara pribadi dengan pelaku usaha tanaman obat. Bogor, 5 Mei 2015
94
Wawancara pribadi dengan pelaku usaha tanaman obat. Bogor, 5 Mei 2015
81
Dengan banyaknya permintaan dari konsumen. “Su” pun menjadi kualahan dalam meramu obat herbalnya, hampir setiap hari “Su” menghabiskan waktu di dapurnya. Dalam menjalankan usahanya, “Su” sudah menyerap tenaga kerja sejumlah 4 orang termasuk anaknya sendiri. Salah satu pekerja yang bekerja di Sari Sehat adalah “D”. “D” adalah orang pendatang yang menikah dengan warga Tegalwaru, istrinya yang asli dari Tegalwaru. “D” sudah menikah dan sudah mempunyai 1 orang anak yang saat ini masih duduk di bangku SD. Istri “D” juga bekerja di salah satu pengrajin tas. “D” sudah bekerja di Sari Sehat selama 3 tahun sebagai tukang kebun. Sebelum bekerja di Sari Sehat “D” memang tidak bekerja atau sedang menganggur. “D” di tawarkan pekerjaan oleh “Su” menjadi tukang kebun, awalnya “D” tidak mau karena takut tidak bisa merawat tanaman herbal kepunyaan “Su”. Akhirnya lambat laun “D” di ajari oleh “Su” cara merawat, menanam dan memetik hasil panen. Seperti yang diungkapakan dalam wawancaranya: “ waktu itu saya di tawarin jadi tukang kebun. saya gak mau karena saya gak terbiasa merawat tanaman, terus saya juga takut tanaman ibu mati. Tapi waktu itu ya di ajarin sama ibu lama-lama bisa gitu. “95 Pernyataan “D” juga diperkuat dengan pernyataan “Su” dalam wawancaranya: “ ia dulu mah “D” tidak mau ibu suruh kerja, ya mau gak mau saya ajarin dulu setiap harinya. Walaupun ada yang kering kembangnya lupa di siram. Tapi tidak apa-apa, lama kelamaan “D” bisa merawat kebun ini di bantu dengan yg lain yah.”96
95 96
Wawancara pribadi dengan pekerja yang bekerja di tanaman obat. Bogor, 5 Mei 2015 Wawancara pribadi dengan pelaku usaha tanaman obat. Bogor, 5 Mei 2015
82
“D” mengaku sangat senang bisa membantu “Su” sampai sekarang. Kebutuhan hidup “D” juga terpenuhi semenjak bekerja di Sari Sehat. Peran Yayasan KUNTUM sangat berkontribusi khususnya bagi pelaku usaha dan masyarakat Tegalwaru. Dengan semakin banyak permintaan konsumen, semakin banyak juga lapangan pekerjaan yang diciptakan.
B.
Praktik Kewirausahaan Sosial di Desa Tegalwaru Oleh Yayasan KUNTUM Dalam melakukan praktik kewirausahaan Sosial harus ada komponen-
komponen kewirausahaan sosial. Pada bagian ini peneliti akan membahas komponen-komponen kewirausahaan yang dilakukan oleh Yayasan Kuntum yaitu: Inovtion, opportunity, leadhership, value creation, social benefit dan profitabilty. 1.
Maksud dari inovation yang dilakukan oleh Yayasan Kuntum adalah memebrikan soslusi inovatif untuk memecahkan masalah sosial yang ada di Desa Tegalwaru, dengan menghasilkan produk yang berbeda dan baru, atau dengan produk layanan secara sosial. Salah satu inovasi yang dilakukan Yayasan Kuntum yaitu mengangkat ekonomi kreatif dengan cara memberikan pelatihan yang berbasis home industry. Seperti yang diungkapkan Bu Tatiek dalam wawancaranya: “Dalam satu rumah tangga atau keluarga terdiri dari 5 anggota kelaurga, bagaimana 5 anggota keluarga bisa melaukan 5 usaha atau 5 pekerjaan. Bukan lagi satu keluarga satu pekerjaan”97 Contoh: pelaku bisnis kerajiana tas, dimana para pekerjanya bisa bekerja di rumah dengan diberikan alat jahit yang bisa diangsur atau
97
wawancara pribadi dengan Ketua Yayasan Kuntum, Bogor 10 November 2014
83
dipotong dari penghasilannya setiap bulan atau pun perharinya. Seperti yang diungkapkan oleh “F” selaku pengusaha Tas: “Kita buat mereka mudah untuk bekerja. Kalau yang punya anak di rumah dan gak bisa di tinggal, kita kasih mesin jahit lalu silahkan bekrja di rumah"98 Jadi dengan adanya industri ruamahan ini masyarakat bisa memiliki pendapatan yang lebih sehingga kesejahteraan ekonomi mereka meningkat dan juga menimbulkan kegiatan partisipatif kepada masyarakat maupun pelaku bisnis di Tegalwaru dimana setiap pelaku bisnis berlomba-lomba untuk meningkat produknya dan setiap keluarga tidak hidup masing-masing, melainkan saling bekerja sama untuk memenuhi kebutahan hidupnya. Dengan semakin meningkatkan produk yang dibuat sesuai dengan permintaan pasar maka akan terciptanya magnet pasar sehingga pengunjung mau datang ke Tegalwaru.
2.
Opportunity yang dilakukan oleh Yayasan Kuntum yaitu dengan cara mengidentifikasi isu-isu sosial yang terpenting yang ada di Desa Tegalwaru dan melakukan sesuatu yang realistis, terjangkau dan menguntunghkan bagi masyarakat. Isu sosial yang muncul pada waktu sebelum masuknya Yayasan KUNTUM yaitu kurang tepatnya pemasaran yang dilakukan para pelaku bisnis. meraka masih memasarkan denga cara rumah ke rumah, bahkan menwarkan ke
98
Wawancara pribadi dengan pelaku usaha Tas, Bogor 16 November 2014
84
pasar-pasar yang ada di daerah Jakarta. Seperti ungkapan pelaku usaha tas dalam wawancaranya: “ Waktu dulu kita masarinya masih rumah kerumah, jalan kaki jauh pula. Syukur alhamdulillah ada yang beli. Kadang gak ada yg beli”99 Isu yang terjadi tidak hanya itu saja, pada tahun 2009 Desa Tegalwaru mendapat predikat dengan pendapatan perkapita terkecil se Kabupaten Bogor. Berikut kutipan wawancara dengan Ketua Yayasan KUNTUM: “Awal berdirinya Yayasan Kuntum di Tegalwaru, kita sudah mendapatkan PR besar. Desa ini pada Tahun 2009 mendapat predikat dengan pendapatan perkapita terkecil se Kabupaten Bogor”100 Dengan melihat isu-isu yang ada Yayasan Kuntum melihat potensi desa maupun manusianya mempunyai kekunggulan tersendiri. Dimana Desa Tegalwaru memiliki potensi alam yang melimpah mulai dari persawahan, perkebunan, bahkan di dalamnya pun sudah banyak pelaku bisnis. melalui inisiator Yayasan KUNTUM, Ibu Tatiek kancaniati selaku ketua yayasan mengajak para pelaku usaha yang ada di Tegalwaru bergabung dan menacari solusi untuk memjukan desa dengan cara bekerja sama dan membuat kemitraan dalam mewujudkan desa wisata. Dimana Desa Tegalwaru akan menjadi tempat pariwisata bisnis dimana di dalamnya banyak sekali berbagai kerajinan maupun pelaku usaha.
99
Wawancara pribadi dengan pelaku usaha Tas, Bogor 16 november 2014 wawancara pribadi dengan Ketua Yayasan Kuntum, Bogor 10 November 2014
100
85
3.
Leadership. Yayasan Kuntum sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas didirikannya Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru harus bisa mencipatakan
nilai-nilai
sosial
dan
perubahan
sosial
serta
mengembangkan masyarakat yang ada. Tentunya dalam melakukan hal tersebut, Yayasan Kuntum memberikan sebuah edukasi berupa pelatihan kewirausahaan sosial kepada mitra selaku pelaku usaha dan para pengunjung yang berminat untuk mengikuti pelatihan di beberapa UKM. Serta saling bertukar ilmu untuk mengembangkan bisnis yang ada. Yayasan KUNTUM juga memberikan pesan kepada pelaku usaha, bahwa ketika ada kunjungan maka perlu diperhatikan dalam memeberikan pelatihan terkait UKM yang dikunjungi. Ini salah satu kutipan wawancara dengan “AN” peternak sapi: “Kalau di bilang pengaruh ya ada, kerja sama kalau ada kunjungan, pelatihan isi-isi produk kalau ada pameran. Kerjasama sada dua, ridho sama ridho sama mutialisme.” 101 Wawancara di atas menjelaskan Yayasan Kuntum sebagai penggerak dan inisiator melibatkan pelaku usaha untuk bekerjasama dalam meningkatkan Kampung Wisata Bisnis. 4.
Value Creation, adanya pencipataan nilai, inovasi dan kesempatan. Adanya transformasi sosial dimana terdapat perubahan yang akan memecahakan masalah sosial di Desa Tegalwaru. “...Selain itu juga kegiatan kewirausahaan di Kampung Tegalwaru dapat berjalan dengan adanya kegiatan partisipatif dari masyarakat itu sendiri, karena suksesnya sebuah program social entrepreneur ataupun pemberdayaan sosial ekonomi adalah kegiatan partisipatif jadi masyarakat tidak hidup bermasing-masing. Sebuah perlombaan untuk meningkatkan
101
Wawancara pribadi dengan Peternak sapi dan domba, Bogor, 27 november 2014
86
produknya. Berlomba untuk promosi dsb. Itu kan suatu kegiatan yang tumbuh dari dalam diri dia”.102 Adanya transformasi meningkatkan
kualitas
sosial dan
dimana
kuantitas
para
pelaku usaha
dagangannya
untuk
meningkatkan perekonomian mereka. Banyaknya peluang untuk berwirausaha di Desa Tegalwaru akibat dari program kewirausahaan sosial yang diterapkan Yayasan KUNTUM. Hal tersebut berdampak kepada
pengurangan
pengangguran
karena
keinginan
warga
Tegalwaru untuk lebih produktif. Dengan kata lain warga yang ingin mencoba berbisnis karena melihat perkembangan desa yang signifikan. 5.
Social Benefit, keuntungan sosial yang dirasakan oleh warga Tegalwaru amatlah banyak. Beberapa pengunjung yang datang ke Desa Teglawaru bukan lagi untuk mengikuti pelatihan berwirausaha, melainkan untuk berbisnis. ini ungkapan pelaku bisnis tanaman obat dalam wawancaranya: “Di sini tuh tempat langganan tamu Yayasan Kuntum, kita sering ngobrol-ngobrol di saung sama tamu tentang masalah penyakit. Mereka kadang pesen satu bungkus obat herbal. Bahakan mereka ada yang pesen banyak karena untuk di jual lagi..”103 Beberapa pelaku bisnis juga mempunyai agen-agen diseluruh Indonesia produknya dikenal banyak orang . seperti yang diungkapkan pelaku pembibitan ikan patin dalam wawancaranya: “Alhamdulillah saya berterimakasih sama Yayasan Kuntum sudah bikin usaha saya jadi di kenal banyak orang, jadi banyak
102 103
Wawancara pribadi dengan Ketua Yayasan Kuntum, Bogor, 10 november 2014 Wawancara pribadi dengan pelakun usaha tanaman obat, Bogor 5 Mei 2015
87
tamu yang datang ketempat saya. Mungkin gak cuma saya aja yang ngerasain kaya gini, banyak pelaku usaha yang lainnya juga ngerasain keuntungannya.”104 Yayasan
Kuntum
bernai
dalam
mempromosikan
Desa
Tegalwaru karena desanya memiliki keanekaragaman usaha, tidak jarang Desa Tegalwaru telah diliput
oleh berbagai media cetak
maupun elektronik dan ini salah satu strategi Yayasan KUNTUM dalam melakukan pemasaran. 6.
Profitability yang dirasakan Desa Tegalwaru semenjak adanya Yayasan
Kuntum
yaitu
meningkatnya
ekonomi
masyarakat
Tegalwaru, karena saking banyaknya kunjungan tamu yang datang dan bukan hanya untuk mengikuti pelatihan melainkan berbisnis. Permintaan pasar sangat meningkat pesat. Para pelaku usaha pun berlomba-lomba meningkatkan kulaitas dan kuantitas produknya. Dengan demikian pekerja yang dibutuhkan pun juga banyak.
C.
Peran Yayasan KUNTUM dalam Mengurangi Pengangguran di Desa Tegalwaru Dalam konteks mempraktikkan kewirausahaan sosial di Desa Tegalwaru,
Yayasan KUNTUM menyelenggarakan beberapa program kepada pelaku bisnis maupun warga Desa Tegalwaru yaitu: 1.
Pembiayaan Usaha Mikro program pembiayaan ini ditujukan untuk warga Desa Tegalwaru yang
tidak bekerja dan tidak mampu untuk membuka usaha. Adapun pemilihan
104
Wawancara pribadi dengan pelaku usaha pembibitan ikan, Bogor 27 November 2014
88
usaha yang dapata dibiayai oleh Yayasan KUNTUM Indonesia adalah usaha yang tidak mengeluarkan modal banyak. Contoh : membuka usaha warung nasi uduk, usaha es kelapa, gorengan, karena anggaran yang ada pada Yayasan KUNTUM tidak cukup banyak. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Ibu Tatiek dalam wawancaranya: “ Untuk saat ini kita hanya bisa memberikan modal terhadap usahausaha kecil saja, yang sekiranya tidak membutuhkan modal terlalu banyak”105 Sekalipun pihak pemerintah memberikan bantuan beruapa uang sebesar 50 juta dan itu diperuntukan untuk sarana dan prasarana.
2.
Peningkatan Kapasitas Sumber Daya manusia (SDM) Adalah suatu program yang menfasilitasi Sumber Daya Manusia
(SDM) meningkatkan kualitas dirinya melalui program pelatihan, pembinaan, identifikasi potensi diri, dan penghargaan untuk memperkuat usahanya. Dalam hal ini Yayasan KUNTUM Indonesia berperan sebagai edukator diamana para pelaku bisnis sebelumnya diajarkan bagaimana menjadi
seorang
wirausahawan
sosial,
kemudian
diajarkan
cara
mendampingi tamu, cara mengajarkan tamu untuk membuat produk. Seperti yang diungkapkan oleh Ketua Yayasan KUNTUM Indonesia dalam wawancaranya: “Saya sering di undang ke berbagai kampus untuk melakukan seminar kewirausahaan, bahkan kementrian BUMN pun pernah mengundang saya. Dari situ saya sering mengajak pelaku usaha yang ada di Tegalwaru untuk menjadi narasumber juga. Salah satunya dengan cara seperti itu saya meberikan pengalaman serta ilmu terhadap mereka”106 105
Wawancara pribadi dengan Ketua Yayasan Kuntum, Bogor, 10 November 2014
106
Wawancara pribadi dengan Ketua Yayasan Kuntum, Bogor, 10 November 2014
89
Pernyataan Ketua Yayasan KUNTUM diperkuat oleh pernyataan pelaku usaha wayang golek dalam wawancaranya: “Saya sering dibawa Ibu Tatiek ke seminar-seminar gitu. Kadang saya disuruh jadi narasumber, ya bapak mah kalau disuruh sama Bu Tatiek mau-mau aja. Lumayan kan usaha kita juga dipromosiin.107 Bahakan terkadang ketika Yayasan KUNTUM sedang diundang dalam acara semianar ataupun pameran yang berkaitan dengan dunia usaha mereka, tidak tanggung-tanggung untuk mengajak pelaku usaha. Hal ini dilakukan Yayasan KUNTUM agar usaha yang dilakukan para pelaku bisnis ini bisa berkembang. 3.
Pengembangan Kelembagaan Komunitas Adalah salah satu program Yayasan KUNTUM Indonesia yang
mengayomi pelaku usaha untuk lebih mengembangkan usahanya sebagai ruang dan peluang untuk mengembangkan usahanya. Program ini juga membangun wadah konsolidasi sebagai langakah pemersatu ekonomi dan membentuk forum-forum kegiatan bersama. 4.
Pembangunan jaringan dan sinergi Merupakan suatu program pembentukan jaringan-jaringan yang
membantu aktivitas di dalam UKM. Seperti aktivitas produksi, distribusi, membuat jaringan pemasaran, jaringan sumber daya. Seperti yang diungkapkan
oleh
Ketua
Yayasan
KUNTUM
Indonesia
dalam
wawancaranya: “Kami juga membuat sebuah jaringan kepada investor maupun pengusaha lain yang ingin bekerjasama dalam hal berbisnis. Yang 107
Wawancara pribadi dengan pelaku usaha wayang golek. Bogor, 27 November 2014
90
penting kita berbisnis yang bersih dan sama-sama saling menguntungkan. Terutama memberikan dampak kemajuan bagi Desa Tegalwaru”108 Dengan banyaknya pengunjung yang datang ke Tegalwaru, jaringanjaringan UKM dengan orang luar semakin banyak. Terbentuknya sebuah forum diskusi dimana nanti dari setiap pelaku usaha bisa saling tukar pikiran untuk memajukan usahanya. Saat ini pun Yayasan KUNTUM Indonesia sudah bekerja sama dengan media lokal untuk terus meliput kegiatan KUNTUM. 5.
Pengembangan informasi dan teknologi tepat guna Adalah pemanfaatan teknologi yang memiliki keunggulan lebih
murah, dapat dibuat secara lokal, ramah lingkungan dan keikutsertaan masyarakat yang tinggi. Teknologi tepat guna merupakan sebuah teknologi yang cocok dengan kebutuhan masyarakat dan dapat digunakan untuk meningkatkan daya saing, meningkatkan nilai tambah dari produk, menambah produktifitas dan dapat mengurangi biaya produksi. Seperti yang diuangkapkan Ketua Yayasan KUNTUM dalam wawancaranya: “Dengan mempromosikan KWBT melaului media sosial, kita buat webnya juga, blognya . datangnya pengunjung kesini kita kasih pelatihan sambil kita promosikan juga produk-produk kita. Banyak dari mereka yang berminat juga untuk membeli”109 Pernyataan Ketua Yayasan KUNTUM juga diperkuat oleh “SU” selaku pelaku usaha tanaman obat herbal dalam wawancaranya: ...”Alhamdulillah ada tambahan, kita jadi dikenal orang , kita lebih berkembang, suka ada yang syuting juga, diliput, masuk majalah masuk radar bogor juga”....110 108
Wawancara pribadi dengan Ketua Yayasan Kuntum, Bogor, 10 November 2014 Wawancara pribadi dengan Ketua Yayasan Kuntum, Bogor, 10 November 2014 110 Wawancara pribadi dengan pelakun usaha tanaman obat, Bogor 5 Mei 2015 109
91
Sedangkan pengembangan informasi dilakukan untuk memperkaya wawasan UKM agar bisa bersaing dengan industri yang besar. Seperti yang diungkapkan dalama wawancaranya: “Para pelaku UKM di Tegalwaru saat ini sudah mempunyai banyak relasi terhadap pelaku usaha lain di luar Bogor ya. Seringnya pelaku usaha bertemu dan berinteraksi dengan tamu, mereka akan semakin lebih tahu informasi apa saja yang dibutuhkan pasar saat ini”111 Dari program ini memang diharapakan sekali para pelaku usaha bisa meningkatkan kulitas dan kuantitas produknya agar usaha yang mereka jalankan semakin berkembang kedepannya. Program-program tersebut berdampak pada penyerapan tenaga kerja yang pada akhirmya dapat membantu pengurangan pengangguran sebagaimana tabel berikut ini: Tabel 4.1 Jumlah Pekerja Sebelum dan Sesudah Masuknya Yayasan KUNTUM Nama UKM
UKM Wayang Golek
Sebelum masuknya
Setelah masuknya
Yayasan Kuntum
Yayasan Kuntum
1 Pekerja
3 Pekerja
dan domba
11 Pekerja
30 Pekerja
UKM Pembibitan Ikan
5 Pekerja
15 Pekerja
UKM Tas
35 Pekerja
75 Pekerja
UKM Obat Herbal
2 Pekerja
4 Pekerja
UKM Peternak sapi
111
Wawancara pribadi dengan Ketua Yayasan Kuntum, Bogor, 10 November 2014
92
Dengan demikian, Yayasan KUNTUM berperan dengan cara membantu
masyarakat
meningkatkan
kapasitas
diri
mererka
serta
memberdayakan masayrakat setempat. Hal ini juga diperkuat dengan bertambahnya jumlah mata pencaharian yang ada di Desa Tegalwaru pada tahun 2014 sebagaimana yang tergambar di dalam grafik :
Mata Pencaharian Desa Tegalwaru Tahun 2014 981
1000
928
900 800 700 600 500 400
316
358
339
395
385
300 200
118 136
127
100
13
16
28
54
18
0
Gambar 4.9 Tabel Mata Pencaharian di Desa Tegalwaru112
112
Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Desa Tegalwaru pada tangga l 4 Desember 2014
93
6000
Sebaran 2014
5000 4000 3000 2000 1000 0 Bekerja
Tidak Meiliki Pekejaan
Gambar 4.10 Grafik Angkatan Kerja Yang Bekerja dan Tidak Memiliki Pekerjaan113 Jumlah penduduk di Desa Tegalwaru pada Tahun 2013 sebesar 12.469 jiwa dengan jumlah laki-laki 6.198 dan jumlah perempuan 6231. Pada Tahun 2013 jumlah usia produktif sebesar 8.517 jiwa (68,30%) dan yang tidak produktif sebesar 3.952 jiwa (31,69%) termasuk anak di bawah umur dan usia pensiun. Jumlah angkatan kerja yang bekerja sebesar 3.428 (40,02%) jiwa dan jumlah angakatan kerja yang tidak memiliki pekerjaan atau bisa dikatakan menganggur berjumlah 5.089 jiwa (59,75%) Sedangkan pada Tahun 2014 jumlah penduduk Desa Tegalwaru berjumlah 13.593 jiwa dengan jumlah laki-laki 6.829 jiwa dan perempuan berjumlah 6.764 jiwa. Pada Tahun 2014 jumlah usia produktif sebesar 9.667 jiwa (71,11%) dan jumlah usia tidak produktif sebesar 3.926 jiwa ( 28,88%). Jumlah angkatan kerja yang bekerja pada Tahun 2014 meningkat sebesar 4.212 jiwa (43,57%) dan jumlah angkatan kerja yang tidak memiliki pekerjaan atau bisa dikatakan menganggur berjumlah 5.455 jiwa (56,42%). 113
Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Desa Tegalwaru pada tangga l 4 Desember 2014
94
Hal tersebut menjelaskan bahwa dari Tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 terjadinya peningkatan jumlah penduduk baik itu laki-laki maupun perempuan. Disamping itu jumlah mata pencaharian warga Desa Tegalwaru meningkat, dengan meningkatnya mata pencaharian warga maka meningkat pula jumlah angkatan kerja yang bekerja sebesar 3%. Ini menunjukan bahwa Yayasan KUNTUM Indonesia berperan membantu mengurangi pengangguran dan meningkatkan kualitas hidup warga Tegalwaru walaupun belum sepenuhnya terselesaikan.
BAB V PENUTUPAN
A.
Kesimpulan Penelitian ini menyimpulkan bahwa Yayasan KUNTUM berperan dalam
mengurangi pengangguran di Desa Tegalwaru malalui praktik kewiraushaan sosial, terbukti dengan terserapnya tenaga kerja di berbagai UKM. Mulai dari UKM wayang golek yang menyerap 2 orang pekerja, UKM peternak domba dan sapi menyerap 30 pekerja, UKM pembibitan ikan patin yang menyerap 15 pekerja, UKM industri tas yang menyerap 75 pekerja dan UKM tanaman obat herbal yang menyerap 4 pekerja. Data tersebut didukung dengan meningkatnya jumlah angkatan kerja yang bekerja, pada tahun 2013 jumlah angkatan kerja yang bekerja mencapai 40,02% dan jumlah angakatan kerja yang tidak memiliki pekerjaan atau bisa dikatakan menganggur mencapai 59,75%. Pada Tahun 2014 jumlah angakatan kerja yang bekerja mencapai 43,57% dan jumlah angkatan kerja yang tidak memiliki pekerjaan atau bisa dikatakan menganggur mencapai 56,42%. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa dari tahun 2013 sampai 2014 jumlah angkatan kerja yang bekerja meningkat sekitar 3%. Yayasan KUNTUM Indonesia membantu UKM melalui inovasi dengan cara mengangkat ekonomi kereatif warga Tegalwaru salah satunya dengan memberikan pelatihan industri rumahan dimana Yayasan KUNTUM Indonesia memberikan pelatihan kepada warga untuk belajar membuat usaha seperti nata de coco, handycraft dari limbah kelapa, membuat anyaman dari bambu, membuat tas dll. Setelah sudah mahir dalam melakukan ketrampilan tersebut, mereka bisa mengerjakan ketrampilan tersebut di
95
96
rumah dan setelah jadi bisa dibawa kepabriknya. Dengan adanya industri rumahan maka akan tercipatanya kegiatan partisipatif sehingga warga maupun pelaku bisnis berlomba-lomba untuk meningkatkan pekerjaannya serta meningkatkan kualitas dan kuantitas produknya agar diterima pasar dengan baik. Oleh karena itu Yayasan KUNTUM melihat kesempatan yang ada dimana Desa Tegalwaru mempunya potensi sumber daya alam yang baik serta sumber daya manusia yang berpotensi melakukan kegiatan wirausaha akhirnya dibentuklah Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru (KWBT) dengan tujuan untuk memberikan pelatihan dan mananamkan nilai –nilai kewiraushaan kepada anak-anak serta mepromosikan (Usaha Kecil Menengah) UKM yang ada di Desa Tegalwaru dengan keanekargaman bisnis yang ada. Dalam melakukan promosinya, Yayasan KUNTUM bekerja sama dengan media lokal setempat agar Wisata Bisnis ini dapat dikenal banyak orang. Bahkan berbagai setasiun TV swasta sudah banyak yang meliput KWBT (Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru) seperti METRO TV, TRANS TV, ANTV, DETIK COM. Radar Bogor dll. Tanggal 22 November Tahun 2011 Yayasan KUNTUM Indonesia diliput oleh MNC TV dalam program acara “jendela usaha” dengan tema mengangkat usaha aneka olahan kelapa. Kemudian pada tanggal 8 Agustus 2011 Desa Tegalwaru diliput oleh Radar Bogor dengan tema “Gagas Tegalwaru Jadi Kampung Wisata Bisnis. Peran yang dilakukan oleh Yayasan KUNTUM dalam mengurangi pengangguran dengan meningkatkan kapasitas diri di dalam pelaku bisnis dengan cara meberikan sebuah pelatihan dan pembelajaran melalui sharing pengalaman. Pelaku bisnis sering diajak oleh Yayasan KUNTUM untuk ikut serta dalam beberapa seminar yang diadakan oleh lembaga pemerintah maupun swasta.
97
Semakin sering diberikan teori dan dibarengi praktiknya maka kapasitas pelaku bisnis akan semakin meningkat. Peran Yayasan KUNTUM selanjutnya yaitu sebagai pengembangan kelembagaan komunitas dimana Yayasan KUNTUM selalu mengayomi dan mengembangkan perkembangan pelaku bisnis, dimana seluruh pelaku bisnis dapat membangun gerakan pemersatu ekonomi dalam penguatan bisnisnya. Yayasan KUNTUM juga bereperan dalam menghubungkan antara pelaku bisnis dengan pelaku bisnis lainya agar wawasan pelaku bisnis mendapatkan pengetahuan yang luas. Dengan memberdayakan pelaku bisnis dan meningkatkan kapasitas pelaku bisnis, maka hal yang pentimg lainya adalah meberikan sebuah pengetahuan informasi dan teknolgi tepat guna salah satumya dengan cara membuat website, media sosial, serta blog. Dengan semua peran yang telah dilakukan oleh Yayasan KUNTUM timbulah sebuah keuntungan bagi desa dan pelaku bisnis. Desa semakin berkembang bahkan perputaran uang dalam sebulan mencapai 2 milyar. Semakin berkembangnya UKM maka semakin banyak pula tenaga yang diserap.
B.
Saran Dari hasil penelitian dan
informasi yang peneliti dapatkan, terdapat
beberapa saran serta usulan yang ditujukan kepada Yayasan KUNTUM dan desa Tegalwaru sendiri. Hal ini sebagai acuan tidak lanjut kegiatan Yayasan KUNTUM
dalam
melaksanakan
kewirausahaan
sosial
serta
mengembangkan potensi Desa Tegalwaru. 1.
Kurangnya sumber daya manusia di dalam Yayasan KUNTUM sangat mempengaruhi kinerja yayasan itu sendiri. Melambatnya sebuah
98
program yang mengakibatkan realisasi program yang turun ke masyarakat kurang efisien. Maka dari itu Yayasan KUNTUM secepatnya harus mengadakan kaderisasi ulang dalam memilih anggotanya supaya setiap satu program atau satu bidang bisa ditangani perorangan yang memang ahli dalam bidang tersebut. 2.
Selama Yayasan KUNTUM
mengadakan praktik kewirausahaan
sosial di Tegalwaru bersama para pelaku bisnis, mereka jarang melakukan rapat mingguan maupun bulanan untuk mengevaluasi program yang sudah berjalan. Terkadang apabila ada keluahan maupun masukan hanya di sampaikan melalui handphone. Memang untuk saat ini sekertariat Yayasan KUNTUM masih berada di rumah Ibu Tatiek kancaniatai. Sarana dan prasarananya pun belum memadai. Maka dari itu peneliti menyarankan agar dibuat tempat sekertariat baru dan didukung dengan saran dan prasarana yang memadai agar Yayasan
KUNTUM
dan
para
pelaku
bisnis
bisa
lebih
mengembangkan program dan Desa Tegalwaru menjadi lebih baik lagi. Kemudian mebuat jadwal kegiatan rapat mingguan dan bulanan untuk saling bertukar pikiran maupun mengevaluasi hasil kegiatan yang telah berjalan agar kedepannya kekurangan yang masih ada saat ini bisa teratasi dengan baik. 3.
Sebelum Yayasan KUNTUM hadir di Tegalwaru, masalah sosial yang terjadi di desa beraneka ragam. Mulai dari rendahnya pendapat perkapita Desa Tegalwaru akibat banyaknya pengangguran. Maka dari itu Yayasan KUNTUM hadir untuk memberikan solusi inovatif yang
99
salah satunya untuk mengurangi pengangguran serta meningkatkan ekonomi masyarakat Tegalwaru. Selain itu masalah sosial yang lain yang belum terselesaikan yaitu pernikan dini dan anak putus sekolah. Maka dari itu peneliti menyarankan agar Yayasan KUNTUM dan Perangkat Desa bisa bekerja sama dengan baik untuk memberikan sebuah solusi terbaiknya agar masalah tersebut bisa terselesaikan. 4. Saat ini sudah ada komunitas dan lembaga yang bergerak dalam bidang kewirausahaan sosial yaitu Indonesia Setara dan AKSI (Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia) dimana visi misi yang mereka tetapkan tidak jauh beda dengan visi misi Yayasan KUNTUM. Peneliti menyarankan agar Yayasan KUNTUM bisa bekerjasama dengan beberapa lembaga yang memang bergerak dalam bidang yang sama. Agar bisa saling tukar pikiran untuk mengembangkan Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru menajadi desa percontohan. Dengan kerja sama dengan banyak pihak, mungkin bisa juga Yayasan KUNTUM mendapatkan
dukungungan
materi
mengembangkan Desa Tegalwaru.
maupun
imateri
dalam
100
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad , Juwaini. Social Enterprise. Bandung : Mizan Group, 2011. Alma, Prof. Dr. H. Buchari, Kewirausahaan. Alfabeta: Bandung, 2011. Al-Quraan QS Al Jumuuah ayat 10. Berry, David. Pokok-pokok Pikiran dalam Sosiologi,ed. 3. Jakarta: Raja Grafindo Persada,1995 Buchari, Prof. Dr. H. Alma. Kewirausahaan, Alfabeta: Bandung, 2011 Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif Ekonomi, Kebijakan publik dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta : Kencana , 2007 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta: Balai pustaka, 1998, h.233 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka,1998. h.667 Dhewanto, Wawan dkk. Inovasi dan Kewirausahaan Sosial. Bandung: Alfabeta, 2013. Dr. Hamidi. Metode Penelitian Kualitatif. Malang: UMM Press, 2010 Drs. Huraerah, Abu M.si. Pengorganisasian Dan pengembangan masyarakat. Cet. Ke-2. Bandung :Humaniora , 2011. Dr. Kasmir, S.E.M.M. Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo, 2011. Drs. Soetomo. Masalah Sosial dan Pembangunan. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1995. Drs. Soetomo. Masalah Sosial Dan Upaya Pemecahannya. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2008.
101
Drs. Sudrajad, M.M. Kiat Mengentaskan Pengangguran dan Kemiskinan Melalui Wirausaha. Jakarta: PT Bumi Askara, 2011. Frinces, Helfin. Kewirausahaan dan inovasi Bisnis. Yogyakarta : Darussalam, 2004. Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013 Herdiansyah , Haris. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : Salemba Humanika, 2012 Leonardus, Saiman. Kewirausahaan: Teori, Praktik dan Kasus-Kasus . Jakarta: Salemba Empat, 2011. Light, C
Paul.. The Search For Social Enterpreneurship . Washington Dc:
Brooking institution press, 2008. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
PT Remaja
Rosdakarya, 2009. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009. Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2003. Qrdhawi, Yusuf. Spektrum Zakat, Dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan. Cet. Ke-1. Jakarta : Zikrul hakim, Rasjid, H. Sulaiman. Fiqih Islam. Cet. Ke41. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2008. Rasyid, Sudrajad, dkk, Kewirausahaan SantriBimbingan Santri Mandiri. Jakart : PT. Citratudha, 2006 Riduwan. Metode teknik menyusun tesis. Bandung: Alfabeta, 2007 Rusli, Said. Pengantar Ilmu Kependudukan. Cet, Ke-7. Jakarta: LP3ES, 1996. Sarwono, Sarlito Wirawan. Teori-teori Psikologi Sosial. Cet. Ke-1. Jakarta: Rajawali, 1984.
102
Shihab, Quraish. Wawasan Al-Qur’an. Banding: Mizan, 1992. Simanjuntak, Paiman J. Pengantar Ekonomi SDM. Jakarta: Penerbit FE UI, 1998. Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press, 1999. Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Cet. Ke-3. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2002. Sugiyono. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2006. Sukirno, Sadono. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2004. Usman, Husaini dan Setiadi Akabar, Purnomo. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003. Usman,
Sunyoto. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarkat. Cet. Ke-4.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006. Wibhawa, Budi, dkk. Social Enterpreneurship, Social Enterprise & Corporate Social Responsibility. Bandung, Widya Padjadjaran, 2011.
Sumber Internet BPS Indonesia. “ Kemiskinan Di Desa, “ artikel diakses pada 2 September 2014 dari http://www . jabarbps.go.id/bisnis/2013/02/11/kemiskinan-indonesia. Html. BPS Provinsi Jawa Barat. Pengangguran di akses pada tanggal 2 september 2014 dari
http://www.
jawa-barat.
Tempo.co/read/news/2014/2/angka-pengangguran-dihtml
103
LAMPIRAN-LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA A. Bagaimana Yayasan Kuntum Indonesia melakukan praktik kewirausahaan sosial? 1.) Ketua Yayasan Kuntum Indonesia a. Kapan sejarah berdirinya Yayasan Kuntum Indonesia ? b. Apa saja program yang di berikan kepada para UKM ataupun masyarakat yang ada di Desa Tegal Waru ? c. Apa saja inovasi yang pernah dilakukan oleh Yayasan Kuntum dalam kewirausahaan sosial ini ? d. Apa manfaat dari inovasi yang dilakukan Yayasan Kuntum dalam kewirausahan sosial ini ? e. Bagaimana cara mengidentifikasi isu-isu sosial dalam masyarakat ? f. Apa manfaat yang bisa diberikan dengan adanya kewirausahaan ini ? g. Apakah mudah usaha ini di duplikasi oleh pihak luar ? h. Berasal darimana sumber modal untuk melaksanakan program-program yang ibu jalankan ? i. Bagaimana cara kepemimpinan anda dalam berwirausaha ? j. Nilai sosial apa yang timbul dari masyarakat ketika program Yayasan Kuntum sudah terlaksana ? k. Apa nilai kreatifitas yang bisa anda tawarkan dalam usaha anda ? l. Bagaimana
cara
anda
untuk
mendapatkan
keuntungan
dalam
berwirausaha? m. Apakah masyarakat sekitar juga diuntungkan pada usaha kewirausahaan sosial ini ? n. Apakah
keuntungan yang
didapat
juga
membantu
kesejahteraan
masyarakat sekitar ? o. Apa tujuan jangka pendek dan jangka panjang dari Yayasan kuntum ? p. Apa harapan Ibu untuk Yayasan Kuntum dan Desa Tegalwaru ?
104
2.) Profil UKM a. Apa pekerjaan bapak sebelum menggeluti bidang usaha tersebut ? b. Sejak kapan anda membuka usaha tersebut ? c. Dari mana ide yang anda peroleh dalam menjalankan usaha tersebut ? d. Apakah usaha yang anda jalankan melihat kebutuhan pasar ? e. Bagaimana anda memanfaatkan peluang pasar ? f. Bagaimana menentukan harga produk yang anda jual ? g. Apakah harga yang ditawarkan terjangkau oleh semua orang ? h. Dari mana sumber modal untuk membuka usaha anda ? i. Apakah usaha yang anda jalankan melihat isu-isu yang ada di masyarakat? j. Bagaimana konsep atau perencanaan anda dalam membuka usaha tersebut? k. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam membuka usaha tersebut ? l. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kemajuan usaha anda? m. Apa tujuan jangka pendek dan jangka panjang dari usaha yang anda jalankan? n. Apakah sebelumnya anda pernah membuka usaha yang lain ? o. Apa saja faktor penghambat dan pendukung dalam menjalankan usaha tersebut? p. Apa manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya usaha anda? q. Apa manfaat bagi usaha anda ketika Yayasan Kuntum masuk ke Tegal waru? r. Apakah dengan adanya Yayasan Kuntum usaha anda menjadi
lebih
maju? s. Berapa jumlah tenaga kerja sebelum dan sesudah masuknya yayasan Kuntum? t. Apa jangka pendek dan jangka panjang bagi usaha yang sedang anda jalankan? u. Apa harapan untuk kedepannya bagi usaha bapak dan Yayasan Kuntum sendiri
105
Transkip Wawancara
Informan
: Tatiek Kancaniati (Ketua Yayasan KUNTUM Indonesia)
Hari/Tanggal Wawancara
: Senin, 10 November 2014
Waktu Wawancara
: 14.30-15.30 WIB
Topik Wawancara
: Sejarah berdirinya Yayasan dan cara melakukan praktik kewirausahaan Sosial
1. Kapan sejarah berdirinya Yayasan Kuntum Indonesia ? Jawab: Berdiri tahun 2008, itu juga karena dukungan dari suami dan teman-teman saya. Awalnya saya kan tinggal di depok, lama kelamaan jenuh tinggal di kompek-komplek gitu. Akhirnya saya pindah kesini tahun 2006. 2. Apa saja program yang di berikan kepada para UKM ataupun masyarakat yang ada di Desa Tegal Waru ? Jawab : kalau program sih banyak ya, nanti ya saya kasih filenya. Kita bina, kita didik juga, supaya mereka siap masuk dalam dunia bisnis. Dan gak lupa juga buat majuin kampungnya. 3. Apa saja inovasi yang pernah dilakukan oleh Yayasan Kuntum dalam kewirausahaan sosial ini ? Jawab: Inovasi yang saya lakukan melalui dua aspek : yang pertama mengangkat ekonomi kreatif setempat dan yang kedua menciptakan magnet pasar sehingga orang luar mau datang kesini. Kemudian bagaiamana menciptakan sebuah inovasi yaitu merangkum 2 aspek tadi sehingga konsep KWBT dapat berjalana dengan diiringi edukasi, membangun sebuah jasa, sharing edukasi bisnis dan juga kita sekalian memasarkan produk-produk. “Banyak sih dari sisi inovasi”. Selain itu juga pemeberdayaan di kampung Tegalwaru dapat berjalan dengan adanya kegiatan partisipatif dari masyarakat itu sendiri , karena suksesnya sebuah program social enterpreneur ataupun pemberdayaan sosial ekonomi adalah kegiatan partisipatif jadi masyarakat tidak hidup bermasing-masing.
106
Sebuah perlombaan untuk meningkatkan produknya.
Berlomba untuk
promosi dsb, itukan suatu kegiatan yang tumbuh dari dalam diri dia. 4. Apakah anda pernah melakukan produk inovasi yang berebeda dari produk lain ? Jawab: Yang jelas iya ya, karena lahirnya KWBT ini adalah sebuah inovasi dan pioner pertama di Indonesia. Terbentuknya sebuah wadah KWBT , sebuah pemberdayaan berbasis desa, kelurahan, dimana disitu ada aktifitas Social Enterpreneur. Ini baru pertama di Indonesia, selain itu di buat produk-produk dalam suatu kelurahan yang sangat berpotensi akan sumber daya alam maupun manusianya, sehingga bagaiamana kita mencoba mencipatakan sebuah produk ada di sini mulai dari agribisnis, kuliner
serta
mencakup
kebudayaan.
Kemudian
mencoba
untuk
menciptakan home industry, jadi bermula dari home industry tadi ya... bagaimana satu rumah tangga atau satu keluarga terdiri dari 5 orang anggota yaitu Ayah, Ibu dan 3 orang anak. bagaimana menciptakan satu keluarga itu menjadi lima usaha, bukan lagi satu keluarga satu usaha. Mungkin ada beberapa dari trainer-trainer kita yang masih menggunakan home industry itu satu keluarga satu usaha gitu,,, itu bagus sihh daripada tidaj punya usaha sama sekali. Tapi ini gebrakan baru kita bahwa bagaimana satu keluarga itu menciptakan beberapa usaha sesuai dengan jumlah anggota. Sehingga timbul sebuah rasa atau gaya baru bahwa bisnis adalah sebagai gaya hidup. Semua anak-anak juga kami latih untuk itu. Ada tuh yang berbisnis kelereng, walaupun cuma kelereng itukan tetap bisnis. 5. Apa manfaat dari inovasi yang dilakukan Yayasan Kuntum dalam kewirausahan sosial ini ? Jawab: Tentunya kesejahteraan masyarakat meningkat, tingkat pendapatan otomatis meningkat, punya agen di seluruh indonesia, brand-brand yang ada di tegalwaru pun dikenal banyak pihak. Banyak dari kalangan pemerintah bangga atas tujuan program yang saya buat. Bayangkan perputaran uang di kampung tegalwaru hampir 2 milyar perbulan 6. Bagaimana cara mengidentifikasi isu-isu sosial dalam masyarakat ?
107
Jawab: Masyarakat adalah sebuah kumpulan makhluk sosial yang terdiri dari
elemen-elemen masyarkat yaitu suami, istri dan anak-anak. Dari
elemen
tersebut
tugas
kepala
keluarga
kan
harus
menafkahi
keluarganyakan, yang terjadi di sini pada waktu itu kan kebanyak bapakbapak yang tinggal disni itu kerjanya di kota itupun sebagai buruh pabrik. Kalau pun ada yang kerja disni itupun bermalas-malsan untuk mencari uang. Paling yang kita bisa berdayakan Ibu-Ibunya. Hanya saja dulu kita sempat ada perkumpulan di balai desa ya sekedar obrolan sederhana kepada pak Lurah membahas program-program yang akan di laksanakan dan kebutuhan apa saja yg di inginkan oleh masayrakat disini itupun satu bulan sekali. Alhamdulillah pak lurah sangat mendukung penuh dengan adanya KWBT. 7. Apa manfaat yang bisa diberikan dengan adanya kewirausahaan ini ? Jawab:
Ya
itu
tadi
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat,
menumbuhkan potensi yang lebih dalam berwirausaha dan desa tegalwaru menjadi dikenal di indonesia, Baik di kalangan pemerintah, akademisi ya seperti kalian-kalian ini lahh. 8. Apakah mudah usaha ini di duplikasi oleh pihak luar ? Jawab: Sangat mudah. Asalakan ada niat, kemauan, mampu menangkap potensi masyarakat-masyarakatnya dan peka terhadap masalah-masalah sosial yang ada. 9. Berasal darimana sumber modal untuk melaksanakan program-program yang ibu jalankan ? Jawab: Sumbernya dari investor, LSM dan ada juga dari uang pribadi. Contohnya nata de coco dapet modal dari indosat. Tapi PR untuk kedepannya kita berharap ada investor dari luar negri masuk kesini. Belum lama juga dapet bantuan dari PemKab Bogor. 10. Bagaimana cara kepemimpinan anda dalam berwirausaha ? Jawab: Ya tetap dengan cara bermusyawarah, terus memberikan edukasi , sharing dengan ilmu yang saya dapat maupun pelaku bisnis itu sendiri. 11. Nilai sosial apa yang timbul dari masyarakat ketika program Yayasan Kuntum sudah terlaksana ?
108
Jawab: Ya masyarakat menjadi lebih partisipatif lagi, berlomba-lomba untuk meningkatkan nilai kualitas dan kuantitas produknya agar diminati oleh pengunjung. 12. Apa nilai kreatifitas yang bisa anda tawarkan dalam usaha anda ? Jawab: Tentunya berwirausaha berbasis home industry, karena hampir semua usaha dikerjakan dirumahnya masing-masing dan juga usaha kecil pun kita bisa kenalkan atau pasarkan keluar,misalkan usaha anyaman besek itu kan sangat rendahlah dari segi keuntungan nah kita kembangkan lagi menjadi agak lebih besar dan kita pasarkan bersama usaha lainnya,yang penting didalam diri pengrajin ada jiwa usaha,mau bekerja meskipun
hanya
membuat
besek
yang
jumlahnya
sedikit
dan
keuntunganya pun kecil. 13. Bagaimana cara anda untuk mendapatkan keuntungan dalam berwirausaha ? Jawab: Dengan mempromosikan KWBT melaului media sosial, kita buat webnya juga, blognya . datangnya pengunjung kesini kita kasih pelatihan sambil kita promosikan juga produk-produk kita. Banyak dari mereka yang berminat juga untuk membeli. 14. Apakah masyarakat sekitar juga diuntungkan pada usaha kewirausahaan sosial ini ? Jawab: Dengan mempromosikan KWBT melaului media sosial, kita buat webnya juga, blognya . datangnya pengunjung kesini kita kasih pelatihan sambil kita promosikan juga produk-produk kita. Banyak dari mereka yang berminat juga untuk membeli. 15. Apakah
keuntungan yang
didapat
juga
membantu
kesejahteraan
masyarakat sekitar ? Jawab: Iya tentunya. Soalnya kalau kita sedang kedatangan tamu yang sifatnya rombongan pastikan mereka menggunakan bus. Di depan gang depan itu kan ada tukang ojek, nah mereka itu yang membuka jalan. Kan lumayan dapet Rp 30.000.00-Rp 50.000.00. trus ada juga yang membuka warung-warung klontongan 16. Apa tujuan jangka pendek dan jangka panjang dari Yayasan KUNTUM ?
109
Jawab: Kalau tujuan jangka pendek si ingin mengajak kerjasama kepada beberapa UKM lagi, biar pengunjung bisa tau kalau disni bnyak sekali keankaragaman UKM. Jangka panjangnya ingin mengajak kerjasama kepada investor agar KWBT bisa lebih hebat lagi. 17. Apa harapan Ibu untuk Yayasan KUNTUM dan Desa Tegalwaru ? Jawab: Mudah-mudahan Yayasan KUNTUM dapat meberikan ide-ide yang kreatif dan inovatif dalam memajukan Desa Tegalwaru.
110
Informan
: Pelaku Usaha Wayamg Golek (“A”)
Hari/Tanggal Wawancara : 02 Desember 2014 Waktu Wawancara
: 15.30-16.15 WIB
Topik Wawancara
:Profil UKM dan Peran Yayasan KUNTUM Indonesia di Tegalwaru
1. Apa pekerjaan bapak sebelum menggeluti bidang usaha tersebut ? Jawab: saya dari dulu memang sudah menggeluti di wayang, dari umur 12 tahun saya sudah bisa membuat wayang. 2. Sejak kapan anda membuka usaha tersebut ? Jawab: Umur 12 Tahun. 3. Dari mana ide yang anda peroleh dalam menjalankan usaha tersebut ? Jawab: ide ini muncul waktu saya sedang membuat wayang, ada orang yang mau beli wayang buatan saya. Akhirnya saya jual, uangnya untuk bayaran sekolah. 4. Apakah usaha yang anda jalankan melihat kebutuhan pasar ? Jawab: ya, kita kan jualan barang tradisional. Budaya itu gak ada matinya selagi di lestarikan. Yang penting tetep berusaha aja. 5. Bagaimana anda memanfaatkan peluang pasar ? Jawab: Ya dengan seringnya saya di panggil di beberapa tempat seperti di acara tv, hotel, seminar, mall, dll untuk membuat peragaan wayang. Alhamdulillah peminat wayang jadi tambah banyak. Bahkan dulu saya sempat di liput oleh salah satu stasiun TV dalam acara “Jika aku menjadi”. Ini semua berkat Ibu Tatiek. Seperti di Pasar Raya Grande itu ngambil wayangnya disini juga. Yang terpenting ketika ada orang yang pesan kita harus cepat ngerespon aja. 6. Bagaimana menentukan harga produk yang anda jual ? Jawab: Dilihat dari tingkat kesulitan wayang. Disinikan wayang di bagi menjadi 3 tingkatan : yang pertama itu prowodan, kedua kanjepan dan yang ketiga itu punggawaan. Tingkat yang paling sulit itu punggawaan. Lagian kita juga kebanykan wayang itu bahan dasarnya pakai kayu al basyiah, makanya kadang wayang cepet kropos atau di makan rayap karena pakai kayu al basyiah. Kalau saya si pakai kayu kule, dia lebih
111
kuat, gak kropos, rayap juga gak doyan. Makanya wayang buatan saya banyak yang suka. 7. Apakah harga yang ditawarkan terjangkau oleh semua orang ? Jawab: Ya alhamdulillah si, mungkin kalau harganya tidak terjangkau tidak ada yang membeli.Samapai sekarang alhamdulillah makin banyak peminatnya 8. Dari mana sumber modal untuk membuka usaha anda ? Jawab: Modal si sendiri, sisitemnya saya putarin aja. Jadi kalau ada yang mau pesan bayar setengah harga dulu. Soalnya buat beli bahan-bahannya juga. 9. Apakah usaha yang anda jalankan melihat isu-isu yang ada di masyarakat ? Jawab: Emang disini itu pengrajin wayang tuh gak ada, cuma saya satusatunya pengrajin wayang di Tegalwaru. Ya karena saya dari kecil udah di wayang, keluarga saya juga pengrajin wayang. Makanya saya buka usaha wayang. Lagian pengrajin wayang di bogor tuh udah mulai langka yaa. 10. Bagaimana konsep atau perencanaan anda dalam membuka usaha tersebut ? Jawab: kalau konsep sih ya mengalir aja yaa, kalau ada yang mesen ya kita bikinin. Sesuai permintaan aja saya mah, yang penting dia bayar separo harga dulu untuk modal saya buat beli bahan-bahanya. 11. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam membuka usaha tersebut ? Jawab: kalau dibilang lamanya sih ya lama yaa, lagipula butuh keahlian khusus juga kalau mau buka usaha wayang. 12. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kemajuan usaha anda ? Jawab: Usaha saya maju dan mulai dikenal orang ya semenjak ada Yayasan KUNTUM. Tahun 2009an lahh 13. Apakah sebelumnya anda pernah membuka usaha yang lain ? Jawab: gak sih, dari kecil udah di wayang.
112
14. Apa saja faktor penghambat dan pendukung dalam menjalankan usaha tersebut ? Jawab: Faktor penghambat yah, bahan dasarnya yang sekarang agak langka. Iya kayu kule, soalnya itu kayu bagus. Kebanyakan pengrajin wayang kan memakai kayu albasiah. 15. Apa manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya usaha anda ? Jawab: banyak ya, disini kadang buat latihan anak-anak belajar wayang. Mulai dari perkenalan wayang dan belajar ngedalang juga. 16. Apa manfaat bagi usaha anda ketika Yayasan KUNTUM masuk ke Tegal waru ? Jawab: Berkat Yayasan KUNTUM usaha saya jadi banyak yang tau, sudah bisa menghidupi keluarga saya. Anak-anak saya pun bisa sekolah. Alhamduliilah. 17. Apakah dengan adanya Yayasan KUNTUM usaha anda menjadi lebih maju? Jawab: Ya alhamdulillah.. 18. Berapa jumlah tenaga kerja yang di serap sebelum dan sesudah masuknya yayasan Kuntum? Jawab: Kalau yang kerja sama saya paling istri saya aja. Saya tawarin aja istri saya untuk membuat wayang, daripada ngaanggur cuma ngurusin anak, ya lebih baik iseng-iseng bantuin saya. Kan lumayan ada pemasukan lebih. Seenggaknya bisa terpenuhi lah kebutuhan sehari-hari. Tapi kadang kalau istri saya sedang gak bisa, ya saya manggil temen saya. Soalnya gak bisa sembarang orang bisa buat wayang. 19. Apa jangka pendek dan jangka panjang bagi usaha yang sedang anda jalankan ? Jawab: Saya si ingin punya galeri, buka di pinggir jalan supaya orangorang bisa lihat. Kan dari melihat mungkin saja mereka tertarik ingin beli, ya barangkali yang tadinya gak suka sama wayang jadi suka gitu. 20. Apa harapan untuk kedepannya bagi usaha bapak dan Yayasan Kuntum sendiri ?
113
Jawab: Mudah-mudahan usaya saya maju aja, saya juga berharap Yayasan KUNTUM bisa lebih banyak lagi bawa tamu ke Tegalwaru. Biar semakin orang tau disini ada banyak pelaku bisnis.
114
Informan
: Pelaku Usaha Domba dan Sapi (“AN”)
Hari/Tanggal Wawancara : 05 Desember 2014 Waktu Wawancara
: 15.15-16.20WIB
Topik Wawancara
: Profil UKM dan Peran Yayasan KUNTUM Indonesia di Tegalwaru
1. Apa pekerjaan bapak sebelum menggeluti bidang usaha tersebut ? Jawab: Saya memang dari dulu usahanya ini dipeternakan domba dan sapi 2. Sejak kapan anda membuka usaha tersebut ? Jawab : Awal usaha ya ketika saya diperkuliahan saya berteman dengan pak Budi dan setelah lulus kami berdua membuka usaha peternakan ini sampai sekarang, sekitar tahun 2002 dirilis dan tearilisasi 2004 3. Dari mana ide yang anda peroleh dalam menjalankan usaha tersebut ? Jawab: Ya dari saya dan pak Budi karena kita melihat potensi di Desa ini yang cukup banyak 4. Apakah usaha yang anda jalankan melihat kebutuhan pasar ? Jawab: Setiap orang kan membutuhkan protein, kandungan protein di dalam daging itu sangat banyak ya. Saya rasa pasar akan memutuhkan itu. 5. Bagaimana anda memanfaatkan peluang pasar ? Jawab: Semakin kesini permintaan pasar semakin meningkat, semakin bervariatif juga. Kami mencoba untuk memberikan produk lain seperti makanan kaleng yang bisa langsung dimasak, kami juga membuat olahan susu domba, dan kami juga menawarkan paket pembuatan kandang domba bagi yang ingin membuka usaha seperti kita. 6. Bagaimana menentukan harga produk yang anda jual ? Jawab: Sesuai harga pasaran saja 7. Apakah harga yang ditawarkan terjangkau oleh semua orang ? Jawab: Terjangkau ya, banyak juga yang beli. Seperti makanan kaleng ini menurut saya sudah terjangkau oleh masyrakat karena dilihat dari kelebihannya tanpa bahan pengawet, bisa langsung dimakan, dan tahan sampai 2 tahun 8. Dari mana sumber modal untuk membuka usaha anda ? Jawab: Dari pribadi ya, saya dan pak Budi
115
9. Apakah usaha yang anda jalankan melihat isu-isu yang ada di masyarakat? Jawab: iya, Kita yakin usaha kita semakin hari, semakin tahun berkembang terus, soalnya populasi ternak dengan pertumbuhan penduduk tidak sebanding. Coba cek aja googgling kalau tidak percaya “ kita juga menyumbang hewan kurban. 10. Bagaimana konsep atau perencanaan anda dalam membuka usaha tersebut? Jawab: konsep awal kita hanya menjual hewan ternak, tapi lama lama kita jual hewan kurban, jual masakan kaleng juga. Kita tidak hanya menjual hewan ternak yang hidup saja, yang sudah matang pun ada, bisa langsung dimakan dan kita juga menawarkan paket ternak berupa membuat kandang ternak beserta ternaknya 11. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam membuka usaha tersebut ? Jawab: sekitar 2 tahunan ya 12. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kemajuan usaha anda ? Jawab: Ya itu sekitar 4 tahunan lah. 13. Apa tujuan jangka pendek dan jangka panjang dari usaha yang anda jalankan ? Jawab: Tujuan jangka pendek si kita lagi ingin mencari dan membuat pakan yang bagus bagi hewan ternak dengan harga yang terjangkau. Kalau jangka panjang kita pengen buka usaha yang sama di tempat yang berbeda. 14. Apa saja faktor penghambat dan pendukung dalam menjalankan usaha tersebut ? Jawab: 15. Apa manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya usaha anda? Jawab: Ketika berkurban ,kita juga ikut menyumbang hewan kurban, jadi warga sekitar apabila ingin akikahan atau berkurban tidak perlu susah lagi jauh-jauh mencari ,karena kita sudah menyediakan hewan kurban dan sebagainya
116
16. Apa manfaat bagi usaha anda ketika Yayasan Kuntum masuk ke Tegalwaru ? Jawab: Ya alhamdulillah membawa pengaruh baik ya, semakin banyak pengunjung yang datang, baik dari Bogor bahkan ada yang dari Medan juga. Semakin ramai dan banyak dikenal. 17. Apakah dengan adanya Yayasan Kuntum usaha anda menjadi
lebih
maju? Jawab: iya alhamdulillah 18. Berapa jumlah tenaga kerja sebelum dan sesudah masuknya yayasan Kuntum? Jawab: Sebelumnya kami hanya mempunyai 11 tenaga kerja, tapi semenjak
permintaan
menambah,
kamu
juga
kualahan
dalam
mengatasinya. Akhirnya kami merekrut orang-orang sekitar tegalwaru yang untuk membantu usaha kami, sekarang pekerja kami ada 30 orang. 19. Apa jangka pendek dan jangka panjang bagi usaha yang sedang anda jalankan ? Jawab: Untuk saaat ini kita fokus pada pembuatan pakan tambahan ya selain dari rumput, karena kan kalau beli harganya mahal. Kalau jangka panjang ingin menambah hewan ternak, menambah lapangan kerja yang baru, dan memperluas jaringan penjualan, selain menjual hewan siap potong kita juga ingin mencoba mengembangbiakan sendiri 20. Apa harapan untuk kedepannya bagi usaha bapak dan Yayasan Kuntum sendiri ? Jawab: Harapannya ya mudah-mudahan usaha kita bisa berkembang, bisa lebih menyerap tenaga kerja lagi, lebih membantu warga sekitar juga. Kalau untuk Yayasan KUNTUM mudah-mudahan jaringan antar pelaku usaha semakin banyak, semakin memajukan Desa Tegalwaru juga.
117
Informan
: Pelaku Usaha Tas (“F”)
Hari/Tanggal Wawancara
: 16 November 2014
Waktu Wawancara
: 11.00-12.00 WIB
Topik Wawancara
: Profil UKM dan Peran Yayasan KUNTUM Indonesia di Tegalwaru
1. Apa pekerjaan bapak sebelum menggeluti bidang usaha tersebut ? Jawab: Saya dulu bekrja di PT Kapriasi, salah satu perusahaan yang bergerak di bidang ritel seperti Shopie Martin. PT Kapriasi Multinasional Sejahtera bekerja sama dengan Shoka salah satu Pabrik yang ada di daerah kelapa gading.
Perusahaan tersebut membuat barang sendiri
seperti tas, pakaian, jam tangan , aksesoris dll. Ketika Pabrik Shoka kolep di tahun 2000-an karena perdagangan masuk, jadi barang cina itu lebih murah ketimbang barang hasil produksi Kapriasi. Setelah PT Shoka kolep , Kapriasi tidak mengambil bahan dari situ lagi semenjak tahun 2010. Saya bekerja di Kapriasi kurang lebih 11 tahun. 2. Sejak kapan anda membuka usaha tersebut ? Jawab: sejak PT Kapriasi kolep 3. Dari mana ide yang anda peroleh dalam menjalankan usaha tersebut ? Jawab: Ide – ide awal mulanya dari bapak saya, tapi kalau sekarang ya emang kalau sekrang saya gak hanya berkutat di tas aja melainkan berinovasi di makanan, toko aksesoris, toko sembako di bekasi dll. 4. Apakah usaha yang anda jalankan melihat kebutuhan pasar ? Jawab: Iya. Karena perempuan itu kan suka banget sama tas, walaupun tasnya belum rusak, pasti dia nyari model tas terbaru. Ya maklum lah orang Indonesia kan konsumtif sekali. 5. Bagaimana anda memanfaatkan peluang pasar ? Jawab: Kalau dari peluang, seperti yang saya bilang tadi kita lihat apa yang dibutuhkan oleh masayrakat. Contoh : ketika model produksi tas yang kita buat sudah banyak di pasaran, ya kita harus membuat model tas yang lebih menarik lagi. Sekarang kita lagi fokus ke model-model tas yang bagus-bagus. Ada sekitar sepuluah model tas lebih yang sedang kita produksi. Di tambah lagi tamu-tamu dari bawaannya bu Tatiek, tamu dari
118
luar ataupun dari teman-teman saya pun banyak yang beli dan banyak permintaan juga dari mereka agar model tas kita agak lebih di banyakain lagi. Saya pikir itu salah satu peluang agar tas yang sudah kita buat, kita buat lagi menjadi model yang bagus supaya konsumen tertarik dan membeli hasil produksi kita. Kemudian ketika saya membuka usaha konter pulsa, saya menjual kartu perdana pulsa dan beberapa aksesoris handphone. Tempat pembayaran listrik, jual gas juga. Saya pikir saya yakin bahwa masyarakat akan membutuhkan itu semua. kemabali lagi kita melihat apa yang dibutuhkan oleh masayarakat. 6. Bagaimana menentukan harga produk yang anda jual ? Jawab: Cara menentukan harga pertama dari bahan bakunya, misalkan katakanlah bahan 50 keatas, brarti itu terpengaruh harganya akan lebih tinggi, kemudian dari materialnya kaya misalkan aksesoris, kemudian membayar tukang. Upah tukang juga kita bedain antara tukang yang kerjanya rapi atau gak. Soalnya untuk tukang yang mengerjakan bahan tas berkualitas tinggi dengan tukang yang mengerjakan bahan tas yang berkualitas rendah itu juga kita bedakan upahnya. 7. Apakah harga yang ditawarkan terjangkau oleh semua orang ? Jawab: Mungkin kalau untuk di Bogor terbilang cukup murah tapi dengan kualitas yang standar dari kita. Terkadang ada juga orang-orang padang yang membeli di kita grosiran tapi mereka menjual barang kita di eceran dengan harga grosir. Nah itu patut dipertanyakan. Tapi bukannya kita sirik atau apa, memeng kenyataan dilapangan seperti itu. Bahakan kalau hari jumat orang-orang yang memproduksi tas datang ke pasar anyar untuk menjual tas-tasnya, nah di pasar anyar itu kan isinya orang padang semua. mereka kalau menawar barang kita seenaknya dia aja. Bahkan kalau tukang tas itu sudah kepepet karena belum bisa membayar tukang jahitnya, ya mereka menjual asal jual aja tidak memikirkan dia rugi atau tidak. Misalkan harga tas yang dia jual Rp 33.000.00 nah pedagang tersebut mau membeli dengan harga Rp 30.000.00 ya tukang tas itu maumau saja. Ya makanya gak aneh kalau harga tas di pasar anyar agak kacau.
119
8. Dari mana sumber modal untuk membuka usaha anda ? Jawab: Modal sendiri. Soalnya bapak saya itu tidak mengerti cara pemberian saham kemudian pembagaiannya seperti apa, ya jadi ini murni modal sendiri. Di samping itukan biasanya orang yang menaruh saham di beberapa usaha dia hanya berfikir untung dan untung. Padahal dalam berwirausaha itukan ada untung dan ruginya. Takutnya mereka tidak terima atau apa, nanti juga bermasalah juga kan. Makanya kita memutuskan untuk independen aja. 9. Apakah usaha yang anda jalankan melihat isu-isu yang ada di masyarakat? Jawab: iya melihat yaa. 10. Bagaimana konsep atau perencanaan anda dalam membuka usaha tersebut? Jawab: Kita buat mereka mudah untuk bekerja. Kalau yang punya anak di rumah dan gak bisa di tinggal, kita kasih mesin jahit lalu silahkan bekrja di rumah 11. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam membuka usaha tersebut ? Jawab: ya selepas dari krisis ekonomi tahun 98, saya langsung membuka usaha ini tahun 2002. 12. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kemajuan usaha anda ? 13. Jawab: kalao soal mencapai kemajuannya cukup lama ya mulai dari waktu dulu kita masarinya masih rumah kerumah, jalan kaki jauh pula. Syukur alhamdulillah ada yang beli. Kadang gak ada yg beli, samapi sekaramg kadang pembeli dateng sendiri ke galeri. 14. Apa tujuan jangka pendek dan jangka panjang dari usaha yang anda jalankan ? Jawab: Modal sendiri. Soalnya bapak saya itu tidak mengerti cara pemberian saham kemudian pembagaiannya seperti apa, ya jadi ini murni modal sendiri. Di samping itukan biasanya orang yang menaruh saham di beberapa usaha dia hanya berfikir untung dan untung. Padahal dalam berwirausaha itukan ada untung dan ruginya. Takutnya mereka tidak
120
terima atau apa, nanti juga bermasalah juga kan. Makanya kita memutuskan untuk independen aja. 15. Apakah sebelumnya anda pernah membuka usaha yang lain ? Jawab: belum yaa. 16. Apa saja faktor penghambat dan pendukung dalam menjalankan usaha tersebut ? Jawab: faktor penghambatnya si semakin banyak pabrik-pabrik tas yang menjual produknya sangat murah sekali. Jadi kitanya agak repot juga dalam menentukan harganya. 17. Apa manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya usaha anda? Jawab: Saya senang Yayasan yang dipimpin oleh Bu Tatiek ini bisa memberikan sebuah ide buat usaha saya dan membantu warga tegalwaru juga. Saya sangat berterima kasih sekali dengan Yayasan Kuntum 18. Apa manfaat bagi usaha anda ketika Yayasan Kuntum masuk ke Tegalwaru ? Jawab: Usaha ya di kenal banyak orang, semenjak tamu-tamu pada main kesini 19. Apakah dengan adanya Yayasan Kuntum usaha anda menjadi
lebih
maju? Jawab: Alhamdulillah lah mas. 20. Berapa jumlah tenaga kerja sebelum dan sesudah masuknya yayasan Kuntum? Jawab: Dulu pas belum ramai-ramainya permintaan dari pasar pekerja saya cuma ada 35 orang, sekarang pas mulai adanya Yayasan KUNTUM lambat laun pkerja saya bertambah . sekaramg aja ada 75 orang, termasuk penjaga toko. 21. Apa jangka pendek dan jangka panjang bagi usaha yang sedang anda jalankan ? Jawab: Tujuan jangka pendek masih mencari agen lagi, mau bikin usaha kerupuk juga. Kalau jangka panjangnya mau nambah toko lagi nihh.. 22. Apa harapan untuk kedepannya bagi usaha bapak dan Yayasan Kuntum sendiri ?
121
Jawab: Ya mudah-mudahan kedepannya usaha saya tambah maju lagi, banyak di kenal banyak orang. Makin banyak buka lapangan kerja. Kalo untuk Yayaysan Kuntum, semoga menjadi lebih baik lagi, lebih ramai desanya. Gituu..
122
Informan
: Pelaku Usaha Obat Herbal (“SU”)
Hari/Tanggal Wawancara
: 05 Mei 2015
Waktu Wawancara
: 14.00-14.30 WIB
Topik Wawancara
: Profil UKM dan Peran Yayasan KUNTUM Indonesia di Tegalwaru
1. Apa pekerjaan anda sebelum menggeluti bidang usaha tersebut ? Jawab: masih kuliah pada waktu itu. 2. Sejak kapan anda membuka usaha tersebut ? Jawab: Pada awalnya saya dikasih kepercayaan sama orang dosen IPB untuk manfaatin tanah ini ya kira-kira 7000m itu kurang lebih tahun 2006 ya, trus saya coba buat menanam segala jenis tanaman tapi kesininya lebih banyak tanaman obatnya karena buat usaha juga,trus saya juga sering nyoba-nyoba bikin ramuan obat sakit maag akhirnya keterusan sampai bermacam-macam obat herbal ada disini kebetulan saya juga bekas perawat dulunya 3. Dari mana ide yang anda peroleh dalam menjalankan usaha tersebut ? Jawab: gara-gara waktu itu ibu punya penyakit maagh, kitanya juga bukan oarang ada, cuma bisa beli obat di warung. tapi dari situ ibu coba buat belajar ramuan herbal. karena dari dulu ibu emang udah suka ngeramu tanaman herbal 4. Apakah usaha yang anda jalankan melihat kebutuhan pasar ? Jawab: yaa kadang kan kalau sedang sakit parah obat dokter gak bisa sembuh gitu ya, maknya ibu coba buat obat herbal tradisional, bahannya alami semua. 5. Bagaimana anda memanfaatkan peluang pasar ? Jawab: Tamu dari Yayasan KUNTUM sering mengunjungi Sari Sehat, mereka sering curhat sama saya tentang berbagai macam penyakit. Kadang dari situ banyak permintaan obat . akhirnya saya bikinin aja gitu. 6. Bagaimana menentukan harga produk yang anda jual ? Jawab: ya sesuaikan dengan bikin obatnya aja gitu. 7. Apakah harga yang ditawarkan terjangkau oleh semua orang ?
123
Jawab: Ya terjangkau, maknya banyak orang-orang dari Bogor, bahkan di luar bogor belinya kesini, itu juga belinya gak satuan. Tapi banyak kaya 1 lusin gitu. 8. Dari mana sumber modal untuk membuka usaha anda ? Jawab: ini si modal sendiri, karena usaha kaya gini kan gak perlu modal banyak. Yang di perluin tu pengalaman yah. 9. Apakah usaha yang anda jalankan melihat isu-isu yang ada di masyarakat? Jawab: Ya kalau menurut ibu namanya penyakit mah bisa dateng kapan aja dan gak semua penyakit bisa sembuh pakai obat dokter kan. 10. Bagaimana konsep atau perencanaan anda dalam membuka usaha tersebut? Jawab: Ibu si cuma manfaatin tanah punya orang lain aja, ada tanah kosong ya ibu tanamin tanaman obat. Ibu juga sering ngeracik obat dari banyak tanaman. 11. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam membuka usaha tersebut ? Jawab: Ya pas ada Yayasan KUNTUM kesini. 12. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kemajuan usaha anda ? Jawab: ya lumayan, pas ada kunjungan tamu dari Yayasan Kuntum aja usaha ibu jadi ramai begini. 13. Apa tujuan jangka pendek dan jangka panjang dari usaha yang anda jalankan ? Jawab: Ibu si pengen ngumpulin bibit tanaman obat, biar nanti segala penyakit yang dikeluhkan sama tamu, ada semua disini. 14. Apakah sebelumnya anda pernah membuka usaha yang lain ? Jawab: Belum pernah ya.. 15. Apa saja faktor penghambat dan pendukung dalam menjalankan usaha tersebut ? Jawab: kalau hambatan ya paling pas bikin ramuannya ya, karena Cuma ibu yang bisa bikin ramuan obatnya, anak ibu aja belum bisa. Suka keteter aja kalau lagi banyak pesanan.
124
16. Apa manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya usaha anda? Jawab: Apa manfaat bagi usaha anda ketika Yayasan Kuntum masuk ke Tegal waru ? Jawab: ya banyak pembeli dari luar daerah, soalnya disnis tuh tempat langgananya tamu Bu Tatiek, kita sering ngobrol-ngobrol di saung sama tamu tentang masalah penyakit apa saja. Nanti tinggal ibu tau kasih obatnya yang cocok sama penyakitnya. 17. Apakah dengan adanya Yayasan Kuntum usaha anda menjadi lebih maju ? Jawab: alhamdulillah ada tambahan, kita jadi di kenal orang , kita lebih berkembang, suka ada yang syuting juga, di liput, masuk majalah masuk radar bogor juga. saking cocoknya obat herbal buatan ibu, yang tadinya cuma beli satu bungkus eh besok-besok minta di kirimin lagi. ada juga yang beli borongan untuk dijual lagi sama mereka, kaya 10 bungkus buat penyakit maagh, 10 bungkus lagi buat penyakit diabetes, ya gitu 18. Berapa jumlah tenaga kerja sebelum dan sesudah masuknya yayasan Kuntum? Jawab: kalau yang kerja disini sekarang si udah 4 orang sama anak ibu juga, kalau dulu mah cukma ibu sama anak ibu aja. dulu kan belum terlalu ramai kaya sekarang yah. 19. Apa jangka pendek dan jangka panjang bagi usaha yang sedang anda jalankan ? Jawab: mau tambah lahan lagi biar bisa panen banyak, produksinya juga bisa banyak 20. Apa harapan untuk kedepannya bagi usaha anda dan Yayasan Kuntum sendiri ? Jawab: harapannya yang penting pengunjungnya tambah banyak, Tegalwaru juga biar bisa dikenal banyak orang. Mudah-mudahan biar dikasih kesehatan semua yaa.
125
Informan
: Pelaku Uasaha Pembibitan Ikan Patin (“B”)
Hari/Tanggal Wawancara
: 27 November 2014
Waktu Wawancara
: 12.00-13.00 WIB
Topik Wawancara
: Profil UKM dan Peran Yayasan KUNTUM Indonesia di Tegalwaru
1. Apa pekerjaan bapak sebelum menggeluti bidang usaha tersebut ? Jawab: Mengembangbiakan ikan mas ya sama ikan gurame sama ikan bawal juga,dan sempat ke patin dan sekarang masih di ikan gurame, patin ikan mas sudah tidak lagi 2. Sejak kapan anda membuka usaha tersebut ? Jawab: Sudah ada yang memproduksi duluan seperti pak Atang yang tadi disini dan saya belakangan, pak Atang itu dari tahun 1995 dan kalau saya dari tahun 2000an lah ya.. 3. Dari mana ide yang anda peroleh dalam menjalankan usaha tersebut ? Jawab: Dari teman-teman juga sih ngajak-ngajak gitu 4. Apakah usaha yang anda jalankan melihat kebutuhan pasar ? Jawab: ya sebenarnya si cari cara yang mudah dan cepat untuk di panen aja. kalau ikan mas atau gurame itu agak lama ya masa panennya. 5. Bagaimana anda memanfaatkan peluang pasar ? Jawab: Kalau saya kan sudah punya banyak konsumen yah dipasar, kadang yang sudah pada kenal dan tahu saya mereka datang sendiri kesini, lewat telepon jadi kita tinggal kirim aja 6. Bagaimana menentukan harga produk yang anda jual ? Jawab: Kalau kita karena sudah langganan dengan pembeli tetap ya jadi tidak menaikan harga,paling juga si pembeli yang menaikan harga 7. Apakah harga yang ditawarkan terjangkau oleh semua orang ? Jawab: Emang harga pasaran disini mah terjangkau, kalau di Kalimantan kan lain lagi harganya, karena kalau disana ukuran 1 inch itu berkisar Rp 150-200/ekor, sedangkan disini maksimal paling Rp 80/ekor itu sudah ketutup meskipun Cuma Rp 60 juga sudah bisa menutupi modal asalkan ikannya banyak 8. Dari mana sumber modal untuk membuka usaha anda ?
126
Jawab: dari modal sendiri yahh. 9. Apakah usaha yang anda jalankan melihat isu-isu yang ada di masyarakat? Jawab: Gak juga sih, kita buka usaha kan karena kita udah males kerja. Jadi lebih baik buka usaha aja gitu. 10. Bagaimana konsep atau perencanaan anda dalam membuka usaha tersebut? Jawab: Awalnya saya kan punya konsep buat pembibitan ikan mas sama gurame. Karena masa panennya agak lama, dan perputaran uangnya juga lama. Akhirnya saya pinda ke patin. 11. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam membuka usaha tersebut ? Jawab: Ya lama hampir 13 Tahun yaa. 12. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kemajuan usaha anda ? Jawab: Butuh bertahun-tahun Namanya juga usaha, gak langsung maju, gak langsung sukses. Kudu ngerasain pahitnya dulu. 13. Apa tujuan jangka pendek dan jangka panjang dari usaha yang anda jalankan ? Jawab: Paling membuka kolam ditempat lain, mau nambah aqurium juga sihh. Soalnya udah mulai banyak yang pesen, minta dikirimin juga. 14. Apakah sebelumnya anda pernah membuka usaha yang lain ? Jawab: Belum pernah, baru di ikan aja. 15. Apa saja faktor penghambat dan pendukung dalam menjalankan usaha tersebut ? Jawab: biasanya si cuaca ya,, musim kemarau gini ikan pada kepanasan. Sering banyak yang mati. Apalagi kalau kolam yang cuma pake terpal gitu. Perwatannya harus lebih ekstra aja gituu 16. Apa manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya usaha anda? Jawab: Ya mungkin sebagai lahan pkerjaan juga, bantuin saya ngurusin ikan. Mereka juga kita kasih upah lumyaan buat beli kebutuhan. 17. Apa manfaat bagi usaha anda ketika Yayasan Kuntum masuk ke Tegal waru ?
127
Jawab: banyak dah, bermanfaat banget Yayasan KUNTUM di Tegalwaru. Saya rasa bukan saya aja yang ngersain. Pengusaha yang ada disini juga senang dengan hadirnya beliau. 18. Apakah dengan adanya Yayasan Kuntum usaha anda menjadi lebih maju ? Jawab: Alhamdulillah saya berterimakasih sama Yayasan KUNTUM udah bikin usaha saya jadi di kenal bnyak orang, jadi banyak tamu yang datang ketempat saya, mungkin gak cuma saya aja yang ngerasain ini, banyak usaha-usaha yang lainnya juga yang ngerasain keuntungannya 19. Apa jangka pendek dan jangka panjang bagi usaha yang sedang anda jalankan ? Jawab: Saya mau nambah aquarium lagi sih, terus mau nawarin ke pasarpasar yang ada di luar Bogor. Soalnya saya jual ikannya juga murah. 20. Apa harapan untuk kedepannya bagi usaha bapak dan Yayasan Kuntum sendiri ? Jawab: Harapannya si pengen usaha ini bisa tambah maju, berkembang juga. Harga pasar juga stabil, syukur-syukur harga ikan naik. Kalau untuk KUNTUM, ya tambah sukses aja. Semakin banyak bawa tamu kesini.
128
Dokumentasi
Saat peneliti melakukan penelitian di Tegalwaru
Pabrik industri olahan tas
Pabrik industri pengolahan tas
129
Lahan tanaman obat herbal
Tanaman lidah buaya yang akan di jadikan obat herbal
Salah satu produk herbal yang dihasilkan oleh Sari Sehat
130
Peternakan Sapi dan Domba
Salah satu inovasi produk yang dilakukan oleh peternak sapi dan domba
Kolam pembibitan ikan patin
131
Bibit ikan patin yang siap di panen
Wawancara Peneliti Dengan Sekertaris Desa
Tamu Yayasan KUNTUM Indonesia Yang Berkunjung ke Sari Sehat Sedang Melakukan Sharing Masalah Penyakit dan Obatnya
132
Peneliti Sedang Melakukan Wawancara Dengan Pelaku Usaha Tas. Beliau ingin membuka usaha krupuk krenea banyak permintan dari pasar
Ini salah satu hasil olahan Mas “F” yang berupa kerupuk, yang nantinya akan dijual di daerah Bogor.
Seminar Yayasan KUNTUM dalam melakukan edukasi terhadap masyarakat
133
134
135