10 Media Bina Ilmiah
ISSN No. 1978-3787
ANALISIS TINGKAT UPAH TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KERAJINAN KAYU DI DESA LABUAPI KECAMATAN LABUAPI Oleh: Angkasah Univ. Islam Al-Azhar Mataram Abstrak: The study is titled "Analysis of the Effect Wage Rate Against Labor Productivity On The Woodworking Industry Sub Labuapi Labuapi village". Issues raised in this study is whether the wage rate has an influence on labor productivity in the woodcraft industry in the Village District Labuapi Labuapi. In response to these problems while above the proposed hypothesis as follows: "It is thought that wages have a significant effect on labor productivity in the woodcraft industry in the Village District Labuapi Labuapi". The research method used in this research is descriptive research method. And data collection methods used is the sample survey respondents while sampling method used was simple random sampling of 20% of the population. Further samples were taken by stratified random sampling, the sampling of respondents by type of work performed in the woodcraft industry in the village Labuapi, with each respondent determined proportionally. From the results of the analysis indicate that the average productivity of each type of work is fluctuating while wages have increased. From these circumstances it can be seen that the labor productivity of each is influenced by the level of wages. From the results of the regression analysis results are all kinds of jobs that attract attention and shows the most significant results of the equation is a simple regression of labor cukli. The results of employment cukli coefficient is 0.004, which means if the wage rate increased by Rp. 1, - it will lead to an increase of 0.004 units. Of the value of the coefficient of determination is known that the correlation between wages on labor productivity has a significant color. This is evident from the high value of the coefficient of determination (r ²) compared to the values of the coefficient of determination kinds of other jobs in the industry woodcraft village Labuapi is equal to 0.900, which means that wage rates have an influence on labor productivity coloring by 90 percent and the remaining 10 percent dipenagruhi by other factors. From the results of testing all types of work using F test that showed the most significant results occurred in the type of service work to the value of F count 171.846. Keywords: Effect Wage Rate, Labor Productivity PENDAHULUAN Sasaran utama pembangunan di bidang ekonomi adalah mencapai keseimbangan antara sektor industri serta terpenuhinya kebutuhan masyarakat. Pembangunan di bidang industri merupakan bagian usaha dalam mempercepat tercapainya sasaran pembangunan didaerah dimana pembangunan industri bukan saja berarti semakin ditingkatkan dan dipercepat pertumbuhannya sehingga mampu mempercepat tercapainya struktur ekonomi yang lebih seimbang melainkan juga dalam hal pelaksanaanya harus dapat memperluas kesempatan kerja. Kondisi industri di NTB sebagian besar merupakan industri kecil dan kerajinan yang terdapat di pedesaan dengan berbagai jenis produk yang dihasilkan. Kelompok usaha ini bersifat padat karya dengan peralatan sederhana dan sebagian masih merupakan pekerjaan sampingan. Pekerjaan usaha industri kecil di daerah ini setiap tahunnya terus meningkat. Laju perkembangan di sektor ini akan mempercepat perubahan struktur ekonomi di daerah NTB dari sektor pertanian ke sektor non _______________________________________________ Volume 7, No. 2, Maret 2013
pertanian secara bertahap ( Sumber : Kantor Depperindag Propinsi NTB. 2006 ) Bertitik tolak dari hal tersebut di atas Dinas Perindustrian Dan perdagangan Propinsi Nusa Tenggara Barat melaksanakan program pembinaan yang dilakukan secara intensif dengan melibatkan secara aktif kabupaten atau kota, berupaya untuk mewujudkan dan meningkatkan nilai tambah yang dihasilkan oleh pengusaha perajin yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Disamping itu akan meningkatkan devisa melalui ekspor berbagai komoditi hasil industri dan sangat erat kaitannya dengan perkembangan pariwisata di daerah. Industri kecil kerajinan kayu di Kabupaten Lombok Barat dari berbagai tempat/sentra-sentra produksi. Selain di Desa Labuapi kecamatan labuapi, sentra kerajinan kayu terdapat juga di Desa Sesela kecamatan Gunung sari, Kecamatan Narmada Kecamatan Tanjung dan daerah-daerah lain yang tersebar diwilayah Kabupaten Lombok Barat. Pada awalnya industri kerajinan tersebut hanya menghasilkan beberapa jenis produk saja.tetapi http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 seiring dengan peningkatan selera masyarakat dan untuk memenuhi tuntutan pasar maka perajin di Desa labuapi terus berusaha untuk menciptakan berbagai macam produk dengan desain-desain baru dari bahan baku yang sama yaitu bahan baku utama papan atau kayu. Dalam usaha meningkatkan produksi untuk memenuhi kebutuhan selera pasar,dibutuhkan sejumlah faktor produksi yang mendukung didalam pelaksanaan proses produksi kerajinan kayu tersebut seperti bahan baku, tenaga kerja, permodalan, keterampilan perajin dan alat-alat pembantu/penolong lainnya. Namun diakui dalam setiap usaha banyak kendala dihadapi, adapun masalah produktivitas tenaga kerja dan para perajin yang terkait dengan pendidikan, keahlian serta keterampilan dalam mengelola usahanya. Ketersediaan bahan baku dan tenaga kerja dengan tingkat keahlian/keterampilan dasar mendorong para perajin kerajinan kayu di desa Labuapi berusaha untuk terus mengembangkan usaha kerajinan kayu tersebut sebagai salah satu usaha yang diharapkan mampu memenuhi dan meningkatkan pendapatan para perajin kerajinan kayu di desa Labuapi tersebut. Kaitannya dengan peningkatan hasil produksi, yang menjadi perhatian utama adalah produktivitas pekerja. Menurut Payaman J.Simanjuntak (2001) yang dimaksud dengan produktivitas adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu. Jadi produktivitas tenaga kerja karyawan adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh setiap tenaga kerja dalam jangka waktu tertentu yakni perjam, perhari, perminggu, perbulan dan selanjutnya (jumlah produksi yang dihasilkan oleh tenaga kerja di bagi dengan jumlah jam kerja tenaga kerja dalam satuan jam kerja perunit ). Produktivitas dalam tulisan ini adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh pekerja kerajinan kayu pada industri kayu di desa Labuapi. Untuk dapat meningkatkan produktivitas pekerja diperlukan adanya suatu hubungan kerja yang baik antara pimpinan dan bawahannya. Ini ditegaskan dari pengertian manajemen yaitu suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan yang kegiatannya dilakukan oleh atau dengan bantuan orang lain. Hal ini bukan berarti bahwa faktor-faktor produksi selain tenaga kerja dapat di abaikan tetapi faktor-faktor tersebut harus berintegrasi antara yang satu dengan yang lainnya sehingga dapat dicapai dengan hasil yang di inginkan. Disamping itu faktor yang terpenting dan merupakan salah satu pendorong yang besar pengaruhnya terhadap seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya adalah upah. Hal ini disebabkan karena upah merupakan salah satu yang penting dalam memenuhi kebutuhan
Media Bina Ilmiah 11 hidup seseorang serta dapat mempengaruhi tinggi rendahnya produktivitas tenaga kerja. Bila dikaitkan dengan kenyataan upah merupakan faktor yang penting atau dominan pengaruhnya terhadap produktivitas pekerja, sedangkan faktor-faktor lainya seperti lingkungan kerja, motivasi ,jaminan sosial, keterampilan, gizi dan kesehatan dalam keadaan stabil atau tidak mengalami perubahan selama ini ( Payaman J. Simanjuntak : 2001 ). Upah sebagai salah satu faktor yang dominan pengaruhnya terhadap produktivitas kerja maka tingkat upah diukur dengan kebutuhan hidup layak (KHL) karena dengan cara inilah mengetahui apakah para pekerja sudah mampu untuk memenuhi kebutuhannya secara wajar. Dengan memberikan upah yang adil dan dapat mendorong pekerja untuk memenuhi kebutuhannya secara wajar.dengan memberikan upah yang adil dan dapat mendorong pekerja untuk bekerja dengan lebih baik dalam usaha meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Sebaliknya apabila besarnya tingkat upah yang diberikan kepada pekerja sangat rendah akan dapat mengakibatkan menurunnya produktivitas kerja para karyawan. Industri kerajinan kayu di Desa Labuapi didalam proses produksinya secara keseluruhan tidak menggunakan mesin melainkan dengan keahlian dan keterampilan tangan yang didukung dengan berbagai macam fasilitas (alat-alat yang mendukung proses pembuatan kerajinan tersebut). Oleh karena itu jumlah produksinya sangat tergantung pada hasil kerja karyawannya.Industri kerajinan kayu ini berproduksi secara terus menerus. Dalam hubungannya dengan produktivitas pekerja, pada dasarnya tingkat upah yang tinggi akan dapat memberikan dampak pada peningkatan produktivitas. Hal ini disebabkan upah yang diterima tinggi akan memberikan rangsangan dan motivasi kerja yang tinggi,juga para pekerja beserta keluarganya akan dapat memenuhi kebutuhannya dengan baik. Fisik yang sehat/baik dan motivasi kerja yang tinggi akan menunjang kelancaran kerja, meningkatkan gairah kerja, berkurangnya absensi karena sakit, masalah kesulitan keuangan,dsb Sistem pengupahan pada industri kerajinan kayu di desa Labuapi ini menggunakan sistem pengupahan berdasarkan kesatuan/hasil ( per unit ) yakni upah yang diterima oleh pekerja tergantung dari kegiatan/hasil si pekerja. Dalam hal ini yang menjadi ukuran adalah berapa produksi (produk/unit) yang dihasilkan oleh pekerja dalam sehari dengan menggunakan waktu rata-rata 8 jam perhari diluar jam istirahat. Karakteristik responden ( tenaga kerja) kerajinan kayu di desa Labuapi sebagai responden merupakan hal yang sangat penting dalam
_______________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 7, No. 2, Maret 2013
12 Media Bina Ilmiah menentukan tingkat kemampuan dalam melakukan aktivitas. Tingkat kemampuan dalam melakukan aktivitasnya dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : Umur, pendidikan dan jumlah atau banyaknya tanggungan keluarga tenaga kerja kerajinan kayu di desa Labuapi tersebut. Hasil penelitian ini nantinya diharapkan menjadi bahan masukan dan informasi bagi pemerintah atau instansi terkait dalam menentukan kebijakan yang berguna bagi pengembangan industri kerajinan kayu di NTB. METODE a.
Populasi, Sampel dan Penarikan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 231 orang tenaga kerja yang terdistribusi pada 26 unit usaha ( industri kerajinan kayu di Desa Labuapi). Dari jumlah populasi tersebut akan diambil sebagai sampel responden sebanyak 20% yakni sebanyak 46 orang tenaga kerja secara simple random sampling ( sampel acak sederhana). Dimana 46 sampel tersebut diambil secara stratified random sampling yaitu pengambilan sampel responden berdasarkan jenis pekerjaan yang dilakukan dalam industri kerajinan kayu di desa Labuapi, dengan jumlah masing-masing responden ditentukan secara proporsional. Kerajinan kayu ini memiliki 5 (lima) tahapan proses produksi yaitu dari membuat topeng, mengeruk,cukli,servis (amplas. Kemudian tahap mewarnai (finishing). Dimana kegiatan-kegiatan ini dilakukan oleh orang-orang yang berbeda dari populasi sebanyak 231 orang tenaga kerja terdapat 45 orang yang bekerja membuat topeng,41 orang yang bekerja pada tahap mengeruk,25 orang yang melakukan kegiatan cukli, 85 orang yang bekerja pada bagian servis dan 35 orang yang bekerja pada bagian mewarnai. Jumlah pengambilan sampel pada masingmasing tahapan produksi dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 1. Pengumpulan Data Primer dan Sekunder
ISSN No. 1978-3787 b.
Teknik Analisis Data
Data dianalisis secara kualitatif yang dipergunakan untuk menerangkan atau memberikan penjelasan dari data –data penelitian yang telah dilakukan. Dan secara kuantitatif menggunakan analisis sebagai berikut : Untuk mengetahui produktivitas tenaga kerja pada industri kerajinan kayu didesa Labuapi digunakan rumus ( Payaman J Simanjuntak : 2001 ) Produktivitas tenaga Kerja =
Jumlah produksi Jumlah jam kerja
Dalam hal ini yang dimaksud dengan produktivitas tenaga kerja adalah produktivitas dalam satuan unit perhari. Jumlah produksi berupa jumlah ukiran kerajinan kayu dalam satuan unit. Dan satuan waktu yang digunakan adalah berapa hari pekerja yang digunakan untuk bekerja perbulan. Dalam hal ini pekerja dalam sehari bekerja rata-rata 8 jam. Untuk mengetahui besarnya pengaruh antara tingkat upah dengan produktivitas tenaga kerja kerajinan kayu di desa Labuapi digunakan analisa fungsi regresi sederhana ( Supranto J : 1983 ) : Y = a + bx
1.
2.
Dimana : Y = Produktivitas Tenaga Kerja X = Upah yang diterima tenaga kerja a = konstanta Untuk menguji hipotesa yang diajukan digunakan uji statistik test, dengan langkahlangkah sebagai berikut : Formulasi Hipotesa Ho : b = 0 Ha : b ≠ 0 Menentukan Level of significant α = 5 % Untuk menguji kearah Hubungan antara Upah yang diterima Tenaga Kerja dengan Tingkat Produktivitas ( y ) digunakan r² dengan rumus sebagai berikut : (Ir. M. Iqbal Hasan, M.M. 2002
dimana : r : Koefisien Korelasi n : Banyaknya responden x : Upah Tenaga Kerja y : produktivitas Nilai r dapat bervariasi dari -1 melalui 0 hingga +1, apabila : r = +1 atau mendekati +1 , maka korelasi antara dua variabel ( x dan y ) dikatakan positif dan kuat. _______________________________________________ Volume 7, No. 2, Maret 2013
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787
Media Bina Ilmiah 13
3.
r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi antara dua variabel (x dan y)dikatakan sangat lemah atau tidak terdapat hubungan sama sekali. Untuk menguji variabel secara serentak digunakan F test dengan rumus sebagai berikut ( Suharsumi arikunto 1998 ) : dimana :
F
JKreg / K JKres / n k 1)
Jkreg : Jumlah kuadrat regresi Jkres : jumlah Kuadrat residu k : Banyaknya variabel bebas n : Banyaknya subyek Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: 1) Merumuskan Hipotesa Uji F Ho : b = 0 Ha : b 0 2) level significan 5 % 3) Kriteria pengujian
Jika F –hitung dari F tabel maka Ho ditolak Jika F- hitung dari F tabel maka Ho diterima HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tentang kerajinan kayu ini mengambil sampel di Desa Labuapi Kecamatan Labuapi. Industri kerajinan kayu tersebut bukan merupakan usaha yang baru berkembang. Melainkan sudah dirintis sejak lama sehingga sudah menjadi usaha dan pekerjaan yang terus ditekuni dan dikembangkan baik dalam cara maupun tehnik pengolahannya diusahakan lebih ditingkatkan baik dalam keterampilan para tenaga kerja maupun peralatan yang digunakan oleh tenaga kerja kerajinan kayu , sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksinya dan juga mampu dapat meningkatkan pendapatan tenaga kerja kerajinan kayu di Desa Labuapi. Pekerjaan pada industri kerajinan kayu ini merupakan pekerjaan pokok , sebagian besar penduduk di desa Labuapi, baik tua maupun muda. Para pekerja melakukan pekerjaan ini hanya bermodalkan keterampilan yang diperoleh secara turun temurun, dan tidak pernah mendapatkan pendidikan khusus atau latihan kerja yang diadakan oleh instansi-instasi pemerintah. Produksi kerajinan kayu di Desa Labuapi kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat bukan hanya di jual di
Dalam negeri tetapi sudah mampu memenuhi keinginan pasar luar negeri bahkan keberadaan industri kerajinan kayu ini merupakan salah satu daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke daerah Nusa Tenggara Barat. Dalam memproduksi kerajinan ( ukiran ) kayu ini, alat yang digunakan adalah pisau, pahat,palu,pemaja gergaji,jekso,mesin amplas,sekrool,serum listrik,cat,spidol atau pensil serta bahan baku kayu mahoni atau papan yang dibeli oleh para pengusaha atau pengerajin dari Desa Sesaot. Dalam penelitian ini produk yang digunakan sebagai bahan atau objek penelitian adalah produk kerajinan (ukiran) kayu yang menghasilkan produk topeng saja. Karena sebagian besar produk kerajinan kayu di Desa labuapi ini menghasilkan atau sengaja memproduksi kerajinan yang berupa topeng saja. Hal ini juga disebabkan produk berupa topeng merupakan orderan (pesanan) yang paling tinggi nilainya. Proses produksi kerajinan kayu yang berupa topeng ini terdiri dari 5 (lima) tahapan produksi yang dikerjakan oleh orang-orang yang berbeda atau dengan kata lain dalam proses produksi ada spesialisasi dalam melakukan pekerjaan. Skema atau gambar tahapan produksi kerajinan kayu yang berupa topeng dilihat di bawah ini : Membuat Topeng Mengeruk Cukli Mewarnai(Finishing) Servis(Amplas) Hubungan karakteristik antara tingkat upah dengan produktivitas tenaga kerja kerajinan kayu di Desa Labuapi. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, didapat hasil bahwa masing-masing responden mengerjakan pekerjaan yang berbeda di tiap jenis pekerjaan. Persamaan regresi yang dihasilkan dari analisis regresi linier sederhana antara faktor tingkat upah (X) dengan produktivitas tenaga kerja (Y) : 1. Analisa Regresi Sederhana Tenaga Kerja Pembuat Topeng Y = 0,387 + 0,003 X Persamaan ini mempunyai makna bahwa jika tingkat upah tenaga kerja pembuat topeng tidak berubah dari waktu ke waktu maka produktivitas tenaga kerja akan sebesar 0,387 unit per jam. Sedangkan koefisien regresi sebesar 0,003 yang artinya jika tingkat upah dinaikkan sebesar Rp. 1,- maka akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja pembuat topeng sebesar 0,003 unit. Atau sebaliknya menurun sebesar 0,003 jika tingkat upah diturunkan sebesar Rp. 1,-.
_______________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 7, No. 2, Maret 2013
14 Media Bina Ilmiah 2.
3.
4.
5.
Analisa Regresi Sederhana Tenaga Kerja Mengeruk Y = 0,500 + 0,002 X Persamaan ini mempunyai makna bahwa jika tingkat upah tenaga kerja mengeruk tidak berubah dari waktu ke waktu maka produktivitas tenaga kerja akan sebesar 0,500 unit per jam. Sedangkan koefisien regresi sebesar 0,002 yang artinya jika tingkat upah dinaikkan sebesar Rp. 1,- maka akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja mengeruk sebesar 0,002 unit. Atau sebaliknya menurun sebesar 0,002 jika tingkat upah diturunkan sebesar Rp. 1,-. Analisa Regresi Sederhana Tenaga Kerja Cukli Y = 1,025 + 0,004 X Persamaan ini mempunyai makna bahwa jika tingkat upah konstan (tetap ) maka produktivitas tenaga kerja akan sebesar 1,025 unit. Dan nilai b adalah sebesar 0,004 yang berarti jika tingkat upah tenaga kerja kerajinan kayu dinaikkan, maka tingkat produktivitas akan bertambah sebesar 0,004 pada setiap Rp 1,-. Analisa Regresi Sederhana Tenaga Kerja Servis Y = 0,263 + 0,002 X Dari persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa jika tingkat upat tenaga kerja Servis tidak berubah dari waktu ke waktu maka produktivitas tenaga kerja akan sebesar 0,263 unit per jam. Dan jika tingkat upah tenaga kerja dinaikkan sebesar Rp. 1,- maka peningkatan produktivitas tenaga kerja servis akan bertambah menjadi sebesar 0,002 unit. Analisa Regresi Sederhana Tenaga Kerja Mewarnai Y = 0,987 + 0,003 X Persamaan ini mempunyai makna bahwa jika tingkat upah tenaga kerja mengeruk tidak berubah atau sama dengan nol ( 0 ) dari waktu ke waktu maka produktivitas tenaga kerja akan 0,987 unit per jam. Sedangkan koefisien regresi sebesar 0,003 yang artinya jika tingkat upah dinaikkan sebesar Rp. 1,- maka akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja mengeruk sebesar 0,003 unit. Sebaliknya produktivitas tenaga kerja akan menurun sebesar 0,003 unit jika tingkat upah diturunkan sebesar Rp. 1,-.
Dari hasil analisa data yang diperoleh menunjukkan bahwa tingkat produktivitas tenaga kerja per jenis pekerjaan yaitu antara lain pembuat topeng, mengeruk, servis, cukli dan mewarnai pada industri kerajinan kayu di Desa Labuapi Kecamatan _______________________________________________ Volume 7, No. 2, Maret 2013
ISSN No. 1978-3787 Labuapi berbeda sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh masing-masing tenaga kerja. Namun dapat disimpulkan bahwa pada setiap masing-masing jenis pekerjaan, tingkat produktivitas akan bertambah per unitnya apabila disertai dengan kenaikan tingkat upah. Dan begitu juga sebaliknya akan terjadi penurunan tingkat produktivitas tenaga kerja per unitnya apabila tingkat upah diturunkan. Pada penelitian ini dilakukan juga analisa menggunakan Koefisien Determinasi ( r2 ) untuk mengetahui jenis pekerjaan apa yang mempunyai pengaruh paling dominan pada produktivitas tenaga kerja terhadap tingkat upah yang diberikan. Masingmasing nilai r2 dari hasil penelitian ini antara lain untuk pekerjaan Pembuat Topeng sebesar 0,804, pekerjaan Mengeruk sebesar 0,953, pekerjaan Cukli sebesar 0,949, pekerjaan Servis sebesar 0,972 dan untuk pekerjaan mewarnai adalah sebesar 0,958. Dari hasil uji Koefisien Determinasi yang diperoleh pada masing-masing jenis pekerjaan diatas diketahui bahwa nilai r2 paling besar terdapat pada jenis pekerjaan Servis yaitu sebesar 0,972. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa jenis pekerjaan yang paling berpengaruh dominan pada produktivitas tenaga kerja terhadap tingkat upah yang diberikan adalah jenis pekerjaan Servis . Pengujian yang dilakukan dengan menggunakan uji F bertujuan untuk mengetahui apakah faktor tingkat upah yang diberikan memiliki pangaruh yang signifikan secara simulan atau bersama-sama terhadap produktivitas tenaga kerja pada industri kerajinan kayu di Desa Labuapi. Pengujian ini dilakukan dengan signifikan F < signifikan a = 0,05 atau F hitung > F tabel. Dari hasil penelitian diketahui bahwa untuk Pekerjaan Pembuat Topeng F-hitung 18,301 > F-tabel 3,47 ini berarti bahwa tingkat upah yang diberikan pada jenis pekerjaan Pembuat Topeng berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja pada industri kerajinan kayu di Desa Labuapi Kecamatan Labuapi. Pada jenis pekerjaan Mengeruk diketahui hasil penelitian F-hitung 98,959 > Ftabel 4,68 ini berarti bahwa tingkat upah yang diberikan pada jenis pekerjaan mengeruk berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja pada industri kerajinan kayu di Desa Labuapi Kecamatan Labuapi. Sedangkan untuk pekerjaan Cukli nilai F-hitung 90,045 > F-tabel 8,90 yang menunjukkan bahwa tingkat upah yang diberikan pada jenis pekerjaan Cukli berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja pada industri kerajinan kayu di Desa Labuapi Kecamatan Labuapi. Untuk pekerjaan Servis diperoleh hasil nilai Fhitung 171,846 > F-tabel 2,90 berarti bahwa tingkat upah yang diberikan pada jenis pekerjaan Servis http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja pada industri kerajinan kayu di Desa Labuapi Kecamatan Labuapi. Dan pada jenis pekerjaan Mewarnai diketahui hasil F-hitung 111,022 > F-tabel 4,60 ini berarti bahwa tingkat upah yang diberikan pada jenis pekerjaan Mewarnai berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja pada industri kerajinan kayu di Desa Labuapi Kecamatan Labuapi. PENUTUP Dari hasil analisa dan interpretasi data diatas maka dapat disimpulkan bahwa hipotesa yang diajukan: “ Diduga bahwa tingkat upah akan berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja pada industri kerajinan kayu di desa Labuapi Kecamatan Labuapi ” dapat diterima. DAFTAR PUSTAKA Arikunto,
Suharsimi.1998.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Rineka Cipta : Jakarta
Djawanto,PS Dan Pangestu Subagia.1985.Statistik Induktif. BPFE.Jogyakarta. Djojohadikusumo, Sumitro.1989. Teori Ekonomi Dan Kebijaksanaan Pembangunan. PT.Gramedia.Jakarta. Freund Jhon E & Wiliam Frank J.1965.Modem Busines statistik.Edisi kedua.prentice hall.
Media Bina Ilmiah 15 Iqbal Hasan, M,MM,Ir.2002.Pokok-pokok Materi metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia Indonesia.Jakarta. J. Simanjuntak, Payaman, 2001. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, LPFE – UI, Jakarta. Nazir,
1999, Metode Penelitian. PT. Ghalia Indonesia, Jakarta
Ndraha,Talizidahu.1999.Pengantar Ekonomi Dan Pengembangan SDM.PT.Rineka Cipta. Jakarta. Ranupandojo, Heidjarahman, Drs & Husnan, Suad MBA, Drs.1990. Manajemen Personalia. BPFE-Yogyakarta. Sukirno, Sadono.1985. Ekonomi Pembangunan. LPFE-UI dengan Bima Grafika.Jakarta. Sinungan,M. 2002. Produktivitas Apa Dan Bagaimana. PT Bumi Aksara.Jakarta. Soetoyo.1988.Produktivitas dan Mutu Kehidupan Dan Kumpulan Kerja. Lembaga Sarana Informasi Usaha Dan Produktivitas. Jakarta. Suprapto,
J. 1983. Ekonomitrika. PT. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Soeroto.1986. Strategi Pembangunan Dan perencanaan Tenaga Kerja. Gadjah MadaUniversity Pres.Yogyakarta.
_______________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 7, No. 2, Maret 2013