UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI PUBLIC RELATIONS
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG SKRIPSI
Judul Skripsi
: EFEKTIVITAS BULLETIN ”MEDIA PERTAMINA” DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI KARYAWAN PT PERTAMINA EP
Nama
: Rita Yuniarti
NIM
: 44206110113
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Bidang Studi
: Public Relations
Mengetahui, Jakarta, 21 Februari 2009 Pembimbing Skripsi
Dra. Ispawati Asri M.Si
i
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI
Nama
: Rita Yuniarti
NIM
: 44206110113
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Bidang Studi
: Public Relations
Judul Skripsi
: EFEKTIVITAS BULLETIN ”MEDIA PERTAMINA”
DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI KARYAWAN PT PERTAMINA EP
Mengetahui, Jakarta, 21 Februari 2009
1. Ketua Sidang Nama
: Marhaeni F. Kurniawati, S. Sos, M.Si
(
)
(
)
(
)
2. Penguji Ahli Nama
: Heri Budianto S.Sos, MSI
3. Pembimbing Nama
: Dra. Ispawati Asri M.Si
ii
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI I
Nama
: Rita Yuniarti
NIM
: 44206110113
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Bidang Studi
: Public Relations
Judul Skripsi
: EFEKTIVITAS DALAM
BULLETIN
MEMENUHI
”MEDIA
KEBUTUHAN
PERTAMINA” INFORMASI
KARYAWAN PT PERTAMINA EP
Jakarta,
April 2009
Disetujui dan diterima oleh : Pembimbing
( Dra. Ispawati Asri M.Si )
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
( Dra. Diah Wardhani, M.Si)
Ketua Bidang Studi Humas
( Marhaeni F. Kurniawati, S.Sos, M.Si )
iii
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI PUBLIC RELATIONS ABSTRAKSI RITA YUNIARTI (44206110113) Efektivitas Bulletin ”Media Pertamina” Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Karyawan PT Pertamina EP Bibliografi : 1974 - 2007 Halaman dan Lampiran : 83 halaman dan vii lampiran Kata Kunci : Efektivitas Bulletin, Kebutuhan Informasi Dewasa ini suatu perusahaan dituntut untuk memiliki suatu media internal yang dapat dijadikan sebagai sarana penyampaian informasi untuk berkomunikasi. Media internal yang dibutuhkan adalah suatu media yang dapat memberikan informasi kepada karyawan mengenai tujuan organisasi, strategi perusahaan dalam jangka pendek dan jangka panjang, serta media yang dapat dijadikan sebagai alat publikasi kepada publik internal sehingga tercipta suatu komunikasi yang baik dan efektif antara pimpinan dan karyawan dalam perusahaan. Oleh sebab itu penulisan ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana efektivitas bulletin Media Pertamina memenuhi kebutuhan informasi karyawan. Untuk menjawab rumusan masalah pokok skripsi ini maka penulis menguraikan konsep dan teori mengenai komunikasi organisasi, Public Relations, media cetak, efektivitas bulletin, kebutuhan informasi serta karyawan. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dimana dijelaskan mengenai gambaran rinci serta gejala yang ada, mengidentifikasi memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku sehingga dapat dibuat perbandingan atau evaluasi dari penelitian yang telah dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Media Pertamina telah cukup efektif mempublikasikan berita-berita yang berkaitan dengan perusahaan. Hal ini dapat terlihat dari rubrik-rubrik yang tersedia. Walaupun demikian, ternyata berita tersebut belum memenuhi akan kebutuhan informasi karyawan PT Pertamina EP Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan jurusan PR dan bagi PT Pertamina EP mengenai pengelolaan suatu media internal sehingga efektif sesuai dengan kebutuhan informasi karyawan.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas berkat, rahmat Allah SWT, atas anugerah dan karuniaNya yang tak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Ibu Ispawati Asri, selaku Dosen Pembimbing materi yang yang telah bersedia memberikan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. 2. Ibu Marhaeni F. Kurniawati selaku ketua Bidang Program Studi Public Relations Fakultas Ilmu Komunikasi, yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam masa perkuliahan. 3. Bapak dan Mama tercinta yang selalu mendoakan dan memberi nasihat agar tetap maju, serta kakak –kakak tersayang, aa Sigit, teh Yeni, teh Meti, untuk bantuan saran serta dorongan semangatnya. 4. Ary Wahyu Wibowo, seseorang yang selalu memberi semangat, dukungan, saran, waktu untuk menemani dalam penyusunan skripsi ini. 5. Rekan-rekan PT Pertamina EP yang selalu mendukung, dan memberikan semangatnya.(Chandra, Wulan, Retha, Mba Tanti, Lia).
v
6. Seluruh
karyawan
Tata
Usaha
Fakultas
Ilmu
Komunikasi
Universitas Mercubuana. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang membutuhkannya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari sempurna sehubungan dengan berbagai keterbatasan penulis baik kemampuan akademik maupun teknik penulisan. Untuk itu, penulis megharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi menyempurnakan skripsi ini.
Jakarta 21 Februari 2009
Penulis
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG SKRIPSI ..........................................
i
ABSTRAKSI ………………………………………………………………..
iv
KATA PENGANTAR ………………………………………………………
v
DAFTAR ISI ………………………………………………………………..
vii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….
ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
xii
BAB I
: PENDAHULUAN ………………………………………… 1.1. Latar Belakang Penelitian …………………………… 1.2. Rumusan Masalah ………………………………….... 1.3. Tujuan Penelitian ……………………………………. 1.4. Manfaat Penelitian ……………………………………
1 1 7 7 7
BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA ………………………………….. 2.1. Komunikasi Organisasi ……………………………… 2.2. Public Relations ……………………………………... 2.2.1. Fungsi Public Relations ………………………. 2.2.2. Tugas Public Relations ……………………….. 2.2.3. Media Public Relations ……………………….. 2.2.4. Tujuan Penggunaan Media dalam PR ………… 2.2.5. Efektivitas Bulletin ………………………….... 2.3. Kebutuhan Informasi ………………………………… 2.4. Publik Internal ………………………………………..
9 9 20 22 23 28 35 35 41 41
BAB III
: METODE PENELITIAN ………………………………… 46 3.1. Tipe Penelitian ……………………………………….. 46 3.2. Metodologi Penelitian ……………………………….. 47 3.3. Populasi dan Sampel …………………………………. 48 3.4. Definisi Konsep ………………………………………. 50 3.5. Operasionalisasi Variabel …………………………….. 51 3.6. Teknik Pengumpulan Data ……………………………. 54 3.7. Teknik Analisa Data ………………………………….. 54
vii
BAB IV
BAB V
: HASIL PENELITIAN …………………………………….. 4.1. Sejarah Singkat PT PERTAMINA (PERSERO) dan PT Pertamina EP ………………………………………... 4.1.1. PT PERTAMINA (PERSERO) ………………….. 4.1.2. PT PERTAMINA EP ……………………………. 4.2. Struktur Organisasi PT Pertamina EP …........................... 4.3. Hasil Penelitian …………………………………………. 4.3.1. Identitas Responden ……………………………… 4.3.2. Efektivitas Bulletin Media Pertamina …………… 4.3.3. Kebutuhan Informasi Media Pertamina ………….. 4.4. Pembahasan ......................................................................
56 56 56 59 60 61 61 66 74 76
: KESIMPULAN DAN SARAN ............................................. 81 5.1. Kesimpulan …………………………………………….. 81 5.2. Saran …………………………………………………… 83
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Operasionalisasi Variabel …………………………………… 51
Tabel 2.
Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin …………….. 62
Tabel 3.
Profil Responden Berdasarkan Usia …………………………62
Tabel 4.
Profil Responden Berdasarkan Status ……………………… 63
Tabel 5.
Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ………64
Tabel 6.
Profil Responden Berdasarkan Direktorat Asal …………… 64
Tabel 7.
Tingkat Ketertarikan Akan Bulletin Media Pertamina …… 65
Tabel 8.
Tingkat Pengetahuan Rubrik Media Pertamina ………….. 65
Tabel 9.
Unsur Informasi Dalam Rubrik Suara Pekerja ……………. 67
Tabel 10.
Unsur Informasi Dalam Rubrik Pojok Manajemen ……….. 67
Tabel 11.
Unsur Informasi Dalam Rubrik Seremonia ………………... 68
Tabel 12.
Tingkat Efektivitas Unsur Edukasi Pada Bulletin …………. 68
Tabel 13.
Unsur Teknologi Dalam Rubrik Transformasi …………….. 69
Tabel 14.
Unsur Edukasi Pada Rubrik Kiprah Anak Perusahaan …… 70
Tabel 15.
Unsur Hiburan Dalam Bulletin Media Pertamina ………….. 70
Tabel 16.
Unsur Hiburan dan Informasi Pada Rubrik Warung Kopi .. 71
Tabel 17.
Data Nilai Efektivitas dari Para Responden ........................... 72
Tabel 18.
Informasi Akan Kebutuhan Kognitif ………………………... 74
Tabel 19.
Kebutuhan Pribadi Secara Afektif …………………………... 74
Tabel 20.
Kebutuhan Akan Kebutuhan Secara Integratif …………...... 75
Tabel 21.
Informasi Akan Kebutuhan Sosial ………………………....... 75
Tabel 22.
Informasi Akan Kebutuhan Pelepasan .................................... 76
ix
DAFTAR GAMBAR Gambar 1
Grafik Sebaran Nilai Efektivitas ……………………………. 72
Gambar 2
Posisi Nilai Rata –rata (Mean) Efektivitas Terhadap Nilai Maksimum ................................................................................. 73
x
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu melakukan interaksi
dengan manusia lain. Satu-satunya alat interaksi yang paling dibutuhkan oleh manusia adalah komunikasi. Melalui komunikasi manusia dapat saling bertukar informasi, bersosialisasi dan melakukan kegiatan lainnya. Untuk berkomunikasi manusia memerlukan suatu media yang dapat memenuhi kebutuhannya dalam berinteraksi. Oleh sebab itu Media sebagai sarana penyampaian informasi merupakan sebagai titik sentral bagi banyak perusahaan dalam menyampaikan kegiatan–kegiatan yang diselenggarakan
oleh
perusahaan.
Tidak
hanya
kegiatan
yang
berhubungan dengan internal perusahaan tetapi juga kegiatan yang berhubungan dengan eksternal perusahaan. Melalui media juga saat ini banyak perusahaan melakukan publikasi secara besar-besaran untuk mewujudkan eksistensi atau keberadaan dari suatu perusahaan agar dapat menarik simpati dari publiknya, karena menganggap bahwa publikasi atau publisitas merupakan salah satu komponen yang penting baik dalam bauran promosi maupun dalam bauran Public Relations. Karena publikasi atau publisitas merupakan salah satu relasi atau komponen yang cukup berperan banyak untuk menunjang keberhasilan dalam promosi dan publikasi.
2
Publikasi sebagai salah satu kegiatan komunikasi merupakan tanggung jawab PR atau Humas yang memiliki hubungan yang amat penting di salah satu divisi dalam organisasi yang berfungsi sebagai komunikator dan mediator dimana harus mengetahui sejauh mana batasbatas pesan atau informasi dapat dipublikasikan, dalam memenuhi kebutuhan informasi khalayak internal perusahaan Komunikasi dapat diartikan sebagai transfer informasi atau pesan dari pengirim pesan sebagai komunikator kepada penerima pesan yang disebut komunikan dengan tujuan mencapai saling pengertian diantara kedua belah pihak. Saat ini masyarakat dapat dengan mudah menggunakan atau mengakses salah satu
media
untuk mendapatkan suatu informasi
apapun yang terdapat di suatu perusahaan tertentu. Tidak hanya khalayak perusahaan yang dapat mengetahui informasi tersebut melalui buletin atau jurnal internal seperti majalah, koran, newsletter, dan majalah dinding yang
diterbitkan
secara
teratur,
tetapi
perusahaan
juga
dapat
menampilkan suatu media sebagai alat publikasi kepada khalayak eksternal perusahaan dengan menampilkan suatu jurnal ataupun dengan menggunakan media iklan yang ditujukan bagi Non-Pegawai. Selain menggunakan media jurnal eksternal, praktisi PR juga menggunakan media berita sebagai sarana publikasi yang efektif dalam penyampaian pesannya. Media berita yang diolah oleh Pers dan diterbitkan di dalam media cetak seperti surat kabar ataupun majalah;
3
media
elektronik
yaitu
televisi
dan
radio
serta
ekshibisi
yang
diselenggarakan bagi konsumen, pebisnis dan profesional. Sebelum menentukan media apa yang akan digunakan untuk mempublikasikan kepada khalayak eksternal seorang PR atau humas dapat melakukan studi media terlebih dahulu. Studi media merupakan kegiatan yang sangat vital bagi para praktisi PR. Karena media dan publikasi selalu berubah dari waktu ke waktu, maka studi mediapun harus dijadikan sebagai suatu proses yang berkelanjutan tanpa henti. Oleh karena itu, para praktisi PR harus memberikan perhatian ekstra untuk studi ini. Selanjutnya dijelaskan bahwa fungsionalisasi PR (Kehumasan) dalam kegiatan publikasi berfungsi mendekatkan atau menarik (Pull Strategy) konsumen, khalayak sasaran (Target Audience), masyarakat umum ke arah lembaga atau perusahaan yang diwakilinya, yakni dengan berupaya mempengaruhi persepsi & opini masyarakat atau publik sasarannya sehingga menimbulkan image (citra) yang positif, melalui teknik dan kiat–kiat PR tertentu atau yang telah direncanakan. Dengan demikian Humas merupakan narasumber informasi yang harus mampu membuat strategi yang tepat dan akurat agar dapat mengatur saluran informasi baik ke dalam maupun ke luar, dan dengan wewenangnya adalah dengan memberikan informasi dengan penerangan yang benar dan jelas dalam arti mempertahankan, mengembangkan kebijaksanaan yang sudah digariskan oleh perusahaan kepada publik.
4
Selain itu dapat menumbuhkan pendapat publik terhadap perusahaan yang bersifat positif dengan cara melalui kerjasama agar tujuan dapat tercapai. Dalam penelitian ini penulis memilih PT Pertamina EP sebagai tempat penelitian karena PT Pertamina EP merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang sedang berkembang dan melakukan transformasi dalam berbagai bidang. Transformasi adalah perubahan mendasar yang dilakukan secara mendasar, dilakukan secara terencana, sistematis, dan melalui tahapan yang realistis guna menjadikan Pertamina sebagai perusahaan minyak nasional kelas dunia dalam kurun waktu 15 (lima belas) tahun kedepan1. Tentu saja dalam proses transformasi ini diperlukan suatu media yang efektif untuk menunjang penyebaran informasi internal di PT Pertamina EP. Media internal yang ada di PT Pertamina EP bertujuan untuk: 1.
Memberikan informasi kepada karyawan mengenai tujuan organisasi, strategi perusahaan dalam jangka pendek dan jangka panjang.
2.
Mensosialisasikan kebijakan-kebijakan perusahaan kepada seluruh karyawan dalam meningkatkan kualitas kerja perusahaan, pelayanan dan tanggung jawab sosial kepada masyarakat.
3.
Sebagai alat publikasi kepada publik internal sehingga tercipta suatu komunikasi yang baik dan efektif dalam perusahaan.
1
Direktur Utama Pertamina (Persero), Ari H. Soemarno, Pidato Sambutan Perayaan Ulang Tahun Emas Pertamina, Jakarta, 12 Desember 2007
5
PT
Pertamina
EP
sebagai
salah
satu
perusahaan
yang
berkembang dan mempunyai visi untuk menjadi perusahaan penghasil minyak & gas yang maju serta memiliki misi untuk melakukan aktivitas industri minyak dan gas di sektor hulu dengan mengutamakan keselamatan kerja dan ramah lingkungan sehingga dapat menciptakan nilai tambah bagi perusahaan terutama para stakeholders tentulah sangat membutuhkan suatu media yang dapat diakses dengan mudah bagi setiap karyawan guna mendapatkan informasi teraktual mengenai perusahaan. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian di PT Pertamina EP. Media internal yang dimiliki oleh PT Pertamina EP sangatlah beragam, seperti website perusahaan yang bernama Portal Pertamina EP, company profile perusahaan, serta Media Pertamina yaitu bulletin yang terbit setiap satu minggu sekali dengan oplah sebesar 750 eksemplar untuk dibagikan kepada seluruh karyawan PT Pertamina EP di Jakarta yang berjumlah sekitar 704 orang.2 Melalui berbagai macam media ini tentu diharapkan dapat membantu karyawan PT Pertamina EP dari staff hingga level manajerial ke atas menerima informasi-informasi mengenai kebijakan perusahaan, kegiatan sosial yang telah dilaksanakan dalam program CSR perusahaan hingga produk baru yang diluncurkan sehingga dapat membuat citra positif yang dapat meningkatkan kinerja bagi para karyawan.
2
www.pertamina.com
6
Dari sekian banyak media internal yang dapat dengan mudah diakses langsung oleh publik internal PT Pertamina EP, maka publikasi melalui media cetaklah yang tepat digunakan sebagai media internal bagi perusahaan. Apabila dibandingkan dengan media komunikasi berbasis teknologi
internet
atau
yang
dilengkapi
intranet
sekalipun
maka
keunggulan media cetak sebagai media yang paling mudah didapatkan. Media cetak dapat dijadikan referensi serta dapat dibaca berulang-ulang merupakan alasan kuat yang menjadikan media cetak sebagai media sarana publikasi yang utama. Tidak seluruh karyawan di perusahaan mendapatkan fasilitas komputer, walaupun mendapatkan komputer maka tidak seluruhnya dilengkapi dengan intranet. Selain itu Keterbatasan pengetahuan akan teknologi komputer juga merupakan salah satu kendala bagi karyawan untuk dapat mengakses langsung informasi dari perusahaan. Meskipun media cetak seperti bulletin Media Pertamina bisa didapatkan dengan mudah pada setiap lantai lobby kantor, tetapi hanya sebagian karyawan yang tahu kapan tepatnya bulletin Media Pertamina terbit setiap minggunya, dan dapat membacanya dengan rutin. Walaupun demikian para karyawan yang telah membaca bulletin masih menganggap informasi yang diterbitkan buletin Media Pertamina masih monoton. Buletin yang terdiri dari 8 halaman ini memiliki rubrik seperti rubrik Berita Kita, rubrik Transformasi, rubrik Pojok Manajemen, rubrik Info Produk, rubrik Persatuan Wanita Patra, rubrik Kiprah Anak
7
Perusahaan, dan rubrik Warung Kopi. Walaupun demikian dari rubrik – rubrik yang ada, informasi yang ditampilkan Media Pertamina dianggap masih kurang dalam memberikan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan contohnya seperti dalam rubrik transformasi dianggap masih kurang dalam memberikan informasi yang mengandung alat teknologi yang lebih canggih yang digunakan di perusahaan. Melalui penelitian ini penulis mengharapkan dapat mengukur sejauh mana tingkat efektivitas penggunaan media cetak bulletin Media Pertamina
bagi
karyawan
dalam
memenuhi
kebutuhan
informasi
karyawan. 1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat disusun
perumusan masalah sebagai berikut: Sejauh mana efektifitas bulletin ”Media Pertamina” dalam memenuhi kebutuhan informasi bagi karyawan di lingkungan PT PERTAMINA EP Jakarta ? 1.3.
Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas media internal
melalui buletin ”Media Pertamina” sebagai sarana pemenuhan kebutuhan informasi bagi karyawan PT Pertamina EP Jakarta. 1. 4.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat positif bagi PT
Pertamina EP Jakarta juga sebagai masukan bagi mahasiswa Fakultas
8
Ilmu Komunikasi Mercu Buana, dan lebih rincinya manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Akademis Memberikan manfaat bagi pengembangan kajian khusus bagi jurusan PR mengenai efektivitas media internal dalam perusahaan. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini dharapkan mampu memberikan kontribusi bagi PT Pertamina EP mengenai pengelolaan suatu media internal sehingga efektif sesuai dengan kebutuhan informasi karyawan.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Komunikasi Organisasi Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting dalam
kehidupan manusia, dimana kita lihat komunikasi dapat terjadi pada setiap gerak langkah manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang tergantung satu sama lain dan mandiri serta saling terkait dengan orang lain dilingkungannya. Satu-satunya alat untuk dapat berhubungan dengan orang lain dilingkungannya adalah dengan melakukan komunikasi baik secara verbal maupun non verbal. Istilah komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin “Communicare3 atau Communis, Communico4, Communicatio5” yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya. Beberapa definisi komunikasi adalah: 1. Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi (Astrid). 2. Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G). 3
Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson. Understanding and Sharing: An Introduction to Speech Communication. Dubuqe, Iowa: Wim.C.Brown, 1979, hlm.3 4 William I. Gorden. Communication: Personal and Public. Sherman Oaks, CA: Alfred, 1978, hlm.28 5 Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997, hlm.4
10
3. Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain (Davis, 1981). 4. Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram,W) 5. Komunikasi adalah penyampaian dan memahami pesan dari satu orang kepada orang lain, komunikasi merupakan proses sosial .
Komunikasi tidak berlangsung dalam ruang hampa sosial melainkan pada situasi tertentu. Indikator paling umum untuk mengklasifikasikan komunikasi adalah berdasarkan jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi. Di dalam Human Communication6 komunikasi dapat dibedakan menjadi: a. Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communications) Proses Komunikasi yang terjadi dalam diri individu (dengan diri sendiri) Terjadi karena terjadinya pemberian makna pada obyek. Obyek yang diamati mendapatkan rangsangan panca indra kemudian
mengalami
proses
perkembangan
dalam
pikiran
manusia. Mendapatkan perhatian besar dari kalangan psikologi behavioristik. Merupakan landasan untuk melakukan komunikasi antarpribadi. Keberhasilan komunikasi kita dengan orang lain bergantung pada keefektifan komunikasi kita dengan diri sendiri. b. Komunikasi Kelompok (Group Communications) Proses komunikasi yang berlangsung antara 2 orang atau lebih secara tatap muka. Bentuk khusus dari komunikasi ini adalah
6
Human Communication, 1980
11
Komunikasi
Diadik
(Dyadic
Communications)
yaitu
dengan
karakteristik : Proses komunikasi yang berlangsung antara 2 orang dalam situasi tatap muka, dibagi atas percakapan, dialog, wawancara. Komunikasi diadik memiliki ciri: Pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak dekat dan pihak-pihak yang berkomunikasi mengirimkan dan menerima pesan secara spontan dan simultan. Komunikasi antar pribadi sangat potensial untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain. c. Komunikasi Organisasi (Organizational Communications) Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan informal, dan berlangsung dalam jaringan komunikasi yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Melibatkan komunikasi diadik, komunikasi antar pribadi dan komunikasi publik. Komunikasi formal adalah menurut struktur organisasi yaitu komunikasi ke bawah dan ke atas serta komunikasi horizontal. Komunikasi informal tidak tergantung pada struktur organisasi seperti komunikasi dengan sejawat, termasuk juga gosip d. Komunikasi Massa (Mass Communications) Adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen. Proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari
12
sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanik seperti; radio, televisi, surat kabar dan film. Pesan-pesan bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik). Komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok dan komunikasi organisasi berlangsung juga dalam proses untuk mempersiapkan pesan yang disampaikan media massa ini. e. Komunikasi Publik (Public Communications) Satu pihak (pendengar) cenderung lebih pasif. Interaksi antara sumber dan penerima terbatas. Umpan balik yang diberikan terbatas. Dilakukan di tempat umum seperti di kelas, auditorium, tempat ibadah. Dihadiri oleh sejumlah besar orang Biasanya telah direncanakan Sering bertujuan untuk memberikan penerangan, menghibur, memberikan penghormatan dan membujuk Berdasarkan
klasifikasi
di
atas,
penelitian
ini
dapat
dikelompokkan dalam klasifikasi komunikasi organisasi karena media internal merupakan salah media komunikasi di dalam suatu organisasi. Mengenai
unsur-unsur
komunikasi,
Hafid
Canggara
mengemukakan bahwa “Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antar sesama manusia, melalui pertukaran informasi, untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang
13
lain, serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu.”7 Dari pengertian tersebut sangat jelas dinyatakan bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang, di mana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain, tentu saja yang terlibat dalam komunikasi itu adalah manusia. Dari pengertian komunikasi yang diutarakan di atas, maka tampak adanya sejumlah komponen atau unsur yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Unsur-unsur komunikasi secara umum tersebut adalah sebagai berikut: 1. Sender (komunikator) yaitu pihak yang menciptakan pesan baik seseorang maupun suatu kelompok. 2. Message (pesan) yaitu informasi yang disampaikan dari sender (komunikator) kepada receiver (komunikan) berupa kode simbolik seperti bahasa atau isyarat. 3. Channel
(saluran)
(komunikator)
untuk
yaitu
media
yang
menyampaikan
dipakai
pesan
oleh
kepada
sender receiver
(komunikan). 4. Receiver (komunikan) yaitu pihak penerima pesan yang menjadi sasaran komunikasi. Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi di antara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku. Proses komunikasi dapat diterangkan kembali sebagai berikut: 7
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2007, hal-1920
14
1. Penyampai pesan, mempunyai pesan, ide atau gagasan yang ingin disampaikan kepada pihak lain agar pihak tersebut mengerti pesan yang dimaksud. Pesan yang disampaikan dapat berupa informasi dalam bentuk bahasa, lambang-lambang yang dipahami oleh kedua belah pihak. 2. Pesan yang disampaikan, dapat disampaikan melalui media secara langsung maupun tidak langsung. 3. Penerima pesan, menerima pesan yang disampaikan. 4. Umpan balik, diberikan oleh pihak yang menerima pesan kepada pihak pemberi pesan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pesan yang disampaikan efektif dan pihak kedua mengerti isi pesan tersebut. Komunikasi sebagai media penyampaian pesan, ide atau gagasan dari satu pihak kepada pihak lain agar dapat saling mempengaruhi diantara keduanya.8 Menurut Anwar Arifin dalam bukunya Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas menyatakan bahwa komunikasi merupakan suatu konsep yang multi makna dan oleh karena itu dapat dibedakan berdasarkan sebagai berikut:9 a. Komunikasi sebagai proses sosial Peranan komunikasi dalam proses sosial banyak dikaitkan dengan terjadinya perubahan sosial (social change) misalnya mampu 8 9
Hammer, M and Stanton, S.A. (1995) The Reengineering Revolution: A Handbook (1st edition) Anwar Arifin, Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas, Rajawali Pers, 1998.
15
mempengaruhi atau mengubah sikap tindak, perilaku dan pola pikir masyarakat, terutama dalam menerima ide, gagasan, informasi dan teknologi baru. b. Komunikasi sebagai peristiwa Komunikasi merupakan suatu gejala atau berkaitan. Komunikasi sebagai ilmu komunikasi sebagai ilmu misalnya berkaitan dengan etnografi
(bahasa)
komunikasi,
sosiologi
(kemasyarakatan)
komunikasi, psikologi komunikasi dan teknologi komunikasi. c. Komunikasi sebagai kiat-kiat dan ketrampilan khusus Komunikasi disini dipandang sebagai skill atau keterampilan tertentu dalam dunia Public Relations. Dengan
demikian
melalui
komunikasi,
manusia
dapat
mengungkapkan pikiran, perasaan yang berupa ide dan gagasan kepada manusia lainnya. Unsur-unsur komunikasi menurut R. Wayne Pace dan Don F. Faules, mengemukakan bahwa organisasi dapat dilihat melalui dua pendekatan secara subjektif dan objektif. Pandangan pendekatan secara subjektif, organisasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan orangorang, terdiri dari tindakan-tindakan, interaksi, dan transaksi yang melibatkan orang-orang. Sedangkan pandangan melalui pendekatan secara objektif, organisasi adalah sesuatu yang bersifat fisik dan konkret, dan merupakan sebuah struktur dengan batas-batas yang pasti.10 Organisasi diciptakan dan dipupuk melalui kontak-kontak yang terus – 10
R. Wayne Pace Don F. Faules, editor: Dedy Muyana, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja: Perusahaan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, hal. 11
16
menerus berubah yang dilakukan orang-orang antara satu dan lainnya dan tidak eksis secara terpisah dari orang-orang yang perilakunya membentuk organisasi tersebut. Selanjutnya komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai “Pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu”.11 Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi organisasi dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan tujuan organisasi baik organisasi komersial seperti lembaga bisnis dan industri ataupun organisasi-organisasi sosial seperti lembaga rumah sakit maupun institusi pendidikan. Arus komunikasi yang langsung dalam suatu organisasi yaitu arus komunikasi vertikal yang terdiri dari arus komunikasi dari atas ke bawah (upward communication) serta arus komunikasi yang berlangsung antara dan diantara bagian ataupun karyawan dalam jenjang dan tingkatan yang sama. Arus komunikasi ini dikenal dengan nama komunikasi horizontal. Menurut Malra Treece dalam bukunya Successful Communication dinyatakan bahwa “Keterbukaan dan kejujuran kebijakan komunikasi harus dibangun oleh manajemen puncak dan harus diterima oleh setiap karyawan. Komunikasi dari manajemen ke karyawan, dan dari karyawan ke manajemen, harus saling terbuka, jujur dan dibangun pada
11
Ibid, hal. 31
17
kepercayaan
jika
digunakan
produktivitas, atau
untuk
membangun
semangat
kerja,
kemajuan perusahaan. Komunikasi terbuka yang
akhirnya dapat membentuk kepercayaan juga dapat menumbuhkan aliran informasi vital, opini, dan kritikan. Komunikasi ke bawah yang jujur dan terbuka akan menimbulkan aliran informasi ke atas. Untuk itu tidak hanya dibutuhkan niat baik saja tetapi juga membutuhkan kemampuan dan teknik yang memadai. Kemampuan dan teknik komunikasi yang rendah akan
menyebabkan
rendahnya
kualitas
komunikasi
dan
sistem
komunikasi”.12 Selanjutnya Malra Treece mengatakan bahwa dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, tindak komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan 4 (empat) fungsi yaitu sebagai berikut: a.
Fungsi informatif, dimana organisasi dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi (information/processing system) yaitu seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu.
b.
Fungsi regulatif, berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.
c.
Fungsi persuasi, yaitu dalam mengatur suatu organisasi kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan.
12
Treece, Malra, Successful Communication, Sixth Edition, Allyn and Bacon, Boston, 1994.
18
d.
Fungsi
integratif,
menyediakan
yaitu
saluran
setiap
yang
organisasi
berusaha
untuk
memungkinkan
karyawan
dapat
melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik yaitu saluran komunikasi formal (penerbitan khusus, misalnya news letter, bulletin dsb); dan saluran komunikasi informal seperti perbincangan pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olah raga antar karyawan atau kegiatan darmawisata dan sebagainya. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dlam diri karyawan terhadap organisasi. Para karyawan memiliki kebutuhan dan keinginan informasi untuk mengetahui
tugasnya
dan
mengerti
seluruh
tujuan
dan
strategi
perusahaan. Para karyawan membutuhkan perasaan bangga pada organisasinya,
dan
mereka
akan
tetap
merasa
bangga
dengan
organisasinya, walupun mereka menyadari ada sesuatu kesalahan, masalah, dan kelemahan jika mereka merasa bahwa manajemen bersifat sungguh dan selalu memberi informasi kepada mereka. Karyawan di setiap level pada dasarnya selalu ingin mengetahui apa yang sedang terjadi dan apa penyebabnya.13 Para pimpinan sangat besar perannya untuk mewujudkan atmosfir organisasi yang jujur dan terbuka. Tetapi yang terjadi adalah masalah antara
pimpinan
dan
memberikan informasi
13
Ibid
karyawan. yang
lebih
Pimpinan dari
merasa
cukup
bahwa
telah
kepada karyawan,
19
sedangkan karyawan merasa bahwa informasi yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan. Untuk mengatasi hal tersebut, organisasi harus selalu memberikan informasi kepada karyawan tentang program-program perusahaan, masalah yang dihadapi, perubahan yang dilakukan disertai alasanalasannya, atau segala hal yang mempengaruhi minat karyawan. Karyawan yang selalu diberi informasi. akan lebih merasa dihargai dan dipercaya oleh manajemen, serta akan lebih kooperatif, dan mencurahkan segala usahanya pada tujuan-tujuan oranisasi. Bentuk komunikasi yang diarahkan kepada internal (karyawan) umumnya disebut sebagai komunikasi internal. Menurut Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, komunikasi internal yang juga disebut
sebagai komunikasi pegawai
atau (employee
communication), terbagi menjadi tiga bagian, yaitu14: a. Komunikasi ke bawah (downward communication), yakni dari pihak manajemen atau pimpinan perusahaan kepada para pegawai (dari atasan ke bawahan). b. Komunikasi ke atas (upward communication), yakni dari pegawai ke pihak manajemen (dari bawahan ke atasan). c. Komunikasi sejajar (sideways communication), yakni yang berlangsung antara sesama pegawai.
14
Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations, Rosdikarya, hal.23
20
Melalui penjabaran di atas, maka komunikasi organisasi merupakan suatu proses penyampaian pesan diantara unit-unit tertentu di dalam suatu organisasi atau lembaga. Komunikasi tersebut relatif mengandung 4 (empat) fungsi yaitu fungsi informatif, fungsi regulatif, fungsi persuasif dan fungsi integratif dan diarahkan kepada karyawan (internal) perusahaan. Unit yang biasanya menjalankan kegiatan komunikasi di dalam organisasi adalah Public Relations. 2.2.
Public Relations Public Relations merupakan skenario terpadu untuk membangun
sebuah pemahaman, atau bahkan mengubah persepsi. 15 Public Relations atau humas terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang menjalin kontak dengannya. Oleh sebab itu PR menyangkut kepentingan organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersial maupun yang nonkomersial. Definisi Public Relations menurut Frank Jeffkins adalah ”Semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian”.16 Berdasarkan definisi di atas dapat dan dijelaskan kembali bahwa Public Relation atau humas tidak hanya terbatas pada saling pengertian saja tetapi juga pada berbagai macam tujuan khusus lainnya yang sedikit
15 16
Christovita Wiloto, The Power of Public Relations, Power PR Global Publishing, 2006 Frank Jeffkins, Public Relations, Second Edition, hal. 10
21
banyak berkaitan dengan saling pengertian itu. Tujuan-tujuan khusus itu meliputi penanggulangan masalah-masalah komunikasi yang memerlukan suatu perubahan tertentu, misalnya merubah sesuatu yang bersifat negatif menjadi positif. Selain itu PR dalam menjalankan tugasnya juga menggunakan metode manajemen berdasarkan tujuan (manajemen by objectives). Dalam mengejar suatu tujuan, semua hasil atau tingkat kemajuan yang telah dicapai harus bisa diukur secara jelas, mengingat PR merupakan kegiatan yang nyata. Tingkat keberhasilan ini dapat diuji melalui teknik-teknik pemasaran untuk menguji tingkat keberhasilan atau tingkat kegagalan sebuah kampanye PR yang dilancarkan. Humas internal (internal Public Relations) itu sama pentingnya dengan humas eksternal. Jika uang yang menjadi ukurannya maka humas internal mampu memberi kontribusi profitabilitas perusahaan yang sama besarnya dengan yang diberikan oleh humas eksternal. Hubungan antara sesama pegawai pada suatu perusahaan (staff relations) atau sesama anggota di
sebuah organisasi
lebih berfokus
pada
aspek-aspek
manusiawi, sehingga hal tersebut tidak sepenuhnya sama dengan hubungan-hubungan
industri
(industrial
relations).
Sementara
itu
hubungan industri lebih menekankan pada besar-kecilnya upah/gaji dan berbagai kondisi atau fasilitas kerja. Namun antara keduanya terdapat hubungan yang erat, mengingat hubungan industri juga dipengaruhi oleh efektif-tidaknya komunikasi di kalangan pegawai.
22
Tingkat efektivitas dari humas internal sangat dipengaruhi oleh tiga hal pokok, yaitu: 1. Keterbukaan pihak manajemen, 2. Kesadaran dan pengakuan pihak manajemen akan nilai dan arti penting komunikasi dengan para pegawai, dan 3. Keberadaan seorang manajer komunikasi (manajer humas) yang tidak hanya ahli dan berpengalaman, tetapi juga didukung oleh sumbersumber daya teknis yang modern.17
2.2.1. Fungsi Public Relations Dengan mendalami fungsi PR dan peraturannya maka seorang pemimpin perusahaan dapat menentukan strategi yang tepat bagi perusahaan. Menurut Sr. Maria Assumpta Purwati maka fungsi Public Relations adalah sebagai berikut: 1. Kesuksesan PR terletak pada apakah organisasi dan produk atau jasanya diakui dan diterima publik. 2. PR secara terus-menerus mengadakan komunikasi dan dialog dengan publik internal dan eksternal. 3. PR merupakan instrumen dalam manajemen yang dengan secara kontinu memberi informasi kepada kelompok publik terkait. 4. Informasi mengenai peraturan organisasi dan tangung jawab terhadap apa yang dilakukan organisasi.
17
Ibid, hal 10
23
5. PR merupakan fungsi manajemen, yang didasarkan pada analisis terhadap pengaruh yang kuat dari lingkungan, apa efek dan dampaknya terhadap publik internal dan eksternal, peraturan yang setelah diolah menjadi
perencanaan
yang
nyata
untuk
direalisasikan,
demi
keuntungan dua belah pihak.18 Sedangkan menurut Edward L. Bernays, fungsi utama dari Public Relations adalah sebagai berikut: 1. Memberikan penerangan kepada masyarakat. 2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung. 3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan / lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat sebaliknya.19 2.2.2. Tugas Public Relations Lima pokok tugas Public Relations sehari-hari menurut
Maria
Assumpta Purwanti dalam bukunya Dasar-dasar PR, Teori & Praktek disebutkan sebagai berikut:20 1. Menyelenggarakan dan bertanggungjawab atas penyampaian informasi secara lisan, tertulis, melalui gambar (visual) kepada publik, supaya publik mempunyai pengertian yang benar tentang organisasi atau perusahaan, tujuan serta kegiatan yang dilakukan.
18
Maria Assumpta Purwanti, Dasar-dasar PR Teori & Praktek, hal. 31 Rosady, Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, 1998, hal.18 20 Maria Assumpta Purwanti, Dasar-dasar PR Teori & Praktek, hal. 39 19
24
Itu semua disesuaikan dengan kebutuhan publik internal maupun eksternal. 2. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum atau masyarakat. Menjalankan dan bertanggungjawab terhadap kehidupan kita bersama dengan lingkungan. 3. Memperbaiki citra organisasi, seorang PR harus menyadari citra yang baik tidak hanya terletak pada bentuk gedung, presentasi, publikasi dan seterusnya tetapi terletak pada bagaimana organisasi bisa mencerminkan organisasi yang dipercayai, memiliki kekuatan, mengandalkan perkembangan secara berkesinambungan yang selalu terbuka untuk dikontrol, dan dievaluasi. 4. Tanggung
jawab
bertanggungjawab
sosial. terhadap
PR
merupakan
semua
instrumen
kelompok
yang
untuk berhak
terhadap tanggung jawab tersebut. Terutama kelompok publik sendiri, publik internal, dan pers. Yang penting diusahakan bahwa seluruh organisasi bersikap terbuka dan jujur terhadap semua kelompok atau publik yang ada hubungannya dengan dan memerlukan informasi. Suatu organisasi mempunyai kewajiban adanya usaha untuk pelayanan sosial yang harus menjadi tanggung jawab, “pintu terbuka”. 5. Komunikasi, PR mempunyai komunikasi yang khusus, komunikasi timbal balik. Maka pengetahuan menjadi modalnya. Dalam
25
fungsinya, komunikasi itu sentral. Yang juga perlu dimiliki adalah pengetahuan manajemen dan kepemimpinan, struktur organisasi. Selain itu tugas Public Relations menurut Scott M. Cutlip, et al. dalam bukunya Effective Public Relations menjelaskan apa yang dilakukan oleh spesialis PR di tempat kerja sebagai berikut: 1. Menulis dan mengedit : menyusun release berita dalam bentuk cetak atau siaran, cerita feature, newsletter untuk karyawan dan stakeholder eksternal, korespondensi, pesan Website dan pesan media online lainnya, laporan tahunan dan shareholder, pidato, brosur, film dan script slideshow, artikel publikasi perdagangan, iklan institusional dan materi-materi pendukung teknis lainnya. 2. Hubungan Media dan Penempatan Media: Mengontak media koran, majalah, suplemen mingguan, penulis freelance dan publikasi perdagangan agar mereka memublikasikan atau meniarkan berita dan feature tentang organisasi yang ditulis oleh organisasi itu sendiri atau oleh orang lain. Merespon permintaan informasi oleh media, memverifikasi berita, dan membuka akses ke sumber otoritatif. 3. Riset: Mengumpulkan informasi tentang opini publik, tren, isu yang sedang muncul, iklim politik dan peraturan perundangan, liputan media, opini kelompok kepentingan dan pandangan-pandangan lain berkenaan dengan stakeholder organisasi. Mencari database di internet, jasa on line, dan data pemerintah elektronik.
26
4. Manajemen dan Administrasi: Pemrograman dan perencanaan dengan bekerjasama dengan manajer lain, menetukan kebutuhan, menetukan prioritas, mendefinisikan publik, seting dan tujuan dan mengembangkan strategi dan taktik. Menata personel, anggaran dan jadwal program. 5. Konseling: Memberi saran kepada manajemen dalam masalah sosial politik, dan peraturan. Berkonsultasi dengan tim manajemen mengenai cara menghindari dan merespon krisis dan bekerja bersama dengan pembuat keputusan kunci untuk menyusun strategi untuk mengelola ataupun merespon isu-isu yang sensitif dan kritis. 6. Acara spesial: Mengatur dan mengelola konferensi pers, lomba lari 10K, konvensi, open house, pemotongan pita dan grand opening, perayaan ulang tahun, acara pengumpulan dana, mengunjungi tokoh terkemuka, mengadakan kontes, program penghargaan, dan kegitan khusus lainnya. 7. Pidato: Tampil di depan kelompok, melatih orang untuk memberikan kata sambutan, dan mengelola juru bicara untuk menjelaskan platform organisasi di depan audiens penting. 8. Produksi: Membuat saluran komunikasi dengan menggunakan keahlian dan pengetahuan multimedia, termasuk seni, tipografi, fotografi, tata letak, dan computer desktop publishing, perekaman audio, video dan editing, dan menyiapkan presentasi audiovisual.
27
9. Training: Mempersiapkan eksekutif dan juru bicara lain untuk menghadapi media dan tampil di hadapan publik. Memberi petunjuk kepada orang lain di dalam organisasi untuk meningkatkan keahlian menulis dan berkomunikasi. Membantu memperkenalkan perubahan dalam kultur, kebijakan, struktur dan proses organisasional. 10. Kontak: Bertugas sebagai penghubung (liason) dengan media, komunitas, dan kelompok internal dan eksternal lainnya. Sebagai mediator antara organisasi dan stakeholder penting dengan bertugas
untuk
mendengarkan
pandangan,
menegosiasikan,
mengelola konflik dan menjalin kesepakatan. Sebagai tuan rumah dengan melakukan pertemuan dan jamuan untuk temu dan pengunjungnya 21 Meskipun berada di urutan terakhir, yakni tugas ”menjalin hubungan baik dengan orang lain”, namun sering kali tugas inilah yang pertama kali dikaitkan dengan bidang PR. Seorang Public Relations sebaiknya dapat menjalin hubungan yang baik tidak hanya pihak eksternal perusahaan tetapi juga dengan pihak internal perusahaan dimana seluruh karyawan berada di dalamnya. Salah satu tugas paling signifikan dari hubungan internal adalah berinteraksi dengan karyawan atau tenaga kerja, yang sebagian dari mereka tergabung dalam serikat pekerja. Hubungan dengan tenaga kerja adalah hubungan penting yang
21
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom, Effective Public Relations, Edisi kesembilan, hal. 39 - 40
28
sangat
mempengaruhi
kesuksesan
atau
kegagalan
organisasi.
Hubungan ini tidak boleh dianggap sepele. 22 Hubungan dengan pekerja dan serikat pekerjanya harus ditangani secara terus menerus dan spesialis hubungan internal memfasilitasi dan membantu memelihara hubungan ini. Beberapa kalangan berasumsi bahwa bagian SDM bertugas dalam fungsi organisasional ini, namun peran SDM biasanya terbatas pada perekrutan, pemecatan, training, dan pemberian tunjangan lainnya. Jika suatu serikat pekerja ingin melakukan pemogokan, biasanya fungsi PR dalam manajemenlah yang mengetahui adanya ketidakpuasan ini. Bagian hubungan internal juga bertanggung jawab untuk mengomunikasikan persoalan protes dan berusaha mencari cara untuk memecahkan masalah ini.
23
2.2.3. Media Public Relations Media merupakan bentuk jamak dari medium. Dalam ilmu komunikasi media diartikan sebagai: a. saluran b. sarana penghubung c. alat-alat komunikasi24 Media
Public
Relations
adalah
berbagai
macam
sarana
penghubung yang dipergunakan seorang PR (mewakili organisasi) dengan publiknya, yaitu publik internal maupun publik eksternal untuk 22
Ibid, hal. 265 Ibid, hal 265 24 Maria Assumpta Purwanti, Dasar-dasar PR Teori & Praktek, hal. 117 23
29
membantu pencapaian tujuannya.25 Alat – alat komunikasi yang dipergunakan dalam hal ini ada berbagai jenis. Macam media yang dapat dijadikan sebagai alat komunikasi dikelompokkan sebagai media eksternal menurut Maria Assumpta Purwanti, adalah sebagai berikut26: a. Media cetak, termasuk di dalamnya adalah: House Journal, surat kabar, majalah dsb. b. Broadcasting Media, termasuk di dalamnya adalah: Radio & Televisi. c. Special Event (kegiatan-kegiatan khusus). d. Media luar ruang, termasuk di dalamnya adalah spanduk, papan reklame, poster dan lain-lain. Media internal diterbitkan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan karyawan suatu perusahaan akan suatu berita, peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia. Pengertian media menurut Tony Greener adalah ”Merupakan jalur penting dalam kegiatan-kegiatan Public Relations”.27 Sedangkan pengertian media internal secara luas dapat juga diartikan sebagai bahan informasi yang diterbitkan secara teratur oleh bagian internal perusahaan atau lembaga pemerintahan.
25
Maria Assumpta Purwanti, Dasar-dasar PR Teori & Praktek, hal. 118 Ibid, 118. 27 Tony Greener, Kiat Sukses PR dan Pembentukan Citranya, Jakarta, PT Bumi Aksara, 1993,hal. 23 26
30
Walaupun digolongkan sebagai penerbitan non pers, media internal mempunyai fungsi yang sama dengan fungsi penerbitan pers, yaitu: berfungsi untuk menyiarkan informasi, mendidik, menghibur, dan mempengaruhi agar khalayak melakukan kegiatan tertentu. Media internal adalah salah satu bentuk wahana komunikasi internal. Sedangkan wahana komunikasi internal lainnnya dapat berupa video, slide, kaset-kaset rekaman audio, kursus-kursus pendidikan tambahan, ucapan-ucapan lisan, rapat dinas perusahaan, seminar, konferensi serta ekshibisi khusus. Meskipun demikian, masih banyak organisasi yang belum menggunakan
perangkat
bantu
komunikasi
secara
maksimal,
walaupun variasi perangkat bantu komunikasi sangatlah besar. Tentu saja perangkat bantu yang dipilih adalah yang paling sesuai. Pemilihan metode
komunikasi
sangatlah
dipengaruhi
oleh
karakteristik
organisasi, jumlah dan strata personel, serta lokasi kerja. Berikut ini akan diuraikan secara rinci jangkauan media dan metode komunikasi yang lazim dipergunakan oleh organisasi, yaitu: 1. Jurnal Internal menurut M. Linggar Anggoro adalah: 28 Publikasi atau terbitan yang didistribusikan kepada para anggota ataupun khalayak pendukung dari suatu organisasi seperti institutinstitut profesional, universitas, komunitas profesi tertentu, serikat buruh dan yayasan amal, lazim disebut sebagai jurnal internal semi
28
M. Linggar Anggoro, Teori & Profesi Kehumasan serta Aplikasinya di Indonesia, hal. 212
31
eksternal. Meskipun mereka bukan orang dalam, mereka jauh lebih dekat kepada organisasi daripada para pemakai jasa (konsumen), pedagang, pemegang saham atau para pencipta pendapat umum yang sepenuhnya merupakan pihak-pihak eksternal. Di sini, istilah jurnal diartikan secara luas yakni sebagai bahan cetakan yang diterbitkan secara teratur. Adapun bentuk-bentuk jurnal internal cukup bervariasi yaitu sebagai berikut:29 a. Bulletin : sebuah buletin sebagai media komunikasi regular antara seorang pimpinan dengan bawahannya. Terbit secara mingguan. Biasanya buletin berisikan berita perusahaan dan pokok-pokok berita umum. b. Newsletter : berisi pokok-pokok berita yang diperuntukkan bagi pembaca yang sibuk. c. The Magazine : berisikan tulisan berbentuk feature, artikel dan gambar, foto, diterbitkan setiap bulan atau triwulan. d. The Tabloid Newspapper : mirip surat kabar populer (umum) dan berisikan pokok-pokok berita yang sangat penting, artikel pendek, dan ilustrasi. Diterbitkan mingguan, dwimingguan, bulanan, atau setiap dua bulan sekali. e. The Wall Newspapper : bentuk media komunikasi staf / karyawan di satu lokasi pabrik, perusahaan, atau pasar
29
Soleh Soemirat Dan Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations, Rosdikarya, hal. 23
32
swalayan. Di Indonesia biasa dikenal dengan surat kabar / majalah dinding. Berikut beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh Public Relations dalam pembuatan jurnal internal30, yaitu: 1. Pembaca (Readers) Penting untuk diketahui bahwa sponsor dan redaksi dari jurnal internal harus secara pasti tahu siapa yang menjadi target / sasaran pembacanya, apakah manajemen, eksekutif, atau karyawan kebanyakan. Pembaca akan menentukan gaya dan isi penerbitan, dan pembaca telah mengenal serta memahami dengan seksama tentang penerbitan komersial (pers). 2. Eksemplar (Quantity) Jumlah eksemplar / oplah dari jurnal internal yang diterbitkan tentunya
harus
disesuaikan
dengan
jumlah
konsumen.
Eksemplar akan mempengaruhi cara produksi, kualitas bahan dan isi. 3. Waktu Terbit atau Edisi (Frequency) Dari fasilitas dan biaya yang ada dapat diputuskan untuk menerbitkan sebuah jurnal internal dengan waktu edisi terbit, harian, mingguan, bulanan atau dengan waktu yang jarang, dwibulanan, triwulanan tetapi tidak boleh ada celah yang terlalu
30
Ibid, hal. 24
33
besar karena akan menghilangkan pengertian dari keberkalaan atau kontinyuitas terbit. 4. Kebijakan Redaksi (Policy) Dalam pembuatan jurnal internal kita menetapkan tujuan penerbitan. Apakah jurnal internal dibuat hanya sebagai penghargaan kepada para pendahulu (peoneer perusahaan atau organisasi) yang telah dianggap memiliki andil besar terhadap
perkembangan
perusahaan.
Bisa saja sekedar
memberikan informasi kepada khalayak / pembaca tentang perusahaan / organisasi atau untuk membina hubungan baik antara top manajemen dengan karyawannya atau bisa pula jurnal internal dibuat untuk membantu agen / dealer dan konsumen agar lebih paham tentang penjualan suatu produk sehingga pemasaran meningkat. Hal terpenting adalah jurnal internal harus sejalan dengan program Public Relations secara menyeluruh sehingga sasaran yang hendak dicapai suatu organisasi / perusahaan dalam memelihara dan meningkatkan citra positif. 5. Nama Jurnal Internal (Title) Nama, dan logo jurnal internal termasuk dalam rancangan / design. Hal penting yang harus dperhatikan adalah nama itu harus mencerminkan kekhasan atau memiliki karakteristik tersendiri, mudah diingat dan komunikatif.
34
6. Proses Pencetakan Proses Pencetakan bisa menggunakan letterpres, photogavure, atau web offset. Proses pencetakan ini ditentukan oleh faktorfaktor sebagai berikut: Bentuk dan lebarnya jurnal internal, jumlah eksemplar / tiras, penggunaan warna (banyak warna, sebagian atau hitam putih), dan jumlah gambar / foto. 7. Format / Gaya / Bentuk (Style) Hal hal yang mempengaruhi penampilan / gaya jurnal internal adalah ukuran halaman, berapa banyak kolom, tipografi, ilustrasi, keeimbangan berita, feature dan artikel. 8. Free Issue atau Cover Price Ada dua pendapat mengenai hal ini, pertama jurnal internal itu tidak dihargakan / dijual sedangkan yang lainnya berpendapat apabila jurnal internal itu ingin dihargai atau dinilai lebih tinggi, tidak sekedar iseng belaka, jurnal internal itu dihargakan / dijual. Ini bergantung kepada sejauhmana jurnal internal tersebut mewakili kepentingan. Baik top manajemen, karyawan atau pelanggan / pembeli. 9. Iklan (Advertisement) Seperti halnya media pers lainnya, jurnal internal mampu menyerap iklan. Hal ini bergantung kepada karakteristik
35
pembaca dan jumlah eksemplar yang dimiliki jurnal internal agar bisa menarik bagi pemasang iklan. 10. Sirkulasi (Distribution) Dalam mendistribusikan jurnal internal harus diperhitungkan aktualitas penerbitan. Penyampaian jurnal internal bisa dikirim melalui kurir (ditangani sendiri), via pos, atau digabung dengan sirkulasi pers komersial. 2.2.4. Tujuan Penggunaan Media dalam Public Relations Secara umum penggunaan media dalam kegiatan PR mempunyai beberapa tujuan yaitu sebagai berikut:31 a. Membantu mempromosikan dan meningkatkan pemasaran suatu produk dan jasa. b. Menjalin komunikasi berkesinambungan. c. Meningkatkan kepercayaan publik. d. Meningkatkan citra baik perusahaan / organisasi.
2.2.5. Efektivitas Bulletin Efektivitas berasal dari kata efek yang dapat diartikan sebagai dampak atau semua jenis perubahan yang terjadi dalam diri seseorang setelah menerima suatu pesan dari suatu sumber. Perubahan ini meliputi
31
Ibid, hal. 109
36
perubahan sikap, perubahan pengetahuan, dan perubahan perilaku nyata.32 Definisi efektifitas secara umum menurut Andre Hardjana, adalah:33 1. Mengerjakan
hal-hal
yang
benar,
sesuai
yang
seharusnya
diselesaikan sesuai dengan rencana dan aturannya. 2. Mencapai tingkat di atas pesaing, mampu menjadi terbaik dengan lawan yang lain sebagai yang terbaik. 3. Membawa hasil, apa yang telah dikerjakan mampu memberi hasil yang bermanfaat. 4. Menangani
tantangan
masa
depan,
semua
yang
telah
direncanakan dan hasil yang bermanfaat bagi masa depan. 5. Meningkatkan keuntungan atau laba, hasil yang diperoleh memberi keuntungan atau laba. 6. Mengoptimalkan penggunaan sumber daya, sumber daya yang dipakai telah optimal digunakan sampai tingkat maksimum. Lebih lanjut lagi Andre Hardjana mendefinisikan efektivitas menurut komunikasi, sebagai berikut:34 1. Penerima atau pemakai: Penerima pesan vs penerima yang dituju. Penerima pesan merupakan obyek yang diharapkan untuk menerima pesan tersebut. 2. Isi: yang diterima / tersalur vs yang dimaksudkan.
32
Andre Hardjana. Audit Komunikasi , Teori dan Praktek. Jakarta: PT Grasindo, 2000, hal 2 Ibid., 24 34 Ibid, hal 2 33
37
Isi pesan yang diterima memang sesuai dengan yang dimaksudkan oleh pengirim pesan. 3. Ketepatan waktu: Sesuai jadwal vs menyimpang jadwal Pesan yang dimaksudkan sampai kepada penerima pesan tepat pada waktunya. 4. Media: Saluran yang digunakan vs saluran yang dimaksud. Media yang digunakan untuk menyampaikan pesan sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan oleh pengirim pesan dan penerima pesan. 5. Format: Struktur yang diterima vs yang dikirimTerdapat kesesuaian format antara yang dimaksudkan oleh pengirim dengan penerima. Sedangkan menurut Sri Ninik Rejeki dan Herwani Anita dalam bukunya Dasar-dasar Komunikasi Untuk Penyuluhan, komunikasi yang efektif dipengaruhi oleh 5 pesan, yaitu: 1. Keterbukaan (openess), yaitu menunjukkan adanya sikap saling terbuka diantara pelaku komunikasinya. 2. Empati
(emphaty),
yaitu
kemampuan
seseorang
untuk
memproyeksikan dirinya dalam peran orang lain. 3. Kepositifan (positivesness), yaitu sikap yang positif terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. 4. Dukungan (supportiveness), yaitu sikap pelaku komunikasi yang mendukung terjadinya komunikasi tersebut.
38
5. Kesamaan (equality), yaitu adanya unsur kesamaan yang dimiliki oleh pihak-pihak yang berkomunikasi.35 Berdasarkan dari penjelasan di atas, maka pengertian efektivitas menekankan pada hasil yang dicapai. Efektif memiliki arti berhasil atau membawa hasil yang positif. Apabila dihubungkan dengan komunikasi maka komunikasi yang efektif adalah bagaimana penyebaran pesan (komunikator) dengan penerima pesan (komunikan) dapat menimbulkan suatu pengertian yang sama tentang suatu pesan (efek). Perubahan yang terjadi disebut efek positif atau efektifitas. Efektifitas dapat diukur dengan melakukan evaluasi terhadap objek yang menjadi tujuan penelitian. Menurut Ashadi Siregar dalam bukunya Bagaimana Mengelola Media Komunikasi Organisasi menyatakan bahwa ” Media korporasi / internal harus dapat berperan sebagai media yang memungkinkan berlangsungnya komunikasi non manajemen yang bersifat formal dengan kontrol terbatas. ” Sebagai media komunikasi internal, media korporasi / internal muncul sebagai media komunikasi untuk menciptakan interaksi sosial yang lebih dialogis di lingkungan korporasi/ perusahaan. Dalam konteks itulah, informasi yang disampaikan lewat media internal diharapkan bisa bermakna dua hal. Di satu pihak, informasi yang dikomunikasikan
lewat media internal
dapat membantu
pembaca
memahami langkah korporasi atau organisasi dalam mencapai tujuan. Atau dengan kata lain, langkah itu mendapat dukungan. Di satu pihak lain, 35
Sri Ninik Rejeki, Herawani Anita, Dasar-Dasar Komunikasi Untuk Penyuluhan, Yogyakarta, Uniersitas Atmajaya, 1999, hal 8
39
informasi yang dikomunikasikan lewat media internal juga diharapkan bermakna bagi kehidupan pembaca.36 Definisi Bulletin menurut Onong Uchjana Effendy adalah: ”Penerbitan berkala yang isinya meliputi berbagai liputan jurnalistik, pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui konsumsi pembaca, artikel, sastra, dan sebagainya dan menurut skala penerbitannya dibedakan
atas
majalah
bulanan,
tengah
bulan,
mingguan
dan
sebagainya. Dan menurut pengkhususan isinya dibedakan atas majalah berita, wanita, remaja, olahraga, sastra, ilmu pengetahuan tertentu, dan sebagainya.”37 Bulletin merupakan salah satu saluran atau media dalam menyampaikan
pesan dalam
proses
komunikasi, sehingga
dapat
disimpulkan bahwa komunikasi dengan menggunakan media menurut Onong Uchjana Effendy memiliki peran dan fungsi sebagai berikut: 1. Menyampaikan informasi (to informed), artinya apabila materi itu menambah pengetahuan baru bagi pembacanya. 2. Mendidik (to educate), yaitu informasi yang memperkenalkan kepada pembaca mengenai cara baru untuk melakukan suatu kegiatan atau mengatasi suatu masalah.
36 Ashadi Siregar dan Rondang Pasaribu, Bagaimana Mengelola Media Komunikasi Organisasi. Cetakan kelima. Yogyakarta: Kanisius. Pasaribu, hal. 26 37 Onong Uchjana Effendy, Human Relations dan Public Relations Dalam Manajemen, Bandung, CV Mandar Maju, hal 31
40
3. Menghibur (to entertain), yaitu jika informasi yang dikandung memberi ganjaran psikologis.38 Melalui definisi di atas, maka dapat diartikan bahwa bulletin merupakan suatu wadah untuk menyajikan berita atau pesan yang disajikan dalam bentuk artikel atau sejenisnya dengan tujuan untuk menyampaikan informasi, mendidik, dan menghibur. Bulletin juga merupakan sarana penting antara pimpinan dan bawahan, antara organisasi dengan seluruh karyawan sehingga dapat mewujudkan hubungan yang baik. Selain itu bulletin juga merupakan bagian atau fungsi dari tugas utama dalam kehidupan di lingkungan organisasi yang menjadi penghubung meskipun tidak langsung. Oleh sebab itu, sebaiknya dalam menyampaikan pesannya buletin agar dapat menarik perhatian dan memberikan manfaat bagi komunikannya. Melalui penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas buletin adalah penyampaian informasi yang diterbitkan melalui suatu media komunikasi internal perusahaan secara efektif. Buletin diterbitkan di suatu perusahaan sebagai suatu komunikasi untuk menciptakan interaksi sosial yang lebih dialogis di lingkungan perusahaan. Informasi yang disampaikan diharapkan dapat efektif yang berarti bahwa pesan
yang
disebarkan
dari
komunikator
ke
komunikan
dapat
menimbulkan suatu pengertian tentang suatu pesan (efek) positif. Tentu
38
Onong Uchjana Effendy, loc.cit
41
saja isi buletin yang diterbitkan haruslah mengandung unsur-unsur sebagai berikut: 1. Informasi
yang
memberikan
suatu
pengetahuan
baru
bagi
pembacanya. 2. Informasi
yang
mendidik,
memperkenalkan
kepada
pembaca
mengenai cara baru untuk melakukan suatu kegiatan atau mengatasi suatu masalah. 3. Informasi yang disampaikan juga dapat menghibur bagi pembacanya. 2.3.
Kebutuhan Informasi Menurut Phillip Kotler pengertian kebutuhan adalah keadaan yang
ditandai dengan perasaan kekurangan atau keinginan perwujudan tindakan tertentu. Dengan demikian kebutuhan merupakan perasaan kekurangan di dalam diri organisme, yang diperlukan oleh karyawan adalah informasi, sedangkan keinginan karyawan itu sendiri adalah informasinya yang lengkap, mudah dipahami serta bermanfaat untuk pekerjaannya sehingga kebutuhan mereka akan informasi dapat terpenuhi dengan membaca buletin tersebut.39 Sedangkan informasi menurut Astrid S. Susanto pengertian informasi adalah pemberitahuan tentang sesuatu supaya orang dapat membentuk pendapatnya berdasarkan apa yang diketahui.40 Informasi disini maksudnya adalah informasi mengenai kegiatan atau aktiitas dalam suatu organisasi atau perusahaan, kebijakan kebijakan baru dari atasan, 39 40
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Jakarta, Salemba Empat, 1995, hal 304 Astrid S. Susanto, Filsafat Komunikasi, Bandung, Bina Cipta, 1976, hal 31
42
serta artikel-artikel menarik lainnya sehingga melalui buletin ini diharapkan karyawan dapat mengetahui perkembangan informasi-informasi terbaru dari perusahaan. Dari dua definisi di atas, Pawit M. Yusup juga mendefinisikan kebutuhan informasi sebagai berikut: “Kebutuhan informasi adalah fungsi dari
keraguan
ekstrinsik
yang
dihasilkan
dari
suatu
perbedaan
pengamatan dari kriteria ukuran kepastian seseorang mengenai obyek lingkungan yang penting, dan pernyataan terhadap suatu kriteria yang ingin dicapai.41 Untuk mendukung kedua definisi di atas, maka model komunikasi yang relatif dapat diaplikasikan dalam penelitian ini adalah model komunikasi Uses and Gratification (Model Kegunaan & Kepuasan) karena model ini merupakan pergeseran fokus dari tujuan komunikator ke tujuan komunikan. Model Uses and Gratifications menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi, bobotnya adalah pada khalayak yang aktif; sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus.42 1. Cognitive Needs (Kebutuhan Kognitif)
41
Pawit M. Yusup, Pedoman Praktis Mencari Informasi, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 1995, hal 53 42 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,Bandung, PT Citra Aditya Bakti, 2003, hal 289- 290
43
Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan; juga memuaskan rasa penasaran kita dan dorongan untuk penyelidikan kita. 2. Affective Needs (Kebutuhan Afektif) Kebutuhan
yang
berkaitan
dengan
peneguhan
pengalaman-
pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional. 3. Personel Integrative Needs (Kebutuhan Pribadi Secara Integratif) Kebutuhan
yang
berkaitan
dengan
peneguhan
kredibilitas,
kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal-hal tersebut diperoleh dari hasrat akan harga diri. 4. Social Integrative Needs (Kebutuhan Social Secara Integratif) Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi. 5. Escapist Needs (Kebutuhan Pelepasan) Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman. Selain itu kebutuhan dari khalayak juga dapat dipenuhi sesuai berdasarkan dengan teori Abraham Maslow yaitu sebagai berikut: 1. Kebutuhan Keamanan dan Psikologi Dasar 2. Kebutuhan Sosial
44
3. Perasaan Kebutuhan akan Kepentingan dan Harga Diri 4. Kebutuhan Otonomi 5. Kebutuhan Aktualisasi diri43 2.4.
Publik Internal (Karyawan) Publik internal adalah kelompok yang berada di dalam suatu badan
instansi atau perusahaan yang mempunyai peran dalam menentukan keberhasilan perusahaan atau instansi, yaitu seluruh karyawan dari staf sampai dengan karyawan terbawah. Karyawan merupakan bagian dari khalayak internal perusahaan yang memiliki kedudukan penting bagi kelangsungan instansi, sehingga dapat dikatakan bahwa pada perusahaan dapat berjalan dengan baik dan lancar adalah terletak pada karyawan. Tanpa adanya dukungan karyawan, instansi akan sulit berjalan, keberadaan humas di dalam perusahaan dapat dijadikan sebagai komunikator atau mediator dalam mempertemukan kepentingan instansi dengan karyawan. Karyawan adalah orang-orang di dalam perusahaan yang tidak memegang jabatan struktural. Ia adalah karyawan yang bisa berada di bawah komando supervisor atau kepala seksi atau kepala subseksi yang pada umumnya mereka hanyalah tamatan Sekolah Menengah atau di bawahnya, namun ada pula yang sempat mengenyam pendidikan di Universitas.44
43
Edward A. Thibault, Laurence M. Lynch dan R. Bruce Mc Bride, Proaktif Police Management , Cipta Manunggal, Jakarta, 2001, Hal. 103 44 Onong Uchyana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, Alumni Bandung 1993, Hal. 54
45
Menurut Cutlip dan Center, pengertian publik internal adalah orang atau karyawan yang bekerja dalam suatu organisasi baik sebagai pimpinan dan karyawan yang bekerja dalam perusahaan.45 Dari definisi tentang karyawan di atas, penulis mencoba menarik kesimpulan bahwa karyawan adalah orang-orang yang bekerja pada sebuah
instansi
atau
perusahaan
dan
melakukan
tugas
sesuai
pekerjaannya dan karyawan meliputi bawahan ataupun pimpinan. Khalayak sasaran kegiatan kampanye tersebut adalah khalayak internal perusahaan khususnya seluruh karyawan dari level staf hingga manajer ke atas yang bekerja di Menara Standard Chartered PT PERTAMINA EP Jakarta.
45
Cutlip dan Center, Effective Public Relations, PT Gramedia, Jakarta, 1998, hal. 34
46
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tipe Penelitian Metode yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, tipe ini hanya terbatas pada bahasan untuk menggambarkan suatu masalah, keadaan atau peristiwa secara obyektif, sistematis dan cermat sebagaimana adanya keadaan yang sebenarnya terhadap obyek tersebut, sehingga bersifat menganalisa dan mengungkap fakta mengenai keadaan yang sebenarnya menjadi obyek penelitian. Pada metode ini penulis hanya bertindak sebagai pengamat.46 Selain itu, melalui penelitian ini penulis juga dapat mengumpulkan informasi aktual yang tergambarkan secara rinci dalam melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktekpraktek yang berlaku sehingga dapat dibuat perbandingan atau evaluasi dari penelitian yang telah dilakukan. Melalui
penelitian
ini
penulis
akan mencoba
menerangkan
mengenai kondisi arus komunikasi internal yang terdapat di PT PERTAMINA EP melalui media pendukung yang digunakan, khususnya adalah melalui bulletin yang selalu terbit setiap bulannya, untuk memenuhi kebutuhan informasi karyawan PT PERTAMINA EP. 46
Jalaludin Rachmat, Metode Penelitian Komunikasi, PT Remajau Rosdakarya, Bandung, 1997, Hal 25
47
3.2. Metodologi Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.47 Metode penelitian yang digunakannya pada penulisan ini adalah metode penelitian survey, dimana dalam pengumpulan data-data yang dibutuhkan penulis menggunakan kuesioner (quetioner method) yaitu sejumlah daftar pertanyaan tertulis yang diajukan kepada sekelompok orang atau sejumlah populasi yang biasa disebut sampel.48
Kerlinger
(1973) mengemukakan bahwa, penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian
relatif,
distribusi,
dan
hubungan-hubungan
antar
variabel sosiologis maupun psikologis.
47
Prof. Dr. Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung, 1999, hal.1 Bambang Setiawan, Metode Penelitian Komunikasi I, Jakarta, Universitas Terbuka, 1995, hal. 39
48
48
Penelitian survey pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam, walaupun demikian generalisasi yang dilakukan bisa lebih akurat bila digunakan sampel yang representatif. Survei dilakukan secara berkala oleh bagian Public Relations
untuk
mengetahui
tingkat
efektifitas
komunikasi
dalam
perusahaan. Pertanyaan yang dapat diajukan untuk mengukur tingkat efektifitas komunikasi
yaitu tingkat ketertarikan untuk mengetahui
informasi yang dimuat serta persepsi tentang seberapa penting informasi yang disajikan melalui rubrik-rubrik yang ada. Survei ini dapat dilakukan untuk melakukan evaluasi. Menurut Dodi M. Gozali ”Survei evaluasi dapat dibagi menjadi dua yaitu: evaluasi sumatif yakni dilakukan untuk mengukur apakah tujuan program tercapai, dan evaluasi formatif yang dilakukan untuk melihat dan meneliti pelaksanaan program serta mencari umpan balik untuk memperbaiki pelaksanaan program”.49 Oleh sebab itu, melalui metode yang digunakan oleh penulis ini diharapkan dapat membantu penulis dalam perolehan data secara kuantitatif mengenai objek penelitian yang tengah penulis lakukan.
3.3. Populasi dan Sampel 1. Populasi Pengertian
populasi
menurut
Sugiono
adalah
wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai
49
Gozali, Dodi M. Communication Measurement. Bandung: PT. Simbiosa Rekatama Media. 2005, 72-73
49
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam lainnya. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada subyek yang dipelajari tetapi meliputi seluruh karakteristik yang dimiliki oleh subyek atau obyek tersebut. Populasi penelitian ini adalah karyawan PT. Pertamina EP. Karyawan tersebut berkantor di Menara Standard Chartered Jakarta yang berjumlah 704 orang. 2. Sampel Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karekteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus benarbenar representatif (mewakili).50 Untuk menentukan ukuran sample, penulis melakukan perhitungan statistik dengan menggunakan rumus Slovin. Rumus Slovin ini untuk menentukan ukuran sample dari populasi yang diketahui jumlahnya.51 Rumusnya adalah:
50 51
Ibid, hal 72 - 73 Ibid, hal 73
50
n=
N 1+Ne2
Keterangan: n
=
ukuran sampel
N
=
ukuran populasi
e
=
kelonggaran
ketidaktelitian
karena
kesalahan
pengambilan sample yang dapat ditolerir, yaitu 10% n=
704 1+(704).(0.1)2
n = 87,6 (dibulatkan menjadi 100) Melalui rumus di atas, maka dapat diketahui jumlah sampel dari populasi yang akan penulis teliti. Untuk memudahkan perhitungan maka peneliti akan menambahkan jumlah sampel tersebut menjadi 100 orang. Hal ini dikarenakan jumlah tersebut merupakan ukuran minimum yang dapat diterima dari populasi untuk jenis penelitian deskriptif ini. Melalui jumlah ini dinilai juga sudah cukup untuk mewakili populasi tersebut.
3.4.
Definisi Konsep Dalam pelaksanaan penelitian ini berbagai konsep dari istilah perlu
diperjelas definisi konsepnya antara lain: Efektifitas Bulletin ”Media Pertamina” Pengertian efektivitas menekankan pada hasil yang dicapai. Efektif memiliki arti berhasil atau membawa hasil yang positif. Apabila dihubungkan dengan komunikasi maka komunikasi yang efektif adalah
51
bagaimana penyebaran pesan (komunikator) dengan penerima pesan (komunikan) dapat menimbulkan suatu pengertian yang sama tentang suatu pesan (efek). Perubahan yang terjadi disebut efek positif atau efektifitas.
Sedangkan
bulletin
merupakan
suatu
sarana
yang
dipergunakan bagi publik internal khususnya karyawan suatu perusahaan untuk
saling
berkomunikasi
yang
berisikan
informasi-informasi
perusahaan. Kebutuhan Informasi Karyawan Perasaan kekurangan dalam diri seorang pegawai dalam suatu oraganisasi yang berupa informasi lengkap, mudah dipahami serta bermanfaat.
3.5.
Operasionalisasi Variabel Untuk mengetahui seberapa besar efektivitas dari bulletin Warta
Pertamina yang ada di PT PERTAMINA EP, penulis merumuskan beberapa variabel untuk penelitian melalui kuestioner yang dibagikan kepada responden yang telah ditentukan sebagai berikut: Tabel 1 Operasionalisasi Variabel Variabel Efektivitas Buletin Media
Dimensi
Indikator
1.Mengandung - Ketertarikan untuk Informasi
membaca bulletin - Rubrik Suara Pekerja &
Skala 1. Efektif 2. Tidak Efektif
52
Pojok Manajemen
Pertamina
memiliki informasi terkini mengenai perusahaan - Rubrik Seremonia memiliki informasi mengenai aktivitas sosial perusahaaan 2.Mengandung - Rubrik Transformasi Edukasi
memberikan informasi suatu metode dan teknologi yang sedang diaplikasikan oleh perusahaan. - Rubrik Kiprah Anak Perusahaan dapat menjadi ajang pembelajaran dan motivasi bagi karyawan
3.Mengandung - Terdapat rubrik hiburan Hiburan
dalam rubrik Warung Kopi menampilkan berita ringan yang dapat menghibur pembaca.
53
Kebutuhan 1. Kebutuhan Akan
Kognitif
- Isi berita akan pengetahuan &
Informasi
pemahaman mengenai
Yang Ada
lingkungan perusahaan
a.Memenuhi kebutuhan b.Tidak memenuhi kebutuhan
2. Kebutuhan Afektif
- Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman, estetis, menyenangkan dan emosional
3. Kebutuhan
- Kebutuhan yang
Pribadi
berkaitan dengan
Secara
peneguhan kredibilitas
Integratif
dan status individual
4. Kebutuhan Sosial
- Kebutuhan yang berkaitan dengan hubungan sosial
5. Kebutuhan Pelepasan
- Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya melepaskan ketegangan dan tekanan
54
3.6.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan sebagai berikut: Kuestioner merupakan
daftar
pertanyaan
tertulis
yang
pengisiannya
dan
pemahamannya relatif mudah dan memberikan informasi tentang fungsi
sistem
bulletin
sebagai
komunikasi
organisasi
secara
menyeluruh. Bulletin Sarana Informasi Organisasi menyediakan cara bagi anggota organisasi melaporkan seberapa jauh kepuasan karyawan terhadap informasi yang diterbitkan melalui bulletin. Kuestioner yang diajukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah suatu jenis kuestioner yang diadaptasi oleh peneliti dan telah dimodifikasi peneliti sesuai dengan masalah yang terdapat di PT PERTAMINA EP. Kuestioner tersebut menggunakan skala Guttman yang akan didapat jawaban tegas yaitu ”ya-tidak”. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif).52
3.7.
Teknik Analisa Data Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah statisitik
deskriptif yaitu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
52
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung, CV Alfabeta, 2007, hal. 90
55
terkumpul
sebagaimana
adanya
tanpa
bermaksud
membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.53 Dalam peneltitian ini data yang tersedia akan dikumpulkan dan disusun secara sistematis dan cermat, kemudian dipelajari dan dianalisa dengan cara deskriptif. Urutan langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Pengolahan data dari jawaban para responden yang sudah masuk. 2. Penyederhanaan data dalam bentuk tabel terlebih dahulu dengan membuat coding book dan coding sheet, hal ini untuk memudahkan tabel tunggal. 3. Kemudian data dianalisa, secara kuantitatif dengan melihat angkaangka yang menunjukkan frekuensi penyebaran data.
53
Op. Cit 142
56
BAB IV HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian dan analisa data. Data yang diperoleh berupa data-data dari hasil kuestioner yang telah dibagikan kepada responden (karyawan PT Pertamina EP) yakni pada tanggal 14 sampai dengan 16 Januari 2009 di PT Pertamina EP Jl. Prof. DR. Satrio Kav. 164 Jakarta Selatan. Secara berurutan pada bab ini akan diuraikan mengenai sejarah singkat dari PT Pertamina (Persero) dan PT Pertamina EP. Hasil penelitian yang berisi ”Efektifitas Penggunaan Buletin ’Media Pertamina’ Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Karyawan PT PERTAMINA EP”.
4.1. Sejarah Singkat PT Pertamina (Persero) dan PT Pertamina EP 4.1.1. PT Pertamina (Persero)54 Pertamina adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957 dengan nama PT PERMINA. Pada tahun 1961 perusahaan ini berganti nama menjadi PN PERMINA dan setelah merger dengan PN PERTAMIN di tahun 1968 namanya berubah menjadi PN PERTAMINA. Dengan bergulirnya Undang Undang No. 8 tahun 1971 sebutan perusahaan menjadi PERTAMINA. Sebutan ini tetap dipakai
54
www.pertamina.com
57
setelah PERTAMINA berubah status hukumnya menjadi PT PERTAMINA (PERSERO) pada tanggal 17 September 2003 berdasarkan UndangUndang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. PT PERTAMINA (PERSERO) didirikan berdasarkan akta Notaris Lenny Janis Ishak, SH No. 20 tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh Menteri Hukum & HAM melalui Surat Keputusan No. C-24025 HT.01.01 pada tanggal 09 Oktober 2003. Pendirian perusahaan ini dilakukan menurut ketentuan – ketentuan yang tercantum dalam UndangUndang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 12 tahun1998 tentang perusahaan Perseroan (Persero), dan Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 dan peralihannya berdasarkan PP No. 31 Tahun 2003 ”Tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Pertambangan Minyak Dan Gas Bumi Negara (PERTAMINA) Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)”. Sesuai akta pendiriannya, maksud dari Perusahaan Perseroan adalah untuk menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun di luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut. Untuk mencapai maksud dan tujuan perusahaan PT PERTAMINA (Persero) yang bertempat di Jl. Medan Merdeka Timur No. 1A, Jakarta Pusat memiliki Visi dan Misi sebagai berikut:
58
Visi PT PERTAMINA (PERSERO) : Menjadi Perusahaan Minyak Nasional Kelas Dunia Misi PT PERTAMINA (PERSERO): Menjalankan usaha inti minyak, gas, dan bahan bakar nabati secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat. Adapun tujuan dari Perusahaan Perseroan adalah untuk: 1. Mengusahakan keuntungan
berdasarkan
prinsip
pengelolaan
Perseroan secara efektif dan efisien. 2. Memberikan kontribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Untuk
mencapai
maksud
dan
tujuan
tersebut,
Perseroan
melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: 1. Menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi beserta hasil olahan dan turunannya. 2. Menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang panas bumi yang ada pada saat pendiriannya, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang telah mencapai tahap akhir negosiasi dan berhasil menjadi milik Perseroan. 3. Melaksanakan pengusahaan dan pemasaran Liquified Natural Gas (LNG) dan produk lain yang dihasilkan dari kilang LNG. 4. Menyelenggarakan
kegiatan
usaha
lain
yang
terkait
atau
menunjang kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam nomor 1, 2, dan 3.
59
Direktorat Hulu PT PERTAMINA (PERSERO) sekarang berfungsi sebagai
sub–holding
yang
membawahi
seluruh
portofolio
usaha
Pertamina di sektor energi hulu. Bertekad menjadi pelaku usaha hulu migas kelas dunia. Direktorat Hulu telah menyusun Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2007-2014, dengan target pada 2014 menjadi, ” World Class Diversified Upstream Energy Enterprise”. Target tersebut dicapai melalui tahapan-tahapan pembangunan mengikuti kebijakan
suatu
strategis:
”Sustainable
Growth
Through
Organic
Expansion and strategic Alliance”.
Sebagai bagian dari perseroan, Direktorat Hulu bertugas untuk mengelola unit-unit usaha di sektor energi hulu. Kegiatan usahanya meliputi
eksplorasi,
produksi,
transportasi,
pengolahan
serta
pembangkitan energi dari berbagai jenis sumber daya, seperti minyak, gas, dan panas bumi, serta rumpun usaha terkait lainnya, baik di dalam negeri maupun mancanegara dan salah satu anak perusahaan PT PERTAMINA (PERSERO) adalah PT Pertamina EP. 4.1.2. PT Pertamina EP55 PT Pertamina EP adalah salah satu anak perusahaan PT PERTAMINA (Persero) yang bergerak dalam bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas. Pada anak perusahaan ini penyertaan PT PERTAMINA (Persero) sudah sampai 99.99%.
55
www.pertamina.com
60
Adapun Visi dan misi dari PT Pertamina EP adalah: Visi 2011: Menjadi perusahaan energi hulu yang diperhitungkan. Visi 2008 : Menjadi perusahaan energi hulu dengan pertumbuhan tinggi. Misi : Menjalankan industri sektor hulu dalam bidang minyak dan gas yang ramah lingkungan, sehat dan aman juga teratas dalam menciptakan nilai lebih bagi stakeholder.
4.2.
Struktur Organisasi Bagan Terlampir. Dari Struktur Organisasi tersebut dapat dijelaskan kembali PT
PERTAMINA EP dikepalai oleh seorang Direktur Utama dan bertanggung jawab kepada dewan komisaris. Direktur Utama memiliki seorang sekretaris dan administrasi tersendiri untuk mengerjakan kegiatan administrasinya. Dalam melaksanakan tugasnya Direktur Utama dibantu oleh tiga orang Direktur dalam menjalankan kegiatan di usaha minyak dan gas, yaitu Direktur Operasi, Direktur Keuangan, Direktur Pengembangan Usaha dan Senior Vice President Manajemen Jasa Penunjang dalam menyediakan segala macam fasilitas dan kebutuhan dari seluruh karyawan. Kegiatan manajemen dibantu diawasi pelaksanaannya oleh Kepala Satuan Pengawas Internal. Sedangkan VP Perencanaan Strategis
61
Korporat, GM Health Safety Environmet dan Sekretaris Perseroan juga berada di bawah garis komando Direktur utama dan bertanggung jawab langsung kepada direktur Utama atas kegiatan yang dijalankan. Secara struktur, Public Relations PT Pertamina EP berada di bawah Sekretaris Perusahaan, pada departement inilah seluruh kegiatan PR dijalankan.
4.3.
Hasil Penelitian Pada bab III telah dipaparkan sebelumnya bahwa penulis akan
memaparkan hasil penelitian dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Data yang diperoleh penulis dengan menyebarkan kuestioner kepada sampel pegawai PT Pertamina EP sebanyak 100 orang. Berikut akan dibahas Efektivitas Penggunaan Bulletin ”Media Pertamina” Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Karyawan PT Pertamina EP secara berurutan melalui responden yang telah dijawab oleh para responden.
4.3.1. Identitas Responden Karakteristik responden dilihat dari 4 (empat) faktor, antara lain: jenis kelamin, usia, status, pendidikan terakhir dan direktorat pegawai. Berdasarkan jawaban responden pada survei efektivitas bulletin ”Media Pertamina” sebagai media informasi karyawan maka dapat diketahui bahwa profil/karaktetristik responden adalah sebagai berikut:
62
Jenis Kelamin Dari data yang tarkumpul mengenai identitas responden, maka sebaran kuesioner yang diperoleh berdasarkan jenis kelamin dari responden adalah seperti yang tercantum dalam tabel 2 berikut ini: Tabel 2 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin (n=100) NO 1 2
JUMLAH RESPONDEN F % Laki-laki 59 59% Perempuan 41 41% JUMLAH 100 100 % Sumber: Kuesioner Identitas Responden No. 1 JENIS KELAMIN
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah responden terbanyak adalah laki-laki yaitu sebanyak 59 orang atau 59% dari total jumlah responden sedangkan responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 41 orang atau 41%. Usia Usia responden dapat diketahui melalui tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3 Profil Responden Berdasarkan Usia (n=100) NO 1 2 3 4
JUMLAH RESPONDEN F % 19 – 25 tahun 14 14% 26 – 30 tahun 30 30% 31 – 40 tahun 25 25% > 41 tahun 31 31% JUMLAH 100 100% Sumber : Kuesioner Identitas Responden No. 2 USIA
Berdasarkan tabel 3 di atas, responden yang berusia 26 – 30 tahun menunjukkan jumlah yang sama dengan responden yang berusia > 41
63
tahun yaitu sebanyak 31 orang atau 31%, sedangkan responden yang berusia 31 – 40 tahun berjumlah 25 orang atau 25% dan responden yang paling sedikit berusia 19 -25 tahun yaitu sebanyak 14 orang atau 14%. Status Dari data tabel 4 berikut akan diketahui status dari masing-masing karyawan yang mengisi kuesioner, sebagai berikut: Tabel 4 Profil Responden Berdasarkan Status (n=100) JUMLAH RESPONDEN F % Menikah 68 68% Belum Menikah 32 32% JUMLAH 100 100% Sumber: Kuesioner Identitas Responden No. 3
NO
STATUS
1 2
Berdasarkan data dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa status dari karyawan yang sudah menikah sebanyak 68 orang atau 68% dan yang belum menikah lebih sedikit jumlahnya yaitu sebanyak 32 orang atau 32%. Pendidikan Terakhir Dari data yang terkumpul mengenai pendidikan terakhir responden, maka sebaran kuesioner adalah seperti yang tercantum dalam tabel 5 erikut ini:
64
Tabel 5 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir (n=100) JUMLAH RESPONDEN NO
PENDIDIKAN
1 2 3
F
Diploma 18 Sarjana 74 S2 / Master 8 JUMLAH 100 Sumber: Kuesioner Identitas Responden No. 4
% 18% 74% 8% 100%
Berdasarkan dari hasil tabel di atas, terlihat bahwa jumlah responden yang terbanyak adalah pada tingkat pendidikan sarjana yaitu 74 orang atau 74%. Sedangkan jumlah paling sedikit berada pada tingkat pendidikan Diploma sebanyak 18 orang atau 18% dan pendidikan S2/Master hanya berjumlah 8 orang atau 8%. Direktorat Dari data yang terkumpul mengenai direktorat responden berasal , maka sebaran kuesioner adalah seperti yang tercantum dalam tabel 6 berikut ini: Tabel 6 Profil Responden Berasal Direktorat Asal (n=100) NO 1 2 3 4
JUMLAH RESPONDEN F % Operasi 20 20% Pengembangan Usaha 39 39% Keuangan 12 12% Jasa Penunjang 29 29% JUMLAH 100 100% Sumber: Kuesioner Identitas Responden No. 5 DIREKTORAT
65
Berdasarkan dari hasil tabel di atas, terlihat bahwa jumlah responden
yang
menjawab
pertanyaan
berasal
dari
direktorat
Pengembangan Usaha yaitu sebanyak 39 orang atau 39%. Sedangkan dari direktorat Jasa Penunjang responden yang menjawab pertanyaan sebanyak 29 orang atau 29%. Untuk direktorat Operasi responden yang menjawab pertanyaan sebanyak
20 orang atau 20% dan yang paling
sedikit responden menjawab pertanyaan berasal dari direktorat Keuangan yaitu sebanyak 12 orang atau 12%.
4.3.2. Efektivitas Bulletin ”Media Pertamina” Untuk mengetahui efektivitas Bulletin ”Media Pertamina” sebagai media informasi bagi karyawan PT Pertamina EP berdasarkan pada unsur informasi, unsur edukasi dan unsur hiburan dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini: Tingkat Ketertarikan Untuk Membaca Bulletin ”Media Pertamina” Melalui tabulasi data, akan diketahui jawaban dari responden mengenai ketertarikan membaca Buletin ”Media Pertamina” seperti yang dicantumkan pada tabel 7 berikut: Tabel 7 Tingkat Ketertarikan Akan Bulletin ”Media Pertamina” (n=100) JUMLAH RESPONDEN NO. SKALA F % 1 Ya 87 87% 2 Tidak 12 12% JUMLAH 100 100% Sumber: Kuesioner Efektivitas Bulletin No.1
66
Berdasarkan dari tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa tingkat ketertarikan responden untuk membaca bulletin ”Media Pertamina” sebesar 87% dari 100 responden. Tingkat Pengetahuan Mengenai Rubrik Melalui tabulasi data, akan diketahui jawaban dari responden mengenai tingkat pengetahuan akan Buletin ”Media Pertamina” seperti yang dicantumkan pada tabel 8 berikut: Tabel 8 Tingkat Pengetahuan Akan Rubrik Bulletin ”Media Pertamina” (n=100) JUMLAH RESPONDEN NO. SKALA F % 1 Ya 87 87% 2 Tidak 12 12% JUMLAH 100 100% Sumber: Kuesioner Efektivitas Bulletin No.2 Berdasarkan dari tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan akan rubrik dari responden dalam bulletin ”Media Pertamina” sebesar 87% dari 100 responden. Unsur Informasi Dalam Rubrik Suara Pekerja Melalui tabulasi data, akan diketahui jawaban dari responden mengenai efektivitas rubrik Suara Pembaca yang terdapat dalam bulletin ”Media Pertamina” seperti tercantum dalam tabel 9 berikut ini:
67
Tabel 9
NO. 1 2
Unsur Informasi Dalam Rubrik Suara Pekerja (n=100) JUMLAH RESPONDEN SKALA F % Efektif 74 74% Tidak Efektif 24 24% JUMLAH 100 100% Sumber: Kuesioner Efektivitas Bulletin No.3 Dari data di atas dapat diketahui bahwa unsur informasi dalam
rubrik Suara Pembaca dijawab cenderung tidak efektif sebesar 74% atau sebanyak 74 orang responden. Unsur Informasi Dalam Rubrik Pojok Manajemen Melalui tabulasi data, akan diketahui jawaban dari responden mengenai efektivitas rubrik Pojok Manajemen dapat mewakili aspirasi pekerja yang terdapat dalam bulletin ”Media Pertamina” seperti tercantum dalam tabel 10 berikut ini: Tabel 10 Unsur Informasi Dalam Rubrik Pojok Manajemen (n=100) JUMLAH RESPONDEN NO. SKALA F % 1 Efektif 62 62% 2 Tidak Efektif 38 38% JUMLAH 100 100% Sumber: Kuesioner Efektivitas Bulletin No.4 Dari data di atas dapat diketahui bahwa unsur informasi dalam rubrik Suara Pembaca dijawab cenderung efektif sebesar 62% atau sebanyak 62 orang dan sebanyak 38% atau 38 orang responden menjawab tidak efektif.
68
Unsur Informasi Dalam Rubrik Seremonia Melalui tabulasi data, akan diketahui jawaban dari responden mengenai efektivitas rubrik Seremonia dapat mewakili informasi kegiatan sosial perusahaan seperti tercantum dalam tabel 11 berikut ini: Tabel 11 Kandungan Unsur Informasi Dalam Rubrik Seremonia (n=100) JUMLAH RESPONDEN NO. SKALA F % 1 Efektif 51 51% 2 Tidak Efektif 49 49% JUMLAH 100 100% Sumber: Kuesioner Efektivitas Bulletin No.5 Dari data di atas dapat diketahui bahwa unsur informasi dalam rubrik Suara Pembaca dijawab cenderung efektif sebesar 62% atau sebanyak 62 orang dan sebanyak 38% atau 38 orang responden menjawab tidak efektif. Tingkat Efektivitas Unsur Edukasi Pada Bulletin Melalui tabulasi data, akan diketahui jawaban dari responden mengenai efektivitas unsur edukasi yang terdapat dalam bulletin ”Media Pertamina” seperti tercantum dalam tabel 12 berikut ini: Tabel 12
NO. 1 2
Tingkat Efektivitas Unsur Edukasi Pada Bulletin (n=100) JUMLAH RESPONDEN SKALA F % Efektif 64 64% Tidak Efektif 36 36% JUMLAH 100 100% Sumber: Kuesioner Efektivitas Bulletin No.6
69
Dari data di atas dapat diketahui bahwa unsur edukasi cenderung efektif sebesar 64% atau sebanyak 64 orang dan sebanyak 36% atau 36 orang responden menjawab tidak efektif. Unsur Teknologi / Edukasi Pada Rubrik Transformasi Melalui tabulasi data, akan diketahui jawaban dari responden mengenai unsur teknologi yang terdapat pada rubrik Transformasi dalam bulletin ”Media Pertamina” seperti tercantum dalam tabel 13 berikut ini Tabel 13
NO. 1 2
Unsur Teknologi Pada Rubrik Transformasi (n=100) JUMLAH RESPONDEN SKALA F % Efektif 31 31% Tidak Efektif 69 69% JUMLAH 100 100% Sumber: Kuesioner Efektivitas Bulletin No.7 Dari data di atas dapat diketahui bahwa unsur teknologi pada rubrik
Transformasi dalam bulletin ”Media Pertamina” cenderung efektif sebesar 31% atau sebanyak 31 orang dan sebanyak 69% atau 69 orang responden menjawab tidak efektif. Unsur Edukasi Pada Rubrik Kiprah Anak Perusahaan Melalui tabulasi data, akan diketahui jawaban dari responden mengenai
unsur edukasi yang terdapat pada rubrik Kiprah Anak
Perusahaan dalam bulletin ”Media Pertamina” seperti tercantum dalam tabel 14 berikut ini:
70
Tabel 14 Unsur Edukasi Pada Rubrik Kiprah Anak Perusahaan (n=100) JUMLAH RESPONDEN NO. SKALA F % 1 Efektif 72 72% 2 Tidak Efektif 28 28% JUMLAH 100 100% Sumber: Kuesioner Efektivitas Bulletin No.8 Dari data di atas dapat diketahui bahwa unsur teknologi pada rubrik Kiprah Anak Perusahaan dalam bulletin ”Media Pertamina” cenderung efektif sebesar 72% atau sebanyak 71 orang dan sebanyak 28% atau 28 orang responden menjawab tidak efektif. Tingkat Efektivitas Unsur Hiburan Melalui tabulasi data, akan diketahui jawaban dari responden mengenai unsur hiburan yang terdapat dalam bulletin ”Media Pertamina” seperti tercantum dalam tabel 15 berikut ini:
Tabel 15 Unsur Hiburan Dalam Bulletin ”Media Pertamina” (n=100) JUMLAH RESPONDEN NO. SKALA F % 1 Efektif 46 46% 2 Tidak Efektif 54 54% JUMLAH 100 100% Sumber: Kuesioner Efektivitas Bulletin No.9 Dari data di atas dapat diketahui bahwa unsur hiburan dalam bulletin ”Media Pertamina” cenderung tidak efektif sebesar 54% atau sebanyak 54 orang dan sebanyak 46 % atau 46 orang responden menjawab efektif.
71
Unsur Hiburan & Informasi Pada Rubrik Warung Kopi Melalui tabulasi data, akan diketahui jawaban dari responden mengenai unsur hiburan yang terdapat pada rubrik Warung Kopi dalam bulletin ”Media Pertamina” seperti tercantum dalam tabel 16 berikut ini: Tabel 16
NO. 1 2
Unsur Hiburan Pada Rubrik Warung Kopi (n=100) JUMLAH RESPONDEN SKALA F % Efektif 13 13% Tidak Efektif 87 87% JUMLAH 100 100% Sumber: Kuesioner Efektivitas Bulletin No.10 Dari data di atas dapat diketahui bahwa unsur hiburan pada rubrik
Warung Kopi dalam bulletin ”Media Pertamina” cenderung efektif sebesar 87% atau sebanyak 87 orang dan sebanyak 13% atau 13 orang responden menjawab tidak efektif. Dari data kuesioner yang telah disebarkan kepada responden peneliti memberikan nilai 1 untuk setiap jawaban ya (efektif) dan nilai 0 untuk setiap jawaban tidak (tidak efektif). Dengan demikian nilai 10 adalah nilai maksimum dari efektivitas. Sebaran data yang memperlihatkan skor efektivitas dari para responden dapat dilihat melalui grafik sebagai berikut
72
Gambar 1 Grafik Sebaran Nilai Efektivitas
Dengan menggunakan data di atas, penulis melakukan analisa statistik untuk memperoleh nilai rata-rata (mean) agar dapat dilihat kecenderungan nilai efektivitas dari para reponden. Analisa statistik yang dilakukan dapat dilihat dari penjelasan berikut: Tabel 17 Data Nilai Efektivitas Dari Para Responden EFEKTIVITAS (Xi) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 TOTAL MEAN
FREKUENSI (F) 0 0 0 0 14 18 22 6 18 14 8 100
Xi x F 0 0 0 0 56 90 132 42 144 126 80 670 6.7
73
Gambar 2 Posisi Nilai Rata-Rata (Mean) Efektivitas Terhadap Nilai Maksimum Efektivitas
Efektif
Tidak Efektif
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Mean = 6.7 Berdasarkan analisis statistik yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa nilai rata-rata yang diperoleh adalah 6.7 dari 10 yang merupakan nilai maksimum efektivitas.
4.3.3. Kebutuhan Informasi ”Media Pertamina” Kebutuhan akan informasi terdiri dari 5 (lima) faktor yaitu: kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kebutuhan pribadi secara integratif, kebutuhan sosial, kebutuhan pelepasan. Berdasarkan jawaban responden pada survei kebutuhan informasi bulletin ”Media Pertamina” adalah sebagai berikut: Kebutuhan Kognitif
74
Tabel 18 Informasi Akan Kebutuhan Kognitif (n=100) NO 1 2
JUMLAH RESPONDEN F % Memenuhi 61 61% Tidak Memehuhi 39 39% JUMLAH 100 100 % Sumber: Kuesioner Kebutuhan Akan Informasi No.1 Kebutuhan Kognitif
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebanyak 61% atau 61 orang responden menyatakan bahwa informasi yang disajikan pada bulletin Media Pertamina telah memenuhi Kebutuhan Kognitif, sedangkan 39% atau 39 orang responden menyatakan bahwa Kebutuhan Kognitif belum terpenuhi. Kebutuhan Afektif Tabel 19 Informasi Akan Kebutuhan Afektif (n=100) NO 1 2
JUMLAH RESPONDEN F % Memenuhi 76 76% Tidak Memehuhi 24 24% JUMLAH 100 100 % Sumber: Kuesioner Kebutuhan Akan Informasi No.2 Kebutuhan Afektif
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (sebanyak 76% atau 76 orang) menyatakan bahwa Kebutuhan Afektif telah terpenuhi pada bulletin Media Pertamina, dan sebanyak 24% atau 24 orang responden menyatakan bahwa Kebutuhan Afektif belum terpenuhi.
75
Kebutuhan Pribadi Secara Integratif Tabel 20 Informasi Akan Kebutuhan Pribadi Secara Integratif (n=100) NO 1 2
Kebutuhan Pribadi Secara JUMLAH RESPONDEN Integratif F % Memenuhi 92 92% Tidak Memehuhi 8 8% JUMLAH 100 100 % Sumber: Kuesioner Kebutuhan Akan Informasi No.3 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah responden yang
menyatakan bahwa informasi yang disajikan telah memenuhi Kebutuhan Pribadi Secara Integratif sebesar 92% atau sebanyak 92 orang sedangkan 8% atau 8 orang responden menyatakan bahwa informasi yang disajikan tidak memenuhi Kebutuhan Pribadi Secara Integratif. Kebutuhan Sosial Tabel 21 Informasi Akan Kebutuhan Sosial (n=100) NO 1 2
JUMLAH RESPONDEN F % Memenuhi 44 44% Tidak Memehuhi 56 56% JUMLAH 100 100 % Sumber: Kuesioner Kebutuhan Akan Informasi No.4 Kebutuhan Sosial
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah responden yang menyatakan bahwa informasi yang disajikan telah memenuhi Kebutuhan Sosial. Dari total responden tersebut diketahui bahwa sebanyak 44% atau 44 orang responden menjawab informasi yang disajikan memenuhi Kebutuhan Sosial dan sebanyak 56% atau 56 orang responden menyatakan tidak memenuhi.
76
Kebutuhan Pelepasan Tabel 22 Informasi Akan Kebutuhan Pelepasan (n=100) NO 1 2
JUMLAH RESPONDEN F % Memenuhi 21 21% Tidak Memehuhi 79 79% JUMLAH 100 100 % Sumber: Kuesioner Kebutuhan Akan Informasi No.5 Kebutuhan Sosial
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah responden yang menyatakan bahwa informasi yang disajikan telah memenuhi Kebutuhan Pelepasan sebesar 21% atau sebanyak 21 orang sedangkan responden yang menyatakan tidak memenuhi kebutuhan sebesar 79% atau sebanyak 79 orang. 4.4. Pembahasan Pada
bagian
ini,
peneliti
memasuki
tahapan
analisa
dan
pembahasan dimana peneliti mencoba untuk menganalisa dan membahas sesuai dengan rumusan masalah dan teori-teori yang telah dikemukakan sebelumnya pada Bab II. Proses pengumpulan data penulis lakukan dari hasil pembagian kuesioner. Dalam membahas efektivitas bulletin ”Media Pertamina” terhadap kebutuhan informasi karyawan PT Pertamina EP maka variabel efektivitas bulletin memiliki kandungan unsur informasi, unsur edukasi dan unsur hiburan. Selain unsur komunikasi dan penulisan yang memadai, seorang humas tetap harus menggunakan strategi komunikasi internalnya agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan oleh perusahaan.
77
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori Onong Uchjana Effendy akan efektivitas bulletin. Teori Efektivitas bulletin jika dikaitkan dengan penelitian yang dilakukan, dapat diuraikan sebagai berikut: Definisi
bulletin
menurut
Onong
Uchjana
Effendy
adalah
”Penerbitan berkala yang isinya meliputi berbagai liputan jurnalistik, pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui konsumsi pembaca, artikel, sastra, dan sebagainya dan menurut skala penerbitannya dibedakan
atas
majalah
bulanan,
tengah
bulan,
mingguan
dan
sebagainya. Dan menurut pengkhususan isinya dibedakan atas majalah berita, wanita, remaja, olahraga, sastra, ilmu pengetahuan tertentu, dan sebagainya.”56 Bulletin merupakan salah satu saluran atau media dalam menyampaikan pesan dalam proses komunikasi, Melalui penjelasan di atas,
maka
dapat
disimpulkan
bahwa
efektivitas
buletin
adalah
penyampaian informasi yang diterbitkan melalui suatu media komunikasi internal perusahaan secara efektif. Buletin diterbitkan di suatu perusahaan sebagai suatu komunikasi untuk menciptakan interaksi sosial yang lebih dialogis
di
lingkungan
perusahaan.
Informasi
yang
disampaikan
diharapkan dapat efektif yang berarti bahwa pesan yang disebarkan dari komunikator ke komunikan dapat menimbulkan suatu pengertian tentang suatu pesan (efek) positif. Tentu saja agar efektif isi buletin yang diterbitkan haruslah mengandung unsur-unsur sebagai berikut: 56
Onong Uchjana Effendy, Human Relations dan Public Relations Dalam Manajemen, Bandung, CV Mandar Maju, hal 31
78
1. Informasi
yang
memberikan
suatu
pengetahuan
baru
bagi
pembacanya yaitu informasi yang diberikan oleh perusahaan selalu informasi aktual yang diterbitkan oleh Media Pertamina. 2. Informasi
yang
mendidik,
memperkenalkan
kepada
pembaca
mengenai cara baru untuk melakukan suatu kegiatan atau mengatasi suatu masalah, yaitu rubrik yang mengandung informasi mengenai kegiatan yang dilakukan perusahaan seperti program-program CSR yang berjalan dan pengetahuan tentang teknologi operasional terbaru yang digunakan perusahaan. 3. Informasi yang disampaikan juga dapat menghibur bagi pembacanya, yaitu rubrik-rubrik yang ringan untuk dibaca dan rubrik hiburan yang dapat melepaskan ketegangan pembaca Media Pertamina. Selain teori efektivitas bulletin yang dikemukakan oleh Onong Uchjana Effendy, penulis juga menggunakan model komunikasi uses and gratification atau model kegunaan dan kepuasan yang pertama kali dijelaskan oleh Elihu Katz mengenai kebutuhan informasi. Dalam model komunikasi ini dijelaskan bukan pada bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi, bobotnya adalah pada khalayak yang aktif; sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus.57 Berikut ini merupakan unsur – unsur yang harus dimiliki oleh bulletin agar memenuhi kebutuhan akan informasi karyawan, yaitu: 57
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,Bandung, PT Citra Aditya Bakti, 2003, hal 289- 290
79
1. Cognitive Needs (Kebutuhan Kognitif) Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan yaitu perubahan dalam pengetahuan dan pemahaman dari khalayak internal PT Pertamina EP setelah membaca Media Pertamina. 2. Affective Needs (Kebutuhan Afektif) Kebutuhan
yang
berkaitan
dengan
peneguhan
pengalaman-
pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional yaitu adanya perubahan terhadap emosi, sikap atau nilai dari pembaca. Pembaca Media Pertamina yang sebelumnya merasa enggan dan tidak mengerti jika
mendengar
mengenai
permasalahan
di
lapangan
setelah
membaca dapat lebih mengerti akan suatu permasalahan sehingga merasa terlibat dan sekedar ikut memberikan komentar. Selain itu pembaca dapat merasa bangga akan prestasi-prestasi yang diraih oleh PT Pertamina EP dan merasa lebih mengerti akan program-program sistem baru yang diresmikan untuk kelangsungan pekerjaan seharihari. 3. Personel Integrative Needs (Kebutuhan Pribadi Secara Integratif) Kebutuhan
yang
berkaitan
dengan
peneguhan
kredibilitas,
kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal-hal tersebut diperoleh dari hasrat akan harga diri yaitu informasi yang menampilkan akan posisi jabatan yang baru dilantik oleh manajemen tentu akan
80
membuat seseorang yang menduduki posisi tersebut menjadi lebih memiliki kredibiltas tinggi dibandingkan dengan karyawan lainnya. 4. Social Integrative Needs (Kebutuhan Social Secara Integratif) Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi atau berhubungan. 5. Escapist Needs (Kebutuhan Pelepasan) Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman yaitu informasi yang menampilkan suatu rubrik ringan yang dapat mengurangi ketegangan seperti anekdot ataupun cerita lucu. Dari penelitian yang telah dilakukan di atas maka dapat diketahui bahwa dari rubrik-rubrik yang ada pada bulletin Media Pertamina sudah cukup efektif tetapi dari segi kebutuhan informasi yang dibutuhkan karyawan masih kurang memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak.
81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan selama ± 6 (enam) bulan di PT Pertamina EP, penulis mencatat beberapa halhal penting dalam penelitian ini, dimana tingkat efektivitas untuk bulletin Media Pertamina terbagi menjadi: 1. Berdasarkan ketertarikan responden terhadap Media Pertamina maka diketahui bahwa responden yang tertarik terhadap bulletin Media Pertamina sebanyak 87% hal ini juga diperlihatkan dari tingkat pengetahuan dari responden akan rubrik yang terdapat pada Media Pertamina yaitu sebanyak 87%. 2. Berdasarkan Unsur Informasi yang disajikan pada Media Pertamina maka diketahui bahwa sebanyak 62% dan 74% responden menganggap rubrik ”Pojok Manajemen” dan rubrik ”Suara Pembaca” cenderung efektif dalam menyampaikan informasi
mengenai
perusahaan.
Dan
51%
responden
menganggap rubrik ”Seremonia” cukup efektif menginformasikan aktivitas sosial perusahaan. 3. Berdasarkan Unsur Teknologi dan Edukasi yang disajikan pada Media Pertamina maka sebanyak 64% responden menilai unsur edukasi cenderung efektif dalam penyampaian informasinya. Akan tetapi pada rubrik ”Transformasi” perlu ditambahkan unsur
82
teknologi dalam penyampaian informasinya, dan untuk unsur edukasi pada rubrik Kiprah anak perusahaan juga telah cenderung efektif dengan persentase sebesar 72%. 4. Berdasarkan unsur hiburan yang disajikan pada bulletin Media Pertamina maka diketahui sebanyak 54% responden menyatakan tidak efektif, dan rubrik ”Warung Kopi” sebagai rubrik hiburan pada Media Pertamina dinilai oleh 87% responden relatif belum efektif untuk melepas ketegangan. 5. Berdasarkan analisa statistik yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa Media Pertamina cenderung telah efektif dengan nilai ratarata yang diperoleh adalah 6.7 dari 10 yang merupakan nilai maksimum efektivitas yang penulis tentukan. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan selama ± 6 (enam) bulan di PT Pertamina EP, penulis mencatat beberapa hal penting dalam penelitian ini, dimana tingkat kebutuhan akan informasi pada bulletin Media Pertamina terbagi menjadi: 1. Tingkat
Kebutuhan
Kognitif,
sebanyak
61%
responden
menyatakan bahwa kebutuhan kognitif relatif telah dipenuhi. 2. Tingkat Kebutuhan Afektif, sebanyak 76% responden menyatakan relatif telah dipenuhi. 3. Tingkat Kebutuhan Pribadi Secara Integratif, sebanyak 92% responden menyatakan cukup memenuhi.
83
4. Tingkat Kebutuhan Sosial, sebanyak 56% mengatakan relatif belum memenuhi. 5. Tingkat Kebutuhan Pelepasan, sebanyak 79% menyatakan relatif belum memenuhi. 5.2. Saran Dari pembahasan yang telah dilakukan dan kesimpulan yang telah diambil, maka kiranya penulis dapat memberikan saran-saran yang mungkin bermanfaat bagi perusahaan dan peneliti selanjutnya. Adapun saran – saran penulis sebagai berikut: 1. Menambah unsur informasi yang mengandung unsur teknologi ke dalam rubrik-rubrik di bulletin Media Pertamina. 2. Menambah unsur hiburan yang dapat memenuhi kebutuhan pelepasan (kebutuhan akan upaya menghindarkan tekanan dan ketegangan). 3. Menambah rubrik
yang dapat membuat pembaca saling
berinteraksi sehingga dapat menjembatani antara manajemen dan pekerja seperti rubrik kritik dan saran serta mengadakan quiz atau sayembara. 4. Pengemasan dan gaya bahasa yang lebih menarik. 5. Memperbaiki seluruh atribut tanggapan yang dianggap kurang efektif dari para responden berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Anggoro M. Linggar, Teori & Profesi Kehumasan serta Aplikasinya di Indonesia, Arifin Anwar, Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas, Rajawali Pers, 1998 Cangara Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2007, Center dan Cutlip, Effective Public Relations, PT Gramedia, Jakarta, 1998 Dodi M. Gozali. Communication Measurement. Bandung: PT. Simbiosa Rekatama Media. 2005 Effendy Uchjana Onong, Human Relations dan Public Relations Dalam Manajemen, Bandung, CV Mandar Maju ..................................., Dimensi-Dimensi Komunikasi, Alumni Bandung 1993 ………………………, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997 Gorden William I., Communication: Personal and Public. Sherman Oaks, CA: Alfred, 1978 Greener Tony, Kiat Sukses PR dan Pembentukan Citranya, Jakarta, PT Bumi Aksara, 1993 H. Ari Soemarno, Drektur Utama PT Pertamina (Persero) Pidato Sambutan Perayaan Ulang Tahun Emas Pertamina, Jakarta, 12 Desember 2007 Hardjana Andre. Audit Komunikasi , Teori dan Praktek, Jakarta: PT Grasindo, 2000 Jeffkins Frank, Public Relations, Second Edition Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat Edisi XI, PT Gramedia, Jakarta, 1990 M Hammer and Stanton, S.A. (1995) The Reengineering Revolution: A Handbook (1st edition)
Malra Treece, Successful Communication, Sixth Edition, Allyn and Bacon, Boston, 1994. Ninik Sri Rejeki, Anita Herawani, Dasar-Dasar Komunikasi Untuk Penyuluhan, Yogyakarta, Uniersitas Atmajaya, 1999 Pace Wayne R dan Faules Don F., editor: Dedy Muyana, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja: Perusahaan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung Pearson Judy C dan Paul E. Nelson. Understanding and Sharing: An Introduction to Speech Communication. Dubuqe, Iowa: Wim.C.Brown, 1979 Rachmat Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi, PT Remajau Rosdakarya, Bandung, 1997 Ruslan Rosady, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, 1998 Setiawan Bambang, Metode Penelitian Komunikasi I, Jakarta, Universitas Terbuka, 1995 Siregar Ashadi dan Pasaribu Rondang, Bagaimana Mengelola Media Komunikasi Organisasi. Cetakan kelima. Yogyakarta: Kanisius. Pasaribu Soemirat Soleh Rosdikarya
Dan
Ardianto
Elvinaro,
Dasar-Dasar
Public
Relations,
Sr. Maria Assumpta Purwanti, Dasar-dasar PR Teori & Praktek Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung, 1999 Susanto S. Astrid, Filsafat Komunikasi, Bandung, Bina Cipta, 1976 Wiloto Christovita, The Power of Public Relations, Power PR Global Publishing, 2006 Yusup M. Pawit, Pedoman Praktis Mencari Informasi, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 1995 Sumber lain: www.pertamina.com
Lamp. 2 (Lembar Pertanyaan)
JUDUL PENELITIAN EFEKTIFITAS BULLETIN “MEDIA PERTAMINA” DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI KARYAWAN (Studi Kasus PT PERTAMINA EP Jakarta) DAFTAR PERTANYAAN Mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara sekalian untuk mengisi form pertanyaan berikut : Petunjuk Pengisian: 1. Mohon Bapak/Ibu/Saudara untuk membaca dan mengisi setiap pertanyaan yang diajukan dengan cermat. 2. Pilihlah jawaban dengan memberi tanda check list (√) pada kotak yang tersedia. 3. Mohon Bapak/Ibu/Saudara mengisi seluruh pertanyaan dengan sebenarnya dan sesuai petunjuk yang telah diberikan.
I.
IDENTITAS RESPONDEN 1. Jenis Kelamin: Laki-laki
Perempuan
2. Usia: 19 – 25 tahun
26 – 30 tahun
31 – 40 tahun
> 41 tahun
3. Status: Menikah
Belum Menikah
4. Pendidikan terakhir SMU Sarjana
Diploma S2
5. Direktorat: Operasi Keuangan
Pengembangan Usaha Jasa Penunjang
II. EFEKTIVITAS BULLETIN ”MEDIA PERTAMINA”
1. Apakah anda tertarik untuk membaca bulletin ”Media Pertamina”? Ya Tidak 2. Apakah anda mengetahui rubrik apa saja yang terdapat di bulletin ”Media Pertamina”? Ya Tidak 3. Apakah rubrik dari Suara Pekerja dapat mewakili aspirasi karyawan PT Pertamina EP? Ya Tidak 4. Apakah informasi yang ada pada rubrik Pojok Manajemen dapat memberikan pemahaman dan persepsi positif terhadap PT Pertamina EP? Ya Tidak 5. Apakah informasi yang ditampilkan pada rubrik ”Seremonia” dapat memberikan pemahaman akan aktivitas perusahaan? Ya Tidak 6. Apakah bulletin ”Media Pertamina” memiliki unsur informasi yang berhubungan dengan edukasi? Ya Tidak 7. Apakah pada rubrik Transformasi cukup banyak mengulas tentang informasi teknologi yang akan diaplikasikan perusahaan? Ya Tidak 8. Apakah kisah sukses yang terdapat dalam rubrik Kiprah Anak Perusahaan dapat menjadi motivasi bagi pekerja PT Pertamina EP? Ya Tidak 9. Apakah terdapat rubrik yang mengandung unsur hiburan pada bulletin ”Media Pertamina”? Ya Tidak 10. Dari Rubrik Warung Kopi yang terdapat pada bulletin ”Media Pertamina”, apakah dapat memberikan hiburan sekaligus menginformasikan pesan manajemen terhadap karyawan PT Pertamina EP? Ya Tidak
III. KEBUTUHAN AKAN INFORMASI 1. Apakah ”Media Pertamina” dapat memenuhi kebutuhan anda pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan perusahaan? Ya Tidak
tentang
2. Apakah dengan membaca ”Media Pertamina” anda merasa puas akan informasi yang diberikan? Ya Tidak 3. Apakah “Media Pertamina” memiliki rubrik yang menampilkan informasi pejabat terkait di perusahaan? Ya Tidak 4. Apakah dengan “Media Pertamina” hasrat untuk berafiliasi (bersosialisasi) anda dapat tercapai? Ya Tidak 5. Apakah unsur hiburan yang ditampilkan pada “Media Pertamina” dapat melepaskan tekanan atau ketegangan anda? Ya Tidak