10 Media Bina Ilmiah
ISSN No. 1978-3787
DEPARTEMENMAKANAN DAN MINUMAN (FOOD DAN BEVERAGE DEPARTMENT) SEBAGAI PAHLAWAN PENGHASIL DEVISA DI SEKTOR PARIWISATA
oleh: I Ketut Redjasa Dosen pada Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Bali Abstrak:Sebahagian besar orang mengetahui dan mengerti bahwa departemen makanan dan minuman adalah PAHLAWAN PENGHASIL DEVISA pada hotel-hotel yang bertaraf nasional maupun yang bertaraf internasional ; setelah menjual makanan dan minuman secara terus-menerus. Departemen ini mempunyai beberapa seksi seperti :restaurant, bar, room service, banquet dan steward. Semua seksi tersebut menghasilkan keuntungan yang sangat besar di setiap menit, setiap jam, setiap hari, setiap minggu, setiap tahun, bahkan sepanjang tahun, tak pernah berhenti. Tugas-tugas departemen makanan dan minuman ini adalah melayani tamu-tamu yang kehausan dan lapar, oleh karena itu maka semua pegawai pada departemen ini selalu “gerak cepat” memberi pelayanan, dan harus mempunyai keperibadian Sumber Daya Manusia (SDM) yang prima. Kata Kunci : Departemen makanan dan minuman,penghasil devisa, pariwisata. PENDAHULUAN Departemen Makanan dan Minuman (Food and Beverage Department) merupakan salah satu departemen di hotel khususnya pada hotel-hotel besar, bahkan pada hotel berbintang dan bertaraf internasional. Keberadaan departemen makanan dan minuman ini sangat-sangat penting karena dapat mendatangkan penghasilan atau keuntungan hotel dalam jumlah sangat-sangat banyak.Sehingga sering diapresiasi sebagai “HERO IN GAINING DEVISA”. Dalam usahanya untuk mendapatkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya, departemen ini didukung oleh beberapa sub-seksi penghasil devisa seperti restoran, bar, room service, banquet, dan steward. Masing-masing seksi ini menjalankan tugas dan peranannya secara mandiri untuk meraup keuntungan yang sebanyakbanyaknya. Supaya masing-masing seksi tersebut di atas menjadi berdaya guna dan berhasil guna, maka departemen makanan dan minuman ini membentuk struktur organisasi yaitu terbagi menjadi dua bagian utama yaitu : seksi tata hidangan (F & B Service) dan seksi memasak (Food Production). Seksi tata hidangan sangatsangat memegang peranan penting karena seksi ini harus ada di semua outlet seperti : restaurant, bar, room service, dan banquet, sedangkan steward bertugas menyediakan peralatan makan dan minum yang bersih, higienis, dan siap pakai untuk menunjang kelancaran operasional di masingmasingoutlet. Sedangkan bagian Food Production (juru masak) bertugas memasak masakan yang enak-enak yang digemari wisatawan atau pengunjung outlet-outlet yang ada. Setiap tamu _____________________________________________ Volume 8, No. 1, Februari 2014
yang datang ke restoran atau outlet lainnya yang memesan makanan atau minuman, akan dibuatkan oleh juru masak (Food Production). Petugas yang menghidangkan makanan yang dipesan tamu tadi disebut waiter (pelayan yang berjenis kelamin lakilaki), dan yang berjenis kelamin perempuan disebut waitress.Semua staf pada departemen ini saling bahu-membahu, saling tolong-menolong, saling bergantung dan tergantung berkesinambungan dalam melayani konsumen/tamu, sehingga terciptalah keuntungan yang maksimal dan sebesar-besarnya. Berdasarkan pokok permasalahan dirumuskan tujuan penelitian ini untuk membuktikan bahwa departemen makanan dan minuman (food and beverage department) benar adanya sebagai pahlawan penghasil devisa di sektor pariwisata, untuk mencari tahu, melalui seksi apakah departemen makanan dan minuman ini bersinergi untuk menghasilkan devisa di sektor pariwisata, untuk menguak tabir rahasia bagi departemen makanan dan minuman, bisa mendapatkan untung yang sebanyak-banyaknya, sehingga bisa disebut sebagai departemen “pahlawan penghasil devisa” di sektor pariwisata. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Hotel Masa Inn – Kuta, jalan Poppies I No. 27 – Kuta – Bali dari bulan Oktober 2013 sampai dengan Januari 2014 pada departemen makanan dan minuman (F & B Department). Fokus penelitian ini adalah untuk menggali potensi departemen makanan dan minuman dalam http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 usahanya meraup keuntungan yang sebanyakbanyaknya sehingga departemen ini cocok di apresiasi sebagai departemen Pahlawan Penghasil Devisa. Penentuan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling, artinya dengan memilih nara sumber yang benar-benar mengetahui dan mengerti tentang seluk beluk, lika liku departemen makanan dan minuman (F & B Department). Informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah para management dan staf beserta jajaran dari departemen makanan dan minuman, mulai dari pramusaji, penyelia (supervisor), Restaurant Captain, Restaurant Manager, sampai dengan Food and Beverage Manager-nya. Penentuan sampel dari para informan tersebut di atas, menggunakan teknik Accidental Sampling yaitu informan yang secara kebetulan ditemui di tempat penelitian ketika beliau pas ada jadwal kerjanya di hari itu.Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif berupa informasi dan persepsi yang mencakup kinerja pada management departemen makanan dan minuman beserta jajarannya dalam usaha meraih keuntungan finansial yang sebanyakbanyaknya.Sumber data diambil dari data primer dan data sekunder. Sumber data primer berasal dari hasil pengamatan langsung ke lokasi penelitian, wawancara dan penyebaran kuesioner kepada informan.Sumber data sekunder berupa buku teori, hasil penelitian, majalah surat kabar, jurnal ilmiah, dan arsip-arsip resmi yang terkait dengan penelitian ini yang diperoleh dari sekretaris manager departemen makanan dan minuman pada Hotel Masa Inn. Teknik analisis menggunakan deskriptif kualitatif yaitu dengan memberikan ulasan atau interpretasi terhadap data yang diperoleh sehingga menjadi lebih jelas dan bermakna dibandingkan dengan sekedar angka-angka. Langkah-langkah analisis yang dilakukan mulai dari reduksi data, penyajian data dengan teks, kemudian penarikan kesimpulan. Untukmendapatkan data yang valid dan reliable dipergunakan beberapa instrument seperti check list (daftar periksa), pedoman wawancara, alat perekam suara (taperecorder), camera dan buku catatan lapangan. PEMBAHASAN DAN HASIL a.
Departemen Makanan dan Minuman (Food & Beverage Department) Sebagai Pahlawan Penghasil Devisa.
Sebenarnya, departemen makanan dan minuman ini merupakan salah satu departemen
Media Bina Ilmiah11 yang ada di hotel, baik di hotel nasional, maupun di hotel yang bertaraf internasional.Departemen ini termasuk departemen yang sangat penting karena dapat menghasilkan keuntungan yang sangatsangat besar, sehingga menjadi rumour di seputaran insan perhotelan sebagai PAHLAWAN PENGHASIL DEVISA. Tamu yang tinggal di hotel tidak saja memerlukan tempat tidur (kamar) tetapi juga memerlukan makanan dan minuman yang akan dilayani oleh bagian tata hidangan atau F & B Service. Yang dimaksud dengan tata hidangan adalah bagian yang mempunyai tugas pokok untuk menyiapkan dan menyajikan makanan dan minuman kepada para tamu, baik di dalam hotel maupun di luar hotel.Penyajian makanan dan minuman di dalam hotel mencakup di restaurant, bar, banquet, dan room servicei.Sedangkan penyajian makanan dan minuman di luar hotel, misalnya menyediakan makanan catering untuk sekolah, rumah sakit, atau untuk tamu yang ingin menikmati makanan di luar hotel.Catering di luar hotel biasanya diperuntukkan bagi tamu group dalam jumlah besar danada pemesanan sebelumnya. Untuk meraup keuntungan yang sebesarbesarnya dari departemen makanan dan minuman ini, maka dibuatlah beberapa seksi seperti :restaurant, bar, room service, banquet dan steward, yang masing-masing seksi ini menjalankan usaha dan tugasnya secara mandiri di tempat yang berbeda. Bila tamu merasa lapar, dia akan datang ke restoran yang menyediakan makanan dan minuman. Semakin besar hotelnya dan jumlah kamarnya begitu banyak, maka semakin banyak restoran dibangunnya di hotel tersebut untuk melayani semua tamu-tamunya yang menginap di sana. Banyaknya restoran yang ada di hotel itu adalah sebagai upaya mencegah kebocoran konsumen. Pihak management hotel akan berupaya mengakomodir konsumen atau para tamunya jangan sampai makan – minum ke luar hotel. Supaya para tamunya tidak merasa jenuh atau bosan menikmati makan – minum di restoran yang itu-itu saja, maka dibuatlah bermacam-macam restoran seperti : restoran formal dan restoran sederhana / informal restoran. Untuk restoran formal, biasanya disebut dinning room yaitu sebuah restoran yang berpenampilan mewah, dengan pelayanan khusus dan harga makanan yang mahal.Di samping itu, menu yang dihidangkannya sangat istimewa, dimana para tamu yang datang kesana adalah orang-orang yang menggunakan pakaian lengkap (full aress).
_____________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 8, No. 1, Februari 2014
12 Media Bina Ilmiah Adapun ciri-ciri sebuah restoran formal adalah sebagai berikut : 1. Penampilan restoran kelihatan mewah 2. Terdapat alat-alat yang berkualitas baik, dan indah. 3. Service yang digunakan adalah French Service dan Russian Service. 4. Menu yang disajikan adalah menu pilihan. 5. Kemampuan waiter baik tidak diragukan. 6. Tamunya pilihan, berpakaian lengkap dengan jas setelan (full dress). 7. Waktu buka, kebanyakan malam hari untuk bersantap malam (dinner). 8. Entertainment (hiburan), musik yang selalu sendu dan apik. (Mertayasa, 2012 : 4). Namun, bila konsumennya atau tamu yang menginginkan pelayanan yang cepat, harganya terjangkau atau murah-meriah, maka mereka akan datang ke restoran sederhana / informal restoran. Pada restoran sederhana ini, mengutamakan pelayanan cepat (quick service).Restoran semacam ini banyak terdapat di dalam hotel maupun di luar hotel.Restoran yang mengutamakan pelayanan cepat (quick service) di dalam hotel biasanya disebut Coffee Shop / Brasserie.Restoran ini tidak pernah tutup, alias buka 24 jam penuh, nonstop.Makanan yang dihidangkan pada restoran ini berjenis makanan internasional dan cepat saji (quick service). Tamu-tamu yang datang ke restoran ini boleh berpakaian bebas dan rapi, bahkan mengenakan blue jeans pun tidak masalah. Selera dan kemampuan konsumen tidak semuanya sama. Hal itu tergantung dari selera dan kemampuan ekonomis personalnya. Bagi tamu yang mempunyai daya beli kelas menengah ke bawah, akan memilih berbelanja di restoran sederhana / informal restaurant, seperti cafetaria atau café, yang menjual makanan ringan seperti cake (kue), kopi, teh dan makanan terbatas, pelayanannya pun cepat saji, harganya terjangkau, tamu yang datang boleh berpakaian bebas-rapi, simpel. Sebuah restoran kecil yang tempat operasinya di kantor, sekolah, kampus, yang dipergunakan oleh para karyawan, mahasiswa, atau murid-murid sekolah untuk beristirahat disebut dengan Canteen. Makanan yang dijual disini sangat terbatas dan pelayanannya sangat cepat (quick service), murah, Tamu-tamu yang suka melantai/menari/berdansa, dan suka minumminuman campur (cocktail), mereka akan datang ke night club/supper club Restoran ini dibuka malam hari diatas pukul 23.00 dengan
_____________________________________________ Volume 8, No. 1, Februari 2014
ISSN No. 1978-3787 menggunakan pelayanan mewah dan dekorasi restoran yang megah. Makanan yang dihidangkan di restoran night club ini terbatas untuk supper saja (sajian tengah malam) saja, namun dominan menyajikan minuman campur (cocktail), sambil menari / berdansa, karena memang disediakan tempat melantai di dalam night club ini. Bagi tamu yang fanatik dengan negaranya, dan mempunyai selera makan yang fanatic juga, mereka akan lebih suka memilih restoran khusus (Speciality Restaurant). Jenis restoran khusus seperti ini gampang dikenali dari dekorasi restorannya, jenis makanan yang dijual, waktu buka, dan jenis pelayanan yang digunakan pada restoran ini. Contoh-contoh dari Speciality Restaurant) adalah sebagai berikut : Chinese Restaurant Seafood Restaurant Pizzaria Restaurant Thai Restaurant Korean Restaurant Indonesian Restaurant Jenis makanan yang dijual pada masingmasing restoran tersebut di atas adalah makanan khas dari negeri tersebut, sehingga tamu-tamu yang sangat fanatik dengan makanan khas daerahnya sendiri akan merasa nyaman menikmati hidangan khas negaranya sendiri, suasana dan penyajiannya yang sangat pas di hatinya. PERSYARATAN SEORANG PRAMUSAJI / WAITER Sebenarnya, pelaku utama yang melayani langsung tamu-tamu yang makan-minum di restoran adalah seorang pramusaji/waiter.Tamutamu yang makan di restoran hotel itu notabene dari manca negara, dan beberapa persen saja tamutamunya adalah Wisatawan Nusantara (WISNU).Apalagi bila restorannya bertempat di dalam sebuah hotel yang bertaraf internasional, restorannya-pun bertaraf internasional, maka kualitas kemampuan para pramusajinya-pun harus bertaraf internasional pula. Pramusaji (waiter) yang bertugas di restoran ataupun di bar, yang mengagumkan, yang memiliki tingkah laku yang sopan dan menyenangkan akan memberikan kesan yang baik atas bagian tata hidangan di hotel tempatnya bekerja. Tingkah laku setiap pramusaji akan mencerminkan apa yang ada di hotel tersebut. Hal ini disebabkan karena bidang pelayanan adalah bidang yang menyangkut hubungan antar manusia. Oleh karena itu, ada beberapa persyaratan sebagai http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 seorang pramusaji (waiter) di restoran maupun di bar sebagai berikut : (Mertayasa, I Gede Agus, 2012:13). 1. Kebersihan : Karena pramusaji selalu berhadapan dengan makanan, maka kebersihan sangat diperlukan. Bukan saja untuk petugas restoran yang bertaraf internasional, tetapi kebersihan harus dilaksanakan pada setiap jenis perusahaan makanan (catering). Pramusaji yang tidak memperhatikan masalah kebersihan akan memberikan kesan yang tidak baik kepada tamu. 2. Kuku dan Tangan : Pramusaji harus selalu mencuci tangannya sebelum melaksanakan suatu pekerjaan pelayanan di ruang makan, Kuku harus dipotong secara teratur supaya tampak bersih. Khususnya bagi waitress (pramusaji perempuan) tidak perlu mewarnai kukunya.Bagi pramusaji yang suka merokok, mereka harus membersihkan kukunya dari bekas nicotine. 3. Kebersihan Badan : Pramusaji dilarang menggunakan wangi-wangian, Mandi teratur yaitu 3 (tiga) kali sehari, minimal dua kali sehari, pada pagi hari dan sore harinya. Pakaian dalam diganti setiap hari. 4. Rambut : Rambut pramusaji hendaknya selalu rapi dan dishampoo / dikeramas secara teratur. Rambut selalu disisir rapi, dan khususnya bagi waiter, rambut tidak boleh terlalu panjang sehingga menutupi kerah baju ataupun menutupi mata.Meraba rambut pada saat melayani tamu tidak dibenarkan.Pramusaji wanita (waitress) harus menyisir rambutnya dengan rapi, menjaga agar rambut tetap bersih dan mengatur rambut panjangnya supaya tidak mengganggu pada saat melaksanakan pelayanan. 5. Gigi : Gigi dan mulut yang bersih adalah hal yang mutlak pentingnya sebagai unsur ketampanan dan untuk menghindari bau nafas. Menyikat gigi dengan teratur terutama sehabis makan dan memeriksakan gigi ke dokter gigi tiap tiga bulan sekali.Sering-seringlah berkumur untuk menghilangkan bau nafas yang kurang sedap. 6. Kaki : Kaki harus selalu bersih dan jika luka harus segera diobati. Ganti kaos kaki secara teratur, sepatu selalu bersih dan bersinar dan jangan memakai sepatu hak tinggi. 7. Keramah-tamahan dan Sopan Santun Sopan santun adalah mutlak bagi seorang pramusaji dalam segala tindakannya.Bukan saja pada saat berhadapan dengan para tamu, tetapi juga harus tercermin dalam tindakan
Media Bina Ilmiah13 sehari-hari.Tindakan yang sopan dan ramah tidak hanya bagi tamu yang memberikan hadiah (tip). (1). Pramusaji harus menyambut kedatangan para tamu di ruang makan / bar dengan sopan dan ramah sehingga tamu mendapatkan kesan memuaskan dan mereka merasa seperti berada di rumahnya sendiri. (2). Semua tamu harus diterima dan diberikan pelayanan yang sama. Tidak ada perbedaan pelayanan antara tamu yang memberikan tip dengan yang tidak. (3). Pramusaji harus membiasakan diri mempergunakan kalimat / bahasa yang sopan, seperti : silakan, terima kasih, maaf tuan / nyonya, selamat pagi, selamat makan, kami berharap semoga tuan / nyonya dapat datang kembali di tempat kami esok hari, selamat jalan, dan lain-lain. (4). Pramusaji sebaiknya mengingat kesenangan langganan dan memanggil dengan menyebut namanya. Misalnya dalam mencarikan mereka tempat duduk yang terletak di pojok ruang makan maka, carikanlah mereka tempat duduk seperti yang mereka senangi. Jika mereka senang minuman penarik selera seperti : “dry martini dengan bunga zaitun”, maka tawarkanlah minuman tersebut. “Selamat pagi Bapak Made Budiasa. Apa yang dapat kami bantu ? (5). Tidak boleh meniru atau memperbaiki ucapan tamu. (6). Tidak boleh membicarakan tentang politik atapun hal lain yang sampai menimbulkan pertentangan dan perdebatan sehingga menjadikan suasana tegang. Berbicaralah atau jawablah pertanyaan tamu mengenai hotel, pemandangan di daerah ini, atau hal-hal yang dapat memberikan kesenangan, kegembiraan, dan keakraban sehingga mereka akan tinggal lebih lama. (7). Pada saat bertugas di ruang makan / bar, pramusaji tidak boleh berteriak memanggil teman atau tamu, tidak boleh bersiul, tidak boleh mengunyah sesuatu, merokok, makan, meraba rambut, serta tindakan yang tidak wajar lainnya. (8). Pramusaji tidak boleh bergerombol dan membicarakan masalah pribadi sampai menelantarkan permintaan tamu. Pramusaji harus segera menghentikan
_____________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 8, No. 1, Februari 2014
14 Media Bina Ilmiah
8.
pembicaraan jika tamu memerlukan pelayanan. (9). Setiap pramusaji harus selalu menjaga dan mampu melaksanakan tata cara bergaul dan bertingkah laku yang sopan. Hargailah setiap tamu dengan wajar, jangan terlalu berlebihan.Kebiasaankebiasaan jelek dan tidak sopan harus di hindari. Selain hal-hal tersebut di atas, ada beberapa hal lain yang patut diperhatikan dan dilaksanakan seperti ketepatan waktu kerja, kejujuran, kerja sama, kemampuan sebagai seorang penjual, yang merupakan penunjang dalam keberhasilan tugas dan tanggung jawab seorang pramusaji. Ketampanan Pribadi Setiap pramusaji harus sehat, bersih dan rapi.Mulai dari ujung rambut sampai kaki harus dijaga kebersihannya.Pramusaji harus menjaga kesehatan badannya dengan memakan makanan yang bergizi, cukup istirahat, olah raga teratur, dan jangan terlalu sering begadang. Pada dasarnya, penampilan seorang pramusaji harus memberikan kesan yang menarik bagi setiap tamu.
ISSN No. 1978-3787 restaurant dan steward. Semua seksi inilah yang bekerja keras siang dan malam meraih keuntungan yang sebanyak-banyaknya sehingga beredar rumour dikatakan sebagai PAHLAWAN PENGHASIL DEVISA. Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Memang benar bahwa Departemen Makanan dan Minuman (Food and Beverage Department) itu sebagai Pahlawan Penghasil Devisa di sektor pariwisata. 2. Setelah dilakukan pengamatan secara cermat ternyata Departemen Makanan dan Minuman bersinergi dengan beberapa seksinya untuk meraup keuntungan yang sebanyakbanyaknya yaitu dengan seksi Restoran, Bar, Banquet, Room Service dan Steward. 3. Setelah dilakukan penelitian secara cermat maka terkuaklah tabir. Rahasia dari Departemen Makanan dan Minuman, untuk meraup keuntungan yang sebanyakbanyaknya adalah dengan sistem “Pelayanan Cepat” (Quick Service). Karena pada Departemen ini pekerjaan utamanya adalah melayani tamu-tamu/orang-orang lapar dan haus dan para pramusaji harus mempunyai kualitas sumber daya manusia (SDM) yang baik dan smart (cerdas).
PENUTUP a.
Simpulan Setelah dilakukan pemaparan secara deskriptif, maka dapat diberikan simpulan sebagai berikut.Departemen makanan dan minuman yang ada di hotel berbintang dan bertaraf internasional sangat memegang peranan penting, karena departemen ini sebagai penghasil uang atau penghasilan hotel yang sangat-sangat banyak. Untuk tujuan mendapatkan keuntungan yang sebanyak – banyaknya, maka di dalam hotel ini dibangun banyak macam restoran yang sangat bervariasi baik dari segi penampilannya, jenis pelayanannya, jenis makanan yang dijual, harganya, formal/informal, speciality-nya dan lainlain. Keanekaragaman jenis restoran ini adalah untuk mencegah kebocoran konsumen, yaitu jangan sampai tamu hotel kita makan malam di luar hotel kita, artinya supaya semua tamu hotel kita makan malam di dalam hotel kita sendiri. Jenis restoran yang sangat bervariasi ini adalah untuk membuat tamu hotel kita betah makan malam di hotel kita. Untuk tujuan meraup keuntungan yang sebanyak-banyaknya maka dibuatlah beberapa seksi yang masing-masing seksi mempunyai tugas tertentu yaitu bagian bar,room service, banquet, _____________________________________________ Volume 8, No. 1, Februari 2014
b.
Saran
Semua staf karyawan hotel sudah sangat mengerti dan memahami bahwa departemen makanan dan minumansebagai PAHLAWAN PENGHASIL DEVISA, melalui kerja keras pramusaji dan semua jajaran departemen makanan dan minuman (Food and Beverage) .Oleh karena itu maka penulis ingin memberikan saran supaya semua staff pada departemen ini diberikan Reward (penghargaan) apapun bentuknya. Pihak management ditempat penulis melakukan penelitian ini belum memberikan penghargaan khusus (Reward) kepada staf departemen makanan dan minuman yang dikatakan sebagai PAHLAWAN PENGHASIL DEVISA itu . Buatlah mereka (para staf karyawan) dari departemen makanan dan minuman ini lebih semangat dan semakin bergairah dalam bekerja sehari-harinya dengan memberikan “Special Reward (hadiah khusus), apapun bentuknya. Sebenarnya dari pengamatan penulis, bahwa keuntungan finansial yang diraup oleh Departemen Makanan dan Minuman bisa ditingkatkan lagi dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dari para pramusaji di Restoran, Bar, Room Service dan Banquet, dengan http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787
Media Bina Ilmiah15
memberikan kursus bahasa asing selain bahasa Inggris, misalnya memberikan kursus bahasa Perancis secara gratis. Banyak sekali istilah-istilat di Restoran memakai bahasa Perancis seperti guiridon (kereta memasak), Flambe (memasak daging dengan membakar langsung dengan media Brandy, dihadapan tamu yang memesan makanan, dan lain-lain. Bila semua pramusaji bisa berkomunikasi dengan tamu Restoran menggunakan bahasa Perancis, dan menjelaskan tentang masakan Perancis, niscaya semakin banyak makanan khas Perancis terjual. Pepatah mengatakan “Tak Kenal, maka Tak Sayang” “Tak Mengerti, maka Tidak Membeli”. Kuantitas Restoran di dalam hotel kita supaya diperbanyak dengan ke-khasan Restoran masingmasing (speciality) restoran, seperti : Chinese Restaurant, Italian Restaurant, Korean Restaurant, Indonesian Restaurant, maupun Balinese Restaurant, dan lain-lain.
Erawan. I.N. (2008). Managemen Pembangunan pariwisata Berkelanjutan, Program Magister Kajian pariwisata (hand.out). Universitas Udayana : Denpasar.
DAFTAR PUSTAKA
Peter Jones and Paul Merricks. 1999. The Management of Food Service Operation. Cassel Willington House. London.
Anthony M. Rey Ferdinan Wieland, 1998. Managing Service in Food and Beverage Operations. Education Institute of the American Hotel & Motel Association. America. Agus Mertayasa, I Gede, 2012. Food & Beverage Service OperationalJob Preparation. Diterbitkan atas kerjasama penerbit Andi, dan Universitas Dhyana Pura (Undhira) Bali. Astina I Nyoman Gede. Pengetahuan Bar dan Minuman. STP Bali.
Graham Brown, Karon Hepner, 1996. The Waiter’s Hand Book. Victoria. Australia. George Ellis, 1997. Bar Attendant’s Hand Book, Victoria. Australia. Kusmayadi Sugiarto, Endar (2000), Metodologi Dalam Bidang Kepariwisataan, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Leiper,
Neil, (2004), Tourism Management, Australia National Library of Australia Cataloging In Publication Data.
Mubyarto, (2003), Ekonomi Kerakyatan Dalam Era Globalisasi (Makalah) : http//www.google.com/url (diakses 30 Agustus 2013).
Pitana, I.G. dan Gayatri, PG (2005), Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta : Andi. Puja Astawa, dkk (2005), Pariwisata Terpadu Alternative Model Pengembangan Pariwisata Bali Tengah, Denpasar : Universitas Udayana. Rymbertus A Amakora Andrikus. 2000. Pelaksanaan Standar Operation Prosedure di Departemen F & B. PT. Gramedia. Jakarta.
Bagus Putu Sudiara, Drs. M.M., 1999. Tata Boga PPLP Dhyana Pura Bali.
Scheyvens, Regina, (2004), Tourism For Development Empowering Communities, Harlow, England, Person Education.
Budiarta, I. P. (2012) Pariwisata Alternatif : Pariwisata Bali Masa Depan (Literature Review) http://madebayu.blogspot.com/2012/pari wisata alternatif-pariwisata bali. html /diakses 1 september 2013
Suryawan, AA. (2008), Managemen Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan, Program Magister Kajian Pariwisata (hand-out), Universitas Udayana Denpasar.
Bjork,
P. (2001). Sustainable Tourism Development, fact or Fiction in Small Tourism Campanies. http//Ita.hse.fi/2001/3/Ita 2001 03 S2 pdf (diakses 2 September 2013)
Wahab, Saleh and John J. Piagram, (1997), Tourism Development and Growth (The Challenge of Sustainability). New York : Broutledge = Sustainability. Yoeti, Oka A, (1996), Pemasaran Pariwisata, Edisi Revisi, Bandung : Angkasa.
Blackwell, J. (1988). The Tourism & Hospitality Industry, Australia : International Magazine Services.
_____________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 8, No. 1, Februari 2014