BAB III STEREOKIMIA
Pendahuluan Struktur cis dan trans butena
Perbedaan cis dan trans dalam struktur butena disebabkan karena perbedaan letak gugus metil dalam ruang kenyataan ini diajukan konsep stereoisomer. Stereoisomer Senyawa-senyawa yang mempunyai jenis atom sama, berhubungan satu sama lain dengan cara yang sama tetapi berbeda penyusunannya di dalam ruang. Mengingat perubahan cis menjadi trans harus dilakukan dengan memutuskan ikatan
π , maka pengertian stereoisomer Stereoisomer konfigurasi. Isomer konfigurasi terjadi karena terjadinya perputaran ikatan σ (tunggal), misal bentuk eklips diputar menjadi bentuk staggered. Dalam ilmu fisika dan ilmu optik ditemukan alat polarimeter. Dengan alat larimeter dapat diketahui adanya zat-zat yang mampu mengubah bidang polarisasi cahaya (optis aktif).
Zat optis aktif adalah stereoisomer yang disebut enantiomer. Enantiomer mempunyai sifat fisika sama kecuali sifat optiknya, hal ini tak berlaku bagi cis dan trans isomer (karena mempunyai sifat fisika berbeda diastereomer.
Universitas Gadjah Mada
1
Polarimeter dan aktitasi optic
Cahaya tak terpolarisasi dilewatkan polarimeter cahaya terpolarisasi. Cahaya terpolarisasi dilewatkan tabung berisi zat optis aktif terjadi perputaran bidang polarisasi diamati prisma analisis (untuk menempati cairan). Cairan yang digunakan air. Zat yang akan diselidiki dilarutkan alam air tersebut. Keadaan awal air menunjukkan posisi sama gelap atau sama terang.
Universitas Gadjah Mada
2
Setelah zat optis dilarutkan ada 2 kemungkinan hasil pengamatan. 1. terjadi perputaran optik ke kanan destro rotary diberi tanda d atau + 2. terjadi perutaran optik ke kiri levorotary diberi tanda 1 atau -
Rotasi spesifik IαI Pengamatan yang disebabkan oleh satu gram zat terlarut per ml pelarut
yang
dimasukkan dalam tabung sepanjang 1 dm (10 cm).
I
= panjang tabung (dalam dm)
c =konsentrasi gr/ml
t = suhu larutan
= panjang gelombang cahaya
Benda kiral dan akiral Benda kiral : benda yang mempunyai sifat ketanganan. Tangan kiri tidak dapat ditumpukkan dengan tangan kanan. Bila tangan kiri diletakkan di depan cermin akan diperoleh bayangan cermin yang askan dengan tangan kanan. Benda akiral : benda yang tak memiliki sifat ketanganan sehingga dapat ditumpukkan Benda akiral adalah benda yang memiliki bidang simetri. Benda kiral adalah benda yang tak memiliki bidang simetri. Bidang simetri : bidang yang membagi sebuah benda menjadi dua bagian yang sama dan sebangun.
Universitas Gadjah Mada
3
Hubungan sifat optis aktif karena kiralitas ditemukan oleh Louis Pasteur.
Universitas Gadjah Mada
4
Garis normal Menghubungkan pusat kiral dengan H dan COOH adalah garis valensi terletak pada bidang kertas. garis tebal Menghubungkan pusat kiral dengan OH merupakan garis valensi yang rnengarah ke depan bidang kertas. Garis putus-putus Menghubungkan pusat kiral dengan gugus CR3 merupakan garis valensi yang mengarah ke belakang bidang kertas.
Universitas Gadjah Mada
5
“Perspectie Drawing” (Penggambaran) Metoda yang dipakai untuk menunjukkan “spatial arrangement (perbedaan karena letak menurut aturan di ruang) dan atom dalam dalam molekul dipakai: - perspective drawings - projection formulas Untuk perspective drawings digunakan “flying wedge persentation” ngan aturan sebagai berikut:
Contoh:
Proeksi Fischer Aturan untuk proyeksi Fischer 1. Atom .karbon dengan 4 atom / mol yang mengikat ditulis:
2. Garis horizontal ikatan di depan bidang proyeksi. 3. Garis vertikal ikatan di belakang bidang proyeksi. Contoh: 1.
Universitas Gadjah Mada
6
1.
Buat dulu C-C vertikal kalau diproyeksikan (berarti CH3 jadi … )
2. Akan terlihat 2 atorn/gugus mengarah ke kita yaitu OH dan H. Gugus OH dan H inilah yang harus terletak dihorizontal. 3. Proyeksi Fischernya adalah:
Mengaa demikian? Ada syarat untuk proyeksi Fischer bila senyawaan mengandung gugus H dan OH atau H dan NH2 yaitu: 1. OH dan H harus terletak horizontal NH2 dan H harus terletak horizontal. 2. CH3 dan COOH harus terletak vertikal dengan catatan bahwa COOH harus terletak di atas dan tidak boleh di bawah.
Bagaimana kalau kita mempunyai senyawaan bromokloro fluoro iodo metan CBrCIFI
Pada tahun 1975 R.S. Cahn, C.K. Ingold (Inggris) dan V. Prelog (Swiss) memperkenalkan prioritas yaitu molekul diawasi dan tempat yang berlawanan dari prioritas yang terendah. Untuk senyawa bromo kloro fluoro iodo metana prioritas terbesar iodo, Bromo, Klor dan terendah Flour.
Universitas Gadjah Mada
7
S berlawanan dengan jarum jam disebut konfigurasi S (Sinester). R searah jarurn jam disebut konfigurasi R (Rectus) Konfigurasi R dan S disebut konfigurasi relatif.
Urutan prioritas: 1 > Br >C1 > S > P > F> O > N > C > H OH > NH2 > CH3 > H ; -C2H5 > -CH3 -OCH3 > -OH C(CH3) > CH (CH3)2 > CH2CH3 COOCH3 > C6H5 > C=C
Senyawa dengan 2 pusat kiral. 1. Contoh : 2-Bromo-3-kloro butana
Ada 2 atom C kiral jumlah isomer 22 = 4 Digambarkan:
Universitas Gadjah Mada
8
2. Contoh : 2,3-didroksi butena
RR dan SS enantiomer (bayangan cermin) RS dan SR enantiomer (bayangan cermin) A dengan C (RR dan RS) diastereomer B dengan D (SS dan SR) diastereomer Adisi Br2 pada cis-2-butena
Adisi Br2 pada trans -2-butena
Universitas Gadjah Mada
9
Misi HBr pada alkena kiral campuran diastereomer
Universitas Gadjah Mada
10
Universitas Gadjah Mada
11